Tinjauan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Dan Jaminan Sosial Bagi Karyawan Sales Marketing Pada Perusahaan Toyota Mobil Indonesia (Studi Terhadap PT. Astra International Auto 2000 Medan)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan dunia bisnis di Indonesia sekarang ini, perusahaan dituntut
untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas kerja dan kuantitas kerja
pelayanannya. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan dapat bersaing dengan
perusahaan lain yang sejenis, baik pada tingkat nasional maupun tingkat
internasional. Salah satu bagian penting yang berperan dalam menentukan
keberhasilan perusahaan adalah dengan pembinaan tenaga kerja yang potensial.
Perusahaan berusaha mencari dan membina karyawan dengan semangat tinggi,
menciptakan dan memelihara keunggulan sumber daya manusia yang mampu
bersaing. Sumber daya manusia inilah yang pada akhirnya menjadi tulang
punggung bagi keberhasilan suatu perusahaan.
Banyak perusahaan yang semakin peka terhadap segala jenis pelayanan
yang diberikan kepada konsumen. Akan tetapi yang lebih penting dari itu semua
adalah kualitas sumber daya manusianya atau tenaga kerja yang dimiliki oleh
perusahaan. Tenaga kerja (SDM) memegang peranan yang sangat penting, sebab
dengan tidak adanya tenaga kerja yang profesional dan handal, perusahaan tidak
dapat melakukan fungsi operasional secara optimal meskipun semua peralatan
modern yang diperlukan telah tersedia. Melihat sangat pentingnya peranan tenaga
kerja sebagai sumber daya manusia dalam fungsinya sebagai tenaga operasional,
sehingga diharapkan karyawan akan dapat bekerja lebih produktif dan profesional
Universitas Sumatera Utara
dengan didorong oleh rasa aman dalam melakukan segala aktivitasnya. Tingkat
kemampuan tenaga kerja merupakan faktor penentu kualitas dan kuantitas barang
dan jasa yang dapat diproduksi oleh perusahaan. Semakin banyak jumlah tenaga
kerja yang terdidik dan terampil, semakin tinggi pula volume dan kualitas
produksi. Dapatlah dikatakan tenaga kerja merupakan aset perusahaan yang
terpenting dalam usaha untuk mencapai tujuan perusahaan.
Sumber daya manusia mempunyai peranan penting dalam aktivitas
perusahaan, karena bagaimana pun juga kemajuan dan keberhasilan suatu
perusahaan tidak lepas dari peran dan kemampuan sumber daya manusia yang
baik. Karyawan adalah orang-orang yang bekerja pada suatu perusahaan atau pada
instansi pemerintah/badan usaha dan memperoleh upah atas jasanya tersebut.
Dalam suatu sistem operasional perusahaan, potensi sumber daya manusia
pada hakikatnya merupakan salah satu modal dan memegang suatu peran yang
paling penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan
perlu mengelola sumber daya manusia sebaik mungkin.
Peran serta tenaga kerja dalam pembangunan nasional semakin meningkat
dengan disertai berbagai tantangan dan risiko yang dihadapinya. Oleh karena itu,
kepada tenaga kerja perlu diberikan perlindungan, pemeliharaan dan peningkatan
kesejahteraan, sehingga pada gilirannya akan dapat meningkatkan produktivitas
nasional. 1
Bentuk perlindungan, pemeliharaan, dan peningkatan kesejahteraan
dimaksud diselenggarakan dalam bentuk program jaminan sosial tenaga kerja
1
A. Ridwan Halim, Sari Hukum Perburuhan Aktual, Pradnya Paramitha, Jakarta, 1987,
hlm 1
Universitas Sumatera Utara
yang bersifat dasar, dengan berasaskan usaha bersama, kekeluargaan, dan gotongroyong sebagaimana terkandung dalam jiwa dan semangat Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945.2
Tenaga kerja dan perusahaan merupakan dua faktor yang tidak dapat
dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Dengan terjadinya sinergi kedua
faktor itu baru perusahaan akan berjalan dengan baik. Begitu pula sebaliknya,
seahli apapun tenaga kerja tanpa adanya perusahaan hanya akan melahirkan
produk pengangguran.
Sisi lain, pengusaha sebagai pemilik perusahaan berada pada posisi yang
kuat sebab didukung modal yang besar, sedangkan tenaga kerja hanya
bermodalkan keahlian, intelektual, menjadikan tenaga kerja berada pada posisi
yang lemah. Hal ini sering digunakan oleh pengusaha yang nakal berbuat semenamena terhadap karyawannya dalam mendapatkan hak-haknya seperti hak
mendapatkan Jaminan Sosial Tenaga Kerja berupa:
1. Jaminan Hari Tua (JHT)
2. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
3. Jaminan Kematian (JKM)
4. Jaminan Pensiun
5. Jaminan Kesehatan
Hubungan buruh yang disebut “tenaga kerja” dengan perusahaan sebagai
majikan, tunduk dibawah aturan ketenagakerjaan apabila diantara mereka telah
ada hubungan kerja. Hubungan kerja antara tenaga kerja dan majikan terjadi
2
Wiwoho Soejono, Perjanjian Perburuhan dan Hubungannya dengan Perburuhan
Pancasila, Melpon Putra, Jakarta, 1991, hlm 9
Universitas Sumatera Utara
apabila diantara mereka telah ada perjanjian kerja. Hubungan kerja sebagai bentuk
hubungan hukum lahir atau tercipta setelah adanya perjanjian kerja antara pekerja
dengan pengusaha. 3
Pada dasarnya hubungan kerja terjadi setelah adanya perjanjian kerja.
Hubungan kerja yaitu hubungan antara pekerja dengan pengusaha. Perjanjian
kerja adalah perjanjian antara pengusaha dengan pekerja dengan menerima upah
dan dimana pengusaha menyatakan kesanggupannya untuk mempekerjakan
pekerja dengan membayar upah. Adapun tujuan diadakannya perjanjian kerja
adalah sebagai berikut:
1. Agar terciptanya kepastian dalam segala hal yang berhubungan dengan
masalah hubungan kerja antara kedua belah pihak.
2. Agar tercapainya jaminan kepastian pemenuhan kewajiban timbal balik antar
pihak yang telah mereka setujui bersama sebelumnya.
3. Untuk menghindarkan berbagai kemungkinan kesewenang-wenangan dan
tindakan kerugian dari pihak yang satu terhadap pihak yang lain, dalam hal
pelaksanaan kewajiban masing-masing dan penghormatan atas hak pihak lain.
4. Untuk
menjernihkan
suasana dan semangat
kerja para pihak
dan
menjauhkannya dari berbagai ketidakjelasan, rasa tanda tanya, berbagai
prasangka negatif dan kekurangsemangatan kerja.
5. Untuk menjaga dan memelihara hubungan baik yang selama mungkin antara
pihak pengusaha dan pihak pekerja, melalui stabilitas kerja serta stabilitas
3
Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2003, hlm 53
Universitas Sumatera Utara
situasi dan kondisi perburuhan yang berusaha dicapai oleh perjanjian kerja itu
sendiri.
6. Untuk sedapat mungkin menghindarkan terjadinya perselisihan antar pihak
dalam hubungan kerja tersebut. 4
Perjanjian kerja mempunyai manfaat yang besar bagi para pihak yang
mengadakan perjanjian tersebut. Hal ini hendaknya harus disadari karena
perjanjian kerja yang dibuat dan diamati secara baik akan dapat menciptakan
suatu ketenangan kerja, jaminan kepastian hak dan kewajiban baik bagi pekerja
maupun pengusaha. Akibat lebih jauh nantinya produktivitas akan semakin
meningkat, sehingga pengusaha akan dapat mengembangkan perusahannya dan
lebih luas lagi dapat membuka lapangan kerja baru.
Banyaknya tenaga kerja berakibat kesempatan kerja menjadi sangat
terbatas, maka banyak calon tenaga kerja yang saling berebut dalam mencari
pekerjaan. Pengusaha dalam merekrut tenaga kerjanya terkesan kurang
memperhatikan hak-hak dan kesejahteraan para pekerjanya, sehingga banyak
perjanjian kerja yang dibuat oleh pengusaha kurang memenuhi syarat-syarat kerja.
Sebab pengusaha beranggapan, bahwa ia berada di posisi yang kuat sehingga
apabila ada pekerja yang tidak setuju dengan isi perjanjian kerja maka pengusaha
dapat memecat pekerjanya dengan seenaknya.
.
Dalam pasal 27 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi:
“Bahwa setiap warga negara mempunyai hak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi manusia”.
4
A. Ridwan Halim, Hukum Perburuhan Dalam Tanya Jawab, PT. Ghalia Indonesia,
Jakarta, 1985, hlm 26
Universitas Sumatera Utara
Ini berarti bahwa salah satu tujuan dari masyarakat Pancasila adalah
memberikan kesempatan kerja bagi tiap tenaga kerja untuk memperoleh pekerjaan
dan penghasilan yang memberikan kesejahteraan. Disamping jaminan hidup yang
layak, tenaga kerja juga menginginkan kepuasan yang datangnya dari pelaksanaan
pekerjaan yang ia sukai dan yang dapat ia lakukan dengan sebaik mungkin, untuk
mana ia mendapat penghargaan. Berdasarkan prinsip inilah kepada setiap tenaga
kerja diberikan kebebasan memilih pekerjaan yang sesuai. Dalam hubungan ini
harus diusahakan untuk membantu tenaga kerja dalam mengadakan penyesuaian
pekerjaan. 5
Perjanjian kerja pada masa sekarang ini masih sangat diperlukan sebagai
pendamping dari peraturan perundang-undangan yang berlaku karena secara
umum peraturan perundang- undangan ketenagakerjaan kita belum mengatur
secara terperinci tentang syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban masing-masing
pihak, khususnya dalam peningkatan kesejahteraan pekerja dan keluarganya.
Untuk pengaturan syarat-syarat kerja tersebut agar dapat dipedomani sehari-hari
dalam hubungan kerja, maka perlu diatur melalui Perjanjian Kerja, Peraturan
Perusahaan dan Perjanjian Kerja Bersama.
Perjanjian kerja sebagai suatu bentuk perikatan antara tenaga kerja dan
majikan juga tunduk pada ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(KUH Perdata). Pasal 1233 KUH Perdata menentukan bahwa: “Tiap-tiap
perikatan dilahirkan baik karena perjanjian, maupun karena undang-undang”.
5
Ramdlon Naning, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang Jaminan Sosial
Tenaga Kerja, PT. Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983, hlm 18
Universitas Sumatera Utara
Dari ketentuan tersebut diketahui bahwa perikatan yang lahir dari
perjanjian memang dikehendaki para pihak sedangkan perikatan yang timbul
karena undang-undang menurut Pasal 1352 KUH Perdata diperinci menjadi 2
(dua), yaitu:
1. Perikatan yang timbul semata-mata karena undang-undang
2. Perikatan yang timbul dari undang-undang akibat dari perbuatan orang.
Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata menentukan, “semua persetujuan yang
dibuat
secara sah
berlaku
sebagai undang-undang
bagi
mereka
yang
membuatnya”. Ketentuan Pasal 1338 ayat (1) jo Pasal 1320 mengandung asas
kebebasan berkontrak maksudnya, setiap orang bebas untuk mengadakan atau
tidak mengadakan perjanjian serta bebas untuk menentukan bentuk dan isi dari
perjanjian tersebut
menurut
yang dikehendaki dalam batas-batas tidak
bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan dan ketertiban umum.
Asas kebebasan berkontrak ini juga mendorong para pihak untuk saling
mengadakan perjanjian yang bebas bentuknya, termasuk dalam perjanjian kerja.
Pasal 1601a KUH Perdata memberikan pengertian perjanjian kerja adalah “suatu
perjanjian di mana pihak kesatu (pekerja), mengikatkan dirinya untuk di bawah
perintah pihak yang lain (majikan) untuk suatu waktu tertentu melakukan
pekerjaan dengan menerima upah”.
Perjanjian kerja merupakan titik tolak lahirnya hubungan kerja antara
seorang tenaga kerja dengan pengusaha/majikan. Menurut Pasal 1 Angka 14
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, perjanjian kerja
adalah perjanjian antara pekerja dengan pengusaha/pemberi kerja yang memuat
Universitas Sumatera Utara
syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak. Sahnya suatu perjanjian kerja
diatur dalam Pasal 52 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 yang
menyebutkan bahwa perjanjian kerja dibuat atas dasar, yaitu:
1. Kesepakatan kedua belah pihak
2. Kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum
3. Adanya pekerjaan yang diperjanjikan
4. Pekerjaan yang diperjanjikan tidak boleh bertentangan dengan ketertiban
umum, kesusilaan, dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Berdasarkan pengertian perjanjian kerja di atas, dapat ditarik beberapa
unsur dari perjanjian kerja, yakni :
a. Adanya unsur work atau pekerjaan
Dalam suatu Perjanjian Kerja harus ada pekerjaan yang diperjanjikan
(objek perjanjian), pekerjaan tersebut haruslah dilakukan sendiri oleh pekerja,
hanya dengan seijin majikan dapat menyuruh orang lain. Hal ini dijelaskan
dalam KUH Perdata Pasal 1603a yang berbunyi: “Buruh wajib melakukan
sendiri pekerjaannya, hanya dengan seijin majikan ia dapat menyuruh orang
ketiga menggantikannya”.
b. Adanya unsur perintah
Manifestasi dari pekerjaan yang diberikan kepada pekerja oleh pengusaha
adalah pekerja yang bersangkutan harus tunduk pada perintah pengusaha
untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan yang diperjanjikan.
Universitas Sumatera Utara
c. Adanya upah
Upah memegang peranan penting dalam hubungan kerja (Perjanjian
Kerja), bahkan dapat dikatakan bahwa tujuan utama seorang pekerja bekerja
pada pengusaha adalah untuk memperoleh upah. 6
Dalam kemajuan sekarang ini, perusahaan dituntut lebih produktif dan
berkualitas sehingga layak jaminan sosial karyawan lebih diperhatikan. Pemberian
jaminan sosial akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan, ini
disebabkan karena faktor finansial masih merupakan motivator yang berpengaruh
dominan bagi karyawan. Maka setiap perusahaan perlu memperhatikan mengenai
jaminan sosial yang layak dan sesuai yaitu yang diharapkan oleh para karyawan.
Satu faktor penting yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja
karyawan adalah dengan pemberian jaminan sosial yang layak kepada karyawan.
Jaminan sosial serta hubungan antara karyawan dan pihak perusahaan akan dapat
terjalin dengan baik, sehingga karyawan sendiri akan berusaha untuk
meningkatkan prestasi kerja karena merasa dihargai oleh perusahaan.
Jaminan sosial merupakan faktor penting bagi karyawan karena
dimaksudkan untuk memberikan balas jasa yang dalam hal ini merupakan
pemberian rasa tenang bagi pekerja dan anggota beserta keluarganya yang
berfungsi untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Peran serta tenaga kerja
dalam meningkatkan profesionalisme dalam perusahaan semakin meningkat
dengan disertai berbagai tantangan dan resiko yang dihadapinya, oleh karena itu
kepada tenaga kerja perlu diberikan perlindungan, pemeliharaan dan peningkatan
6
Ibid., hlm 55-56
Universitas Sumatera Utara
kesejahteraannya, sehingga pada gilirannya akan mencapai tujuan yang
diharapkan oleh perusahaan. Dengan adanya jaminan sosial ini para karyawan
tidak perlu diliputi rasa khawatir dan cemas apabila ada sesuatu hal yang
menimpanya.
Program jaminan sosial bertujuan untuk menanggulangi berbagai peristiwa
yang menimbulkan ketidakpastian. Jadi jaminan sosial merupakan jaminan yang
diadakan dengan suka rela oleh majikan atau karena kewajiban untuk keperluan
atau kepentingan buruh yang ditujukan terhadap kebutuhan pada umumnya yang
tidak dapat dicukupi upah serta tidak mempunyai hubungan kerja.
Dengan uraian diatas tersebut, maka dipilihlah skripsi dengan judul
“TINJAUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA DAN JAMINAN
SOSIAL BAGI KARYAWAN SALES MARKETING PADA PERUSAHAAN
TOYOTA
MOBIL
INDONESIA
(STUDI
TERHADAP
PT.
ASTRA
INTERNATIONAL AUTO 2000 MEDAN)”
B.
Perumusan Masalah
Dari uraian
sebelumnya,
penulisan skripsi
ini akan
membahas
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pelaksanaan perjanjian kerja pada perusahaan Toyota
Mobil Indonesia di PT. Astra International Auto 2000 Medan?
2. Apa sajakah hambatan-hambatan yang timbul dalam pelaksanaan
perjanjian kerja pada perusahaan Toyota Mobil Indonesia di PT. Astra
International Auto 2000 Medan dan bagaimana cara penyelesaiannya?
Universitas Sumatera Utara
3. Bagaimana pelaksanaan program jaminan sosial bagi karyawan sales
marketing pada perusahaan Toyota Mobil Indonesia di PT. Astra
International Auto 2000 Medan?
C.
Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui lebih jauh sampai dimana pelaksanaan perjanjian
kerja dilaksanakan dan dipatuhi oleh para pihak khususnya bagi
karyawan sales marketing pada perusahaan Toyota Mobil Indonesia di
PT. Astra International Auto 2000 Medan.
2. Untuk mengetahui tentang hambatan-hambatan apa yang timbul dalam
pelaksanaan perjanjian kerja di PT. Astra International Auto 2000
Medan dan cara penyelesaiannya.
3. Untuk mengetahui tentang pelaksanaan program jaminan sosial bagi
karyawan sales marketing di PT. Astra International Auto 2000
Medan.
D.
Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yakni :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan
informasi serta kontribusi mengenai hukum ketenagakerjaan, menjadi
bahan kajian untuk menambah serta memperluas wawasan dan ilmu
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan khususnya di bidang ilmu hukum seperti hukum perjanjian
kerja, hukum jaminan sosial, hukum ketenagakerjaan, serta memperdalam
mengenai karyawan sales marketing berkaitan dengan perjanjian kerja dan
jaminan sosial di dalam suatu perusahaan.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi perkembangan hukum positif dan dapat memberikan
sumbangsih pemikiran untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan
dapat dipergunakan untuk memperkuat, membina serta mengembangkan
ilmu pengetahuan mengenai hukum ketenagakerjaan dan hal-hal mengenai
perjanjian kerja dan jaminan sosial bagi karyawan serta diharapkan dapat
memberi manfaat bagi masyarakat secara umum.
E.
Metode Penelitian
Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
menemukan
kenyataan-kenyataan
tentang
hukum
yang
berlaku
dalam
masyarakat.7
1. Sifat/Jenis Penelitian
Sifat atau jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi
ini adalah bersifat deskriptif analitis mengarah kepada penelitian yuridis
normatif, yaitu suatu penelitian yang dilakukan atau diajukan terhadap
7
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia, Jakarta, 2008,
hlm 78
Universitas Sumatera Utara
peraturan yang tertulis atau bahan hukum yang lain dan pelaksanaannya
di masyarakat yang dijadikan objek penelitian.
2. Bahan Hukum
Materi dalam skripsi ini diambil dari data sekunder. Adapun data
sekunder yang dimaksud adalah :
a. Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer adalah data-data berupa informasi dan
penjelasan berkenaan dengan sales marketing yang diperoleh dari
hasil wawancara berdasarkan studi lapangan yang dilakukan oleh
penulis dan dokumen-dokumen hukum yang mengikat dan
diterapkan oleh pihak yang berwenang seperti norma atau kaidah
dasar yaitu Pancasila dan peraturan perundang-undangan. Dalam
penulisan skripsi ini antara lain menggunakan Kitab UndangUndang Hukum Perdata, Peraturan Jaminan Sosial Tenaga Kerja,
Peraturan Ketenagakerjaan.
b. Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder yang digunakan dalam penulisan
skripsi ini adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen
yang berisi informasi atau hasil kajian terkait perjanjian bagi
karyawan sales marketing, seperti hasil kajian seminar-seminar,
jurnal-jurnal, buku-buku, makalah-makalah, serta karya tulis
ilmiah lainnya maupun tulisan-tulisan yang terdapat pada website
terpercaya yang mengulas tentang perjanjian kerja dan jaminan
Universitas Sumatera Utara
sosial dan hal lainnya yang ada kaitannya dengan pembahasan
pada skripsi ini sebagai bahan acuan di dalam penulisan skripsi ini.
c. Bahan Hukum Tersier
Bahan hukum tersier yang digunakan di dalam penulisan
skripsi ini adalah bahan-bahan yang memberikan petunjuk dan
penjelasan dari bahan hukum primer atau bahan hukum sekunder,
seperti kamus bahasa umum, kamus hukum, serta bahanbahan hukum di luar bidang hukum yang relevan dan dapat
digunakan untuk melengkapi data dalam penulisan skripsi ini.
3. Alat Pengumpul Data
Alat pengumpul data yang digunakan di dalam penulisan skripsi ini
adalah melalui studi lapangan yaitu wawancara dengan Bapak Adril
Amran SE. MM. Ak. CA selaku Koord Fin & Adm Head Sumatera, Perusahaan
Toyota Mobil Indonesia PT. Astra International Auto 2000, Tbk Cabang Medan
Sisingamangaraja dan studi pustaka (library research) untuk memperoleh data
yang berkaitan dengan objek yang diteliti.
4. Analisis Data
Di dalam penulisan skripsi ini untuk mengolah data yang
didapatkan dari penelusuran di lapangan dan studi pustaka (library
research) maka hasil penelitian ini menggunakan analisis kualitatif.
Analisis kualitatif yaitu merupakan analisis data yang tidak membutuhkan
populasi dan sampel dengan berdasarkan kualitas data untuk memperoleh
gambaran permasalahan secara mendalam dan komperehensif.
Universitas Sumatera Utara
Untuk memperoleh data dari sumber ini penulis memaparkan
temuan-temuan yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai tinjauan
perjanjian kerja dan jaminan sosial bagi karyawan sales marketing dalam
bentuk deskripsi naratif yang mudah dimengerti dan dipahami oleh orang
lain.
Dalam penulisan skripsi, metode pendekatan yang digunakan yaitu
secara deskriptif, dimulai dengan analisis terhadap perjanjian kerja dan
jaminan sosial bagi karyawan sales marketing sesuai dengan masalah
yang diteliti. Spesifikasi suatu penelitian bisa dicapai sampai tahap
deskriptif
atau
inferensial.
Penelitian
deskriptif
apabila
hanya
menggambarkan keadaan objek, sebaliknya penelitian inferensial tidak
hanya melukiskan, tetapi dengan keyakinan tertentu mengambil
kesimpulan-kesimpulan.
Selanjutnya,
berdasarkan
kesimpulan
itu
nantinya dijadikan dasar deduksi untuk menghadapi persoalan khusus
atau tindakan praktis dengan kejadian tertentu.8
Dengan spesifikasi demikian, diharapkan penulis dapat melakukan
tinjauan pelaksanaan perjanjian kerja dan jaminan sosial berdasarkan
permasalahan yang diteliti.
F.
Keaslian Penulisan
Berdasarkan penelusuran perpustakaan dan hasil-hasil pembahasan skripsi
yang sudah ada maupun yang sedang dilakukan ternyata belum pemah dilakukan
8
Sujitno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta, Penerbit Fakultas Psikologi
Universitas Gajah Mada, 1982, hlm 3
Universitas Sumatera Utara
pembahasan terhadap skripsi yang berjudul: Tinjauan Pelaksanaan Perjanjian
Kerja dan Jaminan Sosial bagi Karyawan Sales Marketing pada Perusahaan
Toyota Mobil Indonesia (Studi terhadap PT. Astra International Auto 2000
Medan)
Skripsi dengan judul di atas adalah judul yang belum pernah dibahas oleh
pihak manapun dan belum pernah dipublikasikan di media manapun dan ini
adalah murni hasil penelitian dan pemikiran dalam rangka melengkapi tugas guna
memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara.
G.
Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman dan pengerjaan terhadap materi skripsi
ini dan agar membuat sistematika secara teratur dalam bagian-bagian yang
semuanya saling berhubungan satu sama lain, maka penulis membaginya ke
dalam beberapa bab dan diantara bab-bab terdiri pula atas sub bab.
Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan membahas mengenai Latar Belakang,
Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian,
Metode Penelitian, Keaslian Penulisan, dan Sistematika Penulisan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJA,
HUKUM KETENAGAKERJAAN DAN JAMINAN SOSIAL
TENAGA KERJA
Dalam bab ini akan membahas mengenai perjanjian kerja secara
umum yang meliputi pengertian perjanjian kerja, timbulnya
perjanjian kerja, syarat perjanjian kerja, bentuk perjanjian kerja,
jenis perjanjian kerja, akibat perjanjian kerja, pihak-pihak yang
terkait dalam hubungan ketenagakerjaan, wanprestasi dan prestasi,
serta mengenai hukum ketenagakerjaan secara umum yang meliputi
pengertian
hukum
ketenagakerjaan,
sumber
hukum
ketenagakerjaan, serta jaminan sosial tenaga kerja secara umum
yang meliputi pengertian jaminan sosial, dasar hukum jaminan
sosial tenaga kerja, badan penyelenggaraan jaminan sosial tenaga
kerja, bentuk-bentuk jaminan sosial tenaga kerja.
BAB III
TINJAUAN UMUM TENTANG SALES MARKETING
Dalam bab ini akan membahas mengenai Pengertian Sales
Marketing, Fungsi Sales Marketing, serta Tugas Sales Marketing.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
TINJAUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA DAN
JAMINAN
SOSIAL
BAGI
KARYAWAN
SALES
MARKETING PADA PERUSAHAAN TOYOTA MOBIL
INDONESIA PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL AUTO
2000 MEDAN
Dalam bab ini akan membahas mengenai Gambaran Umum
Perusahaan Toyota Mobil Indonesia PT. Astra International, Tbk
Cabang Medan Sisingamangaraja, Pelaksanaan Perjanjian Kerja di
Perusahaan Toyota Mobil Indonesia PT. Astra International, Tbk
Cabang Medan Sisingamangaraja, Hambatan-Hambatan yang
Timbul
dalam
Mengatasinya,
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Perjanjian
Program
Kerja
Jaminan
dan
Cara
Sosial
bagi
Karyawan Sales Marketing pada Perusahaan Toyota Mobil
Indonesia
PT.
Astra
International,
Tbk
Cabang
Medan
Sisingamangaraja.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini akan membahas mengenai kesimpulan dan saran
yang diperoleh dari penulisan skripsi ini.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan dunia bisnis di Indonesia sekarang ini, perusahaan dituntut
untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas kerja dan kuantitas kerja
pelayanannya. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan dapat bersaing dengan
perusahaan lain yang sejenis, baik pada tingkat nasional maupun tingkat
internasional. Salah satu bagian penting yang berperan dalam menentukan
keberhasilan perusahaan adalah dengan pembinaan tenaga kerja yang potensial.
Perusahaan berusaha mencari dan membina karyawan dengan semangat tinggi,
menciptakan dan memelihara keunggulan sumber daya manusia yang mampu
bersaing. Sumber daya manusia inilah yang pada akhirnya menjadi tulang
punggung bagi keberhasilan suatu perusahaan.
Banyak perusahaan yang semakin peka terhadap segala jenis pelayanan
yang diberikan kepada konsumen. Akan tetapi yang lebih penting dari itu semua
adalah kualitas sumber daya manusianya atau tenaga kerja yang dimiliki oleh
perusahaan. Tenaga kerja (SDM) memegang peranan yang sangat penting, sebab
dengan tidak adanya tenaga kerja yang profesional dan handal, perusahaan tidak
dapat melakukan fungsi operasional secara optimal meskipun semua peralatan
modern yang diperlukan telah tersedia. Melihat sangat pentingnya peranan tenaga
kerja sebagai sumber daya manusia dalam fungsinya sebagai tenaga operasional,
sehingga diharapkan karyawan akan dapat bekerja lebih produktif dan profesional
Universitas Sumatera Utara
dengan didorong oleh rasa aman dalam melakukan segala aktivitasnya. Tingkat
kemampuan tenaga kerja merupakan faktor penentu kualitas dan kuantitas barang
dan jasa yang dapat diproduksi oleh perusahaan. Semakin banyak jumlah tenaga
kerja yang terdidik dan terampil, semakin tinggi pula volume dan kualitas
produksi. Dapatlah dikatakan tenaga kerja merupakan aset perusahaan yang
terpenting dalam usaha untuk mencapai tujuan perusahaan.
Sumber daya manusia mempunyai peranan penting dalam aktivitas
perusahaan, karena bagaimana pun juga kemajuan dan keberhasilan suatu
perusahaan tidak lepas dari peran dan kemampuan sumber daya manusia yang
baik. Karyawan adalah orang-orang yang bekerja pada suatu perusahaan atau pada
instansi pemerintah/badan usaha dan memperoleh upah atas jasanya tersebut.
Dalam suatu sistem operasional perusahaan, potensi sumber daya manusia
pada hakikatnya merupakan salah satu modal dan memegang suatu peran yang
paling penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan
perlu mengelola sumber daya manusia sebaik mungkin.
Peran serta tenaga kerja dalam pembangunan nasional semakin meningkat
dengan disertai berbagai tantangan dan risiko yang dihadapinya. Oleh karena itu,
kepada tenaga kerja perlu diberikan perlindungan, pemeliharaan dan peningkatan
kesejahteraan, sehingga pada gilirannya akan dapat meningkatkan produktivitas
nasional. 1
Bentuk perlindungan, pemeliharaan, dan peningkatan kesejahteraan
dimaksud diselenggarakan dalam bentuk program jaminan sosial tenaga kerja
1
A. Ridwan Halim, Sari Hukum Perburuhan Aktual, Pradnya Paramitha, Jakarta, 1987,
hlm 1
Universitas Sumatera Utara
yang bersifat dasar, dengan berasaskan usaha bersama, kekeluargaan, dan gotongroyong sebagaimana terkandung dalam jiwa dan semangat Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945.2
Tenaga kerja dan perusahaan merupakan dua faktor yang tidak dapat
dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Dengan terjadinya sinergi kedua
faktor itu baru perusahaan akan berjalan dengan baik. Begitu pula sebaliknya,
seahli apapun tenaga kerja tanpa adanya perusahaan hanya akan melahirkan
produk pengangguran.
Sisi lain, pengusaha sebagai pemilik perusahaan berada pada posisi yang
kuat sebab didukung modal yang besar, sedangkan tenaga kerja hanya
bermodalkan keahlian, intelektual, menjadikan tenaga kerja berada pada posisi
yang lemah. Hal ini sering digunakan oleh pengusaha yang nakal berbuat semenamena terhadap karyawannya dalam mendapatkan hak-haknya seperti hak
mendapatkan Jaminan Sosial Tenaga Kerja berupa:
1. Jaminan Hari Tua (JHT)
2. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
3. Jaminan Kematian (JKM)
4. Jaminan Pensiun
5. Jaminan Kesehatan
Hubungan buruh yang disebut “tenaga kerja” dengan perusahaan sebagai
majikan, tunduk dibawah aturan ketenagakerjaan apabila diantara mereka telah
ada hubungan kerja. Hubungan kerja antara tenaga kerja dan majikan terjadi
2
Wiwoho Soejono, Perjanjian Perburuhan dan Hubungannya dengan Perburuhan
Pancasila, Melpon Putra, Jakarta, 1991, hlm 9
Universitas Sumatera Utara
apabila diantara mereka telah ada perjanjian kerja. Hubungan kerja sebagai bentuk
hubungan hukum lahir atau tercipta setelah adanya perjanjian kerja antara pekerja
dengan pengusaha. 3
Pada dasarnya hubungan kerja terjadi setelah adanya perjanjian kerja.
Hubungan kerja yaitu hubungan antara pekerja dengan pengusaha. Perjanjian
kerja adalah perjanjian antara pengusaha dengan pekerja dengan menerima upah
dan dimana pengusaha menyatakan kesanggupannya untuk mempekerjakan
pekerja dengan membayar upah. Adapun tujuan diadakannya perjanjian kerja
adalah sebagai berikut:
1. Agar terciptanya kepastian dalam segala hal yang berhubungan dengan
masalah hubungan kerja antara kedua belah pihak.
2. Agar tercapainya jaminan kepastian pemenuhan kewajiban timbal balik antar
pihak yang telah mereka setujui bersama sebelumnya.
3. Untuk menghindarkan berbagai kemungkinan kesewenang-wenangan dan
tindakan kerugian dari pihak yang satu terhadap pihak yang lain, dalam hal
pelaksanaan kewajiban masing-masing dan penghormatan atas hak pihak lain.
4. Untuk
menjernihkan
suasana dan semangat
kerja para pihak
dan
menjauhkannya dari berbagai ketidakjelasan, rasa tanda tanya, berbagai
prasangka negatif dan kekurangsemangatan kerja.
5. Untuk menjaga dan memelihara hubungan baik yang selama mungkin antara
pihak pengusaha dan pihak pekerja, melalui stabilitas kerja serta stabilitas
3
Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2003, hlm 53
Universitas Sumatera Utara
situasi dan kondisi perburuhan yang berusaha dicapai oleh perjanjian kerja itu
sendiri.
6. Untuk sedapat mungkin menghindarkan terjadinya perselisihan antar pihak
dalam hubungan kerja tersebut. 4
Perjanjian kerja mempunyai manfaat yang besar bagi para pihak yang
mengadakan perjanjian tersebut. Hal ini hendaknya harus disadari karena
perjanjian kerja yang dibuat dan diamati secara baik akan dapat menciptakan
suatu ketenangan kerja, jaminan kepastian hak dan kewajiban baik bagi pekerja
maupun pengusaha. Akibat lebih jauh nantinya produktivitas akan semakin
meningkat, sehingga pengusaha akan dapat mengembangkan perusahannya dan
lebih luas lagi dapat membuka lapangan kerja baru.
Banyaknya tenaga kerja berakibat kesempatan kerja menjadi sangat
terbatas, maka banyak calon tenaga kerja yang saling berebut dalam mencari
pekerjaan. Pengusaha dalam merekrut tenaga kerjanya terkesan kurang
memperhatikan hak-hak dan kesejahteraan para pekerjanya, sehingga banyak
perjanjian kerja yang dibuat oleh pengusaha kurang memenuhi syarat-syarat kerja.
Sebab pengusaha beranggapan, bahwa ia berada di posisi yang kuat sehingga
apabila ada pekerja yang tidak setuju dengan isi perjanjian kerja maka pengusaha
dapat memecat pekerjanya dengan seenaknya.
.
Dalam pasal 27 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi:
“Bahwa setiap warga negara mempunyai hak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi manusia”.
4
A. Ridwan Halim, Hukum Perburuhan Dalam Tanya Jawab, PT. Ghalia Indonesia,
Jakarta, 1985, hlm 26
Universitas Sumatera Utara
Ini berarti bahwa salah satu tujuan dari masyarakat Pancasila adalah
memberikan kesempatan kerja bagi tiap tenaga kerja untuk memperoleh pekerjaan
dan penghasilan yang memberikan kesejahteraan. Disamping jaminan hidup yang
layak, tenaga kerja juga menginginkan kepuasan yang datangnya dari pelaksanaan
pekerjaan yang ia sukai dan yang dapat ia lakukan dengan sebaik mungkin, untuk
mana ia mendapat penghargaan. Berdasarkan prinsip inilah kepada setiap tenaga
kerja diberikan kebebasan memilih pekerjaan yang sesuai. Dalam hubungan ini
harus diusahakan untuk membantu tenaga kerja dalam mengadakan penyesuaian
pekerjaan. 5
Perjanjian kerja pada masa sekarang ini masih sangat diperlukan sebagai
pendamping dari peraturan perundang-undangan yang berlaku karena secara
umum peraturan perundang- undangan ketenagakerjaan kita belum mengatur
secara terperinci tentang syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban masing-masing
pihak, khususnya dalam peningkatan kesejahteraan pekerja dan keluarganya.
Untuk pengaturan syarat-syarat kerja tersebut agar dapat dipedomani sehari-hari
dalam hubungan kerja, maka perlu diatur melalui Perjanjian Kerja, Peraturan
Perusahaan dan Perjanjian Kerja Bersama.
Perjanjian kerja sebagai suatu bentuk perikatan antara tenaga kerja dan
majikan juga tunduk pada ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(KUH Perdata). Pasal 1233 KUH Perdata menentukan bahwa: “Tiap-tiap
perikatan dilahirkan baik karena perjanjian, maupun karena undang-undang”.
5
Ramdlon Naning, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang Jaminan Sosial
Tenaga Kerja, PT. Ghalia Indonesia, Jakarta, 1983, hlm 18
Universitas Sumatera Utara
Dari ketentuan tersebut diketahui bahwa perikatan yang lahir dari
perjanjian memang dikehendaki para pihak sedangkan perikatan yang timbul
karena undang-undang menurut Pasal 1352 KUH Perdata diperinci menjadi 2
(dua), yaitu:
1. Perikatan yang timbul semata-mata karena undang-undang
2. Perikatan yang timbul dari undang-undang akibat dari perbuatan orang.
Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata menentukan, “semua persetujuan yang
dibuat
secara sah
berlaku
sebagai undang-undang
bagi
mereka
yang
membuatnya”. Ketentuan Pasal 1338 ayat (1) jo Pasal 1320 mengandung asas
kebebasan berkontrak maksudnya, setiap orang bebas untuk mengadakan atau
tidak mengadakan perjanjian serta bebas untuk menentukan bentuk dan isi dari
perjanjian tersebut
menurut
yang dikehendaki dalam batas-batas tidak
bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan dan ketertiban umum.
Asas kebebasan berkontrak ini juga mendorong para pihak untuk saling
mengadakan perjanjian yang bebas bentuknya, termasuk dalam perjanjian kerja.
Pasal 1601a KUH Perdata memberikan pengertian perjanjian kerja adalah “suatu
perjanjian di mana pihak kesatu (pekerja), mengikatkan dirinya untuk di bawah
perintah pihak yang lain (majikan) untuk suatu waktu tertentu melakukan
pekerjaan dengan menerima upah”.
Perjanjian kerja merupakan titik tolak lahirnya hubungan kerja antara
seorang tenaga kerja dengan pengusaha/majikan. Menurut Pasal 1 Angka 14
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, perjanjian kerja
adalah perjanjian antara pekerja dengan pengusaha/pemberi kerja yang memuat
Universitas Sumatera Utara
syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak. Sahnya suatu perjanjian kerja
diatur dalam Pasal 52 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 yang
menyebutkan bahwa perjanjian kerja dibuat atas dasar, yaitu:
1. Kesepakatan kedua belah pihak
2. Kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum
3. Adanya pekerjaan yang diperjanjikan
4. Pekerjaan yang diperjanjikan tidak boleh bertentangan dengan ketertiban
umum, kesusilaan, dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Berdasarkan pengertian perjanjian kerja di atas, dapat ditarik beberapa
unsur dari perjanjian kerja, yakni :
a. Adanya unsur work atau pekerjaan
Dalam suatu Perjanjian Kerja harus ada pekerjaan yang diperjanjikan
(objek perjanjian), pekerjaan tersebut haruslah dilakukan sendiri oleh pekerja,
hanya dengan seijin majikan dapat menyuruh orang lain. Hal ini dijelaskan
dalam KUH Perdata Pasal 1603a yang berbunyi: “Buruh wajib melakukan
sendiri pekerjaannya, hanya dengan seijin majikan ia dapat menyuruh orang
ketiga menggantikannya”.
b. Adanya unsur perintah
Manifestasi dari pekerjaan yang diberikan kepada pekerja oleh pengusaha
adalah pekerja yang bersangkutan harus tunduk pada perintah pengusaha
untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan yang diperjanjikan.
Universitas Sumatera Utara
c. Adanya upah
Upah memegang peranan penting dalam hubungan kerja (Perjanjian
Kerja), bahkan dapat dikatakan bahwa tujuan utama seorang pekerja bekerja
pada pengusaha adalah untuk memperoleh upah. 6
Dalam kemajuan sekarang ini, perusahaan dituntut lebih produktif dan
berkualitas sehingga layak jaminan sosial karyawan lebih diperhatikan. Pemberian
jaminan sosial akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan, ini
disebabkan karena faktor finansial masih merupakan motivator yang berpengaruh
dominan bagi karyawan. Maka setiap perusahaan perlu memperhatikan mengenai
jaminan sosial yang layak dan sesuai yaitu yang diharapkan oleh para karyawan.
Satu faktor penting yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja
karyawan adalah dengan pemberian jaminan sosial yang layak kepada karyawan.
Jaminan sosial serta hubungan antara karyawan dan pihak perusahaan akan dapat
terjalin dengan baik, sehingga karyawan sendiri akan berusaha untuk
meningkatkan prestasi kerja karena merasa dihargai oleh perusahaan.
Jaminan sosial merupakan faktor penting bagi karyawan karena
dimaksudkan untuk memberikan balas jasa yang dalam hal ini merupakan
pemberian rasa tenang bagi pekerja dan anggota beserta keluarganya yang
berfungsi untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Peran serta tenaga kerja
dalam meningkatkan profesionalisme dalam perusahaan semakin meningkat
dengan disertai berbagai tantangan dan resiko yang dihadapinya, oleh karena itu
kepada tenaga kerja perlu diberikan perlindungan, pemeliharaan dan peningkatan
6
Ibid., hlm 55-56
Universitas Sumatera Utara
kesejahteraannya, sehingga pada gilirannya akan mencapai tujuan yang
diharapkan oleh perusahaan. Dengan adanya jaminan sosial ini para karyawan
tidak perlu diliputi rasa khawatir dan cemas apabila ada sesuatu hal yang
menimpanya.
Program jaminan sosial bertujuan untuk menanggulangi berbagai peristiwa
yang menimbulkan ketidakpastian. Jadi jaminan sosial merupakan jaminan yang
diadakan dengan suka rela oleh majikan atau karena kewajiban untuk keperluan
atau kepentingan buruh yang ditujukan terhadap kebutuhan pada umumnya yang
tidak dapat dicukupi upah serta tidak mempunyai hubungan kerja.
Dengan uraian diatas tersebut, maka dipilihlah skripsi dengan judul
“TINJAUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA DAN JAMINAN
SOSIAL BAGI KARYAWAN SALES MARKETING PADA PERUSAHAAN
TOYOTA
MOBIL
INDONESIA
(STUDI
TERHADAP
PT.
ASTRA
INTERNATIONAL AUTO 2000 MEDAN)”
B.
Perumusan Masalah
Dari uraian
sebelumnya,
penulisan skripsi
ini akan
membahas
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pelaksanaan perjanjian kerja pada perusahaan Toyota
Mobil Indonesia di PT. Astra International Auto 2000 Medan?
2. Apa sajakah hambatan-hambatan yang timbul dalam pelaksanaan
perjanjian kerja pada perusahaan Toyota Mobil Indonesia di PT. Astra
International Auto 2000 Medan dan bagaimana cara penyelesaiannya?
Universitas Sumatera Utara
3. Bagaimana pelaksanaan program jaminan sosial bagi karyawan sales
marketing pada perusahaan Toyota Mobil Indonesia di PT. Astra
International Auto 2000 Medan?
C.
Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui lebih jauh sampai dimana pelaksanaan perjanjian
kerja dilaksanakan dan dipatuhi oleh para pihak khususnya bagi
karyawan sales marketing pada perusahaan Toyota Mobil Indonesia di
PT. Astra International Auto 2000 Medan.
2. Untuk mengetahui tentang hambatan-hambatan apa yang timbul dalam
pelaksanaan perjanjian kerja di PT. Astra International Auto 2000
Medan dan cara penyelesaiannya.
3. Untuk mengetahui tentang pelaksanaan program jaminan sosial bagi
karyawan sales marketing di PT. Astra International Auto 2000
Medan.
D.
Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yakni :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan
informasi serta kontribusi mengenai hukum ketenagakerjaan, menjadi
bahan kajian untuk menambah serta memperluas wawasan dan ilmu
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan khususnya di bidang ilmu hukum seperti hukum perjanjian
kerja, hukum jaminan sosial, hukum ketenagakerjaan, serta memperdalam
mengenai karyawan sales marketing berkaitan dengan perjanjian kerja dan
jaminan sosial di dalam suatu perusahaan.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi perkembangan hukum positif dan dapat memberikan
sumbangsih pemikiran untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan
dapat dipergunakan untuk memperkuat, membina serta mengembangkan
ilmu pengetahuan mengenai hukum ketenagakerjaan dan hal-hal mengenai
perjanjian kerja dan jaminan sosial bagi karyawan serta diharapkan dapat
memberi manfaat bagi masyarakat secara umum.
E.
Metode Penelitian
Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
menemukan
kenyataan-kenyataan
tentang
hukum
yang
berlaku
dalam
masyarakat.7
1. Sifat/Jenis Penelitian
Sifat atau jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi
ini adalah bersifat deskriptif analitis mengarah kepada penelitian yuridis
normatif, yaitu suatu penelitian yang dilakukan atau diajukan terhadap
7
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia, Jakarta, 2008,
hlm 78
Universitas Sumatera Utara
peraturan yang tertulis atau bahan hukum yang lain dan pelaksanaannya
di masyarakat yang dijadikan objek penelitian.
2. Bahan Hukum
Materi dalam skripsi ini diambil dari data sekunder. Adapun data
sekunder yang dimaksud adalah :
a. Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer adalah data-data berupa informasi dan
penjelasan berkenaan dengan sales marketing yang diperoleh dari
hasil wawancara berdasarkan studi lapangan yang dilakukan oleh
penulis dan dokumen-dokumen hukum yang mengikat dan
diterapkan oleh pihak yang berwenang seperti norma atau kaidah
dasar yaitu Pancasila dan peraturan perundang-undangan. Dalam
penulisan skripsi ini antara lain menggunakan Kitab UndangUndang Hukum Perdata, Peraturan Jaminan Sosial Tenaga Kerja,
Peraturan Ketenagakerjaan.
b. Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder yang digunakan dalam penulisan
skripsi ini adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen
yang berisi informasi atau hasil kajian terkait perjanjian bagi
karyawan sales marketing, seperti hasil kajian seminar-seminar,
jurnal-jurnal, buku-buku, makalah-makalah, serta karya tulis
ilmiah lainnya maupun tulisan-tulisan yang terdapat pada website
terpercaya yang mengulas tentang perjanjian kerja dan jaminan
Universitas Sumatera Utara
sosial dan hal lainnya yang ada kaitannya dengan pembahasan
pada skripsi ini sebagai bahan acuan di dalam penulisan skripsi ini.
c. Bahan Hukum Tersier
Bahan hukum tersier yang digunakan di dalam penulisan
skripsi ini adalah bahan-bahan yang memberikan petunjuk dan
penjelasan dari bahan hukum primer atau bahan hukum sekunder,
seperti kamus bahasa umum, kamus hukum, serta bahanbahan hukum di luar bidang hukum yang relevan dan dapat
digunakan untuk melengkapi data dalam penulisan skripsi ini.
3. Alat Pengumpul Data
Alat pengumpul data yang digunakan di dalam penulisan skripsi ini
adalah melalui studi lapangan yaitu wawancara dengan Bapak Adril
Amran SE. MM. Ak. CA selaku Koord Fin & Adm Head Sumatera, Perusahaan
Toyota Mobil Indonesia PT. Astra International Auto 2000, Tbk Cabang Medan
Sisingamangaraja dan studi pustaka (library research) untuk memperoleh data
yang berkaitan dengan objek yang diteliti.
4. Analisis Data
Di dalam penulisan skripsi ini untuk mengolah data yang
didapatkan dari penelusuran di lapangan dan studi pustaka (library
research) maka hasil penelitian ini menggunakan analisis kualitatif.
Analisis kualitatif yaitu merupakan analisis data yang tidak membutuhkan
populasi dan sampel dengan berdasarkan kualitas data untuk memperoleh
gambaran permasalahan secara mendalam dan komperehensif.
Universitas Sumatera Utara
Untuk memperoleh data dari sumber ini penulis memaparkan
temuan-temuan yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai tinjauan
perjanjian kerja dan jaminan sosial bagi karyawan sales marketing dalam
bentuk deskripsi naratif yang mudah dimengerti dan dipahami oleh orang
lain.
Dalam penulisan skripsi, metode pendekatan yang digunakan yaitu
secara deskriptif, dimulai dengan analisis terhadap perjanjian kerja dan
jaminan sosial bagi karyawan sales marketing sesuai dengan masalah
yang diteliti. Spesifikasi suatu penelitian bisa dicapai sampai tahap
deskriptif
atau
inferensial.
Penelitian
deskriptif
apabila
hanya
menggambarkan keadaan objek, sebaliknya penelitian inferensial tidak
hanya melukiskan, tetapi dengan keyakinan tertentu mengambil
kesimpulan-kesimpulan.
Selanjutnya,
berdasarkan
kesimpulan
itu
nantinya dijadikan dasar deduksi untuk menghadapi persoalan khusus
atau tindakan praktis dengan kejadian tertentu.8
Dengan spesifikasi demikian, diharapkan penulis dapat melakukan
tinjauan pelaksanaan perjanjian kerja dan jaminan sosial berdasarkan
permasalahan yang diteliti.
F.
Keaslian Penulisan
Berdasarkan penelusuran perpustakaan dan hasil-hasil pembahasan skripsi
yang sudah ada maupun yang sedang dilakukan ternyata belum pemah dilakukan
8
Sujitno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta, Penerbit Fakultas Psikologi
Universitas Gajah Mada, 1982, hlm 3
Universitas Sumatera Utara
pembahasan terhadap skripsi yang berjudul: Tinjauan Pelaksanaan Perjanjian
Kerja dan Jaminan Sosial bagi Karyawan Sales Marketing pada Perusahaan
Toyota Mobil Indonesia (Studi terhadap PT. Astra International Auto 2000
Medan)
Skripsi dengan judul di atas adalah judul yang belum pernah dibahas oleh
pihak manapun dan belum pernah dipublikasikan di media manapun dan ini
adalah murni hasil penelitian dan pemikiran dalam rangka melengkapi tugas guna
memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara.
G.
Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman dan pengerjaan terhadap materi skripsi
ini dan agar membuat sistematika secara teratur dalam bagian-bagian yang
semuanya saling berhubungan satu sama lain, maka penulis membaginya ke
dalam beberapa bab dan diantara bab-bab terdiri pula atas sub bab.
Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan membahas mengenai Latar Belakang,
Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian,
Metode Penelitian, Keaslian Penulisan, dan Sistematika Penulisan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJA,
HUKUM KETENAGAKERJAAN DAN JAMINAN SOSIAL
TENAGA KERJA
Dalam bab ini akan membahas mengenai perjanjian kerja secara
umum yang meliputi pengertian perjanjian kerja, timbulnya
perjanjian kerja, syarat perjanjian kerja, bentuk perjanjian kerja,
jenis perjanjian kerja, akibat perjanjian kerja, pihak-pihak yang
terkait dalam hubungan ketenagakerjaan, wanprestasi dan prestasi,
serta mengenai hukum ketenagakerjaan secara umum yang meliputi
pengertian
hukum
ketenagakerjaan,
sumber
hukum
ketenagakerjaan, serta jaminan sosial tenaga kerja secara umum
yang meliputi pengertian jaminan sosial, dasar hukum jaminan
sosial tenaga kerja, badan penyelenggaraan jaminan sosial tenaga
kerja, bentuk-bentuk jaminan sosial tenaga kerja.
BAB III
TINJAUAN UMUM TENTANG SALES MARKETING
Dalam bab ini akan membahas mengenai Pengertian Sales
Marketing, Fungsi Sales Marketing, serta Tugas Sales Marketing.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
TINJAUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA DAN
JAMINAN
SOSIAL
BAGI
KARYAWAN
SALES
MARKETING PADA PERUSAHAAN TOYOTA MOBIL
INDONESIA PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL AUTO
2000 MEDAN
Dalam bab ini akan membahas mengenai Gambaran Umum
Perusahaan Toyota Mobil Indonesia PT. Astra International, Tbk
Cabang Medan Sisingamangaraja, Pelaksanaan Perjanjian Kerja di
Perusahaan Toyota Mobil Indonesia PT. Astra International, Tbk
Cabang Medan Sisingamangaraja, Hambatan-Hambatan yang
Timbul
dalam
Mengatasinya,
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Perjanjian
Program
Kerja
Jaminan
dan
Cara
Sosial
bagi
Karyawan Sales Marketing pada Perusahaan Toyota Mobil
Indonesia
PT.
Astra
International,
Tbk
Cabang
Medan
Sisingamangaraja.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini akan membahas mengenai kesimpulan dan saran
yang diperoleh dari penulisan skripsi ini.
Universitas Sumatera Utara