PENGARUH METODE TALARAN DALAM PROSES PEM (1)

PENGARUH METODE TALARAN
DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP KINERJA
OTAK KIRI DAN KANAN
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Program Pemantapan Kaderisasi
Mahasiswa, Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Siliwangi

Oleh
YULI KURNIATI
172154050

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2017

PENGARUH METODE TALARAN
DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP KINERJA
OTAK KIRI DAN KANAN


Yuli Kurniati
Karya tulis ini disahkan pada hari, Kamis tanggal 12 Oktober 2017
Oleh
Diketahui
Pembimbing,

Novelia Ayu Andrini
NPM 162154013

Disahkan
Ketua HIMAPBIO,

Asep Nurpadila Fajar
NPM 152154156

1

PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa dalam karya ilmiah ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memenuhi persyaratan MABIM P2KM di Jurusan

Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi
maupun tempat lain dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam pustaka.
Tasikmalaya, 12 Oktober 2017

Yuli Kurniati

2

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Pengaruh Metode
Talaran dalam Proses Pembelajaran terhadap Kinerja Otak Kiri dan Kanan” ini
dapat tersusun hingga selesai.
Makalah ini penulis susun dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
metode talaran pada peserta didik terhadap kinerja otak kiri dan kanan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak pihak
yang ikut berkontribusi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada:

1. Bapak Suharsono, M.Pd selaku ketua Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi;
2. Asep Nurpadila Fajar selaku ketua himpunan mahasiswa biologi Program
Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Siliwangi;
3. Narendra Aji Wijaya sebagai ketua pelaksana P2KM Jurusan Pendidikan
Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi;
4. Novelia Ayu Andrini selaku pembimbing yang telah memberikan petunjuk,
arahan, dan bimbingan dalam penyusunan makalah ini;
5. orang tua dan rekan-rekan

yang telah memberikan do’a, dukungan serta

motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Tasikmalaya, 12 Oktober 2017
Penulis

Yuli Kurniati

3

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ i
LEMBAR PERNYATAAN............................................................................. ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 3
C. Tujuan Makalah.................................................................................. 3
D. Manfaat Makalah................................................................................ 4
BAB II ISI
A. Tinjauan Pustaka............................................................................ 5
1. Cara Kinerja Otak Kiri dan Kanan............................................ 5
2. Cara Meningkatkan Kemampuan Daya Ingat dan Keseimbangan
Otak Kiri dan Kanan................................................................. 7
3. Pengaruh Metode Talaran Terhadap Kinerja Otak

Kiri dan Kanan.......................................................................... 11
B. Kerangka Berpikir.......................................................................... 13
BAB III PENUTUP
A. Simpulan........................................................................................ 18
B. Saran.............................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 21
LAMPIRAN.................................................................................................... v

4

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas daripada proses yang
berlangsung didalam sekolah saja tetapi merupakan suatu aktivitas sosial
yang memungkinkan masyarakat tetap ada dan berkembang. Secara umum
pendidikan adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar, terencana,
mempunyai visi dan misi yang jelas yang diturunkan melalui berbagai

aktivitas yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik
sehingga memiliki kemampuan dan pemahaman dari berbagai aspek, baik itu
dalam bidang keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat yang
dilaksanakan melalui lembaga pendidikan formal dan pendidikan non-formal
atau yang kita kenal dengan pendidikan berbasis masyarakat.
Saat ini, kualitas pendidikan di Indonesia tergolong rendah
dibandingkan dengan negara lain, seperti pada survey yang dilakukan oleh
The Political and Economic Risk Consultancy (PERC) tahun 2001 yang
menyimpulkan bahwa sistem pendidikan Indonesia berada pada peringkat
terakhir dari 12 negara, dan berada tepat di bawah Vietnam (peringkat 11).
Dari laporan TIMSS (Trends in Mathematic and Science Study) pada tahun
2003 menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-35 dalam
literasi matematika dan peringkat ke-37 dalam literasi Sains dari 46 negara
peserta. Studi lain, PISA (Programme for International Student Assesment)
pada tahun yang sama, Indonesia menempati peringkat ke-38 untuk literasi
sains dan matematika dan pada peringkat ke-39 untuk literasi membaca dari
40 negara. Tahun 2010 menunjukkan bahwa HDI (Human Development
Index), Indonesia menduduki peringkat 108 dari 169 negara yang disurvey,
sementara Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia dan Thailand masingmasing menduduki peringkat ke 27, 37, 57 dan 92.


1

2

Kualitas pendidikan Indonesia yang tergolong rendah ini diantaranya
disebabkan

oleh

metode

mengajar

guru

yang

kurang


baik

yang

mempengaruhi belajar peserta didik yang tidak baik pula dan guru biasanya
mengajar dengan metode ceramah saja, sehingga peserta didik menjadi bosan,
mengantuk, pasif dan hanya mencatat saja (Slameto, 2003:65). Hal itu
menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami konsep
pembelajaran yang telah diajarkan. Untuk itu, guru harus melakukan metode
yang berbeda agar peserta lebih mudah memahami konsep pembelajaran
seperti menggunakan metode talaran yang lebih menekankan peserta didik
untuk menghafalkan materi-materi yang telah diajarkan. Metode talaran ini
juga akan meningkatkan kemampuan berpikir dan meningkatkan daya ingat
peserta didik.
Meningkatnya daya ingat dapat membuat seseorang mampu belajar
banyak dalam tempo yang lebih singkat. Meningkatnya daya ingat ini sejalan
dengan meningkatnya daya tangkap. Orang yang mempunyai daya ingat
tinggi mempunyai pengertian dan mengingat lebih banyak daripada orang
yang memiliki daya ingat rendah. Peningkatan daya ingat ini berhubungan
langsung dengan semakin meluasnya jaringan pada sel otak seseorang.

Otak merupakan organ tubuh paling kompleks. Tidak hanya mengatur
pikiran, bicara, dan emosi, otak juga menjadi pusat kendali semua hal, dari
fungsi sederhana, seperti detak jantung dan kegiatan bernapas, hingga fungsi
yang kompleks, seperti dorongan seks, ingatan, dan suasana hati. Sepanjang
hidup, otak terus sibuk menerima rangsangan, mengolah dan menyimpan
informasi,

mengembangkan

pikiran

dan

emosi,

serta

menyimpan

memori.Secara biologis, sebuah neuron atau sel otak memiliki banyak tangan.

Setiap tangan tersebut dapat berhubungan dengan sel otak yang lain. Daya
ingat dan persepsi (daya tangkap untuk hal baru) dipercaya merupakan
terbentuknya hubungan antarneuron. Jika neuron yang ada memiliki tangan
yang lebih banyak, mereka dapat membentuk jaringan yang lebih kompleks
dan dapat meningkatkan daya ingat dan daya tangkap otak. Sebagai gambaran

2

3

umum, satu neuron bisa memiliki 15.000 cabang yang menjangkau 15.000
neuron di sekitarnya.
Di dunia pendidikan, daya ingat tinggi sangat diperlukan oleh peserta
didik untuk lebih cepat memahami pembelajaran yang berlangsung didalam
kelas ataupun diluar kelas. Untungnya, daya ingat bisa diperkuat atau
dipertajam, yaitu dengan cara merangsang daya tangkap atau melatih
kemampuan menghafal dengan metode talaran sehingga peserta didik mampu
mengingat materi lebih lama dan lebih baik karena sejatinya setiap orangtua
pasti


menginginkan

anaknya

cerdas

dan

dapat

memahami

proses

pembelajaran dengan baik melebihi generasi sebelumnya.
Sebagai calon seorang pendidik saya ingin meningkatkan kualitas
kemampuan belajar para peserta didik dengan meningkatkan daya ingatnya.
Oleh karena itu, saya tertarik untuk membuat makalah yang berjudul
“PENGARUH

METODE

PEMBELAJARAN

TALARAN

TERHADAP

KINERJA

DALAM
OTAK

PROSES
KIRI

DAN

KANAN”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut:
1.

Bagaimana cara kinerja otak kiri dan kanan?

2.

Bagaimana cara meningkatkan kemampuan daya ingat dan keseimbangan
otak kiri dan kanan?

3.

Bagaimana pengaruh metode talaran terhadap kinerja otak kiri dan
kanan?

C. Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan
tujuan:
1.

Untuk mengetahui cara kinerja otak kiri dan kanan.

3

4

2.

Untuk mengetahui cara meningkatkan kemampuan daya ingat dan
keseimbangan otak kiri dan kanan.

3.

Untuk mengetahui pengaruh metode talaran terhadap kinerja otak kiri
dan kanan.

D. Manfaat Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik
secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna
sebagai pengembangan konsep metode talaran dalam pembalajaran terhadap
kinerja otak kiri dan otak kanan.
Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi:
1.

Penulis, sebagai media wahana pembelajaran untuk memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca tentang pengaruh metode
talaran terhadap otak kiri dan otak kanan.

2.

Pembaca, sebagai media informasi tentang keuntungan dari metode
talaran dalam pembelajaran yang mampu meningkatkan daya ingat untuk
meningkatkan kemampuan memahami sesuatu yang baru.

4

5

BAB II
ISI
A. Tinjauan Pustaka
1. Kinerja Otak Kiri dan Kanan
Otak manusia adalah massa protoplasma yang paling kompleks yang
pernah dikenal semesta ini. Otak manusia memberi kemampuan daya
pikir dan komunikasi melalui lisan dan tulisan. Otak menjadi satusatunya organ yang sangat berkembang sehingga dia bahkan dapat
mempelajari dirinya sendiri. Otak manusia mengalami
perkembangan secara terus menerus sesuai dengan bertambahnya
usia seseorang. (Rosalin, Elin, 2008: 4).
Menurut Baharuddin, Taufik, dalam Elin Rosalin (2008: 4)
mengatakan,
bahwa otak manusia terbagi atas cerebral cortex disebut neo cortex,
basal ganglia, sistem limbik, otak tengah, batang otak, dan otak
kecil. Neo cortex disebut juga "the thinking cap" atau otak berfikir
atau otak rasional yang sekaligus menjadi bagian otak luar yang
menutupi bagian otak yang ada di dalam yaitu sistem limbik. Neo
cortex meliputi 80 persen dari seluruh volume otak manusia. Neo
cortex pada otak manusia memberikan kemampuan untuk berfikir,
berpersepsi, berbicara berperilaku dan sebagainya.
Menurut Rosalin, Elin (2008:5) menyatakan,
Neo cortex atau cerebral cortex terbagi menjadi dua hemisfer:
a) Otak Kiri, pengendali IQ (Intelligence Quotient)
b) Otak Kanan, pengendali EQ (Emotional Quotient)
Masing-masing kedua belahan ini bertanggungjawab terhadap cara
berpikir dan masing-masing memiliki spesialisasi dalam kemampuankemampuan tertentu.
“Secara umum otak kiri memainkan peranan penting dalam
pemrosesan logika, kata-kata, matematika dan urutan atau yang disebut
sebagai otak yang berkaitan dengan pembelajaran akademis”. (Rosalin, Elin,
2008: 5).

5

6

Karakteristik otak kiri antara lain:
a) Lebih banyak berperan pada hal-hal yang berhubungan dengan
aktivitas berbahasa, misalnya menulis, membaca, berbicara, dan
mendengarkan.
b) Berperan pada saat seseorang berhitung.
c) Berperan saat seseorang menggunakan logika untuk memecahkan
masalah.
d) Memiliki sifat memori jangka pendek. (Syarif, Chaterine, 2010:
86).
“Otak kanan berkaitan dengan irama, rima, musik, gambar dan
imajinasi atau yang disebut sebagai otak berkaitan dengan aktivitas kreatif”.
(Rosalin, Elin, 2008: 5).
Karakteristik otak kanan antara lain:
a) Lebih berperan dalam hal-hal yang berkaitan dengan seni, seperti
saat seseorang menikmati pemandangan, musik, dan sebagainya.
b) Berperan dalam hal-hal yang melibatkan perasaan, misalnya
marah, senang, terharu, dan sebagainya.
e) Memiliki sifat memori jangka panjang. Oleh karena itu, tidak
heran jika sebagian besar orang lebih bisa mengingat wajah
seseorang daripada namanya. (Syarif, Chaterine, 2010: 86-87).
Menurut Jeannette, Gordon D dalam Elin Rosalin (2008: 5) “Kedua
belahan otak ini dihubungkan oleh Corpus Collosum yang secara konstan
menyeimbangkan pesan-pesan yang datang dan menggabungkan gambar
yang abstrak dan holistik dengan pesan kongkret dan logis”.
Menurut Rosalin, Elin, (2008: 5-6) menyatakan,
Dalam proses belajar siswa selalu dituntut untuk mempergunakan
belahan otak kiri ketika menerima materi pelajaran dalam kegiatan
belajarnya. Tidak hanya mendengarkan, tetapi juga mencatat,
membaca, dan melakukan segala aktivitas belajar. Materi pelajaran
6

7

akan diubah dan diolah dalam bentuk ingatan. Oleh karena itu, otak
kiri mendapatkan beban terlalu banyak. Inilah yang sering menjadi
penyebab pelajar tidak dapat mempertahankan ingatan tersebut
dalam jangka waktu yang lama dan penyebab stres pada pelajar
dalam hubungannya dengan kegiatan akademik. Hal itu disebabkan
karena tidak adanya keseimbangan antara kedua belahan otak yang
akhirnya dapat menimbulkan terganggunya kesehatan fisik dan
mental seseorang. Oleh karena itu, sistem pembelajaran seharusnya
mengacu pada perkembangan kedua belahan otak kiri dan kanan.
Kedua-duanya sangat penting, karena itu keduanya harus
dikembangkan secara seimbang agar fungsi masing-masing belahan
berjalan seimbang dan saling menguatkan.
Menurut Rosalin, Elin, (2008: 6) menyatakan,
Jika hanya terfokus pada salah satu belahan maka belahan yang
kurang berkembang akan terhambat dalam menjalankan fungsinya.
Seseorang
menjadi miskin kreativitas bila ia lebih banyak
dirangsang untuk menggunakan belahan otak kirinya. Sebaliknya
jika fungsi belahan otak kanannya yang lebih kerap digunakan,
nantinya orang tersebut malah lambat dalam berpikir logis, linier dan
teratur yang juga digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Keseimbangan Otak Kiri dan Kanan
Menurut Sangkanparan, Hartono, (2010: 14) “Manusia diciptakan
dengan dua bagian otak besar, yakni otak besar kiri dan kanan. Otak kiri dan
kanan ini diciptakan untuk berinteraksi satu dengan yang lain. Namun,
perkembangan kebudayaan manusia lebih cenderung untuk mempergunakan
hanya salah satu dari bagian otak tersebut”.
Menurut Sangkanparan, Hartono, (2010: 32) menyatakan,
Otak kanan atau otak kiri. Cara sederhana berikut dapat
dipergunakan untuk mengetahui secara kasar otak mana yang
dominan. Kepalkan kedua tangan menjadi satu. Lalu selipkan jarijari tangan kanan ke jari-jari tangan kiri. Lihat ibu jari mana yang
paling dekat dengan tubuh (ibu jari berada diluar). Jika ibu jari
kanan, kemungkinan besar dominan otak kiri. Demikian, sebaliknya.
Menurut penelitian, sebagian besar perilaku kriminalitas atau
penjahat mempunyai kecenderungan didominasi otak kiri. Konon,
7

8

jika ada penjahat yang dominan otak kanan, dia akan menjadi
penjahat besar. Seseorang dengan keseimbangan otak kanan dan kiri
akan menjadi orang yang baik hati dan mengasihi orang lain
Menurut Yurisaldi S, Arman, (2010: 144) menyatakan,
Latihan menulis huruf Jawa dapat mengaktifkan otak kiri dan kanan
secara seimbang. Jaminan otak kanan akan aktif terletak pada unsur
perasaan seni yang sangat diperlukan karena menulis huruf Jawa bak
seseorang yang sedang membatik, sangat dekoratif (seluruh lapangan
pandang terisi ornamen) dan terdapat keserasian dalam satu huruf
juga keserasian antar huruf.
Menurut Yurisaldi S, Arman, (2010: 144) menyatakan,
Hal ini bisa dibuktikan. Sebagai contoh suku-suku primitif
pedalaman di Afrika yang bar-bar dan tidak berperasaan, berbicara
selalu dengan nada tinggi dan blak-blakkan dan ini berarti tidak ada
perangsangan kegiatan yang melibatkan otak kanan, dapat dilihat
otak kanan mereka juga tidak kreatif dalam berkarya. Lihatlah
bangunan rumah suku-suku Afrika yang terlalu sederhana tanpa
ukiran, bila ada ukiran sangat sederhana dan kurang kompleks, karya
masakan yang tidak variatif dan tidak ada prestasi yang dapat
dibanggakan sepanjang sejarah peradaban.
Menurut Sangkanparan, Hartono, (2010: 17) menyatakan,
Jika otak kiri dan otak kanan bekerja bersama-sama, kapasitas otak
secara umum akan meningkat drastis. Kedua otak tersebut akan
bekerja secara sinergis, menghasilkan kekuatan otak yang lebih besar
daripada jika kedua otak tersebut bekerja secara terpisah.
Keseimbangan otak kiri dan otak kanan akan meningkatkan daya
ingat. Meningkatkan daya ingat dapat membuat seseorang mampu
belajar banyak dalam tempo yang lebih singkat.
3. Meningkatkan Daya Ingat
“Mengingat adalah upaya aktif untuk memasukkan informasi
kedalam otak. Ada orang yang bisa mengingat suatu informasi dengan
cepat, tetapi tidak dapat mempertahankannya untuk dalam jangka waktu
yang

lama.

Hal

tersebut

disebabkan

kemampuan memori” (Lorayne, 2008).
8

kurangnya

memberdayakan

9

Menurut Nirmalasari, Marintan, (2011: 181) menyatakan,
Jadi meningkatnya daya ingat sejalan dengan meningkatnya daya
tangkap, karena secara biologis hal tersebut terjadi ketika kita
menangkap sesuatu hal yang baru, dibuatlah suatu hubungan
antarneuron di otak. Semakin banyak tangan neuron, maka semakin
mudahlah kita menangkap atau mengerti hal-hal baru. Oleh karena
itu, ada beberapa keuntungan disaat memberdayakan kemampuan
memori dalam mengelola informasi, antara lain adalah: merekam
lebih mudah dan retensi lebih baik; menjadi mampu mengingat apa
yang dibutuhkan; mengurangi stress dan kecemasan; dan
membangun pengetahuan yang tahan lama.
“Cara mudah untuk mengingat sesuatu adalah dengan membuatnya
menjadi baru, berbeda dan segar. Oleh karena itu, biasanya kita mengingat
hal-hal yang bersifat menyenangkan atau penting menurut kita”. (Jensen,
2007).
“Saat kita merasa nyaman dengan konteks maka kita akan lebih
mudah mengingat, itu sebabnya mengingat hal – hal yang kita setujui akan
jauh lebih mudah daripada mengingat hal – hal yang tidak disetujui”.
(James, 1996).
“Jika memori tidak berfungsi, maka fungsi kognitif seperti persepsi,
penalaran belajar, bahasa dan pemecahan masalah tidak akan mungkin
terjadi”. (Bjork dan Robert, 1996).
Menurut Nirmalasari, Marintan, (2011: 181) menyatakan,
Oleh karena itu, memori berperan dalam fungsi kognitif.
Perkembangan memori pada saat anak-anak hanya memberikan
reaksi secara verbal, kemudian berkembang pada masa pertengahan
dan akhir anak-anak disebutkan empat macam strategi memori yaitu
rehearsal (pengulangan), organization (organisasi), imagery
(perbandingan), dan retieval (pemunculan kembali), sedangkan
perkembangan memori dimasa dewasa dan tua mengalami
penurunan dalam daya ingat.
Cara untuk meningkatkan daya ingat dan kemampuan otak, yaitu :
a) Senam otak kanan dan kiri, dilakukan dengan gerakan tertentu,
seperti menyilang poros tubuh dan gerakan yang membedakan
9

10

otak kanan dan otak kiri. Contoh dari gerakan ini adalah tangan
kanan membuat gerakan melingkar dan tangan kiri membuat
gerakan membentuk bujur sangkar. Setelah beberapa waktu
gerakan tangan kanan dan kiri ditukar. (Sangkanparan, Hartono,
2010: 121).
b) Meningkatkan konsentrasi belajar.
c) Latihan menghafal dan mengelaborasi materi yang telah
diajarkan.
4. Hubungan Metode Talaran atau Menghafal dan Kinerja Otak Kiri dan
Kanan
a) Pengertian Metode Talaran/Menghafal
Dalam kamus Bahasa Indonesia kata menghafal berasal dari
kata hafal yang artinya telah masuk dalam ingatan tentang pelajaran atau
dapat mengucapkan di luar kepala tanpa melihat buku atau catatan lain.
Kemudian mendapat awalan me- menjadi menghafal yang artinya
berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat. Kata menghafal
dapat disebut juga sebagai memori. Dimana apabila mempelajarinya
maka membawa seseorang pada psikologi kognitif, terutama bagi
manusia sebagai pengolah informasi. Secara singkat memori melewati
tiga proses yaitu perekaman, penyimpanan dan pemanggilan.
Metode berasal dari kata method dalam bahasa Inggris yang
berarti cara. Metode adalah cara yang tepat dan cepat dalam melakukan
sesuatu. Selain itu Zuhairi juga mengungkapkan bahwa metode berasal
dari bahasa Yunani (Greeka) yaitu dari kata “metha” dan “hodos”.
Metha berarti melalui atau melewati, sedangkan kata hodos berarti jalan
atau cara yang harus dilalui atau dilewati untuk mencapai tujuan tertentu.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode dapat
diartikan sebagai cara yang tepat dan cepat dalam pengajaran. Faktor
metode tidak boleh diabaikan begitu saja, karena metode disini akan
berpengaruh pada tujuan pengajaran. Jadi, metode menghafal adalah cara
yang tepat dan cepat dalam melakukan kegiatan belajar mengajar pada
10

11

bidang pelajaran dengan menerapkan menghafal yakni mengucapkan di
luar kepala tanpa melihat buku atau catatan lain dalam pengajaran
tersebut.
b) Tujuan Metode Talaran/Menghafal
Tujuan metode ini adalah agar peserta didik mampu mengingat
pelajaran yang diketahui serta melatih daya kognisi dan imajinasi. Selain
itu,

ingatan yang dihasilkan pun memiliki memori yang panjang

sehingga jangka waktu nya bertahan lama.
c) Teknik Menerapkan Metode Talaran
Dalam menerapkan metode menghafal diperlukan teknik. Ada 4
macam teknik menghafal, yaitu:
1) Teknik memahami kata atau kalimat, dengan cara memahami materi
yang akan dihafalkan, dibaca berkali-kali, berusaha menghafal dengan
menutup buku, menyetorkan hafalan kepada guru.
2) Teknik mengulang, yaitu dengan membaca berulang-ulang dan
menghafalnya.
3) Teknik mendengar sebelum menghafal, yaitu dengan cara materi yang
akan dihafalkan didengarkan dulu dari rekaman (CD/DVD) secara
berulang-ulang secara konsentrasi, kemudian dihafalkan.
4) Teknik menulis sebelum menghafal, dilakukan dengan cara menulis
dahulu materi yang akan dihafal di buku, lampiran atau sobekan
kertas, kemudian dihafalkan.
d) Pengaruh Metode Talaran/Menghafal Terhadap Kinerja Otak Kiri
dan Kanan
Apabila peserta didik telah mampu menerapkan metode talaran
dengan baik, maka akan menimbulkan pengaruh terhadap kinerja otak
kiri dan kanan antara lain:
 Memiliki kemampuan mental super dalam berpikir (Sangkanparan,
Haartono, 2010: 124).
11

12

 Memiliki memori fotografis, yaitu kemampuan merekam suatu
gambar atau tulisan di dalam otak. Lalu, dapat dilihat atau dibaca
ulang tulisan atau gambar tersebut dari otak (Sangkanparan, Hartono,
2010: 124).
 Kreatif dan inovatif berkembang dengan baik.
 Karakter lebih stabil karena otak kanan dan kiri yang seimbang.
 Prestasi di sekolah meningkat.
 Pengetahuan yang diperoleh tidak akan mudah hilang dari ingatan.
e) Cara Mengajar Agar Peserta Didik Tetap Ingat
Menurut Sprenger, Marilee, (2011: 8-11) langkah-langkah
mengajar agar peserta didik menyimpan informasi dengan lebih
permanen antara lain:
1) Reach (Menjangkau), yaitu seorang pendidik harus ikut terlibat
dengan peserta didik dalam proses pembelajaran.
2) Reflect (Merefleksikan), yaitu memberikan waktu untuk menyerap
pelajaran secara perlahan-lahan agar membuat koneksi dari materi
baru ke materi sebelumnya.
3) Recode (Mengkodekan ulang), yaitu peserta didik harus memperoleh
informasi dan menjadikannya informasi mereka sendiri yang diolah
sendiri agar mudah diingat kembali.
4) Reinforce (Menguatkan), yaitu pendidik berkesempatan untuk
menangkap persepsi yang keliru dari peserta didik sebelum menjadi
memori jangka panjang yang sulit diubah.
5) Rehearse (Berlatih), yaitu latihan menghafal ataupun elaborasi agar
membangun informasi menjadi memori yang bersifat jangka panjang
dan menetap.
6) Review (Menguji kembali), yaitu memberikan kesempatan untuk
mendapatkan kembali informasi tersebut dan memanipulasinya dalam
sistem kerja memori.
7) Retrieve (Pemanggilan kembali), yaitu melakukan sejenis penilaian
untuk memanggil kembali informasi yang telah tersimpan.
“Setelah melewati seluruh tahapan, ingatan yang kuat akan
terbentuk dan proses berpikir yang lebih tinggi akan diperoleh oleh
peserta didik”. (Sprenger, Marilee, 2011: 8-11).

12

13

B. Kerangka Berpikir
1. Kinerja Otak Kiri dan Kanan
Otak merupakan organ yang paling kompleks yang memberikan
pengaruh besar terhadap kehidupan manusia. Kita berpikir, mengingat,
membaca dan lainnya dipengaruhi oleh otak. Kinerja otak kiri dan kanan
akan berubah sejalan dengan bertambahnya usia seseorang.
Secara umum, otak terbagi menjadi dua bagian besar yaitu otak kiri
dan otak kanan. Otak kiri berperan penting dalam logika, perhitungan,
berbicara, menulis dan analisis. Sedangkan otak kanan berperan penting
dalam kepribadian, kreativitas dan seni.
Dalam

proses

pembelajaran,

peserta

didik

dituntut

untuk

mempergunakan otak kirinya ketika menerima materi pelajaran. Sebab
kegiatan ini berkaitan dengan logika dan kemampuan lain yang diharuskan
otak kiri yang bekerja secara maksimal agar mendapatkan hasil yang
maksimal pula.
Namun, bukan berarti otak kanan tidak digunakan, keduanya harus
digunakan secara seimbang. Karena untuk meningkatkan daya ingat dalam
jangka waktu yang lama membutuhkan kinerja otak kiri dan kanan yang
seimbang. Jika hanya salah satunya yang digunakan maka akan
menghambat kemampuan, miskin berkreativitas dan lambat dalam berpikir.
2. Keseimbangan Otak Kiri dan Kanan
Otak manusia terdiri dari dua bagian besar yaitu bagian otak kiri dan
bagian otak kanan. Kebanyakan masyarakat Indonesia hanya salah satu
bagian otak yang dominan dan berkembang. Otak kiri atau otak kanan.
Menurut sebuah penelitian, tindak kriminalitas pun dipengaruhi oleh
bagian otak kiri dan kanan. Konon, jika ada penjahat yang dominan maka
dia akan menjadi penjahat yang besar. Orang yang otak kiri dan kanannya

13

14

seimbang, dia akan cenderung memiliki sifat baik hati dan mengasihi orang
lain.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menyeimbangkan otak
kiri dan otak kanan adalah dengan latihan menulis huruf Jawa. Bukti bahwa
keseimbangan otak kiri dan otak kanan berpengaruh terhadap perilaku dan
pola pikir salah satunya suku-suku primitif di Afrika yang bar-bar dan tidak
berperasaan, kurang kreatif dan inovatif, berbicara dengan nada tinggi serta
tidak ada yang bisa dibanggakan sepanjang sejarah peradaban.
Jika otak kanan dan otak kiri bekerja secara bersama-sama, maka
otak akan bekerja lebih sinergis sehingga menghasilkan kekuatan yang lebih
besar daripada otak bekerja secara terpisah. Untuk memiliki tingkat
konsentrasi

dan

memori

yang

baik,

seharusnya

seseorang

dapat

menyeimbangkan otak kiri dan kanannya. Kedua otak tersebut akan bekerja
secara maksimal jika digunakan bersama-sama. Keseimbangan otak kiri dan
kanan akan meningkatkan daya ingat yang akan membuat seseorang mampu
belajar banyak dalam waktu yang sebentar.
3. Meningkatkan Daya Ingat
Mengingat adalah usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk
memasukkan suatu informasi kedalam otak. Ada orang dapat mengingat
dengan cepat namun ingatan tersebut tidak dapat bertahan lama. Hal itu
disebabkan karena kurangnya pemberdayaan memori. Selain itu, proses
mengingat juga dipengaruhi oleh daya tangkap seseorang, jika sesorang
lambat dalam menangkap suatu informasi maka daya ingat nya pun lambat
pula. karena secara biologis hal tersebut terjadi ketika kita menangkap
sesuatu hal yang baru, dibuatlah suatu hubungan antarneuron di otak.
Semakin banyak tangan neuron, maka semakin mudahlah kita menangkap
atau mengerti hal-hal baru.
Kemampuan memori dapat mempengaruhi jangka waktu seseorang
dalam mengingat suatu informasi. Cara untuk meningkatkan daya ingat
diantaranya adalah dengan memodifikasi suatu informasi tersebut menjadi

14

15

lebih baru dan menarik, melakukan senam otak, latihan berkonsentrasi, dan
membiasakan

menggunakan

metode

talaran/hafalan

dalam

proses

pembelajaran.
4. Hubungan

Metode Talaran/Menghafal dan Kinerja Otak Kiri dan

Kanan
a) Pengertian Metode Talaran/Menghafal
Metode berasal dari kata method dalam bahasa Inggris yang
berarti cara. Metode berasal dari kata “metha” dan ”hodos” Metha
berarti melalui atau melewati, sedangkan kata hodos berarti jalan atau
cara yang harus dilalui atau dilewati untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut KBBI menghafal berasal dari kata hafal yang artinya
telah masuk dalam ingatan tentang pelajaran atau dapat mengucapkan di
luar kepala tanpa melihat buku atau catatan lain. Jadi, menghafal adalah
ketika kita bisa mengingat tentang sesuatu tanpa melihat sumber catatan.
Metode talaran/hafalan adalah suatu cara efektif dalam
pembelajaran

yang

dilakukan

untuk

meningkatkan

kemampuan

mengingat dalam jangka waktu yang lama dengan menerapkan
menghafal pelajaran diluar kepala tanpa melihat buku atau catatan.
Metode talaran/menghafal berpengaruh terhadap kinerja otak kiri dan
kanan, seperti meningkatkan kemampuan daya ingat,

meningkatkan

konsentrasi, otak kiri dan kanan menjadi stabil, serta menjadikan diri
kreatf dan inovatif.
b) Tujuan Metode Talaran/Menghafal
Metode talaran atau menghafal bertujuan agar peserta didik dapat
memiliki kemampuan mengingat yang baik dan ingatan tersebut bertahan
dalam jangka waktu yang panjang.

c) Teknik Menerapkan Metode Talaran

15

16

Dalam menerapkan metode menghafal diperlukan teknik. Ada 4
macam teknik menghafal, yaitu:
1) Teknik memahami kata atau kalimat, yaitu dengan cara dipahami
terlebih dahulu kata atau kalimat yang akan dihafalkan.
2) Teknik mengulang, yaitu dengan cara materi yang akan dihafalkan
dibaca terus-menerus atau berulang-ulang.
3) Teknik mendengar sebelum menghafal, yaitu dengan cara sebelum
dihafalkan materi yang akan dihafalkan didengarkan dulu dari
rekaman (CD/DVD) secara berulang-ulang.
4) Teknik menulis sebelum menghafal, yaitu dengan cara materi yang
akan dihafalkan ditulis terlebih dahulu dalam catatan kecil.
d) Pengaruh Metode Talaran/Menghafal Terhadap Kinerja Otak Kiri
dan Kanan
Apabila peserta didik telah mampu menerapkan metode talaran
dengan baik, maka akan menimbulkan pengaruh terhadap kinerja otak
kiri dan kanan antara lain:
 Memiliki kemampuan yang baik dalam berpikir serta memiliki mental
yang bagus.
 Memiliki memori fotografis.
 Mempunyai sikap yang kreatif dan inovatif.
 Mempunyai karakter yang stabil.
 Mempunyai prestasi yang baik di sekolah.
 Mempunyai ingatan yang baik dalam meningat pengetahuan.
e) Cara Mengajar Agar Peserta Didik Tetap Ingat
Langkah-langkah mengajar agar peserta didik menyimpan
informasi dengan lebih permanen antara lain:
1) Reach (Menjangkau), yaitu ketika proses pembelajaran guru harus
ikut terlibat dengan siswa jangan menerangkan terus menerus saja
sambil duduk di kursi.

16

17

2) Reflect (Merefleksikan), yaitu diberikan kesempatan kepada para
siswa untuk menyerap pelajaran yang telah diajarkan.
3) Recode (Mengkodekan ulang), yaitu guru mempersilahkan siswa
untuk mongolah informasi yang telah didapat berdasarkan bahasa
sendiri.
4) Reinforce (Menguatkan), yaitu guru meluruskan persepsi yang keliru
apabila pada tahap recode ada pendapat siswa yang kurang sesuai.
5) Rehearse (Berlatih), yaitu siswa harus menghafalkan informasi yang
telah didapat agat bertahan dalam memori dalamjangka waktu yang
lama.
6) Review (Menguji kembali), yaitu siswa diuji oleh guru mengenai
informasi yang telah didapatkan.
7) Retrieve (Pemanggilan kembali), yaitu guru melakukan sejenis
penilaian atau ulangan agar siswa dapat memanggil kembali informasi
yang telah didapat.
Setelah melewati seluruh tahapan, ingatan yang kuat akan
terbentuk pada diri siswa dan proses berpikir yang lebih tinggi akan
diperoleh oleh siswa sehingga proses pembelajaran pun mendapatkan
hasil yang maksimal.

17

18

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Otak

merupakan

organ

tubuh

yang

paling

penting

dalam

keberlangsungan hidup manusia. Otak mengendalikan kegiatan-kegiatan
manusia seperti berbicara, mendengar, berpikir, mengingat, berhitung dan lainlain. Kegiatan ini akan berlangsung dengan baik apabila otak bekerja secara
maksimal. Salah satu caranya adalah dengan menyeimbangkan kinerja otak kiri
dan kanan. Otak kiri dan kanan yang seimbang akan memberikan keuntungan
yang lebih dalam proses pembelajaran. Siswa dituntut untuk dapat mengingat
dan menghafal materi yang telah diajarkan dalam waktu yang terbatas. Namun,
mengingat materi bukan hal yang mudah untuk dilakukan apabila belum
dijadikan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya orang yang sulit
mengingat adalah orang yang kurang memberdayakan memorinya. Untuk
memberdayakan memorinya, maka para siswa harus meningkatkan daya
ingatnya.
Metode hafalan dapat dijadikan jalan untuk mempermudah melatih
proses meningkatkan daya ingat. Metode ini saling berkaitan satu sama lain
dengan kinerja otak kiri dan kanan. Dengan menghafal para siswa dapat
mengingat lebih banyak materi yang bertahan lama pula. Siswa yang sudah
menerapkan metode hafalan akan memiliki kemampuan berpikir yang baik,
ingatan yang kuat, karakter yang bagus, serta mempunyai sikap kreatif dan
inovatif.
Hafalan dapat meningkatkan daya ingat siswa yang berpengaruh pula
terhadap keseimbangan otak kiri dan kanan, sehingga otak dapat bekerja secara
maksimal dan memberikan dorongan kepada tubuh untuk memberikan hasil
yang terbaik dalam segala hal. Oleh karena itu, metode hafalan merupakan cara
yang ampuh dan efektif untuk diterapkan dalam proses pembelajaran. Metode
hafalan telah mampu meningkatkan kualitas belajar siswa yang berarti
meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di Indonesia.

18

19

B. Saran
Kita hendaknya sering melatih keseimbangan otak kiri dan kanan kita
dengan cara meningkatkan daya ingat kita. Kita harus bisa melatih otak kita
agar mampu menerima banyak materi yang bertahan dalam waktu yang lama.
Latihan tersebut harus dilakukan secara istiqomah. Salah satu cara yang bisa
kita lakukan untuk meningkatkan daya ingat adalah dengan sering membaca
buku secara berulang-ulang, sering menghafal pelajaran yang telah diajarkan,
dan sering berlatih konsentrasi.
Jika kita sering berlatih, lama-kelamaan latihan tersebut akan menjadi
sebuah kebiasaan. Sehingga ketika kita disuguhkan pada hafalan yang banyak,
otak kita tidak kesulitan untuk melakukannya karena sudah menjadi kebiasaan.
Kita harus bisa menyerap semua materi yang telah diberikan oleh para
pendidik agar materi tersebut dapat kita pergunakan dan kita amalkan dalam
kehidupan sehari-hari. Catatan tidak akan berarti jika kita tidak menghafalnya.
Terlebih lagi kita sebagai tonggak generasi bangsa Indonesia karena
nantinya yang akan memegang pemerintahan adalah generasi kita. Kita harus
mampu memberikan yang terbaik untuk bangsa Indonesia. Maka dari itu, kita
harus belajar dengan sungguh-sungguh.
Setidaknya kita harus mampu mengingat materi yang telah diajarkan
agar bisa kita wariskan ilmu yang telah kita miliki kepada anak cucu kita
nantinya. Sehingga ilmu tersebut menjadi ilmu yang berguna dan bermanfaat.
Untuk itu, mulailah merubah kebiasaan-kebiasaan buruk dengan
kebiasaan-kebiasaan yang baik. Seperti merubah sikap malas membaca
menjadi rajin membaca, sikap malas menghafal menjadi sikap rajin menghafal.
Mulailah untuk mengaplikasikan dan mengamalkan semua ilmu yang telah
didapatkan kepada orang-orang dan alam yang ada disekitar kita. Mulailah
untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari yang sebelumnya. Marilah kita
niatkan semua ini kita lakukan demi kemajuan pendidikan bangsa kita. Bangsa
Indonesia yang kita cintai dan kita banggakan ini.
Apa yang penulis sampaikan masih jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
19

20

pembaca untuk kedepannya agar penulis dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

20

21

DAFTAR PUSTAKA

Nirmalasari, Marintan. (2011). Pengembangan Model Memorization Learning
dalam Meningkatkan Pemahaman Peserta Didik Pada Pelajaran Kimia
SMA. Portal Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia. Edisi Khusus No. 2:
178-190. Tersedia: http://repository.upi.edu/id/eprint/10639. [Agustus
2011].
Perretta, Lorraine. (2005). Makanan untuk Otak. Jakarta: Erlangga.
Rosalin, Elin. (2008). Guru dalam Meningkatkan Daya Pikir Siswa. Jurnal Ilmiah
Administrasi, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidika, [Online], vol 4 (1)
halaman 16. Tersedia: http://journal.uny.ac.id/index.php/jmp/article. [April
2008].
Sangkanparan, Hartono. (2010). Dahsyatnya Otak Tengah: Jadikan Anak Anda
Cerdas Saat Ini Juga. Jakarta: Visimedia.
Sprenger, Marilee. (2011). Cara Mengajar Agar Siswa Tetap Ingat. Jakarta:
Erlangga.
Syarif, Chaterine. (2010). Menjadi Pintar dengan Otak Tengah. Jakarta:
Starbooks.
Yurisaldi S, Arman. (2010). Rahasia Otak Manusia Jawa. Yogyakarta: Pinus
Book Publisher.

21

22

LAMPIRAN
Lampiran 1.1. Daftar Riwayat Hidup
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap

: Yuli Kurniati

2. Jenis Kelamin

: Perempuan

3. Jurusan

: Pendidikan Biologi

4. NPM

: 172154050

5. TTL

: Garut, 20 Juni 1999

6. E-mail

: [email protected]

7. Nomor Telpon/Hp

: 08986772294

B. Riwayat Pendidikan

Nama Institusi
Jurusan
Tahun MasukLulus

SD
SDN Cigedug
05
-

SMP

SMA

MTs Babussalam

SMAN 16 Garut

-

IPA

2011-2014

2014-2017

2005-2011

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam Program Pemantapan Kaderisasi Mahasiswa (P2KM).
Tasikmalaya, 12 Oktober 2017
Penulis,

Yuli Kurniati
NPM 172154050

22

23

Lampiran 1.2. Kutipan Jurnal

23

24

24