Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar PKN siswa kelas IV SDN Karangwuni 1 melalui penerapan pendekatan kontekstual.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR PKN
SISWA KELAS IV SDN KARANGWUNI 1 MELALUI PENERAPAN
PENDEKATAN KONTEKSTUAL

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh :
Yudith Christine Suroyo
091134092

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus yang selalu mengalirkan kasihNya bagi saya, sehingga
saya mampu menyelesaikan skripsi ini.
Hidupku sebagai calon pendidik yang berkualitas
Kedua orang tuaku Bapak Martinus Suroyo dan Ibu Kaminah yang senantiasa
memberikan semangat dan dukungan kepada anaknya baik dukungan moral
maupun materiil serta do’a yang tak pernah putus demi kesuksesan hidupku

Adikku yang selalu membantuku dan sekaligus sebagai penyemat dalam
menjalani hidupku
Dosen-dosenku di Program Studi PGSD Universitas Sanata Dharma yang
senantiasa memberikan bimbingan dan mendidikku untuk menjadi seorang
pendidik yang berkualitas
Teman-temanku yang selalu memberikan semangat, dukungan kepadaku dan
sebagai tempat curahan hati dikala menghadapi rintangan
Almamaterku Universitas Sanata Dharma yang telah menuntun ku untuk
menjadi calon pendidik yang berkualitas

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTTO

 Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan
mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. (Matius 7: 7)
 Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu
seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. (Kolose 3: 23)
 Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan
kepadaku. (Filipi 4: 13)
 “Keraguan hanya dapat dihilangkan dengan tindakan.” (Johann
Wolfgang von Goethe (1749–1832), dramawan dan novelis Jerman”
 “Jika pikiran saya bisa membayangkannya, hati saya bisa meyakininya,
saya tahu saya akan mampu menggapainya.” (Jesse Jackson, politikus
dan pemimpin masyarakat sipil Amerika Serikat)

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR PKN SISWA
KELAS IV SD NEGERI KARANGWUNI 1 MELALUI PENERAPAN
PENDEKATAN KONTEKSTUAL
Yudith Christine Suroyo
Universitas Sanata Dharma
2013
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui peningkatkan keaktifan belajar
PKn melalui penerapan pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV SD Negeri
Karangwuni 01 tahun pelajaran 2012/2013, dan (2) mengetahui peningkatan prestasi
belajar PKn melalui penerapan pendekatan kontekstual pada siswa kelas IV SD
Negeri Karangwuni 01 tahun pelajaran 2012/2013.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan
dalam 2 siklus dengan 4 kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan.
Setiap pertemuan dilakukan dalam waktu 2 x 35 menit. Pelaksanaan penelitian
dilakukan pada bulan februari sampai dengan maret 2013. Adapun subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Karangwuni dengan jumlah 18 siswa
yang terdiri dari 10 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki. Objek penelitian ini
adalah peningkatkan keaktifan dan prestasi belajar PKn melalui penerapan
pendekatan kontekstual pada kompetensi dasar “Mengenal sistem pemerintahan
tingkat pusat ”. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

observasi keaktifan siswa, lembar wawancara dan tes prestasi belajar siswa dalam
bentuk soal objektif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Penerapan pendekatan
kontekstual pada mata pelajaran PKn dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa
kelas IV SD Negeri Karangwuni 01 tahun peljaran 2012/2013. Kondisi awal
keaktifan siswa menunjukan bahwa persentase jumlah siswa aktif adalah 44%. Pada
Siklus I persentase jumlah siswa aktif adalah 61%. Pada siklus II, persentase jumlah
siswa aktif menjadi 66%. (2) Penerapan pendekatan kontekstual pada mata pelajaran
PKn dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Karangwuni 01
tahun pelajaran 2012/2013. Kondisi awal prestasi belajar siswa menunjukkan bahwa
persentase jumlah siswa yang memenuhi KKM (66) 33%. Pada Siklus I persentase
jumlah siswa yang memenuhi KKM (66) adalah 50%. Pada siklus II, persentase
jumlah siswa yang memenuhi KKM (66)menjadi 67%. Nilai rata-rata siswa pada
kondisi awal adalah 56,5. Pada siklus I, nilai rata-rata siswa adalah 64,8. Pada siklus
II, nilai rata-rata siswa menjadi 72,4.
Kata Kunci : Keaktifan, Prestasi Belajar PKn dan Pendekatan Kontekstual.
viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
INCREASING ACTIVENESS AND LEARNING ACHIEVEMENT OF CIVIC
EDUCATION THROUGH THE APPLICATION OF CONTEXTUAL APPROACH
FOR GRADE 4 STUDENTS OF KARANGWUNI 1 ELEMENTARY SCHOOL
ACADEMIC YEAR 2012/2013
Yudith Christine Suroyo
Universitas Sanata Dharma
2013
This study aims to (1) determine the increase of activeness in learning through
the application of contextual approach in grade 4 students of Karangwuni 01
Elementary School Academic year 2012/2013, and (2) to increase student
achievement through the implementation of a contextual approach in in grade 4
students of Karangwuni 01 Elementary School Academic year 2012/2013.
This research is a classroom action research (CAR) conducted in 2 cycles with
4 meetings. Each cycle consisted of two meetings. Each meeting is made within 2 x

35 minutes. The research was conducted in February to March 2013. The subjects in
this study were fourth grade students of Karangwuni elementary school with a total of
18 students consisting of 10 girls and 8 boys. The Object of this study is the
increasing of activeness and achievement for cuvics through the application of
contextual approach with the basisc of competency "Getting to know the government
system of the central level". The instrument used in this study was the student
activeness observation sheets, questionnaires and student achievement tests in the
form of objective questions.
These results indicate that: (1) The application of a contextual approach to the
subjects of Civics can improve students' activeness for grade 4 students of
Karangwuni 1 Elementary School Academic year 2012/2013. Initial conditions of
activity of students indicated that the average percentage of activeness students was
44% in the first cycle. The average percentage of student activity is 61% In the
second cycle, the percentage of student activeness to 66% (2) Contextual approaches
to civic education subjects can improve student achievement fourth grade elementary
school lesson Karangwuni 1 years 2012/2013. Initial conditions of student
achievement show that the percentage of students meet KKM (66) 33%. In the first
cycle the percentage of students meet KKM (66) is 50%. In the second cycle, the
percentage of students meet KKM (66) to 67%. Value of the average student in the
initial conditions is 56,5. In the first cycle, the average student score was 64,8. In the

second cycle, the average value being 72,4.

Keywords: Activeness and Learning Achievement Civics and Contextual approach.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji Tuhan, kami panjatkan kepada Tuhan Yesus yang Maha Kuasa, yang
telah memberikan segala kasihNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Skripsi yang berjudul PeningkatanKeaktifan dan Prestasi Belajar PKn
Siswa Kelas IV SD Karangwuni 01 Melalui Penerapan Pendekatan Kontekstual
ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

dalam Progran Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari dan merasakan bahwa adanya
bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak dalam penyelesaian skripsi ini.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sanata Dharma
2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J. S.S., BST., M.A., selaku kepala program
pendidikan PGSD Universitas Sanata Dharma
3. Drs. Y. B Adimassana, M.A dan Elisabaeth Desiana Mayasari, S.Psi, M.A selaku
dosen pesmbimbing 1 dan II yang telah bersedia memberikan bimbingan,
petunjuk dan arahan selama proses penelitian dan penulisan skripsi hingga
selesai.
4. Tri Muryanti, S.Pd selaku Kepala SD Negeri Karangwuni 01 yang telah
memberikan ijin tempat untuk melakukan penelitian
5. Anindita Rahardini, S.Pd selaku guru kelas IV SD Negeri Karangwuni 01 yang
telah bersedia memberikan bantuan selama proses penelitian
6. Siswa siswi Kelas IV SD Negeri Karangwuni 01 selaku subjek penelitian yang
telah bersedia untuk membantu saya dalam proses penelitian
7. Bapak dan Ibu Guru serta karyawan/ karyawati SD Negeri Karangwuni 01 yang
telah memberikan bantuan sehingga proses penelitian berlangsung dengan lancar

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................

iv

HALAMAN MOTTO .......................................................................................

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .........................

vii

ABSTRAK .........................................................................................................

vii

ABSTRACK ......................................................................................................

ix

KATA PENGANTAR ......................................................................................

x

DAFTAR ISI................................................................................................................

xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................................

xii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................

xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................................

xiv

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ..........................................................................

1

1.2 Pembatasan Masalah ...............................................................................

9

1.3 Perumusan Masalah ................................................................................

9

1.4 Pemecahan Masalah ................................................................................

10

1.5 Batasan Istilah .........................................................................................

10

1.6 Tujuan Penelitian .....................................................................................

11

1.7 Manfaat Penelitian ...................................................................................

12

BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka .........................................................................................

13

2.1.1 Belajar .........................................................................................

13

2.1.2 Keaktifan Belajar .........................................................................

17

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2.1.3 Prestasi Belajar Siswa ..................................................................

23

2.1.4 Pendekatan Kontekstual ...............................................................

27

2.1.5 Pendidikan Kewarganegaraan ......................................................

33

2.2 Penelitian terdahulu yang relevan ...........................................................

37

2.3 Kerangka Berpikir ..................................................................................

40

2.4 Hipotesis Tindakan .................................................................................

42

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian .......................................................................................

43

3.2 Setting Penelitian ........................................................................... .........

47

3.3 Rencana Penelitian ..................................................................................

48

3.4 Pengumpulan data dan Instrumen Penelitian ..........................................

50

3.5 Teknik Analisis Data ..............................................................................

70

3.7 Jadwal Penelitian .....................................................................................

74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian .......................................................................................

75

4.2 Pembahasan ........................................................................... ................. 103
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN DAN KETERBATASAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 116
5.2 Saran ........................................................................... ........................... 117
5.2 Keterbatasan ........................................................................... ............... 119

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 120
LAMPIRAN ................................................................................................................ 124

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Instrumen Pengumpulan Data ..................................................... 52
Tabel 2 Kisi-kisi Lembar Observasi Keaktifan Siswa ............................. 53
Tabel 3 Kisi-kisi Soal Objektif Siklus I ................................................... 56
Tabel 4 Kisi-kisi Soal Objektif Siklus II .................................................. 56
Tabel 5 Instrumen Penilaian Tes .............................................................. 57
Tabel 6 Lembar Observasi Keaktifan Siswa ............................................ 57
Tabel 7 Lembar Wawancara .................................................................... 58
Tabel 8 Rubrik Penilaian Afektif Siklus I dan II ..................................... 59
Tabel 9 Rubrik Penilaian Psikomotor Siklus I ......................................... 59
Tabel 10 Rubrik Penilaian Psikomotor Siklus II...................................... 59
Tabel 11 Kualifikasi Reliabilitas.............................................................. 61
Tabel 12 Hasil Validasi Silabus ............................................................... 61
Tabel 13 Hasil Perhitungan Penilaian RPP Siklus I ................................ 62
Tabel 14 Hasil Perhitungan Penilaian RPP Siklus II ............................... 64
Tabel 15 Hasil Validitas Soal Evaluasi Siklus I ...................................... 67
Tabel 16 Hasil Perhitungan Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus I .............. 68
Tabel 17 Hasil Validitas Soal Evaluasi Siklus II ..................................... 69
Tabel 18 Hasil Perhitungan Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus II ............. 70
Tabel 19 Indikator Keberhasilan .............................................................. 71
Tabel 20 Jadwal Penelitian....................................................................... 74
Tabel 21 Hasil Perhitungan Skor Keaktifan Kondisi Awal ..................... 76
Tabel 22 Hasil Perhitungan Skor Keaktifan Siklus I ............................... 85
Tabel 23 Hasil Nilai Prestasi Belajar Siklus I .......................................... 87
Tabel 24 Hasil Perhitungan Skor Keaktifan Siklus II .............................. 98
Tabel 25 Hasil Nilai Prestasi Belajar Siswa Siklus II ............................ 100
Tabel 26 Keaktifan dan Prestasi Belajar Kondisi Awal-Siklus II .......... 105
xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Literatur Map Penelitian yang Relevan ................................... 39
Gambar 2. Desain PTK menurut Kemmis Mc.Taggart............................. 46
Gambar 3. Grafik Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa ....................... 114
Gambar 3. Grafik Peningkatan Prestasi Belajar Siswa (KKM) ............. 114
Gambar 3. Grafik Peningkatan Prestasi Belajar Siswa (Nilai Rata2) ..... 115

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Silabus .................................................................................................. 125
LAMPIRAN 2 RPP Siklus I Pertemuan I ..................................................................... 133
LAMPIRAN 3 RPP Siklus I Pertemuan II.................................................................... 145
LAMPIRAN 4 RPP Siklus II Pertemuan I.................................................................... 152
LAMPIRAN 5 RPP Siklus II Pertemuan II .................................................................. 162
LAMPIRAN 6 Soal Evaluasi Siklus I .......................................................................... 171
LAMPIRAN 7 Soal Evaluasi Siklus II ......................................................................... 175
LAMPIRAN 8 Hasil Validitas Soal Evaluasi ............................................................... 179
LAMPIRAN 9 Instrumen Validasi Perangkat Pembelajaran........................................ 196
LAMPIRAN 10 Instrumen Pengumpulan Data Keaktifan ........................................... 211
LAMPIRAN 11 Instrumen Pengumpulan Data Prestasi Belajar .................................. 219
LAMPIRAN 12 Contoh Hasil Pekerjaan Siswa ........................................................... 235
LAMPIRAN 13 Contoh Sumber Belajar ...................................................................... 251
LAMPIRAN 14 Foto-foto Kegiatan Siklus I dan Siklus II........................................... 259
LAMPIRAN 15 Surat Ijin Penelitian ............................................................................ 262
LAMPIRAN 16 Surat Keterangan Bukti Penelitian .................................................... 263

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1

BAB I
PENDAHULUAN
Bab pendahuluan ini memuat latar belakang masalah, pembatasan
masalah, perumusan masalah, pemecahan masalah, batasan pengertian,
tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
1.1 Latar Belakang Masalah
UU No 20/2003 Pasal 1 ayat 1 dalam Kusuma menyatakan
bahwa, “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara” (Kusuma, 2010: 10). Sejalan dengan hal itu, Hamzah (2011: 75)
menjelaskan suasana belajar dan proses pembelajaran dalam kelas.
Suasana yang semestinya tercipta dalam proses pembelajaran adalah siswa
yang belajar benar-benar berperan aktif dalam pembelajaran. Proses
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) juga bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan: berpartisipasi secara aktif dan
bertanggung jawab; berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam
menanggapi isu kewarganegaraan; dan bertindak secara cerdas dalam
kegiatan bermasyarakat dan bernegara. (Winataputra & Budimansyah,
2012: 75).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

Kusuma (2010: 47) menjelaskan bahwa untuk dapat mewujudkan
tujuan PKn tersebut, maka diperlukan suatu proses pembelajaran secara
langsung dalam kelas. Proses pembelajaran secara langsung dalam kelas,
seharusnya

menciptakan

suasana

pembelajaran

yang

benar-benar

mengaktifkan siswa. Zaini, dkk (2008: xiv) juga menjelaskan, bahwa
belajar aktif sangat diperlukan oleh peserta didik, untuk mendapatkan hasil
belajar yang maksimal. Ketika peserta didik bertindak secara pasif dalam
proses

pembelajaran,

atau

hanya

menerima

dari

pengajar,

ada

kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan.
Sedangkan dalam pembelajaran aktif, peserta didik diajak untuk turut serta
dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental tetapi juga
melibatkan fisik. Dengan cara ini, biasanya peserta didik akan merasakan
suasana yang lebih menyenangkan, sehingga hasil belajar dapat
dimaksimalkan. Winataputra dan Budimansyah (2012: 132) juga
menjelaskan bahwa penilaian hasil belajar dalam Pembelajaran PKn, tidak
hanya pada tahap kognitif saja tetapi juga pada dimensi lainnya seperti
afektif (mental) dan psikomotorik (fisik).
Menurut

Hamzah

(2011:

75),

keberhasilan

pencapaian

kompetensi satu mata pelajaran bergantung pada beberapa aspek. Salah
satu aspek yang mempengaruhi adalah bagaimana cara guru dalam
melaksanakan pembelajaran. Kecenderungan pembelajaran saat ini, masih
berpusat pada guru yaitu bercerita dan berceramah. Siswa kurang terlibat
aktif dalam proses pembelajaran. Akibatnya tingkat pemahaman siswa

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

terhadap materi pelajaran rendah. Selanjutnya Hamzah (2011: 75)
menjelaskan, tidak jarang ditemukan bahwa pembelajaran di sekolah
terkesan ibarat seperti seorang yang menuangkan air dari ceret ke gelas.
Ilustrasi tersebut mendeskripsikan terjadinya proses pembelajaran kita saat
ini. Senada dengan yang diungkapkan oleh Winataputra & Budimansyah
(2012:

132),

implementasi

PKn

dalam

kelas

belum

maksimal.

Implementasi pembelajaran PKn yang belum maksimal, terlihat dari
pengelolaan kelas yang belum mampu menciptakan suasana kondusif dan
produktif. Suasana yang kondusif dan produktif ini, diperlukan untuk
memberikan pengalaman belajar kepada siswa, melalui keterlibatannya
secara pro aktif dan interaktif. Keterlibatan secara pro aktif dan interaktif
yang diharapkan adalah baik dalam proses pembelajaran di kelas maupun
di luar kelas (intra dan ekstra kurikuler). Keterlibatan yang tidak pro aktif,
akan berakibat pada miskinnya pengalaman belajar untuk pengembangan
kehidupan dan perilaku siswa.
Implementasi pembelajaran PKn di atas, terjadi pada proses
pembelajaran di SD Negeri Karangwuni 1. Berdasarkan observasi peneliti
di SD N Karangwuni 1 pada tanggal 27 September 2012 dan 6 oktober
2012, proses pembelajaran PKn yang berlangsung belum terlihat kondisi
pembelajaran yang bermakna (meaningfull) dan
Guru yang mengajar relatif

mengaktifkan siswa.

aktif menjelaskan materi pelajaran PKn

dengan ceramah, sedangkan siswa duduk dibangkunya masing-masing dan
mendengarkan penjelasan guru. Ketika proses pembelajaran PKn

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

berlangsung, guru melakukan tanya jawab kepada siswa. Namun, hanya
beberapa siswa saja yang mau menjawab. Siswa yang lain diam dan
bermain dengan mainan yang dibawanya. Guru berusaha untuk membuat
siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, dengan melakukan tanya jawab
secara perseorangan kepada siswa, misalnya “Arif, siapa yang membantu
tugas Pak Camat dalam urusan surat menyurat?”.

Arif menjawab :

“sekretaris camat bu”. Usaha tersebut kurang membuahkan hasil yang
berarti, setelah siswa menjawab pertanyaan, mereka kembali asyik dengan
kegiatannya masing-masing sedangkan
menjelaskan materi.

guru kembali melanjutkan

Setelah guru selesai menjelaskan materi, siswa

diminta untuk mencatat hal-hal penting dari penjelasan guru. Selain itu,
guru juga meminta siswa untuk dengan teman dan mencari sumber materi
untuk menjawab persoalan atau pertanyaan dari guru. Namun, hasil dari
observasi peneliti selama dua pertemuan, rata-rata persentase keaktifan
siswa secara keseluruhan dalam kelas hanya 44%.
Hasil observasi di kelas IV ditindak lanjuti oleh peneliti dengan
wawancara bersama guru kelas IV (Anin, komunikasi pribadi, 20
September dan 8 Oktober 2012). Beliau mengatakan, siswa kurang aktif
dan kurang antusias untuk belajar PKn karena materinya sulit dipahami.
Selain itu, materi pelajaran PKn dianggap terlalu abstrak contohnya adalah
materi sistem pemerintahan. Beliau juga mengaku kesulitan menciptakan
suasana pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Hal ini terlihat dari
kemampuan mereka yang hanya sebatas mengetahui materi, kemudian

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

dievaluasi di pertemuan selanjutnya, dan ternyata mereka sudah tidak
mengingatnya kembali.
Peneliti juga mendapatkan sebuah dokumen nilai – nilai siswa
dalam Tes Kendali Mutu (TKM ) dua tahun lalu dan TKM II setahun yang
lalu pada materi sistem pemerintahan tingkat pusat. Dokumen tersebut,
menunjukkan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran PKn rendah.
Hasil TKM PKn dua tahun lalu, 10 siswa dari jumlah 16 siswa atau 62,5%
tidak mencapai KKM, dengan nilai KKM 65. Pada TKM semester II
tahun lalu, siswa yang tidak mencapai KKM sebesar 60 % dari 20 siswa.
Dengan demikian setelah dicari rata-rata dari TKM dua tahun lalu, dan
TKM tahun lalu sebesar 61,25% siswa tidak mencapai KKM. Sedangkan
rata-rata nilai dua tahun dan setahun yang lalu hanya 56,5.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara guru, menunjukkan
bahwa proses pembelajaran PKn belum mencapai tujuan pembelajaran
PKn yang telah diungkapkan oleh Winataputra dan Budimansyah (2012:
75). Siswa hanya sebatas mengetahui materi pelajaran, kemudian lupa dan
tidak memanfaatkan materi PKn tersebut dalam kehidupan sehari-hari di
masyarakat. Selain itu, siswa juga kurang terlibat aktif dalam proses
pembelajaran di kelas. Kondisi kurang aktifnya siswa, terlihat dari proses
bertanya, berdiskusi, mencatat hal-hal penting, dan mencari sumbersumber belajar siswa rendah. Proses bertanya, berdiskusi, mencatat hal-hal
penting, dan mencari sumber-sumber belajar inilah yang merupakan
beberapa indikator dari keaktifan. Dengan demikian, keaktifan dalam

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6

proses pembelajaran PKn di kelas IV masih rendah. Keaktifan belajar
siswa yang rendah, mengakibatkan prestasi belajar siswa menjadi rendah
juga. Hal seperti yang diungkapkan oleh Zaini, dkk (2008: xiv), ketika
peserta didik pasif, atau hanya menerima dari pengajar, ada kecenderungan
untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan.
Hamzah (2011: 311) menjelaskan, untuk mendapatkan hasil
proses pendidikan yang maksimal, tentunya diperlukan pemikiran yang
kreatif dan inovatif. Inovasi dalam pembelajaran sangat diperlukan untuk
meningkatkan prestasi kearah yang maksimal dan menghasilkan siswasiswa yang kreatif dan inovatif. Inovasi ini dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran,
dan metode pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang inovatif antara
lain contextual teaching and learning (CTL) dan pembelajaran kooperatif.
Sejalan dengan penjelasan diatas, Trianto (2009: 8) menyatakan bahwa
apabila kita ingin meningkatkan prestasi, tentunya tidak akan terlepas dari
upaya peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. Berlakunya
Kurikulum 2004 Berbasis Kompetensi yang telah direvisi melalui
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), menuntut perubahan
paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran. Salah satu paradigma
pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher centered) beralih
menjadi berpusat pada siswa (student centered) dan pendekatan yang
semula bersifat tekstual berubah menjadi kontekstual.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7

Nurdin dalam Rusman (2010: 189) menjelaskan “CTL atau
pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang dapat membantu
guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat. Pendekatan kontekstual menyediakan 7
komponen pembelajaran dalam kelas yang membuat siswa aktif yakni
kontruktivisme, bertanya, inquiry,

masyarakat belajar, pemodelan,

refleksi, dan penilaian sebenarnya”.
Lebih lanjut lagi Hanafiah dan Suhana (2009), menjelaskan
bahwa penggunaan teknik bertanya dalam pendekatan kontekstual
bertujuan meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam
pemecahan masalah. Selanjutnya pendekatan kontekstual mendorong
peserta didik untuk belajar menemukan dan mengkontruksi sendiri
pengetahuan dan keterampilan baru sehingga pembelajaran akan lebih
bermakna. Hal ini yang disebut dengan kontrukstivisme. Dengan
demikian, tujuh komponen yang ada dalam pendekatan kontekstual akan
membantu siswa aktif menemukan sendiri konsep yang akan dipelajarinya,
belajar untuk aktif bekerjasama dalam proses pembelajaran, terlebih lagi
dapat mengaitkan konsep pengetahuannya dengan konteks kehidupan
sehari-hari.
Melihat penjabaran pendekatan kontekstual tersebut, maka
peneliti memilih pendekatan kontekstual untuk meningkatkan keaktifan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8

dan prestasi belajar PKn. Pemilihan pendekatan ini, didasarkan pada
pandangan belajar menurut pendekatan kontekstual yang diungkapkan
oleh Hanafiah dan Suhana.

Hanafiah dan Suhana (2009: 67-68)

menjelaskan bahwa, proses belajar menurut pendekatan kontekstual adalah
tidak hanya menghafal, akan tetapi mengalami dan harus mengkonstruksi
pengetahuan. Selain itu, belajar yang efektif harus berpusat pada peserta
didik (student centered), sehingga peserta didik memahami bagaimana
penggunakaan pengetahuan dan keterampilan barunya. Hal ini juga
diperkuat oleh hasil penelitian sebelumnya. Wahyuni (2012) dalam
penelitiannya

menyatakan,

“Pendekatan

kontekstual

dipilih

untuk

meningkatkan prestasi belajar, karena belajar akan lebih menyenangkan
jika lingkungan belajar diciptakan secara alami, dan belajar akan lebih
bermakna jika siswa mengalami sendiri apa yang dipelajarinya bukan
mengetahui”. Pernyataan ini seiring dengan pernyataan Elaine B Johnson
dalam Rusman (2010: 187) yang mengatakan, “Pembelajaran kontekstual
adalah sebuah sistem yang merangsang otak, untuk menyusun pola-pola
yang mewujudkan makna. Pembelajaran kontekstual cocok dengan otak
yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademis,
dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa”. Jadi, pendekatan
kontekstual adalah usaha untuk membuat siswa aktif dalam memompa
kemampuan dirinya, sebab siswa berusaha mempelajari konsep sekaligus
menerapkan dan mengaitkannya dengan dunia nyata.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9

Untuk itu, peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas
untuk menjawab

masalah ini dengan judul “PENINGKATAN

KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR PKn SISWA KELAS IV
SDN KARANGWUNI 1 MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN
KONTEKSTUAL”.
1.2 Pembatasan Masalah
Penelitian ini hanya dibatasi pada keaktifan dan prestasi belajar
Pendidikan Kewarganegaraan materi Organisasi pemerintah tingkat pusat
pada siswa kelas IV SD N Karangwuni 1 semester 2 tahun pelajaran
2012/2013.

1.3 Perumusan Masalah :
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan dalam latar
belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1.3.1

Bagaimana upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar PKn
pada siswa kelas IV SD N Karangwuni 1 semester genap tahun
pelajaran 2012/2013 melalui penerapan pendekatan kontekstual?

1.3.2

Apakah penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan
keaktifan belajar PKn pada siswa kelas IV SD N Karangwuni 1
semester genap tahun pelajaran 2012/2013?

1.3.3

Apakah penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan
prestasi belajar PKn pada siswa kelas IV SD N Karangwuni 1
semester genap tahun pelajaran 2012/2013?

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

10

1.4 Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
pendekatan kontekstual dalam melakukan proses belajar mengajar PKn
materi organisasi pemerintahan tingkat pusat.

1.5 Batasan Istilah
Batasan pengertian perlu dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan
pemahaman dalam penafsiran. Adapun pengertian-pengertian yang perlu
dibatasi adalah sebagai berikut :
1.5.1 Keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti giat atau sibuk.
Keaktifan disini dibatasi dengan kegiatan aktif dalam pembelajaran
yang meliputi aktif bertanya, aktif berdiskusi, aktif mencatat halhal penting, dan aktif mencari sumber-sumber belajar untuk
mengutarakan pendapat. (Dimyati&Mudjiono, 2006)
1.5.2 Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa dalam
materi yang terkait. Dalam penelitian ini, prestasi belajar siswa
dinyatakan dengan nilai yang diperoleh siswa dalam uji kompetensi
(kognitif, afektif dan psikomotor). (Purwanto, 2008)
1.5.3 CTL yang sama halnya disebut pendekatan kontekstual adalah
konsep belajar yang berusaha untuk membuat siswa aktif dalam
memompa kemampuan dirinya, sebab siswa berusaha mempelajari
konsep, sekaligus menerapkan dan mengaitkannya dengan dunia
nyata. (Yudhwati&Haryanto, 2011)

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

11

1.5.4 PKn adalah mata pelajaran yang diajarkan di SD/MI/SDLB, untuk
mengarahkan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam sekolah,
masyarakat dan keluarga. PKn juga mengarahkan siswa menjadi
warga negara yang baik, demokratis, menghargai perbedaan, dan
kritis dalam menanggapi isu kewarganegaraan. (Wiharyanto, 2007)
1.6 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1.6.1 Mengetahui bagaimana upaya peningkatan keaktifan dan prestasi
belajar siswa kelas IV SD N Karangwuni 1 pada siswa kelas IV SD
N Karangwuni 1 semester genap tahun pelajaran 2012/2013 pada
mata pelajaran PKn melalui penerapan Pendekatan Kontekstual.
1.6.2 Mengetahui

apakah penerapan pendekatan kontekstual dapat

meningkatkan keaktifan siswa kelas IV SD N Karangwuni 1 pada
mata pelajaran PKn pada siswa kelas IV SD N Karangwuni 1
semester genap tahun pelajaran 2012/2013?
1.6.3 Mengetahui

apakah penerapan pendekatan kontekstual dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD N Karangwuni 1
pada mata pelajaran PKn pada siswa kelas IV SD N Karangwuni 1
semester genap tahun pelajaran 2012/2013?

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12

1.7 Manfaat Penelitian
1.7.1

Bagi Peneliti:
Peneliti mendapatkan pengetahuan tentang penelitian sehingga
pengetahuan ini dapat diterapkan dalam penelitian selanjutnya.

1.7.2 Bagi Guru:
Penelitian ini bermanfaat bagi guru untuk menguasai penerapan
pendekatan kontekstual dan mampu menerapkan pendekatan
kontekstual dalam proses pembelajaran.
1.7.3 Bagi Siswa:
Penelitian ini dapat berguna sebagai masukan bagi siswa kelas IV
SD N Karangwuni 1 untuk membantu meningkatkan keaktifan dan
prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan.
1.7.4 Bagi Sekolah:
Penelitian ini dapat berguna sebagai masukan bagi sekolah, untuk
memberikan gambaran nyata mengenai pemanfaatan lingkungan
sekitar sekolah sebagai sumber belajar.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada kajian pustaka ini ada empat hal yang akan dibahas. Kempat hal
tersebut adalah kajian teori, hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan,
kerangka berpikir dan hipotesis tindakan. Kajian teori berisi tentang belajar,
keaktifan siswa, prestasi belajar, Pendidikan Kewarganegaraan, dan pendekatan
kontekstual. Penelitian yang relevan berisi tiga penelitian yang pernah dilakukan
oleh peneliti terdahulu dengan menggunakan perlakuan atau treatment yang sama
dengan yang akan digunakan oleh peneliti dan sudah terbukti berhasil dalam
penelitiannya. Pada kerangka berpikir berisi mengenai alur penelitian yang
dilakukan oleh peneliti. Sedangkan pada hipotesis tindakan diuraikan tentang
dugaan sementara dari peneliti mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian
ini.
2.1 Kajian Teori
2.1.1
2.1.1.1

Belajar
Pengertian Belajar
Menurut Skinner dalam Dimyati dan Mudjiono (2006: 7), “Belajar
adalah perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih
baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun”.
Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:7 ),
“Belajar merupakan tindakan dan perilaku kompleks.
Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa
sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak
terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat
siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14

sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa
keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan,
manusia atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar.”
Seiring dengan penjelasan Dimyati dan Mudjiono, Menurut Trianto
(2009: 16) menyatakan bahwa :
“Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada
individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan
karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau
karakteristik seseorang sejak lahir. Manusia banyak
belajar sejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat
sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan pekembangan
sangat erat kaitannya.”
Sejalan dengan pengertian para ahli diatas, Slameto (2010) ;
Suhana dan Hanafiah (2009:2) menjelaskan “Belajar ialah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah

laku

yang

baru

secara

keseluruhan,

sebagai

hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Jadi,
belajar merupakan proses yang dilakukan seseorang dimana seseorang
itu mengalami sebuah perubahan yang berarti sebagai hasil dari proses
tersebut.
Sesuai pengertian dari belajar, Gora dan Sunarto (2010)
menjelaskan ciri-ciri dari belajar, yakni kegiatan yang dilakukan
bertujuan untuk mengadakan perubahan kompetensi baru yang
sebelumnya tidak dimilikinya. Selanjutnya kompetensi yang dimiliki
sebagai hasil belajar adalah relatif lama. Dalam belajar usaha dan
perilaku belajar.

Usaha yang dilakukan dengan cara berinteraksi

dengan lingkungannya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15

Melihat pengertian tentang belajar oleh para ahli, peneliti
menyimpulkan pengertian dari belajar. Belajar adalah proses yang
dialami oleh seseorang sebagai hasil interaksi atau pengalamannya
dengan lingkungan. Lingkungan yang dimaksudkan adalah lingkungan
alam, hewan, tumbuhan, manusia, dan media atau sumber-sumber
belajar. Hasil interaksi seseorang ini membawa sebuah perubahan
dalam diri sesorang tersebut. Perubahan ini biasanya bersifat relatif
lama.
2.1.1.2

Teori Belajar
Banyak aliran teori yang mendasari atau menjelaskan bagaimana
anak belajar. Suyono dan Hariyanto (2011) menjelaskan tentang teori
belajar yang berpengaruh pada pembelajaran adalah teori aliran
kontruktivisme. Banyak ahli yang telah berkecimpung dalam aliran
kontruktivisme ini, dan boleh dikatakan aliran atau pandangan ini
banyak mewarnai pandangan tentang pembelajaran. Kontruktivisme
adalah sebuah filosofi pembelajaran yang dilandasi prinsip bahwa
dengan merefleksikan pengalaman, kita membangun, mengkonstruksi
pengetahuan pemahaman kita tentang dunia tempat kita hidup.
Menurut Suparno dalam Trianto (2010:75), teori kontruktivisme
menekankan pada prinsip bahwa pengetahuan dibangun oleh siswa
secara aktif dan guru sebagai fasilitator. Lebih lanjut Suhana dan
Hanafiah

(2011)

menjelaskan

bahwa

aliran

konstruktivisme

beranggapan, belajar bukan menghapal, melainkan mengalami, di mana

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

16

peserta didik dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuannya, melalui
partisipasi aktif secara inovatif dalam proses pembelajaran. Aliran ini
banyak diikuti oleh para tokoh pendidikan. Piaget dan Vygotsky
merupakan tokoh aliran kontruktivisme.
Suyono dan Hariyanto (2011)

menjelaskan bahwa teori Piaget

berlandaskan gagasan bahwa perkembangan anak bermakna ketika anak
mampu membangun struktur kognitifnya atau peta mentalnya yang
diistilahkan “schema/skema” (jamak = skemata), atau konsep jejaring
untuk memahami dan menanggapi pengalaman fisik dalam lingkungan
di sekelilingnya. Selanjutnya Hadisubroto dalam Trianto (2010: 72)
menjelasakan bahwa dalam teori piaget, anak membangun sendiri
skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan lingkungannya. Di
sini peran guru adalah sebagai fasilitator dan bukan sebagai pemberi
informasi. Guru perlu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi para
siswanya.
Sejalan dengan teori piaget, Suyono dan Hariyanto (2011)
menjelaskan bahwa teori lain yang mengusung tentang aliran
kontruktivisme adalalah vygotsky. Vygotsky lebih suka menyatakan
teori

pembelajarannya

sebagai

pembelajaran

kognisi

sosial.

Pembelajaran kognisi sosial meyakini bahwa kebudayaan merupakan
penentu utama bagi pengembangan individu. Kebudayaan disini adalah
lingkungan yang berupa keluarga, sekolah atau lingkungan sekitar
dimana kita tinggal. Dalam teori ini dikenal adanya istilah zona

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

17

perkembangan (zone of development) dan scaffolding.
Zona perkembangan maksudnya adalah ada perbedaan antara apa
yang dapat dilakukan anak sendiri dengan apa yang dapat dilakukan
oleh siswa dengan bantuan guru ataupun orang tua dan teman
sebayanya. Bantuan yang diberikan oleh guru, orang tua ataupun teman
sebayanya ini yang disebut dengan scaffolding. Scaffolding akan
dihentikan jika anak sudah mampu mengkonstruksi pemahamannya
sendiri setelah diberikan bantuan. Bantuan disini adalah hanya sebatas
sebagai

stimulus

untuk

mendorong

siswa

mengkonstruksi

pengetahuannya sendiri.
Dengan demikian, peneliti berusaha untuk melihat teori belajar
kontruktivisme yang berpengaruh pada proses pembelajaran anak. Teori
belajar aliran kontrutivisme lebih menekankan pada penguasaan suatu
konsep atau skemata melalui proses interaksi dengan lingkungan di
sekitarnya. Anak belajar dengan bantuan guru, sehingga anak lah yang
menjadi pusat pembelajaran dan guru sebagai pembimbing. Peran guru
yang sebagai pembimbing, akan memberikan kesempatan lebih banyak
lagi kepada anak untuk membangun sendiri suatu konsep-konsep materi
pembelajaran.
2.1.2
2.1.2.1

Keaktifan Belajar
Pengertian Keaktifan dalam Proses Pembelajaran
Kata Aktif dalam dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Poerwadarminta, 2008) artinya adalah giat bekerja dan giat berusaha.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

18

Sedangkan keaktifan diartikan sebagai kegiatan, kesibukan, aktivitas.
Namun, berbeda dengan pengertian itu, Hermawan (2007: 83)
menyatakan, “Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain adalah
untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif
membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang
mereka hadapi dalam kegiatan pembelajaran”.

Dengan demikian,

kegiatan aktif siswa dalam proses pembelajaran dapat disebut dengan
belajar aktif. Sejalan dengan penjelasana diatas, belajar aktif menurut
Martinis Yamin (2007: 82), “Suatu usaha manusia untuk membangun
pengetahuan dalam dirinya. Dalam proses pembelajaran terjadi
perubahan dan peningkatan mutu kemampuan, pengetahuan, dan
keterampilan siswa, baik dalam ranah kognitif, psikomotorik, dan
afektif”.
Yamin (2007: 82) kembali menjelaskan bahwa, belajar aktif
merupakan perkembangan dari teori Dewey Learning by Doing.
Dewey menyatakan bahwa siswa perlu terlibat dan berpartisipasi
secara spontan. Keinginan siswa akan hal-hal yang belum diketahuinya
mendorong keterlibatan siswa secara aktif dalam suatu proses
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, guru hendaknya menjadi
faisilitator yang membantu memudahkan siswa dalam pembelajaran
dan sebagai narasumber serta pengelola yang mampu merancang
pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Dengan demikian, siswa
menjadi terlibat dalam proses belajar bersama guru, karena siswa

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

19

dibimbing, diajar, dilatih menjelajah, mencari, mempertanyakan
sesuatu, dan menyelidiki jawaban atas suatu pertanyaan. Selain itu,
siswa dibimbing untuk memiliki keterampilan agar dapat menerapkan
dan memanfaatkan pengetahuan yang pernah diterimanya pada hal-hal
atau masalah baru yang diterimanya.
Sedangkan menurut Siregar dan Nara (2010: 97), “Belajar aktif
merupakan perkembangan dari teori belajar yang menyatakan, bahwa
belajar yang efektif itu adalah dengan mengerjakan, bukan
menghafalkan. Aktif dimaksudkan dalam proses pembelajaran yakni,
guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif
bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan pendapat”. Seperti
pendapat Siregar dan Nara, Dimyati dan Mudjiono, (2006: 45)
menyatakan:
“Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan
keaktifan. Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya.
Mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai
kegiatan psikis yang susah diamati. Kegiatan fisik berupa
membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilanketerampilan, dan sebagainya. Contoh kegiatan psikis
misalnya menggunakan khasanah pengetahuan yang
dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi,
membandingkan satu konsep dengan yang lain,
menyimpulkan hasil percobaan, dan kegiatan psikis yang
lain”.
Menurut
mengaktifkan

Siregar
siswa

dan
dapat

Nara

(2010:

dicapai

96-97),

apabila:

pembelajaran

belajar

dengan

mengerjakan-siswa aktif, terlibat, berpartisipasi, bekerja; Interaksi
antar siswa tinggi-belajar kelompok, berpasangan, bekerjasama; siswa

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

20

menemukan, memecahkan masalah; siswa pusat pembelajaran, bukan
guru; fokus pada proses pembelajaran.
Melihat pengertian keaktifan dari para ahli, peneliti menyimpulkan
bahwa keaktifan merupakan aktivitas atau kegiatan atau kesibukan.
Keaktifan juga muncul karena adanya proses belajar aktif. Belajar aktif
adalah belajar bukan hanya dengan menghafal tetapi melakukan
sendiri. Siswa aktif bertanya, berdiskusi dan mengerjakan sesuatu.
Belajar aktif dapat tercipta jika siswa diberikan kesempatan
menemukan sendiri konsep yang dipelajarinya. Siswa sebagai pusat
pembelajaran dan guru berperan sebagai fasilitator.

2.1.2.2

Indikator Keaktifan
Dimyati dan Mudjiono, (2006: 45) memberikan contoh
indikator yang mencerminkan keaktifan dalam proses pembelajaran
diantaranya: mencatat atau sekedar mendengarkan pemberitahuan;
memperhatikan hal-hal yang dijelaskan guru; mencatat tugas yang
diberikan dan mengerjakan tugas rumah; berdiskusi dalam kelompok;
melibatkan diri dalam proses tanya jawab; dan terlibat dalam
menyimpulkan pembelajaran. Sedangkan menurut Sudjana (2009: 61),
keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dapat dilihat
yakni: turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya; terlibat dalam
pemecahan masalah; bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak
memahami persoalan yang dihadapinya; berusaha mencari berbagai
informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah; melatih diri

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

21

dalam memecahkan masalah atau soal; menilai kemampuan dirinya
dan hasil-hasil yang diperoleh, melatih diri dalam memecahkan
masalah,

serta

menggunakan

kesempatan

menggunakan

atau

menerapkan apa yang telah diperolahnya dalam menyelesaikan tugas
atau persoalan yang dihadapinya.
Melihat penjelasan indikator keaktifan tersebut, maka peneliti
menyimpulkan beberapa indikator keaktifan dari dua ahli diatas
menjadi empat indikator. Peneliti menyimpulkan indikator keaktifan
menjadi empat indikator karena beberapa indikator yang diuraikan dua
ahli diatas sudah termasuk didalamnya. Ke empat indikator tersebut
adalah:
1) Mencatat hal-hal yang penting dalam proses pembelajaran
terlihat

dari

beberapa

indikator

yakni,

mencatat

dan

mendengarkan penjelasan guru, memperhatikan hal-hal yang
dijelaskan guru, mencatat tugas dan mengerjakan tugas rumah,
terlibat dalam menyimpulkan pembelajaran.
2) Melakukan tanya jawab dengan guru dan siswa lain dalam
proses pembelajaran, terlihat dari beberapa indikator yakni
melibatkan diri dalam proses tanya jawab dan bertanya pada guru
dan siswa saat tidak memahami persoalan
3) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya dalam
kelompok diskusi, terlihat dari beberapa indikator yakni

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

22

berdiskusi dalam kelompok dan melatih diri dalam memecahkan
masalah
4) Terlibat dalam mencari sumber dan menyatakan pendapatnya
untuk memecahkan masalah yang yang dihadapinya, terlihat
dari beberapa indikator yakni mencari berbagai informasi yang
diperlukan untuk memecahkan masalah, dan menggunakan
kesempatan menggunakan atau mener