PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEL

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sangat dibutuhkan oleh setiap manusia agar dapat melakukan
aktivitas sosial di masyarakat tempat mereka berada. Adalah suatu kenyataan,
anak sebagai makhluk yang belum dewasa harus ditolong, dibantu, dibimbing,
serta diarahkan agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan adalah melalui pendidikan formal di sekolah.
Pembelajaran IPA yang berlangsung saat ini menurut pengamatan penulis
terkesan belum maksimal. Hal ini dari beberapa indikator antara lain hasil tes
semester yang kurang dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), pengakuan siswa
secara obyektif bahwa IPA termasuk dalam kategori sulit menurut mereka
disamping Matematika dan IPS.
Pembelajaran di sekolah dasar terdiri dari berbagai mata pelajaran. Setiap
mata pelajaran membutuhkan media yang dapat memperjelas pesan atau materi
pelajaran agar tidak terlalu verbalistis. Seperti pada pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) yang sangat membutuhkan media yang menarik dan interaktif.
Pelajaran IPA dengan materi-materi yang banyak dan terkadang disertai istilahistilah asing memerlukan media yang dapat menimbulkan gairah belajar.

1


Pembelajaran di kelas masih dikuasai dengan pembelajaran konvensional
yaitu pembelajaran dengan strategi ekspositori. Guru masih senang menjadi pusat
pembelajaran dan satu-satunya sumber belajar. Guru kurang dapat membuat dan
menggunakan media yang dapat menarik perhatian siswa. Strategi konvensional
atau dikenal dengan ekspositori menjadi strategi favorit guru karena strategi ini
tidak memerlukan media yang beraneka ragam.
Guru hanya datang kemudian menjelaskan kepada siswa dan terkadang
diselingi dengan mencatat. Strategi yang seperti ini membuat siswa merasakan
bosan dan menjadi tidak tertarik untuk belajar. Siswa lebih memilih untuk
bermain atau melakukan hal lain yang tidak berhubungan dengan pembelajaran
ketika di dalam kelas. Kreatifitas guru dalam mengemas pembelajaran harus
dibuktikan. Guru dituntut untuk dapat membuat pembelajaran menarik entah dari
segi metode atau media.
Kenyataan di kelas dalam pelaksanaan proses belajar mengajar IPA ada
saja tingkah laku anak yang kadang kala tidak sesuai dengan harapan guru, Seperti
bergurau dengan teman saat di terangkan, tidak mengerjakan PR, tidak mau
membuat catatan, tidak mau memperhatikan saat diterangkan dan lain sebagainya.
Gejala tersebut sedikit banyak akan mempengaruhi proses pembelajaran di kelas.
Perilaku yang ditunjukkan sebagian anak tersebut merupakan suatu tindakan yang
negatif yang akan menghambat pencapaian prestasi belajar.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru harus mampu mendorong
motivasi belajar siswa, sehingga dapat berdampak pada hasil belajar siswa. Hasil

2

belajar siswa atau prestasi belajar siswa akan diperoleh setelah siswa menempuh
proses atau pengalam belajarnya. Pengalaman belajar (learning experience)
merupakan proses kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Proses
kegiatan belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh alternatif metode mengajar
yang digunakan oleh guru.
Kita katahui saat ini banyak Guru IPA yang masih menekankan pada
konsep – konsep yang terdapat dalam buku tanpa memperdulikan kesesuaian
dengan lingkungan belajar siswa dan juga masih banyak guru menggunakan
metode ceramah dalam pembelajaran IPA, Hal ini membuat pembelajaran tidak
efektif, karena siswa kurang merespon terhadap pelajaran yang disampaikan.
Maka pengajaran semacam ini cen-derung menyebabkan kebosanan kepada siswa.
Dalam pelaksanaan pembelajaran IPA sangat me-merlukan adanya pemanfaatan
alam sekitar di lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Dalam hal ini
merupakan dasar menanamkan rasa cinta terhadap alam sekitar.
Melihat realita di atas maka guru harus dapat melaksanakan perbaikan

sistem pembelajaran, selama ini pembelajaran IPA yang dilaksanakan tanpa
menggunakan alat peraga, media pembelajaran, tidak terlibat langsung dengan
lingkungan alam sekitar sekolah kurang menarik perhatian siswa, sehingga
menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran IPA di SDN 101815
Sidodadi.
Kita memahami bahwa media pembelajaran saat ini telah berkembang
dengan pesat, namun karena keterbatasan alat peraga yang dimiliki Kelas VA SD

3

Negeri 101815 Sidodadi maka guru IPA yang ada di sekolah tersebut harus
pandai-pandai memanfaatkan sarana yang ada di sekitar sekolah untuk membuat
pembelajaran lebih menarik. Namun belum semua guru mampu memanfaatkan
sarana yang ada disekitar sekolah untuk proses belajar mengajar bahkan
cenderung tidak pernah digunakan dalam pembelajaran di kelas.
Untuk mengetahui benar tidaknya media lingkungan sekitar sekolah dapat
meningkatkan hasil brlajar siswa pada pelajaran IPA maka perlu diadakan
penelitian, yang selanjutnya penelitian ini diberikan judul meningkatkan hasil
belajar siswa pada pelajaran IPA melalui pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah
dikelas VA SDN 101815 Sidodadi Kecamatan Biru-Biru.

B. Rumusan Masalah
Berpijak pada latar belakang masalah di atas, maka peneliti dapat merumuskan
masalah adalah
Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA kelas VA
SDN 101815 Sidodadi Kecamatan Biru-Biru dengan pemanfaatan lingkungan
sekitar sekolah T.P 2014/2015 ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah

4

Membuktikan bahwa dengan pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA pada siswa Kelas VA
SDN 101815 Sidodadi Kecamatan Biru-Biru T.P 2014/2015.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Guru
-

Memberi pengalaman yang baru bagi guru dengan memberikan

pembelajarn melalui pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah.

-

Memberikan masukan bagi guru bahwa pemanfaatan lingkungan
sekitar sekolah dapat membantu siswa dalam pemahaman pelajaran
IPA.

2. Bagi Peserta Didik
-

Mendapatkan pengalaman belajar diluar ruangan kelas.

-

Memperoleh pembelajaran IPA yang lebih bermakna, berkesan, dan
menyenangkan.

-


Lebih mengenal keadaan lingkungan alam sekitar sekolah

-

Meningkatkan prestasi belajar IPA.

3. Bagi Kepala Sekolah

5

-

Sebagai masukan dalam melaksanakan supervise kelas dan acuan
dalam pelaksanaan penelitian lanjutan sehingga sekolah dapat
menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu.

6

BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR

DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Teori
1. Pengertian tentang belajar
Beberapa definisi tentang belajar sebagai berikut : menurut Syah
(2004:92) menjelaskan bahwa belajar ditinjau secara institusional adalah proses
validitasi atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang
telah ia pelajari. Sedangkan belajar ditinjau dari kualitatif ialah proses
memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan
dunia di sekeliling siswa.
Sedangkan menurut Purwanto (2004:85) menjelaskan belajar sebagai
berikut. 1) Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku di mana
perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik. 2) Belajar
merupakan perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman. 3) Untuk
dapat disebut belajar maka perubahan itu harus relatif mantap, harus merupakan
akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang. 4) Tingkah laku yang
mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian,
baik fisik maupun psikis.
Pengertian belajar juga diungkapkan oleh Slameto (2003:2) “Belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman


7

individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Pendapat lain tentang
belajar dijelaskan Winkel (2005:59) yaitu “ Belajar adalah aktivitas mental
(psikis) yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan pengetahuan, pemahaman ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu
bersifat konstan dan berbekas ”.
Menurut tokoh teori belajar humanistik Habernas dalam Budingsih
(2012:73), belajar baru akan terjadi jika ada interaksi antara individu dengan
lingkungan nya. Lingkungan belajar yang dimaksud disini adalah lingkungan
alam maupun lingkungan sosial, sebab antara kedua nya tidak dapat dipisah.
Sehingga Habernas membagi tipe blajar menjadi tiga, yaitu belajar teknis,belajar
praktis dan belajar emansipatoris.
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau
potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. [1]
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan
perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang
berupa stimulus dan output yang berupa respon.

Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan
respons berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan
oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting
untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat
diamati adalah stimulus dan respons, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru

8

(stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respons) harus dapat diamati dan
diukur
Dari berbagai definisi yang dikemukakan para ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang menghasilkan perubahan
tingkah laku yang relatif permanen yang meliputi pengetahuan, nilai, sikap serta
ketrampilan

sebagai

hasil

pengalaman,


latihan

dan

interaksi

dengan

lingkungannya.
2. Pengertian Hasil Belajar
Peserta didik merupakan sasaran dalam belajar setelah peserta didik
mendapatkan pembelajaran di sekolah, untuk itu perlu diketahui hasil belajarnya.
Untuk mengetahui hasil belajar dan potensi yang dimiliki peserta didik setelah
pembelajaran dapat dilakukan melalui pengukuran dan penilaian. Hasil belajar
peserta didik merupakann perubahan yang terjadi pada aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
Purwanto (2011:54) mengemukakan “Hasil belajar yaitu perubahan
perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan
tujuan pendidikan, hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk

mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan”.
Menurut Sudjana (2009:3) “Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa”.
Sedangkan Suprijono (2010:7) menyatakan bahwa “Hasil belajar adalah
perubahan prilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi

9

kemanusiaan saja, tetapi pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,
sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.
Peneliti berpendapat bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang
diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar yang pada dasarnya hasil belajar
itu dibentuk dari hasil interaksi oleh berbagai faktor yang mempengaruhi proses
pembelajaran secara keseluruhan. Adanya hasil belajar karena adanya proses
belajar mengajar, sedangkan hasil belajar karena adanya evaluasi.
Menurut Bloom dalam Hamalik (2010:81) menyatakan bahwa ”Hasil
belajar mencakup aspek kemampuan pengetahuan (kognitif), aspek sikap (afektif),
dan aspek keterampilan (psikomotorik)”.
a. Aspek Kognitif
Aspek kognitif adalah aspek yang meliputi kemampuan intelektual siswa
dalam berpikir, mengetahui dan memecahkan masalah. Kognitif (pengetahuan)
menitikberatkan pada proses intelektual seseorang. Bloom dalam Hamalik
(2010:81) mengemukakan jenjang-jenjang tujuan kognitif, sebagai berikut: (1)
Pengetahuan merupakan pengingat bahan-bahan yang telah dipelajari mulai dari
fakta sampai ke teori; (2) Pemahaman adalah untuk menguasai pengertian; (3)
Penerapan adalah untuk menggunakan bahan yang telah dipelajari ke dalam
situasi baru yang nyata; (4) Analisis adalah untuk merinci bahan menjadi bagianbagian supaya struktur organisasinya mudah dipahami; (5) Sintesis adalah
mengkombinasikan bagian-bagian menjadi suatu keseluruhan baru yang
menitikberatkan pada tingkah laku kreatif; dan (6) Evaluasi adalah untuk
mempertimbangkan nilai bahan.

10

b. Aspek Afektif
Aspek afektif adalah aspek yang meliputi sikap dan minat, motivasi,
perasaan, emosi, dan karakteristik moral yang merupakan aspek-aspek penting
perkembangan siswa. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik
dalam berbagai tingkah laku. Menurut Krathwol dalam Hamalik (2010:81)
klasifikasi tujuan domain afektif terbagi lima kategori, yaitu: (1) Penerimaan yaitu
suatu keadaan sadar, kemauan untuk menerima; (2) Sambutan yaitu suatu sikap
terbuka ke arah sambutan, kemauan untuk merespon; (3) Menilai yaitu
penerimaan nilai-nilai, preferensi terhadap suatu nilai; (4) Organisasi yaitu suatu
konseptualisasi tentang suatu nilai; (5) Karakterisasi dengan suatu kompleks nilai
yaitu suatu formasi mengenai perangkat umum.
c. Aspek Psikomotorik
Aspek psikomotorik adalah aspek kategori ketiga tujuan pendidikan yang
menunjuk pada gerakan-gerakan jasmaniah dan kontrol jasmaniah. Kecakapankecakapan fisik dapat berupa pola-pola gerakan atau keterampilan fisik yang
khusus atau urutan keterampilan. Menurut Simpson dalam Hamalik (2010:82)
mengatakan tujuan-tujuan psikomotorik dikembangkan sebagai berikut: (1)
Persepsi penggunaan lima organ indra untuk memperoleh kesadaran tentang
tujuan; 2) Kesiapan dalam keadaan siap untuk merespon secara mental, fisik, dan
emosional; (3) Respon terbimbing seperti bantuan yang diberikan kepada siswa
melalui pertunjukan peran model; (4) Mekanisme yaitu respon fisik yang telah
dipelajari menjadi kebiasaan; (5) Respon yang unik yaitu suatu tindakan motorik
yang rumit dipertunjukkan dengan terampil dan efesien; (6) Adaption yaitu

11

mengubah respon-respon dalam situasi-situasi yang baru; dan (7) Organisasi
dalam menciptakan tindakan- tindakan baru.
Clark dalam Sabri (2010:45) mengatakan bahwa Hasil belajar siswa
disekolah dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya 70 persen dipengaruhi
oleh kemampuan siswa dan 30 persen dipengaruhi oleh lingkungan. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar juga merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi pencapaian hasil belajar peserta didik. Hasil belajar yang dicapai
siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari lingkungan dan faktor
yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya.
Bloom dalam Sabri (2010:46) mengatakan bahwa ada tiga variabel utama
dalam teori belajar disekolah, yakni karakteristik individu, kualitas pengajaran,
dan hasil belajar siswa. Hasil belajar pada hakikatnya tersirat dalam tujuan
pengajaran, oleh sebab itu hasil belajar siswa disekolah dan kualitas
pengajarannya.
Carrol dalam Sabri (2010:46) berpendapat bahwa hasil belajar siswa
dipengaruhi oleh lima faktor, yakni: (1) Bakat pelajar; (2) Waktu yang tersedia
untuk belajar; (3) Waktu yang diperlukan siswa untuk menjelaskan pelajaran; (4)
Kualitas pengajaran; dan (5) Kemampuan individu. Empat faktor yang disebut di
atas (1, 2, 3, 4) berkenaan dengan kemampuan individu dan faktor (5) adalah
faktor diluar individu (lingkungan) dimana lingkungan yang terdekat dengan
siswa adalah lingkungan sekitar sekolah, dan lingkungan di sekitar rumah tempat
tinggal siswa tersebut.

12

3. Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar
Seperti yang tercantum dalam GBPP SD (1994:125) menjelaskan bahwa
“Ilmu pengetahuan alam merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan,
gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari
pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan,
penyusunan dan pengujian”. Sedangkan menurut Ensiklopedi Indonesia (1981 :
1382) dijelaskan; Ilmu-ilmu alam (realita dari bahasa latin realis) artinya nyata
adalah Ilmu Pengetahuan alam yang bertujuan merumuskan paham-paham dan
hukum-hukum alam serta menciptakan teori-teori secara sistematis.
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan suatu ilmu teoritis, akan tetapi
teori tersebut didasarkan atas pengamatan, percobaan-percobaan pada gejalagejala alam. Betapapun indahnya suatu teori yang dirumuskan, tidaklah dapat
dipertahankan kalau tidak sesuai dengan hasil-hasil pengamatan atau observasi.
Fakta-fakta tentang gejala kebendaan atau alam diselidiki dan diuji berulang-ulang
melalui percobaan-percobaan (eksperimen), kemudian berdasarkan hasil dari
eksperimen itulah dirumuskan keterangan ilmiahnya (teorinya). Teori pun tidak
dapat berdiri sendiri, teori selalu di dasari oleh suatu hasil pengamatan.
Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata Inggris yaitu
natural science, artinya ilmu pengetahuan alam (IPA). Berhubungan dengan alam
atau bersangkut paut dengan alam, sedangkan science artinya ilmu pengetahuan.
Jadi ilmu pengetahuan alam (IPA) atau science dapat disebut sebagai ilmu tentang
alam. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini. IPA

13

adalah kumpulan teori yang telah diuji kebenarannya yang menjelaskan tentang
pola-pola keteraturan dari gejala alam yang diamati secara seksama. Pendapat
Harre ini memuat dua hal yang penting yaitu Pertama, bahwa IPA suatu kumpulan
pengetahuan yang berupa teori-teori. Kedua, bahwa teori-teori itu berfungsi untuk
menjelaskan gejala alam.
IPA merupakan penyelidikan dan interpretasi dari kejadian alam,
lingkungan fisik, dan tubuh kita. Seperti halnya setiap ilmu pengetahuan, Ilmu
Pengetahuan Alam mempunyai objek dan permasalahan jelas yaitu berobjek
benda-benda alam dan mengungkapkan misteri (gejala-gejala) alam yang disusun
secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang
dilakukan oleh manusia.
Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan, yang
dilaksanakan dengan menuangkan pengetahuan kepada siswa (Hamalik, 2008:
25). Bila pembelajaran dipandang sebagai suatu proses, maka pembelajaran
merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa
belajar.
Proses tersebut dimulai dari merencanakan progam pengajaran tahunan,
semester dan penyusunan persiapan mengajar (lesson plan) berikut persiapan
perangkat kelengkapannya antara lain berupa alat peraga dan alat-alat evaluasinya
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran di SD yang
dimaksudkan agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang
terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui

14

serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian
gagasan-gagasan.
IPA adalah pengetahuan khusus yaitu dengan melakukan observasi,
eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori dan demikian seterusnya kait
mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain IPA berhubungan dengan
cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya
penguasaan kumpulan sistematis dan IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja,
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan
4. Tinjauan Tentang Lingkungan Sekitar
Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia
yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun
tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan
abiotik. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman
sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah,
juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang
ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan
tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.
Pengertian lingkungan secara psikologi ialah segala sesuatu yang ada di
dalam atau luar individu yang bersifat mempengaruhi sikap, tingkah laku atau
perkembangannya.Lingkungan itu wujudnya dapat berupa benda-benda tau objekobjek alam, orang-orang dan karyanya serta berupa fakta-fakta objektif yang

15

terdapat dalam diri individu, seperti kondisi organ, perubahan-perubahan organ
dan lain-lain. Secara Fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan material
jasmani di dalam tubuh, seperti gizi, vitamin, sistem saraf, dan kesehatan jasmani.
Secara kultural lingkungan mencakup segenap stimulasi, interaksi, dan kondisi
dalam hubungannya dengan perlakuan atau karya orang lain.
Lingkungan adalah keseluruhan fenomena (peristiwa, situasi, atau kondisi)
fisik atau sosial yang mempengaruhi atau dipengaruhi perkembangan siswa.
Sedangkan menurut Purwanto (2004:28) lingkungan adalah semua kondisi–
kondisi dalam dunia ini yang dalamn cara – cara tertentu mempengaruhi tingkah
laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes. Sehingga lingkungan
adalah keseluruhan kondisi yang ada di sekitar manusia yang dapat dipengaruhi
atau mempengaruhi perkembangan siswa dalam mencapai tugas perkembangan
dan pertumbuhannya.
Menurut Purwanto (2004:28-29) membagi lingkungan menjadi 3 bagian
yaitu. 1) Lingkungan alam/luar (external or physical environment). 2) Lingkungan
dalam

(internal

environment).

3)

Lingkungan

sosial/masyarakat

(social

environment)
Adapun menurut Sudono (2000:81-94) jenis objek baik hidup maupun
benda mati di lingkungan alam kita yang dapat dimanfaat sebagai sumber belajar
antara lain : 1. Tanah pasir dan daun; 2. Tanaman – tanaman Bumbu Dapur; 3.
Tanaman Palawija; 4. hewan dan 5. Pepohonan

16

B. Kerangka Berpikir
Guru belum maksimal dalam memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah
sebagai salah satu sumber belajar khususnya pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam, dan masih banyak siswa yg memperoleh nilai IPA dibawah
KKM pada mata pelajaran IPA, khususnya materi pelajaran yang berkaitan
dengan lingkungan alam. Seperti bagaimana proses tumbuhan membuat makanan
nya sendiri yang disebut dengan fotosintesis, bagaimana penyesuaian mahluk
hidup terhadap lingkungan sekitarnya.
Hendaknya guru memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai
sumber belajar khususnya pada mata pelajaran IPA, mengajak siswa belajar lebih
dekat untuk mengenal dan memahami lingkungan sekitar sekolah, dimana kita
mengetahui bahwa lingkungan alam merupakan segala sesuatu yang ada dalam
dunia ini yang bukan manusia seperti rumah, tumbuhan – tumbuhan, air, iklim,
hewan dan sebagainya yang dapat digunakan untuk kepentingan hidup manusia.
Dengan adanya sumber belajar dapat dimanfaatkan sebagai: (a)
pengalaman belajar yang konkret dan langsung kepada pengajarnya, (b) penyaji
sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi, maupun dibawa ke kelas,; (c)
penambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada dalam kelas; (d) pemberi
informasi yang akurat dan yang terbaru; (e) pembantu memecahkan masalah
pendidikan dan pembelajaran; (f) perangsang motivasi siswa dalam belajar dan
perangsang siswa untuk berpikir, Ketersediaan sumber belajar dari lingkungan

17

alam sekitar akan dapat membantu pengembangan kemampuan bercerita anak
dalam menjalani tugas perkembangannya demi menjadi manusia yang dapat
menyelesaikan tugas perkembangannya. Hal ini terjadi karena ketika belajar, anak
membutuhkan sarana atau sumber belajar untuk menunjang kegiatan belajarnya.
Dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah, pembelajaran menjadi lebih
menarik karena siswa merasa terlibat langsung dalam proses pembelajaran, serta
mendapatkan pengalaman baru dalam belajar. Sehingga diharapkan nilai hasil
belajar semua siswa akan meningkat mencapai KKM, bahkan bisa melebihi dari
nilai KKM yg telah ditetapkan.

Kondisi
Awal

- Keterbatasan akan media pembelajaran di
sekolah.
- Masih banyak siswa yg memperoleh nilai IPA

- Guru mengajak siswa keluar dari kelas dan
Proses

belajar lebih dekat untuk mengenal dan
memahami lingkungan sekitar sekolah.

Hasil

- Siwa

memperhatikan

- Guru

menjadi

lebih

lingkungan

kreatif,

sekitar

walaupun

media/sumber belajar kurang memadai di
sekolah.
- Mendapatkan pengalaman belajar yang konkret
dan langsung.

18

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
C. Hipotesis Tindakan
Dalam penelitian ini penulis merumuskan hipotesis tindakan sebagai
berikut: Jika lingkungan sekitar sekolah dimanfaatkan, maka hasil belajar siswa
pada pelajaran IPA akan mengalami peningkatan.

19

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VA SDN 101815 Sidodadi Kecamatan
Biru-biru. Adapun alasan pemilihan kelas VA SDN 101815 Sidodadi Kecamatan
Biru-biru sebagai tempat penelitian adalah karena peneliti merupakan sebagai
guru kelas VA yang bertugas di SD tersebut sejak tahun 2005 sampai sekarang.
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan September Nopember semester ganjil tahun Pelajaran 2014/2015, Dan agar tidak
mengganggu kegiatan belajar mengajar maka penelitian ini dilaksanakan secara
bersamaan dengan kegiatan pembelajaran.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah seluruh siswa kelas VA
SDN 101815 Sidodadi Kecamatan Biru-biru tahun pelajaran 2014/2015. Jumlah
siswa yang menjadi subjek penelitian adalah sebanyak 39 siswa yang terdiri dari
17 orang siswa laki-laki dan 22 orang siswa perempuan.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang diterpkan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas melalui 2 siklus pembelajaran, dan setiap siklus dilaksanakan
kegiatan perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

20

D. Prosedur Penelitian
1. Siklus I
a. Perencanaan
Sebelum melaksanakan tindakan maka perlu tindakan persiapan. Kegiatan
pada tahap ini adalah :
Penyusunan



RPP

dengan

model

pembelajaran

yang

direncanakan dalam PTK.
Membuat soal test yang akan diadakan untuk mengetahui hasil



pemebelajaran siswa.
Membentuk kelompok yang bersifat heterogen baik dari segi



kemampuan akademis, jenis kelamin,maupun etnis.
Memberikan



penjelasan

pada

siswa

mengenai

teknik

pelaksanaan model pembelajaran yang akan dilaksanakan
Mempersiapkan alat dan bahan / sumber belajar pokok bahasan



proses pembuatan makanan pada tumbuhan.



Mempersiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa

b. Tindakan
a. Siswa dibagi atas 5 kelompok

21

b. Guru menjelaskan tentang proses pembuatan makanan pada tumbuhan
hijau yang disebut fotosintesis, Mengetahui bahan-bahan yang
diperlukan tumbuhan untuk membuat makanan yaitu:
1. Air → diperoleh melalui akar
2. Karbon dioksida → masuk dari udara melalui stomata dan lentisel
3. Cahaya matahari → diserap oleh klorofil
c. Pada saat siswa belajar berkelompok guru mengawasi cara kerja setiap
kelompok
d. Guru mempersilahkan setiap kelompok menampilkan hasil kerja dan
mempersentasikannya di depan kelas.
e. Guru memberi komentar mengenai penampilan kelompok
f.

Selanjutnya kelompok siswa lainnya yang mendapatkan giliran
berbicara (presentasi) di depan kelas.

g. Guru bersama siswa mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang
telah berlangsung.
h. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dan menegaskan kembali
inti dari pembelajaran yang telah berlangsung.
i. Guru menutup pelajaran.
c. Pengamatan
Pada tahap pengamatan, 2 orang guru melakukan pengamatan antara lain:
1. Aktivitas guru


Guru melaksanakan apersepsi



Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

22



Guru menjelaskan materi dan memberikan contoh



Guru memberi bimbingan kepada siswa saat kerja kelompok
dilaksanakan



Guru memberikan evaluasi



Guru memberikan kesimpulan

2. Aktivitas belajar siswa
-

Siswa diberi kesempatan untuk bertanya

-

Siswa diberi kesempatan untuk melakukan kerja kelompok untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan

-

Siswa aktif dalam kegiatan kerja kelompok

-

Siswa tepat waktu mengumpulkan tugas kelompok

-

Siswa mempersentasikan hasil kerja kelompok.

d. Refleksi

Evaluasi dilakukan dengan memberikan tes dan tugas menyelesaikan soal
yang berdasarkan masalah nyata dan benar. Tes ini digunakan untuk mengungkap
tingkat pemahaman siswa mengenai ide dan konsep IPA dalam masalah – masalah
nyata dan penyelesaiannya dengan atau tepat antara sebelum dan sesudah
tindakan.
Pada tahap refleksi, penulis menggunakan prosedur berdiskusi dengan
observer tentang pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan. Alat yang
digunakan untuk kegiatan refleksi adalah instrument refleksi. Penulis bersama
observer melaksanakan kegiatan refleksi dengan sumber informasi berasal dari
data – data berupa lembar observasi.

23

2. Siklus II
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, pada siklus ke II ini guru (peneliti)
mengadakan perbaikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran terutama pada peran
guru pada kegiatan pembelajaran.
b. Tindakan
a. Siswa dibagi atas 5 kelompok
b. Guru menjelaskan tentang tumbuhan hijau sebagai sumber makanan,
dan bagian tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber
makanan yaitu: bunga-bungaan, daun-daunan, buah-buahan, umbiumbian, tunas dan biji.
c. Secara berkelompok guru mengajak siswa melakukan pengamatan di
lapangan sekolah (lingkungan sekitar sekolah)
d. Pada saat siswa belajar berkelompok guru mengawasi cara kerja setiap
kelompok
e. Guru mempersilahkan setiap kelompok menampilkan hasil kerja dan
mempersentasikannya di depan kelas.
f.

Guru memberi komentar mengenai penampilan kelompok

g. Selanjutnya kelompok siswa lainnya yang mendapatkan giliran
berbicara (presentasi) di depan kelas.
h. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dan menegaskan kembali
inti dari pembelajaran yang telah berlangsung.

24

i. Guru menutup pelajaran.

c. Pengamatan
Pada tahap pengamatan, 2 orang guru melakukan pengamatan antara lain:
1. Aktivitas guru


Guru melaksanakan apersepsi



Guru menyampaikan tujuan pembelajaran



Guru menjelaskan materi dan memberikan contoh



Guru memberi bimbingan kepada siswa saat saat akan
melaksanakan pengamatan di lingkungan sekitar sekolah



Guru memberikan evaluasi



Guru memberikan kesimpulan

2. Aktivitas belajar siswa
-

Siswa diberi kesempatan untuk melakukan pengamatan di
lingkungan sekitar sekolah

-

Siswa diberi kesempatan untuk melakukan kerja kelompok untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan

-

Siswa aktif dalam kegiatan kerja kelompok

-

Siswa tepat waktu mengumpulkan tugas kelompok

-

Siswa mempersentasikan hasil kerja kelompok.

d. Refleksi

25

Evaluasi dilakukan sama seperti di siklus I yaitu dengan memberikan tes
dan tugas menyelesaikan soal. Tes ini digunakan untuk mengungkap tingkat
pemahaman siswa mengenai ide dan konsep IPA dalam masalah – masalah nyata
dan penyelesaiannya dengan atau tepat antara sebelum dan sesudah tindakan.
Pada tahap refleksi, penulis menggunakan prosedur berdiskusi dengan
observer tentang pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan. Alat yang
digunakan untuk kegiatan refleksi adalah instrument refleksi. Penulis bersama
observer melaksanakan kegiatan refleksi dengan sumber informasi berasal dari
data – data berupa lembar observasi.
E. Instrumen Penelitian
1) Tes Tertulis
Tes digunakan untuk mengumpulkan data yang sifatnya mengevaluasi
hasil dan mengukur suatu proses. Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan
jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Tes tertulis
diberikan setelah tindakan penelitian setiap siklus dilakukan untuk mengukur hasil
belajar yang diperoleh siswa. Bentuk soal tes tertulis yang diberikan adalah
bentuk soal pilihan ganda dan.
2) Observasi
Observasi akan terfokus pada kegiatan siswa dalam proses pembelajaran,
dan peneliti ikut terlibat dalam proses pengamatan tersebut. Aspek-aspek yang
diamati yang akan diamati oleh observer adalah sebagai berikut; memperhatikan
penjelas guru, kesungguhan mengamati lingkungan sekitar sekolah, serius

26

mengerjakan tugas dari guru, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan,
siswa berani dan aktif dalam mengemukakan pendapatnya.

F. Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas
ini adalah tehnik pengumpulan data yang berbentuk tes tertulis dan observasi.
Data yang didapatkan adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif
adalah hasil nilai tes, sedangkan data kualitatif adalah hasil observasi antara siswa
dalam kelompok pada saat pembelajaran berlangsung dan pada saat pengamatan
diluar kelas ketika mengamati lingkungan sekitar sekolah.
Data hasil belajar siswa diperoleh dengan memberikan tes sebagai alat
evaluasi kepada siswa, tes diberikan sesudah tindakan. Dan penulis dalam hal ini
merekam semua kegiatan penerapan pembelajaran dan kegiatan penelitian dalam
bentuk dokumentasi.
G. Tehnik Analisis Data
Data hasil belajar siswa dapat diketahui nilai ketuntasan belajar siswa
dengan soal yang berbentuk pilihan berganda yang terdiri dari 4 (empat) option
pilihan yang dimana jawaban benar diberi skor 1 (satu) dan untuk jawaban salah
diberi skor 0 (nol), dengan rumus:
Nilai=

Skor Menta h
x 100
Jumla h item

Kriteria niai ketuntasan belajar
N ≥ 70 Tuntas

27

N ≤ 69 Belum Tuntas
Untuk mengetahui persen siswa yang sudah tuntas belajar secara klasikal
digunakan rumus:
PKK =

P
x 100
N

PKK

= Persen Keberhasilan Klasikal

P

= Banyak siswa ketuntasan ≥ 70

N

= Banyak siswa

Analisis data dilakukan dengan mengetahui berhasil atau tidaknya
tindakan yang dilakukan dengan menggunakan persentase sebagai berikut:
P=

F
x 100
n

P = Angka Prestasi
F = Jumlah siswa yang mengalami perubahan
n = Jumlah seluruh siswa
Kategori penilaian :
90% - 100%

= Baik Sekali

80% - 89%

= Baik

65% - 79%

= Cukup

55% - 64%

= Kurang

0 % - 54%

= Sangat Kurang

H. Indikator Keberhasilan

28

Tercapainya ketuntasan belajar siswa sebesar ≥ 85 %, dan meningkatnya
ketuntasan belajar siswa diharapkan meningkatnya prestasi siswa dan sudah mencapai
KKM yaitu 70.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Awal
Jumlah siswa SD Negeri 101815 Sidodadi dari kelas 1- 6 adalah sebanyak
420 orang. Sedangkan di Kelas VA tempat melaksanakan Penelitian Tindakan
Kelas terdapat 39 siswa, terdiri 22 anak laki-laki dan 17 anak perempuan. Prestasi
dari siswa kelas VA SDN 101815 Sidodadi dapat dikatakan rata-rata. Antara siswa
satu dengan siswa yang lain prestasi belajarnya tidak terpaut terlalu jauh.
Hubungan sosial antara anggota kelas cukup bagus, baik guru dengan siswa
maupun hubungan siswa dengan siswa.
Sebelum diadakan penelitian pada tahap awal terlebih dahulu diadakan
survey dan pengamatan terhadap subjek. Survey berupa data hasil raport bulanan
siswa dengan nilai KKM adalah 70. Berikut ini adalah data tabel nilai siswa kelas
VA SDN 101815 Sidodadi pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Tabel 4.1 Daftar hasil belajar siswa pada deskripsi awal.
No

Nama Siswa

JK

29

Nilai

Tuntas/

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39

ADE SURYANI
ADELIA TRI TANTI
ALDI KUSNADI
ALPRIAN KURNIADI PRASETIA
ARISMA DWI YANA
BELLA AYU FAHIRA
DARIZ RADYANDA BARUS
DAVIN ALFARIZ
DEA AMELIA
DEDEK NURBETI
DITO INDIARTO PRATAMA
EGI RAMADANI
EKO ARISMAN
FADILLAH SYAHPUTRI
FAISAL APRIANTO
FAJRI ALFI SYAHRIN
FAZAR RAMADHAN
FEBRI AMELIA
IBNU ZACKY MUZAFFAR
IKA AMALIA
ILYAS AL MUADZ
ILYASA NAMAS
MARSYAH PINKAN ADITYA
MIRA APRILLIA
MONIKA SARI
NADIA AMANDA
NANDA GILANG RAMADHAN
NICO PRAMANSYAH
NURHALIZAH SARY FITRI
NURJANAH
PEDRO YOGA PRATAMA
PUTRI AMELIA AYUNDA
RASYIDDIN
RENDY SURYA PRATAMA
RICO ARDIANSYAH
RIDHO SANJAYA
SEPTI DWI ANDINI
TEGAR PANGESTU
YUSUF IHSAN REGUNA GINTING

P
P
L
L
P
P
L
L
P
P
L
L
L
P
L
L
L
P
L
P
L
L
P
P
P
P
L
L
P
P
L
P
L
L
L
L
P
L
L

Dari tabel daftar nilai diatas dapat diketahui bahwa :

30

70
60
40
50
40
70
50
40
60
40
40
40
40
50
40
80
40
40
60
70
40
40
40
40
40
50
50
40
40
40
50
40
50
40
50
40
50
40
80

Blm Tuntas
Tuntas
Tdk tuntas
Blm Tuntas
Blm Tuntas
Blm Tuntas
Tuntas
Blm Tuntas
Blm Tuntas
Blm Tuntas
Blm Tuntas
Blm Tuntas
Blm Tuntas
Blm Tuntas
Blm Tuntas
Blm Tuntas
Tuntas
Blm Tuntas
Blm Tuntas
Blm Tuntas
Tuntas
Blm Tuntas
Blm Tuntas
Blm Tuntas
Blm Tuntas
Blm Tuntas
Blm Tuntas
Blm Tuntas
Blm Tuntas
Blm Tuntas
Blm Tuntas
Blm Tuntas
Blm Tuntas
Blm Tuntas
Blm Tuntas
Blm Tuntas
Blm Tuntas
Blm Tuntas
Blm Tuntas
Tuntas

a. Jumlah Siswa yang mendapatkan nilai 40 ada 22 orang, nilai 50 ada 9 orang,
nilai 60 ada 3 orang, nilai 70 ada 3 orang, dan nilai 80 ada 2 orang. Sehingga
nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 80 dan nilai terendah 40 dengan
demikian nilai rata – rata yang diperoleh siswa adalah 48,21.
b. Siswa yang mendapatkan nilai 70 ke atas sebanyak 5 orang.
c. Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 70 sebanyak 34 orang.
d. Yang telah dinyatakan memiliki ketuntasan belajar ( dengan nilai 70 ke atas)
sebanyak 5 orang (12,82 %) dari jumlah 39 siswa, sedangkan anak yang
belum tuntas sebanyak 34 orang (87,18 %) dari jumlah 39 siswa.
Berdasarkan data diatas apabila dibuat dalam bentuk histogram sebagai
berikut:
Gambar 4.1 Histogram Hasil Belajar Siswa Deskripsi Awal
25

20

15
Series 3
10

5

0
40

50

60

31

70

80

Nilai Siswa
B. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
a. Tahap persiapan pelaksanaan atau perencanaan
Sebelum pembelajaran dimulai guru mempersiapkan fasilitas sebagai
berikut :
a. RPP yang akan diimplementasikan
b. Penataan ruang belajar
c. Buku pelajaran
d. Alat peraga
e. Lembar kerja siswa
f. Lembar evaluasi
g. Lembar observasi
b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran
Pertemuan I
1. Kegiatan Awal

32

Apersepsi dan Motivasi :
-

Mengucapkan salam pembuka

-

Mengecek kehadiran siswa

-

Menyampaikan Indikator Pencapaian Kompetensi dan kompetensi yang
diharapkan pada pembelajaran hari ini.

2. Kegiatan Inti


Menjelaskan peta konsep tentang tumbuhan hijau



Memahami proses pembuatan makanan pada tumbuhan
sebagai fotosintesis
Mengetahui bahan-bahan yang diperlukan tumbuhan untuk



membuat makanan
- air → diperoleh melalui akar
- karbon dioksida → masuk dari udara melalui stomata dan lentisel
- cahaya matahari → diserap oleh klorofil
Mengetahui proses pengubahan air dan karbondioksida



menjadi karbohidrat
Mengetahui hasil fotosintesis berupa



- Karbohidrat
- oksigen


Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran

3. Kegiatan Akhir

33



Guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.



Siswa mencatat simpulan.



Siswa mengerjakan evaluasi.



Pemberian tugas



Salam penutup

Pertemuan II
1. Kegiatan Awal
Apersepsi dan Motivasi :
-

Mengucapkan salam pembuka

-

Mengecek kehadiran siswa

-

Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini

2. Kegiatan Inti


Menjelaskan peta konsep tentang tumbuhan hijau



Memahami bahwa karbohidrat yang dihasilkan digunakan untuk
tumbuh, memperbanyak diri dan makanan cadangan

Mengetahui bahan-bahan yang diperlukan tumbuhan untuk



membuat makanan
Menyebutkan tempat menyimpan makanan cadangan pada


tumbuhan

a. di dalam umbi
kentang
Talas
wortel
Singkong
b. di dalam buah
avokad
apel

34

Bawang merah
Ubi jalar
pepaya

mangga
jeruk


nanas
durian
pisang
anggur
Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran
3. Kegiatan Akhir


Guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.



Siswa mencatat simpulan.



Siswa mengerjakan evaluasi.



Pemberian tugas



Salam penutup

Pertemuan III
1. Kegiatan Awal
Apersepsi dan Motivasi :
-

Mengucapkan salam pembuka

-

Mengecek kehadiran siswa

-

Mengingatkan pelajaran yang telah lalu.

-

Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini

2. Kegiatan Inti


Menjelaskan peta konsep tentang tumbuhan hijau



Memahami bahwa karbohidrat yang dihasilkan digunakan untuk
tumbuh, memperbanyak diri dan makanan cadangan

35

Mengetahui bahan-bahan yang diperlukan tumbuhan untuk



membuat makanan
Menyebutkan tempat menyimpan makanan cadangan pada


tumbuhan



c. di dalam biji
kacang tanah
kacang merah
kacang kedelai
kacang hijau
d. di dalam batang
tebu
sagu
Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran

3. Kegiatan Akhir


Guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.



Siswa mencatat simpulan.



Siswa mengerjakan evaluasi.



Pemberian tugas



Salam penutup

Pelaksanaan pembelajaran untuk siklus I dapat dilaksanakan dengan lancar.
Seluruh siswa kelas VA SDN.101815 Sidodadi yang berjumlah 39 siswa ( laki –
laki : 17 orang dan perempuan : 22 orang) seluruhnya hadir.
Siswa mulai aktif dalam proses pembelajaran, sikap siswa terhadap materi
yang disampaikan baik. Sebagian siswa mulai aktif dalam memahami masalah
nyata yang berkaitan dengan materi. Siswa sudah dapat bekerja sama dengan
teman sekelompoknya. Berdasarkan pengamatan observer, nilai rata – rata hasil

36

belajar siswa mencapai 60,00. Dan masih di bawah nilai kriteria ketuntasan
minimal (KKM) yaitu 70.
Proses pembelajaran juga sudah baik, meskipun masih ada kekurangan
yang masih perlu untuk di sempurnakan. Berdasarkan observasi dari observer,
guru dalam mempersiapkan maupun melaksanakan pembelajaran sudah cukup
baik. Apersepsi sudah mulai diperhatikan siswa. Aktifitas siswa sudah mulai baik,
sebagian siswa sudah mulai menyampaikan dan menanggapi guru maupan
kelompok lain. Dan untuk sebagian siswa yang kurang aktif dalam kegiatan
pembelajaran maupun pengetahuan, guru masih perlu membimbing dan
memotivasi siswa tersebut.
c. Hasil Tindakan Siklus I
Adapun hasil evaluasi yang dilaksanakan setelah diadakan tindakan pada
siklus I tercatat:
a. Jumlah Siswa yang mendapatkan nilai 40 ada 14 orang, nilai 60 ada 6 orang,
nilai 70 ada 12 orang, nilai 80 ada 5 orang dan nilai 90 ada 2 orang. Sehingga
nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 90 dan nilai terendah 40 dengan
demikian nilai rata – rata yang diperoleh siswa adalah 60,00.
b. Siswa yang mendapatkan nilai 70 ke atas sebanyak 19 orang.
c. Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 70 sebanyak 20 orang.

37

d. Yang telah dinyatakan memiliki ketuntasan belajar ( dengan nilai 70 ke atas)
sebanyak 19 orang (48,71 %) dari jumlah 39 siswa, sedangkan anak yang
belum tuntas sebanyak 20 orang (51,29 %) dari jumlah 39 siswa.
Gambar.4.2 Histogram Hasil Belajar Siswa Setelah Tindakan Siklus I
14
12
10
8

Series 3

6
4
2
0
40

60

70

Nilai Siswa
d. Refleksi Siklus I

38

80

90

Setelah dilaksanakan proses belajar mengajar pada mata pelajaran IPA
dengan materi materi proses pembuatan makanan pada tumbuhan hijau pada
siswa kelas V SDN.101815 Sidodadi, ternyata hasil evaluasi siswa mengalami
peningkatan dari hasil sebelum tindakan, dengan hasil belajar pada siklus I. Hasil
belajar sebelum tindakan, siswa yang memperoleh nilai kurang dari 70 (KKM)
sebanyak 34 orang siswa (87,18%) dan yang memperoleh nilai diatas/sama
dengan 70 sebanyak 5 orang siswa (12,82%), sedangkan pada siklus I siswa yang
memperoleh nilai dibawah 70 (KKM) sebanyak 20 orang siswa (51,29%) dan
yang memperoleh nilai 70 ke atas sebanyak 19 siswa (48,71%).
Proses pembelajaran juga sudah baik, meskipun masih ada kekurangan
yang masih perlu untuk di sempurnakan. Berdasarkan observasi dari observer,
guru dalam mempersiapkan maupun melaksanakan pembelajaran sudah cukup
baik. Apersepsi sudah mulai diperhatikan siswa. Aktifitas belajar siswa baik, yaitu
sebesar 59,46 %. Siswa sudah mulai menyampaikan dan menanggapi materi
pelajaran guru. Akan tetapi masih ada sebagian siswa yang kurang aktif dalam
kegiatan pembelajaran maupun pengetahuan, dan guru masih perlu membimbing
dan memotivasi siswa tersebut.
C. Pelaksanaan Tindakan Siklus II.
a. Tahap persiapan pelaksanaan atau perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I maka untuk
mengatasinya perlu diadakan pelaksanaan tindakan siklus II. Guru dapat
mengeksplorasi pengetahuan siswa dengan metode kerja kelompok. Di dalam

39

proses kegiatan guru perlu memberikan tugas – tugas kelompok yang lebih
menantang siswa yaitu meminta setiap kelompok untuk membawa alat tulis keluar
kelas dan mengamati lingkungan sekitar sekolah.
Siswa diberi banyak waktu untuk berdiskusi tentang contoh permasalahan
pada materi. Siswa juga diberikan kebebasan untuk mengungkapkan pendapatnya
kepada kelompok lain maupun guru untuk menciptakan suasana yang aktif antar
semua kelompok maupaum seluruh siswa.
Hal tersebut dimaksudkan agar siswa dapat lebih memahami materi proses
pembuatan makanan pada tumbuhan hijau sehingga siswa kelas VA SDN 101815
sidodadi akan mencapai peningkatan ketuntasan dalam belajar pada materi yang
telah disampaikan oleh guru, dan hasil belajar siswa akan lebih baik lagi.
Siklus II dilaksanakan 3 kali pertemuan. Sebelum pembelajaran dimulai
guru mempersiapkan fasilitas sebagai berikut :
a. RPP yang akan diimplementasikan
b. Penataan ruang belajar
c. Buku pelajaran
d. Alat peraga
e. Lembar kerja siswa
f. Lembar evaluasi
g. Lembar observasi
b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran
Pertemuan I

40

1. Kegiatan Awal
Apersepsi dan Motivasi :
-

Mengucapkan salam pembuka

-

Mengecek kehadiran siswa

-

Menyampaikan Indikator Pencapaian Kompetensi dan kompetensi yang
diharapkan pada pembelajaran hari ini.

2.

Kegiatan Inti
Menjelaskan peta konsep tentang cara makhluk hidup



menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Memahami tentang cara makhluk hidup menyesuaikan diri



dengan lingkungan.
Melibatkan peserta didik secara aktif dengan mengajak



siswa melakukan pengamatan terhadap makhluk hidup dan tumbuhantumbuhan yang ada di luar kelas yaitu di lingkungan sekitar sekolah.
Mencatat



nama-nama

beberapa

makhuk

tumbuhan yang yang ada di sekitar lingkungan sekolah.
3.

Kegiatan Akhir


Guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.



Siswa mencatat simpulan.



Pemberian tugas



Salam penutup

Pertemuan II

41

hidup

dan

1. Kegiatan Awal
Apersepsi dan Motivasi :
-

Mengucapkan salam pembuka

-

Mengecek kehadiran siswa

-

Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini

2. Kegiatan Inti


Siswa dapat Memahami peta konsep hewan yang menyesuaikan
dengan lingkungannya.



Memahami penyesuaian diri hewan-hewan dalam memperoleh
makanan
- Kupu-kupu → alat penghisap nektar yang panjang (probosis)
- Lebah→ mempunyai bentuk mulut penjilat
- Nyamuk → mempunyai bentuk mulut penusuk
- Burung → mempunyai bentuk paruh dan kaki beraneka ragam
- Unta → mempunyai punuk



Melibatkan peserta didik secara langsung dalam pembelajaran/
melakukan pengamatan dengan mengajask siswa berkeliling di sekitar
lingkungan sekolah.

3. Kegiatan Akhir


Guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.



Pemberian tugas



Salam penutup

42

Pertemuan III
1. Kegiatan Awal
Apersepsi dan Motivasi :
-

Mengucapkan salam pembuka

-

Mengecek kehadiran siswa

-

Mengingatkan pelajaran yang telah lalu.

-

Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini

2. Kegiatan Inti
Siswa dapat Memahami peta konsep hewan yang



menyesuaikan dengan lingkungannya.


Memamahami hewan-hewan dalam melindungi diri dari musuhnya
- Bunglon → dapat mengubah warna tubuhnya
- Walang sangit → mengeluarkan bau yang sangat menyengat
- Walang daun → bentuk dan warna tubuh yang menterupai daun
- Harimau, anjing dan singa → mempunyai kuku dan gigi yang tajam
- Sapi, kambing, kerbau dan kijang →

mempunyai tanduk yang

runcing.


Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran



Menuliskan nama-nama hewan lain yang ada di sekitar
lingkungan sekolah tentang bagaimana caranya untuk melindungi diri
dari musuh.

43



Membacakan hasil kerja kelompoknya di depan kelas

3. Kegiatan Akhir


Guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.



Siswa mencatat simpulan.



Siswa mengerjakan evaluasi.



Pemberian tugas



Salam penutup

44

c. Hasil Tindakan Siklus II
Adapun hasil evaluasi yang dilaksanakan setelah diadakan tindakan pada
siklus II tercatat:
a. Jumlah Siswa yang mendapatkan nilai 60 ada 2 orang, nilai 70 ada 19 orang,
nilai 80 ada 14 orang, nilai 90 ada 4 orang. Sehingga nilai tertinggi yang
diperoleh siswa adalah 90 dan nilai terendah 60 dengan demikian nilai rata –
rata yang diperoleh siswa adalah 74,87.
b. Siswa yang mendapatkan nilai 70 ke atas sebanyak 37 orang.
c. Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 70 sebanyak 2 orang.
d. Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketuntasan belajar ( dengan nilai 70 ke
atas) sebanyak 37 orang (94,88 %) dari jumlah 39 siswa, sedangkan anak
yang belum tuntas sebanyak 2 orang (5,12 %) dari jumlah 39 siswa
Siswa juga sudah sangat aktif dalam proses pembelajaran. Terlihat merasa
sangat tertarik dalam mengikuti pembelajaran IPA. Hal ini terlihat persen
keaktifan siswa meningkat yaitu 85,50 %. Sikap siswa terhadap pelajaran IPA
sangat baik. Memiliki motivasi belajar yang tinggi. Sebagian besar siswa juga
sudah mampu memahami materi. Siswa sudah dapat bekerja sama dengan teman
kelompoknya, aktif dalam melakukan pengamatan di luar kelas (lingkungan
sekitar sekolah), lebih serius dalam menjawab soal/evaluasi yang diberikan guru,
dan menyimpulkan inti materi pelajaran hari ini.

45

Gambar.4.3 Histogram Hasil Belajar Siswa Setelah Tindakan Siklus II

20
18
16
14
12
Series 3

10
8
6
4
2
0
60

70

80

Nilai Siswa

46

90

Adapun hasil evaluasi yang dilaksanakan juga meningkat. Pada siklus I
tercatat siswa yang memperoleh nilai kurang dari 70 atau belum tuntas (KKM)
sebanyak 20 siswa (51,29%) dan memperoleh nilai 70 ke atas sebanyak 19 siswa
(48,71%). Namun setelah dilakukan tindakan siklus 2, tercatat siswa yang
memperoleh nilai kurang dari 70 sebanyak 2 siswa (5,12%) dan yang memperoleh
nilai dari atau sama dengan 70 ke atas sebanyak 37 siswa (94,88%).
3. Refleksi Siklus II.
Setelah dilaksanakan siklus II terbukti hasil evaluasi siswa mengalami
peningkatan dari hasil belajar perbaikan pembelajaran pada siklus I. Adapun hasil
evaluasi yang dilaksanakan juga meningkat. Pada siklus I tercatat siswa yamg
memperoleh nilai kurang dari 70 atau belum tuntas (KKM) sebanyak siswa 20
siswa (51,29%) dan memperoleh nilai 70 ke atas sebanyak 19 siswa (48,71%).
Namun setelah dilakukan tindakan siklus 2, tercatat siswa yang memperoleh nilai
kurang dari 70 sebanyak 2 siswa (5,12%) dan yang memperoleh nilai dari atau
sama dengan 70 ke atas sebanyak 36 siswa (94,88%).
D. Pembahasan
Pada deskripsi awal yang telah dinyatakan memiliki ketuntasan belajar
(dengan nilai 70 ke atas) sebanyak 5 orang (12,82 %) dari jumlah 39 orang siswa,
sedangkan anak yang belum tuntas sebanyak 34 orang (87,18 %) dari jumla

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25