DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIAN DI KECAMATAN LAMPASIO KABUPATEN TOLITOLI | Waliasih | GeoTadulako 9001 29515 1 SM
DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIAN
DI KECAMATAN LAMPASIO KABUPATEN TOLITOLI
Ni Luh Putu Waliasih(1), Aziz Budianta(2), Iwan Alim Saputra(3)
A 351 12 009
JURNAL
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2017
1
ABSTRAK
Ni Luh Putu Waliasih. 2017. “Daya Dukung Lahan Pertanian di Kecamatan Lampasio
Kabupaten Tolitoli”. Skripsi, Program Studi S1 Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako,
2017. Pembimbing (I) Aziz Budianta, dan Pembimbing (II) Iwan Alim Saputra.
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Lampasio Kabupaten Tolitoli. Fokus masalah
dalam penelitian ini terkait dengan tingkat daya dukung lahan pertanian di Kecamatan
Lampasio Kabupaten Tolitoli tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
tingkat daya dukung lahan pertanian. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
keruangan dengan metode penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Alat analisis yang
digunakan adalah analisis tingkat daya dukung lahan pertanian. Data yang digunakan
adalah data sekunder tahun 2015, sumber data berasal dari Dinas Pertanian dan Badan Pusat
Statistik Kecamatan Lampasio tahun 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya
dukung lahan pertanian di Kecamatan Lampasio tahun 2015 relatif tinggi karena nilai daya
dukung lahan pertanian tersebut >1 yaitu 5,05. Nilai tersebut menunjukkan bahwa
Kecamatan Lampasio mampu melaksanakan swasembada pangan dan mampu memberikan
hidup yang layak bagi penduduknya. Kecamatan Lampasio terdiri dari 9 desa yaitu ada 3
Desa yang nilai indeks daya dukung lahan pertaniannya >1 yaitu Sibea, Lampasio dan
Ogomatanang. Terdapat 5 desa yang nilai daya dukung lahan pertaniannya 1 is 5.05. The value indicates that Lampasio
district is capable of carrying out food self-sufficiency and able to provide decent living for
its inhabitans. Lampasio district cosnsists of 9 vilages namely there are 3 villages that the
value of the supporting index of agricultural land >1 that is Sibea villages, Lampasio and
Ogomatanang.There are 5 villages whose agricultural and supporting capacity is 1 berarti wilayah tersebut mampu melaksanakan swasembada pangan, dalam arti
jumlah penduduknya dibawah jumlah penduduk optimal.
III. σ = 1 berarti wilayah tersebut memiliki daya dukung lingkungan optimal. Jadi angka
satu merupakan batas ambang daya dukung lingkungan.
Berdasarkan asumsi tersebut maka tingkat daya dukung lahan pertanian dapat
diklasifikasikan menjadi tiga kelas yaitu kelas I, II, dan III yang di simbolkan dengan angka
romawi.
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi.
Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: [email protected]
5
Formulasi perhitungan untuk daya dukung lahan pertanian dapat dikalkulasikan jumlah
penduduk optimumnya yang dapat ditampung oleh wilayah tersebut. Formula penduduk
optimum ini adalah nilai daya dukung lahan pertanian dalam kondisi optimum atau sebesar 1
(satu).
Hasil dan Pembahasan
Daya dukung lahan pertanian merupakan indikator yang sederhana, yang menunjukkan
suatu wilayah dapat swasembada yang diukur dari ketersediaan bahan pangan khususnya
beras. Daya dukung lahan pertanian di Kecamatan Lampasio ditentukan dari perbandingan
antara ketersediaan lahan dengan lahan yang dibutuhkan oleh penduduk dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Daya dukung lahan pertanian yang di kemukakan Odum, Howard, dan
Issard Dasman 1992 dalam Muta’ali, 2012:45) mengacu pada konsep produktivitas lahan
pertanian dalam mencukupi Kebutuhan Fisiik Minimum. Daya dukung baik jika produksi
lahan mampu mencukupi kebutuhan khususnya pangan bagi penduduknya. Parameter yang
digunakan untuk mengukur tingkat daya dukung lahan pertanian terbatas pada empat indikator,
yakni: luas lahan panen (ha), jumlah penduduk (Jiwa), Kebutuhan Fisik Minimum
(Kg/kapita/tahun) dan produksi lahan rata-rata per hektar (Kg/ha).
Luas Panen (ha)
Luas panen merupakan salah satu variabel yang digunakan untuk menentukan tingkat
daya dukung lahan pertanian. Luas panen yang digunakan pada penelitian ini yaitu luas panen
padi, karena presentase luas panen padi akan menentukan besar kecilnya daya dukung, makin
besarnya presentase lahan yang dipakai untuk pertanian maka makin besar daya dukung wilayah
tersebut. Tanaman padi paling mendominasi pada sub sektor tanaman pangan di Kecamatan
Lampasio tahun 2015.
Penduduk (jiwa)
Jumlah penduduk persatuan luas akan mempengaruhi daya dukung lahan pertanian
demikian juga tingkat pertumbuhan penduduk. Jumlah penduduk yang besar dan tingkat
pertumbuhan penduduk yang tinggi tanpa di imbangi penyediaan lapangan kerja di luar
sektor pertanian akan menyebabkan tekanan penduduk makin meningkat. Jumlah penduduk
pada suatu wilayah akan berkaitan langsung dengan penyediaan bahan pangan, demikian juga
tingkat pertumbuhannya. Jumlah penduduk yang besar memerlukan bahan pangan yang lebih
banyak pula, sehingga permintaan lahan pertanian bertambah, namun biasanya pada lahan
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi.
Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: [email protected]
6
yang subur, sehingga lahan pertanian banyak dikonversikan untuk keperluan lain, kegiatan ini
akan mempengaruhi daya dukung lingkungan, jumlah penduduk diklasifikasikan berapa
presentase yang berprofesi sebagai petani.
Kebutuhan Fisik Minimum (kg/kapita/tahun)
Kebutuhan Fisik Minimum (KFM) yang diperlukan untuk menentukan besrnya daya
dukung wilayah lahan pertanian sangat dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan kondisi
wilayahnya. KFM penduduk kota yakni sebesar 480 kg/kapita/tahun, dan KFM penduduk
desa yakni 320 kg/ kapita/tahun. Kebutuhan Fisik Minimum penduduk desa yang digunakan
yaitu KFM = 320 kg/kapita/tahun sesuai dengan kondisi wilayahnya. KFM yang digunakan
untuk menentukan tingkat daya dukung lahan pertanian di Kecamatan Lampasio adalah
sebesar 320 kg/kapita/tahun. Kebutuhan Fisik Minimum digunakan karena mendekati
kenyataan yang sebenarnya dan adanya perbedaan KFM penduduk desa dan kota
(Sayogyo1982 dalam Muta’ali 2012).
Produksi Panen Padi Rata-Rata Per Hektar (kg/ha)
Produksi per satuan luas dan waktu dipergunakan rata-rata produksi padi per hektar per
tahun. Hasil per satuan luas ditentukan oleh iklim dan tingkat kesuburan tanah, semakin
tinggi curah hujannya maka makin tinggi pula hasil produksi yang di dapat dan
mengakibatkan daya dukungnya makin tinggi, hal ini berlaku sebaliknya. Tingkat kesuburan
tanah sangat berpengaruh terhadap produksi pertanian. Daya dukung lahan pertanian di
Kecamatan Lampasio tahun 2015 disajikan pada tabel berikut :
Tabel 1 Daya Dukung Lahan Pertanian di Kecamatan Lampasio Tahun 2015
No
1
2
3
4
5
6
Janja
Maibua
Sibea
Muliasari
Oyom
Salugan
1365
568
1529
353
2195
740
52
2
721
189
18
Produksi
Panen
(Kg
beras)
765
64.62
1565.99
765.43
1147.51
7
Lampasio
1942
743
973.1
320
1.16
8
Tinading
2235
314
1007.6
320
0.44
9
Ogomatanang
1200
522
1360
320
1.85
Kecamatan
Lampasio
12127
2564
7650.52
320
5.05
Nama Desa
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
Luas Panen
(Ha)
Kebutuhan Fisik
Minimum
(Kg/kapita/tahun)
Daya Dukung
Lahan
Pertanian
320
320
320
320
320
0.09
0
2.31
0.21
0.09
Sumber : Analisis Data Skunder 2015
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi.
Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: [email protected]
7
Berdasarkan tabel 4.17 hasil penelitian yang dilakukan di Kecamatan Lampasio
menunjukkan bahwa indeks daya dukung lahan pertanian di Kecamatan Lampasio bervariasi
namun tidak terlalu mencolok perbedaan variasi antara desa yang satu dengan yang lain.
Tingkat daya dukung lahan pertanian di Kecamatan Lampasio Kabupaten Tolitoli tahun 2015
adalah sebesar 5,05 atau berada pada kelas I menurut klasifikasi tingkat daya dukung lahan
pertanian. Hai ini berarti bahwa Kecamatan Lampasio memiliki indeks daya dukung lahan
pertanian yang tinggi.
Nilai indeks daya dukung lahan pertanian 5,05 artinya secara umum angka tersebut
menunjukkan bahwa Kecamatan Lampasio sudah mampu melaksanakan swasembada pangan.
Berdasarkan hasil penelitian di Kecamatan Lampasio yang terdiri dari 9 desa, bahwa hanya ada
3 desa yang bernilai >1, hal ini berarti hanya ada 3 desa yang mampu melaksanakan
swasembada pangan. Desa tersebut adalah Desa Sibea, Lampasio, dan Ogomatanang,
sedangkan 5 desa yang lain nilai daya dukung lahan pertaniannya
DI KECAMATAN LAMPASIO KABUPATEN TOLITOLI
Ni Luh Putu Waliasih(1), Aziz Budianta(2), Iwan Alim Saputra(3)
A 351 12 009
JURNAL
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2017
1
ABSTRAK
Ni Luh Putu Waliasih. 2017. “Daya Dukung Lahan Pertanian di Kecamatan Lampasio
Kabupaten Tolitoli”. Skripsi, Program Studi S1 Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako,
2017. Pembimbing (I) Aziz Budianta, dan Pembimbing (II) Iwan Alim Saputra.
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Lampasio Kabupaten Tolitoli. Fokus masalah
dalam penelitian ini terkait dengan tingkat daya dukung lahan pertanian di Kecamatan
Lampasio Kabupaten Tolitoli tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
tingkat daya dukung lahan pertanian. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
keruangan dengan metode penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Alat analisis yang
digunakan adalah analisis tingkat daya dukung lahan pertanian. Data yang digunakan
adalah data sekunder tahun 2015, sumber data berasal dari Dinas Pertanian dan Badan Pusat
Statistik Kecamatan Lampasio tahun 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya
dukung lahan pertanian di Kecamatan Lampasio tahun 2015 relatif tinggi karena nilai daya
dukung lahan pertanian tersebut >1 yaitu 5,05. Nilai tersebut menunjukkan bahwa
Kecamatan Lampasio mampu melaksanakan swasembada pangan dan mampu memberikan
hidup yang layak bagi penduduknya. Kecamatan Lampasio terdiri dari 9 desa yaitu ada 3
Desa yang nilai indeks daya dukung lahan pertaniannya >1 yaitu Sibea, Lampasio dan
Ogomatanang. Terdapat 5 desa yang nilai daya dukung lahan pertaniannya 1 is 5.05. The value indicates that Lampasio
district is capable of carrying out food self-sufficiency and able to provide decent living for
its inhabitans. Lampasio district cosnsists of 9 vilages namely there are 3 villages that the
value of the supporting index of agricultural land >1 that is Sibea villages, Lampasio and
Ogomatanang.There are 5 villages whose agricultural and supporting capacity is 1 berarti wilayah tersebut mampu melaksanakan swasembada pangan, dalam arti
jumlah penduduknya dibawah jumlah penduduk optimal.
III. σ = 1 berarti wilayah tersebut memiliki daya dukung lingkungan optimal. Jadi angka
satu merupakan batas ambang daya dukung lingkungan.
Berdasarkan asumsi tersebut maka tingkat daya dukung lahan pertanian dapat
diklasifikasikan menjadi tiga kelas yaitu kelas I, II, dan III yang di simbolkan dengan angka
romawi.
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi.
Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: [email protected]
5
Formulasi perhitungan untuk daya dukung lahan pertanian dapat dikalkulasikan jumlah
penduduk optimumnya yang dapat ditampung oleh wilayah tersebut. Formula penduduk
optimum ini adalah nilai daya dukung lahan pertanian dalam kondisi optimum atau sebesar 1
(satu).
Hasil dan Pembahasan
Daya dukung lahan pertanian merupakan indikator yang sederhana, yang menunjukkan
suatu wilayah dapat swasembada yang diukur dari ketersediaan bahan pangan khususnya
beras. Daya dukung lahan pertanian di Kecamatan Lampasio ditentukan dari perbandingan
antara ketersediaan lahan dengan lahan yang dibutuhkan oleh penduduk dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Daya dukung lahan pertanian yang di kemukakan Odum, Howard, dan
Issard Dasman 1992 dalam Muta’ali, 2012:45) mengacu pada konsep produktivitas lahan
pertanian dalam mencukupi Kebutuhan Fisiik Minimum. Daya dukung baik jika produksi
lahan mampu mencukupi kebutuhan khususnya pangan bagi penduduknya. Parameter yang
digunakan untuk mengukur tingkat daya dukung lahan pertanian terbatas pada empat indikator,
yakni: luas lahan panen (ha), jumlah penduduk (Jiwa), Kebutuhan Fisik Minimum
(Kg/kapita/tahun) dan produksi lahan rata-rata per hektar (Kg/ha).
Luas Panen (ha)
Luas panen merupakan salah satu variabel yang digunakan untuk menentukan tingkat
daya dukung lahan pertanian. Luas panen yang digunakan pada penelitian ini yaitu luas panen
padi, karena presentase luas panen padi akan menentukan besar kecilnya daya dukung, makin
besarnya presentase lahan yang dipakai untuk pertanian maka makin besar daya dukung wilayah
tersebut. Tanaman padi paling mendominasi pada sub sektor tanaman pangan di Kecamatan
Lampasio tahun 2015.
Penduduk (jiwa)
Jumlah penduduk persatuan luas akan mempengaruhi daya dukung lahan pertanian
demikian juga tingkat pertumbuhan penduduk. Jumlah penduduk yang besar dan tingkat
pertumbuhan penduduk yang tinggi tanpa di imbangi penyediaan lapangan kerja di luar
sektor pertanian akan menyebabkan tekanan penduduk makin meningkat. Jumlah penduduk
pada suatu wilayah akan berkaitan langsung dengan penyediaan bahan pangan, demikian juga
tingkat pertumbuhannya. Jumlah penduduk yang besar memerlukan bahan pangan yang lebih
banyak pula, sehingga permintaan lahan pertanian bertambah, namun biasanya pada lahan
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi.
Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: [email protected]
6
yang subur, sehingga lahan pertanian banyak dikonversikan untuk keperluan lain, kegiatan ini
akan mempengaruhi daya dukung lingkungan, jumlah penduduk diklasifikasikan berapa
presentase yang berprofesi sebagai petani.
Kebutuhan Fisik Minimum (kg/kapita/tahun)
Kebutuhan Fisik Minimum (KFM) yang diperlukan untuk menentukan besrnya daya
dukung wilayah lahan pertanian sangat dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan kondisi
wilayahnya. KFM penduduk kota yakni sebesar 480 kg/kapita/tahun, dan KFM penduduk
desa yakni 320 kg/ kapita/tahun. Kebutuhan Fisik Minimum penduduk desa yang digunakan
yaitu KFM = 320 kg/kapita/tahun sesuai dengan kondisi wilayahnya. KFM yang digunakan
untuk menentukan tingkat daya dukung lahan pertanian di Kecamatan Lampasio adalah
sebesar 320 kg/kapita/tahun. Kebutuhan Fisik Minimum digunakan karena mendekati
kenyataan yang sebenarnya dan adanya perbedaan KFM penduduk desa dan kota
(Sayogyo1982 dalam Muta’ali 2012).
Produksi Panen Padi Rata-Rata Per Hektar (kg/ha)
Produksi per satuan luas dan waktu dipergunakan rata-rata produksi padi per hektar per
tahun. Hasil per satuan luas ditentukan oleh iklim dan tingkat kesuburan tanah, semakin
tinggi curah hujannya maka makin tinggi pula hasil produksi yang di dapat dan
mengakibatkan daya dukungnya makin tinggi, hal ini berlaku sebaliknya. Tingkat kesuburan
tanah sangat berpengaruh terhadap produksi pertanian. Daya dukung lahan pertanian di
Kecamatan Lampasio tahun 2015 disajikan pada tabel berikut :
Tabel 1 Daya Dukung Lahan Pertanian di Kecamatan Lampasio Tahun 2015
No
1
2
3
4
5
6
Janja
Maibua
Sibea
Muliasari
Oyom
Salugan
1365
568
1529
353
2195
740
52
2
721
189
18
Produksi
Panen
(Kg
beras)
765
64.62
1565.99
765.43
1147.51
7
Lampasio
1942
743
973.1
320
1.16
8
Tinading
2235
314
1007.6
320
0.44
9
Ogomatanang
1200
522
1360
320
1.85
Kecamatan
Lampasio
12127
2564
7650.52
320
5.05
Nama Desa
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
Luas Panen
(Ha)
Kebutuhan Fisik
Minimum
(Kg/kapita/tahun)
Daya Dukung
Lahan
Pertanian
320
320
320
320
320
0.09
0
2.31
0.21
0.09
Sumber : Analisis Data Skunder 2015
Mahasiswa Program Studi Pend. Geografi.
Penerbit: E-Journal Geo-Tadulako UNTAD Email: [email protected]
7
Berdasarkan tabel 4.17 hasil penelitian yang dilakukan di Kecamatan Lampasio
menunjukkan bahwa indeks daya dukung lahan pertanian di Kecamatan Lampasio bervariasi
namun tidak terlalu mencolok perbedaan variasi antara desa yang satu dengan yang lain.
Tingkat daya dukung lahan pertanian di Kecamatan Lampasio Kabupaten Tolitoli tahun 2015
adalah sebesar 5,05 atau berada pada kelas I menurut klasifikasi tingkat daya dukung lahan
pertanian. Hai ini berarti bahwa Kecamatan Lampasio memiliki indeks daya dukung lahan
pertanian yang tinggi.
Nilai indeks daya dukung lahan pertanian 5,05 artinya secara umum angka tersebut
menunjukkan bahwa Kecamatan Lampasio sudah mampu melaksanakan swasembada pangan.
Berdasarkan hasil penelitian di Kecamatan Lampasio yang terdiri dari 9 desa, bahwa hanya ada
3 desa yang bernilai >1, hal ini berarti hanya ada 3 desa yang mampu melaksanakan
swasembada pangan. Desa tersebut adalah Desa Sibea, Lampasio, dan Ogomatanang,
sedangkan 5 desa yang lain nilai daya dukung lahan pertaniannya