PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARA. pdf

251

PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEM BELAJARAN
M ENULIS PUISI DAN PROSA SISW A SM P

M ist i Sulast ri
M ahasisw a Pascasarjana Bahasa Indonesia FKIP UNIB
(Sulast ri.mist i2@gmail.com/ 0853-8346-3211)
ABSTRAK
Pendekat an kont ekst ual dalam pembelajaran bahasa bukanlah suat u hal yang baru,
namun belum sepenuhnya para pendidik berkeinginan mengembangkan kreat ivit as
mereka dalam proses pembelajaran memanfaat kan pendekat an ini. Pendekat an
kont ekst ual dapat dit erapkan pada mat eri apa pun dan t ent u saja dalam pembelajaran
menulis puisi dan prosa. Penerapan pendekat an kont ekst ual pada pembelajaran menulis
puisi dan prosa dalam t ulisan ini diharapkan dapat menginspirasi dan memot ivasi para
pendidik unt uk lebih inovat if menerapkan pendekat an ini pada aspek pembelajaran
lainnya.
A.

Pendahuluan
Pendekat an

kont ekst ual
( Context ual Teaching and learning )
merupakan
konsep
belajar
yang
membant u guru mengait kan ant ara
mat eri yang diajarkan dengan fakt a
dalam kehidupan sisw a. Pembelajaran
kont ekst ual lebih menekankan pada
rencana kegiat an kelas yang dirancang
guru. Rencana kegiat an t ersebut berisi
skenario t ahap demi t ahap t ent ang apa
yang akan dilakukan bersama sisw anya
sehubungan dengan t opik yang akan
dipelajari. Pembelajaran kont ekst ual
lebih mement ingkan st rat egi belajar
bukan
hasil
belajar. Pembelajaran

kont ekst ual mengharapkan sisw a unt uk
memperoleh mat eri pelajaran meskipun
sedikit t et api mendalam bukan banyak
t et api dangkal.
M enurut Jonshon (2014:57-58)
pendekat an kont ekst ual adalah suat u
sist em pengajaran yang cocok dengan
ot ak yang menghasilkan makna dengan
menghubungkan
muat an
akademik
dengan kont eks dari kehidupan seharihari. Pendekat an kont ekst ual dapat

dikat akan
sebagai
suat u
proses
pembelajaran yang bert ujuan menolong
para sisw a unt uk melihat makna dalam
mat eri pembelajaran sehari-hari. M at eri

yang
dipelajari
t ersebut
dapat
dihubungkan dengan kont eks, kondisi
pribadi, sosial, dan budaya.
Pendekat an kont ekst ual dapat
membuat sisw a t erlibat dalam kegiat an
yang bermakna yang diharapkan dapat
membant u
mereka
mampu
menghubungkan
penget ahuan
yang
diperoleh di kelas dengan kont eks sit uasi
kehidupan nyat a. Pembelajaran dengan
peran sert a lingkungan secara alami akan
memant apkan penget ahuan yang dimiliki
sisw a. Belajar akan lebih bermanfaat dan

bermakna jika seorang sisw a mengalami
apa yang dipelajarinya bukan hanya
sekedar menget ahui. Belajar t idak hanya
sekedar menghafal t et api sisw a harus
dapat mengonst ruksikan penget ahuan
yang
dimiliki
dengan
cara
mengaplikasikan
penget ahuan
yang
dimiliki pada realit a kehidupan seharihari.

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015

252

Pembelajaran
dikat akan

menggunakan pendekat an CTL jika
menerapkan t ujuh komponen ut ama
pembelajaran
efekt if,
yakni:
konst rukt ivisme
(Const ruct ivism ),
bert anya (Quest ioning ), menemukan
(Inquiri ), masyarakat belajar (Learning
Communit y), pemodelan (M odeling), dan
penilaian
sebenarnya
CTL
dapat
(Aut henticAssessment ).
dit erapkan dalam kurikulum apa saja,
bidang st udi apa saja, bidang st udi apa
saja, dan kelas yang bagaimanapun
keadaannya
B. Pengertian Pendekatan Kontekstual

Sebagaimana disampaikan
Johnson, pendekat an kont ekst ual
adalah suat usist em pengajaran yang
cocok dengan ot ak yang
menghasilkan makna yang
menghubungkan muat an akademik
dengan kont eks darikehidupan
sehari-hari (2014:64). Lebih lanjut ,
Johnson menegaskan bahw a
pembelajarankont ekst ual merupakan
suat u sist em holist ik dari berbagai
unsur yangsaling berhubungan.
Sepert i halnya biola, cello, klarinet
dan alat musiklainnya yang memiliki
bunyi yang berbeda-beda dan secara
bersama-samamenghasilkan suat u
musik orkest ra. Sepert i halnya musik
makapembelajaran kont ekst ual juga
merupakan proses kerjasama
ant araberbagai pihak dalam mencari,

menemukan sendiri mat eri
pelajaran,membent uk isi, dan
menerapkannya dalam kehidupan
nyat a sehinggamemungkinkan
pembelajaran it u lebih bermakna
bagi sisw a.
Pendapat lain menyat akan
bahw a, pendekat an kont ekst ual

merupakan konsep belajar yang
membant u guru mengait kan ant ara
mat eri yang diajarkan dengan sit uasi
dunia nyat a sisw a dan mendorong
ant ara penget ahuan yang dimilikinya
dengan penerapnnya dalam
kehidupan mereka sebagai anggot a
keluarga dan masyarakat (Riyant o,
2009:159). Suprijono (2014:80)
menambahkan bahw a kont ekst ual
merupakan prosedur pendidikan

yang bert ujuan membant u pesert a
didik memahami makna bahan
pelajaran yang mereka pelajari
dengan menghubungkannya dengan
kont eks kehidupan mereka sendiri
dalam lingkungan sosial dan budaya
masyarakat .
Berdasarkan beberapa
pendapat di at as, dapat
dikemukakanbahw a pembelajaran
kont ekst ual sebagai st rat egi
pembelajaran,merupakan rancangan
sist emat is (prosedur) at au konsep
pembelajaranyang membant u guru
dan sisw a dalam mew ujudkan
pembelajaran sesuaidengan dunia
nyat a, yakni adanya ket erkait an isi
mat eri pembelajarandengan kont eks
nyat a dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari-harisisw a.

C. Prinsip Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran dengan
pendekat an kont ekst ual memiliki
t ujuh komponen ut ama yait u sebagai
berikut :
a.
Kont rukt ivisme (Cont ruct ivism )
Konst rukt ivisme merupakan
landasan berpikir pendekat an
kont ekst ual, yait u bahw a
penget ahuan dibangun oleh
manusia sedikit demi sedikit ,
yang hasilnya diperluas melalui
kont eks yang t erbat as dan t idak

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015

253

sekonyong-konyong (Riyant o,

2009:169).
Sisw a perlu dibiasakan unt uk
memecahkan suat u
permasalahan, menemukan
sesuat u yang berguna bagi
dirinya, dan bergelut dengan ideide. Guru t idak akan, mampu
memberikan semua penget ahuan
kepada sisw a. Sisw a harus
mengkonst ruksikan penget ahuan
di benak mereka sendiri. Esensi
dari t eori konst rukt ivis adalah ide
bahw a sisw a harus menemukan
dan ment ranformasikan suat u
informasi kompleks ke sit uasi
lain, dan apabila dikehendaki
informasi it u menjadi milik
mereka sendiri.
Dalam pandangan
konst rukt ivis “ st rat egi
memperoleh” lebih diut amakan

dibanding seberapa banyak sisw a
memperoleh dan mengingat
penget ahuan. Unt uk it u, t ugas
guru adalah memfasilit asi proses
t ersebut dengan:
1. M enjadikan penget ahuan bermakna
dan relevan bagi sisw a
2. M emberi kesempat an bagi sisw a
unt uk menemukan dan menerapkan
ide sendiri
3. M enyadarkan sisw a agar
menerapkan st rat egi mereka sendiri
dalam belajar.
Cara menerapkan filosofi
konst rukt ivis dalam pembelajaran
sehari-hari yait u dengan
mengembangkan lebih banyak
lagi merancang pembelajaran
dalam bent uk sisw a bekerja,
prakt ek mengerjakan sesuat u,
berlat ih secara fisik, menulis
karangan, mendemonst rasikan,

b.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

1.
2.
3.

4.

c.

mencipt akan ide-ide dalm belajar
dan kain-lain.
M enemukan (Inquiry)
M enemukan merupakan
kegiat an int i dari kegiat an
pembelajaran berbasis
kont ekst ual. Penget ahuan dari
ket erampilan yang diperoleh
sisw a bukan hasil mengingat
seperangkat kat a-kat a, t et api
hasil dari menemukan sendiri
(Riyant o, 2009:171). Guru harus
selalu merancang kegiat an yang
merujuk pada kegiat an
menemukan, apapun mat erinya.
Inkuiri adalah siklus proses dalam
membangun ilmu penget ahuan
yang bermula dari melakukan
siklus berikut :
Observasi (Obsevat ion)
Bert anya (Quet ioning )
M engajukan dugaan (Hiphot esis)
Invest igasi (Invest igat ion )
Pengumpulan dat a (dat a gat hering)
analisis,
kemudian membangun t eori at au
konsep.
Penyimpulan (conclusion ).
Langkah-langkah kegiat an
menemukan (inkuiri):
M erumuskan masalah
M engamat i dan melkakukan
observasi
M enganalisis dan menyajikan hasil
dalam t ulisan, gambar, laporan,
bagan, t abel dan karya lainnya.
M engkomunikasikan at au
menyajikan hasil karya pada
pembaca, t eman sekelas, guru, at au
audiens lainnya.
Bert anya (Quest ioning)
Bert anya merupakan st rat egi
ut ama pembelajaran berbasisi
kont ekt ual. Bert anya dalam

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015

254

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

pembelajaran dipandang sebagai
kegiat an guru unt uk mendorong,
membimbing dan menilai
kemampuan berpikir sisw a.
Bert anya bagi sisw a merupakan
bagian pent ing, yait u menggali
informasi, menginformasikan apa
yang sudah diket ahui dan
mengarahkan perhat ian pada
aspek yang belum diket ahuinya
(Riyant o, 2009:172).
Konsep ini berhubungan
dengan kegiat an t anya jaw ab
yang dilakukan baik oleh guru
maupun oleh sisw a. Pert anyaan
sebagai w ujud penget ahuan yang
dimiliki. Tanya jaw ab bisa
dit erapkan ant ara siswa dengan
sisw a, guru dengan siswa, at au
sisw a dengan orang lain yang
didat angkan ke kelas at au di luar
kelas.
Dalam sebuah pembelajaran yang
produkt if, kegiat an bert anya
berguna unt uk:
M enggali informasi, baik administrasi
maupun akademis
M engecek pemahaman sisw a
M embangkit kan respon kepada sisw a
M enget ahui sejauh mana
keingint ahuan sisw a
M enget ahui hal-hal yang suidah
diket ahui siswa
M emfokuskan perhat ian sisw a pada
sesuat u yang dikehendaki guru
Unt uk membangkit kan lebih banyak
lagi pert anyaan sisw a
Unt uk menyegarkan lagi
penget ahuan sisw a
Cara penerapan quet ioning di
kelas adalah hampir dapat
dilakukan pada semua akt ivit as
belajar. Quest ioning dapat
dit erapkan: ant ara sisw a dengan

sisw a, ant ara guru dengan sisw a,
ant ara sisw a dengan guru, ant ara
sisw a dengan orang lain yang
didat angkan ke dalam kelas.
Akt ivit as bert anya juga
dit emukan ket ika sisw a
berdiskusi, bekerja dalam
kelompok, ket ika menemuji
kesulit an, ket ika mengamat i dan
sebagainya.
d. M asyarakat Belajar (Learning
Communit y)
Konsep learning communit y
menyarankan agar hasil
pembelajaran diperoleh dari kerja
sama dengan orang lain. Hasil
belajar diperoleh dari sharing
ant ara t eman, ant arkelompok,
dan ant ara yang t ahu ke yang
belum t ahu (Riyant o, 2009:172).
M asyarakat belajar adalah
kelompok belajar yang berfungsi
sebagai w adah komunikasi unt uk
berbagi pengalaman dan
gagasan. Belajar bersama dengan
orang lain lebih baik
dibandingkan dengan belajar
sendiri. Pembelajaran kont ekst ual
dilaksanakan dalam kelompokkelompok belajar yang
anggot anya hit erogen sehingga
akan t erjadi kerjasam ant ara yang
pandai dengan sisw a yang
lambat .
Dalam prakt iknya
“ masyarakat belajar ” t erw ujud
dalam pembent ukan kelompok
kecil, pembent ukan kelompok
besar, mendat angkan ahli ke
kelas, bekerja sama dengan kelas
paralel, bekerja kelompok dengan
kelas di at asnya, bekerja sama
dengan masyarakat .
e. Pemodelan (M odeling)

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015

255

f.

Pembelajaran kont ekst ual
menekankan art i pent ing
pendemont rasian t erhadap hal
yang dipelajari sisw a. Pemodelan
memusat kan pada art i pent ing
penget ahuan prosedural. M elalui
pemodelan sisw a dapat meniru
t erhadap hal yang dimodelkan
(Suprijono, 2014:88).
Pemodelan merupakan acuan
pencapaian kompet ensi dalam
pembelajaran kont ekst ual.
Konsep ini berhubungan dengan
kegiat an mendemanst rasikan
sesuat u mat eri pelajaran agar
sisw a mendapat cont oh at au
dapat meniru, belajar at au
melakukan dengan model yang
diberikan. Dalam pembelajaran
kont ekst ual guru bukan sat usat unya model, sisw a dapat
berperan akt if dalam mencoba
menghasilkan model. Seorang
sisw a dit unjuk unt uk memebri
cont oh t emannya. Cont oh it u
disebut sebagai model, sisw a lain
dapat menggunakan model
t ersebut sebagai st andar
kompet ensi yang harus
dicapainya.
Refleksi ( Reflect ion)
Refleksi adalah bagian
pent ing dalam pembelajaran
kont ekst ual. Refleksi merupakan
upaya unt uk melihat kembali,
mengorganisasi kembali,
menganalisis kembali,
mengklasifikasi kembali, dan
mengevaluasi hal-hal yang
dipelajari. Refleksi berart i melihat
kembali suat u kejadian, kegiat an,
dan pengalaman dengan t ujuan
unt uk mengident ifikasi hal-hal

g.

1.

2.

3.

4.

yang t elah diket ahui, dan hal
yang belum diket ahui.
Pada akhir pembelajaran,
guru menyisakan w akt u sejenak
agar sisw a melakukan refleksi.
Realisasinya adalah pert anyaan
langsung t ent ang apa-apa yang
t elah diperolehnya hari it u,
cat at an di buku sisw a, kesan dan
saran sisw a mengenai
pembelajaran pada hari it u,
diskusi, dan hasil karya.
Penilaian Aut entik ( Aut hent ic
Assessment )
Penilaian aut ent ik adalah
upaya pengumpulan berbagai
dat a yang bisa memberikan
gambaran perkembangan belajar
sisw a. Dat a dikumpulkan dari
kegiat an nyat a yang dikerjakan
sisw a pada saat melakukan
pembejaran.
Penilaian aut ent ik
mengunt ungkan bagi sisw a
dibandingkan dengan penilaian
st andar yang bersifat eksklusif
dan sempit . Johnson (2014:289)
mengemukakan bahw a penilaian
aut ent ik memberi keunt ungan
kepada sisw a ant ara lain:
M engungkapkan secara t ot al
seberapa baik pemahaman mat eri
akademik mereka.
M engungkapkan dan memperkuat
penguasaan kompet ensi mereka
sepert i mengumpulkan informasi,
menggunakan sumber daya,
menangani t eknologi, dan berpikir
secara sist emat is.
M enghubungkan pembelajaran
dengan pengalaman mereka sendiri,
dunia mereka dan masyarakat luas.
M empert ajam keahlian berpikir
dalam t ingkat an yang lebih t inggi

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015

256

saat mereka menganalisis,
memadukan, mengident ifikasi
masalah, mencipt akan solusi dan
mengikut i hubungan sebab-akibat .
5. M enerima t anggung jaw ab dan
membuat pilihan.
6. Berhubungan dan bekerja sama
dengan orang lain dalam
mengerjakan t ugas.
7. Belajar mengevaluasi t ingkat prest asi
sendiri.
D. Bentuk Pembelajaran Kontekstual
Dalam pembelajaran secara
kont ekst ual, Yulaelaw at i (2009:141)
memberi penjelasan bahw a kont ekst ual
memungkinkan t erjadinya lima bent uk
belajar yang pent ing, yait u:
1) M engaitkan ( relat ing ), adalah
st rat egi yang paling hebat dan
merupakan int i konst rukt ivisme.
Guru menggunakan st rat egi ini ket ika
ia mengkait kan konsep baru dengan
sesuat u yang sudah dikenal sisw a.
Jadi dengan demikian, guru
mengait kan apa yang sudah
diket ahui siswa dengan informasi
baru.
2) M engalami (experiencing ),
merupakan int i belajar kont ekst ual
dimana mengait kan berart i
menghubungkan informasi baru
dengan pengalaman maupun
penget ahuan sebelumnya. Belajar
dapat t erjadi lebih cepat ket ika sisw a
dapat memanipulasi peralat an dan
bahan sert a melakukan bent ukbent uk penelit ian yang akt if.
3) M enerapkan (applying ). Sisw a
menerapkan suat u konsep ket ika ia
melakukan kegiat an pem ecahan
masalah. Guru dapat memot ivasi
sisw a dengan memberikan lat ihan
yang realist is dan relevan.

4) Kerjasama (cooperat ing ). Sisw a yang
bekerja secara individu sering tidak
membant u kemajuan yang signifikan.
Sebaliknya, sisw a yang bekerja secara
kelompok sering dapat mengat asi
masalah yang kompleks dengan
sedikit bant uan. Pengalaman kerja
sama t idak hanya membant u sisw a
mempelajari bahan ajar, t et api
konsist en dengan dunia nyat a.
5) M ent ransfer (t ransferring ). Peran
guru membuat bermacam-macam
pengalaman belajar dengan fokus
pada pemahaman bukan hafalan.

E. Pendekatan Kontekstual dalam
Pembelajaran M enulis Puisi dan
Prosa
Pembelajaran
bahasa
Indonesia bert ujuan menanamkan
bekal ket erampilan berbahasa dan
bersast ra Indonesia bukan hanya
memberikan
penget ahuan.
Pembelajaran
bahasa
Indonesia
harus dibuat semenarik mungkin agar
sisw a ant usias mengikut i proses
belajar
mengajar.
Pembelajaran
bahasa
Indonesia
menghendaki
sebuah proses pragmat ik, bukan
t eorit ik belaka.
Kegiat an pembelajaran bahasa
Indonesia yang berlangsung dalam
bent uk sisw a langsung melakukan
kegiat an belajar menggunakan bahasa
yang dihubungkan dengan kont eks
kehidupan
secara
konkret
secara
pot ensial
dapat
menghasilkan
pengalaman belajar dan pemahaman
dalam bidang bahasa Indonesia secara
ot ent ik dalam art i sesuai dengan
kenyat aan dalam kehidupan sosial
masyarakat (Aminudin, 2002:13).

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015

257

M enulis
menurut
Kusmana
(2010:99) adalah salah sat u ket erampilan
berbahasa yang menunt ut seseorang
menghasilkan sesuat u (t ulisan) sebagai
ungkapan perasaan, dan pemikirannya.
Kasupardi
dan
Supriat na
(2010:5)
menyimpulkan menulis sebagai berikut :
1. M erupakan
suat u
bent uk
komunikasi
2. M erupakan proses pemikiran
yang dimulai dengan pemikiran
t ent ang gagasan yang akan
disimpulkan.
3. Bent uk komunikasi yang berbeda
dengan bercakap-cakap, dalam
t ulisan t idak t erdapat int onasi,
ekspresi w ajah, gerak fisik, sert a
sit uasi
yang
menyert ai
percakapan.
4. M erupakan
suat u
ragam
komunikasi yang perlu dilengkapi
dengan alat -alat penjelas sert a
at uran ejaan dan t anda baca.
5. M erupakan bent uk komunikasi
unt uk menyampaikan gagasan
penulis
kepada
khalayak
pembaca yang dibat asi oleh jarak,
t empat , dan w akt u.
Dari paparan t ersebut dapat lah
disimpulkan bahw a menulis merupakan
proses penuangan pikiran dan perasaan
berupa pengalaman, pendapat ,
keinginan, penget ahuan, dan perasaan
yang dilakukan penulis melalui lambanglambang grafis yang menggambarkan
suat u bahasa agar dipahami orang lain
dengan maksud dan t ujuan t ert ent u.
Penerapan CTL dalam
pembelajaran menulis merupakan
bent uk penyampaian gagasan dalam
bent uk bahasa t ulis. Salah sat u
ket erampilan pembelajaran menulis
adalah pembelajaran menulis kreat if.
Ket erampilan menulis kreat if bukan

hanya berpusat pada guru sebagai
informan melainkan sisw a sendiri yang
harus berperan akt if dalam
pembelajaran. Guru hanya memberikan
inst ruksi kepada sisw a unt uk membuat
karangan kreat if t anpa ada penguat an
sebelumnya.
Kegiat an
pembelajaran
dilaksanakan t idak hanya bersumber
pada guru dan buku, t et api dapat
bersumber dari buku kumpulan puisi,
drama, cerpen, dan novel,
sert a
majalah-majalah
di
perpust akaan
sekolah.
Pelaksanaan
pembelajaran
ket erampilan menulis puisi dan prosa
melalui pendekat an kont ekst ual ini
bermula dengan
pembuat an
puisi
t erlebih dahulu, yang dianggap lebih
mudah dari pada menulis prosa at aupun
drama.
Adapun langkah- langkah sebagai
guru dalam penerapan pendekat an
kont ekt ual dalam menuliskan puisi
adalah sebagai berikut :
a. Pendahuluan
1) Guru menjelaskan kompet ensi yang
harus dicapai sert a manfaat dari
proses pembelajaran dan pent ingnya
mat eri yang akan dipelajari yait u
puisi yang berhubungan dengan
lingkungan sekolah.
2) Guru
menjelaskan
prosedur
pembelajaran
kont ekst ual, yakni
sisw a
dibagi
dalam
beberapa
kelompok sesuai dengan jumlah
sisw a.
3) Tiap kelompok dit ugaskan unt uk
melakukan observasi di lingkungan
sekolah, misalnya kelompok 1 dan 2
melakukan observasi di halaman
depan kelas dan kelompok 3 dan 4
melakukan observasi di sekit ar
halaman belakang sekolah.

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015

258

4) M elalui observasi sisw a dit ugaskan
unt uk mencat at berbagai hal yang
berhubungan dengan hasil t emuan
saat observasi t adi dan akan dibuat
dalam sebuah puisi
b. Int i
Di lapangan
1. Guru menjelaskan kompet ensi
yang harus dicapai sert a manfaat
dari proses pembelajaran dan
pent ingnya mat eri yang akan
dipelajari yait u
puisi yang
berhubungan dengan lingkungan
sekolah.
2. Sisw a melakukan observasi sesuai
dengan
pembagian
t ugas
kelompok.
3. Sisw a mencat at hal- hal yang
mereka amat i di lingkungan
sekolah.
Di dalam kelasGuru menjelaskan
kompet ensi yang harus dicapai sert a
manfaat dari proses pembelajaran dan
pentingnya mat eri yang akan dipelajari
yait u puisi yang berhubungan dengan
lingkungan sekolah.
Guru membagikan kepada set iap
kelompok, berupa sat u puisi yang t ulis
oleh sisw a dari kelas lain berdasarkan
perist iw a yang pernah dialami.
Sisw a mendiskusikan t emuan mereka
sesuai dengan kelompoknya masingmasing
M asing- masing kelompok menulis puisi.
c. Penut up
1) Guru menjelaskan kompet ensi yang
harus dicapai sert a manfaat dari
proses pembelajaran dan pent ingnya
mat eri yang akan dipelajari yait u
puisi yang berhubungan dengan
lingkungan sekolah.
2) Dengan
bant uan
guru
sisw a
menyimpulkan hasil observasi sekit ar
masalah t emuan sesuai dengan

indikat or hasil belajar yang harus
dicapai.
3) Guru
menugaskan sisw a unt uk
membuat t ugas t ent ang pengalaman
belajar
mereka
dengan
t ema
“ Lingkungan Sekolah” dalam bent uk
puisi perorangan.
Selanjut nya set elah keberhasilan
guru dalam kegit an menulis puisi
selanjut nya
dapat
dikembangkan
kembali dalam pembuat an sebuah
cerpen.
Adapun langkah- langkah seorang
guru dalam membant u sisw a menuliskan
cerpen adalah sebagai berikut :
1. Guru membagikan lembar kerja
kepada semua sisw a, berupa sat u
cerpen yang t ulis oleh guru t ersebut
berdasarkan perist iw a yang pernah
dialami.
2. Sisw a membaca cerpen yang t elah
dibagikan oleh guru.
3. Set elah
semua
sisw a
selesai
membaca cerpen, guru menayangkan
fot o-fot o melalui LCD. Pada saat
memperhat ikan t ayangan t ersebut
sekaligus sisw a menent ukan fot o
yang paling cocok dengan t ema
cerpen yang digunakan unt uk model.
4. Sisw a mendat a perist iw a-perist iw a
at au
memilih
fot o-fot o
pribadi/ keluarga
dari
perist iw aperist iw a yang dialami dan yang
paling mengesankan.
5. Sisw a menent ukan t ema cerpen
berdasarkan perist iw a at au fot o yang
dipilihnya.
6. Sisw a menulis cerpen dari t ema yang
t elah mereka t ent ukan berdasarkan
pengalaman
yang
paling
mengesankan. Selama kegiat an ini
ada int ervensi dari guru, maksudnya,
guru selalu mendampingi sisw a
secara bergant ian unt uk memberi

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015

259

7.
8.

1.

2.
3.

4.

bimbingan dan pengarahan apabila
sisw a menemui kesulit an. Di samping
it u sisw a juga dapat sharing dengan
t eman- t emannya. Guru juga selalu
memot ivasi sisw a unt uk m engerjakan
t ugas sesuai dengan w akt u yang
t elah dit ent ukan. Dalam kesempat an
ini guru sudah dapat menilai sisw a
dalam penilaian proses.
Sisw a menyunt ing hasil t ulisan
cerpen masing- masing.
Sisw a mempresent asikan hasil t ulisan
cerpen masing- masing, pada saat ini
guru sudah dapat menent ukan
penilaian hasil.
Selanjut nya set elah kegit an
penulisan puisi, dan cerpen, kini
saat nya guru membuat ide unt uk
mengajarkan cara penulisan sebuah
naskah drama yang baik. Adapun
langkah- langkah sebagai guru dalam
penerapan pendekat an kont ekt ual
dalam menulisk naskah drama t idak
jauh berbeda dengan langkahlangkah menulis puisi adalah sebagai
berikut :
a. Pendahuluan
Guru membagikan lembar kerja
kepada semua sisw a, berupa sat u
naskah drama yang dit ulis oleh guru
t ersebut berdasarkan perist iw a yang
dialami at au berdasarkan imajinasi.
Sisw a membaca drama yang t elah
dibagikan guru.
Set elah
semua
sisw a
selesai
membaca drama, guru menayangkan
fot o-fot o at au video yang berisikan
beberapa rekaman kegiat an sisw a di
sekolah.
M enyusun naskah drama dengan
cara melihat gambar at au perist iw a
yang
menyent uh
perasaan
di
lingkungan sekit ar. Dengan demikian,

sisw a lebih mudah menuangkan ideidenya dalam naskah drama.
5. M engembangkan perist iw a yang bisa
t erjadi melalui fot o t ersebut . Dari
fot o at au video yang dilihat oleh
sisw a, mereka bisa menent ukan
t ema dan mengembangkan t ema
t ersebut menjadi naskah drama.
6. M embuat rangkaian cerit a. Sebagai
pemula, dalam menulis naskah
drama harus membuat rangkaian
cerit a. Rangkaian cerit a menunt un
mereka menyusun urut an kejadian
dalam drama yang mereka t ulis.
Rangkaian
cerit a
dimulai
dari
perkenalan
cerit a,
munculnya
pert ikaian
aw al,
sampai
pada
klimaks, dan yang t erakhir menulis
penyelesaian.
7. M emilih
perist iw a
yang
akan
digambarkan
dalam
naskah.
Perist iw a
yang
dipilih
dalam
pembuat an naskah drama dengan
penggunaan
video
disesuaikan
dengan perkembangan anak. Selain
it u, perist iw a yang dipilih juga
disesuikan dengan kehidupan seharihari
yang
t idak
jauh
dari
penget ahuan sisw a.
8. M enulis dialog ant ar t okoh sesuai
dengan rangkaian cerit a. Tujuannya
agar
naskah
drama
mudah
dimengert i dan menarik apabila
dipent askan.
9. M emberi nama/ pelaku dalam set iap
dialog.
M elalui
t okoh-t okoh
t ersebut ,
cerit a
yang
ingin
disampaikan pengarang akan mudah
dit erima
oleh
pembaca
at au
penont on apabila naskah drama
dipent askan.
10. M enambahkan narasi berupa lat ar
suasana dan lakuan t okoh. Hal ini
dapat dicipt akan melalui unsur-

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015

260

unsur cerit a, sepert i musik, mimik
dan gerak.
Selanjut nya sebagai seorang guru
harus memiliki penilaian bagi para
sisw anya.
Di
dalam
pendekat an
kont ekt ual guru t idak hanya menilai para
sisw a dari penget ahuannya saja, t et api
menilai secara keseluruhan baik sikap,
w at ak,
prilaku,
kecerdasan
dan
kemampuanya. Kegiat an evaluasi ini, di
dalam pembelajaran dengan pendekat an
kont ekst ual mengacu pada prinsip
penilaian sebenarnya at au penilaian
nyat a. Kegiat an evaluasi dilaksanakan
selama
dan
sesudah
proses
pembelajaran, dengan menggunakan
berbagai cara dan berbagai sumber yang
mengukur semua aspek pembelajaran,
yait u: proses, kinerja, dan produk.

memiliki st rat egi yang memacu sisw a
unt uk dapat berpikir krit is dan kreat if.
Implement asi
CTL
pada
pembelajaran menulis puisi dan prosa
berdasarkan perist iw a yang pernah
dialami, menunt ut sisw a unt uk lebih
berpikir krit is. Art inya sisw a dipacu unt uk
menghubungkan ant ara mat eri yang
diajarkan dengan kehidupan sehari-hari.
Guru harus dapat menjadi model pada
kompet ensi t ert ent u, sehingga sisw a
mendapat kan cont oh at au model unt uk
mengambangkan konsep yang didapat .
Pada akhirnya pendekat an kont ekt ual
mampu meningkat kan keakt ifan dan
kreat ivit as
sisw a.
Proses
belajar
mengajar juga menjadi menyenangkan,
menarik, dan bervariasi sert a t idak
membosankan.

F. PENUTUP
Kualit as dan keberhasilan belajar
sisw a
sangat
dipengaruhi
oleh
kemampuan dan ket epat an guru dalam
memilih dan menggunakan pendekat an
pembelajaran. Unt uk it u diperlukan
suat u pendekat an pembelajaran yang
memberdayakan sisw a. Salah sat u
pendekat an yang dapat memberdayakan
sisw a adalah pendekat an kont ekst ual
(CTL).
Context ual Teaching and Learning
(CTL) at au pembelajaran kont ekst ual
merupakan
konsep
belajar
yang
mengait kan mat eri yang diajarkan
dengan realit as dunia sisw a sehingga
sisw a dapat membuat hubungan ant ara
penget ahuan yang dimiliki dengan
penerapannya. Pembelajaran bahasa
bukan hanya memberikan pemahaman
berupa definisi melainkan sisw a dit unt ut
unt uk
dapat
menemukan
penget ahuannya sendiri. Guru harus

DAFTAR PUSTKA

Aminuddin. 2000. Pengant ar Apresiasi
Karya Sast ra . Bandung: Sinar
Baru Algensindo.
Johnson, Eliane B. 2014. Cont ext ual
Teaching
and
Learning
M enjadikan Kegiat an BelajarM engajar M engasyikkan dan
Bermakna
(Terjemahan
Ibnu
Set iaw an).Bandung: Kaifa.
Kasupardi, Endang dan Supriat na. 2010.
Pengembangan
Ket erampilan
M enulis.
Jakart a:
Trans
M andiri Abadi.
Kusmana, Suherli. 2010. Guru Bahasa
Indonesia Profesional. Jakart a:
Sket sa Aksar Lalit ya.

Riyant o, Yat im. 2009. Paradigma Baru
Pembelajaran Sebagai Referensi

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015

261

bagi
Guru/ Pendidik
dalam
Impliment asi
Pembelajaran
Efekt if
dan
Berkualit as.
Jakart a: Kencana.

Suprijono, Agus. 2014. Cooperat ive
Learning Teori dan Aplikasi
Paikem.
Yogyakart a: Pust aka
Pelajar.
Yulaelaw at i, Ella. 2009. Kurikulum dan
Pembelajaran Filosofi Teori dan
Aplikasi . Jakart a: Pakar Raya.

Hasil Notulensi
Notulis
: Anggun Citra , M .Pd.
M oderator
: W isma Yunita, M .Pd.
Saipul
Pertanyaan:
Berikan cont oh langkah-langkah menulis
puisi dengan pendekat an kont ekst ual?
Jaw aban:
Langkah-langkah menulis puisi dengan
pendekat an kont ekst ual:
- Guru
menjelaskan
capaian
kompet ensi
- Guru membagi kelompok dan
melihat lingkungan sekit ar
- Sisw a mencat at hal pent ing dari
observasi
- Di kelas sisw a berdiskusi dari hasil
observasi dan mmbuat puisi dari
hal disekit arnya.
Riko
Pertanyaan:
Jika pendekat an di lingkungan it u kurang
baik dan berikan cont oh keunt ungan dari
penggunaan met ode CTL?
Jaw aban:
Jika lingkungan sekit ar buruk, sisw a t et ap
bias menulis puisi dari hal-hal t ersebut .
Keunt ungan CTL adalah sumber belajar

dari lingkungan sekit ar, t idak
mencari sumber jauh-jauh.

perlu

Deninda
Pertanyaan:
Bagaimana
pendekat an
kont ekst ual
dapat membuat sisw a krit is dan kreat if?
Jaw aban.
Dengan melihat sekit ar, sisw a dapat
mengolah ide dari apa yang dilihat nya
menjadi sebuah pusi. Disanalah sisw a
dit unt ut unt uk dapat berpikir krit is dan
kreat if.
Yessi Travotta:
Pertanyaan:
Bagaimana
unt uk
menyat ukan
perbedaan kemampuan sisw a dalam
menulis puisi berdasarkan pendekat an
kont ekst ual?
Jaw aban:
Guru harus menggunakan pendekat an
personal kepada sisw a yang mempunyai
kemampuan
kurang,
at au
kurang
berminat pada mat eri pelajaran dengan
cara menanyakan kesulit an apa yang
dialami siswa pada mat eri t ersebut .
Valentina
Pertanyaan:
Bagaimana
implement asi
konkrit
pendekat an
kont ekst ual
dalam
konst rukt ivisme dan inkuir?”
Jaw aban.
Konst rukt ivisme : Apa yang sudah ada
dalam memori bias dihubungkan dengan
kondisi lingkungan dan dit uangkan
kedalam puisi.
Inkuiri : Sisw a menemukan sesuat u dari
lingkungan
unt uk dijadikan
bahan
pembelajaran kont ekst ual.
Deta
Pertanyaan:

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015

262

Berikan
cont oh
penerapan
dalamkependidikan
dibidang
ket erampilan lainnya?
Jaw aban:
Dalam CTL, proses kegiat an berdiskusi
melibat kan kemampuan berbicara sisw a
dan juga ket erampilan membaca dan
mendengarkan.

Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015