KONSTRUKSI SOSIAL MEMBACA BUKU PERPUSTAKAAN DI KALANGAN SISWA SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN 2014 2015 | Kurniawan | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 5694 12201 1 SM
KONSTRUKSI SOSIAL MEMBACA BUKU PERPUSTAKAAN
DI KALANGAN SISWA SMA NEGERI 2 SUKOHARJO
TAHUN 2014/2015
Bayu Aji Kurniawan
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi dan faktor-faktor yang
mempengaruhi siswa dalam membaca buku perpustakaan. Penelitian ini dilaksanakan di
SMA Negeri 2 Sukoharjo dengan subyek penelitian siswa kelas XI IPS.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan strategi
fenomenologi. Sumber data berasal dari observasi, wawancara dan dokumen. Wawancara
dilakukan dengan informan kunci yaitu siswa kelas XI IPS dan informan pendukung adalah
petugas perpustakaan, guru, serta wakasek kurikulum. Observasi berkaitan dengan perilaku
siswa dalam membaca buku perpustakaan SMA Negeri 2 Sukoharjo, dan dokumen yang
digunakan berkaitan dengan jumlah pengunjung, jumlah peminjam buku perpustakaan, dan
jumlah koleksi buku yang tersedia di perpustakaan. Penelitian ini menggunakan teknik
pengambilan informan dengan cara purposive. Teknik analisis data menggunakan model
analisis interaktif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan
dan verifikasi.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi siswa tentang membaca buku
perpustakaan meliputi membaca buku perpustakaan sebagai hiburan, membaca buku
perpustakaan untuk menghabiskan waktu, membaca buku perpustakaan ketika ada
permintaan dari guru, dan membaca buku perpustakaan untuk mengerjakan tugas. Faktorfaktor yang mempengaruhi siswa dalam membaca buku perpustakaan terdiri dari dua, yaitu
faktor penghambat dan faktor pendorong. Faktor penghambat meliputi kurangnya guru dalam
memanfaatkan perpustakaan, kurangnya perhatian dari keluarga dalam hal membaca buku,
dan kurangnya motivasi dalam diri siswa untuk membaca buku. Sedangkan faktor pendorong
siswa dalam membaca buku perpustakaan, antara lain ketersediaan bahan bacaan sesuai
dengan minat siswa, keberadaan musik di ruang perpustakaan,dan suasana perpustakaan yang
tenang.
Berkaitan dengan teori konstruksi sosial bahwa perilaku membaca buku perpustakaan
di kalangan siswa SMA Negeri 2 Sukoharjo tidak lepas dari pengaruh lingkungan primer dan
sekunder siswa. Lingkungan primer dan sekunder memberikan pengetahuan dan pengalaman
bagi siswa mengenai membaca buku, dimana lingkungan tersebut kurang mendukung siswa
dalam hal membaca.
Kata kunci : Konstruksi Sosial, Membaca, Buku, Perpustakaan.
mengenai membaca yaitu membaca
PENDAHULUAN
Dalam proses pendidikan
dibutuhkan
suatu
alat
untuk
buku
yang
pendidikan.
menunjang
Namun
proses
persoalan
mencapai tujuan pendidikan. Salah
mengenai membaca buku mulai
satunya
mencuat ke permukaan seiring
adalah
dengan
buku.
Sebagai jalan menuju pengetahuan,
dengan
buku memegang peran yang sangat
Dunia pendidikan yang identik
penting
dengan membaca mulai mengalami
dalam
dunia
pendidikan.Karena
pentingnya
berkembangnya
jaman.
degradasi.
fungsi buku bagi dunia pendidikan,
Berdasarkan survey yang
maka dalam Permendiknas Nomor
telah dilakukan pada tahun 2012
2 Tahun 2008 Badan Standar
UNESCO
Nasional Pendidikan (BSNP) harus
indeks minat baca warga Indonesia
melakukan penilaian dan kelayakan
baru
buku teks pelajaran pada satuan
Artinya dalam setiap 1.000 orang
pendidikan SD, SMP dan SMA.
Indonesia hanya ada satu orang
Dengan
seseorang
membaca
akan
buku
mendapatkan
banyak informasi. Mudjito dalam
yang
bahwa
“membaca
mencapai
bahwa
angka
memiliki
0,001.
minat
baca.
(Poskotanews, Edisi 27 September
2013),
bukunya Pembinaan Minat Baca
mengatakan
melaporkan
Sampai saat ini minat baca
warga Indonesia masih terbilang
merupakan alat bagi orang-orang
sangat
yang melek huruf untuk membuka
kebiasaan
jendela ilmu pengetahuan dan
kalangan siswa ini dipengaruhi
pengalaman
oleh beberapa faktor. Gerungan
yang
luas
dan
rendah.
Lunturnya
membaca
buku
”...faktor
di
mendalam dalam bentuk karya
menyatakan,
cetak atau karya tulis” (2011: 62).
maupun eksternal dapat mengubah
Dalam dunia pendidikan
atau membentuk
sudah pasti tidak dapat dipisahkan
baru” (2002: 167).
dengan
perpustakaan.
perpustakaan
sekolah
internal
attitude
yang
Melalui
Faktor internal dalam hal
berupaya
ini berkaitan dengan bakat, minat,
membangun minat membaca siswa.
kecerdasan,
Dalam sekolah sudah barang tentu
kemampuan
konstruksi
sesuatu. Sedangkan faktor eksternal
yang
dimunculkan
motivasi
kognitif
dan
terhadap
meliputi sesuatu yang ada di luar
Negeri
individu.
membaca buku perpustakaan. 2)
Keluarga
sebagai
faktor
2
Sukoharjo
Mengetahui
tentang
faktor
yang
eksternal dimana individu pertama
mempengaruhi kebiasaan membaca
kali
buku perpustakaan di kalangan
bersosialisasi
mempunyai
peran yang sangat penting. Selain
siswa SMA Negeri 2 Sukoharjo.
memiliki fungsi sebagai tempat
sosialisasi pertama bagi individu,
keluarga
juga
sebagai
METODE PENELITIAN
Penelitian ini mengambil
tempat
lokasi di SMA Negeri 2 Sukoharjo
edukasi.
Peran
sekolah
dalam
meningkatkan minat baca siswa
dengan subyek penelitian yaitu
kelas XI IPS.
Penelitian ini menggunakan
salah satunya dengan pengadaan
perpustakaan sesuai dengan UU
pendekatan
Perpustakaan Nomor 43 Tahun
dengan
2007 Pasal 23 Ayat 1 menyatakan,
Bogdan & Taylor mendefinisikan
“setiap sekolah/madrasah wajib
“penelitian kualitatif sebagai suatu
menyelenggarakan
prosedur
perpustakaan
deskriptif
strategi
kualitatif
fenomenologi.
penelitian
yang
yang memenuhi standar Nasional
menghasilkan
Pendidikan”.
berupa kata-kata tertulis atau lisan
Namun
tampaknya
bahwa
data
deskriptif
demikian
dari orang-orang dan perilaku yang
membaca
dapat diamati” (Moleong, 2001: 3).
(terutama membaca buku) belum
Sedangkan
dirasakan sebagai suatu kebutuhan
fenomenologi
sehari-hari. Kesadaran dalam diri
“penelitian
siswa akan pentingnya membaca
fenomenologi berusaha memahami
buku untuk kemajuan dirinya juga
arti peristiwa dan kaitan-kaitannya
belum tumbuh secara maksimal.
terhadap orang-orang biasa dalam
Budaya mendengarkan, berbicara
situasi-situasi tertentu” (2001: 9).
dan bertanya masih kental dalam
bagi
dalam
Moleong,
pandangan
Sumber data berasal dari
observasi
masyarakat kita.
pendekatan
pasif,
wawancara
atas
mendalam dan analisis dokumen.
penelitian ini bertujuan untuk : 1)
Untuk pengambilan data, penelitian
Mengetahui persepsi siswa SMA
ini menggunakan teknik purposive.
Dari penjelasan di
Dalam
metode
cuplikan
yang
bersifat
selektif.
pursposive,
bahwa terdapat berbagai macam
lebih
persepsi mengenai membaca buku
Pengambilan
perpustakaan di kalangan siswa.
diambil
pada
Persepsi tersebut terbgai menjadi
terhadap
empat bagian. Pertama, bahwa
sesuatu, dan kenyataan yang ada di
membaca buku perpustakaan di
lapangaan.
kalangan
cuplikan
didasarkan
keingintahuan
peneliti
Dalam penelitian kualitatif,
siswa
sebagai
suatu
aktivitas yang menghibur. Artinya
validitas data tidak dapat ditangkap
siswa
secara
untuk
membaca buku perpustakaan hanya
menguji keabsahan hasil penelitian
untuk kesenangan semata. Dalam
adalah
melakukan
hal ini buku yang di baca siswa
triangulasi. Dalam penelitian ini,
bukanlah buku pelajaran, tetapi
penulis menggunakan triangulasi
lebih cenderung pada buku cerita
sumber dan triangulasi metode.
atau novel dan koran olahraga. Hal
Sumber yang dmaksud ialah dari
ini karena baik buku novel maupun
siswa, teman, guru dan petugas
koran olahraga lebih menghibur
perpustakaan.
Sedangkan
daripada ketika siswa membaca
triangulasi metode yang dimaksud
buku pelajaran yang membutuhkan
yaitu
energi lebih untuk memahami isi
pasti,
sehingga
dengan
menyilangkan
hasil
dari
observasi, wawancara serta analisis
melakukan
kegiatan
bacaan.
Kedua,
dokumen.
yaitu
aktivitas
ini
membaca buku perpustakaan untuk
menggunakan teknik analisis data
menghabiskan waktu. Berdasarkan
dengan model analisis interaktif.
hasil penelitian, terlihat bahwa
Model analisis ini terdapat 3 (tiga)
siswa
langkah
data,
membaca buku perpustakaan ketika
penarikan
terdapat waktu senggang. Dalam
Dalam
yaitu
penelitian
reduksi
penyajian data serta
melakukan
kegiatan
hal ini waktu senggang meliputi
kesimpulan dan verifikasi.
jam istirahat dan jam pelajaran
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh penulis, di ketahui
kosong.
Ketika
jam
pelajaran
kosong dan guru tidak memberikan
tugas untuk di kerjakan, maka
sebagian
siswa
memilih
untuk
berkunjung ke perpustakaan untuk
dilakukan
membaca buku. Hal ini dilakukan
dimana
siswa untuk mengisi waktu luang.
siswinya
Namun
selalu
perpustakaan dan membaca buku-
ketika jam istirahat maupun jam
buku yang ada disana. Setelah
pelajaran kosong siswa berkunjung
mereka membaca buku selanjutnya
ke perpustakaan untuk membaca
siswa harus membuat resume atas
buku. Dari hasil wawancara dengan
apa yang di bacanya.
demikian
tidak
salah
ia
menyuruh
untuk
Pada
petugas perpustakaan, kebanyakan
seorang
guru,
siswa-
pergi
bagian
ke
terakhir,
siswa pada jam istirahat atau jam
membaca buku perpustakaan bagi
pelajaran kosong lebih memilih
siswa
untuk membeli makanan di kantin
mengerjakan tugas. Kegiatan ini
dan mengobrol dengan temannya
terjadi
daripada pergi ke perpustakaan
mengerjakan tugas yang diberikan
untuk membaca buku. Petugas
oleh guru, dalam hal ini adalah
perpustakaan juga mengungkapkan
tuags rumah. Ketika siswa belum
bahwa memang ada siswa yang
mengerjakan tugas rumah, maka
berkunjung dan membaca buku
guru akan meminta siswa untuk
ketika jam pelajaran kosong, akan
menyelesaikan dan mengerjakan
tetapi jumlahnya tidak banyak.
tugas tersebut di perpustakaan.
Bagian ketiga yaitu aktivitas
siswa
dalam
ketika
ketika
siswa
belum
Selain untuk mengerjakan tugas
buku
rumah, siswa juga memanfaatkan
perpustakaan ketika ada permintaan
perpustakaan untuk mengerjakan
dari guru. Pada bagian ini siswa
tugas
pergi
untuk
bersangkutan dengan hasil study
memenuhi permintaan dari guru.
tour siswa, yaitu pembuatan karya
Dengan kata lain ada tuntutan dari
tulis. Untuk membuat karya tulis
guru pada siswa untuk membaca
siswa
buku-buku perpustakaan. Dalam
berupa buku cetak, dimana salah
hal ini guru memberikan tugas
satu tempat yang menyediakan
tersebut
refrensi
ke
membaca
dilakukan
perpustakaan
dengan
tujuan
untuk
meningkatkan minat baca siswa
tahunan.
Tugas
membutuhkan
ini
referensi
tersebut
adalah
perpustakaan.
terhadap buku-buku perpustakaan.
Dalam
Hal ini sesuai dengan apa yang
perpustakaan
membaca
siswa
juga
buku
di
pengaruhi oleh beberapa faktor.
dorongan siswa untuk mengunjungi
Faktor tersebut terbagi menjadi dua
perpustakaan. Hal ini tidak lain
yaitu
karena
faktor
pendorong
dan
setiap
rang
memiliki
penghambat siswa dalam membaca
gayanya
buku.
memahami suatu bacaan. Namun
Pada
faktor
pendorong
sendiri-sendiri
terdapat tiga hal, yang pertama
demikian
yaitu keberdaan musik. Keberadaan
kebanyakan
musik hampir selalu di temukan
perpustakaan
dalam
suasana
setiap
tempat,
tidak
dari
hasil
dalam
penelitian,
siswa
pergi
untuk
tenang
ke
mencari
ketika
jam
terkecuali di perpustakaan. Salah
pelajaran kosong. Mereka memilih
satu upaya petugas perpustakaan
pergi
untuk menarik siswa mengunjungi
merasa terganggu dengan suasana
perpustakaan
kelas yang ramai gaduh ketika jam
yaitu
dengan
menyalakan musik. Dengan adanya
ke
perpustakaan
pelajaran kosong.
musik di harapkan siswa akan
Ketiga
betah berlama-lama membaca buku
ketersediaan
disana. lagu yang diputar juga
sesuai
menyesuaikan
Ketersediaan
dengan
karena
yaitu
karena
bahan
bacaan
minat
siswa.
bahan
bacaan
perkembangan minat siswa. Selain
memegang peran yang cukup
itu
penting
petugas
perpustakaan
juga
ketika
di
kaitkan
meminta
dengan usaha meningkatkan
lagu-lagu tertentu atau dengan kata
minat baca siswa. Siswa tidak
lain request lagu.
akan
melayani
siswa
Kedua
yang
yaitu
kondisi
tertarik
mengunjungi
perpustakaan yang tenang. Bagi
ketika
sebagian
senanginya
siswa
kondisi
ruang
disana.
membantunya
ketersediaan
berkonsentrasi
perpustakaan
sesuatu
perpustakaan yang tenang dapat
untuk
yang
tidak
Dengan
tersedia
demikian
bahan
sesuai
Berbeda dengan bagian pertama
penting di perhatikan oleh
dimana
pengelola perpustakaan.
musik
membuat siswa nyaman dan enjoy,
pada
bagian
ini
kondisi
perpustakaan yang tenang menjadi
siswa
bacaan
dalam memahami suatu bacaan.
keberadaan
minat
di
Berdasarkan
wawancara,
siswa
yang
sangat
hasil
hampir
semua
memanfaatkan
perpustakaan
dikarenakan
memanfaatkan
sarana
tersedianya bahan bacaan yang
perpustakaan
sesuai dengan minatnya. Bagi
pembelajaran.
siswa
perempuan,
membuat
siswa
kurang
perpustakaan
mengenal
arti
penting
mengunjungi
bertujuan
untuk
membaca
penunjang
siswa
belajar.
mengunjungi
yang
perpustakaan
proses
Hal
perpustakaan
buku cerita novel. Sedangkan
laki-laki
dalam
ini
sebagai
dalam
proses
Rendahnya
guru
memanfaatkan
perpustakaan
lebih karena tersedianya koran
dalam
pembelajaran
olahraga.
akibat kurangnya koleksi buku
Kecenderungan
proses
siswa dalam memilih bahan
pelajaran
bacaan ini tidak terlepas dari
perpustakaan.
pengaruh lingkungan keluarga
koleksi
dan
membuat
masyarakat.
Dimana
yang
tersedia
di
Kurangnya
buku
pelajaran
guru
enggan
sewaktu mereka kecil pada
menggunakan
perpustakaan
anak laki laki lebih diajarkan
dalam
pembelajaran
sifat-sifat maskulin dan pada
karena tidak sesuai dengan
anak
jumlah siswa.
perempuan
lebih
diajarkan sifat-sifat feminin.
proses
Kedua
bahwa
keluarga
Bentukan dari keluarga dan
kurang mendorong siswa untuk
masyarakat
terus meningkatkan minatnya
itu
selanjutnya
mempengaruhi siswa dalam
dalam
memilih bahan bacaan sesuai
dengan jenis kelamin.
Selain faktor pendorong,
terdapat
juga
membaca
buku.
Keluarga
sebagai
tempat
sosialisasi
primer
individu
mempunyai beberapa fungsi,
faktor
salah satunya
dalam
edukasi.
Dimana
membaca buku perpustakaan.
berikan
pengetahuan
Faktor yang pertama yaitu
pembelajaran
karena
sesuatu. Begitu juga dengan
penghambat
siswa
kurangnya
memanfaatkan
guru
perpustakaan.
membaca
yaitu fungsi
anak
di
dan
mengenai
buku.
Minat
Berdasarkan hasil penelitian,
membaca buku siswa di bentuk
terlihat bahwa guru kurang
dari awal di dalam lingkungan
keluarga. Dari hasil penelitian,
terhadap buku. Hal ini juga
kebanyakan
tidak
terlihat dari data pengunjung
pembelajaran
perpustakaan, dimana jumlah
siswa
memperoleh
mengenai membaca. Artinya
pengunjung
anggota
sangat
keluarga
yang
sangat
rendah
berpengaruh
perpustakaan
fluktuatif.
pengunjung
yang
Jumlah
fluktuatif
dalam hal membaca buku.
tersebut terkait dengan jam
Orang tua kurang memiliki
pelajaran kosong dan juga
minat membaca, sehingga anak
peminjaman
buku
meniru perilaku dari orang-
melengkapi
pembelajaran.
orang yang berpengaruh dalam
Kebanyakan siswa berkunjung
keluarga seperti orang tua.
ke perpustakaan bukan untuk
Dengan kata lain orang tua
membaca buku, akan tetapi
yang kurang gemar membaca
untuk meminjam buku guna
akan menciptakan anak yang
melengkapi
juga kurang memiliki minat
pembelajaran seperti al-quran
membaca.
untuk
Ketiga
guna
proses
melengkapi
pelajaran
kurangnya
agama, kamus untuk pelajaran
motivasi dari dalam diri siswa.
bahasa, peta untuk pelajaran
Faktor penghambat terbesar
geografi dan sebagainya.
yaitu
dalam
meningkatkan
baca
terhadap
Berkaitan
minat
buku-buku
dengan
teori
konstruksi sosial, fenomena
dari
membaca buku perpustakaan
dalam diri siswa. Rendahnya
di kalangan siswa dapat di
motivasi
siswa
jelaskan dalam tiga proses.
minatnya
Proses tersebut antara lain
perpustakaan
berasal
belajar
mempengaruhi
dalam membaca buku-buku
eksternalisasi,
perpustakaan.
dan
Berdasarkan
obyektifikasi
internalisasi.
Perilaku
hasil observasi yang dilakukan
membaca buku perpustakaan
peneliti, hanya sedikit siswa
di
yang
semata-mata
terjadi
perpustakaan sebagai sumber
saja,
tetapi
belajar.
sebuah
memanfaatkan
Kebanyakan
siswa
kurang memiliki minat baca
kalangan
akan
siswa
alur
membentuknya.
tidak
begitu
terdapat
yang
Sebagai
makhluk sosial, individu tidak
juga akan mengikuti apa yang
mungkin dapat hidup sendiri.
dilakukan oleh orang tuanya.
Keberadaannya
tidak
Begitu juga sebaliknya, orang
mungkin stagnan, dengan kata
tua yang memiliki intensitas
lain
selalu
membaca buku yang tinggi
mengekspresikan diri sebagai
akan menciptakan anak yang
wujud aktualisasi.
memiliki
juga
akan
minat
membaca
tinggi.
Pengetahuan
dan
pengalamannya
mengenai
Selanjutnya individu akan
membaca buku perpustakaan
memasuki sosialisasi sekunder,
diperoleh melalui sosialisasi
dimana
primer dan sekunder. Dalam
lingkungan
sosialisasi
tempat
primer
siswa
dalam
hal
sekolah
ini
sebagai
bagi
individu
memperoleh pengetahuan dan
memperoleh pengetahuan dan
pengelamannya dari keluarga.
pengalamannya. Hampir sama
Sebagai
tempat
dengan
keluarga
memegang
pertama
peran
disini
penjelasan
peran
diatas,
orang
tau
membentuk
digantikan oleh guru. Perilaku
perilaku individu. Dalam hal
guru yang kurang mendorong
ini anak akan memaknai suatu
siswa dalam hal membaca
aktivitas
buku akan dimaknai sebagai
penting
dalam
yang
dilakukan
anggota keluarga sebagai dunia
kenyataan
obyektif satu-satunya dan yang
Berdasarkan hasil penelitian
dapat di pahami. Dari proses
guru
ini anak akan mengobyektivasi
sarana
suatu
sebagai
proses pembelajaran. Realitas
Secara
tersebut di maknai oleh siswa
kenyataan
aktivitas
obyektif.
kurang
ringkas dapat dijelaskan bahwa
sebagai
perilaku
bahwa
anggota
keluarga
obyektif.
memanfaatkan
perpustakaan
hal
yang
dalam
obyektif
keberadaan
dalam membaca buku akan
perpustakaan hanya sekedar
dimaknai oleh individu sebagai
syarat
kenyataan obyektif, sehingga
sekolah tanpa memiliki arti.
ketika orang tua kurang gemar
membaca buku maka anak
formal
berdirinya
Dengan pengetahuan dan
pengalaman
yang
diperoleh
siswa dalam sosialisasi primer
perpustakaan di kalangan siswa
dan
selanjutnya
SMA Negeri 2 Sukoharjo adalah
siswa akan menafsirkan secara
aktivitas yang dilakukan untuk
langsung
peristiwa
menghibur diri. Namun demikian
obyektif ke dalam dirinya atau
dalam teori konstruksi sosial Peter
dengan
lain
L. Berger tidak melihat peran
Setelah
media massa sebagai sesuatu yang
sekunder,
suatu
kata
menginternalisasi.
diinternalisasi
akan
maka
siswa
mengekspresikan
pengetahuan dan pengalaman
sangat
berpengaruh
dalam
masyarakat
modern
kehidupan
jaman sekarang.
Pendekatan
yang di dapatnya. Ekspresi
fenomenologi
yang muncul adalah wujud
yang diguanakan dalam penelitian
dari
ini
eksternalisasi
siswa.
dirasa
sudah
Dimana apabila pengetahuan
menjelaskan
dan
dalam
pengalaman
yang
tepat
dalam
konstruksi
siswa
membaca
buku
diperoleh mengenai membaca
perpustakaan,
buku rendah, maka wujud
siswa yang tampak di tingkat
eksternalisasi
permukaan baru bisa dipahami atau
siswa
dalam
membaca buku juga rendah.
Dengan kata lain terdapat
proses
manakala
mengungkapkan atau membongkar
sehingga
kesadaran atau dunia pengetahuan
(obyektivasi),
siswa.
Di
dan
sisi
kemudian ada proses penarikan
perpustakaan
kembali
koleksi
ke
bisa
apa yang tersembunyi dalam dunia
seakan-akan hal itu berada di
luar
perilaku
keluar
menarik
(ekstrenalisasi)
dijelaskan
karena
dalam
lain
seharusnya
terus
menambah
bahan
bacaan
sesuai
(internalisasi) sehingga yang
dengan kebutuhan siswa dalam
berada di luar seakan-akan
rangka meningkatka minat baca
berada di dalam diri.
siswa. Tidak hanya itu, diharapkan
guru
Berdasarkan penelitian dapat
konstruksi
berpartisipasi
dalam
rangka meningkatkan minat baca
Penutup
diambil
ikut
kesimpulan
membaca
bahwa
buku
siswa
terhadap
perpustakaan
buku-buku
dengan
cara
memanfaatkan sarana perpustakaan
sebagai penunjang dalam proses
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Bogdan, Robert & Taylor, Steven.
(1993). Kualitatif (DasarDasar Penelitian). Surabaya:
Usaha Nasional.
Gerungan.
(2002).
Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Refka
Aditama.
Mudjito. (2001). Pembinaan Minat
Baca. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Peraturan
Menteri
Pendidikan
Nasional Nomor 2 Tahun 2008
tentang buku
Peraturan
Menteri
Pendidikan
Nasional Nomor 43 Tahun
2007 tentang perpustakaan.
Poskotanews. (2013). Minat Baca
Warga
Indonesia
Sangat
Rendah. Diperoleh 14 Januari
2015
pukul
10.27
dari
http://poskotanews.com/2013/0
9/27/minat-baca-wargaindonesia-sangat-rendah/
DI KALANGAN SISWA SMA NEGERI 2 SUKOHARJO
TAHUN 2014/2015
Bayu Aji Kurniawan
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi dan faktor-faktor yang
mempengaruhi siswa dalam membaca buku perpustakaan. Penelitian ini dilaksanakan di
SMA Negeri 2 Sukoharjo dengan subyek penelitian siswa kelas XI IPS.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan strategi
fenomenologi. Sumber data berasal dari observasi, wawancara dan dokumen. Wawancara
dilakukan dengan informan kunci yaitu siswa kelas XI IPS dan informan pendukung adalah
petugas perpustakaan, guru, serta wakasek kurikulum. Observasi berkaitan dengan perilaku
siswa dalam membaca buku perpustakaan SMA Negeri 2 Sukoharjo, dan dokumen yang
digunakan berkaitan dengan jumlah pengunjung, jumlah peminjam buku perpustakaan, dan
jumlah koleksi buku yang tersedia di perpustakaan. Penelitian ini menggunakan teknik
pengambilan informan dengan cara purposive. Teknik analisis data menggunakan model
analisis interaktif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan
dan verifikasi.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi siswa tentang membaca buku
perpustakaan meliputi membaca buku perpustakaan sebagai hiburan, membaca buku
perpustakaan untuk menghabiskan waktu, membaca buku perpustakaan ketika ada
permintaan dari guru, dan membaca buku perpustakaan untuk mengerjakan tugas. Faktorfaktor yang mempengaruhi siswa dalam membaca buku perpustakaan terdiri dari dua, yaitu
faktor penghambat dan faktor pendorong. Faktor penghambat meliputi kurangnya guru dalam
memanfaatkan perpustakaan, kurangnya perhatian dari keluarga dalam hal membaca buku,
dan kurangnya motivasi dalam diri siswa untuk membaca buku. Sedangkan faktor pendorong
siswa dalam membaca buku perpustakaan, antara lain ketersediaan bahan bacaan sesuai
dengan minat siswa, keberadaan musik di ruang perpustakaan,dan suasana perpustakaan yang
tenang.
Berkaitan dengan teori konstruksi sosial bahwa perilaku membaca buku perpustakaan
di kalangan siswa SMA Negeri 2 Sukoharjo tidak lepas dari pengaruh lingkungan primer dan
sekunder siswa. Lingkungan primer dan sekunder memberikan pengetahuan dan pengalaman
bagi siswa mengenai membaca buku, dimana lingkungan tersebut kurang mendukung siswa
dalam hal membaca.
Kata kunci : Konstruksi Sosial, Membaca, Buku, Perpustakaan.
mengenai membaca yaitu membaca
PENDAHULUAN
Dalam proses pendidikan
dibutuhkan
suatu
alat
untuk
buku
yang
pendidikan.
menunjang
Namun
proses
persoalan
mencapai tujuan pendidikan. Salah
mengenai membaca buku mulai
satunya
mencuat ke permukaan seiring
adalah
dengan
buku.
Sebagai jalan menuju pengetahuan,
dengan
buku memegang peran yang sangat
Dunia pendidikan yang identik
penting
dengan membaca mulai mengalami
dalam
dunia
pendidikan.Karena
pentingnya
berkembangnya
jaman.
degradasi.
fungsi buku bagi dunia pendidikan,
Berdasarkan survey yang
maka dalam Permendiknas Nomor
telah dilakukan pada tahun 2012
2 Tahun 2008 Badan Standar
UNESCO
Nasional Pendidikan (BSNP) harus
indeks minat baca warga Indonesia
melakukan penilaian dan kelayakan
baru
buku teks pelajaran pada satuan
Artinya dalam setiap 1.000 orang
pendidikan SD, SMP dan SMA.
Indonesia hanya ada satu orang
Dengan
seseorang
membaca
akan
buku
mendapatkan
banyak informasi. Mudjito dalam
yang
bahwa
“membaca
mencapai
bahwa
angka
memiliki
0,001.
minat
baca.
(Poskotanews, Edisi 27 September
2013),
bukunya Pembinaan Minat Baca
mengatakan
melaporkan
Sampai saat ini minat baca
warga Indonesia masih terbilang
merupakan alat bagi orang-orang
sangat
yang melek huruf untuk membuka
kebiasaan
jendela ilmu pengetahuan dan
kalangan siswa ini dipengaruhi
pengalaman
oleh beberapa faktor. Gerungan
yang
luas
dan
rendah.
Lunturnya
membaca
buku
”...faktor
di
mendalam dalam bentuk karya
menyatakan,
cetak atau karya tulis” (2011: 62).
maupun eksternal dapat mengubah
Dalam dunia pendidikan
atau membentuk
sudah pasti tidak dapat dipisahkan
baru” (2002: 167).
dengan
perpustakaan.
perpustakaan
sekolah
internal
attitude
yang
Melalui
Faktor internal dalam hal
berupaya
ini berkaitan dengan bakat, minat,
membangun minat membaca siswa.
kecerdasan,
Dalam sekolah sudah barang tentu
kemampuan
konstruksi
sesuatu. Sedangkan faktor eksternal
yang
dimunculkan
motivasi
kognitif
dan
terhadap
meliputi sesuatu yang ada di luar
Negeri
individu.
membaca buku perpustakaan. 2)
Keluarga
sebagai
faktor
2
Sukoharjo
Mengetahui
tentang
faktor
yang
eksternal dimana individu pertama
mempengaruhi kebiasaan membaca
kali
buku perpustakaan di kalangan
bersosialisasi
mempunyai
peran yang sangat penting. Selain
siswa SMA Negeri 2 Sukoharjo.
memiliki fungsi sebagai tempat
sosialisasi pertama bagi individu,
keluarga
juga
sebagai
METODE PENELITIAN
Penelitian ini mengambil
tempat
lokasi di SMA Negeri 2 Sukoharjo
edukasi.
Peran
sekolah
dalam
meningkatkan minat baca siswa
dengan subyek penelitian yaitu
kelas XI IPS.
Penelitian ini menggunakan
salah satunya dengan pengadaan
perpustakaan sesuai dengan UU
pendekatan
Perpustakaan Nomor 43 Tahun
dengan
2007 Pasal 23 Ayat 1 menyatakan,
Bogdan & Taylor mendefinisikan
“setiap sekolah/madrasah wajib
“penelitian kualitatif sebagai suatu
menyelenggarakan
prosedur
perpustakaan
deskriptif
strategi
kualitatif
fenomenologi.
penelitian
yang
yang memenuhi standar Nasional
menghasilkan
Pendidikan”.
berupa kata-kata tertulis atau lisan
Namun
tampaknya
bahwa
data
deskriptif
demikian
dari orang-orang dan perilaku yang
membaca
dapat diamati” (Moleong, 2001: 3).
(terutama membaca buku) belum
Sedangkan
dirasakan sebagai suatu kebutuhan
fenomenologi
sehari-hari. Kesadaran dalam diri
“penelitian
siswa akan pentingnya membaca
fenomenologi berusaha memahami
buku untuk kemajuan dirinya juga
arti peristiwa dan kaitan-kaitannya
belum tumbuh secara maksimal.
terhadap orang-orang biasa dalam
Budaya mendengarkan, berbicara
situasi-situasi tertentu” (2001: 9).
dan bertanya masih kental dalam
bagi
dalam
Moleong,
pandangan
Sumber data berasal dari
observasi
masyarakat kita.
pendekatan
pasif,
wawancara
atas
mendalam dan analisis dokumen.
penelitian ini bertujuan untuk : 1)
Untuk pengambilan data, penelitian
Mengetahui persepsi siswa SMA
ini menggunakan teknik purposive.
Dari penjelasan di
Dalam
metode
cuplikan
yang
bersifat
selektif.
pursposive,
bahwa terdapat berbagai macam
lebih
persepsi mengenai membaca buku
Pengambilan
perpustakaan di kalangan siswa.
diambil
pada
Persepsi tersebut terbgai menjadi
terhadap
empat bagian. Pertama, bahwa
sesuatu, dan kenyataan yang ada di
membaca buku perpustakaan di
lapangaan.
kalangan
cuplikan
didasarkan
keingintahuan
peneliti
Dalam penelitian kualitatif,
siswa
sebagai
suatu
aktivitas yang menghibur. Artinya
validitas data tidak dapat ditangkap
siswa
secara
untuk
membaca buku perpustakaan hanya
menguji keabsahan hasil penelitian
untuk kesenangan semata. Dalam
adalah
melakukan
hal ini buku yang di baca siswa
triangulasi. Dalam penelitian ini,
bukanlah buku pelajaran, tetapi
penulis menggunakan triangulasi
lebih cenderung pada buku cerita
sumber dan triangulasi metode.
atau novel dan koran olahraga. Hal
Sumber yang dmaksud ialah dari
ini karena baik buku novel maupun
siswa, teman, guru dan petugas
koran olahraga lebih menghibur
perpustakaan.
Sedangkan
daripada ketika siswa membaca
triangulasi metode yang dimaksud
buku pelajaran yang membutuhkan
yaitu
energi lebih untuk memahami isi
pasti,
sehingga
dengan
menyilangkan
hasil
dari
observasi, wawancara serta analisis
melakukan
kegiatan
bacaan.
Kedua,
dokumen.
yaitu
aktivitas
ini
membaca buku perpustakaan untuk
menggunakan teknik analisis data
menghabiskan waktu. Berdasarkan
dengan model analisis interaktif.
hasil penelitian, terlihat bahwa
Model analisis ini terdapat 3 (tiga)
siswa
langkah
data,
membaca buku perpustakaan ketika
penarikan
terdapat waktu senggang. Dalam
Dalam
yaitu
penelitian
reduksi
penyajian data serta
melakukan
kegiatan
hal ini waktu senggang meliputi
kesimpulan dan verifikasi.
jam istirahat dan jam pelajaran
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh penulis, di ketahui
kosong.
Ketika
jam
pelajaran
kosong dan guru tidak memberikan
tugas untuk di kerjakan, maka
sebagian
siswa
memilih
untuk
berkunjung ke perpustakaan untuk
dilakukan
membaca buku. Hal ini dilakukan
dimana
siswa untuk mengisi waktu luang.
siswinya
Namun
selalu
perpustakaan dan membaca buku-
ketika jam istirahat maupun jam
buku yang ada disana. Setelah
pelajaran kosong siswa berkunjung
mereka membaca buku selanjutnya
ke perpustakaan untuk membaca
siswa harus membuat resume atas
buku. Dari hasil wawancara dengan
apa yang di bacanya.
demikian
tidak
salah
ia
menyuruh
untuk
Pada
petugas perpustakaan, kebanyakan
seorang
guru,
siswa-
pergi
bagian
ke
terakhir,
siswa pada jam istirahat atau jam
membaca buku perpustakaan bagi
pelajaran kosong lebih memilih
siswa
untuk membeli makanan di kantin
mengerjakan tugas. Kegiatan ini
dan mengobrol dengan temannya
terjadi
daripada pergi ke perpustakaan
mengerjakan tugas yang diberikan
untuk membaca buku. Petugas
oleh guru, dalam hal ini adalah
perpustakaan juga mengungkapkan
tuags rumah. Ketika siswa belum
bahwa memang ada siswa yang
mengerjakan tugas rumah, maka
berkunjung dan membaca buku
guru akan meminta siswa untuk
ketika jam pelajaran kosong, akan
menyelesaikan dan mengerjakan
tetapi jumlahnya tidak banyak.
tugas tersebut di perpustakaan.
Bagian ketiga yaitu aktivitas
siswa
dalam
ketika
ketika
siswa
belum
Selain untuk mengerjakan tugas
buku
rumah, siswa juga memanfaatkan
perpustakaan ketika ada permintaan
perpustakaan untuk mengerjakan
dari guru. Pada bagian ini siswa
tugas
pergi
untuk
bersangkutan dengan hasil study
memenuhi permintaan dari guru.
tour siswa, yaitu pembuatan karya
Dengan kata lain ada tuntutan dari
tulis. Untuk membuat karya tulis
guru pada siswa untuk membaca
siswa
buku-buku perpustakaan. Dalam
berupa buku cetak, dimana salah
hal ini guru memberikan tugas
satu tempat yang menyediakan
tersebut
refrensi
ke
membaca
dilakukan
perpustakaan
dengan
tujuan
untuk
meningkatkan minat baca siswa
tahunan.
Tugas
membutuhkan
ini
referensi
tersebut
adalah
perpustakaan.
terhadap buku-buku perpustakaan.
Dalam
Hal ini sesuai dengan apa yang
perpustakaan
membaca
siswa
juga
buku
di
pengaruhi oleh beberapa faktor.
dorongan siswa untuk mengunjungi
Faktor tersebut terbagi menjadi dua
perpustakaan. Hal ini tidak lain
yaitu
karena
faktor
pendorong
dan
setiap
rang
memiliki
penghambat siswa dalam membaca
gayanya
buku.
memahami suatu bacaan. Namun
Pada
faktor
pendorong
sendiri-sendiri
terdapat tiga hal, yang pertama
demikian
yaitu keberdaan musik. Keberadaan
kebanyakan
musik hampir selalu di temukan
perpustakaan
dalam
suasana
setiap
tempat,
tidak
dari
hasil
dalam
penelitian,
siswa
pergi
untuk
tenang
ke
mencari
ketika
jam
terkecuali di perpustakaan. Salah
pelajaran kosong. Mereka memilih
satu upaya petugas perpustakaan
pergi
untuk menarik siswa mengunjungi
merasa terganggu dengan suasana
perpustakaan
kelas yang ramai gaduh ketika jam
yaitu
dengan
menyalakan musik. Dengan adanya
ke
perpustakaan
pelajaran kosong.
musik di harapkan siswa akan
Ketiga
betah berlama-lama membaca buku
ketersediaan
disana. lagu yang diputar juga
sesuai
menyesuaikan
Ketersediaan
dengan
karena
yaitu
karena
bahan
bacaan
minat
siswa.
bahan
bacaan
perkembangan minat siswa. Selain
memegang peran yang cukup
itu
penting
petugas
perpustakaan
juga
ketika
di
kaitkan
meminta
dengan usaha meningkatkan
lagu-lagu tertentu atau dengan kata
minat baca siswa. Siswa tidak
lain request lagu.
akan
melayani
siswa
Kedua
yang
yaitu
kondisi
tertarik
mengunjungi
perpustakaan yang tenang. Bagi
ketika
sebagian
senanginya
siswa
kondisi
ruang
disana.
membantunya
ketersediaan
berkonsentrasi
perpustakaan
sesuatu
perpustakaan yang tenang dapat
untuk
yang
tidak
Dengan
tersedia
demikian
bahan
sesuai
Berbeda dengan bagian pertama
penting di perhatikan oleh
dimana
pengelola perpustakaan.
musik
membuat siswa nyaman dan enjoy,
pada
bagian
ini
kondisi
perpustakaan yang tenang menjadi
siswa
bacaan
dalam memahami suatu bacaan.
keberadaan
minat
di
Berdasarkan
wawancara,
siswa
yang
sangat
hasil
hampir
semua
memanfaatkan
perpustakaan
dikarenakan
memanfaatkan
sarana
tersedianya bahan bacaan yang
perpustakaan
sesuai dengan minatnya. Bagi
pembelajaran.
siswa
perempuan,
membuat
siswa
kurang
perpustakaan
mengenal
arti
penting
mengunjungi
bertujuan
untuk
membaca
penunjang
siswa
belajar.
mengunjungi
yang
perpustakaan
proses
Hal
perpustakaan
buku cerita novel. Sedangkan
laki-laki
dalam
ini
sebagai
dalam
proses
Rendahnya
guru
memanfaatkan
perpustakaan
lebih karena tersedianya koran
dalam
pembelajaran
olahraga.
akibat kurangnya koleksi buku
Kecenderungan
proses
siswa dalam memilih bahan
pelajaran
bacaan ini tidak terlepas dari
perpustakaan.
pengaruh lingkungan keluarga
koleksi
dan
membuat
masyarakat.
Dimana
yang
tersedia
di
Kurangnya
buku
pelajaran
guru
enggan
sewaktu mereka kecil pada
menggunakan
perpustakaan
anak laki laki lebih diajarkan
dalam
pembelajaran
sifat-sifat maskulin dan pada
karena tidak sesuai dengan
anak
jumlah siswa.
perempuan
lebih
diajarkan sifat-sifat feminin.
proses
Kedua
bahwa
keluarga
Bentukan dari keluarga dan
kurang mendorong siswa untuk
masyarakat
terus meningkatkan minatnya
itu
selanjutnya
mempengaruhi siswa dalam
dalam
memilih bahan bacaan sesuai
dengan jenis kelamin.
Selain faktor pendorong,
terdapat
juga
membaca
buku.
Keluarga
sebagai
tempat
sosialisasi
primer
individu
mempunyai beberapa fungsi,
faktor
salah satunya
dalam
edukasi.
Dimana
membaca buku perpustakaan.
berikan
pengetahuan
Faktor yang pertama yaitu
pembelajaran
karena
sesuatu. Begitu juga dengan
penghambat
siswa
kurangnya
memanfaatkan
guru
perpustakaan.
membaca
yaitu fungsi
anak
di
dan
mengenai
buku.
Minat
Berdasarkan hasil penelitian,
membaca buku siswa di bentuk
terlihat bahwa guru kurang
dari awal di dalam lingkungan
keluarga. Dari hasil penelitian,
terhadap buku. Hal ini juga
kebanyakan
tidak
terlihat dari data pengunjung
pembelajaran
perpustakaan, dimana jumlah
siswa
memperoleh
mengenai membaca. Artinya
pengunjung
anggota
sangat
keluarga
yang
sangat
rendah
berpengaruh
perpustakaan
fluktuatif.
pengunjung
yang
Jumlah
fluktuatif
dalam hal membaca buku.
tersebut terkait dengan jam
Orang tua kurang memiliki
pelajaran kosong dan juga
minat membaca, sehingga anak
peminjaman
buku
meniru perilaku dari orang-
melengkapi
pembelajaran.
orang yang berpengaruh dalam
Kebanyakan siswa berkunjung
keluarga seperti orang tua.
ke perpustakaan bukan untuk
Dengan kata lain orang tua
membaca buku, akan tetapi
yang kurang gemar membaca
untuk meminjam buku guna
akan menciptakan anak yang
melengkapi
juga kurang memiliki minat
pembelajaran seperti al-quran
membaca.
untuk
Ketiga
guna
proses
melengkapi
pelajaran
kurangnya
agama, kamus untuk pelajaran
motivasi dari dalam diri siswa.
bahasa, peta untuk pelajaran
Faktor penghambat terbesar
geografi dan sebagainya.
yaitu
dalam
meningkatkan
baca
terhadap
Berkaitan
minat
buku-buku
dengan
teori
konstruksi sosial, fenomena
dari
membaca buku perpustakaan
dalam diri siswa. Rendahnya
di kalangan siswa dapat di
motivasi
siswa
jelaskan dalam tiga proses.
minatnya
Proses tersebut antara lain
perpustakaan
berasal
belajar
mempengaruhi
dalam membaca buku-buku
eksternalisasi,
perpustakaan.
dan
Berdasarkan
obyektifikasi
internalisasi.
Perilaku
hasil observasi yang dilakukan
membaca buku perpustakaan
peneliti, hanya sedikit siswa
di
yang
semata-mata
terjadi
perpustakaan sebagai sumber
saja,
tetapi
belajar.
sebuah
memanfaatkan
Kebanyakan
siswa
kurang memiliki minat baca
kalangan
akan
siswa
alur
membentuknya.
tidak
begitu
terdapat
yang
Sebagai
makhluk sosial, individu tidak
juga akan mengikuti apa yang
mungkin dapat hidup sendiri.
dilakukan oleh orang tuanya.
Keberadaannya
tidak
Begitu juga sebaliknya, orang
mungkin stagnan, dengan kata
tua yang memiliki intensitas
lain
selalu
membaca buku yang tinggi
mengekspresikan diri sebagai
akan menciptakan anak yang
wujud aktualisasi.
memiliki
juga
akan
minat
membaca
tinggi.
Pengetahuan
dan
pengalamannya
mengenai
Selanjutnya individu akan
membaca buku perpustakaan
memasuki sosialisasi sekunder,
diperoleh melalui sosialisasi
dimana
primer dan sekunder. Dalam
lingkungan
sosialisasi
tempat
primer
siswa
dalam
hal
sekolah
ini
sebagai
bagi
individu
memperoleh pengetahuan dan
memperoleh pengetahuan dan
pengelamannya dari keluarga.
pengalamannya. Hampir sama
Sebagai
tempat
dengan
keluarga
memegang
pertama
peran
disini
penjelasan
peran
diatas,
orang
tau
membentuk
digantikan oleh guru. Perilaku
perilaku individu. Dalam hal
guru yang kurang mendorong
ini anak akan memaknai suatu
siswa dalam hal membaca
aktivitas
buku akan dimaknai sebagai
penting
dalam
yang
dilakukan
anggota keluarga sebagai dunia
kenyataan
obyektif satu-satunya dan yang
Berdasarkan hasil penelitian
dapat di pahami. Dari proses
guru
ini anak akan mengobyektivasi
sarana
suatu
sebagai
proses pembelajaran. Realitas
Secara
tersebut di maknai oleh siswa
kenyataan
aktivitas
obyektif.
kurang
ringkas dapat dijelaskan bahwa
sebagai
perilaku
bahwa
anggota
keluarga
obyektif.
memanfaatkan
perpustakaan
hal
yang
dalam
obyektif
keberadaan
dalam membaca buku akan
perpustakaan hanya sekedar
dimaknai oleh individu sebagai
syarat
kenyataan obyektif, sehingga
sekolah tanpa memiliki arti.
ketika orang tua kurang gemar
membaca buku maka anak
formal
berdirinya
Dengan pengetahuan dan
pengalaman
yang
diperoleh
siswa dalam sosialisasi primer
perpustakaan di kalangan siswa
dan
selanjutnya
SMA Negeri 2 Sukoharjo adalah
siswa akan menafsirkan secara
aktivitas yang dilakukan untuk
langsung
peristiwa
menghibur diri. Namun demikian
obyektif ke dalam dirinya atau
dalam teori konstruksi sosial Peter
dengan
lain
L. Berger tidak melihat peran
Setelah
media massa sebagai sesuatu yang
sekunder,
suatu
kata
menginternalisasi.
diinternalisasi
akan
maka
siswa
mengekspresikan
pengetahuan dan pengalaman
sangat
berpengaruh
dalam
masyarakat
modern
kehidupan
jaman sekarang.
Pendekatan
yang di dapatnya. Ekspresi
fenomenologi
yang muncul adalah wujud
yang diguanakan dalam penelitian
dari
ini
eksternalisasi
siswa.
dirasa
sudah
Dimana apabila pengetahuan
menjelaskan
dan
dalam
pengalaman
yang
tepat
dalam
konstruksi
siswa
membaca
buku
diperoleh mengenai membaca
perpustakaan,
buku rendah, maka wujud
siswa yang tampak di tingkat
eksternalisasi
permukaan baru bisa dipahami atau
siswa
dalam
membaca buku juga rendah.
Dengan kata lain terdapat
proses
manakala
mengungkapkan atau membongkar
sehingga
kesadaran atau dunia pengetahuan
(obyektivasi),
siswa.
Di
dan
sisi
kemudian ada proses penarikan
perpustakaan
kembali
koleksi
ke
bisa
apa yang tersembunyi dalam dunia
seakan-akan hal itu berada di
luar
perilaku
keluar
menarik
(ekstrenalisasi)
dijelaskan
karena
dalam
lain
seharusnya
terus
menambah
bahan
bacaan
sesuai
(internalisasi) sehingga yang
dengan kebutuhan siswa dalam
berada di luar seakan-akan
rangka meningkatka minat baca
berada di dalam diri.
siswa. Tidak hanya itu, diharapkan
guru
Berdasarkan penelitian dapat
konstruksi
berpartisipasi
dalam
rangka meningkatkan minat baca
Penutup
diambil
ikut
kesimpulan
membaca
bahwa
buku
siswa
terhadap
perpustakaan
buku-buku
dengan
cara
memanfaatkan sarana perpustakaan
sebagai penunjang dalam proses
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Bogdan, Robert & Taylor, Steven.
(1993). Kualitatif (DasarDasar Penelitian). Surabaya:
Usaha Nasional.
Gerungan.
(2002).
Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Refka
Aditama.
Mudjito. (2001). Pembinaan Minat
Baca. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Peraturan
Menteri
Pendidikan
Nasional Nomor 2 Tahun 2008
tentang buku
Peraturan
Menteri
Pendidikan
Nasional Nomor 43 Tahun
2007 tentang perpustakaan.
Poskotanews. (2013). Minat Baca
Warga
Indonesia
Sangat
Rendah. Diperoleh 14 Januari
2015
pukul
10.27
dari
http://poskotanews.com/2013/0
9/27/minat-baca-wargaindonesia-sangat-rendah/