Yeni Lantari F3509083

(1)

i

ANALISIS NETWORK BAJU BREAK DOWN STYLE NL 340 PADA DEPARTEMEN SEWING

PT. ALDINO WIJAYA GARMENT SUKOHARJO

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Program Studi Diploma III Manajemen Bisnis

Oleh:

Yeni Lantari F3509083

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2012 commit to user


(2)

ii


(3)

iii commit to user


(4)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Man Jadda Wajada

Barang siapa bersungguh-sungguh pasti berhasil.

Ketika kamu berhasil teman-temanmu akhirnya tahu siapa kamu.

Ketika kamu gagal kamu akhirnya tahu siapa sesungguhnya teman-temanmu.

(Aristoteles) Berbahagialah dia yang makan dari keringatnya sendiri,

Bersuka karena usahanya sendiri,

Dan maju karena pengalamannya sendiri.

(Pramoedya Ananta Toer)

Kupersembahkan Tugas Akhir ini untuk: Kedua orang tuaku tercinta Adikku Evi & Eva tersayang

Nenekku inspirasiku Julian Dwi Prasetyo Teman-teman Manajemen Bisnis Almamater


(5)

v

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan kemudahan-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “ANALISIS NETWORK BAJU BREAK DOWN STYLE NL 340 PADA DEPARTEMEN SEWING PT. ALDINO WIJAYA GARMENT SUKOHARJO”. Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, bimbingan, dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Wisnu Untoro, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Sinto Sunaryo, SE, M.si selaku Ketua Jurusan Manajemen Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Suryandari Istiqomah, SE selaku Pembimbing Akademis pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Sunarjanto, MM selaku Pembimbing Tugas Akhir yang tidak pernah berhenti memberikan saran saran serta kesabaran dalam membimbing penulis.

5. Bapak-Ibu dosen serta seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.


(6)

vi

6. Manajer dan seluruh staf karyawan PT. Aldino Wijaya Garment, terima kasih atas segala bimbingannya selama melaksanakan magang dan penyusunan Tugas Akhir. 7. Ayah dan Ibu. Terima kasih atas segalanya, kalianlah yang menjadikanku hingga

saat ini.

8. Teman-teman yang ikut memberi inspirasi selama pembuatan Tugas Akhir ini, Rachmani, Rizki, Radith, Santy, Ana terimakasih untuk persahabatan yang indah. 9. Pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi keutuhan Tugas Akhir ini. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita.

Surakarta, Juni 2012

Penulis


(7)

vii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...………... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...………... ii

HALAMAN PENGESAHAN...………... iii

ABSTRAK...………... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN.………... v

KATA PENGANTAR………...………... vi

DAFTAR ISI…………...………. viii

DAFTAR TABEL………...……….… xi

DAFTAR GAMBAR………...………... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB I. PENDAHULUAN………...…...…... 1

A. Latar Belakang Masalah………...… 1

B. Rumusan Masalah……….... 3

C. Tujuan Penelitian………...… 4

D. Manfaat Penelitian……….... 4

E. Metode Penelitian……….... 5

F. Kerangka Pemikiran………... 11

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ....………... ... 13

A. Proses Produksi………..…... 13 commit to user


(8)

viii

B. Manajemen Proyek...………...……..…... 14

C. Perencanaan dan Pengendalian Produksi...………...……. 15

D. Penjadualan...………...……..…... 18

E. Analisis Network...………...……..…... 18

BAB III. PEMBAHASAN………...…………. 24

A. Gambaran Obyek Penelitian...………..…………...……… 24

B. Laporan Magang Kerja...…... 41

C. Pembahasan Masalah... 44

BAB IV. PENUTUP...…………...…. .. 57

A. Kesimpulan... .…………...………..…….... 57

B. Saran... 58 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Urutan Perkiraan Waktu Penyelesaian dan Identifikasi Jalur Kritis Baju Break Down Style NL 340...….…... 49


(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran………...………... 11

Gambar 3.1 Struktur Organisasi………....…………. 28

Gambar 3.2 Bagan Proses Produksi... 38

Gambar 3.3 Diagram Network baju Break Down Style NL 340……… 50

Gambar 3.4 Diagram Network Waktu Penyelesaian………... 55


(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Magang Lampiran 2. Surat Pernyataan Tugas Akhir Lampiran 3. Penilaian Magang

Lampiran 4. Hasil penghitungan dengan POM (Production and Operations Management)

Lampiran 5. Gambar produksi dan hasil produksi


(12)

ABSTRAK

ANALISIS NETWORK

BAJU BREAK DOWN STYLE NL 340 PADA DEPARTEMEN SEWING

PT. ALDINO WIJAYA GARMENT SUKOHARJO Yeni Lantari

F3509083

Pelaksanaan proyek memerlukan perencanaan dan pengendalian yang baik terhadap semua kegiatan agar dapat terselesaikan tepat waktu dan efisien. PT. Aldino Wijaya Garment merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang garmen. Produksi dilakukan berdasarkan pesanan dari para pembeli, dan perusahaan diberi jangka waktu tertentu untuk menyelesaikan pesanan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui urutan kegiatan produksi pembuatan baju Break Down Style NL 340, mengetahui waktu yang dibutuhkan dalam penyelesaian pekerjaan apabila dilakukan secara normal, serta mengetahui jalur kritis agar diketahui batas waktu penyelesaian produksi.

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode PERT ( Program Evalution and Review Technique) dan CPM (Critical Path Method) yang nantinya merupakan input bagi perusahaan dalam melaksanakan fungsi perencanaan dan pengawasan produksi agar lebih baik.

Dari analisis pada produksi baju Break Down Style NL 340 di PT. Aldino Wijaya Garment dapat diketahui urutan kegiatan cupnat (A), smock (B), sambung bahu (C), pasang main label/brand (D), piping corong leher (E), plaket depan (F), pasang lengan (G), obras lengan (H), neci/kril (I), jahit samping dan pasang care label (J), obras samping (K), haming bawah (L), lubang kancing (M), pasang kancing (N), treming (O). Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan apabila dilakukan secara normal adalah 3.356,63 menit. Sedangkan jalur kritisnya adalah A – B – C – D – E – F – G – H – I – J – K – L – O dengan waktu penyelesaian 3.591,63 menit.

Dari kesimpulan yang diperoleh maka hendaknya perusahaan membuat penjadualan pelaksanaan untuk setiap kegiatan produksi agar perusahaan dapat mengantisipasi keterlambatan waktu penyelesaian.

Kata kunci: Network, penjadualan, PERT ( Program Evalution and Review Technique) dan CPM (Critical Path Method)


(13)

ABSTRACT

NETWORK ANALYSIS

OF BREAK DOWN STYLE CLOTHES NL 340 AT THE SEWING DEPARTMENT

PT. ALDINO WIJAYA GARMENT SUKOHARJO

Yeni Lantari F3509083

Implementation of the project needs to plan and good control toward all activities to be completed on time and efficiently. PT. Aldino Wijaya Garment is a manufacturing company engaged in the garment. Production process is based on orders from buyers, and companies are given a period to complete the order. The purpose of this research was to determine the sequence of production processes of making clothes Break Down Style NL 340, to know the time that taken to complete the work if it is done normally, and to know the critical path in order to settle the finishing deadline of the production process.

The methods that used in this research is PERT method (Program Evaluation and Review Technique) and CPM method (critical path method) that will be the input to the company in holding the planning function and carrying out the production process for the better.

From the analysis in the clothes Break Down Style NL 340-production process in PT. Aldino Wijaya Garment, it can be determined the sequence of activities, they are cupnat(A), Smock(B), connect the shoulder(C), put the brand / main label (D), piping funnel neck (E), front plaque(F), pairs of arms(G), arms Obras(H), neci / krill(I), sewing the side and plug the care label(J), Obras side(K), haming below(L), buttonholes(M), attach buttons(N), and treming(O). The times that need to complete the work if it is done normally is 3356.63 minutes. While, the critical paths are A-B-C-D-E-F-G-H-I-J-K-L-M-N-O, it needs 3591.63 minutes.

The conclusion is the company should make a schedule for implementation of each company's production activities in order to anticipate the delay in completing the work.

Key word: Network, scheduling, PERT, and CPM.


(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pesatnya perkembangan teknologi saat ini menyebabkan semakin ketatnyapersaingan terutama dalam bidang bisnis. Jaman yang semakin modern dan canggihnya teknologi mempengaruhi produktifitas perusahaan manufaktur. Perusahaan dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam pengembangan perusahaan terutama di bidang proses produksinya. Proses produksi sangat berperan penting dalam peningkatan hasil produksi.

Dalam proses produksi sering ditemui adanya keterlambatan proses karena adanya hambatan pada proses produksinya, sehingga waktunya menjadi lebih lama dari waktu yang telah direncanakan. Penyusunan perencanaan, penjadualan, pengawasan serta pengendalian produksi yang intensif diharapkan bisa mencapai target produksi secara efektif dan efisien.

Peranan perencanaan dan pengendalian produksi adalah semata-mata dimaksudkan untuk mengkoordinasikan kegiatan dan bagian-bagian yang langsung atau tidak langsung dalam berproduksi, merencanakan, menjadualkan dan mengendalikan kegiatan produksi dari mulai tahapan bahan baku, proses sampai output yang dihasilkan, sehingga perusahaan


(15)

2 itu betul-betul dapat menghasilkan barang atau jasa degan efektif dan efisien.

Agar pelaksanaan proses produksi dapat selesai tepat waktu diperlukan penentuan urutan kegiatan dan waktu penyelesaian kegiatan. Apabila dalam proses produksi mengalami keterlambatan akan mengakibatkan bertambahnya waktu danbiaya.Untuk menghindari hal tersebut, perusahaan dapat menerapkan suatu metode kerja dengan menggunakan analisis network atau jaringan kerja yang bisa digunakan sebagai acuan pelaksanaan dalam proses produksi agar bisa berjalan dengan lancar.

Menurut Gitosudarmo (2002 : 297) analisis Network merupakan suatu metode analisis yang mampu memberikan informasi kepada perusahaan untuk dapat melakukan perencanaan dan mengendalikan suatu kegiatan produksi atau proyek yang akan dilaksanakan.

PT. Aldino Wijaya Garment merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri garmen yang berlokasi di Jl. Mawar No.10 Baki, Sukoharjo. Perusahaan ini memproduksi berbagai jenis produk yang salah satunya penulis ambil untuk bahan TA (Tugas Akhir) yaitu produksi baju break down styleNL 340. Proses produksi ini dilakukan berdasarkan pesanan dari para pembeli, dan perusahaan diberi jangka waktu tertentu untuk menyelesaikan pesanan tersebut. Agar perusahaan bisa menyelesaikan pesanan sesuai dengan waktu yang ditentukan, maka perusahaan memiliki perencanaan produksi agar bisa


(16)

3 menjamin kepuasan konsumen. Karena kepuasan konsumen merupakan cara untuk mendapatkan kepercayaan dari konsumen, sehingga jika konsumen puas maka diharapkan konsumen akan menambah pesanan.

Untuk bisa mencapai perencanaan dan pengendalian yang baik diperlukan adanya metode khusus dalam penelitian ini, yaitu

menggunakan analisis Network dengan metode PERT ( Program

Evalution and Review Technique) dan CPM (Critical Path Method). Metode ini dapat digunakan untuk membantu melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian proyek agar lebih baik. PERT dan CPM membantu manajer dalam memperbaiki efisiensi pengerjaan proyek-proyek segala ukuran.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis dalam menyusun tugas

akhir mengambil judul : “ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI

BAJU BREAK DOWN STYLE NL 340 PADA DEPARTEMEN

SEWING PT. ALDINO WIJAYA GARMENT SUKOHARJO”

B. Rumusan Masalah

1. Aktivitas – aktivitas apa saja yang dilakukan dalam produksibaju break down style NL 340pada departemen sewing?

2. Berapa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tiap-tiap pekerjaan dalam produksibaju break down style NL 340?


(17)

4 3. Bagaimana menentukan jalur kritis dalam produksi baju break down style NL 340 agar diketahui waktu penyelesaian yang paling efisien?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui aktivitas – aktivitas yang dilakukan dalam produksi baju break down style NL 340.

2. Untuk mengetahui waktu penyelesaian tiap-tiap pekerjaan dalam produksi baju break down style NL 340.

3. Untuk mengetahui jalur kritis dalam produksi baju break down style NL 340 sehingga diketahui waktu penyelesaian yang paling efisien.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

a. Memberikan masukan dan pedoman bagi perusahaan dalam

memperkirakan waktu penyelesaian produksiyang paling efisien dalam waktu pembuatan.

b. Hasil dari penelitian dapat digunakan perusahaan sebagai salah satu dasar dalam pengambilan keputusan dimasa yang akan datang, khususnya keputusan yang berkaitan dengan sistem penjadualan dalam perusahaan.


(18)

5 2. Bagi Penulis

a. Meningkatkan pengetahuan tentang penggunaan analisis

network pada proses produksi yang diperoleh dari perkuliahan.

b. Dapat membandingkan antara kajian teori tentang analisis network dengan keadaan sebenarnya.

3. Bagi Pihak Lain

Dapat dijadikan sebagai acuan referensi yang berkaitan dengan kegiatan proses produksi bagi peneliti selanjutnya.

E. Metode Penelitian

1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif mengenai sistem penjadualan dengan menggunakan metode PERT pada PT. Aldino Wijaya Garment.

2. Objek penelitian

Penelitian tentang proses produksi dengan analisis network ini dilakukan pada PT. Aldino Wijaya Garment yang berlokasi di Jl. Mawar No.10 Baki, Sukoharjo.

3. Sumber Data

Menurut Kuncoro (2006 : 127) terdapat 2 jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :


(19)

6 a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dengan

survei lapangan yang menggunakan pengumpulan data original.

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah : 1) Urutan kegiatan kerja proses produksi. 2) Waktu penyelesaian setiap pekerjaan. 3) Rincian kegiatan kerja proses produksi.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.

1) Sejarah berdirinya perusahaan. 2) Struktur organisasi perusahaan. 3) Tujuan perusahaan.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam membantu menyelesaikan penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data. Adapun teknik-teknik pengumpulan data tersebut antara lain :

a. Teknik Interview atau Wawancara

Menurut Jogiyanto (2005 : 617) teknik wawancara yaitu mengadakan wawancara secara langsung dengan narasumber, antara lain dengan kepala bagian atau


(20)

7 karyawan bagian produksi untuk mengetahui kegiatan kerja proses produksi.

b. Teknik Observasi

Menurut Jogiyanto (2005 : 623) teknik observasi yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti sehingga diperoleh data yang akurat, antara lain rincian kegiatan proses produksi.

c. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan cara

mengumpulkan data arsip yang dibutuhkan oleh peneliti, berupa data proses produksi, struktur organisasi, tujuan perusahaan dan sejarah perusahaan.

5. Teknik Analisis Data

Metode analisis data dengan membuat gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai PT. Aldino Wijaya Garment dan optimasi keputusan yaitu teknik untuk melakukan sintesa suatu keputusan optimal.

Dalam penelitian/laporan ini dilakukan analisis dengan

menggunakan metode Jaringan Kerja atau network. Adapun

langkah-langkah penyusunan analisis Network adalah sebagai berikut :


(21)

8 a. Mengidentifikasi Aktivitas

Aktivitas-aktivitas apa saja yang diperlukan dalam proses produksibaju break down style NL 340.

b. Routing proses produksi

Semua pekerjaan atau kegiatan apa saja yang harus diselesaikan sebelum suatu pekerjaan dimulai.

c. Menentukan urutan kegiatan dan waktu dalam penyelesaian

suatu pekerjaan dengan menggunakan metode PERT

dengan rumus:

Dimana :

waktu yang diharapkan untuk menyelesaikan

aktivitas

waktu optimistik, waktu kegiatan bila semua berjalan baik tanpa hambatan

waktu pesimistik, waktu kegiatan bila terjadi hambatan

waktu realistik, waktu kegiatan bila dilaksanakan

dalam kondisi normal

(Render dan Heizer, 2009 : 93) commit to user


(22)

9

d. Menyusun Diagram Network

1) Setiap kegiatan untuk menyelesaikan proses

produksi secara keseluruhan ditulis dalam bentuk simbol.

2) Menggambarkan diagram Network

Keterangan :

: Anak panah, sebagai simbol kegiatan : Lingkaran, sebagai simbol kejadian atau peristiwa

: Anak panah terputus-putus, sebagai simbol kegiatan tertentu.

3) Menentukan jalur penyelesaian yang terlihat pada diagram network. Kemudian dihitung jumlah waktu yang dipergunakan dalam setiap jalur. Dengan

8 7

6

1 2

4 3

5


(23)

10 langkah tersebut ditemukan jalur yang paling panjang atau paling lama yang disebut jalur kritis. e. Mengidentifikasikan jalur kritis penyelesaian pekerjaan

Mengidentifikasi jalur kritis untuk menentukan kuantitas masing-masing pekerjaan berikut ini :

1) ES = Earliest Start, waktu mulai aktivitas paling awal.

2) LS = Latest Start, waktu mulai aktivitas paling akhir.

3) EF = Earliest Finish, waktu penyelesaian aktivitas paling awal.

4) LF = Latest Finish, waktu penyelesaian aktivitas paling akhir.

5) S = Slack/waktu mundur aktivitas

Untuk menghitung ES, LS, dan S dengan rumus sebagai berikut :

atau


(24)

11

F. Kerangka Pemikiran

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Keterangan:

Peningkatan permintaan konsumen terhadap produk baju break down style

NL 340 sangat diharapkan oleh tim manajemen PT. Aldino Wijaya Garment. Dalam prosesnya, setelah permintaan konsumen diterima oleh kepala bagian produksi kemudian perencanaan produksi mulai disusun. Perencanaan produksi

Analisis Network Perencanaan produksi, berdasarkan:

- Jumlah kain

- Panjang kain

- Jenis kain

Efisiensi waktu Scheduling Permintaan

konsumen


(25)

12 disesuaikan dengan permintaan konsumen, antara lain jumlah kain, panjang kain, serta jenis kain. Tahap berikutnya adalah scheduling atau penjadualan mengenai alokasi waktu yang diperlukan oleh tiap kegiatan serta urutan pekerjaan yang harus dilakukan. Kemudian untuk menganalisa scheduling yang telah dibuat dapat digunakan metode analisis network yaitu PERT dan CPM yang nantinya dapat diperoleh waktu yang lebih efisien.


(26)

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Proses Produksi

Menurut Nasution (2003 : 3) proses produksi merupakan cara, metode, dan teknik utuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu produk dengan mengoptimalkan sumber daya produksi (tenaga kerja, mesin, bahan baku, dana) yang ada. Sistem produksi secara ekstrim dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Proses Produksi Terus-menerus (Continuous Process)

Proses produksi kontinyu tidak memerlukan waktu set up yang lama karena proses ini memproduksi secara terus menerus untuk jenis produk yang sama.

Beberapa karakteristik dari proses produksi yang terus menerus yaitu: produk yang dihasilkan dalam jumlah besar, menggunakan sistem atau cara urutan pengerjaan, apabila salah satu mesin rusak maka proses produksi akan terhenti, mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi bersifat khusus untuk menghasilkan produk, dan persediaan bahan baku dan bahan dalam proses lebih rendah dibandingkan dengan proses terputus.

2. Proses Produksi Terputus (Intermittent Process)

Proses produksi terputus memerlukan total waktu set up yang lebih lama karena proses ini memproduksi berbagai commit to user


(27)

14 spesifikasi barang sesuai pesanan, sehingga adanya pergantian jenis barang yang diproduksi akan membutuhkan kegiatan set up yang berbeda.

Beberapa karakteristik proses produksi terputus yaitu: produk yang dihasilkan dalam jumlah kecil, menggunakan sistem atau cara penyusunan peralatan berdasarkan fungsi dalam proses produksi, mesin-mesin yang dipakai proses produksi bersifat umum, proses produksi tidak mudah terhenti walapun terjadi kerusakan, dan persediaan bahan baku biasanya tinggi.

B. Manajemen Proyek

Menurut Nasution (2003 : 11) Proyek adalah proses penciptaan suatu jenis produk yang agakrumit dengan suatu pendefinisian urutan tugas-tugas yang teratur akan kebutuhan sumber daya dan dibatasi oleh waktu penyelesaian.

Menurut Purnomo (2004 : 327) Konsep manajemen proyek meliputi empat fase, yaitu:

1. Merencanakan

Kegiatan identifikasi dan penentuan langkah-langkah kegiatan yang akan datang yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang diinginkan.


(28)

15

2. Mengorganisir

Kegiatan untuk mengatur dan mengalokasikan kegiatan dan sumber daya agar dapat mencapai sasaran secara efektif dan efisien.

3. Memimpin

Kegiatan mengarahkan dan mempengaruhi sumber daya manusia agar mau bekerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

4. Mengendalikan / Mengawasi

Kegiatan mengukur dan membandingkan hasil kegiatan dengan rencana yang digariskan.

C. Perencanaan dan Pengendalian Produksi

Menurut Nasution (2003 : 13) perencanaan dan pengendalian produksi dapat disebut juga dengan PPC (Planning Production Control). PPC didefinisikan sebagai proses merencanakan dan mengendalikan aliran material yang masuk, mengalir dan keluar dari sistem produksi sehingga permintaan dapat dipenuhi dengan jumlah yang tepat, waktu penyerahan yang tepat, dan biaya produksi minimum.

Pekerjaan yang terkandung dalam PPC secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua hal yang saling berkaitan, yaitu:

1. Perencanaan produksi

a. Berjangka Waktu


(29)

16 Proses produksi memerlukan keterlibatan bermacam-macam tingkat keterampilan tenaga kerja, perlatan, modal dan informasi yang biasanya dilakukan secara terus menerus dalam jangka waktu yang sangat lama.

Lingkungan yang dihadapi perusahaan, pola permintaan, tersedianya bahan baku dan bahan penunjang, iklim usaha, peraturan pemerintah, persaingan menunjukkan pola yang tidak menentu dan akan selalu berubah dari waktu ke waktu.

b. Berjenjang

Perencanaan produksi akan bertingkat dari perencanaan produksi level tinggi sampai perencanaan produksi level rendah.

c. Terpadu

Perencanaan produksi akan melibatkan banyak faktor, seperti bahan baku, mesin, tenaga kerja, dan waktu.

d. Berkelanjutan

Perencanaan produksi disusun untuk suatu periode tertentu yang merupakan masa berlakunya perencanaan tersebut.

e. Terukur

Selama pelaksanaan proses produksi, realisasi dan rencana produksi akan selalu dimonitor untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan.


(30)

17 f. Realistik

Rencana produksi yang dibuat harus sesuai dengan kondisi yang ada dalam perusahaan, sehingga target yang ditetapkan merupakan nilai yang realistik untuk dapat dicapai dengan kondisi yang dimiliki perusahaan pada saat rencana tersebut dibuat.

g. Akurat

Perencanaan produksi harus dibuat berdasarkan informasi-informasi yang akurat tentang kondisi internal dan eksternal sehingga angka-angka yang dimunculkan dalam target produksi dapat dipertanggung jawabkan.

h. Menantang

Rencana produksi yang baik harus menetapkan target produksi yang hanya dapat dicapai dengan usaha yang sungguh-sungguh.

2. Pengendalian produksi

Rencana poduksi yang telah disusun tidak dapat dilaksanakan tanpa adanya pengendalian terhadap pelaksanaan rencana. Pengendalian produksi adalah fungsi staff, karena itu tidak merupakan wewenang langsung dari lini organisasi. Pengendalian terdiri dari prosedur-prosedur untuk menentukan penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan dan tindakan perbaikan diperlukan untuk mengeliminir penyimpangan.


(31)

18

D. Penjadualan

Menurut Render dan Heizer (2009 : 90) penjadualan proyek meliputi pengurutan dan pembagian waktu untuk seluruh aktivitas proyek. Pada penjadualan, seorang manajer memutuskan berapa lama waktu yang diperlukan untuk setiap aktivitas atau kegiatan.

Namun sebelum memulai penjadualan ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum membuat penjadualan, yaitu mengenai sarana dan prasarana yang ada, seperti jumlah permintaan, bahan baku, biaya, dan kapasitas sumber daya manusia. Dengan adanya penjadualan (schedulling) produksi kinerja karyawan akan lebih terarah, mereka dapat mengetahui dengan pasti tentang apa yang harus segera dilakukan dan berapa lama waktu yang mereka perlukan untuk melakukan tugas tersebut.

E. Analisis Network

1. Pengertian Analisis Network

Menurut Gitosudarmo (2002 : 297) Analisis Network

merupakan suatu metode analisis yang mampu memberikan informasi pada perusahaan dapat melakukan perencanaan dan pengendalian suatu kegiatan produksi atau proyek yang akan dilaksanakan. Metode ini digunakan untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan yang bersifat rutin atau terutama pada tiap-tiap proses produksi yang intermitted atau produksi pesananan. Dengan menggunakan analisis network sebagai alat perencanaan, maka


(32)

19 perencanaan dapat disusun dengan baik serta dapat dilakukan relokasi tenaga kerja.

Menurut Gitosudarmo (2002 : 301) diagram network

merupakan sebuah bagan yang sistematis dari kegiatan-kegiatan serta kejadian-kejadian didalam melaksanakan proses produksi dan dalam penggambarannya menggunakan simbol-simbol. Dalam hal ini terdapat beberapa simbol yang diperlukan, yaitu:

a. Simbol anak panah

Menunjukkan sebuah kegiatan atau aktivitas, yang dimaksud kegiatan disini adalah segala tindakan yang memakan waktu dalam pemakaian atau penggunaan sejumlah material, tenaga kerja serta peralatan.

b. Simbol lingkaran

Menunjukkan suatu kejadian (event), baik kejadian atas selesainya suatu kegiatan tertentu atau kejadian dimulainya kejadian yang lain.

c. Simbol anak panah putus-putus

Melambangkan kegiatan semu (dummy). Dalam kegiatan network kegiatan semu boleh ada dan boleh tidak. Kegiatan semu dimunculkan untuk menghindari diantara dua peristiwa terdapat lebih dari suatu kegiatan.


(33)

20

2. Metode Analisis Network

Ada dua metode analisis networkyang paling terkenal dan digunakan dalam penjadualan dan pengawasanyaitu:

a. PERT (Program Evaluation and Review Technique)

PERT merupakan suatu metode analitik yang

dirancang untuk membantu dalam schedullingdan

pengawasan yang kompleks, yang memerlukan kegiatan tertentu itu mungkin tergantung pada kegiatan-kegiatan teretentu yang harus dijalankan dalam urutan tertentu dan kegiatan-kegitan itu mungkin tergantung pada kegiatan-kegiatan yang lain.

PERT menggunakan tiga estimasi waktu yaitu, waktu optimistik, waktu realistik, dan waktu pesimistik untuk mendapatkan waktu kegiatan yang diharapkan (expected time) dengan rumus :

Keterangan :

waktu yang diharapkan untuk menyelesaikan

aktivitas

waktu optimistik, waktu kegiatan bila semua berjalan baik tanpa hambatan


(34)

21

waktu pesimistik, waktu kegiatan bila terjadi hambatan

waktu realistik, waktu kegiatan bila dilaksanakan dalam kondisi normal

(Render dan Heizer, 2009 : 93)

b. Analisis CPM (Critical Path Method)

Menurut Gitosudarmo (2002 : 297) jalur kritis merupakan jalur di dalam diagram network itu, dimana jalur tersebut memiliki waktu penyelesaian pada jalur-jalur yang lain. Jumlah waktu penyelesaian yang terbesar itu berarti merupakan minimum yang dibutuhkan oleh keseluruhan proses produksi itu.

Adapun sifat-sifat jalur kritis :

1) Jalur kritis merupakan jalur yang memakan waktu terpanjang dalam proses produksi.

2) Jalur kritis adalah jalur yang tidak memiliki tenggang waktu selesainya suatu tahap kegiatan yang lain dalam proses produksi.

Dalam Render dan Heizer (2009 : 93) CPM

(Critical Path Method) adalah teknik manajemen proyek yang menggunakan hanya satu faktor waktu per aktivitas.


(35)

22

Pada metode CPM dikenal dengan adanya analisis

jalur kritis (Critical Path Analysis) yaitu jalur waktu terpanjang yang terdapat diseluruh jaringan. Untuk mengetahui jalur kritis dengan menghitung dua waktu awal dan akhir yang berbeda untuk setiap aktivitas, hal ini dilakukan sebagai berikut :

Mulai paling awal : waktu paling awal suatu aktivitas

dimulai dengan asumsi semua

pendahulunya sudah selesai ES

(Earliest Start).

Selesai paling awal : waktu paling awal suatu aktivitas

dapat selesai EF (Earliest Finish).

Mulai paling lambat : waktu terakhir suatu aktivitas dapat

dimulai sehingga tidak menunda

waktu selesai keseluruhan proyek

LS (Latest Start).

Selesai paling lambat : waktu terakhir suatu aktivitas dapat

selesai sehingga tidak menunda

waktu penyelesaian keseluruhan

proyek LF (Latest Finish).

Dalam penghitungannya juga terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:


(36)

23

a) Jika suatu aktivitas hanya mempunyai satu

pendahulu langsung, ES sama dengan EF

pendahulunya.

b) Jika suatu aktivitas mempunyai beberapa pendahulu

langsung, ES adalah nilai maksimum dari semua EF pendahulunya.

c) Jika aktivitas adalah pendahulu langsung hanya dari satu aktivitas, maka LF sama dengan LS dari aktivitas yang secara langsung mengikutinya.

d) Jika suatu aktivitas memiliki lebih dari suatu aktivitas, LF adalah minimum dari seluruh LS dari aktivitas secara langsung mengikutinya.

Maka dari hal itu diperoleh rumus :

(1) ES (Earliest Start) : Max (EF semua pendahulu

langsung)

(2) EF (Earliest Finish) : ES + waktu aktivitas

(3) LS (Latest Start) : Min (LS dan seluruh aktivitas

yang selalu mengikuti)

(4) LF (Latest Finish) : LF – Waktu aktivitas


(37)

24

BAB III

PEMBAHASAN

A. Gambaran Objek Penelitian

1. Sejarah

PT. Aldino Wijaya Garment adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang garmen, mulai dari proses cutting, sewing dan finishing. PT. Aldino Wijaya Garment didirikan pada tanggal 20 Desember2011 oleh Bapak Wiyono Catur Noviardi dengan lahan

seluas 800 yang berlokasi di Jl. Mawar No.10 Baki, Sukoharjo.

PT. Aldino Wijaya Garment merupakan anak dari PT. Putra Utama yang bergerak dibidang properties, antara lain dealer, perumahan, gas dan proyek pembangunan yang terletak di Sukoharjo.

Kegiatan yang dilakukan oleh PT. Aldino Wijaya Garment adalah mengolah kain menjadi baju, kemeja, T-shirt, dress, dan baju batik. Selain mengolah kain menjadi baju, perusahaan juga bekerja sama dengan perusahaan garmen lain yang overload(kelebihan pesanan) dan menerima jahitan (kemeja, T-shirt, blouse, dress dan baju batik), packing dan treming.


(38)

25 Dengan pendirian perusahaan tersebut diharapkan akan mampu mensuplay kebutuhan pakaian jadi, disamping itu untuk mendapatkan laba yang optimal.

2. Lokasi

PT. Aldino Wijaya Garment terletak di Jl. Mawar No.10 Baki, Sukoharjo. Ada beberapa alasan mengapa daerah ini dipilih sebagai lokasi perusahaan, antara lain :

a. Segi Ekonomis

1) Mempermudah dalam pendistribusian barang, baik bahan baku maupun barang jadi yang akan didistribusikan kepada pelangaan.

2) Mudah dalam hal memasarkan hasil produksi

karena dekat dengan jalan raya. b. Segi Sosial

1) Menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar perusahaan.

2) Membantu pemerintah dalam mensukseskan

kampanye pemakaian produk dalam negeri. c. Segi Geografis

Daerah sekitar perusahaan sangat strategis yaitu terletak dekat dengan jalan raya dan dekat dengan lokasi pasar sehingga mempermudah pemasarannya.

d. Segi Teknis


(39)

26 Secara teknis daerah Sukoharjo khususnya di daerah Baki dapat didirikan suatu perusahaan dan kemungkinan besar untuk memperluas perusahaan dapat dilakukan karena daerah sekitar perusahaan masih banyak terdapat lahan kosong.

3. Tujuan Perusahaan

Disamping untuk memenuhi pakaian jadi, tujuan lain perusahaan ini adalah :

a. Menciptakan lapangan kerja baru

Diharapkan dengan berdirinya perusahaan tersebut akan dapat mengurangi pengangguran di Indonesia pada umumnya dan Sukoharjo pada khususnya.

b. Adanya relasi bisnis

Relasi bisnis yang dimiliki oleh para pendiri sangat luas, yang merupakan kekayaan perusahaan yang sangat berharga dalam menunjang pemasaran hasil produksi.

c. Mendapatkan keuntungan

Seperti layaknya bidang usaha yang lain, perusahaan ini bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang optimal dari penjualan pakaian jadi.

d. Meningkatkan kemampuan untuk tumbuh dan berkembang

dalam dunia usaha. commit to user


(40)

27 Dapat terus berkembang hingga menjadi perusahaan yang lebih besar.

4. Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang ada pada PT. Aldino Wijaya Garment ini adalah struktur organisasi garis yaitu pembagian wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian dilaksanakan dari puncak pimpinan sampai bawahan/karyawan. Untuk lebih jelasnya struktur organisasi PT. Aldino Wijaya Garmentadalah sebagai berikut:


(41)

28 commit to user


(42)

29 Direktur Utama

Manajer Operasional

Personalia MD/PPIC Pembelian Keuangan

Kepala Produksi Supervisor QC

Security

Supervisor Cutting

Supervisor .Line 1

Supervisor Line 2

Supervisor Line 3

Supervisor Line 4

Supervisor Finishing

Operator QC Sewing

Operator QC Final


(43)

30 Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut :

1. Direktur Utama

a. Mengawasi jalannya perusahaan serta membuat keputusan

keputusan penting bagi perusahaan,selain itu juga bertanggung jawab menjalin hubungan dengan pihak ekstern.

b. Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan kegiatan

berdasarkan kebijaksanaan yang telah ditentukan .

c. Mendelegasikan sebagian tanggung jawab dan wewenang

kepada kepala bagian sesuai dengan bidang masing-masing.

2. Manajer Operasional

a. Mengontrol kerja line.

b. Mengawasi kinerja karyawan.

3. Personalia

a. Mengkoordinir bagian kepegawaian dan kesejahteraan.

b. Menjalankan kebijakan yang telah ditetapkan oleh atasan.

c. Mengawasi penyelenggaraan administrasi, prosentase

peneriamaan pegawai, pemberhentian, dan peraturan perusahaan.

4. MD / PPIC

a. Merencanakan kegiatan produksi.

b. Bertanggung jawab atas perencanaan dan pengontrolan proses dan hasil produksi.


(44)

31

5. Pembelian

a. Membelanjakan kebutuhan perusahaan.

b. Menyediakan kebutuhan perusahaan, agar tidak kehabisan

bahan baku.

6. Keuangan / Accounting

a. Mencatat seluruh peristiwa yang berhubungan dengan kegiatan

perusahaan termasuk rencana dan pelaksanaan kegiatan perusahaan.

b. Melakukan perencanaan, penyediaan dan pengeluaran dana

yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan. 7. Security

Menjaga keamanan perusahaan.

8. Kepala Produksi

a. Memimpin dan mengawasi pada proses produksi.

b. Merencanakan kebutuhan bahan untuk proses produksi.

9. Supervisor QC

Mengontrol kembali barang yang sudah siap di order, dan sudah melewati tahap pengecekan operator QC Sewing dan operator QC Final.

10.Supervisor Cutting

a. Mengawasi proses pemotongan kain dari pola desain sampai


(45)

32

b. Mengontrol apakah pemotongan kain sudah sesuai dengan pola

yang sudah ditentukan . 11.Supervisor Line 1,2,3,4

a. Memotivasi anak buah.

b. Membuat sampel order.

c. Menghendel kerja line. 12.Supervisor Finishing

a. Mengontrol pakaian yang sudah jadi, dan siap di packing.

b. Mengawasi pekerjaan packing.

13.Operator QC Sewing

a. Melakukan pengecekan barang yang sudah jadi pada

departemen sewing.

b. Mengontrol barang apabila ada barang yang cacat dan tidak layak pakai.

14.Operator QC Final

Melakukan pengecekan barang yang sudah siap packing. 15.Operator Sewing

Mengoprasikan mesin jahit.

5. SDM dan Penggajian

a. Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah salah satu sumber penting dalam perusahaan untuk menjalankan roda produksi. Jika tenaga kerja commit to user


(46)

33 tidak ada maka perusahaan akan mengalami kerugian yang sangat besar karena tidak bisa menjalankan roda produksinya. PT. Aldino Wijaya Garment memiliki jumah tenaga kerja sebanyak 104 karyawan. Mayoritas berasal dari daerah Sukoharjo.

b. Hak dan Kewajiban

Setiap karyawan dalam perusahaan mempunyai hak dan kewajiban, antara lain sebagai berikut :

1) Hak karyawan

a) Mendapat upah sesuai dengan pekerjaannya.

b) Menjadi anggota PT. Aldino Wijaya Garment.

c) Mendapatkan perilaku adil dalam perusahaan. d) Mendapatkan fasilitas dan kesejahteraan.

2) Kewajiban karyawan

a) Melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan oleh

perusahaan dengan penuh tanggung jawab. b) Mematuhi tata tertib yang ada di perusahaan.

c) Menjunjung tinggi nama baik perusahaan dan tidak

membocorkan rahasia perusahaan. c. Sistem Kerja

Perusahaan memberlakukan jam kerja 9 jam sehari dan 6 hari kerja, yaitu senin sampai sabtu.

Karyawan mempunyai jam kerja sebagai berikut :

1) Senin – kamis pukul 08.00 – 17.00 dengan istirahat 1 jam. commit to user


(47)

34 2) Jumat pukul 08.00 – 17.00 dengan istirahat 1.5 jam.

3) Sabtu pukul 08.00 – 13.00 tanpa jam istirahat.

d. Kesejahteraan Karyawan

Perusahaan memberikan kesejahteraan kepada karyawaan berupa : 1) Penggajian

Dilakukan setiap awal bulan kepada seluruh karyawan. 2) Jaminan Sosial

Diberikan kepada karyawaan untuk memberikan rangsangan kepada karyawan untuk meningkatkan prestasi mereka, selain itu jaminan sosial sangat mempengaruhi kelancaraan kerja dalam perusahaan.

Jaminan sosial yang diberikan antara lain : a) Jaminan kesejahteraan karyawan. b) Jaminan hari libur dan cuti. c) Tunjangan hari raya.

6. Pemasaran

a. Daerah pemasaran

Produk yang dihasilkan perusahaan berupa baju. Daerah pemasarannya masih lokal yaitu di Pulau Jawa.

b. Saluran Distribusi

Untuk mempermudah dan menghemat biaya distribusi maka perusahaan menerapkan sistem pendistribusian dengan melayani pelanggan dengan mengirim langsung pesanan kepada pelanggan


(48)

35 tanpa melalui perantara dan menggunakan alat transportasi berupa mobil box.

7. Aspek keuangan

a. Sumber Dana Perusahaan

Sumber dana yang penting bagi perusahaan berasal dari induk perusahaan yaitu PT. Putra Utama dan aktivitas opersional perusahaan. Dari laba yang dihasilkan melalui aktivitas tersebut maka akan diperoleh kas perusahaan, modal kerja yang digunakan untuk membiayai aktivitas opersional berasal dari transaksi penjualannya. Sumber dana perusahaan juga berasal dari modal pribadi dan penjualan tunai.

b. Penggunaan Dana

Dana yang dimiliki perusahaan digunakan untuk memperlancar kegiatan opersional. Tanpa adanya sumber dana yang cukup maka kegiatan opersional perusahaan akan terganggu, maka dari itu PT. Aldino Wijaya Garment berusaha untuk mengelola penggunaan dana seefisien mungkin. Penggunaan dana meliputi pembayaran kas, pembelian bahan baku, bahan penunjang, serta peralatan lainnya. Selain untuk pembayaran operasional pnggunaan dana juga digunakan untuk pembayaran usaha seperti gaji karyawan, biaya listrik, dan biaya telepon.


(49)

36

8. Aspek produksi

PT.Aldino Wijaya Garment merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pakaian jadi. Pakaian jadi dihasilkan diproduksi berdasarkan pesanan dari pembeli. Jenis pakaian jadi yang dihasilkan PT. Aldino Wijaya Garment antara lainkemeja, T-Shirt, blus, dres, baju batik.

a. Bahan baku untuk produksi

Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi adalah kain. Kain merupakan bahan utama yang digunakan dalam proses pembuatan baju.

b. Bahan pembantu

Bahan pembantu utama yang digunakan untuk mendukung proses produksi baju antara lain: benang, jarum, aksesoris, dan kapur jahit. c. Mesin produksi

Mesin-mesin yang digunakan untuk proses produksi antara lain sebagai berikut:

1. Mesin Jahit Juki 2. Mesin Karet Kansain 3. Mesin Jarum 2

4. Mesin Make up

5. Mesin Obras Benang 5

6. Mesin Lubang Kancing

7. Mesin Pasang Kancing


(50)

37

8. Mesin Overdex

9. Mesin Bartex

10. Mesin Potong

11. Mesin En cutter

12. Meja Gosok

13. Gosokan Silver Star

14. Mesin Cones Benang

Fungsi fasillitas dan mesin tersebut adalah : 1. Mesin Jahit Juki

Mesin yang digunakan untuk menjahit baju dengan jahitan biasa.

2. Mesin Karet Kansain

Mesin yang digunakan untuk menjahit baju yang menggunakan kerutan.

3. Mesin Jarum 2

Mesin yang digunakan untuk menjahit baju dengan jahitan biasa.

4. Mesin Make Up

Mesin yang digunakan untuk menjahit baju dibagian samping .

5. Mesin Obras Benang 5

Mesin yang digunakan untuk mengobras baju dan juga membuat jahitan rantai.

6. Mesin Lubang Kancing


(51)

38 Mesin yang digunakan untuk membuat lubang kancing pada baju.

7. Mesin Pasang Kancing

Mesin yang digunakan untuk memasang kancing pada baju.

8. Mesin Overdex

Mesin yang digunakan untuk menjahit kaos.

9. Mesin Bartex

Mesin yang digunakan untuk mematikan jahitan, agar jahitan menjadi kuat.

10. Mesin Potong

Mesin yang digunakan untuk memotong kain

11. Mesin En Cutter

Mesin yang digunakan untuk memotong kain yang masih gulungan menjadi kain yang sudah siap untuk dibuat menjadi sebuah pola.

12. Meja Gosok

Meja yang digunakan untuk menyetrika baju.

13. Mesin Gosok Silver Star

Mesin yang digunakan untuk menyetrika baju,dengan menggunakan uap.

14. Mesin Cones Benang

Mesin yang digunkan untuk memecah benang kedalam cones-cones kecil.


(52)

39 d. Kegiatan perusahaan

PT. Aldino Wijaya Garment adalah perusahaan yang bergerak dibidang garmen. Kegiatan produksinya tidak jauh beda dengan perusahaan garmen lainnya, baik dari pemilihan bahan baku, mesin, maupun sampai proses pembuatan pakaiannya. Pakaian yang dihasilkan antara lain: kemeja, T-shirt, blouse, dress dan baju batik.

e. Proses produksi

Produksi baju break down style NL 340 melalui tahapan sebagai berikut:

Pola desain

Penjahitan

QC

Steam / Gosok

Packing

Aksesoris

Sumber: Bagian produksi PT. Aldino Wijaya Garment Gambar 3.2


(53)

40 Keterangan :

a. Pola desain

Berdasarkan lebar dan berat gramasi kain yang datang, dibuat pola sesuai dengan bentuk pakaian jadi yang diinginkan. Pola dibuat dalam komputer dan diprint dengan printer khusus pada kertas marker.

b. Penjahitan

Penjahitan sudah dapat dimulai ketika potongan kain yang dibutuhkan sudah siap produksi. Satu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kesiapan proses penjahitan adalah kelengkapan aksesorisnya. Aksesoris yaitu material-material tambahan yang digunakan dalam membuat pakaian jadi tertentu. Aksesoris meliputi benang, kancing, zipper dan lain sebagainya. Penjahitan dimulai pada line sewing yang sudah ditentukan sebelumnya. Satu line biasanya terdiri dari kurang lebih 30 operator jahit. Mesin jahit pada setiap line juga beragam, misalnya mesin jahit dan obras. c. Quality Control

Proses inspeksi atau QC dilakukan sebanyak 3 kali yaitu:

1) QC line yang dilakukan pada masing-masing line sebelum proses penjahitan terakhir

2) QC final yang dilakukan sebelum proses steaming


(54)

41 3) QC buyer yang dilakukan oleh wakil pembeli yang akan memberikan keputusan benar atau salahnya pembuatan pakaian yang dilakukan

d. Steam/gosok

Untuk mendapatkan kondisi pakaian yang lebih rapi dan bagus, maka dilakukan proses steaming atau setrika dengan menggunakan setrika uap.

e. Packing

Packing merupakan proses akhir dimana dalam proses ini dilakukan pengepakan atas pakaian yang sudah jadi. Ketika packing sudah selesai dilakukan, maka garment yang diproduksi sudah siap dikirim/shipment.


(55)

42

B. Laporan Magang Kerja

1. Pengertian magang kerja

Magang kerja adalah kegiatan intrakurikuler dan bersifat wajib yang dilakukan mahasiswa diluar kampus secara kelompok atau individu dengan terjun langsung dalam dunia kerja maupun dimasyarakat. Kegiatan magang kerja dilakukan oleh mahasiswa untuk mendapatkan data dalam membuat/menyusun Tugas Akhir.

2. Tujuan magang kerja

a. Mahasiswa dapat mengamati permasalahan yang ada didunia kerja.

b. Mahasiswa dapat belajar dan memperoleh pengalaman secara

langsung dilapangan tentang berbagai persoalan yang dihadapi perusahaan /instansi tempat magang kerja.

c. Mahasiswa dapat melakukan adaptasi sebelum memasuki dunia

usaha/ dunia kerja sesungguhnya, sehingga dapat menciptakan tenaga terampil yang siap kerja serta mampu mengembangkan diri secara profesional sesuai dengan bidangnya.

3. Manfaat Magang Kerja

a. Bagi Mahasiswa

1) Dapat mengetahui secara jelas bagaimana proses

produksi/kegiatan yang terjadi pada objek penelitian.

2) Dapat mengetahui masalah-masalah yang dihadapi masyarakat umum dan masyarakat indutri dan mencoba mencapai solusinya.


(56)

43 3) Dapat menerapkan teori-teori yang diperoleh selama perkuliahan

khususnya dalam dunia usaha. b. Bagi Perusahaan

1) Menjalin suatu hubungan kerja sama yang baik antara dunia kerja dengan dunia pendidikan.

2) Membantu menyiapkan tenaga kerja yang profesional.

3) Membantu meningkatkan mutu pendidikan.

c. Bagi Perguruan Tinggi

1) Terjadinya hubungan kerja sama yang lebih baik dengan

perusahaan yang ditempati untuk melaksanakan magang kerja. 2) Sebagai salah satu alat untuk mengetahui sejauh mana ilmu yang

diserap mahasiswa selama kuliah.

3) Sebagai bahan evaluasi dibidang akademis. 1. Pelaksanaan magang kerja

Pelaksanaan magang kerja dilakukan pada perusahaan garmen. Bentuk kegiatan magang kerja antara lain pengamatan proses produksi, pengamatan data, pencatatan data, dan wawancara dengan karyawan dan staff perusahaan.

a. Tempat dan pelaksanaan magang kerja

1) Tempat : PT. Aldino Wijaya Garment. 2) Alamat : Jln. Mawar No.10 Baki, Sukoharjo.

3) Waktu : Senin s/d Jum’at mulai pukul 08.00 - 16.00.


(57)

44 b. Kegiatan magang kerja

Magang kerja dilakukan disemua bagian produksi mulai dari bagian penerimaan yaitu gudang (ware house) sampai bagian terakhir (packing). Kegiatan magang kerja dilaksanakan mulai tanggal 24 Januari 2012 sampai 24 Februari 2012. Kegiatan magang kerja sesuai dengan jam kerja perusahaan. Pada saat magang kerja mahasiswa tidak diwajibkan memakai seragam. Apabila akan izin keluar harus minta izin kepada satpam.

Berikut ini adalah rincian selama proses magang kerja di PT . Aldino Wijaya Garment.

1) Minggu I

a) Perkenalan staff , pembimbing , dan karyawan. b) Penjelasan yang berkaitan dengan perusahaan.

c) Penempatan tempat magang dan peraturan.

d) Mengamati lokasi dan lingkungan perusahaan. 2) Minggu II

a) Mengamati proses produksi disetiap departemen. 3) Minggu III

a) Pengamatan dibagian sewing.

b) Wawancara dan membantu karyawan.

c) Mencari data tentangnetwork.

4) Minggu IV

a) Mencari data tentang perusahaan. commit to user


(58)

45 b) Pengamatan tentang produktivitas kerja.

5) Minggu V

a) Pengecekan data.

b) Konsultasi dengan DPL

c) Berpamitan.

C. Pembahasan Masalah

Kegiatan penelitian terhadap PT. Aldino Wijaya Garment diperlukan tindakan-tindakan analisis data yang telah diperoleh peneliti untuk memberikan jawaban atas penelitian serta argumen di PT. Aldino Wijaya Garment. Digunakan alat analisis yang tepat dan akurat yang dapat memudahkan pengambilan keputusan dalam menentukan kebijakan-kebijakan analisis perusahaan yang kuantitatif berdasar data yang diperoleh selama penelitian. Teknik yang digunakan dalam menganalisa waktu adalah network. Analisis network digunakanuntuk mengetahui jalur kritis atau waktu kritis yang dapat digunakan dalam memproduksi baju break down style NL 340.

Dengan penggambaran jaringan kerja produksi maka akan memudahkan dalam menentukan perencanaan dan pengawasan produksi sehingga mendapatkan waktu kerja yang lebih efektif, penggunaan sumber daya yang lebih efisien dan juga dapat memenuhi pesanan dengan tepat waktu.


(59)

46 Berikut adalah tabel urutan kegiatan pada departemen penjahitan, perkiraan waktu penyelesaian masing-masing pekerjaan, dan identifikasi jalur kritis untuk memproduksi 1 rol kain menjadi 150 baju Break Down Style NL 340 di PT. Aldino Wijaya Garment:

Urutan kegiatan pada departemen penjahitan:

No Kegiatan

1 Cupnat

2 Smock

3 Sambung bahu

4 Pasang main label/brand

5 Piping corong leher

6 Plaket depan

7 Pasang lengan

8 Obras lengan

9 Neci/kril

10 Jahit samping & pasang care label

11 Obras samping

12 Haming bawah

13 Lubang kancing/itik

14 Pasang kancing

15 Treming

Sumber: Bagian produksi PT. Aldino Wijaya Garment


(60)

47

Tabel 3.1

Urutan Kegiatan pada Departemen Sewing, Perkiraan Waktu Penyelesaian dan Identifikasi Jalur Kritis

Baju Break Down Style NL 340 PT. Aldino Wijaya Garment

Kegiatan Simbol

Kegiatan

Kegiatan yang Mendahului

Node a

(waktu optimis) menit m (waktu realistis) menit b (waktu pesimis) menit Waktu yg diharapkan (t) menit ES (Early Start) menit EF (Early Finish) menit LS (Latest Start) menit LF (Latest Finish) menit Slack (meni t)

Cupnat A - 1-2 200 225 260 226,67 0 226,67 0 226,67 0

Smock B A 2-3 95 150 175 145 226,67 371,67 226,67 371,67 0

Sambung bahu C B 3-4 110 150 180 148,33 371,67 520 371,67 520 0

Pasang main label/brand

D C 4-5 105 150 165 145 520 665 592 665 0

Piping corong leher E D 5-6 115 150 175 148,33 665 813,33 665 813,33 0

Plaket depan F E 6-7 380 450 480 443,33 813,33 1.256,67 813,33 1.256,67 0

Pasang lengan G F 7-8 315 375 400 369,17 1.256,67 1.625,83 1.256,67 1.625,83 0

Obras lengan H G 8-9 110 150 180 148,33 1.625,83 1.774,17 1.625,83 1.774,17 0

Neci/kril I H 9-10 215 225 340 242,5 1.774,17 2.016,67 1.774,17 2.016,67 0

Jahit samping + pasang care label

J I 10-11 655 675 725 680 2.016,67 2.696,67 2.016,67 2.696,67 0

Obras samping K J 11-12 120 150 170 148,33 2.696,67 2.845 2.696,67 2.845 0

Haming bawah L K 12-14 475 525 545 520 2.845 3.365 2.845 3.365 0

Lubang kancing/itik M K 12-13 90 150 180 145 2.845 2.990 3.080 3.225 235

Pasang kancing N M 13-14 80 150 160 140 2.990 3.130 3.225 3.365 235

Treming O L,N 14-15 200 225 260 226,67 3.365 3.591,67 3.365 3.591,67 0


(61)

48 Berikut adalah penjelasan dari tabel di atas:

1. Perkiraan Waktu Kegiatan

Dalam penentuan perkiraan waktu untuk masing-masing kegiatan dengan tepat faktor-faktor ketidakpastian harus dipertimbangkan, sehingga akan dihasilkan waktu kegiatan yang tepat. Untuk membantu dalam menentukan waktu masing-masing kegiatan dapat menggunakan suatu alat analisis, yaitu dengan metode PERT. Metode PERT tersebut didasarkan pada tiga macam perkiraan waktu, yaitu waktu optimis, waktu realistis dan waktu pesimis.

Komponen lain yang harus diperhatikan dalam penentuan waktu kegiatan adalah waktu yang diharapkan untuk menyelesaikan aktivitas yang dilambangkan dengan simbol Et. Setelah data dari ketiga waktu tersebut diketahui untuk penyelesaian masing-masing kegiatan, maka dapat dihitung durasi waktu yang diharapkan untuk mengerjakan sebuah kegiatan dengan rumus:

Keterangan:

waktu yang diharapkan untuk menyelesaikan aktivitas

waktu optimistik, waktu kegiatan bila semua berjalan baik tanpa hambatan

waktu pesimistik, waktu kegiatan bila terjadi hambatan


(62)

49 Langkah selanjutnya adalah menghitung waktu penyelesaian aktivitas masing-masing kegiatan. Adapun perhitungan perkiraan waktu penyelesaian aktivitas (Et) masing-masing kegiatan adalah:


(63)

50 Dari perhitungan diatas dapat diketahui waktu penyelesaian aktivitas masing-masing kegiatan(Et). Hasil tersebut kemudian digunakan untuk menentukan jalur kritisnya, yaitu melalui analisis diagram network.

2. Diagram Network dan Identifikasi Jalur Kritis

Pengidentifikasian kegiatan yang telah diketahui serta urutan-urutan kegiatan dan perkiraan waktu kegiatan dalam proses produksi, maka langkah selanjutnya dapat dibuat diagram network. Dimana network merupakan suatu metode untuk menentukan alur dan waktu produksi yang paling efektif dan efisien.

Adapun penyelesaian diagram network proses produksi baju break down style NL 340 pada PT. Aldino Wijaya Garment:


(64)

51 Gambar 3.3

Diagram Network baju break down style NL 340 1 w 2 w 3 4 w 5 sty

6 7 10

11 e 14 wn 13s te 226,67

A B C D E

K 8 N 9 st 12 se

F G H I

M N O

145 148,33 145 148,33 443,33 369,17 148,33 242,5

15 wn J 680 L 148,33 145 140 520 226,67


(65)

52 diagram tersebut dapat ditemukan jalur kritis. Jalur kritis dapat diidentifikasi melalui peristiwa-peristiwa yang dihubungkan oleh kegiatan-kegiatan dengan waktu longgar 0 (slack). Dimana slack adalah perbedaan waktu “ latest dan earliest” atau selisih antara LS ES, antara LF EF.

Dalam menentukan mana yang akan menjadi jalur kritis digunakan metode CPM dengan menghitung dua waktu awal dan waktu akhir, yaitu:

a. Waktu mulai terdahulu ES (Earliest Start) : Max (EF semua pendahulu langsung)

b. Waktu selesai terdahulu EF (Earliest Finish) : ES + waktu kegiatan

c. Waktu mulai terakhir LS (Latest Start) : Min (LS dan seluruh kegiatan yang langsung mendahuluinya)

d. Waktu selesai terakhir LF (Latest Finish) : LF – Waktu kegiatan

Perhitungan ES dan EF adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan A estimasi waktunya = 226,67, maka ES = 0 dan

EF = 0 + 226,67 = 226,67

2. Kegiatan B estimasi waktunya = 145, maka ES = 226,67 dan

EF = 145 + 226,67 = 371,67

3. Kegiatan C estimasi waktunya = 148,33, maka ES = 371,67 dan

EF = 148,33+371,67 = 520

4. Kegiatan D estimasi waktunya = 145, maka ES = 520 dan

EF = 145 + 520 = 665


(66)

53

5. Kegiatan E estimasi waktunya = 148,33, maka ES = 665 dan

EF = 148,33 + 665 = 813,33

6. Kegiatan F estimasi waktunya = 443,33, maka ES = 813,33 dan

EF = 443,33+ 813,33= 1.256,67

7. Kegiatan G estimasi waktunya = 369,17, maka ES = 1.256,67 dan

EF = 369,17 + 1.256,67 = 1.625,83

8. Kegiatan H estimasi waktunya = 148,33, maka ES = 1.625,83 dan

EF = 148,33 + 1.625,83 = 1.774,17

9. Kegiatan I estimasi waktunya = 242,5, maka ES = 1.774,17 dan

EF = 242,5 + 1.774,17 = 2.016,67

10. Kegiatan J estimasi waktunya = 680, maka ES = 2.016,67 dan EF = 680 + 2.016,667 = 2.696,67

11. Kegiatan K estimasi waktunya = 148,33, maka ES = 2.696,67 dan

EF = 148,33 + 2.696,67 = 2.845

12. Kegiatan L estimasi waktunya = 520, maka ES = 2.845 dan

EF = 520 + 2.845 = 3.365

13. Kegiatan M estimasi waktunya = 145, maka ES = 2.845 dan

EF = 145 + 2.845 = 2.990

14. Kegiatan N estimasi waktunya = 140, maka ES = 2.990 dan

EF = 140 + 2.990 = 3.130

15. Kegiatan O estimasi waktunya = 226,67, maka ES = 3.365 dan

EF = 226,67 + 3.365 = 3.591,67


(67)

54 Sedangkan untuk perhitungan LS dan LF adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan A estimasi waktunya = 226,67, maka LF = 226,67 dan

LS = 226,67 –226,67 = 0

2. Kegiatan B estimasi waktunya = 145, maka LF = 371,67 dan

LS= 371,67 – 145 = 226, 67

3. Kegiatan C estimasi waktunya = 148,33, maka LF = 520 dan

LS= 520 – 148,33 = 371,67

4. Kegiatan D estimasi waktunya = 145, maka LF = 665 dan

LS= 665 – 145 = 592

5. Kegiatan E estimasi waktunya = 148,33, maka LF = 813,33 dan

LS= 813,33 – 148,33 = 665

6. Kegiatan F estimasi waktunya = 443,33, maka LF = 1.256,67 dan

LS= 1.256,67 – 443,33 = 813,33

7. Kegiatan G estimasi waktunya = 369,17, maka LF = 1.625,83 dan

LS= 1.625,83 – 369,17 = 1.256,67

8. Kegiatan H estimasi waktunya = 148,33, maka LF= 1.774,17 dan

LS= 1.774,17 – 148,33 = 1.625,83

9. Kegiatan I estimasi waktunya = 242,5, maka LF= 2.016,67 dan

LS= 2.016,67 – 242,5 = 1.774,17

10. Kegiatan J estimasi waktunya = 680, maka LF= 2.696,67 dan LS= 2.696,67 – 680 = 2.016,67

11. Kegiatan K estimasi waktunya = 148,33, maka LF= 2.854 dan


(68)

55

12. Kegiatan L estimasi waktunya = 520, maka LF= 3.365 dan

LS= 3.365 – 520 = 2.845

13. Kegiatan M estimasi waktunya = 145, maka LF= 3.225 dan

LS= 3.225 – 145 = 3.080

14. Kegiatan N estimasi waktunya = 140, maka LF= 3.365 dan

LS= 3.365 – 140 = 3.225

15. Kegiatan O estimasi waktunya = 226,67, maka LF= 3.591,67 dan

LS= 3.591,67 – 226,67 = 3.365

Untuk mengetahui kegiatan yang merupakan jalur kritis dan kegiatan yang mewakili waktu slack dapat dilihat pada tabel 3.1 dan dapat dibuat gambar jaringan atau diagram network sebagai berikut:


(69)

56 Gambar 3.4

Diagram Network waktu penyelesaian baju break down style NL 340

1 2 3 4 5 6 7 10

11

14 13

226,67

A B C D E

K

8 9

st

12

F G H I

M N O

145 148,33 145 148,33 443,33 369,17 148,33 242,5

15

J 680

L

148,33

145

140 520

226,67 = jalur kritis


(70)

57 Jalur kritis adalah jalur aktivitas dalam suatu proyek yang memiliki waktu paling panjang. Dari hasil analisis data dengan metode CPM, maka dapat diketahui dua jalur, yaitu:

Jalur 1 = A – B – C – D – E – F – G – H – I – J – K – M – N – O

= 226,67 + 145 + 148,33 + 145 + 148,33 + 443,3 + 369,17 + 148,33 + 242,5 + 680 + 148,33 + 145 +140 + 226,67

= 3.356,63

Jalur 2 = A – B – C – D – E – F – G – H – I – J – K – L – O

= 226,67 + 145 + 148,33 + 145 + 148,33 + 443,3 + 369,17 + 148,33 + 242,5 + 680 + 148,33 + 520 + 226,67

= 3.591,63

Dengan melihat perhitungan di atas, maka dapat dibandingkan antara jalur 1 dan jalur 2. Jalur 1 dengan waktu penyelesaian selama 3.356,63 menit, sedangkan jalur 2 dengan waktu penyelesaian selama 3.591,63 menit. Dari dua jalur tersebut yang merupakan jalur kritis adalah jalur 2 karena waktu penyelesaiannya paling lama.


(71)

58

BAB IV

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Setelah dilakukan analisis dan pembahasan mengenai analisis Network pada proses produksi baju Break Down Style NL 340 PT. Aldino Wijaya Garment Sukoharjo, dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Urutan kegiatan dalam melakukan proses produksi baju Break Down Style NL 340 yaitu, kegiatan cupnat (A), smock (B), sambung bahu (C), pasang main label/brand (D), piping corong leher (E), plaket depan (F), pasang lengan (G), obras lengan (H), neci/kril (I), jahit sam ping dan pasang care label (J), obras samping (K), haming bawah (L), lubang kancing (M), pasang kancing (N), treming (O).

2. Dua jalur yang timbul dalam jaringan proyek yaitu, jalur 1 = A – B – C – D – E – F – G – H – I – J – K – M – N – O, dengan waktu penyelesaian selama 3.356,63 menit dan jalur 2 = A – B – C – D – E – F – G – H – I – J – K – L – O, dengan waktu penyelesaian selama 3.591,63 menit.

3. Yang merupakan jalur kritis adalah jalur 2 yang memiliki waktu penyelesaian 3.591,63 menit yang merupakan waktu terpanjang dalam penyelesaian proyek.


(72)

59

B.SARAN

Setelah melakukan observasi selama satu bulan di PT. Aldino Wijaya Garment, diketahui bahwa perusahaan belum menggunakan suatu metode untuk merencanakan serta mengawasi proses produksi baju Break Down Style NL 340. Dari data yang diperoleh, penulis bermaksud memberikan saran kepada PT. Aldino Wijaya Garment:

1. Tim manajemen departemen sewing perusahaan diharapkan mulai

menggunakan metode untuk menganalisa jaringan kerja proses

produksi baju Break Down Style NL 340 dengan menggunakan metode

PERT dan CPM agar dalam perencanaan dan pengawasan dapat dilakukan dengan tepat. Selain itu juga bisa memperoleh waktu yang lebih efisien setiap kali berproduksi.

2. Melakukan pengawasan yang lebih rutin pada setiap kegiatan/aktivitas di departemen sewing karena hal ini dapat meminimalkan tingkat kerusakan produk serta meningkatkan produktivitas. Pengawasan dapat dilakukan pada kualitas bahan yang digunakan serta kinerja karyawan.

3. Untuk melakukan kegiatan pengawasan proses produksi disarankan perusahaan menyesuaikan antara waktu yang diharapkan terhadap waktu yang dijadualkan sebagai suatu pedoman agar keterlambatan proses produksi dapat dihindari.


(1)

54 Sedangkan untuk perhitungan LS dan LF adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan A estimasi waktunya = 226,67, maka LF = 226,67 dan LS = 226,67 –226,67 = 0

2. Kegiatan B estimasi waktunya = 145, maka LF = 371,67 dan LS= 371,67 – 145 = 226, 67

3. Kegiatan C estimasi waktunya = 148,33, maka LF = 520 dan LS= 520 – 148,33 = 371,67

4. Kegiatan D estimasi waktunya = 145, maka LF = 665 dan LS= 665 – 145 = 592

5. Kegiatan E estimasi waktunya = 148,33, maka LF = 813,33 dan LS= 813,33 – 148,33 = 665

6. Kegiatan F estimasi waktunya = 443,33, maka LF = 1.256,67 dan LS= 1.256,67 – 443,33 = 813,33

7. Kegiatan G estimasi waktunya = 369,17, maka LF = 1.625,83 dan LS= 1.625,83 – 369,17 = 1.256,67

8. Kegiatan H estimasi waktunya = 148,33, maka LF= 1.774,17 dan LS= 1.774,17 – 148,33 = 1.625,83

9. Kegiatan I estimasi waktunya = 242,5, maka LF= 2.016,67 dan LS= 2.016,67 – 242,5 = 1.774,17

10. Kegiatan J estimasi waktunya = 680, maka LF= 2.696,67 dan LS= 2.696,67 – 680 = 2.016,67

11. Kegiatan K estimasi waktunya = 148,33, maka LF= 2.854 dan LS=2.845 – 148,33 = 2.696,67 commit to user


(2)

55 12. Kegiatan L estimasi waktunya = 520, maka LF= 3.365 dan

LS= 3.365 – 520 = 2.845

13. Kegiatan M estimasi waktunya = 145, maka LF= 3.225 dan LS= 3.225 – 145 = 3.080

14. Kegiatan N estimasi waktunya = 140, maka LF= 3.365 dan LS= 3.365 – 140 = 3.225

15. Kegiatan O estimasi waktunya = 226,67, maka LF= 3.591,67 dan LS= 3.591,67 – 226,67 = 3.365

Untuk mengetahui kegiatan yang merupakan jalur kritis dan kegiatan yang mewakili waktu slack dapat dilihat pada tabel 3.1 dan dapat dibuat gambar jaringan atau diagram network sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id


(3)

56 Gambar 3.4

Diagram Network waktu penyelesaian baju break down style NL 340

1 2 3 4 5 6 7 10

11

14 13

226,67

A B C D E

K

8 9

st

12

F G H I

M N O

145 148,33 145 148,33 443,33 369,17 148,33 242,5

15

J 680

L

148,33

145

140 520

226,67

= jalur kritis


(4)

57 Jalur kritis adalah jalur aktivitas dalam suatu proyek yang memiliki waktu paling panjang. Dari hasil analisis data dengan metode CPM, maka dapat diketahui dua jalur, yaitu:

Jalur 1 = A – B – C – D – E – F – G – H – I – J – K – M – N – O

= 226,67 + 145 + 148,33 + 145 + 148,33 + 443,3 + 369,17 + 148,33 + 242,5 + 680 + 148,33 + 145 +140 + 226,67

= 3.356,63

Jalur 2 = A – B – C – D – E – F – G – H – I – J – K – L – O

= 226,67 + 145 + 148,33 + 145 + 148,33 + 443,3 + 369,17 + 148,33 + 242,5 + 680 + 148,33 + 520 + 226,67

= 3.591,63

Dengan melihat perhitungan di atas, maka dapat dibandingkan antara jalur 1 dan jalur 2. Jalur 1 dengan waktu penyelesaian selama 3.356,63 menit, sedangkan jalur 2 dengan waktu penyelesaian selama 3.591,63 menit. Dari dua jalur tersebut yang merupakan jalur kritis adalah jalur 2 karena waktu penyelesaiannya paling lama.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id


(5)

58

BAB IV

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Setelah dilakukan analisis dan pembahasan mengenai analisis Network pada proses produksi baju Break Down Style NL 340 PT. Aldino Wijaya Garment Sukoharjo, dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Urutan kegiatan dalam melakukan proses produksi baju Break Down Style NL 340 yaitu, kegiatan cupnat (A), smock (B), sambung bahu (C), pasang main label/brand (D), piping corong leher (E), plaket depan (F), pasang lengan (G), obras lengan (H), neci/kril (I), jahit sam ping dan pasang care label (J), obras samping (K), haming bawah (L), lubang kancing (M), pasang kancing (N), treming (O).

2. Dua jalur yang timbul dalam jaringan proyek yaitu, jalur 1 = A – B – C – D – E – F – G – H – I – J – K – M – N – O, dengan waktu penyelesaian selama 3.356,63 menit dan jalur 2 = A – B – C – D – E – F – G – H – I – J – K – L – O, dengan waktu penyelesaian selama 3.591,63 menit.

3. Yang merupakan jalur kritis adalah jalur 2 yang memiliki waktu penyelesaian 3.591,63 menit yang merupakan waktu terpanjang dalam penyelesaian proyek.


(6)

59

B.SARAN

Setelah melakukan observasi selama satu bulan di PT. Aldino Wijaya Garment, diketahui bahwa perusahaan belum menggunakan suatu metode untuk merencanakan serta mengawasi proses produksi baju Break Down Style NL 340. Dari data yang diperoleh, penulis bermaksud memberikan saran kepada PT. Aldino Wijaya Garment:

1. Tim manajemen departemen sewing perusahaan diharapkan mulai menggunakan metode untuk menganalisa jaringan kerja proses produksi baju Break Down Style NL 340 dengan menggunakan metode PERT dan CPM agar dalam perencanaan dan pengawasan dapat dilakukan dengan tepat. Selain itu juga bisa memperoleh waktu yang lebih efisien setiap kali berproduksi.

2. Melakukan pengawasan yang lebih rutin pada setiap kegiatan/aktivitas di departemen sewing karena hal ini dapat meminimalkan tingkat kerusakan produk serta meningkatkan produktivitas. Pengawasan dapat dilakukan pada kualitas bahan yang digunakan serta kinerja karyawan.

3. Untuk melakukan kegiatan pengawasan proses produksi disarankan perusahaan menyesuaikan antara waktu yang diharapkan terhadap waktu yang dijadualkan sebagai suatu pedoman agar keterlambatan proses produksi dapat dihindari.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id