PANCASILA SEBAGAI IDIOLOGI BANGSA DAN NE

PANCASILA SEBAGAI IDIOLOGI BANGSA DAN NEGARA
MAKALAH INI DIAJUKAN
UNTUK MEMENUHI TUGAS TERSRUKTUR MATA KULIAH
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DI SUSUN OLEH :
NAMA
NIM
JURUSAN

:SITI KOGOYA
: 15102796
: ILMU ADMINISTRASI NEGARA

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL & ILMU POLITIK
KARTIKA BANGSA
YOGYAKARTA
2017

. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia sebagai negara yang mempunyai dasar Negara yaitu pancasila yang memiliki
sebuah arti penting memiliki ideologi. Setiap bangsa dan negara ingin berdiri kokoh, tidak
mudah terombang-ambing oleh kerasnya persoalan hidup berbangsa dan bernegara.Tidak
terkecuali negara Indonesia. Negara yang ingin berdiri kokoh dan kuat, perlu memiliki
ideologi negara yang kokoh dan kuat pula. Tanpa itu, maka bangsa dan negara akan
rapuh. Di era yang serba modern ini, makna pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
Indonesia sedikit dilupakan oleh sebagian rakyat Indonesia dan digantikan oleh perkembangan
tekhnologi yang sangat canggih. Padahal sejarah perumusan Pancasila melalui proses yang
sangat panjang dan rumit. Pancasila merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, karena
dalam masing-masing sila tidak bisa di tukar tempat atau dipindah. Bagi bangsa
Indonesia, pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan negara Indonesia. Mempelajari
Pancasila lebih dalam menjadikan kita sadar sebagai bangsa Indonesia yang memiliki jati diri
dan harus diwijudkan dalam pergaulan hidup sehari-hari untuk menunjukkan identitas bangsa
yang lebih bermatabat dan berbudaya tinggi. Untuk itulah diharapkan dapat menjelaskan
Pancasila sebagai ideologi negara, menguraikan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara dan
karakteristik Pancasila sebagai ideologi negara.
Pengetahuan ideologi mempunyai arti tentang gagasan-gagasan. Ideologi secara fungsional
merupakan seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau tentang masyarakat
dan negara yang dianggap baik. Ciri-ciri ideologi pancasila merupakan ideologi yang
membedakan dengan ideologi yang lainnya. Ciri-ciri tersebut yang pertama adalah Tuhan Yang

Maha Esa yang berarti pengakuan bangsa Indonesia terhadap Tuhan sebagai pencipta dunia
dengan segala isinya.Kedua adalah penghargaan kepada sesama umat manusia, suku bangsa dan
bahasanya sesuai dengan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Ketiga adalah bangsa Indonesia
menjunjung tinggi persatuan bangsa, keempat adalah bahwa kehidupan kita dalam
kemasyarakatan dan bernegara berdasarkan atas sistem demokrasi. Makalah ini juga dapat
dijadikan bekal keterampilan agar dapat menganalisis dan bersikap kristis terhadap para petinggi
negara yang menyimpang dari Ideologi bangsa dan negara Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa arti Pancasila sebagai Ideologi bangasa dan Negara Indonesia?
1.2.2 Bagaimana Perjalanan Pancasila Sebagai Ideologi dari Masa ke Masa?
1.2.3 Apa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara
Indonesia?
1.2.4 Apa fungsi Pancasila sebagai Ideologi bangsa dan Negara Indonesia?

II.KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pegertian Ideologi
Pengertian Ideologi menurut beberapa ahli adalah debagai berikut,
Pengertian Ideologi - Ideologi berasal dari kata yunani yaitu iden yang berarti melihat, atau idea
yang berarti raut muka, perawakan, gagasan buah pikiran dan kata logi yang berarti ajaran.

Dengan demikian ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran atau science
des ideas (AL-Marsudi, 2001:57).
Puspowardoyo (1992) menyebutkan bahwa ideologi dapat dirumuskan sebagai komplek
pengetahuan dan nilai secara keseluruhan menjadi landasan seseorang atau masyarakat untuk
memahami jagat raya dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya.
Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya seseorang dapat menangkap apa yang dilihat benar
dan tidak benar, serta apa yang dinilai baik dan tidak baik.
Menurut pendapat Harol H. Titus. Definisi dari ideologi adalah: Aterm used for any
group of ideas concerning various political and aconomic issues and social philosophies often
applied to a systematic scheme of ideas held by groups or classes, artinya suatu istilah yang
digunakan untuk sekelompok cita-cita mengenai bebagai macam masalah politik ekonomi
filsafat sosial yang sering dilaksanakan bagi suatu rencana yang sistematis tentang suatu cita-cita
yang dijalankan oleh kelompok atau lapisan masyarakat.
Puspowardoyo
Menyebutkan bahwa ideologi dapat dirumuskan sebagai komplek pengetahuan dan nilai
secara keseluruhan menjadi landasan seseorang atau masyarakat untuk memahami jagat raya dan
bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya. Berdasarkan pemahaman yang
dihayatinya seseorang dapat menangkap apa yang dilihat benar dan tidak benar, serta apa yang
dinilai baik dan tidak baik.
Harol H. Titus

Ideologi adalah suatu istilah yang digunakan untuk sekelompok cita-cita mengenai bebagai
macam masalah politik ekonomi filsafat sosial yang sering dilaksanakan bagi suatu rencana yang
sistematis tentang suatu cita-cita yang dijalankan oleh kelompok atau lapisan masyarakat.

Ali Syariati
Mendefenisikan ideologi sebagai “keyakinan-keyakinan dan gagasan-gagasan yang ditaati
oleh suatu kelompok, suatu klas sosial, suatu bangsa atau satu ras tertentu
Destutt de Tracy
Mengartikan ideology sebagai “Science of ideas”, dimana didalamnya ideologi dijabarkan
sebagai jumlah program yang diharapkan membawa perubahan institusional dalam suatu
masyarakat.
Kirdi Dipoyudo
Ideologi sebagai suatu kesatuan gagasan-gagasan dasar yang sistematis dan menyeluruh
tentang manusia dan kehidupanya baik individual maupun sosial, termasuk kehidupan Negara.
Sastra Pratedja
Ideologi sebagai suatu kompleks gagasan atau pemikiran yang beerorientasi pada tindakan
yang diorganisir menjadi suatu sistem yang teratur.
C.C. Rodee
Ideologi adalah kumpulan gagasan yang secara logis berkaitan dan mengidentifikasikan nilainilai yang memberi keabsahan bagi institusi politik dan pelakunya. Ideologi dapat di gunakan
untuk membenarkan status quo atau membenarkan usaha untuk mengubahnya (dengan atau

tanpa dengan kekerasan).
Gunawan Setiardjo
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan atau aqidah 'aqliyyah (akidah yang sampai
melalui proses berpikir) yang melahirkan aturan-aturan dalam kehidupan.
Thomas H
Ideologi adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar dapat bertahan dan
mengatur rakyatnya.
Muhammad Ismail
Ideologi (Mabda’) adalah Al-Fikru al-asasi al-ladzi hubna Qablahu Fikrun Akhar, pemikiran
mendasar yang sama sekali tidak dibangun (disandarkan) di atas pemikiran pemikiran yang lain.
Dr. Hafidh Shaleh
Ideologi adalah sebuah pemikiran yang mempunyai ide berupa konsepsi rasional (aqidah
aqliyah), yang meliputi akidah dan solusi atas seluruh problem kehidupan manusia. Pemikiran
tersebut harus mempunyai metode, yang meliputi metode untuk mengaktualisasikan ide dan
solusi tersebut, metode mempertahankannya, serta metode menyebarkannya ke seluruh dunia.
Taqiyuddin An - Nabhani
Ideology adalah suatu aqidah aqliyah yang melahirkan peraturan, yang dimaksud aqidah
adalah pemikiran yang menyeluruh tentang alam semesta, manusia, dan hidup, serta tentang apa
yang ada sebelum dan setelah kehidupan, di samping hubungannya dengan Zat yang ada sebelum
dan sesudah alam kehidupan di dunia ini. Atau Mabda’ adalah suatu ide dasar yang menyeluruh

mengenai alam semesta, manusia, dan hidup. Mencakup dua bagian yaitu, fikrah dan thariqah.

Karl Marx
Mengartikan Ideologi sebagai pandangan hidup yang dikembangkan berdasarkan kepentingan golongan atau kelas sosial tertentu dalam bidang politik atau sosial ekonomi.
Notonegoro
Mengemukakan bahwa Ideologi negara dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang
menjadi dasar bagi suatu sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan
pada hakikatnya merupakan asas kerokhanian yang antara lain memiliki ciri:
1). Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan;
2) . Mewujudkan suatu asas kerokhanian, pandangan dunia, pedoman hidup, pegangan hidup
yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada generasi berikutnya,
diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.
Kamus Bahasa Indonesia ,319
Ideologi adalah kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang
memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup. Atau cara berfikir seseorang atau suatu
gagasan.
Destutt de Tray ( 1801-orang yang pertama mengemukakan ideologi )
Ideologi adalah ilmu yang tentang gagasan yang menunjukan jalan yang benar menuju masa
depan.
Moerdiono

Ideology adalah kompleks pengetahuan dan nilai, yang secara keseluruhan menjadi
landasan bagi seorang ( masyarakat ) untuk memahami jagad raya dan bumi seisinya serta
menentukan sikap dasar untuk mengelolanya.
Alfian
Ideology , Alfian mendefinisikan ideologi sebagai akumulasi nilai-nilai yang dianggap
baik dan benar tentang tujuan yang ingin dicapai masyarakat, sekaligus menjadi pedoman dan
cita-cita pengatur perilaku masyarakat dalam berbagai kehidupan. Karenanya, ideologi berfungsi
menjadi tujuan dan cita-cita bersama masyarakat, serta menjadi pedoman dan alat ukur perilaku
dalam hubungannya dengan kebijakan negara serta sebagai pemersatu masyarakat karena
menjadi prosedur penyelesaian konflik yang muncul dalam masyarakat tersebut. (Alfian,
Idiologi, IdealismedanIntegrasiNasional,Prisma,1976).
DestuttdeTray
Ideology adalah untuk menujuk suatu ilmu, yaitu analsisis ilmiah dari pikiran manusia.
Napoleon Ideology adalah kumpulan ide (pendapat) yang abstrak (Tidakrealities).

Karl Mark
Ideology adalah dalam arti khusus, yaitu ideology digolongkan bersama dengan agama, filsafat,
dan moral.
LaboratoriumIKIPMalang
Ideology adalah seperangkat ide, nilai, dan cita-cita beserta pedoman dan metode melaksanakan

ataumewujudkan.
Pengertian ideologi secara umum dapat dikatakan sebagai kumpulan gagasan, idea, keyakinan,
kepercayaan,yangmenyeluruhdansistematis,yangmenyangkut:
a.BidangPolitik(termasukPertahanandanKeamanan)
b.BidangSosial
c. BidangKebudayaan
d.Bidang Keagamaan

2.2 Pengertian Pancasila sebagai Ideologi bangsa dan Negara
Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia yang tak lain adalah ideologi
terbuka. Pancasila sebagai ideologi terbuka artinya nilai-nilai dasar Pancasila bersifat tetap,
namun dapat dijabarkan menjadi nilai instrumental yang berubah dan berkembang secara
dinamis dan kreatif sesuai dengan kebutuhan perkembangan masyarakat Indonesia .
Tatanan nilai mempunyai tiga tingkatan fleksibelitas ideology pancasila mengandung nilai-nilai
sebagaiberikut:
a.NilaiDasar
b.NilaiInstrumental
c.NilaiPraktis
Menurut Alfian, kekutan suatu ideology tergantung pada 3 dimensi yang terkandung di dalamnya
yaitusebagaiberikut:

a.DimensiRealitas
b.Dimensiidealis
c. Dimensi fleksibel

III. PEMBAHASAN
3.1 Arti pancasila sebagai Ideologi bangasa dan Negara Indonesia
Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Pengertian Ideologi - Ideologi berasal dari kata yunani yaitu iden yang berarti melihat, atau idea
yang berarti raut muka, perawakan, gagasan buah pikiran dan kata logi yang berarti ajaran.
Dengan demikian ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran atau science
des ideas (AL-Marsudi, 2001:57).
Puspowardoyo (1992 menyebutkan bahwa ideologi dapat dirumuskan sebagai komplek
pengetahuan dan nilai secara keseluruhan menjadi landasan seseorang atau masyarakat untuk
memahami jagat raya dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya.
Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya seseorang dapat menangkap apa yang dilihat benar
dan tidak benar, serta apa yang dinilai baik dan tidak baik.
Menurut pendapat Harol H. Titus. Definisi dari ideologi adalah: Aterm used for any group of
ideas concerning various political and aconomic issues and social philosophies often applied to a
systematic scheme of ideas held by groups or classes, artinya suatu istilah yang digunakan untuk
sekelompok cita-cita mengenai bebagai macam masalah politik ekonomi filsafat sosial yang

sering dilaksanakan bagi suatu rencana yang sistematis tentang suatu cita-cita yang dijalankan
oleh kelompok atau lapisan masyarakat.
Bila kita terapkan rumusan ini pada Pancasila dengan definisi-definisi filsafat dapat kita
simpulkan, maka Pancasila itu ialah usaha pemikiran manusia Indonesia untuk mencari
kebenaran, kemudian sampai mendekati atau menanggap sebagai suatu kesanggupan yang
digenggamnya seirama dengan ruang dan waktu.
Hasil pemikiran manusia yang sungguh-sungguh secara sistematis radikal itu kemuduian
dituangkan dalam suatu rumusan rangkaian kalimat yang mengandung suatu pemikiran yang
bermakna bulat dan utuh untuk dijadikan dasar, asas, pedoman atau norma hidup dan kehidupan
bersama dalam rangka perumusan satu negara Indonesia merdeka, yang diberi nama Pancasila.
Kemudian isi rumusan filsafat yang dinami Pancasila itu kemudian diberi status atau
kedudukan yang tegas dan jelas serta sistematis dan memenuhi persyaratan sebagai suatu sistem
filsafat. Termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke empat maka filsafat
Pancasila itu berfungsi sebagai Dasar Negara Republik Indonesia yang diterima dan didukung
oleh seluruh bangsa atau warga Negara Indonesia.
Demikian isi rumusan sila-sila dari Pancasila sebagai satu rangkaian kesatuan yang bulat dan
utuh merupakan dasar hukum, dasar moral, kaidah fundamental bagi peri kehidupan bernegara
dan masyarakat Indonesia dari pusat sampai ke daerah-daerah.
Sebagai ideologi suatu bangsa yang menjadi pandangan dan pegangan hidup
masyarakatnya, Pancasila haruslah bersifat universal mencakup segala macam nilai-nilai sosial

dan budaya Indonesia serta menjadi orientasi dalam hidup oleh seluruh masyarakatnya. Sebagai
ideologi bangsa, maka keberadaannya selalu diimplementasikan ke dalam perilaku kehidupan

dalam rangka berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Kalau dikaji dari butir-butir kelima sila
dalam ideologi Pancasila tersebut, sebenarnya sudah mencakup gambaran pembentukan karakter
manusia Indonesia yang ideal, sebagai mana yang diharapkan para penggali dari pancasila itu
sendiri. Gambaran pembentukan manusia Indonesia seutuhnya itu, dapat diilustrasikan Pada sila
pertama tersirat bagaimana manusia Indonesia berhubungan dengan Tuhannya atau
kepercayaannya. Pada sila kedua tergambar bagaimana manusia Indonesia harus bersikap hidup
dengan orang lain sebagaimana layaknya manusia yang punya pikiran dan ahklak hingga dia bisa
bersikap sebagai mahkluk yang tertinggi dibandingkan dengan mahkluk lainnya yaitu binatang.
Sila ketiga menerangkan bagaiama manusia Indonesia menciptakan suatu pandangan betapa
pentingnya arti persatuan dan kesatuan bangsa dari pada bercerai berai seperti pada pepatah
bersatu kita teguh dan bercerai kita runtuh. Sila keempat telah menegaskan bagaimana manusia
Indonesia mengimplementasikan cara bersikap dan berpendapat serta memutuskan sesuatu
menyangkut kepentingan umum secara bijak demi kelangsungan kehidupan berdemokrasi yang
terlindungi antara menyuarakan hak dan kewajibannya berimbang dalam
mengimplementasikannya.
Pada sila kelima dijabarkan bagaimana manusia Indonesia mewujudkan suatu keadilan
dan kemakmuran bagi seluruh masyarakat Indonesia itu sendiri. Dari penjabaran kelima sila
tersebut di atas, maka sudah sepantasnya bahwa Pancasila beserta kelima silanya itu layak
dijadikan sebagai pandangan dan pegangan hidup serta dijadikan sebagai pembimbing dalam
menciptakan kerangka berpikir untuk menjalankan roda demokratisasi dan diimplementasikan
dalam segala macam praktik kehidupan menyangkut berbangsa, bernegara dan bermasyarakat di
dalam Negara kesatuan Republik Indonesia tercinta ini. maka mengamalkan dan mengamankan
Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai sifat imperatif dan memaksa, artinya setiap warga
Negara Indonesia harus tunduk dan taat kepadanya. Siapa saja yang melangggar Pancasila
sebagai dasar Negara, harus ditindak menurut hukum yakni hukum yang berlaku di Indonesia.
Dengan kata lain pengamalan Pancasila sebagai dasar Negara disertai sanksi-sanksi hukum.
Sedangkan pengamalan Pancasila sebagai weltanschuung, yaitu pelaksanaan Pancasila dalam
hidup sehari-hari tidak disertai sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat, artinya
setiap manusia Indonesia terikat dengan cita-cita yang terkandung di dalamnya untuk
mewujudkan dalam hidup dan kehidupanya, sepanjang tidak melanggar peraturan perundangundangan yang barlaku di Indonesia.
Jadi, jelaslah bagi kita bahwa mengamalkan dan mengamankan Pancasila sebagai dasar
Negara Republik Indonesia mempunyai sifat imperatif memaksa. Sedangkan pengamalan atau
pelaksanaan Pancasila sebagai pandangan hidup dalam hidup sehari-hari tidak disertai sanksisanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat.
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan Negara dihubungkan fungsinya sebagai dasar Negara, yang
merupakan landasan idiil bangsa Indonesia dan Negara Republik Indonesia dapatlah disebut pula
sebagai ideologi nasional atau ideologi Negara.

3.2 Perjalanan Pancasila Sebagai Ideologi dari Masa ke Masa
Berawal dari sidang pleno BPUPKI pertama yang diadakan pada tanggal 28 Mei 1945
hingga 1 Juni 1945. Ketika itu, dr. Radjiman Widyodiningrat dalam pidato pembukaannya selaku
ketua BPUPKI mengajukan pertanyaan kepada seluruh anggota sidang mengenai dasar negara
apa yang akan dibentuk untuk Indonesia. Pertanyaan ini menjadi persoalan paling dominan
sepanjang 29 Mei-1 Juni 1945 dan memunculkan sejumlah pembicara yang mengajukan gagasan
mereka mengenai dasar filosofis Indonesia.
Pada tanggal 1 Juni 1945, secara eksplisit Ir. Soekarno mengemukakan gagasannya mengenai
dasar negara Indonesia dalam pidatonya yang berjudul “Lahirnya Pancasila”. Menurut Drs.
Mohammad Hatta, pidato tersebut bersifat kompromis dan dapat meneduhkan pertentangan
tajam antara pendapat yang mempertahankan Negara Islam dan mereka yang menghendaki dasar
negara sekuler. Perdebatan tersebut pada akhirnya dimenangkan kelompok yang menginginkan
Islam sebagai dasar negara, terbukti dengan dikeluarkannya Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni
1945.
Namun, dalam perkembangan selanjutnya, ternyata beberapa rumusan Piagam Jakarta diganti
dan menimbulkan kekecewaan umat Islam terhadap pemerintahan Soekarno dan Mohammad
Hatta dan terus berkembang hingga masa pemerintahan Soeharto, sampai-sampai Carol Gluck
mengatakan bahwa Indonesia adalah negara yang terlalu banyak meributkan masalah ideologi
dibandingkan negara-negara lain. Melihat pada perkembangan perumusan Pancasia sejak 1 Juni
sampai 18 Agustus 1945, dapat diketahui bahwa Pancasila mengalami perkembangan fungsi.
Pada tanggal 1 dan 22 Juni, Pancasila yang dirumuskan Panitia Sembilan dan disepakati oleh
Sidang Pleno BPUPKI merupakan modus kompromi antara kelompok yang memperjuangkan
dasar negara nasionalisme dan kelompok yang memperjuangkan dasar negara Islam. Akan tetapi,
pada tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila yang dirumuskan kembali oleh PPKI berkembang
menjadi kompromi antara kaum nasionalis, Islam dan Kristen-Katolik dalam hidup bernegara.
Pada era Orde Lama, dinamika perdebatan ideologi paling sering dibicarakan oleh kebanyakan
orang. Tampak ketika akhir tahun 1950-an, Pancasila sudah bukan lagi merupakan kompromi
atau titik temu bagi semua ideologi. Dikarenakan Pancasila telah dimanfaatkan sebagai senjata
ideologis untuk melegitimasi tuntutan Islam bagi pengakuan negara atas Islam yang kemudian
pada rentang tahun 1948-1962 terjadi pemberontakan Darul Islam terhadap pemerintah pusat.
Setelah pemberontakan berhasil ditumpas, atas desakan AH Nasution, selaku Pangkostrad dan
kepala staf AD, pada 5 Juli 1959 Ir. Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden untuk kembali pada
UUD 1945 sebagai satu-satunya konstitusi legal Republik Indonesia dan pemerintahannya
dinamai dengan Demokrasi Terpimpin.
Pada masa Demokrasi Terpimpin pun ternyata tidak semulus yang diharapkan. Periode labil ini
justru telah membubarkan partai Islam terbesar, Masyumi, karena dianggap ikut andil dalam
pemberontakan regional berideologi Islam. Bahkan, Soekarno membatasi kekuasaan partai
politik yang ada serta mengusulkan agar rakyat menolak partai-partai politik karena mereka
menentang konsep musyawarah dan mufakat yang terkandung dalam Pancasila. Soekarno juga
menganjurkan sebuah konsep yang dikenal dengan NASAKOM yang berarti persatuan
antara nasionalisme, agama dan komunisme. Kepentingan politis dan ideologis yang saling

bertentangan menimbulkan struktur politik yang sangat labil sampai pada akhirnya melahirkan
peristiwa G 30S/PKI yang berakhir pada runtuhnya kekuasaan Orde Lama.
Selanjutnya pada masa Orde Baru, Soeharto berusaha meyakinkan bahwa rezim baru adalah
pewaris sah dan konstitusional dari presiden pertama. Soeharto mengambil Pancasila sebagai
dasar negara dan ini merupakan cara yang paling tepat untuk melegitimasi kekuasaannya.
Berbagai bentuk perdebatan ternyata tidak semakin membuat stabilitas negara berjalan dengan
baik, tetapi justru struktur politik labil yang semakin mengedepan dikarenakan Soeharto
seringkali mengulang pernyataan tegas bahwa perjuangan Orde Baru hanyalah untuk
melaksanakan Pancasila secara murni dan konsekuen, yang berarti bahwa tidak boleh ada yang
menafsirkan resmi tentang Pancasila kecuali dari pemerintah yang berkuasa.
Pada masa reformasi (setelah rezim Soeharto runtuh), seolah menandai adanya jaman baru bagi
perkembangan perpolitikan nasional sebagai anti-tesis dari Orde Baru yang dianggap menindas
dengan konfrimitas ideologinya. Pada era ini timbul keingingan untuk membentuk masyarakat
sipil yang demokratis dan berkeadilan sosial tanpa kooptasi penuh dari negara. Lepas kendalinya
masyarakat seolah menjadi fenomena awal dari tragedi besar dan konflik berkepanjangan.
Tampaknya era ini mengulang problem perdebatan ideologi yang terjadi pada masa Orde Lama,
Orde Baru, yang berakhir dengan instabilitas politik dan perekonomian secara mendasar.
Berbagai bentuk interpretasi monolitik selama ini cenderung mengaburkan dan menguburkan
makna substansial Pancasila dan berakibat pada Pancasila yang menjadi sebuah mitos, selalu
dipahami secara politis-ideologis untuk kepentingan kekuasaan serta nilai-nilai dasar Pancasila
menjadi nilai yang distopia, bukan sekedar utopia
3.3 Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara
Indonesia
Nilai nilai Pancasila yang terkandung di dalamnya merupakan nilai nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, keadilan. Ini merupakan nilai dasar bagi kehidupan
kewarganegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan. Nilai-nilai pancasila tergolong nilai
kerohanian yang di dalamnya terkandung nilai-nilai lainnya secara lengkap dan harmonis, baik
nilai material, vital, kebenaran, atau kenyataan. Estetis, estis maupun religius. Nilai-nilai-nilai
Pancasila bersibat obyektif dan subyektif, artinya hakikat nilai-nilai pancasila bersifat universal
atau berlaku dimanapun, sehingga dapat diterapkan di negara lain.
Nilai –nilai pancasila bersifat objektif, maksutnya :
1.
Rumusan dari pancasila itu sendiri memiliki makna yang terdalam menunjukkan adanya
sifat umum universal dan abstrak
2.
Inti dari nilai pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa Indonesia
3.
Pancasila dalam pembukaan UUD 1945 merupakan sumber dari segala sumber hukum di
Indonesia
Sedangkan nilai-nilai pancasila bersifat subjektif bahwa keberadaan nilai-nilai pancasila itu
terlekat pada bangsa Indonesia sendiri karena,
1. Nilai- nilai pancasila timbul dari bangsa Indonesia
2. Nilai-nilai pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia

Nilai-nilai pancasila terkandung nilai kerohanian yang sesuai dengan hati nurani bangsa
Indonesia.
3.4 Fungsi Pancasila sebagai Ideologi bangsa dan Negara Indonesia
Sebagai ideologi, yaitu selain kedudukannya sebagai dasar Negara kesatuan
republik Indonesia Pancasila berkedudukan juga sebagai ideologi nasional Indonesia
yang dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara.
Sebagai ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila sebagai ikatan budaya ( cultural bond) yang
berkembangan secara alami dalam kehidupan masyarakat Indonesia bukan secara paksaan atau
Pancasila adalah sesuatu yang sudah mendarah daging dalam kehidupanehari-hari bangsa
Indonesia. Sebuah ideologi dapat bertahan atau pudar dalammenghadapi perubahan masyarakat
tergantung daya tahan dari ideologi itu.
Alfianmengatakan bahwa kekuatan ideologi tergantung pada kualitas tiga dimensi yang
dimiliki oleh ideologi itu, yaitu dimensi realita, idealisme, dan fleksibelitas. Pancasila
sebagai sebuah ideologi memiliki tiga dimensi tersebut:
1. Dimensi realita, yaitu nilai-nilai dasar yang ada pada ideologi itu yang mencerminkan realita
atau kenyataan yang hidup dalam masyarakat dimana ideologi itu lahir atau
muncul untuk pertama kalinya paling tidak nilai dasar ideologi itu mencerminkan
realita masyarakat pada awal kelahira nnya.
2. Dimensi Iidalisme, adalah kadar atau kualitas ideologi yang terkandung dalam nilai dasar itu
mampu memberikan harapan kepada berbagai kelompok atau golongan masyarakat tentang masa
depan yang lebih baik melalui pengalaman dalam praktik kehidupan bersama sehari-hari.
3. Dimensi Fleksibelitas atau dimensi pengembangan, yaitu kemampuan ideologi
dalam mempengaruhi dan sekaligus menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakatnya.
Mempengaruhi artinya ikut wewarnai proses perkembangan zaman tanpa menghilangkan jati diri
ideologi itu sendiri yang tercermin dalam nilai dasarnya.Mempengaruhi berarti pendukung
ideologi itu berhasil menemukan tafsiran –tafsiran terhadap nilai dasar dari ideologi itu yang
sesuai dengan realita -realita baru yang muncul di hadapan mereka sesuai perkembangan zaman.
Menurut Dr.Alfian Pancasila memenuhi ketiga dimensi ini sehingga pancasila dapat dikatakan
sebagai ideologi terbuka. Fungsi Pancasila sebagai ideologi Negara, yaitu :
1. Memperkokoh persatuan bangsa karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk.
2. Mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan menggerakkan serta
membimbing bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan.
3. Memelihara dan mengembangkan identitas bangsa dan sebagai dorongan dalam
pembentukan karakter bangsa berdasarkan Pancasila.
4. Menjadi standar nilai dalam melakukan kritik mengenai kedaan bangsa dan Negara.
Pancasila jika akan dihidupkan secara serius, maka setidaknya dapat menjadi etos yang
mendorong dari belakang atau menarik dari depan akan perlunya aktualisasi maksimal setiap
elemen bangsa. Hal tersebut bisas saja terwujud karena Pancasila itu sendiri memuat lima prinsip
dasar di dalamnya, yaitu: Kesatuan/Persatuan, kebebasan, persamaan, kepribadian dan prestasi.
Kelima prinsip inilah yang merupakan dasar paling sesuai bagi pembangunan sebuah
masyarakat, bangsa dan personal-personal di dalamnya.

1.
2.
3.
4.
5.

Menata sebuah negara itu membutuhkan suatu konsensus bersama sebagai alat lalu lintas
kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa konsensus tersebut, masyarakat akan memberlakukan
hidup bebas tanpa menghiraukan aturan main yang telah disepakati. Ketika Pancasila telah
disepakati bersama sebagai sebuah konsensus, maka Pancasila berperan sebagai payung hukum
dan tata nilai prinsipil dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara.
Dan sebagai ideologi yang dikenal oleh masyarakat internasional, Pancasila juga mengalami
tantangan-tantangan dari pihak luar/asing. Hal ini akan menentukan apakah Pancasila mampu
bertahan sebagai ideologi atau berakhir seperti dalam perkiraan David P. Apter dalam
pemikirannya “The End of Idiology”. Pancasila merupakan hasil galian dari nilai-nilai sejarah
bangsa Indonesia sendiri dan berwujud lima butir mutiara kehidupan berbangsa dan bernegara,
yaitu religius monotheis, humanis universal, nasionalis patriotis yang berkesatuan dalam
keberagaman,demokrasi dalam musyawarah mufakat dan yang berkeadilan sosial. Dengan
demikian Pancasila bukanlah imitasi dari ideologi negara lain, tetapi mencerminkan nilai amanat
penderitaan rakyat dan kejayaan leluhur bangsa. Keampuhan Pancasila sebagai ideologi
tergantung pada kesadaran, pemahaman dan pengamalan para pendukungnya. Pancasila
selayaknya tetap bertahan sebagai ideologi terbuka yang tidak bersifat doktriner ketat. Nilai
dasarnya tetap dipertahankan, namun nilai praktisnya harus bersifat fleksibel. Ketahanan ideologi
Pancasila harus menjadi bagian misi bangsa Indonesia dengan keterbukaannya tersebut.
Pada akhirnya, semoga seluruh bangsa dan negara Indonesia serta Pancasila sebagai
ideologinya akan tetap bertahan dan tidak goyah meskipun dihantam badai globalisasi dan
modernisme. Sebagai generasi penerus, marilah kita menjaga Indonesia dan Pancasila agar saling
berdampingan dan tetap utuh hingga anak cucu kita nantinya sebagai penerus kelangsungan
negara ini.
Nilai – nilai yang terkandung dalam pancasila merupakan suatu cerminan dari kehidupan
masyarakat Indonesia (nenek moyang kita) dan secara tetap telah menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia. Untuk itu kita sebagai generasi penerus bangsa
harus mampu menjaga nilai – nilai tersebut. Untuk dapat hal tersebut maka perlu adanya
berbagai upaya yang didukung oleh seluruh masyarakat Indonesia. Upaya–upaya tersebut antara
lain :
Melalui dunia pendidikan, dengan menambahkan mata pelajaran khusus pancasila pada setiap
satuan pendidikan bahkan sampai ke perguruan tinggi.
Lebih memasyarakatkan pancasila.
Menerapkan nilai – nilai tersebut dalam kehidupan sehari – hari.
Memberikan sanksi kepada pihak – pihak yang melakukan pelanggaran terhadap pancasila.
Menolak dengan tegas faham – faham yang bertentangan dengan pancasila.

IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pancasila sebagai Ideologi bangsa dan negara Indonesia itu sangat penting.Karena
Ideologi merupakan alat yang paling ampuh untuk menciptakan negara Indonesia yang kokoh,
bermartabat dan berbudaya tinggi.
Tanpa Ideologi bangsa akan rapuh dan hilang jati dirinya. Pancasila sebagai sumber nilai
menunjukkan identitas bangsa Indonesia yang memiliki nilai-nilai
kemanusiaan yang luhur, hal ini menandakan bahwa denganPancasila bangsa
Indonesia menolak segala bentuk penindasan, penjajahan dari satu bangsa terhadap
bangsa yang lain. Ideologi bangsa Indonesia itu adalah Pancasila.
Indonesia mempunyai Ideologi Pancasila diharapkan mampu untuk membawa bangsa
Indonesia menjadi bangsa yang lebih bagus dari sekarang. Ideologi juga diharapkan mampu
untuk membangkitkan kesadaran bangsa. Setiap pengambilan keputusan harus berdasarkan
ideologi negara Indonesia yaitu Pancasila. Supaya dalam pengambilan keputusan keputusan
tidak keluar dari aturan dan kaidah negara Indonesia.
Tidak hanya negara yang menganut ideologi Pancasila, tetapi juga masyarakat Indonesia,
masyarakat Indonesia dalam bertingkah laku juga harus berpedoman teguh pada ideologi
Pancasila supaya cita-cita yang diharapkan oleh masyarakat tersebut dapat terwujud dengan
benar

4.2 Saran
Dalam makalah ini penulis berkeinginan supaya makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan
dapat menambah pengetahuan tentang Pancasila sebagai ideology bangsa dan Negara.

Daftar Pustaka
http://wittalistiya.blogspot.com/2011/04/pancasila­sebagai­ideologi­bangsa­dan.html
http://suhardiman2.blogspot.com/2011/11/fungsi­pokok­pancasila­sebagai­dasar.html
http://pancasila.univpancasila.ac.id/?p=343
http://smpn1ciemas.sch.id/materi/40­pendidikan­kewarganegaraan/107­nilai­nilai­pancasila­sebagai­
ideologi.html
http://ilmugreen.blogspot.com/2012/07/pancasila­sebagai­dasar­dan­ideologi.html
http://www.slideshare.net/suradi46/pancasila­sebagai­dasar­negara­dan­ideologi­nasional
http://www.anneahira.com/ideologi­pancasila.htm

http://nonadhian.blogspot.com/2011/03/upaya-menjaga-nilai-nilai-luhur.html