Penerapan metode kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) dalam meningkatkan pemahaman konsep, minat, dan keaktifan belajar siswa kelas VIII SMP N 5 Klaten pada materi pemantulan cahaya - USD Repository
PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM
ACHIEVEMENT DIVISION) DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN
KONSEP, MINAT, DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS VIII
SMP N 5 KLATEN PADA MATERI PEMANTULAN CAHAYA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Menenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika Disusun oleh:
Nanik Suryani (101424010)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PEMGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2014
MOTO DAN PERSEMBAHAN
“Jangan sia-siakan waktumu hari ini seakan tak akan ada lagi hari yang akan datang untukmu esok” Kupersembahkan karya ini untuk
Bapak, Ibu, Kakak Keluargaku tercinta
Sahabat Dan semua orang yang telah menyemangatiku
Terimakasih
ABSTRAK
Nanik Suryani. 2014. Penerapan Metode Kooperatif Tipe STAD (Student Team
Achievement Development) dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep, Minat, dan Keaktifan Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 5 Klaten Pada Materi Pemantulan Cahaya . Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pembimbing : Prof. Dr. Paul Suparno, S.J. MST.
Kata kunci : Metode Kooperatif Tipe STAD, Pemahaman Konsep, Minat Belajar,
Keaktifan Siswa, Pemantulan Cahaya.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) peningkatan pemahaman
konsep siswa SMP N 5 Klaten tentang materi pokok pemantulan cahaya melalui metode
kooperatif tipe STAD; (2) peningkatan minat belajar siswa SMP N 5 Klaten tentang
materi pokok pemantulan cahaya melalui metode kooperatif tipe STAD; (3) keaktifan
siswa SMP N 5 Klaten tentang materi pokok pemantulan cahaya melalui metode
kooperatif tipe STAD.Subyek penelitian yaitu siswa SMP N 5 Klaten kelas VIII H. Sampel berjumlah
38 siswa. Treatment pada siswa kelas VIII H yaitu pembelajaran menggunakan metode
kooperatif tipe STAD. Instrument yang digunakan yaitu: tes tertulis berupa pre-test dan
post-test , kuisioner minat belajar, lembar pengamatan keaktifan siswa.Dari proses penelitian yang sudah dilakukan ada tiga hasil yang ditemukan.
Pertama, ada pengaruh penerapan metode kooperatif tipe STAD terhadap pemahaman
konsep siswa, yaitu metode kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan pemahaman
konsep untuk materi pemantulan cahaya pada siswa kelas VIII H SMP N 5 Klaten.
Kedua, secara uji statistik minat belajar siswa kelas VIII H dengan metode kooperatif
tipe STAD tinggi. Ketiga metode kooperatif tipe STAD membuat siswa kelas VIII H
SMP N 5 Klaten aktif belajar mengenai materi pelajaran pemantulan cahaya.
ABSTRACT
Nanik Suryani. 2014. The Application of Cooperative Methods Type STAD (Student
Team Achievement Development ) in Increasing Understanding of The Concept,Interest, and Learning The Liveliness of Grade VIII H Junior High School 5 Klaten About Subject Matter of Light Reflection Material. Thesis, Physics Education Study Program, Departement of Matematics and Naturan Sciences, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University in Yogyakarta. Supervisor : Prof. Dr. Paul Suparno, S.J. MST.
Key words: Metode Kooperatif Tipe STAD, Understanding Concepts, Learning Interest,
Student Activity, Rreflection of Light.The purpose of this study is to determine: (1) the increase of understanding
concept of Junior High School 5 Klaten students in the class VIII H about subject matter
of reflection of light measuring instrument through cooperative learning of STAD method
; (2) the increase of students interest for reflection of light measuring instruments subject
matter through cooperative learning of STAD method; (3) activity students junior high
school 5 Klaten about subject matter reflection of light through a method of cooperative
type STAD.The research sample was 28 students at graders VIII H Junior High School 5
Klaten. Treatment was learning using cooperative learning of STAD method. The
instruments used were : pre-test dan post-test, interest questionnaires, the liveliness of the
observation sheet student.From the observation process that has been done, there are three results found.
First, there is an influence of the application of cooperative STAD method to students
understanding concept. This method can increase the concept understanding to reflection
of light subject. Second, through the statistical test, the student interest with cooperative
STAD method is high. Third, the cooperative STAD method made grade VIII H students
of SMP N 5 Klaten learn actively about the reflection of light.KATA PENGANTAR
Penulis menghaturkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan cinta dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Penerapan metode Kooperatif Tipe STAD(Student Teams Achievement Divisions) Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep, Minat, Dan Keaktifan Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 5 Klaten Pada Materi Pemantulan Cahaya”.
Penulisan skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini dapat terselesaikan berkat banyuan, dukungan, saran-saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terimakasih keada:
1. Romo Prof. Dr. Paul Suparno, S.J. MST selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dengan sabar, mengarahkan, membagi ilmu, atas semua saran, kritik dan keramahannya, semua itu sangat berarti selama proses penyusunan skripsi.
2. Bapak Sugiyarto, S.Pd. selaku kepala sekolah SMP N 5 Klaten yang telah berkenan memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
3. Ibu Sudarmi, S.Pd. selaku guru fisika SMP N 5 Klaten, atas segala bantuan dan dukungan selama peneliti melaksanakan penelitian.
4. Bapak Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika dan semua dosen penguji atas semua saran dan masukkan yang berguna bagi penyempurnaan skripsi ini.
5. Siswa kelas VIII H dan VIII F SMP N 5 Klaten atas erjasamanya selama penelitian berlangsung sehingga dapat berjalan dengan lancar.
6. Segenap dosen Jurusan Pendidikan Fisika yang telah sabar membimbing serta telah banyak memberikan ilmunya kepada penulis.
7. Segenap staff karyawan Sekretariat JPMIPA, Pak Sugeng, Mbak Tari, Mas Arif, atas segala bantuan yang telah diberikan.
8. Keluarga besar Bapak/Ibu Rambat tercinta yang selalu memberikan kesempatan, kepercayaan, dan setia menantiku. Terimakasih atas kesabarannya.
9. Seluruh sahabat (Fransisca Adhita k.,Yani Indriyani, Nita Indra P., Yulita A., dan temam-teman satu kelompok bimbingan) terimakasih karena kalian telah berjuang bersamaku sampai kita bisa menyelesaikan skripsi kita ini, banyak sekali pengalaman dan kisah yang penulis alami bersama kalian.
10. Teman-teman satu angkatan Pendidikan Fisika 2010, terimakasih atas semangat dan dukungan yang selalu kita barikan satu sama lain sampai kita semua dapat menyelesaikan Pendidikan dan mendapat gelar Sarjana pendidikan.
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ……………………………………………………................i HALAMAN
PERSETUJUAN PEMBNBING ………………………...................ii HALAMAN SUSUNAN PANITIA PENGUJI ………………………………….iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………...................iv HALAMAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ……………………………………………..........v HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………………vi ABTRAK ………………………………………………………………………..vii ABSTRACT …………………………………………………………………….viii KATA PENGANTAR ……………………………………………………….......ix DAFRAT ISI …………………………………………………………………….xii DAFTAR TABEL ………………………………………………………………xvi DAFT
AR GAMBAR ……………………………………………………….…xviii DAF
TAR LAMPIRAN …………………………………………………...….xix
BAB 1. PENDAHULUAN ………………………………………………….……1 A. Latar Belakang Masalah ………………………………………………………1 B. Batasan Masalah …………………………………………………………....…5 C. Perumusan Masalah ………………………………………………………......5 D. Tujuan Penelitian …………………………………………………………......6 E. Manfaat Penelitian …………………………………………………………….7
BAB II. KAJIAN PUSTAKA …………………………………………………….8 A. Pembelajaran Kooperatif …………………………………………………...…8 B. Pembelajaran Metode STAD …………………………………………….….10 1. Penjabaran …………………………………………………………….…10
2. Langkah- langkah Pembelajaran Metode STAD …………………….…..11 C. Pemahaman Konsep
………………………………………………………....12 D. Minat ………………………………………………………………………...14 1.
Pengertian Minat Belajar ……………………………………….………..14
2. Ciri-ciri Siswa Berminat dalam Belajar……………………..….………..16 E.
Keaktifan …………………………………………….…………….………...17 F. Materi Pemantulan cahaya ……………………………………………….….20 1.
Hukum Pemantulan Cahaya ………………………………………….….20 2. Pemantulan Pada Cermin Datar ……………………………………....…20
3. Pemantulan Pada Cermin Lengkung ………………………………….…20
BAB III. METODE PENELITIAN …………...………………………………....29 A. Desain Penelitian …………………………………………………………….29 B. Subjek Penelitian …………………………………………………………….30 C. Waktu dan Tempat Penelitian ……………………………………………….30 D. Treatment ……………………………………………………………………30 1. Metode Pembelajaran Kooperatif STAD ………………………………..30 2. Metode Ceramah ………………………………………………………...33 E. Instrumen t …………………………………………………………………...33
1. Tes Pre stasi ………………………………………………………………33
2. Lembar Pengamatan Perilaku Siswa……………………………………..35
3. Angket Minat Siswa ……………………………………………………..36
F. Validita s ……………………………………………………………………..37 G. Metode Analisis yang
Digunakan …………………….……………………..38
1. Pre-test dan Post-test ……………………………………………………38
2. Lembar Pengamatan Perilaku Siswa …………………………………….43 3.
Angket Minat Siswa ……………………………………………………..43
BAB IV. DATA DAN ANALISIS DATA ……………………………………..46 A. Deskripsi Pelaksanaa n Penelitian ……………………………………………46
1. Pelaksanaaan di ke las Kontrol …………………………………………..47
2. Pelaksanaan di kelas Eksperimen ………………………………………..51
B. Data dan An alisis ……………………………………………………………56
1. Pemahaman Konsep ……………………………………………………..56
2. Penjabaran Kualitatif pemaaman Konsep ……………………….………64
3. Minat Belajar Siswa Terhadap Metode Pembelajaran ………….……….65
4. Keaktifan Siswa …………………………………………………………67
C. Pembahasan ………………………………………………………………….68
1. Pemahaman Konsep ……………………………………………………..68
2. Minat Belajar Siswa ……………………………………………………..73
3. Keaktifan Siswa …………………………………………………………75
D. Keterbatasan Penelitian ……………………………………………………...77
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………..…….......79
A. Kesimpulan ………………………………………………………………….79
B. Saran ……………………………………………………………………...…79
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..81
LAM PIRAN ………………………………………………………………….....83
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Daftar peringkat siswa …………………………………………………31
Tabel 2. Kisi-kisi tes prestasi ……………………………………………………34
Tabel 3. Kisi-kisi lembar pengamatan siswa ……………………………………36
Tabel 4. Kisi-kisi angket minat siswa …………………………………………...36
Tabel 5. Bobot skor tiap item soal ……………………………………………....40
Tabel 6. Rentang interval peningkatan hasil tes prestasi ……………………..…41 Tabel 7
. Rentang interval minat siswa …………………………………….….…45 Tabel 8
. Pelaksanaan Penelitian …………………………………………….…...47 Tabel 9. Nilai Pre-test Kedua Kelas
……………………………………….…….56 Tabel 10. Perbandingan Tes Prestasi Siswa Antara Kelas Kontrol dan Kelas Ceramah …………………………………………………………………………57 Tabel 11. Data Nilai Pre-test dan Post- test Kelas Kontrol ………………….…...58 Tabel 12. Perbandingan nilai pre-test dan post-t est kelas control ………….…....60 Tabel 13. Data Nilai Pre-test dan Post- test Kelas Eksperimen …………….....…61 Tabel 14. Perbandingan nilai pre-test dan post-test kelas eksperimen
………..…62
Table 16. Perbandingan Tes Prestasi Siswa Antara Kelas Kontrol dan Kelas Ceramah …………………………………………….……………………64
Tabel 17. Data Skor Minat Siswa Kedua Kelas ……………………………....…66
Tabel 18. Perbandingan Minat Siswa Antara Kelas Kontrol dan Kelas Ceramah …………………………………………………………………..67 Tabel 19. Hasil tabel pengamatan siswa
……………………………………...…68 Tabel 20. Peningkatan Pemahaman konsep Kelas Eksperimen
…….…………..70 Tabel 21. Peningkatan Pemahaman konsep Kelas Kontrol
…..…………………71 Tabel 22. Total Skor dan Kategori Minat Siswa Kelas Kontrol
………………...74 Tabel 23. Total Skor dan Kategori Minat Siswa Kelas Kontrol
………………...75 Tabel 24. Kategori Minat Siswa
………………………………………………....76
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pembentukan bayangan pada cermin datar ………………………….22 Gambar 2. Pusat kelengkungan cermin cekung dan cermin cembung ………..…23 Gambar 3. Pembentukan bayangan pada cermin cekung ……………………..…25 Gambar 4.
Pembentukan bayangan pada cermin cembung …………………..…27
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian Sekolah ………………………………………84 Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ………………...85 Lampiran 3. RPP Metode STAD
……………………………………………..…86 Lampiran 4. RPP Metode Ceramah Aktif …………………………………..…...97 Lampiran 5. Soal pre-test dan post test
……………………………………..….107 Lampiran 6. Kunci Jawaban pre-test dan post-test
………………………….....113 Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa ……………………………………………...119
Lampiran 8. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa …………………………..…127 Lampiran 9
. Lembar Pengamatan Siswa …………………………………….....132 Lampiran 10
. Angket Minat Siswa ………………………………………….....133 Lampiran 11. Contoh Pengisian pre-test dan post- test ……………………..…..135 Lampiran 12
. Contoh Pengisian Lembar Kerja Siswa ………………………....145 Lampiran 13
. Hasil Lembar Pengamatan Siswa …………………………..…...152 Lampiran 14
. Contoh Pengisian Angket Minat Siswa ………………………....153 Lampiran 15. Dokumentasi
Penelitian …………………………………………155
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa juga
sekaligus meningkatkan harkat dan martabat manusia. Melalui pendidikan itulah diharapkan dapat tercapai peningkatan kehidupan manusia ke arah yang lebih baik.
Pemahaman siswa merupakan cara, proses, perbuatan siswa dalam memahami materi ajar. Dalam proses pembelajaran, pemahaman siswa berperanan penting. Tingkat pemahaman siswa merupakan salah satu komponen penting dalam mencapai tujuan pembelajaran. Kemampuan siswa memahami isi materi pembelajaran akan mempengaruhi hasil belajar yang didapat siswa. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan keseluruhan rangkaian pembelajaran yang dilaksanakan dan terjadi hubungan timbal balik yang edukatif antara siswa dan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran .
Prestasi belajar merupakan hasil yang dapat dicapai siswa yang dapat diukur dengan menggunakan penilaian. Ada 2 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, pertama adalah faktor internal yaitu bakat, kecerdasan, minat dan motivasi. Motivasi belajar siswa yang tinggi cenderung membuat siswa aktif dan berani. Yang kedua yaitu faktor eksternal, yang meliputi metode mengajar guru, lingkungan sekolah dan fasilitas belajar yang ada (Hamalik, 2002). Sering kali masalah yang kerap muncul adalah keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
Keaktifan siswa selama mengikuti proses kegiatan belajar mengajar tentu akan mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri. Namun, proses untuk membuat siswa menjadi aktif tidaklah mudah, pandangan bahwa guru sebagai sumber informasi dan siswa sebagai penerima informasi cenderung membuat siswa pasif. Materi pembelajaran IPA yang dianggap sulit bagi sebagian besar siswa juga mempengaruhi keaktifan dan prestasi belajar siswa di sekolah. Hal ini tentu membuat proses belajar mengajar menjadi kurang efektif. Untuk mengatasi kesulitan belajar siswa tersebut, siswa perlu memahami proses belajar dan seluruh faktor yang mempengaruhinya (Lie, 2008).
Mata pelajaran yang dianggap sulit dan siswa yang cenderung pasif membuat pembelajaran menjadi tidak kondusif, siswa di kelas yang merasa kesulitan untuk mengikuti proses pembelajaran karena kurang mampu untuk menyesuaikan diri dengan teman lain di kelasnya akan sangat merugikan bagi siswa tersebut. Disisi lain siswa yang kurang malu untuk bertanya atau meminta guru agar menjelaskan materi lebih pelan, akan semakin membuat siswa tersebut akan tertinggal jauh dibandingkan siswa yang lain. Guru yang melaksanakan proses pembelajaran sering kali tidak menyadari keragaman kemampuan berfikir anak di dalam satu kelas, sehingga guru lebih mengikuti siswa yang cepat mengerti dengan apa yang sedang diajarkan oleh guru.
Keadaan ini akan semakin tidak menguntungkan bagi para siswa yang kesulitan untuk menyesuaikan dengan yang lain. Agar proses pembelajaran dapat berlangsung seperti apa yang diinginkan dan prestasi belajar yang baik, guru dan siswa hendaknya bekerja sama untuk menciptakan itu semua.
Pada umumnya untuk merangsang keaktifan dan mengatasi kesulitan belajar siswa dapat ditanggulangi dengan menggunakan metode pembelajaran yang menarik bagi siswa sendiri. Pemilihan metode pembelajaran oleh guru akan mempengaruhi pemahaman siswa akan materi yang disampaikan oleh guru. Hal serupa juga dialami oleh penulis, ketika dalam proses pembelajaran menemukan kesulitan dalam mengikuti dan mengerti penjelasan yang diberikan oleh guru dikelas, banyak siswa yang lebih memilih diam dan membiarkan ketidaktahuannya begitu saja atau masih ada yang memilih untuk bertanya kepada teman yang lebih mengerti dibandingakan harus bertanya kepada guru. Keadaan ini mendorong penulis untuk bisa merubah kebiasaan ini agar tidak berlangsung. Dari pengalaman ini penulis memikirkan metode, dimana siswa dapat dengan mudah bertanya kepada teman lain apabila malu untuk bertanya kepada guru.
Hal serupa juga terjadi di SMP N 5 Klaten, SMP inilah yang akan dipakai oleh penulis untuk mengabil data skripsi. Berdasarkan pengalaman yang dialami oleh penulis, yakni kondisi siswa di SMP N 5 Klaten yang cenderung pasif, maka penulis ingin memotivasi siswa bahwa banyak cara belajar yang lebih memudahkan mereka untuk memahami materi pelajaran, salah satunya yaitu metode pembelajara kooperatif.
Metode pembelajaran yang akan dipakai oleh penulis untuk penelitian yaitu pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Ahievement Division). Metode pembelajaran tipe ini dirasa penulis akan sangat bermanfaat untuk membangkitkan minat belajar siswa di SMP N 5 Klaten. Metode STAD ini tidak hanya dapat memudahkan siswa dalam belajar, tetapi juga dapat melatih kemampuan berinteraksi antara siswa dengan guru. STAD (Student Team Ahievement Division) terdiri atas lima komponen utama, yaitu presentasi kelas, kerja tim, pemberian kuis, skor perbaikan individu, dan penghargaan tim (Lie, 2008).
Pemikiran utama dari penggunaan metode pembelajaran kooperatif metode STAD ini untuk melatih dan memotivasi siswa agar saling mendukung dan membantu agar satu sama lain antar siswa dapat memahami materi pelajaran yang diberikan di sekolah. Penggunaan metode ini diharapkan juga agar siswa dapat berlatih dari pengalaman bagaimana berpartisipasi aktif dalam kelompok kecil, melatih ketrampilan sosial, dan belajar untuk memaklumi dan menerila keragaman yang ada di dalam satu kelompok, untuk kedepannya dalam satu lingkunan dimana dia berada.
B. Batasan Masalah
Berdaraskan dari latar belakang masalah di atas dapat dibatasi sebagai berikut :
1. Materi yang digunakan Pemantulan Cahaya.
2. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini siswa kelas VIII H.
3. Metode yang digunakan dalam penlitian adalah metode pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)
C. Perumusan Masalah
Berdaraskan dari latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pemahaman konsep awal siswa tentang materi Pemantulan Cahaya?
2. Bagaimanakah pemahaman konsep akhir siswa setelah mengalami pembelajaran metode STAD (Student Teams Achievement Divisions) tentang materi Pemantulan Cahaya?
3. Apakah ada peningkatan pemahaman konsep siswa setelah menggunakan metode STAD (Student Teams Achievement Divisions) pada materi Pemantulan Cahaya?
4. Bagaimanakah minat siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode STAD (Student Teams Achievement Divisions) pada materi Pemantulan Cahaya?
5. Bagaimanakah keaktifan siswa menggunakan metode STAD (Student Teams Achievement Divisions) pada materi Pemantulan Cahaya?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Pemahaman konsep awal siswa tentang materi Pemantulan Cahaya.
2. Pemahaman konsep akhir siswa setelah mengalami pembelajaran metode STAD (Student Teams Achievement Divisions) tentang materi Pemantulan Cahaya.
3. Peningkatan pemahaman konsep siswa setelah menggunakan metode STAD (Student Teams Achievement Divisions) pada materi Pemantulan Cahaya.
4. Minat siswa dengan menggunakan metode STAD (Student Teams Achievement Divisions) pada materi Pemantulan Cahaya.
5. Untuk mengetahui keaktifan siswa menggunakan metode STAD (Student Teams Achievement Divisions) pada materi Pemantulan Cahaya.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan membawa hasil yang dapat digunakan sebagai:
1. Bagi siswa Alternatif bagi siswa dalam belajar untuk meningkatkan hasil belajarnya.
2. Bagi guru Bahan pertimbangan bagi guru untuk menggunakan metode kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) dalam mengajar agar proses pembelajaran dapat berjalan seperti yang diharapkan.
3. Bagi penelitian Menambah satu penelitian tentang pembelajaran fisika.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai metode pengajaran
dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam memahami suatu materi pembelajaran.
Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling berdiskusi dan beragumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Cara belajar kooperatif jarang sekali menggantikan pengajaran yang diberikan oleh guru, tetapi lebih sering menggantikan tempat duduk yang individual, cara belajar individual, dan dorongan yang individual. Apabila diatur dengan baik, siswa-siswa dalam kelompok kooperatif akan belajar satu sama lain untuk memastikan bahwa setiap orang dalam satu kelompok tersebut telah menguasai konsep-konsep yang telah dipikirkan. Keberhasilan mereka sebagai kelompok tergantung pada kemampuan mereka untuk memastikan bahwa setiap anggota kelompok sedah memegang ide kuncinya.
Slavin (2005:4) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif bukan merupakan gagasan baru dalam dunia pendidikan, tetapi sebelum masa belakangan ini, metode ini hanya digunakan oleh beberapa guru untuk tujuan tertentu, seperti tugas atau laporan kelompok tertentu. Akan tetapi, penelitian akhir-akhir ini telah mengidentifikasikan metode pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan secara efektif pada setiap tingkatan kelas dan untuk mengajarkan berbagai mata pelajaran.
Berbagai alasan dapat dijadikan pertimbangan untuk membuat pembelajaran kooperatif dalam praktek pendidikan. Salah satunya adalah berdasarkan penelitian dasar yang mendukung penggunaan pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan pencapaian prestasi para siswa, dan juga akibat-akibat positif lainnya yang dapat mengembangkan hubungan antar kelompok, penerimaan terhadap team sekelas yang lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa harga diri. Alasan lain misalnya tumbuhnya kesadaran bahwa para siswa perlu belajar untuk berfikir, menyelesaikan masalah, an mengintegrasikan serta mengaplikasikan kemampuan dan pengetahuan mereka.
Pembelajaran kooperatif dapat membantu membuat perbedaan menjadi bahan pembelajaran dan bukannya menjadi permasalahan.
Sekolah bergerak dari sistem pengelompokan berdasarkan kemampuan menuju ke pengelompokan yang heterogen, maka pembelajaran kooperatif menjadi semakin penting. Pembelajaran kooperatif juga memiliki kelebihan yang sangat besar yaitu mengembangkan hubungan atar siswa, khususnya berteman dalam akademik dengan teman sekelas.
B. Pembelajaran Metode STAD 1. Penjabaran
STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yag baru menggunakan pendekatan kooperatif.
Persiapan dalam menggunakan metode ini diantaranya yaitu mempersiapkan materi. Dalam pembuatan materi dapat disesuaikan dengan pengajar atau guru, singkatnya guru dapat membuatnya sendiri. Guru cukup membuat sebuah lembar-kegiatan, sebuah lembar jawaban, dan sebuah kuis untuk setiap unit yang direncanakan untuk diajarkan.
Membagi siswa ke dalam tim. Di dalam kelas yang terdapat separu siswa laki-laki dan separuh siswa perempuan, tigaperempat kulit putih dan seperempat kulit hitam, bisa saja membentuk kelompok yang terdiri dari empat orang yang didalamnya merupakan dua orang laki- laki dan dua orang perempuan, tiga siswa merupakan siswa berkulit putih dan satu merupakan siswa minoritas. Tim tersebut juga harus terdiri dari seorang siswa berprestasi tinggi, seorang siswa berprestasi rendah dan yang lainnya siswa yang berprestasi sedang.
Menentukan skor awal pertama mewakili skor rata-rata siswa pada kuis-kuis sebelumnya. Apabila metode STAD dimulai setelah siswa diberikan tiga kali kuis atau lebih, maka gunakan rata-rata dari hasil kuis untuk skor awal. Skor awal juga dapat ditentukan dari nilai hasil nilai terakhir siswa.
Membangun tim, sebelum memulai program pembelajaran kooperatif apapun akan sangat baik jika memulai dengan satu atau lebih latihan pembentukan tim sekedar untuk memberi kesempatan kepada anggota tim untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan dan saling mengenal satu sama lain. Misalnya, tim diberi kesempaan menciptakan logo tim, baner, lagu, atau syair.
2. Langkah-langkah pembelajaran metode STAD
a. Presentasi kelas Materi STAD pertama diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukkan presentasi audiovisual. Yang paling penting adalah semua siswa harus memperhatikan, karena akan membantu mereka dalam tes akhir nanti.
b. Tim Tim terdiri dari empat sampai lima orang, di dalam tim ini semua siswa akan saling membantu satu sama lain agar sama- sama berhasil di ujian akhir.
c. Kuis Setelah sekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan presentasi dan satu atau dua periode belajar didalam tim, para siswa akan mengerjakan kuis secara individual. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu meskipun satu tim. Sehingga siswa dapat bertanggung jawab secara individual untuk memahami materinya.
d. Skor kemajuan individu Skor awal siswa yang diperoleh di awal merupakan pre-
tes . Hasil tes siswa diberi poin peningkatan yang ditentukan dari
selisih antara hasil akhir siswa dengan nilai pre- tes mereka. Hasil akhir mereka adalah hasil dari mereka menjawab ujian mereka.
Hal ini dapat dijadikan skor perbaikan bagi para siswa.
e. Rekognisi tim Tim akan mendapat sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu.
Skor tim dapat juga digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka.
C. Pemahaman Konsep
Pemahaman menurut Bloom (1979: 89) diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari.
Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.
Pemahaman dapat dikategorikan dalam beberapa aspek, dengan kriteria-kriteria sebagai berikut:
1. Pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan dan menginterpretasikan sesuatu, ini berarti bahwa seseorang yang telah memahami sesuatu atau telah memperoleh pemahaman akan mampu menerangkan atau menjelaskan kembali apa yang telah ia terima.
Selain itu, bagi mereka yang telah memahami tersebut, maka ia mampu memberikan interpretasi atau menafsirkan secara luas sesuai engan keadaan sekitarnya, ia mampu menghubungkan dengan kondisi yang ada saat ini dan yang akan datang.
2. Pemahaman bukan sekedar mengetahui, yang biasanya hanya sebatas mengingat kembali pengalaman dan memproduksi apa yang pernah dipelajari. Bagi orang-orang yang benar-benar paham ia akan mampu memberikan gambaran, contoh, dan penjelasan yang lebih luas dan memadai.
3. Pemahaman lebih dari sekedar mengetahui, karena pemahaman melibatkan proses mental yang dinamis, dengan memahami ia akan mampu memberikan uraian dan penjelasan yang lebih kreatif, tidak hanya memberikan gambaran dalam satu contoh saja tetapi mampu memberikan gambaran yang lebih luas dan baru sesuai dengan kondisi saat ini.
4. Pemahaman merupakan suatu proses bertahap yang masing-masing tahap mempunyai kemampuan tersendiri seperti menerjemahkan, menginterpretasikan, ektrapolasi, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Untuk mengukur pemahaman konsep, guru dapat melakukan evaluasi produk, evaluasi produk dapat diselidiki apakah dan seberapa jauh suatu tujuan instruksional telah tercapai. Semua tujuan itu merupakan hasil belajar yang seharusnya diperoleh siswa. Hasil belajar siswa erat hubungannya dengan tujuan instruksional (pembelajaran) yang telah dirancang guru sebelum melaksanakan proses belajar mengajar.
Evaluasi produk dapat dilaksanakan dengan mengadakan berbagai macam tes, baik secara lisan maupun tertulis. Dalam pembelajaran umumnya tes diselenggarakan dalam berbagai bentuk ulangan, baik ulangan harian, ulangan semester, maupun ulangan umum.
D. Minat 1. Pengertian Minat Belajar
Minat berperan sangat penting dalam kehidupan peserta didik dan mempunyai dampak yang besar terhadap sikap dan perilaku. Siswa yang berminat terhadap kegiatan belajar akan berusaha lebih keras dibandingkan siswa yang kurang berminat.