UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI WETODE DEMONSTRASI DALAM SHALAT FARDHU SISWA RELAS III SD NEGERI II WANAR KEC. TERSONO KAB. BATANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

  

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI

WETODE DEMONSTRASI DALAM SHALAT FARDHU SISW A RELAS

  

III SD NEGERI II WANAR KEC. TERSONO KAB. BATANG

TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 / 2 0 1 0

S K R I P S I

  

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

  

SITI LANAFIDA

NIM: 11408305

  

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  KEMENTRIAN AGAMA RI

  SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  JL S ta tio n 03 telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721

  Website: ■ E-mail: PERSETUJUAN PEMB1MBING

  Lamp. : - Hal : Pengajuan Skripsi Salatiga, 14 Agustus 2010

  Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga A ssalaam u ’alaikum , Wr. Wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, rnaka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa : Nama : Siti Lanafida NIM : 11408305 Jurusan/Progdi : Tarbiyah/PAI

  Judul : UPAYA PEN IN G KA TAN PRESTA SI BELAJAR M ELA L U I M ETO D E R ESITA SI DALAM SALAT FARDMU SISW A KELAS

  III SD N EG ERI

  2 W ANAR KEC. TER SO N O KABUPATEN BATANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Untuk diujikan dalam sidang munaqasyah. Demikian untuk menjadi periksa.

  W assalaamu 'alaikum Wr. Wb.

  Pembimbing

  Nifirwanto, S.Pd, M.Hum

  NIP. 19751015 200212 1006

KEMENTRIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

  Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga

  

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi Saudari: Siti Lanafida dengan Nomor Induk Mahasiswa: 11408305

yang berjudul UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI

METODE DEMONSTRASI DALAM SHALAT FARDHU SISWA KELAS

HI SD NEGERI II WANAR KECAMATAN TERSONO KABUPATEN

BATANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 akan dimunaqosyahkan dalam

  Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Sabtu yang bertepatan dengan tanggal 31 Agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.).

  Salatiga. 12 Ramadhan 1430 H

  31 Agustus 2010 M

  

Panitia Ujian

  Ketua Sidani i pkretaris Sidang Dra. Sin Zumrotun. M. Ag > NIP. 196709115 199803 2 002 NIP: 19730526 199903 1 005

  Pembimbing DEKLARASI Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

  Nama : Siti Lanafida NIM :11408305 Jurusan : Tarbiyah Program Stiidi : Pendidikan Agama Islam

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tubs ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk bcrdasarkan kodc etik ilrriiah.

  Salatiga, 16 Agustus 2009 Yang metiyatakan,

  Siti Lanafida MOTTO

  

Belajar di waktu kecil bagaikan mengukir di atas batu

dan belajar di waktu tua bagaikan mengukir di atas

air.

  

Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka dia akan

berhasil

PERSEM BAHAN

  

❖ Untuk orang tuaku

❖ Para dosenku saudara-saudaraku,

❖ Sahabat-sahcbat seperjuanganku,

KATA PENGANTAR

  Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang beijudul “UPAYA

  

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI METODE

DEMONSTRASI DALAM SHALAT FARDHU SISWA KELAS III SD

NEGERI II WANAR KECAMATAN TERSONO KABUPATEN BATANG

TAHUN PELAJARAN 2009/2010”, untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Tarbiyah.

  Penulis memperoleh banyak bimbingan, dukungan dan arahan dari banyak pihak dalam menyusun skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan penghargaan yang tak terhingga kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag.

  2. Bapak Norwanto, S.Pd, M.Hum yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

  3. Para Dosen dan Staf Pengajar di lingkungan STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu pengetahuan sehingga skripsi ini dapat selesai.

  4. Kepala SD II Wanar Kec. Tersono Kab. Batang. yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian ini. . 5. Bapak, ibu dan saudara-saudaraku tercinta yang telah memberikan bantuan baik secara moril maupun materiil.

  Semoga amal baik dan bantuannya tersebut mendapatkan balasan yang baik dari Allah SWT. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri maupun pembaca pada umumnya. Amiin.

  Salatiga, 16 Agustus 2010 Penulis

  SitiLanafida

  

ABSTRAK

  Asfuriyah, 2010. “UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR

  MELALUI METODE DEMONSTRASI DALAM SHALAT FARDHU SISWA KELAS HI SD NEGERI II WANAR KECAMATAN TERSONO KABUPATEN BATANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Jurusan

  Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Norwanto. S.Pd. M.Hum

  Kata Kunci: resitasi Dalam rangka mewujudkan keimanan dan ketakwaan, dengan seperti itu maka kita wajib melakukan ibadah shalat Kepada Allah. Oleh sebab itu, penulis melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan judul: “ Upaya

  

Peningkatan Prestasi Belajar Melalui Metode Demonstrasi Dalam Shalat Fardhu

Siswa Kelas Hi Sd Negeri Ii Wanar Kecamatan Tersono Kabupaten Batang Tahun

Pelajaran 2009/2010 “ Jumlah siswa yang diteliti adalah 32 siswa. Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah bagaimana prestasi

  belajar melalui metode Resitasi padashalat. Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang termasuk dalam penelitian kualitatif dan dilaksanakan dalam dua siklus penelitian.

  Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa minat siswa meningkat dari Siklus I pada Kemampuan Kognitif adalah 57,3, nilai rata-rata pada Kemampuan Psikomotorik adalah 42,65. Pada Siklus II rata-rata nilai Kognitif naik menjadi 65,62. Rata-rata nilai Psikomotorik naik menjadi 49,06, berarti terjadi peningkatan sebesar 8,28 pada kemampuan kognitif dan 6,41 pada kemampuan psikomotorik siswa. Nilai rata-rata pada siklus III juga mengalami peningkatan lebih baik yaitu kemampuan k o g n itif m eningkat m enjadi 68,75 dan kemampuan psikomotorik menjadi 54,84 berarti ada peningkatan sebesar 3,13 pada kemampuan kognitif dan 5,78 pada kemampuan psikomotorik.berturut-turut. Adapun pemahaman membaca dan menulis siswa mengalami peningkatan prestasi siswa juga diketahui meningkat pada setiap siklus penelitian.

  Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa dengan menggunakan metode resitasi dapat meningkatkan prestasi belajar pada materi shalat fardhu.

  

DAFTARISI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   BAB II LANDASAN TEORI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  51 B A B IV H A S IL P E N E L IT IA N

  

  

  

   DAFTAR PUSTAKA LAMPIR AN-L AMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS

DAFTAR LAMPIRAN

  : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran 1 Lampiran 2 : Soal test siklus Lampiran 11 : Lembar Permohonan Izin Penelitian

  : Lembar Surat Keterangan Penelitian Lampiran 12 Lampiran 13 : Daftar Riwayat Hidup Lampiran 14 : Gambar foto Siklus I Lampiran 15 : Gambar foto Siklus II

  : Gambar foto Siklus III Lampiran 16

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur’an sebagai kitab sucinya umat Islam, yang mengandung

  hukum dan perintah shalat. Shalat menjadi sebuah kewajiban yang telah ditentukan waktunya dan umat muslim yang mengeijakan akan terhindar dari perbuatan keji dan mungkar. Umat Islam memegang teguh kitab suci Al- Qur’an sebagai sumber hukum tertinggi dalam kehidupannya. Di samping itu, karena shalat adalah suatu macam atau bentuk ibadah yang dituntut untuk dikeijakan, maka konsekuensinya yaitu, diberi pahala kepada yang mengerjakan dan berdosa bagi yang meninggalkannya (shalat wajib). (Mumi Djamal: 1983, 81)

  Adapun dasar kewajiban shalat dan mengenai pelaksanaannya shalat akan berpengaruh pada akhlak seorang muslim agar terjaga dari perbuatan keji dan mungkar adalah sebagai berikut:

  Firman Allah SWT, Q.S. An Nisaa’ ayat 103 dan QS. A1 ‘Ankabut ayat 45: Artinya : “Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman .” (QS. An Nisaa’ : 103) (Mumi Djamal: 1983.

  2 l j

  J

  3 Artinya : “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan)

  keji dan mungkar.” (QS. Antara lain Ankabuut : 45). (Mumi Djamal : 1983,

  401) Maka guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya serta memperbaiki kualitas mengajamya.

  Guru dalam melaksanakan pembelajaran dalam materi shalat selalu mempunyai banyak kendala, sebab dengan alokasi waktu yang ada seringkali kurang memadai untuk dapat mencapai hasil pembelajaran yang tuntas. Maka tidak jarang guru memilih metode pengajaran untuk mencapai sasaran dengan materi ajar yang disampaikan.

  Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam mengorganisasikan kelas, penggunaan metode, strategi mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Guru berperan sebagai pengelola, bertindak sebagai fasilitor yang berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif, sehingga memungkinkan proses belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan

  3

  guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa, sehingga ia mau belajar karena siswalah subyek utama dalam belajar.

  Kegiatan belajar bersama dapat memacu belajar aktif. Kegiatan belajar dan mengajar di kelas dapat menstimulasi belajar aktif. Namun kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan keijasama kelompok kecil akan memungkinkan untuk menggalakkan kegiatan belajar aktif dengan cara khusus. Apa yang didiskusikan siswa dengan teman-temannya dan apa yang diajarkan siswa kepada teman-temannya memungkinkan mereka untuk memperoleh pemahaman dan penguasaan materi pelajaran.

  Pembelajaran Agama Islam tidak lagi mengutamakan pada penyerapan melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktivitas peserta didik perlu ditingkatkan efektivitas dan efisiensinya, dan guru perlu memberikan tugas-tugas di luar jam pelajaran. (Roestiyah.N.K : 2008, 132)

  Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti ingin mencoba melakukan penelitian dengan judul “Uapaya Peningkatan Prestasi Belajar Melalui Metode Demonstrasi Dalam Shalat Fardhu Siswa kelas III SD Negeri II Wanar Kecamatan Tersono Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2009/2010”.

B. Rumusan Masalah.

  Berdasar latar belakang permasalahan di atas, dapat dirumuskaja permasalahan penelitian sebagai berikut:

  4

  1. Apakah Metode Demonstrasi Mampu Meningkatkan Perhatian Siswa pada Mata Pelajaran Fiqh Mated Shalat Fardhu di Kelas 3 SD Negeri II Wanar kecamatan Tersono?

  2. Apakah Metode Demonstrasi Mampu Meningkatkan Keaktifan Siswa pada Mata Pelajaran Fiqh Mated Shalat Fardhu di Kelas 3 SD Negeri II Wanar kecamatan Tersono?

  3. Apakah Metode Demonstrasi Mampu Meningkatkan Prestasi Siswa pada Mata Pelajaran Fiqh Mated Shalat Fardhu di Kelas 3 SD Negeri II Wanar kecamatan Tersono?

  C. Tujuan Penelitian.

  Tujuan yang diharapkan dan dicapai dari kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk Mengetahui Peningkatan Perhatian Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh Mated Shalat Fardhu di Kelas 3 SD Negeri II Wanar kecamatan Tersono?

  2. Untuk Mengetahui Keaktifan Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh Mated Shalat Fardhu di Kelas 3 SD Negeri II Wanar kecamatan Tersono?

  3. Untuk Mengetahui Peningkatan prestasi belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh Mated Shalat Fardhu di Kelas 3 SD Negeri II Wanar kecamatan Tersono?

D. Manfaat Penelitian.

  Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memperoleh beberapa manfaat atau kegunaan yaitu :

  1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah menambah khazanah pengetahuan dalam dunia pendidikan terutama dalam pembelajaran shalat fardhu melalui Metode Demonstrasi.

  2. Manfaat Praktis

  • Bagi siswa dapat meningkatkan kualitas dalam pembelajaran dan hasil belajar salat.
  • Bagi guru untuk dijadikan acuan pola pengembangan strategi dan pengelolaan pembelajaran di sekolah dasar
  • Bagi sekolah dapat memberikan pemahaman untuk meningkatkan intensitas pelaksanaan ibadah salat.

  E. Definisi Istilah/ Operasional.

  Penelitian ini berjudul ’’Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Shalat Fardhu Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa kelas III SD Negeri II Wanar Kecamatan Tersono Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2009/2010”.

  1. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah hasil belajar berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas belajar.

  2. Shalat Fardhu Shalat fardhu adalah shalat yang dilakukan oleh umat islam lima kali

  3. Metode Metode menurut bahasa adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud (dalam ilmu pengetahuan dsb).

  (Hamzah B. Uno : 2007, 649)

  4. Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan dalam sistem pembelajaran dengan cara praktek atau mendemonstrasikan atau materi dalam pelajaran. Pada pelaksanaan metode ini, murid dituntut untuk dapat menirukan geraka atau bacaan yang telah di demonstrasikan. Pada pelaksanaan metode ini, murid tidak hanya menggeijakannya di dalam ruang sekolah saja tetapi murid dapat menggerjakannya di luar sekolah.

  F. Batasan Masalah.

  Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah meliputi:

  1. Penelitian ini hanya dikenalkan pada siswa kelas III SD Negeri II Wanar Kecamatan Tersono Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2009/2010”.

  2. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober semester genap tahun pelajaran 2009/2010.

  3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan shalat.

  7

  G. Kerangka Berpikir Shalat fardhu adalah suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap orang islam, karena shalat merupakan ciri-ciri khas perbedaan antara orang islam dengan umat non islam. Dalam shalat kita harus mengetahui bagaimana gerakan-gerakan yang benar, syarat-syaratnya, bacaan-bacaannya, rukun dalam shalat, syarat sah dan hal-hal yang membatalkan puasa. Dengan sistem belajar melalui Metode Demonstrasi ini diharapkan siswa mengetahui bagaimana gerakan-gerakan dalam shalat secara benar, rukun dalam shalat, syarat sah shalat dan bacaan-bacaan dalam shalat, sehingga nanti dapat membantu siswa memahami, mengamalkan, memotivasi dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran pendidikan agama silam khususnya materi shalat fardhu.

  Berdasarkan permasalahan dan landasan teori di atas, kerangka berpikir dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: ( ^ ^ K o n d i s i ^ ^ )

  8

H. Hipotesis Tindakan.

  1. Strategi pembelajaran dengan model demonstrasi pemberian tugas dapat meningkatkan perhatian siswa dalam prestasi belajar shalat

  2. Strategi pembelajaran dengan model demonstrasi pemberian tugas dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar “shalat”.

  3. Strategi pembelajaran dengan model demonstrasi pemberian tugas dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

I. Metode Penelitian.

  1. Rancangan Penelitian Dalam penelitian tindakan kelas pendidikan agama islam tentang ibadah shalat fardhu, rancangan penelitian yang dibuat adalah sebagai berikut:

  a. Melihat kondisi riil hasil ulangan siswa melalui daftar nilai serta tingkat ketercapaian dalam standar ketuntasan belajar minimal (SKBM)

  b. Menyiapkan media dan fasilitas pendukung

  c. Menyusun rencana pembelajaran

  d. Membuat panduan observasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap pembelajaran pendidikan agama islam pada materi ibadah shalat fardhu

  e. Menargetkan ketercapaian hasil pembelajaran 75% lebih siswa dapat menguasai bahan pelajaran

  9

  2. Subyek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri II Wanar Kecamatan Tersono Kabupaten Batang Tahun Ajaran 2009/2010.

  a. Peserta adalah siswa kelas III berjumlah 32 yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.

  b. Mate Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

  c. Standar kompetensi : Membiasakan Shalat fardhu secara rutin dalam kehidupan sehari-hari d. Kompetensi dasar :

  Mencontohkan gerakan shalat 1)

  Mempraktikan shalat secara rutin 2)

  e. Materi Pokok : Ibadah Shalat Fardhu ;

  f. Hasil Belajar Melakukan gerakan shalat

  1) Melakukan shalat magrib

  2) 3. langkah dan siklus penelitian

  a. Siklus I Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti memerlukan beberapa siklus hingga dapat tercapai sesuai dengan yang diinginkan, untuk itu peneliti memerlukan perencanaan di setiap tahapan penelitian yaitu:

  iO

  1) Perencanaan Dalam pelaksanaan ini guru menjelaskan materi tentang ibadah shalat fardhu, guru mengajak untuk bersama-sama melafalkan bacaan shalat fardhu serta mempraktekan gerakan shalat fardhu, guru memberikan soal materi ibadah shalat fardhu dan guru memberikan nilai. Bagi siswa dalam perencanaan ini adalah siswa mendengarkan materi ibadah shalat fardhu dari guru, siswa melafalkan bacaan shalat fardhu serta mempraktekan gerakan shalat fardhu dan siswa menjawab soal yang diberikan guru

  2) Pelaksanaan Guru menjelaskan materi ibadah shalat fardhu kemudian menyuruh siswa bersama-sama untuk melafalkan bacaan serta mempraktekan gerakan shalat fardhu dan guru memberi soal

  3) Pengamatan Guru mencatat tanda-tanda tercapainya pembelajaran yaitu meningkatkan prestasi belajar dalam pembelajaran pendidikan agama islam pada materi shalat fardhu dan menjawab soal dari guru.

  4) Refleksi Hasil belajar pada siklus ini belum menunjukkan perubahan dalam perhatian terhadap penjelasan guru, gerakan dan bacaan shalat belum menguasai sehingga prestasi belajar siswa masih li rendah karena siswa masih kesusahan dalam menerima penjelasan yang diberikan oleh guru.

  Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan kelas pada siklus

  II dalam materi ibadah shalat fardhu dengan mengunakan metode Demonstrasi

  b. Siklus II Dalam penelitian siklus I belum tercapai sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dilakukan tindakan kelas pada siklus II dengan materi yang sama namun dalam proses pembelajaran mengunakan Metode Demonstrasi.

  1) Perencanaan Dalam perencanaan ini guru mengajak siswa untuk merefleksi kembali penjelasan yang telah lalu, guru mengunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran, guru memberikan tugas kepada murid setelah selesai menjelaskan materi yang telah disampaikan, murid diberi tugas oleh guru untuk menghafalkan bacaan dan gerakan shalat.

  2) Pelaksanaan Guru melakukan refleksi terhadap pelajaran yang telah lalu, dengan diikuti keaktifan siswa, guru memberikan tugas kepada siswa untuk menghafalkan gerakan shalat di mushala sekolah, setelah tugas selesai dikeijakan siswa diberi waktu untuk menunjukkan atau gerakan shalat yang benar, kemudian murid yang lain ditugaskan untuk menilai penampilan tugas menghafalkan gerakan shalat.

  3) Pengamatan Guru mencatat tanda-tanda akan tercapainya pembelajaran yaitu peningkatan perhatian dan keseriusan siswa selama proses pembelajaran dengan mengunakan Metode Demonstrasi dan peningkatan prestasi belajar pendidikan agama islam pada materi ibadah shalat fardhu dan tugas yang diberikan. 4) Refleksi

  Hasil belajar pada siklus II telah menunjukkan perubahan lebih baik dari pada siklus I. perubahan tersebut diketahui dari peningkatan perhatian siswa terhadap pelajaran, peningkatan penguasaan gerakan dan bacaan shalat fardhu dan peningkatan prestasi belajar. Namun dalam siklus II ini hasil dalam pembelajaran kurang maksimal karena masih terdapat beberapa siswa yang belum aktif dan berkonsentrasi penuh terhadap pelajaran.

  Siklus III Karena penelitian yang dilakukan siklus I dan II belum mencapai hasil yang diharapkan, maka perlu ditindaklanjuti pada siklus III yaitu sebagai penyempumaan pada siklus sebelumnya.

  13

  1) Perencanaan Dalam perencanaan ini guru mengajak siswa untuk merefleksi kembali penjelasan yang telah lalu mengkoordinasikan kesiapan siswa dalam pembelajaran, guru menggunakan Metode Demostrasi dalam pembelajaran, guru memberikan tugas kepada siswa, guru menyuruh para siswa untuk pergi ke mushala sekolahan, guru menugaskan siswa untuk menunjukkan gerakan dan bacaan shalat yang telah dihafalkan, murid menunjukkan gerakan shalat dan bacaannya satu persatu. Bagi siswa dalam perencanaan ini adalah berperan aktif dalam proses pembelajaran, mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru untuk menghafal gerakan dan bacaan shalat di mushala.

  2) Pelaksanaan Guru mempraktekan bacaan shalat fardhu dan gerakannya kemudian siswa diberi tugas untuk memperhatikan serta menghafalkannya gerakan dan bacaan shalat fardhu untuk dipraktekkan kepada guru yang bersangkutan, guru memberi tugas kepada murid mempraktekan shalat fardhu di mushola. 3) Pengamatan

  Guru mencatat tanda-tanda akan tercapainya pembelajaran yaitu peningkatan perhatian dan keseriusan siswa selama proses pembelajaran dengan mengunakan Metode demonstrasi dan

  14

  peningkatan prestasi belajar pendidikan agama islam pada materi ibadah shalat fardhu dan tugas yang diberikan 4) Refleksi

  Hasil belajar pada siklus III telah menunjukkan kepada hasil yang diinginkan, karena pada siklus ini kemampuan siswa telah mencapai hasil angka 70% dibandingkan dengan sebelumnya yaitu 50%. Perubahan tersebut diketahui dari peningkatan prestasi siswa terhadap pembelajaran pendidikan agama islam pada materi shalat fardhu.

  4. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

  a. Silabus Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar.

  b. Rencana Pelajaran (RP) Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran.

  Masing-masing RP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.

  c. Lembar Kegiatan Siswa Lembar kegiatan ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data hasil eksperimen.

  d. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar

  1) Lembar observasi pengolahan metode pemberian tugas dan demonstrasi, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. 2) Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.

  e. Tes Formatif Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif) dan isian.

  2. Metode Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui dokumentasi aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif.

  3. Teknik Analisis Data

  a. Data kualitatif, berupa data hasil belajar siswa yang dapat dianalisis secara deskriptif sehingga diperoleh prosentase keberhasilan belajar dan peningkatan prestasi belajar

  b. Data Kuantitatif, berupa data informasi berbentuk kalimat yang memberikan gambaran experimen siswa tentang tingkat pemahaman siswa terhadap pelajaran pendidikan islam tentang ibadah sholat fardhu.

  J. Sistematika Penulisan.

  Dalam penulisan penelitian tindakan kelas ini penulis menyusun sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan: Berisi Latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan penelitian, Kegunaan penelitian, Batasan masalah, Hipotesis tindakan, Defmisi istilah, Metode penelitian yang terdiri dari (Tempat, waktu dan subyek penelitian, Rancangan penelitian, Instrumen penelitian, Metode pengumpulan data dan Tekhnik analisa data) dan Sistematika penulisan.

  Bab II Landadasan Teori: Berisi tentang Defmisi pembelajaran, Motivasi belajar, Pengajaran metode pemberian tugas belajar dan demonstrasi, Kelemahan metode demonstrasi, dan Langkah-langkah yang hams dirumuskan terlebih dahulu dalam pelaksanaan demonstrasi..

  Bab III Pelaksanaan Penelitian: berisi rPelaksanaan Penelitian terdiri dari Gambaran sekolah dan Subyek penelitian, Deskripsi Prasiklus, Pelaksanaan siklus I dan Pelaksanaan siklus II dan siklus III

  Bab IV Analis Data: Analis Data yang terdiri dari Deskripsi pra siklus, dan Pembahasan siklus I dan siklus II. Dan siklus III Bab V Penutup: Penutup terdiri dari Kesimpulan dan Saran

  

BAB n

LANDASAN TEORI

  A. Belajar

1. Pengertian Belajar

  Menurut W. J. S. Poerwadarminta (2006:121), belajar adalah berusaha (berlatih) supaya mendapat suatu kepandaian. Sedangkan menurut Slameto pengertian belajar secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan (Slameto, 1991:2).

  Tabrani Rusyan menjelaskan pengertian belajar adalah:

  a. Belajar adalah memodifikasi atau memperteguh kelakuan m elalui pengalaman. Dalam rumusan tersebut terkandung bahwa belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, melainkan lebih luas dari itu, yakni mengalami hasil belajar bukan hanya penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan.

  b. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. D ibandingkan dengan pengertian pertama, tujuan belajar itu pada prinsipnya sama yakni perubahan tingkah laku, hanya berbeda cara atau usaha

  18

  pencapaiannya. Pengertian ini menitik beratkan antara individu dengan lingkungan.

  c. Belajar dalam arti luas ialah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan penggunaan dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai-nilai pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman tertentu.

  d. Belajar itu selalu menunjukkan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu (Tabrani Rusyan, 1989:7-9).

  Muhibbin Syah menyatakan bahwa, belajar adalah tahapan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif (Muhibbin Syah, 1995:91). Munjahid menambahkan pengertian belajar antara lain:

  a. C row dan C row d alam b u k u n y a E d u c a tio n a l P sy c h o lo g y mengemukakan bahwa belajar sebagai Learning is Acquisition o f

  habits, knowledge, and attitude yang berarti memperoleh kebiasaan, pengetahuan, dan sikap.

  b. Hilgard dan Bower dalam Theories o f Learning, sebagaimana dikutip oleh Purwanto mengemukakan bahwa belajar itu berhubungan tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu. Perubahan tingkah laku tersebut tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan sesaat seseorang (Munjahid, 2007: 3-4).

  Dari beberapa pendapat tentang pengertian beiajar di atas sebenamya adalah sama yaitu, siswa dikatakan beiajar apabila telah ada perubahan tingkah laku dalam diri individu tersebut yang disebabkan adanya pengalaman dan latihan. Munjahid kembali menambahkan bahwa, setiap perbuatan beiajar itu selalu terdapat dua aspek yaitu aspek jasmaniah (struktur) dan aspek rohaniah (fungsi). Otak adalah strukturnya dan berpikir adalah fungsinya. Keduanya saling pengaruh mempengaruhi. Misalnya kalau otak luka, maka fungsi berpikimya akan terganggu. Begitu pula sebaliknya jika fungsi berpikir itu tidak normal, maka struktur otak itu akan berubah bentuknya.

  Sedangkan mengenai perubahan tingkah laku yang terjadi setelah adanya proses beiajar yang diungkapkan kembali oleh Munjahid menyatakan bahwa, perubahan tingkah laku sebagai akibat dari beiajar maksudnya adalah: pertama, perubahan beiajar pada dasamya adalah proses yang sadar. Artinya yang bersangkutan telah melakukan sesuatu secara sadar pada dirinya dirasakan adanya perubahan tertentu.

  Kedua, perubahan-perubahan yang terjadi sebagai akibat dari perbuatan beiajar pada hakekatnya merupakan aspek-aspek kepribadian, berfungsi pada dirinya. Artinya pengalaman-pengalaman yang baru diperoleh bukannya static, tetapi dinamis dan sekaligus mengandung nilai-nilai positif dan aktif bukannya negatif dan lemah (Munjahid, 2007:5).

  2. Prestasi Belajar

  W. J. S. Poerdarminta menyatakan prestasi adalah hasil yang telah dicapai. Sedangkan belajar adalah berusaha (berlatih) supaya mendapat suatu kepandaian (W. J. S. Poerdarminta, 2006: 910).

  Zainal Arifin menambahkan bahwa prestasi adalah kemampuan, ketrampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal (Zainal Arifin, 1988: 3). Sehingga yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil belajar yang didapatkan melalui tes tertentu untuk mendapatkan hasil atau kepuasan dari usaha belajar baik berupa pengetahuan maupun ketrampilan.

  3. Fungsi Prestasi Belajar

  Ada beberapa fungsi dari prestasi belajar seperti yang dinyatakan oleh Zaianal Arifin adalah: a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.

  b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum pada manusia termasuk kebutuhan anak

  2i c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. dan berperan sebagai umpan balik (feed back) dalam meningkatkan mutu pendidikan.

  d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstem dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi-rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik di masyarakat. Asumsinya adalah bahwa k u rik u lu m yang d ig u n ak an relev an p u la dengan keb u tu h an pembangunan masyarakat.

  e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik. Dalam proses belajar mengajar anak didik merupakan masalah yang utama dan pertama karena anak didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum (Zainal Arifin, 1988: 3-4).

4. Jenis-Jenis Belajar

  Dalam Psikologi Pendidikan untuk PNS Proyek Pembibitan Calon Tenaga Kependidikan dinyatakan bahwa, dalam dunia pendidikan di

  22

  jen is belajar yang dikemukakan oleh Bloom yang dikenal dengan Taksonomi Bloom. Menurut Bloom hasil belajar yang hams dicapai oleh siswa dapat dibagi kepada tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan Gugne mengembangkan jenis belajar menjadi lima kategori, yaitu: a. Belajar informal verbal, yaitu belajar untuk memperoleh pengetahuan dan menggunakan bahasa lisan atau tertulis yang meliputi cap nama suatu obyek, atau menyangkut data atau fakta.

  Dengan informasi verbal inilah manusia dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain dan dapat mengatur kehidupannya sehari-hari.

  b. Belajar kemahiran intelektual, yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dalam bentuk suatu representasi, khususnya konsep dan b erb ag ai m acam lam bang atau sim bol. M ulai dari p ersep si, pembentukan konsep, menyusun kaidah, dan menentukan prinsip.

  c. Belajar pengaturan kegiatan intelektual, yaitu belajar bagaimana cara menangani aktivitas belajar dan berpikir sendiri, misalnya dalam proses pemecahan masalah yang menuntut pendekatan- pendekatan yang tepat dengan mengatur atas pikiran diri sendiri.

  d. Belajar ketrampilan motorik, yang melibatkan kemampuan otot, urat, dan persendian secara langsung. Ciri utamanya adalah kemampuan automatisme. Contohnya terampil dalam membaca dan menulis, terampil dalam melakukan gerakan-gerakan tertentu dan sebagainya.

  e. Belajar sikap, misalnya disiplin dan bekerja dengan ju ju r dengan menanamkan penghayatan dan perasaan melalui pemberitahuan, penanaman keyakinan, dan pembiasaan (Psikologi Pendidikan untuk Pl\15 Proyek Pembibitan Caton Tenaga Kependidikan, 2004: 53-55).

B. Ibadah Shalat Fardhu

1. Pengertian Shalat Fardhu

  pengertian shalat secara etimologis, shalat berarti do'a, sebagaimana difirmankan Allah Subhanahu wa Ta 'ala:

  "Berdo'alah untuk mereka, karena sesungguhnya do'a kalian itu menjadikan ketentraman b a g ijiw a mereka." (At-Taubah: 103) (Al-Quran dan Terjemahnya, 2004:203).

  Adapun menurut istilah, sholat adalah ibadah yang dimulai dengan takbirotul ikhrom dan diakhiri dengan salam dengan tata cara dan gerakan yang telah ditentukan. Shalat merupakan kewajiban yang ditetapkan m elalui A I-Q ur'an, A l-H adits dan

  Ijm a'(Syaikh Kamil Muhammad Uwaidah, 2004:112-113) Ketetapan dalam Al-Qur'an disebutkan melalui firman-Nya

  (QS Al-Bayyinah: 5)

  "Dan mereka tidak diperintahkan kecuali agar menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat.

  Yang demikian itulah agamam yang lurus." (Al-Quran dan Terjemahnya, 204:598).

  Wsholat fardhu adalah shalat lima waktu, yaitu Dhuhur, Asar, Maghrib, Isya' dan Subuh (Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, 2004:300).

  Sehingga dapat dikatakan bahwa ibadah shalat fardhu adalah kewajiban setiap umat Islam untuk berdo'a memohon kepada Allah, yang dilaksanakan lima kali dalam sehari semalam dengan waktu yang telah ditentukan sebagai wujud bukti dari ketaatan dan kepasrahan diri pada-

  Nya.

2. Syarat-syarat shalat

  a. Syarat-syarat wajibnya shalat: 1) Muslim. Jadi, shalat tidak diwajibkan kepada orang kafir, karena didahulukannya dua kalimat syahadat adalah syarat dalam perintah shalat. 2) Berakal. Jadi shalat tidak diwajibkan kepada orang gila, karena

  Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya, Baligh. Jadi shalat tidak diwajibkan kepada anak kecil hingga ia baligh, Hanya saja anak kecil tetap harus diperintahkan shalat agar ia menyukainya

  3) Waktunya telah tiba. Jadi shalat tidak diw ajibkan sebelum

  4) Bersih dari darah haid, darah nifas. Jadi shalat tidak diwajibkan kepada wanita yang sedang menjalani masa haid dan wanita yang menjalani masa nifas, hingga kedua bersih dari darah tersebut,

  b. Syarat-syarat sahnya shalat

1) Bersih dari hadats kecil, maksudnya dengan wudhu, dan bersih dari

  hadats besar maksudnya dengan mandi jinabat, serta bersih dari kotoran maksudnya najis baik itu di pakaian atau di badan, atau di tempat shalatnya

  2) Menutup aurat, tidak sah shalatnya orang yang terbuka auratnya, sebab hiasan dalam pakaian ialah pakaian yang menutupi aurat.

  Aurat laki-laki adalah antara tali pusamya sampai kedua lututnya. Sedang aurat wanita ialah seluruh tubuh selain rajah dan kedua telapak tangannya

  3) Menghadap kiblat, sebab shalat tidak sah tanpa menghadap kiblat.Hanya saja orang yang tidak bisa menghadap kiblat karena takut, atau karena sakit, atau karena sebab lain, maka syarat menghadap kiblat gugur dari padanya. Musafir diperbolehkan pindah arah di atas kendaraannya sesuai dengan ke mana kendaraannya mengarah. ke arah kiblat, atau tidak.

  C. Metode Demonstrasi (praktek).

  Metode demonstrasi ialah metode, yang merupakan suatu cara dalam proses belajar mengajar bilamana guru memberi tugas tertentu dan

  20

  murid mengerjekannya dengan cara mendemostrasikan atau mempraktekan secara langsung kepada guru.

  Dalam hal-hal yang bersifat praktis, Metode demonstrasi sering dipergunakan khususnya pada mata pelajaran yang membutuhkan peragaan atau raktek. Pusat kegiatan pada Metode demonstrasi ini pada dasamya berada di tangan murid-murid. Sebab inti yang terpenting secara instrinsik yang terkandung pada metode demonstrasi adalah bagaimana melatih murid agar dapat meniru, mempraktekan dan melaksanakannya secara mandiri.

  1. Prinsip-prinsip Penggunaan Metode Demonstrasi Prinsip-prinsip metode demonstrasi dapat dilakukan dalam beberapa hal yaitu : a) Murid diberikan materi dengan cara guru mempraktekan gerakan dalam materi yang diajarkan.

  b) Murid memperhatikan gerakan yang didemonstrasikan oleh guru.

  c) Murid diberi tugas untuk melaksanakan eksperimen.

  d) Murid diberi tugas untuk melaksanakan proyek, dengan tujuan agar murid-murid membiasakan diri bertanggung jawab terhadap penyelesaian suatu masalah, yang telah disediakan dan bagaimana mengolah selanjutnya.

  Dalam konteks yang sama, menurut Zuhairini, metode demonstrasi tepat digunakan pada waktu : 1) Apabila guru mengharapkan agar semua pengetahuan yang telah diterima

  2/

  2) Untuk mengaktifkan anak-anak mempelajari sendiri suatu masalah dengan membaca sendiri, mengerjakan soal-soal sendiri dan mencoba sendiri mempraktekkan pengetahuannya. 3) Metode ini merangsang siswa untuk lebih aktif dan raj in.

  Namun demikian, metode demonstrasi memiliki kelebihan dan kekurangannya. Segi positif atau kelebihannya yaitu : 1) Metode demonstrasi baik dilakukan untuk materi pelajaran yang bersifat praktek

  2) Melatih aspek psikomotorik bagi siswa. 3) Mengembangkan talenta anak untuk menirukan gerakan. 4) Meningkatkan minat belajar siswa

  Memberikan tugas murid yang bersifat praktis, umpamanya membuat laporan tentang kegiatan peribadatan di daerah masing-masing, kegiatan amaliah sosial dan sebagainya. Sedangkan sisi negatif atau kelemahannya yaitu :

  1) Hanya dapat mengembangkan aspek kognitif saja. 2) Sulit untuk memberikan tugas karena perbedaan individual anak dalam kemampuan dan minat belajar.

  3) Seringkali murid tidak memperhatikan jika demonstrasi yang dilakukan terlalu banyak

  2. Indikator Penggunaan Metode Demonstrasi Metode demonstrasi sebagai salah satu metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar pada dasamya memiliki indikasi dalam

  26

  penggunaannya. Oleh karena itu dalam memberikan tugas ini guru sebagai pendidik harus mengetahui beberapa indikator tersebut yang sekaligus juga harus pula diketahui oleh murid yang akan diberi tugas. Indikasi tersebut yaitu:

  1) Tugas yang diberikan harus berkaitan dengan pelajaran yang telah mereka pelajari, sehingga murid di samping sanggup mengerjakannya juga sanggup menghubungkannya dengan pelajaran tertentu. 2) Guru harus dapat mengukur dan memperkirakan bahwa tugas yang diberikan kepada murid akan dapat dilaksanakannya karena sesuai dengan kesanggupan dan kecerdasan yang dimilikinya. 3) Guru harus menanamkan kepada murid bahwa tugas yang diberikan kepada mereka akan dikerjakan atas dasar kesadaran sendiri yang timbul dari hati sanubarinya.

  Demikian pentingnya metode demonstrasi ini bagi perkembangan ilmiah murid khususnya dalam mata pelajaran agama Islam, sebab pendidikan agama menghendaki pengamalan dan lanjutan praktek di luar, selain pelajaran yang bersifat teoretis dari buku-buku di dalam kelas.

  3. Keuntungan Metode demonstrasi

  a. Peserta didik belajar membiasakan untuk mengambil inisiatif sendiri dalam segala tugas yang diberikan.

  b. Meringankan tugas guru.

  c. Dapat mempertebal rasa tanggung Jawab. Karena hasil-hasil yang d. Memupuk anak agar mereka dapat berdiri sendiri tanpa mengharapkan bantuan orang lain.

  e. Mendorong peserta didik supaya suka berlomba-lomba untuk raencapai sukses.

  f. Hasil pelajaran akan tahan lama karena pelajaran sesuai dengan minat peserta didik.

  g. Dapat memperdalam pengertian dan menambah keaktifan dan kecakapan peserta didik.

  h. Waktu yang dipergunakan tak terbatas sampai pada jam-jam sekolah.

  4. Langkah-langkah yang harus dirumuskan terlebih dahulu dalam pelaksanaan M etode Demonstrasi.

  a. Pendahuluan 1) Menyiapkan materi yang dapat dilaksanakan dalam metode demonstrasi.

  2) Terangkan dengan jelas materi yang akan didemonstrasikan murid. 3) Selidiki apakah metode demonstrasi satu-satunya yang terbaik untuk bahan yang akan diajarkan.

  b. Pelaksanaan Tugas.

  1) Setiap tugas yang diberikan harus di kontrol. 2) Siswa yang mengalami kegagalan harus dibimbing. 3) Hargailah setiap tugas yang di keijakan murid. 4) Berikan dorongan bagi siswa kurang bergairah.

  

BAB m

Dokumen yang terkait

UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN MATERI PELAJARAN BACA TULIS AL-QUR'AN (BTQ) MELALUI METODE DRILL PADA SISWA KELAS III SD NEGERI PANCA ARGA I MERTOYUDAN KAB. MAGELANG - Test Repository

0 2 93

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN AL-QUR'AN HADIS MELALUI PENERAPAN METODE DRILL PADA SISWA RELAS V MI AL HUDA PASURUHAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 0 83

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SHALAT FARDHU MELALUI JAMAAH SHALAT DZUHUR PADA SISWA KELAS VI SD KALIBEJITUNTANG SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 0 87

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI SALAT KELAS III MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SD NEGERI 3 PINGIT PRINGSURAT TEMANGGUNG - Test Repository

0 2 126

PENGARUH METODE DRILL TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KETANGGI 01 KEC. SURUH TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 2 103

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AL QUR'AN HADITS MELALUI MEDIA VISUAL PADA SISWA IV MI MA'ARI F BIGARAN KEC. BOROBUDUR KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 0 57

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH MATERI SHALAT FARDLU MELALUI METODE CRITICAL VIDEO PADA SISWA KELAS II MI GATAK SUGIHAN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

0 9 108

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AL-QUR'AN HADIS MATERI TAJWID MELALUI METODE CERAMAH, TANYA JAWAB DAN LEARNING TOURNAMENT SISWA KELAS IV MI MA'ARIF JANTUR BANYUSARI KEC. GRABAG KAB. MAGELANG TAHUN 2010 - Test Repository

0 1 98

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI SHALAT MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SD NEGERI I MERGOWATI KEC. KEDU KAB. TEMANGGUNG TAHUN 2010 - Test Repository

0 2 126

UPAYA PENINGKATAN HAFALAN SURAT-SURAT PENDEK MELALUI METODE PRACTICE-REHEARSAL PAIRS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KEMIRIOMBO KEC. GEMAWANG KAB. TEMANGGUNG TAHUN 2010 - Test Repository

0 0 76