UANG BANK SERTA PANDANGAN ISLAM DALAM ME

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Uang merupakan alat pembayaran yang berlaku sekarang untuk semua
transaksi jual-beli baik secara langsung maupun tidak secara langsung.
Keberadaan uang menyediakan alternatif transaksi yang lebih mudah dari pada
barter yang lebih kompleks, tidak efisien, dan kurang cocok digunakan dalam
sistem ekonomi modern karena membutuhkan orang yang memiliki keinginan
yang sama untuk melakukan pertukaran dan juga kesulitan dalam penentuan nilai.
Efisiensi yang didapatkan dengan menggunakan uang pada akhirnya akan
mendorong perdagangan dan pembagian tenaga kerja yang kemudian akan
meningkatkan produktifitas dan kemakmuran
Pada umumnya Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan
utamanya menerima Simpanan, Giro, Tabungan dan Deposito. Kemudian Bank
dikenal juga sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang
membutuhkannya. Disamping itu bank juga dikenal untuk menukar uang, atau
menerima segala bentuk pembayaran seperti pembayaran listrik, telepon, air,
pajak, uang kuliah dan sebagainya.
Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun
dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masayarakat
serta memberikan jasanya dalam lalulintas pembayaran dan peredaran uang.

Lantas bagaimanakah Islam menyikapi akan teori uang? Adakah kesamaan
persepsi atau malah justru akan timbul kerancuan dalam teori ekonomi
konvensional?
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian uang menurut ekonomi klasik dan modern, serta
fungsinya?
2. Apa peranan bank umum dan Bank Sentral dalam menjaga moneter
negara?
3. Bagaimana pandangan ekonomi Islami terhadap uang?

Uang, Bank, Serta Pandangan Islam dalam Menyikapi Teori Nilai Tukar Uang | 1

1.3 Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui pengertian uang menurut ekonom klasik dan modern serta
fungsinya.
2. Mengetahui peranan bank umum dan Bank Sentral dalam sistem moneter
negara
3. Mengetahui pandangan ekonomi Islami terhadap uang.

Uang, Bank, Serta Pandangan Islam dalam Menyikapi Teori Nilai Tukar Uang | 2


BAB II
UANG, BANK, SERTA PANDANGAN ISLAM DALAM MENYIKAPI TEORI NILAI
TUKAR UANG
2.1 TEORI PERMINTAAN UANG
Teori permintaan uang menurut para ekonom klasik terbagi menjadi:1


Teori Kuantitas Sederhana David Hume
David Hume menyatakan bahwa “perubahan harga barang akan berbanding lurus

secara proposional dengan perubahan jumlah uang yang beredar.” Contohnya, jika jumlah
uang beredar naik 20% maka harga naik 20% juga.


Teori Persamaan Transaksi Irving Fisher (Teori Kuantitas)
Teori ini tidak dimaksudkan untuk menjelaskan mengapa seseorang memegang uang

kas, tetapi lebih kepada peranan uang dalam perekonomian. Rumus teori kuantitas adalah
sebagai berikut:

M.V=P.T
Dimana:
M = jumlah uang beredar
V = peputaran uang dari satu tangan ke tangan lain dalam satu periode
P = harga barang
T = volume barang yang diperdagangkan
Sedangkan permintaan uang menurut John Maynard Keynes yang dikenal sebagai
bapak dari pemikiran ekonomi makro modern adalah jumlah uang yang diminta masyarakat
untuk keperluan transaksi, berjaga-jaga dan untuk spekulasi dalam sebuah perekonomian.
Menurut John Maynard Keynes ada 3 motif yang mempengaruhi permintaan uang tunai oleh
masyarakat. Ketiga motif tersebut yaitu:2


Motif Transaksi
Merupakan motif memegang uang untuk melakukan transaksi dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya. Hal ini dilakukan setiap hari oleh setiap individu. Bila seseorang digaji
dalam harian, maka ia akan memegang uang lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang
menerima gaji bulanan. Menurut Keynes, orang rata-rata akan memegang uangnya sebesar


1 Murphy, The Genesis of Macroeconomics. 2011: 121-124
2

Nanga, Teori Permintaan Uang (e-journal). 2005
Uang, Bank, Serta Pandangan Islam dalam Menyikapi Teori Nilai Tukar Uang | 3

Y/2. apabila ia menerima gaji Rp.300.000 perbulan, maka ia akan rata-rata memegang
uangnya sebesar Rp.150.000.
Mdt = f(Y)
Dimana:
Mdt = motif transaksi
Y = Pendapatan
Jadi seberapa besar atau kecilnya orang memegang uang tergantung dari pendapatannya.


Motif berjaga-jaga
Merupakan motif yang akan digunakan untuk menghadapi ketidakpastian masa yang

akan datang. Motif ini juga tergantung dengan seberapa banyak uang yang dihasilkan oleh
setiap individu jika semakin besar, maka uang yang digunakan untuk berjaga-juga juga relatif

lebih besar. Jadi motif ini juga dipengaruhi oleh pendapatan.
M1 = Mdt+Mdp
M1 = f(Y)
Dimana:
Mdt = Motif transaksi
Mdp= Motif jaga-jaga
Y= Pendapatan


Motif spekulasi
Merupakan motif yang menyatakan bahwa uang merupakan salah satu alternatif

bentuk asset selain bentu asset lainnya. Misal, kita memegang uang untuk berjaga-jaga dan
mengantisipasi jika kalau nanti nya ada surat berharga yang kita rasakan sesuai dengan yang
diharapkan, sehingga dapat memperoleh keuntungan ataupun pendapatan dari kepimilikan
surat berharga tersebut.
m2 = g (i)
Dimana:
m2 = permintaan uang untuk spekulasi
i = suku bunga

Selanjutnya adalah peranan uang di dalam kelancaran kegiatan perdagangan. Dalam
hal ini, peranan uang dapat terbagi menjadi empat jenis, yaitu:3

3



Untuk melancarkan kegiatan tukar menukar



Menjadi satuan nilai

Sukirno. Pengantar Teori Makroekonomi. 2000: 193
Uang, Bank, Serta Pandangan Islam dalam Menyikapi Teori Nilai Tukar Uang | 4



Untuk ukuran bayaran yang ditunda




Sebagai alat penyimpan nilai

a. Uang Sebagai Alat Perantara Untuk Tukar Menukar
Dengan adanya uang, kegiatan tukar menukar akan jauh lebih mudah dijalankan kalau
dibandingkan dengan di dalam kegiatan perdagangan secara barter. Seseorang yang ingin
memperoleh berbagai jenis barang untuk memenuhi kebutuhannya, akan dapat dengan mudah
memperolehnya apabila ia memiliki uang yang cukup untuk membeli kebutuhan tersebut.
Uang yang dimilikinya dapat dengan mudah ditukarkan dengan barang-barang yang
diinginkannya. Kegiatan tukar menukar akan lebih rumit di dalam perdagangan bila
dilakukan secara barter. Tukar menukar baru akan berlangsung apabila seseorang dapat
menawarkan sesuatu barang yang diingini oleh seseorang lainnya, dan orang lain itu memiliki
barang yang diinginkan oleh orang yang pertama.4
b. Uang Sebagai Satuan Nilai
Keuntungan selanjutnya dari penggunaan uang dalam masyarakat adalah bersumber
dari kesanggupannya untuk bertindak sebagai satuan nilai. Yang dimaksudkan dengan satuan
nilai adalah satuan ukuran yang menentukan besarnya nilai dari berbagai jenis barang.
Dengan adanya uang, nilai suatu barang dapat dengan mudah dinyatakan, yaitu dengan
menunjukkan jumlah uang yang diperlukan untuk memperoleh barang tersebut. Disamping

itu, dengan membandingkan nilai berbagai jenis barang, akan dapat ditentukan besarnya nilai
sesuatu barang jika dibandingkan dengan nilai-nilai barang lain. Tanpa uang nilai sesuatu
barang haruslah dinyatakan dalam bentuk membandingkan kurs pertukaran diantara sesuatu
barang dengan jenis barang lainnya. Misalnya, untuk menentukan nilai seekor lembu harus
dinyatakan dengan banyaknya padi atau beras, ayam, kambing dan berbagai jenis barang
lainnya yang diperlukan untuk dapat memperoleh lembu tersebut.5
c. Uang Sebagai Ukuran Bayaran Tertunda
Transaksi-transaksi dalam perekonomian yang sudah berkembang banyak sekali
dilakukan dengan mengadakan pembayaran tertunda. Para pembeli memperoleh barangnya
terlebih dahulu dan membayarnya pada masa yang akan datang. Penggunaan uang sebagai
alat perantaraan dalam tukar menukar dapat mendorong perkembangan perdagangan yang
bersifat demikian karena para penjual akan merasa lebih yakin bahwa pembayaran yang
ditunda itu adalah sesuai dengan yang diharapkannya. Dengan perkataan lain, mutu benda

4 Sukirno. Pengantar Teori Makroekonomi. 2000: 193
5,6 Sukirno. Pengantar Teori Makroekonomi. 2000: 194

Uang, Bank, Serta Pandangan Islam dalam Menyikapi Teori Nilai Tukar Uang | 5

yang akan diperolehnya di masa yang akan datang sebagai pembayaran penjualannya, yaitu

uang, akan sesuai dengan yang diharapkannya pada waktu menjual barangnya.6
d. Uang Sebagai Alat Penyimpan Nilai
Penggunaan uang memungkinkan kekayaan seseorang disimpan dalam bentuk uang.
Apabila harga-harga barang stabil, menyimpan kekayaan dalam bentuk uang lebih
menguntungkan dari menyimpannya dalam bentuk barang. Di dalam perekonomian yang
sudah maju, jenis uang yang terutama adalah uang bank atau uang giral. Uang jenis ini tidak
memerlukan biaya untuk menyimpannya dan mudah mengurusnya. Ini disebabkan karena
kalau seseorang memiliki uang ini, penyimpanan dan pengurusan uang tersebut bukan
dilakukan oleh pemiliknya, tetapi oleh bank umum yang “menyimpan” uang tersebut.
Walaupun uang tersebut tidak ditangan pemiliknya, ia dapat dengan mudah menggunakan
uang tersebut. Yang perlu dilakukannya adalah menulis sekeping cek yang menunjukkan
jumlah uang yang harus dibayarkan dan kepada siapa pembayaran itu harus dilakukan.7
2.2 PERANAN BANK
Bank umum merupakan lembaga keuangan yang paling penting dan paling
berpengaruh dalam kegiatan ekonomi. Ini disebabkan karena bank umum mempunyai
beberapa keistimewaan yang tidak dimiliki oleh lembaga-lembaga keuangan lainnya, yaitu:8
a. Kesanggupan bank umum untuk menciptakan tabungan yang dapat sewaktu-waktu
diambil dengan menggunakan cek, yaitu tabunga giral. Keistimewaan untuk
menciptakan tabungan yang boleh diambil dengan menggunakan cek tidak dimiliki
oleh lembaga-lembaga keuangan lainnya. Tabungan didalam lembaga-lembaga

keuangan lain hanya boleh diambil apabila pemiliknya datang langsung ke lembagalembaga tersebut.
b. Kemampuan bank umum untuk menciptakan daya beli baru atau menghapuskan daya
beli yang ada di dalam perekonomian. Kegiatan ini secara otomatis akan
menimbulkan perubahan-perubahan dalam jumlah uang yang tersedia dalam
perekonomian. Kegiatan “mencipta” atau “menghapuskan” uang ini dilakukan bank
umum apabila ia memberikan atau membatalkan pinjaman pada nasabahnya.
c. Corak kegiatan meminjamkan uang yang dilakukan bank umum. Terutama
memberikan pinjaman jangka pendek. Ini berarti bank umum merupakan satu badan
yang penting peranannya kepada perusahaan-perusahaan untuk menyesuaikan
6
7
8

Sukirno. Pengantar Teori Makroekonomi. 2000: 195
Sukirno. Pengantar Teori Makroekonomi. 2000: 199
Uang, Bank, Serta Pandangan Islam dalam Menyikapi Teori Nilai Tukar Uang | 6

keadaan keuangannya dengan gerak naik turun ekonomi. Pada waktu perekonomian
mencapai kegiatan yang tinggi biasanya para pengusaha memerlukan lebih banyak
modal kerja, dan bank umum dapat dengan segera menyediakan modal yang

diperlukan tersebut. Sebaliknya, apabila kegiatan ekonomi mengalami kemunduran,
perusahaan-perusahaan harus mengurangi kegiatan mereka. Dengan sendirinya
keperluan untuk memperoleh tambahan modal kerja akan berkurang. Maka para
pengusaha akan mengembalikan modal kerja yang mereka pinjam dari bank-bank
umum.
Disisi lain, setiap negara harus mempunyai Bank Sentral, yaitu suatu bank yang diberi
tugas oleh pemerintah untuk mengatur dan mengawasi kegiatan lembaga-lembaga keuangan
yang terdapat dalam perekonomian. Berdasarkan fungsi tersebut, maka Bank Sentral dapat
didefinisikan sebagai sebuah lembaga keuangan yang pada umumnya dimiliki pemerintah
yang diserahi tanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi kestabilan kegiatan lembagalembaga keuangan, dan untuk menjamin agar kegiatan lembaga-lembaga keuangan itu akan
membantu menciptakan tingkat kegiatan ekonomi yang tinggi dan stabil.9
Kalau dibandingkan kegiatan yang dijalankan oleh Bank Sentral dan bank umum,
maka akan dapat dilihat bahwa diantara kedua-duanya terdapat beberapa perbedaan.
Perbedaan-perbedaan itu diterangkan dalam uraian berikut:
a. Dalam perekonomian hanya terdapat satu Bank Sentral.
Sebaliknya, bank umum mempunyai jumlah yang lebih banyak. Walaupun demikian
Bank Sentral mempunyai kemampuan yang lebih besar di dalam mempengaruhi
kegiatan ekonomi jika dibandingkan dengan kemampuan yang dimiliki bank umum.
Sebabnya karena, seperti yang diuraikan bahwa Bank Sentral diberi tugas oleh
pemerintah untuk mengatur kegiatan-kegiatan bank umum.
b. Bank umum kebanyakannya dimiliki oleh pihak swasta.
Di negara maju dan berkembang, Bank Sentral dimiliki atau dikuasai oleh
pemerintah. Di beberapa negara, misalnya di negara Indonesia sendiri, adakalanya
bank umum yang dimiliki pemerintah merupakan sebahagian besar dari bank umum
yang ada, tetapi manajemennya dan kegiatannya tidak berbeda dengan bank umum
swasta yang biasa. Yaitu kegiatan mereka terutama adalah untuk memberi pinjaman
dan melakukan investasi, serta dalam menjalankan kegiatan-kegiatan ini mereka harus
mengikuti petunjuk-petunjuk yang telah ditetapkan oleh Bank Sentral.
c. Tujuan kegiatan bank umum dan Bank Sental berbeda.
9

Sukirno. Pengantar Teori Makroekonomi. 2000: 210-211
Uang, Bank, Serta Pandangan Islam dalam Menyikapi Teori Nilai Tukar Uang | 7

Tujuan dari bank umum yang terutama adalah berusaha agar kegiatan mereka dapat
menghasilkan dan memberikan keuntungan yang maksimal kepada para pemiliknya.
Sedangkan Bank Sentral didirikan bukanlah untuk tujuan tersebut. Salah satu tujuan
penting dari mendirikan Bank Sentral adalah untuk mengatur dan mengawasi kegiatan
bank-bank umum dan lembaga-lembaga keuangan lainnya, serta membantu
menciptakan kegiatan ekonomi yang tinggi dan stabil. Di dalam jangka panjang salah
satu tugas penting dari Bank Sentral adalah untuk melancarkan proses pertumbuhan
ekonomi dan mengusahakan tercapainya tingkat pertumbuhan ekonomi yang laju.
d. Bank Sentral diberi kekuasaan untuk mencetak uang kertas dan logam.
Bank Sentral diberi hak oleh pemerintah untuk mencetak mata uang, yaitu
mengeluarkan uang logam dan uang kertas. Bank-bank umum tidak mempunyai
kekuasaan yang demikian. Sejak abad yang lalu pemerintah tidak lagi memberi
kekuasaan kepada bank-bank umum untuk mengeluarkan mata uang yang dapat
digunakan untuk tukar menukar. Dengan ketiadaan kekuasaan untuk mencetak uang
ini bukan berarti bahwa bank-bank umum tidak mempunyai kuasa untuk
mempengaruhi jumlah uang beredar. Seperti telah diterangkan, mereka mempunyai
kemampuan untuk menciptakan uang bank atau uang giral. Di negara-negara yang
sudah maju perekonomiannya uang ini merupakan bahagian yang terbesar dari jumlah
uang beredar.
2.3 Uang dalam Perspektif Ekonomi Islam
Uang dalam ekonomi Islam berbeda dengan konsep uang dalam ekonomi
konvensional. Dalam ekonomi Islam, konsep uang sangat jelas dan tegas bahwa uang adalah
uang, uang bukan capital. Sebaliknya, konsep uang yang dikemukakan dalam ekonomi
konvensional tidak jelas. Sering kali istilah uang dalam perspektif ekonomi konvensional
diartikan secara bolak-balik (interchangeability), yaitu uang sebagai uang dan uang sebagai
capital.10
Perbedaan lain adalah bahwa dalam ekonomi Islam, uang adalah sesuatu yang bersifat
flow concept dan capital adalah sesuatu yang bersifat stock concept, sedangkan dalam
ekonomi konvensional terdapat beberapa pengertian. Frederic S. Mishkin misalnya,
mengemukakan konsep Irving Fisher yang menyatakan bahwa:
M.V=P.T
Dimana:
M = jumlah uang beredar
10 Rogers.

Money, Interest and Capital. 1989

Uang, Bank, Serta Pandangan Islam dalam Menyikapi Teori Nilai Tukar Uang | 8

V = peputaran uang dari satu tangan ke tangan lain dalam satu periode
P = harga barang
T = volume barang yang diperdagangkan
Dari persamaan diatas dapat diketahui bahwa semakin cepat perputaran uang, maka
semakin besar income yang diperoleh. Persamaan ini juga berarti bahwa uang adalah flow
concept. Fisher juga mengatakan bahwa sama sekali tidak ada korelasi antara kebutuhan
memegang uang (demand for holding money) dengan tingkat suku bunga. Konsep Fisher ini
hampir sama dengan konsep yang ada dalam ekonomi Islam, bahwa uang adalah flow
concept, bukan stock concept.
Menurut Al-Ghazali dan Ibn Khaldun, definisi uang adalah apa yang digunakan
manusia sebagai standar ukuran nilai harga, media transaksi pertukaran, dan media simpanan.
a. Uang sebagai Ukuran Harga
Al-Ghazali (w.505 H) menegaskan bahwa Allah SWT menciptakan dinar dan dirham
sebagai hakim penengah di antara seluruh harta agar seluruh harta dapat diukur dengan
keduanya. Dikatakan, unta ini menyamai 100 dinar, sekian ukuran minyak za’faran ini
menyamai 100. Keduanya kira-kira sama dengan satu ukurean, maka keduanya bernilai sama.
b. Uang sebagai Media Transaksi
Uang menjadi media transaksi yang sah yang harus diterima oleh siapa pun bila ia
ditetapkan oleh negara, inilah perbedaan uang degan media transaksi lain seperti cek maupun
kartu kredit. Dikarenakan tidak semua penjual atau pembeli dapat menerima pembayaran
dengan media cek atau kartu kredit.
Sebaliknya, semas dan perak tidak serta merta menjadi uang bila tidak ada stempel
negara. Imam Nawawi berkata “Makruh bagi rakyat biasa mencetak sendiri dirham dan dinar,
sekalipun dari bahan yang murni, sebab pembuatan tersebut adalah wewenang pemerintah.
c. Uang Media Penyimpan Nilai.
Al-Ghazali berkata “Kemudian disebabkan jual beli, muncul kebutuhan terhadap dua
mata uang. Seseorang yang ingin membeli makanan dengan baju, dari mana dia mengetahui
ukuran makanan dari nilai baju tersebut. Berapa? Jual beli terjadi pada jenis barang yang
berbeda-beda seperti dijual baju dengan makanan dan hewan dengan baju. Barang-barang ini
tidak sama, maka diperlukan ‘hakim yang adil’ sebagai penengah antara kedua orang yang
ingin bertransaksi dan berbuat adil satu dengan yang lain. Keadilan itu dituntut dari jenis
harta. Kemudian diperlukan jenis harta yang bertahan lama karena kebutuhan yang terus

Uang, Bank, Serta Pandangan Islam dalam Menyikapi Teori Nilai Tukar Uang | 9

menerus. Jenis harta yang paling bertahan lama adalah barang tambang. Maka dibuatlah uang
dari emas, perak dan logam.”11
Time Value Of Money VS Economic Value of Time12
Dalam Islam tidak dikenal adanya time value of money, yang dikenal adalah economic value
of time. Teori time value of money adalah sebuah kekeliruan besar karena mengambil dari
ilmu teori pertumbuhan populasi dan tidak ada ilmu finance. Dalam menghitung
pertumbuhan populasi digunakan rumus :
Pt = Po(1+r)
Rumus ini kemudian diadopsi begitu saja dalam ilmu finance sebagai teori bunga majemuk
menjadi:
FV = PV(1+r)
Jadi, future value dari uang dianalogikan dengan jumlah populasi tahun ke-t, present
value dari uang dianalogikan dengan jumlah populasi tahun ke-0, sedangkan tingkat suku
bunga dianalogikan dengan tingkat pertumbuhan populasi. Jelas hal ini keliru besar, karena
uang bukanlah makhluk hidup yang dapat berkembang biak dengan sendirinya.
Sedangkan di dalam Islam sendiri tidak mengenal time value of money, yang dikenal
adalah economic value of time. Contohnya adalah dalam menghitung nisbah bagi hasil di
bank syariah. Dalam proses penentuan nisbah ini, return on capital harus diperhitungkan.
Return on capital ini tidak sama dengan return on money. Return on capital tergantung
kepada jenis bisnisnya dan berkaitan dengan sektor riil, sedangkan return on money berkaitan
dengan interest rate. Penentuan nisbah bagi hasil harus dilakukan di awal, dan untuk itu
diguakan projected return. Jika kemudian ternyata actual return dari bisnis yang dibiayai
tidak sama dengan angka proyeksinya, maka yang digunakan adalah angka aktual, bukan
angka proyeksi. Hal ini menunjukkan bahwa Islam tidak mengenal time value of money. Time
mempunyai economic value jika dan hanya jika waktu tersebut dimanfaatkan dengan
menambah faktor produksi yang lain, sehingga menjadi capital dan dapat memperoleh
return.
Oleh karenanya, telah sangat jelas bahwa konsep uang dalam pemikiran konvensional
terdapat kerancuan di dalamnya dikarenakan beragamnya pemikiran tentang uang yang
terdapat pada pemikiran ekonom konvensional. Fisher menyatakan bahwa permintaan uang
(money demand) adalah fungsi dari income, sedangkan interest tidak ada hubungannya

11 Al-Ghazali, op.cit., 3/397
12 Karim. Ekonomi Makro Islami.

2007:88

Uang, Bank, Serta Pandangan Islam dalam Menyikapi Teori Nilai Tukar Uang | 10

dengan permintaan uang. Sementara itu, para ekonom Cambridge menyatakan bahwa uang
sebagai medium of exchange dan store of value dan tidak meniadakan efek dari interest rate.

Membongkar Dalang di Balik Krisis Ekonomi (Mata Uang) 201513
Amerika Panik. Barangkali kata sifat ini punya rating yang tinggi dalam
beragam search engine beberapa minggu belakangan ini. Penyebabnya apa lagi kalau bukan
depresiasi rupiah yang cukup dalam (terakhir menembus Rp 14.000). Memang dasar tabiat
masyarakat Indonesia, pertanyaan yang dipastikan muncul ramai adalah siapakah gerangan
yang pantas disalahkan? Lalu biasanya yang tertuduh juga mencari kambing hitam untuk cuci
tangan.
Sudahlah, tidak akan habis kata kalau yang kita runut itu “salah siapa krisis ini?.
Lebih bijak jika kita mencoba berpikir logis lalu kemudian menyimpulkan fakta, bukan
menyimpulkan opini. Fakta yang pertama adalah nilai Rupiah menurun dan Dollar naik. Ini
memang fakta, dan memang terjadi, apa salah jika ada orang bilang seperti itu?. Nyatanya
banyak sekali pihak-pihak yang sok merasa pintar dan berguyon “anak kecil juga tahu kalau
rupiah turun dollar naik”.
Anggaplah mereka kurang puas (kalau tidak dikatakan malas mencari tahu) dengan
jawaban pemangku kekuasaan atas masalah ini. Jadi biarlah kita saja yang mencoba mengurai
benang kusut krisis mata uang tahun ini, semoga kita bisa mengintip siapa biang kerok
kepanikan dunia yang terjadi tahun ini.
Perlu kita ketahui, menguatnya nilai rupiah dalam periode 2007-2011 dikarenakan
melesatnya investasi ke pasar uang dan pasar modal di Indonesia. Bagaimana tidak, krisis
ekonomi yang dilanda Amerika membuat tidak ada satupun investor yang betah dan nyaman
jika uang mereka berada di negeri yang sedang sakit tersebut. Ditambah lagi kebijakan The
Fed yang

mem-bailout (stimulasi)

ekonomi

Amerika

lewat

kebijakan Quantitative

Easing ternyata menambah likuiditas global yang membuat kondisi menjadi nggak genagena. Alhasil, karena investasi deras mengalir ke Indonesia, rupiah berada pada posisi yang
cukup baik dengan kecenderungan menguat selama Amerika sakit (kurs Rp 16.800 per dollar
pada tahun 1998 sebagai komparasi). Amerika punya basis investasi yang besar, sistemati,
dan menggurita. Sehingga jika uang mereka tidak diparkirkan pada tempat yang

13 http://www.kompasiana.com/delfiyudha/membongkar-dalang-di-balik-krisis-ekonomi-

mata-uang-2015-aadc-a_55de8e4f92fdfd85051baebe (diunduh pada 13 Oktober 2015)
Uang, Bank, Serta Pandangan Islam dalam Menyikapi Teori Nilai Tukar Uang | 11

memiliki gain yang tinggi akan sangat beresiko pada cash flow mereka (contoh perusahaan
asuransi).
Selama proses penyembuhan, Amerika terus mengeluarkan surat utang Negara (modal
yang

digunakan

untuk

kebijakan Quantitative

Easing)

untuk

terus

menstimulasi

perekonomian mereka. Dan Negara yang memborong surat utang tersebut adalah China.
Pintar-nya, China memborong begitu banyak dollar lewat surat utang Amerika dan
membanjiri global dengan Yuan. Dampaknya? Yuan terus terdepresiasi dan dollar
terapresiasi. Apakah berbahaya untuk China? Tidak! Pertama, penurunan nilai Yuan membuat
produk hasil dalam negeri China begitu murah di pasar global, sehingga sangat kompetitif
bagi pasar ekspor mereka. Kedua, dengan dollar amerika yang terus “diborong” China
membuat nilai dollar Amerika terus meningkat. Alhasil, niat mau memperbaiki ekonomi
malah kesulitan menjual produksi karena kelampau mahal akibat apresiasi dollar. Ketiga,
China dapat memegang kendali penuh atas Amerika karena memegang Dollar dengan jumlah
yang sangat besar. Lalu China Berjaya-lah di muka bumi ini.
Disisi lain, saat Amerika kelebihan likuiditas oleh kebijakan Quantitative Easing,
membuat suku bunga pinjaman mereka turun hanya tinggal 0,25%, sehingga pada akhirnya
membuat dunia usaha di sana perlahan bangkit. Kebangkitan yang mulai dirasakan sampai
saat ini membuat mereka mengeluarkan kebijakan Tapering Off atau penurunan Quantitative
Easing. Bahasa sederhana-nya "sudah cukup-lah modalin rakyat, semua sudah pada mandiri,
saatnya balikin modal".Alhasil Tapering Off membuat suku bunga naik kembali dan industri
keuangan Amerika kembali menarik bagi para investor.
Yang kemudian muncul adalah semua investasi di semua negara pada "pulang
kampung" kembali ke Amerika. Untuk pulang kampung, maka pembelanjaan dollar Amerika
secara besar-besaran dilakukan disemua negara. Meroket-lah Dollar Amerika kembali
kesemula. Apakah Amerika benar-benar sudah pulih ke keadaan semula? belum. Sebenarnya
mereka masih terseok-seok, mereka belum mendapat keseimbangan neraca perdagangan yang
baru (ekspor-impor). Alasannya adalah kesulitan ekonomi yang dialami negara-negara tujuan
ekspor mereka seperti eropa dan china sendiri. Tapi untuk hanya membuat China kembangkempis bolehlah.
Ada sebuah angin segar didapat Amerika, yaitu saat ditemukan sumber energy Shale Gas di
Amerika. Sumber energy ini ¼ lebih murah dari gas bumi yang sekarang dikuasai Rusia. Dan
jumlahnya adalah yang terbesar di dunia. Dengan biaya energi yang begitu murah patut-lah
Amerika pede-nya bukan main. Peta kekuatan negara-negara pemilik energi di dunia pun
berubah total.
Uang, Bank, Serta Pandangan Islam dalam Menyikapi Teori Nilai Tukar Uang | 12

Apa yang berubah dari peta energy ini? Amerika tidak lagi menganggap Arab Saudi
sebagai sekutu yang layak disegani. Dahulu Amerika begitu hormat pada Arab Saudi (Selaku
pemimpin OPEC/Negeri minyak paling berpengaruh). Sekarang setelah mendapat sumber
energi baru, istilahnya nggak la yau. Bahkan 12 Tahun boikot Iran mereka hentikan, dan
akhirnya Iran bebas merdeka kembali. Padahal Arab Saudi (wahabi) sangat anti dengan Iran
(syiah). Bahkan Amerika tidak lagi dempetan dengan Israel dan lebih memilih mendekati
Iran.(kapan-kapan saya bercerita perpolitikan negara-negara penghasil energi dunia)
Kebangkitan dan peten-tengan-nya Amerika saat ini membuat China berang. Bahkan
ada dugaan Investor Amerika berhasil menggoreng bursa efek China dan melarikan Rp
35.000 triliun dalam beberapa hari lewan mekanisme Margin Trading. Untungnya China
cukup kuat untuk menstimulasi kondisi yang goncang itu dengan pembelian saham oleh
BUMN mereka. Sehingga indeks mereka kembali normal. Namun akhir-akhir China kembali
rontok dan belum membuat kebijakan apa-apa. Pertumbuhan ekonomi China akhirnya
terkoreksi TURUN.
Tidak terima “di-gini-in”, China bersiap-siap kembali membuat kejutan, pertama
untuk menyelamatkan kemerosotan ekonomi mereka, yang kedua memberi pelajaran pada
Amerika.
Kebijakan yang dibuat China adalah men-devaluasi mata uangnya. Dengan demikian
produk-produk mereka kembali kompetitif. Sebelumnya mereka merasakan penguatan Yuan
akibat peningkatan ekspor yang gila-gila-an. Sekarang saat pasar mulai kembali lesu dan
membentuk keseimbangan baru atas pulihnya perekonomian Amerika, Yuan dinilai terlalu
tinggi. Setelah di-devaluasi 2% beberapa hari yang lalu, China berharap mereka bisa
menang head to head dengan Amerika dengan posisi Amerika tidak sakit lagi.
Saat China dan Amerika sedang perang seperti ini, sudah barang pastilah Negaranegara yang terkait dengan dua Negara ini “sempoyongan”. Alasannya simpel saja, untuk
menang dipasar perdagangan rill menandingi China dengan Yuan yang terdevaluasi apa
mungkin? Dus, berusaha menang di pasar investasi dan uang saat Amerika yang sedang
mengurangi Quantitative Easing (Tapering Off)? apa juga mungkin? Pasti semua investasi
pada balik ke Amerika, karena suku bunga mereka kembali meningkat. Pada akhirnya seluruh
mata uang global akan terkoreksi jatuh.
"Tidak terima “di-gini-in”, China bersiap-siap kembali membuat kejutan, pertama
untuk menyelamatkan kemerosotan ekonomi mereka, yang kedua memberi pelajaran pada
Amerika."

Uang, Bank, Serta Pandangan Islam dalam Menyikapi Teori Nilai Tukar Uang | 13

Kalau setelah membaca ini masih ada yang bertanya salah siapa Rupiah anjlok?
Jawabannya adalah salah pemimpin-nya. Pemimpin yang membiarkan Indonesia tumbuh
lewat investasi jangka pendek (hot money). Pemimpin yang tidak pernah memikirkan
infrastruktur penopang sektor usara (rill). Pemimpin yang hanya pencitraan angka-angka
keuangan padahal hanya “buble” (mudah bocor/kabur) semua. Halah, sudahlah, tahu-nya
kalian siapa dia.
Lalu bagaimana ini sekarang? Hemat saya, tidak ada gunanya mengikuti atau
meladeni perang mata uang yang sedang berlangsung. Saya belum mengikutkan pengaruh
Euro dan Rusia didalam perang diatas. Hal ini pasti membuat semua serba sulit. Semua
negara punya hubungan ekonomi yang dapat saling mempengaruhi.
Saya berpandangan mendingan pemerintah berfokus memperkuat dunia usaha dalam
negeri, baik industri besar, UKM-A maupun UKM-B. Bangun terus infrastruktur dan perbaiki
kualitas anggaran pemerintah. Saya yakin dua tahun ini masyarakat akan merasakan pedih
yang teramat dalam, biarlah ini menjadi penebus dosa kita karena membiarkan pemimpin
yang haus pencitraan, dan terus membuat kebijakan yang jangka pendek (manis namun
beracun). Sekarang peta kekuatan sumber daya energi sudah berubah, peta kekuatan global
juga sudah berubah, tinggal Indonesia yang hendak memilih ingin berubah atau tidak.
Kalau anda generasi muda, stop mengeluh! Jangan Cengeng! Lets do anything for
your nation even just a little thing!
Kalau anda generaasi tua, stop komplain! Ngaca! You are one of part who destroyed
everything in our nation!

Uang, Bank, Serta Pandangan Islam dalam Menyikapi Teori Nilai Tukar Uang | 14

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
1. David Hume menyatakan bahwa “perubahan harga barang akan berbanding lurus
secara proposional dengan perubahan jumlah uang yang beredar.” Contohnya, jika
jumlah uang beredar naik 20% maka harga naik 20% juga.
Sedangkan permintaan uang menurut John Maynard Keynes adalah jumlah uang yang
diminta masyarakat untuk keperluan transaksi, berjaga-jaga dan untuk spekulasi
dalam sebuah perekonomian.
2. Bank umum mempunyai beberapa keistimewaan yang tidak dimiliki oleh lembagalembaga keuangan lainnya, yaitu:


menciptakan tabungan yang dapat sewaktu-waktu diambil dengan menggunakan cek



menciptakan daya beli baru atau menghapuskan daya beli yang ada di dalam
perekonomian



Corak kegiatan meminjamkan uang yang dilakukan bank umum
Sedangkan perbedaan fungsi serta peranan bank umum dengan Bank Sentral adalah:



Dalam perekonomian hanya terdapat satu Bank Sentral



Bank umum kebanyakannya dimiliki oleh pihak swasta



Tujuan kegiatan bank umum dan Bank Sental berbeda



Bank Sentral diberi kekuasaan untuk mencetak uang kertas dan logam

3. Uang dalam ekonomi Islam berbeda dengan konsep uang dalam ekonomi
konvensional. Dalam ekonomi Islam, konsep uang sangat jelas dan tegas bahwa uang
adalah uang, uang bukan capital. Sebaliknya, konsep uang yang dikemukakan dalam
ekonomi konvensional tidak jelas. Sering kali istilah uang dalam perspektif ekonomi
konvensional diartikan secara bolak-balik (interchangeability), yaitu uang sebagai
uang dan uang sebagai capital.

Uang, Bank, Serta Pandangan Islam dalam Menyikapi Teori Nilai Tukar Uang | 15

Menurut Al-Ghazali dan Ibn Khaldun, definisi uang adalah apa yang digunakan
manusia sebagai:


standar ukuran nilai harga



media transaksi pertukaran



media simpanan

Uang, Bank, Serta Pandangan Islam dalam Menyikapi Teori Nilai Tukar Uang | 16