2 Skor penilaian diskusi dan presentasi siswa pada siklus satu
Tabel 4.2 Skor penilaian diskusi dan presentasi siswa pada siklus satu
No Interval skor
36 Cukup baik
5 50-59
6 40-49
7 kurang
7 00-39
Berdasarkan tabel diatas model belajar kelompok, diskusi, dan presentasi terbukti dapat meningkatkan prestasi yang dilaksanakan oleh siswa. Karena terlihat adanya peningkatan skor dari pre test yang semula nilai rata-rata kelas dari pre test sebesar 21,25% mengalami peningkatan menjadi 54,13%.
Refleksi Pelaksanaan Tindakan
Pada kegiatan siklus pertama , menunjukkan bahwa tidak ada permasalahan dalam penyusunan perencanaan tindakan pada RPP. Jadual jam mata pelajaran telah sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan proses belajar mengajar, sdangkan pada proses pelaksanaan tindakan menujukkan bahwa (1) peneliti terlebih dahulu menjelaskan materi dan melakukan tanya jawab kepada siswa (2) di adakan pre test untuk mengetahui kemampuan siswa pada pemahaman materi, (3) pertemuan kedua siswa masih belum terbiasa pada model pembelajaran berkelompok dan disertai dengan presentasi (4) pemberian tugas oleh kedua peneliti tentang model pembelajaran dengan berkelompok benar-benar memanfaatkan waktu siswa dengan baik, (5) pembelajaran dengan dua orang guru ternyata dapat memberikan pengetahuan yang bervariasi baik terhadap guru maupun siswa, (6) mempresentasikan hasil diskusi dapat melatih keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat di depan banyak orang, (5) penerapan strategi team teaching dengan model belajar kelompok, diskusi, dan Pada kegiatan siklus pertama , menunjukkan bahwa tidak ada permasalahan dalam penyusunan perencanaan tindakan pada RPP. Jadual jam mata pelajaran telah sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan proses belajar mengajar, sdangkan pada proses pelaksanaan tindakan menujukkan bahwa (1) peneliti terlebih dahulu menjelaskan materi dan melakukan tanya jawab kepada siswa (2) di adakan pre test untuk mengetahui kemampuan siswa pada pemahaman materi, (3) pertemuan kedua siswa masih belum terbiasa pada model pembelajaran berkelompok dan disertai dengan presentasi (4) pemberian tugas oleh kedua peneliti tentang model pembelajaran dengan berkelompok benar-benar memanfaatkan waktu siswa dengan baik, (5) pembelajaran dengan dua orang guru ternyata dapat memberikan pengetahuan yang bervariasi baik terhadap guru maupun siswa, (6) mempresentasikan hasil diskusi dapat melatih keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat di depan banyak orang, (5) penerapan strategi team teaching dengan model belajar kelompok, diskusi, dan
b. Temuan penelitian siklus satu
1) Proses perencanaan pembelajaran berjalan lancar, sesuai dengan rencana yang telah dibuat dan disusun secara berkolaborasi bersama dengan team peneliti / team guru (team teaching) dan siswa yang termuat dalam RPP dan dibuat berdasarkan pada siklus yang telah dibuat.
2) Proses pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancar, sesuai dengan RPP yang telah disusun bersama team peneliti diantaranya: (1) dengan penerapan kolaborasi guru (team teaching) dapat meningkatkan pengetahuan siswa dengan bervariasi karena dibimbing oleh dua orang guru, (2) pembelajaran model belajar kelpompok, diskusi, dan presentasi dapat melatih siswa dalam mengemukakan pendapatnya didepan banyak orang/ muka umum, (3) team teaching merupakan strategi baru bagi guru dan siswa, (4) team teaching telah memberi manfaat pada siswa dan guru untuk mempermudah siswa dalam pembelajaran IPS Terpadu, untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
3) Proses penilaian, team teaching terbukti dapat meningkatkan keaktifan dan presentasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu, pada data kuantitatif yang diperoleh oleh peneliti. Keaktifan siswa dalam presentasi pada siklus satu meningkat dari 3) Proses penilaian, team teaching terbukti dapat meningkatkan keaktifan dan presentasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu, pada data kuantitatif yang diperoleh oleh peneliti. Keaktifan siswa dalam presentasi pada siklus satu meningkat dari
13 siswa yang dinyatakan tidak lulus, karena nilainya kurang dari 65 / karang memenuhi KKM (kriteria ketuntasan minimal). Sedangkan hasil pada belajar siswa meningkat dari hasil presentasi yang mulanya nilai rata-rata kelas dari pre test sebesar 21,25% menjadi 54,13% pada hasil presentasi. Siswa yang tidak lulus sebanyak 7 orang siswa dan siswa yang lulus sebanyak 36 siswa, dan nilai yang diperoleh dapat dikatakan telah memenuhi KKM (kriteria ketuntasan minimal) sesuai dari ketentuan sekolah sebesar 65.
c. Paparan Data Siklus Dua
1) Perencanaan tindakan
Pada rencana tindakan siklus dua peneliti tetap menerapkan model belajar kelompok, diskusi, dan presentasi pada mata pelajaran IPS Terpadu. Untuk menindak lanjuti hasil dari analisis dan refleksi pada siklus satu, maka kedua peneliti berupaya untuk melakukan perbaikan pada proses pembelajaran strategi team teaching, yaitu dengan membiasakan siswa dengan sering berdiskusi dan sering presentasi supaya terbiasa untuk mengemukakan pendapat agar mempunyai keberanian.
Siklus ini terdiri dari dua kali pertemuan yang membahas materi tentang peningkatan mutu tenaga kerja (1x45 menit dengan satu kali pertemuan). Sebelum proses balajar mengajar dilaksanakan peneliti memulai penelitian ini dari beberapa tahap persiapan, yaitu:
a) Penerapan model belajar kelompok, diskusi, dan presentasi disusun dan di wujudkan dalam bentuk RPP (di lampiran). RPP disusun secara kolaboratif oleh kedua team peneliti / team guru (team teaching) IPS Tepadu dikelas VIII B, RPP yang telah dibuat memuat diantaranya: standar kompetensi, kompetensi dasar (SK,KD), indikator hasil belajar, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, langkah-langkah pembelajaran dalam penerapan team teaching dengan menggunakan model belajar kelompok, diskusi, dan presentasi serta rubrik penilaian yang digunakan dalam menentukan indikator keberhasilan pada pembelajaran. aspek yang dinilai pada hasil diarahkan pada ketepatan siswa dalam menjelaskan hasil presentasi dan ketepatan siswa dalam menanggapi. RPP dikembangkan berdasarkan silabus oleh peneliti dan guru IPS Terpadu di kelas VIII B.
b) Kedua team peneliti bekerja sama dengan guru IPS Terpadu dalam membuat soal post test
c) Membuat pedoman observasi untuk mengetahui, untuk mengetahui keaktifan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
2) Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan siklus dua diadakan satu kali pertemuan, pelasanaan ini dilaksanakan pada tanggal 21 mei 2010 pada pukul 13 00 WIB. Pembelajaran dilaksanakan dalam waktu 1x40 menit.
Pertemuan ketiga
Pada pertemuan ketiga ini siswa masuk kelas pada jam 14.08 WIB. Ada keterlambatan 7 menit. Setelah semua siswa masuk kelas peneliti pertama mulai mengabsen siswa, setelah selesai mengabsen peneliti kedua meminta pada dua kelompok yang belum presentasi untuk mempresentasikan hasil analisis gambar pada pertemuan sebelumnya. Ibu Yusnia terlihat memperhatikan dan menyimak setiap presetasi yang dilakukan oleh siswa, sementara ibu Asmaul melakukan penilaian terhadap kekreatifan dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Seperti pertemuan minggu lalu kegiatan presentasi berjalan lancar.
Kegiatan kedua kelompok berakhir pada pukul 14.30 WIB, selanjutnya guru menjelaskan materi yang telah dipresentasikan oleh siswa secara global agar siswa lebih memahami materi secara mendalam selama 10 menit. Pada sesion selanjutnnya adalah pengadaan pre test secara individu dan dibatasi selama 15 menit. Ibu Asmaul mengintruksikan kepada siswa agar memberi jarak pada tempat duduk mereka, ibu Yusnia memberikan lembar jawaban kepada siswa. Setelah waktu yang ditentukan habis maka siswa diminta mengumpulkan lembar jawaban.
Sebelum pertemuan diakhiri, peneliti memberi tugas rumah kepada siswa yakni dengan tema permasalahan angkatan kerja dan tenaga kerja sebagai sumber daya dalam kegiatan ekonomi, serta peranan pemerintah dalam upaya penainggulangannya dan minggu depan akan kita laksanakan pos test.
Pada pertemuan kali ini tema yang akan dibahas adalah lanjutan dari pertemuan sebelumnya, dikarenakan presentasi pada pertemuan sebelumnya belum selesai. Proses pembelajaran dengan beberapa tahap skenario telah ditetapkan dalam RPP.
Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung kedua team peneliti bertindak sebagai guru dan siswa yang mencatat lembar kerja pengamatan pada pedoman observasi. Hasil pengamatan guru dan siswa pada pertemuan keempat.
Kegiatan awal, pada pertemuan keempat yang merupakan awal siklus kedua ini, tepat pada pukul 16.00 WIB, keuda peneliti dan siswa memasuki kelas tepat pada waktunya. Pada kegiatan awal kedua team peneliti bersama siswa membahas tugas yang diberikan sebelumnya. ibu Yusnia menyuruh siswa untuk membacakan hasil tugasnya sedangkan ibu Asmaul memberi penilaian terhadap hasil tugas siswa . Setelah pembahasan selesai, siswa diminta oleh ibu Asmaul untuk mengulas kembali materi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.
Kegiatan inti, pada pukul 16.30 WIB, ibu asmaul menjelaskan secara global materi dengan menngunaan contoh gambar. Setelah selesai
menjelaskan materi ibu asmaul memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang telah disajikan. Ada I orang siswa yang bertanya kepada ibu Yusnia yang memantau dari belakang karena malu bertanya ibu Asmaul yang ada didepan kelas. Ibu Asmaul pun menjawab pertanyaan dari siswa. Setelah itu ibu Yusnia bertanya kepada siswa. sudah faham anak-anak? “Sudah bu”, kalau begitu kita mulai melakukan post test yang kedua, ibu Asmaul mulai mengatur jarak duduk antara siswa, sambil berkata”gak boleh nyontek loh ya”,sementara ibu Yusnia mulai membagikan lembar jawaban seperti biasa. Waktu yang disediakan untuk mengerjakan post test 15 menit. Setelah waktu post test habis ibu Asmaul kepada siswa untuk mengumpulkannya, dan ibu Yusnia mulai berkeliling untuk mengambil lembar jawaban
3) Penilaian Berdasarkan pengamatan, post test berjalan cukup lancar. Setelah dilakukan pengoreksian skor tiap-tiap siswa adalah sebagaimana disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.3
Skor Penilaian Prestasi Belajar Pada Presentasi Siklus Dua No
Interval skor
frekuensi
status
1 95-100
Lulus
2 90-94
8 Lulus
3 85-89
9 Lulus
4 80-84
9 Lulus
5 75-79
8 Lulus
Tidak lulus
Berdasarkan hasil dari skor tes tersebut dapat dikatakan bahwa strategi team teaching dengan model belajar kelompok, diskusi, dan presentasi terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS Terpadu yang telah dipelajari. Hal ini dapat dilihat dengan adanya hasil peningkatan skor yang semula nilai rata-rata kelas dari hasil presentasi sebesar 54,13% meningkat menjadi 87,96.
Bedasarkan hasil tabel diatas dapat dinyatakan bahwa tingkat keberhasilan kelas adalah 43 siswa yang dinyatakan lulus sebanyak 43 siswa , sedangkan yang gagal tidak ada karena skor tes yang ditentukan sudah memenuhi standar KKM.
Pertemuan keempat
ada pertemuan kali ini 22 mei 2010 pada pukul 16.00 WIB, siswa masuk kelas dengan tepat waktu. Pertemuan kali ini materi yang akan disampaikan adalah peningkatan mutu tenaga kerja.
Kegiatan awal, pada pertemuan keempat merupakan akhir dari siklus kedua. Pada pertemuan ini team guru mengabsen siswa, sebelum team guru melanjutkan pada materi selanjutnya terlebih dahulu team guru menjelaskan materi sebelumnya agar siswa lebih termotivasi dan lebih banyak mengingat.
Kegiatan inti Setelah itu ibu Asmaul dan ibu Yusnia menerangkan materi tentang peningkatan mutu tenaga kerja secara bergantian beserta Kegiatan inti Setelah itu ibu Asmaul dan ibu Yusnia menerangkan materi tentang peningkatan mutu tenaga kerja secara bergantian beserta
“sudah faham anak-anak?”, siswa menjawab”sudah bu”, kalau begitu kita mulai melakukan post test, ayo tempat duduknya dikasi jarak, ibu yusnia mengatur duduk siswa dan ibu asmaul membagikan soal post test yang telah dipersiapkan.
Berdasarkan hasil pengamatan tes keaktifan didalam kelas berjalan lancar. setelah dilakukan koreksi skor dari siswa adalah sebagai berikut dalam tabel:
Tabel 4.4 Skor Penilaian pos test Siswa Pada Siklus Dua
No Interval skor
37 Cukup sekali
Hasil Rekapan Pengamatan: dalam tahap ini menunjukkan suasana kelas lebih hidup dengan beberapa pertanyaan yang di ajukan oleh siswa, diantaranya:
“Hilal Fahmi, Bu kenapa orang Indonesia itu banyak yang miskin bu? Ibu asmaul menjawab: “ya karena di Indonesia itu banyak pengangguran, selain itu lapangan kerjanya juga terbatas, ibu Yusnia menambahkan penjelasan dari ibu Asmaul,” penyebab orang Indonesia itu jadi pengangguran juga karena mereka tidak memiliki keahlian dalam bidang tertentu yang bisa mereka andalkan. “Ahmad Sofi, kemampuannya kayan apa bu? Contohnya kalau punya keahlian memasak kan bisa jualan/buka warung, kalau mengerti tentang mesin kan bisa buka bengkel.
Hasil Wawancara dilakukan kepada guru pamong Drs. Hasbullah Huda untuk memperjelas perilaku belajar dan proses berpikir siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Peneliti mencatat hasil wawancara sebagai berikut:
“bagaimana hasil team teaching dari penelitian kami pak?” Bpk Huda mengungkapkan “oh Alhamdulillah, pas kalian selesai penelitian disini lebih mendingan, biasanya anak-anak tak tanyain materi itu diem aja gak njawab, lumayan ada keberanian mereka sekarang, memang kalau gak di telateni ya gak nyambung-nyambung anak-anak itu” mungkin kalo sama sampeyan anak-anak itu berani tanya, kalo sama saya ndak pernah memang”.
Hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas VIII B MTs Al-Maarif,
“dimana menurut kalian kalo model belajarnya seperti ini, enak sih bu, tapi tugasnya kok banyak ya bu?”ya justru dari tugas-tugas itu kita dapat mengetahui ukuran dari kemampuan kalian
Refleksi Tindakan
Pada kegiatan siklus kedua, telah menunjukkan bahwa tidak ada permasalahan dalam perencanaan tindakan (RPP). Jadual jam pertama telah sesuai dengan pelaksanaan tindakan yang menunjukkan bahwa (1) siswa sudah mulai terlihat terbiasa dalam model belajar kelompok, diskusi, dan presentasi dengan strategi team teaching, (2) siswa dapat mengerjakan soai post test tanpa mendapat kesulitan, (3) penerapan model belajar kelompok, diskusi, dan presentasi dengan strategi team teaching terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
d. Temuan Peneliti Siklus Dua
1) Proses perencanaan pada pembelajaran berjalan lancar, sesuai dengan rencana yang telah dibuat oleh kedua team guru seperti yang termuat dalam silabus dan RPP.
2) Proses pelaksanaan berjalan dengan lancar, sesuai dengan RPP, pelaksanaan model belajar kelompok, diskusi, dan presentasi dengan strategi team teaching menjadikan suasana pembelajaran lebih bervariatif.
3) Proses penilaian, strategi team teaching terbukti dapat membuat siswa lebih aktif. Prestasi belajar siswa meningkat dari hasil pre test yang semula nilai rata-rata kelas dari sebesar yang mulanya nilai rata-rata kelas dari pre test sebesar 21,25% menjadi 54,13% pada hasil presentasi 36,25 meningkat menjadi 91,89. Hasil pos test siklus dua dari 43 siswa yang dinyatakan lulus semua karena nilai yang diperoleh telah memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sebesar 65.