Pengaruh locus of control, kultur keluarga, dan kultur sekolah pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar : survei pada siswa-siswi kelas 3 SMP Negeri dan swasta di Kota Madya Yogyakarta - USD Repository
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH LOCUS OF CONTROL, KULTUR KELUARGA,
DAN KULTUR SEKOLAH PADA HUBUNGAN ANTARA
KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR
Survei pada siswa-siswi kelas 3 SMP Negeri dan Swasta di Kota Madya,
Yogyakarta
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.Yogyakarta, Desember 2008 Penulis Ima Rachmaningsih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Ima RachmaningsihNomor Mahasiswa : 021334123
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :PENGARUH LOCUS OF CONTROL, KULTUR KELUARGA, DAN KULTUR
SEKOLAH PADA HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONALDENGAN PRESTASI BELAJAR
Survei pada siswa -siswi kelas 3 SMP Negeri dan Swasta di Kota Madya,
Yogyakartabeserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-
ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempub likasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PENGARUH LOCUS OF CONTROL, KULTUR KELUARGA, KULTUR
SEKOLAH PADA HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL
DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA
Survei Pada Siswa-Siswi kelas 3 (IX) SMP Negeri dan Swasta di Kota Madya
Yogyakarta
Ima Rachmaningsih
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) ada pengaruhlocus of control pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi
belajar siswa; (2) ada pengaruh kultur keluarga pada hubungan antar kecerdasan
emosional dengan prestasi belajar siswa; (3) ada pengaruh kultur sekolah pada
hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa.Penelitian ini dilaksanakan di SMP negeri dan swasta yang ada di Kota
Madya Yogyakarta. Populasi penelitian ini sebanyak 8177 siswa. Sampel
penelitian ini 400 siswa. Teknik pengambilan sample adalah proportional
dan purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan samplingmetode kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan regresi
yang telah dikembangkan oleh Chow.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh negatif dan
signifikan locus of control pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan
prestasi belajar siswa ( < ); (2) ada pengaruh negatif dan
ρ = , 003 α = ,
05
signifikan kultur keluarga pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan
prestasi belajar siswa ( < ); (3) ada pengaruh negatif dan
ρ = , 005 α = ,
05
signifikan kultur sekolah pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan
prestasi belajar siswa ( < ).ρ = , 000 α = ,
05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF LOCUS OF CONTROL, FAMILY CULTURE AND
SCHOOL CULTURE TOWARDS THE RELATIONSHIP BETWEEN
EMOTIONAL INTELLIGENCE AND STUDENTS’ LEARNING
ACHIEVEMENT
rd
A Survey at 3 Grade Students State and Private of Junior High Schools in
Yogyakarta
Ima Rachmaningsih
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2008
This research aims to identify whether: (1) there is influence of locus ofcontrol towards the relationship between emotional intelligence and students’
learning achievement; (2) there is influence of family culture towards the
relationship between emotional intelligence and students’ learning achievement;
(3) there is influence of school culture towards the relationship between emotional
intelligence and students’ learning achievement.This research was carried out at private and state Junior High Schools in
Yogyakarta. The research population were 8177 students. The samples of the
research were 400 students. The techniques of taking the sample were
proportional sampling and purposive sampling. The data collecting methods were
questionnaire and documentation. The data analysis technique was regression
model developed by Chow.The result of the data shows: (1) there is a negative and significant
influence of locus of control towards the relationship between emotional
intelligence and students’ learning achievement ( < ); (2) there
ρ = , 003 α = ,
05
is a negative and significant influence of family culture towards the relationship
between emotional intelligence and students’ learning achievement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Puji syukur dan terima kasih penulis haturkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas berkat, rahmat dan hadayah-Nya selama dalam proses pengerjaan
skripsi sehingga penulis dapat menyelesaikannya. Skripsi yang berjudul
“Pengaruh Locus of control, Kultur Sekolah, dan Kultur Keluarga terhadap
Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar“ ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.Keberhasilan penyusunan skripsi ini juga tidak lepas dari bantuan,
dukungan, bimbingan dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak. Bersamaan
dengan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Yohanes Harsoyo, S. Pd., M. Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Bapak Drs. Bambang Purnomo, SE., M. Si, yang telah menguji dan memberi
masukan, sumbangan pemikiran dan saran dalam penulisan skripsi.
7. Para dosen Program Studi Akuntansi, Universitas Sanata Dharma yang telah
memberi bekal ilmu selama penulis belajar dan kuliah di kelas. Mohom maaf jika penulis banyak kesalahan selama penulis mengikuti kegiatan perkuliahan.
8. Para karyawan sekretariat Pendidikan akuntansi, Universitas Sanata Dharma
yang telah banyak membantu dalam menyampaikan dan memberikan informasi kepada penulis.
9. Kepala Sekolah SMP Negeri 6 Yogyakarta, SMP Muhammadiyah 5, SMP
Bopkri 3, SMP Pangudiluhur 2, SMP Perintis dan segenap guru dan karyawan yang telah memberi kesempatan penulis melakukan penelitian serta membantupenulis dalam melengkapi segala kebutuhan yang diperlukan dari sekolah.
10. Bapak, Ibu (terma kasih semangat dan doanya selalu) dan adik-adikku atas
segala dukungan baik secara moril maupun materiil selama proses pengerjaan dan penyelesaian skripsi
11. Om, tante, widi dan shinta yang telah banyak membantu dengan menyediakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14. Teman-temanku sigit, tante, esti, risa, spt, dhita, dewi makasih banget ya doa
dan dukungannya.
15. Semua teman-teman PAK’02, khususnya PAK C makasih semua…..semoga
kalian sukses.
16. Teman-teman baruku astri, agnes, cheche yang memberi semangat dan
kerjasama dalam berjuang…. Cayo kita bisa.17. Semua phak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa penulis skripsi
ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu untuk menyempurnakan skripsi ini
dimohon untuk memberikan masukan, saran dan kritikan yang membangun.
Sekiranya apa yang telah penulis buat ini berguna dan bermanfaat bagi pembaca
dan semua pihak yang berhubungan dengan pendidikan.DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ………………………...... ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………... iv
ABSTRAK…………………………………………………………………….. v
ABSTRACT…………………………………………………………………... vi
KATA PENGANTAR………………………………………………………... vii
DAFTAR ISI………………………………………………………………….. x
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………. xiii
21 D. Kecerdasan Emosional…………………………………………..
42 B. Tempat dan waktu penelitian……………………………………
41 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian…………………………………………………..
35 H. Rumusan Hipotesis………………………………………………
34 G. Kerangka Berpikir……………………………………………….
28 F. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan…………………………...
25 E. Prestasi Belajar…………………………………………………..
18 C. Kultur Sekolah…………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………………………………………...
9 B. Kultur Keluarga………………………………………………….
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Locus of control………………………………………………….
7 E. Manfaat Penelitian………………………………………………
7 D. Tujuan Penelitian……………………………………………….
6 C. Rumusan Masalah………………………………………………
1 B. Batasan Masalah………………………………………………...
42 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Pengujian Hipotesis Penelitian………………………………
61 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data…………………………………………………...
64 1. Deskripsi Responden Penelitian……………………………...
64 2. Deskripsi Variabel Penelitian………………………………...
66 a. Locus of control…………………………………………..
66 b. Kultur Keluarga…………………………………………..
67
c. Kultur Sekolah……………………………………………
73 d. Kecerdasan Emosional…………………………………...
78 e. Prestasi Belajar…………………………………………...
79 B. Analisa Data……………………………………………………..
81
1. Pengujian Prasyarat Analisa Data……………………………
81 2. Pengujian Hipotesis…………………………………………..
83 C. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………….
98
1. Pengaruh Locus of control pada hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Siswa……... 98
2. Pengaruh Kultur Keluarga pada hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Siswa……... 101
3. Pengaruh Kultur Sekolah pada hubungan antara Kecerdasan 103 Emosional dengan Prestasi Belajar Siswa…………………..
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan……………………………………………………... 105 B. Keterbatasan Penelitian………………………………………… 107 C. Saran…………………………………………………………….. 107
Daftar Pustaka................................................................................................... 110
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Operasional Variabel Locus of Control…………………………….
67 Tabel 4.7 Kultur Keluarga pada Dimensi Collectivism vs Individualism ……
81 Tabel 4.19 Hasil Pengujian Lineritas ………………………………………….
79 Tabel 4.18 Hasil Pengujian Normalitas ………………………………………..
78 Tabel 4.17 Prestasi Belajar …………………………………………………….
78 Tabel 4.16 Kecerdasan Emosional …………………………………………….
76 Tabel 4.15 Deskripsi Kultur Sekolah ………………………………………….
75 Tabel 4.14 Kultur Sekolah Siswa pada Dimensi Uncertainty Avoidance ……..
74 Tabel 4.13 Kultur Sekolah Siswa pada Dimensi Femininity vs Masculinity ….
73 Tabel 4.12 Kultur Sekolah Siswa pada Dimensi Collectivism vs Individualism
72 Tabel 4.11 Kultur Sekolah Siswa pada Dimensi Power Distance …………….
71 Tabel 4.10 Deskripsi Kultur Keluarga ………………………………………...
70 Tabel 4.9 Kultur Keluarga pada Dimensi Uncertainty Avoidance …………...
68 Tabel 4.8 Kultur Keluarga pada Dimensi Femininity vs Masculinity ………..
66 Tabel 4.6 Kultur Keluarga pada Dimensi Power Distance …………………..
43 Tabel 3.2 Operasional Variabel Kultur Keluarga……………………………..
66 Tabel 4.5 Locus of Control Siswa ……………………………………………
65 Tabel 4.4 Asal Sekolah Siswa ………………………………………………..
65 Tabel 4.3 Jenis Pekerjaan Orang Tua (Ibu) …………………………………..
64 Tabel 4.2 Jenis Pekerjaan Orang Tua (Ayah) ………………………………..
57 Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden …………………………………………
56 Tabel 3.9 Hasil Pengujian Validitas Variabel Kecerdasan Emosional ………
55 Tabel 3.8 Hasil Pengujian Validitas Variabel Kultur Sekolah ……………….
55 Tabel 3.7 Hasil Pengujian Validitas Variabel Kultur Keluarga ……………...
52 Tabel 3.6 Hasil Pengujian Validitas Variabel Locus of Control……………...
50 Tabel 3.5 Nama-nama Sekolah di Kodya …………………………………….
48 Tabel 3.4 Operasional Variabel Kecerdasan Emosional ……………………..
46 Tabel 3.3 Operasional Variabel Kultur Sekolah ……………………………..
82 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner ………………………………………………………… 113
Lampiran 2 Validitas dan Reliabilitas ………………………………………… 122
Lampiran 3 Data Variabel Penelitian …………………………………………. 126
Lampiran 4 Distribusi Frekuensi ……………………………………………… 165
Lampiran 5 Normalitas dan Linieritas ………………………………………... 208
Lampiran 6 Regresi …………………………………………………………… 209
Lampiran 7 Surat Ijin Penelitian ……………………………………………… 224
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan siswa dalam belajar (prestasi belajar siswa) biasanya tampak dari hasil evaluasi belajar yang dilaksanakan oleh seorang guru. Evaluasi belajar umumnya dijalankan secara periodik oleh guru untuk
mengetahui apakah siswa mampu mencapai target yang telah ditetapkan dalam suatu program pendidikan (Muhibbin Syah, 2001:85). Dengan demikian evaluasi belajar bermanfaat untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan siswa dalam belajar.
Namun dewasa ini telah timbul kesadaran baru bahwa keberhasilan seorang siswa tidak semata- mata diukur dari prestasi saja, tetapi juga dipengaruhi kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
status (penghargaan status), dominance (dominasi), independence
(ketergantungan), protection dependensi (perlindungan ketergantungan), love
and affection (cinta dan kasih sayang), dan physical commfot (kenyamanan
fisik). Ada dugaan bahwa siswa yang memiliki locus of control internal
derajat hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar akan lebih
tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki locus of control eksternal.
Hal ini disebabkan pada siswa yang memiliki locus of control internal
bercirikan bahwa individu akan merasakan adanya hubungan antara usaha
yang dilakukannya dengan akibat-akibat yang diterimanya. Sebaliknya pada
siswa dengan locus of control eksternal akan bercirikan bahwa individu akan
merasa apa yang terjadi pada dirinya merupakan akibat yang berasal dari
campur tangan orang lain, nasib, keberuntungan dan juga karena suatu
kesempatan.Sebagian besar waktu siswa ada dalam lingkungan keluarga dan
lingkungan sekolah. Masing- masing lingkungan tersebut memiliki kebiasaan-
kebiasaan atau kultur yang akan membedakan siswa satu dengan yang lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kecil derajat hubungan kecerdasan emosional siswa diduga lebih tinggi
dibandingkan siswa yang berasal dari kultur keluarga dengan power distance
besar. Hal ini disebabkan siswa yang berasal dari kultur keluarga dengan
kecil yang tampak dari ketaatan pada norma keluarga, power distancemenghormati orang tua, orang tua punya otoritas, dan punya ketergantungan
orang tua, maka kecerdasan emosionalnya lebih tinggi. Sebaliknya pada siswa
yang berasal dari kultur keluarga dengan power distance besar, maka
kecerdasan emosionalnya akan rendah.Pada kultur keluarga yang bercirikan collectivism, derajat hubungan
kecerdasan emosional sis wa diduga lebih tinggi dibandingkan siswa yang
berasal dari kultur keluarga yang bercirikan individualism. Hal ini disebabkan
siswa yang berasal dari kultur keluarga bercirikan collectivism yang tampak
dari adanya demokrasi dalam keluarga, setia pada kelompok, mampu
mengelola keuangan untuk keluarga, merasa bersalah jika melanggar
peraturan, dan keluarga menjadi tempat berkumpul anggota keluarga maka
kecerdasan emosionalnya lebih tinggi. Sebaliknya pada siswa yang berasal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
peran wanita lebih rendah dari orang tua, dan belajar bersama menjadi rendah
hati maka kecerdasan emosionalnya lebih rendah. Sebaliknya pada siswa yang
berasal dari kultur keluarga yang bercirikan masculinity, maka kecerdasan
emosionalnya lebih tinggi.Pada kultur keluarga yang bercirikan uncertainty avoidance lemah,
derajat hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa diduga
lebih tinggi dibandingkan siswa yang berasal dari kultur keluarga yang
bercirikan uncertainty avoidance kuat. Hal ini disebabkan siswa yang berasal
dari kultur keluarga bercirikan uncertainty avoidance lemah yang tampak dari
adanya inisiatif terhadap situasi yang tidak pasti, keluarga menjadi tempat
untuk belajar, dan memiliki aturan maka kecerdasan emosionalnya lebih
tinggi. Sebaliknya pada siswa yang berasal dari kultur keluarga yang
bercirikan uncertainty avoidance kuat maka kecerdasan emosionalnya lebih
rendah.Kultur sekolah adalah sebagai suatu nilai yang dianut oleh sekolah
yang mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya kualitas kehidupan sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
bebas berpendapat, ada komunikasi dua arah, orang tua mempunyai peran,
pengembangan kemampuan dan bakat, dan aturan serta norma di sekolah
maka kecerdasan emosionalnya lebih tinggi. Sebaliknya siswa yang berasal
dari kultur sekolah dengan power distance besar, maka kecerdasan
emosionalnya lebih rendah.Pada kultur sekolah yang bercirikan collectivism, derajat hubungan
kecerdasan emosional siswa diduga lebih rendah dibandingkan siswa yang
berasal dari kultur sekolah yang bercirikan individualism. Hal ini disebabkan
siswa yang berasal dari kultur sekolah bercirikan individualism yang tampak
dari adanya kebebasan mengungkapkan pendapat, penyelesaian tugas, tingkat
penerimaan diri terhadap orang lain, bersikap positif dalam mengerjakan
tugas, dan punya tujuan untuk berprestasi maka kecerdasan emosionalnya
lebih tinggi. Sebaliknya pada siswa yang berasal dari kultur sekolah yang
bercirikan collectivism, maka kecerdasan emosionalnya rendah.Pada kultur sekolah yang bercirikan femininity, derajat hubungan
kecerdasan emosional siswa diduga lebih rendah dibandingkan siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6 Pada kultur sekolah yang bercirikan uncertainty avoidance lemah derajat hubungan kecerdasan emosiona l dengan prestasi belajar siswa diduga lebih tinggi dibandingkan siswa yang berasal dari kultur sekolah yang bercirikan uncertainty avoidance kuat. Hal ini disebabkan siswa yang berasal dari kultur sekolah bercirikan uncertainty avoidance lemah yang tampak dari adanya kejelasan guru dalam menerangkan, kedekatan hubungan antara guru, siswa dan orang tua, dan tingkat penerimaan siswa dengan kekurangan guru maka kecerdasan emosionalnya lebih tinggi. Sebaliknya pada siswa yang berasal dari kultur sekolah yang bercirikan uncertainty avoidance, kuat maka kecerdasan emosionalnya lebih rendah.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengidentifikasi apakah ada pengaruh locus of control, kultur keluarga dan kultur sekolah pada hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa. Penelitian ini selanjutnya dituangkan dalam judul “Pengaruh Locus of control, Kultur Sekolah, dan Kultur Keluarga terhadap Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar“. Penelitian ini merupakan survei pada siswa kelas 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7 luasnya ruang lingkup maka penulis hanya membatasi dan memfokuskan penelitian pada pengaruh locus of control, kultur keluarga, kultur sekolah, pada hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh locus of control pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar ?
2. Apakah ada pengaruh kultur keluarga pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar ?
3. Apakah ada pengaruh kultur sekolah pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar ? D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dirumuskan tujuan penilitian sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi sekolah mengenai pengaruh locus of control, kultur keluarga, kultur sekolah dan kecerdasan emosional terhadap pencapaian prestasi belajar pada siswa.
2. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penilitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian
selanjutnya yang ingin mengkaji lebih dalam lagi mengenai topik ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Locus of Control
1. Pengertian locus of control Konsep locus of control dikemukakan pertama kali oleh Rotter, adalah suatu konsep yang memberikan gambaran tentang keyakinan seseorang mengenai sumber penentu perilakunya (Jung, 1978:107). Ia mengelompokkan locus of control ke dalam 2 kelompok, yaitu locus of internal dan locus of control eksternal. Individu yang yang control mempunyai locus of control internal memiliki keyakinan bahwa apa yang terjadi pada dirinya adalah pengaruh dari dirinya. Dari apa yang ia lakukan, ia mampu mengontrol tujuan hidupnya dengan kekuatannya sendiri.
Jika individu percaya bahwa mereka hanya mempunyai sedikit kendali atas apa yang terjadi, maka mereka termasuk dalam golongan locus of control eksternal. Demikian juga dengan individu yang percaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10 Rotter yaitu: potensi perilaku (behaviour potential), harapan (expectancy),
dan nilai penguatan (reinforcement value). Mc Millan (Jung 1978:107)
menjelaskan hubungan dari tiga istilah tersebut, yaitu perilaku individu
tergantung pada harapan- harapan dalam suatu tingkah laku tertentu akan
memberikan penguatan, dan nilai penguatan tersebut dapat memuaskan
kebutuhan individu. Jika individu berhasil memperoleh penguatan yang
diharapkan, maka selanjutnya individu tersebut akan cenderung meyakini
bahwa penguatan tersebut diperoleh bukan dari dirinya sendiri.Gibson Ivancevich Donelly (1997:113) menyebutkan letak
kendali (locus of control) individu mencerminkan tingkat dimana mereka
percaya bahwa perilaku mereka mempengaruhi apa yang terjadi dalam diri
mereka. Sebagian orang percaya bahwa mereka adalah penentu dari takdir
mereka sendiri. Tetapi sebagian yang lain mengatakan bahwa mereka
sebagai korban dari takdir, mereka percaya bahwa apa yang terjadi pada
diri mereka disebabkan oleh keberuntungan atau kesempatan (Robbins,
1999:42).PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11 dengan locus of control eksternal keberhasilan dirinya tergantung dari luar dirinya.
2. Penggolongan locus of control adalah suatu keyakinan individu mengenai Locus of control sumber penentu perilaku dan peristiwa yang terjadi dalam hidupnya.
Secara garis besar terdiri dari: 1) kecenderungan internal, yaitu individu merasa bahwa segala peristiwa hidupnya terjadi karena dikendalikan dari dirinya sendiri; 2) kecenderungan eksternal chance, yaitu individu merasa kejadian dalam hidupnya dikendalikan dari luar dirinya seperti keberuntungan, nasib, peluang dsb; 3) kecenderungan eksternal powerfull others , yaitu individu merasa peristiwa dalam hidupnya dikendalikan kekuasaan orang lain (www.ballarat.edu.au/bssh/psych/rot.htm - 8k).
Seseorang kemungkinan memiliki faktor internal lebih besar dari pada faktor eksternal, demikian juga sebaliknya. Keyakinan seseorang akan locus of control ada pada sepanjang kontinum tersebut, semakin dominan locus of control internal seseorang akan semakin lemah locus of
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12 berasal dari campur tangan orang lain, nasib, keberuntungan dan juga karena suatu kesempatan.
3. Perbedaan orientasi locus of control internal dan eksternal Dengan adanya perbedaan individu dengan locus of control internal dan individu dengan locus of control eksternal ternyata berdampak pada adanya perbedaan sikap, sifat perilaku dan cara hidupnya. Dalam hubungan dengan orang lain, individu dengan locus of control internal cenderung untuk tidak mudah terpengaruh, mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, mempunyai motif berprestasi yang tinggi.
Orang yang mempunyai locus of control internal kurang konformis karena rasa percaya diri yang dimilikinya begitu tinggi dan dapat melakukan kontrol dengan kemampuannya sendiri, mengutamakan kemampuan dan keterampilan dirinya serta usaha-usaha yang dilakukannya.
Seseorang dengan locus of control eksternal cenderung menarik diri, penyesuaian diri kurang baik dan konformis terhadap otoritas (Lefcourt, 1969 dalam London dan Exner, 1978:278). Individu dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13 Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan individu mempunyai kecenderungan locus of control internal apabila individu merasakan adanya hubungan antara usaha yang dilakukan dengan akibat- akibat yang diterimanya, sedang individu dengan kecenderungan locus of eksternal merasa bahwa akibat-akibat yang diterimanya adalah control berasal dari kesempatan, nasib, campur tangan orang lain dan keberuntungan.
4. Faktor-faktor pembentuk locus of control
dikembangkan dari teori belajar sosial (social Locus of control
), berarti bahwa locus of control berhubungan dengan learning theory lingkungan sekitarnya. Lingkunga n sekitar mempunyai pengaruh yang dominan dalam pembentukan pribadi menjadi individu dengan locus of
control internal atau menjadi individu dengan locus of control eksternal.
bukan merupakan suatu konsep yang ada dalamLocus of control diri individu yang bersifat bawaan namun terbentuk dan berkembang dikarenakan berbagai faktor. Karena bukan bersifat bawaan, maka locus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14 Faktor- faktor yang mempengaruhinya adalah:
a. Faktor usia Seiring anak berkembang, ia menjadi seorang manusia yang lebih efektif, sehingga ia meningkatkan kepercayaan bahwa dirinya mampu mengendalikan bermacam- macam hal dan kejadian dalam hidunya. Dengan kata lain, locus of control bergerak dari kecenderungan eksternal ke arah internal sejalan dengan bertambahnya usia.
b. Pengalaman akan suatu perubahan Penelitian Kiehlbauch (1967) dalam London dan Exner (1978:292) menemukan bahwa teman serumah yang masih baru menunjukkan locus of control yang relatif lebih eksternal dari pada teman serumah yang telah lama bersama. Locus of control teman serumah yang akan berpisah juga cenderung bergeser ke arah eksternal. Keadaan yang cenderung labil dan tak pasti selama masa transisi mendorong locus of control individu ke arah eksternal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15 dan mempersiapkan diri terhadap jalannya peristiwa dalam hidup mereka.
d. Pelatihan dan pengalaman De Charms dalam London dan Exner 1978:293 berhasil membuktikan efektifitas program pelatihan untuk meningkatkan locus of control internal. Selain itu, penelitian Barnes (dalam London dan Exner, 1978:293) menemukan bahwa pengalaman berkemah yang terstruktur dapat meningkatkan locus of control internal. Demikian pula dengan penelitian Levens serta Gottesfeld dan Dozier (dalam London dan Exner, 1978:293) mengenai pengalaman berorganisasi dalam masyarakat. Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa locus of control dapat berubah karena pengalaman-pengalaman yang bisa meningkatkan kepercayaan diri, keberanian dan kemandirian pribadi.
e. Efek terapi Beberapa peneliti (Lefcourt, Dua, Gillis dan Jessor, Smith dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
5. Aspek-aspek kehidupan yang dipengaruhi oleh locus of control Perbedaan kecenderungan arah locus of control ternyata membawa akibat dalam berbagai aspek kehidupan (Lefcourt,1982:115- 117) yaitu: a. Sikap terhadap lingkungan Individu dengan locus of control internal menganalisa situasi dengan sikap yang lebih terarah dan waspada daripada individu dengan locus of control internal juga lebih aktif dalam mencari, memperoleh, menggunakan, dan mengolah informasi yang relevan dalam rangka memanipulasi dan mengendalikan lingkungan. Di samping itu, individu yang mepunyai locus of control internal terbukti lebih berorientasi pada posisi dengan kekuasaan besar, sedangkan individu yang memilki locus of control eksternal lebih cenderung menyukai posisi dengan kekuasaan kecil (Hrycenko & Milton dalam Lefcourt,1982:115).
b. Pengaruh konformitas dan perubahan sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17 Individu dengan kecenderungan internal lebih sering menunjukkan perilaku menolong dari pada individu dengan kecenderungan eksternal (Midlasky dalam Lefcourt, 1982:118).
d. Pencapaian prestasi Menurut Shaver (Lefcourt, 1982:116), tingginya prestasi yang dicapai oleh individu dengan locus of control internal merupakan hasil dari kemampuananya untuk menunda menikmati penghargaan atas hasil- hasil usahanya, serta mengurangi reaksi-reaksi negatif
yang cenderung muncul pada saat individu mengalami kegagalan.
e. Penyesuaian diri, kecemasan dan psikopatologi Individu dengan kecenderungan internal lebih mampu untuk menyesuaiakan diri daripada individu dengan kecenderungan eksternal. Individu dengan locus of control internal lebih mengandalkan diri sendiri, aktif dan memiliki kecenderungan tinggi untuk berjuang. Hal- hal tersebut mengiring pada keberhasilan– keberhasilan dalam penyesuiaan diri. Kesederhanaan kepercayaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
B. Kultur Keluarga
1. Pengertian kultur keluarga Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 1992), yang dimaksud dengan kultur adalah adat atau kebiasaan yang berlaku. Dalam ilmu antropologi istilah kultur digunakan untuk menjelaskan: (1) keunikan sekelompok masyarakat dibandingkan kelompok masyarakat lainnya; (2) mengapa perilaku sekelompok masyarakat dapat bertahan dari satu generasi ke generasi lainnya (Kotter dan Heskett, 1992:3-4).
Hingga saat ini muncul berbagai definisi kultur dari para teoritikus dan peneliti. Schien (1985:9) mendefinisikan kultur sebagai: “a pattern of basic assumption invented, or developed by a group as it learns to cope with its problems of external adaptation and internal integration that has worked well enough to be considered valid and therefore to be taught to new members as the correct way to perceived, think, and feel in relation to those problems”.
Kultur merupakan asumsi dasar yang ditemukan, dipahami, dan dikembangkan oleh anggota kelompok/grup. Karena asumsi terbukti benar saat digunakan untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi kelompok,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19 essential, core of culture consist of traditional (i.e. historically derived and sellected) ideas and especially their attached values”.
Kultur merupakan bentuk pemrograman mental secara kolektif. Kultur membedakan anggota kelompok satu dengan kelompok lainnya dalam cara berpikir, perasaan dan tindakan anggota kelompok. Esensi kultur adalah nilai- nilai yang didasarkan pada pengalaman sejarah masa lalu. Nilai- nilai itu telah terinternalisasi ke dalam diri masing- masing kelompok selama bertahun-tahun dan diyakini mengandung nilai luhur, sehingga sangat sulit untuk berubah. Nilai- nilai itu dalam diri masyarakat nampak dalam pola pikir, rasa dan reaksi masyarakat atas suatu kejadian.