ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN SC
Keperawatan
Pada
Pasien
Scabies
KELOMPOK 1
AMELIA ULFA
REZI FATIMAH
RINI PUSPITA
SARI
RISKA AGUSNI
SAHMIDAR
DEFENISI
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan
sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei dan produknya (Djuanda,
2007).
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite)
yang mudah menular dari manusia ke manusia, dari hewan ke
manusia atau sebaliknya. Penyebabnya scabies adalah Sarcoptes
scabiei (Isa Ma’rufi, Soedjajadi K, Hari B N, 2005).
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei
yang menyebabkan iritasi kulit. Parasit ini menggali parit parit di
dalam epidermis sehingga menimbulkan gata-gatal dan merusak kulit
penderita (Soedarto, 1992).
Skabies adalah penyakit kulit yang mudah menular dan ditimbulkan
oleh infestasi kutu Sarcoptes scabiei var homini yang membuat
terowongan pada stratum korneum kulit, terutama pada tempat
predileksi (Wahidayat 1998).
KLASIFIKASI SCABIES
A.
Skabies pada Orang Bersih (Scabies Of Cultivated)
Bentuk ini ditandai dengan lesi berupa papul dan terowongan yang sedikit
jumlahnya sehingga sangat sukar ditemukan.
B.
Skabies Incognito
Bentuk ini timbul pada scabies yang diobati dengan kortikosteroid sehingga
gejala dan tanda klinis membaik, tetapi tungau tetap ada dan penularan masih
bisa terjadi. Skabies incognito sering juga menunjukkan gejala klinis yang tidak
biasa, distribusi atipik, lesi luas.
C.
Scabies Nodular
Pada bentuk ini lesi berupa nodus cokelat kemerahan yang
gatal. Nodus biasanya terdapat didaerah tertutup, terutama
pada genitalia laki-laki, inguinal dan aksila. Nodus ini timbul
sebagai reaksi hipersensetivitas terhadap tungau scabies. Pada
nodus yang berumur lebih dari satu bulan tungau jarang
ditemukan. Nodus mungkin dapat menetap selama beberapa
bulan sampai satu tahun meskipun telah diberi pengobatan anti
scabies dan kortikosteroid.
E.
Skabies yang ditularkan melalui hewan.
Di Amerika, sumber utama skabies adalah anjing. Kelainan ini berbeda dengan
skabies manusia yaitu tidak terdapat terowongan, tidak menyerang sela jari dan
genitalia eksterna. Lesi biasanya terdapat pada daerah dimana orang sering
kontak atau memeluk binatang kesayangannya yaitu paha, perut, dada dan
lengan. Masa inkubasi lebih pendek dan transmisi lebih mudah. Kelainan ini
bersifat sementara (4–8 minggu) dan dapat sembuh sendiri karena S. Scabiei Var.
binatang tidak dapat melanjutkan siklus hidupnya pada manusia.
F.
Skabies Norwegia (Krustosa)
Skabies Norwegia atau skabies krustosa ditandai oleh lesi yang
luas dengan krusta, skuama generalisata dan hyperkeratosis
yang tebal. Tempat predileksi biasanya kulit kepala yang
berambut, telinga bokong, siku, lutut, telapak tangan dan kaki
yang dapat disertai distrofi kuku. Berbeda dengan skabies
biasa, rasa gatal pada penderita skabies Norwegia tidak
menonjol tetapi bentuk ini sangat menular karena jumlah
tungau yang menginfestasi sangat banyak (ribuan).Skabies
Norwegia terjadi akibat defisiensi imunologik sehingga sistem
imun tubuh gagal membatasi proliferasi tungau dapat
berkembang biak dengan mudah.
G.
Skabies pada bayi dan anak
Lesi skabies pada anak dapat mengenai seluruh
tubuh, termasuk seluruh kepala, leher, telapak
tangan, telapak kaki, dan sering terjadi infeksi
sekunder berupa impetigo, ektima sehingga
terowongan jarang ditemukan. Pada bayi, lesi di
muka. (Harahap. M, 2000).
H.
Skabies terbaring ditempat tidur (Bed Ridden)
Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus tinggal
ditempat tidur dapat menderita skabies yang lesinya terbatas.
(Harahap. M, 2000)
ETIOLOGI
Sarcoptes scabiei merupakan tungau kecil yang berbentuk bulat lonjong dan
bagian ventral datar. Tungau betina panjangnya 300-450 mikron, sedangkan tungau
jantan lebih kecil, kurang lebih setengahnya. Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang
kaki dan bergerak dengan kecepatan 2,5 cm per menit di permukan kulit (Orkin,
1986).
Tungau betina setelah dibuahi mencari lokasi yang tepat di permukaan kulit
kemudian membentuk terowongan, dengan kecepatan 0,5 mm – 5 mm per hari.
Terowongan pada kulit dapat sampai ke perbatasan stra korneum dan tartum
granulosum.
Di dalam terowongan ini tungau betina akan tinggal selama hidupnya yaitu kurang
lebih 30 hari dan bertelur sebanyak 2-3 butir telur sehari. Telur akan menetas
setelah 3-4 hari menjadi larva yang akan keluar ke permukaan kulit untuk kemudian
masuk kulit lagi dengan menggali terowongan biasanya sekitar folikel rambut untuk
melindungi dirinya dan mendapatkan makanan. Setelah beberapa hari, menjadi
bentuk deawas melalui bentuk nimfa. Waktu yang diperlukan dari telur hingga
bentuk dewasa ialah 10-14 hari (Melanby, 1977).
Kebiasaan Hidup Tempat yang paling disukai oleh kutu betina adalah bagian
kulit yang tipis dan lembab, yaitu daerah sekitar sela jari tangan, siku, pergelangan
tangan, bahu dan daerah kemaluan. Pada bayi yang memeliki kulit serba tipis,
telapak tangan, kaki, muka dan kulit kepala sering diserang kutu tersebut.
Tungau jantan mempunyai masa hidup yang lebih pendek dari pada tungau betina,
dan mempunyai peran yang kecil pada patogenesis penyakit. Biasanya hanya
hidup dipermukaan kulit dan akan mati setelah membuahi tungau betina.
Tungau akan mati pada suhu sedang (moderate temperatur). Pada suhu 50 oCelcius
di luar hospes, baik pada udara kering maupun lembab, tungau akan mati dalam 10
menit. Pada suhu 25 oCelcius tungau bertahan hidup selama 3 hari pada
kelembaban relatif 90 derajat. Periode paling lama untuk tungau bertahan di luar
kulit manusia adalah 14 hari pada udara lembab untuk tungau dengan 12 o Celcius.
Sedangkan pada suhu yang lebih rendah kemampuan hidup menurun (Mellanby,
1977).
Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk
dewasa memerlukan waktu antara 8-12 hari. Skabies umumnya
menyerang bagian lipatan tubuh. Gejala gatal-gatal, menyerang pada
bagian kulit dimalam hari. Penyakit skabies, disebabkan faktor
kebersihan yang kurang dipelihara secara baik. Alat tidur berupa
kasur, sprei, bantal, tempat tidur dan kondisi kamar yang pengab,
dapat memicu terjadinya gatal-gatal (Siswono, 2005).
Penyakit gatal-gatal ini mudah menyerang siapapun yang
jarang mandi. Karena itu, jika ingin menghindar dari serangan
penyakit gatal-gatal, maka harus menjaga kebersihan. Bahkan skabies
dapat menjangkit siapa saja yang bersentuhan tubuh dengan
penderita(Siswono, 2005).
Skabies sering dikaitkan sebagai penyakitnya anak pesantren
alasannya karena anak pesantren suka/gemar bertukar, pinjam
meminjam pakaian, handuk, sarung, bahkan bantal, guling dan
kasurnya kepada sesamanya, sehingga disinilah kunci akrabnya
penyakit ini dengan dunia pesantren (Handri, 2008)
CARA PENULARAN
1. Kontak langsung (kontak dengan kulit), misalnya berjabat tangan, tidur
bersama dan hubungan seksual.
2. Kontak tak langsung (melalui benda), misalnya pakaian, handuk, sprei,
bantal, dan lain – lain.
Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kebersihan perseorangan dan
lingkungan, atau apabila banyak orang yang tinggal secara bersama-sama
disatu tempat yang relative sempit. Apabila tingkat kesadaran yang dimiliki oleh
banyak kalangan masyarakat masih cukup rendah, derajat keterlibatan
penduduk dalam melayani kebutuhan akan kesehatan yang masih kurang,
kurangnya pemantauan kesehatan oleh pemerintah, faktor lingkungan terutama
masalah penyediaan air bersih, serta kegagalan pelaksanaan program
kesehatan yang masih sering kita jumpai, akan menambah panjang
permasalahan kesehatan lingkungan yang telah ada (Benneth, 1997).
Penularan skabies terjadi ketika orang-orang tidur bersama di satu tempat tidur
yang sama di lingkungan rumah tangga, sekolah-sekolah yang menyediakan
fasilitas asrama dan pemondokan, serta fasiltas-fasilitas kesehatan yang dipakai
oleh masyarakat luas. Di Jerman terjadi peningkatan insidensi, sebagai akibat
kontak langsung maupun tak langsung seperti tidur bersama (Meyer, 2000).
Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Scabies
Banyak faktor yang menunjang
perkembangan penyakit ini, antara lain sosial
ekonomi yang rendah, hygiene yang buruk,
hubungan seksual dengan berganti-ganti
pasangan, perkembangan demografis serta
ekologis. Penyakit skabies disebut juga penyakit
masyarakat karena mudah menular dan sangat
cepat perkembangannya, terutama di tempat
yang padat penduduk (Rahariyani, 2007).
PATOFISIOLOGI
Kutu scabies dapat menyebabakan gejala transien pada manusia, tetapi mereka
bukan penyebab infestasi persisten. Cara penularan yang paliang efesien adalah
melalui kontak langsuang dan lama dengan seorang individu yang terinfeksi.
Kutu scabies dapat bertahan hinga tiga hari pada kulit manusia sehinga media
seperti tempat tidur atau pakayan merupakan sumber alternatif untuk terjadinya
suatu penularan.
Siklus hidup dari kutu berlangsung 30 hari dan di habiskan dalam epidermis
manusia. Setelah melakukan kopulasi, kutu jantan akan mati dan kutu betina
akan membuat liang kedalam lapisan kulit dan meletakkan total 60-90 telur. Telur
yang menetas membutuhkan 10 hari untuk menjadi larva dan kutu biasa. Kurang
dari 10% dari telur yang dapat menghasilkankutu biasa.
Kutu skabies kemudian bergerak melalui lapisan atas kulit dengan mengeluarkan
protease yang mendegradasi stratum korneum. Kotoran yang tertingal saat
mereka melakukan perjalanan melalui epidermis, menciptakan kondisi klinis lesi
yang diakui sebagai liang.
Populasi pasien tertentu dapat rentan terhadap penyakit akabies, termasuk
pasien dengan gangguan imunodefisiensi primer dan penurunan respon imun
sekunder terhadap terapi obat, dan gizi buruk. Kondisi lainnya adalah gangguan
motorik akibat kerusakaan saraf yang menyebabkan ketidak mampuan untuk
mengaruk dalam menanggapi pruritus sehinga me nonaktifkan utilitas mengaruk
untuk menghilangkan kutu pada epidermis dan menghancurkan liang yang
dibuat oleh kutu betina.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang dapat ditimbulkan pada penyakit Scabies adalah gatal pada malam
hari karena aktivitas tungau yang lebih lembab dan panas. Bintik-bintik yang
panas yang menonjol berwarna kemerah-merahan dan bernanah jika terinfeksi.
Adanya terowongan pada tempat predileksi yang berwarna putih atau keabuabuan,terbentuk impetigo dan purunkulosis, ditemukannya papul, vesikel, urtika.
Pada daerah garukan dapat timbul erosi, ekskresi, krusta dan infeksi sekunder.
Gatal
pada malam hari
Menyerang
bagian tubuh secara berkelompok
Tempat predileksi : stratum korneum yang tipis, misalnya sela-sela jari
tangan – kaki, pergelangan tangan kaki, telapak tangan kaki, setiap
lipatan tubuh, bokong, genitalia.
Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat predileksi yang berwarna
putih keabu-abuan, bentuk garis lurus atau berkelok-kelok, panjang 1 cm
dengan ujung terowongan ditemukan papul atau vesikula
2 dari 4 tanda cardinal, yaitu sebagai berikut :
1)
Pruritus noktuma (gatal pada malam hari) karena aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu
yang lembab dari pada panas.
2)
Umumnya ditemukan pada sekelompok manusia, misalnya mengenai seluruh
anggota keluarga.
3)
Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau
keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung
menjadi polimorfi (pustul, ekskoriasi). Tempat predileksi biasanya daerah dengan stratum
korneum tipis, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian
luar, lipat ketiak bagian depan, areola mammae dan lipat glutea, umbilicus, bokong,
genitalia eksterna, dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang bagian telapak
tangan dan telapak kaki bahkan seluruh permukaan kulit. Pada remaja dan orang dewasa
dapat timbul pada kulit kepala dan wajah.
4)
Menemukan tungau merupakan hal yang paling diagnostk. Dapat ditemukan satu atau
lebih stadium hidup tungau ini. Pada pasien yang selalu menjaga hygiene, lesi yang
timbul hanya sedikit sehingga diagnosis kadang kala sulit ditegakkan. Jika penyakit
berlangsung lama, dapat timbul likenifikasi, impetigo, dan furunkulosis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosa skabies perlu dipertimbangkan apabila ditemukan riwayat gatal, terutama pada
malam hari, mungkin juga ditemukan pada anggauta keluarga yang lain, dan terdapatanya
lesi polimorf terutama pada tempat predileksi. Diagnosis pasti ditegakkan dengan
ditemukannya tungau dengan pemeriksaan mikroskop, yang dapat dilakukan dengan
berbagi cara yaitu:
1. Kerokan kulit
Papul atau kanalikuli yang utuh ditetesi minyak mineral atau KOH 10% lalu dilakukan
kerokan dengan menggunakan scalpel steril yang bertujuan untuk mengangkat atap
papula atau kanalikuli. Bahan penelitian diletakkan di gelas objek dan ditutup dengan
kaca penutup lalu diperiksa dibawah mikroskop. Pada skabies klasik, sering tidak
dijumpai tungau karena sedikitnya jumlah tungau. Kegagalan untuk menemukan tungau
tidak dapat menyingkirkan diagnosis scabies
2. Mengambil tungau dengan jarum
Bila menemukan terowongan, jarum suntik yang runcing ditusukkan ke dalam
terowongan yang utuh dan digerakkan secara tangensial ke ujung lainnya kemudian
dikeluarkan. Bila positif, tungau terlihat pada ujung jarum sebagai parasit yang sangat
kecil dan transparan. Cara ini mudah dilakukan tetapi perlu keahlian tinggi.
3. Tes tinta pada terowongan ( Burrow ink test )
Identifikasi terowongan bisa dibantu dengan cara mewarnai daerah lesi dengan tinta
warna hitam. Papul skabies dilapisi dengan tinta cina, dibiarkan selama 20-30 menit.
Setelah tinta tersebut dibersihkan dengan kapas alkohol, terowongan tersebut akan
terlihat lebih gelap dibanding kulit disekitarnya, karena akumulasi tinta dalam
terowongan. Tes akan dinyatakan positif bila terbentuk gambaran kanikula yang khas
berupa garis menyerupai bentuk zig-zag.
4.
Membuat biopsi irisan ( Epidermal shave biopsi )
Diagnosis pati dapat melalui identifikasi tungau, telur atau skibala melalui
mikroskopik. Ini dilakukan dengan cara menjepit lesi dengan ibu jari dan
telunjuk kemudian diiris tipis, dan dilakukan irisan superficial secara
menggunakan pisau dan berhati-hati melakukannya agar tidak berdarah.
Kerokan tersebut kemudian diletakkan di atas kaca objek dan ditetesi
dengan minyak mineral yang kemudian diperiksa dibawah mikroskop .
tampak proses inflamasi ringan serta edema stratum granulosum dan
sedikit infiltrasi perivaskular.
5.
Uji tetrasiklin
Pada lesi dioleskan salep tetrasiklin yang akan masuk ke dalam kanalikuli.
Setelah dibersihkan dengan menggunakan sinar ultraviolet dari lampu
Wood, tetrasiklin tersebut akan memberikan fluoresensi kuning keemasan
pada kanalikuli.
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN MEDIS
Jenis obat topikal:
a)Belerang
endap (sulfur presipitatum)
4-20 % dalam bentuk salep atau krim. Pada bayi dan orang dewasa sulfur
presipitatum 5% dalam minyak sangat aman efektif. Kekurangannya ialah
pemakaian tidak boleh kurang dari tiga hari karena tidak efektif terhadap stadium
telur, berbau, mengotori pakaian, dan dapat menimbulkan iritasi.
b)Emulsi
benzil-benzoate
20-25 % efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama 3 hari.
Obat ini sulit diperoleh, sering memberi iritasi, dan kadang-kadang semakin gatal
setelah dipakai.
c) Gama
benzena heksaklorida (gameksan=gammexane)
1 % dalam bentuk krim atau losio tidak berbau dan tidak berwarna, termasuk obat
pilihan karena efektif terhadap semua stdium, mudah digunakan, dan jarang
memberi iritasi. Pemberiannya hanya cukupt sekali setiap 8 jam. Jika masih ada
gejala ulangi seminggu kemudian. Pengguanaan yang berlebihan dapat
menimbulkan efek pada sistem saraf pusat. Pada bayi dan anak-anak jika
digunakan berlebihan , dapat menimbulkan neurotoksisitas. Obat ini tidak aman
digunaka untuk ibu menyusui dan wanita hamil.
d)
Benzilbenzoat (krotamiton)
Tersedia 10 % dan 25% dalam krim atau losio mempunyai dua efek
sebagai antiskabies dan antigatal. Harus dijauhkan dari mata, mulut,
dan uretra. Krim (eurax) hanya efektif pada 50-60 % pasien.
Digunakan selama 2 malam beruturut-turut dan dibersihkan setelah
24 jam pemakaian terakhir, kemudian digunakan lagi 1 minggu
kemudian. Obat ini disapukan ke badan dari leher ke bawah.
Penggunaan berlebihan dapat menyebabkan iritasi. Bila digunakan
untuk bayi dan anak-anak harus di tambahkan air 2-3 bagian.
e)
Permethrin
Dalam bentuk krim 5 % sebagai dosis tunggal. Pengguanaanya
selama 8-12 jam dan kemudian dicuci bersih-bersih. Merupakan obat
yang paling efektif dan aman karena sangat mematikan untuk parasit
S. Scabiei dan memiliki toksisitas rendah pada manusia. Pengobatan
pada skabies krustosa sama dengan skabies klasik, hanya perlu
ditambahkan salep keratolitik. Skabies subungual susah diobati. Bila
didapatkan infeksi sekunder perlu diberikan antibiotik sistemik
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Mencuci bersih, bahkan sebagian ahli menganjurkan dengan cara
direbus, handuk, seprai maupun baju penderita skabies, kemudian
menjemurnya hingga kering.
Menghindari pemakaian baju, handuk, seprai secara bersama-sama.
Mengobati seluruh anggota keluarga, atau masyarakat yang
terinfeksi untuk memutuskan rantai penularan.
Mandi dengan air hangat dan sabun untuk menghilangkan sisa-sisa
kulit yang mengelupas dan kemudian kulit dibiarkan kering.
Gunakan pakaian dan sprei yang bersih, semua perangkat tidur,
handuk dan pakaian yang habis dipakai harus dicuci dengan air
yang sangat panas kalau perlu direbus dan dikeringkan dengan alat
pengering panas.
Menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat, ruangan jangan
terlalu lembab dan harus terkena sinar matahari serta menjaga
kebersihan diri anggota keluarga dengan baik.
KOMPLIKASI
Bila skabies tidak diobati selama beberapa minggu atau bulan, dapat
timbul dermatitis akibat garukan. Erupsi dapat berbentuk impetigo, ektima,
sellulitis, limfangitis, dan furunkel.Infeksi bakteri pada bayi dan anak kecil yang
diserang scabies dapat menimbulkan komplikasi pada ginjal. Dermatitis iritan
dapat timbul karena penggunaan preparat anti skabies yang berlebihan, baik
pada terapi awal ataupun pemakaian yang terlalu sering.
Dermatitis iritan dapat timbul karena penggunaan preparat anti skabies
yang berlebihan, baik pada terapi awal atau dari pemakaian yang terlalu sering.
Salep sulfur, dengan konsentrasi 15% dapat menyebabkan dermatitis bila
digunakan terus menerus selama beberapa hari pada kulit yang tipis.
Benzilbenzoat juga dapat menyebabkan iritasi bila digunakan 2 kali
sehari selama beberapa hari, terutama di sekitar genetalia pria. Gamma
benzena heksaklorida sudah diketahui menyebabkan dermatitis iritan bila
digunakan secara berlebihan.selain itu dapat terjadi sebagai berikut :
1.
Urtikaria
Urtikaria adalah reaksi dari pembuluh darah berupa erupsi pada kulit yang
berbatas tegas dan menimbul (bentol), berwarna merah, memutih bila
ditekan, dan disertai rasa gatal.Urtikaria dapat berlangsung secara akut,
kronik, atau berulang. Urtikaria akut umumnya berlangsung 20 menit sampai
3 jam, menghilang dan mungkin muncul di bagian kulit lain.
2.
Infeksi sekunder
3.
Folikulitis
Folikulitis adalah peradangan pada selubung akar rambut (folikel). Pada kulit yang
terkena akan timbul ruam, kemerahan dan rasa gatal. Di sekitar folikel rambut
tampak beruntus-beruntus kecil berisi cairan yang bisa pecah lalu mengering dan
membentuk keropeng.
4.
Furunkel
Furunkel (bisul) adalah infeksi kulit yang meliputi seluruh folikel rambut dan
jaringan subkutaneus di sekitarnya.Paling sering ditemukan di daerah leher,
payudara, wajah dan bokong.Akan terasa sangat nyeri jika timbul di sekitar
hidung atau telinga atau pada jari-jari tangan.Furunkel berawal sebagai benjolan
keras bewarna merah yang mengandung nanah. Lalu benjolan ini akan berfluktasi
dan ditengahnya menjadi putih atau kuning (membentuk pustula). Bisul bisa
pecah spontan atau mengeluarkan nanahnya, kadang mengandung sedikit darah.
5.
Infiltrat
6.
Eksema infantum
Eksema atau Dermatitis atopik atau peradangan kronik kulit yang kering dan gatal
yang umumnya dimulai pada awal masa kanak-kanak.Eksema dapat
menyebabkan gatal yang tidak tertahankan, peradangan, dan gangguan tidur.
ASUHAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
A.
PENGKAJIAN
1.
Identitas Pasien
Nama
:
Jenis Kelamin
:
Usia
:
Tanggal Lahir
:
Alamat
Pekerjaan
:
:
Status perkawinan :
Tanggal masuk RS :
Diagnosa
:
RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan utama
Keluhan utama Pada pasien scabies biasannya terdapat lesi dikulit
dan merasakan gatal terutama pada malam hari, gatal pada malam
hari karena aktivitas tungau yang lebih pada tempat yang lembab
dan panas. Ada nya bintik-bintik yang terasa panas yang menonjol
berwarna kemerah-merahan dan bernanah jika terinfeksi. Adanya
terowongan pada tempat predileksi yang berwarna putih atau
keabu-abuan, terbentuk impetigo dan purunkulosis, ditemukannya
papul, vesikel, urtika. Pada daerah garukan dapat timbul erosi,
ekskresi, krusta dan infeksi sekunder. Pada anak penderita scabies
biasanya terdapat lesi dikulit di seluruh tubuh terutama pada kulit
yang tipis seperti kulit kepala, wajah, leher, telepak tangan dan
kaki. Anak juga merasakan gatal terutama pada malam hari karena
S.scabiei bekerja membuat terowongan pada malam hari dan
S.scabiei senang dengan suhu yang lembab dan panas.
Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien biasanya mulai merasakan gatal yang memanas dan kemudian menjadi
edema karena garukan akibat rasa gatal yang sangat hebat sehingga pasien selalu
menggaruk yang menyebabkan timbulnya rasa nyeri pada bagian bekas garukan.
Gatal biasanya dirasakan pada malam hari yang menyebabkan pasien merasa
gelisah. Biasanya pasien terlihat letih dan lesu serta tidak bersemangat. Scabies
biasanya banyak menyerang bagian tubuh dengan stratum korneum yang tipis,
misalnya sela-sela jari tangan – kaki, pergelangan tangan kaki, telapak tangan
kaki, setiap lipatan tubuh, bokong, genitalia. Biasanya adanya terowongan
(kunikulus) pada tempat predileksi yang berwarna putih keabu-abuan, bentuk garis
lurus atau berkelok-kelok, panjang 1 cm dengan ujung terowongan ditemukan
papul atau vesikula. Ada nya bintik-bintik yang terasa panas yang menonjol
berwarna kemerah-merahan dan bernanah jika terinfeksi.
Riwayat
Kesehatan Sebelumnya
Biasanya pasien pernah memiliki riwayat alergi atau pernah menderita penyakit
scabies sebelumnya. Riwayat tinggal di tempat yang kotor dan lembab, dan
riwayat tinggal bersama pasien yang pernah menderita scabies
sebelumnya.Riwayat pasien pernah bergonta ganti pakaian dengan orang lain,dan
juga pasien suka memakai baju secara bersama.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Scabies merupakan penyakit menular, sehingga apabila ada anggota keluarga
yang terkena scabies akan menularkan ke anggota keluarga yang lain.
PEMERIKSAAN FISIK
Pengkajian Persistem
Keadaan Umum : Biasanya baik
Tingkat kesadaran : Biasanya Composmentis
Tanda – tanda vital : Biasanya normal dan terkadang bisa naik
Sistem Integumen
Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna
putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang
1cm, pada ujung terowongan itu ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi
sekunder ruam kulitnya menjadi polimorf (pustul, ekskoriosi dan lain-lain).
Menemukan tungau, dengan membuat kerokan kulit pada daerah yang berwarna
kemerahan dan terasa gatal. Kerokan yang dilakukan agak dalam hingga kulit
mengeluarkan darah karena sarcoptes betina bermukim agak dalam dikulit. Dapat
ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini.
Kepala : inspeksi:Kadang ditemukan bula
Dada: inspeksi:Kadang ditemukan bula
Punggung : inpeksi:Kadang ditemukan bula dan luka decubitus
Ekstremitas : inspeksi:Kadang ditemukan bula dan luka dekubitus
POLA KESEHATAN
1.
Pola Latihan / Aktivitas
Pasien yang terkena scabies akan menjadi malas melakukan kegiatan sehari-hari seperti mandi,
makan, bermain, dll karena anak focus terhadap rasa gatal dan nyeri yang dirasakan
2.
Pola Istirahat Tidur
Pada pasien scabies terjadi gangguan pola tidur akibat gatal yang hebat pada malam hari.
3.
Pola Persepsi Kognitif
Pada pasien scabies tidak terjadi gangguan terhadap pola kognitif perceptualny
4.
Pola Persepsi Diri
Pada pasien yang terkena scabies akan menjadi kurang percaya diri dan malu akibat gatal-gatal,
kulit bintik-bintik dan mengelupas sehingga pasien lebih banyak menyendiri dan menunduk serta
menarik diri dari kehidupan sosial. Pasien biasanya tidak mau berinteraksi dengan orang lain.
5.
Pola Koping dan Toleransi stress
Kehilangan atau perubahan yang terjadi pada penderita scabies adalah pasien malas untuk
melakukan aktivitas sehari-hari. Sehingga masalah utama yang terjadi selama pasien sakit, pasien
selalu merasa gatal, dan pasien menjadi malas untuk bermain, bersosialisasi.
6.
Pola Hubungan Peran
Pada anak yang terkena scabies membutuhkan dukungan dari orang tua atau orang terdekat
karena kebanyakan penderita scabies kepercayaan dirinya kurang akibat dari adanya gatal-gatal,
kulit bintik-bintik dan mengelupas. Dukungan dari orang tua akan meningkatkan kepercayaan diri
anak dan anak dapat cepat sembuh.
7.
Pola Keyakinan
Intensitas beribadahnya menjadi berkurang dan tidak bisa maksimal
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.
Kerokan kulit
Papul atau kanalikuli yang utuh ditetesi minyak mineral atau KOH 10% lalu
dilakukan kerokan dengan menggunakan scalpel steril yang bertujuan untuk
mengangkat atap papula atau kanalikuli. Bahan penelitian diletakkan di gelas
objek dan ditutup dengan kaca penutup lalu diperiksa dibawah mikroskop. Pada
skabies klasik, sering tidak dijumpai tungau karena sedikitnya jumlah tungau.
Kegagalan untuk menemukan tungau tidak dapat menyingkirkan diagnosis
skabies
2.
Mengambil tungau dengan jarum
Bila menemukan terowongan, jarum suntik yang runcing ditusukkan ke dalam
terowongan yang utuh dan digerakkan secara tangensial ke ujung lainnya
kemudian dikeluarkan. Bila positif, tungau terlihat pada ujung jarum sebagai
parasit yang sangat kecil dan transparan. Cara ini mudah dilakukan tetapi perlu
keahlian tinggi.
3.Tes
tinta pada terowongan ( Burrow ink test )
Identifikasi terowongan bisa dibantu dengan cara mewarnai daerah lesi dengan
tinta warna hitam. Papul skabies dilapisi dengan tinta cina, dibiarkan selama 2030 menit. Setelah tinta tersebut dibersihkan dengan kapas alkohol, terowongan
tersebut akan terlihat lebih gelap dibanding kulit disekitarnya, karena akumulasi
tinta dalam terowongan. Tes akan dinyatakan positif bila terbentuk gambaran
kanikula yang khas berupa garis menyerupai bentuk zig-zag.
4.
Membuat biopsi irisan ( Epidermal shave biopsi )
Diagnosis pati dapat melalui identifikasi tungau, telur atau skibala
melalui mikroskopik. Ini dilakukan dengan cara menjepit lesi dengan
ibu jari dan telunjuk kemudian diiris tipis, dan dilakukan irisan
superficial secara menggunakan pisau dan berhati-hati
melakukannya agar tidak berdarah. Kerokan tersebut kemudian
diletakkan di atas kaca objek dan ditetesi dengan minyak mineral
yang kemudian diperiksa dibawah mikroskop. tampak proses
inflamasi ringan serta edema stratum granulosum dan sedikit
infiltrasi perivaskular.
5.
Uji tetrasiklin
Pada lesi dioleskan salep tetrasiklin yang akan masuk ke dalam
kanalikuli. Setelah dibersihkan dengan menggunakan sinar ultraviolet
dari lampu Wood, tetrasiklin tersebut akan memberikan fluoresensi
kuning keemasan pada kanalikuli.
ANALISA DATA
N
o
1.
Analisa Data
Etiologi
Masalah
Penurunan imunologi Gangguan integritas
Ds:
pasien mengeluh kulit nya
kulit
memerah dan terdapat
edema
pasien mengeluh merasakan
gatal pada bagian sela-sela
jari tangan – kaki,
pergelangan tangan kaki,
telapak tangan kaki, setiap
lipatan tubuh, bokong,
genitalia
pasien mengeluh banyak
terdapat ruam-ruam pada
kulit
pasien mengeluh terdapat
nanah pada bagian kulit
yang sakit
Do:
- kulit pasien tampak memerah dan
terdapat ruam serta lesi dan nanah
- tampak ada terowonganterowongan pada kulit pasien
- pada pemeriksaan penunjang di
dapatkan
Kerokan kulit
sering tidak dijumpai tungau karena
sedikitnya jumlah tungau.
Kegagalan untuk menemukan
tungau tidak dapat menyingkirkan
diagnosis skabies
Mengambil tungau dengan jarum
Bila positif, tungau terlihat pada
ujung jarum sebagai parasit yang
sangat kecil dan transparan.
Tes tinta pada terowongan ( Burrow
ink test )
Tes akan dinyatakan positif bila
terbentuk gambaran kanikula yang
khas berupa garis menyerupai
bentuk zig-zag.
Membuat biopsi irisan ( Epidermal
shave biopsi )
tampak proses inflamasi ringan
serta edema stratum granulosum
dan sedikit infiltrasi perivaskular.
tetrasiklin tersebut akan
memberikan fluoresensi kuning
keemasan pada kanalikuli
2.
Ds:
- pasien mengeluh tidak
mengetahui penyakit
yang terjadi
- pasien mengeluh
kebingungan
- pasien mengeluh tidak
tahu tentang kebersihan
berpakaian
Do:
- pasien terlihat kurang
rapi
- pasien terlihat agak
kotor dan kusam
- Pasien tampak terlihat
kebingungan
Keterlambatan
informasi
Defisiensi pengetahuan
Bekas garukan
3. Ds:
-pasien mengeluh tidak
nyaman dengan kulit nya
pasien mengeluh adanya
rasa perih akibat bekas
garukan pada bagian
yang gatal
pasien mengeluh tidak
merasa nyaman akibat
gatal yang dirasakan
pasien mengeluh rasanya
hanya ingin untuk
menggaruk kulitnya yang
gatal
Do:
pasien terlihat tidak
nayaman dengan
keadaanya
pasien terlihat sering
menggaruk dan
memegang bagian yang
gatal
kulit pasien terlihat
Gangguan rasa
nyaman
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1)
Gangguan integritas kulit b/d infeksi tungau
2)
Difesiensi pengetahuan b/d keterlambatan informsi
3)
Gangguan rasa nyaman b/d bekas garukan
INTERVENSI KEPERAWATAN
N
Diagnosa
Noc (tujuan dan kriteria Intervensi (NIC)
O
1
keperawatan
Gangguan
hasil)
Tujuan
integritas
b/d
kulit Setelah
:
1.Anjurkan pasien menggunakan
dilakukan
infeksi asuhan
tindakan pakaian yang longgar
keperawatan 2.Jaga kebersihan kulit agar tetap
tungau
diharapkan lapisan kulit klien bersih dan kering
terlihat normal
3.Monitor
kemerahan
Kriteria Hasil
1.Integritas
:
4.Mandikan
kulit
yang
kulit
akan
pasien
adanya
dengan
air
bak hangat dan sabun
dapat dipetahankan (sensasi, 5.Kobalorasi dengan dokter untuk
elastisitas, temperatur)
pemberian
obat
2.Tidak ada luka atau lesi antiseptic sesuai program
pada kulit
3.Mampu melindungi kulit dan
mempertahankan
kelembapan
kulit
perawatan alami
4.Perfusi jaringan baik
serta
preparat
2
Defisiensi
Tujuan
pengetahuan
Setelah
asuhan
:
1.jelaskan
dilakukan
patofisiologi
dari
hubungan
dengan
tindakan bagaimana
penyakit
anatomi
dan
dan
keperawatan fisiologi dengan cara tepat
diharapkan
klien
kurangnya
tidak 2.gambarkab
tanda
dan
gejala
yang
bisa
pengetahuan muncul pada penyakit dengan cara yang tepat
dalam
menghadapi 3.sediakan
informasi
pada
penyakitnya
kondisi dengan cara yang tepat
Kriteria hasil:
4.diskusikan
1.pasien
dan
menyatakan
keluarga mungkin
perubahan
diperlukan
pasien
gaya
tentang
hidup
untuk
yang
mencegah
pemahaman komplikasi
tentang
penykit,kondisi,prognosis
dan program pengobatan
2.pasien
dan
mampu
keluarga
melaksanakan
prosedur
yang
dijelaskan
dan
keluarga
secra benar
3.pasien
mampu menjelaskan kembali
apa
yang
perawat/tim
3
Gangguan
nyaman
dijelaskan
kesehatan
lainnya
rasa Tujuan: setelah dilakukan asuhan 1.Gunakan pendekatan yang menengkan
b/d keperawatan pasien dapat
bekas garukan
merasakan nyaman
2.Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku
pasien
Pada
Pasien
Scabies
KELOMPOK 1
AMELIA ULFA
REZI FATIMAH
RINI PUSPITA
SARI
RISKA AGUSNI
SAHMIDAR
DEFENISI
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan
sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei dan produknya (Djuanda,
2007).
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite)
yang mudah menular dari manusia ke manusia, dari hewan ke
manusia atau sebaliknya. Penyebabnya scabies adalah Sarcoptes
scabiei (Isa Ma’rufi, Soedjajadi K, Hari B N, 2005).
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei
yang menyebabkan iritasi kulit. Parasit ini menggali parit parit di
dalam epidermis sehingga menimbulkan gata-gatal dan merusak kulit
penderita (Soedarto, 1992).
Skabies adalah penyakit kulit yang mudah menular dan ditimbulkan
oleh infestasi kutu Sarcoptes scabiei var homini yang membuat
terowongan pada stratum korneum kulit, terutama pada tempat
predileksi (Wahidayat 1998).
KLASIFIKASI SCABIES
A.
Skabies pada Orang Bersih (Scabies Of Cultivated)
Bentuk ini ditandai dengan lesi berupa papul dan terowongan yang sedikit
jumlahnya sehingga sangat sukar ditemukan.
B.
Skabies Incognito
Bentuk ini timbul pada scabies yang diobati dengan kortikosteroid sehingga
gejala dan tanda klinis membaik, tetapi tungau tetap ada dan penularan masih
bisa terjadi. Skabies incognito sering juga menunjukkan gejala klinis yang tidak
biasa, distribusi atipik, lesi luas.
C.
Scabies Nodular
Pada bentuk ini lesi berupa nodus cokelat kemerahan yang
gatal. Nodus biasanya terdapat didaerah tertutup, terutama
pada genitalia laki-laki, inguinal dan aksila. Nodus ini timbul
sebagai reaksi hipersensetivitas terhadap tungau scabies. Pada
nodus yang berumur lebih dari satu bulan tungau jarang
ditemukan. Nodus mungkin dapat menetap selama beberapa
bulan sampai satu tahun meskipun telah diberi pengobatan anti
scabies dan kortikosteroid.
E.
Skabies yang ditularkan melalui hewan.
Di Amerika, sumber utama skabies adalah anjing. Kelainan ini berbeda dengan
skabies manusia yaitu tidak terdapat terowongan, tidak menyerang sela jari dan
genitalia eksterna. Lesi biasanya terdapat pada daerah dimana orang sering
kontak atau memeluk binatang kesayangannya yaitu paha, perut, dada dan
lengan. Masa inkubasi lebih pendek dan transmisi lebih mudah. Kelainan ini
bersifat sementara (4–8 minggu) dan dapat sembuh sendiri karena S. Scabiei Var.
binatang tidak dapat melanjutkan siklus hidupnya pada manusia.
F.
Skabies Norwegia (Krustosa)
Skabies Norwegia atau skabies krustosa ditandai oleh lesi yang
luas dengan krusta, skuama generalisata dan hyperkeratosis
yang tebal. Tempat predileksi biasanya kulit kepala yang
berambut, telinga bokong, siku, lutut, telapak tangan dan kaki
yang dapat disertai distrofi kuku. Berbeda dengan skabies
biasa, rasa gatal pada penderita skabies Norwegia tidak
menonjol tetapi bentuk ini sangat menular karena jumlah
tungau yang menginfestasi sangat banyak (ribuan).Skabies
Norwegia terjadi akibat defisiensi imunologik sehingga sistem
imun tubuh gagal membatasi proliferasi tungau dapat
berkembang biak dengan mudah.
G.
Skabies pada bayi dan anak
Lesi skabies pada anak dapat mengenai seluruh
tubuh, termasuk seluruh kepala, leher, telapak
tangan, telapak kaki, dan sering terjadi infeksi
sekunder berupa impetigo, ektima sehingga
terowongan jarang ditemukan. Pada bayi, lesi di
muka. (Harahap. M, 2000).
H.
Skabies terbaring ditempat tidur (Bed Ridden)
Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus tinggal
ditempat tidur dapat menderita skabies yang lesinya terbatas.
(Harahap. M, 2000)
ETIOLOGI
Sarcoptes scabiei merupakan tungau kecil yang berbentuk bulat lonjong dan
bagian ventral datar. Tungau betina panjangnya 300-450 mikron, sedangkan tungau
jantan lebih kecil, kurang lebih setengahnya. Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang
kaki dan bergerak dengan kecepatan 2,5 cm per menit di permukan kulit (Orkin,
1986).
Tungau betina setelah dibuahi mencari lokasi yang tepat di permukaan kulit
kemudian membentuk terowongan, dengan kecepatan 0,5 mm – 5 mm per hari.
Terowongan pada kulit dapat sampai ke perbatasan stra korneum dan tartum
granulosum.
Di dalam terowongan ini tungau betina akan tinggal selama hidupnya yaitu kurang
lebih 30 hari dan bertelur sebanyak 2-3 butir telur sehari. Telur akan menetas
setelah 3-4 hari menjadi larva yang akan keluar ke permukaan kulit untuk kemudian
masuk kulit lagi dengan menggali terowongan biasanya sekitar folikel rambut untuk
melindungi dirinya dan mendapatkan makanan. Setelah beberapa hari, menjadi
bentuk deawas melalui bentuk nimfa. Waktu yang diperlukan dari telur hingga
bentuk dewasa ialah 10-14 hari (Melanby, 1977).
Kebiasaan Hidup Tempat yang paling disukai oleh kutu betina adalah bagian
kulit yang tipis dan lembab, yaitu daerah sekitar sela jari tangan, siku, pergelangan
tangan, bahu dan daerah kemaluan. Pada bayi yang memeliki kulit serba tipis,
telapak tangan, kaki, muka dan kulit kepala sering diserang kutu tersebut.
Tungau jantan mempunyai masa hidup yang lebih pendek dari pada tungau betina,
dan mempunyai peran yang kecil pada patogenesis penyakit. Biasanya hanya
hidup dipermukaan kulit dan akan mati setelah membuahi tungau betina.
Tungau akan mati pada suhu sedang (moderate temperatur). Pada suhu 50 oCelcius
di luar hospes, baik pada udara kering maupun lembab, tungau akan mati dalam 10
menit. Pada suhu 25 oCelcius tungau bertahan hidup selama 3 hari pada
kelembaban relatif 90 derajat. Periode paling lama untuk tungau bertahan di luar
kulit manusia adalah 14 hari pada udara lembab untuk tungau dengan 12 o Celcius.
Sedangkan pada suhu yang lebih rendah kemampuan hidup menurun (Mellanby,
1977).
Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk
dewasa memerlukan waktu antara 8-12 hari. Skabies umumnya
menyerang bagian lipatan tubuh. Gejala gatal-gatal, menyerang pada
bagian kulit dimalam hari. Penyakit skabies, disebabkan faktor
kebersihan yang kurang dipelihara secara baik. Alat tidur berupa
kasur, sprei, bantal, tempat tidur dan kondisi kamar yang pengab,
dapat memicu terjadinya gatal-gatal (Siswono, 2005).
Penyakit gatal-gatal ini mudah menyerang siapapun yang
jarang mandi. Karena itu, jika ingin menghindar dari serangan
penyakit gatal-gatal, maka harus menjaga kebersihan. Bahkan skabies
dapat menjangkit siapa saja yang bersentuhan tubuh dengan
penderita(Siswono, 2005).
Skabies sering dikaitkan sebagai penyakitnya anak pesantren
alasannya karena anak pesantren suka/gemar bertukar, pinjam
meminjam pakaian, handuk, sarung, bahkan bantal, guling dan
kasurnya kepada sesamanya, sehingga disinilah kunci akrabnya
penyakit ini dengan dunia pesantren (Handri, 2008)
CARA PENULARAN
1. Kontak langsung (kontak dengan kulit), misalnya berjabat tangan, tidur
bersama dan hubungan seksual.
2. Kontak tak langsung (melalui benda), misalnya pakaian, handuk, sprei,
bantal, dan lain – lain.
Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kebersihan perseorangan dan
lingkungan, atau apabila banyak orang yang tinggal secara bersama-sama
disatu tempat yang relative sempit. Apabila tingkat kesadaran yang dimiliki oleh
banyak kalangan masyarakat masih cukup rendah, derajat keterlibatan
penduduk dalam melayani kebutuhan akan kesehatan yang masih kurang,
kurangnya pemantauan kesehatan oleh pemerintah, faktor lingkungan terutama
masalah penyediaan air bersih, serta kegagalan pelaksanaan program
kesehatan yang masih sering kita jumpai, akan menambah panjang
permasalahan kesehatan lingkungan yang telah ada (Benneth, 1997).
Penularan skabies terjadi ketika orang-orang tidur bersama di satu tempat tidur
yang sama di lingkungan rumah tangga, sekolah-sekolah yang menyediakan
fasilitas asrama dan pemondokan, serta fasiltas-fasilitas kesehatan yang dipakai
oleh masyarakat luas. Di Jerman terjadi peningkatan insidensi, sebagai akibat
kontak langsung maupun tak langsung seperti tidur bersama (Meyer, 2000).
Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Scabies
Banyak faktor yang menunjang
perkembangan penyakit ini, antara lain sosial
ekonomi yang rendah, hygiene yang buruk,
hubungan seksual dengan berganti-ganti
pasangan, perkembangan demografis serta
ekologis. Penyakit skabies disebut juga penyakit
masyarakat karena mudah menular dan sangat
cepat perkembangannya, terutama di tempat
yang padat penduduk (Rahariyani, 2007).
PATOFISIOLOGI
Kutu scabies dapat menyebabakan gejala transien pada manusia, tetapi mereka
bukan penyebab infestasi persisten. Cara penularan yang paliang efesien adalah
melalui kontak langsuang dan lama dengan seorang individu yang terinfeksi.
Kutu scabies dapat bertahan hinga tiga hari pada kulit manusia sehinga media
seperti tempat tidur atau pakayan merupakan sumber alternatif untuk terjadinya
suatu penularan.
Siklus hidup dari kutu berlangsung 30 hari dan di habiskan dalam epidermis
manusia. Setelah melakukan kopulasi, kutu jantan akan mati dan kutu betina
akan membuat liang kedalam lapisan kulit dan meletakkan total 60-90 telur. Telur
yang menetas membutuhkan 10 hari untuk menjadi larva dan kutu biasa. Kurang
dari 10% dari telur yang dapat menghasilkankutu biasa.
Kutu skabies kemudian bergerak melalui lapisan atas kulit dengan mengeluarkan
protease yang mendegradasi stratum korneum. Kotoran yang tertingal saat
mereka melakukan perjalanan melalui epidermis, menciptakan kondisi klinis lesi
yang diakui sebagai liang.
Populasi pasien tertentu dapat rentan terhadap penyakit akabies, termasuk
pasien dengan gangguan imunodefisiensi primer dan penurunan respon imun
sekunder terhadap terapi obat, dan gizi buruk. Kondisi lainnya adalah gangguan
motorik akibat kerusakaan saraf yang menyebabkan ketidak mampuan untuk
mengaruk dalam menanggapi pruritus sehinga me nonaktifkan utilitas mengaruk
untuk menghilangkan kutu pada epidermis dan menghancurkan liang yang
dibuat oleh kutu betina.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang dapat ditimbulkan pada penyakit Scabies adalah gatal pada malam
hari karena aktivitas tungau yang lebih lembab dan panas. Bintik-bintik yang
panas yang menonjol berwarna kemerah-merahan dan bernanah jika terinfeksi.
Adanya terowongan pada tempat predileksi yang berwarna putih atau keabuabuan,terbentuk impetigo dan purunkulosis, ditemukannya papul, vesikel, urtika.
Pada daerah garukan dapat timbul erosi, ekskresi, krusta dan infeksi sekunder.
Gatal
pada malam hari
Menyerang
bagian tubuh secara berkelompok
Tempat predileksi : stratum korneum yang tipis, misalnya sela-sela jari
tangan – kaki, pergelangan tangan kaki, telapak tangan kaki, setiap
lipatan tubuh, bokong, genitalia.
Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat predileksi yang berwarna
putih keabu-abuan, bentuk garis lurus atau berkelok-kelok, panjang 1 cm
dengan ujung terowongan ditemukan papul atau vesikula
2 dari 4 tanda cardinal, yaitu sebagai berikut :
1)
Pruritus noktuma (gatal pada malam hari) karena aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu
yang lembab dari pada panas.
2)
Umumnya ditemukan pada sekelompok manusia, misalnya mengenai seluruh
anggota keluarga.
3)
Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau
keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung
menjadi polimorfi (pustul, ekskoriasi). Tempat predileksi biasanya daerah dengan stratum
korneum tipis, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian
luar, lipat ketiak bagian depan, areola mammae dan lipat glutea, umbilicus, bokong,
genitalia eksterna, dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang bagian telapak
tangan dan telapak kaki bahkan seluruh permukaan kulit. Pada remaja dan orang dewasa
dapat timbul pada kulit kepala dan wajah.
4)
Menemukan tungau merupakan hal yang paling diagnostk. Dapat ditemukan satu atau
lebih stadium hidup tungau ini. Pada pasien yang selalu menjaga hygiene, lesi yang
timbul hanya sedikit sehingga diagnosis kadang kala sulit ditegakkan. Jika penyakit
berlangsung lama, dapat timbul likenifikasi, impetigo, dan furunkulosis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosa skabies perlu dipertimbangkan apabila ditemukan riwayat gatal, terutama pada
malam hari, mungkin juga ditemukan pada anggauta keluarga yang lain, dan terdapatanya
lesi polimorf terutama pada tempat predileksi. Diagnosis pasti ditegakkan dengan
ditemukannya tungau dengan pemeriksaan mikroskop, yang dapat dilakukan dengan
berbagi cara yaitu:
1. Kerokan kulit
Papul atau kanalikuli yang utuh ditetesi minyak mineral atau KOH 10% lalu dilakukan
kerokan dengan menggunakan scalpel steril yang bertujuan untuk mengangkat atap
papula atau kanalikuli. Bahan penelitian diletakkan di gelas objek dan ditutup dengan
kaca penutup lalu diperiksa dibawah mikroskop. Pada skabies klasik, sering tidak
dijumpai tungau karena sedikitnya jumlah tungau. Kegagalan untuk menemukan tungau
tidak dapat menyingkirkan diagnosis scabies
2. Mengambil tungau dengan jarum
Bila menemukan terowongan, jarum suntik yang runcing ditusukkan ke dalam
terowongan yang utuh dan digerakkan secara tangensial ke ujung lainnya kemudian
dikeluarkan. Bila positif, tungau terlihat pada ujung jarum sebagai parasit yang sangat
kecil dan transparan. Cara ini mudah dilakukan tetapi perlu keahlian tinggi.
3. Tes tinta pada terowongan ( Burrow ink test )
Identifikasi terowongan bisa dibantu dengan cara mewarnai daerah lesi dengan tinta
warna hitam. Papul skabies dilapisi dengan tinta cina, dibiarkan selama 20-30 menit.
Setelah tinta tersebut dibersihkan dengan kapas alkohol, terowongan tersebut akan
terlihat lebih gelap dibanding kulit disekitarnya, karena akumulasi tinta dalam
terowongan. Tes akan dinyatakan positif bila terbentuk gambaran kanikula yang khas
berupa garis menyerupai bentuk zig-zag.
4.
Membuat biopsi irisan ( Epidermal shave biopsi )
Diagnosis pati dapat melalui identifikasi tungau, telur atau skibala melalui
mikroskopik. Ini dilakukan dengan cara menjepit lesi dengan ibu jari dan
telunjuk kemudian diiris tipis, dan dilakukan irisan superficial secara
menggunakan pisau dan berhati-hati melakukannya agar tidak berdarah.
Kerokan tersebut kemudian diletakkan di atas kaca objek dan ditetesi
dengan minyak mineral yang kemudian diperiksa dibawah mikroskop .
tampak proses inflamasi ringan serta edema stratum granulosum dan
sedikit infiltrasi perivaskular.
5.
Uji tetrasiklin
Pada lesi dioleskan salep tetrasiklin yang akan masuk ke dalam kanalikuli.
Setelah dibersihkan dengan menggunakan sinar ultraviolet dari lampu
Wood, tetrasiklin tersebut akan memberikan fluoresensi kuning keemasan
pada kanalikuli.
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN MEDIS
Jenis obat topikal:
a)Belerang
endap (sulfur presipitatum)
4-20 % dalam bentuk salep atau krim. Pada bayi dan orang dewasa sulfur
presipitatum 5% dalam minyak sangat aman efektif. Kekurangannya ialah
pemakaian tidak boleh kurang dari tiga hari karena tidak efektif terhadap stadium
telur, berbau, mengotori pakaian, dan dapat menimbulkan iritasi.
b)Emulsi
benzil-benzoate
20-25 % efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama 3 hari.
Obat ini sulit diperoleh, sering memberi iritasi, dan kadang-kadang semakin gatal
setelah dipakai.
c) Gama
benzena heksaklorida (gameksan=gammexane)
1 % dalam bentuk krim atau losio tidak berbau dan tidak berwarna, termasuk obat
pilihan karena efektif terhadap semua stdium, mudah digunakan, dan jarang
memberi iritasi. Pemberiannya hanya cukupt sekali setiap 8 jam. Jika masih ada
gejala ulangi seminggu kemudian. Pengguanaan yang berlebihan dapat
menimbulkan efek pada sistem saraf pusat. Pada bayi dan anak-anak jika
digunakan berlebihan , dapat menimbulkan neurotoksisitas. Obat ini tidak aman
digunaka untuk ibu menyusui dan wanita hamil.
d)
Benzilbenzoat (krotamiton)
Tersedia 10 % dan 25% dalam krim atau losio mempunyai dua efek
sebagai antiskabies dan antigatal. Harus dijauhkan dari mata, mulut,
dan uretra. Krim (eurax) hanya efektif pada 50-60 % pasien.
Digunakan selama 2 malam beruturut-turut dan dibersihkan setelah
24 jam pemakaian terakhir, kemudian digunakan lagi 1 minggu
kemudian. Obat ini disapukan ke badan dari leher ke bawah.
Penggunaan berlebihan dapat menyebabkan iritasi. Bila digunakan
untuk bayi dan anak-anak harus di tambahkan air 2-3 bagian.
e)
Permethrin
Dalam bentuk krim 5 % sebagai dosis tunggal. Pengguanaanya
selama 8-12 jam dan kemudian dicuci bersih-bersih. Merupakan obat
yang paling efektif dan aman karena sangat mematikan untuk parasit
S. Scabiei dan memiliki toksisitas rendah pada manusia. Pengobatan
pada skabies krustosa sama dengan skabies klasik, hanya perlu
ditambahkan salep keratolitik. Skabies subungual susah diobati. Bila
didapatkan infeksi sekunder perlu diberikan antibiotik sistemik
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Mencuci bersih, bahkan sebagian ahli menganjurkan dengan cara
direbus, handuk, seprai maupun baju penderita skabies, kemudian
menjemurnya hingga kering.
Menghindari pemakaian baju, handuk, seprai secara bersama-sama.
Mengobati seluruh anggota keluarga, atau masyarakat yang
terinfeksi untuk memutuskan rantai penularan.
Mandi dengan air hangat dan sabun untuk menghilangkan sisa-sisa
kulit yang mengelupas dan kemudian kulit dibiarkan kering.
Gunakan pakaian dan sprei yang bersih, semua perangkat tidur,
handuk dan pakaian yang habis dipakai harus dicuci dengan air
yang sangat panas kalau perlu direbus dan dikeringkan dengan alat
pengering panas.
Menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat, ruangan jangan
terlalu lembab dan harus terkena sinar matahari serta menjaga
kebersihan diri anggota keluarga dengan baik.
KOMPLIKASI
Bila skabies tidak diobati selama beberapa minggu atau bulan, dapat
timbul dermatitis akibat garukan. Erupsi dapat berbentuk impetigo, ektima,
sellulitis, limfangitis, dan furunkel.Infeksi bakteri pada bayi dan anak kecil yang
diserang scabies dapat menimbulkan komplikasi pada ginjal. Dermatitis iritan
dapat timbul karena penggunaan preparat anti skabies yang berlebihan, baik
pada terapi awal ataupun pemakaian yang terlalu sering.
Dermatitis iritan dapat timbul karena penggunaan preparat anti skabies
yang berlebihan, baik pada terapi awal atau dari pemakaian yang terlalu sering.
Salep sulfur, dengan konsentrasi 15% dapat menyebabkan dermatitis bila
digunakan terus menerus selama beberapa hari pada kulit yang tipis.
Benzilbenzoat juga dapat menyebabkan iritasi bila digunakan 2 kali
sehari selama beberapa hari, terutama di sekitar genetalia pria. Gamma
benzena heksaklorida sudah diketahui menyebabkan dermatitis iritan bila
digunakan secara berlebihan.selain itu dapat terjadi sebagai berikut :
1.
Urtikaria
Urtikaria adalah reaksi dari pembuluh darah berupa erupsi pada kulit yang
berbatas tegas dan menimbul (bentol), berwarna merah, memutih bila
ditekan, dan disertai rasa gatal.Urtikaria dapat berlangsung secara akut,
kronik, atau berulang. Urtikaria akut umumnya berlangsung 20 menit sampai
3 jam, menghilang dan mungkin muncul di bagian kulit lain.
2.
Infeksi sekunder
3.
Folikulitis
Folikulitis adalah peradangan pada selubung akar rambut (folikel). Pada kulit yang
terkena akan timbul ruam, kemerahan dan rasa gatal. Di sekitar folikel rambut
tampak beruntus-beruntus kecil berisi cairan yang bisa pecah lalu mengering dan
membentuk keropeng.
4.
Furunkel
Furunkel (bisul) adalah infeksi kulit yang meliputi seluruh folikel rambut dan
jaringan subkutaneus di sekitarnya.Paling sering ditemukan di daerah leher,
payudara, wajah dan bokong.Akan terasa sangat nyeri jika timbul di sekitar
hidung atau telinga atau pada jari-jari tangan.Furunkel berawal sebagai benjolan
keras bewarna merah yang mengandung nanah. Lalu benjolan ini akan berfluktasi
dan ditengahnya menjadi putih atau kuning (membentuk pustula). Bisul bisa
pecah spontan atau mengeluarkan nanahnya, kadang mengandung sedikit darah.
5.
Infiltrat
6.
Eksema infantum
Eksema atau Dermatitis atopik atau peradangan kronik kulit yang kering dan gatal
yang umumnya dimulai pada awal masa kanak-kanak.Eksema dapat
menyebabkan gatal yang tidak tertahankan, peradangan, dan gangguan tidur.
ASUHAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
A.
PENGKAJIAN
1.
Identitas Pasien
Nama
:
Jenis Kelamin
:
Usia
:
Tanggal Lahir
:
Alamat
Pekerjaan
:
:
Status perkawinan :
Tanggal masuk RS :
Diagnosa
:
RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan utama
Keluhan utama Pada pasien scabies biasannya terdapat lesi dikulit
dan merasakan gatal terutama pada malam hari, gatal pada malam
hari karena aktivitas tungau yang lebih pada tempat yang lembab
dan panas. Ada nya bintik-bintik yang terasa panas yang menonjol
berwarna kemerah-merahan dan bernanah jika terinfeksi. Adanya
terowongan pada tempat predileksi yang berwarna putih atau
keabu-abuan, terbentuk impetigo dan purunkulosis, ditemukannya
papul, vesikel, urtika. Pada daerah garukan dapat timbul erosi,
ekskresi, krusta dan infeksi sekunder. Pada anak penderita scabies
biasanya terdapat lesi dikulit di seluruh tubuh terutama pada kulit
yang tipis seperti kulit kepala, wajah, leher, telepak tangan dan
kaki. Anak juga merasakan gatal terutama pada malam hari karena
S.scabiei bekerja membuat terowongan pada malam hari dan
S.scabiei senang dengan suhu yang lembab dan panas.
Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien biasanya mulai merasakan gatal yang memanas dan kemudian menjadi
edema karena garukan akibat rasa gatal yang sangat hebat sehingga pasien selalu
menggaruk yang menyebabkan timbulnya rasa nyeri pada bagian bekas garukan.
Gatal biasanya dirasakan pada malam hari yang menyebabkan pasien merasa
gelisah. Biasanya pasien terlihat letih dan lesu serta tidak bersemangat. Scabies
biasanya banyak menyerang bagian tubuh dengan stratum korneum yang tipis,
misalnya sela-sela jari tangan – kaki, pergelangan tangan kaki, telapak tangan
kaki, setiap lipatan tubuh, bokong, genitalia. Biasanya adanya terowongan
(kunikulus) pada tempat predileksi yang berwarna putih keabu-abuan, bentuk garis
lurus atau berkelok-kelok, panjang 1 cm dengan ujung terowongan ditemukan
papul atau vesikula. Ada nya bintik-bintik yang terasa panas yang menonjol
berwarna kemerah-merahan dan bernanah jika terinfeksi.
Riwayat
Kesehatan Sebelumnya
Biasanya pasien pernah memiliki riwayat alergi atau pernah menderita penyakit
scabies sebelumnya. Riwayat tinggal di tempat yang kotor dan lembab, dan
riwayat tinggal bersama pasien yang pernah menderita scabies
sebelumnya.Riwayat pasien pernah bergonta ganti pakaian dengan orang lain,dan
juga pasien suka memakai baju secara bersama.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Scabies merupakan penyakit menular, sehingga apabila ada anggota keluarga
yang terkena scabies akan menularkan ke anggota keluarga yang lain.
PEMERIKSAAN FISIK
Pengkajian Persistem
Keadaan Umum : Biasanya baik
Tingkat kesadaran : Biasanya Composmentis
Tanda – tanda vital : Biasanya normal dan terkadang bisa naik
Sistem Integumen
Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna
putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang
1cm, pada ujung terowongan itu ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi
sekunder ruam kulitnya menjadi polimorf (pustul, ekskoriosi dan lain-lain).
Menemukan tungau, dengan membuat kerokan kulit pada daerah yang berwarna
kemerahan dan terasa gatal. Kerokan yang dilakukan agak dalam hingga kulit
mengeluarkan darah karena sarcoptes betina bermukim agak dalam dikulit. Dapat
ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini.
Kepala : inspeksi:Kadang ditemukan bula
Dada: inspeksi:Kadang ditemukan bula
Punggung : inpeksi:Kadang ditemukan bula dan luka decubitus
Ekstremitas : inspeksi:Kadang ditemukan bula dan luka dekubitus
POLA KESEHATAN
1.
Pola Latihan / Aktivitas
Pasien yang terkena scabies akan menjadi malas melakukan kegiatan sehari-hari seperti mandi,
makan, bermain, dll karena anak focus terhadap rasa gatal dan nyeri yang dirasakan
2.
Pola Istirahat Tidur
Pada pasien scabies terjadi gangguan pola tidur akibat gatal yang hebat pada malam hari.
3.
Pola Persepsi Kognitif
Pada pasien scabies tidak terjadi gangguan terhadap pola kognitif perceptualny
4.
Pola Persepsi Diri
Pada pasien yang terkena scabies akan menjadi kurang percaya diri dan malu akibat gatal-gatal,
kulit bintik-bintik dan mengelupas sehingga pasien lebih banyak menyendiri dan menunduk serta
menarik diri dari kehidupan sosial. Pasien biasanya tidak mau berinteraksi dengan orang lain.
5.
Pola Koping dan Toleransi stress
Kehilangan atau perubahan yang terjadi pada penderita scabies adalah pasien malas untuk
melakukan aktivitas sehari-hari. Sehingga masalah utama yang terjadi selama pasien sakit, pasien
selalu merasa gatal, dan pasien menjadi malas untuk bermain, bersosialisasi.
6.
Pola Hubungan Peran
Pada anak yang terkena scabies membutuhkan dukungan dari orang tua atau orang terdekat
karena kebanyakan penderita scabies kepercayaan dirinya kurang akibat dari adanya gatal-gatal,
kulit bintik-bintik dan mengelupas. Dukungan dari orang tua akan meningkatkan kepercayaan diri
anak dan anak dapat cepat sembuh.
7.
Pola Keyakinan
Intensitas beribadahnya menjadi berkurang dan tidak bisa maksimal
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.
Kerokan kulit
Papul atau kanalikuli yang utuh ditetesi minyak mineral atau KOH 10% lalu
dilakukan kerokan dengan menggunakan scalpel steril yang bertujuan untuk
mengangkat atap papula atau kanalikuli. Bahan penelitian diletakkan di gelas
objek dan ditutup dengan kaca penutup lalu diperiksa dibawah mikroskop. Pada
skabies klasik, sering tidak dijumpai tungau karena sedikitnya jumlah tungau.
Kegagalan untuk menemukan tungau tidak dapat menyingkirkan diagnosis
skabies
2.
Mengambil tungau dengan jarum
Bila menemukan terowongan, jarum suntik yang runcing ditusukkan ke dalam
terowongan yang utuh dan digerakkan secara tangensial ke ujung lainnya
kemudian dikeluarkan. Bila positif, tungau terlihat pada ujung jarum sebagai
parasit yang sangat kecil dan transparan. Cara ini mudah dilakukan tetapi perlu
keahlian tinggi.
3.Tes
tinta pada terowongan ( Burrow ink test )
Identifikasi terowongan bisa dibantu dengan cara mewarnai daerah lesi dengan
tinta warna hitam. Papul skabies dilapisi dengan tinta cina, dibiarkan selama 2030 menit. Setelah tinta tersebut dibersihkan dengan kapas alkohol, terowongan
tersebut akan terlihat lebih gelap dibanding kulit disekitarnya, karena akumulasi
tinta dalam terowongan. Tes akan dinyatakan positif bila terbentuk gambaran
kanikula yang khas berupa garis menyerupai bentuk zig-zag.
4.
Membuat biopsi irisan ( Epidermal shave biopsi )
Diagnosis pati dapat melalui identifikasi tungau, telur atau skibala
melalui mikroskopik. Ini dilakukan dengan cara menjepit lesi dengan
ibu jari dan telunjuk kemudian diiris tipis, dan dilakukan irisan
superficial secara menggunakan pisau dan berhati-hati
melakukannya agar tidak berdarah. Kerokan tersebut kemudian
diletakkan di atas kaca objek dan ditetesi dengan minyak mineral
yang kemudian diperiksa dibawah mikroskop. tampak proses
inflamasi ringan serta edema stratum granulosum dan sedikit
infiltrasi perivaskular.
5.
Uji tetrasiklin
Pada lesi dioleskan salep tetrasiklin yang akan masuk ke dalam
kanalikuli. Setelah dibersihkan dengan menggunakan sinar ultraviolet
dari lampu Wood, tetrasiklin tersebut akan memberikan fluoresensi
kuning keemasan pada kanalikuli.
ANALISA DATA
N
o
1.
Analisa Data
Etiologi
Masalah
Penurunan imunologi Gangguan integritas
Ds:
pasien mengeluh kulit nya
kulit
memerah dan terdapat
edema
pasien mengeluh merasakan
gatal pada bagian sela-sela
jari tangan – kaki,
pergelangan tangan kaki,
telapak tangan kaki, setiap
lipatan tubuh, bokong,
genitalia
pasien mengeluh banyak
terdapat ruam-ruam pada
kulit
pasien mengeluh terdapat
nanah pada bagian kulit
yang sakit
Do:
- kulit pasien tampak memerah dan
terdapat ruam serta lesi dan nanah
- tampak ada terowonganterowongan pada kulit pasien
- pada pemeriksaan penunjang di
dapatkan
Kerokan kulit
sering tidak dijumpai tungau karena
sedikitnya jumlah tungau.
Kegagalan untuk menemukan
tungau tidak dapat menyingkirkan
diagnosis skabies
Mengambil tungau dengan jarum
Bila positif, tungau terlihat pada
ujung jarum sebagai parasit yang
sangat kecil dan transparan.
Tes tinta pada terowongan ( Burrow
ink test )
Tes akan dinyatakan positif bila
terbentuk gambaran kanikula yang
khas berupa garis menyerupai
bentuk zig-zag.
Membuat biopsi irisan ( Epidermal
shave biopsi )
tampak proses inflamasi ringan
serta edema stratum granulosum
dan sedikit infiltrasi perivaskular.
tetrasiklin tersebut akan
memberikan fluoresensi kuning
keemasan pada kanalikuli
2.
Ds:
- pasien mengeluh tidak
mengetahui penyakit
yang terjadi
- pasien mengeluh
kebingungan
- pasien mengeluh tidak
tahu tentang kebersihan
berpakaian
Do:
- pasien terlihat kurang
rapi
- pasien terlihat agak
kotor dan kusam
- Pasien tampak terlihat
kebingungan
Keterlambatan
informasi
Defisiensi pengetahuan
Bekas garukan
3. Ds:
-pasien mengeluh tidak
nyaman dengan kulit nya
pasien mengeluh adanya
rasa perih akibat bekas
garukan pada bagian
yang gatal
pasien mengeluh tidak
merasa nyaman akibat
gatal yang dirasakan
pasien mengeluh rasanya
hanya ingin untuk
menggaruk kulitnya yang
gatal
Do:
pasien terlihat tidak
nayaman dengan
keadaanya
pasien terlihat sering
menggaruk dan
memegang bagian yang
gatal
kulit pasien terlihat
Gangguan rasa
nyaman
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1)
Gangguan integritas kulit b/d infeksi tungau
2)
Difesiensi pengetahuan b/d keterlambatan informsi
3)
Gangguan rasa nyaman b/d bekas garukan
INTERVENSI KEPERAWATAN
N
Diagnosa
Noc (tujuan dan kriteria Intervensi (NIC)
O
1
keperawatan
Gangguan
hasil)
Tujuan
integritas
b/d
kulit Setelah
:
1.Anjurkan pasien menggunakan
dilakukan
infeksi asuhan
tindakan pakaian yang longgar
keperawatan 2.Jaga kebersihan kulit agar tetap
tungau
diharapkan lapisan kulit klien bersih dan kering
terlihat normal
3.Monitor
kemerahan
Kriteria Hasil
1.Integritas
:
4.Mandikan
kulit
yang
kulit
akan
pasien
adanya
dengan
air
bak hangat dan sabun
dapat dipetahankan (sensasi, 5.Kobalorasi dengan dokter untuk
elastisitas, temperatur)
pemberian
obat
2.Tidak ada luka atau lesi antiseptic sesuai program
pada kulit
3.Mampu melindungi kulit dan
mempertahankan
kelembapan
kulit
perawatan alami
4.Perfusi jaringan baik
serta
preparat
2
Defisiensi
Tujuan
pengetahuan
Setelah
asuhan
:
1.jelaskan
dilakukan
patofisiologi
dari
hubungan
dengan
tindakan bagaimana
penyakit
anatomi
dan
dan
keperawatan fisiologi dengan cara tepat
diharapkan
klien
kurangnya
tidak 2.gambarkab
tanda
dan
gejala
yang
bisa
pengetahuan muncul pada penyakit dengan cara yang tepat
dalam
menghadapi 3.sediakan
informasi
pada
penyakitnya
kondisi dengan cara yang tepat
Kriteria hasil:
4.diskusikan
1.pasien
dan
menyatakan
keluarga mungkin
perubahan
diperlukan
pasien
gaya
tentang
hidup
untuk
yang
mencegah
pemahaman komplikasi
tentang
penykit,kondisi,prognosis
dan program pengobatan
2.pasien
dan
mampu
keluarga
melaksanakan
prosedur
yang
dijelaskan
dan
keluarga
secra benar
3.pasien
mampu menjelaskan kembali
apa
yang
perawat/tim
3
Gangguan
nyaman
dijelaskan
kesehatan
lainnya
rasa Tujuan: setelah dilakukan asuhan 1.Gunakan pendekatan yang menengkan
b/d keperawatan pasien dapat
bekas garukan
merasakan nyaman
2.Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku
pasien