Hubungan persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru di Sekolah Dasar Se-Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman.

(1)

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN KINERJA GURU

DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN

Oleh:

Aryaduta Yustina Yones 111134246

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru SD di SD Kecamatan Moyudan menunjukkan bahwa guru masih mengalami kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran dengan model tematik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di SD se-Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif korelasional dengan metode survei. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 63 guru kelas bawah SD di Kecamatan Moyudan, Sleman, Yogyakarta. Sampel yang digunakan berjumlah 54 guru. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportionate stratified random sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket dan dokumentasi. Instrumen pengumpulan data adalah skala dan daftar check list. Analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. Uji hipotesis menggunakan korelasi product moment.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik (X) dengan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik (Y) di Sekolah Dasar Kecamatan Moyudan yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,634. Nilai koefisien korelasi persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik (X) dengan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik (Y) termasuk dalam kategori kuat.


(2)

THE CORRELATION BETWEEN TEACHERS’ PERCEPTION ON THE THEMATIC LANGUAGE LEARNING AND TEACHERS’ PERFORMANCE IN ELEMENTARY SCHOOLS

IN MOYUDAN, SLEMAN By:

Aryaduta Yustina Yones 111134246

Based on the interview conducted with one of the teachers in Elementary School in Moyudan, it showed that the teacher still found difficulties in implementing the thematic-based learning. this study aimed to find out the correlation between the teachers' perception on thematic-based learning and the teachers' performance in the implementation of thematic-based learning in elementary schools in Moyudan, Sleman.

This research used a quantitative research method with the correlational survey. The populations in this study were 63 lower-class elementary school teachers in Moyudan, Sleman, Yogyakarta. The total sample was 54 teachers. The sampling techniques used in this research was the proportionate stratified random sampling. The data collection techniques in this study used the questionnaire and documentation. The data collection techniques in this study used questionnaire and documentation. The instrument used to collect data was scale and check list. The data was analyzed using descriptive statistic analysis and inferential statistic analysis. Hypothesis test using product moment correlation.

The result showed that there is a correlation between the teachers’ perception on the implementation of thematic instruction (X) and the teachers’ performance in the implementation of thematic instruction (Y) in Elementary Schoolsin Moyudan. It is indicated by the value of the correlation coefficient of 0,634. The correlation coefficient value of the teachers’ perception the implementation of thematic instruction (X) and the teachers’ performance in the implementation of thematic instruction (Y) is considered as strong.

Keywords: The implementation of the thematic learning, teachers’ perception, and teachers’ performance


(3)

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN KINERJA GURU

DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Aryaduta Yustina Yones 111134246

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

i

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN KINERJA GURU

DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Aryaduta Yustina Yones 111134246

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(5)

(6)

(7)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Tidak ada kata terlambat, berusaha dan yakin akan membuahkan hasil yang baik!

Dengan penuh rasa syukur skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menjaga dan memberikan kasih karunia-Nya.

2. Kedua orang tuaku yang selalu memberikan kasih sayang yang begitu besar kepadaku terutama untuk ayahku Yochanes Slamet.

3. Kakak-kakakku dan saudara-saudaraku yang selalu memberi semangat dan dukungan.

4. Yohanes Slamet Pambudi yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, memberikan semangat serta dukungan.


(8)

(9)

(10)

vii ABSTRAK

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN KINERJA GURU

DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN

Oleh:

Aryaduta Yustina Yones 111134246

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru SD di SD Kecamatan Moyudan menunjukkan bahwa guru masih mengalami kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran dengan model tematik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di SD se-Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif korelasional dengan metode survei. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 63 guru kelas bawah SD di Kecamatan Moyudan, Sleman, Yogyakarta. Sampel yang digunakan berjumlah 54 guru. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportionate stratified random sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket dan dokumentasi. Instrumen pengumpulan data adalah skala dan daftar check list. Analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. Uji hipotesis menggunakan korelasi product moment.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik (X) dengan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik (Y) di Sekolah Dasar Kecamatan Moyudan yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,634. Nilai koefisien korelasi persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik (X) dengan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik (Y) termasuk dalam kategori kuat.


(11)

viii ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN TEACHERS’ PERCEPTION ON THE THEMATIC LANGUAGE LEARNING AND TEACHERS’ PERFORMANCE IN ELEMENTARY SCHOOLS

IN MOYUDAN, SLEMAN By:

Aryaduta Yustina Yones 111134246

Based on the interview conducted with one of the teachers in Elementary School in Moyudan, it showed that the teacher still found difficulties in implementing the thematic-based learning. this study aimed to find out the correlation between the teachers' perception on thematic-based learning and the teachers' performance in the implementation of thematic-based learning in elementary schools in Moyudan, Sleman.

This research used a quantitative research method with the correlational survey. The populations in this study were 63 lower-class elementary school teachers in Moyudan, Sleman, Yogyakarta. The total sample was 54 teachers. The sampling techniques used in this research was the proportionate stratified random sampling. The data collection techniques in this study used the questionnaire and documentation. The data collection techniques in this study used questionnaire and documentation. The instrument used to collect data was scale and check list. The data was analyzed using descriptive statistic analysis and inferential statistic analysis. Hypothesis test using product moment correlation.

The result showed that there is a correlation between the teachers’ perception on the implementation of thematic instruction (X) and the teachers’ performance in the implementation of thematic instruction (Y) in Elementary Schoolsin Moyudan. It is indicated by the value of the correlation coefficient of 0,634. The correlation coefficient value of the teachers’ perception the implementation of thematic instruction (X) and the teachers’ performance in the implementation of thematic instruction (Y) is considered as strong.

Keywords: The implementation of the thematic learning, teachers’ perception, and teachers’ performance


(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik dengan Kinerja Guru di

Sekolah Dasar se-Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman” dengan lancar. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan lancar berkat

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang telah membimbing dan memberkati dalam penyusunan laporan ini.

2. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

3. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. Rusmawan, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing I, terima kasih atas bimbingan, dukungan, dan kesabaran yang telah diberikan selama proses penyusunan laporan penelitian ini.

5. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd.,M.Pd., selaku dosen pembimbing II, terima kasih atas bimbingan, dukungan, dan kesabaran yang telah diberikan selama proses penyusunan laporan penelitian ini.

6. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum., selaku dosen penguji III yang telah bersedia menjadi dosen penguji untuk penelitian ini.


(13)

x

7. Teman-teman kelas E angkatan 2011 yang selalu memberikan semangat dan kegembiraan.

8. Teman-teman payung yang telah bersama-sama menjalani bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Kepala UPT Pelayanan Pendidikan Kecamatan Moyudan yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

10.Orang tuaku Yochanes Slamet, Fransiska Yuida Misi Wahyuni, dan Veronika Daliyah yang telah memberikan doa, dukungan, serta semangat yang luar biasa.

11.Yohanes Slamet Pambudi yang telah memberikan semangat, dukungan moral dan material serta doa yang tiada henti-hentinya.

12.Sahabat-sahabatku yang selalu setia menemani, membantu, serta banyak memberikan semangat.

13.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namun telah banyak membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, segala masukan, saran, dan kritik yang membangun sangat peneliti harapkan untuk dapat menyempurnakan skripsi ini. Peneliti juga berharap, semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 30 Desember 2014

Peneliti


(14)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Definisi Operasional Variabel ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Kajian Pustaka ... 8

1. Persepsi ... 8

2. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 11

3. Kinerja Guru dalam Pembelajaran Tematik ... 16

B. Penelitian yang Relevan ... 21

C. Kerangka Berpikir ... 25

D. Hipotesis Penelitian ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

C. Populasi dan Sampel ... 28

1. Populasi ... 28

2. Sampel ... 29

D. Variabel Penelitian ... 32

E. Teknik Pengumpulan Data ... 33

F. Instrume Penelitian ... 34


(15)

xii

1. Validitas ... 39

2. Reliabilitas ... 48

H. Teknik Analisis Data ... 50

1. Analisis Statistik Deskriptif ... 52

2. Analisis Statistik Inferensial ... 53

a. Uji Asumsi Dasar ... 53

b. Uji Hipotesis ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

A. Hasil Penelitian ... 57

1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 57

a. Deskripsi Tempat Penelitian ... 57

b. Deskripsi Data Responden ... 59

2. Deskripsi Data Penelitian ... 61

a. Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik 61 b. Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik 65 3. Uji Asumsi Dasar ... 68

a. Uji Normalitas ... 68

b. Uji Linieritas ... 71

4. Uji Hipotesis ... 72

B. Pembahasan ... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 78

A. Kesimpulan ... 78

B. Keterbatasan Penelitian ... 78

C. Saran ... 79


(16)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 28

Tabel 3.2 Daftar Populasi Penelitian ... 29

Tabel 3.3 Daftar Penghitungan Sampel Penelitian ... 31

Tabel 3.4 Daftar Sampel Penelitian ... 32

Tabel 3.5 Kisi-kisi Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 36

Tabel 3.6 Kisi-kisi Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 37

Tabel 3.7 Skoring untuk Pernyataan Positif atau Favourable ... 38

Tabel 3.8 Skoring untuk Pernyataan Negatif atau Unfavourable ... 38

Tabel 3.9 Skor Hasil Perhitungan Validasi Instrumen Persepsi ... 40

Tabel 3.10 Rentang Skor Expert Judgment ... 40

Tabel 3.11 Skor Hasil Perhitungan Validasi Instrumen Kinerja ... 41

Tabel 3.12 Hasil Uji Validitas Persepsi Guru ... 43

Tabel 3.13 Distribusi Skala Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Setelah Validasi ... 44

Tabel 3.14 Distribusi Skala Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik dengan Item Baru ... 45

Tabel 3.15 Hasil Uji Validitas Kinerja Guru ... 46

Tabel 3.16 Distribusi Skala Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik setelah Validasi ... 47

Tabel 3.17 Distribusi Skala Kinerja Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik dengan Item Baru ... 48

Tabel 3.18 Koefisien Reliabilitas ... 49

Tabel 3.19 Hasil Analisis Uji Reliabilitas Persepsi Guru ... 49

Tabel 3.20 Hasil Analisis Uji Reliabilitas Kinerja Guru ... 50

Tabel 3.21 Kriteria Penilaian dan Pemaknaan Evaluasi ... 53

Tabel 3.22 Klasifikasi Koefisien Korelasi ... 55

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ... 59

Table 4.2 Jenjang Pendidikan Responden ... 59

Tabel 4.3 Usia Responden ... 60

Tabel 4.4 Data Variabel Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 62

Tabel 4.5 Distribusi Kecenderungan Frekuensi Variabel Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 63

Tabel 4.6 Data Variabel Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 65


(17)

xiv

Tabel 4.7 Distribusi Kecenderungan Frekuensi Variabel Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 66 Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas ... 69 Tabel 4.9 Hasil Uji Linieritas ... 72 Tabel 4.10 Hasil Uji Korelasi Variabel Persepsi Guru tentang

Pelaksanaan Pembelajaran Tematik dengan Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 73


(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Skema Penelitian yang relevan ... 24 Gambar 3.2 Hubungan antar variabel ... 33 Gambar 4.1 Pie Chart Distribusi Kecenderungan Variabel Persepsi

Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 64 Gambar 4.2 Pie Chart Distribusi Kecenderungan Variabel Kinerja

Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 67 Gambar 4.3 Visualisasi Histogram Uji Normalitas Data Persepsi Guru

tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik ... 70 Gambar 4.4 Visualisasi Histogram Uji Normalitas Data Kinerja Guru


(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat-surat Penelitian ... 84

Lampiran 2 Expert Judgment ... 89

Lampiran 3 Uji Coba Instrumen ... 109

Lampiran 4 Validitas dan Reliabilitas ... 115

Lampiran 5a Instrumen Penelitian ... 125

Lampiran 5b Pedoman Wawancara ... 130

Lampiran 6 Tabulasi Data Penelitian ... 131

Lampiran 7a Hasil Deskriptif Persepsi Guru ... 133

Lampiran 7b Hasil Deskriptif Kinerja Guru ... 135

Lampiran 7c Hasil Uji Normalitas ... 137

Lampiran 7d Hasil Uji Linieritas ... 139

Lampiran 7e Hasil Uji Hipotesis ... 140

Lampiran 8 Daftar Check list ... 142


(20)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Bab I akan membahas enam bagian pendahuluan dari penelitian ini. Enam bagian tersebut yaitu latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional variabel. A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni budaya. Perkembangan dan perubahan secara terus menerus menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.

Trianto (2010: 12) menyebutkan bahwa Undang-Undang Dasar 1945 meletakkan sistem pendidikan nasional di Indonesia sebagai sistem yang mampu meningkatkan iman dan takwa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sistem pendidikan di Indonesia sudah berkembang sangat pesat. Perkembangannya dimulai dari perubahan kurikulum pendidikan. Kurikulum yang berlaku di Sekolah Dasar perlu disempurnakan secara terus-menerus sejalan dengan dinamika perkembangan masyarakat, kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya. Penyempurnaan kurikulum bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan.


(21)

Kurikulum pendidikan di Indonesia telah mengalami beberapa kali penyempurnaan. Penyampaian materi pembelajaran tidak berubah yaitu dengan menyampaikan materi per mata pelajaran, tetapi mulai dari kurikulum 2006 sudah mulai dicanangkan penyampaian materi secara tematik yaitu menggabungkan beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Model tematik ini berlaku pada kelas bawah atau kelas I, II, dan III. Seiring berjalannya waktu, kurikulum 2006 juga mengalami penyempurnaan yaitu kurikulum 2013. Kurikulum 2013 juga disajikan melalui pembelajaran tematik.

Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individu maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuwan secara holistik, bermakna, dan otentik (Majid, 2014: 80). Pembelajaran tematik menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Dari pernyataan tersebut tujuan dari pembelajaran tematik adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan. Selain tujuan tersebut pembelajaran tematik diterapkan untuk memadatkan atau menyempitkan materi-materi yang terlalu luas cakupannya. Dengan model pembelajaran tematik diharapkan guru dapat menyampaikan materi yang terlalu banyak menjadi lebih sedikit dan dapat


(22)

membantu siswa dalam belajar sehingga nilai yang akan didapat siswa menjadi lebih baik.

Pelaksanaan pembelajaran tematik haruslah sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Pelaksanaan pembelajaran tematik meliputi kegiatan awal/pembukaan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir/penutup (Majid, 2014: 129). Proses pelaksanaan pembelajaran di kelas sangat bergantung pada kinerja guru. Untuk dapat menyajikan dan menyampaikan materi dengan tepat, guru juga dituntut menguasai strategi serta metode mengajar dengan baik. Sehubungan dengan hal tersebut, maka kinerja guru dalam pembelajaran tematik perlu diperhatikan. Mulyasa (2013: 103) menjelaskan kinerja guru dalam pembelajaran adalah kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran yang berkaitan dengan proses dan hasil.

Kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik sangat penting, namun kenyataan yang penulis temui di lapangan khususnya di Kecamatan Moyudan, beberapa SD masih mengalami kesulitan dalam menerapkan pembelajaran tematik. Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan kepada beberapa guru SD di Kecamatan Moyudan pada tanggal 29 Maret 2014 tentang pembelajaran tematik, beberapa guru di SD Kanisius Ngapak menyatakan bahwa pembelajaran tematik banyak memakan waktu atau banyak menghabiskan waktu, fokus pembelajaran tematik menjadi kabur terutama pada kelas rendah, siswa menjadi bingung dalam belajar, perpindahan mata pelajaran masih sangat terlihat karena terbiasa dengan mata pelajaran yang terpisah-pisah atau konvensional. Pengaruhnya pada kinerja guru adalah dalam melaksanakan kegiatan


(23)

pembelajaran yang sesuai dengan perencanaan terlihat tidak maksimal, guru belum bisa mengatur waktu dengan baik, dan apabila siswa sudah bingung, guru tidak menggunakan model tematik melainkan menggunakan model pembelajaran yang terpisah-pisah. Hal ini berdampak pada perkembangan siswa dan hasil belajar yang kurang memuaskan dalam pencapaian KKM. Pedoman wawancara dapat dilihat pada lampiran 5b.

Melihat hubungan persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Kecamatan Moyudan dengan jenis penelitian survei. Moyudan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kecamatan Moyudan berada di sebelah Barat daya dari Ibukota Kabupaten Sleman dan mempunyai 4 desa/kelurahan. Sekolah Dasar di Kecamatan Moyudan berjumlah 21, yang terdiri dari 12 Sekolah Dasar Negeri dan 9 Sekolah Dasar Swasta.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti ingin mengetahui persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik. Peneliti mengambil judul “Hubungan Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik dengan Kinerja Guru di Sekolah Dasar se-Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman”.


(24)

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, penelitian ini dibatasi pada:

1. Penelitian ini mengukur persepsi dan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, guru yang diteliti adalah guru kelas bawah (kelas I, II, dan III).

2. Lingkup penelitian adalah Sekolah Dasar yang berada di wilayah UPT Pelayanan Pendidikan Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

Apakah ada hubungan antara persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di SD se-Kecamatan Moyudan?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini dirancang untuk mencapai tujuan sebagai berikut:

Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di SD se-Kecamatan Moyudan.


(25)

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar.

b. Hasil penelitian ini juga dapat menambah pengetahuan tentang kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar.

2. Manfaat Praktis a. Bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan refleksi dalam melaksanakan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar.

b. Bagi peneliti

Peneliti dapat mengetahui persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar, dapat mengetahui kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar, dan peneliti juga dapat mengetahui hubungan antara persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar.


(26)

F. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu persepsi guru dan kinerja guru. Berikut ini akan dijabarkan definisi operasional kedua variabel tersebut:

1. Persepsi guru yang diteliti oleh peneliti yaitu persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik. Persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik merupakan proses menginterpretasi informasi melalui panca indra berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran tematik yang meliputi tahap-tahap dalam pelaksanaan pembelajaran tematik yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Dalam penelitian ini persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dapat diukur dengan menggunakan instrumen yaitu skala persepsi.

2. Kinerja guru adalah kemampuan seorang guru dalam menjalankan tugas pembelajaran yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Kinerja guru dalam kegiatan dapat dilihat berdasarkan kompetensi pedagogis, profesional, kepribadian, dan sosial. Kompetensi tersebut harus ditunjukkan dalam kegiatan pembuka, inti, dan penutup. Kinerja guru ditunjukkan dengan prestasi yang dicapai oleh peserta didik.


(27)

8 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bagian landasan teori ini dibahas beberapa hal terkait dengan teori-teori dalam penelitian. Landasan teori ini dibagi menjadi empat bagian, yaitu kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. A. Kajian Pustaka

1. Persepsi

Persepsi mengandung arti yang sangat luas, beberapa ahli mendefinisikan tentang pengertian persepsi, meskipun pada prinsipnya mengandung makna yang sama. Persepsi merupakan serangkaian proses rumit yang melaluinya kita memperoleh dan menginterpretasikan informasi indrawi (Ling & Catling, 2012: 6). Interpretasi ini memungkinkan kita menyerap lingkungan kita secara bermakna. Sedangkan menurut Kuswana (2011: 220) persepsi merupakan proses saat seseorang mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka.

Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia (Slameto, 2010: 102). Menurut Walgito (2003: 45) persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan. Persepsi adalah proses yang dilalui individu guna mendapatkan arti bagi lingkungan dengan cara mengorganisasi dan menafsirkan kesan inderawi seseorang (Robbins, 2007: 75).

“Persepsi adalah awal dari segala macam kegiatan belajar yang bisa terjadi


(28)

Persepsi akhirnya dapat memengaruhi cara berpikir, bekerja, serta bersikap pada diri seseorang.

Berdasarkan beberapa pengertian persepsi di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan proses yang dialami seseorang dalam menginterpretasikan informasi yang ada di lingkungan sekitar melalui panca inderanya. Persepsi juga merupakan awal dari segala macam kegiatan yang dilakukan oleh seseorang.

Menurut Robbins (2007: 75) faktor yang berfungsi membentuk atau mempengaruhi persepsi adalah:

a. Si Perseptor

Ketika seseorang melihat sasaran dan berusaha menafsirkan apa yang dilihatnya, ciri-ciri pribadi seseorang tersebut akan sangat mempengaruhi penafsirannya. Ciri-ciri tersebut mencakup sikap, kepribadian, motif, minat, pengalaman, dan harapan.

b. Sasaran

Ketika seseorang melihat sasaran atau obyek, maka ciri-ciri sasaran yang diamati dapat juga mempengaruhi apa yang dipersepsikan. Sebagai contoh orang-orang yang bersuara keras lebih cenderung diperhatikan dalam kelompok daripada orang-orang yang pendiam.

c. Situasi

Situasi atau tempat dimana melihat suatu kejadian atau obyek juga penting dalam mempengaruhi persepsi seseorang. Waktu yang berbeda dengan obyek yang sama akan memberikan persepsi yang berbeda pula.


(29)

Sedangkan menurut Walgito (2010: 101) faktor-faktor yang berperan dalam persepsi adalah:

a. Objek yang dipersepsi

Seseorang memerlukan suatu objek yang nantinya akan menimbulkan suatu stimulus atau rangsang yang mengenai alat indera. Stimulus tersebut dapat datang dari luar diri individu maupun dari dalam diri individu yang bersangkutan. Namun sebagian besar stimulus atau rangsang tersebut datang dari luar diri individu. b. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf

Alat indera merupakan alat untuk menerima stimulus. Selain alat indera syaraf sensoris juga sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima seseorang ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat.

c. Perhatian

Perhatian adalah langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan suatu persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas yang dilakukan oleh individu.

Dari pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi persepsi, yaitu (1) si perseptor; (2) sasaran; (3) situasi atau tempat. Ketiga faktor tersebut yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang dalam menginterpretasikan sesuatu melalui panca inderanya. Faktor-faktor yang lain yang juga dapat mempengaruhi persepsi seseorang adalah objek yang dipersepsi, alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf, serta perhatian.


(30)

2. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

Menurut Supardi (2013: 60) pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun sebelumnya. Pelaksanaan pembelajaran merupakan kegiatan proses belajar mengajar sebagai unsur kegiatan inti dari aktivitas pembelajaran yang disesuaikan dengan rambu-rambu yang telah disusun dalam perencanaan sebelumnya (Majid, 2014: 129). Sedangkan pelaksanaan pembelajaran menurut Trianto (2011: 210) dilakukan dengan menggunakan tiga tahap kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan/awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas tentang pelaksanaan pembelajaran, maka peneliti menyimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran merupakan kegiatan yang sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup.

“Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan

pengalaman yang bermakna kepada murid” (Majid, 2014: 80). Menurut Rusman

(2011: 254) pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individu maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuwan secara holistik, bermakna, dan otentik.


(31)

Pendapat yang hampir serupa dikemukakan oleh Prastowo (2014: 54), pembelajaran tematik adalah suatu model pembelajaran terpadu yang dalam pembelajarannya menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran yang bertujuan untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu dengan mengaitkan beberapa mata pelajaran (Trianto, 2011: 147).

Berdasarkan beberapa teori tentang pengertian pembelajaran tematik, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang mengaitkan beberapa mata pelajaran dalam satu tema untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Jadi, pelaksanaan pembelajaran tematik merupakan suatu kegiatan pembelajaran dengan mengaitkan beberapa mata pelajaran yang akhirnya dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa.

Trianto (2011: 210-212) menjelaskan tentang tiga tahapan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik yaitu:

a. Kegiatan pendahuluan/awal/pembukaan

Kegiatan ini dilakukan untuk menciptakan suasana awal pembelajaran untuk mendorong siswa memfokuskan dirinya agar mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik, dengan maksud untuk mempersiapkan siswa agar secara mental siap mempelajari pengetahuan, keterampilan, dan sikap baru. Sedangkan menurut Supardi (2013: 106-107) tujuan dari membuka pelajaran adalah untuk:


(32)

1) Mempersiapkan mental siswa agar siap memasuki persoalan yang akan dipelajari atau dibahas dalam proses pembelajaran.

2) Menarik minat dan perhatian siswa

Menarik minat dan perhatian siswa dapat dilakukan dengan memberi keyakinan kepada siswa bahwa materi belajar yang akan diberikan bermanfaat untuk dirinya.

3) Menumbuhkan motivasi belajar siswa

Menumbuhkan motivasi belajar siswa dapat dilakukan dengan membangun suasana akrab dan kehangatan sehingga siswa merasa dekat, menimbulkan rasa ingin tahu, dan mengaitkan materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan dengan kebutuhan siswa. Menurut Marno & Idris (2014: 77) dalam mengaitkan materi antara mata pelajaran baru dengan materi yang sudah dikuasai siswa, guru hendaknya melakukan apersepsi. “Apersepsi merupakan mata rantai penghubung antara pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa untuk digunakan sebagai batu loncatan atau titik pangkal menjelaskan hal-hal baru atau materi baru yang akan

dipelajari siswa” (Marno & Idris, 2014: 77).

4) Memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan

Memberikan acuan atau rambu-rambu pembelajaran dapat dilakukan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan membuat kaitan atau hubungan antara pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa dengan materi yang akan diberikan kepada siswa.


(33)

b. Kegiatan inti/penyajian

Kegiatan ini difokuskan pada kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan kemampuan baca, tulis, dan hitung. Penyajian bahan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi/metode yang bervariasi dan dapat dilakukan secara klasikal, kelompok kecil, dan perorangan. Dalam pelaksanaannya seorang guru harus dapat menguasai beberapa keterampilan, diantaranya adalah:

1) Keterampilan menjelaskan

Keterampilan menjelaskan merupakan dasar keterampilan mengajar yang harus dikuasai oleh guru. Menjelaskan pada dasarnya adalah menuturkan secara lisan mengenai suatu bahan pelajaran yang disampaikan secara sistematis dan terencana sehingga memudahkan siswa untuk memahami bahan pelajaran (Marno & Idris, 2014: 95). Menurut Marno & Idris (2014: 106-110) komponen-komponen yang harus dikuasai dalam keterampilan menjelaskan adalah:

a) Bahasa yang sederhana

Penggunaan bahasa yang baik digunakan untuk menjelaskan materi pelajaran. Bahasa yang baik diantaranya adalah kejelasan kata-kata yang diucapkan, kelancaran dalam berbicara, dan menghindari penggunaan bahasa lisan maupun tulis yang tidak baku.

b) Penggunaan contoh/ilustrasi

Pemahaman siswa terhadap materi pelajaran dapat ditingkatkan dengan menghubungkan materi pada kejadian sehari-hari atau kegiatan yang dijumpai siswa. Dengan demikian, guru hendaknya mampu memberikan


(34)

contoh-contoh secara nyata, konkret, dan jelas sesuai dengan daya tangkap dan lingkungan siswa.

c) Struktur/Sistematika

Agar siswa mudah menangkap penjelasan materi dari guru, hendaknya guru menjelaskan susunan atau langkah-langkah urutan dengan jelas, sehingga siswa dengan mudah membedakan bagian yang penting dan yang bukan.

2) Keterampilan memberikan variasi stimulus pembelajaran

Guru hendaknya mampu menjelaskan materi dengan baik dan mampu memikat perhatian siswa. Guru perlu mengadakan variasi dalam cara menyampaikan materi pelajaran. Menurut Supardi (2013: 109-110) variasi pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan media/alat peraga dan sumber belajar. Selain itu, guru juga perlu melakukan variasi pola interaksi dalam kegiatan belajar mengajar.

3) Keterampilan bertanya

Menurut Marno & Idris (2014: 113) guru hendaknya memberikan kesempatan siswa untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Lebih baik guru mengajukan pertanyaan konkret kepada siswa mengenai hal yang baru dijelaskan atau memancing pertanyaan dari siswa atau bahkan memberikan bahan untuk diskusi. Dengan demikian guru akan mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa tentang materi yang dipelajari.


(35)

c. Kegiatan penutup/akhir

Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. Contoh kegiatan penutup yang dapat dilakukan adalah menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Menurut Supardi (2013: 108) kegiatan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri pelajaran dengan cara menyimpulkan secara menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa serta keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya. Keterampilan menutup pembelajaran dapat dilakukan dengan menyimpulkan atau membuat garis-garis besar materi pokok pelajaran yang telah dibahas dan memberikan tindak lanjut serta pemberian tugas-tugas yang harus dikerjakan individu maupun kelompok terkait dengan materi yang sudah dipelajari.

3. Kinerja Guru dalam Pembelajaran Tematik

Menurut kamus Bahasa Indonesia (2008: 371) kinerja merupakan sesuatu yang telah dicapai melalui kemampuan kerja dan prestasi seseorang. Kinerja adalah unjuk kerja seseorang yang ditunjukkan dalam penampilan, perbuatan, dan prestasi kerjanya sebagai akumulasi dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang telah dimilikinya (Mulyasa, 2013: 88). Pendapat lain dikemukakan oleh Supardi (2013: 45) bahwa kinerja merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan, menyelesaikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan harapan dan tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan kinerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencapai suatu prestasi sesuai dengan


(36)

harapan dan tujuan. Kinerja juga ditunjukkan melalui penampilan, perbuatan, serta prestasi kerjanya.

Kinerja guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran dan bertanggung jawab atas peserta didik yang dibimbingnya dengan meningkatkan prestasi belajar peserta didik (Supardi, 2013: 54). Selanjutnya Supardi (2013: 54) menjelaskan kinerja guru ditunjukkan dengan kemampuan dalam menjalankan tugasnya serta menggambarkan adanya suatu perbuatan yang ditampilkan guru selama melakukan aktivitas pembelajaran. Kinerja guru dapat terlihat jelas melalui pembelajaran yang diperlihatkan dari prestasi belajar peserta didik (Supardi, 2013: 55).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru adalah kemampuan guru dalam menjalankan tugas-tugas pembelajaran. Kinerja guru yang baik akan menghasilkan prestasi belajar peserta didik yang baik.

Menurut Rusman (2011: 50) kinerja guru dalam proses pembelajaran adalah bagaimana kemampuan seorang guru dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar. Sejalan dengan pendapat Rusman, Mulyasa (2013: 103) menjelaskan bahwa kinerja guru dalam pembelajaran berkaitan dengan kemampuan merencanakan, melaksanakan dan menilai pembelajaran, baik yang berkaitan dengan proses maupun hasilnya.

Perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi yang dilakukan merupakan siklus yang berkesinambungan sehingga diharapkan terjadi perbaikan dan peningkatan secara terus-menerus (Mulyasa, 2013: 102). Dalam


(37)

melaksanakan pembelajaran, guru juga harus menyesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik (Supardi, 2013: 56).

Kinerja guru dapat ditunjukkan dari seberapa besar kompetensi-kompetensi yang dipersyaratkan dipenuhi (Supardi, 2013: 55). Berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen kompetensi-kompetensi yang

dipersyaratkan dipenuhi tersebut meliputi “kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional” (Supardi, 2013: 55).

Kompetensi yang pertama adalah kompetensi pedagogis. “Kompetensi pedagogis adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya” (Payong, 2011: 28). Menurut Payong (2011: 29) seorang guru juga harus dapat membantu siswa untuk mengembangkan segala potensinya terutama terkait dengan potensi akademis maupun non akademis. Guru harus memiliki 10 kompetensi terkait dengan standar kompetensi pedagogis meliputi (1) menguasai karakteristik peserta didik; (2) menguasai teori dan prinsip pembelajaran yang mendidik; (3) mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran; (4) menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik; (5) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi; (6) memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik; (7) berkomunikasi secara efektif; (8) menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar; (9) memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk perbaikan; dan (10) melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan pembelajaran.


(38)

Kompetensi yang kedua adalah kompetensi profesional. “Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan guru untuk membimbing peserta didik memenuhi

standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Pendidikan Nasional”

(Payong, 2011: 28). Selanjutnya Payong (2011: 44-49) menjelaskan tentang standar kompetensi profesional yang harus dimiliki seorang guru yaitu (1) menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir yang mendukung mata pelajaran, (2) menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar, (3) mengembangkan materi pembelajaran secara kreatif, (4) mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan melalui tindakan reflektif, dan (5) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

Selanjutnya kompetensi yang ketiga adalah kompetensi kepribadian.

“Kompetensi kepribadian adalah kemampuan yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia” (Payong, 2011: 28). Kemampuan dalam kompetensi kepribadian digolongkan dalam lima kompetensi utama yakni: (1) bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia, (2) menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat, (3) menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, (4) menunjukkan etos kerja, tanggung jawab, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri, dan (5) menjunjung tinggi kode etik profesi guru (Payong, 2011: 51).


(39)

Kompetensi yang keempat atau yang terakhir adalah kompetensi sosial.

“Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidikan sebagai bagian dari

masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/ wali peserta didik, dan

masyarakat sekitar” (Payong, 2011: 28). Kemampuan dalam standar kompetensi

ini mencakup empat kompetensi utama yakni: (1) bersikap inklusif, bertindak objektif, dan tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi; (2) berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat; (3) beradaptasi di tempat tugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya; dan (4) berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain (Payong, 2011: 61).

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja guru dalam pembelajaran merupakan kemampuan seorang guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan melakukan evaluasi pembelajaran baik secara proses maupun hasil. Kinerja guru dalam pembelajaran ditunjukkan melalui empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogis, profesional, kepribadian, dan sosial.

Menurut Supardi (2013: 51) ada tiga faktor yang memengaruhi kinerja yaitu:

a. Faktor individul, meliputi: (a) kemampuan dan keterampilan: mental dan fisik, (b) latar belakang: keluarga, tingkat sosial, penggajian, (c) demografis: umur, asal-usul, jenis kelamin.


(40)

b. Faktor organisasional, meliputi: sumber daya, kepemimpinan, imbalan, dan struktur.

c. Faktor psikologis, meliputi: persepsi, sikap, kepribadian, belajar, dan motivasi.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini, antara lain adalah penelitian yang dilakukan oleh Najmulmunir (2009) dengan judul penelitian “Hubungan Persepsi Guru tentang Peran Supervisi Kepala Sekolah dan Disiplin Kerja dengan Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah Negeri Kota Bogor”. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei dengan pendekatan korelasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil analisis regresi sederhana dan korelasi sederhana menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara persepsi guru tentang peran supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru. Kedua variabel tersebut sejalan, artinya semakin tinggi persepsi guru tentang peran supervisi kepala sekolah, semakin tinggi pula kinerja guru. Kekuatan hubungan antara keduanya ditunjukkan dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,570 dan koefisien determinasi (r2) sebesar 0,325. Kinerja yang baik akan dimiliki oleh seorang guru apabila guru memahami fungsi dan tugasnya dengan baik. Dari pemikiran demikian jadi jelaslah bahwa persepsi guru tentang peran supervisi kepala sekolah memberikan andil pada peningkatan kinerja. Jadi persepsi guru tentang peran supervisi kepala sekolah dapat meningkatkan kinerja guru.


(41)

Penelitian juga dilakukan oleh Cayono (2010) dengan judul penelitian

“Hubungan Persepsi tentang Kompetensi Guru dengan Perencanaan Proses Pembelajaran, Pelaksanaan Pembelajaran, dan Etos Kerja Guru Bersertifikat Pendidik di SMK Kabupaten Indramayu”. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelaksanaan pembelajaran guru SMK di kabupaten Indramayu yang dikorelasikan dengan persepsi tentang kompetensi guru memiliki hubungan yang positif dan signifikan. Besarnya hubungan ditunjukkan dengan ukuran sebesar 0,617 yang menunjukkan tingkat hubungan yang kuat. Kualitas pelaksanaan pembelajaran berhubungan secara langsung dengan persepsi tentang kompetensi guru. Guru yang memiliki kompetensi adalah guru yang memiliki pengetahun, keterampilan, dan menguasai ilmu pendidikan.

Penelitian juga dilakukan oleh Wulan (2013) dengan judul penelitian

“Hubungan Disiplin dengan Kinerja Guru SMA Negeri di Tiga Kecamatan Kota Depok”. Jenis penelitian adalah penelitian survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa disiplin merupakan variabel yang mempunyai hubungan dan memberikan kontribusi positif terhadap kinerja. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja seseorang dapat ditingkatkan dengan mengintensifkan penerapan disiplin. Pengujian hipotesis menyimpulkan bahwa terdapat hubungan positif/signifikan antara disiplin dengan kinerja yang ditunjukkan oleh nilai t hitung (4,84) yang lebih besar dari t tabel (2,39). Nilai koefisien korelasi sebesar 0,467 memberikan pengertian bahwa keterkaitan antara disiplin dengan kinerja adalah signifikan atau


(42)

positif. Artinya, semakin tinggi tingkat disiplin, akan semakin tinggi pula kinerja tersebut.

Penelitian juga dilakukan oleh Saputra (2011) dengan judul “Hubungan antara Kompetensi Profesionalisme Guru dan Kinerja Guru di SMA XXX Tangerang”. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Hasil penelitian ini diketahui melalui perhitungan korelasi tata jenjang (korelasi rho). Dari perhitungan yang dilakukan didapat koefisien korelasi sebesar 0,411. Penentuan taraf signifikansi dari koefisien korelasi sebesar 0, 411 yang disebut r hitung harus dibandingkan dengan koefisien korelasi (r tabel). Berdasarkan koefisien korelasi r tabel diperoleh keterangan bahwa pada taraf signifikansi 5 % menunjukkan angka 0, 364. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: r tabel (5%=0,364) < r hitung (0, 411). Bahasa matematis ini dapat diartikan bahwa r hitung sebesar 0, 411 adalah lebih besar dari pada r tabel pada taraf signifikansi 5% (= 0, 364). Berdasarkan kenyataan ini, maka dapat dibuat interpretasi bahwa ada hubungan positif agak rendah yang signifikan antara kompetensi profesionalisme guru dan kinerja guru di SMA XXX Tangerang pada taraf signifikansi 5 %, ini berarti bahwa H1 diterima dan H0 ditolak. Adanya hubungan antara kompetensi profesionalisme guru dan kinerja guru di SMA XXX Tangerang ini membuktikan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja guru adalah kemampuan atau kompetensi profesionalisme guru.

Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru sehingga penelitian di atas relevan dengan penelitian ini.


(43)

Keterkaitan antara penelitian yang terdahulu dengan penelitian ini dapat dilihat dari Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Skema Penelitian yang relevan PENELITIAN

SEBELUM

PERSEPSI GURU KINERJA GURU

Cayono (2010)

Persepsi tentang kompetensi guru

– perencanaan proses

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan etos kerja guru bersertifikat pendidik

Wulan (2013)

Disiplin – kinerja guru Najmulmunir (2009)

Persepsi guru tentang peran supervisi Kepala Sekolah dan disiplin kerja - kinerja guru

Saputra (2011)

Kompetensi profesionalisme guru – kinerja guru

Yang akan diteliti

Persepsi Guru – Kinerja Guru


(44)

Gambar 2.1 menjelaskan tentang penelitian sebelumnya yaitu penelitian tentang persepsi guru dan kinerja guru. Keempat penelitian tersebut menjadi acuan bagi peneliti dalam melakukan penelitian dengan judul Hubungan Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik dengan Kinerja Guru di Sekolah Dasar se-Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang telah ada. Penelitian ini menghubungkan antara persepsi guru dengan kinerja guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik.

C. Kerangka Berpikir

Persepsi merupakan proses yang dialami seseorang dalam menginterpretasikan informasi yang ada di lingkungan sekitar melalui panca inderanya. Persepsi juga merupakan awal dari segala macam kegiatan yang dilakukan oleh seseorang, karena persepsi merupakan tahap awal sehingga persepsi dapat mempengaruhi cara berpikir, bekerja, dan bersikap pada seseorang. Persepsi setiap orang berbeda sesuai dengan informasi yang diterima oleh guru mengenai pelaksanaan pembelajaran tematik.

Kinerja guru merupakan kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai hasil belajar siswanya. Kualitas kinerja guru dapat dilihat dari kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru yaitu kompetensi pedagogis, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik meliputi kegiatan pendahuluan/awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup sesuai


(45)

dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan pembelajaran merupakan bagian inti dari proses pembelajaran setelah perencanaan.

Persepsi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja guru dalam pembelajaran. Maka, apabila seseorang memiliki persepsi yang baik terhadap suatu objek maka akan berdampak pada kinerja yang baik pula, begitu juga sebaliknya apabila seseorang memiliki persepsi yang buruk terhadap suatu objek maka akan berdampak juga pada kinerja yang buruk. Demikian juga dengan persepsi guru terhadap pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru, apabila seorang guru memiliki persepsi yang baik terhadap pelaksanaan pembelajaran tematik, ia akan memiliki kinerja yang baik pula.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka peneliti melakukan hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian ini adalah:

Ada hubungan antara persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar se-Kecamatan Moyudan.


(46)

27 BAB III

METODE PENELITIAN

Bagian metode penelitian ini memaparkan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, validitas dan reliabilitas, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional dengan metode survei. Jenis penelitian korelasi merupakan jenis penelitian berbentuk hubungan antara dua variabel (Djaali, 2010: 4). Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Effendi, 2012: 3). Teknik korelasi digunakan dengan tujuan untuk menyelidiki sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru di SD se-Kecamatan Moyudan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD se-Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman. Alasan peneliti memilih Kecamatan Moyudan sebagai tempat penelitian, karena berdasarkan hasil wawancara ditemukan permasalahan mengenai pelaksanaan pembelajaran tematik di salah satu SD di Kecamatan Moyudan.


(47)

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai pada bulan Maret 2014 sampai dengan Januari 2015. Penelitian diawali dengan penyusunan proposal dan diakhiri dengan ujian skripsi. Surat-surat izin penelitian dapat dilihat pada lampiran 1. Jadwal penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan

Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan 1 Penyusunan

proposal 2 Penyusunan

instrumen penelitian 3 Uji coba

instrumen 4 Mengurus perijinan 5 Pengumpulan

data

6 Pengolahan data 7 Penyusunan

laporan

8 Ujian skripsi dan Revisi

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah ruang lingkup atau besaran karakteristik dari seluruh objek yang diteliti (Nurastuti, 2007: 127). Populasi dalam penelitian ini meliputi guru-guru SD yang terdiri dari guru-guru kelas I, II, dan III se-Kecamatan Moyudan. Jumlah SD di Kecamatan Moyudan Tahun Ajaran 2013/2014 ada 21 sekolah dan jumlah guru kelas bawah terdiri dari 63 guru. Sekolah Dasar di Kecamatan Moyudan tersebut terdiri dari 4 sekolah negeri dengan akreditasi A, 2 sekolah swasta


(48)

dengan akreditasi A, 8 sekolah negeri dengan akreditasi B, dan 7 sekolah swasta dengan akreditasi B. Rincian populasi dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Daftar Populasi Penelitian

No. Nama Sekolah Akreditasi

1. SD Negeri Ngijon 1 A

2. SD Negeri Kaliduren A

3. SD Negeri Moyudan A

4. SD Negeri Pendulan A

5. SD Muhammadiyah Ngijon 1 A

6. SD Muhammadiyah Kedungbanteng 2 A

7. SD Negeri Ngijon 2 B

8. SD Negeri Ngijon 3 B

9. SD Negeri Malangan B

10. SD Negeri Sumberagung B

11 SD Negeri Sejati B

12. SD Negeri Sumberrahayu B

13. SD Negeri Ngringin B

14. SD Negeri Nglahar B

15. SD Muhammadiyah Ngijon 2 B

16. SD Muhammadiyah Kedungbanteng 1 B

17. SD Muhammadiyah Semingin B

18. SD Kanisius Ngapak B

19. SD Muhammadiyah Gamplong B

20. SD Muhammadiyah Saren B

21 SD Muhammadiyah Karanganjir B

2. Sampel

Sampel adalah besaran karakteristik (tertentu) dari sebagian populasi yang memiliki karakteristik sama dengan populasi (Nurastuti, 2007: 127). Penetapan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling yakni dalam penentuan sampel memerhatikan strata (tingkatan) yang ada dalam populasi (Noor, 2011: 152). Alasan penggunaan teknik ini karena yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah guru kelas I, II, dan III se-Kecamatan Moyudan. Agar semua sekolah dapat terwakili, maka sampel penelitian diambil dari masing-masing sekolah menurut tingkatan akreditasi


(49)

sekolah. Pengambilan sampel yang akan menjadi sampel dilakukan secara random dengan menggunakan undian, dengan alasan cukup sederhana dan memungkinkan ketidakadilan dapat dihindari (Djaali, 2010: 41)

Jumlah anggota sampel yang diharapkan dapat mendekati populasi sehingga hasil data dapat digeneralisasikan. Peneliti menggunakan taraf kesalahan 5% dalam penelitian ini untuk mendapatkan kesalahan generalisasi kecil. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 54 guru jumlah tersebut diperoleh dari rumus Slovin dengan taraf kesalahan 5% (Noor, 2011: 158).

n =

Keterangan:

n : jumlah elemen/anggota sampel. N : jumlah elemen/anggota populasi. e : error level (tingkat kesalahan)

Penelitian ini menggunakan taraf signifikansi 5%, karena penelitian ini merupakan penelitian sosial dan taraf signifikansi 5% merupakan taraf signifikansi yang digunakan dalam ilmu-ilmu sosial (Idrus, 2009:172). Berikut cara penghitungan sampel yang peneliti dapatkan:

n =

n =

n =

n =


(50)

Penetapan teknik Proportionate Stratified Random Sampling adalah dengan membagi seluruh SD se-Kecamatan Moyudan menjadi strata (tingkatan) akreditasi A yang terdiri dari sekolah negeri dengan sekolah swasta dan akreditasi B yang terdiri dari sekolah negeri dengan sekolah swasta, kemudian dilakukan undian random untuk memilih sampel. Daftar penghitungan sampel penelitian dapat dilihat dari Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Daftar Penghitungan Sampel Penelitian

No Strata Populasi Persentase

Populasi Penghitungan

Jumlah Sampel

Sampel Pembulatan

1. Akreditasi

A 6 29 %

15,6 16 guru

2. Akreditasi

B 15 71%

38, 3 38 guru

Jumlah 21 100% 54 guru

Berdasarkan tabel 3.3 ada 2 (dua) strata yang digunakan dalam penelitian ini. Masing-masing strata memiliki persentase yang berbeda, disesuaikan dengan jumlah populasi. Strata akreditasi A memiliki persentase 29% dengan jumlah sampel sebanyak 16 guru dan strata akreditasi B memiliki persentase 71% dengan jumlah sampel sebanyak 38 guru. Daftar sampel penelitian dapat dilihat dari Tabel 3.4


(51)

Tabel 3.4 Daftar Sampel Penelitian

No.

Nama Sekolah

Status Sekolah

Status Akreditasi

1. SD Negeri Ngijon 1 Negeri A

2. SD Negeri Kaliduren Negeri A

3. SD Negeri Moyudan Negeri A

4. SD Negeri Pendulan Negeri A

5. SD Muhammadiyah Ngijon 1 Swasta A

6. SD Muhammadiyah Kedungbanteng 2 Swasta A

7. SD Negeri Ngijon 2 Negeri B

8. SD Negeri Ngijon 3 Negeri B

9. SD Negeri Malangan Negeri B

10. SD Negeri Sumberagung Negeri B

11. SD Negeri Sumberrahayu Negeri B

12. SD Negeri Ngringin Negeri B

13. SD Negeri Nglahar Negeri B

14. SD Muhammadiyah Ngijon 2 Swasta B

15. SD Muhammadiyah Kedungbanteng 1 Swasta B

16. SD Muhammadiyah Semingin Swasta B

17. SD Muhammadiyah Saren Swasta B

18. SD Muhammadiyah Karanganjir Swasta B

19. SD Muhammadiyah Gamplong Swasta B

Berdasarkan tabel 3.4 ada 19 sekolah yang digunakan dalam penelitian ini. Sekolah yang berakreditasi A yang berjumlah 6 sekolah tidak semua guru digunakan untuk sampel, tetapi 16 guru saja. Demikian juga untuk sekolah yang berakreditasi B dengan jumlah sekolah 13. Responden dari sekolah akreditasi B tidak digunakan untuk sampel semua, tetapi 38 guru saja.

D. Variabel Penelitian

Variabel merupakan konsep yang mempunyai variasi atau mempunyai lebih dari satu nilai (Martono, 2010: 22). Menurut Martono (2010: 22-23) variabel terdiri dari 2 macam yaitu:


(52)

1. Variabel Bebas (Independent variable)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain atau menghasilkan akibat pada variabel yang lain, yang pada umumnya berada dalam urutan tata waktu yang terjadi lebih dulu. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik (X).

2. Variabel terikat (Dependent variable)

Variabel terikat merupakan variabel yang diakibatkan atau dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikatnya yaitu kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik (Y).

Untuk memberikan gambaran yang jelas, maka hubungan kedua variabel dapat digambarkan seperti gambar berikut:

Gambar 3.2 Hubungan antar variabel

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data digunakan untuk menentukan data yang diperlukan agar bukti-bukti dan fakta-fakta yang diperoleh berfungsi sebagai data obyektif dan tidak terjadi penyimpangan dari keadaan yang sebenarnya. Penelitian ini menggunakan 2 teknik untuk mengumpulkan data yaitu penyebaran angket dan studi dokumentasi.

X (variabel bebas) Persepsi guru tentang

pelaksanaan pembelajaran tematik

Y (variabel terikat) Kinerja guru dalam

pelaksanaan pembelajaran tematik


(53)

1. Penyebaran Angket

Angket adalah suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan secara tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden (Zuriah, 2006: 182). Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik.

2. Studi dokumentasi

Menurut Noor (2012: 141) studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk mengumpulkan data-data kenyataan di lapangan dan data-data yang tersimpan berbentuk dokumentasi. Studi dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data sekolah dan juga mengumpulkan data guru.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala dan daftar chek-list.

1. Skala

Skala adalah salah satu jenis instrumen pengumpul data yang bentuknya hampir sama dengan angket model tertutup, tetapi alternatif jawabannya terdapat perjenjangan (Idrus, 2009:101). Penelitian ini menggunakan 2 skala yaitu skala yang digunakan untuk variabel persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dan skala yang digunakan untuk variabel kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik. Kedua skala dalam penelitian ini mengacu pada model


(54)

skala yang dibuat oleh Rensis Likert yang dikenal dengan skala Likert (Idrus, 2009:101). Menurut Idrus (2009:101), skala Likert ada lima alternatif perjenjangan dari kondisi yang favourable (sangat mendukung) sampai yang unfavourable (sangat tidak mendukung).

Penelitian terhadap persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik belum banyak dilakukan, maka pernyataan-pernyataan dalam skala ini disusun berdasarkan indikator mengenai persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dan kinerja guru yang ada pada kajian teori. Setelah diadopsi dari beberapa sumber yang ada pada kajian teori, maka item-item dikembangkan sendiri oleh peneliti. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan skala adalah sebagai berikut (Azwar, 2013: 28):

a. Menentukan indikator keperilakuan

Atribut psikologi bukanlah variabel sederhana dan belum cukup operasional untuk dijadikan landasan penelitian item sehingga diperlukan operasionalisasi aspek ke dalam bentuk indikator keperilakuan. Indikator keperilakuan adalah deskripsi bentuk-bentuk perilaku yang menandakan adanya atribut psikologi yang diukur. Karakteristik indikator keperilakuan adalah rumusannya sangat operasional dan dalam tingkat kejelasan yang dapat diukur.

b. Menyusun kisi-kisi

Aspek keperilakuan dari suatu atribut yang diukur belum tentu memiliki kontribusi yang sama. Oleh karena itu, diperlukan pembobotan dari seluruh jumlah item. Untuk memperjelas perbandingan antara semua aspek dan memuat


(55)

proporsi item yang harus ditulis ke arah favourable dan unfavourable. Adapun penyusunan kisi-kisi skala persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5 Kisi-kisi Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

No. Indikator Butir Jumlah

Favourable Unfavourable

1 Keterampilan membuka

pelajaran 2, 34 1, 3 4

2 Keterampilan menjelaskan 4, 6, 9, 12, 14, 16,

17, 21, 36, 38, 39

5, 7, 8, 10, 15,

19, 20,37 19

3

Keterampilan memberikan variasi stimulus

pembelajaran

22, 23, 25, 26, 27, 32

11, 13, 18, 24,

28, 29, 35 13

4 Keterampilan bertanya 31 30, 33 3

5 Keterampilan menutup

pelajaran 40, 41, 43 42, 44 5

Total Pernyataan 44

Berdasarkan tabel 3.5 total pernyataan untuk skala dari kisi-kisi persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik berjumlah 44. Butir penyataan favourable berjumlah 23 dan butir pernyataan unfavourable berjumlah 21.

Adapun penyusunan kisi-kisi skala kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik dapat dilihat pada tabel 3.6.


(56)

Tabel 3.6 Kisi-kisi Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

No. Indikator Butir Jumlah

Favourable Unfavourable 1 Memahami peserta didik

dengan baik 1, 2, 3 4, 5, 6 6

2 Mampu melaksanakan

pembelajaran dengan baik 7, 8, 9 10, 11, 12 6 3 Menguasai materi

pembelajaran 13, 14, 15 16, 17, 18 6

4

Mampu mengaitkan tema yang diajarkan dengan materi pelajaran lain yang relevan

19, 20, 21 22, 23, 24 6

5 Bertindak konsisten 25, 26, 27 28, 29, 30 6

6 Bijaksana dan berwibawa 31, 32, 33 34, 35, 36 6

7 Menjadi teladan 37, 38, 39 40, 41, 42 6

8 Mudah bergaul baik 43, 44, 45 46, 47, 48 6

9 Mampu berkomunikasi

dengan baik 49, 50, 51 52, 53, 54 6

Total Pernyataan 54

Berdasarkan tabel 3.6 total pernyataan untuk skala dari kisi-kisi kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik berjumlah 54. Butir penyataan favourable berjumlah 27 dan butir pernyataan unfavourable berjumlah 27.

Dalam skala Likert terdapat lima alternatif perjenjangan dari kondisi sangat favourable hingga unfavourable yaitu sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju (Idrus, 2009: 101). Namun penyusunan skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk skala dengan empat alternatif pilihan yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) (Arikunto, 2010: 284).


(57)

Peneliti menghilangkan opsi jawaban yang berada di tengah yaitu ragu-ragu dengan alasan ada kelemahan dengan lima alternatif jawaban sebab responden cenderung memilih alternatif yang ada di tengah (Arikunto, 2010: 284). Hal ini dikarenakan alternatif jawaban yang berada di tengah dirasa paling aman dan paling mudah karena responden hampir tidak berpikir (Arikunto, 2010: 284). Penilaian pada skala Likert ini dapat dilihat dengan jelas pada tabel 3.7.

Tabel 3.7 Skoring untuk Pernyataan Positif atau Favourable

Alternatif Jawaban Skor

Sangat Setuju (SS) 4

Setuju (S) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Tabel 3.8 Skoring untuk Pernyataan Negatif atau Unfavourable

Alternatif Jawaban Skor

Sangat Setuju (SS) 1

Setuju (S) 2

Tidak Setuju (TS) 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 4

2. Daftar check-list

Daftar check-list digunakan untuk mengumpulkan data sekunder. Dalam penelitian ini, daftar check-list digunakan untuk mendapatkan informasi tentang nama SD, status SD, dan jumlah guru kelas bawah guna menentukan populasi dan sampel penelitian. Peneliti mengisi daftar check-list berdasarkan data yang diperoleh dari UPT Pelayanan Pendidikan Kecamatan Moyudan. Hasil daftar check-list dapat dilihat pada lampiran 8.


(58)

G. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas

Validitas/kesahihan adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut benar-benar mengukur apa yang diukur (Noor, 2012: 132). Azwar (2007: 52) validitas dibagi menjadi tiga jenis jenis, yaitu validitas isi, validitas konstruk, dan validitas kriteria. Dalam penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas isi dan validitas konstruk dan kriteria.

a. Validitas isi

Validitas isi merupakan validitas untuk menguji isi tes dengan analisis rasional atau logika melalui professional judgment. Menurut Azwar (2007: 52) validasi ini untuk menentukan sejauh mana butir-butir tes dapat mewakili komponen dalam keseluruhan isi objek yang hendak diukur dan sejauh mana butir-butir tes dapat mencerminkan ciri perilaku yang hendak diukur.

Validasi dalam penelitian ini dilakukan lewat expert judgment. Expert judgment adalah pengujian instrumen kepada ahli di bidang yang diteliti. Dalam penelitian ini, expert judgment dilakukan oleh dua ahli yaitu satu dosen ahli pengembangan alat ukur non tes dari PGSD Universitas Sanata Dharma dan satu kepala SD. Hasil expert judgment untuk persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dapat dilihat pada tabel 3.9.


(59)

Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Validasi Instrumen Persepsi

No Komponen Penilaian Skor Rerata

Skor

Validator 1 Validator 2

1 Kelengkapan unsur-unsur

kuesioner 4 4 4

2 Kesesuaian antara indikator

item-item pernyataan 3 4 3,5

3 Ketepatan pemilihan kata dalam

kuesioner 3 3 3

4 Terdapat pernyataan positif dan

negatif 3 4 3,5

5 Kejelasan perintah dari

instrumen 3 4 3,5

6 Penggunaan bahasa Indonesia

dan tata tulis baku 3 3 3

7 Pernyataan tidak bermakna

ganda 3 3 3

8 Pernyataan tidak membuat

responden berpikir terlalu berat 2 3 2,5

9 Pernyataan tidak terlalu panjang 3 4 3,5

10 Kesesuaian konstruk dengan

tujuan penelitian 2 4 3

Skor Total 32,5

Tabel 3.10 Rentang Skor Expert Judgment

Bobot Rentang Skor

Instrumen sudah layak digunakan 31 – 40

Instrumen sudah layak digunakan dengan revisi 21 – 30

Instrumen kurang layak digunakan 11 – 20

Instrumen tidak layak digunakan 1 – 10

Berdasarkan hasil expert judgment pada tabel 3.9 skor total 32,5, dengan melihat rentangan skor pada tabel 3.10 dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian yang telah dibuat layak digunakan. Validator 1 tidak memberikan saran untuk tiap item komponen penilaian, namun memberikan rekomendasi secara keseluruhan agar memperbaiki pernyataan. Validator 2 memberikan saran yang berkaitan dengan penggunaan bahasa, tata tulis baku, dan makna pada kalimat yang dibuat.


(60)

Berdasarkan saran dan rekomendasi yang diberikan validator, peneliti melakukan revisi terutama pada aspek penggunaan bahasa. Peneliti memperbaiki pernyataan pada skala dengan mengganti kata-kata yang digunakan agar menjadi lebih baku dan tidak bermakna ganda. Pergantian kata yang dilakukan yaitu penggunaan kata “semangat” diganti “motivasi”, “urut” menjadi “runtut”, “semu” diganti “abstrak”, dan “direncanakan” diganti “dialokasikan”. Setelah dilakukan pergantian pada kata-kata tersebut, pernyataan instrumen menjadi lebih baik dan siap digunakan untuk uji coba lapangan.

Hasil expert judgment untuk kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik dapat dilihat pada tabel 3.11.

Tabel 3.11 Skor Hasil Perhitungan Validasi Instrumen Kinerja

No Komponen Penilaian Skor Rerata

Skor

Validator 1 Validator 2

1 Kelengkapan unsur-unsur

kuesioner 4 4 4

2 Kesesuaian antara indikator

item-item pernyataan 4 4 4

3 Ketepatan pemilihan kata

dalam kuesioner 2 4 3

4 Terdapat pernyataan positif

dan negatif 3 4 3,5

5 Kejelasan perintah dari

instrumen 3 4 3,5

6 Penggunaan bahasa Indonesia

dan tata tulis baku 3 3 3

7 Pernyataan tidak bermakna

ganda 3 3 3

8

Pernyataan tidak membuat responden berpikir terlalu berat

2 4 3

9 Pernyataan tidak terlalu

panjang 3 3 3

10 Kesesuaian konstruk dengan

tujuan penelitian 3 4 3,5


(61)

Berdasarkan hasil expert judgment pada tabel 3.11 skor total 33,5, dengan melihat rentangan skor pada tabel 3.10 dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian yang telah dibuat layak digunakan. Validator 1 dan validator 2 tidak memberikan saran maupun rekomendasi perbaikan pernyataan, sehingga peneliti tidak melakukan revisi pada skala kinerja guru. Hasil expert judgment persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2. b. Validitas Kriteria dan Konstruk

Validitas kriteria merupakan validitas yang membandingkan suatu instrumen dengan instrumen pengukuran lainnya yang sudah valid dan reliabel dengan cara mengkorelasinya (Siregar, 2014:47). Validitas konstruk merupakan validitas yang berkaitan dengan kesanggupan alat ukur dalam mengukur pengertian suatu konsep yang diambil dari teori-teori para ahli (Siregar, 2014:48). Validasi kriteria dan konstruk dilakukan dengan cara uji empiris (uji coba lapangan). Uji empiris (uji coba lapangan) dilaksanakan di SD-SD yang berada di Kabupaten Sleman dan diujikan pada 36 guru. Alasannya pemilihan tempat uji coba karena tempat tersebut memiliki karakteristik yang hampir sama dengan tempat penelitian. Kesamaan karakteristik yang dimaksudkan dalam hal ini adalah SD-SD tersebut memiliki tingkat akreditasi yang sama dengan SD di Kecamatan Moyudan sehingga kemungkinan guru-gurunya memiliki pengetahuan yang sama. Instrumen uji coba dapat dilihat pada lampiran 3.

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan pearson product moment karena cara ini cocok diterapkan pada alat ukur/instrumen yang memiliki


(62)

alternatif jawaban lebih dari dua atau biasa disebut multi-point items (Supratiknya, 2014:131). Validitas kemudian diuji dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 20.0 for windows.

Hasil perhitungan validitas kriteria dan konstruk dengan menggunakan Product Moment, apabila hasil perhitungan yang diperoleh > r tabel maka dapat dinyatakan bahwa item/butir valid. Apabila hasil perhitungan yang diperoleh < r tabel maka dapat dinyatakan bahwa item/butir tidak valid (Sugiyono, 2011: 631). Hasil uji coba lapangan untuk angket persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dapat dilihat pada tabel 3.12 dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.

Tabel 3.12 Hasil Uji Validitas Persepsi Guru No

Butir

N: 36

α: 5% Keterangan

1 0,758

0,329

Valid

2 0,734 Valid

3 0,477 Valid

4 0,746 Valid

5 0,731 Valid

6 0,681 Valid

7 0,570 Valid

8 0,636 Valid

9 0,772 Valid

10 0,565 Valid

11 0,228 Tidak valid

12 0,714 Valid

13 0,630 Valid

14 0,830 Valid

15 0,168 Tidak valid

16 0,795 Valid

17 0,734 Valid

18 0,648 Valid

19 0,617 Valid

20 0,481 Valid

21 0,710 Valid

22 0,633 Valid

No Butir N:36 α: 5% Keterangan

23 0,736

0,329

Valid

24 0,449 Valid

25 0,689 Valid

26 0,870 Valid

27 0,715 Valid

28 0,755 Valid

29 0,650 Valid

30 0,532 Valid

31 0,793 Valid

32 0,712 Valid

33 0,717 Valid

34 0,753 Valid

35 0,605 Valid

36 0,845 Valid

37 0,198 Tidak valid

38 0,725 Valid

39 0,427 Valid

40 0,606 Valid

41 0,839 Valid

42 -0,086 Tidak valid

43 0,761 Valid


(63)

Berdasarkan tabel 3.12 terdapat 44 butir pernyataan dimana ada 4 butir pernyataan yang tidak valid dan 40 butir pernyataan yang valid. Banyaknya butir pernyataan yang akan digunakan untuk penelitian selanjutnya adalah 40 dari 44 butir pernyataan dengan nilai korelasi antara 0,427 sampai 0,870 (r hitung > r tabel). Distribusi skala persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dapat dilihat pada tabel 3.13.

Tabel 3.13 Distribusi Skala Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Setelah Validasi

No. Indikator Butir Jumlah

Favourable Unfavourable

1 Keterampilan membuka

pelajaran 2, 34 1, 3 4

2 Keterampilan menjelaskan 4, 6, 9, 12, 14, 16,

17, 21, 36, 38, 39

5, 7, 8, 10, 15*,

19, 20,37* 19

3

Keterampilan memberikan variasi stimulus

pembelajaran

22, 23, 25, 26, 27, 32

11*, 13, 18, 24,

28, 29, 35 13

4 Keterampilan bertanya 31 30, 33 3

5 Keterampilan menutup

pelajaran 40, 41, 43 42*, 44 5

Total Pernyataan 44

Keterangan: * item pernyataan yang gugur/tidak valid

Tabel 3.13 merupakan distribusi skala setelah uji coba lapangan. Hasil uji coba ternyata terdapat 4 (empat) butir pernyataan yang tidak valid/gugur, yaitu pada indikator 2 nomor 15 dan 37, indikator 3 nomor 11, dan indikator 5 nomor 42. Butir pernyataan yang tidak valid tersebut tidak digunakan dalam penelitian. Keempat butir pernyataan tersebut dihapus dari skala, kemudian butir yang valid diurutkan kembali dengan nomor baru. Butir pernyataan baru yang siap digunakan untuk penelitian dapat dilihat pada tabel 3.14 dan instrumen penelitian dapat dilihat pada lampiran 5.


(64)

Tabel 3.14 Distribusi Skala Persepsi Guru tentang Pelaksanaan Pembelajaran Tematik dengan Item Baru

No. Indikator Butir Jumlah

Favourable Unfavourable

1 Keterampilan membuka

pelajaran 2, 32 1, 3 4

2 Keterampilan menjelaskan 4, 6, 9, 11, 13, 14,

15, 19, 34, 35, 36

5, 7, 8, 10, 17,

18 17

3

Keterampilan memberikan variasi stimulus

pembelajaran

20, 21, 23, 24, 25, 30

12, 16, 22, 26,

27, 33 12

4 Keterampilan bertanya 29 28, 31 3

5 Keterampilan menutup

pelajaran 37, 38, 39 40 4

Total Pernyataan 40

Hasil uji coba lapangan untuk angket kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran tematik dapat dilihat pada tabel 3.15 dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.

Berdasarkan tabel 3.15 terdapat 54 butir pernyataan dimana ada 2 butir pernyataan yang tidak valid dan 52 butir pernyataan yang valid. Banyaknya butir pernyataan yang akan digunakan untuk penelitian selanjutnya adalah 52 dari 54 butir pernyataan dengan nilai korelasi antara 0,376 sampai 0,887 (r hitung > r tabel).


(1)

Lampiran 7d Hasil Uji Linieritas

HASIL UJI LINIERITAS

ANOVA Table Sum of Squares

df Mean Square

F Sig.

Persepsi * Kinerja

Between Groups

(Combined) 5250.404 31 169.368 3.008 .005 Linearity 2609.608 1 2609.608 46.351 .000 Deviation

from Linearity

2640.796 30 88.027 1.563 .141

Within Groups 1238.633 22 56.302 Total 6489.037 53

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared PersepsiGuru *


(2)

HASIL UJI KORELASI

Correlations

PersepsiGuru KinerjaGuru

PersepsiGuru

Pearson Correlation 1 .634** Sig. (2-tailed) .000

N 54 54

KinerjaGuru

Pearson Correlation .634** 1 Sig. (2-tailed) .000

N 54 54


(3)

Lampiran 8

Daftar

Check List


(4)

(5)

Lampiran 8 Daftar Check list

DAFTAR CHECK-LIST

No. Nama Sekolah Status Sekolah

Status Akreditasi Swasta Negeri A B 1. SD Negeri Ngijon 1 √ √

2. SD Negeri Kaliduren √ √ 3. SD Negeri Moyudan √ √ 4. SD Negeri Pendulan √ √ 5. SD Muhammadiyah Ngijon 1 √ √ 6. SD Muhammadiyah Kedungbanteng 2 √ √

7. SD Negeri Ngijon 2 √ √ 8. SD Negeri Ngijon 3 √ √ 9. SD Negeri Malangan √ √ 10. SD Negeri Sumberagung √ √

11 SD Negeri Sejati √ √

12. SD Negeri Sumberrahayu √ √ 13. SD Negeri Ngringin √ √ 14. SD Negeri Nglahar √ √ 15. SD Muhammadiyah Ngijon 2 √ √ 16. SD Muhammadiyah Kedungbanteng 1 √ √ 17. SD Muhammadiyah Semingin √ √ 18. SD Kanisius Ngapak √ √ 19. SD Muhammadiyah Gamplong √ √ 20. SD Muhammadiyah Saren √ √ 21 SD Muhammadiyah Karanganjir √ √

Jumlah sekolah berstatus Swasta = 8 sekolah Jumlah sekolah berstatus Negeri = 13 sekolah Jumlah sekolah berakreditasi A = 6 sekolah Jumlah sekolah berakreditasi B = 15 sekolah


(6)

Aryaduta Yustina Yones, dilahirkan pada tanggal 17 Juni 1993, di Sleman, Yogyakarta. Telah menempuh pendidikan di SD Kanisius Minggir (2000-2005), SMP Pangudi Luhur Moyudan (2006-2008), dan SMA Pangudi Luhur Sedayu (2009-2011). Saat ini peneliti masih tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (2011-2015).

Peneliti pernah mengikuti berbagai macam kegiatan kemahasiswaan, antara lain PPKM-1 dan PPKM-2 yang diselenggarakan oleh Universitas Sanata Dharma dimana peneliti berperan sebagai peserta wajib dalam kegiatan tersebut. Kegiatan selanjutnya yang diikuti oleh peneliti adalah Seminar for Studium Generale Entitled, Maria Montessori Workshop, serta KMD yang merupakan kursus mahir dasar kepramukaan. Masa pendidikan diakhiri dengan menyusun

skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul “Hubungan Persepsi Guru tentang

Pelaksanaan Pembelajaran Tematik dengan Kinerja Guru di Sekolah Dasar se-Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman”.