PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI KHULAFAURRASYIDIN MENGGUNAKAN MODEL JURISPRUDENTIAL INQUIRY SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP (II) SMP N 2 TENGARAN TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MATERI KHULAFAURRASYIDIN MENGGUNAKAN
MODEL JURISPRUDENTIAL INQUIRY
SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP (II) SMP N 2 TENGARAN
TAHUN PELAJARAN
2017/2018
SKRIPSI
Diajukan guna memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh: Almu‟ Rismillah Zailana
111-14-137
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2017/2018
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MATERI KHULAFAURRASYIDIN MENGGUNAKAN
MODEL JURISPRUDENTIAL INQUIRY
SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP (II) SMP N 2 TENGARAN
TAHUN PELAJARAN
2017/2018
SKRIPSI
Diajukan guna memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh: Almu‟ Rismillah Zailana
111-14-137
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2017/2018
v
MOTTO
اَنَعَم َ َّللَّا َّنِإ ْن َزْحَت لا "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita."
(Q.S at-Taubah: 40) Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
(Q.S al- Insyirah: 4-8). vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada pihak-pihak yang penulis anggap mempunyai peran yang penting:
1. Bapakku Suwarsono dan Ibuku Suminem yang telah mengiringi langkah dan perjalanan hidupku dengan untaian do ‟a didalam sholat-Nya. Yang selalu memotivasi, membimbing, dan memberikan petuah yang bermakna.
2. Saudaraku tercinta yang mewarnai hari-hari berat dengan senyuman, dan kebahagiaan.
3. Keluarga besar angkatan 2014, yang senantiasa memberikan dukungan dalam perjalanan menimba ilmu pengetahuan selama di kampus.
4. Sahabat seperjuangan yang selalu ada disaat suka maupun duka.
5. Keluarga besar SMP N 2 Tengaran.
6. Segenap Civitas Akademika IAIN Salatiga. viii
KATA PENGANTAR
ميح رلا نمحرلا الله مسب
Alhamdulillahirabil ‟alamin. Puji syukur kepada Illahirabbi, Tuhan seru sekalian alam, bumi, matahari segala yang terdapat dilangit beserta isinya bergerak seraya bertasbih menyebut asma-Nya. Dengan rahmat dan karunia-Nya yang mulia, dan nikmat-Nya yang melimbah serta dengan inayah-Nya yang begitu sempurna, sehingga penulis pada saat ini mampu menyelesaikan skripsi.
Sholawat beserta salam tak lupa kita haturkan dan semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan agung Nabi Muhammad SAW beserta keluarga-nya, Beliau merupakan manusia mulia penyempurna akhlak karimah, dan seorang motivator handal yang tiada tandingan beserta yang suri tauladan di sepanjang kehidupan Ummat-Nya.
Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik atas bantuan, dorongan serta bimbingan dari pihak-pihak tertentu yang terkait. Dengan penuh rasa syukur, kebahagiaan tidak dapat disembunyikan atas terselesaikannya penulisan skripsi ini.
Ucapan terima kasih dan salam bahagia penulis haturkan kepada: 1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak suwardi, M.Pd selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu siti rukhayati selaku Ketua Jurusan pendidikan agama islam (PAI).
4. Bapak. selaku dosen pembimbing akademik yang senantiasa memberikan semangat dan bimbingannya kepada penulis.
5. Bapak dan ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilu pengetahuannya kepada penulis selama menempuh pendidikan di IAIN Salatiga.
6. Bapak Waluya selaku kepala sekolah SMP N 2 Tengaran.
7. Ibu Ima selaku guru pengampu pelajaran agama islam kelas VII SMP N 2 Tengaran. ix
8. Keluarga tercinta yang telah membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang dan memberikan bantuan, dorongan, dan motivasi secara material maupun spiritual.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan dan ridho, serta mendapat balasan terbaik dari Allah SWT sehingga mampu menjadi bentuk amalan Ibadah yang terbaik disisi-NYA. Amin 10. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun demi kesempurnaan skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi penulis, khususnya kepada pembaca dan khalayak umum.
Salatiga, 06 Agustus 2018
Almu ’ Rismillah Zailana NIM: 111 14 137
x
ABSTRAK
Zailana, Almu ‟ Rismillah. 2018. Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Materi Khulafaurrashidin Dengan Menggunakan Model Jurusprudential Inquiry Siswa Kelas VII SMP N 2 Tengaran Tahun Pelajaran 2017/2018.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Khulafaurrashidin, Model Jurisprudential Inquiry.
Rumusan masalah yang akan menjadi fokus peneliti yaitu apakah penggunaan model jurisprudential inquiry dapat meningkatkan hasil belajar pendidikan agama Islam (PAI) materi khulafaurroshidin pada siswa kelas VII SMP N 2 tengaran tahun pelajaran 2017/2018?
Tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah untuk dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dengan Menggunakan Model Jurisprudential Inquiry Pada Siswa Kelas VII SMP N 2 Tengaran Tahun Pelajaran 2017/2018.
Subyek penelitian ini adalah guru mata pembelajarn dan siswa SMP N 2 Tengaran yang terdiri dari 30 siswa, terdiri dari 15 laki-laki dan 15 perempuan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), dengan acuan 3 siklus yaitu; pra-siklus, siklus I, siklus II yang masing-masing terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Model pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan, tes tertulis, lembar observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dengan cara perbandingan nilai belajar tiap siklus dengan dilihat dari kriteria ketuntasan klasikal.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis dan Ibu Ima selaku guru pengampu PAI menunjukkan bahwa nilai siswa yang tuntas mencapai nilai KKM 70 pada pra siklus adalah sebanyak 8 siswa atau 27% dan yang belum tuntas dan 22 siswa atau 73% dengan rata-rata kelasnya adalah 26,6%. Siklus I adalah sebanyak 19 siswa atau 63% dan yang belum tuntas dan 11 siswa atau 37%, dengan nilai rata-rata kelasnya 66%. sebanyak 30 siswa atau 100%, dari jumlah siswa yang ada dikelas VII SMP N Tengaran telah mencapai ketuntasan dengan nilai rata-rata kelasnya 82%. xi
DAFTAR ISI
SAMPUL....................................................................................................... i LEMBAR BERLOGO................................................................................ ii HALAMAN JUDUL.................................................................................. iii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................... iv PENGESAHAN KELULUSAN................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN.................................................................... vi MOTTO....................................................................................................... vii PERSEMBAHAN....................................................................................... viii KATA PENGANTAR................................................................................ ix ABSTRAK.................................................................................................. xi DAFTAR ISI............................................................................................... xii DAFTAR TABEL....................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR.................................................................................. xv
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1 B. Rumusan Masalah.................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian...................................................................... 6 D. Kegunaan Penelitian................................................................. 6 E. Hipotesis Tindakan.................................................................. 9 F. Indikator Keberhasilan............................................................. 9 G. Definisi Operasional................................................................. 10 H. Metode Penelitian..................................................................... 12 I. Sistematika Penulisan Skripsi................................................... 26 xii
BAB II. LANDASAN TEORI. A. Hasil Belajar............................................................................. 28 B. Model Jurisprudential Inquiry.................................................. 34 C. Pendidikan Agama Islam.......................................................... 38 D. Kajian Pustaka.......................................................................... 49 BAB III. PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP N 2 Tengaran....................................... 51 B. Subyek, Tempat Dan Waktu Penelitian..................................... 56 C. Diskripsi Pelaksanaan Penelitian............................................... 58 BAB. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian.......................................................................... 80 B. Pembahasan............................................................................... 100 BAB. V. PENUTUP A. Kesimpulan................................................................................ 109 B. Saran.......................................................................................... 110 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Nilai Siswa Pra Siklus................................................ 83Tabel 4.9 Rekapitulasi Rata-Rata Tiap Siklus..................................... 102Tabel 4.8 Hasil Rekapitulasi................................................................ 100Tabel 4.6 Hasil Nilai Frekuensi .......................................................... 96Tabel 4.5 Hasil Test Formatif Siklus Ii................................................ 94Tabel 4.4 Hasil Frekuensi Nilai Siswa................................................. 89Tabel 4.3 Hasil Test Formatif Siklus I................................................. 88Tabel 4.2 Hasil Frekuensi Nilai Siswa................................................. 84Tabel 3.10 Nilai Evaluasi Siklus Ii........................................................ 78Tabel 3.1 Daftar Kepala Dan Wakil Kepala........................................ 54Tabel 3.9 Lembar Observasi Siswa..................................................... 76Tabel 3.8 Aspek Dalam Guru............................................................. 75Tabel 3.7 Nilai Evaluasi Siklus I......................................................... 69Tabel 3.6 Lembar Observasi Siswa..................................................... 68Tabel 3.5 Aspek Observasi Guru......................................................... 66Tabel 3.1 Nilai Evaluasi Pra Siklus...................................................... 60Tabel 3.3 Dafrar Absen........................................................................ 56Tabel 3.2 Daftar Pendidik.................................................................... 54Tabel 4.10 Hasil Prestasi Tiap Siklus.................................................... 106 xivDaftar Gambar
Gambar 1.1 Siklus PTK Menurut Arikunto............................................. 15Gambar 4.1 Hasil Nilai Pra Siklus........................................................... 87Gambar 4.2 Hasil Nilai Siklus I.............................................................. 92Gambar 4.3 Hasil Nilai Siklus II............................................................. 98Gambar 4.4 Grafik Rata-Rata Hasil Tiap Siklus..................................... 108xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan dalam silsilah dunia pendidikan sangat berakar kuat dalam
sepak terjang keberhasilan siswa. Modal penting siswa dalam pembelajaran dapat dilihat dari seberapa tinggi peningkatan mereka saat memperoleh kecapaian belajar. Maka tidak mengherankan bahwa sering sekali para guru maupun lingkungan sosial selalu melihat keberhasilan siswa dengan mengacu kepada tinggi rendahnya peningkatan yang telah mereka capai di pembelajaran.
Hasil merupakan pencapaian nilai yang telah diperoleh seseorang dari yang telah didapatkannya selama proses pembelajaran. Tolak ukur pencapaian yang dimiliki siswa dapat diukur dari seberapa tinggi nilai yang telah mereka dapatkan. Umumnya hal tersebut selalu melekat kuat terhadap citra pribadi setiap peserta didik yang mengenyam meja pembelajaran. Jadi dapat dikatakan garis besar pendidikan peserta didik selalu diukur dari pencapaian hasil prestasi yang telah didapatkannya.
Gagal dan sukses adalah sebuah dua sisi yang tidak dapat dilepaskan dalam meraih sebuah prestasi anak. Terkadang semangat dan bantuan dari kedua orang tuapun juga tidak bisa dianggap sebelah mata, sebab mereka memberikan dampak yang begitu besar terhadap pola dan perkembangan daya fikir maupun motivasi anak.
1 Belajar kata sederhana namun, sulit sekali tertanam dalam daya ingat peserta didik, sebab mereka lebih memilih melakukan sesuatu yang baru dari pada bosan dengan buku- buku yang kurang menarik. Hakekatnya kata belajar sendiri merupakan suatu proses menerima ilmu dari pendidik disuatu pendidikan. Pendidikan sering sekali dikenal dengan adanya dua istilah yaitu: pengajar sebagai pendidik dan peserta didik sebagai pelajar yang belajar menempa ilmu pengetahuan.
Pendidikan pada era yang semakin dewasa ini sangat berperan aktif dalam membentuk suatu tatanan kehidupan di lingkungan sosial masyarakat.
Perkembangan zaman yang semakin canggih mendorong manusia untuk berperan aktif didalamnya. Insan akan dapat mengerti serta mengetahui segala perubahan yang telah terjadi dalam dunia pendidikan pada saat ini. Kontribusi yang begitu besarnya maka tidak mengherankan bahwasannya pendidikan selalu mengakar kuat didalam pribadi setiap manusia.
Khulafa pemahaman makna yang biasa namun sangat susah sekali
apabila diaplikasikan dimasyarakat. Sering sekali mereka beranggapan bahwasannya pemimpin haruslah dapat mengayomi masyarakatkatnya namun, seorang pemimpin haruslah dapat mencerminkan sifat khulafaurrasyidin sebab mereka merupakan pemimpin kedua setelah Rasulullah saw wafat.
Pemahaman tentangnya sering sekali dipandang sebagai ilmu kacamata yang tidak penting dan dianggap sebagai persoalan mudah untuk dilaksanakan dan dijalankan.
2 Kemajuan teknologi yang semakin hebatnya pada saat ini, makna pemimpin perlu ditekankan lebih mendalam lagi. Hal tersebut dilakukan supaya mereka dapat memahami dengan benar bahwasannya hakekat dari
Khulafa tidak muncul disaat mereka berusia dewasa saja. Namun
sesungguhnya terjadi pada saat mereka duduk di bangku sekolah. Maka dengannya setiap insan akan dapat membentuk pemahaman yang lebih konkret lagi tentang hakekat dari khulafaurrasyidin.
Dari hasil wawancara peneliti dengan ibu Imania Najmuna S.Pd. I selaku guru pengampu Pendidikan Agama Islam kelas VII SMP N 2 Tengaran menunjukkan bahwa diperlukan suatu metode yang lebih menarik agar peserta didik memperhatikan penjelasan dari guru. Dimana hal tersebut haruslah sejalan dengan materi yang akan disampaikan, selain itu dapat juga membangkitkan minat belajar peserta didik. Karena hanya dengan kesesuaian antara materi dan model pembelajaran dapat tercapainya suatu tujuan pembelajaran, dimana peserta didik dapat aktif dalam proses belajar mengajar.
Data yang telah di peroleh peneliti sebelumnya menunjukkan bahwa dari jumlah 30 peserta didik yang tuntas terdapat 8 siswa dengan presentase 27% dan siswa yang belum tuntas berjumlah 22 siswa dengan presentase 73%, dengan KKM pada pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) adalah 70, Soal pre test yang sebelmnya telah dilakukan oleh peneliti adalah dengan menggunakan kriteria 5 soal easy, menunjukkan bahwasannya nilai rata-rata klasikal yang dimiliki siswa masih sangat jauh dari hasil pencapaian belajar yaitu 85% presentase rata-rata kelas.
3 Langkah tepat yang dapat diambil seorang guru agar dapat tercapai tujuan pembelajaran adalah menggunakan metode atau model dalam pembelajaran (Kastolani, 2014; 92). Bahkan terkadang pembelajaran dengan menggunakan model yang tepat dapat dengan mudah diserap oleh peserta didik. Realitanya dalam kehidupan saat ini penyampaian yang komunikatif lebih disenangi oleh siswa.
Model pembelajaran yang menarik tentunya akan sangat efektif untuk dapat meningkatkan keaktifan anak didalam kelas. Dengan tuntutan dunia pendidikan yang semakin banyak tentu saja seorang pendidik harus berfikir ulang tentang kesesuaian model pembelajaran yang mereka gunakan dengan materi yang akan disampaikan. Metode ceramah yang terkadang sering sekali menjadi solusi terbaik para pendidik Pendidikan Agama Islam harus mulai dapat ditinggalkan. Karena apabila masih diterapkan dikelas tentu tidak akan efektif dan peserta didik cenderung tidak akan aktif ketika di kelas.
Peneliti juga menyadari bahwa proses pembelajaran yang selama ini digunakan kurang begitu memberikan dampak yang positif bagi para siswa, meskipun pendidik telah menerapkan K-13 namun hal tersebut masih tidak dapat memberikan dampak yang kurang aktif dan masih banyaknya nilai rendah beberapa siswa. Pembelajaran diskusi yang diterapkan pendidik dirasa masih banyak yang perlu dievaluasi kembali, sebab kebanyakan siswa masih banyak yang tidak aktif didalam kelas.
Pembelajaran akan efektif dan mudah dilaksanakan apabila peserta didik tertarik dengan model yang akan di terapkan oleh seorang pendidik. Salah satu
4 model pembelajaran yang dapat menunjang keefektifan di dalam kelas adalah model telaah yurisprudensi (jurisprudential inquiry), dimana model ini melatih siswa untuk peka terhadap segala permasalahan sosial dan mampu mengambil tindakan untuk dapat memecahkan masalah tersebut (Hamzah, 2014:31). Dengan model tersebut diharapkan peserta didik dapat aktif dikelas dan memudahkan pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran.
Kelas tentunya akan menjadi menarik apabila semua siswa mampu aktif dalam memperhatikan penjelasan guru maupun teman yang presentasi di depan kelas. Model telaah yurisprudensi (jurisprudential inquiry) harus diikuti dengan beberapa model lain yaitu dengan menerapkan pola permainan sebagai daya pikat perhatian siswa maupun dengan hal lain yang dapat mereka anggap sebagai pembelajaran yang menarik.
Berdasarkan dengan adanya latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penulis berkeinginan melakukan penelitian dalam bentuk penelitian tindakan kelas yang berjudul:
“PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI KHULAFAURRASYIDIN MENGGUNAKAN MODEL JURISPRUDENTIAL INQUIRY SISWA KELAS VII SMP N 2 TENGARAN TAHUN PELAJARAN 2017/2018”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah yang akan dikaji dan diteliti penulis dalam penelitian ini adalah sebagaimana berikut: “Apakah Penggunaan Model Jurisprudential
Inquiry Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI)
5 Materi Khulafaurrasyidin Pada Siswa Kelas VII SMP N 2 Tengaran 2017/2018”? C.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada pemaparan latar belakang serta rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah untuk dapat “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Materi Khulafaurrasyidin Menggunakan Model Jurisprudential Inquiry Pada Siswa Kelas VII SMP N 2 T engaran Tahun Pelajaran 2017/2018”.
D. Kegunaan Penelitian 1.
Kegunaan secara teoritis Penelitian ini diharapkan dapat membantu, memberikan pemahaman dan prespektif yang baru bagi khalayak umum bahwasannya seorang guru
Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam memberikan materi tidak hanya dengan caramah saja. Selain itu dengan adannya penelitian ini diharapkan dapat menjawab segala tuntutan dari dunia pendidikan, peserta didik, sekolah dan pendidik itu sendiri.
2. Kegunaan secara praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada khalayak umum terutama kepada peserta didik, pendidik, sekolah, dan peneliti lain. Deskripsi darinya yaitu sebagai berikut ini: a.
Peserta didik Dengan penggunaan model pembelajaran jurisprudential
inquiry diharapkan peserta didik dapat:
6
1) Mejadikan peserta didik dapat aktif didalam kelas, baik bertanya dan memberikan tanggapan dari pendapat teman.
2) Dapat memberikan pemahaman yang mudah bagi peserta didik untuk dapat memahami matari yang telah disampaikan.
3) Membntuk pola pikir peserta didik bahwasannya materi yang di berikan tidaklah membosankan.
b.
Pendidik Dengan adanya model pembelajaran jurisprudential inquiry diharapkan pendidik dapat:
1) Memudahkan pendidik untuk dapat menyampaikan materi pembelajaran didalam kelas.
2) Meringankan beban pendidik dengan tidak terlalu banyaknya beban untuk berceramah ketika mengajar.
3) Membantu pendidik dalam penggunaan strategi yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
c.
Sekolah Dengan adanya model pembelajaran jurisprudential inquiry diharapkan sekolah dapat:
1) Meningkatnya kualitas sekolah dikarenakan adanya sistem pembelajaran yang menarik.
2) Dapat membantu daya saing pembelajaran di sekolah dengan sekolah-sekolah yang lain.
7
3) Menjaga eksistensi sekolah agar terus menjaga kualitas karena sistem pembelajaran yang kreatif dan menarik.
d.
Peneliti lain Dengan adanya model pembelajaran jurisprudential inquiry diharapkan peneliti lain dapat:
1) Memberikan wawasan yang luas bahwasannya model pengajaran Pendidikan Agama Islam bukan hanya dengan model ceramah.
2) Menambah ilmu pengetahuan bahwa Pendidikan Agama Islam mudah difahami apabila diikuti dengan model yang sesuai dengan materi.
3) Dapat membantu memberikan solusi pembelajaran yang menarik dan efektif.
E. Hipotesis Tindakan
Menurut Arikunto (2008:71) Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian. Sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan penulis merumuskan hipotesi s sebagai berikut: “Penerapan model Jurisprudential
Inquiry dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam materi
Khulafaurrasyidin pada siswa kelas VII SMP N 2 Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018.”
8
F. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila terjadi peningkatan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi khulafaurrashidin siswa kelas VII SMPN 2 Tengaran pada aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psokomotorik. Adapun indikator pembelajaran Khulafaurrasyidin melalui model Jurisprudential Inquiry dirumuskan peneliti sebagai berikut ini:
1. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil tes dan presentase ketuntasan belajar klasikal yang telah dicapai oleh siswa. Keberhasilan siswa dalam aspek kognitif dapat dilihat dari hasil tes tertulis, jika hasil belajar siswa mencapai nilai ≥ 70 secara individu. Mencapai ketuntasan minimal 85% secara klasikal.
2. Terjadi peningkatan aktivitas afektif dan psikomotorik siswa dari siklus I dan siklus II (rata-rata klasikal minimal dalam predikat baik) dalam ketuntaasan hasil belajar.
G. Definisi Operasional.
Agar tidak terjadi adanya kesalahan memahami pembahasan dari hasil penelitian yang telah di paparkan oleh penulis, maka perlu adanya suatu penegasan istilah dari judul diatas. Penegasan beberapa istilah-istilah tersebut akan diuraikan sebagaimana berikut ini:
9
1. Peningkatan Hasil Belajar
Hasil merupakan tolak ukur yang dilaksanakan untuk mengetahui pencapaian nilai yang telah dimiliki oleh peserta didik. Sering sekali sekolah menentukan hasil yang dimiliki peserta didik dengan dilihat dari meningkatnya suatu pemahaman dan nilai yang telah diraih oleh peserta didik. Jadi dapat dikatakan peningkatan dengan hasil sangat berjalan beriringan.
Pelajar sesungguhnya merupakan seorang yang mencari suatu ilmu pengetahuan baik di instansi maupun di luarnya. Mereka dengan sadar dan memiliki kemauan untuk mendapatkan pengetahuan yang sekirannya mereka inginkan dan dapat bermanfaat untuk kehidupannya kelak. Selain itu mereka juga mampu menambah wawasan dan mengajarkannya pengetahuan tersebut kepada orang lain yang belum mengerti tentangnya.
Dimana mengerti atau tidaknya peserta didik memahami penjelasan guru terkadang menjadi acuan untuk ditingkatkannya suatu model pembelajaran.
Peserta didik juga seorang pelajar yang mendapatkan ilmu pengetahuan dari pendidik dilingkungan sekolah. Namun pelajar juga dapat dikatakan adalah seorang yang mendapatkan pengetahuan baru dari orang lain. Jadi pelajar tidak hanya di labelkan kepada mereka yang mendapatka pengetahuan dibangku sekolah saja akan tetapi juga dapat dikatakan lebih dari itu. Dimana seseorang yang berkeinginan untuk menambah ilmu wawasan merupakan seorang pelajar.
10
2. Model Jurisprudential Inquiry Model pembelajaran sendiri merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan baik strategi maupun metode pembelajaran
(Sutirman, 2013; 22). Sedangkan model inquiry adalah suatu model pembelajaran yang memfokuskan kepada pengembangan kemampuan siswa dalam berfikir secara kritis, dan kreatif (Kastolani, 2014; 205). Dapat dikatakan bahwasannya model ini termasuk modern dan dapat dengan mudah apabila diterapkan di semua jenjang instansi kependidikan.
Jurisprudential inquiry (model pembelajaran telaah yurisprudensi)
adalah pembelajaran untuk memecahkan masalah secara kompleks dan kontroversial di lingkungan sosial. Model pembelajaran ini melatih siswa untuk peka terhadap segala permasalahan yang terjadi, dan mampu untuk mengaplikasikannya dengan cara menghargai segala bentuk pendapaat orang lain (Hamzah, 2014; 31).
3. Pembelajaran khulafaurrasyidin Khulafaurrasyidin (al-Khulafa ar-Rasyidun) adalah pemimpin yang diberikan petunjuk oleh Allah SWT. Mereka terdiri dari empat orang yaitu
Abu Bakar as- Siddiq, Umar bin Khattab, „Usman bin Affan, dan Ali bin
Abi Talib. Kesemuanya memiliki akhlak mulia yang selalu meneladani akhlak Rasulullah saw. kepedulian mereka terhadap orang lain, membuat mereka menjadi pribadi yang dicintai oleh rakyat.
Tercatat didalam sejarah peradaban Islam bahwasannya tiap-tiap individu merupakan pribadi terbaik hasil dari didikan Rasulullah saw.
11 Kehebatan dan kepiawaain mereka sebagai teladan dalam kepimpinan untuk membangun peradaban Islam yang lebih maju. Pada era sekarang ini belum terdapat pemimpin yang dapat menyamainya dalam menghasilkan bangunan peradaban yang disandingkan dengan mereka.
H. Motode Penelitian
Metode penelitian dilakukan dengan cara berturut-turut sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang mengikat didalamnya. Berikut ini beberapa penjelasan metode yang akan digunakan oleh mencangkup: rancangan penelitian, subyek penelitian, langkah-langkah penelitian, pengumpulan data, instrumen penelitian, dan analisis data.
1. Rancangan Penelitian.
Penelitian ini penulis menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penerapan PTK dalam penelitian ini digunakan karena adanya segala permasalahan dalam pendidikan yang menjadi peran cetral terpenting didalam kehidupan manusia. Adanya keinginan pendidik untuk selalu dapat memperbaiki tingkat keberhasilan yang dimiliki peserta didik.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berasal dari bahasa Inggris, yaitu
Clasroom Action Research , yang berarti penelitian dengan tindakan yang
dilakukan di kelas (Suyadi, 2010; 18). Seorang ahli yaitu Arikunto (2006) menjelaskan pengetian PTK secara sistematis yaitu: a.
Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan tertentu agar menemukan data yang akurat.
12 b.
Tindakan adalah gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana dengan tujuan tertentu, gerakan ini sering sekali di kenal dengan siklus.
c.
Kelas adalah tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik yang dalam waktu bersamaan menerimaa pembelajaran dari guru yang sama.
Dari ketiga pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwasanya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki tujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Selain itu didalam penelitian ini dilakukan dengan cara berkesinambungan hal ini dapat dilihat dari setiap siklus yang selalu mencerminkan proses perbaikan dan peningkatan.
Siklus sebelumnya merupakan acuan untuk siklus selanjutnya. Sehingga akan diperoleh hasil yang lebih baik untuk proses pembelajaran.
13
Gambar 1.1 Siklus Dalam PTK Menurut Arikunto (Suyadi, 2010; 50).Perencanaa Refleksi n
Siklus I Pelaksanaan Pengamatan Refleksi Perencanaan
Siklus II Pelaksanaan
Pengamatan
?
14
2. Lokasi, Waktu dan Subyek Penelitian.
a.
Lokasi Penelitian.
1) Tempat penelitian : SMPN 2 Tengaran
2) Mata pelajaran : Pendidikan Agama Islam
3) : Khulafaurrasyidin Materi Pokok
4) Kelas/ Semester : VII / II b.
Waktu Penelitian.
Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada tahun ajaran 2017/2018, Kegiatan Siklus I, dilaksanakan pada hari Rabu, 28 Maret 2018. Penelitian pada Siklus II, dilaksanakan pada hari Senin, 07 mei 2018.
c.
Subyek Penelitian.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN 2 kecamatan Tengaran kabupaten Semarang tahun ajaran 2017/2018 jumlah keseluruhan siswa 30 dengan acuan 15 laki-laki dan 15 perempuan.
3. Langkah-Langkah Penelitian.
Penelitian tindakan kelas (PTK) dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model jurisprudential Inquiry yang dilaksanakan dengan menggunakan dua siklus, dengan tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu:
planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi).
15 Langkah-langkah tersebut dijelaskan secara matang dan diharuskan teliti. Karakteristik penelitian yang akan dilakukan yaitu sebagaimana berikut ini: a.
Perencanaan tindakan (planning) Langkah pertama yang harus dilakukan adalah merencanakan penelitian agar memudahkan proses penelitian sebagaimana berikut:
1. Mengumpulkan data yang diperlukan dan pencatatan arsip untuk mengidentifikasi masalah secara riil, problematik, bermanfaat dan fleksibel.
2. Menganalisis masalah dengan segala kemungkinan penyebab munculnya masalah melalui teknik observasi dan wawancara.
Lalu membuat RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran).
3. Menyusun daftar pertanyaan untuk tanya jawab berdasarkan kerja kelompok sesuai dengan permasalahan.
4. Memecahkan masalah yang dihadapi bedasarkan analisis SMART (Suyadi, 2010; 57). Yaitu hasil diskusi kelompok tentang suatu permasalahan yang telah didisusikan.
b.
Pelaksanaan tindakan (action) Tahap kedua dalam PTK (penelitian tindakan kelas) adalah
Pelaksanan tindakan, dimana peneliti menerapkan rencana sebelumnya. yaitu melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan yang telah terlampir didalam RPP.
16 c.
Observasi Ketika seorang pendidik melakukan tindakan dikelas, secara otomatis seluruh perhatiannya terpusat pada reaksi siswa. Dengan acuan ini pula seorang guru akan mengamati tindakannya sendiri. Dalam observasi ini dilakukan dengan dua kajian yaitu: guru, dan peserta didik.
1) Observasi terhadap guru
Observasi ini dilakukan sebagai proses upaya untuk memperoleh informasi pendekatan yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam di SMPN 2 Tengaran. Observasi terhadap peserta didik
Observasi ini dilakukan sebagai proses upaya untuk mendapatkan data yang akurat tentang hasil peningkatan belajar siswa dalam proses pembelajaran sebelum dan sesudah dilakukannya pembelajaran dengan model jurisprudential inquiry.
d.
Refleksi Tahap terakhir dalam langkah-langkah penelitian adalah dengan melakukan refleksi. Refleksi sendiri adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Refleksi juga sering disebut sebagai istilah “memantul” (Suyadi, 2010; 64).
17 Seorang guru melakukan kegiatan refleksi tentang proses pembelajaran yang telah dilakukannya untuk dapat mengetahui seberapa besar efektifitasnya agar dapat menunjang proses pembelajaran. Sehingga dapat diketahui kelebihan dan kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran untuk perbaikan disiklus selanjutnya.
Refleksi dapat dilakukan ketika semua pelaksanaan tindakan telah selesai dilaksanakan. Pendidik dan pendidik harus jujur mengakui sisi yang telah sesuai dan sisi mana yang harus diperbaiki.
4. Instrumen Penelitian.
Instrumen penelitian yang dibutuhkan dan dicantumkan dalam penelitian ini mencangkup: a.
Pengamatan/observasi (observation) Observasi merupakan proses pengamatan penelitian dilakukan secara langsung dengan menggunakan lembar observasi yang berisikan indikator yang telah didesain peneliti. Dapat dikatakan observasi bertujuan untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (Suyadi, 2010; 63).
Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke obyek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang telah dilakukan (Sudaryono, dkk, 2013; 39).
18 b.
Tes (test) Tes merupakan serangkaian dari pertanyaan atau latihan yang
17 telah digunakan untuk mengukur pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan bakat ketrampilan (psikomotor) yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Sudaryono, dkk, 2013; 40).
c.
Wawancara (interview) Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya (Sudaryono, dkk, 2013; 35). Cara ini diperoleh dari responden secara mendalam serta jumlah responden yang sedikit. Pedoman wawancara yang akan dilakukan peneliti adalah dengan wawancara tidak berstruktur, yaitu wawancara yang hanya memuat beberapa daftar/garis terpenting yang akan dilaksanakan.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sistem wawancara bebas. Wawancara bebas terjadinya tanya jawab bebas antara pewawancara dan responden, tetapi pewawancara menggunakan tujuan penelitian sebagai pedoman. Kebaikan dari wawancara ini ialah responden tidak menyadari sepenuhnya bahwa ia sedang diwawancarai (Sudaryono, dkk, 2013; 36).
19 d.
Dokumentasi Data yang diambil adalah dari dokumentasi sekolah SMPN 2
Tengaran secara keseluruhan. Mencangkup data tentang semua pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi khulafaurrashidin dengan model jurisprudential inquiry. Dokumentasi berupa LKS, laporan hasil belajar, dan dokumentasi berupa gambar, foto agar sebagai bahan penguatan penelitian.
5. Pengumpulan Data.
Pengumpulan data merupakan teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Data-data tersebut dikumpulkan dengan teknik tertentu yang sering disebut dengan teknik pengumpulan data (Sudaryono, dkk, 2013; 29).
Pengumpulan data sangat penting dilakukan oleh seorang peneliti, hal tersebut dilakukan karena merupakan strategi dan cara agar peneliti dapat mengumpulkan data dalam penelitiannya. Berikut ini beberapa teknik yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian yaitu: a.
Pengamatan/observasi (observation) Guru
Skor No Aspek yang diamati 1 2 3 4
Komponen perencanaan guru dalam pembelajaran
1 Kejernihan rumusan kompetensi dalam indikator
2 Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 3 keseragaman sumber atau metode dengan karakteristik peserta didik
4 Kejelasan prosedur penilaian
17 Menunjukkan sikap terbuka dan responsive terhadap peserta didik
5 Menggunakan bahasa lisan, secara baik, jelas dan lancar dalam berinteraksi dengan guru
4 Berani bertannya, memberi pendapat dan menjawab pertannyaan
3 Melibatkan diri dalam pemanfaatan media dan sumber belajar
2 Aktif berpartisipasi dalam belajar
1 Merespon apersepsi yang diberikan oleh guru
1 2 3 4
Kriteria penilaian terhadap siswa Skor
siswa No .
JUMLAH SKOR TOTAL Baik
20 Melakukan penilaian selama pembelajaran dan sesuai dengan rencana dalam RPP
Penilaian belajar
19 Menggunakan bahasa tubuh dan intonasi suara yang tepat
18 Menggunakan bahasa lisan baik, jelas dan lancar
Pegunaan bahasa
16 Menciptakan suasana menumbuhkan partisipasi aktif siswa melalui guru, media dan sumber ajar
5 Kesempurnaan instrumen penilaian
Interaksi dalam pembelajaran
15 Melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu
14 Menguasai kelas
Metode pembelajaran
13 Mengaitkan materi pembelajaran dengan materi lain yang relevan
12 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran
Penguasaan bahan belajar
11 Kesetiaan pada keputusan bersama
10 Perasaan menghormati dan menghargai orang lain
9 Hubungan simpati dan empati pada peserta didik dan teman sejawat
8 Kedisiplinan, ketertiban, tanggung jawab dan kerapian
7 Kedewasaan dan kepercayaan diri
6 Kesopanan dan kelancaran berbicara
Kompetensi guru yang meliputi kepribadian dan sosial
21
6 Aktif dan semangat selama proses pembelajaran
7 Mampu menumbuhkan sifat kritis dan kreative
8 Menunjukkan sikap teladan dalam tindakan dan ucapan
9 Memiliki sifat simpati dan empati pada peserta didik dan teman
10 Bertanggungjawab pada tugas yang diberikan
11 Mampu menjaga kosentrasi dan perhatiaan pada pembelajaran
12 Kerjasama siswa dalam kerja kolompok
13 Mampu mengikuti strategi pembelajaran yang diterapkan
14 Mampu menciptakan hubungan pribadi positif
15 Menyimpulkan materi yang telah dipelajari bersama
JUMLAH SKOR TOTAL Cukup b.
Tes (test) Dalam pengumpulan data melalui tes, peneliti membuat dan menggunakan lembar tertulis dan tanya jawab yang digunakan unuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi yang telah disampaikan pada akhir siklus. Teknik ini dilakukan setelah peserta didik melaksanakan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan menggunakan model jurisprudential inquiry. Tujuannya yaitu untuk mendapatkan data akhir yang membedakan antara siklus I dengan siklus II. Bentuk tes yang digunakan adalah pilihan ganda dengan 4 option (a, b,c, dan d) dan tes essay.
c.
Wawancara (interview) Wawancara yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah wawancara tidak berstruktur kepada guru kelas VII SMPN 2 Tengaran yaitu ibu Ima S.Pd untuk mengetahui sejauh mana kondisi siswa, dan kesulitan yang dialami siswa dengan materi khulafaurrasyidin.
22 Teknik wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh informasi mengenai informasi tentang upaya meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi khulafaurrasyidin melalui model jurisprudential inquiry SMP N 2 Tengaran dan disesuaikan dengan kebutuhan data yang dilakukan oleh peneliti.
Wawancara diberikan kepada peserta didik disetiap siklus, tahapan ini dilakukan dengan maksud agar dapat mengetahui hasil pencapaian belajar yang dimiliki oleh peserta didik.
d.
Dokumentasi Dokumentasi merupakan catatan dari peristiwa yang telah berlalu. Dokumen biasanya berbentuk tulisan, gambar, dan karya
(Sudaryono, dkk, 2013; 41). Hal ini ditujukan agar mendapatkan data langsung dari tempat penelitian, meliputi kondisi sekolah, nilai siswa, dan data dari guru. Selain itu dokumentasi dilakukan sebagai salah satu upaya untuk dapat menguatkan observasi atau wawancara.
6. Analisis Data.
Sesudah tahapan mengumpulkan data maka analisis data menjadi tahap terakhir. Analisis merupakan usaha untuk memilih, menggolongkan, serta menyusun data (Suharsimi Arikunto, dkk, 2008; 132). Meskipun data yang telah dikumpulkan valid dan lengkap, namun apabila peneliti tidak mampu menganalisisnya maka datanyatidak akan memiliki nilai ilmiah dalam usaha untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Sesuai dengan
23 rancangan penelitian yang telah dilakukan upaya ini di gunakan untuk dapat merefleksi dari hasil observasi yang telah dilakukan berdasarkan catatan seluruh dilapangan dan sistenatika pengamatan yang telah dilaksanakan. Analisis data ini juga dilakukan sebagai upaya pijakan untuk siklus yang selanjutnya.
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) ini peneliti menggunakan dua jenis data yang akan menunjang kevalidtan data yang telah dikumpulkan yaitu dengan menggunakan: a.
Analisis pendahuluan Sistematika analisis ini peneliti menggunakan statistik deskriprif yang berfungsi untuk mengolah dan menyajikan karakteristik data yang berkaitan dengan menjumlah, mencari titik tengah, mencari presentase, dan menyajikan data yang menarik, dan mudah dibaca (Suharsimi Arikunto, dkk, 2008; 131). Analisis pengamatan aktivitas siswa
Untuk menganalisis data aktivitas siswa yang diamati digunakan teknik prosentase (%), yakni banyaknya frekuensi tiap aktivitas dibagi dengan seluruh aktivitas dikalikan 100. (Trianto, 2011; 63) Presentase respon siswa = A = proporsi siswa yang memilih B = jumlah siswa (responden)
24 b.