Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  

VALIDITAS PREDIKTIF UJIAN NASIONAL

TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

  

Program Studi Psikologi

  Disusun Oleh : Joana Francisca Reni Dwi Astuti

  059114039

  

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

  

MOTTO

Days have gone away in this life,

Today will be last and tomorrow will come,

a day with

a new hope,

a new challenge,

a new spirit,

a bright future.......

HALAMAN PERSEMBAHAN

  

My Great Creator, My Savior, and My Best

Friend Jesus Christ My Beloved Family My Friends and My Self...

  

VALIDITAS PREDIKTIF UJIAN NASIONAL TERHADAP PRESTASI

BELAJAR MAHASISWA

  Studi Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  

Joana Francisca Reni Dwi Astuti

ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai validitas prediktif

Ujian Nasional (UN) tahun ajaran 2004/2005 dalam memprediksi prestasi belajar mahasiswa di

perguruan tinggi. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2005

Universitas Sanata Dharma. Jumlah subyek sebanyak 78 orang merupakan mahasiswa yang aktif

studi mulai dari semester I hingga semester VII dan mengikuti (UN) pada tahun ajaran 2004/2005.

Peneliti memiliki beberapa pertanyaan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan

UN dalam menjalankan fungsi prediksinya terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa di

semester IV dan VII. Tidak hanya UN secara keseluruhan namun kemampuan tiap subtes dalam

menjalankan fungsi prediksinya pun juga dibahas dalam penelitian ini. Terakhir, skor keseluruhan

UN yang dibedakan berdasarkan jurusan akan dianalisis untuk melihat jurusan manakah yang

lebih berpotensi memiliki keberhasilan belajar apabila seorang mahasiswa diterima di Fakultas

Psikologi. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi. Analisis

data dilakukan dengan SPSS versi 17.00 menggunakan analisis Product Moment Pearson. Hasil

analisis data menunjukkan tidak adanya korelasi antara skor UN dengan IPK mahasiswa baik

semester IV (r=0.176, p=0.123) maupun semester VII (r=0.188, p=0.099). Kemampuan tiap-tiap

subtes dalam menjalankan fungsi prediksinya terhadap IPK yakni masing-masing sebagai berikut:

subtes Bahasa Indonesia (r=0.236, p=0.038), Bahasa Inggris (r=-0.011, p=0.925), Matematika (r=-

0.078, p=0.652), dan Ekonomi (r=0.462, p=0.002). Mahasiswa dari jurusan IPS (r=0.355,

p=0.023) lebih memiliki potensi keberhasilan belajar daripada jurusan IPA (r=0.048, p=0.783).

Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa Ujian Nasional memiliki validitas prediktif

yang rendah sehingga rencana penambahan fungsi Ujian Nasional sebagai alat seleksi masuk

perguruan tinggi sebaiknya dipertimbangkan kembali. Kata Kunci : validitas prediktif Ujian Nasional, prestasi belajar

  

PREDICTIVE VALIDITY OF NATIONAL EXAMINATION TOWARD

STUDENTS LEARNING ACHIEVEMENT IN UNIVERSITY

  Study in Psychology Faculty at Sanata Dharma University

  

Joana Francisca Reni Dwi Astuti

ABSTRACT

  This research aims to investigate the empirical evidence of predictive validity of

2004/2005 National Examination toward students’ learning achievement in university. The

research participants were 78 active students of 2005 academic year of Psychology Faculty at

Sanata Dharma University. The students went through the 2004/2005 National Examination. The

research questions addressed in this study aim to examine the predictive validity of the National

Examination toward Students’ Grade Point Average (GPA) in their fourth and seventh semester.

The predictive validity of each sub-test was also taken into consideration in this research. All

scores of National Examination, differentiated based on senior-high school majors (social and

science), were analyzed to find out which senior-high school major was potential to achieve

learning success in Psychology Faculty. To gather the data, the writer employed documentation

method. The data analysis was conducted using SPSS version 17.00 by employing Product

Moment Pearson analysis. The results showed that there was no significant correlation between

National Examination Scores and GPA, either of Fourth Semester Students (r=0.176, p=0.123) or

of Seventh Semester Students (r=0.188, p=0.099). The predictive validity of subtests toward GPA

were Bahasa Indonesia (r=0.236, p=0.038), English (r=-0.011, p=0.925), Mathematics (r=-

0.078, p=0.652), and Economics (r=0.462, p=0.002). Students with social class background

(r=0.355, p=0.023) were more potential to obtain learning success than those with science class

background (r=0.048, p=0.783). Based on the results, it is concluded that the National

Examination had a low predictive validity. This implied that the national examination was not able

to carry out its predictive function well. Therefore, it is not suggested to use the results of national

examinations as a prerequisite to enter universities.

  Keywords : predictive validity of National Examination, learning achievement

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Allah Bapa yang maha kasih atas segala rahmat, kasih dan anugerahnya sehingga penulis pada akhirnya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik.

  Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana Psikologi Strata 1 Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penulis dengan segala kerendahan hati ingin mengucapkan terima kasih atas segala petunjuk, bimbingan, bantuan, dorongan, dan perhatian serta fasilitas yang telah penulis dapatkan dalam proses pembuatan skripsi ini kepada:

  1. Ibu Dr. Ch. Siwi Handayani, selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Bapak Y. Agung Santoso, S.Psi., MA., selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan kesabarannya membimbing serta meluangkan waktunya untuk penulis hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini.

  3. Seluruh dosen Fakultas Psikologi yang telah membagikan ilmunya kepada penulis.

  4. Mbak Nanik, mas Gandung, mas Doni, mas Muji dan tak lupa pak Gie terima kasih yang dengan ramah, tulus dan selalu tersenyum melayani keluarga besar Fakultas Psikologi.

  5. Wakil Rektor I yang telah memberikan izin untuk pengambilan data di BAPSI serta BAA.

  6. Romo Hari Suparwito, S.J., selaku Kepala BAPSI serta Ibu Retno yang telah memfasilitasi penulis selama proses pengambilan data.

  7. Kepala BAA dan segenap karyawan BAA terima kasih atas keramahan dan bantuannya selama proses pengambilan data.

  8. Keluargaku tercinta, almarhum ayahku yang masih gagah dalam ingatanku, ibuku yang cantik sekaligus perkasa yang tak henti-hentinya menanyakan kelanjutan skripsiku, kakakku dan kakak ipar beserta „anak- anak tirinya‟ yang selalu menghiburku, dan adikku dengan kegilaan dan khayalan yang luar biasanya. Terima kasih....

  9. Seluruh keluarga besarku, terutama Eyang Kakung dan Bulik Yuli yang sudah tenang di surga.

  10. Untuk teman-temanku tercinta Uci, Rindi, Agnez, Sherly, Kriwil, Budi, Arya terima kasih kalian memang luar biasa......

  11. Teman-teman bermainku Ade, Wibi, Iwul, Mbak Tika, Desta...Terima kasih untuk semuanya....

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, setiap saran dan masukan sangat diharapkan penulis dari semua pihak.

  Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

  Yogyakarta, 23 Juli 2010

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN HALAMAN JUDUL..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING............................ ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI (3 DOSEN ................................. iii HALAMAN MOTTO.................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA....................................................... vi ABSTRAK.................................................................................................... vii ABSTRACT................................................................................................. viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .............. ix KATA PENGANTAR................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................ xii DAFTAR GAMBAR................................................................................... xv DAFTAR TABEL........................................................................................ xvi

  BAB I. PENDAHULUAN............................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1 B. Rumusan Masalah.............................................................................. 7 C. Tujuan Penelitian............................................................................... 7 D. Manfaat Penelitian............................................................................. 7 BAB II. LANDASAN TEORI......................................................................9 A. Ujian Nasional................................................................................... 9

  2. Tujuan dan Fungsi Ujian Nasional...............................................11

  C. Validitas.............................................................................................28

  G. Pertanyaan Penelitian.........................................................................42

  F. Validitas Prediktif Ujian Nasional terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2005 Universitas Sanata Dharma...................................................................................38

  E. Indeks Prestasi sebagai Representasi Prestasi Belajar .......................36

  D. Validitas Prediktif..............................................................................34

  2. Bukti-bukti Validitas....................................................................30

  1. Pengertian Validitas.....................................................................28

  4. Fungsi Tes Psikologi.....................................................................25

  3. Peserta Ujian Nasional................................................................12

  3. Syarat Tes yang Baik....................................................................21

  2. Klasifikasi dalam Tes Psikologi...................................................17

  1. Pengertian Tes Psikologi..............................................................16

  B. Ujian Nasional sebagai Salah Satu Tes Psikologi...............................16

  5. Standar Kelulusan Ujian Nasional Tahun Ajaran 2004/2005........14

  4. Penyelenggaraan Ujian Nasional..................................................13

  BAB III. METODOLOGI PENELITIAN................................................... 43 A. Identifikasi Variabel...........................................................................43 B. Definisi Operasional...........................................................................43 C. Subyek Penelitian...............................................................................45

  E. Metode Pengumpulan Data............................................................... 46

  F. Metode Analisis Data.........................................................................46

  BAB IV. HASIL PENELITIAN.................................................................. 48 A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian................................................ 48 B. Deskripsi Subyek Penelitian................................................................48 C. Hasil Penelitian...................................................................................49 D. Pembahasan........................................................................................53 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................61 A. Kesimpulan.........................................................................................61 B. Saran...................................................................................................62 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................63 LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR GAMBAR

  Halaman

  1. Gambar. 1 Diagram klasifikasi tes menurut atribut yang diungkap........................................................................ 18

  

DAFTAR TABEL

  Halaman

  1. Tabel. 1 UN dengan Indeks Prestasi Kumulatif.............................. 50

  2. Tabel. 2 Subtes

  • – Subtes UN dengan IPK semester VII................. 51

  3. Tabel. 3 Skor Total UN dengan IPK semester VII berdasarkan Jurusan.............................................................. 52

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam

  pembangunan di setiap negara. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Ps. 1, Undang-undang No. 20/2003). Pendidikan bukan hanya tanggungjawab pemerintah saja, tetapi juga tanggungjawab warga negara terhadap keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan tersebut. Setiap warga negara berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan (Ps. 8, Undang-undang No.20/2003).

  Tanggungjawab masyarakat tidak hanya terbatas pada jenjang pendidikan dasar saja, namun masyarakat juga turut bertanggungjawab terhadap seluruh jenjang pendidikan yang dimulai dari pendidikan dasar (SD dan SMP), pendidikan menengah (SMA), dan pendidikan tinggi.

  Universitas Sanata Dharma sebagai salah satu institusi yang memiliki perhatian terhadap perkembangan dunia pendidikan juga turut berperan serta dalam keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan tersebut. pendidikannya yaitu mencerdaskan putra-putri bangsa sehingga memiliki kemampuan akademik sesuai dengan bidang studi dan integritas kepribadian yang tinggi .

  Hampir serupa dengan tujuan pendidikan di atas, berdasarkan Undang-Undang No. 2 Tahun 1989, Bab V bagian keempat pasal 16 ayat 1 dan Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1990, Bab II Pasal 3 tujuan dari pendidikan tinggi adalah mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan kemampuan profesional, sehingga mampu menerapkan, mengembangkan, dan menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kesejahteraan bangsa dan umat manusia di bumi.

  Usaha untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut diwujudkan dalam program-program pendidikan yang berkualitas mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah hingga pendidikan tinggi yakni perguruan tinggi itu sendiri. Kualitas setiap program pendidikan dapat dilihat melalui proses evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi yang sering dikenal adalah Ujian Nasional (UN). Evaluasi tersebut dilakukan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah di Indonesia. UN merupakan salah satu bentuk evaluasi atau penilaian hasil belajar tingkat nasional yang diselenggarakan pada akhir tahun pelajaran dan diterapkan pada beberapa mata pelajaran yang dianggap penting.

  UN berfungsi sebagai alat pengendali mutu pendidikan secara nasional, pendorong peningkatan mutu pendidikan secara nasional, bahan dalam seleksi penerimaan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Kepmendiknas RI no. 114/U/2004).

  Terkait dengan fungsinya yang terakhir, UN dapat dijadikan sebagai alat seleksi ke jenjang pendidikan tinggi, yang sebelumnya hanya dijadikan sebagai acuan kelulusan seorang siswa saja. Hal tersebut dipertegas lagi dengan adanya wacana dari beberapa tokoh-tokoh pendidikan seperti, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Fasli Jalal yang menyatakan bahwa Departemen Pendidikan Nasional akan mengkaji kemungkinan mempergunakan hasil UAN Sekolah Menengah Atas sebagai salah satu syarat penyeleksian untuk masuk perguruan tinggi. “Tujuannya agar sistem pendidikan dasar terintegrasi dengan pendidikan tinggi”, ujar Fasli (TEMPO Interaktif, Sabtu, 26 Juli 2008).

  Pemerintah berencana mengintegrasikan sistem pendidikan antara pendidikan menengah dan tinggi dengan mempergunakan hasil UN sebagai salah satu syarat seleksi untuk masuk perguruan tinggi negeri. Pemikiran tersebut tampaknya didasarkan pada asumsi bahwa keberhasilan pada program pendidikan sebelumnya akan menentukan keberhasilan pada program berikutnya (Azwar, 2006).

  Wacana UN menjadi alat seleksi sepertinya dimaksudkan didasarkan untuk mengurangi duplikasi ujian masuk mahasiswa. Saat ini mahasiswa harus menjalani UN secara nasional terlebih dahulu, barulah dapat mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi. Proses seleksi perguruan tinggi pun biasanya menggunakan serangkaian tes yang harus dikerjakan oleh calon mahasiswa. berusaha memperbaiki sistem seleksi masuk perguruan tinggi yang ada sekarang ini dengan menggunakan UN sebagai alat seleksi.

  Beberapa masalah akan muncul ketika UN dijadikan sebagai dasar seleksi masuk perguruan tinggi. Masalah ini digolongkan menjadi dua kelompok yaitu masalah yang terkait dengan persoalan teknis di lapangan dan persoalan konseptual. Permasalah teknis di lapangan sudah banyak terjadi ketika UN belum berfungsi sebagai alat seleksi. Misalnya saja pada kutipan kasus berikut:

  Kasus kecurangan Ujian Nasional (UN) tampaknya

merata di seluruh daerah. Forum Guru Garut (Fogar) menemukan

kecurangan ujian yang diduga melibatkan Dinas Pendidikan Kab

Garut. Menurut Ketua Fogar Dadang Johar, Jumat (25/4/2008),

kecurangan dan kebocoran soal UN di Kab Garut terjadi dengan

modus operandi yang lebih rapi dibandingkan tahun

sebelumnya. (http://www.okezone.com, Jum'at, 25 April 2008).

  Selain itu ada pula sebuah kasus, Ketua Komisi Pendidikan DPRD Jawa Tengan M.

  

Iqbal Wibisono mengatakan, praktek kecurangan dalam ujian

nasional bisa dilakukan oleh para pejabat dinas pendidikan. Sebab

selama ini ada anggapan jika tingkat kelulusan siswa di suatu

daerah rendah, maka daerah tersebut akan dianggap tidak maju.

Sebaliknya, jika tingkat kelulusan tinggi maka daerah itu dianggap

daerah yang maju.(TEMPO Interaktif, Senin, 21 April 2008)

  Beberapa kutipan berita di atas hanyalah sebagian kasus kecurangan yang terjadi pada Ujian Nasional 2008. Sementara itu ada permasalahan konseptual yang muncul mengiringi pelaksanaan UN saat ini. Pertama, UN diberlakukan pemerintah untuk mengukur pencapaian kompetensi namun juga akan difungsikan sebagai alat seleksi masuk perguruan tinggi. Padahal UN ini mengukur kompetensi yang sempit. Kemampuan yang dipelajari di sekolah perguruan tinggi dapat saja dipengaruhi kemampuan-kemampuan kognitif di luar penguasaan materi di SMA.

  Masalah kedua, soal-soal UN yang dibuat oleh pemerintah, dalam hal ini melalui Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), mungkin saja tidak sinergis dengan kegiatan belajar mengajar yang telah diikuti oleh peserta didik di daerah lain. Materi yang dipelajari oleh peserta didik yang ada di sekolah yang satu dan yang lainnya dapat berbeda karena tiap-tiap daerah memiliki otonominya sendiri. Adanya otonomi tersebut tidak dapat dipungkiri pula akan menimbulkan perbedaan sistem pendidikan beserta kurikulum. Oleh karena itu menggunakan tes prestasi sebagai alat seleksi untuk masuk perguruan tinggi dianggap kurang adil (Zwick, 2006).

  Kebijakan pemerintah tersebut sebenarnya tidak terlalu berpengaruh bagi Universitas Sanata Dharma yang merupakan perguruan tinggi swasta.

  Pihak universitas berhak memiliki otonomi sendiri untuk melakukan proses seleksi mahasiswa. Kebijakan pemerintah tersebut kemudian direspon oleh universitas dengan mempergunakan UN sebagai alternatif lain dari alat seleksi yang biasa digunakan. Namun layak atau tidaknya penggunaan UN sebagai alternatif alat seleksi akan dibuktikan terlebih dahulu.

  Salah satu tuntutan terhadap sistem seleksi menurut Suryabrata (1987) yaitu alat seleksi harus memenuhi aspek prediction effectiveness yang memiliki makna bahwa hasil seleksi dapat meramalkan keberhasilan mahasiswa. Pada jangka pendek berarti mahasiswa yang terpilih oleh sistem pendidikannya dalam waktu yang telah ditentukan. Hal tersebut terkait dengan pernyataan Fasli Jalal selaku Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi yang mengkaji kemungkinan menggunakan hasil UN SMA sebagai salah satu alat seleksi untuk masuk perguruan tinggi negeri. Jika UN hendak dijadikan alat seleksi untuk masuk perguruan tinggi, maka UN harus mampu menunjukkan kemampuan prediksi (predictive effectiveness) yang memadai.

  Kemampuan memprediksi suatu tes merupakan suatu hal yang sangat penting. Semakin tepat dan cermat suatu tes dalam memprediksi keberhasilan mahasiswa dalam mencapai keberhasilan belajar maka makin baik pula kualitas tes tersebut. Tanpa kemampuan memprediksi, seperangkat instrumen tes yang dipergunakan untuk seleksi tidak akan berarti.

  Kemampuan prediktif merupakan salah satu cara membuktikan validitas alat ukur, yang sering disebut sebagai validitas prediktif. Validitas prediktif dilakukan untuk menentukan ada tidaknya kecocokan antara pengukuran sekarang dengan kemampuan seseorang dalam melakukan tugas- tugas tertentu dimasa yang akan datang (Anastasi, 2006). Pengukuran validitas prediktif UN sangatlah diperlukan untuk melihat sejauhmana kemampuan alat tersebut dalam memprediksi performansi mahasiswa di masa yang akan datang khususnya di Universitas Sanata Dharma.

  Validitas prediktif memerlukan kriteria pembanding dan tes yang kita uji validitas prediktifnya menjadi prediktor (Azwar, 2003). Ukuran atau data yang digunakan sebagai kriteria, diperoleh setelah selang waktu tertentu Kriteria pembanding dalam kasus UN sebagai alat seleksi adalah prestasi belajar mahasiswa. Kriteria ini dipilih karena indeks prestasi kumulatif sangat memungkinkan dipengaruhi oleh proses belajar individu. Indeks prestasi juga dapat dipahami sebagai representasi prestasi belajar.

  Prestasi belajar merupakan suatu istilah yang menunjukan tingkat keberhasilan mahasiswa mencapai tujuan belajarnya setelah mengikuti proses belajar dari suatu program yang ditentukan. Prestasi belajar secara umum adalah bukti usaha yang dapat dicapai, atau bukti perubahan yang dapat terjadi pada siswa dalam bidang pengetahuan, ketrampilan, dan sikap sebagai hasil dari proses belajar (Winkel, 1996). Hasil dari prestasi belajar memberikan informasi sejauhmana mahasiswa sudah berhasil menguasai materi kuliah dan pada bagian mana mahasiswa gagal menguasai materi kuliah yang telah diberikan oleh dosen yang bersangkutan.

  Penilaian hasil belajar mahasiswa dilakukan melalui penyelenggaraan ujian-ujian dan tugas-tugas yang relevan. Proses penilaian pada suatu mata kuliah adalah proses penentuan taraf pencapaian kompetensi mahasiswa dalam mata kuliah tersebut. Hasil pengukuran taraf pencapaian kompetensi mahasiswa dinyatakan dalam bentuk skor yang kemudian dinyatakan dalam bentuk huruf A, B, C, D, atau E (Pedoman Program Studi Psikologi USD, 2006).

  Estimasi validitas prediktif ini akan dilakukan dengan menghitung korelasi skor UN dengan indeks prestasi kumulatif. Skor UN yang akan dikorelasikan dengan indeks prestasi kumulatif untuk mengestimasi validitas prediktif. Korelasi antara skor UN dengan indeks prestasi kumulatif bertujuan untuk mengetahui seberapa besar daya prediktor skor UN terhadap indeks prestasi kumulatif mahasiswa. Selain itu, skor komposit akan dipilah-pilah berdasarkan jurusan yang ditempuh mahasiswa ketika di SMA. Hal tersebut

  

bertujuan untuk melihat jurusan manakah yang berpotensi memiliki keberhasilan,

khususnya apabila seorang mahasiswa diterima di Fakultas Psikologi. Hasil penelitian

tersebut akan sangat berguna untuk menjaring

  calon mahasiswa dengan kriteria yang diharapkan.

  Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui validitas prediktif Ujian Nasional untuk memprediksi prestasi belajar mahasiswa untuk menentukan layak atau tidaknya UN difungsikan sebagai alat seleksi di masa yang akan datang. Penelitian ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam menentukan kebijakan selanjutnya sehubungan dengan mutu alat evaluasi pendidikan yang diterapkan selama ini. Bagi Universitas Sanata Dharma sendiri penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai sistem seleksi mahasiswa baru di masa yang akan datang. Secara khusus, bagi

  akan sangat berguna untuk menjaring

  Fakultas Psikologi penelitian ini calon mahasiswa dengan kriteria yang diharapkan.

  B. Rumusan Masalah

  Apakah nilai Ujian Nasional merupakan prediktor yang baik bagi indeks prestasi kumulatif mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma?

  C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai validitas prediktif Ujian Nasional untuk memprediksi prestasi belajar mahasiswa di perguruan tinggi. Bukti empiris tersebut dapat dipergunakan untuk menentukan layak atau tidaknya UN difungsikan sebagai alat seleksi di masa yang akan datang.

  D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat Teoritik Hasil yang diperoleh melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan informasi dan pertimbangan mengenai validitas prediktif UAN.

  2. Manfaat Praktis Bagi Departemen Pendidikan Nasional, hasil penelitian ini dapat menjadi informasi dan bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan yang terkait dengan tujuan dan fungsi penyelenggaraan Ujian Nasional untuk digunakan menjadi sebuah alat seleksi yang lebih baik.

BAB II LANDASAN TEORI A. Ujian Nasional

  1. Definisi Ujian Nasional Ujian Nasional telah mengalami beberapa kali perubahan nama berikut dengan definisinya. Sebelum tahun ajaran 2002/2003,

  Indonesia mengenal alat evaluasi dengan sebutan Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (Ebtanas). Pada tahun ajaran 2002/2003 berdasarkan Kepmendiknas RI No. 153/U/2003 pasal 1 ayat 3, Ebtanas diubah menjadi salah salah satu jenis penilaian hasil belajar secara nasional yang dinamakan Ujian Akhir Nasional (UAN).

  Berdasarkan Kepmendiknas RI No.38/P/2004 pasal 1 ayat 1, UAN berubah nama lagi menjadi Ujian Nasional (UN) hingga sampai sekarang ini.

  Berikut ini merupakan definisi-definisi yang pernah tertuang dalam undang-undang. Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS) merupakan kegiatan penilaian hasil belajar secara nasional yang dilaksanakan pada akhir pendidikan di SD/MI, SDLB, SLTP/MTs, SMU/MA, dan SMK baik negeri maupun swasta dalam lingkungan pembinaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah dan Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam (Ps. 1 ay. 2, Keputusan Bersama Mendiknas, MenAg, dan

  Pada tahun ajaran 2002/2003, pemerintah mengganti EBTANAS dengan Ujian Akhir Nasional (UAN). Selain menggantikan sebutannya, UAN juga mengalami perubahan- perubahan kebijakan dari alat evaluasi sebelumnya. UAN merupakan kegiatan pengukuran dan penilaian hasil belajar peserta didik yang berada pada tingkat SLTP/MTs, SMU/MA, dan SMK baik negeri maupun swasta yang diselenggarakan secara nasional (Ps. 1 ay. 3, Kepmendiknas No. 153/U/2003).

  Penggunaan nama UAN hanya bertahan selama satu tahun saja yang selanjutnya disebut Ujian Nasional atau yang sering disingkat dengan UN. UN inilah yang kita gunakan sampai sekarang ini. UN adalah kegiatan penilaian hasil belajar peserta didik yang telah menyelesaikan jenjang pendidikan pada jalur sekolah/madrasah yang diselenggarakan secara nasional (Ps. 1 ay. 1, Kepmendiknas RI No.

  38/P/2004). Adapun pengertian UN yang lain menurut Permendiknas RI no.1/2005 pasal 1 ayat 1, yakni kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah.

  Berbagai macam pengertian UN di atas, sebagian besar dipahami sebagai sebuah kegiatan evaluasi dalam bentuk penilaian hasil belajar secara nasional. Kegiatan penilaian tersebut tentu saja membutuhkan sebuah alat tes yang mampu merepresentasikan sebutan yang sama dengan kegiatan evaluasi yakni UN itu sendiri.

  Dengan demikian, UN dapat kita pahami sebagai sebuah alat evaluasi peserta didik yang digunakan dalam kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah yang dilaksanakan pada akhir masa jenjang pendidikan.

  2. Tujuan dan Fungsi Ujian Nasional Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

  Indonesia No. 1 Tahun 2005, Ujian Nasional tahun ajaran 2004/2005 diselenggarakan oleh pemerintah yang dibuat berdasarkan kurikulum 2004 sebagai kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum 2004 ini sudah diterapkan secara terbatas mulai tahun pelajaran 2001/2002.

  UN bertujuan untuk mengukur dan menilai kompetensi ilmu pengetahuan dan teknologi peserta didik pada mata pelajaran yang ditentukan dalam rangka pencapaian standar nasional pendidikan (Ps. 3, Peraturan Mendiknas RI No.1/2005). Sedangkan hasil UN digunakan sebagai dasar untuk (Ps. 4, Peraturan Mediknas RI No.1/2005) : a. penentuan kelulusan peserta didik dari suatu satuan pendidikan ;

  b. seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya ;

  c. pemetaan mutu satuan dan/atau program pendidikan ;

  d. akreditasi satuan pendidikan; dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.

  3. Peserta Ujian Nasional Setiap peserta didik pada tahun pelajaran terakhir satuan pendidikan wajib dan berhak mengikuti satu kali UN tanpa dipungut biaya. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 1 Tahun 2005 tentang Ujian Nasional tahun ajaran 2004/2005 pasal 5, peserta yang berhak mengikuti UN yakni peserta didik yang belajar pada tahun terakhir SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK. Peserta didik harus memenuhi persyaratan untuk mengikuti UN, yakni sebagai berikut (Ps. 5, Peraturan Mendiknas No.1/2005) :

  a. memiliki laporan lengkap penilaian hasil belajar pada satuan pendidikan sekurang-kurangnya sampai dengan semester I tahun terakhir ;

  b. memiliki nilai kelompok pendidikan agama dan kepribadian/budi pekerti sekurang-kurangnya baik berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh satuan pendidikan ;

  c. memiliki ijazah atau surat keterangan lain yang setara, atau berpenghargaan sama, dengan ijazah dari satuan pendidikan yang setingkat lebih rendah.

  Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila peserta mengikuti UN di satuan pendidikan yang bersangkutan, dapat mengikuti UN di satuan pendidikan lain. Selain itu, peserta didik yang karena alasan tertentu dan disertai bukti yang sah tidak dapat mengikuti UN utama dapat mengikuti UN susulan.

  Bagi peserta didik yang belum lulus UN memiliki hak untuk mengikuti UN berikutnya tanpa dipungut biaya. Pada tahun ajaran ini tidak terdapat UN ulangan bagi siswa yang tidak lulus seperti pada tahun ajaran 2002/2003 ataupun 2003/2004 yang lalu.

  4. Penyelenggaraan Ujian Nasional Ujian Nasional (UN) dilaksanakan dua kali, terdiri atas (Ps. 7,

  Peraturan Mendiknas No.1/2005) :

  a. Ujian Nasional yang pertama dilaksanakan antara minggu kedua bulan Mei 2005 dan minggu pertama bulan Juni 2005 ; b. Ujian Nasional yang kedua dilaksanakan antara minggu kedua bulan Oktober 2005 dan minggu pertama bulan November 2005.

  Ujian kompetensi keahlian dilaksanakan sebelum pelaksanaan UN. UN yang kedua merupakan ujian yang diselenggarakan bagi peserta didik yang mengikuti program Kejar Paket B/C.

  Mata pelajaran yang diujikan pada Ujian Nasional (Ps. 6, Permendiknas No. 1/2005) adalah :

  a. Untuk jenjang SMP, MTs, dan SMPLB meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika; dan Sastra Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika;

  c. Untuk jenjang SMA dan MA program studi IPS meliputi Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa Inggris, dan Ekonomi; d. Untuk jenjang SMA dan MA program studi Bahasa meliputi

  Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Asing Lainnya;

  e. Untuk jenjang SMALB meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika; f. Untuk jenjang SMK meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan Kompetensi Keahlian.

  Materi yang akan diujikan pada masing-masing subtes UN tercantum pada lampiran peraturan. Lampiran tersebut memuat Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang berkaitan dengan ruang lingkup materi dari mata pelajaran yang diujikan (Lampiran I, Permendiknas RI No. 1/2005).

  5. Standar Kelulusan Ujian Nasional Tahun Ajaran 2004/2005 Penetapan kelulusan para peserta didik dilakukan oleh sekolah/madrasah penyelenggara melalui Rapat Dewan/Majelis Guru.

  Peserta didik dinyatakan lulus apabila memenuhi kriteria (Ps. 14, Permendiknas RI No. 1/2005):

  a. telah mengikuti seluruh mata pelajaran yang diujikan; dan

  b. memiliki nilai di atas ambang kelulusan 4,25 untuk setiap mata

  Proses penentuan kelulusan peserta didik pada tahun ajaran 2004/2005 ini murni ditentukan oleh nilai-nilai UN dari mata pelajaran yang diujikan tanpa adanya pertimbangan dari kemampuan-kemampuan lainnya ketika menjalani pendidikan selama tiga tahun. Berbeda dengan penentuan kelulusan peserta didik sebelum tahun ajaran 2002/2003 ketika UN masih berbentuk Ebtanas. Penentuan siswa yang dinyatakan tamat belajar dilakukan oleh sekolah/madrasah penyelenggara dalam suatu rapat dewan guru dengan mempertimbangkan nilai-nilai rapor, Ebta, dan Ebtanas, serta sikap/perilaku/budi pekerti siswa yang bersangkutan (Ps. 17, Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah No. 2/U/SKB/2001).

  Standar kelulusan tahun-tahun berikutnya juga mengalami sejumlah peningkatan. Baik peningkatan pada standar nilai dari tiap mata pelajaran yang diujikan, rata-rata mata pelajaran juga diperhitungkan sebagai syarat kelulusan. Pada UN tahun 2006, seorang peserta didik dinyatakan lulus apabila memiliki nilai rata-rata minimal 5,00 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, dengan tidak ada nilai di bawah 4,25. Peserta didik diperbolehkan memiliki nilai minimal 4,00 pada salah satu mata pelajaran dengan nilai dua mata pelajaran lainnya minimal 6,00 (Ps. 18, Permendiknas No. 45/2006). Begitu pula pada tahun-tahun selanjutnya dengan peningkatan pada standar nilai

B. Ujian Nasional sebagai Salah Satu Tes Psikologi

  1. Pengertian Tes Psikologi Tes dilihat secara fisik tidak lain merupakan sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab atau yang harus dikerjakan. Tes psikologi akan memberikan informasi mengenai aspek psikologis tertentu berdasarkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan atau cara dan hasil subjek dalam melakukan tugas-tugas tersebut (Azwar, 2003). Tes psikologi dapat diterjemahkan sebagai suatu alat pengukuran yang obyektif dan standar terhadap sampel perilaku (Anastasi, 2006).

  Pendapat yang lebih lengkap mengenai tes psikologi yang mengemukakan bahwa tes psikologi merupakan prosedur yang sistematis, yaitu yang dilakukan berdasarkan tujuan dan tata cara yang jelas. Tes tersebut juga melakukan pengamatan terhadap perilaku seseorang dan mendeskripsikan perilaku tersebut dengan bantuan skala angka atau suatu sistem penggolongan (Cronbach dalam Azwar, 2003).

  Berdasarkan pendapat-pendapat mengenai tes psikologi di atas dapat disimpulkan bahwa tes psikologi dapat didefinisikan sebagai suatu kumpulan pertanyaan atau tugas-tugas yang obyektif, standar dan sistimatik yang bertujuan untuk mengamati perilaku seseorang dan mendeskripsikan perilaku tersebut dengan bantuan skala angka atau sistem penggolongan.

  UN merupakan salah satu bentuk tes psikologi berdasarkan standar dan sistimatik yang memiliki tujuan tersendiri terkait dengan penggunaannya di area pendidikan. Hasil dari UN ini pun mendeskripsikan perilaku yaitu kompetensi ilmu pengetahuan dan teknologi para peserta didik dalam bentuk nilai-nilai murni dari mata pelajaran yang diujikan.

  2. Klasifikasi Tes dalam Psikologi Cronbach (dalam Azwar, 2003) membagi tes menjadi dua kelompok besar, yaitu tes yang mengukur performansi maksimal

  (maximum performance) dan tes yang mengukur performansi tipikal (typical performance).

  Tes yang mengukur performansi maksimal (maximum

  perfomance ) merupakan tes yang dirancang untuk mengungkap apa

  yang mampu dilakukan oleh seseorang dan seberapa baik ia mampu melakukan hal tersebut. Termasuk dalam jenis ini adalah tes intelegensi, tes bakat, tes prestasi belajar, dan sebagainya. UN sebagai salah satu bentuk tes prestasi merupakan tes yang dirancang untuk mengungkap kompetensi ilmu pengetahuan dan teknologi para peserta didik sekaligus menunjukkan seberapa baik peserta didik tersebut mengerjakannya.

  Lain halnya dengan kelompok tes yang mengukur performansi tipikal (typical performance), tes ini lebih dirancang untuk mengungkap kecenderungan reaksi atau perilaku subjek ketika berada untuk mengetahui apa yang mampu dilakukan oleh seseorang melainkan apa yang cenderung ia lakukan. Jenis tes yang termasuk dalam kategori ini ialah tes atau inventori minat, skala sikap, inventori kepribadian, dan semacamnya.

  Apabila ditinjau dari cara klasifikasi lain, tes dapat pula dikelompokkan sebagai tes yang mengungkap atribut kognitif dan tes yang mengungkap atribut non-kognitif (Azwar, 2003).

  Tes Kognitif

  Abilitas Potensial Abilitas Potensial Umum (intelegensi) Abilitas Potensial Khusus (bakat)

  Abilitas Aktual (prestasi)

  Non-kognitif Gambar 1.

  

Diagram klasifikasi tes menurut atribut yang diungkap (Azwar,

2006)

  Apabila dikaitkan dengan klasifikasi Cronbach, tes kognitif adalah tes yang mengukur performansi maksimal dan tes non-kognitif adalah tes yang mengungkap performansi tipikal. Berdasarkan diagram di atas dapat dipahami pula bahwa UN dapat sekaligus abilitas aktualnya. Pada hal ini abilitas yang telah diterjemahkan dalam bentuk performansi nyata. Performansi nyata di sini sering disebut dengan prestasi ini merupakan hasil dari proses belajar. UN merupakan salah satu bentuk alat evaluasi hasil belajar yang diharapkan mampu mendeskripsikan performansi peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar selama kurang lebih tiga tahun.

  Jadi, UN bukan merupakan tes yang mengungkap abilitas potensial baik umum ataupun khusus. Abilitas potensial merupakan atribut yang diasumsikan sebagai suatu bentuk kemampuan bawaan (latent) yang belum tampak dalam performansi. Abilitas potensial yang berupa kemampuan menghadapi persoalan yang bersifat umum, yaitu menghendaki pengerahan strategi pemecahan masalah secara umum yang sering disebut dengan intelegensi. Selain itu, adapula abilitas yang bersifat khusus yang artinya merupakan kemampuan yang dapat dikembangkan hanya pada bidang-bidang tertentu atau yang disebut aptitude atau bakat.

  Ragam tes psikologi juga dapat dibedakan menurut cara administrasi dan atribut psikologis yang diukurnya (Gregory, 2000).

  Menurut cara administrasinya, UN lebih termasuk dalam tes kelompok (group test) dibandingkan tes individual yang harus diadministrasikan secara tatap muka. UN merupakan tes yang berbentuk pencil

  • – and - paper test sehingga dapat diadministrasikan
terdaftar mengikuti ujian berada dalam kelompok-kelompok yang sesuai dengan jurusannya untuk mengikuti ujian secara serentak.

  Menurut atribut yang diukur, ada banyak kategori dalam klasifikasi ini yakni : tes inteligensi, tes kemampuan, tes prestasi, tes kreativitas, tes kepribadian, inventori minat, behavioral procedures, dan neuropsikologis. Jika dipahami dengan seksama, UN sebenarnya memiliki fungsi ganda. Fungsi pertama yakni sebagai indikator keberhasilan belajar di jenjang pendidikan sebelumnya. UN dapat dikatakan sebagai bentuk tes prestasi. Tes prestasi disusun berdasarkan silabus mata pelajaran yang lebih mengungkapkan hasil pembelajaran seseorang (Azwar, 2008). Tes prestasi ini bertujuan untuk mengukur taraf belajar, keberhasilan, atau prestasi dalam suatu mata pelajaran. Tes prestasi ini menentukan seberapa banyak dari materi pelajaran yang berhasil diserap atau dikuasai oleh peserta didik.

  UN dapat berfungsi mendeteksi sejauh mana materi yang diberikan telah dikuasai oleh siswa.