PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MA (1)

PENERAPAN STRATEGI TEAM TEACHING DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI KELAS VIII B PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI MTS AL- MA’ARIF 01 SINGOSARI SKRIPSI

Oleh Yusnia Sasmita 06130059

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2010

PENERAPAN STRATEGI TEAM TEACHING DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI KELAS VIII B PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI MTS AL- MA’ARIF 01 SINGOSARI SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Ibrahim (UINMMI) Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh Yusnia Sasmita 06130059 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2010

PENERAPAN STRATEGI TEAM TEACHING DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI KELAS VIII B PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI MTS AL- MA’ARIF 01 SINGOSARI SKRIPSI

Oleh

Yusnia Sasmita 06130059

Disetujui Oleh,

Dosen Pembimbing

Ni’matuz Zuhroh M.Si 197301212 200604 2 001

Disahkan Pada Tanggal, 19 Juli 2010

Mengetahui,

Ketua Jurusan IPS

Drs. Moh. Yunus, Msi. NIP.19690324 199603 1 002

HALAMAN PENGESAHAN PENERAPAN STRATEGI TEAM TEACHING DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DIKELAS

VIII B PADA MATA PELAJARAN IPS TERAPADU DI MTs

AL- MA’ARIF 01 SINGOSARI-MALANG SKRIPSI

Dipersembahkan dan disusun oleh: Yusnia Sasmita (06130059) Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 28 Juli 2010. Dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh

Gelar Strata Satu (S-1) Sarjana Pendidikan (S. Pd) Pada tanggal: 28 Juli 2010

Panitia Ujian Tanda Tangan Ketua Sidang

Drs. H. Hadi Masruri, Lc, M.Ag : _____________ NIP. 19670816 2003121002

Sekretaris Sidang Ni’matuz Zuhroh M.Si

Pembimbing Ni’matuz Zuhroh M.Si

Penguji Utama Dr. H. Asmaun Sahlan, M,Ag

: _____________ NIP. 195211101983031004

Mengesahkan, Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Dr. H. M. Zainuddin, MA NIP. 19620507 199503 1 001

∩∩∩∩⊆⊆⊆⊆⊆⊆⊆⊆∪∪∪∪ ×××׎ŽŽŽÅÅÅÅÇ Ç Çt Ç tttFFFFΖΖΖΖ••••ΒΒΒΒ ÓÓÓÓììì슊ŠŠÏÏÏÏΗΗΗΗssssdddd ßßßßøøøøttttwwwwΥΥΥΥ ttttββββθθθθääää9999θθθθàààà))))ttttƒƒƒƒ ÷÷÷÷ΠΠΠΠrrrr&&&&

""""

####

'& '& '& '&

&&&&

'& '& '& '&

&&&&

%%%%

) ) ) ) &* &* &* &*

,,,, & & & &

-.$ -.$ -.$ -.$

&* &* &* &* ' ' ' '

& 0,!12 & 0,!12 & 0,!12 & 0,!12 & & & & &" &" &" &"

/! /! /! /!

%%%%

1334 1334 1334 1334 5555

, , , , +& +& +& +&

&* &* &* &* " " " "

&* &* &* &*

& & & & )) )) )) ))

6, 6, 6, 6,

Ni’matuz Zuhroh, M.Si

Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malana Malik Ibrahim Malang

NOTA DINAS PEMBIMBING

Hal : Skripsi Yusnia Sasmita Malang, 22 Juli 2010 Lamp : 4 (Empat) Eksemplar

Kepada Yth. Dekan Fakultas tarbiyah UIN MMI Malang di

Malang

Assalamu’alaikum Wr. Wb Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi tersebut dibawah ini: Nama

: Yusnia Sasmita

: Ilmu Pengetahuan Sosial

Judul Skripsi : Penerapan Strategi Team Teaching Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII B Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di MTs Al- Ma’arif 01 Singosari Malang

maka selaku Pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diujikan. Demikian, mohon dimaklumi adanya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Pembimbing,

Ni’matuz Zuhroh, M.Si 19731212 200604 2 001

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Malang, 18 Juli 2010

Yusnia Sasmita NIM: 06130059

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohiim Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT., yang telah memberikan rahmat, nikmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kehadirat junjungan kita Baginda Nabi Muhammad SAW. beserta keluarga, para sahabatnya, dan seluruh pengikutnya.

Bukanlah suatu hal yang mudah bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, karena terbatasnya pengetahuan dan sedikitnya ilmu yang dimiliki penulis. Akan tetapi berkat rahmat Allah SWT dan dukungan serta bantuan dari berbagai pihak, maka skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu penulis dengan tulus menyampaikan rasa terimakasih kepada:

1. Ayahanda Yunus Afriyanto dan Ibunda Tamami, dengan segenap kasih sayangnya telah merawat dan membesarkan serta membimbingku sampai

saat ini dan selalu membaluri doa untukku, serta tak henti-hentinya memberikan dukungan berupa moril, materiil maupun spirituilnya saat ini dan selalu membaluri doa untukku, serta tak henti-hentinya memberikan dukungan berupa moril, materiil maupun spirituilnya

2. Prof. DR. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

3. Dr. M. Zainuddin, MA selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

4. Drs. Muh. Yunus, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

5. Ni’matuz Zuhroh, M.Si. selaku dosen pembimbing, terima kasih atas segala nasehat, petunjuk serta kesabaran selama membimbing penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

6. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, khususnya Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah, jurusan pendidikan ilmu pengetahuan sosial, atas segala bimbingan dan bantuan.

7. Bapak Drs. H Imam Syafii, MA.P selaku Kepala Sekolah MTs Al-maarif

01 singosari, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

8. Drs. Hasbullah Huda. S.Pd selaku guru IPS. Terima kasih atas waktu dan kesediaan serta informasi yang telah diberikan kepada penulis.

9. Bapak, Ibu Guru dan Staf Karyawan MTs Al-maarif 01 singosari yang telah membantu kelancaran pelaksanaan penelitian.

10. Teman-temanku tiyang PIPS mulai aku masuk kuliah hingga aku lulus perguruan tinggi dan semua pihak yang telah membantu dan turut serta penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Semoga amal kebaikan mereka dapat diterima serta mendapat balasan dari Allah SWT. Semoga dicatat sebagai amal yang shaleh dan bermanfaat, Amin. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Walaupun dalam penulisan skripsi ini penulis mencurahkan segala kemampuan, namun penulis mengakui masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Dengan rendah hati penulis mohon bimbingan untuk kemajuan di masa mendatang. Akhirnya hanya kepada Allah SWT., penulis senantiasa memohon maghfiroh dan ridho ALLAH SWT atas penyusunan dan penulisan skripsi ini, semoga skripsi ini dapat bermanfaat, Amin Ya Robbal Alamin.

Malang, 18 mei 2010

Penulis

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 :Persamaan dan Perbedaan Penelitian ini Dengan Penelitian Terdahulu………………………………………………10

Table 4.1 :Skor penilaian prestasi belajar pada pos test pada siklus satu……………………………………………………….61

Tabel 4.2 : skor penilaian diskusi dan presentasi siswa pada siklus satu……………………………………………………….63

Table 4.3 : Skor Penilaian Prestasi Belajar Pada Post Test Siklus Dua……………………………………………………70 Tabel 4.4

:Skor Penilaian Presentasi Siswa Pada Siklus Dua……...71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Instrumen Penelitian Lampiran 2 : Perangkat Pembelajaran Guru IPS Lampiran 3 : Foto Dukumentasi Penelitian Lampiran 4 : Bukti Konsultasi Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian Lampiran 6 : Surat Keterangan Penelitian Lampiran 7 : Daftar Riwayat Hidup

ABSTRAK

Sasmita, Yusnia.2010 Penerapan Straregi Team Teaching Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Di Kelas VIII B Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts Al- Ma’arif 01 Singosari

. Skripsi, Jurusan Pendidikan IPS (Pendidikan ekonomi), Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

Dosen Pembimbing : Ni’matuz Zuhroh, M.Si

Kata Kunci : Penerapan Team Teaching, Prestasi Belajar IPS TERPADU

Pendidikan adalah suatu proses pendidikan yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Melalui pendidikan manusia dapat belajar menghadapi problematika yang ada di alam semesta demi mempertahankan kehidupannya. Kebutuhan manusia akan pendidikan merupakan suatu yang sangat mutlak dalam hidup ini, dan manusia tidak bisa dipisahkan dari kegiatan pendidikan. Pendidikan secara alami merupakan kebutuhan hidup manusia, upaya melestarikan kehidupan manusia dan telah berlangsung sepanjang peradaban manusia itu ada.

Upaya peningkatan kualitas pendidikan merupakan salah satu aspek di dalam pembangunan pendidikan Indonesia dewasa ini. Salah satu pemecahan masalah guna peningkatan kualitas pendidikan adalah melalui penelitian pendidikan. Sayangnya sampai saat ini hasil temuan penelitian jarang dapat dimanfaatkan oleh guru. Tidak termanfaatkannya temuan penelitian tersebut dapat disebabkan oleh temuan tersebut kurang praktis dan guru sendiri kurang mampu mengoperasionalkan serta mewujudkannya. 0leh karena itu guru harus senantiasa belajar dan teliti dalam menghadapi persoalan yang ada. Guru dituntut untuk senantiasa meneliti persoalan yang dialami oleh peserta didiknya. Dalam hal ini salah satunya melalui penelitian tindakan kelas. Pemanfaatan hasil penelitian untuk perbaikan kualitas pendidikan praktis dilakukan dengan pendekatan ”. Penerapan Strategi Team Teaching Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Di Kelas VIII B Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di Mts Al- Ma’arif 01 Singosari Malang

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan PTK dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun untuk menganalisis data digunakan metode deskriptif kualitatif, yakni uraiannya didasarkan pada gejala-gejala yang tampak.

Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa Penerapan Strategi Team Teaching Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Di Kelas

VIII B Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts Al- Ma’arif 01 Singosari sudah berjalan baik, meskipun masih ada kekurangan-kekurangan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai macam strategi pembelajaran yang digunakan oleh peneliti VIII B Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Mts Al- Ma’arif 01 Singosari sudah berjalan baik, meskipun masih ada kekurangan-kekurangan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai macam strategi pembelajaran yang digunakan oleh peneliti

Dengan adanya strategi pembelajaran yang bervariasi yang dilakukan oleh peneliti, maka proses belajar mengajar akan kondusif dan siswa akan lebih mempunyai gairah untuk aktif belajar IPS Terpadu. Peran, tugas dan tanggung jawab yang dilakukan oleh peneliti sebagai sebuah penelitian sudah terlaksana dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar merupakan suatu proses mengembangkan daya pikir, dan merupakan suatu informasi bagi siswa. Prosesnya melalui persepsi, penyimpanan informasi, dan pemanfaatan kembali informasi tersebut untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Belajar merupakan kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman. Dengan demikian guru, perlu memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakan otoritasnya dalam membangun gagasan. Selain itu seorang guru bertanggung jawab pula untuk ‘menciptakan’ situasi yang mendorong motivasi, dan tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat. Berdasarkan uraian di atas jelas terlihat bahwa siswa merupakan ‘aktor utama’ dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain pemahaman konsep siswa terhadap mata pelajaran tergantung sepenuhnya pada diri siswa, mereka harus dapat memanfaatkan situasi yang diciptakan guru yang berperan sebagai fasilitator. Guru sebagai fasilitator mutlak harus menguasai metode/teknik pembelajaran yang efektif, efisien dan tepat sasaran. Penentuan metode/teknik mengajar yang akan digunakan harus senantiasa diawali dari situasi real (nyata) di dalam kelas. Bila situasi dan suasana di dalam kelas berubah maka metode/tekhnik mengajar pun juga harus berubah. Karena itulah seorang guru sebagai ”pengendali” kegiatan belajar mengajar di dalam kelas harus menguasai dan tahu kelebihan dan kekurangan beberapa macam metode pengajaran dengan baik, sehingga guru Belajar merupakan suatu proses mengembangkan daya pikir, dan merupakan suatu informasi bagi siswa. Prosesnya melalui persepsi, penyimpanan informasi, dan pemanfaatan kembali informasi tersebut untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Belajar merupakan kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman. Dengan demikian guru, perlu memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakan otoritasnya dalam membangun gagasan. Selain itu seorang guru bertanggung jawab pula untuk ‘menciptakan’ situasi yang mendorong motivasi, dan tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat. Berdasarkan uraian di atas jelas terlihat bahwa siswa merupakan ‘aktor utama’ dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain pemahaman konsep siswa terhadap mata pelajaran tergantung sepenuhnya pada diri siswa, mereka harus dapat memanfaatkan situasi yang diciptakan guru yang berperan sebagai fasilitator. Guru sebagai fasilitator mutlak harus menguasai metode/teknik pembelajaran yang efektif, efisien dan tepat sasaran. Penentuan metode/teknik mengajar yang akan digunakan harus senantiasa diawali dari situasi real (nyata) di dalam kelas. Bila situasi dan suasana di dalam kelas berubah maka metode/tekhnik mengajar pun juga harus berubah. Karena itulah seorang guru sebagai ”pengendali” kegiatan belajar mengajar di dalam kelas harus menguasai dan tahu kelebihan dan kekurangan beberapa macam metode pengajaran dengan baik, sehingga guru

digunakan memecahkan masalah tersebut. 1 Pendidikan harus diarahkan untuk pengembangan kualitas SDM yang

meliputi segala aspek perkembangan manusia. Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional adalah pengembangan sekolah-sekolah unggulan yang dalam perspektif global akan menyumbangkan nilai strategis. Sejalan dengan perkembangan teknologi, komunikasi dan informasi. Seorang guru yang profesional (al-mu'alim al- mihni) sangat mengenal "latar belakang" siswa serta keharusan menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang disesuaikan dengan topik yang akan diajarkan dan ditambah dengan bahan tambahan yang terkini. Perubahan dan pengetahuan baru (yang berkembang) harus disiapkan ke dalam pengetahuan yang telah diprogramkan. Para guru adalah manager di pusat-pusat pembelajaran dan siswa adalah klien.2

1 Eni titikusuma, Penelitian Tindakan Kelas (http:www.yahoo.com,di akses 6 april 2010)

2 Ahmadi dan sudrajat,Kurikulum Dan Pembelajaran Team Teaching (http:www.yahoo.com,di akses 3 januari 2010)

Profesionalisme seorang guru merupakan suatu keharusan dalam menciptakan sekolah berbasis pengetahuan yaitu pemahaman tentang pembelajaran, kurikulum dan perkembangan manusia termasuk gaya belajar.

Tugas pengawas satuan pendidikan tidak hanya melakukan supervise manajerial kepala sekolah, namun juga membina guru melalui supervisi akademik. Dalam pembinaan guru tentu harus mengacu pada kompetesi guru, terutama kompetensi profesional berkaitan dengan proses pembelajaran. Sejalan dengan perkembangan teknologi serta teori-teori pembelajaran, maka guru pun dituntut mampu menguasai dan memilih strategi pembelajaran yang tepat,sehingga menjadikan siswa aktif, kreatif, dan belajar dalam suasana senang serta efektif. Oleh karna itu dengan melihat realitas di atas maka peneliti mengambil judul penelitian PENERAPAN STRATEGI TEAM

TEACHING DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII B PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI MTs Al MAARIF 01 SINGOSARI MALANG

Prinsip Team Teaching adalah, ketika kegiatan belajar-mengajar berlangsung di sebuah kelas, di situ ada lebih dari satu guru. Sebenarnya ada beberapa model team teaching, dan kemungkinan lebih dari satu model dapat di lakukan dalam satu jam pelajaran.

Strategi yang baik adalah bila dapat melahirkan metode yang baik pula, sebab metode adalah merupakan suatu cara pelaksanaan strategi. Dengan demikian strategi pendidikan Islam adalah seperti yang ditunjukkan Allah dalam firman-Nya, antara lain:

š∅ÏΒ y7t7ŠÅÁtΡ š[Ψs? Ÿωuρ ( nοtÅzFψ$# u‘#¤$!$# ª!$# š9t?#u !$yϑ‹Ïù Æ tGö/$#uρ ( ÇÚö‘F{$# ’Îû yŠ$|¡x ø9$# Æ ö7s? Ÿωuρ ( šø‹s9Î) ª!$# z|¡ômr& !$yϑŸ2 Å¡ômr&uρ ( $u‹÷Ρ‘‰9$# ∩∠∠∪ tωšø ßϑø9$# =Ïtä† Ÿω ©!$# ¨βÎ)

Artinya: ”Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang

berbuat kerusakan (Al-Qashas: 77). 3 Team teaching adalah sebuah metode dimana dua orang guru

mengajar dalam satu kelas dan mereka berbagi tanggung jawab yang sama dalam mengajar pada siswa-siwanya dan secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran selama jam pelajaran berlangsung. Misalnya, salah satu guru melaksanakan pembelajaran, sedangkan guru yang satunya lagi menulis atau membuat catatan di papan tulis. Model-model yang lebih menantang dan signifikan dapat meningkatkan mutu pendidikan, antara lain: (1) “Supported Instruction” adalah sebuah bentuk team teaching dimana salah seorang guru menyampaikan materi ajar dan satu guru lainnya melakukan kegiatan tindak lanjut dari materi yang telah disampaikan rekan satu timnya tadi, (2) “Parallel Instruction” adalah sebuah bentuk team teaching yang pelaksanaannya siswa dibagi menjadi dua kelompok dan masing-masing guru dalam kelas tersebut bertanggungjawab untuk mengajar masing-masing kelompok, (3) “Differencaiated Split Class” adalah team teaching yang pelaksanaannya dengan cara membagi siswa ke dalam dua kelompok

3 Alqur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT Intermasa, 1974), hlm. 623.

berdasarkan tingkat ketercapaiannya. Salah satu guru melakukan pengajaran remedial kepada siswa yang tingkat pencapaian kompetensinya kurang / tidak mencapai KKM (ketuntasan kriteria minimal) sedang guru yang lain melakukan pengayaan kapada mereka yang telah mencapai dan/atau yang telah melampaui tingkat ketercapaian kompetensinya (mencapai atau melebihi KKM), (4) “Monitoring Teacher” adalah model lain dari team teaching. Model ini dilaksanakan dengan cara salah satu guru dipastikan melakukan peran sebagai pengajar yang memberikan pembelajaran di kelas, sedangkan yang lainnya berkeliling kelas memonitor perilaku dan kemajuan

siswa. 4

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan srategi team teaching dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII B di MTs Al-Maarif 01 Singosari?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui penerapan strategi team teaching dalam meningkatkan prestasi belajar siswa VIII B di MTs Al-Maarif 01 Singosari

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan ke berbagai pihak, antara lain:

4 Ibid..

1. Bagi guru Diharapkan hasil penelitian ini bisa memberikan tambahan wawasan, serta profesionalisme guru IPS di tengah-tengah masyarakat modern.

2. Bagi peneliti Dalam penelitian ini sangat penting bagi peneliti guna meningkatkan wawasan, sebagai pedoman bagi peneliti, sebagai calon sarjana yang professional.

3. Bagi siswa

1. Dapat meningkatkan makna bekerjasama

2. Dapat meningkatkan makna pembelajaran bagi siswa.

E. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Pada sistematikaa pembahasan ini, peruntutannya adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN, yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian da BAB II KAJIAN PUSTAKA, pada bab ini memaparkan tentang penelitian n sistematika pembahasan. terdahulu dan kajian teoritis. BAB III METODE PENELITIAN, pada bab ini merupakan pendekatan dan jenis penelitian kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV, pada bab ini merupakan hasil panelitian BAB V, pada bab ini terdapat pembahasan

BAB VI, pada bab ini terdapat hasil kesimpulan, kritik dan saran pada metode penelitian yang dilakukan oleh peneliti

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Bengkulu pada siswa kelas XI IPA II SMAN 4 bengkulu dengan menerapkan model pembelajaran ATI (Aptitude Treatment Interaction) dengan pengajaran Team Teaching dan terdiri dari tiga orang pengajar. Tujuan penelitian ini adalah 1) meningkatkan hasil belajar kimia dengan menerapkan model pembelajaran ATI dengan pengajaran team teaching, 2) meningkatkan keaktifan siswa dengan menerapkan model pembelajaran ATI dengan pengajaran team teaching. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tiga siklus. Dimana setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu, 1) perencanaan, 2) pelaksaan, 3) observasi, 4) refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes dan lembar observasi. Dimana dari Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Bengkulu pada siswa kelas XI IPA II SMAN 4 bengkulu dengan menerapkan model pembelajaran ATI (Aptitude Treatment Interaction) dengan pengajaran Team Teaching dan terdiri dari tiga orang pengajar. Tujuan penelitian ini adalah 1) meningkatkan hasil belajar kimia dengan menerapkan model pembelajaran ATI dengan pengajaran team teaching, 2) meningkatkan keaktifan siswa dengan menerapkan model pembelajaran ATI dengan pengajaran team teaching. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tiga siklus. Dimana setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu, 1) perencanaan, 2) pelaksaan, 3) observasi, 4) refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes dan lembar observasi. Dimana dari

17 (kriteria cukup), siklus dua sebesar 22 (kriteria baik), siklus tiga sebesar 23 (kriteria baik). Untuk siswa berkemampuan rendah ketuntasan belajar pada siklus satu sebesar 75,61%, siklus dua sebesar 85,36%, dan siklus ke tiga sebesar 87,80%. Keaktifan siswa pada siklus satu sebesar 27,5 (kriteria baik), siklus dua sebesar 31 (kriteria baik), dan siklus tiga sebesar (kriteria baik). Berdasarkan analisis deskripsi tersebut dapat dikatakan bahwa model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction dengan pengajaran team

teaching efektif diterapkan dalam proses pembelajaran. 5

Tabel 2.1 perbandingan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan no peneliti judul penelitian Hasil penelitian

Persaman perbedaan

1 Amrus Model

Pencapaian Dian

Penerapan model Strategi

pembelajaran peneliti untuk dkk

Pembelajaran

pembelajaran

meningkatkan Treatment

ATI (Aptitude

ATI (Aptitude

team

prestasi siswa Interaction)

Treatment

teaching

Sedangkan pada Dengan

5 Amrus Dian, dkk. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Dan Keaktifan Siswakelas XI IPA II SMA Negeri 4 Bengkulu Melalui Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction Dengan

Pengajaran Team Teaching. (http:www.yahoo.com, diakses 11 juli 2010)

Pengajaran Team pengajaran Team sebelumnya Teaching Pada

meningkatkan Siswa Kelas XI

Teaching

hasil belajar IPA II SMAN 4

meningkatkan

meningkatkan Bengkulu

hasil belajar dan

meningkatkan

keaktifan siswa

keaktifan siswa Pada Peneliti ini pencapaiannya tingkat prestasi pada balajar siswa dengan strategi team teaching

Dengan adanya penelitian tersebut peneliti dapat mengetahui tentang pembelajaran pada strategi team teaching dapat meningkatkan berbagai aspek dalam pembelajaran. Hasil penelitian dari Amrus Dian dkk (Model Pembelajaran ATI (Aptitude Treatment Interaction) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Meningkatkan Keaktifan Siswa Dengan Pengajaran Team Teaching Pada Siswa Kelas XI IPA II SMAN 4 Bengkulu) dengan adanya Model Pembelajaran ATI (Aptitude Treatment Interaction) dengan pengajaran Team Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan keaktifan siswa.terdapat perbedaan dalam subyek penelitian peneliti yang melakukan penelitian di MTs Al-Maarif 01 Singosari Malang. Hasil pada penelitian ini maka dapat diketahui bahwa penelitian tentang strategi Team Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dan kemampuan lain yang diterapkan dalam model belajar oleh penelit dalam kerjasama kelompok, kecakapan dalam presentasi.

II. Kajian Teoritis

A. Pengertian Team Teaching

Team Teaching adalah strategi pembelajaran yang kegiatan proses pembelajarannya dilakukan oleh lebih dari satu orang guru dengan pembagian peran dan tanggung jawabnya masing-masing yang dilakukan dalam satu kelas dalam satu materi dan waktu yang bersamaan.Rumus : Satu rombongan siswa, satu kelas bisa 20-50 siswa, dengan dua orang guru (pemateri dan pendamping). Tugas keduanya membuat Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP), melaksanakan bersama RPP di kelas, dan melakukan evaluasi. Keuntungan dari team teaching adalah dapat menyeratakan kemampuan siswa dalam menyerap materi, menjadikan siswa dan guru sebagai mitra, mudah dalam memonitoring kemampuan siswa dan pengondisian siswa.Selain itu, penggunaan waktu dan ruang belajar yang maksimal. Yang biasanya dipakai 4-8 jam pelajaran dalam dua kelas, bisa dilakukan dua jam dalam satu kelas, bisa menekan biaya sekolah, yang biasanya membayar dua guru dalam 4-8 jam pelajaran, sekolah hanya bayar dua guru dalam dua jam pelajaran, serta lebih mudah dalam melakukan evaluasi, baik evaluasi siswa maupun antarguru dalam team teaching. Strategi ini walau tidah mudah, tetapi mampu menghasilkan out put siswa yang signifikan, dan bisa dijadikan alternatif dalam meningkatkan kemampuan siswa bagi sekolah yang masih mempunyai banyak kekurangan, baik

kekurangan sarana maupun finansial 6 Penyajian secara team teaching ini dilaksanakan dengan tujuan untuk

membantu siswa agar lebih lancar terjadinya interaksi mengajar belajar secara

6 Martiningsih. (2007). Team Teaching. (http://martiningsih.blogspot.com).(Diakses 4 februari 2010).

kuantitatif maupun kualitatif, juga meringankan guru sehingga bisa bertanggung jawab bersama terhadap pelajaran yang diberikan, dapat saling membantu antar guru, meningkatkan kerja sama, , saling mengisi, dan saling memikirkan bersama pengembangan mata pelajarannya.

Teknik penyajian ini banyak menguntungkan karena jalan interaksi belajar mengajar akan lebih lancar. Siswa akan memperoleh pengetahuan yang luas dan mendalam sebab diberikan oleh beberapa orang guru. Akibatnya guru juga lebih ringan dalam melaksanakan tugas mengajarnya, sehingga cukup waktu untuk menyiapkan diri dalam membuat perencanaan. Mata pelajaran yang disajikan sistem beregu (team), pelajaran akan lebih

dapat dipertanggung jawabkan, karena ditangani oleh beberapa orang guru. 7

©!$# ¨βÎ) ( ©!$# (#θà)¨?$#uρ 4 Èβ≡uρô‰ãèø9$#uρ ÉΟøOM}$# ’n?tã (#θçΡuρ$yès? Ÿωuρ ( 3“uθø)−G9$#uρ ÎhŽÉ9ø9$# ’n?tã (#θçΡuρ$yès?uρ ∩⊄∪ >$s)Ïèø9$# ߉ƒÏ‰x©

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.( QS. Al- Maidah : 2)

B. Tahapan pembelajaran Team Teaching

1. Tahap Awal

a. Perencanaan Pembelajaran Disusun secara Bersama Perencanaan pembelajaran atau yang saat ini lebih populer dengan istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) harus disusun secara bersama-sama oleh setiap guru yang tergabung dalam Team Teaching.

7 Roestiyah. Srtategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta 1991), hlm. 96

Agar setiap guru yang tergabung dalam team teaching memahami tentang apa-apa yang tercantum dalam isi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tersebut, mulai dari standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang harus diraih oleh siswa dari proses pembelajaran, sampai kepada sistem penilaian hasil evaluasi siswa.

b. Metode Pembelajaran Disusun Bersama Selain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang harus disusun bersama oleh team, metode yang akan digunakan oleh mereka dalam proses pembelajaran Team Teaching pun harus direncanakan bersama-sama oleh anggota Team Teaching. Perencanaan metode secara bersama ini dilakukan agar setiap guru Team Teaching mengetahui alur proses pembelajaran dan tidak kehilangan arah pembelajaran.

c. Partner Team Teaching Memahami Materi dan Isi Pembelajaran Guru sebagai partner dalam Team Teaching bukan hanya harus mengetahui tema dari materi yang akan disampaikan kepada siswa saja, lebih jauh dari itu, mereka juga harus sama-sama mengetahui dan memahami isi dari materi pelajaran tersebut. Hal ini agar keduanya bisa saling melengkapi kekurangan pengetahuan yang ada di dalam diri masing-masing. Terutama ini dapat dirasakan manfaatnya dalam penyampaian materi pada siswa dan menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa atas penjelasan guru.

d. Pembagian Peran dan Tanggung Jawab Secara Jelas

Dalam Team Teaching, pembagian peran dan tanggung jawab masing-masing guru harus dibicarakan secara jelas ketika merencanakan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan, agar ketika proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas, mereka tahu peran dan tugasnya masing-masing. Tidak ada lagi yang namanya ketidak jelasan peran dan tanggung jawab dalam hal ini.

2. Tahap Inti

1) Satu guru sebagai pemateri dalam dua jam mata pelajaran penuh, dan satu orang sebagai pengawas dan pembantu team.

2) Dua orang guru bergantian sebagai pemateri dalam dua jam pelajaran, dalam hal ini berarti tugas sebagai pemateri dibagi dua dalam dua jam pelajaran yang ada.

3. Tahap Evaluasi

a. Evaluasi Guru Evaluasi guru selama proses pembelajaran dilakukan oleh partner team setelah jam pelajaran berakhir. Evaluasi dilakukan oleh masing- masing partner dengan cara memberi kritikan-kritikan dan saran yang membangun untuk perbaikan proses pembelajaran selanjutnya. Dalam hal ini setiap guru yang diberi saran harus menerima dengan baik saran-saran tersebut, karena hakekatnya itulah kelebihan dari team teaching. Setiap guru harus merasa bahwa mereka banyak mengalami kekurangan dalam diri mereka, tidak merasa diri paling benar dan paling pintar. Evaluasi ini a. Evaluasi Guru Evaluasi guru selama proses pembelajaran dilakukan oleh partner team setelah jam pelajaran berakhir. Evaluasi dilakukan oleh masing- masing partner dengan cara memberi kritikan-kritikan dan saran yang membangun untuk perbaikan proses pembelajaran selanjutnya. Dalam hal ini setiap guru yang diberi saran harus menerima dengan baik saran-saran tersebut, karena hakekatnya itulah kelebihan dari team teaching. Setiap guru harus merasa bahwa mereka banyak mengalami kekurangan dalam diri mereka, tidak merasa diri paling benar dan paling pintar. Evaluasi ini

b. Evaluasi Siswa Evaluasi siswa dalam hal ini mencakup pembuatan soal evaluasi dan merencanakan metode evaluasi, yang semuanya dilakukan secara bersama-sama oleh guru Team Teaching. Atas kesepakatan bersama guru harus membuat soal-soal evaluasi yang akan diberikan kepada siswa, disini guru Team Teaching harus secara bersama-sama menentukan bentuk soal evaluasi, baik lisan ataupun tulisan, baik pilihan ganda, uraian, atau

kombinasi antara keduanya. 8

C. Kelebihan Dan Kekurangan Team Teaching

a. Kelebihan Team Teaching Dalam sebuah praktek, team teaching mempunyai format yang berbeda-beda tetapi pada umumnya team teaching merupakan strategi dalam mengorganisasikan guru, sehingga dapat memacu percepatan dan peningkatan mutu pembelajaran.

Kelompok atau team terdiri atas guru-guru yang mempunyai kompetensi dan keahlian yang mungkin saja berbeda, tapi mereka harus bergabung dalam satu team work untuk merencanakan dan melaksanakan pembelajaran pada jam pelajaran dan kelas atau rombongan belajar yang

8 Ahmadi dan sudrajat,Kurikulum Dan Pembelajaran Team Teaching (http:www.yahoo.com,di akses 3 januari 2010) 8 Ahmadi dan sudrajat,Kurikulum Dan Pembelajaran Team Teaching (http:www.yahoo.com,di akses 3 januari 2010)

a. Beberapa kelebihan dari team teaching:

1. Team Teaching, diharapkan dapat membangun budaya kemitraan yang positif diantara guru sehingga terjalin kerja sama (kolaborasi) dalam meningkatkan proses pembelajaran yang lebih baik.

2. Team-teaching dapat lebih mematangkan kegiatan perencanaan dan persiapan mengajar. Dua orang guru atau lebih bisa saling berdiskusi untuk menyusun perencanaan pembelajaran, sehingga dapat mengantisipasi berbagai kendala dalam pelaksanaan pembelajaran.

3. Team teaching dapat menjamin pengawasan pembelajaran secara efektif. Dengan melibatkan lebih dari satu orang guru di dalam satu kelas, maka masing-masing siswa bisa mendapatkan perhatian yang cukup dalam memahami pelajaran yang diberikan. Hal ini membuat guru semakin peka terhadap situasi-situasi aktual di kelas.

4. Team-teaching dapat menjalin komunikasi yang intensif antar guru. Apabila team-teaching ini terdiri guru senior dan pemula, maka guru yang berpengalaman (senior) dapat membagi pengalamannya kepada guru pemula dan masing-masing juga saling melengkapi kekurangannya. Sehingga team-teaching ini secara tidak langsung bisa menjadi sarana pelatihan dan bimbingan bagi guru pemula yang baru dalam menjalankan tugasnya.

5. Team Teaching dapat menjadi alternatif untuk memenuhi beban mengajar 24 jam dalam satu minggu, sebagaimana tuntutan yang terdapat dalam PP no 74 tahun 2008 Bab IV pasal 52 ayat 2 tentang Beban Kerja guru, terutama bagi sekolah yang memiliki ratio jumlah guru dengan siswanya yang tidak seimbang.

b. Kelemahan team teaching Dalam melaksanakan team teaching para guru dituntut untuk mempunyai waktu ekstra dalam sinkronisasi pemikiran, pendapat dan ide-ide cemerlang agar dalam menghadapi kelas mereka adalah satu kesatuan yang kompak dan solid, dan ini perlu pembiasaan serta kedisiplinan yang tinggi. Sebab apabila salah satu anggota team tidak disiplin dan tidak mau berbagi pengalaman maka akan rusaklah team teaching yang dibentuk tersebut. Beberapa kelemahan team teaching:

1) Sebagian guru resisten terhadap satu macam metode pengajaran saja yaitu pengajaran single teacher teaching sehingga team teaching dirasakan suatu hal yang mengungkungnya.

2) Sebagian guru tidak suka dengan anggota teamnya sehingga hal ini akan menghambat kerjasama diantara anggota team.

3) Sebagian lainnya merasa bahwa mereka bekerja lebih banyak dan lebih keras, namun gajinya sama dengan anggota teamnya yang nota bene bekerjanya lebih malas.

4) Ada pula yang tidak mau berbagi ilmu dengan anggota teamnya, karena mereka merasa susah untuk mendaptkan ilmu tersebut sehingga mereka menikmatinya sendiri.

5) Team Teaching memerlukan energi dan pemikiran lebih banyak dibanding dengan mengajar secara individu. 9

D. Manfaat Team teaching

Engkoswara, (1984 : 70) menyatakan bahwa metode pengajaran team teaching memiliki manfaat yaitu.

1. Persiapan dan perencanaan mengajar lebih lengkap bila dikerjakan oleh team yang kompak dan penuh tanggung jawab.

2. Bila salah seorang guru tidak dapat mengajar tidak perlu ada pembebasan kelas. Guru yang lainnya dapat melanjutkan pelajarn menurut rencana yang telah ditetapkan bersama.

3. Guru-guru saling membantu bila diantara mereka (anggota) ada yang kurang memahami salah satu mata pelajaran.

4. Anak-anak memperoleh sumber dan bahan pelajaran dari beberapa orang yang berbeda kecakapannya.

5. Anak memilih dan melaksanakan tugas sesuai dengan minat dan kecakapan belajar masing-masing.

9 Agus santosa’s, Antara Team Teaching Dan Mengajar Disekolah Lain (http:www.yahoo.com,di akses 12 januari 2010)

6. Team teaching memberi kesempatan kepada orang-orang yang mempunyai kecakapan khusus yang tidak mempunyai profesi guru, tetapi

mau membantu guru mengajar. 10

E. Pengertian Prestasi Belajar

1) Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa melalui proses belajar hal ini sesuai dengan ungkapan Tu’u, prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang di capai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas

serta kegiatan pembelajaran di sekolah. 11 Sedangkan menurut Bloom dalam arikunto merumuskan prestasi

belajar sebagai perubahan tingkah laku, meliputi tiga ranah yaitu, ranah kognitif, ranah efektif, ranah psikomotorik. Ranah kognitif adalah perilaku yang menyangkut masalah pengetahuan, inoformasi, dan masalah kecakapan

intelektual. 12 ranah afektif adalah perilaku yang berupa sikap, nilai-nilai, dan prestasi, sedangkan psikomotorik adalah yang terutama berkaitan dengan

keterampilan / kelincahan dan kondisinya. 13 Bloom mengatakan bahwa, ranah kognitif terbagi menjadi enam

katagori, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan

10 Engkoswara , (1984 : 70) 11 Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Perilaku Dan Prestasi Siswa (Jakarta: Gramedia Widia

Sarana), Hal. 75 12 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta,

2002), hal. 117 13 Ibid..

evaluasi. Pengetahuan menyangkut kesiapan individu yang penekanannya pada mengingat atau mengenal gagasan metode / materi yang pernah dielajari. Pemahaman meliputi kemampuan siswa untuk menyerap makna dari apa yang telah dipelajari. Perapan merupakan kemampuan individu untuk menggunakan apa yang telah dipelajari kedalam situasi konkrit yang baru. Analisis menurut pemahaman dan penerapan yang penekanannya pada kemampuan untuk menorganisasikan atau mengiraikan suatu materi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Sintesis menyangkut kemampuan untuk mengembangkan bagian-bagian kecil menjadi bentuk yang bermakna. Sedangkan evaluasi menyangkut kemampuan untuk menilai suatu pengertian yang dipelajari dan kemampuan untuk memulai suatu masalah berdasarkan

kriteria yang di definisikan dengan jelas. 14

2) Pembelajaran Dalam Prespektif Islam Belajar dalam islam merupakan suatu kewajiban yang harus dimiliki oleh setiap insan. Agar manusia memiliki ilmu pengetahuan yang cukup serta memiliki kematangan dan integritas atau kesempurnaan pribadi dan

terbentuknya kepribadian muslim 15 Menurut Imam Gozali, manusia dapat mencapai kesempurnaan

apabila mau berusaha mencari ilmu dan selanjutnya mengamalkan fadilah melalui ilmu pengetahuan yang dipelajarinya. Fadilah ini selanjutnyadapat

14 Ibid.. 15 Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam (Bandung:CV Pustaka Setia.1998)

Hal.59 Hal.59

Mas’ud Said Abdul Qohar: Prestasi adalah apa yang telah kita dapat ciptakan hasil pekerjaan. 17 Dari beberapa uraian tersebut sangat jelas bahwa

islam menghendakiagar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Hal ini diketahui dari ayat 56 surat al-dzariyat:

∩∈∉∪ Èβρ߉ç7÷èu‹Ïω9 āÎ) }§ΡM}$#uρ £Ågø:$# àMø)n=yz $tΒuρ

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.(QS. Al-Dzariyat:56) 18

Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa proses belajar pada pendidikan islam yang total dan meliputi segala aspek kemampuan manusia tentang prestasi yang akan dicapai memerlukan landasan yang mengarahkan pada proses pelaksanaan pendidikan yang berdasarkan ajaran islam. Mengarahkan berbagai metode tersebut dapat didayagunakan agar efektif untuk mencapai suatu prestasi yang baik.

F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa

Di depan telah dikemukakan bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya sutu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan. Sampai dimanakah perubahan itu tercapai atau dengan

16 Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam (Bandung:CV Pustaka Setia.1998) Hal.72

17 Syaiful Bahri, Djamarah. Perstasi Belajar Dan Kompetensi Guru. (Surabaya: Usaha Nasional: 1994), hal. 15

18 Al-qur’an dan terjemahnya.

kata lain, berhasil atau tidaknya belajar itu tergantung kepada berbagai faktor yang mempengaruhinya

Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam siswa itu sendiri dan faktor yang datang dari luar siswa atau faktor lingkungan. faktor yang kemampuan yang dimiliki siswa besar sekali pengaruhnya terhadap prestasi yang dicapai.

Disamping faktor yang dimiliki siswa, ada juga faktor lain seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, fisik dan psikis.

Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:

1. Faktor internal siswa Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri siswa itu sendiri, baik dari segi fisik maupun psikis, yang meliputi:

a. Kematangan seorang anak akan belajar dengan baik apabila saat kematangan telah tiba, sebaliknya belajar akan sukar apabila kematangan belum tiba.

b. Kondisi fisik, kondisi jasmani yang sehat dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas ranah kognitif sehingga materi yang dipelajarinya kurang atau tidak membekas. Sedangkan yang termasuk aspek psikologis adalah: intelegensi, peserta didik yang cerdas akan lebih berhasil dalam kegiatan belajar karena ia lebih mudah menangkap dan memahami pelajaran b. Kondisi fisik, kondisi jasmani yang sehat dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas ranah kognitif sehingga materi yang dipelajarinya kurang atau tidak membekas. Sedangkan yang termasuk aspek psikologis adalah: intelegensi, peserta didik yang cerdas akan lebih berhasil dalam kegiatan belajar karena ia lebih mudah menangkap dan memahami pelajaran

c. Bakat siswa, bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan dimasa yang akan datang. Dengan demikian setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ketingkat tertentu sesuai dengan kapsitas masing-masing.

d. Motivasi siswa, motivasi belajar meripakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi belajar pada diri siswa dapat menjadi lemah sehingga akan melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya prestasi belajar akan menjadi menjadi rendah. Agar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat, maka hendaknya diciptakan suasana belajar yang menarik dan menggembirakan.

e. Rasa percaya diri, rasa percaya diri timbul dari keinginan bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya penakuan dan dukungan dari lingkungannya. Dalm proses belajar diketahui bahwa unjuk prestasi merupakan tahap pembuktian “perwujudan diri” yang di akui oleh guru dan rekan sejawatnya. Makin sering menyelesaikan tugas, maka ia akan sering memperoleh pengakuan umum dan dapat menimbilkan rasa percaya diri yang semakin kuat. Sebaliknya kegagalan yang berulang kali dapat menimbulkan rasa tidak percaya diri, dan bahkan dapat menurunkan prestasi belajar siswa.

f. Cita-cita siswa,. Pada umumnya setiap siswa memiliki suatu cita- cita dalam kehidupannya. Cita-cita sebagai motivasi perlu di didikkan. Didikan memiliki cita-cita harus ditanamkan dan dimulai sejak dini, agar anak itu termotivasi untuk mencapai cita-citanya. Cita-cita merupakan wujud eksplorasi diri siswa. Didikan pekilikan dan pencapaian cita-cita sebaiknya berpangkal dari kemampuan

19 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.( Bandung: PT Remaja Rosda Karya 2000), hlm. 132-134 19 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.( Bandung: PT Remaja Rosda Karya 2000), hlm. 132-134

2. Faktor eksternal siswa Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa itu sendiri, baik dari lingkungan sosial maupun non sosian, yang meliputi:

a. Keadaan keluarga. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan letak rumah semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa

b. Masyarakat. Lingkungan sosial siswa adalah masyarakat, tetannga, teman-teman sepermainan disekitar rumahnya. Kondisi masyarakat dilingkungan yang kumuh yang serba kekurangan dan dan banyak anak-anak pengangguran akan mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Karena banyak anak-anak yang tidak sekolah ia akan merasa kesulitan untuk bertukar pendapat mengenai pelajaran yang belum dipahaminya atau bahkan dirinya ikut-ikutan tidak bersekolah karena teman-temannya banyak yang tidak bersekolah.

c. Keadaan iklim, iklim yang panas pada umumnya tidak menguntungkan proses belajar sebab selain suhunya yang panas juga dapat menyebabkan proses belajar cepat melelahkan.

Sebalikmya udara yang dingin dapat membantu proses belajar. 21

d. Sarana dan prasarana pembelajaran. sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, alat dan fasilitas laboratorium sekolah dan berbagai media pembelajaran lainnya, sedangkan prasarana pembelajan dapat meliputi gedung sekolah, ruang belajar, lapangan olah raga, ruang ibadah dan lain-lain. Sekolah yang cukup memiliki

20 Dimyati Dan Mujiono, Belajar Dan Pembelajaran. (Jakarta: Rineka Cipta 1999), hlm 239-245 21 Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. (bandung: pt remaja rosda

karya 2000), hlm. 138-139 karya 2000), hlm. 138-139

e. Menurut Siti Rahayu Haditono di Indonesia ditemukan banyak siswa memperoleh angka hasil belajar yang rendah. Hal itu disebabkan oleh faktor-faktor seperti: a). kurangnya fasilitas sekolah, b). siswa makin dihadapkan oleh berbagai pilihan dan mereka merasa ragu dan takut gagal, c). kurangnya dorongan memtal dari orang tua, karena orang tua tidak memahami apa yang dipelajari anaknya diseklah dan d). keadaan gizi yang rendah,

sehingga siswa tidak mampu belajar lebih giat. 22

f. Kesempatan belajar. Pada kenyataannya banyak siswa yang tidak dapat belajar dengan baik dengan hasil yang baik dan tidak dapat meningkatkan hasil belajarny, akibatnya tidak adanya kesekpatan

yang disebabkan oleh sibuknya pekerjaan setiap hari. 23

3. Faktor pendekatan belajar Disamping faktor-faktor internal dan eksternal pada siswa sebagaimana yang telah dipaparkan diatas, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh pada taraf keberhasilan proses penbelajaran siswa tersebut. Di antara pendekatan belajar itu adalah: Pendekatan bigss dapat dikelompokkan kedalam tiga bagian yakni:

1. Pendekatan survace (bersifat lahiriyah) misalnya mau belajar karena dorongan dari luar antara lain takut tidak lulus yang mengakibatkam dia malu. Oleh karena itu gaya belajarnya santai asal hafal, dan tidak mementingkan pemahaman yang mendalam.