Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  

MOTIVASI BERPRESTASI MAHASISWA PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA ANGKATAN 2009

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

  

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :

El. Ruri Suryani

  

NIM : 049114029

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2010

  

iv

Orang gagal, mencari alasan untuk berhenti Orang sukses, berhenti untuk mencari alasan

  Kupersembahkan skripsi ini untuk : Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menyertai tiap langkahku Keluarga dan orang terkasih yang selalu mendukungku Sahabat dan teman-temanku serta semua orang yang mewarnai hidupku

  

MOTIVASI BERPRESTASI MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS

SANATA DHARMA ANGKATAN 2009

El. Ruri Suryani

  

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi berprestasi pada mahasiswa Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma tahun angkatan 2009. Latar belakang dari penelitian ini

adalah pentingnya melihat motivasi berprestasi pada mahasiswa di awal perkuliahan sebagai upaya

deteksi dini. Motivasi berprestasi adalah keinginan untuk menyelesaikan sesuatu, untuk mencapai

suatu standar kesuksesan, dan untuk melakukan suatu usaha dengan tujuan untuk mencapai

kesuksesan. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang secara resmi terdaftar di Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma dengan tahun akademik 2009. Subyek penelitian sebanyak

61 mahasiswa, yang terdiri dari 12 mahasiswa laki-laki dan 49 mahasiswa perempuan dengan

rentang usia 18 hingga 21 tahun. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan mengunakan skala Likert. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

Motivasi Berprestasi yang dibuat oleh peneliti. Berdasarkan data statistik item dan reliabilitas pada

skala Motivasi Berprestasi, dari 90 item diperoleh 47 item yang lolos seleksi dengan koefisien

reliabilitas alpha sebesar 0,838. Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa secara umum

subyek penelitian memiliki motivasi berprestasi yang tinggi. Hal ini terlihat dari hasil mean

empirik > mean teoritik yaitu 134,80 > 117,5. Bila dilihat dari setiap aspek motivasi berprestasi,

aspek memiliki tanggung jawab pribadi terhadap kinerja (31,15) merupakan aspek motivasi

berprestasi yang paling dominan dibandingkan dengan aspek inovatif (29,49), tekun (28,25),

memilih tugas dengan tingkat kesulitan sedang (24,87), dan membutuhkan umpan balik terhadap

kinerja (21,05) dalam diri mahasiswa.

  Kata kunci: motivasi berprestasi, mahasiswa angkatan 2009

vi

  

ACHIEVEMENT MOTIVATION OF PSYCHOLOGY STUDENTS OF

SANATA DHARMA UNIVERSITY 2009

El. Ruri Suryani

ABSTRACT

  This research is conducted to find out Achievement Motivation of Psychology Students of

Sanata Dharma University 2009. The background of this research is the importance of seeing

achievement motivation in the beginning of college as the early detection effort. Achievement

motivation is the desire to accomplish something, to achieve a standard of success, and to make an

effort with the goal to achieve success. The subjects of this research are the students who officially

registered at Psychology Faculty of Sanata Dharma University whose academic years 2009. The

research subjects are 61 students consist of 12 male students and 49 female students which their

age range is 18 until 21 years. The methodology used in this research is Likert scale. The

instrument used is achievement motivation scale that is made by researcher. Based on the data

statistic item and reliability on Achievement Motivation scale, from 90 items it is resulted on 47

items which pass the selection by alpha reliability of 0,838. From the data analysis research, the

writer concluded that students have high achievement motivation generally. It can be seen from

the result of empiric mean > theoretic mean that is 134,80 > 117,5. From every achievement

motivation aspect, personal responsibility for performance (31,15) is the most dominant aspect

among innovativeness (29,49), persistence (28,25), preference on moderate task difficulty (24,87),

and need for performance feedback (21,05) of students.

  Key word: achievement motivation, students of 2009.

vii

KATA PENGANTAR

  

ix

  Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala

berkat dan perlindungan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan

berbagai pihak, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

  

1. Ibu Christina Siwi Handayani, S.Psi., M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  

2. Ibu Sylvia Carolina MYM., S.Psi., M.Si., selaku Kaprodi Psikologi Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma.

  3. Ibu ML. Anantasari, S.Psi., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Skripsi

  yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, nasihat, serta kritikan selama proses penyusunan skripsi dengan penuh kesabaran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

  

4. Bapak Minta Istono, S.Psi., M.Si., selaku dosen penguji II yang telah memberikan

masukan yang bermanfaat demi kesempurnaan skripsi ini.

  

5. Ibu Agnes Indar Etikawati, S.Psi., Psi., M.Si., selaku dosen penguji III yang telah

memberikan masukan yang bermanfaat demi kesempurnaan skripsi ini.

  

6. Ibu Lusia Pratidarmanastiti, M.S., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

selalu memberikan dukungan selama kuliah maupun saat penyusunan skripsi.

  

7. Segenap staf pengajar Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang

telah memberikan segala bekal ilmu pengetahuan tentang dunia psikologi yang sangat bermanfaat dan menarik.

  

8. Segenap karyawan Fakultas Psikologi: Mbak Nanik, Mas Gandung & Pak

Gie yang telah membantu dalam proses kelancaran administrasi di sekretariat, mas Muji atas bantuan dan kemudahan yang diberikan dalam pelaksanaan praktikum dan selama penulis menjadi asisten, serta mas Doni, atas segala bantuan dalam proses peminjaman buku.

  

9. Keluargaku tercinta, Bapak, Ibu, Mbak Heni, Mbah Uti, dan Mas Hendra

yang selalu memberikan dukungan, doa, dan perhatian yang tidak akan pernah dapat terbalaskan. Maaf telah membuat kalian menunggu sangat lama untuk penyelesaian skripsi ini.

  

10. Thomas Sukarjo, terima kasih untuk paket kesabaran, kasih sayang, perhatian,

dan dukungan, yang always ready stock and priceless. Segera menyusul ya!!!

  

11. Teman-teman seperjuanganku, Fanni, Wulan, Lusi, Tinul, Spy, Siska, Mas

Eky, Asti, Aliet, Ucie, Sumar, terima kasih atas kerja sama, dukungan, semangat, dan masukan yang selalu mengalir setiap saat, juga kebersamaan dan suka duka yang kita lalui sehingga membuatku merasa tak pernah sendiri, serta teman-teman lain yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, terima kasih telah membuat hidupku menjadi semakin istimewa. Selalu kusisipkan doa untuk kalian juga. Terutama Bety, atas kesediaan menjadi tutor SPSS serta diskusi yang bermanfaat dan bantuan tiada tara dalam penyelesaian skripsi ini

  

12. Panggih, Andhex, Siddha, dan Onald yang senantiasa menyempatkan waktu untuk berkumpul di tengah kesibukan masing-masing dan tetap menjalin komunikasi dengan baik hingga saat ini meskipun jarak memisahkan. Sukses buat kita semua.

x xi

  

13. Teman-teman Psikologi angkatan 2004 atas persahabatan dan

kebersamaannya. Miss U all.

  14. Kepala dan Staf P2TKP, Pak Priyo, Pak Heri, Pak Toni, Mbak Thia, Mbak Diana serta teman-teman asisten; Fanni, Ucie, Ita, Sumar, Patje, Tinul,

Mumun, Sari, Iie, Nora, Iin, Alma, Indra, Devi, Emak, Rona, Nur, Made,

Reni, Nia, Ika, Anggi, Dian, Clara, terima kasih atas kerja sama dan pengalaman kerja yang telah diberikan, 15. Teman-teman angkatan 2009 yang telah bersedia mengisi angket penelitian.

  

Terima kasih atas partisipasi dan kerja sama yang baik sehingga pengambilan

data penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.

  16. Semua pihak yang tanpa sengaja belum penulis sebut di sini, terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat berterimakasih atas semua masukan baik yang berupa saran maupun kritik yang dapat membangun. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak.

  Yogyakarta, 20 September 2010 El. Ruri Suryani

  DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……….…………………………………………. i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ….………….. ii HALAMAN PENGESAHAN …………..…………………………….. iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………… iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………..………...…… v ABSTRAK ……………………………………………………..……… vi ABSTRACT ……………………………………………...……………. vii LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ……………………………. viii KATA PENGANTAR ………………………………………………… ix DAFTAR ISI ……………………………………….………………….. xii DAFTAR TABEL ……………………………………………….…….. xiv

    BAB I. PENDAHULUAN ………..…………...……………………….

  

1

1. Latar Belakang Masalah ……………………………….…….

  

1

  2. Rumusan Masalah ……………………………...……………

  

4

  3. Tujuan Penelitian ………………………………….…………

  

4

4. Manfaat Penelitian ……………………………………….......

  

5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA …………………………………….

  

6

A. Motivasi Berprestasi ….....………………………………......

  

6

  1. Pengertian Motivasi Berprestasi …………………… …

  

6

2. Aspek-aspek Motivasi Berprestasi …………………….

  

8

3. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berprestasi ……..

  

14

B. Dinamika Motivasi Berprestasi Mahasiswa Secara Umum ...

  23 C. Pertanyaan Penelitian ………................................................

  

32

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ……………………………

  

33

A. Jenis Penelitian ……………………………………………...

  

33

B. Variabel Penelitian …………………………….....…………

  

33

C. Definisi Operasional ………………………………………...

  

33

xii

  D. Subyek Penelitian ………………………..……...……....…..

  34 E. Prosedur Penelitian ……………...……..................................

  34 F. Metode dan Alat Pengumpulan Data …………………….....

  35 G. Validitas, Seleksi Item, dan Reliabilitas Alat Ukur ………..

  37

1. Validitas ………………………………………………..

  37

2. Seleksi Item …………………………………………….

  37 3. Reliabilitas ……………………………………...............

  40 H. Metode Analisis Data ………………………………………..

  41 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………..

  43 A. Pelaksanaan Penelitian ……………………….……………..

  43 B. Hasil Penelitian ………………………………….................

  43

  

1. Deskripsi Data Penelitian ………………………………

  43 2. Uji Mean Empirik dan Mean Teoritik ………………….

  44

3. Uji Normalitas ………………… …………………….....

  45 4. Deskripsi Kedudukan Masing-Masing Aspek .................

  45 C. Pembahasan …………… ……………………………………

  46 BAB V. PENUTUP ……………………………...................................

  51 A. Kesimpulan …………………………………………………..

  51 B. Saran …………………………………………………………

  51 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….

  53 LAMPIRAN ………………………………………...………………….

  55 xiii

  DAFTAR TABEL

T abel Halaman

1. Blue Print Skala Motivasi Berprestasi Sebelum Uji Coba …….

  36

  2. Distribusi Item Skala Motivasi Berprestasi Setelah Uji Coba …

  39 3. Blue Print Skala Motivasi Berprestasi untuk Penelitian ……….

  40

  4. Deskripsi Data Penelitian ………………………………………

  43

  5. Uji Mean Empirik dan Mean Teoritik …………………………

  44 6. Deskripsi Data Masing-masing Aspek Motivasi Berprestasi ….

  45

                       

  xiv

DAFTAR LAMPIRAN

  

Halaman

L ampiran 1. Skala Uji Coba Motivasi Berprestasi …………………….

  

56

Lampiran 2. Contoh Distribusi Skor Uji Coba ………………………...

  

64

L ampiran 3. Analisis Data Uji Coba Skala Motivasi Berprestasi ……...

  

71

Lampiran 4. Skala Penelitian Motivasi Berprestasi ……………………

  

85

Lampiran 5. Contoh Distribusi Skor Penelitian ……………………......

  

91

Lampiran 6. Analisis Data Uji Normalitas …………………………….

  

95

Lampiran 7. Data Total ………………………………………………...

  

96

Lampiran 8. Data Setiap Aspek ………………………………………..

  

99

  1

  

01

Lampiran 9. Mean Empirik Setiap Aspek ……………………………..

   

  xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak permasalahan yang dihadapi mahasiswa selama

  menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi. Mahasiswa tidak hanya diharapkan mampu menyerap kuliah yang diterimanya melainkan juga menghasilkan prestasi yang optimal.

  Berdasarkan hasil wawancara informal yang dilakukan oleh peneliti terhadap beberapa mahasiswa Psikologi Sanata Dharma angkatan 2007 dan 2008, awalnya para mahasiswa membayangkan bahwa menempuh pendidikan di Fakultas Psikologi cukup mudah dan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan studi di fakultas tersebut. Namun pada kenyataannya, mulai bermunculan permasalahan-permasalahan dalam belajar yang dialami oleh mahasiswa tersebut.

  Permasalahan yang dialami oleh mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma antara lain kurangnya kualitas tugas, keterlambatan pengumpulan tugas, terjadinya plagiasi, serta kurangnya pemahaman terhadap materi perkuliahan.

  Terdapat banyak faktor yang terkait dengan situasi tersebut, salah satunya yaitu motivasi berprestasi. Motivasi berprestasi adalah keinginan untuk menyelesaikan sesuatu, untuk mencapai suatu standar kesuksesan, dan

  1  

  2

   

  untuk melakukan suatu usaha dengan tujuan untuk mencapai kesuksesan (Santrock, 2003). Hal tersebut sejalan dengan pendapat Woolfolk (2004) yang menyatakan bahwa motivasi berprestasi merupakan hasrat atau dorongan untuk meningkatkan suatu keunggulan dan meraih suatu kesuksesan. Individu yang memiliki motivasi berprestasi adalah individu yang berorientasi pada tugas, menyukai pekerjaan-pekerjaan yang menantang dan selalu berjuang untuk mencapai hasil yang diinginkan. pada tujuan khusus, meningkatkan usaha dan energi, meningkatkan ketekunan dalam aktivitas, mempengaruhi proses kognitif, dan seringkali mempertinggi kinerja (Ormrod, 2003). Motivasi berprestasi merupakan hal terpenting dalam proses belajar, tidak hanya sebagai penggerak tingkah laku, tetapi juga mengarahkan dan memperkuat tingkah laku dalam belajar. Oleh karena itu, motivasi berprestasi menjadi suatu prediktor kesuksesan yang baik di masa depan.

  Mahasiswa angkatan 2009 merupakan angkatan terbawah di tahun 2010, hal ini menandakan bahwa mereka masih dalam tahap penyesuaian diri, terutama terhadap proses belajar dan perkuliahan. Tuntutan tanggung jawab yang besar sebagai seorang mahasiswa dan berbagai godaan yang muncul baik dari dalam pribadi maupun dari lingkungan seringkali menyebabkan tidak semua mahasiswa konsisten termotivasi untuk berprestasi.

  Pentingnya penelitian ini dilakukan pada mahasiswa di awal perkuliahan, dalam hal ini angkatan 2009 adalah sebagai upaya deteksi dini

  3

   

  dan proses pendampingan belajar mengingat belum adanya data mengenai motivasi berprestasi pada angkatan 2009.

  Apabila ditemukan bahwa motivasi berprestasi angkatan 2009 tinggi, maka hal tersebut harus terus dipupuk untuk mempertahankan dan melanjutkannya, Namun jika ternyata motivasi berprestasi angkatan 2009 rendah, proses pendampingan hendaknya dilakukan sebagai antisipasi supaya tidak terjadi hal-hal yang dikhawatirkan seperti yang sudah dijelaskan di sejak dini diharapkan akan tumbuh pula tanggung jawab yang mengarahkan mereka pada keberhasilan, khususnya dalam kelancaran studi dan kesuksesan dalam kehidupan nyata pada umumnya.

  Kecenderungan permasalahan yang mungkin dialami oleh mahasiswa 2009 apabila tidak ada motivasi berprestasi antara lain kurangnya tanggung jawab dalam melaksanakan tugas utama sebagai mahasiswa, semakin tingginya plagiasi, kurangnya kepercayaan terhadap kemampuan untuk bekerja secara mandiri dan optimis, mudah merasa puas terhadap prestasi yang telah diraih dan nantinya akan mengarah pada penurunan nilai serta angka kelulusan pada tahun-tahun selanjutnya.

  Berdasarkan latar belakang pentingnya dilakukan penelitian mengenai motivasi berprestasi inilah maka peneliti tertarik untuk mengetahui motivasi berprestasi mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma angkatan 2009.

  4

    B.

   Rumusan Masalah Permasalahan pokok yang ingin diungkap oleh peneliti dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat motivasi berprestasi pada mahasiswa

  Psikologi Universitas Sanata Dharma tahun angkatan 2009.

  C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat motivasi angkatan 2009.

  D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat Teoretis Menambah kajian teoretis bagi Psikologi Perkembangan Remaja mengenai motivasi berprestasi pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma tahun angkatan 2009.

  2. Manfaat Praktis

  a. Bagi mahasiswa Sebagai bahan wacana, introspeksi, dan evaluasi untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya yang harus diambil oleh mahasiswa dalam meningkatkan motivasi berprestasi.

  5

   

  b. Bagi Dosen Pembimbing Akademik Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan atau

bahan refleksi terhadap proses pendampingan yang sudah ada.

  c. Bagi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Sebagai suatu informasi yang dapat dipergunakan untuk menyusun metode pengajaran yang tepat guna meningkatkan motivasi berprestasi tersebut pada tahun-tahun selanjutnya.

     

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Berprestasi

  1. Pengertian Motivasi Berprestasi Motivasi berprestasi merupakan keinginan untuk sukses dalam kompetisi, yang berkeinginan untuk mengungguli orang lain dengan (McClelland, 1997).

  Menurut Woolfolk (2004), motivasi berprestasi merupakan suatu keinginan untuk berhasil, berusaha keras, dan mengungguli orang lain berdasarkan suatu standar mutu tertentu.

  Murray mengidentifikasikan motivasi berprestasi sebagai keinginan untuk meraih kesuksesan, untuk melakukan suatu hal lebih baik dari orang lain, dan untuk menguasai tugas-tugas menantang, serta keinginan untuk mengungguli terutama dalam persaingan dengan orang lain (Huffman, 1997).

  McClelland dan Atkinson mengemukakan bahwa motivasi berprestasi adalah keinginan positif untuk menyelesaikan tugas dan

bersaing dengan sukses melebihi standar keunggulan (Huffman, 1997).

  Motivasi berprestasi adalah keinginan untuk mencapai sesuatu, untuk mencapai standar keunggulan, dan untuk mengerahkan usaha demi mencapai keunggulan (Santrock, 2005).

  6

   

  7

   

  Winkel (1996) mengemukakan motivasi berprestasi sebagai daya penggerak dalam diri mahasiswa untuk mencapai taraf yang setinggi mungkin, adapun mengenai taraf yang setinggi mungkin itu ditentukan oleh individu sendiri.

  Gage dan Berliner (2002) mengatakan bahwa motivasi berprestasi adalah usaha untuk meraih sukses dan menjadi yang terbaik dalam melakukan sesuatu. pentingnya perencanaan dan bekerja untuk mencapai tujuan seseorang (Gerrig, 2008).

  Motivasi berprestasi didefinisikan oleh Murray (dalam Elias, 1994) sebagai keinginan atau kecenderungan untuk melakukan suatu hal dengan sebaik mungkin atau lebih baik daripada orang lain.

  Ada dua pendekatan motivasi berprestasi, pendekatan afektif yang dianjurkan oleh McClelland dan pendekatan kognitif yang dikemukakan oleh Weiner (Elias, 1994). Pendekatan afektif memandang motivasi berprestasi sebagai kemampuan untuk memiliki kebanggaan dari keberhasilan kompetisi dengan beberapa standar mutu. Kebanggaan inilah yang mendorong individu untuk berjuang keras mencapai tujuan prestasi.

  Motivasi berprestasi ditinjau dari pendekatan kognitif adalah kapasitas atau kemampuan untuk berpikir dan menginterpretasi penyebab kesuksesan atau kegagalan dalam prestasi yang berkaitan dengan tugas. Dalam prestasi yang berkaitan dengan konteks, penyebab-penyebab yang

  8

   

  dirasa berperan dalam kesuksesan atau kegagalan antara lain kemampuan, usaha, tingkat kesulitan tugas, dan keberuntungan (Weiner dalam Elias, 1994).

  Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi adalah dorongan yang muncul dalam diri individu untuk mengatasi rintangan, memelihara kualitas kerja yang tinggi, dan berkompetisi dengan beberapa ukuran keunggulan tertentu melalui usaha- dalam rangka mengembangkan kualitas pribadinya setinggi mungkin demi meraih kesuksesan.

  2. Aspek-aspek Motivasi Berprestasi McClelland (1985) mengungkapkan karakteristik individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, antara lain :

  a. Memilih tugas dengan tingkat kesulitan sedang Motivasi berprestasi ditentukan oleh kesulitan intrinsik atau tantangan dari tugas tersebut. Tugas yang terlalu sulit atau terlalu mudah tidak memberikan kesempatan kepada individu untuk menyelesaikannya dengan lebih baik. Individu yang memiliki motivasi berprestasi akan menghindari tugas-tugas yang terlalu mudah atau terlalu sulit karena hampir semua orang berhasil dalam tugas- tugas mudah ataupun gagal dalam tugas-tugas yang terlalu sulit

  9

   

  sehingga mereka akan memilih tugas yang memiliki tingkat kesulitan sedang.

  Banyak penelitian menunjukkan bahwa individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memiliki kinerja yang baik ketika memilih pekerjaan yang memiliki tantangan tidak terlalu tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh suatu pemikiran bahwa ketrampilan dan ketetapan hatinya menunjukkan suatu usaha yang masuk akal untuk mencapai Individu dengan tingkat motivasi berprestasi tinggi cenderung menghindari situasi dimana kesuksesan dalam pekerjaan diperoleh dengan mudah. Mereka akan memilih pekerjaan dengan tingkat kesulitan yang sedang dan tidak takut akan kegagalan. Sedangkan individu dengan tingkat motivasi berprestasi rendah cenderung memilih tugas yang mudah untuk menghindari kegagalan atau memilih tugas yang sangat sulit dimana kegagalan tidak memiliki implikasi yang negatif karena umumnya orang akan gagal dalam pekerjaan tersebut (McClelland, 1985).

  Individu yang memiliki motivasi berprestasi lebih memilih tugas dengan tingkat kesulitan sedang bukan karena memperoleh kesenangan dalam menyelesaikannya tetapi karena mereka dapat menemukan hasil yang lebih baik dari kinerja mereka pada beberapa tugas tersebut sehingga mereka dapat menghubungkan kesuksesan

  10

   

  dengan usaha yang mereka lakukan (Weiner dalam McClelland, 1985).

  Subyek dengan motivasi berprestasi tinggi memperkirakan suatu tugas lebih mudah bagi mereka pada awalnya, sehingga mereka dapat tertarik, bekerja lebih keras pada tugas yang sulit dan bekerja tidak terlalu keras pada tugas yang mudah daripada subyek dengan motivasi berprestasi rendah (McClelland, 1985).

  b. Tekun Individu dengan motivasi berprestasi tinggi cenderung mampu bertahan lebih lama dalam mengerjakan berbagai tugas. McClelland (1985) mengemukakan bukti dari penelitian French & Thomas pada tahun 1958 yang menemukan 47% subyek dengan motivasi berprestasi tinggi persisten pada batas waktu dalam pekerjaan yang tak terpecahkan, dibandingkan dengan 2% subyek yang memiliki tingkat motivasi berprestasi rendah.

  Feather (dalam McClelland, 1985) beranggapan bahwa kegigihan bergantung pada kemungkinan akan sukses, artinya subyek dengan motivasi berprestasi tinggi biasanya bertahan lebih lama ketika mereka gagal pada tugas yang mudah dibandingkan kegagalan dalam menyelesaikan tugas yang terlalu sulit. Feather juga memprediksikan dan menemukan hasil kebalikan untuk subyek dengan motivasi berprestasi rendah yaitu mereka bertahan lebih lama

  11

    setelah gagal pada tugas yang sulit daripada tugas yang mudah.

  Kesuksesan pada tugas yang mudah dapat meningkatkan kemungkinan sukses namun mengurangi ketertarikan individu dengan motivasi berprestasi tinggi untuk melanjutkan tugas dan cenderung berhenti menyelesaikannya. Sebaliknya, keberhasilan pada beberapa tugas yang sulit dapat mengubah kemungkinan sukses menuju ketertarikan yang lebih besar pada individu dengan motivasi c. Memiliki tanggung jawab pribadi terhadap kinerjanya Subyek dengan motivasi berprestasi tinggi secara teoretis lebih memiliki tanggung jawab pribadi terhadap hasil kinerja mereka, karena hanya di bawah kondisi demikian mereka memperoleh kepuasan dalam melakukan segala sesuatu dengan baik.

  Individu dengan motivasi berprestasi yang tinggi menyukai situasi yang memungkinkan mereka mengambil tanggung jawab secara pribadi atas karyanya. Hal ini memberikan kesempatan kepada mereka untuk memperoleh kepuasan pribadi atas prestasinya ataupun atas pengerjaan sesuatu yang lebih baik, karena bagi mereka yang terpenting adalah hasil dari ketrampilan dan usaha mereka.

  McClelland (1985) mengemukakan penelitian Horowits tahun 1961 yang menemukan bahwa individu dengan motivasi berprestasi tinggi cenderung memiliki tanggung jawab secara personal dalam

  12

   

  situasi yang memiliki resiko sedang dimana secara signifikan lebih sering muncul dibandingkan beberapa orang dengan motivasi berprestasi rendah.

  d. Membutuhkan umpan balik terhadap kinerjanya Subyek dengan motivasi berprestasi tinggi lebih memilih bekerja dalam situasi yang memungkinkan mereka memperoleh akurat dan spesifik. Mereka ingin mengetahui seberapa baik pekerjaan mereka sehingga dapat diketahui dengan cepat apakah hasilnya lebih baik atau lebih buruk daripada orang lain dan dari kegiatan lampau.

  Mereka juga merespon secara positif informasi tentang pekerjaan mereka.

  Berbagai macam penelitian menegaskan pentingnya umpan balik kinerja bagi individu dengan motivasi berprestasi tinggi.

  McClelland (1985) mengambil contoh penelitian French tahun 1958, dengan mengajukan dua jenis umpan balik yang berbeda terhadap dua kelompok yang berbeda ketika menyelesaikan tugas yang sama. Kedua jenis umpan balik yakni umpan balik kinerja dan umpan balik afiliasi. Hasilnya memperlihatkan bahwa individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi bekerja lebih efisien setelah memperoleh umpan balik kinerja daripada umpan balik afiliasi. Mereka ingin mengetahui seberapa baik kemampuan mereka dalam menyelesaikan

  13

   

  masalah dibandingkan dengan seberapa baik mereka bergaul dengan anggota kelompok tersebut dan komentar mengenai karakteristik personal mereka.

  Bartman (dalam McClelland, 1985) mengemukakan bahwa subyek yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih menyukai berada di bawah situasi yang langsung mendapatkan umpan balik kinerja daripada subyek yang memiliki motivasi berprestasi rendah.

  e. Inovatif Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi cenderung melakukan suatu pekerjaan dengan cara yang berbeda, efisien, dan lebih baik daripada sebelumnya. Mereka biasanya menghindari rutinitas dan lebih mungkin mencari informasi untuk menemukan cara yang lebih baik dalam mengerjakan suatu tugas. Sheppard dan Belitsky (dalam McClelland, 1985) menemukan bahwa individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih aktif mencari informasi baru daripada individu yang memiliki motivasi berprestasi rendah.

  Fakta menunjukkan bahwa subyek dengan motivasi berprestasi tinggi selalu mencari tugas yang memiliki tantangan sedang, artinya mereka cenderung mengubah segala sesuatu yang sudah biasa mereka lakukan dengan melakukan segala sesuatu yang lebih menantang.

  Apabila individu dengan motivasi berprestasi tinggi menemukan tugas

  14

   

  dengan kesulitan yang tidak biasa, mereka tidak akan bertahan dalam menyelesaikannya, selanjutnya beralih untuk mengerjakan hal lainnya.

  Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi antara lain memilih tugas dengan tingkat kesulitan sedang, tekun, memiliki tanggung jawab pribadi dan membutuhkan umpan balik terhadap kinerjanya, serta inovatif.

  Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap motivasi berprestasi seseorang, antara lain : a. Kemampuan intelektual Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan tingkat intelektual menghasilkan tingkat motivasi berprestasi yang berbeda pula. Martaniah (1984) mengemukakan bahwa subyek dengan intelektual yang rendah memiliki perbedaan motivasi berprestasi dengan subyek yang memiliki intelektual tinggi.

  Semakin baik kemampuan intelektual seorang individu maka ia akan berpikir, menimbang, mengkombinasikan, mencari kesimpulan dan memutuskan serta dapat menyelesaikan itu dalam tempo yang lebih singkat, bisa memahami masalahnya lebih cepat dan cermat serta mampu bertindak cepat (Shalahuddin, 1991). Hal ini menyebabkan individu memiliki keinginan untuk mencapai keberhasilan dengan

  15

   

  usaha yang lebih keras, mampu mengantisipasi kegagalan dan lebih percaya diri (McClelland, 1985).

  Semakin tinggi intelektualitas individu, akan semakin mudah bagi dirinya untuk menganalisa permasalahan, memberikan penilaian dan mencari pemecahan yang tepat dan efektif. Hal tersebut menyebabkan individu mempunyai keinginan untuk meraih kesuksesan, karena percaya bahwa dirinya mempunyai potensi yang

  b. Usia Motivasi berprestasi individu mengalami perubahan sesuai dengan usia individu tersebut dan sudah dapat dilihat sejak seseorang berusia lima tahun. Heckhausen dan Roelofsen (dalam Monks, 2002) menyatakan bahwa anak-anak mulai usia 3,5 tahun sudah mampu membandingkan prestasi mereka dengan orang lain. Penafsiran mereka mengenai prestasi orang lain ini menyebabkan anak mencoba untuk melakukan tugasnya lebih cepat dan lebih baik dari orang lain.

  Motivasi berprestasi individu berada dalam kondisi yang tinggi pada usia 20 sampai 30 tahun. Menurut Smith (dalam Schultz, 1994), motivasi berprestasi akan menurun pada saat usia 35sampai 45 tahun (middle age), ketika kebanyakan individu telah berada pada puncak karir.

  Masa remaja menjadi titik yang penting terutama dalam motivasi berprestasi dan motivasi sosial (Henderson & Dweck dalam

  16

   

  Santrock, 2009). Larson (dalam Santrock, 2007) mendefinisikan masa remaja, dengan mempertimbangkan konteks sosio-historis, sebagai periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional.

  Rentang usia dari remaja dapat bervariasi terkait dengan lingkungan budaya dan historisnya. Perubahan biologis, kognitif, dan perkembangan fungsi seksual, proses berpikir abstrak, hingga kemandirian (Santrock, 2007).

  Masa remaja adalah masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Masa remaja dimulai kira-kira usia 10 sampai 13 tahun dan berakhir antara usia 18 dan 22 tahun dengan tugas pokok untuk mempersiapkan diri memasuki masa dewasa.

  Pada usia 18-21 tahun, seseorang memasuki tahap perkembangan pada masa remaja akhir, sedangkan usia 21-24 memasuki tahap perkembangan pada masa dewasa dini (Monks dkk, 2002). Pada umumnya mahasiswa berusia sekitar 18-24 tahun, dimana fase mencapai prestasi (achieving stage) adalah fase menurut Schaie (Santrock, 2003) yang melibatkan penerapan intelektualitas pada situasi yang memiliki konsekuensi besar dalam mencapai tujuan jangka panjang, seperti pencapaian karir dan pengetahuan.

  17

   

  Pada masa remaja juga terjadi peningkatan kekuatan mental yang menyebabkan peningkatan dalam mengemukakan pendapat, kemampuan berpikir dan memahami, dan dalam kemampuan mengingat sehingga remaja mempunyai perhatian terhadap lingkungan yang bersifat intelektual dan sosial (Martaniah, 1984).

  c. Jenis kelamin Suatu konsep mengenai motivasi berprestasi dikembangkan oleh banyak hasil penelitian diperoleh dari subyek berjenis kelamin laki- laki. Ia menemukan bahwa respon yang berkaitan dengan prestasi yang disampaikan oleh perempuan berbeda dengan yang diberikan oleh pria. Menurut teorinya, perempuan tidak mengungkapkan gambaran prestasi yang sama dengan pria karena adanya ketakutan akan kesuksesan (fear of success), yaitu kekhawatiran individu bahwa ia akan ditolak oleh lingkungan sosialnya jika mereka sukses. Beberapa tahun setelahnya, ketakutan akan kesuksesan yang diyakini ada pada perempuan juga ditemukan pada pria. Perempuan masih khawatir ditolak oleh lingkungannya, namun pria khawatir bahwa semua usaha mereka akan berakhir dengan tidak memuaskan (Williams dalam Santrock, 2003).

  Harapan akan kegagalan dan perasaan tidak berdaya dapat mendasari rendahnya motivasi berprestasi. Perempuan menunjukkan harga diri dan kepercayaan diri yang rendah dibandingkan pria ketika

  18

   

  berkaitan dengan kemampuannya dalam menyelesaikan tugas akademik (Maccoby & Jacklin dalam Davidoff, 1987). Namun di sisi lain, berbagai macam penelitian mengenai motivasi berprestasi menemukan bahwa motivasi berprestasi tidak dapat memprediksikan perilaku pria dan wanita. Wanita dalam budaya tradisional kita tidak dianjurkan untuk sukses, paling tidak bukan dalam area aktivitas yang sama, dan berusaha keras demi kesuksesan mungkin menimbulkan

  d. Konsep diri Menurut Fernald (1999), konsep diri merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi konsep diri seseorang. Konsep diri merupakan evaluasi diri dalam bidang spesifik dari diri sendiri (Santrock, 1998). Konsep diri meliputi gagasan tentang dirinya sendiri yang berisikan bagaimana individu memandang dirinya sendiri sebagai pribadi, bagaimana individu merasa tentang dirinya, dan bagaimana individu menginginkan dirinya menjadi manusia sebagaimana yang diharapkan. Apabila remaja memandang positif terhadap kemampuan yang dimilikinya, maka remaja akan merasa yakin bahwa dirinya mampu sehingga memungkinkan dirinya termotivasi untuk meraih prestasi. Begitupun sebaliknya, apabila remaja memandang negatif kemampuan yang dimilikinya, maka remaja akan merasa bahwa dirinya tidak mampu untuk mencapai

  19

   

  suatu prestasi dengan demikian tidak tumbuh motivasi berprestasi dalam dirinya.

  e. Dukungan sosial 1) Keluarga Penelitian awal menunjukkan bahwa latihan kemandirian yang diberikan orangtua sejak dini meningkatkan prestasi, namun penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa orangtua perlu perilaku yang berorientasi prestasi, dan memberi hadiah bagi remaja atas prestasinya, agar remaja mereka berorientasi pada prestasi (Huston-Stein & Higgens-Trenk, dalam Santrock, 2003).

  Penelitian lain yang dilakukan oleh Winterbottom menemukan bahwa remaja yang memiliki motivasi berprestasi tinggi berasal dari keluarga di mana orangtua menetapkan standar kinerja yang tinggi, memberikan penghargaan terhadap kesuksesan prestasi selama masa anak-anak, serta mendorong otonomi dan kebebasan terhadap anak-anak mereka (dalam Steinberg, 2002).

  Orangtua mahasiswa dengan motivasi berprestasi tinggi cenderung menetapkan tujuan yang sangat tinggi bagi anak-anak mereka dan mendorong mereka untuk tekun. Dibandingkan orangtua yang kurang berpendidikan, orangtua yang berpendidikan tinggi percaya bahwa keterlibatan mereka dalam

  20

   

  pendidikan anak mereka merupakan hal yang penting, aktif untuk berperan serta dalam pendidikan anak mereka, dan mempunyai bahan-bahan yang merangsang anak mereka secara intelektual di rumah (Schneider & Coleman dalam Santrock, 2009).

  Schneider & Coleman (dalam Santrock, 2009) juga mengemukakan beberapa praktek pengasuhan orangtua yang positif dalam menghasilkan motivasi berprestasi yang meningkat: memberikan tantangan dalam jumlah yang tepat dan dukungan dalam jumlah yang tepat

  b) memberikan iklim emosional positif yang memotivasi anak untuk menganut nilai dan tujuan orangtua mereka c) memberikan model perilaku prestasi termotivasi, yaitu bekerja keras dan berusaha dengan tekun pada tugas yang menantang

  2) Teman sebaya Terdapat suatu bukti juga bahwa selain orangtua, teman juga berpengaruh terhadap motivasi berprestasi remaja. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa teman memberikan pengaruh terbesar pada remaja setiap harinya melalui aktivitas di kampus, seperti mengerjakan tugas dan mengikuti perkuliahan di kelas (Kurdek dalam Steinberg, 2002).

  Teman sebaya dapat mempengaruhi motivasi berprestasi seseorang melalui perbandingan sosial, kompetensi dan motivasi

  21

   

  sosial, pembelajaran bersama teman sebaya, serta pengaruh kelompok teman sebaya (Wigfield dkk. dalam Santrock, 2009).

  Individu membandingkan diri mereka dengan teman sebaya untuk mengetahui di mana posisi mereka secara akademis dan secara sosial (Ruble dalam Santrock, 2009). Subyek yang lebih diterima oleh teman-teman sebaya mereka dan mempunyai keterampilan sosial yang baik seringkali berhasil dengan lebih (Asher & Coie dalam Santrock, 2009).

  Studi awal pada peran kelompok teman sebaya dalam motivasi berprestasi mahasiswa berfokus pada peran negatifnya dalam mengalihkan perhatian remaja dari komitmennya terhadap pembelajaran akademis (Goodlad dalam Santrock, 2009). Akhir- akhir ini, kelompok teman sebaya telah dipandang sebagai pengaruh yang positif dan negatif, bergantung pada orientasi motivasi berprestasinya.