Tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh guru pengampu kelas bawah: sebuah survei bagi guru-guru Sekolah Dasar Negeri di Kota Yogyakarta - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

TINGKAT IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK OLEH
GURU PENGAMPU KELAS BAWAH : SEBUAH SURVEI BAGI GURUGURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KOTA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar

Disusun oleh :
Yosefine Anisa Kurnia Putri
101134096

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


TINGKAT IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK OLEH GURU
PENGAMPU KELAS BAWAH : SEBUAH SURVEI BAGI GURU-GURU
SEKOLAH DASAR NEGERI DI KOTA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar

Disusun oleh :
Yosefine Anisa Kurnia Putri
101134096

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
SKRIPSI


i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini peneliti persembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus serta Bunda Maria yang selalu menyertai, memberkati,
dan membimbing dalam hidupku.
2. Almamater tercinta, Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Catur Rismiati dan Ibu Andri Anugrahana yang menjadi pembimbing
penyelesaian skripsi ini.
4. Ibuku Anastasia Supadmi dan Ayahku Henry Nursanto
5. Saudara-saudaraku Cicilia Anggitasari Kurnia Putri, Andreas Heru Nugroho
Santo serta Carolina Gita Prawesti yang selalu mendoakanku.


iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

Ketika

kita

berusaha,

sudah

Tuhan

berdoa

akan


dan

bekerja

di hidup kita

Tuhan Membuat Segala Sesuatu
Indah Pada Waktunya

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
TINGKAT IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK OLEH GURU

PENGAMPU KELAS BAWAH : SEBUAH SURVEI BAGI GURU-GURU
SEKOLAH DASAR NEGERI DI KOTA YOGYAKARTA
Oleh
Yosefine Anisa KP
101134096
Pendidikan sekolah dasar merupakan proses dalam mengembangkan
kemampuan yang dimiliki siswa. Ada dua cara untuk memperbaiki sistem
pendidikan, salah satunya dengan meyempurnakan kurikulum yang telah ada. Salah
satu penyempurnaan kurikulum adalah adanya kurikulum 2013. Kurikulum 2013
memuat pembelajaran tematik.
Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui tingkat implementasi
pembelajaran tematik yang dilakukan oleh guru pengampu kelas bawah di SDN seKota Yogyakarta, 2) mengetahui perbedaan tingkat implementasi pembelajaran
tematik ditinjau dari jam training dan 3) mengetahui perbedaan tingkat implementasi
pembelajaran tematik ditinjau dari lama mengajar menggunakan pembelajaran
tematik. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental cross sectional
metode survei.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 328 guru. Sedangkan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 175 guru pengampu kelas
bawah. Teknik yang digunakan adalah Purpossive Random Sampling. Metode
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan distribusi frekuensi dan

Independent Sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) tingkat
implementasi pembelajaran tematik oleh guru pengampu kelas bawah SD Negeri di
Kota Yogyakarta termasuk ke dalam kategori tinggi; 2) tidak ada perbedaan antara
tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan jumlah training menggunakan
pembelajaran tematik ( t = 0,511); 3) tidak ada perbedaan antara tingkat implementasi
pembelajaran tematik dengan lama mengajar menggunakan pembelajaran tematik (t
= 0,439).
Kata kunci : Pembelajaran tematik, kurikulum, demografi, reformasi, guru pengampu
kelas bawah

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
IMPLEMENTATION LEVEL OF THEMATIC LEARNING BY LOWER
CLASS TEACHER : A SURVEY FOR STATE PRIMARY SCHOOL
TEACHERS IN YOGYAKARTA
By
Yosefine Anisa KP

101134096
Primary School education is process in developing students ability. There are
two ways to improve education system, one of them is by completing curriculum that
already exist. One of the curriculum completing ways is Curriculum 2013.
Curriculum 2013 contains thematic learning.
This research has purposes 1) to find out level implementation of thematic
learning done by under class teacher in Yogyakarta State Primary Schools, 2) to find
out implementation level of thematic learning difference observed from hours of
training and 3) to find out implementation level of thematic learning difference
observed from duration of learning using thematic learning. This is survey method
non experimental cross sectional research.
328 teachers used in this research as population. While the 175 under class
teachers used as sample. The technique used is Purpossive Random Sampling. The
Data Collection Method is Frequency Distribution and Independent Sample t-test.
The result of this research shows that 1) implementation level of thematic learning by
lower class teacher in Yogyakarta State Primary Schools is included in high category;
2) there is not also difference between level implementation of thematic learning and
the amount of training using thematic learning. (t = 0,511); 3) there is not also
difference between implementation level of thematic learning and the duration of
learning using thematic learning. (t = 0,439).


Key words : Thematic learning, curriculum, demography, reformation, under class
teacher

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan dalam menyusun tugas akhir
yang berjudul “TINGKAT IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK
OLEH GURU PENGAMPU KELAS BAWAH: SEBUAH SURVEI BAGI
GURU-GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KOTA YOGYAKARTA”
berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus serta Bunda Maria yang selalu menyertai, memberkati,
dan membimbing dalam hidupku.

2. Almamater tercinta, Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Catur Rismiati dan Ibu Andri Anugrahana yang menjadi pembimbing
penyelesaian skripsi ini.
4. Ibuku Anastasia Supadmi yang selalu mendoakan, menemani, dan
menyemangati, Ayahku Henry Nursanto yang selalu memberikan semangat
dan doa, terimakasih atas segala pengorbanan dan kasih sayang kalian
berikan.
5. Saudara-saudaraku

Cicilia

Anggitasari

Kurnia

Putri

yang

selalu


menyemangati dan mendoakanku, Andreas Heru Nugroho Santo serta
Carolina Gita Prawesti yang selalu mendoakanku.
x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv
MOTTO ............................................................................................................. v
SURAT PERNYATAAN................................................................................... vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBILKASI ......................... vii
ABSTRAK ......................................................................................................... viii
ABSTRACT ......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................... x

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Batasan Masalah.................................................................................. 5
C. Rumusan Masalah ............................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6
E. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6
F. Definisi Operasional............................................................................ 7
BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................... 9
A. Tinjauan Teoritik
1. Reformasi Pendidikan secara Global ........................................... 9
2. Reformasi Pendidikan di Indonesia ............................................. 10
3. Reformasi Kurikulum di Indonesia .............................................. 12
4. Kurikulum 2013 dan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) .......................... 17
5. Pembelajaran Terpadu ................................................................... 20
6. Pembelajaran Tematik .................................................................. 25
a. Pengertian Pembelajaran Tematik ........................................... 25
b. Kekurangan dan Kelebihan Pembelajaran Tematik ................ 28
7. Implikasi Pembelajaran Tematik .................................................. 31
a. Implikasi Bagi Guru ................................................................ 31
b. Implikasi Bagi Siswa .............................................................. 33
c. Implikasi Terhadap Sarana, Prasarana,
Sumber Belajar dan Media ..................................................... 34
d. Implikasi Terhadap Pengaturan Ruangan ............................... 34
e. Implikasi Terhadap Pemilihan Metode ................................... 35
8. Karakteristik Pembelajaran Tematik ............................................ 35
9. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reformasi ............................. 37
B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................... 39
xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Kerangka Berpikir .............................................................................. 43
D. Hipotesis Penelitian ............................................................................ 44
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 45
A. Jenis dan Desain Penelitian ................................................................ 45
B. Waktu dan Tempat ............................................................................. 46
1. Tempat Penelitian.......................................................................... 46
2. Waktu Penelitian ........................................................................... 46
C. Variabel Penelitian ............................................................................. 47
1. Variabel bebas (independent variable) ........................................ 47
2. Variabel terikat (dependent variable) .......................................... 47
D. Populasi dan Sampel .......................................................................... 48
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 49
F. Instrumen Penelitian/Alat Ukur ......................................................... 49
G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen .................................................. 57
1. Validitas isi (content validity) ...................................................... 57
2. Validitas muka (face validity) ...................................................... 68
3. Validitas konstruk (construct validity) ......................................... 68
4. Reliabilitas .................................................................................... 73
H. Prosedur Analisis Data ....................................................................... 75
1. Menentukan Hipotesis Statistik .................................................... 75
2. Pengelolaan Data .......................................................................... 77
3. Analisis Data Deskriptif ................................................................ 79
4. Menentukan Taraf Signifikansi .................................................... 80
5. Menguji Asumsi Klasik ............................................................... 81
6. Uji Hipotesis ................................................................................ 88
I. Jadwal Penelitian ............................................................................... 96
BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............. 97
A. Deskripsi Penelitian ........................................................................... 97
B. Tingkat Pengembalian Kuesioner ...................................................... 98
C. Hasil Penelitian .................................................................................. 98
D. Pembahasan ........................................................................................ 125
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 131
A. Kesimpulan ........................................................................................ 131
B. Keterbatasan ....................................................................................... 133
C. Saran ................................................................................................... 133
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 135

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Keunggulan KBK dibandingkan kurikulum 1994 ............................ 16
Tabel 2.2 Perubahan Kurikulum di Indonesia.................................................... 17
Tabel 2.3 Landasan Pengembangan Kurikulum 2013 ....................................... 19
Tabel 2.4 Perbedaan Esensial Kurikulum 2006 dengan Kurikulim 2013 .......... 20
Tabel 2.5 Landasan Pembelajaran Tematik ....................................................... 27
Tabel 3.1 Penjabaran Skor Item ......................................................................... 51
Tabel 3.2 Sebaran item positif dan item negatif ................................................ 52
Tabel 3.3 Indikator Kuesioner............................................................................ 55
Tabel 3.4 Kriteria Revisi .................................................................................... 58
Tabel 3.5 Hasil Expert Judgement: Kegiatan Pembelajaran yang
Berpusat pada Siswa .......................................................................... 59
Tabel 3.6 Hasil Expert Judgement: Siswa Mengalami
Pegalaman Langsung dalam Belajar.................................................. 60
Tabel 3.7 Hasil Expert Judgement: Pemisahan pada Setiap Mata
Pelajaran Tidak Begitu ...................................................................... 62
Tabel 3.8 Jelas Hasil Expert Judgement:Pembelajaran yang Menyajikan
Konsep dari Satu Mata Pelajaran....................................................... 63
Tabel 3.9 Hasil Expert Judgement :Pembelajaran Bersifat Fleksibel ................ 64
Tabel 3.10 Hasil Expert Judgement :Hasil Pembelajaran yang Sesuai
dengan Minat dan Kebutuhan Siswa ................................................. 66
Tabel 3.11 Hasil Expert Judgement :Prinsip Belajar Sambil Bermain yang
Menyenangkan Bagi Siswa ............................................................. 67
Tabel 3.12 Validitas Muka ................................................................................. 69
Tabel 3.13 Hasil Validitas Implementasi Pembelajaran Tematik ...................... 72
Tabel 3.14 Tingkat Koefisien dan Tingkat Hubungan ....................................... 74
Tabel 3.15 Hasil Reliabilitas .............................................................................. 75
Tabel 3.16 Contoh Pengkodean ......................................................................... 77
Tabel 3.17 Jadwal Penelitian.............................................................................. 96
Tabel 4.1 Panjang Kelas Interval ..................................................................... 100
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Daftar Distribusi ................................................. 100
Tabel 4.3 Kategorisasi Faktor demografi Lama Mengajar Menggunakan
Pembelajaran tematik ...................................................................... 102
Tabel 4.4 Tabel Hasil Uji Normalitas Data Implementasi Lama Mengajar
Pembelajaran Tematik yang Junior ................................................. 103
Tabel 4.5 Tabel Hasil Uji Normalitas Data Implementasi
Pembelajaran Tematik yang Senior................................................. 107
Tabel 4.6 Tabel Hasil Uji Homogenitas Faktor Demogrfai Lama Mengajar
Pembelajaran Tematik ..................................................................... 112
Tabel 4.7 Hasil Uji Independent Sample t-test................................................... 112
Tabel 4.8 Kategorisasi Faktor Demografi Jumlah Jam Training Menggunakan
Pembelajaran Tematik ..................................................................... 114
xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.9 Tabel Hasil Uji Normalitas Data Implementasi Jumlah Jam Training
Pembelajaran Tematik Sedikit ........................................................ 116
Tabel 4.10 Tabel Hasil Uji Normalitas Data Implementasi Jumlah Jam Training
Pembelajaran Tematik Banyak ....................................................... 119
Tabel 4.11 Tabel Hasil Uji Homogenitas Faktor Demografi
Jumlah Jam Training ....................................................................... 123
Tabel 4.12 Tabel Hasil Uji Independent Sample t-test ...................................... 125

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Literatur Map ............................................................................... 42
Gambar 3.1 Hubungan Antar Variabel ........................................................... 46
Gambar 3.2 Rumus Product Moment .............................................................. 71
Gambar 3.3 Rumus Koefisian Alpha Cronbach .............................................. 73
Gambar 3.4 Rumus Panjang Kelas Interval ..................................................... 80
Gambar 3.5 Rumus Jarak Rentangan ............................................................... 82
Gambar 3.6 Rumus Sturges.............................................................................. 82
Gambar 3.7 Rumus Panjang Kelas Interval ..................................................... 82
Gambar 3.8 Rumus Uji Normalitas .................................................................. 83
Gambar 3.9 Rumus Lavene’s Test ................................................................... 88
Gambar 3.10 Rumus Independent Sample Test ................................................. 92
Gambar 3.11 Rumus Mann whitney Test ........................................................... 93
Gambar 3.12 Rumus Effect Size Data Normal ................................................... 94
Gambar 3.13 Rumus Effect Size Data Tidak Normal......................................... 94
Gambar 3.14 Koefisien Determinasi .................................................................. 95
Gambar 4.1 Gambar Visualisasi P-P Plot Faktor Demografi Lama Mengajar
Pembelajaran Tematik Junior ....................................................... 104
Gambar 4.2 Gambar Visualisasi Histogram Faktor Demografi Lama Mengajar
Pembelajaran Tematik Junior ....................................................... 105
Gambar 4.3 Gambar Visualisasi P-P Plot Faktor Demografi Lama Mengajar
Pebelajaran Tematik Senior .......................................................... 108
Gambar 4.4 Gambar Visualisasi Histogram Faktor Demografi Lama Mengajar
Pembelajaran Tematik Senior ....................................................... 109
Gambar 4.5 Gambar Visualisasi P-P Plot Faktor Demografi Jumlah
Jam Training Menggunakan Pembelajaran Tematik Sedikit ........ 117
Gambar 4.6 Gambar Visualisasi Histogram Faktor Demografi Jumlah Jam Training
Menggunakan Pembelajaran Tematik Sedikit .............................. 118
Gambar 4.7 Gambar Visualisasi P-P Plot Faktor Demografi Jumlah
JamTraining Menggunakan Pembelajaran Tematik Banyak ........ 120
Gambar 4.8 Gambar Visualisasi Histogram Faktor Demografi Jumlah JamTraining
Menggunakan Pembelajaran tematik Banyak............................... 121

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian dan
Surat Ijin Telah Melakukan Penelitian ................................... 140
Lampiran 2 Expert Judgement ................................................................... 144
Lampiran 3 Validitas Muka ....................................................................... 219
Lampiran 4 Data Validitas ......................................................................... 230
Lampiran 5 Hasil Validitas ........................................................................ 231
Lampiran 6 Data Reliabilitas ..................................................................... 232
Lampiran 7 Hasil Reliabilitas .................................................................... 233
Lampiran 8 Data Asli................................................................................. 237
Lampiran 9 Hasil Perhitungan Distribusi Frekuensi ................................. 240
Lampiran 10 Hasil Distribusi Frekuensi Faktor emografi Lama Mengajar
Pembelajaran Tematik ............................................................ 241
Lampiran 11 Hasil Uji Normalitas Lama Mengajar
Menggunakan Pembelajaran Tematik Kategori Junior .......... 242
Lampiran 12 Hasil Uji Normalitas Lama Mengajar
Menggunakan Pembelajaran Tematik Kategori Senior .......... 248
Lampiran 13 Uji Homogenitas dan Uji Hipotesis Lama Mengajar
Menggunakan Pembelajaran Tematik ..................................... 253
Lampiran 14 Hasil Distribusi Frekuensi Faktor Demografi
Jumlah Jam Training Menggunakan
Pembelajaran Tematik ............................................................ 254
Lampiran 15 Uji Normalitas Jumlah Jam Training
Menggunakan Pembelajaran Tematik Kategori Sedikit ......... 255
Lampiran 16 Uji Normalitas Jumlah Jam Training

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Menggunakan Pembelajaran Tematik Kategori Banyak........ 260
Lampiran 17 Uji Homogenitas dan Uji Hipotesis Jumlah Jam Training
Mengguunakan Pembelajaran Tematik ................................... 265
Lampiran 18 R Tabel .................................................................................... 266
Lampiran 19 Tabel Krejcie ........................................................................... 267
Lampiran 20 Tingkat Pengembalian Kuesioner ........................................... 268
Lampiran 21 Kuesioner Sesudah dan Sebelum Dilakukan Revisi .............. 270
Lampiran 22 Contoh Kuesioner yang sudah diisi ........................................ 276
Lampiran 23 Biodata Peneliti ...................................................................... 381

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini berisi enam bagian. Bagian-bagian tersebut adalah latar belakang,
batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
definisi penelitian.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan yang terdapat dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1 dinyatakan sebagai :
“…Usaha sadar untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat bangsa dan Negara”.
Pengertian pendidikan menurut UU No 20 Tahun 2003 tersebut, dapat dijelaskan
bahwa peran dari pendidikan sangat penting dalam mewujudkan manusia yang
utuh, mandiri dan bermanfaat bagi lingkungannya. Taufiq (2011: 12) berpendapat
bahwa pendidikan Sekolah Dasar (SD) diartikan sebagai proses dalam
mengembangkan potensi yang dimiliki siswa, dimana setiap siswa belajar secara
aktif karena mendapat dorongan dari dalam diri sendiri.
Tujuan dari pendidikan adalah untuk membentuk siswa yang beriman,
beretika, memiliki nalar (kreatif, inovatif, cerdas, cakap dan maju), mempunyai
kemampuan berinteraksi (Mulyasa, 2013: 20). Tujuan pendidikan menurut
Mulyasa dapat dicapai melalui dua cara sesuai dengan yang telah dikemukakan

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

oleh Trianto. Trianto (2012: 12) berpendapat bahwa terdapat dua cara untuk
mewujudkan tujuan sistem pendidikan nasional di Indonesia. Cara untuk
mewujudkan sistem pendidikan nasional di Indonesia yang pertama melalui
implementasi pendidikan pada Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah. Undang-undang tersebut mengalami perubahan menjadi
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah beserta
dengan peraturan pelaksanaannya. Cara kedua melalui penyempurnaan kurikulum
dengan adanya pembaruan kurikulum yang telah dilakukan berdasarkan UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan
peraturan pelaksanaannya dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan. Menteri Pendidikan dan Kebudayan (dalam
Mulyasa, 2013: 60) mengatakan bahwa perubahan dan pengembangan kurikulum
merupakan persoalan yang sangat penting, oleh karena itu kurikulum harus
disesuaikan dengan tuntutan jaman.
Tuntutan jaman membuat Indonesia melakukan perubahan pada kurikulum.
Trianto (2010: 54) mengatakan bahwa kurikulum yang terdapat di Indonesia
sudah mengalami perubahan beberapa kali guna mencapai kesempurnaan dalam
pendidikan. Kurikulum yang pertama kali diterapkan di Indonesia adalah
Kuriklum 1947. Kurikulum 1947 lebih menekankan pada cara mengajar yang
dilakukan oleh guru dan cara siswa memahami materi pelajaran. Masa orde baru,
Indonesia kembali merubah kurikulumnya. Kurikulum pertama yang diterapkan
Indonesia pada masa orde baru adalah kurikulum 1968 yang bersifat correlated
subject curriculum. Correlated subject curriculum mempunyai arti bahwa materi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

pelajaran pada tingkat bawah mempunyai hubungan dengan kurikulum tingkat
lanjutan. Kurikulum yang selanjutnya pada masa orde baru yaitu kurikulum 1975,
kurikulum 1984, dan kurikulum 1994.
Memasuki masa reformasi, kurikulum di Indonesia kembali mengalami
perubahan. Kurikulum 2004 merupakan kurikulum pertama yang diterapkan
dalam masa reformasi. Kurikulum ini sering disebut dengan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK), yang selanjutnya adalah kurikulum 2006 yang sering disebut
dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum 2006
mengalami perubahan menjadi kurikulum 2013.
Mulyasa (2013: 66) menyatakan bahwa kurikulum 2013 merupakan tindak
lanjut dari kurikulum 2006. Mulyasa juga mengemukakan bahwa kurikulum 2013
merupakan suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan
kompetensi, sehingga hasilnya dapat dilaksanakan sendiri oleh siswa. Mulyasa
(2013:163) mengatakan kurikulum 2013 merupakan salah satu usaha yang
dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat dalam
penguasaan ilmu dan teknologi. Kurikulum 2013 diharapkan mampu melahirkan
siswa yang kreatif dalam mengemukakan ide-idenya dan inovatif sehingga dapat
diterapkan ke dalam kehidupan nyata. Kurikulum 2013 mencoba untuk
mempermudah siswa SD dengan mengitegrasikan beberapa mata pelajaran. Mata
pelajaran IPA, IPS, Muatan Lokal dan Kepribadian sudah tidak tercantum lagi
dalam mata pelajaran, tetapi kontennya diorganisasikan dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia, PPKN, Matematika, dan juga Agama (Hasan dalam Muh Nuh,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

2013: 177). Pemberian materi dalam kurikulum 2013 disajikan melalui
pembelajaran tematik.
Pembelajaran

tematik

termasuk

ke

dalam

pembelajaran

terpadu.

Pembelajaran tematik pada dasarnya merupakan model pembelajaran terpadu
yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga
dapat memberikan pengalaman langsung bagi siswa (Departemen Pendidikan
Nasional dalam Trianto, 2006: 5). Pengetahuan kognitif, psikomotorik, dan afektif
dibentuk sendiri oleh siswa melalui pengalaman (Trianto, 2010: 111).
Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok
bahasan, konsep tertentu yang dikaitkan dengan konsep lain, baik dalam satu
bidang studi atau lebih (Subroto dalam Zahara, 2011: 9).
Kurikulum di Indonesia sudah mengalami beberapa perubahan. Perubahan
kurikulum yang terjadi tidak akan berhasil tanpa campur tangan dari para guru.
Piaget (dalam Trianto, 2010: 103) mengatakan selain kurikulumnya yang harus
diperbaiki, tetapi guru juga harus mampu menciptakan suatu keadaan atau
lingkungan

belajar.

Lingkungan

belajar

membantu

siswa

menemukan

pengalaman-pengalaman nyata dan telibat secara langsung.
Depiknas (2008: 11) mengatakan bahwa masih banyak guru yang belum
memiliki kesadaran dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa. Selain faktor guru
yang masih belum baik, ada pula faktor lain yang harus diperhatikan oleh
pemerintah. Faktor-faktor tersebut adalah dukungan dari kepala sekolah,
pengalaman menggunakan pembelajaran tematik, status kepegawaian, jumlah jam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

training pembelajaran tematik, jumlah siswa, jumlah rekan guru yang
menggunakan tematik, dan pengalaman mengajar.
Faktor-faktor tersebut dapat membantu seorang guru menjadi guru lebih baik.
Pembelajaran tematik merupakan salah satu upaya dari pemerintah untuk
membantu guru dalam proses belajar mengajar dengan mengoptimalkan
kemampuan yang dimilikinya. Hal inilah yang mendasari peneliti melakukan
sebuah penelitian yang berjudul “Tingkat Implementasi Pembelajaran Tematik
oleh Guru Pengampu Kelas Bawah: Sebuah Survei Bagi Guru-Guru Sekolah
Dasar Negeri di Kota Yogyakarta”.

B. Batasan Masalah
Penelitian ini difokuskan pada implementasi pembelajaran tematik pada guru
kelas 1, 2 dan 3 SD Negeri se-Kota Yogyakarta. Selain itu, penelitian ini juga
berfokus pada dua faktor demografi. Faktor demografi yang pertama adalah lama
penggunaan pembelajaran tematik terhadap implementasi pembelajaran tematik.
Faktor demografi yang kedua adalah jumlah jam training menggunakan
pembelajaran tematik di SD Negeri se-Kota Yogyakarta terhadap implementasi
pembelajaran tematik.

C. Rumusan Masalah
Penelitian ini menggunakan rumusan masalah adalah :
1.

Bagaimana tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh guru kelas bawah
di Sekolah Dasar Negeri di Kota Yogyakarta?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.

6

Apakah terdapat perbedaan tingkat implementasi penggunaan pembelajaran
tematik oleh guru pengampu kelas bawah SD Negeri di Kota Yogyakarta
ditinjau dari lama mengajar menggunakan pembelajaran tematik?

3.

Apakah terdapat perbedaan tingkat implementasi penggunaan pembelajaran
tematik oleh guru kelas bawah SD Negeri di Kota Yogyakarta ditinjau dari
jumlah jam training pembelajaran tematik?

D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan :
1. Mengetahui tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh guru kelas bawah
di Sekolah Dasar Negeri di Kota Yogyakarta.
2. Mengetahui perbedaan implementasi penggunaan pembelajaran tematik
ditinjau dari lama mengajar menggunakan pembelajaran tematik.
3. Mengetahui perbedaan implementasi penggunaan pembelajaran tematik
ditinjau dari jumlah jam training pembelajaran tematik.

E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.

Bagi guru sekolah dasar

Penelitian diharapkan mampu membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran
tematik di kelas bawah.
2.

Bagi siswa

Siswa diharapkan mampu memahami mata pelajaran dengan lebih baik lagi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

3. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bekal bagi peneliti untuk terjun langsung
menjadi guru.
4. Bagi institusi
Penelitian ini diharapkan dapat membantu institusi dalam melihat kendala-kendala
yang dialami oleh semua guru sekolah dasar dan mampu memberikan solusi atas
kendala yang dihadapi.

F. Definisi Operasional
1. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang mampu mengaitkan dua mata
pelajaran atau lebih menjadi satu tema (disebut juga pembelajaran tematik
integratif).
2. Kurikulum adalah seperangkat aturan, tujuan dan isi pembelajaran yang telah
direncanakan dalam proses pembelajaran.
3. Demografi adalah faktor yang dapat mempengaruhi perilaku/tingkah laku
seseorang.
4. Reformasi adalah perubahan yang dilakukan oleh suatu negara untuk perbaikan
dibidang sosial, politik dan agama.
5. Guru pengampu kelas bawah adalah seseorang yang memberikan materi
pelajaran pada kelas 1, 2 dan 3.
6. Implementasi adalah pelaksanaan dari sebuah rencana yang telah dibuat secara
terperinci.
7. Survei adalah upaya dalam mengumpulkan informasi dari sebagaian populasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

8. Lama mengajar pembelajaran tematik adalah seberapa lama seorang guru
mengajar menggunakan pembelajaran tematik.
9. Jumlah jam training menggunakan pembelajaran tematik adalah seberapa lama
seorang guru menjalani masa pelatihan khusus mengenai pembelajaran tematik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
KAJIAN TEORI
BAB II ini membahas tinjauan teoritik, penelitian yang relevan, kerangka
berpikir, dan hipotesis penelitian.
A. Tinjauan Teoritik
1. Reformasi Pendidikan secara Global
Reformasi merupakan perubahan untuk memperbaiki segala sesuatu yang
terjadi dalam suatu masyarakat dalam bidang pendidikan, sosial, ekonomi, dan
lain-lain (Kamus Terbaru Bahasa Indonesia, 2008: 548). Reformasi adalah
istilah yang sangat populer pada masa sekarang ini dan telah menjadi kata kunci
dalam memperbaiki seluruh tatanan hidup berbangsa, termasuk di bidang
pendidikan (Hisyam dalam Sanaky, 2009: 1). Reformasi pendidikan merupakan
hukum alam yang akan mencari jalannya sendiri, terkhusus di masa sekarang ini
yang mengglobal dan sangat ketat dengan persaingan (Hisyam dalam Sanaky,
2009: 1). Abad ke 19-20 siapa saja yang tidak bisa memenuhi persyaratan global
atau tidak bisa mengikuti perkembangan jaman akan tersingkir secara sendirinya
(Hisyam dalam Sanaky, 2009: 1). Kunandar (2008: 37) berpendapat arus
globalisasi juga masuk ke dalam bidang pendidikan. Tugas dan peran guru
sebagai ujung tombak dunia pendidikan dituntut untuk lebih berperan aktif.
Globalisasi telah mengubah cara hidup manusia sebagai manusia dan masyarakat
di Indonesia (Kunandar, 2008: 36). Memasuki era globalisasi, selain
masyaraktnya tetap menjaga dan mengembangkan jati diri bangsa Indonesia,

9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

sistem pendidikan Indonesia juga perlu beradaptasi dengan perkembangan era
globalisasi ini.
Kehidupan di era global menuntut berbagai perubahan pendidikan.
Perubahan-perubahan yang terjadi salah satunya adalah perubahan dalam bidang
pendidikan. Perubahan-perubahan dalam bidang pendidikan menuntut para guru
untuk lebih bisa menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (Kunandar, 2008:
37). UNESCO tahun 1998 melakukan perubahan dalam bidang pendidikan.
UNESCO berpendapat terdapat dua basis landasan : pertama, pendidikan harus
diletakkan pada empat pilar yaitu belajar mengetahui, belajar melakukan, belajar
hidup dalam kebersamaan, dan belajar menjadi diri sendiri; kedua, belajar
seumur hidup (Mulyasa, 2013: 2). Sistem pendidikan mengarah pada orientasi
penyediaan sumber daya manusia yang unggul dalam interaksi, pergaulan dan
pendidikan global. Menghadapi era globalisasi yang penuh dengan saingan ini,
dibutuhkan guru yang mampu mengelola proses belajar mengajar yang efektif.
Perubahan strategi dan model pembelajaran yang baru juga dibutuhkan dalam
mengahadapi era globalisasi.

2. Reformasi Pendidikan di Indonesia
Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas, 2010) mengatakan bahwa
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah (RPJM) 2010-2014
merupakan bagian dari RPJP di bidang pendidikan pada tahun 2005-2025 telah
memutuskan peningkatan kualitas layanan sebagai fokus utama. Sejalan dengan
fokus tersebut dan memperhatikan tantangan, peluang, dan target yang harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

dicapai, serta harapan masyarakat terutama yang terkait pemanfaatan anggaran
fungsi pendidikan. Hal tersebut yang menjadikan Kemendiknas harus melakukan
reformasi dalam melaksanakan Sistem Pendidikan Nasional. Reformasi
sebenarnya sudah diterapkan sejak Kabinet Indonesia Bersatu. Kemendiknas
yang saat itu menjadi salah satu dari 12 Kementerian yang dipilih menjadi pilot
project reformasi birokrasi. Kementerian Pendidikan Nasional mempunyai tekad
untuk memanfaatkan momentum reformasi birokrasi untuk melakukan
Reformasi Pelaksanaan Sitem Pendidikan Nasional secara menyeluruh
(Kemendiknas, 2010). Tujuan dari reformasi pendidikan adalah untuk
menghasilkan suatu sistem yang dapat mendukung tercapainya efisiensi nasional
dalam bidang pendidikan. Tujuan tersebut akan lebih mudah tercapai apabila
semua kaitan Kemdiknas dilaksanakan secara terbuka, sehingga tidak
memberikan kesempatan dalam pemberian tidak baik (Kemendiknas, 2010: 4).
Shaeffer (dalam Nuh, 2013: 66) pernah melakukan studi kasus di Indonesia.
Shaeffer mengujikan tiga inovasi kurikulum, diantaranya: pertama, Proyek
Sekolah Pembangunan (PPSP); kedua, Pendidikan Antara Masyarakat, Orang
Tua, dan Guru (PAMONG); ketiga, Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). Secara
konseptual, kurikulum Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) mendapatkan
tanggapan yang positif dari pemerintah. Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA),
kemudian diadopsi untuk dijadikan sebagai kurikulum nasional, akan tetapi para
pekerja kurukulum di lapangan enggan untuk merealisasikan konsep-konsep
yang

terdapat

dalam

CBSA.

Keengganan

pekerja

kurikulum

dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

merealisasikan konsep-konsep yang ada juga merupakan cerminan dari sikap
apatisme masyarakat di Indonesia (Lie dalam Nuh, 2013: 66).
Lie (dalam Nuh, 2013: 67) menjelaskan, selain pekerja kurikulum, para guru
pun tidak bisa menerapkan kurikulum CBSA. Hal ini disebakan para guru sulit
untuk meninggalkan model pembelajaran yang telah mereka terapkan
sebelumnya. Model pembelajaran yang selalu diterapkan oleh guru di Indonesia
tak lepas dari anggapan bahwa setiap pembelajaran mengharuskan siswa aktif,
siswa memperoleh kebermaknaan dalam proses belajar, dan sebagian tidak
dilandasi oleh suatu paradigma yang relevan dengan konteks budaya yang ada di
daerah tersebut.
Paradigma dan visi pendidikan di Indonesia semestinya diciptakan
berdasarkan pengenalan terlebih dahulu dengan lingkungan sekitar, dan impian
atas masa depan bersama. Warga negara Indonesia membutuhkan kesadaran
bersama untuk merumuskan impian Indonesia. Merumuskan impian dari
Indonesia memerlukan sebuah strategi dengan melalui pendidikan (Lie dalam
Nuh, 2013: 79). Adanya reformasi kurikulum diharapkan siswa-siswa di
Indonesia menjadi lebih cerdas, bermoral, kreatif, komunikatif, dan toleran
(Kompas, 2012: 3).

3. Reformasi Kurikulum di Indonesia
Trianto (2010: 54) menjelaskan bahwa kurikulum sekolah dasar pada
umumnya harus ditempuh dalam satu jenjang pendidikan adalah enam tahun,
yaitu dimulai dari kelas I hingga kelas VI. Kurikulum telah mengalami beberapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

kali perubahan di Indonesia. Trianto (2010: 54) juga memaparkan bahwa
kurikulum sekolah dasar di Indonesia mengalami perubahan.
Pada masa orde lama, Indonesia telah menerapkan kurikulum pendidikan.
Trianto (2010: 55) menjelaskan bahwa kurikulum yang pertama kali
dilaksanakan pada masa kemerdekaan bernama Rencana Pelajaran 1947.
Rencana Pelajaran 1947 bersifat politis, karena tidak ingin melihat dunia
pendidikan menerapkan kurikulum dari Belanda. Rencana Pelajaran 1947 mulai
diterapkan pada tahun 1950, maka dari itu Rencana Pelajaran 1947 juga sering
disebut dengan Kurikulum 1950. Rencana Pelajaran 1947 lebih berkonsentrasi
pada pendidikan watak, kesadaran dalam bernegara, dan bermayarakat. Garisgaris besar pengajaran pada saat itu sangat menuntut pada cara guru mengajar
dan cara siswa memahami pelajaran yang diberikan oleh guru.
Pada masa orde baru, kurikulum juga mengalami beberapa kali perubahan
yaitu kurikulum 1968, 1975, 1984 dan 1994 (Trianto, 2010: 56). Herry (2012:
4.8) menjelaskan bahwa kurikulum 1968 tercipta karena di tahun 1965 terjadi
peristiwa Gerakan 30 September yang menandai berakhirnya masa orde lama.
Peristiwa tersebut banyak memberikan pengaruh di berbagai bidang, termasuk
bidang pendidikan. Herry (2012: 4.8) mengatakan bahwa kurikulum 1968
terbagi menjadi tiga kelompok besar: pertama, Kelompok Pembinaan Jiwa
Pancasila, yang meliputi: Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan,
Pendidikan Bahasa Indonesia, Olahraga. Kedua, Kelompok Pembinaan
Pengetahuan Dasar, meliputi pelajaran: Berhitung, Ilmu Pengetahuan Alam,
Pendidikan Kesenian, Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, termasuk ilmu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

kesehatan. Ketiga, Kelompok Pembinaan Kecakapan Khusus, meliputi pelajaran
: Kejuruan Agraria, Kejuruan Teknik, Kejuruan Katata laksanaan atau Jasa.
Kurikulum 1968 yang telah dilaksanakan di berbagai sekolah dasar ternyata
dipandang kurang sesuai dengan kondisi masyarakat, maka dari itu terciptalah
kurikulum baru yang disebut dengan kurikulum 1975 (Herry, 2012: 4.9). Trianto
(2010: 58) menjelaskan bahwa di dalam kurikulum 1975 terdapat tujuh unsur
pokok. Tujuh unsur pokok tersebut adalah dasar, tujuan, dan prinsip; struktur
program kurikulum; GBPP (Garis Besar Pokok Pembelajaran); sistem penyajian;
pedoman supervisi dan administrasi. Kurikulum 1975 didasari konsep
Struktural, Analisis, Sintetis (SAS). Siswa menjadi lebih pandai karena mereka
mampu menganalisis sesuatu yang dihubungkan dengan mata pelajaran. Sisi
positif dari kurikulum ini adalah ilmu-ilmu dasar yang dipelajari akan semakin
berkembang. Sisi negatif dari kurikulum ini adalah guru akan banyak
menghabiskan waktunya karena harus mengerjakan tugas administrasi (Trianto,
2010: 59).
Bersamaan dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayan Nomor 0461/U/1983 tentang Perbaikan Kurikulum Pendidikan
Dasar dan Menengah dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, maka untuk tingkat sekolah dasar diberlakukan penggunaan
kurikulum baru yakni kurikulum 1984 (Herry, 2012: 4.13). Kurikulum 1984
mengusung processkill approach, yang seiringan dengan tuntutan GBHN 1983
bahwa pendidikan harus mencetak siswa yang kreatif, bermutu dan efisien kerja.
Kurikulum 1984 memposisikan siswa sebagai subjek belajar (Trianto, 2010: 60).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Trianto (2010: 61) mengatakan bahwa lahirnya UU No 2 Tahun 1989,
merupakan awal dari lahirnya kurikulum 1994. Kurikulum 1994 mengharuskan
pendidikan dasar dipatok menjadi 9 tahun (SD dan SMP). Kurikulum 1994
berusaha menyatukan kurikulum sebelumnya, yakni kurikulum 1975 dengan
menggunakan pendekatan tujuan dan kurikulum 1989 dengan menggunakan
tujuan pendekatan proses.
Masa orde reformasi di Indonesia juga mengalami perubahan dalam hal
pendidikan, diantaranya kurikulum 2004 dan kurikulum 2006 (Trianto, 2010:
62). Trianto (2010: 62) mengatakan bahwa kurikulum 2004 lebih terkenal
dengan sebutan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi). Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) diartikan sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan
pada pengembangan kemampuan menyelesaikan tugas-tugas dengan baik dan
hasilnya dapat dirasakan sendiri oleh siswa. KBK memfokuskan pada
pemerolehan kompetensi tertentu yang dilakukan oleh siswa. Kurikulum
berbasis kompetensi tercipta sebagai jawaban dari berbagai kritikan masyarakat
terhadap kurikulum sebelumnya yaitu krikulum 1994. Secara yuridis KBK
tercipta sebagai respon dari tuntutan reformasi, diantaranya UU No 22 tahun
1999 tentang pemerintahan daerah, yang telah diubah dengan UU No 32 tahun
2004, dan UU No 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan
kewenangan provinsi sebagai daerah otonom yang telah diubah dengan UU No
33 tahun 2004, dan Tap MPR No IV/MPR/1999 tentang Arah Kebijakan
Pendidikan Nasional (Trianto, 2010: 63-64). Keunggulan KBK dibandingkan
kurikulum 1994 menurut Trianto (2010: 64) dapat dilihat pada tabel 2.1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Tabel 2.1
Keunggulan KBK dibandingkan kurikulum 1994
Subjek
Yang Utama
Paradigma Pembelajaran

1994
Penguasaan materi

Silabus

Ditentukan
seragam
dengan sekolah lain

Jumlah Jam Pelajaran
Metode Pembelajaran

40 jam per minggu
Katerampilan proses

Sistem Penilaian

Memfokuskan
aspek kgnitif

pada

KBK
Hasil belajar dan kompetensi
Versi UNESCO:belajar mengetahui, belajar
untuk bertindak, belajar hidup bersama, dan
belajar menjadi diri sendiri.
Peran dari guru dan siswa dalam proses
belajar mengajar, silabus menjadi tanggung
jawab guru
32 jam per minggu
Tercipta metode pembelajaran aktif, kreatif,
efektif,dan menyenangkan. Dan juga lahir
metode lain yaitu pembelajaran kontekstual
Memadukan keseimbangan kognitif, afektif
dan psikomotorik.

Sumber: Trianto (2010: 64)

Tabel 2.1 menunjukkan bahwa kurikulum berbasis kompetensi memang
lebih baik dari kurikulum 1994. Perbedaan yang paling menonjol dari tabel 2.1
bahwa KBK lebih mementingkan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. KBK
juga lebih menguntungkan bagi guru dan siswa, karena jumlah jam pelajaran di
KBK lebih sedikit dibandingkan dengan kurikulum 1994.
Trianto (2010: 66) berpendapat kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) sama sekali tidak mengubah kurikulum berbasis
kompetensi, melainkan menjadi penegas KBK. KTSP merupakan suatu cara
pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif
dan berprestasi. KTSP bertujuan untuk memandirikan dan memberdayakan
satuan pendidikan melalui kewenangan kepada lembaga pendidikan. Trianto
(2010: 69) mengatakan seiring dengan perkembangan jaman, kurikulum telah
mengalami perubahan pada sistem pengajarannya. Sistem pengajaran yang
digunakan oleh masing-masing sekolah dasar saat ini adalah Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Tabel 2.2
Perubahan Kurikulum di Indonesia
Tahun

Nama Kurikulum
Masa Orde Lama

1947

Rencana Pembelajaran 1947

1968

Kurikulum 1968

1975

Kurikulum 1975

1984

Kurikulum 1984

1994

Kurikulum 1994

2004

Kurikulum 2004

2006

Kurikulum 2006

Ide Pokok

Garis-garis besar pengajaran menuntut cara
guru mengajar dan cara guru memahami
pelajaran agar lebih meningkat.
Masa Orde Baru
Tujuan dari kurikulum ini untuk membentuk
manusia pancasia
Terdapat tujuh unsur
pokok dalam
kurikulum ini (dasar, tujuan, dan prinsip;
struktur; program kurikulum; GBPP; sistem
penyajian, pedoman supervisi; administrasi)
Kurikulum ini mengusung process skill
approach
Mewajibkan pendidikan 9 yahun, yang
meliputi SD dan SMP
Masa Orde Reformasi
Memfokuskan
pada
pemerolehan
kompetensi-kompetensi yang dilakaukan
oleh siswa
Tujuan
dari
kurikulum
ini
yaitu
mengembangkan
kurikulum
untuk
mewujudkan SD yang efektif, produktif dan
berprestasi.

Tabel 2.2 menunjukkan ciri khusus dari setiap kurikulum yang pernah
diterapkan di negara Indonesia. Kurikulum yang pernah diterapkan di Indonesia
melalui 3 masa. Masa-masa tersebut adalah masa orde lama, masa orde baru dan
masa orde reformasi. Kurikulum pada masa orde lama terjadi pada tahun 1947.
Kurikulum masa orde baru sering disebut dengan kurikulum 1968, kurikulum
1975, kurikulum 1984 dan kurikulum 1994. Kurikulum yang terjadi pada masa
reformasi adalah kurikulum 2004 dan kurikulum 2006.

4. Kurikulum 2013 dan Kurkulum Tingkat Satuan Pendidikan
Mulyasa (2013: 59) mengatakan bahwa suatu sistem pendidikan di
dalamnya terdapat kurikulum yang sifatnya dinamis yang selalu mengalami
perubahan dan pengembangan sejalan dengan perkembangan jaman. Perubahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

dan pengembangannya harus dilaksanakan secara sistematis dan harus memiliki
arah yang jelas. Perubahan dan pengembangan kurikulum sangat diperlukan
karena di Indoneisa masih terdapat kesenjangan kurikulum yang sekarang ini
sedang berlangsung (KTSP). Kesenjangan tersebut antara lain: isi dan pesan di
dalam kurikulum masih terlalu padat, kompetensi yang dikembangkan masih
berpusat pada pengetahuan dan belum sepenuhnya menggambarkan pribadi
siswa, kurikulum belum peka terhadap berbagai perubahan sosial yang terjadi
pada lingkungan sekitar. Untuk menghadapi berbagai masalah dan tantangan di
masa depan yang semakin rumit dan kompleks, maka tercetuslah sebuah
kurikulum baru yaitu kurikulum 2013. Mulyasa (2013: 66) berpendapat bahwa
kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang diterapkan pada tahun 2006. Kurikulum 2013
memfokuskan

pada

pemerolehan

kompetensi

oleh

para

siswa

dan

memungkinkan para guru dalam menilai hasil belajar siswa dalam proses
pencapaian tujuan belajar yang mencerminkan pemahaman terhadap mata
pelajaran. Majid (2014: 29) menjelaskan ada 4 landasan dalam kurikulum 2013,
yaitu landasan yuridis, landasan f

Dokumen yang terkait

Hubungan persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru di Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman.

0 1 167

Hubungan persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru di Sekolah Dasar Se-Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman.

0 1 171

st pelatihan implementasi pembelajaran tematik guru di wukirsari imogiri bantul 2012

0 0 1

Sikap guru terhadap program sertifikasi dalam peningkatan kinerja guru : studi kasus guru-guru sekolah menengah atas di Kota Yogyakarta - USD Repository

0 0 111

Pemanfaatan komputer oleh guru fisika dalam pembelajaran fisika di SMA Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta [sebuah survei pada tahun 2008] - USD Repository

0 0 190

Hubungan supervisi kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru sekolah menengah atas : survei guru-guru Sekolah Menengah Atas se-Kota Yogyakarta - USD Repository

0 0 123

Representasi materi pembelajaran oleh dua orang guru fisika pada dua SMA di Yogyakarta - USD Repository

0 0 252

Tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh guru pengampu kelas bawah : sebuah survei bagi guru-guru Sekolah Dasar Negeri di Kota Yogyakarta - USD Repository

0 0 321

Tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh guru pengampu kelas bawah: sebuah survei bagi guru-guru Sekolah Dasar Negeri di Kota Yogyakarta - USD Repository

0 0 333

Tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh guru pengampu kelas bawah : survei bagi guru-guru SD Afiliasi Katholik, Kristen dan Nasional di Kota Yogyakarta - USD Repository

0 1 284