Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar PKn melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas IV SDN Minomartani tahun pelajaran 2012 2013
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS IV
SDN MINOMARTANI TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013 SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh : BLANDINA SUN
091134068
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2014
(2)
St t PS‐
I EPEN
t t G
KATAN
KEAI t t FAN
D
AN
PREt t ASI BELAJ AR PК
h
最 =風
∴L琴1藤
O
D
EL FE諄
騰Et t ARAN
KO
争
PERATI F TI P_ Ft t TAD
KE曇
$「√SD要 ンl I NOt t Ani l ・ ANI ] ・AHl i N AJ ARAN 201重厖013I 〕i s us t l n( Di c h: Bl ar t t i ni Sl 理
NI L: 1 091i l 導: ) 手8
Tel 海巖dt t s e: uj 薔言参l c h:
Pc t t bi nt bi nt I
l ' embi l ■ bi nt i i
S. Ps i . , M. A.
・
機
S , “ V ´
・
・・‘
卜
´ ヽ
・
ヽ
・¨
一 轟
﹁
一
一
一
一一
︲
′
・
快
一
絲
︰
一
・
一
轟
・
一
競
. 〓 F ﹂ ・
一
・
(3)
SKRI PSI PEヽ I NGKATAN Kt t AKTt t FAN t t AN FI 鉦塁STASI BEl i A」AR「K姜
│や重ELAl , Ul 》嚢
G
D
EL PE, M
BELAJ ARAN
KO
◇
P塁 塁r t t TI F TI PE STAD KELAS I V SDN
卜
I I N
O
M
ARTAN
E TAH
l i `
A. : ARAN 2● 122013 Di pe応 : ap強n dt t di t ul i s ( ) l ehi茎塾E奎整塁婁S襲襲 卜「I Pl : 0911344148
T奎: ah卓: pe責由 anl an di depan pan: 重 塞諄建菫■; :
P繁
織nggal 、 28 Fc 撃拠a12014Pat t di t t yat akan t e18h r nemenuhi s ざ 婁r at St t s u壼轟菫 pani t i a pengut t i
Na澤象l c ngkap Kぐ籠 皇
Sc kま〕t at t s
At t ggot a l 菫へJ l g墓●i a l I
Ang蹂● 唸I I I
G. At t N理ぎahan熱. SJ . =S. S. ` 3ST. . ⅣI 、
A
三. C鍾額 艶s t t i t t i , S. Pd, H. A. . Ed, D. E卜Fs . Pat t l t t s Lギ轟菫鑢a、 卜1. 1l um
Et t s ムbc t h I 》 c s i 3塗我卜〔裏yas ar i . 3. P3: . 、 L〔. Fヽ
: Di s _ Pじi l Pul ■ ( ) l ■ l o. 卜1. Si
■ ‐
t l 悠
} ' akar t a, 13 Fc br ua五 壼C14
i ‐ akui t as i くc ピur t l al l dal l i Ll l u t t c i ndi di kan
(4)
HALAMAN PERSEMBAHAN
KARYA TULIS INI KUPERSEMBAHKAN KEPADA
Tuhan Yesus kristus dan Bunda Maria karena telah
memberikan terang roh kudus dan kasih karunia yang
besar didalam kehidupan saya.
Almarhum Ayah dan Ibuku yang selalu menyayangiku dan
memberikan semangat dalam hidup saya
Adik-adikku tersayang
Kekasihku tersayang yang selalu memberiku bantuan, doa
dan semangat
Para dosen-dosen PGSD USD yang selalu memberikan
dukungan dan semangat
(5)
MOTTO
“MENTAL YANG KUAT, USAHA YANG KERAS,
SEMANGAT BERJUANG YANG
TINGGI DAN DOA YANG TIADA HENTI
ADALAH KUNCI KEBERHASILAN DAN
KESUKSESAN”
“KEBERANIAN DAN TEKAD YANG KUAT
AKAN MEMBUAHKAN HASIL
YANG BAIK”
“BERFIKIR POSITIF DALAM KEADAAN
APAPUN”
(6)
Pt t R卜
YATAAt t KEASLEAN
KARTA
ヽ學y11■ c , yat 4ミan■ e■
3an Ses ur l ggun■
ya bai l 、, a s k五 ps i yal l g s ava t ul i s i r l i t i dak nt c t t uat kar ya
at au bagi an kar ya c r ang i ai t , kc c uel i yans t ごl al l di s ebut k2n dal al ■ kut i Pan di : l dat t ar pt t s t aka
Seba3ai l t t yal l l ya F8r ya i l l ni ah.
、
4
・
一
”
﹀
,
一
・
雛
聾
・轟
一
一F
ヽ賃
︶
(7)
LE卜
I BAR FJ ERN
YATAAN
PERS二
Fl , uj しAN
PU
BLI KASI KARYA I L} I I AH
U
N
TU
K KEPEN
TI N
G
AN
AKAD
E卜
I I SYt t g bc t t anda t amgar l di bawJ l i ni , s aya i l ■ t t l as i s wa Uni vc r s i t as Sc t p_ at a Dhamal
Nat t a : Bl at t di na Su重 Nl ン1 109113406S
De菫1l pc ngembangan i l l nu pc ngc t ahua爵, s aya r nc t t benkan kc pada pe=pl l s t akaan l 」 ni ver s i t as
Sanat a Di l ama■ t t γ a l i mi 憂、s aya bt t r l ュdul i
FEN
I N
G
XATAN
KEAKTI FAN
D
AN
PRESTASI BELAJ AR FEh i t i ELAI , I J ‐
IPI ODEI I PE》
I BELAJ ARAN
K00PERATI F TI PE STAD
KEL. ASI V SD
N
M
I N
O
M
ARTAN
I TAH
I I N
AJ ARAN
20122013
Dc l l gt t l l t l Cnt i l ki an s aya l r l 《I nbe五kan k, pada Pc 用pus t akaan t 」 ■: vet t r i t as Sat t at a Dhal l : : a unt uk
l l t t yi l l l p411, I I l el l =こ l i l l kal l dal i t l t t l bc nt uK I nじ di a i ai n, I nengc l ol anya dal 〔 vη bent uK Pant t r al ar l
daξ ュ, I nendi s t i bus i k〔i n s ec ar a t ごbl t as , dan m織l publ i kas i ka譲1: ya di i nt c t t c t at a毬 三笠c di a l ai n
じ載uk kc I ) ent i ngan akade■ 11■ t anPa r Cr l 11・l Q・1菫t a t t l n dal s aya r nat t pl l n■ 1`鷲■ber i kan l ・qド妻′ r j
豫η ada譴_ vaゞhma t t t ap i ■l c nt t nt t l l r t t an nama s aya s ebagai pc l l ul i s .
Dc t t l i ki at i pet t yat aai l l i i s ayc t buat dc ngal i s c ocnar i i ya.
Dわuat di Vogvaka" a
(8)
ABSTRAK
Blandina Sun, 091134068. 2014.Peningkatan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Pkn Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Kelas IV SD Negeri Minomartani Tahun Ajaran 2012/2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan presatsi belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri Minomartani menggunakan model pembelajaran cooperatif tipe STAD Tahun Ajaran 2012/2013 .
Penelitian ini merupakan Penelitia Tindakan Kelas, dengan subyek penelitian siswa kelas IV SD Negeri Minomartani yang berjumlah 24 siswa dan terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Penelitian terdiri dari 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 2 kalli pertemuan selama 2 jam pelajaran. Untuk pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes dan teknis non tes . Instrumen yang digunakan untuk penelitian ini adalah lembar pengamatan untuk mengukur peningkatan keaktifan belajar dan tes tertulis yang terdiri dari 20 soal pilihan ganda, 10 soal uraian untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam hal prestasi belajar.
Kriteria keberhasilan prestasi belajar yang ditentukan dalam penelitian ini adalah persentase siswa yang mencapai KKM 65 dari nilai rata-rata ulangan harian siswa, sedangkan peningkatan kemampuan keaktifan siswa dari kerja kelompok, tanya jawab dan aspek pengamatan yang telah ditentukan. Sebelum dilakukan tindakan data kondisi awal tahun ajaran 2011/2012 menunjukan dari 24 siswa terdapat 13 siswa (60 %) mendapat nilai ≥ 60 dan 11 siswa (40 %) mendapat nilai < 60 . Setelah dilakukan tindakan hasil pada siklus I menunjukan peningkatan prestasi belajar yaitu 24 siswa (100%) siswa tuntas mencapai KKM dan pada siklus II tidak ada penurunan hasil atau 24 siswa (100% )
tuntas mencapai KKM bahkan terdapat peningkatan rata-rata kelas yaitu pada siklus I
80,75 meningkat pada siklus II yaitu 95,56% . Pada peningkatan keaktifan belajar pada siklus 1 yaitu 84,86% kemudian meningkat pada siklus II menjadi
95,38%.
Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian yang telah dilakukan telah berhasil, karena dapat mencapai target bahkan melebihi target yang diharapkan.
(9)
ABSTRACT
Blandina Sun, 091134068. 2014. The Learning Achievement and Activeness Improvement in PKn through Cooperative Learning Model Type STAD of Grade IV SDN Minomartani Academic Year 2012/2013
This research aimed to know the learning achievement and activeness improvement in PKn through cooperative learning model type STAD of grade IV SD Negeri Minomartani academic year 2012/2013.
This research referred to a Classroom Action Research, with the students of grade IV in SD Negeri Minomartani as the research participants. The participants were 24 students consisted of 10 boys and 14 girls. The research consisted of 2 cycles which each cycle included 2 meetings for 2 hours. The data collections were test technique and non test technique. The instruments were an observation form to measure the improvement of learning activeness and a written test which consisted of 20 multiple choices, 10 essays to measure students’ success of learning achievements.
The give criteria of success of learning achievements in this research were the percentage of students who achieved KKM 65 from the average of students’ daily examination, whereas the improvement of students’ activeness from group works, question and answer, and the given observation aspect. Before the action was done, the data of the first condition academic year 20011/2012 showed that from 13 students out of 24 students (60%) got ≥ 60 and 11 students (40 %) got < 60 . After the action was done, the result of cycle 1 showed an improvement of learning achievement which 24 students (100%) achieved KKM and at the cycle II, there was no decreasing mark or 24 students (100% ) successfully achieved KKM even got the class average improvement at the cycle I which was 80,75, improved at the cycle II which was 95,56% . The improvement of learning achievement at cycle I was 84.86% and improved at the cycle II became 95.38%.
Based on the result, the researcher concluded that the research was done successfully because it could achieve the target even more than what had been expected previously.
(10)
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala
berkat, anugerah dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD KELAS IV SDN MINOMARTANI TAHUN AJARAN 2012/2013” yang diajukan
untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak dapat terwujud. Oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis ingin secara khusus menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya
kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST ., M.A., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Drs. Paulus Wahana, M.Hum selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan ,dukungan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A., selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing, membantu dengan sabar dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Drs. Puji Purnomo, M.Si., sebagai dosen yang telah memberikan saran dan masukan untuk penyelesaian skripsi ini.
6. Nugroho N,Atmodjo, S.Pd., selaku kepala sekolah SDN minomartani yang telah mengijinkan saya dalam melakukan penelitian.
7. Siswa kelas IV SD Negeri Minomartani yang telah membantu dan mau bekerja sama dengan baik sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.
8. Almarhum Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga saya bisa berhasil menyelesaikan skripsi ini.
9. Adik-adiku tersayang yang mendukungku.
10. Teman-temanku seperjuangan yang selalu memberikan bantuan.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
(11)
i l . Sc ―mua p遷1ま yang t c t at i nc mbt i nt u dal a11l pet i ul i s al l s kr i ps i l i l i , yal 13 t i dak dapat di s c but kan s at u per s at 撃 .
P彗貰l ul i s l l l ● : l vadar i bt t l l wこ l i l aSi h banvak kl kI I ュ
ngan dan kei c l l l 五 hai l dal ai l pen■ 113an 3懸
藤
l i ni 、 逸 賦 懸 i t u r Cnt t i S SO■ 3誠 mc ■ ま 霧apkt t Li 饉
k dt t l 予雲 最 da憂
be量, agat r i hak. s c moga s kr t pt t i 轟 dapt t ber r n銀亀
at bat t Sal l ua pi ■ ak_
(12)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... .. vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I ... ... 1
PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Penelitian ... 1
B.Pembatas masalah... 4
C.Rumusan Masalah ... 4
D.Pemecahan masalah ... 4
E.Batas pengertian... 4
F.Tujuan penelitian ... 6
(13)
BAB II... 9
LANDASAN TEORI... 9
Kajian Pustaka ... 9
A. Pengertian Belajar ... 9
B. Prestasi Belajar ... 10
A. Keaktifan Belajar ... 11
B. Ciri-Ciri Keaktifan Belajar ... 12
C. Prinsib-Prinsip Keaktifan Belajar ... 13
D. Pembelajaran Kooperatif... 15
E. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ... 16
F. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif ... 17
G. Kooperatif Tipe Stad ... 20
H. Kerangka Berpikir ... 26
I. Hipotesis Tindakan ... 28
BAB III ... 29
METODE PENELITIAN... 29
A. Jenis Penelitian ... 29
B. Setting Penelitian ... 34
C. Jadwal Penelitian ... 35
D. Rencana Tindakan... 36
E. Pengumpulan Data dan Instrumennya ... 38
F. Validitas instrumen penelitian ... 44
G. Analisis Data ... 47
BAB IV ... 53
(14)
A. Data Hasil Penelitian ... 53
1. Siklus I... 53
2. Siklus II... 68
B. Pembahasan... 83
BAB V ... 85
KESIMPULAN DAN SARAN... 85
5.1 Kesimpulan ... 85
5.2 Saran ... 86
DAFTAR PUSTAKA ... 87
(15)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif... 33
Tabel 2. Jadwal Penelitian ... 35
Tabel 3. Indikator keaktifan belajar ... 40
Tabel 4. Indikator prestasi belajar... 42
Tabel 5. Pedoman Kriteria Aktivitas Siswa... 43
Tabel 6. Validitas perangkat pembelajaran... 46
Tabel 7. Kriteria penilaian keaktifan belajar ... 48
Tabel 8. Target keberhasilan siswa dalam keaktifan belajar ... 49
Tabel 9. Target keberhasilan siswa dalam prestasi belajar ... 49
Tabel 10. Hasil pengamatan keaktifan belajar ... 61
Tabel 11. Rubrik pengamatan keaktifan belajar ... 62
Tabel 12. Nilai prestasi belajar siswa siklus I ... 57
Tabel 13. Hasil analisis ketuntasan siklus I ... 58
Tabel 14. Pengamatan keaktifan siklus II... 75
Tabel 15. Hasil analisis keaktifan siklus II... 76
Tabel 16. Nilai prestasi belajar siklus II... 78
Tabel 17. Hasil analisis ketuntasan siklus II... 80
(16)
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 31
(17)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat-surat yang berkaitan dengan penelitian………... ... 89
Lampiran 2 Silabus... 94
Lampiran 3 Perangkat pembelajaran Siklus I Pertemuan ... 95
Lampiran 4 Perangkat pembelajaran Siklus I Pertemuan 2... 113
Lampiran 5 Perangkat pembelajaran Siklus II Pertemuan 1... 129
Lampiran 6 Perangkat pembelajaran Siklus II Pertemuan 2………... 142
Lampiran 7 Hasil Kerja Siswa... 143
Lampiran 8 SPSS ... 147
Lampiran 9 Uji Validitas ... 149
Lampiran 10 Uji Reliabilitas ... 151
Lampiran 11 Daftar Nilai Siklus I………... 153
Lampiran 12 Daftar Nilai Siklus II………... 156
Lampiran 13 Daftar Nilai Pengamatan keaktifan Siklus I………….... ... 159
Lampiran 14 Daftar Nilai Pengamatan keaktifan Siklus II…………... 161
(18)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
Pendidikan memiliki peranan penting dalam mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, memiliki ide cemerlang untuk memperoleh masa depan yang lebih baik dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Bahri, 2005). Untuk dapat meningkatkan kualitas prestasi belajar siswa dalam pembelajaran, salah satu yang berperan penting adalah guru. Guru berperan sebagai fasilitator, ukuran kognitif, dan kooperatif (Wilson, 1978). Karena berkat usaha guru maka timbullah keinginan siswa untuk belajar dan siswa aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Guru juga menciptakan iklim kelas yang dapat membuat anak lebih aktif dalam proses pembelajaran yang baik dan menyenangkan anak (Hamalik, 2006). Penciptaan iklim yang baik dalam proses pembelajaran diperlukan keterampilan mengajar. Keterampilan mengajar merupakan kompetensi professional yang cukup kompleks, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh (Mulyasa, 2007). Keberhasilan suatu kegiatan belajar mengajar ditentukan oleh faktor-faktor antara lain guru, siswa dan bagaimana kegiatan belajar mengajar tersebut berlangsung.
Dalam Kegiatan Belajar Mengajar guru bertanggung jawab untuk melaksanakan proses pendidikan. Guru yang profesional harus memikirkan bagaimana cara mengajar dengan baik, cara meningkatkan keaktifan dan kualitas dalam mengajar sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar anak didiknya, untuk itu guru perlu adanya inovasi-inovasi pembelajaran yang membantu peningkatan prestasi belajar. Mengajar tidak
(19)
sama dengan membelajarkan. Hal ini terdeteksi dari hasil mengajar seorang guru yang tidak selalu dapat membelajarkan siswanya. Hasil belajar siswa yang bervariasi, apalagi kegiatan mengajar seorang guru tidak mempunyai tujuan atau tidak mengacu pada tujuan (Sutarno,2008). Keaktifan yang sangat menonjol dalam pengajaran adalah pada siswa. namun, bukan berarti peran guru tersisihkan, tetapi diubah, kalau guru dianggap sebagai sumber pengetahuan, sehingga guru selalu aktif dan siswa selalu pasif dalam kegiatan belajar mengajar. Guru adalah seorang pemandu dan pendorong agar siswa belajar secara aktif dan kreatif.
Berdasarkan hal tersebut, berbagai upaya perlu dilakukan untuk meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap suatu materi ajar. Pembelajaran di kelas IV SDN Minomartani 1 diketahui bahwa siswa kurang terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar pada mata pelajaran PKn. Hal ini terlihat dari 13 orang siswa sebanyak 60 % mendapat nilai 45 di bawah KKM. Hal tersebut mengidentifikasi prestasi belajar siswa rendah, karena pada tahun-tahun sebelumnya siswa kelas IV SDN Minomartani sebanyak 65 % mendapat nilai diatas KKM. Salah satu sebab prestasi belajar siswa rendah karena metode yang digunakan guru adalah metode ceramah yang membatasi keaktifan siswa. Metode ini lebih banyak memberikan informasi dan hanya penjelasan/bercerita sehingga siswa merasa bosan dan menjadi tidak memperhatikan penjelasan guru. Dengan kata lain masih kurangnya menggunakan metode yang dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa, misalnya kurangnya penguasaan guru dalam mengelola kelas dan kurang keterampilannya guru dalam penyampaian materi. Hal inilah yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran yang terjadi belum optimal, baik dari segi penyampaian guru maupun perhatian siswa. Dalam
(20)
hasil belajar siswa. Sehubungan dengan ini maka peneliti mencoba memperbaiki proses pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar dalam proses pembelajaran.
Slavin, R.E. (2009:8) Model pembelajaran kooperatif tipe STAD memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja kelompok dalam memecahkan suatu masalah secara bersama-sama. Beberapa pendapat tentang model belajar kooperatif dikemukakan oleh Slavin (Gerson, 2002:107), “Belajar kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana peserta didik belajar dan bekerjasama dalam kelompok kecil saling membantu untuk mempelajari suatu materi.” Sedangkan Sunal dan Hans (Hariyanto, 2000:18) mengemukakan, “Model kooperatif yaitu suatu cara pendekatan atau serangkain strategi yang khusus dirancang untuk memberikan dorongan kepada peserta didik agar bekerjasama selama berlangsungnya proses pembelajaran.” Stahl (Wardani, 2001:7) menyatakan, “Cooperatif learning dapat meningkatkan sikap tolong menolong dalam perilaku sosial.
B. Pembatasan Masalah
Peneliti membatasi penelitian ini dalam mata pelajaran PKn kelas IV SD Minomartani I pada KD mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat. C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, dan pembatasan masalah tersebut di atas, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai upaya untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar untuk siswa kelas IV Sd Negeri Minomartani Tahun Pelajaran 2012/ 2013?
(21)
2. Apakah dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn di kelas IV Sd Negeri 1 Minomartani Tahun Pelajaran 2012/ 2013?
D. Pemecahan Masalah4
Masalah rendahnya keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran PKn di kelas IV SD Negeri 1 Minomartani Tahun Pelajaran 2012/ 2013 dalam penelitian ini akan diatasi dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.
E. Batasan pengertian
Suatu istilah dapat ditafsirkan dengan makna yang berbeda-beda. Agar terhindar dari kesalahpahaman dan penafsiran-penafsiran yang keliru, maka peneliti memberikan batasan-batasan pengertian dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah suatu model pembelajaran yang mengarahkan siswa belajar atau bekerja secara berkelompok baik dalam kelompok kecil maupun kelompok besar untuk mencapai tujuan kelompok. peserta didik aktif membangun pengetahuannya sendiri dan meningkatkan sikap tolong menolong dalam perilaku sosial
2. Keaktifan adalah persoalan penting dan mendasar yang harus dipahami, disadari dan dikembangkan oleh setiap guru dalam proses pembelajaran. Keaktifan belajar ditandai oleh adanya keterlibatan secara optimal, baik intelektual, emosi dan fisik. Siswa merupakan manusia belajar yang aktif dan selalu ingin tahu. Daya keaktifan yang dimiliki anak secara kodrati itu akan dapat berkembang ke arah yang positif saat lingkungannya memberikan ruang yang baik untuk perkembangan keaktifan itu
3. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah melakukan suatu kegiatan atau usaha belajar
(22)
F. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan agar dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa dan dapat menunjang pencapaian tujuan kegiatan belajar PKn, Adapun secara khusus tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu :
1. Mendeskripsikan kegiatan pembelajaran PKn materi mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat engan menggunakan Model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar pada siswa kelas IV Sd Negeri 1 Minomartani Tahun Pelajaran 2012/ 2013
2. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatan keaktifan dan prestasi belajar PKn materi mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat siswa kelas IV SD Negeri 1 Minomartani Tahun Pelajaran 2012/ 2013
G. Manfaat penelitian 1. Manfaat bagi siswa
Memudahkan siswa memahami konsep-konsep PKn pada materi mengenal system pemerintahan tingkat pusat, dan dapat membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajar dan dapat meningkatkan keaktifan dalam proses belajar.
2. Manfaat bagi guru
Guru dapat mengetahui sejauh mana kemampuan yang dimilikinya dalam peningkatan penguasaan keterampilan belajar dalam pembelajaran
Membantu guru dalam usaha menemukan bentuk pembelajaran dan sebagai bahan masukan untuk mengetahui bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif model STAD (student teams achievement division) merupakan salah
(23)
satu bentuk upaya dalam kegiatan pembelajaran yang dapat menambah atau meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa.
3. Manfaat bagi sekolah
Dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada sekolah tempat penelitian ini dilakukan, dapat menjadikan masukan yang positif bagi sekolah dalam peningkatan kualitas perbaikan pembelajaran dalam meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar.
4. Manfaat bagi peneliti
Sebagai bahan pertimbangan bagi penulis untuk merancang suatu pembelajaran yang dapat menambah wawasan tentang pembelajaran PKn terutama tentang penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD (student teams
achievement division) ini akan menjadi pengalaman ketika telah menjadi guru
(24)
BAB II
LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Belajar
Suatu kegiatan yang terus menerus dilakukan dalam kehidupan kita adalah belajar. Belajar bukan hanya terjadi pada kalangan anak-anak sekolah tetapi pada orang dewasa. Siapa pun dia tanpa belajar dia tidak akan mengerti apa-apa, dunianya menjadi sempit karena dia tidak memiliki pengetahuan sedikitpun. Oleh karena itu, belajar merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan kita.
Berikut ini akan dikemukakan beberapa teori yang berhubungan dengan teori belajar. Gagne (dalam Zulfa, 2010:9) menguraikan belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja. Menurut Witherington (dalam Zulfa, 2010:9), belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau pengertian.
Pengertian belajar menurut pandangan Thorndike (dalam Uno, 2011:11) mengemukan teorinya bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus (yang mungkin berupa pikiran, perasaan, atau gerakan) jelasnya perubahan tingkah laku dapat terwujud sesuatu yang konkret (dapat diamati), atau yang non konkret (tidak bisa diamati). Hilgard (2006:20) mengemukakan belajar adalah proses di dalamnya terbentuk tingkah laku melalui praktek atau latihan.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar terjadi secara terus-menerus kapanpun dan di manapun kita berada baik yang terjadi
(25)
anak-anak maupun orang dewasa yang membawa perubahan bagi seseorang baik tingkah laku, kecakapan, kepribadian dan kebiasaan seseorang.
2. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar terdiri dari dua kata yakni prestasi dan belajar. Sebelum mengurai lebih jauh tentang prestasi belajar terlebih dahulu akan dikemukakan tentang pengertian dari Prestasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:700), prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan atau yang telah dikerjakan). Oleh karena itu prestasi merupakan hasil yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan suatu usaha atau kegiatan tertentu. Winkel dalam bukunya Psikologi Pengajaran (1996:162) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.
Menurut Masidjo (1995:40) hasil proses belajar yang khas, yang dilakukan secara sengaja sebagai hasil suatu pengukuran dari hasil proses belajar yang diperoleh selama belajar. Hasil perubahan ini dapat diketahui dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan nilai. Hasil proses belajar yang khas yang dilakukan secara sengaja sebagai hasil suatu pengukuran akan disebut sebagai prestasi belajar apabila hasil proses belajar tersebut merupakan kemampuan yang sungguh-sungguh aktual yang diperoleh sewaktu mempelajari suatu bahan pelajaran. Kemampuan atau kecakapan aktual yang dimiliki siswa inilah yang dilaporkan oleh suatu tes hasil belajar (Masidjo, 1995:40).
Dari pendapat tersebut di atas disimpulkan bahwa prestasi adalah sesuatu yang diperoleh setelah melakukan sesuatu (pekerjaan atau akitvitas) yang dicapai melalui suatu latihan disertai suatu kesadaran untuk belajar yang dapat diukur dengan tes. Belajar terjadi dalam diri anak sejak lahir lewat latihan-latihan dan prakterk yang
(26)
dapat dilihat sehingga apa yang dipelajarinya itu anak mendapat pengalaman yang sungguh bermakna bagi dirinya sendiri. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa prestasi belajar adalah sesuatu yang diperoleh seorang anak melalui latihan dan praktek sehingga memperoleh suatu pengalaman yang sungguh bermakna bagi dirinya sendiri
3. Keaktifan Belajar
Keaktifan belajar terdiri dari kata kreativitas dan kata belajar. “Keaktifan memiliki kata dasar aktif yang berarti giat dalam belajar atau berusaha” (Ratmi, 2004). Keaktifan belajar berarti suatu keaktifan siswa dalam belajar merupakan persoalan penting dan mendasar yang harus dipahami, disadari dan dikembangkan oleh setiap guru dalam proses pembelajaran. Keaktifan belajar ditandai oleh adanya keterlibatan secara optimal, baik intelektual, emosi dan fisik. Siswa merupakan manusia belajar yang aktif dan selalu ingin tahu. Daya keaktifan yang dimiliki anak secara kodrati itu akan dapat berkembang ke arah yang positif saat lingkungannya memberikan ruang yang baik untuk perkembangan keaktifan itu usaha atau kerja yang dilakukan dengan giat dalam belajar.
Menurut Teory kognitif menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa yang mengolah informasi yang di terima dan tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi (Gage and Berliner, 1984:267). Manusia belajar yang aktif selalu ingin tahu (Mc keachie,1976:230) dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik anak yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang susah diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan, dan sebagainya dan kegiatan psikis anak dalam memecahkan masalah
(27)
yang di hadapi, menyimpulkan hasil percobaan dan membandingkan satu konsep dengan yang lain (Dimyati dan Mudjiono, 2009:45).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar itu sesuatu kegiatan yang dapat melibatkan anak untuk melakukan kegiatan dalam proses pembelajaran. Karena dengan adanya keterlibatan anak disetiap kegiatan belajar anak dapat memahami dan mengingat kembali apa yang telah dikerjakan hari ini dan supaya siswa aktif belajar, dan setiap guru melibatkan siswa dalam proses pembelajaran karena keaktifan belajar ditandai dengan adanya keterlibatan secara optimal, baik intelektual, emosi dan fisik.
a. Ciri-ciri Keaktifan Belajar
Menurut Muhammad Ali,( 2008: 69). Ada delapan ciri keaktifan belajar siswa yaitu 1) Adanya keterlibatan siswa dalam menyusun atau membuat perencanaan, proses
belajar mengajar dan evaluasi.
2) Adanya keterlibatan intelektual-emosional siswa baik melalui kegiatan mengalami, menganalisa, berbuat dan pembentukan sikap.
3) Adanya keikutsertaan siswa secara kreatif dalam menciptakan situasi yang cocok untuk berlangsungnya proses belajar mengajar.
4) Keinginan dan keberanian menampilkan perasaan,
5) Keinginan dan keberanian serta kesempatan berprestasi dalam kegiatan baik persiapan, proses dan kelanjutan belajar,
6) Penampilan berbagai usaha dan kreativitas belajar mengajar dalam menjalani dan menyelesaikan kegiatan belajar mengajar sampai mencapai keberhasilannya, 7) Kebebasan dan kekeluasaan melakukan hal tersebut di atas tanpa tekanan guru
(28)
8) Guru bertindak sebagai fasilitator dan koordinator kegiatan belajar siswa, bukan sebagai pengajar (instruktur) yang mendominasi kegiatan di kelas
b. Prinsip-Prinsip Keaktifan
Prinsip-prinsip keaktifan menurut Abdu Ahmadi dan Widodo Supriyono, (2004: 206).
1) Stimulasi Belajar
Pesan yang diterima siswa dari guru melalui informasi biasanya dalam bentuk stimulus. Proses pemberian stimulus tersebut dapat berbentuk verbal, bahasa, visual, auditif, dan lainnya. Stimulus hendaknya benar-benar mengkomunikasikan informasi yang dingin disampaikan guru kepada siswa.
2) Perhatian dan motivasi
Perhatian dan motivasi merupakan prasyarat utama dalam proses belajar mengajar. Tanpa adanya perhatian dan motivasi hasil belajar yang dicapai siwa tidak akan optimal. Stimulus belajar yang diberikan guru tidak akan berarti tanpa adanya perhatian dan motivasi dari siswa. Perhatian dan motivasi belajar siswa tidak akan lama bertahan selama proses belajar mengajar berlangsung. Oleh sebab itu perlu diusahakan oleh guru untuk menumbuhkan perhatian dan motivasi.
3) Respons yang dipelajari
Belajar adalah proses yang aktif, sehingga apabila siswa tidak dilibatkan dalam berbagai kegiatan belajar sebagai respons siswa terhadap stimulus guru, tidak mungkin siswa dapat mencapai hasil belajar yang dikehendaki. Keterlibatan siswa atau respons siswa terhadap stimulus guru bisa meliputi berbagai bentuk seperti perhatian, proses internal terhadap informasi, tindakan
(29)
nyata dalam bentuk partisipasi kegiatan belajar dan sebagainya. Keterkaitan guru dan siswa dalam kaitannya dengan stimulus dan respon didukung oleh penerapan strategi belajar yang tepat. Strategi pembelajaran yang melibatkan guru dan siswa, lebih efektif daripada tanpa bantuan dari guru (Aunurrahman, 2009: 121). 4) Penguatan
Setiap tingkah laku yang diikuti oleh kepuasan terhadap kebutuhan siswa akan mempunyai kecenderungan untuk diulang kembali manakala diperlukan. Hal ini berarti apabila respons siswa terhadap stimulus guru memuaskan kebutuhannya, maka siswa cenderung untuk mempelajari tingkah laku tersebut. Sumber penguat belajar untuk memuaskan kebutuhan berasal dari nilai, pengakuan prestasi siswa, persetujuan pendapat siswa, ganjaran, hadian dan lainnya.
5) Pemakaian dan pemindahan
Pikiran manusia mempunyai kesanggupan menyimpan informasi yang tidak terbatas jumlahya. Dalam hal penyimpanan informasi yang tidak terbatas penting sekali diperhatikan pengaturan dan penempatan informasi sehingga dapat digunakan kembali apabila diperlukan. Pengingatan kembali informasi yang telah diperoleh tersebut cenderung terjadi apabila digunakan dalam situasi yang serupa. Belajar dengan memperluas pembentukan asosiasi dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memindahkan apa yang sudah dipelajari kepada situasi lain yang serupa di masa mendatang (Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2004: 214)
(30)
4. Pembelajaran Kooperatif
Pengertian kooperatif sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih di mana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.
Menurut, Sanjaya (2006:242) menyatakan bahwa, Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen).
Menurut (Solihatin, Raharjo, 2008:4) pembelajaran kooperatif mengandung yang membantu mahasiswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersama-sama di antara sesama anggota kelompok akan meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar, produktivitas, dan perolehan belajar.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu kegiatan belajar siswa yang terjadi dalam kelompok dengan latar belakang yang berbeda serta kemampuan akademis yang berbeda pula, dengan suatu tujuan saling membantu di antara sesama dalam mengembangkan pemahaman dan sikap sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dapat meningkatkan keaktifan produktivitas dan perolehan belajar yang lebih baik.
Penerapan model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk perubahan pola pikir dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Karena itu, guru tidak lagi mendominasi kegiatan pembelajaran. Guru lebih banyak menjadi fasilitator dan mediator dari kegiatan dengan model pembelajaran ini. Model pembelajaran ini
(31)
membantu dan mendorong siswa untuk merancang dan membangun pengetahuannya sendiri
a. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Slavin (dalam Sanjaya 2006:242), mengemukakan dua alasan mengapa perlu menggunakan pembelajaran kooperatif. Pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain serta dapat meningkatkan kemampuan harga diri.
Kedua, Pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam
belajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan. Dari dua alasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini memiliki kelemahan.
Menurut Sanjaya (2006:243) pembelajaran kooperatif mempunyai dua komponen utama yaitu komponen tugas kooperatif dan komponen struktur insentif kooperatif. Tugas kooperatif berkaitan dengan hal yang menyebabkan anggota bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok, sedangkan struktur insentif kooperatif merupakan sesuatu yang membangkitkan motivasi individu untuk bekerja sama mencapai tujuan kelompok. Struktur insentif dianggap sebagai keunikan dari pembelajaran kooperatif, karena setiap anggota kelompok bekerja keras untuk belajar, mendorong dan memotivasi anggota lain menguasai materi pelajaran, sehingga mencapai tujuan kelompok.
Pembelajaran kooperatif menurut Suprijono (2009:54) adalah falsafah mengenai tanggung jawab pribadi dan sikap menghormati sesama. Peserta didik bertanggung
(32)
jawab atas belajar mereka sendiri dan berusaha menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang yang dihadapkan pada mereka. Guru bertindak sebagai fasilitator, memberikan dukungan tetapi tidak mengarahkan kelompok ke arah hasil yang sudah disiapkan sebelumnya.
Dalam pembelajaran kooperatif guru siswa memegang peranan penting, siswa adalah individu atau kelompok yang aktif sedangkan guru hanya memandu dan memberi motivasi kepada siswa atau sebagai fasilitator. Guru tidak hanya menuangkan ilmu kepada siswa tetapi siswa berusaha untuk bertanggung jawab mencari dan menemukan informasi untuk dipelajari dengan bantuan guru sendiri.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kooperatif merupakan sesuatu yang membangkitkan motivasi individu untuk bekerja sama mencapai tujuan kelompok. Struktur insentif dianggap sebagai keunikan dari pembelajaran kooperatif, karena setiap anggota kelompok bekerja keras untuk belajar, mendorong dan memotivasi anggota lain menguasai materi pelajaran, sehingga mencapai tujuan kelompok. hal yang menarik dari pembelajaran kooperatif adalah adanya harapan berupa peningkatan prestasi belajar peserta didik pembentukan relasi sosial, penerimaan terhadap peserta didik yang dianggap lemah, harga diri dan memberi pertolongan kepada yang lain.
b. Unsur-unsur dalam Pembelajaran Kooperatif
(Roger dan David dalam Suprijono 2009:58-61) mengemukakan lima unsur dalam menerapkan pembelajaran kooperatif antara lain:
1) Unsur Saling Ketergantungan Positif
Unsur ini menunjukkan bahwa ada dua pertanggungjawaban kelompok.
Pertama, mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok. Kedua, menjamin
(33)
tersebut. Beberapa cara membangun saling ketergantungan positif yaitu: Menumbuhkan perasaan peserta didik bahwa dirinya terintegrasi dalam kelompok, pencapaian tujuan terjadi jika semua anggota kelompok mencapai tujuan. Peserta didik harus bekerja sama untuk dapat mencapai tujuan. Tanpa kebersamaan, tujuan mereka tidak akan tercapai, Mengusahakan agar semua anggota kelompok mendapatkan penghargaan yang sama jika kelompok mereka berhasil mencapai tujuan, mengatur sedemikian rupa sehingga setiap peserta didik dalam kelompok hanya mendapatkan sebagian dari keseluruhan tugas kelompok. Artinya, mereka belum dapat menyelesaikan tugas, sebelum mereka menyatukan perolehan tugas mereka menjadi satu, Setiap peserta didik ditugasi dengan tugas atau peran yang saling mendukung dan saling berhubungan, saling melengkapi, dan saling terkait dengan peserta didik lain dalam kelompok.
2) Unsur Tanggung Jawab Perseorangan
Pertanggungjawaban ini muncul jika dilakukan pengukuran terhadap keberhasilan kelompok. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah membentuk semua anggota kelompok menjadi pribadi yang kuat. Tanggung jawab perseorangan adalah kunci untuk menjamin semua anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama. Artinya, setelah mengikuti kelompok belajar bersama, anggota kelompok harus dapat menyelesaikan tugas yang sama. Beberapa cara menumbuhkan tanggung jawab perseorangan adalah kelompok belajar jangan terlalu besar, melakukan assesmen terhadap setiap siswa, memberi tugas kepada siswa yang dipilih secara random untuk untuk mempresentasikan hasil kelompoknya kepada guru maupun kepada seluruh peserta didik di depan kelas, mengamati setiap kelompok dan mencatat frekuensi individu dalam membantu kelompok, menugasi
(34)
seorang peserta didik untuk berperan sebagai pemeriksa di kelompoknya dan menugasi peserta didik mengajar temannya.
a) Unsur Interaktif Promotif
Unsur ini penting karena dapat menghasilkan saling ketergantungan positif. Ciri-ciri interaktif promotif adalah saling membantu secara efektif dan efisien, saling memberi informasi dan sarana yang diperlukan, memproses informasi bersama secara lebih efektif dan efisien, saling mengingatkan, saling membantu dalam merumuskan dan mengembangkan argumentasi serta meningkatkan kemampuan wawasan terhadap masalah yang dihadapi, saling percaya, dan saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama.
b) Unsur Keterampilan Sosial
Untuk mengkoordinasikan kegiatan peserta didik dalam pencapaian tujuan, peserta didik harus: saling mengenal dan memercayai;mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius;saling menerima dan saling mendukung;mampu menyelesaikan konflik secara konstruktif
c) Unsur Pemrosesan Kelompok
Pemomresan mengandung arti menilai. Melalui pemrosesan kelompok dapat diidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan kelompok dan kegiatan dari anggota kelompok. Siapa di antara anggota kelompok yang sangat membantu dan siapa yang tidak membantu. Tujuan pemrosesan kelompok adalah meningkatkan efektivitas anggota dalam memberikan kontribusi terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai tujuan kelompok.
Dari kelima unsur di atas dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Sedangkan
(35)
Anita Lie (2007:29) dalam bukunya “Cooperative Learning”, mengemukakan bahwa model pembelajaran Cooperative Learning tidak sama dengan sekadar belajar kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model cooperative
learning dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih
efektif
5. Kooperatif Tipe STAD
STAD merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan pendekatan yang baik untuk guru yang baru memulai menerapkan model pembelajaran kooperatif dalam kelas (Pradyo Wijayanti, 2002: 2).
Pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dalam suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing beranggotakan 4-5 siswa, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan, memiliki kemampuan yang beragam, kalau dimungkinkan berasal dari berbagai suku. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran atau melakukan diskusi.
Menurut Slavin (2005: 143): “STAD terdiri dari lima komponen utama, yaitu presentasi kelas, tim/kelompok, kuis, skor perkembangan individu, dan rekognisi tim”. Selanjutnya Slavin (2005: 143) menjelaskan bahwa STAD dibagi menjadi beberapa kegiatan pengajaran, yaitu sebagai berikut:
a) Presentasi kelas , Tujuan pengajaran ini adalah guru menyajikan materi pelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Setiap awal dalam model
(36)
Penyajian ini mencakup pembukaan, pengembangan, dan latihan terbimbing dari keseluruhan pelajaran.
b) Tim atau Tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang diberikan guru dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut. Siswa diberi lembar kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih keterampilan yang sedang diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok. Guru mengamati kegiatan pembelajaran secara seksama, memperjelas perintah, mereview konsep, atau menjawab pertanyaan.
c) Kuis yaitu Kuis dikerjakan siswa secara mandiri. Tujuannya untuk menunjukkan apa saja yang telah diperoleh siswa selama belajar dalam kelompok. Hasil kuis digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan dalam nilai kelompok.
d) Skor Kemajuan Individu merupakan Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada tiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yanbg lebih baik dari pada sebelumnya. Tiap siswa dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal kepada timnya dalam sistem skor ini, tetapi tak ada siswa yang dapat melakukannya tanpa memberikan usaha mereka yang terbaik. Tiap siswa diberikan skor “awal”, yang diperoleh dari rata-rata kinerja siswa selanjutnya akan mengumpulan poin untuk tim mereka berdasrakan tingkat kenaikan skor kuis mereka dibandingkan dengan skor awal mereka.
e) Rekognisi tim atau Langkah awal adalah menghitung nilai kelompok dan nilai perkembangan individu. Pemberian penghargaan kelompok berdasarkan pada rata-rata nilai perkembangan individu.
(37)
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Memberikan informasi/menyajikan materi yang akan diberikan
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa.
Memberikan nama kelompok untuk masing-masing kelompok.
Menyajikan kartu soal dan memberikan lembar kerja siswa yang dikerjakan dengan berdiskusi dalam kelompok masing-masing.
Mengingatkan siswa tetap bersama kelompoknya masing-masing sampai selesai tugasnya dan bekerja dengan menggunakan keterampilan-keterampilan kooperatif yang dikembangkan
Memberikan bimbingan pada kelompok.
Pemberian kuis yang dikerjakan secara individu.
Jawaban dari kuis dikoreksi secara bersama-sama.
Pemberian tugas kelompok.
Slavin, R.E. (2009:8) Model pembelajaran kooperatif tipe STAD memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja kelompok dalam memecahkan suatu masalah secara bersama-sama. Beberapa pendapat tentang model belajar kooperatif dikemukakan oleh Slavin (Gerson, 2002:107), “Belajar kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana peserta didik belajar dan bekerjasama dalam kelompok kecil saling membantu untuk mempelajari suatu materi.” Sedangkan Sunal dan Hans (Hariyanto, 2000:18) mengemukakan, “Model kooperatif yaitu suatu cara pendekatan atau serangkain strategi yang khusus dirancang untuk memberikan dorongan kepada peserta didik agar bekerjasama selama berlangsungnya proses pembelajaran.” Stahl
(38)
(Wardani, 2001:7) menyatakan, “Cooperatif learning dapat meningkatkan sikap tolong menolong dalam perilaku sosial.
Slavin (Wardani, Sri, 2006:5-7) mengemukakan bahwa secara garis besar tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut:
Tahap Penyajian Materi
Pada tahap ini, guru mulai dengan menyampaikan tujuan pembelajaran umum dan khusus serta memotivasi rasa keingintahuan peserta didik mengenai topik/materi yang akan dipelajari. Dilanjutkan dengan memberikan apersepsi yang bertujuan mengingatkan peserta didik terhadap materi prasyarat yang telah dipelajari agar peserta didik dapat menghubungkan meteri yang akan diberikan dengan pengetahuan yang dimiliki. Teknik penyajian materi pelajaran dapat dilakukan dengan cara klasikal ataupun melalui diskusi. Mengenai lamanya presentasi dan berapa kali harus dipresentasikan bergantung kepada kekompleksan materi yang akan dibahas.
Tahap kerja Kelompok
Pada tahap ini peserta didik diberikan lembar tugas sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok ini, peserta didik saling berbagi tugas dan saling membantu penyelesaian agar semua anggota kelompok dapat memahami materi yang akan dibahas dan satu lembar dikumpulkan sebagai hasil kerja kelompok. Pada tahap ini guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator kegiatan tiap kelompok.
Tahap Tes Individual
Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar yang akan dicapai diadakan tes secara individual mengenai materi yang telah dibahas, tes individual
(39)
biasanya dilakukan setiap selesai pembelajaran setiap kali pertemuan, agar peserta didik dapat menunjukkan apa yang telah dipelajari secara individu selama bekerja dalam kelompok Skor perolehan individu ini dikumpulkan dan diarsipkan untuk digunakan pada perhitungan perolehan skor kelompok.
Tahap Perhitungan Skor Perkembangan Individu
Skor perkembangan individu dihitung berdasarkan skor awal. Perhitungan skor perkembangan individu dimaksudkan agar peserta didik terpacu untuk memperoleh prestasi terbaik sesuai dengan kemampuannya.
Tahap Penghargaan Kelompok
Pada tahap ini perhitungan skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan masing-masing skor perkembangan individu kemudian dibagi sesuai jumlah anggota kelompoknya. Pemberian penghargaan diberikan berdasarkan perolehan rata-rata, penghargaan dikategorikan kepada kelompok baik, kelompok hebat dan kelompok super.
Berdasarkan uraian di atas, dalam pembelajaran kooperatif yang menggunakan pendekatan STAD guru harus melaksanakan langkah-langkah: penyajian materi, kegiatan kelompok, tes individu, perhitungan skor setiap individu dan penghargaan kelompok. Guru bisa menyajikan materi baik secara klasikal atau pun melalui diskusi, dan tetap harus menyusun perencanaan pelaksanaan pembelajaran dan mempersiapkan lembar kerja peserta didik atau panduan belajar peserta didik, pembentukan kelompok belajar dan menjelaskan pada peserta didik tentang tugas dan perannya dalam kelompok, juga mengenai perencanaan waktu dan tempat duduk
(40)
harus dipersiapkan dengan baik pula, agar peran aktif peserta didik dan demokrasi benar-benar terlaksana.
6. Teori Belajar yang Mendukung Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student
Teams Achievement Division(STAD)
Teori belajar konetruktivisme lahir dari gagasan Piaget dan Vygotsky. Ide dari teori ini adalah peserta didik aktif membangun pengetahuannya sendiri. Otak peserta didik dianggap sebagai mediator yang menerima masukkan dari dunia luar dan menentukan apa yang akan dipelajarinya. Pandangan konstruktivis tentang pembelajaran adalah peserta didik diberi kesempatan memilih dan menggunakan model belajar sendiri dalam belajar dan guru membimbing peserta didik ke tingkat pengetahuan yang lebih tingi. Selain itu peserta didik diberi kesempatan untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai tujuan belajar.
Menurut Piaget (Depdiknas, 2004:21), “Faktor utama yang mendorong perkembangan kognitif seseorang adalah motivasi atau daya dari diri si individu sendiri untuk mau belajar dan berinteraksi dengan lingkungannya”. Lebih lanjut Piaget (Depdiknas, 2004:5) menjelaskan bahwa perkembangan kemampuan intelektual manusia terjadi karena beberapa faktor yang mempengaruhinya, seperti:
a) Kematangan (maturation), yaitu pertumbuhan otak dan sistem syaraf manusia karena bertambahnya usia.
b) Pengalaman (experience), yaitu terdiri dari:
c) Pengalaman fisik, yaitu interaksi manusia dengan obyek-obyek di lingkungannya. d) Pengalaman logika matematis, yaitu kegiatan-kegiatan pikiran yang dilakukan
(41)
e) Transmisi sosial, yaitu interaksi dan kerja sama yang dilakukan oleh manusia dengan manusia lainnya.
f) Penyeimbangan (equilibration), yaitu proses struktur mental (struktur kognitif) manusia kehilangan keseimbangan sebagai akibat dari adanya pengalaman-pengalaman baru, kemudian berusaha untuk mencapai keseimbangan baru dengan melalui proses asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah di mana informasi-informasi dan pengalaman-pengalaman baru diserap (dimasukkan) ke dalam struktur kognitif manusia, sedangkan akomodasi adalah penyesuaian pada struktur kognitif manusia sebagai akibat dari adanya informasi-informasi dan pengalaman-pengalaman baru yang diserap.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam Teori Piaget sangat mendukung pada pembelajaran kooperatif tipe STAD. Teori Piaget memandang penting dibentuknya kelompok belajar sehingga setiap anak memiliki rasa tanggung jawab dan merasa adanya saling ketergantungan secara positif karena setiap anggota memiliki peran serta dalam mencapai keberhasilan kelompoknya.
B. Kerangka Pikir
Pendidikan adalah sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Tanpa melalui proses pendidikan manusia tidak mungkin memiliki pengetahuan yang luas. Dengan kata lain, pengetahuan seseorang dapat diperoleh melalui suatu proses yaitu pendidikan. Pendidikan bisa terjadi baik di rumah maupun di sekolah, bahkan di mana saja kita berada.
Melalui prestasi belajar dan keaktifan, seorang anak akan mengalami suatu perubahan, dari yang tidak tahu menjadi tahu. prestasi belajar dan keaktifan menjadi suatu hal yang amat penting yang harus dikuasai oleh siswa. Hal ini diakui oleh semua siswa
(42)
dan guru baik sebagai pribadi atau individu maupun kelompok bahwa prestasi dan keaktifan siswa disekolah itu sangat dibutuhkan untuk mengembangkan kemampuan siswa dan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar.
Keaktifan belajar penting bagi siswa untuk mengembangkan kemampuannya karena siswa aktif berinteraksi dengan teman maupun guru dalam proses pembelajaran. Keaktifan siswa dalam belajar merupakan persoalan penting dan mendasar yang harus dipahami, disadari dan dikembangkan oleh setiap guru dalam proses pembelajaran. Keaktifan belajar ditandai oleh adanya keterlibatan secara optimal, baik intelektual, emosi dan fisik. Siswa merupakan manusia belajar yang aktif dan selalu ingin tahu.
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah. Prestasi belajar bagi siswa sangat penting karena dapat mengukur kecakapan yang dicapai siswa dalam bentuk nilai- nilai yang telah dicapai siswa selama proses pembelajaran . Prestasi belajar siswa ditunjukan dengan jumlah nilai raport dan prestasi belajar siswa juga dapat mengembangkan potensi diri, baik karena hasil belajar, berlatih keterampilan dalam bidang tertentu dan mengembangkan kecerdasan.
Model pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja kelompok dalam memecahkan suatu masalah secara bersama-sama. model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD). Pembelajaran kooperatif tipe STAD di kembangkan oleh Robert E. Slavin, di mana pembelajaran tersebut mengacu pada belajar kelompok peserta didik. Jumlah peserta didik bekerja dalam kelompok harus dibatasi, agar kelompok yang terbentuk menjadi efektif, karena ukuran kelompok akan berpengaruh pada kemampuan kelompoknya. Ukuran kelompok yang ideal untuk pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah empat
(43)
sampai lima orang. Hal ini dilihat dari peneliti melakukan penelitian di SDN Minomartani I Yogyakarta, peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, selama proses pembelajaran siswa lebih aktif, bersemangat, dan daya tarik belajar yang tinggi serta memiliki keinginan belajar yang sangat kuat.
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka tersebut di atas, peneliti mengemukakan hipotesis dalam penelitian ini adalah “Peningkatan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Siswa Kelas IV SDN Minomartani Tahun Pelajaran 2012/ 2013
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar PKn materi Mengenal lembaga lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat, pada siswa kelas IV SDN Minomartani I semester genap tahun pelajan 2012/2013
(44)
BAB III
METODE PENELITIAN
Di dalam bab ini, diuraikan metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini. Pembahasan tentang metode penelitian terdiri dari delapan bagian, yaitu jenis penelitian, setting penelitian, rencana penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, indikator keberhasilan, dan jadwal penelitian.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Kunandar (2008: 45) berpendapat penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti dikelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan
(treatment)tertentu dalam suatu siklus.
Penelitian menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang masih termasuk dalam rumpun penelitian kualitatif dan kantitatif karena penelitian ini digunakan untuk memperbaiki keadaan kelas yang kurang memuaskan serta meningkatkan keaktifan pembelajaran di kelas.
Menurut Agib (2006: 19) menyatakan penelitian tindakan kelas disebut
classroom action research yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru kelas dengan
penekanan pada penyempurnaan praktik mengajar dikelas. Terdapat beberapa jenis penelitian tindakan, dua diantaranya adalah penelitian tindakan perorangan
(45)
(individual action research) dan penelitian tindakan kelompok (collaborative action
research).
Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif yang ditandai dengan adanya kerja sama antara guru bidang studi dengan pihak peneliti. Guru berperan sebagai orang yang melakukan pembelajaran dan peneliti berperan sebagai pengamat yakni melakukan pengamatan selama pembelajaran berlangsung dan mencatat hasil temuan. Selain itu, guru dan peneliti juga saling bekerjasama dalam melakukan evaluasi terhadap hasil temuan yang diperoleh dan melakukan revisi untuk pertemuan siklus berikutnya.
Arikunto (2006: 16) mengemukakan empat tahapan Penelitian Tindakan Kelas yang lazim dilalui, yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut:
(46)
Perencanaan merupakan kegiatan merencanakan suatu tindakan yang akan dilakukan untuk setiap pelaksanaan siklus. Ada beberapa hal yang terdapat dalam perencanaan yaitu: identifikasi masalah, analisis penyebab adanya masalah dan pengembangan pemecahan masalah Menyusun atau menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), Menyiapkan
Pengamatan
Kemmis dan Taggart dalam Wiraatmaja (2005; 66) Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Pelaksanaan Perencanaan
Siklus I
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan
Refleksi Siklus II
(47)
lembar observasi aktivitas siswa , Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS), Menyususn tes evaluasi.
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas dilakukan mengacu pada apa yang direncanakan pada perencanaan. Pelaksanaan tindakan yang paling tepat yaitu mampu memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Setelah ditetapkan bentuk pelaksanaan tindakan. Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, menurut Arikunto (2006: 18) menyatakan penelitian tindakan adalah merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.
Pengamatan atau observasi dalam penelitian tindakan kelas dilakukan untuk mengetahui gambaran lengkap secara objektif tentang perkembangan proses pembelajaran. Merupakan suatu pengaruh dari pelaksanaan tindakan yang dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk data dengan atau tanpa alat bantu. Data yang dihimpun melalui pengamatan/onservasig data kuantitatif sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan.
Evaluasi dilakukan dalam rangka mengukur prestasi siswa setelah melalui proses pembelajaran. Refleksi dalam penelitian tindakan kelas dilakukan sebagai upaya evaluasi yang dilakukan guru dan peneliti dalam penelitian.
Refleksi dilakukan guru dengan cara berdiskusi terhadap berbagai masalah yang muncul didalam kelas pada perlakuan tindakan pada siklus pertama. Hasil refleksi perlakuan siklus pertama tersebut kemudian ditentukan peneliti apakah tindakan yang dilakukan sudah mencapai tujuan atau belum. Melalui refleksi inilah peneliti menentukan keputusan untuk menentukan siklus lanjutan ataukah berhenti karena masalahnya sudah terpecahkan. Apabila pada siklus pertama penelitian kurang baik, maka penelitian dilanjutkan dengan siklus kedua dengan melakukan perbaikan terhadap rencana penelitian.
(48)
B. Setting Penelitian
Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah 24 siswa kelas IV SD Negeri Minomartani I Yogyakarta
Obyek penelitian
Yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah penggunaan model Pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn khususnya pada kompetensi dasar “Mengenal Lembaga-Lembaga Negara Dalam Susunan Pemerintah Tingkat Pusat” semester genap tahun ajaran 2012/2013
Lokasi atau tempat penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti memilih SD negeri menomartani 1 Yogyakarta sebagai tempat penelitian.
Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini, Peneliti akan melakukan Penelitian pada pada semester (6) dua, bulan Februari- Juni 2013
(49)
Tabel 2 Jadwal Penelitian No Kegiatan
Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni 1 Observasi pra
penelitian 2 Penyusunan
proposal 3 Permohonan
ijin penelitian 4 Pengumpulan
data
5 Pengolahan data
6 Penyusunan laporan 7 Ujian skripsi 8 Revisi 9 Pembuatan
artikel
C. Rencana Tindakan 1. Persiapan
Sebelum melaksanaan siklus I dan siklus II, Penulis terlebih dahulu melakukan persiapan-persiapan sebagai berikut:
1) Meminta izin kepada Kepala Sekolah SD Negeri minomartani 1 untuk melakukan pengamatan (observasi) di SD tersebut. Permintaan ijin disini dimaksudkan agar kegiatan penelitian dapat berjalan dengan lancar dengan persetujuan dari pihak sekolah.
(50)
2) Wawancara
Melakukan wawancara untuk mencari informasi tentang kondisi awal keaktifan dan prestasi belajar siswa. Informasi tersebut diperoleh dari wawancara dengan guru mata pelajaran PKn di SDN Minomartani I.
3) Observasi
Tujuan untuk melakukan observasi untuk mengumpulkan data tentang kondisi sesungguhnya yang terjadi di kelas IV SDN I MINOMARTANI.
4) Indentifikasi masalah
Setelah diperoleh data dari hasil wawancara dan observasi maka peneliti dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi dan menentukan tindak lanjut.
5) Mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang dihadapi siswa pada Kompetensi Dasar mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintah tingkat pusat.
6) Menyusun proposal penelitian.
7) Merancang dan menyusun RPP, LKS dan instrument penilaian.
8) Menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data (rubrik penilaian keaktifan, panduan wawancara, kisi-kisi soal, soal evaluasi, instrumen penilaian). 9) Mempersiapkan sarana pendukung dalam kegiatan pembelajaran.
D. Rencana Tindakan Tiap Siklus
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus dengan prosedur kegiatan sebagai berikut:
1. Siklus I
(51)
Setiap kegiatan membutuhkan perencanaan, begitu juga dalam penelitian ini dilakukan beberapa perencanaan yaitu:
1) Memeperkenalkan model pembelajaran koopertatif tipe STAD
2) Menyusun dan menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 3) Menyiapkan Lembar Observasi Aktivitas Siswa.
4) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS). 5) Menyusun tes evaluasi (tes prestasi belajar) b) Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, Peneliti melaksanakan pembelajaran di kelas sebanyak 2 kali pertemuan dengan menggunakan metode Pembelajaran Kooperatif tipe stad. Adapun langkah-langkah pembelajaran pada pelaksanaan tindakan ini adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan awal atau Pendahuluan a) Salam, doa dan presensi.
b) Menyampaikan tujuan pembelajaran. c) Memotivasi siswa.
2. Kegiatan Inti
Memberikan informasi tentang materi yangakan diberikan 3. Kegiatan Penutup
a) Bersama-sama siswa menarik kesimpulan. b) Refleksi.
c) Evaluasi.
d) Menyampaikan materi yang akan diajarkan pada pertemuan berikutnya.
(52)
2. Siklus II
Siklus II dilakukan dalam tahap-tahap sebagai berikut: a. Rencana Tindakan Siklus II
Tahap persiapan dalam siklus II ini merupakan kelanjutan dari hasil refleksi pada siklus I. untuk itu, diperlukan penyempurnaan situasi belajar dan cara menyampaikan materi oleh guru.
b. Pelaksanaan tindakkan Siklus II
Kegiatan Awal; Salam, doa dan presensi, Menyampaikan tujuan pembelajaran, Memotivasi siswa. Kegitan Inti; Informasi kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari bersama. Kegiatan Penutup; Bersama-sama siswa menarik kesimpulan, Refleksi. Evaluasi pelaksanaan tindakan pada siklus II ini dilakukan dengan melaksanakan pembelajaran, kooperatif tipe stad
c. Observasi
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah disiapkan.
d. Evaluasi
Untuk mengetahui hasil pembelajaran, Peneliti harus melakukan evaluasi baik selama proses pembelajaran maupun setelah proses pembelajaran.
e. Refleksi
Refleksi yang dilakukan Peneliti pada siklus II dilakukan untuk menemukan kesimpulan dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Stad dalam pembelajaran berdasarkan hasil evaluasi pada Siklus I, observasi Siklus I, dan hasil evaluasi pada Siklus II.
(53)
Mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan dalam siklus ini sebagai upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar yang diharapkan peneliti.
Melihat hasil tes dan observasi yang sudah dicapai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.
Merencanakan dan menentukan tindak lanjut yang harus dilakukan berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus II.
E. Pengumpulan Data Dan Instrumennya
Data adalah segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian ini (Arikunto, 1999: 34). Di dalam penelitian ini, data yang diperlukan untuk dianalisis adalah data kegiatan siswa serta data kemampuan siswa
1. Peubah (variabel) Indikator Keberhasilan
Judul penelitian ini terdapat dua peubah (variabel), yaitu keaktifan dan prestasi belajar. Peubah (variabel) keaktifan dilakukan sebelum pelaksanaan Siklus I dan sesudah pelaksanaan Siklus II yang diperoleh melalui angket atau kuesioner. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan keaktifan dan prestasi belajar pada setiap siklus pembelajarannya. Sedangkan peubah (variabel) prestasi belajar diukur pada akhir setiap siklus.
2. Instrumen Penelitian
Penelitian ini memiliki dua variabel (peubah) tergantung berdasarkan judul penelitian, yakni keaktifan dan prestasi belajar. Berikut ini akan diuraikan indikator keberhasilan dari masing-masing variabel (peubah) dari kegiatan penelitian ini.
3. Variabel keaktifan
(54)
pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Menurut Ardhana (2009:162) keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik anak yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang susah diamati. Kegiatan fisik berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih. Dan psikis anak dalam memecaahkan masalah yang dihadapi, menyimpulkan hasil percobaan dan membandingkan satu konsep dengan yang lainnya.
a) Indikator Keaktifan Belajar
Tabel 2. Peubah dan Instrumen Penelitian Keaktifan No. Peubah Indikator Data Pengumpulan Instrumen
1. Keaktifan 1. Keberanian
menyampaikan
pendapat dalam
kelas 2. Memperhatikan penjelasan guru 3. Mampu bekerjasama dalam kelompok 4. Menyelesaikan
tugasnya tepat
waktu 5. Menjawab pertanyaan guru 6. Menjawab pertanyaan teman 7. Membuat rangkuman pelajaran 8. Mengerjakan tes/evaluasi
9. Bertanya kepada
guru dan guru 10. Bertanya kepada
teman 11. Dapat
memecahkan
masalah dalam
kelompok Jumlah siswa yang terlibat Pengamatan Lembar pengamatan
(55)
b) Indikator Prestasi Belajar
Tabel 4. Peubah dan Instrumen Penelitian Prestasi belajar No. Peubah Indikator Data Pengumpulan Instrumen 1. Prestasi
belajar siswa
1. Rata-rata nilai ulangan. 2. Persentase
jumlah siswa yang mencapai KKM
Nilai tes siswa
Tes tertulis Lembar tes/ulangan siswa
4. Pengumpulan Data
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan data yang berhubungan dengan keaktifan dan prestasi belajar PKn pada Kompetensi Mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintah tingkat pusat. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan berupa pengamatan atau obeservasi, test.
a. Pengamatan atau Observasi
Hadi (dalam Sugiono:145) mengemukakan bahwa Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk kelas IV SD Negeri Minomartani 1 tahun pelajaran 2012/2013.
b. Tes
Pemberian tes dilakukan untuk memperoleh data tentang prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Minomartani 1 tahun pelajaran 2012/2013, pada kompetensi dasar Mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintah tingkat pusat.
(56)
c. Non tes
Penilaian non tes dalam penelitian ini, digunakan untuk menilai keaktifan dan prestasi belajar siswa pada aspek afektif dan psikomotorik. Rubrik pengamatan keaktifan disusun berdasarkan indikator keaktifan yang sudah ada. Penyusunan rubrik keaktifan dilakukan untuk variabel yang sama yaitu keaktifan.
Tabel 4 :
Pedoman Kriteria Aktivitas Siswa NO Skor peserta didik Katagori
1 25-30 Sangat aktif
2 18- 24 Aktif
3 12-17 Cukup aktif
4 6-11 Kurang aktif
5 1-5 Tidak aktif
(Mudjiono, 2009:49). 1) Observasi
Pada penelitian ini, kegiatan observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Peneliti melakukan observasi terhadap keaktifan dan prestasi belajar siswa mengenai aspek afektif serta psikomotorik. Peneliti mengisi lembar pengamatan keaktifan dan prestasi belajar yang sudah disediakan pada setiap pertemuan.
2) Tes
Tes adalah alat yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur suatu dalam suasana atau cara tertentu (Arikunto, 1999: 53). Pada penelitian ini, tes digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa pada aspek kognitif. Tes yang digunakan adalah tes tertulis yang berupa pilihan ganda. Tes ini dilaksanakan pada
(57)
setiap akhir kegiatan pembelajaran di akhir setiap siklus. Tes ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan prestasi belajar siswa.
Tabel 6 :
Rincian Pemberian Skor Siklus I dan Siklus II No Jenis soal Jumlah
Soal
Skor Maksimal Tiap Soal
Jumlah Skor
1. Pilihan ganda 20 1 20
Jumlah 20
Dalam penelitian ini digunakan instrumen berupa tes tertulis. Untuk mengetahui apakah soal-soal tersebut layak dan sahih maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Kualitas soal ulangan siklus I dan siklus II diuji melalui uji coba yang dilakukan pada siswa kelas IV SD yang belum menerima materi PKN tentang mengenal lembaga-lembaga pemerintah tingkat pusat. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa ,Peneliti membuat 20 soal untuk diujikan.
F. Validitas Instrumen Penelitian
1. Validitas
Masidjo (2010: 242) menyatakan bahwa validitas suatu tes adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu tes dikatakan valid selain dilihat langsung dari keadaan dirinya juga dapat dilihat setelah diperbandingkan dengan suatu tes lain yang telah valid. Validitas dibagi menjadi tiga jenis, yaitu validitas isi, validitas konstruk, dan validitas kriteria.
Validitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi dan konstruk. Validitas isi berguna untuk mengukur instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Validitas konstruk berguna untuk mengukur indikator-indikator yang akan dicapai. Validitas isi dan konstruk digunakan agar menghasilkan data sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Validitas ini akan dilakukan dengan cara
(58)
expert judgement. Expert judgement yaitu validitas yang ditempuh dengan cara menanyakan atau dikonsultasikan dengan ahl
2. Validitas Perangkat Pembelajaran
Tabel 7 . Hasil perhitungan validasi perangkat pembelajaran
No. Perangkat
Pembelajaran Ahli
Hasil Penilaian Rata-rata
1. Silabus Dosen PKN 90
Kepala Sekolah SDN
Minomartani I 90
Guru Mapel Kelas IV SD N
Minomartani I 100
Rata-rata 93,5
2. RPP Dosen PKN 95
Kepala Sekolah SD N
Minomartani I 100
Guru Mapel Kelas IV SD N
Minomartani I 100
Rata-rata 98,3
3. LKS Dosen PGSD USD 85
Kepala Sekolah SD N
Minomartani I 90
Guru Mapel Kelas IV SD N
Minomartani I 100
Rata-rata 91,7
4. Bahan Ajar Dosen PGSD USD 100
Kepala Sekolah SD N
Minomartani I 100
Guru Mapel Kelas IV SD N
Minomartani I 100
Rata-rata 100
(59)
Koefisien Korelasi (X) Kualifikasi ± 0,91 - ± 1,00
± 0,71 - ± 0,90 ± 0,41 - ± 0,70 ± 0,21 - ± 0,40 ± 0,00 - ± 0,20
Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah
Dalam pengukuran akan mengukur reliabilitas soal yang valid. Reliabilitas dinyatakan dengan rumus:
rtt =
22 1 t t t t S n M n M nS Keterangan:
rtt = koefisien korelasi
St = deviasi standar
Mt = mean skor tes
n = jumlah item
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized
Items N of Items
.994 .995 20
G. Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan peneliti untuk menganalisis data-data yang telah berhasil dikumpulkan yaitu dengan teknik analisis data deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif kuantitatif yaitu suatu teknik pengolahan data yang tujuannya untuk melukiskan dan menganalisis kelompok data yang berupa angka. Analisis data ini dapat menggambarkan dengan
(60)
Data dari hasil observasi dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menganalisis data dan mendeskripsikan hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe stad dalam meningkatkan keaktifan belajar PKN
b. Menganalisis data dan mendeskripsikan langkah-langkah guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatan Kektifan belajar siswa.
2. Keaktifan belajar siswa
Data tentang keaktifan belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan dalam bentuk rubrik pengamatan dan dianalis secara deskriptif kualitatif dengan mengunakan skala 1-3. Kriteria keberhasilan tindakan, apakah nilai keaktifan belajar siswa minimal berkategori sedang atau pada interval nilai 60-89
Tabel 8:
Kriteria Penilaian Keaktifan Belajar
No Interval Kategori
1 30 - 59 Rendah
2 60 - 89 Sedang
3 90 - 120 Tinggi
Dimyati dan Mudjiono, (2009:84).
Sedangkan target keberhasilan siswa dalam prestasi belajar di akhir siklus atau setelah menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Stad adalah sebagai berikut:
(61)
Tabel 9:
Target Keberhasilan Siswa dalam keaktifan Belajar
Peubah (Variabel) Indikator Kondisi awal (sebelum tindakan siklus I)
Akhir siklus II (setelah menerapkan pembelajaran kooperatif
tipe STAD)
Keaktifan belajar Rata-Rata skor keaktifan 75% 95,38%
1. Hasil Belajar
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran PKN yang harus dikuasai siswa kelas IV SD Negeri Minomartani I Sleman-Yogyakarta adalah 65,00. Indikator keberhasilan yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini nilai rata-rata ulangan seluruh siswa yaitu 85. Nilai ulangan siswa ini diperoleh dengan menghitung skor dari hasil tes. Kondisi awal prestasi dan kondisi akhir yang diharapkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 10:
Target Keberhasilan Siswa dalam Prestasi Belajar
Peubah Indikator Kondisi
Awal
Siklus I Siklus II Prestasi
Belajar
a. Nilai rata-rata ulangan 59,62 80,75 95,56
b. Siswa yang memenuhi KKM (65,00)
42% 91% 100%
Penilaian:
(62)
Rata-rata (mean) =
N
Dengan
N
=ruhsiswa jumlahselu
hsiswa olehseluru iyangdiper
jumlahnila
b) Kriteria penghentian siklus:
Jika telah mencapai target siklus II, maka siklus dihentikan atau tidak melanjutkan ke siklus berikutnya.
I. Perhitungan keaktifan dan prestasi belajar siswa 1. Keaktifan Belajar
Data mengenai keaktifan siswa diperoleh berdasarkan kegiatan observasi yang dilakukan peneliti. Hasil observasi yang berupa tersebut diperkuat dengan hasil wawancara terhadap guru setelah kegiatan pembelajaran terlaksana. Analisis data minat siswa dapat di tempuh dengan cara membandingkan keadaaan awal minat siswa dengan keadaan setelah siklus I dan siklus II.
Peningkatan keaktifan siswa dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: a. Menghitung keaktifan setiap siswa sesuai dengan rubrik pengamatan pada setiap
pertemuan.
b. Menghitung rata-rata keaktifan setiap siswa pada akhir siklus Rata-rata keaktifan setiap siswa =
c. Menghitung rata-rata keaktifan seluruh siswa Rata-rata keaktifan seluruh siswa =
d. Membandingkan tingkat keaktifan awal dengan tingkat keaktifan siklus I dan membandingkan tingkat keaktifan siklus I dengan tingkat keaktifan siklus II. Pembandingan ini dilakukan untuk mengetahui adanya peningkatan keaktifan atau tidak.
(63)
2. Prestasi Belajar
Untuk mengetahui prestasi belajar siswa tentang materi perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia, peneliti menyediakan soal-soal evaluasi yang harus dikerjakan siswa pada setiap akhir siklus. Soal-soal tersebut adalah soal pilihan ganda. Selain soal evaluasi terdapat penilaian proses belajar siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar. Analisis skor hasil prestasi belajar ditempuh dengan membandingkan kondisi awal, akhir siklus I dan akhir siklus II. Langkah-langkah penyekorannya sebagai berikut:
a) Penyekoran nilai kognitif Jawaban benar = skor 1 Jawaban salah = skor 0
b) Penghitungan skor yang diperoleh setiap siswa c) Menghitung nilai siswa
Nilai siswa = nilai afektif + nilai psikomotorik + nilai kognitif Menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus:
d) Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa dengan rumus Persentase =
e) Membandingakan tingkat nilai prestasi belajar siswa pada siklus I dan siklus II dengan kondisi awal. Kegiatan membandingkan ini dilakukan untuk mengetahui ada peningkatan prestasi siswa atau tidak.
(1)
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2)
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(3)
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(4)
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5)
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(6)
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI