PENANAMAN BUDAYA BERBAHASA JAWA KRAMA DI MADRASAH IBTIDAIYYAH TEGALWATON KECAMATAN TENGARAN DAN MADRASAH IBTIDAIYYAH AL ISLAM BONOMERTO KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2018 TESIS
i
PENANAMAN BUDAYA BERBAHASA JAWA KRAMA
DI MADRASAH IBTIDAIYYAH TEGALWATON
KECAMATAN TENGARAN DAN MADRASAH
IBTIDAIYYAH AL ISLAM BONOMERTO
KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2018
TESIS
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Magister Pendidikan
Oleh
KHULUKUL KHUZAEFI
NIM 12020160010
PROGRAM PASCASARJANAPENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
ii iii
ABSTRAK Khuzaefi, Khulukul. 2018. Penanaman Budaya Berbahasa Jawa Krama di
Madrasah Ibtidaiyyah Tegalwaton Kecamatan Tengaran dan Madrasah Ibtidaiyyah Al Islam Bonomerto Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2018 . Tesis. Program Pasca Sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Noor Malihah, Ph.D.
Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling esensial bagi manusia. Bahasa yang dimiliki oleh manusia sangat dinamis sehingga terus berkembang dari waktu ke waktu. Aturan berbahasa itu diistilahkan sebagai
Linguistic Etiquette . Dalam Linguistic Etiquette terdapat istilah tingkat tutur
(speech levels) . Penanaman bahasa di SD/MI dilaksanakan secara terpadu
dengan bentuk keterkaitan antar bidang studi . Bahasa Jawa adalah bahasa
ibu orang - orang Jawa. Tingkat tutur dalam bahasa Jawa yang umum adalah
(1) Ngoko, (2) Krama Madya, dan (3) Krama Inggil. MI Tegalwaton dan MI
Al Islam Bonomerto berhasil melakukan penanaman budaya berbahasa Jawa
krama yang prakteknya antara siswa dengan guru, guru dengan guru dan
guru dengan kepala madrasah. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif terhadap informan dari pihak MI Tegalwaton dan MI Al Islam Bonomerto. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena dari data-data yang diperoleh dari obyek penelitian, yang kemudian dilakukan analisis. Hasil penelitian ini adalah (1) Program madrasah yang menanamkan budaya berbahasa Jawa krama, yaitu: MI Tegalwaton dengan senyum, salam, sapa, santun (4S), menjadi pembiasaan setiap hari di lingkungan madrasah dimulai dari pagi hari. MI Al Islam Bonomerto dengan penggunaan dua yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Jawa krama saat pembelajaran di kelas antara guru dan siswa. (2) Hasil penanaman budaya berbahasa Jawa krama di MI Tegalwaton dan MI Al Islam Bonomerto dapat dilihat melalui pengamatan perilaku peserta didik yang mulai konsisten dalam praktek berbahasa Jawa krama; (3) Hambatan dialami siswa ialah: kurang sesuai menggunakan kosa kata, kesulitan menghafal dan siswa kurang minat dalam menggunakan bahasa Jawa krama.
Kata Kunci: Penanaman, Bahasa Jawa, Madrasah Ibtidaiyyah.
iv vi
PRAKATA
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Yang telahmemberikan rahmat, taufik, nikmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini. Sholawat serta salam senantiasa terlimpah curahkan kepada
beliau Baginda Nabi Agung Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan
para pengikutnya yang selalu istiqomah di jalan-Nya. Yang telah menunjukkan
kepada kita agama yang hak dan menuntun kita dari zaman kebodohan hingga ke
zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini.Penulisan tesis ini dapat terwujud sedemikian rupa karena bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menghaturkan terima
kasih dan rasa syukur yang tidak terhingga kepada: 1.Bapak Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Direktur Pasca Sarjana IAIN Salatiga.
3. Ibu Dr. Maslikhah, M.Si. selaku ketua progdi Pasca Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN Salatiga. dan pembimbing yang telah membantu penulis selama menjalani kuliah dan ketika penyusunan tesis ini.
4. Ibu Noor Malihah, Ph.D. selaku pembimbing yang telah membantu penulis selama menjalani kuliah dan ketika penyusunan tesis ini.
5. Bapak dan ibu dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman dengan penuh kesungguhan dan kesabaran, serta bagian akademik Pasca Sarjana IAIN Salatiga yang telah memberikan pelayanan serta bantuan kepada penulis.
6. Keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan moril maupun batin.
7. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung turut memberikan bantuan dan bimbingan pada penyusunan tesis ini.
Hanya rasa syukur yang dapat penulis haturkan kepada Allah SWT
yang telah memberikan anugerah-Nya dalam penyusunan tesis ini. Dengan
demikian, akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih dan tentunya dalam
penulisan atau penyusunan tesis ini masih banyak kekurangan. Maka penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga tesis ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca yang dermawan
serta bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa. Aamiin.Penulis, KHULUKUL KHUZAEFI NIM. 12020160010
vii
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR BERLOGO ............................................................................................... i
HALAMAN SAMPUL .............................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... ii
PEERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................. iii
ABSTRAK ...............................................................................................................iv
PRAKATA ................................................................................................................ vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 B. Rumusan dan Batasan Masalah ............................................................ 4
1. Identifikasi Masalah ......................................................................... 4
2. Fokus Masalah .................................................................................. 4 C. Signifikansi Penelitian .......................................................................... 5
1. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
2. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5 D. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 6
1. Penelitian Terdahulu......................................................................... 6
2. Kajian Teori ...................................................................................... 9
a. Perkembangan Bahasa Anak ......................................................... 9
b. Penanaman Bahasa ....................................................................... 12
c. Bahasa Jawa ................................................................................... 13 E. Metode Penelitian ................................................................................. 15
1. Jenis Penelitian ................................................................................. 15
2. Tempat Penelitian ............................................................................. 15
3. Teknik Pengambilan Data ................................................................ 15
4. Teknik Analisis Data ........................................................................ 16
5. Teknik Keabsahan Data .................................................................... 16 F. Sistematika Penulisan ........................................................................... 16
BAB II DESKRIPSI DATA PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Tegalwaton 1. Keadaan Geografis MI Tegalwaton ............................................... 19 2. Profil Madrasah.............................................................................. 19 3. Visi dan Misi MI Tegalwaton ........................................................ 20 4. Keadaan Guru dan Siswa MI Tegalwaton ..................................... 20 5. Waktu Penelitian ............................................................................ 21 B. Gambaran Umum MI Al Islam Bonomerto 1. Keadaan Geografis MI Al Islam Bonomerto ................................. 22 2. Profil Madrasah.............................................................................. 22 3. Visi dan Misi MI Tegalwaton ........................................................ 23 4. Keadaan Guru dan Siswa MI Tegalwaton ..................................... 23 5. Waktu Penelitian ............................................................................ 24
ix
C.
Metode Penelitian 1.
Pendekatan Penelitian .................................................................... 25 2. Subjek Penelitian ........................................................................... 25 3. Objek Penelitian ............................................................................. 25 4. Alat Bantu Pengumpulan Data ...................................................... 26
BAB III ANALISIS DATA PENELITIAN 1. Gambaran Informan ....................................................................... 27 2. Temuan Penelitian ......................................................................... 28
a. Penanaman Budaya Berbahasa Krama di MI Tegalwaton ......... 28
b. Penanaman Budaya Berbahasa Krama di MI Al Islam
Bonomerto .................................................................................. 31BAB IV HASIL PENELITIAN A. Proses Penanaman Budaya Berbahasa Jawa Krama di MI Tegalwaton
dan MI Al Islam Bonomerto ............................................................. 34
B. Hasil Penanaman Budaya Berbahasa Jawa Krama di MI Tegalwaton ............................................................. 36
dan MI Al Islam Bonomerto
C. Kendala Dalam Penanaman Budaya Berbahasa Jawa Krama di MI
Tegalwaton dan MI Al Islam Bonomerto ........................................ 37
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan............................................................................................ 39 B. Saran ...................................................................................................... 39 C. Penutup .................................................................................................. 41 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 42 LAMPIRAN
- –LAMPIRAN ..................................................................................... 45
x
xi
DAFTAR TABEL
1.
2. 1. Tabel Daftar Guru MI Tegalwaton .......................................................... 20
2.2. 2. Tabel Jumlah Siswa MI Tegalwaton ..................................................... 20
3.2. 3. Tabel Daftar Guru MI Al Islam Bonomerto ........................................... 23
4.2. 4. Tabel Jumlah Siswa MI Tegalwaton ..................................................... 23
5.3. 1. Daftar Informan MI Tegalwaton ............................................................ 27
6.3. 2. Daftar Informan MI Al Islam Bonomerto .............................................. 27
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Riwayat Hidup
2. Pengesahan Proposal Tesis
3. Lembar Pengantar Bimbingan Tesis
4. Lembar Konsultasi Tesis
5. Surat Keterangan Penelitian
6. Pedoman Wawancara
7. Dokumentasi Foto Penanaman Budaya Berbahasa Jawa Krama di MI
Tegalwaton Kecamatan Tengaran dan MI Al Islam Bonomerto Kecamatan Suruh Kabupaten Semarangxii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Orang Jawa merupakan penduduk asli yang tinggal di wilayah Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur. Kebiasaan - kebiasaan yang dilakukan oleh
kelompok etnik yang dianggap mempunyai dan nilai-nilai dalam penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, adat istiadat, dan
dalam berkehidupan sosial sehari-hari oleh masyarakat Jawa . Undang Undang 1945 pasal 32 yang menyatakan bahwa pembinaan dan pengembangan kebudayaan daerah bertujuan untuk mengembangkan kebudayaan nasional Indonesia. Pembinaan di bidang kebudayaan diarahkan memberikan wawasan budaya dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap dimensi kehidupan masyarakat, untuk meningkatkan harkat dan martabat jati diri serta kepribadian bangsa.
- – 1
Budaya Jawa menurut Koentjaraningrat (1981), hakekat pokok manusia
2
salah satunya yaitu, hakekat hubungan antar manusia. Budaya Jawa banyak mengajarkan nilai
- – nilai sosial yang harmonis dan kesantunan dalam hidup seperti halnya berbahasa krama atau berbahasa yang sopan kepada orang lain. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 83 :
1 Dimyati, “Perbedaan Orientasi Tujuan Berprestasi Belajar Pendidikan Jasmani Antara Etnis Jawa
2 dan Tionghoa,” Jurnal Psikologika, Volume 15, No. 8 (Mei 2003), 8.
Edi Sedyawati, Warisan Budaya Tak Benda: Masalahnya Kini di Indonesia , Jakarta:Lembaga
Penelitian, Universitas Indonesia, 2003, 23-24.1
Artinya : dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali
3 sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.
Budaya berbahasa Jawa krama ini seharusnya diajarkan dipelbagai tingkatan sekolah maupun madrasah dengan rumpun bahasa Jawa, agar generasi muda di Jawa tetap menjaga dan melestarikan identitas bangsa dengan berbahasa. Tetapi hal ini tidak sesuai kenyataannya di lapangan.
Setelah diobservasi ditambah dengan penelitian terdahulu bahwa kebanyakan sekolah atau madrasah hanya memberikan pembelajaran Bahasa Jawa yang bersifat teoritik, tidak mengajarkan penerapan di keseharian siswa. Penyebab lunturnya minat berbahasa Jawa krama yang menjadi dasar turunnya moralitas generasi muda terhadap nilai kesopanan memiliki masalah, antara
- – lain: (1) Orangtua tidak mengajarkan bahasa Jawa dalam komunikasi sehari hari dirumah; (2) Kurangnya porsi jam pelajaran Bahasa Jawa di sekolah atau madrasah; (3) Program 3 – program unggulan atau ekstrakurikuler di sekolah
- – masalah yang muncul dapat difokuskan menjadi dua, yaitu:
- Manfaat bagi Guru atau Kepala Madrasah
- – guru. 3) Meningkatkan professionalitas dan kompetensi guru dalam mengajar Bahasa Jawa di madrasah.
- Manfaat bagi Siswa 1) Siswa memperoleh pengetahuan tentang budaya berbahasa Jawa. 2) Meningkatkan nilai
- – nilai luhur budaya bangsa Indonesia kepada siswa.
- Manfaat bagi Madrasah 1) Mengangkat nama baik madrasah dengan keberhasilan berbahasa Jawa krama.
- – nilai budaya Jawa diantaranya Ryan L Rachim dan H Fuad Anshori (2007), Nilai Budaya Jawa dan Perilaku Nakal Remaja menjelaskan bahwa ada hubungan yang signifikan antara nilai budaya Jawa dengan perilaku nakal pada remaja Jawa. Semakin tinggi sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai
- – luasnya. Kondisi ini akan memperkecil peluang berkembangnya sikap-sikap negatif. Untuk itu perlu dikembangkan situasi atau iklim pembelajaran yang alami, mirip dengan ke- hidupan nyata dan demokratis. Jika tidak demikian, anak-anak akan tercabut dari akar
- – penelitian sebelumnya yang membahas tentang budaya Jawa, dan generasi muda Jawa. Perbedaan dalam penelitian ini yaitu : (a) membahas cara atau langkah
- – langkah pengelola madrasah yang ditempuh dalam proses penanaman budaya berbahasa Jawa krama; (b) membahas praktik berbahasa Jawa di madrasah; (c) membahas kendala dan cara penyelesaiannya dalam praktik – praktik penanaman budaya berbahasa Jawa di madrasah.
- – 10 tahun masa penyatuan dan penyesuaian kepada lingkungan sekolah.
- – 12 tahun belajar kemahiran fisikal untuk bermain, membentuk konsep diri yang sehat, menguasai kemahiran membaca, menulis dan berhitung.
- – cirinya adalah perkembangan kognitif anak usia SD usia 7 – 11 tahun yaitu tahap pengolahan kongkrit yaitu berfikir lebih luas dan 12 Eggen P & Ksuchak, Educational Psychology Windows On Classrooms, New Jersey: Merrill Prentice Hall., 2009, 66. 13 R Gross, Psychology The Science Of Mind And Behaviour, London: British Library Cathaloguing in Publication Data., 2010, 58. 14 C Alderfer, Existence, relatedness, & growth, New York: Free Press, 2009, 73. 15 lihat Woolfolk, Educational Psychology
- – 12 tahun) memiliki ciri
- – ciri sebagai berikut: mencari tahu tentang teman sebayanya, belajar menyerap nilai moral, muncul nilai kasih sayang kepada
- – 12 tahun) memiliki ciri - ciri perkembangan sebagai berikut: menghadapi pembelajaran dengan kemahiran baru, menghadapi resiko perasaan rendah diri, kegagalan,
- – teori tersebut. Maka disimpulkan bahwa ada tiga macam cara yang biasa
- –35.
- – guru terkait topik praktik penanaman budaya berbahasa Jawa krama di MI Tegalwaton dan MI Al Islam Bonomerto Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang sebagai subjek penelitian.
- – hubungannya, maka kesimpulan yang dikemukakan
- – VI b.
- – Laki Wanita
Q.S. Al Baqarah[2]: 83
2 maupun madrasah kini telah banyak didominasi oleh budaya luar seperti bahasa Arab, bahasa Inggris, bahasa Jepang dan bahasa Mandarin; (4) Masyarakat pendatang melakukan alih bahasa bagi lingkungan sekitar; (5) kurangnya kemampuan guru dalam berbahasa Jawa krama; (6) pelajaran Bahasa Jawa namun menggunakan pengantar Bahasa Indonesia (7) aplikasi
4 berbahasa dalam tulisan lebih sering digunakan dibandingkan saat berbicara.
Observasi untuk mengumpulkan beberapa informasi di beberapa madrasah yang menerapkan budaya berbahasa Jawa krama berada di Kecamatan Tengaran dan Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Ternyata di masing tempat hanya ada satu madrasah ibtidaiyyah (MI) yang menerapkan budaya berbahasa Jawa krama. Madrasah tersebut berada di desa Tegalwaton Kecamatan Tengaran dan desa Bonomerto Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Praktik berbahasa Jawa krama di MI Tegalwaton dan MI Al Islam Bonomerto yang dilakukan antara siswa dengan guru, guru dengan guru dan guru dengan kepala madrasah. Penelitian dilakukan di madrasah tersebut, karena keberhasilannya dalam menanamkan budaya berbahasa Jawa krama dengan hasil yang baik sehingga menarik untuk diteliti.
4 Noor Malihah, “The Applicative Constructions in Javanese Dialect of Kudus”, Journal Of
Linguistics and Education , Volume 1, No. 6 (2016), 18 –27.
3
B. Rumusan dan Batasan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil pemaparan di atas dapat ditemukan beberapa masalah, yaitu : Budaya berbahasa Jawa krama telah luntur di masyarakat Jawa, dominasi bahasa Indonesia dalam berkomunikasi di keluarga Jawa, akibatnya komunikasi dengan Bahasa Jawa menjadi berkurang, kemampuan guru dalam berbahasa Jawa krama yang kurang baik, adanya program unggulan budaya berbahasa asing di madrasah, akibatnya budaya berbahasa Jawa kurang diminati, tidak berkembangnya pengajaran Bahasa Jawa di madrasah, porsi mata pelajaran Bahasa Jawa yang sedikit, akibatnya pengajaran bahasa Jawa sangat terbatas.
2. Fokus Masalah
Masalah
a. Bagaimana proses penanaman budaya berbahasa Jawa krama di MI Tegalwaton dan MI Al Islam Bonomerto?
b. Bagaimana hasil penanaman budaya berbahasa Jawa krama di MI Tegalwaton dan MI Al Islam Bonomerto ?
c. Apa kendala yang dihadapi dalam penanaman budaya berbahasa Jawa
krama di MI Tegalwaton dan MI Al Islam Bonomerto?
4
C. Signifikansi Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a.
Mendeskripsikan proses penanaman budaya berbahasa Jawa krama di MI Tegalwaton Kecamatan Tengaran dan MI Al Islam Bonomerto Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.
b.
Mendeskripsikan hasil penanaman budaya berbahasa Jawa krama di MI Tegalwaton Kecamatan Tengaran dan MI Al Islam Bonomerto Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.
c.
Mengetahui kendala yang dihadapi dan penyelesaiannya dalam penanaman budaya berbahasa Jawa krama di MI Tegalwaton Kecamatan dan MI Al Islam Bonomerto.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoretis Dilihat dari perkembangan ilmu (teoritis) penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan referensi di bidang pendidikan pada tingkat pendidikan sekolah dasar (SD) maupun MI dalam hal penamaman budaya berbahasa Jawa krama.
b. Manfaat Praktis
1) Membantu guru – guru dan Kepala Madrasah untuk terus mengasah tentang budaya Jawa.
5
2) Memberikan referensi praktik Bahasa Jawa krama kepada Kepala Madrasah dan guru
3) Meningkatkan rasa percaya diri siswa menjadi Orang Jawa.
2) Menjadikan madrasah unggulan dalam bidang berbahasa Jawa krama .
D. Tinjauan Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
Pada jurnal ilmiah penelitian sebelumnya ditemukan beberapa hasil penelitian yang hampir sama dengan penelitian ini yang berkaitan dengan nilai
6 budaya Jawa maka semakin sedikit perilaku nakal yang ada pada remaja
5 Jawa.
Ni Wayan Sartini (2009), Menggali Nilai Kearifan Lokal Budaya Jawa
Lewat Ungkapan (Bebasan, Saloka dan Peribahasa) menjelaskan tentang
ungkapan-ungkapan dalam bahasa Jawa mengandung banyak nilai ajaran moral yang mungkin bisa diterima oleh etnis lain. Nilai-nilai itu antara lain (a) ungkapan yang menggambarkan hubungan manusia dengan Tuhan, (b) ungkapan yang menggambarkan hubungan manusia dengan manusia, (c) ungkapan yang menggambarkan sikap dan pandangan hidup, (d) ungkapan yang menggambarkan tekad kuat. Di samping itu, ada ungkapan yang mencerminkan sikap yang buruk dan tidak perlu
6 dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari.
Zulkifli Anas (2011), Pendekatan Brain Based Learning dalam
Penanaman Nilai Budaya Melalui Pendidikan Formal menjelaskan tentang potensi peserta didik akan berkembang jika pendidikan memberikan ruang yang seluas
5 Ryan L. Rachim and H. Fuad Anshori, „Nilai Budaya Jawa Dan Perilaku Nakal Remaja Jawa‟, 6 Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi , volume 9, no. 1 (2007), 30 –43.
Ni Wayan Sartini, „Menggali Nilai Kearifan Lokal Budaya Jawa Lewat Ungkapan (Bebasan,
Saloka Dan Peribahasa)‟, Jurnal Ilmiah Bahasa Dan Sastra, volume V, (1 April 2009), 28–29.7 budayanya. Brain Based Learning menjadi salah satu model untuk mengatasi
7 persoalan tersebut.
Murtisari (2013),
menjelaskan tentang
kepercayaan terhadap Tuhan memiliki hubungan yang sangat erat dengan berkembangnya norma-norma di masyarakat tradisional Jawa. Hal ini ditunjukkan dalam interaksi hubungan sosial masyarakat yang baik dan
8 memiliki sikap empati dimanapun mereka tinggal.
Wahyuni Eka Pratiwi (2015), Pengaruh Budaya Jawa dan Harga Diri
Terhadap Asertivitas Pada Remaja Siswa Kelas XDI SMA Negeri 3 Ponorogo
menjelaskan tentang Asertivitas terkandung dalam perilaku kesanggupan bermasyarakat, berempati dan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal.
Remaja yang asertif memiliki keyakinan serta keberanian untuk bertindak maupun berpendapat, walaupun tindakan dan pemikirannya berbeda dengan lingkungannya. Hal tersebut didukung oleh kepercayaan diri yang dimiliki
9 oleh remaja, perasaan mampu, dan yakin akan dirinya sendiri.
Fokus penelitian yang berbeda yaitu berjudul Penanaman Budaya 7 Berbahasa Jawa Krama di Madrasah Ibtidaiyyah Tegalwaton Kecamatan
Zulkifli Anas, „Pendekatan Brain Based Learning Dalam Penanaman Nilai Budaya Melalui
8 Pendidikan Formal‟, Jurnal Komunitas, volume 3, no. 2 (Juni 2011), 150–58.
Elisabet Titik Murtisari, „Some Traditional Javanese Values in NSM: From God to Social
9 Interaction‟, International Journal of Indonesian Studies, volume 1, no. 1 (Juni 2013), 23.
Wahyuni Eka Pratiwi, “Pengaruh Budaya Jawa dan Harga Diri Terhadap Asertivitas Pada
Remaja Siswa Kelas XDI SMA Negeri 3 Ponorogo,” eJournal Psikologi Volume 3 (Juni 2015),
348 –57.8
Tengaran dan Madrasah Ibtidaiyyah Al Islam Bonomerto Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun 2018. Penelitian ini berkaitan dengan penelitian
2. Kajian Teori
a. Perkembangan Bahasa Anak
Kemampuan berbahasa anak tidak diperoleh secara tiba-tiba atau sekaligus, tetapi bertahap. Kemajuan berbahasa mereka berjalan seiring dengan perkembangan fisik, mental, intelektual, dan sosialnya. Perkembangan bahasa anak ditandai oleh keseimbangan dinamis atau suatu rangkaian kesatuan yang bergerak dari bunyi-bunyi atau ucapan yang
10
sederhana menuju tuturan yang lebih kompleks. Menurut Anita (2011), perkembangan didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang tersusun dan teratur. Semua perubahan dalam perkembangan ini akan membantu
11
individu dalam proses mencapai kematangan. Pendapat lain tentang perkembangan, yaitu sebuah perubahan secara kualitatif serta cenderung ke
10 Darmiati dan Budiasih Zuhdi, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah, 11 Jakarta: Depdikbud, 1997, 33.` Anita Woolfolk, Educational Psychology , New Jersey: Prentice-Hall, Inc., 2011, 76.
9
–29.
10 arah lebih baik dari segi pemikiran, rohani, moral dan sosial.
12 Menurut Karl
E. Garrison (2001), perkembangan adalah dihasilkan daripada tindakan yang saling berkaitan di antara perkembangan jasmani dan pembelajaran.
13 Sementara D.S Wright dan Ann Taylor (2007) berpendapat bahwa
perkembangan sebagai perubahan yang berlaku sepanjang hayat dan saling berkaitan serta berhubungan dengan pertambahan umur.
14 Teori-teori yang dikemukakan oleh ahli-ahli psikologi mengenai
perkembangan individu adalah: 1)
Teori Perkembangan Arnold Gesell bahwa perkembangan anak usia SD usia 7
15
2) Teori Perkembangan Robert Havighurst bahwa perkembangan individu sangat dipengaruhi sosiobudaya di sekitarannya.
Perkembangan anak usia SD usia 6
3) Teori Perkembangan Jean Piaget bahwa perkembangan anak usia SD ciri logik, berfikir tersusun dalam penyelesaian masalah, egocentrik berkurang/lebih berinteraksi dengan orang lain, naluri ingin tahu tinggi, perkembangan mental baik/penguasaan pengetahuan, ingatan
16 dan pemikiran semakin bertambah, berfikiran rasional.
4) Teori Perkembangan Sigmund Freud bahwa perkembangan berkaitan dengan perkembangan fisik dan emosi yang terdiri id, ego dan superego. Perkembangan anak usia SD (6
17 orang lain dan munculnya nilai sentimen kepada orang lain.
5) Teori Perkembangan Erik Erikson menyatakan bahwa perkembangan manusia berpotensi mengalami perkembangan psikologi yang sehat dan mampu mengatasi kesulitan sesuai dengan masanya. Pada usia SD (6
18 dan tidak cakap.
Proses perkembangan bahasa anak yang berdasarkan teori
16 Woodsworth J, Piaget’s Theory Of Cognitive Development, New York: David Mckay Co.,
2002, 36 17 –37. 18 lihat Woolfolk, Educational Psychology, 65.
David Shaffer, Social and Personality Development , United States of America: Thomson Wadsworth, 2005, 34
11 ditempuh dalam mengembangkan kalimat anak usia SD, yaitu:
19 pengembangan, pengurangan , dan peniruan bahasa.
b. Penanaman Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling esensial bagi manusia. Bahasa yang dimiliki oleh manusia sangat dinamis sehingga terus berkembang dari waktu ke waktu. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana untuk mengungkapkan pikiran, bersosialisasi, dan memenuhi hasrat hidupnya. Oleh karena itu, dapat
20 dikatakan bahwa berbahasa adalah kebutuhan dasar setiap manusia.
Menurut Chaer (2009), bahasa itu sendiri memiliki arti sistem lambang bunyi yang arbiter yang dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial
21
untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Penanaman bahasa merupakan sebuah usaha yang dirancang untuk mempengaruhi emosi, intelektual, dan spiritual seseorang agar mau belajar dengan kehendaknya sendiri yang memungkinkan proses belajar siswa.
Teori behavioristik menyatakan bahwa proses belajar dipengaruhi oleh lingkungan belajar. Pada tahap ini proses untuk menganalisis input atau
stimulus yang berupa ucapan dan menghasilkan output atau respon yang
22
berupa pemahaman atas bahan pemahaman. Slavin (2009) berpendapat 19 bahwa penanaman bahasa adalah proses perubahan tingkah laku sebagai 20 Richard Owens, Language Development, New York: Macmillan Publising Company, 2008, 58. 21 Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoritik, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, 26. 22 Chaer, 34.
Richard James, Methods in Language Teaching Learning , Cambridge: Cambridge University
Press, 2009, 265.12
13 akibat antara stimulus dan respon.
23 Hal ini menunjukan bahwa peran
lingkungan dan sekolah sangat berpengaruh besar terhadap penanaman bahasa anak. Proses ini tujuan yang ingin dicapai oleh individu tersebut jelas, sehingga proses ini pun dilakukan dengan sadar.
24 Penanaman bahasa di SD/MI dilaksanakan secara terpadu dengan
bentuk keterkaitan antar bidang studi. Maka fungsi pembelajaran bahasa adalah sebagai sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa, peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
c. Bahasa Jawa
Bahasa Jawa adalah bahasa ibu orang - orang Jawa yang tinggal di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Banten sebelah utara, Lampung dan daerah-daerah transmigrasi di beberapa pulau di Indonesia, serta di luar negeri seperti Suriname, Belanda, Hongkong, Taiwan Jepang dan lainnya. Bahasa Jawa mempunyai berbagai dialek geografi. Dialek geografi seperti dialek Banyumas, Tegal, Yogya-Solo, Surabaya, Samin, Osing dan lain-lain memiliki sub-dialeknya sendiri. Masyarakat Jawa membedakan cara berbahasa dengan golongan, yaitu masyarakat golongan atas (priyayi) dan masyarakat golongan bawah (kawula). Masyarakat yang menggunakan bahasa (speech community) dapat dipastikan memiliki aturan berbahasa yang disepakati oleh para 23 Slavin, Belajar dan Pembelajaran , Jakarta: Pranada Media Group, 2009, 143. 24 Syukur Ghazali, Pemerolehan dan Pengajaran Bahasa Kedua , Jakarta: Dikti Depdiknas, 2000, 14. anggotanya.
Wedhawati (2006) menyatakan bahwa aturan berbahasa itu diistilahkan sebagai Linguistic Etiquette. Dalam Linguistic Etiquette terdapat istilah tingkat tutur (speech levels), yaitu sistem kode penyampai rasa kesopanan yang di dalamnya terdapat unsur kosa kata tertentu, aturan sintaksis tertentu, aturan morfologi tertentu dan juga fonologi tertentu. Tingkat tutur dalam bahasa Jawa yang umum adalah (1) Ngoko, (2) Krama Madya , dan (3) Krama Inggil. Masing-masing tingkat tutur itu memiliki kosa kata sendiri dalam bahasa Jawa. Kata-kata Ngoko memancarkan arti tanpa sopan santun; Krama Madya memancarkan arti sopan (konotasi hormat) tetapi tingkat kesopanannya agak setengah-setengah saja; Krama Inggil memancarkan konotasi hormat yang sangat tinggi, itu menunjukkan bahwa pemakainya kurang mengetahui bentuk krama yang benar-benar
25 standar.
Menurut Geertz (2001), salah satu etiket orang Jawa adalah andap asor , yakni: merendahkan diri sendiri dengan sopan dan merupakan kelakuan yang benar yang harus ditunjukkan kepada setiap orang yang kira-kira sederajat atau lebih tinggi. Selalu ada semacam kegelisahan bilamana dua orang Jawa bertemu untuk pertama kalinya, karena masing- masing menentukan tingkatan pihak lainnya agar masing-masing dapat menggunakan bentuk linguistis yang tepat dan menerapkan pola andap 25 asor . Masing - masing penutur berusaha (bersaing) untuk menempatkan
Wedhawati, Tata Bahasa Jawa Mutakhir, Yogyakarta: Kanisius, 2006, 9 –11.
14 dirinya pada posisi yang paling rendah agar dapat mencairkan suasana pertemuannya.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis kualitatif, yaitu penelitian yang menjelaskan sebuah fenomena menggunakan kata dan kalimat (kualitatif-deskriptif).
Creswell (2007) mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah sebuah proses investigasi permasalahan yang berkaitan dengan manusia dalam pandangan yang komprehensif, tersusun menggunakan kalimat, dipresentasikan secara mendetail dari sebuah informasi dan dilaksanakan
26 dengan pengaturan yang alamiah.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Tegalwaton Kecamatan Tengaran dan MI Al Islam Bonomerto Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang dengan mempertimbangkan data yang diperoleh dan representasif sebagai subjek penelitian karena praktik penerepan budaya berbahasa Jawa yang baik.
3. Teknik Pengambilan Data
Sumber data penelitian, peneliti akan menggunakan teknik pengambilan data menggunakan in-depth interview atau wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi.
a) 26 Wawancara Mendalam / In-depth Interview
Creswell J.W., Quantitave Inquiry & Research Design : Choosing among Five Approaches , California: Sage Publication Inc., 2007, 37.
15 Wawancara kepada Kepala Madrasah, guru
b) Observasi
Observasi dilakukan di MI Tegalwaton Kecamatan Tengaran dan MI Al Islam Bonomerto Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang sebagai subjek terkait kondisi subjek yang alami (natural setting) dalam bentuk data yang ditemukan adalah hasil dari penerapan berbahasa Jawa di MI Tegalwaton Kecamatan Tengaran dan MI Al Islam Bonomerto Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang praktik berbahasa Jawa krama antara siswa dengan guru, guru dengan guru dan guru dengan kepala madrasah dimana peneliti bertindak sebagai non partisipan, c)
Dokumentasi Peneliti menggunakan dokumentasi sebagai pelengkap pada penelitian ini. Dokumen dapat berupa skrip/tulisan seperti silabus,
RPP, evaluasi, modul, gambar atau karya - karya monumental yang ditemukan saat penelitian berlangsung.
4. Teknik Analisis Data
Upaya yang dilakukan dalam analisis data penelitian menggunakan model Miles dan Huberman (2008) yaitu : data reduction, data display, dan .
conclusion
16 a) Data reduction yaitu mencatat semua data yang ada secara rinci dan teliti kemudian memfokuskanpada hal yang penting dan pengkodean tema pola catatan sesuai dengan kode agar sumber datanya tetap dan dapat ditelusuri.
b) Data display yaitu peneliti mengumpulkan, memilah - milah, mengklarifikasikan, mensintesiskan, membuat iktisar dan membuat indeksnya, menarasikan data atau bisa juga dalam bentuk grafik dan matriks.
c) Conclusion yaitu membuat penarikan kesimpulan data agar dapat bermakna, mencari bukti - bukti dan menentukan pola dan hubungan
27 merupakan kesimpulan yang kredibel (dapat dipercaya).
5. Teknik Keabsahan Data
Mengupayakan keabsahan data melalui triangulasi data yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dengan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, atau teori.
F. Sistematika Penulisan
Penyajian penulisan ini terdiri dari lima bab, yaitu :
Bab I Berisi pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, signifikansi penelitian, kajian pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika penulisan. 27 Bab II Berisi deskripsi data penelitian terkait metode penelitian, data
Miles and Huberman, Analisis Data Kualitatif , Jakarta: UI-Press, 2008, 56 –58.
17 lokasi, subjek, objek dan waktu penelitian.
Bab III Berisi pembahasan analisis data terdiri dari gambaran informan dan temuan penelitian. Bab IV Berisi hasil penelitian. Bab V Berisi penutup yang terdiri dari simpulan penelitian, saran, daftar pustaka, lampiran dan biografi penulis.
18
BAB II
DESKRIPSI DATA PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Tegalwaton 1. Keadaan Geografis MI Tegalwaton Terletak di Jalan Letjend Soemitro Desa Tegalwaton Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah. Madrasah ini berdiri pada 2 tahun 1962 yang luas bangunannya 350 m yang terdiri dari ruang kelas, ruang guru, ruang perpustakaan, ruang UKS, toilet guru, toilet siswa.Sedangkan batas wilayahnya sebagai berikut : a.
Sebelah utara berbatasan dengan rumah warga b.
Sebelah timur berbatasan dengan kebun milik warga c. Sebelah selatan berbatasan dengan rumah warga d.
Sebelah barat berbatasan dengan kebun dan sawah milik warga.
Jika ditinjau dari segi lokasi MI Tegalwaton sangatlah strategis karena terletak di tepi jalan dan sangat mudah untuk di masuki kendaraan bermotor. Selain itu, masyarakat sekitar masih memegang teguh terhadap leluhur budaya Jawa terutama penggunaan bahasa Jawa krama untuk bahasa percakapan sehari - hari.
2. Profil Madrasah
a. : MI Tegalwaton Nama
b. NSM : 111233220014 c. : Jl. Letjend Soemitro, Tegalwaton, Kec.
Alamat Tengaran, Kab. Semarang Jawa Tengah.
d. : A Terakreditasi e.
Tahun Berdiri : 1962 f.
2 g.
Jumlah Siswa : 120
``` 3.
Visi & Misi MI Tegalwaton a.
Visi Mencetak lulusan yang cerdas, terampil dan berahlakul karimah.
b. Misi
1) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam mencapai prestasi akademik.
3) Membekali siswa dengan keterampilan yang berguna bagi masyarakat.
4) Melanjutkan pembentukan karakter islami dengan pembiasaan- pembiasaan yang baik.
Luas Bangunan : 350 m
2) Meningkatkan kemampuan dan profesionalisme guru.
4. Keadaan Guru dan Siswa MI Tegalwaton a.
1 G1 S1 Kepala Madrasah
2 G2 S1 Wali Kelas I
3 G3 S1 Wali Kelas II
4 G4 S1 Wali Kelas III
5 G5 S1 Wali Kelas IV
Daftar Guru MI Tegalwaton
No Nama Pendidikan JabatanGuru-guru di MI Tegalwaton merupakan guru yang profesional mengajar sesuai bidangnya dan lulusan S1, untuk mengetahui lebih rinci dapat disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 2.1.
Keadaan Guru
6 G6 S1 Wali Kelas V
G7
7 S1 Wali Kelas VI
8 G8 S1 Guru Kelas I
Keadaan Siswa
Keadaan siswa MI Tegalwaton tahun pelajaran 2017/2018 secara keseluruhan adalah dengan rincian sebagai berikut :
Tabel. 2.2.
Jumlah Siswa MI Tegalwaton
No Kelas Laki Jumlah1 Kelas I
20
12
32
2 Kelas II
12
15
27
3 Kelas III
11
7
18
4 Kelas IV
11
5
16
5 Kelas V
5
8
13
6 Kelas VI
8
6
14 Jumlah Total