Pengaruh Budaya Organisasi dan Iklim Organisasi terhadap Motivasi Berprestasi Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Tahun 2011

20

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran

yang strategis dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.
Terwujudnya keadaan sehat merupakan keinginan semua pihak, tidak hanya manusia
sebagai individu, tetapi juga oleh keluarga, kelompok maupun masyarakat luas. Agar
dapat melakukan hal tersebut banyak hal yang perlu dilakukan, salah satu diantaranya
adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan
suatu upaya yang harus dilakukan secara menyeluruh dan terpadu, maka pendekatan
yang digunakan harus memperhatikan berbagai aspek kehidupan dari para pemakai
jasa pelayanan kesehatan itu sendiri. Karakteristik budaya yang bervariasi baik pasien
maupun perawat atau pemberi pelayanan kesehatan lain akan membuat permasalahan
menjadi kompleks.
Tenaga keperawatan adalah tenaga mayoritas di rumah sakit yang harus selalu

siap untuk membantu klien/pasien setiap saat. Perawat bekerja selama 24 jam perhari
dan tujuh hari dalam seminggu secara berkesinambungan untuk memberikan asuhan
keperawatan yang komprehensif dan profesional. Penilaian terhadap baik buruknya
sebuah rumah sakit sering dinilai dari penampilan tenaga keperawatannya (Depkes
RI, 1994).

Universitas Sumatera Utara

21

Pelayanan

kesehatan

menuntut

perawat

memiliki


pengetahuan

dan

keterampilan yang berkembangan sesuai perkembangan teknologi di bidang
kesehatan. Perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara
komprehensif. Pelayanan keperawatan yang dilakukan kepada pasien di rumah sakit
melalui asuhan keperawatan diharapkan berdaya guna dan berhasil guna.
Budaya organisasi adalah nilai dan norma yang berlaku di suatu organisasi
dan dianut secara bersama-sama oleh anggotanya, yang merupakan faktor penting
penentu keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Motivasi tenaga keperawatan
dalam melaksanakan pelayanan keperawatan di sarana pelayanan kesehatan seperti
rumah sakit dipengaruhi oleh nilai (value) budaya yang berkembang di organisasi
tempat bekerja. Budaya organisasi yang terbentuk dengan baik, akan memberikan
identitas yang baik pula pada anggota organisasi. Budaya organisasi juga memberikan
rasa aman pada anggota organisasi dan dapat merangsang pegawai untuk memiliki
motivasi berprestasi yang otomatis akan berpengaruh pada kinerjanya.
Budaya organisasi di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea sedikit banyak
dipengaruhi oleh budaya yang berkembang di pemerintah daerah Kabupaten Toba

Samosir, mengingat pemerintah daerah Toba Samosir dapat dianggap sebagai pendiri
organisasi yang pertama kali membawa nilai ke dalam organisasi. Budaya yang
ditanamkan di RSUD Porsea adalah menerapkan 3S yaitu Senyum, Sapa dan Santun
Untuk nilai yang ditanamkan di bidang keperawatan yaitu cepat, tanggap dan akurat.
Banyak fenomena yang terjadi di RSUD Porsea yang menyangkut budaya organisasi.

Universitas Sumatera Utara

22

Beberapa diantaranya berkaitan dengan perawat pelaksana melaksanakan tugas dan
fungsi sebagai perawat tanpa memperhatikan pelayanan keperawatan yang
dilaksanakannya berkualitas serta memuaskan pasien. Kondisi ini berkaitan dengan
peran perawat sebagai perawat pelaksana dalam melaksanakan tugasnya perawat
cenderung pasif dan menunggu perintah atasan yaitu perawat perencana. Sehingga
nilai cepat, tanggap dan akurat kurang dapat diaplikasikan dalam pelayanan yang
diberikan perawat.
Permasalahan lain yang menyangkut budaya organisasi di rumah sakit adalah
kurang baiknya kerja tim yaitu kerjasama yang terjalin diantara atasan dengan
bawahan. Pimpinan dianggap kurang dapat merangkul perawat dan menerima saran

atau kritikan disebabkan oleh pimpinan merasa sebagai orang yang lebih bertanggung
dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan rumah sakit sehingga pimpinan lebih
berhati-hati dalam mengambil keputusan.
Berdasarkan hasil penjajakan atau pengamatan menunjukkan permasalahan
yang menyangkut budaya organisasi ini menyebabkan tingkat kepuasan pasien rawat
inap yang relatif rendah yaitu 60% menyatakan kurang puas dan 40% puas. Masalahmasalah yang sering terjadi antara lain perawat datang ke ruangan pasien hanya jika
ada keluarga yang datang ke nurse station, untuk meminta bantuan. Perawat yang
datang ke pasien biasanya siswa perawat atau siswa yang lain. Pasien menyatakan
perawat kurang perhatian terhadap keluhan pasien, perawat kurang ramah, perawat
kurang disiplin dalam melaksanakan tugasnya.

Universitas Sumatera Utara

23

Ketidakpuasan pasien ini diasumsikan terkait rendahnya motivasi berprestasi
para perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan. Motivasi berprestasi adalah
perangsang keinginan dan daya penggerak kemauan bekerja anggota organisasi.
Rendahnya motivasi berprestasi perawat pelaksana ini dihubungkan dengan sulitnya
perawat menentukan sendiri jenjang karirnya. Berbeda dengan rumah sakit swasta,

jenjang karir dapat direncanakan dengan baik apabila berprestasi dengan baik.
Berbeda dengan perawat yang bekerja di rumah sakit pemerintah, yang kenaikan
pangkatnya telah terprogram secara regular. Sulitnya memperoleh kesempatan
pengembangan diri melalui pelatihan, seminar ataupun beasiswa menyebabkan
motivasi perawat pelaksana yang rendah. Untuk itu perlu dilakukan pembenahan
pada motivasi berprestasi perawat sehingga setiap perawat mampu memberikan
pelayanan terbaik kepada pasien, yaitu memberikan kepada pasien apa yang memang
diharapkan dan dibutuhkan dengan cara yang diinginkan sesuai standard operational
procedure (SOP).
Salah satu faktor yang memengaruhi motivasi berprestasi perawat adalah
iklim organisasi yang kondusif. Iklim organisasi adalah suatu konsep yang
menerangkan kualitas lingkungan organisasi yang dirasakan dan dialami anggotanya.
Hal ini akan menumbuhkan semangat kerja yang tinggi dan mempercepat proses
kerja yang menjadi tanggungjawab perawat. Sehingga perawat akan termotivasi
untuk berprestasi dengan melakukan setiap pekerjaan dengan baik.
Hasil penelitian Koesmono (2005) di industri pengolahan kayu di Jawa
Tengah menyatakan bahwa budaya organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap

Universitas Sumatera Utara


24

motivasi dan kinerja karyawan. Hasil penelitian terdahulu oleh Damanik (2007) di
Rumah Sakit Umum Dr.Djasamen Saragih Pematang Siantar, menyatakan bahwa
budaya organisasi berpengaruh terhadap motivasi berprestasi perawat. Hasil
penelitian Kosasih (2002) di Rumah Sakit “X” Medan, disebutkan bahwa dari tujuh
dimensi iklim organisasi, (struktur kerja, standar kerja, tanggungjawab, pengakuan,
dukungan, komitmen dan hubungan rekan sejawat). Hanya persepsi terhadap dimensi
pengakuan yang cukup rendah. Ini menunjukkan bahwa rumah sakit harus lebih
memperhatikan aspek tersebut dengan memberikan penghargaan kepada perawat
yang berprestasi sehingga dapat memacu motivasi perawat lainnya untuk berprestasi.
Iklim organisasi yang kurang kondusif seringkali membuat motivasi
berprestasi yang rendah. Fenomena yang terjadi berdasarkan hasil pengamatan
pendahuluan terhadap perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea didapatkan
bahwa, perawat kurang termotivasi untuk berprestasi antara lain karena iklim
organisasi yang kurang kondusif. Permasalahan yang terjadi antara lain, terjadi
ketidaksesuaian pembagian tugas dan pekerjaan karena adanya ketidaksesuaian latar
belakang pendidikan. Tidak adanya standar kerja yang ditetapkan membuat perawat
merasa tidak perlu meningkatkan kinerjanya, sehingga kebanggaanya menjadi bagian
dari rumah sakit pun rendah.

Fenomena lain yang menyangkut iklim organisasi berkaitan dengan imbalan
yang diterima perawat baik berupa insentif maupun jasa medis. Jumlah insentif dan
jasa medis yang menurut perawat terlalu kecil mengakibatkan motivasi berprestasi
perawat rendah. Kurangnya dukungan pemimpin dan tidak jelasnya promosi bagi

Universitas Sumatera Utara

25

yang berprestasi membuat perawat kurang termotivasi untuk berprestasi yang
otomatis berpengaruh besar pada rendahnya kinerja perawat di RSUD Porsea.
Rumah Sakit Umum Daerah Porsea terletak di daerah Ibu Kota Kecamatan
Porsea. Rumah sakit ini melayani kesehatan masyarakat Toba Samosir dengan jumlah
penduduk 172.933 jiwa. Di wilayah ini terdapat instalasi kesehatan lain berupa 18
puskesmas, 32 unit Puskesmas pembantu dan klinik emergency milik swasta. Kirakira 8 km dari RSUD Porsea terdapat rumah sakit swasta milik gereja yang
dikategorikan RSU Kelas C. Rumah sakit ini merupakan pesaing terhadap RSUD
Porsea. Kompetisi sangat dirasakan mengingat faktor-faktor pendukung RSUD
Porsea sendiri belum mampu bersaing dengan RS HKBP milik swasta.
Banyaknya keluhan pasien akan pelayanan perawat di ruang rawat inap RSUD
Porsea merupakan salah satu indikator rendahnya kinerja perawat. Banyak pasien

rujukan Puskesmas dan klinik swasta yang menolak dirujuk ke rumah sakit karena
diduga pelayanan keperawatan yang tidak memuaskan sebagai akibat rendahnya
motivasi berprestasi perawat, merupakan dasar dilakukannya penelitian ini. Oleh
karena itu perlu dilakukan pembenahan budaya organisasi dan iklim organisasi
karena budaya organisasi dan iklim organisasi yang kuat mendukung tujuan-tujuan
organisasi, sebaliknya yang lemah dan negatif menghambat atau bertentangan dengan
tujuan organisasi sehingga budaya

organisasi dan iklim organisasi

yang

dikembangkan manajemen rumah sakit diharapkan mampu memicu motivasi
berprestasi bagi perawat pelaksana, sehingga dapat meningkatkan kinerjanya.

Universitas Sumatera Utara

26

1.2


Permasalahan
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas dirumuskan permasalahan

sebagai berikut: bagaimana pengaruh budaya organisasi, dan iklim organisasi
terhadap motivasi berprestasi perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Daerah
Porsea tahun 2011.

1.3

Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh budaya organisasi dan iklim

organisasi terhadap motivasi berprestasi perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum
Daerah Porsea tahun 2011.

1.4

Hipotesis
Budaya organisasi, dan iklim organisasi berpengaruh terhadap motivasi


berprestasi perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Tahun 2011.

1.5

Manfaat penelitian

1. Penelitian ini sebagai bahan masukan bagi manajemen RSUD Porsea dalam
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pengelolan SDM khususnya yang
menyangkut budaya organisasi, dan iklim organisasi terhadap motivasi berprestasi
perawat.
2. Penelitian ini sebagai bahan masukan bagi peneliti dalam menambah wawasan dan
ilmu pengetahuan dalam bidang administrasi rumah sakit.

Universitas Sumatera Utara

27

3. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi akademisi untuk
pengembangan ilmu pengetahuan di Fakultas Kesehatan Masyarakat khususnya

Magister Kesehatan terutama manajemen administrasi rumah sakit.
4. Penelitian ini sebagai bahan referensi dalam penelitian akan yang dilakukan
selanjutnya di masa yang akan datang.

Universitas Sumatera Utara