PERAN MADRASAH DINIYAH USWATUN KHASANAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK DI DUSUN CABEAN KULON KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2017 SKRIPSI DisusunGunaMemperolehGelar SarjanaPendidikan(S.Pd )

  

PERAN MADRASAH DINIYAH USWATUN KHASANAH

DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK

DI DUSUN CABEAN KULON KECAMATAN TENGARAN

KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2017

SKRIPSI

DisusunGunaMemperolehGelar

SarjanaPendidikan(S.Pd )

  

Oleh:

UMI INAYAH

11113054

  

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

  

PERAN MADRASAH DINIYAH USWATUN KHASANAH

DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK

DI DUSUN CABEAN KULON KECAMATAN TENGARAN

KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2017

SKRIPSI

DisusunGunaMemperolehGelar

SarjanaPendidikan (S.Pd.)

  

Oleh:

UMI INAYAH

11113054

  

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2017

  

MOTTO

ٌةَفِئاَط ْمُهْ نِم ٍةَقْرِف ِّلُك ْنِم َرَفَ ن لاْوَلَ ف ًةَّفاَك اوُرِفْنَ يِل َنوُنِمْؤُمْلا َناَك اَمَو

َنوُرَذَْيَ ْمُهَّلَعَل ْمِهْيَلِإ اوُعَجَر اَذِإ ْمُهَمْوَ ق اوُرِذْنُ يِلَو ِنيِّدلا ِفِ اوُهَّقَفَ تَيِل

  “Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya

(kemedan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka

beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan

untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali

kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (Qs. at-Taubah: 122)

  

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil‟alamin dengan rahmat dan hidayah Allah Subhanahu Wa

  

Ta‟ala skripsi ini telah selesai. Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1.

  Ibu Suyati dan Bapak Tuhri yang telah mendidik dari kecil, senantiasa memberikan nasihat dan yang tak pernah lelah mendo‟akan tanpa henti untuk menjadi pribadi yang bermanfaat untuk sesama.

  2. Kakak-kakakku dan adik-adikku yang senantiasa memberikan semangat untuk terus menjadi pribadi yang tangguh.

  3. Seluruh sahabatku yang selalu membersamai dalam setiap langkah beserta teman-teman PAI angkatan 2013 terima kasih untuk semangat dan motivasi yang diberikan.

  4. Keluarga PAI B, Keluarga besar LDK Fathir ar-Rasyid, Keluarga PPL SMK Islam Sudirman Tingkir, Keluarga KKN Posko 70 dan keluarga besar Dusun Nanggulan yang telah memberikan pengalaman hidup yang luar biasa.

  Terima Kasih

KATA PENGANTAR

  Assalamu‟alaikum Warahmatullah Wabarakatuh Alhamdulillahirobil‟alamin puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta‟ala berkat taufiq, rahmat dan inayah serta hidayah-Nya

  sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Shalawat dan salam selalu tercurah pada junjungan Nabi Agung Muhammad

  

Shalallahu „Alaihi Wasallam yang telah membimbing manusia dari zaman

  kegelapan hingga zaman terang benderang serta yang dinantikan syafaatnya di hari kiamat kelak.

  Dengan penuh rasa syukur penulis panjatkan, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

  “PERAN MADRASAH DINIYAH

USWATUN KHASANAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN

KUALITAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK DI DUSUN

CABEAN KULON KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN

SEMARANG TAHUN 2017

  ”. Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat untuk

  memperoleh gelar Sarjana Progam Studi Pendidikan Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN).

  Dalam menyusun skripsi ini penulis telah menerima bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M, Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam

  

ABSTRAK

  Inayah, Umi. 2017. Peran Madrasah Diniyah Uswatun Khasanah Dalam

  Upaya Meningkatkan Kualitas Pendidikan Agama Islam Pada Anak Di Dusun Cabean Kulon Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2017 . Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

  Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Achmad Maimun, M. Ag.

  Kata Kunci: Peran Madrasah Diniyah Uswatun Khasanah

  Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini yaitu (1) bagaimana peran Madrasah Diniyah Uswatun Khasanah dalam upaya meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam pada anak di Dusun Cabean Kulon? (2) apa saja faktor yang menghambat dan mendukung dalam upaya meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam pada anak di Dusun Cabean Kulon?. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif kuaitatif. Metode yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan teknik analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

  Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa peran Madrasah Diniyah Uswatun Khasanah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam pada anak di Dusun Cabean Kulon, di antaranya. (1)Melahirkan generasi yang berakhlak mulia. (2) Menambah wawasan pengetahuan agama Islam. (3) Mengikis kemerosotan akhlak akibat pengaruh perkembangan teknologi. (4) Madrasah Diniyah sebagai pengayaan mata pelajaran pendidikan agama Islam di sekolah. (5) Memperbaiki BTQ (Baca Tulis Qur‟an) anak. (6) Membantu dalam menjaga tradisi keagamaan di tengah masyarakat.

  Faktor pendukung Madrasah Diniyah Uswatun Khasanah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan agama pada anak di antaranya adanya dukungan penuh dari masyarakat sekitar, kerjasama yang baik antar ustadz/ustadzah, motivasi mengajar dari para ustadz/ustadzah selaku pendidik, tersedianya dana dalam menunjang berjalannya kegiatan. Faktor penghambat Madrasah Diniyah, diantaranya latar belakang pendidikan yang berbeda dari pengajar, pengaruh perkembangan teknologi yang ada, jam belajar tambahan, sarana prasarana serta waktu kegiatan belajar mengajar yang terbatas.

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kondisi Madrasah DiniyahTabel 3.2 Struktur Kepengurusan Madrasah Diniyah Uswatun KhasanahTabel 3.3 Data Ustadz/UstadzahTabel 3.4 Data Santriwan/ Santriwati Diniyah Kelas ITabel 3.5 Data Santriwan/Santriwati Diniyah Kelas IITabel 3.6 Sarana Prasarana

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Daftar Riwayat Hidup 2. Daftar Satuan Kredit Kegiatan (SKK) 3. Lembar Konsultasi Skripsi 4. Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian 5. Kode Penelitian 6. Transkip Wawancara 7. Dokumentasi

  

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i …………….…………………….……………...…. HALAMAN BERLOGO ii ……………..…………………………………..... HALAMAN JUDUL iii ……………….…………………...…………...……..

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING iv

………….…….…...……. HALAMAN PENGESAHAN v ………………….…………….……...……. DEKLARASI vi ……………………………………………….……………... MOTTO ……………………………………………………..………...……. vii PERSEMBAHAN …………………………………………...………..……. viii KATA PENGANTAR ix ABSTRAK xi …………………………………………………..………..……. DAFTAR TABEL ……………………………………………………..……. xii DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………..………...…… xiii DAFTAR ISI ………………………………………………..………...…… xiv

  BAB I PENDAHULUAN A.

  1 Latar Belakang Masalah ………………………………………… B.

  5 Rumusan Masalah ……………………………………………….

  C.

  6 Tujuan Penelitian ………………………………………………...

  D.

  6 Manfaat Penelitian ……………………………………………… E.

  7 Penegasan Istilah ………………………………………………...

  F.

  8 Metodologi Penelitian …………………………………………...

  9 4. Sumber Data …………………………………………………

3. Lokasi Penelitian …………………………………………….

  10 6. Analisis Data ………………………………………………...

  30 6. Potensi Madrasah Diniyah …………………………………..

  54

  52 3. Tujuan Pendidikan Agama Islam ……………………………

  49 2. Fungsi Pendidikan Agama Islam ……………………………

  49 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ………………………..

  45 B. Pendidikan Agama Islam ………………………………………..

  34 8. Dampak Kebijakan Full Day School ………………………..

  32 7. Aspek-Aspek Madrasah Diniyah ……………………………

  29 5. Tujuan Madrasah Diniyah …………………………………...

  11 7. Pengecekkan Keabsahan Data ………………………………

  10 5. Teknik Pengumpulan Data …………………………………..

  17 3. Bentuk-Bentuk Madrasah Diniyah ………………………….

  15 2. Peranan Madrasah Diniyah ………………………………….

  15 1. Pengertian Madrasah Diniyah ……………………………….

  Madrasah Diniyah ………………………………………………

  14 BAB II KAJIAN PUSTAKA A.

  12 9. Sistematika Penulisan ………………………………………..

  12 8. Tahap-Tahap Penelitian ……………………………………...

  24 4. Jenjang Pendidikan Madrasah Diniyah ……………………..

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Paparan Data

  60 …………………………………………………...

  1.

  60 Gambaran Lokasi Penelitian ……………………………….

  a.

  60 …………………

  Sejarah Berdirinya Madrasah Diniyah b.

  63 Kondisi Masyarakat …………………………………….

  c.

  66 Letak Geografis ………………………………………… d.

  67 Kondisi Masyarakat …………………………………….

  e.

  68 Struktur Kepengurusan ………………………………… f.

  69 Keadaan Ustadz/Ustadzah ……………………………...

  g.

  70 Keadaan Santriwan/Santriwati ………………………….

  h.

  75 Sarana dan Prasarana …………………………………... i.

  78 Proses Belajar Mengajar ………………………………...

  B. Temuan Penelitian

  79 ………………………………………………

  1. Peran Madrasah Diniyah Uswatun Khasanah Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pendidikan Agama Islam

  79 ......……… a.

  Perbedaan Anak Yang Mengikuti Madrasah Diniyah Dengan Yang Tidak Mengikuti

  83 ………………...……….

  b.

  Perkembangan Anak Sebelum Dan Sesudah Mengikuti Madrasah Diniyah Uswatun Khasanah

  84 ………..………..

  c.

  Materi, Metode, Strategi, Kegiatan Penunjang Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pendidikan Agama Islam

  b)

  90 Metode dan Strategi Pembelajaran ……...…………..

  c)

  92 Kegiatan Penunjang ………………………...……….

  d)

  93 Sarana Prasarana Pembelajaran ………..……………

  2. Faktor Pendukung Dan Faktor Penghambat Madrasah Diniyah Uswatun Khasanah Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pendidikan Agama Islam Pada Anak

  94 ...……….…..………...

  BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Peran Madrasah Diniyah Uswatun Khasanah Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pendidikan Agama Islam Pada Anak Di Dusun Cabean Kulon

  99 B. Faktor Pendukung Dan Faktor Penghambat Madrasah Diniyah

  Uswatun Khasanah Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pendidikan Agama Islam Pada Anak Di Dusun Cabean .

  ..……... 111 1. Faktor Pendukung …...…………………………..………….. 111 2. Faktor Penghambat …..…………………………..…………. 114

  BAB V PENUTUP A. Penutup ………...……………………………………...………… 120 B. Saran …………...……………………………………...………… 122 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modernisasi dalam segala bidang yang ditandai dengan perkembangan

  teknologi yang canggih, semakin menantang peranan keberadaan pendidikan agama sebagai penyelamat akhlak generasi penerus dari dampak negatif proses tersebut. Pendidikan ini mencakup tentang pendidikan iman dan taqwa serta akhlak mulia.Iman dan taqwa ditanamkan dalam bentuk pengetahuan, sedangkan akhlak mulia ditanamkan melalui pembiasaan.Setiap pribadi diharapkan memiliki sikap dan kualitas pribadi yang shaleh/sholihah, serta berakhlak mulia, hal tersebut tentunya terkait dengan sejauh mana upaya pendidikan yang dilakukan.Perlu adanya pembiasaan dan keteladanan sejak kanak-kanak untuk memperdalam pengetahuan agamanya.

  Islam begitu perhatian dalam mendidik anak, mereka adalah inti utama dalam membentuk umat dan masa depan. Islam tidak putus-putusnya berusaha menciptakan masa depan bagi generasinya dan mengarahkannya kepada jalan yang lurus agar mereka bisa mengentaskan manusia yang tersesat dalam kegelapan syirik, kebodohan, kesesatan, dan kekacabalauan menuju cahaya tauhid, ilmu, hidayah, kestabilan individu dan sosial (Al-fiqy, 2007:15-16).

  Allah Subhanahu Wa T

  a‟ala berfirman dalam Qs. an-Nisa‟ ayat 9:

  اًديِدَس لاْوَ ق اوُلوُقَ يْلَو َهَّللا اوُقَّ تَيْلَ ف ْمِهْيَلَع اوُفاَخ اًفاَعِض ًةَّيِّرُذ ْمِهِفْلَخ ْنِم اوُكَرَ ت ْوَل َنيِذَّلا َشْخَيْلَو

  “…….. hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (Departemen Agama RI, 2009:78).

  Pedidikan adalah proses panjang pembetukan kepribadian anak. Dengan pendidikan yang baik anak akan tumbuh menjadi generasi penerus yang berkualitas dari segi moral, intelektual, dan spiritual (Mustaqim, 2005:15). Baik jalur formal maupun nonformal sama-sama memiliki fungsi sebagai lembaga yang dapat membantu mencegah terjadinya kemerosotan agama dan menumbuh kembangkan generasi Q ur‟ani.

  Dusun Cabean Kulon mayoritas masyarakatnya adalah muslim, dengan latar belakang kehidupan yang religious dalam kesehariannya. Hal tersebut dapat terlihat dari kegiatan keagamaan yang ada mulai dari anak-anak sampai orang tua. Akan tetapi, kondisi lingkungan sekitar yang religious tidak menjadi jaminan bagi para orang tua untuk lepas tangan begitu saja dalam keberlangsungan pendidikan anak-anak mereka, khususnya akan pendidikan agama. Pengaruh perkembangan teknologi serta pengaruh teman pergaulan di luar tentunya menjadi kekhawatiran tersendiri bagi para orang tua, mengingat mereka tidak bisa mengawasi selama 24 jam penuh karena kesibukan para orang tua dalam bekerja. jauh dari harapan, oleh karena itu para orang tua berusaha melakukan berbagai cara untuk menambah pendidikan agama bagi anak-anaknya. Salah satunya dengan memasukan anak-anak mereka pada lembaga pendidikan keagamaan yang ada dimasyarakat seperti TPQ (Taman Pendidikan Qur‟ an) dan Madrasah Diniyah.

  TPQ (Taman Pendidikan Qur‟an) lebih dulu dikenal di Dusun Cabean Kulon daripada Madrasah.

  TPQ (Taman Pendidikan Qur‟an) diikuti oleh anak- anak mulai dari usia TK, SD, dan beberapa anak SMP, yang semuanya berbaur menjadi satu dalam pembelajarannya. Namun seiring berjalannya waktu beberapa anak usia SD dan SMP mulai tidak nyaman dan merasa malu, ketika mengaji harus berbaur menjadi satu dengan anak-anak yang usianya berada dibawah mereka. Disatu sisi mereka malu dengan usianya, akan tetapi disisi yang lain masih ada semangat yang tinggi untuk mengaji dan menuntut ilmu agama.

  Keterbatasan yang ada baik dari segi sarana prasarana, staff pengajar serta waktu mengajar yang minim, berdirilah Madrasah Diniyah Uswatun Khasanah untuk memenuhi kebutuhan pendidikan agama anak-anak Dusun Cabean Kulon, dengan tipe Madrasah diniyah pelengkap (suplemen). Yaitu madrasah yang berada di tengah masyarakat dan tidak berada dalam lingkungan pondok pesantren, karena didirikan atas dasar inisiatif masyarakat yang diperuntukkan bagi anak-anak untuk menambah pengetahuan ilmu agama

  Sarana prasarana dan staf pengajar yang terbatas, serta waktu mengajar yang sangat minim dengan jumlah santri yang cukup banyak, membuat para pendidik/pengelola Madrasah Diniyah Uswatun Khasanah yang sekaligus merangkap menjadi penanggungjawab TPQ (Taman Pendidikan Qur‟an) Uswatun Khasanah harus memutar otak supaya tetap bisa memberikan ilmu kepada para santri secara maksimal pada kedua lembaga tersebut, demi terwujudnya pendidikan agama maupun pendidikan karakter yang berkualitas pada diri anak.

  Lembaga pendidikan Islam yang dikenal dengan nama Madrasah ini telah lama diselenggarakan di Indonesia. Adanya rencana sekolah lima hari atau disebut Full Day Schoolyang dicanangkan oleh Menteri Kebudayaan dan Pendidikan baru-baru ini telah mendapat reaksi dari berbagai pihak. Salah satu hal yang menjadi kekhawatiran beberapa pihak atas rencana Full Day School adalah akan mematikan keberadaan Madrasah Diniyah sebagai lembaga pendidikan agama yang telah lama dikenal masyarakat. Perlu adanya peninjauan lebih dalam sebelum hal tersebut diputuskan, mengingat peran Madrasah Diniyah tidak hanya mendidik anak agar pandai tentang agama Islam saja, akan tetapi terlebih lagi adalah pengalaman agama itu sendiri dalam perilaku kehidupan sehari-hari.

  Keberadaan Madrasah Diniyah menjadi harapan masyarakat, selain memberikan pengetahuan ilmu agama juga dapat memberikan aktivitas yang pendidikan agama bagi anak-anak dari sekolah umum dan pembentukan moral serta budi pekerti luhur bagi generasi muda pada umumnya.

  Berdasarkan latar belakang di atas, penulis berkeinginan untuk meneliti permasalahan dengan judul “Peran Madrasah Diniyah Uswatun Khasanah Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pendidikan Agama Islam Pada Anak di Dusun Cabean Kulon Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2017 ”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang diatas peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana peran Madrasah Diniyah Uswatun Khasanah dalam upaya meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam pada anak di Dusun Cabean Kulon Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang? 2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi Madrasah

  Diniyah Uswatun Khasanah dalam upaya meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam pada anak di Dusun Cabean Kulon Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang?

C. Tujuan Penulisan

  Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui peran Madrasah Diniyah Uswatun Khasanah dalam upaya meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam pada anak di Dusun Cabean Kulon Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2017.

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat yang dihadapi

  Madrasah Diniyah Uswatun Khasanah dalam upaya meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam pada anak di Dusun Cabean Kulon Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2017.

D. Manfaat Penelitian

  Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas dan diharapkan dapat memberi manfaat secara praktis maupun teoritis, antara lain: 1.

   Manfaat Teoritis

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan khazanah keilmuwan dalamupaya peningkatan kualitas Pendidikan Islam, khususnya tentang Pendidikan Agama Islam di Madrasah Diniyah.

2. Manfaat Praktis

  Dapat bermanfaat bagi para pendidik dan masyarakat seluruhnya

E. Penegasan Istilah 1. Madrasah Diniyah Madrasah dalam bahasa Arab berarti tempat untuk belajar.

  Padanan Madrasah dalam bahasa Indonesia adalah sekolah dengan konotasi yang khusus yaitu sekolah-sekolah agama Islam. Dalam arti tempat belajar, madrasah memang berasal dari dunia Islam, sebagai tempat mengajarkan dan mempelajari ajaran-ajaran agama Islam, ilmu pengetahuan dan keahlian lainnya yang berkembang pada zamannya (Departemen Agama RI, 1986:67).

  Madrasah Diniyah adalah suatu bentuk madrasah yang hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama (diniyah).Madrasah ini dimaksudkan sebagai lembaga pendidikan agama yang disediakan bagi siswa yang belajar disekolah umum (Nasir, 2005:95).

2. Pendidikan Agama Islam

  Menurut Zakiyah Daradjat yang dikutip Majid (2005:130) pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh.Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.

  Jadi pendidikan agama islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

F. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

  Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (Field Research), yaitu bahwa penelitian ini berangkat ke lapangan untuk mengadakan pengamatan tentang sesuatu fenomena dalam suatu keadaan alamiah (Moleong, 2008:26). Dalam hal ini peneliti terjun ke lapangan penelitian yaitu Madrasah Diniyah Uswatun Khasanah Dusun Cabean Kulon, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang untuk mengamati fenomena yang berhubungan dengan santri, pengelola atau pengajar Madrasah Diniyah.

  Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata- kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2008:6).

  Dalam penelitian ini akan dikaji lebih mendalam tentang peran Madrasah Diniyah, faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi Madrasah Diniyah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan agama lingkungan Madrasah Diniyah Uswatun Khasanah Dusun Cabean Kulon, Desa Karang Duren yang dijadikan subjek penelitian.

  2. Kehadiran Peneliti

  Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti berlaku sebagai instrumen utama tanpa mewakilkan kehadirannya pada orang lain. Kehadiran peneliti bertujuan untuk melakukan pengamatan dan wawancara mendalam guna mendapatkan data akurat dari informan yang diperlukan peneliti untuk melengkapi data penelitian.

  3. Lokasi Penelitian

  Lokasi penelitian berada di Madrasah Diniyah Uswatun Khasanah Dusun Cabean Kulon RT.29/RW.06, Desa Karang Duren, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.

  4. Sumber Data

  Ada dua sumber data yang digunakan peneliti, yaitu: a.

   Data Primer

  Data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya (Arikunto, 2013:22).Sumber data langsung yang peneliti dapatkan berasal dari ustad/ustadzah, tokoh agama/tokoh masyarakat, santri, dan wali santri Madrasah Diniyah.

b. Data Sekunder

  foto, film, rekaman video, dan benda-benda yang dapat memperkaya data primer (Arikunto, 2013:22).

  Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara.Adapun sumber data sekunder yang digunakan adalah foto keadaan Madrasah Diniyah Uswatun Khasanah dan data-data lain ditempatpenelitian.

5. Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti, yaitu: a.

   Observasi

  Data observasi berupa deskripsi yang faktual, cermat dan terinci mengenai keadaan lapangan, kegiatan manusia dan situasi sosial, serta konteks dimana kegiatan-kegiatan itu terjadi (Nasution, 2003:59). Peneliti mengamati dan mencatat gejala yang tampak pada objek penelitian.

  Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai data yang berhubungan dengan kondisi lingkungan, keadaan santri, ustad/ustadzah Madrasah Diniyah, proses pembelajaran di Madrasah Diniyah serta berbagai kegiatan di Madrasah Diniyah yang berkaitan dengan penelitian ini.

b. Wawancara

  dalam hubungan tatap muka, sehingga dan mimik responden merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal (Gulo, 2002:119).

  Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan dengan wawancara terbuka dan terstruktur karena informan atau narasumber mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai dan tahu pula tujuan dari wawancara. Selain itu pada saat wawancara, peneliti sudah menetapkan dan menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang tersusun secara sistematis.

  Wawancara akan dilakukan kepada narasumber diantaranya adalah ustad/ustadzah, tokoh masyarakat/agama, santriwan/santriwati dan wali santri Madrasah Diniyah Uswatun Khasanah. Peneliti menggunakan teknik ini untuk mencari data terkait peran madrasah diniyah,faktor pendukung dan penghambat.

c. Dokumentasi

  Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2013:274). Peneliti mencari data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan objek penelitian berupa foto terkait kegiatanpendidikan agama islam di Madrasah Diniyah.

6. Analisis Data

  Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan disarankan oleh data (Moleong, 2008:280).Pekerjaan analisis data dalam hal ini adalah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengkategorisasikannya.Pada tahapan ini, peneliti menganalisis data yang terkumpul yang terdiri dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi.

  7. Pengecekan Keabsahan Data

  Dalam pengecekan keabsahan data, peneliti menggunakan teknik triangulasi data yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2008:330). Pada teknik ini, ada dua jenis triangulasi: a.

  Triangulasi metode yaitu dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

  b.

  Triangulasi sumber yaitu dengan cara membandingkan data hasil wawancara antar narasumber terkait dan membandingkan data hasil dokumentasi antar dokumen.

  8. Tahap-Tahap Penelitian

  Pelaksanaan penelitian terdiri dari empat tahap yaitu: tahap sebelum ke lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, dan tahap penulisan laporan yang ditempuh sebagai berikut: a.

   Tahap Sebelum Kelapangan

  Tahap ini meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian

  b. Tahap Pekerjaan Lapangan

  Tahap ini meliputi pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan dengan peran Madrasah Diniyah dalam upaya meningkatkan kualitasPendidikan Agama Islam pada anak di Dusun Cabean Kulon.Data ini diperoleh dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi.

  c. Tahap Analisis Data

  Menurut Miles dan Huberman yang dikutip Sugiyono (2011:337) aktivitas dalam analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. 1)

  Mereduksi atau merangkum data, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu. 2)

  Penyajian data dalam uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya secara naratif.

3) Penarikan kesimpulan berupa penemuan baru yang belum pernah ada.

d. Tahap Penulisan Laporan

  Tahap ini meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna data. Setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan perbaikan, saran-saran demi

9. Sistematika Penulisan

  Dalam penelitian ini, penulis menyusun kedalam 5 (lima) bab dengan rincian sebagai berikut: BAB I: PENDAHULUAN. Pada bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

  BAB II: KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini membahas sesuai dengan teori yang mendukungnya, yaitu terkait Madrasah Diniyah dan Pendidikan Agama Islam.

  BAB III: PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN. Berisi gambaran umum Madrasah Diniyah Uswatun Khasanah yang meliputi identitas Madrasah Diniyah, sejarah Madrasah Diniyah, struktur kepengurusan, tenaga pendidik, daftar santri, kegiatan Madrasah Diniyah, proses pembelajaran Madrasah Diniyah, keadaan sarana dan prasarana, dan temuan hasil penelitian berupa peran Madrasah Diniyah Uswatun Khasanah, serta serta faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi Madrasah Diniyah Uswatun Khasanah dalam upaya meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam pada anak di Dusun Cabean Kulon.

  BAB IV: PEMBAHASAN. Meliputi peran madrasah diniyah, dan faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi Madrasah Diniyah Uswatun

  BAB V: PENUTUP. Meliputi kesimpulan dan sarana. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Madrasah Diniyah 1. Pengertian Madrasah tidak lain adalah kata Arab untuk sekolah, artinya tempat belajar. Istilah madrasah di tanah Arab ditujukan untuk semua sekolah secara umum, namun di Indonesia ditujukan untuk sekolah-sekolah Islam yang mata pelajaran dasarnya adalah mata pelajaran agama Islam (Nasir2005:90).

  Menurut Muhaimin yang dikutip Yasin (2008:257) secara etimologi madrasah adalah tempat untuk mencerdaskan manusia (peserta didik), menghilangkan ketidaktahuan atau memberantas kebodohan mereka, serta melatih keterampilan mereka sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya. Dengan kata lain madrasah berfungsi sebagai wahana atau tempat untuk mengembangkan kepekaan intelektual dan informasi, memperbaharui pengetahuan, serta membentuk sikap dan keterampilan yang berkelanjutan agar tetap up to date dan tidak cepat usang.

  Madrasah merupakan tempat atau wahana anak menyenyam proses pembelajaran. Maksudnya, di madrasah itulah anak menjalani proses belajar

  Sedangkan pengertian Madrasah Diniyah ialah lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan dan pengajaran secara klasikal dalam pengetahuan agama Islam kepada pelajar bersama-sama sedikitnya berjumlah 10 orang lebih, di antara anak-anak yang berusia 7 sampai dengan 18 (Departemen Agama RI, 2003:23).

  Madrasah diniyah adalah sebagai suatu lembaga pendidikan keagamaan luar sekolah yang menyelenggarakan pendidikan agama Islam yang sudah mengenal sistem perjenjangan dalam proses belajar mengajarnya (Departemen Agama RI, 2001:7).

  Madrasah Diniyah adalah suatu lembaga pendidikan keagamaan yang telah diakui keberadaannya oleh masyarakat maupun pemerintah.

  Madrasah Diniyah merupakan lembaga pendidikan turunan dari pesantren yang biasanya kegiatan pembelajaran dilakukan pada sore hari antara pukul 14.00-15.00 atau dalam bahasa orang awam disebut dengan istilah “sekolah sore” atau “sekolah arab”.

  Sampai sekarang madrasah diniyah masih mempertahankan tradisi waktu yang digunakan untuk belajar yaitu sore dengan pertimbangan untuk memberikan tambahan wawasan keagamaan siswa yang sekolah pagi (SD/MI, MTs/SMP, MA/SMA) yang notabenya hanya mendapatkan pengetahuan agama hanya sedikit.

  Madrasah Diniyah yang tumbuh di tengah masyarakat sebagai tidak terpenuhi di sekolah-sekolah umum. Dalam pembelajarannya anak tidak hanya diajarkan cara menulis dan membaca Al- qur‟an dengan baik dan benar sesuai ilmu tajwid, akan tetapi juga diajarkan tentang hafalan surat- surat pendek/do‟a sehari-hari, bahasa arab, ilmu fiqh, aqidah akhlak, dan lain-lain.

  Dalam hal ini Arifin (2002:30) menyatakan bahwa madrasah sangat diperlukan keberadaannya sebagai tempat dimana murid-murid menerima ilmu pengetahuan agama secara teratur dan sistematis.

  Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa Madrasah Diniyah adalah salah satu lembaga pendidikan keagamaan pada jalur formal di pendidikan pesantren maupun jalur non formal yang mengunakan metode klasikal dalam pembelajarannya dengan seluruh mata pelajaran yang bermaterikan agama yang sedemikian padat dan lengkap sehingga memungkinkan para santri yang belajar didalamnya lebih baik penguasaanya terhadap ilmu-ilmu agama.

2. Peranan Madrasah Diniyah

  Lembaga pendidikan Islam yang dikenal dengan nama Madrasah telah lama diselenggarakan di Indonesia. Lembaga pendidikan ini bahkan telah diselenggarakan oleh masyarakat bersamaan dengan penyebaran agama Islam di Indonesia. Di masa penjajahan Belanda, hampir di setiap desa di Indonesia yang penduduknya mayoritas Islam terdapat Madrasah

  Seiring dengan munculnya ide-ide pembaharuan pendidikan di Indonesia, Madrasah Diniyah ikut serta mengadakan pembaharuan dari dalam, antara lain memantapkan keberadaannya sebagai lembaga pendidikan agama yang mengajarkan pelajaran agama Islam sebanyak 18 jam per minggu, berbeda dengan sekolah umum yang hanya mengajarkan pelajaran agama Islam 2 jam per minggu. Beberapa organisasi penyelenggaraan Madrasah Diniyah banyak mengadakan modifikasi kurikulum yang dikeluarkan Departemen Agama namun tentu saja disesuaikan dengan kondisi lingkungan (Departemen Agama RI, 2001:15). untuk memudahkan pembinaan dan bimbingan, Departemen Agama menetapkan dua jenis Madrasah.Jenis pertama adalah Madrasah yang selain menetapkan mata pelajaran agama sebagai pelajaran pokok, memasukkan pula mata pelajaran umum dalam kurikulumnya.Jenis kedua, Madrasah yang semata-mata mempelajari agama (isi kurikulumnya semua agama). Jenis Madrasah kedua ini dikenal dengan Madrasah Diniyah (Departemen Agama RI,1999:145-146).

  Besarnya perhatian masyarakat dan pemerintah daerah terhadap penyelenggaraan Madrasah Diniyah antara lain didasarkan alasan sebagai berikut: a.

  Jumlah jam pendidikan Agama Isam di sekolah umum sebanyak 2 jam dilakukan dalam kurikulum sekolah umum, penambahan pendidikan Agama Islam perlu dilakukan melalui Madrasah Diniyah disore hari.

  b.

  Keluhan dan kritikan yang sering dilontarkan oleh pihak orang tua siswa terhadap Pendidikan Agama di Sekolah Umum, bahwa anak-anak mereka banyak yang tidak mampu membaca al-

  Qur‟an. Secara umum hasil pendidikan Agama di sekolah umum dinilai oleh masyarakat belum berhasil meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa bagi peserta didik. Dengan pendidikan agama di sekolah umum 2 jam seminggu bagi guru agama khususnya untuk mengantarkan anak didik agar bisa dan mampu membaca al- benar. Keprihatinan pihak orang tua dan tokoh-tokoh Islam terhadap ketidakmampuan anak-anak mereka di sekolah umum membaca al- Qur‟an makin bertambah, karena dewasa ini kegiatan pengajian al- Qur‟an secara “tradisional” di rumah-rumah berangsur hilang dan tergeser oleh “budaya baru” atau “gaya hidup baru” menonton acara TV.

  Bagi orang tua dan tokoh-tokoh Islam untuk mengatasi hal tersebut tidak ada jalan lain yang lebih bisa diandalkan kecuali menggiatkan penyelenggaraan Madrasah Diniyah di sore hari.

  c.

  Bentuk Madrasah Diniyah lain yang diupayakan oleh masyarakat untuk mengantarkan anak didik, termasuk anak-anak usia pra sekolah agar mereka mampu membaca al-

  Qur‟an adalah dengan menyelenggarakan yang diatur dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 3 tahun 1983, TPQ umumnya diselenggarakan di sore hari.

  d.

  Bagi masyarakat Indonesia, Madrasah Diniyah sudah dianggap sebagai identitas umat Islam. Oleh karena itu keberadaan Madrasah Diniyah harus dipertahankan dalam masyarakat Indonesia (Departemen Agama RI,1999:148-149).

  Kholiq (Jurnal At-Taqaddum, Vol. 5, November 2013:239-243), menyebutkan ada beberapa peran pendidikan Madrasah Diniyah, diantaranya:

  a) Madrasah Diniyah sebagai warisan leluhur / pemelihara tradisi keagamaan

  Madrasah Diniyah sebagai warisan leluhur, selama ini memiliki peran sebagai lembaga pendidikan berkarakter religious dan sangat berperan bagi pembentukan watak religious bangsa.Pendidikan Madrasah Diniyah merupakan bagian dari sistem pesantren yang wajib di pelihara dan dipertahankan karena lembaga ini telah terbukti mampu mencetak para kyai/ulama, Ustad/ustadzah dan sejenisnya.

  b) Madrasah Diniyah sebagai penopang pendidikan keluarga

  Inti dari pendidikan Madrasah Diniyah adalah untuk menanamkan iman ke dalam jiwa anak-didik.Pendidikan Madrasah Diniyah adalah kelanjutan dari pendidikan keluarga yang keagamaan dipandang sangat penting, bukan hanya karena besarnya pengaruh keluarga dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, akantetapi karena pada umumnya pendidikan moral dalam sistem pendidikan kita pada umumnya belum mendapatkan tempat dan proporsi yang sewajarnya.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP PERILAKU SOSIAL REMAJA DUSUN BANARAN DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010

0 0 111

IMPLEMENTASI STANDAR PROSES DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SD KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2013

1 3 208

IMPLEMENTASI STANDAR PROSES DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SD KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2013

0 2 229

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA DI SMP ISLAM NGADIREJO TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI

0 0 116

HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS IV, V, VI SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2013-2014 DI MADRASAH IBTIDAIYAH WONOYOSO KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG

0 1 88

NILAI – NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI BROKOHAN DI DUSUN KADIPIRO DESA KARANGTENGAH KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015

0 0 107

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH IBTIDAIYAH MIFTAHUL FALAH BATUR 01, BATUR WETAN, KECAMATAN GETASAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016 - Test Repository

0 0 129

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK NELAYAN RAWA PENING DI DESA ROWOBONI KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016 SKRIPSI

0 1 143

KEBIJAKAN KEPALA MADRASAH DALAM MENDUKUNG PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DI MTS NU ASWAJA TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN 2017 - Test Repository

0 1 126

DAMPAK PERCERAIAN ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA ANAK STUDI KASUS PADA TIGA KELUARGA DI KELURAHAN LODOYONG KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2017

0 1 111