PERKEMBANGAN FILM HONG KONG DAN PENGARUH

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang.
Dari awal proses produksi hinga dewasa ini film telah menjadi suatu seni dan
fenomena yang banyak menyorot perhatian.Memang di dalam perfilman banyak aspek
didalamnya yang ikut terus berkembang dan memiliki kesinambungan serta maksud
tertentu.
“Tumbuh dan berkembangnya film sangat bergantung pada
teknologi dan paduan

unsur seni sehingga menghasilkan

film yang berkualitas.”1
Aspek teknologi didalam perfilman dapat dihubungkan dengan beberapa bidang
seperti : seni untuk media berkreasi, berekspresi dan hiburan, propaganda atau komukasi
sebagai penyampaian suatu pesan tertentu, dan bidang sejarah untuk tujuan merekam suatu
peristiwa sejarah yang berguna untuk melihat perkembangan peradaban suatu bangsa atau
bahkan dunia.
Film

sebagai alat atau sarana komunikasi massa juga berperan dalam proses


penyebaran informasi mengenai realita dalam kehidupan sehari-sehari. Kehadiran film
khususnya dalam

kehidupan manusia adalah suatu hal yang penting, bahkan

kehadirannya pun dianggap setara dengan kebutuhan akan pangan, sandang dan papan.
Film yang sejatinya dipakai untuk menggambarkan realitas dalam kehidupan masyarakat
dapat di jadikan tolak ukur untuk memngetahui dan memahami psikologis sosial
masyarakat.
Dengan kata lain gambaran yang disajikan dalam film pada umumnya adalah sebuah
prototipe mengenai realitas masyarakat baik itu fenomena sosial, estetika maupun
psikologi yang kompleks yang dikemas dalam bentuk tayangan di layar kaca.
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya kebutuhan manusia akan film
menjadi sebuah persoalan yang cukup rumit. Kebutuhan ini lama kelamaan membuat
manusia berada disuatu titik dimana ia merasakan ketergantungan untuk menikmati
1 Dennis McQuail , Teori Suatu Massa Suatu Pengantar. (Jakarta : Erlangga, 1997 ), hlm.
110.

1


tayangan film. Tidak semua tempat memiliki kuantitas dan kualitas film yang diinginkan
oleh masyarakatnya karena film-film mengalami perkembangan setiap saat.
Untuk itulah para pengusaha yang bergerak dibidang industri perfilman berusaha
memanfaatkan peluang itu dengan cara mendirikan bioskop-bioskop yang menampilkan
film-film impor.
Perfilman di dunia kini telah menunjukan bagaimana perkembangan teknologi
semakin cepat. Genre film kini juga semakin kaya dari film yang bertema drama, perang,
dokumenter, komedi dan banyak lainnya. Industri film di dunia juga telah familiar di
mata pecinta film, seperti industri film Bollywood (India), Hollywood (Amerika), dan
film Hong Kong.
Perkembangan industri perfilman yang besar itu tidak terlepas dari adanya pengaruh
perkembangan industri perfilman di Hong Kong. Film-film yang berasal dari Hong Kong
memiliki karakteristik yang berbeda dengan film yang berkembang di India, maupun
Amerika. Dalam masa-masa awal pembuatan film Hong Kong banyak menyinggung
mengenai budaya-budaya tradisional. Dan ketika mencapai masa kejayaannya industri
perfilman Hong Kong lebih banyak menyisipkan unsur-unsur kebudayaannya yang
berkembang di Hong Kong yaitu meliputu gaya hidup masyarakat Hong Kong pada masa
itu, budaya bela diri misalnya Khung Fu, sistem kepercayaan kuno, dan lain sebagainya.
Dikarenakan keunikannya inilah perfilman Hong Kong memiliki daya tarik tersendiri di

pasar pefilman Asia. Banyak film-film Hong Kong yang menjadi sangat terkenal di
daerah asia seperti Indonesia, Malaysia, Jepang bahkan Korea.
Film Hong Kong yang kini telah menjadi industri film populer dan dapat bersaing
dengan industri film Bollywood dan Hollywood .Lahirnya film Hong Kong juga
beriringan dengan populernya film-film di Cina. Kebanyakan orang membayangkan
bahwa film Hong Kong adalah film yang bergenre kungfu dan bernuansa dinasti-dinasti
Cina. Didalam film Hong Kong juga banyak berisi tentang filsafat kuno, gaya
kontemporer, teknologi, dan mengenalkan seni khas Hong Kong terutama seni bela diri
kepada dunia.
Kepopuleran film Hong Kong menjadikan beberapa penggarap film dan pemain film
atau aktornya menjadi mengglobal. Terlebih para penggiat film pasti tidak asing dengan
nama-nama aktor seperti Jackie Chan, Jet Li, atau Bruce Lee. Selain itu juga film Hong
2

Kong yang digarap pada abad 21 telah banyak dilihat oleh masyarakat dunia, seperti
Drunken Master, Once Upon a Time in China, Police Story, Shaolin Soccer, Kung Fu
Hustle dan lain sebagainya.
Dimulai sejak awal abad XX, film Hong Kong mulai diproduksi dan berkembang
hingga sekarang, akan dijelaskan lebih dalam pembahasan di bab II. Berkembangnya
film Hong Kong hingga menjadi populer kini tentu memiliki dampak tidak hanya pada

masyarakat, budaya, dan seni Hong Kong sendiri. Kawasan disekitar Hong Kong seperti
Asia Timur dan Asia Tenggara juga terdampak oleh populernya film Hong Kong di
dalam berbagai aspek kehidupan.
Pembahasan mengenai pengaruh perfilam Hongkong di kawasan Asia tenggara dan
Asia timur akan menjadi suatu pembahasan yang menarik untuk di diteliti. Karena
pengaruh yang ditimbulkan oleh perfilman Hong Kong bukan hanya sekedar dalam
dunia perfilman saja, melainkan dalam segala aspek kehidupan. Masyarakat yang
menjadikan film sebagai kiblat untuk menjalani kehidupannya.
Dengan tingginya animo masyarakat dikawasan Asia tenggara maupun Asia timur
akan kehadiran film-film yang berasal dari Hong Kong ini, menimbulkan hegemoni
kebudayaan Hong Kong dapat menyebar dengan Luas. Hal ini kemudian menyebabkan
masyarakat Asia tenggara maupun Asia timur memiliki kecenderungan untuk meniru dan
mengamalkan pola-perilaku aktor-atris Hong Kong. Sebagaimana yang telah di jelaskan
sebelumnya kebanyakan industri perfilman di Hong kong banyak memasukkan unsur
kebudayaan mereka dalam pembuatan film. Untuk itulah sejarah pekembangan film
Hongkong yang mempengaruhi kehidupan masyarakat di Asia pada khususnya Asia
tenggara dan Asia timur layak untuk di teliti lebih lanjut.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan sebagai
berikut :

2.1 Bagaimana proses lahirnya dan perkembangan film Hong Kong?
2.2 Apa pengaruh perfilman Hong Kong pada kawasan sekitar Asia Timur dan Asia
Tenggara ?

3. Tujuan

3

Tujuan dari makalah ini yang berdasarkan pada rumusan masalah diatas yaitu sebagai
berikut dibawah ini:
1. Memberikan gambaran dan penjelasan mengenai sejarah perkembangan film di Hong
Kong
2. sebagai sarana pembelajaran bagaimana proses produksi film di Hong Kong hingga
dapat dikenal masyarakat global
3. Sebagai salah satu pemenuhan tugas sejarah Asia Timur, prodi Ilmu Sejarah, Fakultas
Ilmu Budaya, Universitas Airlangga.
4. Mengetahui pengaruh dari perkembangan produksi film Hong Kong di kawasan Asia
Timur dan Asia Tenggara.

4


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Lahirnya Produksi Perfilman Hong Kong.
Film merupakan suatu karya seni kontemporer yang tumbuh beriringan dengan
temuan teknologi, sains, dan fotografi. Di penghujung abad XIX, teknologi untuk
memproduksi film mulai muncul di Prancis, Inggris, dan Amerika 2. Pada saat itu negara
lain juga telah ada pementasan opera-opera , seperti Hong Kong juga telah memulai
produksi film dengan teknologi yang sangat sederhana. Lebih tepatnya pada 28
Desember 1859, Lumiere bersaudara dari Perancis berhasil menayangkan film pertama
di depan publik.
Salah satu industri film yang mendunia adalah industri film di Hong Kong. Memang
dalam perkembangannya perfilman Hong Kong dan Cina yang berpusat di Shanghai
berjalan beriringan. Terlihat pada awal pembuatan filmnya yaitu pada awal adab ke-20.
Di Shanghai baru membuat film pada tahun 1921, dengan film pertamanya Hai Shi 3.
Dalam perkembangan perfilman Hong Kong, pada awalnya untuk menuliskan sejarah
perkembangannya para penulis memiliki kesulitan karena beberapa faktor diantaranya
hanya sedikit bukti atau “bekas” yang masih ada, tidak adanya tempat penyimpanan yang
luas untuk skrip atau naskah film dan majalah film, serta faktor lain adalah rendahnya
penghargaan terhadap film oleh beberapa wilayah di Cina 4. Para sejarawan yang menulis

tentang perfilman Hong Kong juga kesulitan untuk melihat produksi film pertama di
Hong Kong, karena hanya mengandalkan pada arsip majalah, laporan ilmiah yang pernah
terpublikasi, dan wawancara dengan beberapa pemeran dari film-film pertama di Hong
Kong yang memang sangat sulit.
Industri film di Hong Kong dalam perkembangannya menyukai film panjang yang
bertemakan sejarah. Hampir selama proses penyutingan awalnya menggunakan jasa dari
studio Lumiere tepatnya di tahun 18965.Judul film pertama yang di produksi adalah "Tou

Shaoya" 偷烧鸭 (Stealing a Roast Duck) pada tahun 1909 yang bergenre komedi. Film

tersebut menceritakan orang miskin yang mencuri bebek panggang dari pemiliknya dan
akhirnya berhasil ditangkap oleh polisi. Tokoh utamanya diperankan langsung oleh
sutradara film tersebut yaitu Liang Shaopo 梁少坡.

2 Misbach Yusa Biran. Sejarah Film 1900-1950. 2009. Hlm : 1.
3Ibid. Hlm : 37
4 Paul Fonoroff. A Brief History Of Hong Kong Cinema. Hlm : 293.
5 Ibid. Hlm : 293

5


Gambar 1.1 Potret Sutradara pertama Cina Liang Shaopo 梁少坡.
(Sumber : http://www.chinesemirror.com/index/2008/12/liang-shaopo-1909.html ).

Pada masa awal perkembangannya industri film Hong Kong berjalan seiring dengan
industri film Cina yang berpusat di Shanghai. Opera Cina sendiri telah berkembang sejak
ribuan tahun yang lalu. Opera-opera itu kemudian mengalami perkembangan dari waktu
ke waktu, sampai akhirnya opera tersebut menjadi cikal-bakal lahirnya industri perfilman
di Hong Kong.
Film yang pada umumnya dianggap sebagai film Hong Kong pertama adalah dua film
bergenre komedi dengan durasi pendek berjudul Stealing a Roasted Duck dan Right a
Wrong with Earthenware Dish. kemunculan kedua film itu diperkirankan pada sekitar
tahun 1909. Selain menyutradarai film ini Liang Shaopo juga berperan sebagai aktor
utama dalam film tersebut. di balik kesuksesan perkembangan film di Hong Kong juga
tidak terlepas dari dukungan dan bantuan, Benjamin Brodsky yang merupakan seorang
berkewarganegaraan Amerika. Benjamin Brodsky turut ambil bagian dalam pembuatan
film berjudul Zhuangzi Tests His Wife pada tahun 1913. Film tersebut diadaptasi dari
pertunjukan

opera.


Film

ini

diarahkan

sendiri

oleh

Lai Man-wai yang pada saat ini dianggap sebagai Bapak Sinema Hong Kong.
Film-film yang berkembang pada masa sebelum perang dunia pertama sulit untuk di
jumpai. Hal ini dikarenakan keberadaan perang yang menjadi penghambat dalam proses
perkembangan film di Hong Kong. Pada umumnya industri perfilman di Hong Kong

6

pada masa itu masih bergantung pada pasokan negatif (komponen dalam pembuatan
film) yang berasal dari Jerman.

Di penghujung tahun 1923, Lai Man-wa bekerjasama dengan Liang Shaobo untuk
mendirikan studio lokal pertama di Hong Kong yaitu, Minxin Studio atau lebih di kenal
sebagai China Sun Motion Picture Company.
Pada tahun 1925 film panjang pertama yang di produksi oleh Lai berjudul Rogue.
Film ini juga memperoleh banyak keuntungan dalam bidang komersiil. Namun
dikarenakan adanya demonstrasi buruh yang menduduki Hong Kong pada saat itu
membuat Lai terpaksa merelokasi operasinya ke Shanghai.
Perkembangan dan kemajuan teknologi suara pada masa sesudahnya membuat
perfilman di Hong Kong mengalami kemajuan yan drastis, hali ini didukung dengan
meredanya aksi demonstran di Hong Kong.
Dikarenakan peggunaan bahasa kanton yang lebih lazim pakai masyarakat Hong
Kong sedangkan masyarakat Cina menggunakan bahasa mandarin namun. Para produser
film di Cina melihat peluang emas ini dan mulai melakukan proses produksi film-film
berbahasa Kanton serta mendirikan studio di Hong Kong.
Perang yang terjadi antara Cina dan Jepang pada sekitar tahun 1937 memaksa para
pelaku (produsen) industri film di Shanghai pindah ke Hong Kong. Sehingga dapat di
katakan bahwa Hong Kong menjadi surga bagi para pelaku industri asal Shanghai selama
beberapa waktu. Pada waktu itu juga dilakukan pendirian Studio-studio besar seperti,
Grandview, Tian Yi, Universal, dan Nanyue. Film-film yang memiliki genre adaptasi
opera terbukti menjadi yang paling sukses pada dekade itu.

Namun perkembangan perfilman Hongkong tidak selamanya mengalami masa –masa
yang manis, hal ini dibuktikan dengan matinya industri perfilman Hong Kong bertepatan
dengan adanya invasi orang-orang Jepang di Hong Kong.
Selama era 30-an disamping berkembangnya genre film yang berasal dari adaptasi
opera, banyak bermunculan film-film bergenre baru ya. Film-film genre baru misalnya
perang, dan kung fu banyak menampilkan semangat anti Jepang atau dengan kata lain
film-film tersebut berisi tentang propaganda anti Jepang. Pembuatan film bergenre
7

propaganda digunakan sebagai tempat untuk menuangkan emosi dan merupakan sebuah
bentuk perlawanan.
Pada pertengahan 30-an film-film yang memiliki tema tentang patriotisme dan
nasionalisme menjadi populer di kalangan masyarakat Hong Kong, seperti Lifeline pada
tahun 1935, Hand to Hand Combat tahun 1937, serta March of the Partisans tahun
1938.

h
Gambar1.2. Contoh film yang berisi propaganda anti Jepang
(Sumber : http://www.chinesemirror.com/index/2008/12/liang-shaopo-1909.html

Gambar 1.3. Contoh film yang berisi propaganda anti Jepang
(Sumber : http://www.chinesemirror.com/index/2008/12/liang-shaopo-1909.html

8

Gambar 1.4. Contoh film yang berisi propaganda anti Jepang

(Sumber : http://www.chinesemirror.com/index/2008/12/liang-shaopo-1909.html)
Sementara film yang bergenre silat belumnya telah menjadi populer pada akhir
dekade yang lalu terutama di wilayah Cina. Film bergenre silat ini terkenal karena
berasal dari pengapsian novel-novel wuxia. Novel itu termasuk novel yang sangat
populer pada saat itu karena sebelumnya disajikan secara berseri di dalam surat kabar.
Mengingat adanya kebijakan pemerintah Cina dalam produksi film-film bergenre
silat membuat film bergenre silat sangat sulit di jumpai pada waktu itu. kebijakan ini
dibuat karena pemerintah Cina menganggap film bergenre silat mengandung unsur-unsur
yang tidak pantas untuk di nikmati khalyak umum, seperti kekerasan dan takayul. Karena
kebijakan inilah Hong Kong menjadi sasaran alternatif karena notabene Hong Kong
adalah koloni Inggris. The Adamed Pavilion merupakan film pertama yang diproduksi
Hong Kong dengan menggunakan bahasa Kanton pada sekitar tahun 1938.
Setelah perang berakhir kelak silat maupun kung fu menjadi salah satu genre film
yang sangat berpengaruh dalam sejarah perfilman di Hong Kong.
Selang beberapa waktu setelah perang dunia selesai, munculnya perang sipil yang
terjadi di

kawasan Cina pada akhirnya

kembali memaksa para pelaku (produsen)

industri film di Shanghai kembali pindah ke Hong Kong. Pada perkembangannya Hong
Kong menjadi pusat bagi industri film yang terbesar tentunya untuk memproduksi filmfilm yang berbahasa mandarin maupun yang menggunakan bahasa Kanton.
9

Film-film yang menggunakan bahasa mandarin cenderung mengeluarkan banyak
biaya hal ini di karenakan sasaran yang ingin dicapai adalah penonton yang lebih luas,
baik itu Cina daratan, Asia Tenggara, hingga wilayah pecinan yang tersebar di seluruh
Eropa dan Amerika. Sementara itu bagi film-film yang menggunakan bahasa kanton
pada umumnya memakan biaya yang lebih rendah karena sasaran yang dituju hanyalah
untuk pasar Hong Kong saja.
Film-film lokal tersebut banyak disesaki oleh genre film adaptasi opera Cina dan
tentunya

kung-fu.

Gambar 1.5. contoh film bergenre adaptasi opera
(Sumber : http://angkatigabelas.blogspot.co.id/2012/03/perkembangan-film-sinemahongkong-dari.html)
Yam Kim Fai dan Pak Suet Yin menjadi aktris yang banyak menyumbang peranan
dalam perkembangan

Film-film

yang bergenre adaptasi opera

Cina. The Purple

Hairpin yand diproduksi pada tahun 1959 menjadi salah satu Film yang populer yang
mereka bintangi. Ketika pefilman dengan genre silat pedang mulai merangkak naik, yaitu
melalui munculnya film yang serupa namun bergenre kung fu.
10

Film-film beregenre pedang tidak lagi di gemari karena banyak mengandung unsur
mistis dan tahayul. Pada perkembangnya film kung lebih banyak diminati, karena film
kung fu pada dasarnya lebih menunjukan adanya kerasionalitasan dalam cerita dan cara
bertarung dengan menggunakan tangan kosong juga menjadi faktor yang menarik
masyarakat untuk lebih memilih film bergenre kung fu.
sejak akhir 40-an hingga 70-an pahlawan lokan yang sangat terkenal di masyarakat
Cina pada waktu itu, yaitu Wong Fei Hung mulai diangakt kisahnya ke layar film. Film
mengenai Wong Fei Hung ini di filmkan dengan seri yang sangat banyak yaitu sekitar
100 seri judul film.
Aktor Kwan Tak Hing yang berperan berperan sebagai sang seorang master kung-fu
diawali dengan The True Story of Wong Fei Hung yang terbit tahun 1949 sampai pada
Wong Fei Hung Bravely Crushing the Fire Formation yang ada sejak tahun 1970.
Ketika efek visual dan animasi semakin mengalami kemajuan untuk mendukung
adegan aksi, Perubahan mulai nampak dalam proses produksi film genre silat pedang
seperti yang dapat di jumpai pada Buddha’s Palm yang populer pada 1964 maupun The
Six-Fingered Lord of the Lute yang tidak kalah populer pada sekit ar t ahun 1965.
Pada tahun 1963 ada kebijakan baru yang dikeluarkan oleh pemerintah kolonial
Inggris Di Hong Kong, yaitu kebijakan yang mengharuskan setiap prosdusen film yang
ada untuk menambahkan teks terjemahan dalam film. Teks yang dimasukkan harus
berbahasa Inggris. Ada beberapa pihak yang menganggap hal ini sebagai bemtuk
kekhawatiran kolonial Inggris akan adanya peredaran film-film yang mengandung unusr
propaganda. Sehingga diharapkan dengan penambahkan teks terjemahan ini film-film
berbau propaganda dapat diminimalisir.
Menganggapi kebijakan tersebut para produser juga menambahkan teks terjemahan
yang bahasa Cina sehingga baik penonton berbahasa mandarin maupun kanton dapat
sama-sama pula menikmati filmnya.
Kebijakan pemerintah kolonial Inggris inilah yang menjadi salah satu faktor yang
menyebabkan film Cina atau Hong Kong menjadi pupuler di luar negeri Cina itu sendiri.

11

Khususnya pada era 60-an film-film berbahasa Cina ini mulai digemari oleh para
penonton Barat. . Hingga akhir dekade 60-an, film berbahasa mandarin semakin
mendominasi pasar dan pada awal 70-an, sedangkan film yang menggunakan bahasa
kanton tidak mendapat perhatian sama sekali dan mulai tidak diproduksi karena kalah
bersaing.

Gambar 1.6. Contoh film yang berkembang pada tahun 50-an sampai tahun 60-an

(Sumber : http://www.chinesemirror.com/index/2008/12/liang-shaopo-1909.html)

Gambar 1.7. Contoh film yang berkembang pada tahun 50-an sampai tahun 60-an

(Sumber : http://www.chinesemirror.com/index/2008/12/liang-shaopo-1909.html)

12

Gambar 1.8. Contoh film yang berkembang pada tahun 50-an sampai tahun 60-an

(Sumber : http://www.chinesemirror.com/index/2008/12/liang-shaopo-1909.html)

2.2 Pengaruh perfilman Hong Kong pada kawasan sekitar Asia Timur dan Asia
Tenggara
Shaw Brothers (SB) dan Motion Pictures and General Invesment Limited (MP&GI)
merupakan dua studio raksasa yang yang menguasai pasar semenjak era 60-an.
Kedudukan SB semakin menguat di tahun 1964, setelah kepala studio MP&GI tewas
dalam kecelakaan pesawat terbang. Hal ini menimbulkan adanya dominasi dan
penguasaan pasar oleh SB . Dalam perkembangannya MP&GI berganti nama menjadi
Cathay. Cathay namun tetap saja kalah bersaing dan bangkrut di tahun 1970.
Studio SB didirikan oleh Shaw Bersaudara tahun 1957 akan tetapi,karir dalam
industri perfilman Run Run dan Runme Shaw sebenarnya telah di mulai sejak tiga
dekade silam. Karena pengalaman inilah mereka mampu bertahan dan menunjukkan
dominasi kekuasaannya setelah mendirikan studio lainnya di Hong Kong lebih tepatnya

13

daerah Central Bay pada tahun 1961. Tempat pendirian studio cukup luas yaitu luas
areal 850.000 hektar bukan hanya itu SB juga memperkerjakan ribuan karyawan disana.
Perkembangan dunia perfilman di Hong Kong banyak membawa pengaruh dalam
perkembangan iklim perfilman di Kawasan Asia tenggara dan juga di kawasan Asia
timur tentunya.
Pengaruh yang paling menonjol pada masa kejayaan Film Hongkong di Asia dapat
dilihat dari munculnya genre-genre film yang serupa atau memiliki unsur kemiripan di
kawasan asia, contohnya adalah perkembangan film korea yang memakai unsur cerita
berupa siluman rubah yang hampir sama dengan film yang berkembang di Cina maupun
Hong Kong . di kawasan asia tenggara sendiri pengadopsian film Hong Kong atau
Mandarin di mulai ketika film-film Hong Kong mulai masuk de dalam pasar-pasar film
asia tenggara.
Karena kepopuleran film tersebut para produsen banyak mengimpor film- film yang
berasal dari Hongkong. Lambat laun krena pengimporan film Hong Kong yang semakin
intens menyebabkan Indusvri perfilman di kawsan Asia tenggara mengalami
kemunduran. Film-film yang di putar dalam bioskop maupun Layar kaca semuanya
berasal dari Hong Kong. Sebagai contoh adalah Industri perfilman yang berkembang di
Indonesia (Asia tenggara). Serbuan film Hong Kong di indonesia membuat

Gambar 1.9. gambar Bruce Lee seorang aktor dalam film mandarin
14

(Sumber:

http://1.bp.blogspot.com/_Mreasi57-

8A/Sxw8bbGFpiI/AAAAAAAAA6w/GFAZmrD5FIQ/s1600-h/Brucelee_16-1.jpg)
masyarakat mengalami deman film Hong Kong. Hal ini kemudian menyebabkan
kekhawatiran dalam diri para pelaku industri perfilman di Indonesia. Sebagai upaya
untuk membendung arus perfilman Hong Kong di Indonesia para produsen film
membuat film-film nasional yang bertema sama dengan film Hongkong namun di
sesuaikan dengan kebudayaan yang berkembang di Indonesia sendir. Jika di dalam
perfilman Hong Kong ada film-film yang bertema tentang dinasti maka di Indonesiapu
diciptakan film serupa yang memiliki latar/setting di kerajaan-kerajaan Indonesia.
Film siluman ular putih yang berasal dari Cina-pun banyak memengaruhi pembuatan
film di Indonesia. Contohnya adalah pembuatan film-film bergenre mistis atau horor
yang banyak mengambil tokoh seorang siluman ular. Misalnya pembuatan film Nyi
Blorong dan lain sebagainya.
Masuknya film Hong Kong di Indonesia juga menyebabkan lahirnya idola-idola baru
dalam dunia perfilman. Banyak artis maupun aktor film Hong Kong yang cukup di kenal
dalam masyarakat Indonesia contohnya adalah Bruce lee, Andiy Law, Jackie can dan lain
sebagainya.
Bruce Lee bisa dibilang adalah satu-satunya aktor superstar legendaris yang menjadi
ikon beladiri di muka bumi ini. Sepanjang meniti karirnya Lee hanya memproduksi lima
judul film dikarenakan dia tewas pada tahun 1973, film-film yang telah dibintanginya
adalah The Big Boss (1971), Fist of Fury (1972), The Way of the Dragon (1972), Enter of
the Dragon (1973), dan The Game of Death (1979). Sedangkan The Game of
Death adalah film yang belum ia rampungkan proses produksinya pada tahun 1972. Lee
melalui film-filmnya memperlihatkan aksi pertarungan gaya baru yang gesit dengan
semangat yang cukup segar untuk dinikmati sebagai suatu gaya pertarungan baru.
Tercatat tiga film pertamanya memecahkan rekor box office domestik. Sementara film

15

yang sukses besar diraih oleh Enter of the Dragon. Film ini merupakan film yang di
produksi bersama ant Amerika – Hong Kong yang tercatat meraih $90 juta di seluruh
dunia.
Selain Bruce lee aktor yang juga berasal dari Hong Kong atau Cina di tunjuk sebagai
penggantinya aktor tersebut bernama Jachie Chan. Popularitan pemeran lakon Jakhie
Chan ini sendiri bahkan melebihi ke populeraan Bruce Lee. Berbeda dengan Bruce Lee
Jackie Chan lebih banyak membintangi film-film Hongkong atau mandadirin. Film yang
berhasil di Bintanginya mencakapi puluhan film, selain itu akting Jachie Chan yang
mumpuni dibidang sini pertunjukan juga menyebabkan pada masa-masa itu ia banyak
membentangi film Holllywood disamping menjadi aktor dalam perfilman Hongkong.

Gambar 2.0. gambar aktor film bergenre kung fu
(Sumber: http://4.bp.blogspot.com/_Mreasi578A/Sxw86MgJrVI/AAAAAAAAA64/7rMfeS9dSg8/s1600-h/drunken_master1.jpg )
.pengaruh yang ditimbulkan oleh masuknya perfilman Hong Kong pada akhirnya mulai
menuai kemunduran. Film yang berkembang di asia tenggara dan asia timur bukan berasal
lagi dari Hong Kong Maupun Cina. Para produsen film di kawasan tersebut sudah mampu
menciptakan film yang sesuai dengan minat dan keinginan para masyarakatnya.

16

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Perkembangan pefilman di Hongkong memiliki pengaruh terhadap kehidupan,
kebudayaan maupun perfilman yang muncul di kawasan Asia tenggara dan Asia timur.
Masuknya pengaruh perfilman Hong Kong membawa angin segar sekaligus badai dalam
dunia perfilman di kawasan Asia tenggara maupun asia timur. Banyak aspek dalam
kehidupan yang terdampak dari adanya perkembangan film Hong Kong.
Film-film Hongkong yang banyak di gemari masyarakat pada waktu itu menyebabkan
menurunnya minat masyarakat akan film-film lokal. Untuk itulah para pelaku perfilman
di kawasan Asia tenggara dan Asia timur banyak melakukan pembaruan dan melakukan
inovasi dalam pembuatan film-filmya. Cara ini terbukti ampuh dalam proses
pembendungan budaya yang masuk bersama film Hong Kong Di kawasan itu. Serta
merupakan upaya untuk menghargai karya dari orang lain dan turut melestarikan budaya
lokal.

17

DAFTAR PUSTAKA
Biran , Misbach Yusa. 2009. Sejarah film 1900-1950. Jakarta : Komunitas Bambu,
Fonoroff , Paul. 1988. A Brief History Of Hong Kong Cinema. ;
McQuail, Dennis. 1997. Teori Kominikasi Massa Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga ;
M. Kaplan, Fredic, dkk. 1987. The China Guide Book. New Jersey : Eurasia Press ;
Nugroho, Garin. 2005. Seni Merayu Massa. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara ;
http://www.kompasiana.com/andhikaheru/demam-indonesia-melanda-perfilmaninternasional_5512bdfba33311be62ba7d28, diakses pada Minggu, 16 Oktober 2016, pukul 19.34 ;
https://www.merdeka.com/artis/7-serial-kung-fu-yang-sempat-rajai-televisi-indonesia-di-tahun-90an.html Minggu, 16 Oktober 2016, pukul 19.34 ;
http://www.chinesemirror.com/index/2008/12/liang-shaopo-1909. html , diakses Minggu, 16 Oktober
2016, pukul 19.34 ;
http://www.republika.co.id/berita/...i/nali8e6-hong-kong-movie-action., Diakses pada Senin, 17
oktober 2016, pukul 22.10 ;

http://journal.uny.ac.id/index.php/mozaik/article/download/4341/3773 Minggu, 16 Oktober
2016, pukul 19.34 ;

http://www.seabs.ac.id/journal/april2010/Tinjauan%20Kritis%20Terhadap%20film-

pada

Minggu, 16 Oktober 2016, pukul 19.39 ;

film%20horor%20Indonesia%20dari%20Perpektif%20Demonologi%20Kristen.pdf
pada Minggu, 16 Oktober 2016, pukul 19.38 ;

diakses

http://jurnalilkom.uinsby.ac.id/index.php/jurnalilkom/article/view/10/6 diakses pada Minggu,
16 Oktober 2016, pukul 19.36 ;

http://www.jurnalkommas.com/docs/Masa%20Suram%20Perfilman%20Ind.pdf
Minggu, 16 Oktober 2016, pukul 19.340 ;

18

diakses

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

PENGARUH GLOBAL WAR ON TERRORISM TERHADAP KEBIJAKAN INDONESIA DALAM MEMBERANTAS TERORISME

57 269 37

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI CAFE MADAM WANG SECRET GARDEN MALANG

18 115 26