PENGARUH METODE DISKUSI KELOMPOK TUTOR S

PENGARUH METODE DISKUSI KELOMPOK TUTOR SEBAYA
TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN
BIOLOGI DI SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG

ZAHRAL HAYATI
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
SRIWIJAYA INDERALAYA 2013

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode diskusi kelompok tutor sebaya
terhadap aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran Biologi di SMA Srijaya Negara Palembang.
Penelitian ini dilakukan tanggal 9-23 september 2012 pada semester satu/gasal tahun pelajaran
2012/2013. Penelitian ini menggunakan sistem populasi dan sampel. Populasi yang digunakan
meliputi semua siswa kelas X yang terdiri dari 8 kelas, sedangkan sampel diambil secara acak
dengan undian. Dari pengundian tersebut diperoleh kelas sampel yang meliputi meliputi kelas X3
sebagi kelas eksperimen dan kelas X4 sebagai kelas kontrol. Kedua kelas tersebut berjumlah 62
siswa. Kelas eksperimen adalah kelas yang menggunakan metode diskusi kelompok tutor sebaya,
sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang menggunakan metode biasa yang dilakukan guru dalam
mengajar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi –

Eksperiment design) dengan desain Pretest-Posttets Control Group Design. Dari hasil penelitian
diperoleh rata-rata Gain kelas eksperimen sebesar 45,29, sedangkan kelas kontrol hanya sebesar
31,35. Rata-rata N.Gain kelas eksperimen 0.76, sedangkan kelas kontrol 0.44. Perbandingan ratarata ketuntasan kelas eksperimen sebesar 85,29, sedangkan kelas kontrol hanya memperoleh
22,58. Rata-rata keaktifan siswa pada kelas eksperimen sebesar 80,3%, sedangkan kelas kontrol
hanya sebesar 60,25%. Hal ini menunjukkan bahwa metode diskusi kelompok tutor sebaya
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Kata kunci : metode diskusi kelompok, tutor sebaya, hasil belajar, aktivitas, SMA Srijaya Negara
Palembang

Kurikulum

Tingkat

Satuan

sehingga hasilnya dapat dirasakan

Pendidikan (KTSP) adalah sebuah

oleh


konsep kurikulum yang menekankan
pada

berupa

penguasaan

terhadap

seperangkat

kompetensi

kemampuan

tertentu.

Pada sistem KTSP, guru


melakukan (kompetensi) tugas-tugas

berperan

sebagai

dengan standar performansi tertentu

fasilitator. Guru sebagai mediator

pengembangan

siswa,

mediator

dan

dan


fasilitator

berperan

dalam

Pada pelaksanaannya, proses

menyediakan pengalamann belajar

pembelajaran siswa dipengaruhi oleh

kepada siswa, memberikan kegiatan-

metode

kegiatan

merangsang


digunakan guru dalam mengajar.

membantu

Seorang guru dalam menyampaikan

mengekspresikan

gagasan-gagasan,

materi perlu memilih metode mana

menyediakan

sarana

yang

yang sesuai dengan keadaan kelas,


merangsang siswa berfikir secara

sehingga siswa merasa tertarik, untuk

produktif,

mengikuti pelajaran yang diajarkan

yang

keingintahuan

siswa,

serta

memonitor,

dan


menunjukkan

mengevaluasi

pembelajaran

(Slameto,

yang

2010:65).

Proses

apakah pemikiran siswa berkembang

pembelajaran

atau tidak (Kunandar, 2007:133).


mempengaruhi proses belajar. Proses

Oleh

belajar

karena

itu,

dalam

proses

siswa

adalah

juga


kegiatan

pembelajaran diharapkan terciptanya

dilakukan

interaksi antara guru dan siswa

mempengaruhi siswa agar dapat

secara

menyesuaikan

efektif.

(2012:160),
ialah

Menurut


proses

proses

Sudjana

pembelajaran
mengkoordinasi

dalam

yang

sendiri

diri

metode, dan alat, penilaian) yang


memungkinkan

saling

kehidupan

mempengaruhi,

saling

diri

dengan

lingkungannya agar menimbulkan
perubahan

dan

terhadap

maupun

sejumlah komponen (tujuan, bahan,
berhubungan

rangka

dalam

dirinya

berfungsi

masyarakat

yang
dalam

(Hamalik,

sehingga

2007:123). Pengajaran mengarahkan

menumbuhkan kegiatan belajar pada

proses belajar agar sasaran dari

siswa seoptimal mungkin menunjuk

perubahan

kepada perubahan tingkah laku siswa

sebagaimana

sesuai dengan tujuan yang telah

Berdasarkan

ditetapkan. Melalui hal ini guru

maka perlu dicari alternatif lain

dituntut

sehingga proses pembelajaran dapat

untuk

menguasai

keterampilan-keterampilan

dalam

itu

dapat
yang

diinginkan.

pernyataan

berlangsung

mengajar, sehingga mempengaruhi

menyenangkan.

proses belajar siswa.

tuntutan

tersebut,

aktif

dan

Sesuai

kurikulum

pembelajaran

tercapai

yang

dengan

ini,

strategi

diharapkan

adalah metode diskusi kelompok

sulit dicapai ketuntasannya oleh

tutor sebaya. Kelebihan metode ini

siswa yaitu pada pelajaran bioologi

menurut Herianto, dkk (2010:1),

bagian

siswa bukan hanya dijadikan sebagai

membahas mengenai materi ciri-ciri,

objek pembelajaran tetapi menjadi

replikasi, dan peranan virus dalam

subjek pembelajaran, dimana siswa

kehidupan. Oleh karena itu, metode

dijadikan sebagai tutor atau sumber

yang cocok untuk digunakan dalam

belajar dan tempat bertanya bagi

situasi

tersebut

temannya. Melalui cara ini, siswa

diskusi

kelompok

yang

melakukan

Pemilihan metode diskusi kelompok

(pengulangan)

tutor sebaya ini diharapkan dapat

menjadi

tutor

repetition
menjelaskan

kembali

materi

sehingga menjadi lebih paham dalam

2.

KD

2.1

yang

adalah

metode

tutor

sebaya.

meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar.

setiap bahan ajar yang disampaikan.
Dalam proses pembelajaran,

SK

Tutor

sebaya

ialah

sekelompok siswa yang telah tuntas

siswa dalam satu kelas dituntut untuk

terhadap

mampu mencapai nilai ketuntasan

memberikan tutorial kepada siswa

yang telah ditetapkan oleh masing-

yang mengalami kesulitan dalam

masing sekolah. Menurut Depdikbud

memahami bahan pelajaran yang

dikutip oleh Mansyur (1999: 5) suatu

dipelajarinya. Tutor sebaya bertugas

kelas telah tuntas belajar apabila di

membagi kelas dalam kelompok

kelas itu telah terdapat 85% atau

yang beranggotakan, 4 – 5 orang

lebih siswa yang telah mencapai nilai

siswa pada setiap kelompok di

70 ke atas atau 70. Namun, beberapa

bawah

siswa

pelajaran Biologi. Kriteria siswa

terkadang

mencapai

berhasil

ketuntasan

bimbingan

pelajaran,

guru

dan

mata

pada

yang dapat menjadi tutor sebaya

beberapa SK yang telah ditentukan.

yaitu siswa yang memiliki nilai

Hal itu dikarenakan pokok bahasan

akademik di atas Kriteria Ketuntasan

yang masih abstrak dan cenderung

Minimal

membosankan

siswa

peringkat 1-10 dikelas (setiawati,

untuk

2009:5). Metode ini juga diharapkan

mempelajarinya. Salah satu SK yang

dapat meningkatkan kecakapan siswa

kurang

nilai

tidak

bahan

sehingga

bersemangat

(KKM),

dan

termasuk

dalam

berkomunikasi

sehingga

biasa

yag

menggunakan
dimana

siswa

sistem

semua siswa lebih mudah dan leluasa

ceramah

dalam menyampaikan masalah yang

dijadikan sebagai objek dalam proses

dihadapi dan terpacu semangatnya

belajar. Dalam meningkatkan hasil

untuk mempelajari mata pelajaran

belajar

Biologi pada SK 2, KD 2.1.

tindakan penilaian atau evaluasi hasil

siswa,

prlu

hanya

dilakukan

Keuntungan lain yang didapat

belajar yang mencakup berbagai

dari penggunaan metode tutor sebaya

aspek yang dapat menggambarkan

ialah meningkatnya hubungan yang

perkembangan

lebih akrab antara murid dengan

tingkah laku yang terjadi pada diri

tutor dan lebih efisien. Selain itu,

peserta didik (Sudijono, 2011:32).

seorang

Kegiatan

tutor

atau

belajar

untuk

pengayaan

dan

dengan melakukan penilaian yang

meningkatkan rasa tanggung jawab.

berupa tes awal dan tes akhir untuk

Namun demikian, metode ini juga

mendapatkan

memiliki kekurangan, yaitu guru

hasil belajar siswa.

melakukan

evaluasi

perubahan

ini

rentang

dilakukan

perbedaan

harus tahu siswa yang mempunyai

Tes awal berfungsi untuk

pemahaman lebih, pengawasan tutor

menentukan kesiapan siswa/sejauh

harus dilakukan dengan baik dan

mana

proses

kemampuan

tutoring

akan

terhambat

siswa

telah

memiliki
mengikuti

manakala siswa yang ditutori merasa

pembelajaran, menentukan bagian

rendah

yang

mana dari materi yang telah dikuasai

ini,

siswa, menentukan efektivitas materi

misalnya, tidak ada yang mampu dan

setelah dilaksanakan tes akhir dan

bersedia menjadi tutor sebaya dalam

seberapa besar pengetahuan siswa

suatu kelas.

meningkat dengan adanya materi,

diri.

dihadapai

Pemasalahan

dalam

Sebagaimana

metode

yang

telah

serta mendapatkan informasi yang

dijelaskan sebelumnya, penggunaan

dapat

digunakan

untuk

menata

metode tutor sebaya dilakukan untuk

materi yang sesuai dengan kesiapan

memperoleh hasil belajar yang lebih

siswa. Tes awal ini bertujuan untuk

tinggi dari dibandingkan dengan

mengetahui sejauh mana para siswa

menggunakan metode pembelajaran

telah menguasai bahan pelajaran

yang

belum

diajarkan.

Berbeda

mengajar demikian mendorong siswa

dengan tes awal, tes akhir bertujuan

untuk

untuk mengetahui apakah semua

kesulitan. Selain itu, prinsip siswa

mata

tergolong

belajar aktif untuk mengembangkan

penting sudah dapat dikuasai dengan

kemampuan kognitif, keterampilan

baik oleh para peserta didik sehingga

manual

didapat perbedaan antara sebelum

berfikir.

dan

pelajaran

sesudah

yang

dilakukan

pembelajaran

di

kelas.

proses
Selain

melakukan tes pada awal dan akhir
proses

belajar,

evaluasi

juga

dilakukan pada saat siswa melakukan
aktivits belajar. Aktivitas ini berupa
fisik

maupun

mental.

Sebagai

contoh, seorang siswa sedang sedang
memperhatikan

guru

yang

menerangakan di depan kelas. Secara
fisik, siswa memang terlihat sedang
memperhatikan guru, namun secara
mental pikirannya tidak tertuju pada
pembelajaran di kelas (melamun).
Hal ini menunjukkan ketidakserasian
antara

fisik

dan

mental

siswa.

Kegiatan mengajar efektif dapat
dilakukan

untuk

mengurangi

ketidakserasian pada aktivitas belajar
siswa. Dalam kegiatan ini, siswa
dituntut untuk ikut serta pada proses
pembelajaran secara aktif
mendapatkan

agar

pengetahuan

berdasarkan kegiatan-kegiatan yang
dilakukan

sendiri.

Cara

belajar

bertanya

bila

kreativitas

mengalami

dan

logika

Metode Penelitian
Metode
dalam

yang

penelitian

eksperimen

digunakan
ini

semu

adalah

(Quasi



Eksperiment design) dengan desain
Pretest-Posttets
Design.

Control

Desain

ini

Group

mempunyai

kelompok kontrol, tetapi tidak dapat
berfungsi

sepenuhnya

mengontrol

variabel-variabel

yang

mempengaruhi

ekperimen.

Pada

untuk
luar

pelaksanaan

penelitian

ini

diberikan perlakuan yang berbeda
kepada kedua kelas sampel. Kelas
pertama (kelas eksperimen) diberi
perlakuan berupa metode diskusi
kelompok tutor sebaya. Kelas kedua
(kelas

kontrol)

menggunakan

pembelajaran yang biasa dilakukan
di sekolah yaitu metode ceramah.
Kedua kelas ini diberikan tes awal
dan ter akhir yang berupa soal
pilihan ganda.
Penelitian dilakukan di SMA
Srijaya

Negara

Palembang.

Penelitian dilaksanakan pada tanggal

Ha berbunyi penggunaan metode

9-23

(semester

diskusi

pelajaran

memiliki pengaruh hasil belajar pada

september

satu/gasal

2012

tahun

2012/2013).

Populasi

digunakan

dalam

yang

penelitian

kelompok

semua

siswa

kelas

X

semester

gasal

tahun

pelajaran

sebaya

mata pelajaran Biologi.

ini

meliputi

tutor

Prosedur penelitian dilakukan
melalui

3

tahap,

persiapan,

yaitu

tahap

pelaksanaan,

dan

2012/2013 yang terdiri dari 8 kelas.

penyelesaian. Pada tahap persiapan

Pengambilan

guru

secara

sampel

simple

ditentukan

perangkat

sampling

pembelajaran seperti silabus dan

(acak) dengan cara undian (Sugiono,

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

2012:120). Dari proses pengundian

(RPP), instrumen tes hasil belajar

tersebut, didapat 2 kelas penelitian,

dalam menggunakan tutor sebaya,

yaitu

menyiapkan

angket

observasi

eksperimen dan kelas X4 sebagai

(dilakukan

untuk

melihat

kelas control. Dalam kedua kelas

pelaksanaan aktivitas siswa selama

tersebut berjumlah 62 siswa dengan

proses pembelajaran berlangsung),

masing-masing kelas berjumlah 31

dan menyiapkan LKS untuk diskusi

siswa.

kelompok

kelas

random

menyiapkan

X3

Pada

sebagi

kelas

penelitian

ini

variabel,

yaitu

selanjutnya yaitu tahap pelaksanaan.

variabel bebas dan variabel terikat.

Pada tahap ini, kelas kontrol maupun

Variabel bebas berupa penggunaan

kelas eksperimen tidak memiliki

metode

perbedaan

menggunakan

2

diskusi

tutor

sebaya,

tutor

dalam

sebaya.

kegiatan

Tahap

awal

sedangkan variabel terikat berupa

maupun akhir dalam proses belajar.

aktivitas dan hasil belajar siswa pada

Perbedaan proses belajar pada kedua

pelajaran

itu,

kelas terletak pada kegian inti. Pada

penelitian ini juga menggunakan 2

kelas eksperimen, guru membagi

hipotesis, yaitu Ho dan Ha. Ho

siswa menjadi 7 kelompok yang

berbunyi penggunaan metode diskusi

terdiri

kelompok

tidak

kemudian

menyampaikan

memiliki pengaruh hasil belajar pada

informasi

tentang

mata pelajaran Biologi, sedangkan

memberikan LKS yang berisi tentang

Biologi.

tutor

Selain

sebaya

dari

4-5

siswa.
materi

Guru
sekilas
virus,

soal-soal yang berhubungan dengan

kelas kontrol hanya mengandalakn

materi

masing-

guru sebagai penyedia materi dan

masing tutor disebar pada tiap-tiap

melakukan tindakan ceramah serta

kelompok.

tutor

tanya jawab mengeai materi yang

mengkoordinasi proses diskusi agar

telah diajarkan. Tahap akhir pada

berlangsung kreatif dan dinamis,

penelitian

sedangkan guru hanya memantau

penyelesaian.

kegiatan tutorial. Apabila terlihat ada

dilakukan analisis mengenai data

kesulitan, barulah guru memberikan

aktivitas

bimbingan. Setiap masing-masing

menghitung homogenitas, menguji

tutor

perwakilan

hipotesis dengan menggunakan uji-t,

kelompok mempersentasikan hasil

menyimpulkan apakah Ho ditolak

diskusi (Herianto dkk., 2010:3-4).

atau Ha diterima, serta membahas

Berbeda dengan kelas eksperimen,

dan menyimpulkan hasil penelitian.

virus,

kemudian

Masing-masing

menyuruh

ini

yaitu

Pada

dan

tahap

tahap

hasil

ini,

belajar,

eksperimen 0.76 sedangkan kelas
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan

analisis

adanya

skor tes hasil belajar antara kelas

metode

eksperimen

sebaya terhadap siswa. Perbandingan

dan

hasil

kontrol 0.44. Hal ini menunjukkan

kelas

kontrol

peningkatan
diskusi

diperoleh perbedaan yang signifikan

rata-rata

pada

proses

gain

dan

N.Gain.

Kelas

pengaruh

kelompok

ketuntasan
belajar

siswa

juga

tutor
pada

mengalami

eksperimen memperoleh hasil tes

perbedaan yang signifikan dimana

awal sebesar 32,84 dan tes akhir

kelas eksperimen memperoleh 85,29,

sebesar

sedangkan

78,13.

Kelas

kontrol

memperoleh hasil tes awal sebesar
29,03 dan ters akhir sebesar 60,39.

kelas

kontrol

hanya

memperoleh 22,58.
Penelitian

juga

dilakukan

Dari kedua hasil tersebut dapat

untuk mengukur data yang dianalisis

dilihat rata-rata Gain pada kelas

berdistribusi

eksperimen 45,29 dan kelas kontrol

dengan menggunakan uji normalitas.

31,35. Hal ini menunjukkan adanya

Pengujian

pengaruh

menggunakan

hasil

belajar

yang

diperoleh oleh siswa. N.Gain kelas

normal

atau

ini
Statistical

tidak

dilakukan
Product

and Service Solutions (SPSS) dengan

statistik One-Sample Kolmogorov-

menguji

Smirnov Test. Taraf signifikan yang

hipotesis diambil dari uji normalitas

digunakan yaitu 5% (α = 0,05). Dari

dan

hasil

taraf

kelompok bedistribusi normal dan

signifikan kelompok eksperimen dan

homogen. Dari kedua hasil tersebut

kelompok control > 0,05 maka Ho

diperoleh signifikansi (0,00) ≤ 0,05,

diterima. Jadi, dapat disimpulkan

berarti Ho ditolak dan Ha diterima.

bahwa distribusi data kemampuan

Dengan demikian, ada pengaruh

awal siswa berdistribusi normal.

metode

perhitungan,

Selain

didapat

homogenitas

diskusi

Pengujian

dimana

kelompok

kedua

tutor

uji

sebaya terhadap aktivitas dan hasil

juga

belajar mata pelajaran Biologi di

menggunakan uji homogenitas untuk

SMA Srijaya Negara Palembang.

mengetahui

sampel

Artinya, siswa yang diberi perlakuan

Pengujian

dengan metode diskusi kelompok

normalitas,

homogen

menggunakan

hipotesis.

penelitian

ini

kelompok
atau

tidak.

dilakukan menggunakan Statistical

tutor

Product

kemampuan lebih baik dari pada

and

Service

Solutions

sebaya

siswa

Dari perhitungan diperoleh derajat

metode

diskusi

kebebasan (df) tes awal kelompok

sebaya.

Pada

eksperimen yaitu 9 dan kelompok

diperoleh hasil peningkatan rata-rata

kontrol 10. Kedua hasil tersebut

keaktifan

menunjukkan

kelompok

eksperimen sebesar 80,3% dan kelas

eksperimen dan kelompok kontrol

kontrol sebesar 60,25%. Hal ini

tidak

menunjukkan

terdapat

signifikan.

perbedaan

yang

Pada perhitungan pada

tidak

tingkat

(SPSS) dengan statistik chi-square.

bahwa

yang

memiliki

menggunakan

kelompok
metode

siswa

ini

pada

bahwa

tutor
juga
kelas

siswa

mengalami peningkatan keaktifan

tes akhir diperoleh derajat kebebasan

yamg

(df)

menggunakan metode diskusi tutor

kelompok

eksperimen

dan

kelompok kontrol yaitu 15. Hal ini
menunjukkan data tes akhir siswa
pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol

berdistribusi
Tahap

homogen.

selanjutnya

yaitu

sebaya.

sangat

jauh

pada

saat

Simpulan
Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan, metode diskusi tutor
sebaya

membawa

dampak

yang

Pendidikan

Indonesia.

Bandung.
Kunandar. 2007. Guru Profesional

sangat signifikan dalam peningkatan

Implementasi

aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal

Tingkat

itu dapat dilihat dari perolehan rata-

Pendidikan (KTSP) dan

rata Gain kelas eksperimen sebesar

Sukses dalam Sertifikasi

45,29,

sedangkan

Guru.

hanya

sebesar

N.Gain

kelas

sedangkan

kelas

31,35.

kontrol
Rata-rata

eksperimen

kelas

0.76,

kontrol

0.44.

Kurikulum
Satuan

Jakarta:

PT.

Rajagrafindo Persada.
Mansyur,

A.

1999.

Meningkatkan

"Upaya
Prestasi

Perbandingan rata-rata ketuntasan

Belajar

kelas eksperimen sebesar 85,29,

Kegiatan Belajar Dalam

sedangkan

hanya

Kelompok Kecil Dengan

Rata-rata

Tutor Sebaya Di SLTP

kelas

memperoleh
keaktifan

22,58.
siswa

eksperimen
sedangkan

kontrol
pada

sebesar
kelas

kelas
80,3%,

kontrol

hanya

sebesar 60,25%.

Siswa

Melalui

N. 1 Gunung Megang".
Skripsi. Indralaya: FKIP
Universitas Sriwijaya.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor –
Faktor

DAFTAR RUJUKAN

yang

Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.

Hamalik, O. 2007. Perencanaan
Pengajaran

Berdasarkan

Pendekatan

Sistem.

Jakarta. PT Bumi Aksara.
Herianto, D. Persaoran, S. Jajang, K.

Sudijono. 2011. Pengantar Evaluasi
Pendidikan.

Jakarta:

Rajagrafindo Persada.
Sudjana, N. 2002. Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar.

2010. Efektivitas Model

Bandung: PT. Remaja

Pembelajaran Tutor

Rosdikarya.

Sebaya

terhadap Hasil Belajar Siswa.
Bandung: Skrifsi. Universitas

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung:
Penerbit Alfabeta.