ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM

ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM
PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN DEMAK
Khusnul Khatimah, Suprapti Supardi, Wiwit Rahayu
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
Jl. Ir. Sutami No.36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./Fax (0271) 637457
Email : chuznul_cena@yahoo.com. Telp. 085647137756
Abstract : This study aims to determine the base of economic sector and the base of
agricultural sub sector, to know the component of regional growth agricultural sub
sector, to know the priority development of agricultural sub sector, as well as to know the
agricultural sector income multiplier in Demak. The basic method used in this research
is descriptive. The data used are secondary data. Method of data analysis used are LQ,
shift share, combined LQ and shift share, and income multipliers. The results showed the
agricultural sector is a sector basis. Food crops sub sector and the fisheries sub sector is
a sub sector basis. Sub sector, which has a rapidly growing sub sector are livestock and
forestry sub sector. Sub sector that are competitive both sub sector are food crops and
fisheries sub sector. Food crops sub sector and the fisheries sub sector occupied the
second development priority, plantation crops sub sector and livestock sub sector
occupied the fourth priority, and forestry sub sector occupied the fifth priority.
Agricultural income multiplier for the year 2007-2011 had an average value of 2,3845,
meaning that every happened increase agricultural incomes by Rp 1 then going to
increase total revenue of Rp 2,3845.

Keywords : Demak Regency, Agricultural Sector, Loqation Quotient, Shift Share, Income
Multiplier
Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sektor perekonomian basis dan sub
sektor pertanian basis, mengetahui komponen pertumbuhan wilayah sub sektor
pertanian, mengetahui prioritas pengembangan sub sektor pertanian, serta mengetahui
pengganda pendapatan sektor pertanian di Kabupaten Demak. Metode dasar yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Data yang digunakan adalah data
sekunder. Metode analisis data yang digunakan yaitu LQ, Shift Share, gabungan LQ dan
Shift Share, dan pengganda pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan sektor pertanian
merupakan sektor basis. Sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor perikanan
merupakan sub sektor basis. Sub sektor yang memiliki pertumbuhan cepat yaitu sub
sektor peternakan dan sub sektor kehutanan. Sub sektor yang memiliki daya saing baik
yaitu sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor perikanan. Sub sektor tanaman
bahan makanan dan sub sektor perikanan menduduki prioritas pengembangan kedua,
sub sektor tanaman perkebunan dan sub sektor peternakan menduduki prioritas keempat,
dan sub sektor kehutanan menduduki prioritas kelima. Pengganda pendapatan sektor
pertanian selama tahun 2007-2011 memiliki nilai rata-rata 2,3845, artinya setiap terjadi
kenaiakan pendapatan di sektor pertanian sebesar Rp 1 maka terjadi kenaikan total
pendapatan daerah sebesar Rp 2,3845.
Kata kunci: Kabupaten Demak, Sektor Pertanian, Location Quotient, Shift Share,

Pengganda Pendapatan

PENDAHULU
AN
Pembang
unan pertanian
dijadikan pusat
perhatian
pembangunan
ekonomi dalam
kerangka
pembangunan
nasional.
Pengalaman
dari beberapa
negara
yang
kini telah maju
dan
menjadi

negara industri,
mereka
membangun
sektor
industrinya
melalui
pembangunan
sektor
pertanian
terlebih dahulu,
misalnya
Negara Jepang
(Anonim,
1982 :
v).
Sektor
pertanian
di
Kabupaten
Demak

telah
berperan
banyak dalam
peningkatan
perekonomian
melalui
pembentukan
PDRB,
penyediaan

pangan
dan
bahan
baku
industri,
dan
penyedia
lapangan
pekerjaan.
Kabupate

n
Demak
merupakan
daerah agraris
yang
berada
pada
posisi
sangat strategis
di
wilayah
pantai
utara
(pantura) Jawa
Tengah. Luas
wilayah
Kabupaten
Demak yaitu
sebesar 89.743
hektar

yang
terdiri
atas
48.947 hektar
(54,19%)
berupa lahan
sawah
dan
40.796 hektar
(45,81%)
berupa lahan
kering
(BPS
Kabupaten
Demak, 2012).
Selain
itu,
dilihat
dari
penyerapan

tenaga
kerja
dari
469.854
orang
yang
bekerja,
sejumlah
175.386 orang
(37,33%)

bekerja
di
bidang
pertanian (BPS
Kabupaten
Demak, 2007).
Hal
ini
menunjukkan

bahwa
Kabupaten
Demak
merupakan
salah
satu
kabupaten yang
masih
mengandalkan
sektor
pertanianmya
dalam
menunjang
pembangunan
perkonomian.
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui

sektor
perekonomian
basis sub sektor
pertanian basis,
mengetahui
komponen
pertumbuhan
wilayah
sub
sektor
pertanian,
mengetahui
prioritas
pengembangan
sub
sektor
pertanian, serta
mengetahui
pengganda
pendapatan


sektor
pertanian
Kabupaten
Demak.

di

METODE
PENELITIAN

Metode
dasar
yang
digunakan
dalam
penelitian ini
adalah
deskriptif, yaitu
metode yang

memusatkan
diri
pada
pemecahan
masalah yang
ada pada masa
sekarang yang
aktual
kemudian data
yang
telah
dikumpulkan
mula-mula
disusun,
dijelaskan dan
di
analisis
(Surakhmad,
1994 : 139140).
Lokasi
Penelitian
Daerah
penelitian yang
diambil adalah
Kabupaten
Demak

Provinsi
Tengah.

Jawa

Jenis
dan
Sumber Data
Data yang
digunakan
dalam
penelitian ini
adalah
data
sekunder
meliputi PDRB
Kabupaten
Demak
dan
Provinsi Jawa
Tengah tahun
2007-2011 Atas
Dasar
Harga
Konstan Tahun
2000,
dan
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Daerah
(RPJMD)
Kabupaten
Demak 20112016
yang
diperoleh dari
Badan
Pusat
Statistik (BPS)
Kabupaten
Demak, Badan
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
(BAPPEDA)
Kabupaten
Demak,
dan
Dinas Pertanian
Kabupaten
Demak.

Metode
Analisis Data
Analisis
untuk
menentukan
sektor
perekonomian
dan sub sektor
pertanian basis
di Kabupaten
Demak
Location
Quotient
(Budiharsono,
2005 : 34).
Besarnya nilai
LQ diperoleh
dari persamaan
berikut :
vi/vt
LQ=---------- ...........
.................................
............(1)
Vi/Vt

Dimana
LQ
adalah indeks
Location
Quotient,
vi
adalah
pendapatan
sektor/sub
sektor i pada
sektor
pertanian
di
Kabupaten
Demak,
vt
adalah
pendapatan
total wilayah
Kabupaten
Demak,
Vi
adalah
pendapatan

sektor/sub
sektor i pada
sektor
pertanian
di
Provinsi Jawa
Tengah,
Vt
adalah
pendapatan
total wilayah
Provinsi Jawa
Tengah.
Analisis
yang digunakan
untuk
mengatahui
komponen
pertumbuhan
wilayah
sub
sektor
pada
sektor
pertanian
di
Kabupaten
Demak adalah
analisis Shift
Share
(Budiharsono,
2005 : 137).
Analisis Shift
Share
secara
matematik
dapat
dinyatakan
sebagai berikut:
∆ Yij = PNij + PPij +
PPWij...........................
...........(2)
Y’ij – Yij
= ∆
Yij.................................
...................(3)
= Yij (Ra –
1) + Yij (Ri – Ra) + Yij
(ri – Ri)

Dimana
ri
adalah Y’ij/Yij,
Ri
adalah

Y’i/Yi,
Ra
adalah Y’../Y..,
PNij
adalah
(Ra – 1) x Yij,
PPij adalah (Ri
– Ra) x Yij,
PPWij adalah
(ri – Ri) x Yij,
∆Yij
adalah
perubahan
dalam PDRB
sub
sektor
pertanian
i
Kabupaten
Demak,
Yij
adalah PDRB
sub
sektor
pertanian
i
Kabupaten
Demak
pada
tahun
dasar
analisis, Y’ij
adalah PDRB
sub
sektor
pertanian
i
Kabupaten
Demak
pada
tahun
akhir
analisis,
Yi.
adalah PDRB
sub
sektor
pertanian
i
Provinsi Jawa
Tengah
pada
tahun
dasar
analisis,
Y’i.
adalah PDRB
sub
sektor
pertanian
i
Provinsi Jawa
Tengah
pada
tahun
akir
analisis,
Y..

adalah PDRB
total Provinsi
Jawa Tengah
pada
tahun
dasar analisis,
Y’..
adalah
PDRB
total
Provinsi Jawa
Tengah
pada
tahun
akhir
analisis, PNij
adalah
pertumbuhan
nasional PDRB
sub
sektor
pertanian
i
Kabupaten
Demak, PPij
adalah
komponen
pertumbuhan
proporsional
PDRB
sub
sektor
pertanian
i
Kabupaten
Demak, PPWij
adalah
komponen
pertumbuhan
pangsa wilayah
PDRB
sub
sektor
pertanian
i
Kabupaten
Demak, Ra-1
adalah
presentase
perubahan
PDRB
yang
disebabkan
komponen
nasional, Ri –

Ra
adalah
persentase
perubahan
PDRB
yang
disebabkan
komponen
pertumbuhan
proporsional, ri
– Ri adalah
persentase
perubahan
PDRB
yang
disebabkan
komponen
pertumbuhan
pangsa
wilayah.
Analisis
yang digunakan
dalam
penentuan
prioritas
pengembangan
sub sektor pada
sektor
pertanian
di
Kabupaten
Demak adalah
analisis
gabungan
Location
Quotient dan
Shift
Share
dengan kriteria
pada Tabel 1.
Tabel 1.
Analisis
Gabungan LQ
dan Shift

3.Ketiga
4.Keempat
5.Kelima
6.Alternatif

Analisis
yang digunakan
untuk
mengetahui
angka
pengganda
pendapatan
sektor
pertanian
dalam
perekonomian
wilayah
di
Kabupaten
Demak yaitu
sebagai berikut
(Tarigan,
2005 : 37) :
MS
=
Y...............................
................................
.(4)
YB
∆Y = MS X
∆YB...........................
........................(5)

Share
Prioritas
1.Utama
2.Kedua

B
NB
NB
NB
NB
B

LQ
B
B

Dimana
MS
adalah angka
pengganda
pendapatan, Y
adalah
pendapatan
total Kabupaten
Demak,
YB
adalah
pendapatan
sektor
pertanian
Kabupaten

Demak,
∆Y
adalah
perubahan
pendapatan
daerah
Kabupaten
Demak,
∆YB
adalah
perubahan
pendapatan
sektor
pertanian
Kabupaten
Demak.
HASIL DAN
PEMBAHAS
AN
Sektor
Perekonomian
dan
Sub
Sektor
Pertanian
Basis
di
Kabupaten
Demak
Sektor
perekonomian
yang menjadi
sektor basis di
Kabupaten
Demak yaitu
sektor
pertanian,
sektor
bangunan,
sektor
keuangan,
persewaan, dan
jasa
perusahaan,
serta
sektor

jasa-jasa.
Sektor
pertanian
mempunyai
nilai rata-rata
LQ
sebesar
2,1995. Sektor
bangunan
selama tahun
2007
sampai
2011
mempunyai
nilai rata-rata
nilai
LQ
sebesar 1,0964.
Sektor
keuangan,
persewaan, dan
jasa perusahaan
mempunyai
nilai rata-rata
LQ
sebesar
1,0820. Sektor
jasa-jasa
mempunyai
rata-rata nilai
LQ
sebesar
1,1467. Sektorsektor tersebut
termasuk sektor
basis
dikarenakan
memiliki nilai
LQ
>
1
sehingga sektor
tersebut sudah
mampu
mencukupi
kebutuhan
masyarakat
lokal
Kabupaten
Demak, bahkan

jika
terjadi
surplus dapat
mengekspor ke
luar wilayah.
Sektor
yang menjadi
sektor
non
basis
di
Kabupaten
Demak yaitu
sektor
pertambangan
dan penggalian,
sektor industri
pengolahan,
sektor
gas,
listrik, dan air
bersih, sektor
perdagangan,
hotel,
dan
restoran, sektor
pengangkutan
dan
komunikasi.
Sektor
pertambangan
dan penggalian
mempunyai
nilai rata-rata
LQ
sebesar
0,1929. Sektor
industri
pengolahan
mempunyai
nilai rata-rata
LQ
sebesar
0,3245. Sektor
listrik, gas, dan
air
bersih
mempunyai
nilai rata-rata
LQ
0,7796.
Sektor

perdagangan,
hotel,
dan
restoran
mempunyai
nilai LQ ratarata
sebesar
0,9467. Sektor
pengangkutan
dan komunikasi
mempunyai
nilai rata-rata
LQ
sebesar
0,8240. Sektor
tersebut
termasuk sektor
non
basis
dikarenakan
memiliki nilai
LQ

1
sehingga sektor
tersebut belum
mampu
mencukupi
kebutuhan
lokal
masyarakat
Kabupaten
Demak, bahkan
jika
terjadi
kekurangan
harus membeli
dari
wilayah
lain.
Sub
sektor
pertanian yang
menjadi basis
di Kabupaten
Demak yaitu
sub
sektor
tanaman bahan
makanan dan
sub
sektor

perikanan. Sub
sektor tanaman
bahan makanan
mempunyai
nilai rata-rata
LQ
sebesar
1,1507.
Sub
sektor
perikanan
mempunyai
nilai rata-rata
LQ
sebesar
2,0371.
Sub
sektor tersebut
termasuk sub
sektor
basis
dikarenakan
memiliki nilai
LQ
>
1
sehingga sub
sektor tersebut
sudah mampu
mencukupi
kebutuhan
masyarakat
lokal
Kabupaten
Demak, bahkan
jika
terjadi
surplus dapat
mengekspor ke
luar wilayah.
Sub
sektor
pertanian yang
menjadi
sub
sektor
non
basis
di
Kabupaten
Demak yaitu
sub
sektor
tanaman
perkebunan,

sub
sektor
peternakan, dan
sub
sektor
kehutanan. Sub
sektor tanaman
perkebunan
mempunyai
nilai rata-rata
LQ
sebesar
0,2651.
Sub
sektor
peternakan
mempunyai
nilai rata-rata
LQ
sebesar
0,3964.
Sub
sektor
kehutanan
mempunyai
rata-rata nilai
LQ
0,0173.
Sub
sektor
tersebut
termasuk sub
sektor
non
basis
dikarenakan
memiliki nilai
LQ

1
sehingga sub
sektor tersebut
belum mampu
mencukupi
kebutuhan
lokal
masyarakat
Kabupaten
Demak, bahkan
jika
terjadi
kekurangan
harus membeli
dari
wilayah
lain.

Komponen
Pertumbuhan
Wilayah Sub
Sektor
Pertanian di
Kabupaten
Demak
Kompone
n pertumbuhan
wilayah terbagi
menjadi
tiga
komponen
yaitu
pertumbuhan
nasional,
pertumbuhan
proporsional,
dan
pertumbuhan
pangsa
wilayah.
Komponen
pertumbuhan
nasional
sub
sektor
pertanian
mempunyai
nilai
PNij
sebesar
11,1693%,
artinya
sub
sektor
di
Kabupaten
Demak
memiliki
pertumbuhan
yang
cepat
dibanding
Provinsi Jawa
Tengah.
Kompone
n pertumbuhan

proporsional
sub
sektor
pertanian
di
Kabupaten
Demak
pada
sub
sektor
peternakan
memiliki nilai
PPij
poritif
yaitu sebesar
Rp
5.993.950.187
(10,4369%).
Sub
sektor
kehutanan
memiliki nilai
PPij
positif
yaitu sebesar
Rp 3.400.213
(0,9585%). Sub
sektor tersebut
memiliki
pertumbuhan
yang
cepat
dibandingkan
dengan
sub
sektor
yang
sama
di
Provinsi Jawa
Tengah
dikarenakan
memiliki nilai
PPij positif.
Sub
sektor tanaman
bahan makanan
mempunyai
nilai (PP < 0)
yaitu sebesar
Rp

10.929.390.852
(-1,2098%).
Sub
sektor

tanaman
perkebunan
mempunyai
nilai (PP < 0)
yaitu sebesar
Rp

919.255.237 (2,773%). Sub
sektor
perikanan
memiliki nilai
pertumbuhan
proporsional
negatif
yaitu
sebesar Rp –
5.220.207.288
(-3,8500%).
Pertumbuhan
sub sektor-sub
sektor termasuk
lambat
bila
dibandingkan
sub sektor yang
sama
di
Provinsi Jawa
Tengah
dikarenakan
memiliki nilai
PP negatif.
Kompone
n pertumbuhan
pangsa wilayah
sub
sektor
pertanian
di
Kabupaten
Demak
pada
sub
sektor
tanaman bahan
makanan
memiliki nilai
PPW
Rp
60.359.085.607
(6,6815%). Sub

sektor
perikanan
memiliki nilai
PPW
positif
yaitu
Rp
5.666.732.640
(4,1793%). Sub
sektor tersebut
termasuk sub
sektor
yang
memiliki daya
saing yang baik
jika
dibandingkan
dengan
Provinsi Jawa
Tengah
dikarenakan
memiliki nilai
PPW positif.
Sub
sektor tanaman
perkebunan di
Kabupaten
Demak
memiliki nilai
pertumbuhan
pangsa wilayah
negatif
yaitu
sebesar Rp –
6.665.543.044
(-20,1237%).
Sub
sektor
peternakan
memiliki nilai
PPW
negatif
yaitu
yaitu
sebesar Rp –
720.661.390 (1,2548%). Sub
sektor
kehutanan
memiliki nilai

PPW
negatif
yaitu sebesar
Rp – 7.403.139
(-2,0869%).
Sub
sektor
tersebut tidak
memiliki daya
saing yang baik
bila
dibandingkan
dengan
Provinsi Jawa
Tengah
dikarenakan
memiliki nilai
PPW negatif.
Prioritas
Pengembanga
n Sub Sektor
Pertanian di
Kabupaten
Demak
Sub
sektor tanaman
bahan
makanan dan
sub
sektor
perikanan
termasuk
prioritas
pengembangan
kedua
di
Kabupaten
Demak. Kedua
sub
sektor
tersebut
merupakan sub
sektor
basis
dan memiliki
daya
saing
yang
baik
dibandingkan
dengan wilayah

lain di Provinsi
Jawa Tengah,
tetapi
sub
sektor tersebut
memiliki
pertumbuhan
yang
lambat
selama tahun
2007-2011.
Keberadaan
sub
sektor
tanaman bahan
makanan dan
sub
sektor
perikanan
diharapkan
mampu
meningkatkan
perekonomian
daerah
Kabupaten
Demak karena
kedua
sub
sektor tersebut
memiliki
potensi
yang
baik
dan
memberikan
kontribusi
terbesar
di
sektor
pertanian
Kabupaten
Demak. Maka
dari itu, sub
sektor tanaman
bahan makanan
dan sub sektor
perikanan
menduduki
peringkat
kedua.

Sub
peternakan dan
sub
sektor
kehutanan
menduduki
prioritas
pengembangan
keempat. Sub
sektor tersebut
merupakan sub
sektor
non
basis
di
Kabupaten
Demak
dan
tidak memiliki
daya
saing
yang
baik
tetapi memiliki
pertumbuhan
yang
cepat.
Sub
sektor
tanaman
perkebunan
menduduki
prioritas
pengembangan
kelima
di
Kabupaten
Demak.
Sub
sektor tanaman
perkebunan
merupakan sub
sektor
non
basis
di
Kabupaten
Demak
dan
memiliki
pertumbuhan
yang lambat,
serta
tidak
memiliki daya
saing yang baik
jika

dibandingkan
dengan wilayah
lain sehingga
sub
sektor
tersebut
menduduki
peringkat
kelima.
Pengganda
Pendapatan
Sektor
Pertanian di
Kabupaten
Demak
Rata-rata
nilai
angka
pengganda
pendapatan
Kabupaten
Demak tahun
2007-2011
yaitu sebesar
2,3845
sehingga dapat
dikatakan
setiap terjadi
perubahan
pendapatan di
sektor
pertanian
sebesar Rp 1
maka
akan
menghasilkan
pendapatan
daerah
Kabupaten
Demak sebesar
Rp
2,3845.
Pada
tahun
2007-2011 nilai
angka
pengganda
pendapatan di

Kabupaten
Demak
mengalami
pertumbuhan
yang
berfluktuatif.
Pada
tahun
2011
terjadi
kenaikan
pendapatan
sektor
pertanian yaitu
menjadi
43.703,28 juta
rupiah
dan
mempunyai
nilai
angka
pengganda
sebesar 2,4210
sehingga
adanya
kenaikan pada
sektor
pertanian
tersebut
mengakibatkan
kenaikan pula
pendapatan
total
daerah
Kabupaten
Demak menjadi
105.805,97 juta
rupiah. Sektor
pertanian
merupakan
sektor basis di
Kabupaten
Demak
dan
menduduki
peringkat
pertama dalam
kontribusinya
terhadap PDRB

Kabupaten
Demak. Oleh
karena
itu,
adanya
peningkatan
pendapatan di
sektor
pertanian maka
meningkat pula
pendapatan
total
PDRB
Kabupaten
Demak dengan
asumsi
pendapatan di
sektor-sektor
perekenomian
lain tetap.
KESIMPULA
N
DAN
SARAN
Kesimpulan
Kesimpul
an yang dapat
diambil
dari
penelitian ini
adalah sektor
perekonomian
yang menjadi
basis
di
Kabupaten
Demak selama
tahun
20072011
yaitu
sektor
pertanian;
sektor
bangunan;
sektor
keuangan,
persewaan, dan

jasa
perusahaan;
serta
sektor
jasa-jasa. Sub
sektor
pada
sektor
pertanian yang
menjadi
sub
sektor basis di
Kabupaten
Demak selama
tahun
20072011 yaitu sub
sektor tanaman
bahan makanan
dan sub sektor
perikanan. Sub
sektor tanaman
bahan makanan
dan sub sektor
perikanan
di
Kabupaten
Demak selama
tahun
20072011 memiliki
pertumbuhan
yang
lambat
(PP−)
tetapi
memiliki daya
saing yang baik
(PPW+). Sub
sektor tanaman
perkebunan di
Kabupaten
Demak selama
tahun
20072011 memiliki
pertumbuhan
yang
lambat
(PP−) dan tidak
memiliki daya
saing (PPW−).
Sub
sektor

peternakan dan
sub
sektor
kehutanan di
Kabupaten
Demak selama
tahun
20072011 memiliki
pertumbuhan
yang
cepat
(PP+)
tetapi
tidak memiliki
daya
saing
yang
baik
(PPW−).
Prioritas
pengembangan
sub sektor pada
sektor
pertanian
di
Kabupaten
Demak adalah
sub
sektor
tanaman bahan
makanan dan
sub
sektor
perikanan
menduduki
peringkat
kedua,
sub
sektor
peternakan dan
sub
sektor
kehutanan
menduduki
peringkat
keempat, sub
sektor tanaman
perkebunan
menduduki
peringkat
kelima.
Peranan sektor
pertanian
di

Kabupaten
Demak dilihat
dari indikator
pendapatan
pada
tahun
2007-2011
diperoleh
sebesar 2,3845,
artinya setiap
terjadi
peningkatan
pendapatan
sektor
pertanian
sebesar Rp 1,
maka
total
pendapatan
daerah
Kabupaten
Demak
meningkat
sebesar
Rp
2,3845.
Saran
Saran
yang
dapat
diberikan dari
hasil penelitian
ini adalah pada
sub
sektor
tanaman bahan
makanan dan
sub
sektor
perikanan yang
termasuk sub
sektor
basis,
memiliki daya
saing yang baik
tetapi memiliki
pertumbuhan
yang
cepat.
Oleh
karena

itu, upaya yang
dapat dilakukan
pada
sektor
tanaman bahan
makanan agar
dapat
meningkatkan
pertumbuhan di
sub
sektor
tersebut,
misalnya
dengan
menyediakan
fasilitasfasilitas yang
mendukung
antara
lain
dengan
perbaikan akses
jalan yang ada
di Kabupaten
Demak
terutama
daerah-daerah
sentra
penghasil
produk
sub
sektor tanaman
bahan
makanan. Hal
tersebut
diperlukan
guna
kelancaran
dalam proses
tataniaga
produk
sub
sektor tabama
di Kabupaten
Demak. Upaya
yang
dapat
dilakukan pada
sub
sektor

perikanan yaitu
danya kendala
sedimentasi
tambak
seharusnya
semua petani
tambak dapat
mengantisipasi
kehilangan ikan
akibat
banjir
dengan
melakukan
upaya
pemanenan
dini.
Selanjutnya
Adanya
kendala
overfishing
pada perikanan
laut seharusnya
pemerintah
dapat
tegas
dalam
mencanangkan
program terkait
penegakan
hukum
atas
adanya
penyalahgunaa
n sumberdaya
laut.
Perlu
adanya
penelitian lebih
lanjut
guna
mengetahui
komoditaskomoditas
unggulan yang
dimiliki
Kabupaten
Demak

sehingga dapat
diketahui
komoditas
unggulan yang
dapat
dikembangkan
di Kabupaten
Demak. Selain
itu, penelitian
tersebut dapat
digunakan
untuk
mengetahui
bagaimana
posisi
dan
peranan
komoditas
sektor
pertanian
di
Kabupaten
Demak.
Adanya
informasiinformasi
tersebut dapat
membantu
pemerintah
dalam
meningkatkan
sektor
pertanian
mengingat
sektor
pertanian
merupakan
sektor basis di
Kabupaten
Demak
sehingga
diharapkan
dapat
meningkatkan
peran
sektor

pertanian
dalam
pembangunan
wilayah
Kabupaten
Demak.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 1982.
Pemba
ngunan
Pertani
an.
Edisi
Komodi
ti
Tertentu
.
Departe
men
Pertania
n. Biro
Hubung
an
Masyar
akat.
Badan
Pusat
Statistik
. 2007.
Demak
Dalam
Angka
2007.
BPS
Kabupa
ten
Demak.
Demak.
____________
______.

2012.
Demak
Dalam
Angka
2012.
BPS
Kabupa
ten
Demak.
Demak.
Budiharsono,
Sugeng.
2005.
Teknik
Analisis
Pemba
ngunan
Wilaya
h
Pesisir
dan
Lautan.
Pradnya
Paramit
a.
Jakarta.
Surakhmad,
Winarn
o. 1994.
Pengan
tar
Peneliti
an
Ilmiah :
Dasar,
Metode,
dan
Teknik.
Edisi
Ketujuh
.
Tarsito.

Bandun
g.
Tarigan,
Robinso
n. 2005.
Ekono
mi
Region
al
:
Teori
dan
Aplikas
i. Edisi
Revisi.
Bumi
Aksara.
Jakarta.