Tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh guru pengampu kelas bawah : sebuah survei bagi guru-guru Sekolah Dasar Negeri di Kota Yogyakarta - USD Repository

  

TINGKAT IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK OLEH GURU

PENGAMPU KELAS BAWAH: SEBUAH SURVEI BAGI GURU-GURU

SEKOLAH DASAR NEGERI DI KOTA YOGYAKARTA

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

  

Oleh :

Agustiyana OlympiaVitessa

101134233

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

  

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

TINGKAT IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK OLEH GURU

PENGAMPU KELAS BAWAH: SEBUAH SURVEI BAGI GURU-GURU

SEKOLAH DASAR NEGERI DI KOTA YOGYAKARTA

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

  

Oleh :

Agustiyana OlympiaVitessa

101134233

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

  

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  • Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka, apabila kamu selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh- sungguh (urusan) yang lain. (Al Qur’an surat Al-

  Insyiroh ayat 6-7)

  • Few things make the life of a parent more rewarding and sweet as successfull children. (Nelson Mandela)
  • Semua orang memiliki mimpi, namun bagi saya bukan seberapa besar mimpi yang kamu punya tetapi seberapa besar usaha kamu mewujudkan mimpi itu. (Penulis)

  

ABSTRAK

TINGKAT IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK OLEH GURU

PENGAMPU KELAS BAWAH : SEBUAH SURVEI BAGI GURU-GURU

SEKOLAH DASAR NEGERI DI KOTA YOGYAKARTA

  Oleh Agustiyana Olympia Vitessa

  NIM 101134233 Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keingintahuan peneliti tentang tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh guru pengampu kelas bawah sekolah dasar negeri di kota Yogyakarta. Peneliti juga ingin mengetahui perbedaan tingkat implementasi penggunaan pembelajaran tematik dilihat dari faktor demografi jumlah guru dan jumlah rekan guru yang menggunakan tematik.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh para guru pengampu kelas bawah sekolah dasar negeri di kota Yogyakarta dan perbedaan tingkat implementasi penggunaan pembelajaran tematik oleh para guru pengampu kelas bawah sekolah dasar negeri di kota Yogyakarta ditinjau dari faktor demografi jumlah siswa dan jumlah rekan guru yang menggunakan pembelajaran tematik. Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental cross sectional dengan metode survey. Populasi penelitian adalah semua guru pengampu kelas bawah sekolah dasar negeri di Kota Yogyakarta yang berjumah 328 guru dengan sampel yang diambil 190 guru. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan distribusi frekuensi dan analisis statistik uji Independent Sample t-Test maupun uji Mann Whitney.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran tematik oleh guru-guru pengampu kelas bawah di kota Yogyakarta termasuk dalam kriteria tinggi. Hasil menunjukkan nilai Sig.(2-tailed

  ) (0,209) ≥ 0,05 maka Ho gagal ditolak dan Ha ditolak. Tidak terdapat perbedaan tingkat implementasi penggunaan pembelajaran tematik ditinjau dari faktor demografi jumlah siswa. Hasil menunjukkan nilai Z =

  • –0,193 dengan Sig.(2-tailed) (0,847) < α (0,05) maka Ho gagal ditolak dan Ha ditolak. Tidak terdapat perbedaan tingkat implementasi penggunaan pembelajaran tematik ditinjau dari faktor demografi jumlah rekan

  

ABSTRACT

  

IMPLEMENTATION LEVEL OF THEMATIC INSTRUCTION BY

LOWER GRADE TEACHERS: A SURVEY TO ELEMENTARY SCHOOL

  By: Agustiyana Olympia Vitessa

  NIM. 101134233 This research was conducted based on th e researcher’s curiousity on the implementation of the thematic instruction by middle-low class teachers of

  

elementary schools in Yogyakarta. The researcher were to know differences of the

  implementation level of thematic learning by middle-low class teachers of

  

elementary schools in Yogyakarta seen from the teachers demography number of

students and number of teachers who used thematic instruction.

  The purposes of the research were to know the implementation level of thematic instruction by middle-low class teachers of elementary schools in

  

Yogyakarta , know the differences of the implementation level of thematic

learning by middle-low class teachers of elementary schools in Yogyakarta seen

  from number of students and know the differences of the implementation level of thematic learning by middle-low class teachers of elementary schools in

  

Yogyakarta seen from number of teachers who used thematic instruction. This

  non-experimental research used cross sectional design in survey method. The population included 328 middle-low class teachers of elementary schools in Yogyakarta and the sample used was 190 teachers. This research used questionnaire in collecting data. The analyse used distribution of frequency and PAP 1 and Independent Sample t-Test and Mann Whitney test.

  The results of the research showed that the implementation level of thematic learning by middle-low class teachers of elementary schools in Yogyakarta was high. The results of the research showed Sig.(2-tailed

  ) (0,209) ≥ 0,05, showed the implementation level of the thematic instructional not differed according the number of students. The results of the research Z=

  • –0,193 with (2-tailed Sig.

  ) (0,847) < α (0,05), showed the implementation level of the thematic instructional not differed according the number of teachers who used thematic instruction. Key words : themathic instruction, the theachers demography Puji dan syukur kupanjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kasih-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi dengan judul “Tingkat Implementasi Pembelajaran Tematik Oleh Guru

Pengampu Kelas Bawah : Sebuah Survey bagi Guru-Guru Sekolah Dasar Negeri di Kota Yogyakarta” ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam

  memperoleh gelar sarjana pendidikan guru sekolah dasar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penyusunan skripsi ini dapat terlaksana dengan baik atas bantuan, perhatian, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis dengan setulus hati mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Rohandi, Ph.D. Selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

  2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

  3. Ibu Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D dan Ibu Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingannya selama ini.

  4. Bapak dan Ibu Dosen beserta karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ilmu dan dukungan kepada penulis.

  5. Seluruh Guru Sekolah Dasar Negeri di kota Yogyakarta yang telah memberikan sumbangan yang besar dalam penelitian ini.

  6. Ibu Indah Mumpuni selaku orang tua yang selalu senantiasa menyertaiku dengan doa dan dorongan sehingga skripsi dapat terselesaikan.

  7. Adikku, Nasywa Lintang Sasikirana, terima kasih untuk dukungan dan

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... iii

PERSEMBAHAN ....................................................................................................... iv

MOTTO ...................................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................................... vii

ABSTRAK ................................................................................................................. viii

ABSTRACT ............................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ................................................................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xviii

  BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 B. Batasan Masalah ................................................................................... 7 C. Rumusan Masalah................................................................................. 8 D. Tujuan penelitian .................................................................................. 8 E. Manfaat Penelitian ................................................................................ 9 F. Definisi Operasional ............................................................................. 10 BAB II. KAJIAN TEORI A. Tinjauan Teoritik ....................................................................................... 11

  1. Reformasi pendidikan secara global ..................................................... 11

  2. Reformasi pendidikan di Indonesia ...................................................... 13

  3. Reformasi kurikulum di Indonesia ....................................................... 15

  4. Kurikulum 2013 dan kurikulum 2006 .................................................. 22

  5. Pembelajaran terpadu .......................................................................... 26

  6. Pembelajaran tematik ........................................................................... 32

  7. Implikasi pembelajaran tematik ............................................................ 36

  8. Karakteristik pembelajaran tematik ...................................................... 38

  D. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 51

  BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian ...................................................... 52 B. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 53

  1. Waktu Penelitian .................................................................................. 53

  2. Tempat Penelitian ................................................................................ 53

  C. Variabel Penelitian ..................................................................................... 53

  D. Populasi dan Sampel ................................................................................... 54

  E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 55

  F. Instrumen Penelitian ................................................................................... 56

  G. Validitas Instrumen..................................................................................... 63

  H. Reliabilitas Instrumen ................................................................................ 79

  I. Prosedur Analisis Data ............................................................................... 81 J. Jadwal Penelitian ....................................................................................... 104

  BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Penelitian ................................................................................... 106 B. Tingkat Pengembalian Kuesioner ............................................................... 107 C. Hasil Penelitian ........................................................................................... 107 D. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................... 133 BAB V. KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................................. 139 B. Keterbatasan .............................................................................................. 140 C. Saran .......................................................................................................... 140 DAFTAR REFERENSI .................................................................................... 142

  DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Keunggulan KBK dengan kurikulum 1994 ..................................... 19Tabel 2.2 Reformasi pendidikan di Indonesia ................................................. 21Tabel 2.3 Perbedaan esensial kurikulum 2006 dengan kurikulum 2013 ......... 23Tabel 2.4 Landasan pengembangan kurikulum 2013 ...................................... 25Tabel 3.1 Penjabaran Skor Item Positif dan Item Negatif ............................... 57Tabel 3.2 Sebaran item positif dan item negatif .............................................. 58Tabel 3.3 Kisi-kisi instrumen penelitian ......................................................... 61Tabel 3.4 Kriteria Revisi ................................................................................. 64Tabel 3.5 Hasil expert judgment indikator kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa ...................................................................................... 65Tabel 3.6 Hasil expert judgment indikator siswa mengalami pengalaman langsung dalam belajar ................................................................... 66Tabel 3.7 Hasil expert judgment indikator pemisahan pada setiap mata pelajaran tidak begitu jelas ............................................................................. 67Tabel 3.8 Hasil expert judgment indikator pembelajaran yang menyajikan konsep dari satu mata pelajaran .................................................................. 69Tabel 3.9 Hasil expert judgment indikator pembelajaran bersifat fleksibel .... 70Tabel 3.10 Hasil expert judgment indikator hasil pembelajaran yang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa ................................................ 71Tabel 3.11 Hasil expert judgment indikator prinsip belajar sambil bermain yang menyenangkan bagi siswa .............................................................. 73Tabel 3.12 Validitas muka .............................................................................. 75Tabel 3.13 Hasil validitas implementasi pembelajaran tematik ...................... 78Tabel 3.14 Koefisien Reliabilitas .................................................................... 80Tabel 3.15 Hasil reliabilitas ............................................................................. 81Tabel 4.1 Panjang kelas interval ..................................................................... 109Tabel 4.2 Hasil perhitungan daftar distribusi .................................................. 109Tabel 4.3 Hasil uji normalitas tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan jumlah siswa sedikit ......................... 112Tabel 4.4 Hasil uji normalitas tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan jumlah siswa banyak ......................... 115Tabel 4.5 Hasil uji homogenitas tingkat implementasi pembelajaran tematik ditinjau dari jumlah siswa .................................................... 119Tabel 4.6 Hasil uji Independent Sample t-Test tingkat

  Implementasi pembelajaran tematik ditinjau dari jumlah siswa ...... 121

Tabel 4.7 Hasil uji normalitas tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan jumlah rekan guru yang

  menggunakan pembelajaran tematik sedikit ..................................... 123

Tabel 4.8 Hasil uji normalitas tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan jumlah rekan guru yang menggunakan pembelajaran

  tematik banyak .................................................................................. 127

Tabel 4.9 Hasil uji homogenitas tingkat implementasi pembelajaran tematik ditinjau dari jumlah rekan guru

  yang menggunakan pembelajaran tematik ....................................... 131

Tabel 4.10 Tabel hasil uji Mann Whitney tingkat implementasi pembelajaran tematik ditinjau dari jumlah

  rekan guru yang menggunakan pembelajaran tematik ..................... 132

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema penelitian yang relevan .................................................... 49Gambar 3.1 Hubungan antar variabel .............................................................. 53Gambar 3.2 Rumus Korelasi .......................................................................... 77Gambar 3.3 Rumus Koefisien Alpha Cronbach .............................................. 79Gambar 3.4 Rumus Jarak atau Rentangan ....................................................... 87Gambar 3.5 Rumus Jumlah Kelas ................................................................... 87Gambar 3.6 Rumus Panjang Kelas .................................................................. 87Gambar 3.7 Rumus Jarak atau Rentangan ....................................................... 89Gambar 3.8 Rumus Jumlah Kelas ................................................................... 89Gambar 3.9 Rumus Panjang Kelas .................................................................. 90Gambar 3.10 Rumus Uji Normalitas ............................................................... 93

  Gambar 3.11

Rumus Lavene’s Test ................................................................ 96

Gambar 3.12 Rumus uji t-Dua Sampel ............................................................ 100Gambar 3.13 Rumus Independent- Sample T-test ............................................ 100Gambar 3.14 Rumus Uji Mann Whitney ......................................................... 101Gambar 3.15 Rumus Effect Size jika data normal ........................................... 102Gambar 3.16 Rumus Effect Size jika data tidak normal .................................. 102Gambar 3.17 Rumus koefisien determinasi ..................................................... 103Gambar 4.1 Uji normalitas P-P Plot data

  Implementasi dengan jumlah siswa sedikit ................................. 113

Gambar 4.2 Uji normalitas histogram data

  Implementasi dengan jumlah siswa sedikit ................................. 114

Gambar 4.3 Uji normalitas P-P Plot data

  Implementasi dengan jumlah siswa banyak ................................. 116

Gambar 4.5 Uji normalitas P-P Plot data

  Implementasi dengan jumlah rekan guru yang menggunakan pembelajaran tematik sedikit ................................ 124

Gambar 4.6 Uji normalitas histogram data

  Implementasi dengan jumlah rekan guru yang menggunakan pembelajaran tematik sedikit ................................ 125

Gambar 4.7 Uji normalitas P-P Plot data

  Implementasi dengan jumlah rekan guru yang menggunakan pembelajaran tematik banyak .................................. 128

Gambar 4.8 Uji normalitas histogram data

  Implementasi dengan jumlah rekan guru yang menggunakan pembelajaran tematik banyak .................................. 129

  DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian dan Telah Melakukan Penelitian ................. 147 Lampiran 2 Kuesioner Sebelum dan Sesudah Validasi ................................... 151 Lampiran 3 Expert Judgment dan Validitas Muka .......................................... 157 Lampiran 4 Data Validitas ............................................................................... 254 Lampiran 5 Hasil Validitas .............................................................................. 255 Lampiran 6 Data Reliabilitas ........................................................................... 257 Lampiran 7 Hasil Reliabilitas .......................................................................... 258 Lampiran 8 Data Asli ...................................................................................... 262 Lampiran 9 Hasil Output Deskripsi Implementasi Pembelajaran Tematik ..... 263

  Lampiran 10 Hasil Distribusi Frekuensi Tingkat Implementasi pembelajaran tematik .......................................................................................... 264 Lampiran 11 Hasil Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi ......................... 265 Lampiran 12 Hasil Distribusi Frekuensi Demografi Jumlah Siswa ............... 266 Lampiran 13 Hasil Hasil Distribusi Frekuensi Faktor Demografi Jumlah Rekan

  Guru yang Menggunakan Pembelajaran Tematik ..................... 267 Lampiran 14 Hasil Uji Normalitas Implementasi Pembelajaran

  Tematik Terhadap Faktor Demografi Jumlah Siswa Kelompok Sedikit ........................................................................................ 268

  Lampiran 15 Hasil Uji Normalitas Implementasi Pembelajaran Tematik Terhadap Faktor Demografi Jumlah Siswa Kelompok Banyak .......................................................... 272

  Lampiran 16 Hasil Uji Normalitas Implementasi Pembelajaran Tematik Terhadap Faktor Demografi Jumlah Rekan Guru yang Menggunakan Pembelajaran Tematik Kelompok Sedikit ......... 276

  Lampiran 17 Hasil Uji Normalitas Implementasi Pembelajaran Tematik Terhadap Faktor Demografi Jumlah Rekan Guru yang Menggunakan Pembelajaran Tematik Kelompok banyak .......... 280

  Lampiran 19 Hasil Uji Homogenitas Implementasi Pembelajaran tematik Terhadap Faktor Demografi Jumlah Rekan Guru yang Menggunakan Pembelajaran tematik ......................................... 284

  Lampiran 20 Hasil uji Independent sample t-test Implementasi pembelajaran tematik terhadap Faktor Demografi Jumlah Siswa .................... 285 Lampiran 21 Hasil Uji Mann whitney Imlementasi Pembelajaran tematik

  Terhadap Faktor Demografi Jumlah Rekan Guru yang Menggunukan pembelajaran Tematik ........................................ 286

  Lampiran 22 Tabel Krenjcie ............................................................................ 287 Lampiran 23 Contoh Instrumen Kuesioner ..................................................... 288 Lampiran 24 Contoh Instrumen yang Sudah Dikerjakan ................................ 294 Lampiran 25 Tingkat Pengembalian Instrumen ............................................. 299 Lampiran 26 Biodata Penulis .......................................................................... 230

  bagian tersebut yaitu latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah

  Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (Depdiknas, 2008: 326) mengartikan pendidikan adalah suatu proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Proses pengubahan sikap dan tata laku seiring dengan tujuan pendidikan yang memberikan arah bagi segala kegiatan pendidikan. Pengubahan sikap dan tata laku yang baik dilakukan kepada anak sejak kecil. Pendidikan dasar dapat mengubah anak dan menyelaraskannya dengan kegiatan pendidikan.

  Pendidikan dasar menurut KBBI adalah pendidikan minimum (terendah) yang diwajibkan bagi semua warga negara (Depdiknas, 2008: 326). Pendidikan wajib ditempuh setiap orang selama 9 tahun Pendidikan merupakan suatu hak yang didapatkan oleh seseorang untuk menjadi pribadi yang baik di lingkungannya. Suatu pendidikan memerlukan adanya kurikulum. Trianto (2012: 13) menjelaskan bahwa dalam perkembangan selanjutnya istilah kurikulum digunakan di dalam dunia pendidikan. Kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu Curir berarti pelari, dan Curere berarti tempat berpacu atau tempat lomba. disimpulkan sebagai sejumlah pengetahuan atau mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa guna mencapai suatu tingkatan atau ijasah.

  Kurikulum yang berlaku di Indonesia sudah beberapa kali mengalami perubahan. Trianto (2010: 54

  • –71) menjelaskan bahwa kurikulum berubah dari masa orde lama hingga masa orde reformasi. Masa orde lama menggunakan Rencana Pelajaran 1947 dan kemudian berubah dengan istilah Rencana Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum 1947 menekankan pada cara mengajar yang dilakukan oleh guru dan cara siswa memahami materi pelajaran. Kurikulum 1952 terlihat lebih menonjol pada setiap mata pelajaran karena harus memperhatikan setiap isi pelajaran yang telah dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.

  Masa orde lama kemudian masuk ke masa orde baru. Saat masa orde baru telah terjadi empat kali perubahan kurikulum, yakni kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984 (keterampilan proses), dan kurikulum 1994. Kurikulum 1968 memiliki sifat correlated subject curriculum yang berarti bahwa materi pelajaran pada tingkat bawah berhubungan dengan kurikulum tingkat lanjutan. Kurikulum 1968 dipandang kurang, maka dari itu tercipta kurikulum baru yang disebut dengan kurikulum 1975. Kurikulum 1975 mencantumkan tujuan kurikulum untuk setiap bidang studi, sedangkan untuk setiap pokok bahasan mencantumkan tujuan instruksional khusus. Kurikulum selanjutnya adalah kurikulum 1984. Kurikulum 1984 disebut sebagai kurikulum keterampilan proses karena pada kurikulum ini menggunakan pendekatan keterampilan proses yang

  Masa orde baru kemudian memasuki masa reformasi. Masa reformasi terjadi dua kali perubahan kurikulum, yakni kurikulum 2004 atau sering disebut Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), dan kurikulum 2006 atau sering disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum 2004 merupakan kurikulum pertama yang berhasil diterapkan di Indonesia pada masa reformasi.

  Pemerintah mulai memunculkan model pembelajaran tematik saat kurikulum 2004 diterapkan. Kurikulum kedua yang berhasil diterapkan di masa reformasi ialah kurikulum 2006. Kurikulum 2006 merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk menciptakan sekolah yang efektif, produktif, maupun berprestasi.

  Masa reformasi berakhir, kemudian masuk ke masa sekarang dimana menggunakan kurikulum 2013 sebagai acuan pendidikan. Mulyasa (2013: 66) menjelaskan bahwa kurikulum 2013 adalah tindak lanjut dari kurikulum 2006 dan merupakan suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kompetensi sehingga hasilnya dapat dilaksanakan sendiri oleh siswa. Kurikulum 2013 diharapkan mampu melahirkan siswa yang produktif, kreatif, dan inovatif.

  Pembelajaran tematik disajikan dalam kurikulum 2013.

  Pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna untuk siswa (Depdiknas dalam Trianto, 2010: 5). Pembelajaran tematik mengambil tema sebagai sentral pembelajaran yang di mengajar kelas IV sampai kelas VI menggunakan pendekatan mata pelajaran. Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas, 2008: 4) menjelaskan bahwa pembelajaran tematik dianggap sesuai dengan tahapan perkembangan anak yang melihat segala sesuatunya sebagai suatu keutuhan (holistic). Pembelajaran yang menyajikan mata pelajaran terpisah akan menyebabkan kurang berkembangannya anak untuk berpikir secara holistic dan membuat kesulitan bagi peserta didik.

  Pembelajaran tematik diterapkan di kelas I, II, dan III atau sering disebut dengan kelas bawah. Guru kelas I sampai guru kelas III tidak mengajarkan pelajaran secara terpisah-pisah akan tetapi mengajarkan pelajaran secara terintegrasi atau terpadu.

  Erickson dalam Rismiati (2012: 5) mengatakan bahwa aim of the integrated

  curricu lum was “to cause students to integrated their thinking at a conceptual

level by seeing the patterns and connections between transferable and

connections between transferable, conceptual ideas and topic under study”. Arti

  dari kata-kata Erickson adalah tujuan dari kurikulum terintegrasi ialah memadukan pikiran para siswa pada level konseptual dengan pola dan hubungan antara mengirim konsep ide dan topik di bawah mata pelajaran. Kurikulum terintegrasi memadukan pola pikir siswa yang mempunyai topik atau tema.

  Majalah DIKBUD dalam Sururiaziz (2013) menyebutkan bahwa pentingnya suatu pembelajaran terpadu dikarenakan oleh beberapa hal. Hal yang menyebabkan pentingnya suatu pembelajaran terpadu antara lain (1) hasil sekolah dasar dengan definisi kompetensi yang berbeda menghasilkan banyak keluaran yang sama, dan (3) keterkaitan satu sama lain antar mata pelajaran sekolah dasar menyebabkan keterpaduan konten pada berbagai mata pelajaran dan arahan siswa untuk mengaitkan antar mata pelajaran akan meningkatkan hasil pembelajaran siswa.

  Pembelajaran tematik dipilih untuk menjadi salah satu sifat dari kurikulum baru. Alasan dari dipilihnya pembelajaran tematik menjadi salah satu sifat kurikulum yang baru adalah karena tematik dianggap sebagai suatu pembelajaran yang dapat mempersatukan seluruh elemen pendidikan seperti siswa, guru, manajemen satuan pendidikan bahkan masyarakat umum. Elemen pendidikan tersebut nantinya yang akan lebih banyak dibahas pada penelitian ini adalah guru, karena gurulah yang memiliki peran penting dalam pengimplementasian kurikulum. Guru sebagai ujung tombak penerapan kurikulum yang diharapkan dapat membuka diri terhadap beberapa kemungkinan perubahan.

  Depdiknas (2008: 11) menjelaskan bahwa guru belum memiliki kesadaran dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa. Bukan hanya faktor guru yang belum baik, tetapi ada faktor lain yang harus diperhatikan pemerintah. Faktor-faktor lain tersebut sering disebut dengan faktor demografi dalam mempengaruhi kesiapan pelaksanaan kurikulum. Rismiati (2012: 12) menjabarkan faktor demografi antara lain dukungan dari kepala sekolah, pengalaman menggunakan pembelajaran tematik, status kepegawaian, jumlah jam training pembelajaran tematik, jumlah

  Faktor demografi yang ada dan dikatakan baik kondisinya, maka diharapkan dapat ikut memotivasi guru untuk mengimplementasikan kurikulum secara baik.

  Sebagai contoh jika terdapat jumlah rekan guru yang mengajar dengan hal dan jumlahnya banyak maka guru akan semakin termotivasi untuk dapat menerapkan kurikulum itu secara baik karena guru memiliki teman untuk dapat berbagi dan belajar dengan rekannya tersebut.

  Pembelajaran tematik yang diberlakukan di sekolah dasar terkadang masih menjadi kendala bagi guru. Adanya guru yang pengalaman mengajarnya kurang dan pengalaman mengajar tersebut akan memberikan dampak yang negatif kepada siswa. Dampak negatifnya adalah siswa menjadi kurang paham akan materi yang diajarkan. Dampak negatif akan bertambah parah apabila anak yang masuk sekolah dasar tersebut tidak pernah mengalami pengalaman belajar sebelumnya.

  Pengalaman yang dimaksudkan ialah saat anak duduk di bangku taman kanak- kanak (TK). Alasan lain yang menjadi kendala dalam pembelajaran tematik dan akan dibahas oleh penulis lebih lanjut dalam penelitian ini.

  Laporan diskusi dari kajian kurikulum pendidikan dasar (Depdiknas, 2008: 5- 6) terindikasi bahwa masih banyaknya kekurangan yang berasal dari pihak guru untuk melakukan reformasi pendidikan. Kekurangan-kekurangan yang dimaksud antara lain seperti (1) sebagian besar guru mengalami kesulitan dalam menyusun Rencana Pelakasanaan Pembelajaran (tematik) khususnya guru kelas awal sekolah dasar, (2) guru-guru masih mengalami kesulitan dalam menjabarkan standar

  (4) kemampuan guru di dalam menyusun pengembangan silabus dari kompetensi dasar ke indikator masih kurang, (5) sumber daya manusia guru sekolah dasar kelas awal kurang mumpuni karena kebanyakan berpendidikan diploma II, dan (6) pemahaman tentang pembelajaran terpadu diantara guru sekolah dasar masih kurang. Kekurangan dari guru tersebut yang menjadi landasan penelitian ini untuk dijabarkan lebih lanjut lagi.

  Uraian di atas dimaksudkan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai seberapa tinggi pelaksanaan pembelajaran tematik di kelas bawah. Tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan implementasi pembelajaran tematik dilihat dari faktor demografi jumlah siswa dan jumlah rekan yang menggunakan pembelajaran tematik. Penelitian ini tentang,

  “Tingkat Implementasi Pembelajaran Tematik Oleh Guru Pengampu Kelas Bawah: Sebuah Survei Bagi Guru-Guru Sekolah Dasar Negeri di Kota Yogyakarta ”.

  Penelitian ini untuk meneliti guru-guru kelas I, kelas II, dan kelas III yang sudah menerapkan pembelajaran tematik pada kurikulum 2006 (KTSP) dan guru yang dianggap sebagai ujung tombak dari sebuah reformasi kurikulum. Penelitian ini juga dibatasi untuk meneliti guru-guru sekolah dasar negeri di wilayah kota Yogyakarta. Selain itu, penelitian ini dibatasi untuk dua faktor demografi. Faktor demografi yang pertama adalah jumlah siswa. Faktor demografi yang kedua

C. Rumusan Masalah

  Berdasarkan hal-hal yang diuraikan dari latar belakang masalah maka penelitian ini mengambil rumusan masalah antara lain:

  1. Bagaimana tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh guru pengampu kelas bawah sekolah dasar negeri di kota Yogyakarta?

  2. Apakah terdapat perbedaan tingkat implementasi penggunaan pembelajaran tematik oleh guru pengampu kelas bawah sekolah dasar negeri di kota Yogyakarta ditinjau dari jumlah siswa?

  3. Apakah terdapat perbedaan tingkat implementasi penggunaan pembelajaran tematik oleh guru pengampu kelas bawah sekolah dasar negeri di kota Yogyakarta ditinjau dari jumlah rekan guru yang menggunakan pembelajaran tematik?

  D. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

  1. Mengetahui bagaimana implementasi pembelajaran tematik oleh guru pengampu kelas bawah sekolah dasar negeri di kota Yogyakarta.

  2. Mengetahui perbedaan tingkat implementasi penggunaan pembelajaran tematik oleh guru pengampu kelas bawah sekolah dasar negeri di kota Yogyakarta ditinjau dari jumlah siswa.

  3. Mengetahui perbedaan tingkat implementasi penggunaan pembelajaran

  Yogyakarta ditinjau dari jumlah rekan guru yang menggunakan pembelajaran tematik.

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

  1. Bagi guru sekolah dasar Hasil penelitian diharapkan mampu membantu guru untuk melaksanakan pembelajaran tematik dengan sebaik-baiknya.

  2. Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bekal peneliti saat menjadi guru sekolah dasar.

  3. Bagi mahasiswa pendidikan guru sekolah dasar Hasil penelitian diharapkan dapat membantu mahasiswa pendidikan guru sekolah dasar untuk mengetahui tingkat implementasi pembelajaran tematik di sekolah dasar.

  4. Bagi institusi Hasil penelitian diharapkan dapat membantu institusi dalam melihat kendala- kendala yang dialami oleh semua guru sekolah dasar dan mampu memberikan solusi atas kendala yang dihadapi.

F. Definisi Operasional

  Berikut definisi operasional yang digunakan dalam penellitian ini:

  1. Pembelajaran tematik adalah pendekatan yang mengintegrasikan kompetensi pembelajaran menggunakan tema untuk mengaitkan mata pelajaran (disebut juga pembelajaran tematik integratif).

  2. Kurikulum adalah seperangkat rencana yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan.

  3. Demografi adalah faktor yang dapat mempengaruhi perilaku atau tingkah laku seseorang.

  4. Reformasi adalah perubahan yang dilakukan oleh suatu negara untuk perbaikan di bidang sosial, politik, dan agama.

  5. Implementasi adalah pelaksanaan dari kurikulum yang telah dibuat.

  6. Guru kelas bawah adalah seseorang yang mengajar kelas I, II, dan III.

  7. Survei adalah kegiatan atau penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan informasi dari sebagian populasi.

  8. Jumlah siswa adalah ukuran kelas dengan jumlah siswa kelompok sedikit dan kelompok banyak.

  9. Jumlah rekan guru yang menggunakan pembelajaran tematik adalah ukuran guru yang sama-sama menggunakan pembelajaran tematik dalam satu sekolah. relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. Tinjauan teoritik dibagi dalam sub bab reformasi pendidikan secara global, reformasi pendidikan di Indonesia, reformasi kurikulum di Indonesia, kurikulum 2013 dan kurikulum 2006, pembelajaran tematik, implikasi pembelajaran tematik, karakteristik pembelajaran tematik, dan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kurikulum.

  Tinjauan teoritik akan membahas sembilan bagian. Bagian pertama reformasi pendidikan secara global. Bagian kedua reformasi pendidikan di Indonesia.

  Bagian ketiga reformasi kurikulum di Indonesia. Bagian keempat kurikulum 2013 dan kurikulum 2006. Bagian kelima pembelajaran terpadu. Bagian keenam pembelajaran tematik. Bagian ketujuh implikasi pembelajaran tematik. Bagian kedelapan karakteristik pembelajaran tematik. Bagian yang terakhir yaitu faktpr- faktor yang mempengaruhi pelaksanaan reformasi pendidikan.

  1. Reformasi pendidikan secara global Reformasi atau perubahan tidak hanya yang kita ketahui dalam bidang politik, melainkan reformasi juga terjadi di dunia pendidikan (Suyanto dan

  Hisyam dalam Sanaky, 2009: 1). Reformasi merupakan kata kunci di dalam kebutuhan yang muncul di masyarakat dalam bidang pendidikan. Abad ke 19-20, siapa saja yang tidak bisa memenuhi persyaratan global atau tidak bisa mengikuti perkembangan jaman akan tersingkir secara sendirinya (Suyanto dan Hisyam dalam Sanaky, 2009: 1). Jalal dan Supriyadi (2010) menyebutkan bahwa reformasi pendidikan digunakan untuk mengembangkan sistem pendidikan agar menjadi lebih baik, lebih mantap, dan lebih maju. Pengembangan sistem pendidikan tersebut digunakan untuk memberdayakan segala potensi yang ada di daerahnya dan partisipasi dari masyarakat. Sistem pendidikan Indonesia perlu beradaptasi dengan perkembangan era globalisasi. Indonesia juga perlu menjaga dan mengembangkan jati dirinya.

  Perubahan dalam bidang pendidikan dilaksanakan sejak tahun 1998. UNESCO telah berpendapat bahwa terdapat dua basis landasan. Dua basis landasan tersebut diantaranya (1) pendidikan harus diletakkan pada empat pilar yaitu belajar mengetahui, belajar melakukan, belajar hidup dalam kebersamaan, dan belajar menjadi diri sendiri, (2) belajar seumur hidup (Mulyasa, 2013:2).

  Sistem pendidikan mengarah pada orientasi penyediaan sumber daya manusia yang unggul dalam interaksi dan pergaulan dan pendidikan global. Manusia diharapkan mampu memberi perubahan pada dunia pendidikan. Manusia yang memiliki toleransi dan inisiatif yang baik untuk melakukan suatu tindakan berkaitan dengan perubahan yang terjadi disebut dengan manusia pro aktif (Sanaky, 2009: 2). Perubahan-perubahan di era global menuntut adanya untuk memperbaiki sistem pendidikan agar terus berkembang menjadi yang lebih baik.

  2. Reformasi pendidikan di Indonesia Indonesia diharapkan mampu memajukan kualitas pendidikan jika dilihat dari kondisi pendidikan secara global. Negara Indonesia sebenarnya kurang siap dalam menghadapi persaingan global. Tenaga ahli atau sering disebut dengan angkatan kerja di bidang pendidikan dianggap kurang memadai. Sebanyak 53% angkatan kerja adalah tidak berpendidikan, berpendidikan dasar sebanyak 34%, berpendidikan menengah sebanyak 11%, dan berpendidikan tinggi sebanyak 11% (Boediono dalam Sanaky, 2009: 82). Data yang didapat mengenai angkatan kerja tersebut, semakin memperjelas bahwa Indonesia kurang mempunyai tenaga kerja yang kurang memadai.

  Kondisi Indonesia yang memasuki era reformasi (Tilaar dalam Sanaky, 2009: 2). Masyarakat Indonesia melakukan perubahan dalam semua aspek termasuk aspek pendidikan. Era reformasi dianggap mengalami beberapa kendala. Kendala pertama terdapat pada pendidikan di Indonesia yaitu kurangnya pemerataan kesempatan pendidikan. Kesempatan mendapatkan pendidikan masih terbatas pada tingkat sekolah dasar. Beberapa anak yang tidak mampu ingin bersekolah namun karena beberapa faktor menjadi tidak bersekolah. Faktor-faktor tersebut dapat berupa faktor keuangan yang dimiliki keluarga kurang mampu sehingga anak-anaknya tidak memperoleh pendidikan yang layak, faktor kurangnya layanan

  Kendala kedua dalam dunia pendidikan Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan. Rendahnya mutu pendidikan dilihat dari prestasi siswa-siswi Indonesia. Kendala ketiga yaitu rendahnya tingkat relevansi pendidikan terhadap kebutuhan. Banyaknya lulusan sekolah yang mengganggur menjadi penanda akan rendahnya relevansi pendidikan terhadap kebutuhan. Terlihat adanya ketidakserasian antara kebutuhan dunia kerja dan hasil pendidikan. Lulusan pendidikan tinggi tidak menjamin pekerjaan yang mapan. Tidakserasian tersebut disebabkan karena kurikulum yang materinya kurang fungsional terhadap keterampilan yang dibutuhkan ketika peserta didik memasuki dunia kerja. Kendala keempat yaitu masih rendahnya efisiensi pendidikan nasional jika dilihat dari penyebaran guru yang tidak merata dan juga masalah rendahnya anggaran pendidikan terhadap Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

  Era reformasi memiliki tujuan mengembalikan pendidikan pada fungsinya. Fungsi dari tujuan era reformasai yaitu memberdayakan masyarakat untuk menjadi lebih maju dan mapan. Begitu pula dengan pendidikan nasional perlu direformasi untuk mewujudkan visi baru masyarakat Indonesia yaitu masyarakat madani Indonesia (Tilaar dalam Sanaky, 2009: 3). Masyarakat madani sendiri berarti masyarakat yang menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku di masyarakat. Indonesia perlu mewujudkan masyarakat madani dalam hal pendidikannya.

  Masalah-masalah yang telah diuraikan, maka perlu diadakannya reformasi reformasi pendidikan adalah menciptakan manusia yang lebih baik lagi dan menciptakan manusia yang memiliki kualitas yang lebih tinggi lagi.

  3. Reformasi kurikulum di Indonesia Kurikulum merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, dan sekaligus digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan proses belajar mengajar pada berbagai jenis dan tingkat sekolah (Dikti, 2012). Indonesia sendiri sudah sembilan kali melakukan perubahan akan kurikulum pendidikannya.

  Perubahan kurikulum dilakukan dalam rangka menyempurnakan sistem pendidikan karena dinilai kurang dalam kawasan Asia. Trianto (2010: 54

  • –71) menjelaskan bahwa kurikulum berubah dari masa ke masa.

Dokumen yang terkait

Hubungan persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru di Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman.

0 1 167

Hubungan persepsi guru tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan kinerja guru di Sekolah Dasar Se-Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman.

0 1 171

st pelatihan implementasi pembelajaran tematik guru di wukirsari imogiri bantul 2012

0 0 1

Sikap guru terhadap program sertifikasi dalam peningkatan kinerja guru : studi kasus guru-guru sekolah menengah atas di Kota Yogyakarta - USD Repository

0 0 111

Pemanfaatan komputer oleh guru fisika dalam pembelajaran fisika di SMA Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta [sebuah survei pada tahun 2008] - USD Repository

0 0 190

Hubungan supervisi kepala sekolah dengan kinerja guru : studi kasus guru-guru sekolah menengah atas di Kota Yogyakarta - USD Repository

0 2 147

Persepsi guru terhadap program sertifikasi guru dalam jabatan ditinjau dari tingkat pendidikan, golongan jabatan, masa kerja, dan usia guru : survei guru-guru Sekolah Menengah Pertama Negeri dan Swasta Kabupaten Sleman - USD Repository

0 0 191

Hubungan supervisi kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru sekolah menengah atas : survei guru-guru Sekolah Menengah Atas se-Kota Yogyakarta - USD Repository

0 0 123

Representasi materi pembelajaran oleh dua orang guru fisika pada dua SMA di Yogyakarta - USD Repository

0 0 252

Perbedaan kompetensi guru sebelum dan sesudah mengikuti program sertifikasi : studi kasus guru-guru Sekolah Menengah Atas (SMA) negeri dan swasta di Kota Yogyakarta - USD Repository

0 0 197