PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN ROPES (REVIEW, OVERVIEW, PRESENTATION, EXERCISE, SUMMARY) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID.
Oleh :
Elka Anggraeni Br Ginting NIM 4103131018
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014
(2)
(3)
RIWAYAT HIDUP
Elka Anggraeni Br Ginting dilahirkan di Bandar Baru, pada tanggal 4 Juli 1992. Ibu bernama Elisabeth Br Sitepu, S.Pd dan Ayah bernama Karya Ginting dan merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Pada tahun 1997, penulis masuk TK Gelora Kasih Sukamakmur, dan lulus pada tahun 1998. Pada tahun 1998, penulis melanjutkan sekolah di SD Negeri 101837 Sukamakmur, dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah di SMP Swasta RK Deli Murni Bandar Baru, dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan sekolah di SMA Swasta RK Deli Murni Bandar Baru, dan lulus pada Tahun 2010. Pada tahun 2010 penulis diterima di Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan melalui jalur SNMPTN.
(4)
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan rahmat-Nya, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi berjudul “Perbandingan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan ROPES (Review, Overview, Presentation, Exercise, Summary) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Koloid”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Bapak Drs. Kawan Sihombing, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Suharta, M.Si, Bapak Drs. Jasmidi, M.Si, Bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si dan Ibu Dr. Iis Siti Jahro, M.Si yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari penelitian sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ibu Lisnawaty Simatupang, M.Si selaku dosen pembimbing akademik dan kepada seluruh bapak dan ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Ucapan terima kasih kepada guru-guru sekolah yang telah mendidik penulis sehingga penulis dapat memperoleh gelar sarjana. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Herianto Sinaga, S.Pd, selaku kepala sekolah, Bapak Z.A Hutajulu, S.Si selaku wakil kepala sekolah, Ibu Ariesta Tarigan, S.Pd selaku guru kimia, bapak M. Manihuruk S.Pd dan siswa/i kelas XI SMA Swasta RK Deli Murni Bandar Baru. Tidak lupa ucapan terima kasih kepada Beasiswa Van Deventer Maas Stichting yang sudah memberikan pengalaman dan membantu penulis selama perkuliahan.
Teristimewa saya sampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada sosok yang takkan lekang dari kalbu, yang selalu menjadi inspirasi dan motivasi, yang mengajarkan arti cinta, keikhlasan, ketegaran dalam menjalani hidup, sosok yang rela berkorban demi kebahagiaan penulis dan selalu mendoakan penulis
(5)
disetiap doanya, ayahanda tersayang Karya Ginting dan ibunda tersayang Elisabeth Br Sitepu, S.Pd, Terima kasih atas pengorbanan, dukungan moral maupun materi, doa dan segala bentuk kasih sayang yang tak pernah menuntut balas, semoga karya skripsi ini bisa menjadi wujud bakti penulis kepada orang tua. Teristimewa juga saya sampaikan terima kasih untuk Adik-adik ku tersayang Ekyn Prananta Ginting dan Inda Yorena Br Ginting serta Aunty termanis Enna Julita Br Sitepu, A.Md terima kasih telah memberikan dukungan, semangat, dan doa dalam penyusunan skripsi ini.
Terima kasih juga saya sampaikan kepada Pris Valentino Barus yang selalu memberikan dukungan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini juga kepada sahabat-sahabat saya : Elsy Yolinda Aritonang dan Amrita Julfantina Putri serta seluruh mahasiswa Kimia DIK B 2010. Ucapan terima kasih kepada seluruh teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang selalu memberikan senyuman hangat dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Juli 2014 Penulis,
(6)
iii
PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN ROPES (Review, Overview, Presentation,
Exercise, Summary) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID Elka Anggraeni Br. Ginting (NIM 4103131018)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dibandingkan dengan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran ROPES pada pokok bahasan Koloid.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas XI SMA Swasta RK Deli Murni Bandar Baru T.A 2013/2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI IPA SMA Swasta RK Deli Murni Bandar Baru yang berjumlah 2 kelas dan setiap kelas terdiri dari 40 siswa. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 2 kelas yang diambil secara acak, Kelas Eksperimen 1 diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Problem based Learning, sedangkan kelas Eksperimen 2 diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran ROPES (Review, Overview, Presentation, Exercise, Summary). Pengambilan data untuk hasil belajar siswa diperoleh dengan tes hasil belajar yang menggunakan instrumen yang valid sebanyak 25 soal dan reliabel (0,884), serta lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model Problem Based Learning dibandingkan dengan yang dibelajarkan dengan model ROPES (Sig 0,007 < 0,05). Peningkatan hasil belajar pada kelas yang dibelajarkan dengan model Problem Based Learning sebesar 83% dan peningkatan hasil belajar pada kelas yang dibelajarkan dengan model ROPES sebesar 76%, yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak.
(7)
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Ruang Lingkup 5
1.3 Rumusan Masalah 5
1.4 Batasan Masalah 5
1.5 Tujuan Penelitian 5
1.6 Manfaat Penelitian 6
1.7 Definisi Operasional. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teoritis 7
2.1.1 Hakekat Belajar Kimia 7
2.1.2 Hasil Belajar Kimia 8
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar 9
2.2 Model Pembelajaran 10
2.2.1 Model Pembelajaran Problem Based Learning 11 2.2.1.2 Manfaat Model Pembelajaran Problem Based Learning 15 2.2.1.3 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran PBL 16
2.2.2 Model Pembelajaran ROPES 17
(8)
vii
2.3.1 Media Audiovisual 24
2.3.1.1 Video 25
2.4 Sistem Koloid 25
2.4.1 Sistem Dispersi 25
2.4.2 Sistem Koloid 27
2.4.3 Sifat-Sifat Koloid 28
2.4.4 Penggolongan Koloid 36
2.4.5 Pembuatan Koloid 37
2.4.6 Cara Memurnikan Koloid 41
2.4.7 Penggunaan Koloid dalam Kehidupan Sehari-hari 42
2.5 Kerangka Konseptual 44
2.6 Hipotesis Penelitian 45
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 46
3.2 Populasi dan Sampel 46
3.2.1 Populasi Penelitian 46
3.2.2 Sampel Penelitian 46
3.3 Variabel dan Instrumen Penelitian 46
3.3.1 Variabel Penelitian 46
3.3.2 Instrumen Penelitian 47
3.3.2.1 Validitas Tes 47
3.3.2.2 Reliabilitas Tes 48
3.3.2.3 Tingkat Kesukaran Soal 49
3.3.2.4 Daya Pembeda Soal 50
3.4 Desain Penelitian 50
3.5 Prosedur Penelitian 51
3.6 Alat Pengumpulan Data 53
3.6.1 RPP 53
3.6.2 Tes 53
(9)
3.7.1 Uji Normalitas 54
3.7.2 Uji Homogenitas 54
3.7.3 Uji Hipotesis 54
3.7.4 Peningkatan Hasil Belajar 56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Instrumen Penelitian 57
4.1.1 Validitas Instrumen Tes 57
4.1.2 Reliabilitas 57
4.1.3 Tingkat Kesukaran Instrumen Tes 58
4.1.4 Daya Pembeda Instrumen Tes 58
4.2 Deskripsi Data Penelitian 58
4.3 Uji Persyaratan Analisa Data 60
4.3.1 Uji Normalitas Data 60
4.3.2 Uji Homogenitas Data 61
4.4 Uji Hipotesis 61
4.4.1 Pengujian Hipotesis 61
4.5 Peningkatan Hasil Belajar 62
4.5.1 Analisis Hasil Posttest 62
4.5.2 Analisis Peningkatan Afektif Siswa 65
4.5.3 Analisis Peningkatan Psikomotorik Siswa 65 4.5.4 Hubungan Afektif, Psikomotorik dan Hasil belajar 66
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 73
5.2 Saran 73
(10)
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 John Tyndall 29
Gambar 2.2 Efek Tyndal pada Koloid 29
Gambar 2.3 Robert Brown 30
Gambar 2.4 Gerak Brown 30
Gambar 2.5 Peristiwa Elektroforesis pada Koloid 31
Gambar 2.6 Adsorpsi Koloid 32
Gambar 2.7 Koagulasi Fe(OH)2 34
Gambar 2.8 Peristiwa Dialisis 35
Gambar 2.9 Pembuatan Sol Platina dan Sol Emas 40
Gambar 2.10 Cara Kerja Detergen 42
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus 77
Lampiran 2 RPP 79
Lampiran 3 Kisi-kisi Test 106
Lampiran 4 Instumen Penelitian Test Hasil Belajar 109
Lampiran 5 Format Lembar Jawaban 119
Lampiran 6 Kunci Jawaban 120
Lampiran 7 Format Laporan Kelompok 121 Lampiran 8 Lembar Penilaian Laporan Diskusi Kelompok 134
Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa ROPES 143
Lampiran 10 Lembar Penilaian LKS ROPES 147 Lampiran 11 Rubrik Penilaian Sikap 150
Lampiran 12 Data Validasi Instrumen Tes 153
Lampiran 13 Uji Validitas Tes 154
Lampiran 14 Uji Reliabilitas Tes 156
Lampiran 15 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 157
Lampiran 16 Perhitungan Daya Pembeda Butir Tes 159
Lampiran 17 Tabel Data Tes Awal, Tes Akhir dan Gain 161
Lampiran 18 Lembar Observasi Penilaian Afektif Siswa 166
Lampiran 19 Nilai Afektif Kelas Eksperimen 172
Lampiran 20 Lembar Observasi Penilaian Diskusi Kelompok 176
Lampiran 21 Nilai Diskusi Kelompok Kelas Eksperimen 182
Lampiran 22 Lembar Observasi Penilaian Psikomotorik Siswa 184
Lampiran 23 Nilai Psikomotorik Kelas Eksperimen 190
Lampiran 24 Uji Normalitas Data 194
Lampiran 25 Uji Homogenitas Data 197
Lampiran 26 Pengujian Hipotesis Hasil Belajar 198
Lampiran 27 Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar 199
Lampiran 28 Tabel Nilai-nilai r-Product Moment 202
Lampiran 29 Glosarium 203
(12)
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Ilmu kimia merupakan salah satu ilmu pengetahuan alam (IPA) yang memegang peranan penting serta memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan dan kemajuan teknologi. Kimia banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti bahan makanan, minuman, pakaian bahkan industri. Mengingat akan hal ini, para siswa baik dari sekolah menengah bahkan sampai perguruan tinggi perlu dibekali pengutan kemampuan kimia, agar mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi yang saat ini merupakan prioritas pembangunan.
Mata pelajaran kimia sebagai salah satu cabang dari sains mempunyai dua hal yang tidak terpisahkan yaitu, kimia sebagai produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori) temuan ilmuwan dan kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh karena itu pembelajaran kimia dan evaluasi kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk. Gabel (1999) mempertegas bahwa siswa membutuhkan keterampilan proses sains baik dalam penyelidikan ilmiah maupun dalam proses pembelajaran mereka. Kimia sebagai proses dan produk seharusnya mampu memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam meningkatakan kecerdasan dan prestasi belajar siswa. Berbagai gejala atau fenomena alam dapat diketahui dengan belajar kimia. Proses belajar kimia dapat dikaitkan langsung dengan berbagai objek yang bermanfaat di sekitar kehidupan manusia (siswa) agar memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap ilmiah (Conpolat, 2003). Salah satu konsep kimia yang diterapkan dalam pemenuhan kebutuhan hidup manusia adalah sistem koloid. Saat ini banyak penggunaan sistem koloid yang tanpa disadari banyak merugikan baik bagi manusia maupun lingkungan. Untuk mencegah atau mengurangi penggunaan koloid dalam kehidupan yang merugikan baik manusia maupun lingkungan diperlukan pengetahuan mengenai jenis- jenis koloid, sifat- sifat koloid dan dampaknya bagi manusia serta lingkungan. Materi atau bahan- bahan kimia saat
(13)
ini banyak digunakan secara luas dalam kehidupan sehari- hari seperti susu, mentega, kosmetik, plastik, obat- obatan, pupuk, pestisida, cat, semen, hair spray, ban karet bahan bakar dan jenis makanan yang semuanya merupakan hasil dari penerapan ilmu kimia.
Dalam proses pembelajaran kimia masih sering dijumpai adanya kecenderungan siswa yang tidak mau bertanya kepada guru meskipun mereka sebenarnya belum mengerti tentang materi yang disampaikan. Tetapi ketika guru menanyakan bagian mana yang belum mereka mengerti seringkali siswa hanya diam dan setelah guru memberikan soal latihan barulah guru mengerti bahwa sebenarnya ada bagian dari materi yang belum dimengerti siswa (Restuti, 2011).
Ilmu Kimia merupakan salah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tersulit dan membosankan bagi kebanyakan siswa menengah. Silitonga dan Situmorang (2011) mengemukakan bahwa pengalaman pendidikan yang sering dihadapi oleh guru-guru kimia di SMA adalah kebanyakan siswa menganggap bahwa pelajaran kimia sebagai mata pelajaran yang sulit, sehingga siswa sudah terlebih dahulu merasa kurang mampu dalam mempelajarinya. Hal ini mungkin disebabkan oleh penyajian materi yang kurang menarik dan membosankan, akhirnya terkesan sulit dan menakutkan bagi siswa. Sebagai akibat dari merasa sulit tersebut maka pelajaran kimia menjadi tidak menarik lagi bagi kebanyakan siswa sehingga menyebabkan rendahnya hasil belajar.
Menurut hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran kimia SMA Swasta RK Delimurni Bandar Baru, hasil yang diperoleh melalui wawancara tersebut, nilai kimia siswa yang dicapai pada umumnya masih rendah. Fakta ini diperoleh dari data penilaian ujian semester untuk kelas XI T.P 2012/2013 dengan nilai antara 60 – 80 dan nilai rata – rata kelas 68, sedangkan KKM kimia disekolah ini adalah 65, meskipun sudah tercapai, namun nilai yang diperoleh siswa sudah ada nilai tambahan dari guru. Dari hasil nilai kimia yang diperoleh siswa tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat prestasi siswa tergolong masih rendah.
(14)
3
Pemerintah telah berusaha memperbaiki kurikulum, perubahan kurikulum memiliki tujuan untuk meningkatkan rasa ingin tahu siswa dan mendorong siswa untuk aktif. Pada kurikulum 2013, siswa bukan lagi menjadi obyek tapi justru menjadi subyek dengan ikut mengembangkan tema yang ada. Lebih lanjut lagi Kemdikbud menyebutkan bahwa tema kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegarasi. Keberhasilan kurikulum 2013 tidak bisa terlepas dari peran guru sebagai ujung tombak pendidikan. Hal ini disebabkan, kurikulum 2013 bertujuan mendorong peserta didik, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), terhadap apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Melalui empat tujuan itu diharapkan siswa memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif. Dalam hal ini guru berperan besar di dalam mengimplementasikan tiap proses pembelajaran pada kurikulum 2013. Guru ke depan dituntut tidak hanya cerdas tapi juga adaptif terhadap perubahan (Husamah, 2013).
Berdasarkan pengalaman pada saat observasi sewaktu mengikuti PPL-T dan observasi yang dilaksanakan di sekolah SMA Swasta RK Delimurni Bandar Baru, Untuk mengatasi masalah belajar kimia, diperlukan suatu tindakan untuk memperbaiki proses pembelajaran dan diharapkan terjadinya peningkatan hasil belajar. Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 yang dikembangkan sekarang adalah Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning).
Beberapa penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning telah dilakukan dapat memberikan hasil yang lebih baik . Hasil penelitian yang dilakukan Sony (2011) telah membuktikan pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada konsep termokimia sebesar 70,17%. Penelitian Aji (2014) menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 Ambarawa Pada materi pokok larutan penyangga dan hidrolisis
(15)
sebesar 79,5%. Jurnal “Peningkatan Kreativitas dan Prestasi Belajar pada Materi Minyak Bumi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan Media Crossword” menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran PBL dengan media crossword dapat meningkatkan kreativitas siswa dengan pencapaian kreativitas siswa siklus I sebesar 53,27% meningkat menjadi 64,49% pada siklus II, dan meningkatkan prestasi belajar siswa dengan pencapaian kognitif siklus I sebesar 51,64% meningkat menjadi 81,69% pada siklus II (Nurhayati, 2013).
Model Pembelajaran ROPES dikemukakan oleh Hunts dalam Majid (2011), Penelitian menggunakan Model Pembelajaran ROPES pernah dilakukan oleh Benny Leonardo Simamora (2010) dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran ROPES Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Gerak Lurus Di Kelas VII Semester I SMP Parulian I Medan Tahun Pembelajaran 2009/2010. Peneliti memperoleh nilai rata-rata pretest pada kelas kontrol sebesar 39,8 dan pada kelas eksperimen sebesar 39, sedangkan nilai rata-rata posttest pada kelas kontrol sebesar 58,28 dan pada kelas eksperimen setelah diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran ROPES maka hasil belajar siswa meningkat dengan nilai rata-rata posttest sebesar 67.
Hasil penelitian Hiba Dertyana Siregar (2012), Penerapan Model Pembelajaran ROPES Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Pokok Zat dan Wujudnya di Kelas VII Semester I di SMP Negeri 6 Medan Tahun Ajaran 2011/2012). Penulis berhasil membuktikan bahwa model pembelajaran ROPES mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar fisika dengan nilai pretest sebesar 39,23 dan nilai posttest sebesar 56,41.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dalam usaha untuk meningkatkan hasil belajar, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Perbandingan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan ROPES (Review, Overview, Presentation, Exercise, Summary) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Koloid”.
(16)
5
1.2. Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Problem Based Learning dan Model Pembelajaran ROPES serta pengaruhnya terhadap hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan Koloid.
1.3. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah ada perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Model Pembelajaran ROPES ?
1.4. Batasan Masalah
Yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Model Pembelajaran yang digunakan adalah Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk kelas eksperimen 1 dan Model Pembelajaran ROPES untuk kelas eksperimen 2.
2. Obyek penelitian yaitu siswa kelas XI semester genap SMA Swasta RK Delimurni Bandar Baru T.A 2013/2014.
3. Materi yang diberikan dibatasi pada pokok bahasan Koloid.
4. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar yang diperoleh dari hasil tes akhir siswa setelah diberikan perlakuan penerapan model pembelajaran.
1.5. Tujuan Penelitian
Mengacu kepada rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui adanya perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Model Pembelajaran ROPES.
(17)
2. Mengetahui efektivitas peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan yang dibelajarkan dengan Model Pembelajaran ROPES.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Memberi masukan yang berguna bagi peneliti sebagai calon pendidik, menambah wawasan, kemampuan dan pengalaman dalam meningkatkan kompetensinya sebagai calon guru.
2. Sebagai bahan masukan bagi guru kimia pada umumnya, dan guru kimia SMA Swasta RK Deli Murni Bandar Baru khususnya dalam memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa.
3. Meningkatkan hasil belajar kimia siswa SMA Swasta RK Deli Murni Bandar Baru secara khusus melalui model pembelajaran.
4. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut.
1.7. Definisi Operasional
1. Model Pembelajaran Problem Based Learning
Model Pembelajaran Problem Based Learning merupakan pelaksanaan pembelajaran, berangkat dari sebuah kasus tertentu dan kemudian dianalisis lebih lanjut untuk ditemukan pemecahan masalahnya.
2. Model Pembelajaran ROPES
Model ROPES adalah model pembelajaran sebagai rencana prosedur pembelajaran dengan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran, yaitu melakukan review, overview, presentation, exercise dan summary.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar yang dimaksudkan adalah, nilai akhir siswa setelah diberikan perlakuan, yaitu penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dan Model pembelajaran ROPES. Nilai akhir tersebut diperoleh setelah siswa diberikan posttest dan dilakukan pengolahan data.
(18)
73 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model Problem Based Learning dibandingkan dengan hasil belajar yang dibelajarkan dengan model ROPES.
2. Peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan Problem Based Learning sebesar 83% sedangkan peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model ROPES sebesar 76%
5.2.Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan,maka disarankan hal-hal berikut: 1. Bagi guru atau calon guru disarankan untuk menerapkan model Problem
Based Learning sebagai salah satu alternative pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran kimia.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut disarankan untuk mengkolaboralsikan model Problem Based Learning dengan media yang sejalan dengaan perkembangan teknologi dan diterapkan pada pokok bahasan yang berbeda agar dapat dijadikan sebagai perbandingan guru dalam meningkatkan kualitas mutu pendidikan khususnya pada mata pelajaran kimia.
(19)
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, H., (1996), Kimia Larutan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
Aji, Trihatmo., (2014). Pendekatan Two Stay Two Stray Meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas I Ambarawa Pada Pokok Materi Larutan Penyangga Dan Hidrolisis. Skripsi. FMIPA. UNNES. Semarang.
Amir, M. Taufiq., (2009), Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Aqib, Zainal., (2013), Model-model, Media, dan strategi Pembelajaran Kontekstual (inovatif), Yrama Widya, Bandung.
Arsyad, A, (2000), Media Pengajaran, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Carkhuff, R.R. & Berenson, D.H. (1981). The skilled teacher. Amherst, MA: Human Resource Development Press, Inc
Carkhuff, R.R. & McCune, S.D. (2000). Possibilities schools. Amherst, MA: Possibilities Publishing
Conpolat, N., (2003). Student’s Understanding Of Chemistry Concepts. Journal Of Chemical Education, 80 (11), 1328 - 1331.
Djamarah dan Zain., (2006), Strategi Belajar Mengajar, PT Rineka Cipta, Jakarta. E-dutechtepe, (2011), Model Problem Based Learning,
http://e-dutechtepe.blogspot.com/2011/12/model-problem-based-learning.html (Diakses 6 Februari 2014).
Gabel, D., (1999), Improving Teaching and Learning through Chemistry Education Research: a Look to the Future. Bloomington Journal of Chemical Education. 24 (2), 124-132.
Gultom, Syawal., (2010), Kompetensi Guru, Unimed, Medan.
Husamah, dan Yanur, S., (2013), Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi Panduan Merancang Pembelajaran untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta.
Kemdikbud., (2013), http://litbang.kemdikbud.go.id/sekretariat/hasilun/index.php /sma/ (Diakses pada : 24 Maret 2014)
Majid, Abdul., (2011), Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan standar kompetensi Guru, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
(20)
75
Nurhayati, L., Martini, K.S., dan Redjeki, T., (2013), Peningkatan Kreativitas dan Prestasi Belajar Pada Materi Minyak Bumi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan Media Crossword, Jurnal Pendidikan Kimia FMIPA UNS, 2: 151-158.
Purba, Michael. 2007. Kimia Untuk Kelas XI, Erlangga, Jakarta
Restuti D, (2011), Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas X.1 SMAN 1 Karang Baru Pada Materi Reaksi Oksidasi Reduksi Melalui Model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT), Laporan PTK.
Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran, PT. RajaGrafindo Persada, Depok. Sadiman, A.S, Rahardjo.R., Haryan, A, dan Rahardjo, (1984), Media Pendidikan,
Penerbit PT. Raja Grafindo, Jakarta.
Sagala, Syaiful., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Saragih, Verawati. (2010), Perbandingan Pembelajaran Kooperatif STAD Dengan Kooperatif TGT Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon Di Kelas X SMA YPK Budi Murni 3 Medan, Skripsi, FMIPA, Unimed: Medan.
Silitonga, L, L., dan Situmorang, M., (2011), Efektivitas Media Audiovisual Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Pengajaran Sistem Koloid, Jurnal Pendidikan Kimia Vol 1 No. 1 Edisi April 2009 Hal 1-9 Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA,
Unimed, Medan.
Simamora. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran ROPES Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Gerak Lurus Di Kelas VII Semester I SMP Parulian I Medan Tahun Pembelajaran 2009/2010, Skripsi, FMIPA, UNIMED
Siregar. 2012. Penerapan Model Pembelajaran ROPES Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Pokok Zat dan Wujudnya di Kelas VII Semester I di SMP Negeri 6 Medan Tahun Ajaran 2011/2012, Skripsi, FMIPA, UNIMED.
(21)
Slameto., (2003), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Sony., (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Termokimia. Skripsi. FMIPA. UNNES. Semarang.
Sudarmo, Unggul., (2007), Kimia, Penerbit Erlangga, Jakarta. Sudjana., (2005), Metode Statistika, PT Tarsito, Bandung.
Sudjana, (2008). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Sugihari, Piping., (2011), Penggunaan Metode Scramble pada Pembelajaran
Fisika untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa, Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011.
Tambunan, (2012), Strategi Belajar Mengajar, FMIPA Unimed: Medan. Tim Pendidikan Kimia, (2010), Kimia Umum I, FMIPA Unimed: Medan.
Wahana Komputer, (2009), Panduan Praktis SPSS 17 Untuk Pengolahan Data Statistik, Penerbit Andi, Semarang.
www.geocities.com/davinpratama/lapkim/koloid.doc (diakses 14 februari 2014) www.sistemkoloid.tripod.com (diakses 14 februari 2014)
(1)
1.2. Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Problem Based Learning dan Model Pembelajaran ROPES serta pengaruhnya terhadap hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan Koloid.
1.3. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah ada perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Model Pembelajaran ROPES ?
1.4. Batasan Masalah
Yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Model Pembelajaran yang digunakan adalah Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk kelas eksperimen 1 dan Model Pembelajaran ROPES untuk kelas eksperimen 2.
2. Obyek penelitian yaitu siswa kelas XI semester genap SMA Swasta RK Delimurni Bandar Baru T.A 2013/2014.
3. Materi yang diberikan dibatasi pada pokok bahasan Koloid.
4. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar yang diperoleh dari hasil tes akhir siswa setelah diberikan perlakuan penerapan model pembelajaran.
1.5. Tujuan Penelitian
Mengacu kepada rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui adanya perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Model Pembelajaran ROPES.
(2)
2. Mengetahui efektivitas peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan yang dibelajarkan dengan Model Pembelajaran ROPES.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Memberi masukan yang berguna bagi peneliti sebagai calon pendidik, menambah wawasan, kemampuan dan pengalaman dalam meningkatkan kompetensinya sebagai calon guru.
2. Sebagai bahan masukan bagi guru kimia pada umumnya, dan guru kimia SMA Swasta RK Deli Murni Bandar Baru khususnya dalam memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa.
3. Meningkatkan hasil belajar kimia siswa SMA Swasta RK Deli Murni Bandar Baru secara khusus melalui model pembelajaran.
4. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut.
1.7. Definisi Operasional
1. Model Pembelajaran Problem Based Learning
Model Pembelajaran Problem Based Learning merupakan pelaksanaan pembelajaran, berangkat dari sebuah kasus tertentu dan kemudian dianalisis lebih lanjut untuk ditemukan pemecahan masalahnya.
2. Model Pembelajaran ROPES
Model ROPES adalah model pembelajaran sebagai rencana prosedur pembelajaran dengan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran, yaitu melakukan review, overview, presentation, exercise dan summary.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar yang dimaksudkan adalah, nilai akhir siswa setelah diberikan perlakuan, yaitu penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dan Model pembelajaran ROPES. Nilai akhir tersebut diperoleh setelah siswa diberikan posttest dan dilakukan pengolahan data.
(3)
73
1. Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model Problem Based Learning dibandingkan dengan hasil belajar yang dibelajarkan dengan model ROPES.
2. Peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan Problem Based Learning sebesar 83% sedangkan peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model ROPES sebesar 76%
5.2.Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan,maka disarankan hal-hal berikut: 1. Bagi guru atau calon guru disarankan untuk menerapkan model Problem
Based Learning sebagai salah satu alternative pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran kimia.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut disarankan untuk mengkolaboralsikan model Problem Based Learning dengan media yang sejalan dengaan perkembangan teknologi dan diterapkan pada pokok bahasan yang berbeda agar dapat dijadikan sebagai perbandingan guru dalam meningkatkan kualitas mutu pendidikan khususnya pada mata pelajaran kimia.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, H., (1996), Kimia Larutan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
Aji, Trihatmo., (2014). Pendekatan Two Stay Two Stray Meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas I Ambarawa Pada Pokok Materi Larutan Penyangga Dan Hidrolisis. Skripsi. FMIPA. UNNES. Semarang.
Amir, M. Taufiq., (2009), Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Aqib, Zainal., (2013), Model-model, Media, dan strategi Pembelajaran Kontekstual (inovatif), Yrama Widya, Bandung.
Arsyad, A, (2000), Media Pengajaran, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Carkhuff, R.R. & Berenson, D.H. (1981). The skilled teacher. Amherst, MA: Human Resource Development Press, Inc
Carkhuff, R.R. & McCune, S.D. (2000). Possibilities schools. Amherst, MA: Possibilities Publishing
Conpolat, N., (2003). Student’s Understanding Of Chemistry Concepts. Journal Of Chemical Education, 80 (11), 1328 - 1331.
Djamarah dan Zain., (2006), Strategi Belajar Mengajar, PT Rineka Cipta, Jakarta. E-dutechtepe, (2011), Model Problem Based Learning,
http://e-dutechtepe.blogspot.com/2011/12/model-problem-based-learning.html (Diakses 6 Februari 2014).
Gabel, D., (1999), Improving Teaching and Learning through Chemistry Education Research: a Look to the Future. Bloomington Journal of Chemical Education. 24 (2), 124-132.
Gultom, Syawal., (2010), Kompetensi Guru, Unimed, Medan.
Husamah, dan Yanur, S., (2013), Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi Panduan Merancang Pembelajaran untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta.
Kemdikbud., (2013), http://litbang.kemdikbud.go.id/sekretariat/hasilun/index.php /sma/ (Diakses pada : 24 Maret 2014)
Majid, Abdul., (2011), Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan standar kompetensi Guru, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
(5)
Nurhayati, L., Martini, K.S., dan Redjeki, T., (2013), Peningkatan Kreativitas dan Prestasi Belajar Pada Materi Minyak Bumi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan Media Crossword, Jurnal Pendidikan Kimia FMIPA UNS, 2: 151-158.
Purba, Michael. 2007. Kimia Untuk Kelas XI, Erlangga, Jakarta
Restuti D, (2011), Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas X.1 SMAN 1 Karang Baru Pada Materi Reaksi Oksidasi Reduksi Melalui Model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT), Laporan PTK.
Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran, PT. RajaGrafindo Persada, Depok. Sadiman, A.S, Rahardjo.R., Haryan, A, dan Rahardjo, (1984), Media Pendidikan,
Penerbit PT. Raja Grafindo, Jakarta.
Sagala, Syaiful., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Saragih, Verawati. (2010), Perbandingan Pembelajaran Kooperatif STAD Dengan Kooperatif TGT Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon Di Kelas X SMA YPK Budi Murni 3 Medan, Skripsi, FMIPA, Unimed: Medan.
Silitonga, L, L., dan Situmorang, M., (2011), Efektivitas Media Audiovisual Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Pengajaran Sistem Koloid, Jurnal Pendidikan Kimia Vol 1 No. 1 Edisi April 2009 Hal 1-9 Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA,
Unimed, Medan.
Simamora. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran ROPES Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Gerak Lurus Di Kelas VII Semester I SMP Parulian I Medan Tahun Pembelajaran 2009/2010, Skripsi, FMIPA, UNIMED
Siregar. 2012. Penerapan Model Pembelajaran ROPES Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Pokok Zat dan Wujudnya di Kelas VII Semester I di SMP Negeri 6 Medan Tahun Ajaran 2011/2012, Skripsi, FMIPA, UNIMED.
(6)
Slameto., (2003), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Sony., (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Termokimia. Skripsi. FMIPA. UNNES. Semarang.
Sudarmo, Unggul., (2007), Kimia, Penerbit Erlangga, Jakarta. Sudjana., (2005), Metode Statistika, PT Tarsito, Bandung.
Sudjana, (2008). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Sugihari, Piping., (2011), Penggunaan Metode Scramble pada Pembelajaran
Fisika untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa, Jurnal Pendidikan Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011.
Tambunan, (2012), Strategi Belajar Mengajar, FMIPA Unimed: Medan. Tim Pendidikan Kimia, (2010), Kimia Umum I, FMIPA Unimed: Medan.
Wahana Komputer, (2009), Panduan Praktis SPSS 17 Untuk Pengolahan Data Statistik, Penerbit Andi, Semarang.
www.geocities.com/davinpratama/lapkim/koloid.doc (diakses 14 februari 2014) www.sistemkoloid.tripod.com (diakses 14 februari 2014)