Konsep pendidikan anak usia 6-12 tahun menurut Abdullah Nashih Ulwan dan implementasinya di SD Negeri Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo.

(1)

KONSEP PENDIDIKAN ANAK USIA 6-12 TAHUN MENURUT ABDULLAH NASHIH ULWAN DAN IMPLEMENTASINYA DI SD NEGERI

KANDANGAN KECAMATAN KREMBUNG KABUPATEN SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh:

UMI NUR MA’RUFAH NIM. D91212179

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 2017


(2)

KONSEP PENDIDIKAN ANAK USIA 6-12 MENURUT ABDULLAH NASHIH ULWAN DAN IMPLEMENTASINYA DI SD NEGERI KANDANGAN KECAMATAN KREMBUNG KABUPATEN SIDOARJO

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam menyelesaikan program sarjana Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh:

UMI NUR MA’RUFAH NIM. D91212179

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

vii

ABSTRAK

Umi Nur Ma’Rufah (D91212179), Konsep Pendidikan Anak Usia 6-12 Tahun

Menurut Abdullah Nashih Ulwan dan Implementasinya di SD Negeri Kandangan.

Kata Kunci : Konsep, Pendidikan, Anak

Pembimbing : Prof. Dr. H. Ali Mas’ud, M. Ag, M. Pd. I

Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah. Untuk memelihara fitrah tersebut, manusia harus mengetahui nilai baik dan buruknya sesuatu yang didapatkan melalui pendidikan. Pendidikan merupakan sebuah proses pembelajaran atau pendewasaan anak sehingga otak dan pemikirannya berkembang. Untuk itu, pendidikan menjadi kebutuhan primer bagi manusia. Namun dewasa ini, walaupun sebagian besar anak- anak mengenyam pendidikan baik di sekolah maupun di masyarakat, seringkali kejadian- kejadian buruk tetap terjadi seperti tawuran, narkoba, perzinaan dan sebagainya. Itu terjadi dikarenakan nilai moral yang rendah dan pemahaman agama yang dangkal. Oleh karena itu pendidikan agama juga dinilai sangat penting untuk menjadikan akhlak seseorang menjadi lebih baik. Karena agama adalah sebuah pedoman dalam perjalanan hidup di dunia. Akan tetapi untuk menerapkan nilai- nilai pendidikan agama tersebut memerlukan konsep dan cara tepat agar dapat terserap degan baik.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana konsep pendidikan anak menurut Abdullah Nashih Ulwan? Kemudian bagaimana implementasinya di SD Negeri Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo? Abdullah Nashih Ulwan membuat konsep pendidikan anak berdasarkan materi dan metode. Materi yang perlu diajarkan di antaranya: pendidikan iman, moral, fisik, rasio, sosial, kejiwaan dan seksual. Kemudian metode pendidikan yang diterapkan di antaranya adalah pendidikan dengan keteladanan dan kebiasaan. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library research) yaitu mengumpulkan data yang terdapat dalam buku- buku di perpustakaan dan wawancara. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dan dalam penyajian datanya menggunakan metode deskriptif. Implementasi konsep pendidikan anak usia 6-12 tahun tidak dapat dilakuka secara instan, melainkan perlu proses yang berkesinambungan, terus- menerus, sabar dan telaten. Selain itu juga dibutuhkan adanya metode dan materi yang efektif serta efisien. Dalam upaya mengimplementasikan konsep pendidikan anak usia dasar di SDN Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo sudah sesuai dengan pendapat Abdullah Nashih Ulwan dalam bukunya “Tarbiyatul Aulad fil al-islam”.


(8)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... v

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah ... 1

B. Rumusan masalah ... 9

C. Tujuan penelitian ... 9

D. Kegunaan penelitian ... 10

E. Penelitian terdahulu ... 11


(9)

xi

BAB II: Kajian Teori

A. Biografi Abdullah Nashih Ulwan ... 17

1. Biografi singkat Abdullah Nashih Ulwan ... 17

2. Karya- karya Abdullah Nashih Ulwan ... 18

BAB III: Metode Penelitian A. Pendekatan dan jenis penelitian ... 20

B. Kehadiran Peneliti ... 23

C. Lokasi Peneliti ... 24

D. Sumber Data ... 25

E. Teknik Pengumpulan Data ... 27

F. Teknik Analisis Data ... 30

G. Pengecekan Keabsahan Data ... 32

H. Tahap- Tahap Penelitian ... 34

BAB IV: Paparan Data dan Analisis Penelitian A. Paparan Data 1. Profil SDN Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo a. Letak dan Luas Bangunan ... 39

b. Visi, Misi dan Tujuan ... .. 40

c. Struktur Organisasi Komite Sekolah ... 41

d. Keadaan Warga sekolah ... 41

e. Sarana dan Prasarana... .. 44

2. Konsep Pendidikan Anak Usia 6-12 Tahun Menurut Abdullah Nashih Ulwan a. Pendidikan anak menurut Abdullah Nashih Ulwan ... 45


(10)

xii

1)Pengertian pendidikan ... 45 2)Pengertian anak ... 51 3)Pengertian pendidikan anak ... 52

3. Implementasi Konsep Pendidikan Anak Usia 6-12 Tahun

Menurut Abdullah Nashih Ulwan di SDN Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo ... 67 B. Analisis Penelitian

1. Analisis Terhadap Konsep Pendidikan Anak Usia 6-12 Tahun Menurut Abdullah Nashih Ulwan

a. Tujuan Pendidikan Anak Menurut Abdullah Nashih Ulwan... 71 b. Materi Pendidikan Anak Menurut Abdullah Nashih

Ulwan... 79 c. Metode Pendidikan Anak Menurut Abdullah Nashih

Ulwan... 96

2. Analisis Terhadap Implementasi Konnsep Pendidikan Anak Usia 6-12 Tahun Menurut Abdullah Nashih Ulwan di SD Negeri Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo ... 106


(11)

xiii

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan ... 109 B. Saran ... 110

DAFTAR PUSTAKA

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN RIWAYAT HIDUP


(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.1Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan bagi setiap individu.Pendidikan berperan dalam membentuk karakter, jati diri, akhlak mulia, keterampilan, serta kemampuan berpikir (kecerdasan) bagi individu.

Pendidikan merupakan usaha pengembangan kualitas diri manusia dalam segala aspeknya.Pendidikan sebagai aktifitas yang disengaja untuk mencapai tujuan tertentu dan melibatkan berbagai faktor yang saling berkaitan antara satu dan lainnya sehingga membentuk satu sistem yang saling mempengaruhi.2Pendidikan meliputi perbuatan atau usaha generasi tua untuk mengalihkan (melimpahkan) pengetahuannya, pengalamannya, kecakapan seta keterampilannyakepada generasi muda, sebagai usaha untuk

1

Undang- undang sistem pendidikan Nasional, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 3 2


(13)

2

menyiapkan mereka agar dapat memenuhi fungsi hidupnya, baik jasmaniah maupun rohaniah.3

Ditelusuri dari segi bahasa, kata pendidikan, sebagai kata benda, menurut W.J.S Poerwadarminta dalam Anas Salahudin, berarti proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.4 Sementara itu, di dalam bahasa Arab kata ini mencakup beberapa pengertian,

antara lain “tarbiyah, tahzīb, ta’līm, ta’dīb, siyasat, mawa’izh, „ada ta’awwud, dan tadrib”. Istilah tarbiyah, tahzīb, dan ta’dīb sering dikonotasikan sebagai pendidikan.Ta’līm diartikan pengajaran, siyasat diartikan siasat, pemerintahan, politik, atau pengaturan. Muwa’izh diartikan pengajaran.„Ada ta’awwud diartikan pembiasaan, dan tadrib diartikan pelatihan.5

Secara istilah, tarbiyah, ta’dīb, dan ta’līm memiliki perbedaan dari segi penekanan.Kata ta’dīb, lebih menekankan pada penguasaan ilmu yang benar dalam diri seseorang agar menghasilkan kemantapan amal dan tingkah laku yang baik.Kata at-tarbiyah difokuskan pada bimbingan anak supaya berdaya dan tumbuh kelengkapan dasarnya serta dapat berkembang secara sempurna.Kata ta’līm, titik tekannya pada penyampaian ilmu pengetahuan

3

Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 84-85 4

Anas Salahudin, Filsafat Pendidikan, ibid, h. 18 5

Dindin Jamaludin, Paradigma Pendidikan Anak dalam Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 38


(14)

3

yang benar, pemahaman, pengertian, tanggung jawab, dan pemahaman amanah kapada anak.Apabila ditilik dari segi unsur kandungannya, terdapat keterkaitan yang saling mengikat satu sama lain, yakni dalam hal memelihara dan mendidik anak.6

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat berarti bagi kehidupan anak, karena dengan pendidikan anak dalam kiprahnya di dunia ini dapat berbuat banyak. Melalui pendidikan pula anak berhasil memecahkan segala persoalanyang dihadapi, ia akan memperoleh pengalaman dan pengetahuan baru yang bermanfaat dalam perjalanan hidupnya.7Hal ini berarti melalui pendidikan lah seorang anak dapat mengenal berbagai hal. Baik pengetahuan itu ia dapat dari gurunya, lingkungan sekolah, masyarakat, maupun orang tuanya. Anak, menurut agama Islam dilahirkan dalam keadaan fithrah atau suci seperti sebuah kertas kosong, kemudian orang tua dan lingkungannya lah yang memberi warna pada kertas putih itu.Sebagaimana sabda Nabi Saw.

اَم

اور( ِِناَسِّجََُُو ِِنَرِّصَُ يَو ِِناَدِّوَهُ ي ُاَوَ بَاَف ةَرْطِفْلا ىَلَع ُدَلْوُ ي اَِا ٍدْوُلْوَم ْنِم

)ةرير يا نع ملسما

8

Setiap anak yang dilahirkan mempunyai fithrah ilahiah, yaitu kekuatan untuk mendekati Tuhan dan cenderung berperilaku baik.Ibarat bangunan, fithrah adalah fondasi sehingga bangunan (manusia) yang berdiri

6

Ibid., h. 39 7

Ibid., h. 33 8

Al- Imam Abul Husain Muslim an- Naisaburi, Shahih Muslim Juz 2, (Beirut: Dar al- Fikr, 1993), h. 556


(15)

4

di atasnya mestinya adalah bangunan kebaikan.9Dalam hadits di atas dijelaskan bahwa anak terlahir suci bak kertas putih, yang kemudian orang tuanya lah yang mewarnainya. Secara tersirat dapat dikatakan bahwa proses pewarnaan kertas itulah yang kita namakanproses pendidikan pada anak, yaitu proses dimana kita menanamkan kebiasaan, kemampuan, dan keterampilan serta kepribadian yang baik bagi anak. Baik itu oleh orang tua, lingkungan, maupun guru.

Hadits di atas juga mengungkapkan tentang keharusan orang tua memberikan pendidikan yang baik untuk anaknya.Bagi seorang anak, orang tua adalah pendidik pertama dan lingkungan keluarga adalah lingkungan pendidikan pertama baginya.Selain itu orang tua jugalah yang bertanggung jawab untuk mendidik anak dan atas pendidikan anak.Dalam hal ini orang tua harus memberikan pendidikan yang layak bagi anak dan menjamin anak dididik oleh guru, orang tua kedua bagi anak, yang baik dan berkualitas.Anak dalam bahasa Arab disebut sebagai al-thaff yang berarti lunak ataulembut.Itulah sebabnya, anak dianggap sebagai sesuatu yang sangat rentan(frangile), yakni gampang pecah atau patah kalau berbenturan dengan suatubendakeras.10Anak adalah anugerah Allah yang merupakan amanat. Dia adalah anggotakeluarga yang menjadi tanggung jawab orang tua sejak dia

9

Munif Chatib, Orangtuanya Manusia, (Bandung: Kaifa, 2013), h. 4 10

Maria Ulfah Anshor dan Abdullah Ghalih, Parenting With Love: Panduan Islami Mendidik Anak Penuh Cinta dan Kasih Sayang, (Bandung: Mizania, 2010),h. 52


(16)

5

dalam kandungansampai dalam batas usia tertentu, sebagaimana anak juga merupakan salah satuanggota masyarakat yang wajib mendapat pelayanan perlindungan.11

Adapun dari sudut pandang psikologi perkembangan, anak dibagi menjadidua periode,yaitu masa anak kecil dan masa anak sekolah. Masa anak kecilberusia 2,0 tahun sampai kurang lebih usia 6,0 tahun dan pada periode masa anaksekolah berlangsung sejak usia 6,0 tahun sampai 12 tahun.12Sedangkan masaremaja bukan dikategorikan masa anak-anak karena pada kedua masa ini anaksudah mengalami perubahan baik fisik maupun psikis.Masa remaja jugakebanyakan orang menyebutnya sebagai masa pubertas.Jelas berbeda sekalidengan masa anak kecil dan anak sekolah.Dewasa ini banyak sekali problem-problem dalam pendidikan yang terjadipada kehidupan anak yang mengalami krisis identitas diri dan kemerosotan moral.Ini terlihat dari makin maraknya anak-anak pengguna narkoba, pergaulan bebas,tindakan kekerasan yang dilakukakan anak-anak seperti kasus bullying terhadapsesama teman di Sekolah Dasar maupun di Madrasah Ibtidaiyah.

KomisiPerlindungan Anak Indonesia (KPAI) menemukan fakta bahwa anak menjadipelaku kekerasan mengalami kenaikan. Pada tahun 2014

11

M. Quraish Shihab, Secerah Cahaya Ilahi: Hidup Bersama al- Qur’an, (Bandung: Mizan, 2013), cet. Ke-1, h. 100

12

Mubin dan Ani Cahyadi, Psikologi Perkembangan (Ciputat: Quantum Teaching, 2006), h. 39-40


(17)

6

tercatat 67 kasus anakyang menjadi pelaku kekerasan. Sementara pada 2015, menjadi 79 kasus. Selainitu, anak sebagai pelaku tawuran mengalami kenaikan dari 46 kasus di tahun 2014menjadi 103 kasus pada 2015.13Banyaknya kasus-kasus kemerosotan moral anak-anak ini menimbulkantanda tanya besar dalam benak kita, mengapa anak-anak sekarang seperti itu,sejauh mana pendidikan berperan membentuk kepribadian anak, apa yang salahdengan pendidikan terhadap anak, serta banyak lagi pertanyaan lainnya. Hal-haltersebutmemunculkan anggapan bahwa ada yang salah dengan pendidikanterhadap anak, baik itu di keluarga, di sekolah maupun di lingkungan anak ituberada.Kemudian yang menjadi pertanyaan yang paling penting adalahbagaimana seharusnya mendidik anak.Disini dapat dilihat bahwa begitu pentingnya pendidikan bagi anak-anak,dan jelas pula bahwaanak-anak harus mendapatkan pendidikan yang layak.Pendidikan anak adalah bimbingan yang diberikan dengan sengaja oleh orangdewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agarberguna bagi diri sendiri dan masyarakat. Dengan demikian, pendidikan terhadapanak dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan

13

Ipak Ayu H Nurcaya, Catatan Akhir Tahun KPAI: Anak Sebagai Pelaku Kejahatan Meningkat,

http://m.bisnis.com/lifestyle/read/2016012/236/506440/catatan-akhir-tahun-kpai-anak-sebagai-pelaku kejahatan-meningkat, diunduh hari kamis, tanggal 12 Mei 2016, pada jam 22. 23 Wib


(18)

7

pokok sebagaipembentukan manusia yang menjadi insan yang sempurna

(insan kamil) ataumemiliki kepribadian yang utama.14

Hampir semua unsur yang berkaitan dengan pendidikan anak disinggungsecara implisit atau eksplisit oleh Alquran.Alquran sendiri memberikankedudukan yang amat penting dalam kehidupan anak, yaitu memberikan petunjukuntuk melindungi dan mendidik anak melalui orang tua dan pendidik seperti yangdilakukan oleh Lukman Al-Hakim. Oleh karena itu, seyogyanya pendidikanmenyentuh seluruh aspek yang bersinggungan langsung dengan kebutuhanperkembangan individu anak-anak, baik dari ilmu agama maupun ilmu umumagar mereka dapat hidup dan berkembang sesuai

dengan ajaran agama Islam yangSu’dan mengungkapkan pendidikan anak di

dalam Islam dalam tigaklasifikasi, yaitu pendidikan anak-anak dibawah usia satu tahun, pendidikan anakanakdi bawah usia lima tahun atau balita dan pendidikan anak sekolah.15Makna pendidikan tidaklah semata-mata menyekolahkan anak ke sekolahuntuk menimba ilmu dan pengetahuan namun lebih luas dari itu. Seorang anakakan tumbuh berkembang dengan baik manakala ia memeroleh pendidikan yangparipurna (komprehensif) agar ia kelas menjadi manusia yang berguna bagimasyarakat, bangsa, negara dan agama. Anak yang demikian ini adalah anak yangsehat dalam arti luas, yaitu

14

Dindin Jamaludin, Paradigma Pendidikan Anak Dalam Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), cet. Ke-1, h. 40

15 Loc, cit


(19)

8

sehat fisik, mental emosional, mental intelektual,mental sosial, dan mental spiritual.Pendidikan itu sendiri sudah harus dilakukansedini mungkin di rumah sampai di luar rumah, formal di institusi pendidikan dannon formal di masyarakat.16Berdasarkan masalah dan beberapa konsep mengenai pendidikan dapatdiartikan bahwa proses pengajaran yang dilakukan orang dewasa secara sadar,dalam membimbing anak didik menuju kebaikan dan kesiapan yang matang untukmenghadapi kedewasaan. Untuk itu, manusia dituntut menciptakan konseppengajaran yang baik, sehingga dapat menciptakan kebahagiaan dan kesenangananak pada usianya.Allah swt.berfirman dalam QS. al Maidah ayat 35 yangberbunyi sebagai berikut:

ْ باَو َاّا اوُقا تا اوَُمآ َنيِذالا اَهّ يَأ ََ

ْمُكالَعَل ِِليِبَس ِِ اوُدِاَجَو َةَليِسَوْلا ِْيَلِإ اوُغَ ت

َنوُحِلْفُ ت

Implikasi dari ayat tersebut dalam pendidikan anak adalah pelaksanaanpengajaran dibutuhkan adanya konsep yang tepat, guna menghantarkantercapainya tujuan yang dicita-citakan.Hal yang perlu diingat dari sisi anakadalah pendidikan bukan sekedar mempersiapkan anak untuk bisa berhitung,membaca dan menulis. Tetapi fungsi pendidikan anak sejak dini sebenarnyaadalah membantu mengembangkan semua potensi anak dan meletakkan dasar kearah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan,

16Su’dan,

al-Qur’an dan panduan Kesehatan Masyarakat, (Yogyakarta: Dana Bhakti Primayasa, 1997), h. 294


(20)

9

dan daya cipta, rasa sertakarsa agar dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungannya dan untukpertumbuhan serta perkembangan

selanjutnya.Dengan katalain tidak ada hambatan yang lebih besar dalam membangun bangsa melebihi kegagalan dalam pendidikan anak. Berdasarkan dari uraian di atas, peneliti kemudian bermaksud untuk melakukan penelitian guna mengetahui lebih jauh lagi tentang konsep pendidikan anak menurutZakiyah Dradjat yang kemudian akan dilakukan studi komperatif mengenai konsep pendidikan menurut Abdullah Nashih Ulwan. Dengan itu, dalam penelitian ini memberi judul“ Konsep Pendidikan Anak Menurut

Abdullah Nashih Ulwan dan Implementasinya di SD Negeri Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo”

B. Rumusan Masalah

Dari kerangka penelitian latar belakang masalah di atas dapat dirinci sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep pendidikan anak menurut Abdullah Nashih Ulwan ? 2. Bagaimana implementasinya konsep pendidikan anak di SD Negeri

Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan peniliti ini adalah:

1. Ingin mengetahui konsep pendidikan anak menurut Abdullah Nashih Ulwan


(21)

10

2. Ingin mengetahui implementasi pendidikan anak di SD Negeri Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo

D. Kegunaann Penelitian

Adapun kegunaan penelitian dari skripsi ini diharapkan dapat memberi manfaat, antara lain:

1. Manfaat teoritis

a. Adapun hasil penelitian ini diharapkan untuk mengembangkan teori pendidikan anak yang bersumber dari pendapat Abdullah Nashih Ulwan dan implementasinya di SD Negeri Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo.

b. Hasil penelitian ini diharapkan untuk mengetahui konsep pendidikan anak.

c. Penelitian ini sebagai evaluasi diri agar menjadi anak yang lebih baik akhlaknya.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini data digunakan sebagai informasi dan tambahan pengetahuan mengenai pendidikan anak yang kemudian bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Bagi peneliti yaitu sebagai salah satu syarat kelulusan dalam menyelesaikan program sarjana di jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.


(22)

11

c. Adapun penelitian ini dapat dijadikan bahan literatur atau referensi baru untuk memberi wawasan tambahan bagi peneliti selanjutnya.

E. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian terdahulu kali ini penulis akan mendeskripsikan beberapa karya skripsi sebelumnya yang ada kaitannya tentang konsep mendidik anak, di antaranya:

1. Skripsi, Konsep Pendidikan Agama Anak dalam Keluarga menurut M.

Quraish Shihab, oleh Firman, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN

Antasari Banjarmasin, Jurusan Pendidikan Agama Islam, 2014. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Quran adalah kitab pendidikan. Dengan Quran sebagai kitab pendidikan, orang tua mendapat tuntunan dari Al-Quran dalam mendidik anak sehingga anak mempunyai kemampuan untuk mengembangkan potensi diri, bermanfaat untuk agama, keluarga, orang lain, dan masyarakat. Kemudian membangun anak yang berakhlakul karimah, berkepribadian Islam sesuai dengan Al-Quran dan Hadits dengan mempertebal iman dan takwa. Orang tua merupakan kunci utama pendidikan anak dalam keluarga. Perlindungan terhadap anak dalam sisi agama menuntut adanya pendidikan agama bagi anak di rumah dan di lembaga pendidikan dimana dia belajar.

2. Skripsi, Konsep Pendidikan Anak menurut Persfektif M. Quraish Shihab, oleh Raudhatul Jannah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Antasari Banjarmasin, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 2013.


(23)

12

Penelitian ini menyimpulkan bahwa kitab pendidikan mengacu pada Al-Quran. Nilai-nilaipendidikan yang menjadi acuan bagi semua pendidik adalah pendidikan aqidah, ibadah, dan akhlak kepada anak. Orangtua dan masyarakat harus membiasakan diri juga dalam kebajikan dan menjauhi segala perbuatan buruk. Karena sikap mereka akan menjadi pembentuk sikap, perilaku, dan kepribadian anak di masa depan.

3. Skripsi, Pendekatan Pendidikan Anak dalam Novel Hafalan Shalat Delisa

Karya Tere Liye, oleh Muhammad Hakim, Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan, Jurusan PAI, 2013. Hasil penelitian ini menyebutkan ada lima pendekatan dalam mendidik anak. Pendekatan pertama, mendidik anak dengan keteladanan, yaitu orang tua harus lemah lembut dan berbudi luhur, bisa menahan diri dari amarah, sabar, dan memiliki hati yang penuh kasih sayang. Kedua, mendidik anak dengan pembiasaan yang baik. Ketiga, mendidik anak dengan mengajarkan ilmu pengetahuan dan dialog dengan berbagai persoalan. Keempat, mendidik anak dengan memberikan perhatian dan pengawasan. Kelima, mendidik anak dengan memberikan hukuman yang sifatnya mendidik, dan memberikan ganjaran berupa motivasi, senyuman, atau hadiah.

4. Skripsi, Studi Komparasi Pemikiran Abdullah Nashih Ulwan dan Zakiah

Darajat Terhadap Pendidikan Agama Islam pada Anak, oleh Rendi


(24)

13

Syarif Hidayatullah, 2013. Penelitian ini membahas pendidikan agama Islam pada anak menurut Abdullah Nashih Ulwan dan Zakiah Darajat, kemudian membandingkan keduanya dan menghasilkan perbedaan dan persamaan keduanya.

5. Siti Zulaikha mahasiswi jurusan Pendidikan Guru Madrasah IbtidaiyahFakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Antasari Banjarmasin, yangberjudul Konsep Pendidikan Anak Menurut Al-Ghazali dalam KitabAyyuha Al-Walad. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa konseppendidikan anak menurut Al-Ghazali dalam kitab Ayyuha al-Waladadalah sebuah usaha dalam melakukan pendidikan, makna pendidikan diibaratkan menyerupai pekerjaan seorang petani yang senantiasamembuang duri dan mencabut rumput-rumput yang tumbuh dicelahcelahdiantara tanamannya, maka dengan itu tanamannya akan hidupsegar dan akan menghasilkan hasil yang sempurna. Sedangkan metodemendidik anak menurut Al-Ghazali adalah lebih menitikberatkan denganpemberian nasehat akan tetapi hendaknya jika seseorang yang sukamemberikan nasehat kepada orang lain hendaklah orang itu jugamengamalkan isi nasehat tersebut. Ajaran-ajaran Al-Ghazali lebihcenderung kepada prinsip ajaran sufi (penyucian jiwa) sebab hal ini akanmendekatkan manusia kepada Tuhannya. Namun perbedaan denganpenelitian tersebut, penulis lebih memilih Zakiah Daradjat


(25)

14

danpemikirannya mengenai pendidikan anak dengan fokus pendidikan anakdi sekolah yang berbeda jauh dengan penelitian tersebut yang berfokuspada pendidikan anak di keluarga yang menggali pemikiran Al-Ghazali.

F. Definisi Operasional

Untuk memahami pengertian dalam penulisan skripsi ini, maka penulis memberikan beberapa istilah yang terkandung dalam judul skripsi ini. Adapun judul skripsi adalah Konsep Pendidikan Anak Menurut Abdullah Nashih Ulwan dan Implementasinya di SD Negeri Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo

1. Konsep

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konsep berarti rancangan, ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret, atau gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan akal budi untuk memahami hal-hal lain.17 Konsep juga dapat berarti ide umum, pengertian, ataupun pemikiran.18 Adapun Konsep yang penulis maksudkan disini adalah ide/gagasan, pengertian,

17

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), h. 520.

18

Tim Pustaka Agung Harapan, Kamus Ilmiah Populer Pegangan untuk Pelajar dan Umum, (Surabaya: Pustaka Agung Harapan, t.t), h. 322.


(26)

15

gambaran secara umum dan gambaran abstrak mengenai pendidikan anak, meliputi pengertian dan komponen pendidikan anak.

2. Pendidikan

Pendidikanjuga berarti usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untukmemotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untukmengembangkan segala potensinya sehingga ia mencapai kualitas diriyang lebih baik.19

3. Anak

Anak dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti keturunan yang kedua atau manusia yang masih kecil.20 Adapun anak yang penulis maksudkan disini ialah keturunan kedua, masih dalam masa pertumbuhan dan belum dewasa. Dalam memberikan batasan mengenai pengertian

“anak” ini penulis mengacu pada penjelasan mengenai pendidikan “anak”

dalam kitab karangan Nashih Ulwan ini. Dimana Nashih Ulwan menyebutkan pembahasan dalam kitabnya mencakup pendidikan anak hingga anak mencapai usia taklif,21 yakni pada usia 15 tahun dan selambat-lambatnya 17 tahun bagi perempuan dan 18 tahun bagi laki-laki.22 Sedangkan pengertian anak menurut Zakiyah Dradjat adalah Anak adalah

19

Hamdani dan Beni Ahmad Saebani, Op.Cit., h.2 20

Tim Pusat Bahasa Departeman Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 41.

21

Abdullah Nashih Ulwan, ...Pendidikan Anak dalam Islam 1, op. cit., h. xxiv.

22

Muhammad Fauzil Adhim, Mendidik Anak Menuju Taklif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), h. 17.


(27)

16

anak yang berada pada periode masa anak sekolahberlangsung sejak usia 6,0 tahun sampai 12 tahun. Rentang usia inidisebut masa sekolah karena sudah menamatkan Taman Kanak-Kanaksebagailembaga persiapan bersekolah sebenarnya. Rentang usia ini jugadisebut masa matang belajar karena anak sudah berusaha mencapaisesuatu tetapi perkembangan aktivitas bermain yang hanya bertujuanuntuk mendapatkan kesenangan pada waktu melakukan aktivitas itusendiri.

3. Abdullah Nashih Ulwan

Seorang tokoh muslim yang dilahirkan pada 1928, merupakan pemikir dan pemerhati pendidikan dan dakwah Islam. Beliau memperoleh gelar doktor dari Universitas Al-Sand Pakistan pada 1982.Beliau telah menulis beberapa karya baik itu yang berkisar pada masalah dakwah dan pendidikan maupun karya yang menyangkut kajian Islam.Tarbiyah al-Aulād fī al-Islām merupakan salah satu karya beliau dalam bidang dakwah dan pendidikan.23

23


(28)

17

BAB II KAJIAN TEORI

A. Biografi Abdullah Nashih Ulwan

1. Biografi singkat Abdullah Nashih Ulwan

Dr. Abdullah Nashih Ulwan adalah seorang ulama’, faqih, da’I dan

pendidik. Ia dilahirkan di Desa Qadhi’Askar di kota Halab, Suriah pada tahun 1347 H/1928 M, di sebuah keluarga yang taat beragama, yang sudah terkenal dengan ketakwaan dan keshalehannya. Nasabnya sampai kepada Al-Husasin bin Ali bin Abi Thalib.Ia menamatkan sekolah dasarnya di desanya. Setelah lulus sekolah dasar, ayahnya menyekolahkan ke sekolah Khusruwiyyah untuk belajar ilmu-ilmu syari’ah, pada tahun 1943 M. Ia belajar kepada guru-guru besar seperti, Syaikh Raghib Ath-Thabbakh, hmad Asy-Syama’ dan Ahmad „Izzuddin Al-Bayanuni. Di sana ia pun bertemu dengan Dr. Mushtafa As-Siba’i.

Ia mendapatkan ijazah sekolah menengah atas syari’ah pada tahun

1949 M. Lalu ia meneruskan studinya di Universitas Al-Azhar Asy-Syarif dan menyelesaikan S1-nya di Fakultas Ushuluddin pada tahun 1952 M. Kemudian pada tahun 1954 M, ia menyelesaikan S2-nya. Lalu kembali ke Halab dan bekerja sebagai pengajar materi Pendidikan Islam di sekolah menengah atas di sana. Lalu ia pergi ke Yordania dan tinggal di sana. Kemudian pergi ke Arab Saudi dan bekerja sebagai pengajar di Universitas


(29)

18

Al-Malik „Abdul Aziz. Di sanalah ia menyelesaikan S3-nya dan mendapatkan gelar Doktor dalam bidang fikih dan dakwah. Ia terus bekerja di sana sampai meniggal dunia pada hari sabtu, 5 Muharram 1398 H/ 29 Agustus 1987 M, di Jeddah. Jenazahnya dibawa ke Mekkah lalu dikuburkan di sana. Jenazahnya dishalatkan setelah shalat ashar.

2. Karya- Karya Abdullah Nashih Ulwan

a. Adab Al- Khitbah wa Az-Zifaf wa Huquq Az-Zaujain b. Ahkam Az-Zakah Ala Dhau’ Al-Madzahib Al-Arba’ah c. Akhalqiyah Ad-Da’iyah

d. Al-Ukhuwah Al-Islamiyah

e. Al-Islam Syari’ah Az-Zaman wa Al-Makan f. Al-Islam wa Al-Jins

g. Al-Islam wa Al-Hubb

h. Al-Islam wa Al-Qadhiyyah Al-Filisthiniyyah i. Af’al Al-Insan baina Al-Jabr wa Al-Ikhtiyar j. Ila Kulli Abin Ghayur

k. Ila Waratsati Al-Anbiya’ a Ad-Du’ah ilallah l. Baina Al-„Amal Al-Fardi wa Al-„Amal Al-Jama’i m.Tarbiyyah Al-Aulad fi Al-Islam

n. Ta’addud Az-Zaujat fi Al-Islam wa Hikmah Ta’addud Zaujat An-Nabi o. At-Takaful Al-Ijtima’I fi Al-Islam


(30)

19

p. „Aqabat Az-Zawaj wa Thuruq Mu’alajatiha q. „Aqabat fi Thariq Ad-Du’ah

r. Shalahuddin Al-Ayyubi Bathal Hithin wa Muharrir Al-Quds min Ash-Salabiyyin

s. Shifat Ad-Da’iyah An-Nafsiyyah

t. Syubuhat wa Rudud Haula Al-Aqidah Ar-Rabbaniyyah wa Ashl Al-Insan u. Silsilah Madrasah Ad-Du’ah Fushul min Fiqh Ad-Da’wah wa Ad

-Da’iyah

v. Daur Asy-Syabab fi Hamli Risalah Al-Islam w.Ruhaniyah Ad-Da’iyah

x. Ad-Da’wah Al-Islamiyyah wa Al-Inqadz Al-Alami y. Hina Yajidu Al-Mu’min Halawah Al-Iman


(31)

20

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atau jawaban atas masalah yang sedang diteliti.

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan dua metode yaitu: pertama, menggunakan "Library Research" yang mana metode dalam penelitian ini nantinya menggunakan teori-teori yang diambil dari buku literatur yang mendukung dan relevan dengan judul skripsi ini. Kedua, peneliti menggunakan penelitian lapangan yang sesuai dengan obyek yang peneliti pilih. Dalam bab ini memuat tentang pendekatan dan jenis penelitian, Kehadiran Peneliti, Lokasi Penelitian, Tahap-tahap penelitihan, sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor, penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan


(32)

21

dari orang-orang yang diamati.52 Sehingga peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian mulai dari awal sampai akhir penelitian, yang melibatkan guru sebagai praktisi dan teman sejawat (guru senior) sebagai pengamat.53

Menurut Strauss dan Corbin penelitian kualitatif dimaksud sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Selanjutnya, dipilihnya penelitian kualitatif karena kemantapan peneliti berdasarkan pengalaman penelitiannya dan metode kualitatif dapat memberikan rincian yang lebih kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode kuantitatif.

Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller dalam bukunya Moleong dikatakan bahwa penelitian kualitatif diartikan sebagai penelitian yang tidak mengadakan perhitungan. Pendapat ini muncul karena pengamatan kualitatif dipertentangkan dengan pengamatan kuantitatif. Pengamatan kuantitatif melibatkan pengukuran tingkatan suatu ciri tertentu. Sedangkan kualitatif (kwalitas) menunjuk segi alamiah yang dipertentangkan dengan kuantum atau jumlah tersebut. Masih di dalam bukunya Moleong ada beberapa pendapat lain dalam mendefinisikan penelitian kualitatif, antara lain menurut Denzin dan Lincoln menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi

52

Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), h. 3

53


(33)

22

dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada dalam penelitian kualitatif, metode yang biasa dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen.

Dari kajian beberapa pendapat tersebut, Moleong menyimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.54

Pada dasarnya penelitian ini adalah penelitian lapangan, yang dilaksanakan di SDN Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur. Sebagaimana pendapat Guba dan Loncoln, yang dikutip Suharsini Arikunto yakni Kebenaran itu hanya dari lapangan,55 yaitu merefleksikan kondisi sebenarnya yang ada di SDN Kandangan. Maka untuk mendukung penelitian ini diperlukan data-data yang berhubungan dengan situasi umum di SDN Kandangan Kecamatan Krembung, dalam hal ini yang dikhususkan adalah pendidikan anak usia Dasar (6-12 Tahun). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi secara langsung di lapangan yang merupakan suatu cara mengadakan penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan obyek tertentu dalam suatu jangka tertentu.

54

I GAK Wardani, Penelitian Tindakan Kelas, Ibid..h. 6 55

Suharsisni Arikunto, Prosedur Penelitian, suatu pendekatan dan praktik, Revisi V., (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), h. 16 77


(34)

23

Dalam penelitian ini ditunjang pula dengan library research (kepustakaan) yaitu sumber data yang berupa buku-buku atau literatur yang berkaitan dengan pembahasan

B. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrumen utama, yaitu sebagai pelaksana, pengamat, dan sekaligus sebagai pengumpul data. Sebagai pelaksana, peneliti melaksanakan penelitian ini di SDN Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo. Peneliti berperan sebagai pengamat untuk mengamati bagaimana implementasi dari konsep pendidikan anak usia Dasar menurut Abdullah Nashih Ulwan di SDN Kandangan tersebut. Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama.

Kedudukan peneliti dalam penelitian kulitatif ialah sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitianya. Pengertian instrumen atau alat penelitian disini tepat karena ia menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian. Namun, instrumen penelitian disini dimaksudkan sebagai alat pengumpul data seperti tes pada penelitian kuantitatif.56

56


(35)

24

Sugiyono mengatakan peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.57

Dalam proses penelitian kualitatif peneliti secara intensif mengamati kegiatan dan aktifitas sasaran dalam proses kegiatan yang dilakukan, sehingga peneliti memperoleh informasi pengamatan dan wawancara yang diperlukan mengenai proses pendidikan anak usia dasar yang dilakukan di SDN Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo. Hal ini sesuai dengan kutipan

Mulyana dari Denzin yaitu “ pengamat berperan serta merupakan strategi lapangan memadukan analisis dokumen, wawancara dengan responden dan

informan, partisipasi dan observasi langsung dan instropeksi”58

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo yang merupakan salah satu Sekolah dasar yang cukup berkambang di kecamatan Krembung. Selain itu peneliti juga merupakan alumni dari sekolah tersebut dan lokasi dari sekolah itu dekat dengan tempat tinggal

57

Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , Ibid, h.168 58

Dedi Mulyana.,Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya.(Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2008), h. 163


(36)

25

peneliti sehingga dapat dikatakan bahwa penetiti kurang lebihnya telah mengenal dengan baik mengenai sekolahan tersebut.

D. Sumber Data

Menurut Lofland dan Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu datanya dibagi kedalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik.59 Sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan peneliti, baik pertanyaan lisan maupun non lisan. Apabila peneliti menggunakan tehnik observasi, maka sumber datanya adalah berupa benda, gerak atau proses sesuatu. Apabila peneliti menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatanlah yang menjadi sumber data, sedang isi catatan subjek penelitian atau veriabel penelitian.60

59

Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , Ibid, h. 157 60

Suharsisni Arikunto, Prosedur Penelitian, suatu pendekatan dan praktik, Revisi V, Ibid, h. 129


(37)

26

Sumber data yang dimanfaatkan dalam penelitian ini meliputi :

1. Sumber data utama (primer) yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.61 Dalam hal ini data primer adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan secara langsung dari informan melalui pengamatan, catatan lapangan dan interview dari narasumber. Adapun yang menjadi sumber data utama pada penelitian ini adalah guru yang mengajar di SDN Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo. Selain itu juga menggunakan sumber dari buku Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak

Dalam Islam, Jawa Tengah: Penerbit Insan Kamil Solo, 2012.

2. Sumber data tambahan ( sekunder ), merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.62 Sumber sekunder dalam penelitian ini diperoleh atau diambil dari literatur-literatur lain berupa buku-buku yang berkaitan erat dengan penelitian. Seperti Abdullah Nashih Ulwan, Kaidah – Kaidah Dasar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya: 1992. Selain itu data sekunder juga diperoleh dari SDN Kandangan, yaitu tentang:

a. Letak dan wilayah di SDN Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo.

61

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RND, (Bandung: Alfabeta, 2005), h.308

62


(38)

27

b. Struktur dan jumlah siswa di SDN Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo.

c. Sarana dan prasarana SDN Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo.

E. Teknik Pengumpulan Data

Tidak ada satu penelitipun yang tidak melewati proses pengumpulan data. Banyak metode yang dapat digunakan dan biasanya disesuaikan dengan jenis penelitianya. Dalam manajemen sarana dan prasarana dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan sesuai dengan penelitian kualitatif, maka dalam penelitian ini mengumpulkan data dengan cara:

1. Metode observasi atau pengamatan

Yaitu menatap kejadian, gerak dan proses.63 Metode ini sebagai alat pengumpulan data dimaksud observasi yang dilakukan secara sistematis bukan observasi secara kebetulan saja. Dalam hal ini peneliti mengamati implementasi konsep pendidikan anak usia dasar menurut Abdullah Nashih Ulwan yang diterapkan di SDN Kandangan Kecamatan Krembung. Yaitu yang berupa proses kegiatan, sikap dan perilaku yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran, seperti pembelajaran yang baik terhadap siswa, pemberian teguran atau sanksi bagi siswa yang melanggar aturan sebagai pembelajaran baginya, dan lain-lain.

63


(39)

28

Sehingga dengan menggunakan metode ini akan diperoleh data mengenai implementasi pendidikan anak usia dasar sesuai dengan konsep yang dirumuskan oleh Abdullah Nashih Ulwan yang dilaksanakan di SDN Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo.

2. Metode wawancara mendalam (indept interview)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.64

Maksud mengadakan wawancara, seperti ditegaskan oleh Lincoln dan Cuba, antara lain mengkontruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain-lain kebulatan, merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami pada masa lalu, memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang, memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia (triangulasi) dan memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.65

64

Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , Ibid, h. 186 65


(40)

29

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara mendalam kepada guru yang ada di SDN Kandangan, yang sedang melakukan proses pembelajaran terhadap siswa di dalam kelas, Kepala Sekolah, dan beberapa Staf atau Karyawan di SDN Kandangan. Pada saat wawancara dengan kepala sekolah dan beberapa Staf atau Karyawan di SDN Kandangan yang ditanyakan adalah tentang informasi profil sekolah dan juga sejumlah informasi terkait dengan siswa. Sedangkan pada saat wawancara dengan guru bidang studi adalah segala hal tentang implementasi konsep pendidikan anak usia dasar perspektif Abdullah Nashih Ulwan yang dilaksanakan di SDN Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo.

3. Metode dokumentasi

Akhir- akhir ini orang membedakan dokumen dan record. Guba dan Lincoln mendefinisikan seperti berikut. Record adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akunting. Dokumen ialah setiap bahan tertulis maupun film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik. Pembahasan disini di arahkan pada dokumen dalam arti jika peneliti menemukan record, tentu saja perlu dimanfaatkan. Dokumen biasanya dibagi atas dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dokumen pribadi dapat berupa buku harian, surat pribadi dan otobiografi. Dokumen resmi dapat berupa memo, pengumuman, instruksi, aturan suatu


(41)

30

lembaga masyarakat tertentu yang digunakan oleh kalangan sendiri, majalah, buletin, pernyataaan dan berita yang disiarkan kepada media massa.66

Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data-data yang diperlukan yang terkait dengan permasalahan. Metode ini membantu penulis untuk memperoleh informasi dan data tentang profil tempat penelitian yaitu SDN Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo.

4. Metode penelusuran kepustakaan (library research).

Metode penelusuran kepustakaan yaitu dengan jalan melakukan penelitian terhadap sumber-sumber tertulis67. Dalam penelitian ini dilakukan dengan mengkaji dokumen atau sumber-sumber tertulis seperti buku-buku, majalah dan artikel.

F. Teknik Analisis Data

Bogdan dan Biklen seperti yang dikutip oleh Lexy J. Moleong dalam bukunya mengatakan bahwa analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan

66

Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , Ibid, h. 216-219 67


(42)

31

pola,menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yangdapat diceritakan kepada orang lain68

Proses analisis data yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Reduksi Data.

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.69

2. Display data atau penyajian data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

flowchart dan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data, maka akan

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.70

68

Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2006), h. 248

69

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RND, Ibid, h. 338 70


(43)

32

3. Menarik kesimpulan atau verifikasi

Sejak awal pengumpulan data peneliti harus membuat simpulan-simpulan sementara. Dalam tahap akhir, simpulan-simpulan-simpulan-simpulan tersebut harus dicek kembali (diverifikasi) pada catatan yang telah dibuat oleh peneliti dan selanjutnya kearah simpulan yang mantap. Penarikan simpulan bisa jadi diawali dengan simpulan tentative yang masih perlu disempurnakan. Setelah data masuk terus menerus dianalisis dan diverifikasi tentang kebenarannya, akhirnya didapat simpulan akhir lebih bermakna dan lebih jelas.

Simpulan adalah intisari dari temuan penelitian yang menggambarkan pendapat-pendapat terakhir yang berdasarkan pada uraian-uraian sebelumnya. Simpulan akhir yang dibuat harus relevan dengan fokus penelitian, tujuan penelitian dan temuan penelitian yang sudah dilakukan pembahasan71

G. Pengecekan Keabsahan Data

Menurut Moleong yang dimaksud dengan keabsahan data adalah bahwa setiap keadaan harus memenuhi:72

1. Mendemonstrasikan nilai yang benar

2. Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan, dan

71

YatimRiyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif (Surabaya: UNESA University Press, 2007), h. 33

72


(44)

33

3. Memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi dari prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keputusankeputusannya.

Pengecekan keabsahan data didasarkan atas kriteria tertentu. Kriteria itu terdiri atas derajat kepercayaan (kredibilitas), keteralihan,kebergantungan, dan kepastian. Masing-masing kriteria tersebut menggunakan teknik pemeriksaan sendiri-sendiri. Moleong berpendapat bahwa: “Dalam penelitian diperlukan suatu teknik pemeriksan keabsahan data”.73 Sedangkan untuk memperoleh keabsahan temuan perlu diteliti kredibilitasnya dengan menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Presistent Observation (Ketekunan Pengamatan)

Yaitu mengadakan observasi secara terus menerus terhadap objek penelitian guna memahami gejala lebih mendalam terhadap berbagai aktivitas yang sedang berlangsung di lokasi penelitian. Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara mengamati dan membaca secaracermat sumber data penelitian sehingga data yang diperlukan dapat diidentifikasikan. Selanjutnya dapat diperoleh deskripsi-deskripsi hasil yang akurat dalam proses perincian maupun penyimpulan.

73


(45)

34

H. Tahap-Tahap Penelitian

Tahap-tahap penelitian adalah langkah-langkah atau cara-cara peneliti mengadakan penelitian untuk mencari data. Dalam penyusunan skripsi ini, langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pra Lapangan

a. Menyusun rancangan penelitian. Dalam hal ini telah penulis lakukan dengan membuat proposal penelitian yang diajukan sebagai prasyarat penulisan skripsi.

b. Memilih lapangan, dengan pertimbangan SDN Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo merupakan sekolah yang di dalamnya yang telah menerapkan konsep pendidikan anak usia dasar perspektif Abdullah Nashih Ulwan.

c. Mengurus perijinan ke Fakultas Tabiyah kemudian memasukkan izin penelitian tersebut secara informal ke SDN Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo.

d. Melakukan penjajakan lapangan. Tahap ini merupakan orientasi lapangan, namun dalam hal-hal tertentu peneliti telah menilai keadaan lapangan. Maksud dari penjajakan lapangan ini adalah peneliti berusaha melakukan penyesuaian dan mengenal segala unsur lingkungan sosial, fisik, keadaan alam dan situasi di SDN Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo.


(46)

35

e. Memilih dan memanfaatkan informan yang akan membantu peneliti untuk kelancaran dan ketelitian dalam mencari data dalam penelitian. Informan yang dipilih oleh peneliti adalah Kepala sekolah, Staf atau Karyawan, dan guru di SDN Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo.

f. Menyiapkan perlengkapan penelitian seperti alat tulis, alat perekam dan kamera.

g. Persoalan etika penelitian. Dalam hal ini peneliti menyesuaikan diri serta „membaca’ baju adat, kebiasaan dan kebudayaannya, kemudian

„untuk sementara’ peneliti menerima seluruh nilai dan norma yang ada dalam masyarakat penelitiannya agar tidak terjadi kendala dalam penelitian. Karena etika dalam penelitian sangat penting karena akan membantu kelancaran peneliti dalam mencari data.

2. Tahap pekerjaan lapangan

a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri. Dalam memasuki pekerjaan di lapangan peneliti memahami latar penelitian terlebih dahulu. Disamping itu perlu mempersiapkan diri, baik secara fisik maupun secara mental. Dalam hal penampilan peneliti berusaha untuk menyesuaikan dengan kebiasaan, adat, tata cara, dan kultur latar penelitian dan peneliti berusaha akrab dengan subjek, dengan demikian peneliti dapat bekerjasama dan bertukar informasi.


(47)

36

b. Mengadakan observasi langsung terhadap pelaksanaan pendidikan dalam kandungan dengan melibatkan beberapa informan untuk memperoleh data.

c. Memasuki lapangan, dengan mengamati berbagai fenomena proses pendidikan anak usia dasar dan wawancara dengan beberapa pihak yang bersangkutan. Dan juga peneliti mengakrabkan hubungan dengan subjek dan berperan serta dalam kegiatan dilapangan agar tidak ada dinding pemisah sehingga peneliti dapat dengan mudah mendapatkan data yang dibutuhkan.

d. Berperan serta sambil mengumpulkan data. Alat penelitian penting yang biasanya digunakan ialah catatan lapangan (field note). Catatan lapangan ini tidak lain daripada catatan yang dibuat oleh peneliti sewaktu mengadakan pengamatan, wawancara, atau menyaksikan suatu kejadian tertentu.

3. Tahap analisis data

a. Analisis selama pengumpulan data. Peneliti membuat analisis sementara selama mengumpulkan data yang diperoleh dari catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar, foto, dokumen berupa laporan, biografi, artikel dan sebagainya.


(48)

37

b. Analisis setelah pengumpulan data. Dari data yang dikumpulkan peneliti disusun menjadi sebuah laporan dari hasil penelitian dan dikemas menjadi skripsi.

Berdasarkan uraian diatas mengenai metodologi penelitian yang digunakan dalam skripsi ini, pada intinya dapat disimpulkan secara ringkas oleh peneliti bahwa pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan desain diskriftif kualitatif, dengan menggunakan metode library research dan penelitian lapangan. Sehingga kehadiran peneliti di lapangan sangat penting dan diperlukan secara optimal Lokasi penelitian ini dilakukan peneliti di SDN Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo. Adapun data yang peneliti paparkan berasal dari kepala Sekolah, Staf atau karyawan dan guru yang ada di SDN Kandangan Kecamatan Krembung. Prosedur pengumpulan data yang peneliti pakai adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan kepustakaan. Wawancara yang dilakukan secara mendalam yang tak terstruktur, namun sebelumnya peneliti menyiapkan pertanyaan-pertanyaan pokok untuk membantu wawancara.

Adapun tahap-tahap penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu tahap pra-lapangan, tahap pekerjaan lapangan dan tahap analisis data. Setelah data terkumpul, dilakukan analisa dengan menggunakan analisis diskriftif kualitatif dengan pertimbangan bahwa penalitian ini berusaha menggambarkan dan mempresentasikan data secara sistematis, ringkas, dan sederhana mengenai


(49)

38

implementasi pendidikan anak usia dasar perspektif Abdullah Nashih Ulwan yang dilaksanakan di SDN Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo, sehingga lebih mudah dipahami. Langkah-langkah yang dilakukan dalam Proses Analisis data ini adalah reduksi data, Display data ( Penyajian data), verifikasi (menarik kesimpulan). Dalam penelitian diperlukan suatu teknik pemeriksaan keabsahan data, sedangkan untuk memperoleh keabsahan temuan perlu diteliti kredibilitasnya dengan menggunakan teknik presistent observation (ketekukan pengamatan).


(50)

39

BAB IV

PAPARAN DATA DAN ANALISIS PENELITIAN

A. Paparan Data

Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan, data tentang profil SD Negeri Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo diperoleh dengan menggunakan metode dokumentasi. Selain itu, peneliti juga menggunakan metode library research untuk menjawab rumusan masalah yang pertama yaitu konsep pendidikan anak menurut Abdullah Nashih Ulwan. Sedangkan untuk rumusan masalah yang kedua implementasiya di SD Negeri Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo, maka metode yang peneliti gunaka adalah observasi dan interview.

1. Profil SD Negeri Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo

a. Letak dan Luas Bangunan

Dipandang dari sisi geografis, letak SD Negeri Kandangan Kecamatan Krembung memiliki jarak kurang lebih 12 (dua belas) kilometer dari jarak ke Kabupaten Sidoarjo. Luas bangunan SD Negeri Kandangan adalah L: 20 m, P: 40 m. Adapun identitas sekolah yaitu: 1) Nama Sekolah : SDN Kandangan


(51)

40

Terakredetasi A

3) NSS : 101050205013

4) NPSN : 20502279

5) NSB : 101050205010

6) Alamat : Jl. Raya Kandangan

b. Visi, Misi dan Tujuan

Visi: Menciptakan siswa berpendidikan yang berkualitas berdasarkan iman dan taqwa

Misi: Melaksanakan pembelajaran secara aktif, kreatif, efesien dan menyenangkan.

Melaksanakan evaluasi secara terprogram dan berkelanjutan. Membudidayakan kebiasaan bekerja dan meningkatkan kinerja yang profesional.

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang produktif dan berkeahlian.

Menumbuhkan, menerapkan ajaran agama islam dalam kehidupan sehari- hari serta mewujudkan kepribadian dan budi pekerti yang luhur.

Tujuan: Meningkatkan kualitas layanan kepada siswa melalui pembelajaran.


(52)

41

Meningkatkan kinerja sumber daya manusia.

Menimbulkan penghayatan terhadap ajaran agama, budaya bangsa sehingga berakhlakul karimah.

Menimbulkan semangat atau dedikasi yang tinggi untuk menciptakan prestasi kepada seluruh warga sekolah.

c. Struktur Organisasi Komite Sekolah 1) Ketua: Suyono, S. Pd

2) Wakil Ketua : Sumartono 3) Kepala Sekolah: Tohari, S. Pd

4) Wakil Kepala Sekolah : Moh. Afandi, S. Pd 5) Sekretaris: Muh. Sya’roni

6) Bendahara: Nur Said d. Keadaan Warga Sekolah

Warga sekolah yang dimaksud di sini adalah semua anggota yang berperan dalam lingkungan sekolah, yang terdiri dari kepla sekolah, guru, staf atau karyawan dan siswa. Akan tetapi yang menjadi point utama adalah siswa karena merupakan salah satu aset terpenting dalam suatu sekolah sehingga perlu mendapatkan perhatian yang besar, utamanya dalam hal peningkatan kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh siswa sehingga dapat menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas.


(53)

42

Data siswa di SD Negeri Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Data Murid Berdasarkan Kelas

NO KELAS L P JUMLAH

1 I 5 8 13

2 II 8 5 13

3 III 17 6 23

4 IV 16 13 29

5 V 12 6 18

6 VI 18 11 29

JUMLAH 76 49 125

Sumber : dokumen SD Negeri Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo

Berhubungan dengan tingkat ekonomi di SD Negeri Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo setiap siswa memang memiliki tingkat ekonomi keluarga yang berbeda. Akan tetapi mayoritas tingkat ekonomi siswa di SDN Kandangan adalah murid kurang mampu. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:


(54)

43

Tabel 4.2

Jumlah Murid Berdasarkan Tingkat Ekonomi

NO URAIAN LAKI- LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 Murid Mampu 2 8 10

2 Murid Kurang Mampu 69 36 105

3 Murid Tidak Mampu 5 5 10

JUMLAH 76 49 125

Sumber : dokumen SD Negeri Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo

Sehubungan dengan judul penelitian ini maka kiranya perlu juga dipaparkan mengenai data guru dan staf di SD Negeri Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo. Sebagaimana berikut :

Tabel 4.3 Data guru dan Staf

NO Kepala Sekolah GURU STAF JUMLAH

PNS Non PNS PNS Non PNS PNS Non PNS

1 1 - 6 4 - 1 12

Sumber : dokumen SD Negeri Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo


(55)

44

e. Sarana dan Prasana

Sarana dan Prasana yang ada di SDN Kandangan Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo sudah dapat memenuhi dan membantu kelancaran kegiatan pembelajaran, walaupun keadaannya bisa dibilang sangat sederhana. Adapun sarana dan prasana yang menunjang belangsungnya proses pembelajaran tersebut dapat diihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4

Sarana dan prasarana

NO NAMA JUMLAH KONDISI

1 Mushollah 0 -

2 Kantor 2 baik

3 Aula 0 -

4 Kelas 6 baik

5 Kamar mandi 4 baik

6 Koperasi 1 baik

7 UKS 1 baik

8 Perpustakaan 1 baik

9 Kantin 0 -

10 Laboratorium 1 baik

11 Lapangan 1 baik


(56)

45

2. Konsep Pendidikan Anak Usia 6-12 Tahun Menurut Abdullah Nashih Ulwan

a. Pendidikan anak menurut Abdullah Nashih Ulwan

1) Pengertian pendidikan menurut Abdullah Nashih Ulwan

Abdullah Nashih Ulwan menyebut pendidikan dengan istilah

tarbiyah1. Selain istilah tarbiyah, istilah lain yang semakna dengan

makna pendidikan, yang penulis temukan dalam kitab Tarbiyah al-Aulād fī alIslām ini diantaranya ta’dīb2, ta’līm3, taujīh4, dan al-ishlāh.5Namun yang paling banyak terdapat ialah istilah tarbiyah.

Adapun istilah “pendidikan”, sebagaimana hasil konferensi

pendidikan Islam Dunia ke-1 di King Abdul Aziz University pada 1977 yang dikutip Kamrani Buseri bahwa istilah pendidikan dalam Islam semakna dengan istilah tarbiyah, ta’līm, dan ta’dīb.6 Dindin Jamaluddin dalam mendefinisikan ketiga istilah tersebut menyebutkan kata ta’dīb, lebih menekankan pada penguasaan ilmu yang benar

1

Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyah al-Aulād fī al-Islām, (Beirut: Daar al-Fikr, cet ke-2, 1978), h. 5.

2

Ibid., h. 65 3

Ibid., h. 63 4

Ibid., h. 133 5

Ibid., h. 63 6

Kamrani Buseri, Dasar, Asas, dan Prinsip Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Aswaja Presindo, 2014), h. 72.


(57)

46

dalam diri seseorang agar menghasilkan kemantapan amal dan tingkah laku yang baik. Kata at-tarbiyah difokuskan pada bimbingan anak supaya berdaya dantumbuh kelengkapan dasarnya serta dapat berkembang secara sempurna.Kata ta’līm, titik tekannya pada penyampaian ilmu pengetahuan yang benar, pemahaman, pengertian, tanggung jawab, dan pemahaman amanah kapada anak. Menurut Dindin Jamaluddin, ketiga istilah tersebut, apabila ditilik dari segi unsur kandungannya, terdapat keterkaitan yang saling mengikat satu sama lain, yakni dalam hal memelihara dan mendidik anak.7

Kata ta’dīb berasal dari kata addaba yang berarti memberi adab atau mendidik8, artinya kata ta’dīb ini lebih pada mendidik adab.Akan tetapi Naquib al-Attas dalam Ahmad Tafsir berpendapat, kata ta’dīb merupakan kata yang paling tepat menggambarkan makna pendidikan.Kata ta’dīb merupakan masdar dari kata kerja addaba yang berarti pendidikan.Dari kata addaba kemudian diturunkan juga kata adabun.Dari kata adab inilah al-Attas kemudian mendefinisikan pendidikan sebagai pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan ke dalam manusia, tentang tempat-tempat bagi segala sesuatu di dalam tatanan wujud sehingga hal ini membimbing

7

Dindin Jamaluddin, Paradigma Pendidikan Anak dalam Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 39.

8

Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: Mahmud Yunus Wa Dzurriyyah, 1990), h. 37.


(58)

47

ke arah pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan di dalam tatanan wujud tersebut.9Kata ta’līm berasal dari kata „allama yang berarti mengajarkan, melatih, dan memberi tanda.10 Kata ta’līm ini, mencakup pengetahuan teoritis, mengulang kaji secara lisan, dan menyuruh melaksanakan pengetahuan itu. Ta’līm mencakuppula aspek-aspek pengetahuan lainnya serta keterampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan serta pedoman berperilaku.11Kata tarbiyah, oleh Kamrani Buseri dijelaskan berasal dari tiga kata.Raba-yarbu, yang artinya bertambah (Zāda) dan tumbuh (namā). Raba-yarby, dengan timbangan khafa-yakhfy, yang berarti terbit (nasya’a) dan berkembang (tara’ra’a). Serta rabba-yarubbu, dengan timbangan

madda-yamuddu, dengan arti memperbaikinya (ashlahahu), dan

memimpin urusannya (wa tawalla amrahu), dan melatihnya (wa

saasahu), dan menjaganya (wa qāma alaihi), dan memeliharanya (wa

raa’ahu).12Selain itu kata tarbiyah juga berasal dari kata rabbā

-yurabbῑdengan timbangan shallā-yushallῑ, yang berarti memelihara.13

9

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 29.

10

Mahmud Yunus, Kamus ..., op. cit., h. 277 11

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan ..., op. cit., h. 31 12

Kamrani Buseri, Dasar, Asas, ..., op.cit., h. 70 13


(59)

48

Abuddin Nata menjelaskan bahwa kata yang biasa digunakan sebagai akar dari kata tarbiyah adalah kata “rabb” yang dalam alQuran selalu digunakan sebagai perbuatan Tuhan. Tuhan lah yang mendidik dalam arti membina, mengarahkan, mengawasi, mengatur, memelihara, menggerakkan, dan sebagainya terhadap seluruh alam ciptaan-Nya, seperti langit dan bumi.Kata dalam alQuran untuk menunjukkan peran mendidik ini ialah kata rabbaya.14 Sebagaimana terdapat dalam firman Allah dalam surah al-Isra ayat 24:

اًرِغَص ِِاَيّ بَر اَمَك اَمُهَْْْرا ِّبَر ْلُقَو ِةَّْْرلا َنِم ِّلّذلا َحاََج اَمََُ ْضِفْخاَو

Ayat di atas menyebutkan tentang mendo‟akan kedua

orangtua kepada Allah sebagaimana mereka telah mendidik sewaktu kecil.Ayat tersebut juga menunjukkan pengasuhan dan pendidikan orangtua terhadap anak-anaknya, yang tidak hanya pada aspek jasmani, tetapi juga pada aspek rohani.15Menurut Maududi dalam

Abdurrahman Shaleh, “mendidik dan memelihara” merupakan salah

satu dari sekian banyak makna implisit yang terkandung dalam kata rabb.Sementara Qartubi dalam Abdurrahman Shaleh menyebut kata

14

Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Pola Hubungan Guru-Murid, Studi Pemikiran Tasawuf al-Ghazali, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2001), h. 46-47

15


(60)

49

rabb merupakan bentuk deskripsi yang diberikan kepada seseorang

yang melakukan perbuatan secara paripurna.16

Berdasarkan pemaparan di atas, maka makna tarbiyah ini sesuai dengan peran sang pendidik (murobbi), yakni menitik beratkan pada proses membina, membimbing, melatih, dan memelihara anak agar menjadi pribadi yang sempurna. Seperti yang dijelaskan Mujtahid, bahwa istilah tarbiyah tidak hanya terbatas pada aspek kognitif, tetapi meliputi aspek afektif sebagai penerapan atau realisasi dari pengetahuan yang dimiliki anak.Ini menjelaskan bahwa konsep

tarbiyah menembus pada aspek etika religius.17 Selain itu, kata

tarbiyah ini juga menunjukkan proses pendidikan di masa anak-anak.

Sebagaimana Abd.Aziz, memberikan penekanan tarbiyah ini pada pendidikan di masa anak-anak dan juga mencakup dalam hal pemeliharaannya, termasuk pemberian nafkah danmencukupi kebutuhan hidup anak.18 Sebagaimana firman Allah Swt. dalam surah Asy-Syu’ara ayat 18, yaitu:

َيِِس َكِرُمُع ْنِم اَيِف َتْثِبَلَو اًديِلَو اَيِف َكِّبَرُ ن َََْأ َلاَق

16

Abdurrahman Shaleh Abdullah, Teori-teori Pendidikan Berdasarkan AlQuran, (Jakarta, Rineka Cipta, 2005), h. 18-19

17

Mujtahid, Reformulasi Pendidikan Islam, Meretas Mindset Baru, Meraih Peradaban Unggul, (Malang: UIN-Maliki Press, 2001), h. 6-7

18

Abd. Aziz, Filsafat Pendidikan Islam, Sebuah Gagasan Membangun Pendidikan Islam,


(61)

50

Ayat tersebut menunjukkan bahwa tarbiyah adalah proses pengasuhan pada fase permulaan pertumbuhan manusia. Dalam pengertian ini pendidikanberarti upaya untuk menyempurnakan proses penciptaan manusia dalam pertumbuhannya agar menjadi sempurna.19

Sementara kata al-islāh berarti perbaikan, kata ini berasal dari kata ashlah-yushlihu yang berarti memperbaiki.20Artinya pendidikan berperan untuk memperbaiki, dalam artian mengubah hal-hal yang tidak baik menjadi baik. Seperti yang dijelaskan Wina Sanjaya bahwa tugas mengajar bukan hanya sekadar menyampaikan informasi, tetapi merupakan suatu proses mengubah perilaku siswa sesuai dengan tujuan yang diharapkan.21Selanjutnya, kata at-taujīh. Kata taujīh berarti pengarahan.22 Kata ini berasal dari kata wajjaha-yuwajjihu yang berarti menghadapkan, mengarahkan, dan menunjukkan.23 Ini menunjukkan bahwa di dalam pendidikan terdapat usahaorang dewasa muslim yang bertakwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan anak didik ke arah titik maksimal

19

Mujtahid, op. cit., h. 4. 20

Mahmud Yunus, Kamus ..., op. cit., h. 219 21

Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 142.

22

Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, (td.), h. 1645 23


(62)

51

pertumbuhan dan perkembangannya.24 Jamal Abdur Rahman juga menyebut bahwa dalam pendidikan anak orangtua sangat berkepentingan dalam mendidik dan mengarahkan anak ke arah yang lebih baik dan memberi bekal berbagai adab dan moralitas.25

2) Pengertian Anak menurut Abdullah Nashih Ulwan

Anak dalam Tarbiyah al-Aulād fī al-Islām disebut dengan istilah al-walad, dengan bentuk jamaknya al-aulād.Kata walad ini berasal dari kata walada-yalidu-wilādatan yang berarti melahirkan.Bentuk majhulnya adalah wulida yang artinya dilahirkan.Adapun wālid berarti ayah dan wālidah berarti ibu.26 Dengan demikian kata walad bisa dimaknai sebagai sebutan untuk anak yang dilahirkan.Selain istilah al-walad, dalam bahasa Arab ada beberapa istilah lain yang bermakna anak. Istilah tersebut yaitu

ash-shabiyyu, ath-thiflu, al-ibnu, dan al-ghulām.Al-Ibnu berarti

anak laki-laki, bentuk jamaknya adalah abnā’ dan banūn.Adapun anak perempuan ditunjukkan dengan istilah al-bintu, dengan jamaknya al-banāt.27Kata Ibnu juga diartikan sebagai sesuatu yang

24

M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam: Tinjauan Teorirtis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 22

25

Jamal Abdur Rahman, Athfaal al-Muslimun Kaifa Rabbahum an-Nabiyyu al-Amin, diterjemahkan oleh Bahrun Abubakar Ihsan Zubaidi, Tahapan Mendidik Anak Teladan Rasulullah SAW, (Bandung: Irsad Baitus Salam, 2005), h. 5

26

Mahmud Yunus, op. cit., h. 506.

27


(63)

52

dilahirkan. DalamalQuran kata ibnu mengacu pada status anak, baik yang disandarkan kepada nama bapak, nama, ataupun sebutan lainnya.

Anak dalam arti ibn adalah sesuatu yang perlu pembinaan dan pertanggungjawaban.28 Istilah ash-shabiyyu berarti anak laki-laki29 dan kanak-kanak yang belum cukup umur30, istilah ini semakna dengan al-walad.31 Adapun ath-thiflu berati bayi atau anak kecil.32 Masa ini berlangsung sejak usia 2-7 tahun.33 Selanjutnya al-ghulam, istilah ini berarti pemuda, anak muda, atau remaja.34

3) Pengertian pendidikan anak menurut Abdullah Nashih Ulwan

Mengenai pendidikan anak dalam Islam, Nashih Ulwan menuliskan:

ة يبر ق لما ر جا و ا اا أ ةنر ءبلا ة شع م س ااذ ل ف ن مف

اتارا ا اا بو ا مما نن و ال ا يجما ة ء و اس ف لا

28

Najamuddin, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Perspektif alQuran dan Hadits,

http://sumut.kemenag.go.id/file/file/TULISANPENGAJAR/gfpm1365445181.pdf,diakses:14 Desember 2015, h.1

29

Ahmad Warson Munawwir, op. cit., h. 816 30

Mahmud Yunus, op. cit., h. 211 31

Ahmad Warson Munawwir, op. Cit., h. 1688 32

Ibid., h. 918 33

Muhammad Fauzil Adhim, Mendidik Anak Menuju Taklif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), h. 16.

34


(64)

53

ن م ة ه ايلا ةينا نن ا ل ن ويل إ كال ا مو ة يند او د وا دعا قاا سرإو

ش لاو د ي يلا ر ن ا اة ي فلاو ل لاو ة لاهلاو كر ءلا تا مشظ

و ىدَاو

رارقيس ا

.

35

Kutipan di atas menjelaskan bahwa Islam telah memberikan metode yang tepat dan sempurna untuk mendidik pribadi, membina dan membangun generasi, umat, budaya, dan peradaban.Dimana hal tersebut bertujuan untuk bertujuan mengubah manusia dari kegelapan syirik, kebodohan, keburukan, dan kesesatan kepada cahaya, petunjuk, dan ketentraman.

Selain itu, Nashih Ulwan pun menyebutkan bahwa dengan metode yang sesuai dengan Islam, maka pendidik akan mendapatkan generasi-generasi berkepribadian sempurna, baik gerak langkahnya, keluhuran budi pekertinya serta terhindar dari bahaya-bahaya kejiwaan.36 Mereka juga berarti mempersiapkan generasi muslim, pasukan, dai, dan para pemuda Islam yang berkarya.37 Lebih lanjut mengenai awal dari proses pendidikan anak ini, Nashih Ulwan menuliskan:

35

Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyah ... juz 1, op. cit., h. 5 36

Ibid., h. 358 37


(65)

54

ا هلا اةر س ل وما ة يشها نن ن م ارفماة يبألا بامبم س اف

وشن ن لو اةا ي ا حا را رنا ننو ةر رفلا ة جا شن ن شجاوزلا

ل او اة كايفلا ار م ا ن م ت ميوا رر و ا اا ا اا بما أ نن

ي ب ل ما لا نوا يلا ق و ا قشها

ج نو ا و ا ة يبر يجوز لا

اهينفن ةم م ماو ة بما ةفطاع

38

Kalimat di atas menjelaskan bahwa pada dasarnya islam menangani masalah pendidikan anak dari unsur-unsur pertama bagi keluarga, yakni perkawinan. Perkawinan dapat memenuhi tuntutan fithrah dan kehidupan, menyambungkan silsilah keturunan anak dengan ayahnya, membebaskanmasyarakat dari penyakit berbahaya dan dekadensi moral, mewujudkan usaha saling membantu antara suami istri dalam mendidik anak, dan menumbuhkan perasaan kebapakan dan keibuan dalam diri mereka berdua. Ini menunjukkan bahwa pendidikan pada anak dimulai dari unsur pertama pembentukan keluarga, yakni perkawinan.Berdasarkan beberapa kutipan di atas, dijelaskan bahwa proses pendidikan anak ini ialah proses pendidikan rohani, pembinaan generasi, pembentukan umat, budaya, serta peradaban. Abdurrahman Shaleh Abdullah pun menjelaskan bahwa pendidikan ialah proses yang dibangun oleh

38


(1)

110

dengan pendapat Abdullah Nashih Ulwan dalam bukunya “Tarbiyatul

Aulad fil al-islam”. Metode yang digunakan oleh guru di SDN Kandangan tidak hanya satu saja, melainkan cukup beragam seperti metode keteladanan, adat kebiasaan, nasihat, perhatian/ pengawasan dan hukuman. Begitu juga dengan materi yang digunakan cukup bervariasi yaitu, materi pendidikan iman, moral, fisik, rasio, sosial, psikologis dan seksual.

B. Saran

1. Hendaknya kajian ini dapat dijadikan acuan untuk memperbaiki

pendidikan anak pada zaman sekarang, karena pemikiran pendidikan akhlak kedua tokoh ini tidak hanya memiliki nuansa dinamis tetapi juga fleksibel. Oleh karena itu, doktrin tersebut dapat terus menerus berlaku sesuai dengan tantangan zamannya tanpa menghilangkan nilai-nilai esensial.

2. Hendaknya dalam proses pembelajaran PAI (pendidikan agama islam)

guru perlu menerapkan konsep pendidikan pada anak dari Abdullah Nashih Ulwan dan Implementasinya karena dengan materi dan metode pendidikan yang ditawarkan masih relevan diterapkan pada saat ini.

3. Hendaknya konsep pendidikan anak ini pada khususnya dan sarjana- sarjana muslim pada umumnya masih perlu dilanjutkan, mengingat masih banyak problem pendidikan seperti merosotnya agama dan akhlak para


(2)

111

remaja. Untuk itu masih perlu adanya kajian lebih lanjut tentang konsep pendidikan anak dari para ahli pendidikan lainnya.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Adhim, Muhammad Fauzil.MendidikAnakMenujuTaklif. Yogyakarta:

PustakaPelajar, 1998.

Ahmadi,Abu danUhbiyati,Nur. IlmuPendidikan. Jakarta: RinekaCipta, 2007.

Ahmadi. Islam sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan. Yogyakarta:Aditya

Media, 1992.

Al- Imam Abul Husain Muslim an- Naisaburi, Shahih Muslim Juz 2. Beirut: Dar al- Fikr, 1993.

Al Qardhawi, Yusuf. Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan al Banna. Terj. Bustami A. Gani. Jakarta: Bulan Bintang, 1980.

Al- Qur’an dan terjemahannya. Jakarta: PT. Syamil Cipta Media. 2005

Ali, Mohammad Daud. Pendidikan agama islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000.

An- Nahlawi, Abdurrahman. Pendidikan islam di rumah, sekolah dan

masyarakat. Jakarta: Gema Insani Press, 1995.

An- Nahlawi, Abdurrahman. Prinsip- prinsip dan Metode Pendidika Islam.

Bandung: CV. Diponegoro, 1992.

Arief,Armai.PengantarIlmudanMetodologiPendidikan Islam.Jakarta:

CiputatPers, 2002.

Arifin. Ilmu pendidikan islam: suatu tijauan teoritis dan praktis berdasarkan pendekatan interdisipliner. Jakarta: Bumi Aksara, 1991.

AssegafdanTurkan,Miqdad.PintarMendidikAnak:

PanduanLengkapbagiOrangtua, Guru,

danMasyarakatBerdasarkanAjaran Islam. Jakarta: Lentera, 2008.

Aziz, Abd. FilsafatPendidikan Islam, SebuahGagasanMembangunPendidikan

Islam. Yogyakarta: Teras, 2009.

Barnawi, Bakir Yusuf.pembinaan kehidupan beragama islam pada anak.


(4)

Buseri, Kamrani. Dasar, Asas, dan Prinsip Pendidikan Islam. Yogyakarta: Aswaja Presindo, 2014.

Buseri,Kamrani. PendidikanKeluargadalam Islam

danGagasanImplementasi.Banjarmasin: Lanting Media Aksara, 2010. Chatib, Munif. Orangtuanya Manusia. Bandung: Kaifa, 2013.

Daradjat, Zakiah. islam dan kesehatan mental. Jakarta: Gunung Agung, 1998. Daradjat, Zakiah. kepribadian guru. Jakarta: PT. Bulan Bintang, 2005.

Daradjat, Zakiah. kesehatan mental. Jakarta: PT. Gunung Agung, 1985. Darajat, Zakiah. Ilmu pendidikan islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1996.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, KamusBesarBahasa Indonesia

EdisiKedua, Jakarta: BalaiPustaka, 1994.

Fadjar,Abdullah. PeradabandanPendidikan Islam.Jakarta: Rajawali Press,

1991.

Fatah Yasin, Ahmad.PengembanganSumberDayaManusia di

LembagaPendidikan Islam.Malang: UIN Maliki Press, 2011.

FauzilAdhim, Muhammad.MendidikAnakMenujuTaklif. Yogyakarta:

PustakaPelajar, 1998.

H Nurcaya, Ipak Ayu. Catatan Akhir Tahun KPAI: Anak Sebagai Pelaku

Kejahatan Meningkat,

http://m.bisnis.com/lifestyle/read/2016012/236/506440/catatan-akhir-tahun-kpai-anak-sebagai-pelaku-kejahatan-meningkat, diunduh hari kamis, tanggal 12 Mei 2016, pada jam 22. 23 Wib

Haya Binti Mubarok al- Bank, Ensiklopedia Wanita Muslimah. Jakarta: Darul Falah.

Hourlock, Elizabeth B. Psikologi perkembangan. Jakarta: Erlangga, 1996.

IbnuRusn, Abidin.Pemikiran al-GhazaliTentangPendidikan.Yogyakarta:

PustakaPelajar, 1998.

Jalaluddin. Psikologi agama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.


(5)

Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.

Margono, Sugiono.MetodologiPenelitianPendidikan. Jakarta: RinekaCipta,

2005.

Maria Ulfah Anshor dan Abdullah Ghalih, Parenting With Love: Panduan Islami Mendidik Anak Penuh Cinta dan Kasih Sayang. Bandung: Mizania, 2010.

Marimba, Ahmad D. Pengantar filsafat pendidikan islam. Bandung: al-

Ma’arif, 1989.

Mubin dan Cahyadi, Ani. Psikologi Perkembangan. Ciputat: Quantum

Teaching, 2006.

Mujib, Abdul Muhaimin dan Jusuf Mudzakkir. Ilmu pendidikan islam. Jakarta:

Kencana Prenada Media, 2006.

Mujib, Abdul Muhaimin. Pemikiran pendidikan islam; kajian filosof dan kerangka dasar operasionalisasinya. Trigenda Karya. Bandung, 1993.

Mujtahid, ReformulasiPendidikan Islam, Meretas Mindset Baru,

MeraihPeradabanUnggul. Malang: UIN-Maliki Press, 2001.

Mursi, Muhammad Said. Seni mendidik anak. Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2003.

Najamuddin, PendidikanAnakUsiaDinidalamPerspektif al-Quran danHadits,

http://sumut.kemenag.go.id/file/file/TULISANPENGAJAR/gfpm13654 45181.pdf,diakses:14Desember 2015.

Nashih Ulwan, Abdullah. Pendidikan anak menurut islam: kaidah- kaidahh dasar pendidikan. Terj. Ahmas Masjkur Hakim. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,1992.

Nashih Ulwan, Abdullah. Tarbiyatul aulad fil islam. Jilid 1 dan II. Terj. Jamaluddin Miri. Jakarta: Pustaka Amani, 2007.

Nata, Abuddin. Tokoh- tokoh pembaharuan pendidikan islam di Indonesia.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005.


(6)

Shaleh Abdullah, Abdurrahman. Teori-teori Pendidikan Berdasarkan AlQuran.

Jakarta, RinekaCipta, 2005.

Shihab, M. Quraish. Secerah Cahaya Ilahi: Hidup Bersama al- Qur’an. Bandung: Mizan, 2013.

Su’dan, al-Qur’an dan panduan Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Dana Bhakti Primayasa, 1997.

Subagyo, Joko. MetodePenelitianDalamTeoridanPraktek.Jakarta: PT

RinekaCipta, 2004.

Tafsir, Ahmad. Ilmu pendidikan dalam perspektif islam. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.

Tim penerbit buku 70 tahun Prof. Dr. Zakiah Daradjat. Perekembangan

psikologi agama dan pendidikan islam di Indonesia 70 tahun Prof. Dr. Zakiah Daradjat. Ciputat: PT. Logos wacana ilmu dengan pusat penelitian IAIN Syarif Hidayatullah, 1999.

Tim PusatBahasaDepartemanPendidikanNasional, KamusBesarBahasa

Indonesia EdisiKetiga. Jakarta: BalaiPustaka, 2005

Undang- undang sistem pendidikan Nasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.

Yunus, Mahmud. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: Mahmud Yunus Wa

Dzurriyyah, 1990.

Zuhaili, Muhammad. Pentingnya pendidikan islam sejak dini. Jakarta: A. H.

Ba’dillah Press, 1999.

Zuhairini, Dkk. Metodik khusus pendidikan agama. Malang: Biro ilmiah