PENGARUH PENDAPATAN DAN TINGKAT SUKU BUN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada era globalisasi ini diseluruh belahan dunia baik di Negara maju
maupun di Negara yang sedang berkembang aktivitas manusia yang
berhubungan dengan menabung sangatlah penting, adanya tabungan masyarakat
maka dana tersebut tidaklah hilang dari peredaran, tetapi dipinjam atau dipakai
oleh pengusaha untuk membiayai investasinya. Dengan adanya aktivitas
menabung maka penabung akan mendapatkan bunga atas tabungannya
sedangkan pengusaha juga akan bersedia membayar bunga tersebut selama
harapan
keuntungan
diperoleh
dari
investasi
lebih
besar
dari
yang
dibayarkannya. Adanya kesamaan antara tabungan dengan investasi misalnya
apabila tabungan meningkat maka pengeluaran investasi juga meningkat adalah
sebagai akibat bekerja mekanisme bunga
Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak. Bagi bank umum, kredit merupakan sumber utama penghasilan,
sekaligus sumber resiko operasi bisnis terbesar. Sebagian besar dana operasional
bank umum diputarkan dalam bentuk kredit. Oleh karena tujuan utama
didirikannya suatu bank adalah untuk pencapaian profitabilitas yang maksimal,
maka perlu dilakukan pengelolaan perbankan secara profesional terutama dalam
1
sektor perkreditannya. Dengan dilakukannya pengelolaan kredit secara
professional diharapkan dapat meningkatkan likuiditas dan profitabilitas bank,
karena tingkat likuiditas dan profitabilitas yang tinggi menunjukkan kinerja
perbankan yang tinggi pula.
.
Akibat menabung memberikan banyak kemudahan dan manfaat bagi setiap
orang. Manfaat bagi kegiatan setiap orang yakni; dapat mengakomodasi
uangnya selanjutnya uang tersebut dapat digunakan untuk investasi. Dengan
menabung setiap orang dapat merasakan keamanan uangnya terjamin dan tidak
perlu takut kehilangan uangnya karena uang tersebut berada didalam suatu
lembaga yang resmi, dengan menabung dapat melatih seseorang untuk hidup
hemat. Dengan menabung dapat meringankan beban seseorang dimasa depan
atau pada saat tertentu apabila si penabung mengalami kesulitan, maka setiap
saat dia dapat mengambil uang sesuai dengan jenis tabungan mana yang telah
dipilih oleh si penabung. Manfaat tabungan bukan hanya penting bagi si
penabung tetapi juga bermanfaat bagi Negara dan lembaga perbankan karena
melalui lembaga perbankan uang tersebut akan terakomodasi sebagai modal
yang kemudian dapat digunakan sebagai penawaran kredit kepada pihak
investor untuk dapat mengekspansi usahanya. Dari manfaat tabungan diatas
orang dengan sendirinya sadar dan mau menyimpang uang di bank.
Faktor-faktor penting yang mempengaruhi simpanan deposito salah
satunya adalah tingkat pendapatan, dimana semakin tinggi pendapatan maka
2
semakin besar pula tingkat tabungan yang diciptakan masyarakat. Hal ini berarti
ada pengaruh positif antara pendapatan dan jumlah tabungan. J.M. Keynes
(2002) mengatakan bahwa pendapatan merupakan hal yang penting bagi
tabungan dan tingkat bunga, karena suku bunga tergantung pada penawaran dan
permintaan uang, dan tidak tergantung pada tabungan serta investasi. J.M.
Keynes juga berpendapat bahwa pendapatan masyarakat digunakan sebagian
untuk konsumsi dan sebagian lainnya digunakan untuk menabung. Pendapatan
tentunya sangat berpengaruh terhadap jumlah tabungan yang disimpan
masyarakat di lembaga-lembaga perbankan, dalam arti semakin besar
pendapatan semakin besar pula tingkat tabungan masyarakat, jika pendapatan
meningkat jumlahnya maka dana masyarakat yang berhasil dihimpun oleh
lembaga perbankan ada kecenderungan meningkat.
Faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan simpanan deposito
berjangka adalah besar kecilnya tingkat suku bunga yang berlaku, dalam arti
semakin tinggi tingkat bunga yang ditawarkan, semakin besar pula keinginan
masyarakat untuk menyisihkan sebagian pendapatannya yang tidak dikonsumsi
untuk disimpan dalam bentuk tabungan. Dengan demikian, semakin tinggi
tingkat bunga deposito akan mendorong keinginan masyarakat untuk menabung
sehingga akan mempengaruhi jumlah simpanan deposito. Pemilik deposito akan
mengambil ataupun memperpanjang simpanan deposito yang dimiliki
tergantung pada tingkat bunga yang ditawarkan pada bank tersebut. Jika tingkat
bunga yang ditawarkan tinggi maka jumlah simpanan deposito akan meningkat
3
Tingkat pendapatan dan tingkat suku bunga bersama-sama sangat
mempengaruhi masyarakat untuk dapat meningkatkan tabungan. Hal ini dapat
kita mati pada kehidupan sehari-hari masyarakat yang selalu mencari informasi
mengenai tingkat bunga yang tercipta didalam pasar uang, apabila mereka
mengetahui bahwa tingkat bunga yang lebih tinggi maka masyarakat akan lebih
mengurangi pengeluarannya untuk mengkonsumsi guna menambah tabungan
mereka karena masyarakat mempunyai harapan bahwa uang mereka akan
bertambah pada bulan atau tahun berikutnya daripada mereka harus
menyimpang uang dirumah. Dan sebaliknya apabila tingkat pendapatan
menurun maka masyarakat akan mengurangi tabungan. Hal ini serupa dengan
tingkat suku bunga, apabila tingkat suku bunga meningkat maka masyarakat
akan menambah tabunganya. Apabila kedua faktor tersebut diatas sama-sama
terjadi yaitu tingkat pendapatan meningkat dan Tingkat suku bunga meningkat
maka akan menyebabkan daya tabung masyarakat semakin meningkat.
Lembaga perbankan BNCTL (Banco Nasional Comersio Timor-Leste)
dengan tujuan utamanya dapat mengangkat tingkat perekonomian masyarakat
dengan memberikan kredit kepada masyarakat atau pengusaha agar menambah
modal yang dimilikinya, dengan tujuan dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Pendapatan masyarakat juga merupakan salah satu faktor penting
yang menjadi patokan bagi golongan masyarakat untuk dapat dinilai sebagai
suatu masyarakat yang tingkat kehidupannya makmur.
4
Masyarakat Timor Leste kebanyakan cenderung menabung uangnya di
lembaga keuangan Banco Nasional Comersio Timor-Leste karena mereka
memperoleh keuntungan lewat bunga yang diberikan oleh bank kepada nasabahnasabah yang menabung uangnya di lembaga keuangan tersebut.
Banco Nasional Comersio Timor-Leste (BNCTL) menawarkan bunga
sebesar 0.5% pertahun kepada nasabah yang melakukan tabungan biasa,
sedangkan nasabah yang melakukan tabungan berjangka atau deposito
umumnya
lembaga
keuangan
Bank
Nasional
Komersio
Timor-Leste
memberikan tingkat suku Bunga 0.7% pertahun. Bunga seperti tersebut diatas
baik bunga tabungan biasa maupun bunga tabungan berjangka atau deposito
diberikan untuk meransang para nasabah untuk melakukan tabungan di lembaga
keuangan Banco Nasional Comersio Timor-Leste.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis cenderung mengambil judul
Skripsi “Pengaruh Pendapatan Perkapita dan Tingkat Suku Bunga
terhadap Minat Menabung Masyarakat di Bank BNCTL(Banco Nasional
Comesial Timor-Leste)”.
1.2
Perumusan Masalah
5
Atas dasa latar belakang masalah diatas maka penulis dapat merumuskan
masalah sebagai berikut:
1.
Apakah tingkat suku bunga berpengaruh terhadap jumlah dana deposito yang
terserap oleh bank BNCTL?
2.
Apakah pendapatan berpengaruh terhadap jumlah dana deposito yang terserap
oleh bank BNCTL?
3.
Apakah suku bunga dan pendapatan berpengaruh terhadap jumlah dana yang
terserap oleh bank BNCTL?
1.3 Pembatasan Masalah
Penelitian ini hanya difokuskan pada wilayah kota Dili saja, dan kurun waktu
yang
dipilih adalah tahun 2010 sampai tahun 2015.
1.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dimaksudkan agar dapat dijasikan sebagai acuan
sehingga arah penelitian tersebut tidak menimpang dari pada ketentuan yang
ditetapkan.
Atas dasar tujuan diatas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1.
Mengetahui besarnya pengaruh tingkat suku bunga terhadap jumlah dana
deposito pada bank BNCTL di kota Dili.
6
2.
Mengetahui besarnya pengaruh pendapatan perkapita terhadap jumlah dana
deposito pada bank BNCTL di kota Dili.
3.
Mengetahui besarnya pengaruh tingkat suku bunga dan pendapatan terhadap
jumlah dana deposito pada bank BNCTK di kota Dili.
b. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai berikut:
1. Bagi akademisi; hasil penelitian ini akan dijadikan sebagai bahan referensi bagi
para mahasiswa berikutnya sekaligus menjadi bahan komparasi untuk penelitian
sejenis;
2. Bagi pihak manajer perusahaan; hasil penelitian ini akan dijadikan sebagai
bahan evaluasi bagi pihak perusahaan atau sebagai sumbangan pemikiran bagi
pihak-pihak terkait pada perusahaan;
3. Bagi penulis; melalui penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan atau
menambah pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas mengenai masalah
yang diteliti.
1.5
Ruang Lingkup
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah yang berfokus pada
pengaruh pendapatan perkapita dan tingkat suku bunga terhadap minat
menabung nasaba di Bank BNCTL
1.6
Sistematika Penulisan
7
Sistematika penulisan merupakan rangkaian penulisan penelitian dari Bab
1 hingga Bab terakhir yang dapat memudahkan pembaca dalam membaca isinya
yaitu sebagai berikut:
1.
BAB I Pendahuluan mencakup uraian tentang latar belakang
masalah, perumusan masalah, Hipotesis, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
ruang lingkup dan sistematika penulisan.
2.
BAB II menyangkut tinjauan pustaka yang berlandaskan pada berbagai
pengertian dari ketiga variable serta pada teori-teori yang masih memiliki
hubungan sesuai dengan judul penelitian.
3.
BAB III mengenai metodologi penelitian yang mencakup metode
penelitian, definisi operasional, Jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data
dan penentuan sampel.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
Dalam
pembahasan
ini
penulis
mengemukakan
teori-teori
tentang
pendapatan, tingkat suku bunga, minat menabung dan pengertian perbankan.
2.1.1
Pengertian Pendapatan
Pendapatan merupakan suatu gambaran tingkat kemampuan seseorang dalam
memenuhi kebutuhan materinya dalam satuan waktu tertentu yang umum
digunakan biasanya dalam satu bualan. Tingkat pendapatan ini digunakan
dengan suatu standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang
bersangkutan . pendapatan masyarakat sering digolongkan kedalam beberapa
golongan yaitu: masyarakat berpendapatan rendah, masyarakat berpendapatan
menengah dan masyarakat berpendapatan tinggi.
Pendapatan masyarakat ini secara langsung berpengaruh terhadap tingkat
kesehatan, pendidikan, kehidupan moral dan rasa harga diri atau status sosoal
seseorang dibandingkan orang lain yang mempunyai golongan pendapatan
berbeda.
Menurut Sadono Sukirno, 2002:101, Pendapatan merupakan salah satu
masalah yang mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan seharihari. Pendapatan masyarakat merupakan salah satu factor penting yang
menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat merupakan satu hal yang sifatnya
9
subyektif, artinya setiap orang mempunyai pandagan, tujuan dan cara hidup
yang berbeda. Dengan demikian memberikan nilai-nilai yang berbeda pula
terhadap faktor-faktor yang menentukan tingkat kesejahteraan
Menurut Muana (2001:15) menyatakan bahwa pendapatan perorangan
(personal income) merupakan pendapatan agregat yang berasal dari berbagai
sumber yang secara aktual diterima oleh seseorang atau rumah tangga.
Nopirin (2002:314) menyatakan bahwa pendapatan (income) dari
masyarakat adalah hasil penjualan dari faktor-faktor produksi yang dimiliki pada
sector produksi dan sector yang berlaku dipasar.
Pendapatan perkapita merupakan personal income dimana pendapatan
yang diterima rumah tangga dan bisnis non perusahaan. Nilainya diperoleh
dengan membagi nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) suatu tahun
tertentu dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut. (Mankiw, 2003:10).
Menurut Sukirno (2002:417), pengertian pendapatan perkapita adalah
pendapatan rata-rata penduduk, oleh sebab itu untuk memperoleh pendapatan
perkapita pada suatu tahun, yang harus dilakukan adalah membagi pendapatan
nasional pada tahun itu dengan jumlah penduduk pada tahun yang sama. Jika
tingkat pendapatan rendah tabungan masyarakat akan mengalami keadaan
negatif, ini berarti masyarakat menggunakan tabungannya untuk membiayai
kehidupan sehari-hari, baru setelah pendapatan perkapita melebihi pendapatan
awal yang diterima masyarakat maka masyarakat akan menabung sebagian dari
10
pendapatannya atau dengan kata lain kemampuan masyarakat untuk menabung
mengalami peningkatan.
J.M. Keynes (2002) mengatakan bahwa pendapatan merupakan hal yang
penting bagi tabungan dan tingkat bunga, karena suku bunga tergantung pada
penawaran dan permintaan uang, dan tidak tergantung pada tabungan serta
investasi. J.M. Keynes juga berpendapat bahwa pendapatan masyarakat
digunakan sebagian untuk konsumsi dan sebagian lainnya digunakan untuk
menabung. Pendapatan tentunya sangat berpengaruh terhadap jumlah tabungan
yang disimpan masyarakat di lembaga-lembaga perbankan, dalam arti semakin
besar pendapatan semakin besar pula tingkat tabungan masyarakat, jika
pendapatan meningkat jumlahnya maka dana masyarakat yang berhasil
dihimpun oleh lembaga perbankan ada kecenderungan meningkat.
2.1.2
Tingkat Suku Bunga
Bunga merupakan denda yang dibayarkan untuk mengkonsumsi penghasilan
sebelum diterima. Bagi orang yang memberikan pinjaman, bunga merupakan
imbalan karena menunda komsumsi sekarang hingga waktu dari piutang. Bunga
bank dapat diartikan sebgai balas jasa yang diberikan oleh bank yang
berdasarkan prisip konvensional kepada nasabah yang membelih atau menjual
produknya. Bunga juga dapat diarikan sebagai balas jasa yang harus dibayar
kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar kepada
11
bank
(nasabah
yang
memperoleh
pinjaman).
Kasmir, Agustus
2002.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/9906/1/09E01642.pdf
Pengertian tingkat bunga berdasarkat teori Keynes (Teori Liquidity
Preference) Tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan uang,
menurut teori ini keinginan untuk memegang uang ada tiga motif (transaksi,
berjaga-jaga dan berspekulasi) atau liquidity preference. Teori ini merupakan
turunan dari teori permintaan Akan uang dari Keynes sendiri. Permintaan uang
menurut Keynes berdaarkan pada konsepsi bahwa orang pada umumnya
menginginkan dirinya tetap liquid untuk memenuhi tiga motif tersebut,
preference atau keinginan untuk tetap liquid inilah yang membuat orang
bersedia membayar dengan harga atau tingkat bunga tertentu untuk penggunaan
uang. Kaum Keynesian lebih menekan sifat uang sebagai satu aktiva yang liquid
yang bisa digunakan untuk mengatakan kesempatan untuk memperoleh
keuntungan dari surat berharga.
Menurut Karl dan Fair (2001:635) Suku bunga adalah Pembayaran bunga
tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang
diperoleh dari jumlah bunga yang diterima setiap tahun dibagi dengan jumlah
pinjaman. Pengertian suku bunga menurut Sunariyah (2004:80) adalah harga
dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit
waktu.
Menurut Dendawijaya Lukman (2001:105) dalam industry perbankan yang
sangat kompetitif, penentuan tingkat bunga kredit menjadi suatu alat persaingan
12
yang sangat strategis. Besar kecilnya bunga bunga kredit sangat dipengaruhi
oleh besar kecilnya bunga simpanan, semakin besar atau semakin mahal bunga
simpanan, maka semakin besar pula bunga pinjaman dan demikian pula
sebaliknya. Disamping bunga pinjaman, pengaruh besar kecilnya bunga
pinjaman juga dipengaruhi oleh komponen-komponen pokok dalam penentuan
tingkat bunga kredit. Bank-bank yang mampu mengendalikan komponenkomponen pokok dalam penentuan tingkat bunga kredit (lending rate) akan
mampu menentukan tingkat bunga kredit yang lebih rendah dibandingkan
dengan bank-bank lainnya.
Jadi, tingkat suku bunga merupakan persentase dari modal yang dipinjam
dari pihak luar atau tingkat keuntungan yang didapatkan oleh penabung di Bank
atau tingkat biaya yang dikeluarkan oleh investor yang menanamkan dananya
pada saham.
Menurut teori klasik, bunga adalah bagian dari penggunaan Dana yang
tersedia untuk dipinjamkan (Loanable Fund). Harga ini terjadi di pasar Dana
investasi, ini terjadi dimana pada periode waktu tertentu anggota masyarakat
memilki
kelebihan
dari
pendapatan
kemudian
menabung
kelebihan
pendapatannya. Menurut pandangan ahli ekonomi klasik, tingkat bunga
dipengaruhi oleh permintaan atas tabungan oleh para investor dan penawaran
tabungan oleh rumah tangga.
Menurut pandangan Keynes, tingkat bunga dipengaruhi oleh jumlah uang
yang beredar dan preferensi liquiditas atau permintaan uang. Preferensi
13
liquiditas adalah permintaan terhadap uang seluruh masyarakat dalam
perekonomian.
Sukirno (2000:385) Dalam hubungannya dengan permintaan uang, tingkat
bunga bisa dibedakan menjadi dua yaitu tingkat bunga dalam negeri dan tingkat
bunga luar negeri. Perbedaaan tingkat bunga diantaranya disebabkan beberapa
faktor yaitu : Perbedaan resiko, pinjaman pemerintah membayar tingkat bunga
yang lebih rendah dari pada tingkat bunga pinjaman swasta karena resikonya
lebih kecil.
Tabungan menurut teori klasik (teori yang dikemukakan kaum klasik
seperti Adam Smith, David Ricardo, dll) adalah fungsi dari tingkat bunga, makin
tinggi bunga, maka makin tinggi pula keingginan masyarakat untuk menyimpan
dananya dibank. Artinya, pada tingkat bunga yang lebih tinggi, masyarakat akan
terdorong
untuk
mengorbankan
atau
mengurangi
pengeluaran
untuk
berkonsumsi guna menambah tabungan. Sedangkan bunga adalah harga dari
(penggunaan) loanable funds, atau bisa diartikan sebagai dana yang tersedia
untuk dipinjamkan atau dana investasi, karena menurut teori klasik bunga adalah
harga yang terjadi dipasar investasi. Investasi juga merupakan tujuan dari tingkat
bunga. Semakin tinggi tingkat bunga (tingkat bunga kredit), maka keingunan
untuk melakukan investasi juga semakin kecil. Alasannya, seorang pengusaha
akan menambah pengeluaran invesinya apabila keuntungan yang diharapkan
dari investasi tersebut lebih besar dari tingkat bunga yang harus dibayarkan
untuk dana investasi tersebut sebagai ongkos untuk penggunaan dana (cost of
14
capital). Makin rendah tingkat bunga, maka pengusaha akan mendorong untuk
melakukan investasi, sebab biaya penggunaan dana juga semakin kecil. Tingkat
bunga dalam keadaan keseimbangan (artinya tidak ada dorongan untuk naik atau
turun) akan tercapai apabila keinginan menabung masyarakat sama dengan
keinginan pengusaha untuk melakukan investasi.
Suku bunga adalah pendapatan (bagi kreditor) atau beban bagi (debitor)
yang diterima atau dibayarkan oleh kreidtor atau debitor (Madura, 2003).
Menurut Kamus lengkap ekonomi (2000,693), suku bunga (interest rate) adalah
kompensasi yang dibayar peminjam dana kepada kepada yang meminjam. Bagi
peminjam, suku bunga merupakan biaya pinjaman atau harga yang dibayar atas
uang yang dipinjamkan, yang merupakan tingkat pertukaran dari konsumsi
sekarang untuk konsumsi masa mendatang. Biasanya diekspresikan sebagai
persentase pertahun yang dibebankan atas uang yang dipinjam atau dipinjamkan.
Menurut Karl dan Fair (2001:635) suku bunga adalah pembayaran bunga
tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang
diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah
pinjaman.
Pengertian suku bunga menurut Sunariyah (2004:80) adalah harga dari
pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit
waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh
debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur.
Adapun fungsi suku bunga menurut Sunariyah (2004:81) adalah:
15
a. Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk
diinvestasikan.
b.
Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka
mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu
perekonomian. Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor
industri tertentu apabila perusahaan-perusahaan dari industri tersebut akan
meminjam dana. Maka pemerintah memberi tingkat bunga yang lebih rendah
dibandingkan sektor lain.
c. Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang
beredar.
Ini berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu
perekonomian.
Suku bunga itu sendiri ditentukan oleh dua kekuatan, yaitu : penawaran
tabungan dan permintaan investasi modal (terutama dari sektor bisnis).
Tabungan adalah selisih antara pendapatan dan konsumsi. Bunga pada dasarnya
berperan sebagai pendorong utama agar masyarakat bersedia menabung. Jumlah
tabungan akan ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat bunga. Semakin tinggi
suku bunga, akan semakin tinggi pula minat masyarakat untuk menabung, dan
sebaliknya.
Tinggi rendahnya penawaran dana investasi ditentukan oleh tinggi
rendahnya suku bunga tabungan masyarakat.
16
jumlah uang beredar, dan inflasi. Sedang faktor eksternal merupakan suku
bunga luar negeri dan tingkat perubahan nilai valuta asing yang diduga.
Menurut Prasetiantono (2000) mengenai suku bunga adalah: jika suku
bunga tinggi, otomatis orang akan lebih suka menyimpan dananya di bank
karena ia dapat mengharapkan pengembalian yang menguntungkan. Dan pada
posisi ini, permintaan masyarakat untuk memegang uang tunai menjadi lebih
rendah karena mereka sibuk mengalokasikannya ke dalam bentuk portfolio
perbankan (deposito dan tabungan). Seiring dengan berkurangnya jumlah uang
beredar, gairah belanja pun menurun. Selanjutnya harga barang dan jasa umum
akan cenderung stagnan, atau tidak terjadi dorongan inflasi. Sebaliknya jika
suku bunga rendah, masyarakat cenderung tidak tertarik lagi untuk menyimpan
uangnya di bank.
Beberapa aspek yang dapat menjelaskan fenomena tingginya suku bunga
di Indonesia adalah tingginya suku bunga terkait dengan kinerja sektor
perbankan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi (perantara), kebiasaan
masyarakat untuk bergaul dan memanfaatkan berbagai jasa bank secara relatif
masih belum cukup tinggi, dan sulit untuk menurunkan suku bunga perbankan
bila laju inflasi selau tinggi ( Prasetiantono, 2000 : 99-101).
Kasmir, (2008:135) mengatakan bahwa bunga bank dapat diartikan sebagai
balas jasa yang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip konvensional kepada
nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan
sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan)
17
dengan harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang
memperoleh pinjaman).
Suku bunga merupakan salah satu faktor yang cukup menarik bagi pemilik
dana untuk menyimpan uangnya pada suatu bank. Tingkat suku bunga yang
diberikan hendaknya dapat bersaing dengan tingkat suku bunga yang diberikan
bank lain. Tingkat suku bunga biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase dari
jumlah yang dipinjamkan dan dengan dasar tahunan (annual basis/perannum).
Menurut Kasmir, (2008:136), dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada 2
(dua) macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya, yaitu:
1. Bunga Simpanan
Adalah bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi
nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga
yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Sebagai contoh: jasa giro, bunga
tabungan, dan bunga deposito.
2. Bunga Pinjaman
Adalah bunga yang dibebankan kepada para peminjam atau harga yang
harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank, sebagai contoh bunga kredit.
Suku bunga simpanan dan suku bunga pinjaman merupakan komponen
utama faktor biaya dan pendapatan bagi bank. Bunga simpanan merupakan
biaya dana yang harus dikeluarkan kepada nasabah, sedangkan bunga pinjaman
merupakan pendapatan yang diterima dari nasabah peminjan (debitur).
18
Menurut Dendawijaya Lukman (2001:105) dalam industry perbankan yang
sangat kompetitif, penentuan tingkat bunga kredit menjadi suatu alat persaingan
yang sangat strategis. Besar kecilnya bunga bunga kredit sangat dipengaruhi
oleh besar kecilnya bunga simpanan, semakin besar atau semakin mahal bunga
simpanan, maka semakin besar pula bunga pinjaman
dan demikian pula
sebaliknya. Disamping bunga pinjaman, pengaruh besar kecilnya bunga
pinjaman juga dipengaruhi oleh komponen-komponen pokok dalam penentuan
tingkat bunga kredit. Bank-bank yang mampu mengendalikan komponenkomponen pokok dalam penentuan tingkat bunga kredit (lending rate) akan
mampu menentukan tingkat bunga kredit yang lebih rendah dibandingkan
dengan bank-bank lainnya.
2.1.3
Minat Menabung
Tabungan menurut teori klasik merupakan fungsi dari tingkat bunga
sehingga makin tinggi tingka bunga makin tinggi pula keingan masyarakat akan
lebih terdorong untuk mengorbankan atau mengurangi pengeluaran untuk
konsumsi guna menambah tabungan dan sebaliknya apabila tingkat bunga
makin rendah atau tidak ada sama sekali maka tidak terdorong keinginan
masyarakat untuk menabung di Bank (Nopirin Phd, Ekonomi Moneter I, hal 70).
19
Pengertian tabungan menurut Undang-undang perbankan no 10 tahun 1998
adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syaratsyarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro
dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Tujuan menabung di bank adalah:
Penyisihan sebagian hasil pendapatan nasabah untuk dikumpulkan sebagai
cadangan hari depan;
Sebagai alat untuk melakukan transaksi bisnis.
Sarana penarikan tabungan:
Buku tabungan;
Slip penarikan;
ATM (anjungan tunai mandiri);
Sarana lainnya (Formulir transfer, Internet banking, Mobile banking, dll).
http://id.wikipedia.org/wiki/tabungan
Menurut
Lukman
Dendawijaya
(2003;
58)
pengertian
tabungan
yaitu:Tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya
dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu.
2.1.4
Jenis-Jenis Tabungan
Dalam aspek perbankan di Indonesia dewasa ini terdapat beberapa jenis
tabungan. Perbedaan ini hanya terletak pada fasilitas yang diberikan kepada
20
penabung. Dengan demikian penabung mempunyai banyak pilihan. Jenis-jenis
yang dimaksud adalah:
a. Tabungan Pembangunan Nasional
Yaitu bentuk tabungan yang tidak terkait oleh jangka waktu dengan syrat
penyorotan dan pengambilan yang untuk pertama kalinya diatur pada tahun
1971. Tabanas terdiri dari:
b. Tabanas Umum, yaitu tabanas yang berlaku bagi perorangan dilaksanakan
secara sendiri-sendiri oleh pihak penabung bersangkutan.
c. Tabanas Pemuda, Pelajar dan Pramuka (Tapelpram), yaitu tabungan khusus yang
dilaksanakan secara kolektif melalui organisasi pemuda, sekolah dan satuan
pramuka.
d. Tabanas Pegawai, yaitu tabanas khusus para pegawai dari semua golongan
kepangkatan secara kolektif.
e. Tabungan Asuransi Berjangka (Taska), yaitu bentuk tabungan dengan asuransi
jiwa.
f. Tabungan Ongkos Naik Haji (ONH), yaitu setoran ongkos naik haji atas nama
calon
Jemaah haji untuk setiap musim haji.
21
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2001:83) Tabungan lainnya adalah semua
tabungan pihak ketiga kepada bank yang administrasi pembukuannya dilakukan
dalam buku tabungan, menabung dan penarikan tabungan dilakukan dengan slip
tabungan dan slip penarikan yang telah disediakan oleh bank.
Menurut Nopirin (2000:156), berpendapat bahwa tabungan akan naik
apabila pendapatan (Disposible income) naik, kenaikan ini dapat dicapai
penurunan pajak penghasilan. Dengan demikian penurunan pajak penghasilan
dapat meningkatkan tabungan. Berdasarkan pada yang deikemukkan oelh
Nopirin diatas mak dapat dijelaskan bahwa apabila terjadi perubahan dalam
pendapatan akan mengakibatkan tabungan menjadi meningkat. Akan tetapi
sebaliknya, apabila pendapatan mengalami penurunan maka akan menyebabkan
turunnya tabungan.
Menurut John Hicks, yang dikutip oleh Nopirin menyatakan bahwa
tabungan tidak hanya ditentukan oleh tingkat bunga, tetapi juga tingkat
pendapatan. Tabungan adalah bagian dari pendapatan komsumsi yang tidak
dibelanjakan atau digunakan untuk komsumsi.
Menurut Lewis (2000:163), bahwa tingginya tingkat tabungan tergantung
pada dasarnya surplus disektor kapitalis, distribusi pendapatan masyarakat dan
kesangupan masyrakat untuk menabung, menurutnya makin besar surplus yang
diperoleh oleh sector kapitalis, maka makin besar tabungan yang dapat
diciptakan cenderung akan meningkatkan tabungan apabila ia memperoleh
pendapatan yang lebih tinggi lagi.
22
Menurut kosim (2000:75) menyatakan bahwa tingkat tabungan masyarakat
dapat ikut aktif untuk dapat memanfaatkan produk perbankan yang beerupa
tabungan. Tabungan adalah menyimpang uang di bank kapan saja dan berapa
saja pengambilanpun bisa kapan saja apabila dibutuhkan. Tabungan untuk
mendidik masyarakat untuk hidup hemat, dan tabungan juga dapat membantu
program pemerintah untuk ikut dalam proses pembangunan.
Tabungan
ialah
kelebihan
pendapatan
terhadap
pengeluaran untuk konsumsi (Keynes, dalam Nopirin 1996:56).
Prema-Chandra Athukorola dan Kunal Sen (2003) dalam
tulisan yang berjudul “ The Determinants of private Saving in
India” mengatakan bahwa untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat tabungan masyarakat (private saving)
dalam proses pembangunan ekonomi dengan menggunakan
data dari india. Dalam penelitiannya ditemukan bahwa tingkat
tabungan
meningkat
seiring
dengan
meningkatnya
pertumbuhan dari pendapatan yang dibelanjakan (disposible
income).
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Metode Penelitian
Berdasarkan pada judul penelitian, data yang digunakan adalah data
kuantitatif dan data kualitatif. Dimana, data kuantitatif tersebut berbentuk
angka-angka yang dapat dihitung, dengan menghitung seluruh nasabah yang
melakukan tabungan di lembaga keuangan Bank Nasional Komersial TimorLeste (BNCTL) dan suku bunga yang ditawarkan kepada para nasabah.
Sedangkan data kualitatif adalah mencari tahu minat menabung dari para
nasabah. Sehingga penulis mengdentifikasikan tiga (3) Variabel yaitu:
Y (variabel terikat ) = minat menabung
X1 (variabel bebas ) = pendapatan nasabah
X2 (variabel bebas) = tingkat suku bunga
3.2
Definisi Operasional
Secara
operasional
variabel
didefinisikan
menjelaskan makna daripada variabel itu sendiri.
24
sebagai
tujuan
untuk
Jadi, definisi dari ketiga (3) variabel tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Pendapatan adalah jumlah nilai berupa uang atau barang yang diterima atau
dimiliki oleh
b.
masyarakat dalam periode tertentu;
Tingkat suku bunga adalah persentase dari modal yang dipinjam dari pihak luar
atau tingkat keuntungan yang didapatkan oleh penabung di Bank atau tingkat
biaya yang dikeluarkan oleh investor yang menanamkan dananya pada saham;
c.
Minat menabung adalah keinginan masyarakat untuk menyisikan pendapatan
yang tidak habis dikomsumsi.
3.3
Jenis dan Sumber Data
Menurut Mohammad Teguh jenis dan sumber data dapat diuraikan sebagai
berikut:
2.1.3 Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yang merupakan data
statistik yang berbentuk angka-angka. Data ini terpisah secara langsung dari
hasil penelitian dilapangan melalui kuesioner yang dibagikan kepada anggota
atau nasaba di Bank Nasional Komersial Timor-Leste.
2.1.4 Jenis Data
a.
Data primer yaitu pengedaran kuesioner untuk memperoleh informasi seberapa
besar masyarakat yang menabung di Bank BNCTL (Banco Nasional Comercio
Timor Leste);
25
b.
Data Sekunder adalah data yang sudah tersedia di bank BNCTL yaitu jumlah
orang yang melakukan tabungan dan suku bunga yang disediakan oleh lembaga
keuangan BNCTL.
3.4
Teknik Pengumpulan Data
Langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti dalam mengumpulkan data
meliputi:
3.4.1 Observasi
Adalah suatu metode operasional untuk mengumpulkan data melalui
proses pencatatan secara cermat dan sistematis terhadap onyek yang diamati
secara langsung. Jenis observasi yang digunakan oleh peneliti adalah metode
observasi tampa partisipasi, yaitu pengamatan yang perlu dilakukan peneliti
sebagai dasar pengumpulan data lebih lanjut.
3.4.2 Wawancara
Adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara bertanya lansung
kepada responden yang telah dipilih sebagai sampel. Teknik wawancara yang
digunakan peneliti adalah wawancara berstruktur yaitu peneliti sebelum
melakukan wawancara terleibih dahulu menyiapkan kuesioner untuk dibacakan
pada saat melakukan wawancara dengan responden.
3.4.3 Penyebarab kuesioner
Adalah suatu metode pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti
dengan menyebarluaskan kuesioner kepada responden yang telah dipilih.
26
Kemudian peneliti menunggu kembali kusioner yang telah disebarluaskan,
dengan demikian proses pengumpulan data selesai.
3.5
Teknik Penentuan Sampel
Prosedur dalam menentukan besarnya sampel adalah sebagai berikut:
27
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada era globalisasi ini diseluruh belahan dunia baik di Negara maju
maupun di Negara yang sedang berkembang aktivitas manusia yang
berhubungan dengan menabung sangatlah penting, adanya tabungan masyarakat
maka dana tersebut tidaklah hilang dari peredaran, tetapi dipinjam atau dipakai
oleh pengusaha untuk membiayai investasinya. Dengan adanya aktivitas
menabung maka penabung akan mendapatkan bunga atas tabungannya
sedangkan pengusaha juga akan bersedia membayar bunga tersebut selama
harapan
keuntungan
diperoleh
dari
investasi
lebih
besar
dari
yang
dibayarkannya. Adanya kesamaan antara tabungan dengan investasi misalnya
apabila tabungan meningkat maka pengeluaran investasi juga meningkat adalah
sebagai akibat bekerja mekanisme bunga
Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak. Bagi bank umum, kredit merupakan sumber utama penghasilan,
sekaligus sumber resiko operasi bisnis terbesar. Sebagian besar dana operasional
bank umum diputarkan dalam bentuk kredit. Oleh karena tujuan utama
didirikannya suatu bank adalah untuk pencapaian profitabilitas yang maksimal,
maka perlu dilakukan pengelolaan perbankan secara profesional terutama dalam
1
sektor perkreditannya. Dengan dilakukannya pengelolaan kredit secara
professional diharapkan dapat meningkatkan likuiditas dan profitabilitas bank,
karena tingkat likuiditas dan profitabilitas yang tinggi menunjukkan kinerja
perbankan yang tinggi pula.
.
Akibat menabung memberikan banyak kemudahan dan manfaat bagi setiap
orang. Manfaat bagi kegiatan setiap orang yakni; dapat mengakomodasi
uangnya selanjutnya uang tersebut dapat digunakan untuk investasi. Dengan
menabung setiap orang dapat merasakan keamanan uangnya terjamin dan tidak
perlu takut kehilangan uangnya karena uang tersebut berada didalam suatu
lembaga yang resmi, dengan menabung dapat melatih seseorang untuk hidup
hemat. Dengan menabung dapat meringankan beban seseorang dimasa depan
atau pada saat tertentu apabila si penabung mengalami kesulitan, maka setiap
saat dia dapat mengambil uang sesuai dengan jenis tabungan mana yang telah
dipilih oleh si penabung. Manfaat tabungan bukan hanya penting bagi si
penabung tetapi juga bermanfaat bagi Negara dan lembaga perbankan karena
melalui lembaga perbankan uang tersebut akan terakomodasi sebagai modal
yang kemudian dapat digunakan sebagai penawaran kredit kepada pihak
investor untuk dapat mengekspansi usahanya. Dari manfaat tabungan diatas
orang dengan sendirinya sadar dan mau menyimpang uang di bank.
Faktor-faktor penting yang mempengaruhi simpanan deposito salah
satunya adalah tingkat pendapatan, dimana semakin tinggi pendapatan maka
2
semakin besar pula tingkat tabungan yang diciptakan masyarakat. Hal ini berarti
ada pengaruh positif antara pendapatan dan jumlah tabungan. J.M. Keynes
(2002) mengatakan bahwa pendapatan merupakan hal yang penting bagi
tabungan dan tingkat bunga, karena suku bunga tergantung pada penawaran dan
permintaan uang, dan tidak tergantung pada tabungan serta investasi. J.M.
Keynes juga berpendapat bahwa pendapatan masyarakat digunakan sebagian
untuk konsumsi dan sebagian lainnya digunakan untuk menabung. Pendapatan
tentunya sangat berpengaruh terhadap jumlah tabungan yang disimpan
masyarakat di lembaga-lembaga perbankan, dalam arti semakin besar
pendapatan semakin besar pula tingkat tabungan masyarakat, jika pendapatan
meningkat jumlahnya maka dana masyarakat yang berhasil dihimpun oleh
lembaga perbankan ada kecenderungan meningkat.
Faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan simpanan deposito
berjangka adalah besar kecilnya tingkat suku bunga yang berlaku, dalam arti
semakin tinggi tingkat bunga yang ditawarkan, semakin besar pula keinginan
masyarakat untuk menyisihkan sebagian pendapatannya yang tidak dikonsumsi
untuk disimpan dalam bentuk tabungan. Dengan demikian, semakin tinggi
tingkat bunga deposito akan mendorong keinginan masyarakat untuk menabung
sehingga akan mempengaruhi jumlah simpanan deposito. Pemilik deposito akan
mengambil ataupun memperpanjang simpanan deposito yang dimiliki
tergantung pada tingkat bunga yang ditawarkan pada bank tersebut. Jika tingkat
bunga yang ditawarkan tinggi maka jumlah simpanan deposito akan meningkat
3
Tingkat pendapatan dan tingkat suku bunga bersama-sama sangat
mempengaruhi masyarakat untuk dapat meningkatkan tabungan. Hal ini dapat
kita mati pada kehidupan sehari-hari masyarakat yang selalu mencari informasi
mengenai tingkat bunga yang tercipta didalam pasar uang, apabila mereka
mengetahui bahwa tingkat bunga yang lebih tinggi maka masyarakat akan lebih
mengurangi pengeluarannya untuk mengkonsumsi guna menambah tabungan
mereka karena masyarakat mempunyai harapan bahwa uang mereka akan
bertambah pada bulan atau tahun berikutnya daripada mereka harus
menyimpang uang dirumah. Dan sebaliknya apabila tingkat pendapatan
menurun maka masyarakat akan mengurangi tabungan. Hal ini serupa dengan
tingkat suku bunga, apabila tingkat suku bunga meningkat maka masyarakat
akan menambah tabunganya. Apabila kedua faktor tersebut diatas sama-sama
terjadi yaitu tingkat pendapatan meningkat dan Tingkat suku bunga meningkat
maka akan menyebabkan daya tabung masyarakat semakin meningkat.
Lembaga perbankan BNCTL (Banco Nasional Comersio Timor-Leste)
dengan tujuan utamanya dapat mengangkat tingkat perekonomian masyarakat
dengan memberikan kredit kepada masyarakat atau pengusaha agar menambah
modal yang dimilikinya, dengan tujuan dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Pendapatan masyarakat juga merupakan salah satu faktor penting
yang menjadi patokan bagi golongan masyarakat untuk dapat dinilai sebagai
suatu masyarakat yang tingkat kehidupannya makmur.
4
Masyarakat Timor Leste kebanyakan cenderung menabung uangnya di
lembaga keuangan Banco Nasional Comersio Timor-Leste karena mereka
memperoleh keuntungan lewat bunga yang diberikan oleh bank kepada nasabahnasabah yang menabung uangnya di lembaga keuangan tersebut.
Banco Nasional Comersio Timor-Leste (BNCTL) menawarkan bunga
sebesar 0.5% pertahun kepada nasabah yang melakukan tabungan biasa,
sedangkan nasabah yang melakukan tabungan berjangka atau deposito
umumnya
lembaga
keuangan
Bank
Nasional
Komersio
Timor-Leste
memberikan tingkat suku Bunga 0.7% pertahun. Bunga seperti tersebut diatas
baik bunga tabungan biasa maupun bunga tabungan berjangka atau deposito
diberikan untuk meransang para nasabah untuk melakukan tabungan di lembaga
keuangan Banco Nasional Comersio Timor-Leste.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis cenderung mengambil judul
Skripsi “Pengaruh Pendapatan Perkapita dan Tingkat Suku Bunga
terhadap Minat Menabung Masyarakat di Bank BNCTL(Banco Nasional
Comesial Timor-Leste)”.
1.2
Perumusan Masalah
5
Atas dasa latar belakang masalah diatas maka penulis dapat merumuskan
masalah sebagai berikut:
1.
Apakah tingkat suku bunga berpengaruh terhadap jumlah dana deposito yang
terserap oleh bank BNCTL?
2.
Apakah pendapatan berpengaruh terhadap jumlah dana deposito yang terserap
oleh bank BNCTL?
3.
Apakah suku bunga dan pendapatan berpengaruh terhadap jumlah dana yang
terserap oleh bank BNCTL?
1.3 Pembatasan Masalah
Penelitian ini hanya difokuskan pada wilayah kota Dili saja, dan kurun waktu
yang
dipilih adalah tahun 2010 sampai tahun 2015.
1.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dimaksudkan agar dapat dijasikan sebagai acuan
sehingga arah penelitian tersebut tidak menimpang dari pada ketentuan yang
ditetapkan.
Atas dasar tujuan diatas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1.
Mengetahui besarnya pengaruh tingkat suku bunga terhadap jumlah dana
deposito pada bank BNCTL di kota Dili.
6
2.
Mengetahui besarnya pengaruh pendapatan perkapita terhadap jumlah dana
deposito pada bank BNCTL di kota Dili.
3.
Mengetahui besarnya pengaruh tingkat suku bunga dan pendapatan terhadap
jumlah dana deposito pada bank BNCTK di kota Dili.
b. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai berikut:
1. Bagi akademisi; hasil penelitian ini akan dijadikan sebagai bahan referensi bagi
para mahasiswa berikutnya sekaligus menjadi bahan komparasi untuk penelitian
sejenis;
2. Bagi pihak manajer perusahaan; hasil penelitian ini akan dijadikan sebagai
bahan evaluasi bagi pihak perusahaan atau sebagai sumbangan pemikiran bagi
pihak-pihak terkait pada perusahaan;
3. Bagi penulis; melalui penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan atau
menambah pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas mengenai masalah
yang diteliti.
1.5
Ruang Lingkup
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah yang berfokus pada
pengaruh pendapatan perkapita dan tingkat suku bunga terhadap minat
menabung nasaba di Bank BNCTL
1.6
Sistematika Penulisan
7
Sistematika penulisan merupakan rangkaian penulisan penelitian dari Bab
1 hingga Bab terakhir yang dapat memudahkan pembaca dalam membaca isinya
yaitu sebagai berikut:
1.
BAB I Pendahuluan mencakup uraian tentang latar belakang
masalah, perumusan masalah, Hipotesis, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
ruang lingkup dan sistematika penulisan.
2.
BAB II menyangkut tinjauan pustaka yang berlandaskan pada berbagai
pengertian dari ketiga variable serta pada teori-teori yang masih memiliki
hubungan sesuai dengan judul penelitian.
3.
BAB III mengenai metodologi penelitian yang mencakup metode
penelitian, definisi operasional, Jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data
dan penentuan sampel.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
Dalam
pembahasan
ini
penulis
mengemukakan
teori-teori
tentang
pendapatan, tingkat suku bunga, minat menabung dan pengertian perbankan.
2.1.1
Pengertian Pendapatan
Pendapatan merupakan suatu gambaran tingkat kemampuan seseorang dalam
memenuhi kebutuhan materinya dalam satuan waktu tertentu yang umum
digunakan biasanya dalam satu bualan. Tingkat pendapatan ini digunakan
dengan suatu standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang
bersangkutan . pendapatan masyarakat sering digolongkan kedalam beberapa
golongan yaitu: masyarakat berpendapatan rendah, masyarakat berpendapatan
menengah dan masyarakat berpendapatan tinggi.
Pendapatan masyarakat ini secara langsung berpengaruh terhadap tingkat
kesehatan, pendidikan, kehidupan moral dan rasa harga diri atau status sosoal
seseorang dibandingkan orang lain yang mempunyai golongan pendapatan
berbeda.
Menurut Sadono Sukirno, 2002:101, Pendapatan merupakan salah satu
masalah yang mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan seharihari. Pendapatan masyarakat merupakan salah satu factor penting yang
menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat merupakan satu hal yang sifatnya
9
subyektif, artinya setiap orang mempunyai pandagan, tujuan dan cara hidup
yang berbeda. Dengan demikian memberikan nilai-nilai yang berbeda pula
terhadap faktor-faktor yang menentukan tingkat kesejahteraan
Menurut Muana (2001:15) menyatakan bahwa pendapatan perorangan
(personal income) merupakan pendapatan agregat yang berasal dari berbagai
sumber yang secara aktual diterima oleh seseorang atau rumah tangga.
Nopirin (2002:314) menyatakan bahwa pendapatan (income) dari
masyarakat adalah hasil penjualan dari faktor-faktor produksi yang dimiliki pada
sector produksi dan sector yang berlaku dipasar.
Pendapatan perkapita merupakan personal income dimana pendapatan
yang diterima rumah tangga dan bisnis non perusahaan. Nilainya diperoleh
dengan membagi nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) suatu tahun
tertentu dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut. (Mankiw, 2003:10).
Menurut Sukirno (2002:417), pengertian pendapatan perkapita adalah
pendapatan rata-rata penduduk, oleh sebab itu untuk memperoleh pendapatan
perkapita pada suatu tahun, yang harus dilakukan adalah membagi pendapatan
nasional pada tahun itu dengan jumlah penduduk pada tahun yang sama. Jika
tingkat pendapatan rendah tabungan masyarakat akan mengalami keadaan
negatif, ini berarti masyarakat menggunakan tabungannya untuk membiayai
kehidupan sehari-hari, baru setelah pendapatan perkapita melebihi pendapatan
awal yang diterima masyarakat maka masyarakat akan menabung sebagian dari
10
pendapatannya atau dengan kata lain kemampuan masyarakat untuk menabung
mengalami peningkatan.
J.M. Keynes (2002) mengatakan bahwa pendapatan merupakan hal yang
penting bagi tabungan dan tingkat bunga, karena suku bunga tergantung pada
penawaran dan permintaan uang, dan tidak tergantung pada tabungan serta
investasi. J.M. Keynes juga berpendapat bahwa pendapatan masyarakat
digunakan sebagian untuk konsumsi dan sebagian lainnya digunakan untuk
menabung. Pendapatan tentunya sangat berpengaruh terhadap jumlah tabungan
yang disimpan masyarakat di lembaga-lembaga perbankan, dalam arti semakin
besar pendapatan semakin besar pula tingkat tabungan masyarakat, jika
pendapatan meningkat jumlahnya maka dana masyarakat yang berhasil
dihimpun oleh lembaga perbankan ada kecenderungan meningkat.
2.1.2
Tingkat Suku Bunga
Bunga merupakan denda yang dibayarkan untuk mengkonsumsi penghasilan
sebelum diterima. Bagi orang yang memberikan pinjaman, bunga merupakan
imbalan karena menunda komsumsi sekarang hingga waktu dari piutang. Bunga
bank dapat diartikan sebgai balas jasa yang diberikan oleh bank yang
berdasarkan prisip konvensional kepada nasabah yang membelih atau menjual
produknya. Bunga juga dapat diarikan sebagai balas jasa yang harus dibayar
kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar kepada
11
bank
(nasabah
yang
memperoleh
pinjaman).
Kasmir, Agustus
2002.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/9906/1/09E01642.pdf
Pengertian tingkat bunga berdasarkat teori Keynes (Teori Liquidity
Preference) Tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan uang,
menurut teori ini keinginan untuk memegang uang ada tiga motif (transaksi,
berjaga-jaga dan berspekulasi) atau liquidity preference. Teori ini merupakan
turunan dari teori permintaan Akan uang dari Keynes sendiri. Permintaan uang
menurut Keynes berdaarkan pada konsepsi bahwa orang pada umumnya
menginginkan dirinya tetap liquid untuk memenuhi tiga motif tersebut,
preference atau keinginan untuk tetap liquid inilah yang membuat orang
bersedia membayar dengan harga atau tingkat bunga tertentu untuk penggunaan
uang. Kaum Keynesian lebih menekan sifat uang sebagai satu aktiva yang liquid
yang bisa digunakan untuk mengatakan kesempatan untuk memperoleh
keuntungan dari surat berharga.
Menurut Karl dan Fair (2001:635) Suku bunga adalah Pembayaran bunga
tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang
diperoleh dari jumlah bunga yang diterima setiap tahun dibagi dengan jumlah
pinjaman. Pengertian suku bunga menurut Sunariyah (2004:80) adalah harga
dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit
waktu.
Menurut Dendawijaya Lukman (2001:105) dalam industry perbankan yang
sangat kompetitif, penentuan tingkat bunga kredit menjadi suatu alat persaingan
12
yang sangat strategis. Besar kecilnya bunga bunga kredit sangat dipengaruhi
oleh besar kecilnya bunga simpanan, semakin besar atau semakin mahal bunga
simpanan, maka semakin besar pula bunga pinjaman dan demikian pula
sebaliknya. Disamping bunga pinjaman, pengaruh besar kecilnya bunga
pinjaman juga dipengaruhi oleh komponen-komponen pokok dalam penentuan
tingkat bunga kredit. Bank-bank yang mampu mengendalikan komponenkomponen pokok dalam penentuan tingkat bunga kredit (lending rate) akan
mampu menentukan tingkat bunga kredit yang lebih rendah dibandingkan
dengan bank-bank lainnya.
Jadi, tingkat suku bunga merupakan persentase dari modal yang dipinjam
dari pihak luar atau tingkat keuntungan yang didapatkan oleh penabung di Bank
atau tingkat biaya yang dikeluarkan oleh investor yang menanamkan dananya
pada saham.
Menurut teori klasik, bunga adalah bagian dari penggunaan Dana yang
tersedia untuk dipinjamkan (Loanable Fund). Harga ini terjadi di pasar Dana
investasi, ini terjadi dimana pada periode waktu tertentu anggota masyarakat
memilki
kelebihan
dari
pendapatan
kemudian
menabung
kelebihan
pendapatannya. Menurut pandangan ahli ekonomi klasik, tingkat bunga
dipengaruhi oleh permintaan atas tabungan oleh para investor dan penawaran
tabungan oleh rumah tangga.
Menurut pandangan Keynes, tingkat bunga dipengaruhi oleh jumlah uang
yang beredar dan preferensi liquiditas atau permintaan uang. Preferensi
13
liquiditas adalah permintaan terhadap uang seluruh masyarakat dalam
perekonomian.
Sukirno (2000:385) Dalam hubungannya dengan permintaan uang, tingkat
bunga bisa dibedakan menjadi dua yaitu tingkat bunga dalam negeri dan tingkat
bunga luar negeri. Perbedaaan tingkat bunga diantaranya disebabkan beberapa
faktor yaitu : Perbedaan resiko, pinjaman pemerintah membayar tingkat bunga
yang lebih rendah dari pada tingkat bunga pinjaman swasta karena resikonya
lebih kecil.
Tabungan menurut teori klasik (teori yang dikemukakan kaum klasik
seperti Adam Smith, David Ricardo, dll) adalah fungsi dari tingkat bunga, makin
tinggi bunga, maka makin tinggi pula keingginan masyarakat untuk menyimpan
dananya dibank. Artinya, pada tingkat bunga yang lebih tinggi, masyarakat akan
terdorong
untuk
mengorbankan
atau
mengurangi
pengeluaran
untuk
berkonsumsi guna menambah tabungan. Sedangkan bunga adalah harga dari
(penggunaan) loanable funds, atau bisa diartikan sebagai dana yang tersedia
untuk dipinjamkan atau dana investasi, karena menurut teori klasik bunga adalah
harga yang terjadi dipasar investasi. Investasi juga merupakan tujuan dari tingkat
bunga. Semakin tinggi tingkat bunga (tingkat bunga kredit), maka keingunan
untuk melakukan investasi juga semakin kecil. Alasannya, seorang pengusaha
akan menambah pengeluaran invesinya apabila keuntungan yang diharapkan
dari investasi tersebut lebih besar dari tingkat bunga yang harus dibayarkan
untuk dana investasi tersebut sebagai ongkos untuk penggunaan dana (cost of
14
capital). Makin rendah tingkat bunga, maka pengusaha akan mendorong untuk
melakukan investasi, sebab biaya penggunaan dana juga semakin kecil. Tingkat
bunga dalam keadaan keseimbangan (artinya tidak ada dorongan untuk naik atau
turun) akan tercapai apabila keinginan menabung masyarakat sama dengan
keinginan pengusaha untuk melakukan investasi.
Suku bunga adalah pendapatan (bagi kreditor) atau beban bagi (debitor)
yang diterima atau dibayarkan oleh kreidtor atau debitor (Madura, 2003).
Menurut Kamus lengkap ekonomi (2000,693), suku bunga (interest rate) adalah
kompensasi yang dibayar peminjam dana kepada kepada yang meminjam. Bagi
peminjam, suku bunga merupakan biaya pinjaman atau harga yang dibayar atas
uang yang dipinjamkan, yang merupakan tingkat pertukaran dari konsumsi
sekarang untuk konsumsi masa mendatang. Biasanya diekspresikan sebagai
persentase pertahun yang dibebankan atas uang yang dipinjam atau dipinjamkan.
Menurut Karl dan Fair (2001:635) suku bunga adalah pembayaran bunga
tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang
diperoleh dari jumlah bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah
pinjaman.
Pengertian suku bunga menurut Sunariyah (2004:80) adalah harga dari
pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit
waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh
debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur.
Adapun fungsi suku bunga menurut Sunariyah (2004:81) adalah:
15
a. Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk
diinvestasikan.
b.
Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka
mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu
perekonomian. Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor
industri tertentu apabila perusahaan-perusahaan dari industri tersebut akan
meminjam dana. Maka pemerintah memberi tingkat bunga yang lebih rendah
dibandingkan sektor lain.
c. Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang
beredar.
Ini berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu
perekonomian.
Suku bunga itu sendiri ditentukan oleh dua kekuatan, yaitu : penawaran
tabungan dan permintaan investasi modal (terutama dari sektor bisnis).
Tabungan adalah selisih antara pendapatan dan konsumsi. Bunga pada dasarnya
berperan sebagai pendorong utama agar masyarakat bersedia menabung. Jumlah
tabungan akan ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat bunga. Semakin tinggi
suku bunga, akan semakin tinggi pula minat masyarakat untuk menabung, dan
sebaliknya.
Tinggi rendahnya penawaran dana investasi ditentukan oleh tinggi
rendahnya suku bunga tabungan masyarakat.
16
jumlah uang beredar, dan inflasi. Sedang faktor eksternal merupakan suku
bunga luar negeri dan tingkat perubahan nilai valuta asing yang diduga.
Menurut Prasetiantono (2000) mengenai suku bunga adalah: jika suku
bunga tinggi, otomatis orang akan lebih suka menyimpan dananya di bank
karena ia dapat mengharapkan pengembalian yang menguntungkan. Dan pada
posisi ini, permintaan masyarakat untuk memegang uang tunai menjadi lebih
rendah karena mereka sibuk mengalokasikannya ke dalam bentuk portfolio
perbankan (deposito dan tabungan). Seiring dengan berkurangnya jumlah uang
beredar, gairah belanja pun menurun. Selanjutnya harga barang dan jasa umum
akan cenderung stagnan, atau tidak terjadi dorongan inflasi. Sebaliknya jika
suku bunga rendah, masyarakat cenderung tidak tertarik lagi untuk menyimpan
uangnya di bank.
Beberapa aspek yang dapat menjelaskan fenomena tingginya suku bunga
di Indonesia adalah tingginya suku bunga terkait dengan kinerja sektor
perbankan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi (perantara), kebiasaan
masyarakat untuk bergaul dan memanfaatkan berbagai jasa bank secara relatif
masih belum cukup tinggi, dan sulit untuk menurunkan suku bunga perbankan
bila laju inflasi selau tinggi ( Prasetiantono, 2000 : 99-101).
Kasmir, (2008:135) mengatakan bahwa bunga bank dapat diartikan sebagai
balas jasa yang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip konvensional kepada
nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan
sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan)
17
dengan harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang
memperoleh pinjaman).
Suku bunga merupakan salah satu faktor yang cukup menarik bagi pemilik
dana untuk menyimpan uangnya pada suatu bank. Tingkat suku bunga yang
diberikan hendaknya dapat bersaing dengan tingkat suku bunga yang diberikan
bank lain. Tingkat suku bunga biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase dari
jumlah yang dipinjamkan dan dengan dasar tahunan (annual basis/perannum).
Menurut Kasmir, (2008:136), dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada 2
(dua) macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya, yaitu:
1. Bunga Simpanan
Adalah bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi
nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga
yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Sebagai contoh: jasa giro, bunga
tabungan, dan bunga deposito.
2. Bunga Pinjaman
Adalah bunga yang dibebankan kepada para peminjam atau harga yang
harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank, sebagai contoh bunga kredit.
Suku bunga simpanan dan suku bunga pinjaman merupakan komponen
utama faktor biaya dan pendapatan bagi bank. Bunga simpanan merupakan
biaya dana yang harus dikeluarkan kepada nasabah, sedangkan bunga pinjaman
merupakan pendapatan yang diterima dari nasabah peminjan (debitur).
18
Menurut Dendawijaya Lukman (2001:105) dalam industry perbankan yang
sangat kompetitif, penentuan tingkat bunga kredit menjadi suatu alat persaingan
yang sangat strategis. Besar kecilnya bunga bunga kredit sangat dipengaruhi
oleh besar kecilnya bunga simpanan, semakin besar atau semakin mahal bunga
simpanan, maka semakin besar pula bunga pinjaman
dan demikian pula
sebaliknya. Disamping bunga pinjaman, pengaruh besar kecilnya bunga
pinjaman juga dipengaruhi oleh komponen-komponen pokok dalam penentuan
tingkat bunga kredit. Bank-bank yang mampu mengendalikan komponenkomponen pokok dalam penentuan tingkat bunga kredit (lending rate) akan
mampu menentukan tingkat bunga kredit yang lebih rendah dibandingkan
dengan bank-bank lainnya.
2.1.3
Minat Menabung
Tabungan menurut teori klasik merupakan fungsi dari tingkat bunga
sehingga makin tinggi tingka bunga makin tinggi pula keingan masyarakat akan
lebih terdorong untuk mengorbankan atau mengurangi pengeluaran untuk
konsumsi guna menambah tabungan dan sebaliknya apabila tingkat bunga
makin rendah atau tidak ada sama sekali maka tidak terdorong keinginan
masyarakat untuk menabung di Bank (Nopirin Phd, Ekonomi Moneter I, hal 70).
19
Pengertian tabungan menurut Undang-undang perbankan no 10 tahun 1998
adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syaratsyarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro
dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Tujuan menabung di bank adalah:
Penyisihan sebagian hasil pendapatan nasabah untuk dikumpulkan sebagai
cadangan hari depan;
Sebagai alat untuk melakukan transaksi bisnis.
Sarana penarikan tabungan:
Buku tabungan;
Slip penarikan;
ATM (anjungan tunai mandiri);
Sarana lainnya (Formulir transfer, Internet banking, Mobile banking, dll).
http://id.wikipedia.org/wiki/tabungan
Menurut
Lukman
Dendawijaya
(2003;
58)
pengertian
tabungan
yaitu:Tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya
dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu.
2.1.4
Jenis-Jenis Tabungan
Dalam aspek perbankan di Indonesia dewasa ini terdapat beberapa jenis
tabungan. Perbedaan ini hanya terletak pada fasilitas yang diberikan kepada
20
penabung. Dengan demikian penabung mempunyai banyak pilihan. Jenis-jenis
yang dimaksud adalah:
a. Tabungan Pembangunan Nasional
Yaitu bentuk tabungan yang tidak terkait oleh jangka waktu dengan syrat
penyorotan dan pengambilan yang untuk pertama kalinya diatur pada tahun
1971. Tabanas terdiri dari:
b. Tabanas Umum, yaitu tabanas yang berlaku bagi perorangan dilaksanakan
secara sendiri-sendiri oleh pihak penabung bersangkutan.
c. Tabanas Pemuda, Pelajar dan Pramuka (Tapelpram), yaitu tabungan khusus yang
dilaksanakan secara kolektif melalui organisasi pemuda, sekolah dan satuan
pramuka.
d. Tabanas Pegawai, yaitu tabanas khusus para pegawai dari semua golongan
kepangkatan secara kolektif.
e. Tabungan Asuransi Berjangka (Taska), yaitu bentuk tabungan dengan asuransi
jiwa.
f. Tabungan Ongkos Naik Haji (ONH), yaitu setoran ongkos naik haji atas nama
calon
Jemaah haji untuk setiap musim haji.
21
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2001:83) Tabungan lainnya adalah semua
tabungan pihak ketiga kepada bank yang administrasi pembukuannya dilakukan
dalam buku tabungan, menabung dan penarikan tabungan dilakukan dengan slip
tabungan dan slip penarikan yang telah disediakan oleh bank.
Menurut Nopirin (2000:156), berpendapat bahwa tabungan akan naik
apabila pendapatan (Disposible income) naik, kenaikan ini dapat dicapai
penurunan pajak penghasilan. Dengan demikian penurunan pajak penghasilan
dapat meningkatkan tabungan. Berdasarkan pada yang deikemukkan oelh
Nopirin diatas mak dapat dijelaskan bahwa apabila terjadi perubahan dalam
pendapatan akan mengakibatkan tabungan menjadi meningkat. Akan tetapi
sebaliknya, apabila pendapatan mengalami penurunan maka akan menyebabkan
turunnya tabungan.
Menurut John Hicks, yang dikutip oleh Nopirin menyatakan bahwa
tabungan tidak hanya ditentukan oleh tingkat bunga, tetapi juga tingkat
pendapatan. Tabungan adalah bagian dari pendapatan komsumsi yang tidak
dibelanjakan atau digunakan untuk komsumsi.
Menurut Lewis (2000:163), bahwa tingginya tingkat tabungan tergantung
pada dasarnya surplus disektor kapitalis, distribusi pendapatan masyarakat dan
kesangupan masyrakat untuk menabung, menurutnya makin besar surplus yang
diperoleh oleh sector kapitalis, maka makin besar tabungan yang dapat
diciptakan cenderung akan meningkatkan tabungan apabila ia memperoleh
pendapatan yang lebih tinggi lagi.
22
Menurut kosim (2000:75) menyatakan bahwa tingkat tabungan masyarakat
dapat ikut aktif untuk dapat memanfaatkan produk perbankan yang beerupa
tabungan. Tabungan adalah menyimpang uang di bank kapan saja dan berapa
saja pengambilanpun bisa kapan saja apabila dibutuhkan. Tabungan untuk
mendidik masyarakat untuk hidup hemat, dan tabungan juga dapat membantu
program pemerintah untuk ikut dalam proses pembangunan.
Tabungan
ialah
kelebihan
pendapatan
terhadap
pengeluaran untuk konsumsi (Keynes, dalam Nopirin 1996:56).
Prema-Chandra Athukorola dan Kunal Sen (2003) dalam
tulisan yang berjudul “ The Determinants of private Saving in
India” mengatakan bahwa untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat tabungan masyarakat (private saving)
dalam proses pembangunan ekonomi dengan menggunakan
data dari india. Dalam penelitiannya ditemukan bahwa tingkat
tabungan
meningkat
seiring
dengan
meningkatnya
pertumbuhan dari pendapatan yang dibelanjakan (disposible
income).
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Metode Penelitian
Berdasarkan pada judul penelitian, data yang digunakan adalah data
kuantitatif dan data kualitatif. Dimana, data kuantitatif tersebut berbentuk
angka-angka yang dapat dihitung, dengan menghitung seluruh nasabah yang
melakukan tabungan di lembaga keuangan Bank Nasional Komersial TimorLeste (BNCTL) dan suku bunga yang ditawarkan kepada para nasabah.
Sedangkan data kualitatif adalah mencari tahu minat menabung dari para
nasabah. Sehingga penulis mengdentifikasikan tiga (3) Variabel yaitu:
Y (variabel terikat ) = minat menabung
X1 (variabel bebas ) = pendapatan nasabah
X2 (variabel bebas) = tingkat suku bunga
3.2
Definisi Operasional
Secara
operasional
variabel
didefinisikan
menjelaskan makna daripada variabel itu sendiri.
24
sebagai
tujuan
untuk
Jadi, definisi dari ketiga (3) variabel tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Pendapatan adalah jumlah nilai berupa uang atau barang yang diterima atau
dimiliki oleh
b.
masyarakat dalam periode tertentu;
Tingkat suku bunga adalah persentase dari modal yang dipinjam dari pihak luar
atau tingkat keuntungan yang didapatkan oleh penabung di Bank atau tingkat
biaya yang dikeluarkan oleh investor yang menanamkan dananya pada saham;
c.
Minat menabung adalah keinginan masyarakat untuk menyisikan pendapatan
yang tidak habis dikomsumsi.
3.3
Jenis dan Sumber Data
Menurut Mohammad Teguh jenis dan sumber data dapat diuraikan sebagai
berikut:
2.1.3 Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yang merupakan data
statistik yang berbentuk angka-angka. Data ini terpisah secara langsung dari
hasil penelitian dilapangan melalui kuesioner yang dibagikan kepada anggota
atau nasaba di Bank Nasional Komersial Timor-Leste.
2.1.4 Jenis Data
a.
Data primer yaitu pengedaran kuesioner untuk memperoleh informasi seberapa
besar masyarakat yang menabung di Bank BNCTL (Banco Nasional Comercio
Timor Leste);
25
b.
Data Sekunder adalah data yang sudah tersedia di bank BNCTL yaitu jumlah
orang yang melakukan tabungan dan suku bunga yang disediakan oleh lembaga
keuangan BNCTL.
3.4
Teknik Pengumpulan Data
Langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti dalam mengumpulkan data
meliputi:
3.4.1 Observasi
Adalah suatu metode operasional untuk mengumpulkan data melalui
proses pencatatan secara cermat dan sistematis terhadap onyek yang diamati
secara langsung. Jenis observasi yang digunakan oleh peneliti adalah metode
observasi tampa partisipasi, yaitu pengamatan yang perlu dilakukan peneliti
sebagai dasar pengumpulan data lebih lanjut.
3.4.2 Wawancara
Adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara bertanya lansung
kepada responden yang telah dipilih sebagai sampel. Teknik wawancara yang
digunakan peneliti adalah wawancara berstruktur yaitu peneliti sebelum
melakukan wawancara terleibih dahulu menyiapkan kuesioner untuk dibacakan
pada saat melakukan wawancara dengan responden.
3.4.3 Penyebarab kuesioner
Adalah suatu metode pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti
dengan menyebarluaskan kuesioner kepada responden yang telah dipilih.
26
Kemudian peneliti menunggu kembali kusioner yang telah disebarluaskan,
dengan demikian proses pengumpulan data selesai.
3.5
Teknik Penentuan Sampel
Prosedur dalam menentukan besarnya sampel adalah sebagai berikut:
27