PROPOSAL PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN C

PROPOSAL
PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
(CSR) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MANUFACTURING YANG TERDAFTAR DI
BEI

Diajukan oleh:

Sri Rahmad Santoso
NPM : 41183402130053

PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM “45” (UNISMA) BEKASI
Jl. Cut Meutia no. 83 Kota Bekasi. Telp. (021) 8801027
2016

1

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “Pengaruh Keuangan
dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Manufacturing yang Terdaftar di
BEI” tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih atas segala bentuk bantuan,
bimbingan dan saran kepada:
1. Ibu Isti Pujihastuti, S.E., M..E. selaku dosen pembimbing seminar keuangan yang telah
memberikan pengarahan dalam pembuatan proposal ini.
2. Ibu Rianti Setyawasih, Ir., M.E. selaku dosen pembimbing manajemen keuangan yang
telah memberikan bekal ilmu sehingga penulis dapat menerapkanya diproposal ini.
3. Seluruh Staf dan Dosen pengajar di fakultas Ekonomi Universitas Islam “45” Bekasi atas
pengajaran yang terbaik sehingga banyak memberikan masukan dan inspirasi bagi
penulis.
4. Ibu dan Bapak serta keluarga tercinta yang tidak pernah putus memberikan doa dan
motivasi sehingga penulis dapat berhasil menyelesaikan proposal ini.
5. Semua sahabat dan seluruh keluarga besar Universitas Islam “45” Bekasi yang telah
memberikan dorongan semangat dan doanya.
Pada akhir kata pengantar ini, penulis berharap agar proposal ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pembaca.
Wassalamu’alaikum wr. Wb


Bekasi, 02 Juni 2016
Penulis,

Sri Rahmad Santoso

1

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i
BAB 1

PENDAHULUAN............................................................................................................1

1.1.

Latar Belakang..................................................................................................................1

1.2.

Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian..........................................................3


1.2.1. Rumusan Masalah.........................................................................................................3
1.2.2. Tujuan Penelitian...........................................................................................................3
1.2.3. Manfaat Penelitian.........................................................................................................3
1.3.

Ruang Lingkup Penelitian.................................................................................................3

1.4.

Kerangka Pemikiran..........................................................................................................4

1.4.1. Hubungan kinerja keuangan dengan PBV.....................................................................5
1.4.2. Hubungan CSR dengan PBV........................................................................................5
1.4.3. Kerangka Pemikiran......................................................................................................6
1.5.

Hipotesis............................................................................................................................6

1.5.1. Hipotesis Pertama (Ha1).................................................................................................6

1.5.2. Hipotesis Kedua (Ha2)....................................................................................................7
1.5.3. Hipotesis Ketiga (Ha3)...................................................................................................7
1.5.4. Hipotesis Keempat (Ha4)................................................................................................7
1.5.5. Hipotesis Kelima (Ha5)..................................................................................................7
BAB II METODE PENELITIAN..................................................................................................8
2.1.

Populasi dan Sampel Penelitian........................................................................................8

2.2.

Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data...................................................................8

2.3.

Variabel Penelitian dan Pengukuranya..............................................................................9

2.4.

Variabel Penelitian............................................................................................................9


2.4.1. Variabel Retrun On Aset (ROA)....................................................................................9
2.4.2. Variabel Retrun On Equity (ROE)...............................................................................10
2.4.3. Variabel Operating Profit Margin (OPM)...................................................................11
2.4.4. Variabel Net Profit Margin (NPM)..............................................................................11
2.4.5. Variabel Corporate Social Responsibility (CSR).........................................................11
2.4.6. Variabel Nilai Perusahaan (PBV)...............................................................................12
2

2.5.

Metode Analisis Data......................................................................................................12

2.5.1. Statistik Deskriptif.......................................................................................................12
2.5.2. Uji Hipotesis................................................................................................................15
2.2.

Jadwal Kegiatan Penelitian.............................................................................................17

2.3.


Sistematika Pelaporan.....................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................21

3

BAB 1
1.1.

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan suatu laporan yang menggambarkan hasil dari
proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau
aktivitas perusahaan dengan pihak yang berkepentingan (Barlian, dkk, 2004:76). Laporan
keuangan terdiri dari: neraca, laporan laba/rugi, laporan arus kas, laporan perubahan
modal dan catatan atas laporan keuangan.
Informasi yang terdapat pada laporan keuangan sangat berguna bagi pihak-pihak
yang mempunyai kepentingan diperusahaan tersebut, contohnya:




Pihak intern atau manajemen perusahaan menggunakan laporan keuangan sebagai
dasar pengukuran kinerja perusahaan.
Pihak Ekstern (Investor) menggunakan laporan keuangan sebagai bahan
pertimbangan untuk berinvestasi di pasar modal. Pasar modal merupakan wahana
dan tempat bertemunya pihak yang memerlukan dana (borrower) dengan pihak yang
memiliki kelebihan dana (lender).

Menurut Zuraedah (2010) pengukuran kinerja keuangan merupakan salah satu
faktor yang sangat penting bagi perusahaan, karena pengukuran tersebut digunakan
sebagai dasar untuk menyusun sistem imbalan dalam perusahaan sehingga dapat
mempengaruhi perilaku pengambilan keputusan dalam perusahaan dan memberikan
sistem informasi yang berguna bagi pihak yang berkepentingan.
Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan atau kekayaan,
terutama bagi para pemegang sahamnya, hal ini terwujud berupa adanya upaya
peningkatan atau memaksimalkan nilai perusahaan atas harga saham perusahaan yang
bersangkutan. Tujuan ini bersifat garis besar, karena pada praktiknya tujuan itu senantiasa
dipengaruhi oleh keputusan-keputusan dibidang keuangan (Tika, 2012:124). Nilai

perusahaan dapat dinilai dari seberapa besar rasio profitabilitasnya antara lain dengan
mengukur Return On Aset (ROA), Return On Equity (ROE), Operating Profit Margin
(OPM) dan Net Profit Margin (NPM).
Saat ini banyak perusahaan yang menyadari bahwa perusahaan tidak hanya
memiliki kewajiban untuk mensejahterakan shareholder saja, melainkan perusahaan juga
memiliki kewajiban atau tanggung jawab sosial untuk meningkatkan nilai perusahaan
dimata stakeholder. Tanggung jawab sosial perusahaan diharapkan dapat meningkatkan
nilai perusahaan sehingga kelangsungan perusahaan dalam memperoleh laba dapat secara
berkesinambungan dan berjangka panjang.
1

CSR adalah pernyataan umum yang menunjukkan kewajiban perusahaan untuk
memanfaatkan sumber daya ekonomi di dalam kegiatan usahanya demi menyediakan dan
memberikan kontribusi kepada para stakeholders internal dan eksternal (Kok, 2001
dalam Saleh et al, 2010).
Praktik dan pengungkapan CSR sebagai simbol kepedulian perusahaan akan
lingkungan sosialnya yang dikomunikasikan dalam berbagai media, tentunya membawa
pengharapan terhadap baiknya citra perusahaan di mata masyarakat dan berbagai
stakeholders perusahaan (Iren, 2008). Oleh sebab itu praktik dan pengungkapan CSR
dianggap mampu menarik dan meningkatkan kepemilikan institusional perusahaan

dikarenakan mampu memberi nilai tambah berupa peningkatan citra dan reputasi
perusahaan di mata investor.
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Uhroh dan Putu (2003) dalam Permanasari
(2010) menyatakan bahwa pengungkapan sosial dalam laporan tahunan perusahaan yang
go public telah terbukti berpengaruh terhadap volume perdagangan saham bagi
perusahaan yang masuk kategori high profile. Artinya bahwa investor sudah memulai
merespon dengan baik informasi – informasi sosial yang disajikan perusahaan dalam
laporan tahunan. Semakin luas pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan dalam
laporan tahunan ternyata memberikan pengaruh terhadap volume perdagangan saham
perusahaan dimana terjadi lonjakan perdagangan pada seputar publikasi laporan tahunan.
Almilia dan Budisusetyo (2009) menguji dampak kualitas pengungkapan
keuangan dan tanggung jawab sosial pada website perusahaan terhadap harga saham,
return saham dan profitabilitas perusahaan. Hasil penelitian Almilia dan Budisusetyo
(2009) menunjukkan bahwa kualitas penggungkapan yang tinggi berdampak pada
peningkatan harga saham dan profitabilitas perusahaan. Susi (2005), menyatakan bahwa
perusahaan yang melakukan tanggung jawab sosial mengalami laba yang lebih rendah
dan kekayaan pemegang saham berkurang, yang pada akhirnya membatasi investasi ke
perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial.
Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Ardimas dan Wardoyo (2014) menyatakan
bahwa jika diuji secara parsial terlihat bila kinerja keuangan yang diukur dengan ROA,

ROE, OPM, dan NPM memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan
sedangkan Corporate Social Responsibility (CSR) pada Bank yang telah listing di BEI
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Jika diuji secara simultan
keduanya memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan yang diproyeksikan pada price
book value (PBV) pada perusahaan perbankan yang go public dan terdaftar di BEI.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti “Pengaruh Kinerja
Keuangan dan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Nilai Perusahaan
Manufacturing yang Terdaftar di BEI”
2

1.2.

Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.2.1. Rumusan Masalah




Apakah kinerja keuangan (ROA, ROE, OPM dan NPM) berpengaruh positif/negative

terhadap nilai perusahaan?
Apakah pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki pengaruh
positif/negative terhadap nilai perusahaan?
Apakah kinerja keuangan dan Corporate Social Responsibility (CSR) secara bersamasama mempengaruhi nilai peusahaan pada manufactur?

1.2.2. Tujuan Penelitian



Mengetahui apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan antara ROA, ROE, OPM,
dan NPM terhadap Nilai Perusahaan (PBV)
Mengetahui apakah Corporatte Social Responsibility (CSR) memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan.

1.2.3. Manfaat Penelitian






1.3.

Bagi Investor
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan investasi saham dengan mempertimbangkan nilai perusahaan.
Bagi Pengelola Pasar Modal
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan sejauh mana Kinerja
keuangan dan CSR mempengaruhi nilai perusahaan, sehingga dapat dijadikan acuan
untuk mendorong perusahaan dalam menyajikan informasi yang berkualitas bagi semua
pihak baik intern perusahaan maupun pihak ekstern.
Bagi Akademis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan pedoman bagi penelitian di masa yang
akan datang yang tertarik dengan pembahasan tentang pengaruh kinerja keuangan dan
CSR terhadap nilai perusahaan
Ruang Lingkup Penelitian
Terdapat banyak fakor yang mempengaruhi nilai perusahaan, dalam penelitian ini
penulis membatasi faktor tersebut menjadi dua pokok variabel yakni, kinerja keuangan
yang diukur dengan ROA, ROE, OPM, dan NPM serta variabel pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR) pada perusahaan manufacturing yang terdaftar di
BEI.

3

1.4.

Kerangka Pemikiran
Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan dan
mensejahterakan para pemegang sahamnya, hal ini terwujud dengan adanya upaya
perusahaan dalam memaksimalkan nilai perusahaan dimata stakeholder.
Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli
apabila perusahaan tersebut dijual, semakin tinggi nilai perusahaan semakin besar pula
kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan (Husnan dan Pudjiastuti
2002:7). Bagi perusahaan yang sudah go public maka nilai pasar ditentukan oleh
mekanisme permintaan dan penawaran di bursa, yang tercermin dalam listing price.
Berbeda hal nya dengan perusahaan publik, yang nilai pasar ditetapkan oleh lembaga
independen seperti perusahaan jasa penilai. Beberapa indikator yang dapat digunakan
untuk mengukur nilai perusahaan antara lain:


Price Earning Ratio (PER)
Price earning ratio menunjukkan berapa banyak jumlah uang yang rela
dikeluarkan oleh para investor untuk membayar setiap dolar laba yang dilaporkan
(Brigham dan Houston, 2006:110). Kegunaan price earning ratio adalah untuk melihat
bagaimana pasar menghargai kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh earning per
share-nya. Price earning ratio menunjukkan hubungan antara pasar saham biasa dengan
earning per share.



Tobin’s Q
Tobin’s Q ditemukan oleh seorang pemenang hadiah nobel dari Amerika Serikat
yaitu James Tobin. Tobin’s Q adalah nilai pasar dari aset perusahaan dengan biaya
penggantinya: Menurut konsepnya, rasio Q lebih unggul daripada rasio nilai pasar
terhadap nilai buku karena rasio ini fokus pada berapa nilai perusahaan saat ini secara
relatif terhadap berapa biaya yang dibutuhkan untuk menggantinya saat ini. Dalam
praktiknya, rasio Q sulit untuk dihitung dengan akurat karena dalam memperkirakan
biaya penggantian atas aset sebuah perusahaan bukanlah suatu pekerjaan yang mudah
(Margaretha, 2014:20).



Price to Book Value (PBV)
Komponen penting lain yang harus diperhatikan dalam analisis kondisi
perusahaan adalah Price to Book Value (PBV) yang merupakan salah satu variabel yang
dipertimbangkan seorang investor dalam menentukan saham mana yang akan dibeli.
Untuk perusahaan-perusahaan yang berjalan dengan baik, umumnya rasio ini mencapai
diatas satu, yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya.
Semakin besar rasio PBV semakin tinggi perusahaan dinilai oleh para pemodal relatif
dibandingkan dengan dana yang telah ditanamkan di perusahaan.
4

Price to book value yang tinggi akan membuat pasar percaya atas prospek
perusahaan kedepan. Hal itu juga yang menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab
nilai perusahaan yang tinggi mengindikasikan kemakmuran pemegang saham juga tinggi.
Menurut (Brigham dan Houston, 2006:112), nilai perusahaan dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Price¿ Book Value ( PBV ) =

Harga perlembar saham
X 100
Nilai buku perlembar saham

Dalam penelitian ini penulis memilih indikator dari nilai perusahaan adalah Price
Book Value (PBV) karena price book value banyak digunakan dalam pengambilan
keputusan investasi. Selain itu, Ada beberapa keunggulan PBV yaitu nilai buku
merupakan ukuran yang stabil dan sederhana yang dapat dibandingkan dengan harga
pasar. Keunggulan kedua adalah PBV dapat dibandingkan antar perusahaan sejenis untuk
menunjukkan tanda mahal/murahnya suatu saham. Rasio ini dapat memberikan gambaran
potensi pergerakan harga suatu saham sehingga dari gambaran tersebut, secara tidak
langsung rasio PBV ini juga memberikan pengaruh terhadap harga saham.
1.4.1.

Hubungan kinerja keuangan dengan PBV

Jika kinerja keuangan menunjukkan prospek yang baik, maka saham tersebut
akan diminati oleh para investor dan calon investor baru, sehingga permintaan terhadap
saham tersebut akan meningkat dan mempengaruhi nilai jual saham tersebut. Penilaian
kinerja keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan analisis rasio keuangan. Rasio
yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan antara lain return on
assets (ROA), return on equity (ROE), operating profit margin (OPM), dan net profit
margin (NPM)
1.4.2. Hubungan CSR dengan PBV
CSR merupakan sebuah gagasan yang mana perusahaan tidak lagi dihadapkan
pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan
(corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya (financial) saja, tetapi
tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines (Nurlela dan
Islahuddin, 2008). Di sini bottom lines lainnya selain finansial juga ada sosial dan
lingkungan. Karena kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan
tumbuh secara berkelanjutan (sustainable).
Keberlanjutan perusahaan akan terwujud apabila, perusahaan memperhatikan
dimensi sosial dan lingkungan hidup. Hal seperti ini sudah sangat disadari oleh investor
institusional sebagai investor yang cenderung berinvestasi dalam jangka panjang. Oleh
karena itu investor institusional sering kali menggunakan CSR sebagai ukuran dalam
melihat kemampuan perusahaan untuk mampu going concern.
5

1.4.3. Kerangka Pemikiran
Return On
Aset (ROA)
Return On
Equity (ROE)
Operating
Profit Margin
(OPM)
Net Profit
Margin (NPM)

Corporatte
Social
Responsibility
(CSR)

1.5.

Ha1

Ha2

Ha3
Nilai perusahaan

Ha4

Ha5

Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka hipotesis penelitian sebagai berikut:

1.5.1. Hipotesis Pertama (Ha1)
ROA yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang digunakan untuk
operasi perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya jika ROA
negative menunjukkan total aktiva yang digunakan tidak memberikan keuntungan. Oleh
karena itu dengan semakin positifnya nilai dari ROA maka akan menunjukkan kinerja
keuangan yang baik pula yang akan di ikuti dengan meningkatnya harga saham dari
perusahaan tersebut, sehingga diduga ROA memiliki pengaruh signifikan dan positif
terhadap nilai perusahaan.
Ha1 > 0, artinya ROA berpengaruh signifikan dan positif terhadap nilai perusahaan (PBV)

6

1.5.2. Hipotesis Kedua (Ha2)
ROE dipergunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba bersih melalui penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi ROE
menunjukkan perusahaan mampu mengefisiensikan modal sendiri sehingga mampu
menarik permintaan investor yang akan menginvestasikan dananya diperusahaan
tersebut. Diduga ROE berpengaruh signifikan dan positif terhadap nilai perusahaan.
Ha2 > 0, artinya ROE berpengaruh signifikan dan positif terhadap nilai perusahaan
1.5.3. Hipotesis Ketiga (Ha3)
Operating Profit Margin (OPM) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba yang akan menutupi biaya-biaya operasi perusahaan. Semakin
besar OPM maka semakin besar minat investor terhadap saham perusahaan sehingga
dianggap adanya pengaruh yang signifikan antara OPM dengan nilai perusahaan.
Ha3 > 0, artinya OPM berpengaruh signifikan dan positif terhadap nilai perusahaan
1.5.4. Hipotesis Keempat (Ha4)
Net Profit Margin (NPM) digunakan untuk mengukur besarnya laba bersih perusahaan
dibanding dengan penjualannya (Brigham dan Houston, 2006). Semakin besar rasio ini,
semakin baik karena dianggap perusahaan memiliki kemampuan dalam mendapatkan
laba cukup tinggi sehingga mempengaruhi tingginya permintaan terhadap saham
perusahaan dan berdampak pada harga saham. Berdasarkan hal tersebut maka dapat
diduga bila NPM berpengaruh signifikan dan positif terhadap nilai perusahaan.
Ha4 > 0, artinya NPM berpengaruh signifikan dan positif terhadap nilai perusahaan
1.5.5. Hipotesis Kelima (Ha5)
Kegiatan CSR merupakan kegiatan yang memerlukan aliran kas keluar pada
perusahaan, sehingga mempengaruhi keuntungan perusahaan pada periode tertentu. Hal
tersebut menjadi bahan pertimbangan oleh sebagian investor, karena semakin besar dana
yang dikeluarkan untuk CSR semakin kecil keuntungan perusahaan, meskipun
memperkecil keuntungan, CSR dianggap memiliki pengaruh yang signifikan dan positif
terhadap nilai perusahaan dikarenakan diharapkan CSR dapat menjaga kelangsungan
bisnis dalam jangka panjang suatu perusahaan, sehingga hal tersebut dapat menarik minat
investor untuk beinvestasi.
Ha5 > 0, artinya CSR berpengaruh signifikan dan positif terhadap nilai perusahaan

7

BAB II

METODE PENELITIAN

Penelitian ini didesain untuk melihat seberapa besar pengaruh ROA, ROE, OPM, NPM dan CSR
terhadap Nilai Peusahaan (PBV) pada perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Penelitian ini bersifat cross sectional yang mengambil sampel waktu dan
kejadian pada waktu tertentu, kemudian diolah menggunakan metode kuantitatif.

2.1.

Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang aktif dan yang telah
gopublic selama periode 2014-2015. Populasi dari penelitian ini diambil dari data
Indonesia stock change (idx) tahun 2015 yang berjumlah 135 perusahaan.
Teknik pengambilan sampel yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan
teknik purposive sampling dimana pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan
sebagai berikut:
1. Perusahaan yang masih aktif dan termasuk perusahaan yang sudah gopublic serta
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2015.
2. Perusahaan bergerak dibidang manufacturing.
3. Perusahaan mencantumkan data laporan keuangan secara lengkap dan tersedia selama
periode penelitian.
4. Perusahaan melakukan kegiatan CSR dan tercatat lengkap pada laporan keuanganya
selama periode penelitian.
5. Perusahaan tidak delisted atau tidak tutup operasi selama periode penelitian.

2.2.

Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan tahunan yang
diterbitkan oleh perusahaan manufacturing gopublic yang telah dipublikasikan oleh Pusat
Referensi Pasar Modal (PRPM) yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama
periode 2014-2015.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik archival research.
Teknik archival research merupakan teknik dimana peneliti tidak terlibat secara langsung
dan hanya sebagai pengamat independen dengan mencari data sekunder yang bersumber
dari pihak eksternal.

8

2.3.

Variabel Penelitian dan Pengukuranya
Penelitian ini menerapkan model hubungan fungsional antara variabel independen
dengan variabel dependen yang diestimasikan menggunakan model regresi linier
berganda sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e

Keterangan:
Y

= Nilai Perusahaan (variabel dependen)

X1

= Return On Aset (variabel independen)

X2

= Return On Equity (variabel independen)

X3

= Operating Profit Margin (variabel independen)

X4

= Net Profit Margin (variabel independen)

X5

= Corporatte Social Responsibility (variabel independen)

a, b1, dan b2

= Koefisien regresi linier berganda dimana;

a

= Konstanta/ nilai Y, apabila X1 dan X2 = 0

b1

= Besarnya kenaikan/ penurunan Y, jika X1 naik atau turun sebesar satu
satuan

b2

= Besarnya kenaikan/ penurunan Y, jika X2 naik atau turun sebesar satu
satuan

+ atau -

2.4.

= Mencerminkan hubungan antara Y dengan X1 dan Y dengan X2

Variabel Penelitian

2.4.1. Variabel Retrun On Aset (ROA)
Return On Asset (ROA) adalah mengukur tingkat pengembalian atas total aktiva
(Brigham dan Houston, 2006). Menurut Darsono dan Ashari (2005), rasio ini
menjelaskan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu
9

rupiah aset yang digunakan. Definisi lain ROA adalah menunjukkan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan dalam memperoleh
pendapatan ROA merupakan penghasilan yang tersedia bagi pemilik perusahaan atas
dasar asset yang mereka investasikan dalam perusahaan (Ardiani Ika S dan Andy
Kridasusila, 2007). Pada umumnya ROA sebesar 9%. Tingkat pengembalian yang rendah
merupakan akibat dari kemampuan untuk menghasilkan laba perusahaan yang rendah,
dan biaya bunga yang tinggi yang disebabkan oleh penggunaan utang yang di atas ratarata, di mana keduanya telah menyebabkan laba bersihnya menjadi relatif rendah
(Brigham danHouston, 2006). Dengan mengetahui rasio ini, maka dapat menilai apakah
suatu perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional
perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas
perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva
untuk memperoleh pendapatan (Darsono dan Ashari, 2005)
ReturnOn Aset ( ROA )=

Laba Bersih Setelah Pajak
X 100
Total Aset

2.4.2. Variabel Retrun On Equity (ROE)
Return On Equity (ROE) adalah mengukur tingkat pengembalian atas investasi
dari pemegang saham (Brigham dan Houston, 2006). ROE merupakan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan modal sendiri. ROE
disebut juga tingkat pengembalian atas ekuitas pemilik perusahaan, ekuitas pemilik
adalah jumlah aktiva bersih perusahaan. ROE mengukur kemampuan perusahaan
memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini sangat
diperhatikan oleh para pemegang saham karena para pemegang saham lebih memilih
ROE yang tinggi. Dengan kata lain semakin tinggi ROE menunjukkan penggunaan modal
sendiri yang dimiliki perusahaan semakin tinggi dapat menghasilkan laba bersih, maka
semakin banyak juga investor yang akan menginvestasikan dananya (Wardjono, 2010).
Menurut Harahap (2002), ROE menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila
diukur dari modal pemilik.
Pengertian lain ROE adalah mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba
yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar
kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi hutang makin besar, maka rasio ini juga akan
makin besar. Dengan kata lain ROE menunjukkan kesuksesan manajemen dalam
memaksimalkan tingkat pengembalian pada pemegang saham. Semakin tinggi rasio ini
akan semakin baik karena memberikan tingkat pengembalian yang lebih besar kepada
pemegang saham.
Return On Equity ( ROE )=

Laba Bersih Setelah Pajak
X 100
Total Ekuitas

10

2.4.3. Variabel Operating Profit Margin (OPM)
Operating Profit Margin (OPM) menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba yang akan menutupi biaya-biaya tetap atau biaya operasi lainnya
(Harahap, 2002). OPM sangat dipengaruhi oleh harga pokok penjualan. Apabila harga
pokok penjualan meningkat, maka OPM akan menurun, begitu pula sebaliknya. Rasio
OPM dicari dengan penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan dibagi penjualan
bersih. Rasio ini berguna untuk mengetahui keuntungan kotor perusahaan dari setiap
barang yang dijual. Kelemahan dari rasio ini adalah hanya menyediakan keuntungan
kotor dari penjualan yang dilakukan tanpa memasukkan struktur biaya yang ada pada
perusahaan (Darsono dan Ashari, 2005).
Operating Profit Margin (OPM )=

Laba Oprasional
X 100
Pendapatan Bunga

2.4.4. Variabel Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin (NPM) adalah mengukur besarnya laba bersih perusahaan
dibanding dengan penjualannya (Brigham dan Houston, 2006). Lain halnya pendapatan
bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini, semakin baik karena
dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi. NPM tidak
menggambarkan besarnya persentase keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan untuk
setiap penjualan karena adanya unsur pendapatan dan biaya non operasional. Kelemahan
dari rasio ini adalah memasukkan pos atau item yang tidak berhubungan langsung dengan
aktivitas penjualan seperti biaya bunga untuk pendanaan dan biaya pajak penghasilan
(Darsono dan Ashari, 2005). Apabila NPM masih berada di bawah angka rata-rata
industri sebesar 5% menunjukkan bahwa tingginya biaya-biaya. Biaya yang tinggi
biasanya terjadi karena operasi yang tidak efisien (Brigham dan Houston, 2006).
Net Profit Margin ( NPM )=

Laba Bersih Setelah Pajak
X 100
Penjualan

2.4.5. Variabel Corporate Social Responsibility (CSR)
sesuai dengan konsep sustainability report yang digagas oleh Global Reporting
Initiative (GRI). Penelitian ini menggunakan GRI sebagai indikator pengungkapan CSR
berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dahlia dan Veronica (2008).
Jumlah item komponen CSR perusahaan didapatkan dengan memberikan nilai 1 pada
perusahaan yang mengungkapkan komponen CSR yang telah ditetapkan, bila tidak diberi
angka 0. Jumlah item komponen CSR yang diungkapkan perusahaan dibagi total
11

komponen yang ditetapkan sebelumnya merupakan CSR, sehingga CSR masing-masing
perusahaan merupakan persentase dari total skor item pengungkapan.
CSRI=

∑Xj
n

Keterangan:
CSRI

= Corporate Social Responsibility Index

n

= Jumlah item untuk perusahan, ≤78

Xj

= Dummy variable (1 Jika item j diungkapakan atau 0 jika tidak diungkapkan)

2.4.6. Variabel Nilai Perusahaan (PBV)
Price to Book Value (PBV) adalah menggambarkan rasio atas harga pasar saham
terhadap nilai bukunya (Brigham dan Houston, 2006). PBV digunakan untuk mengukur
kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya. PBV juga menunjukkan seberapa jauh
perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang
diinvestasikan. Semakin besar rasio PBV semakin tinggi perusahaan dinilai oleh investor
relatif dibandingkan dengan dana yang telah ditanamkan di perusahaan (Wardjono,
2010).
Rasio ini memberikan indikasi lain tentang bagaimana investor memandang
perusahaan. Perusahaan dengan tingkat pengembalian atas ekuitas yang relatif tinggi
biasanya menjual saham beberapa kali lebih tinggi dari nilai bukunya, dibanding dengan
perusahaan dengan tingkat pengembalian yang rendah (Astuti, 2004). Rasio PBV
biasanya melebihi angka 1,0 yang artinyapara investor bersedia untuk membayar lebih
atas saham daripada nilai buku akuntansinya. Dalam Brigham dan Houston (2006), nilai
PBV untuk rata-rata industri adalah sebesar 1,7 kali. Sedangkan untuk perusahaanperusahaan yang berjalan dengan baik, umumnya rasio ini mencapai > 1,0 , yang
menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya.

Price¿ Book Value ( PBV ) =

2.5.

Harga perlembar sah am
X 100
Nilai buku perlembar saham

Metode Analisis Data
Penelitian ini diolah dengan menggunakan metode analisis data sebagai berikut:

2.5.1. Statistik Deskriptif

12

Menjelaskan dan menggambarkan variabel-variabel berdasarkan data yang
dikumpulkan pada periode tertentu kemudian dianalisis menggunakan rata-rata (mean)
dan standar deviasi. Statistic deskriptif adalah bagian dari statistik yang mempelajari
pengumpulan dan penyajian data sehingga mudah dipahami. Statistik deskriptif berkaitan
dengan metode mengorganisir, menyimpulkan dan mempresentasikan data dalam suatu
cara yang normatif yang berguna untuk menjelaskan secara rinci variabel-variabel
penelitian.

2.5.1.1. Uji Asumsi Klasik
Pengujian ini digunakan untuk mendapatkan model penelitian yang sah (valid)
dan dapat digunakan untuk menentukan estimasi. Setiap persamaan regresi harus
memenuhi asumsi klasik sebagai berikut:
a. Data harus berdistribusi dengan normal maka dari itu harus diuji dengan uji
normalisasi.
b. Tidak adanya multikolinieritas antara variabel independen.
c. Tidak adanya auto kolerasi antara variabel-variabel yang akan diteliti.
d. memenuhi asumsi homoskedastisitas agar menjadi persamaan regresi yang BLUE
(Best LinierUnbias Estimators).
2.5.1.2. Uji Normalitas Data
Uji ini bertujuan untuk menguji variabel dependen dengan variabel independen
untuk mengetahui apakah kedua variabel tersebut berdistribusi normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah data tiap variabel yang diuji memiliki distribusi yang normal.
Uji normalisasi data dalam penelitian ini menggunakan analisis One-Sample
Kolmogorov-Smirnov (uji K-S) dengan bantuan program Statistical Product and Service
Solution (SPSS) versi 19, Santoso (2004:45). Kriteria keputusan hasil uji K-S adalah:



Jika nilai asymp. Sig. (2-tailed) ≤ 0,05 berarti data tidak berdistribusi normal
Jika nilai asymp. Sig. (2-tailed) ≥ 0,05 berarti data berdistribusi normal

2.5.1.3. Uji Multikolinieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah ada atau tidak adanya kolerasi antar data
variabel independen. Model regresi yang baik yaitu apabila variabel independen terbebas
dari multikolinieritas. Untuk menguji ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model
regresi adalah:
a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi empiris sangat tinggi
b. Menganalisis matrik kolerasi variabel-variabel independen

13

c. Jika antara variabel independen ada kolerasi yang cukup tinggi maka menunjukan
adanya multikolinieritas antar variabel independen.
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas yaitu dengan
cara melihat VIF (Variance Inflation Factor) dan nilai toleransi. (Priyatno, 2008) Kriteria
keputusan uji multikolinieritas adalah:



Jika tolerance < 0,10 dan VIF > 10 berarti adanya multikolinieritas
Jika tolerance > 0,10 dan VIF < 10 berarti tidak terjadi multikolinieritas

2.5.1.4. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier pada
variabel dependen ada kolerasi antara kesalahan pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan adanya problem autokorelasi. Model
regresi yang baik yaitu apabila variabel dependen tidak berkorelasi dengan dirinya
sendiri. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat menggunakan statistik
Durbin-Watson (D.W). (Priyatno, 2008) Pengambilan keputusan ada atau tidaknya
autokorelasi adalah sebagai berikut:





Bila D.W terletak antara batas atas (upper bound) dan 4-du (du < D.W < 4-du), maka
koefisien kolerasi sama dengan nol, berarti tidak adanya autokorelasi.
Bila D.W lebih rendah dari batas bawah atau lower bound (0 < D.W < dl), maka
koefisien korelasi lebih besar dari pada nol, berarti ada autokorelasi positif.
Bila D.W lebih besar dari pada 4-dl (4-dl 0.05, maka tidak ada heteroskedastisitas

2.5.2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan untuk menjawab hipotesis yang ada,
maka akan diteliti tingkat signifikansi variabel-variabel yang terkait secara koefisien
determinasinya, simultan (uji F), dan secara individual (uji T).
2.5.2.1. Uji Ketepatan Perkiraan (Goodness of Test atau R2)
Uji ini digunakan untuk mengetahui tingkat ketepatan yang paling baik dalam
analisis regresi yang dinyatakan dengan koefisien determinasi majemuk (R 2). Koefisien
ini menunjukan seberapa besar variasi variabel independen yang digunakan dalam model
mampu menjelaskan variabel dependen, dengan asumsi jika R2 = 0 maka variabel
independen tidak berpengaruh terhadap variabel independen dan jika R 2 = 1 maka
variabel independen dinyatakan 100% yang berarti berpengaruh sempurna terhadap
variabel dependen. Dalam model ini variabel independen yang paling baik yaitu variabel
yang memiliki R2 yang mendekati 1 atau sama dengan 1.
2.5.2.2. Uji Pengaruh Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui seberapa jauh signifikansi masing-masing
variabel ROA, ROE, OPM, NPM dan CSR terhadap Nilai Perusahaan (PBV) secara
bersama. Besarnya tingkat signifikansi koefisien secara regresi simultan dapat diketahui
dengan nilai signifikan yang dilakukan dengan uji F. Tingkat signifikan yang digunakan
5%, dan diolah menggunakan bantuan program Statistical Product and Service Solution
(SPSS) versi 19.
Secara operasional Uji F dapat diformulasikan sebagai berikut:

15

2

F Hitung=

( )
R
K

(

2

1−R
n−K

)

Keterangan:
FHitung = Nilai F hasil observasi
R

= Koefisien kolerasi

K

= Jumlah variabel bebas

n

= Jumlah data yang diobservasi (sample)

Adapun kriteria keputusan hasil Uji F sebagai berikut:




Apabila nilai sig. (probability value) < 0.05 maka Ha diterima, berarti semua variabel
independen secara simultan berpengaruh atau mampu menjelaskan secara signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Apabila nilai sig. (probability value) > 0.05 maka Ha ditolak, berarti semua variabel
independen secara simultan tidak berpengaruh atau tidak mampu menjelaskan secara
signifikan terhadap nilai perusahaan.

2.5.2.3. Uji Pengaruh Parsial (Uji T)
Uji T digunakan untuk mengetahui seberapa jauh signifikansi masing-masing
variabel ROA, ROE, OPM, NPM dan CSR terhadap Nilai Perusahaan (PBV) secara
terpisah dengan diuji pada tingkat signifikan sebesar 5%.
Secara operasional Uji T dapat diformulasikan sebagai berikut:
T Hitung=


SE ᵝ ❑

Keterangan:
THitung = Nilai T hasil observasi


= Koefisien Regresi

SE ᵝ

= Standar eror koefisien ᵝ
16

Adapun kriteria keputusan hasil uji T sebagai berikut:
Apabila nilai sig. (probability value) < 0.05 maka Ha diterima, berarti variabel
independen secara individu berpengaruh atau mampu menjelaskan secara signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Apabila nilai sig. (probability value) > 0.05 maka Ha ditolak, berarti variabel
independen secara individu tidak berpengaruh atau tidak mampu menjelaskan secara
signifikan terhadap nilai perusahaan.





2.2.

Jadwal Kegiatan Penelitian
Tahun / Bulan
No

Kegiatan

2016
5

2.3.

1

Penyusunan Proposal

2

Pengajuan Proposal

3

Penyusunan Tintauan Pustaka

4

Pengumpulan Data

5

Pengolahan Data, Analisis dan
Evaluasi

6

Penyusunan Laporan dan Presentasi

6

7

8

9

10

Sistematika Pelaporan

BAB I PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang

1.2.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.

Ruang Lingkup Masalah

1.4.

Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

17

2.1.
Pasar Modal
2.1.1. Pengertian Pasar Modal
2.1.2. Instrument dalam Pasar Modal
2.2.

Nilai Perusahaan

2.2.1

Pengertian Nilai Perusahaan

2.2.2. Faktor-faktor yang Mempangaruhi Nilai Perusahaan
2.2.3

Alat Analisa Nilai Perusahaan

2.3.

Kinerja Keuangan

2.3.1. Pengertian Kinerja Keuangan
2.3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan
2.3.3. Alat Ukur Kinerja Keuangan
2.4.

Corporatte Social Responsibility (CSR)

2.4.1. Pengertian Corporatte Social Responsibility (CSR)
2.4.2. Bentuk Corporatte Social Responsibility (CSR)
2.4.3. Peran Corporatte Social Responsibility (CSR) dalam Meningkatkan Nilai
Perusahaan
2.5.

Tinjauan Penelitian Sebelumnya

2.6.

Kerangka Penelitian

2.7.

Pengembangan Hipotesis

2.7.1. Hubungan Kinerja keuangan dengan Nilai Perusahaan
2.7.2. Hubungan Corporatte Social Responsibility (CSR) dengan Nilai Perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN
3.1.

18

Model Penelitian
3.2.

Objek Penelitian

3.3.

Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

3.4.

Variabel Penelitian

3.4.1. Variabel Nilai Perusahaan (PBV)
3.4.2. Variabel Return On Aset (ROA)
3.4.3. Variabel Return On Equity (ROE)
3.4.3. Variabel Operating Profit Margin (OPM)
3.4.3. Variabel Net Profit Margin (NPM)
3.4.3. Variabel Corporatte Social Responsibility (CSR)

3.5.

Metode Analisis Data

3.5.1. Analisis Deskriptif
3.5.2. Uji Asumsi Klasik
3.5.3. Uji Normalitas Data
3.5.4. Uji Multikolinieritas
3.5.5. Uji Autokorelasi
3.5.6. Uji Heteroskedastisitas
3.6.

Uji Hipotesis

3.6.1. Uji Ketepatan Perkiraan (R2)
3.6.2. Analisis Regresi Linier Berganda
3.6.3. Uji Pengaruh Simultan (Uji F)
3.6.4. Uji Pengaruh Parsial (Uji T)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
19

4.1.
Hasil Penelitian
4.2.

Statistik Deskriptif

4.2.1. Uji Asumsi Klasik
4.2.2. Uji Normalitas Data
4.2.3. Uji Multikolinieritas
4.2.4. Uji Autokorelasi
4.2.5. Uji Heteroskedastisitas
4.3.

Uji Hipotesis

4.3.1. Uji Ketepatan Perkiraan (R2)
4.3.2. Analisis Regresi Linier Berganda
4.3.3. Uji Pengaruh Simultan (Uji F)
4.3.4. Uji Pengaruh Parsial (Uji T)
4.4.

Pembahasan

4.4.1. Pengaruh Return On Aset (ROA) Terhadap Nilai Perusahaan (PBV)
4.4.1. Pengaruh Return On Equity (ROE) Terhadap Nilai Perusahaan (PBV)
4.4.1. Pengaruh Operating Profit Margin (OPM) Terhadap Nilai Perusahaan (PBV)
4.4.1. Pengaruh Net Profit Margin (NPM) Terhadap Nilai Perusahaan (PBV)
4.4.1. Pengaruh Corporatte Social Responsibility (CSR) Terhadap Nilai Perusahaan
(PBV)
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Simpulan
5.2.

Keterbatasan Penelitian

5.3.

Saran

20

DAFTAR PUSTAKA
Danapriatna, Nana. 2014. Aplikasi Komputer Pengelolahan Ststistika Dengan SPSS. Universitas
Islam “45” Bekasi.
Hadianto, Muhammad Luthfi. 2013. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai
Perusahaan dengan Pengungkapan CSR dan GCG sebagai Variabel Pemoderasi.
Skripsi Universitas Dipenegoro Semarang.
Hasan, M. Iqbal.2001. Pokok-pokok MateriStatistik 2 (Statistik Inferensi). Jakarta
Kusuma, Agung Budi. 2013. Asosiasi Pengungkapan CSR dan Kinerja Keuangan pada
Perusahaan Peraih Penghargaan Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA)
Periode 2011 dan Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2011-2012. Jurnal
Universitas Negeri Surabaya.
Mustafa, Cut Cinthya. 2014. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi
Vol. 3 No. 6 (2014) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta: Mediakom.
Pujihastuti, Isti. 2015. Metode Penelitian Untuk Kalangan Sendiri. Universitas Islam “45”
Bekasi.
Putri, Giovanni Anizza. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap
Harga Saham (Study Empiris Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011). SkripsiUniversitas Negeri Yogyakarta.
Rinaldy, Yosua. 2011. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap
Kepemilikan Institusional Pada Perusahaan Berkategori High-Profile yang Listing di
Bursa Efek Indonesia. Skripsi Universitas Diponegoro Semarang.
Rinati, Ina. 2008. Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return On Aset (ROA), dan Return On
Equity (ROE) terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang tercantum dalam Indeks
LQ45. Jurnal Universitas Gunadarma Depok.

21

Santoso, Singgih. 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Multivariat. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Susilo, Yosua Eko. 2011. Pengaruh ROA,ROE, PBV, PER, NPM, OPM terhadap Harga Saham
Perusahaan Perbankan pada Tahun 2008-2011. Jurnal Universitas Dian
NuswantoroSemarang.

22