HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PROFITA BANDUNG.

(1)

HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PROFITA BANDUNG

(survey pada siswa kelas X, XI, XII program study Administrasi Perkantoran)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Skripsi dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Manajemen Perkantoran

oleh FITRIYAH

0909199

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PROFITA BANDUNG

(survey pada siswa kelas X, XI, XII program study Administrasi Perkantoran)

Oleh Fitriyah

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

© Fitriyah 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin darai penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PROFITA BANDUNG

Skripsi ini Telah Dibimbing dan Disahkan oleh:

Pembimbing I

Dr. H. Edi Suryadi, M.Si NIP. 196004121986031002

Pembimbing II

Sambas Ali Muhidin, S.Pd., M.Si NIP. 197406272001121001

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran FPEB UPI

Dr. Rasto, M.Pd NIP. 197207112001121001


(4)

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PROFITA BANDUNG

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:

Penguji I

Prof. Dr. Hj. Tjutju Yuniarsih, SE., M.Pd NIP. 195309121979032001

Penguji II

Drs. Uep Tatang Sontano, M.Si NIP. 195704151985031005

Penguji III

Hady Siti Hadijah, S.Pd., M.Si NIP. 197201272006042001


(5)

BERITA ACARA

Skripsi ini telah diuji pada:

Hari/Tanggal : Rabu, 29 Januari 2014 Waktu : 09.00 – 10.30

Tempat : Laboratorium Perkantoran Garnadi Lantai 3

Penelitian ujian terdiri dari: Ketua : Dr. Rasto, M.Pd

NIP. 197207112001121001 Sekretaris : Drs. Budi Santoso, M.Si

NIP. 196008261987031001

Penguji : 1. Prof. Dr. Hj. Tjutju Yuniarsih, SE., M.Pd NIP. 195309121979032001

2. Drs. Uep Tatang Sontano, M.Si NIP. 195704151985031005 3. Hady Siti Hadijah, S.Pd., M.Si


(6)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Hubungan Kreativitas Mengajar Guru Dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Smk Profita Bandung.” Ini beserta seluruh isinya benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Januari 2014 Yang membuat pernyataan,

Fitriyah 0909199


(7)

THE RELATIONSHIP BETWEEN TEACHER’S CREATIVITY OF

TEACHING AND STUDENT LEARNING ACHIEVEMENT ON PRODUCTIVE OFFICE ADMINISTRATION LESSON AT SMK PROFITA

BANDUNG

By: Fitriyah 0909199

This Script is guided by:

Dr. H. Edi Suryadi, M.Si. dan Sambas Ali Muhidin, S.Pd., M.Si

This research was conducted at SMK Profita Bandung. The problem in this research is the poorness of student learning achievement on productive office administration lesson. The purpose of this research is to find out the correlation between survey teacher’s creativity of teaching and student learning achievement by using the descriptive data analysis and inferential data analysis techniques.

The data collection used in this research is a questionnaire with a modified Likert scale model. The participants are the office administration’s students from class X, XI and XII in SMK Profita Bandung. The data analysis techniques used this research is a Rank Spearman correlation analysis.

Based on the result, there is a positive and significant correlation between teacher’s creativity of teaching with student learning achievement on productive office administration courses in class X, XI and XII at SMK Profita Bandung.


(8)

HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PROFITA BANDUNG

Oleh: Fitriyah 0909199

Skripsi ini dibimbing oleh:

Dr. H. Edi Suryadi, M.Si. dan Sambas Ali Muhidin, S.Pd., M.Si

Penelitian ini dilakukan di SMK Profita Bandung. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah belum optimalnya prestasi belajar siswapada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan kreativitas mengajar guru dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran kelas X, XI, XII SMK Profita Bandung. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode eksplanatory survey (survei eksplanasi)dengan teknik analisis data deskriptif dan teknis analisis data inferensial.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner (angket) dengan model skala Likert yang dimodifikasi. Responden dalam penelitian ini siswi administarsi perkantoran kelas X, XI, XII SMK Pofita Bandung dengan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi Rank Spearman.

Berdasarkan hasil penelitian di SMK Profita Bandung, didapatkan informasi bahwa kreativitas mengajar guru memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas X, XI, XII SMK Profita Bandung


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... vii DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined. 1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3Maksud dan Tujuan penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II KERANGKA TEORITIS ... Error! Bookmark not defined. 2.1Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Pengertian Kreativitas Guru ... Error! Bookmark not defined. 2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kreativitas .. Error! Bookmark not defined. 2.1.3 Indikator Kreativitas Mengajar Guru ... Error! Bookmark not defined. 2.1.4 Teori Kreativitas ... Error! Bookmark not defined. 2.1.5 Kreativitas Guru dalam Proses Belajar MengajarError! Bookmark not

defined.

2.2Prestasi Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.2.1 Pengertian Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.2.2 Teori-teori Belajar... Error! Bookmark not defined. 2.2.3 Pengertian Prestasi Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi BelajarError! Bookmark not

defined.

2.2.5 Indikator Prestasi Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.3Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.


(10)

2.4Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. 2.5Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. 3.1Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2.1 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... Error! Bookmark not defined. 3.3Jenis dan Sumber Data ... Error! Bookmark not defined. 3.4Populasi dan Sampel ... Error! Bookmark not defined. 3.5Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.6Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.6.1 Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. 3.6.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 3.7Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.7.1 Teknik Analisis Deskriptif ... Error! Bookmark not defined. 3.7.2 Teknik Analisis Inferensial ... Error! Bookmark not defined. 3.8Pengujian Persyaratan Analaisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.8.1 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. 3.8.2 Uji Normalitas... Error! Bookmark not defined. 3.8.3 Uji Korelasi ... Error! Bookmark not defined. 3.9Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .... Error! Bookmark not

defined.

4.1Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1 Gambaran Variabel Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3 Pengujian Persyaratan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 4.1.4 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 4.2Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Kreativitas Mengajar Guru pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi

Perkantoran di Kelas X, XI, XII SMK Profita BandungError! Bookmark not defined.


(11)

4.2.2 Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran di Kelas X, XI, XII SMK Profita BandungError! Bookmark not defined.

4.2.3 Hubungan Kreativitas Mengajar Guru dengan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran di Kelas X, XI, XII SMK Profita Bandung ... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. 5.1Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), secara mendasar pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting yaitu meningkatkan kemampuan dasar manusia untuk mendapatkan, memanfaatkan, mengembangkan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada, serta menjamin kelangsungan hidup suatu negara terutama dalam pembangunan di masa yang akan datang.

Kualitas dan sistem pendidikan yang baik diharapkan akan dapat menghasilkan manusia yang bermutu. Mutu pendidikan tidak terlepas dari mutu guru dalam membimbing proses pembelajaran, karena guru yang bermutu itu mampu memberikan sumbangan yang begitu besar bagi para peserta didiknya.

Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal yang berusaha meningkatkan mutu pendidikan melalui proses belajar mengajar, menutut siswa untuk memiliki kepribadian siswa secara utuh dan menyeluruh. Kepribadian siswa dalam proses belajar dapat tercermin dari bagaimana siswa dalam menyikapi setiap aktivitas dalam setiap pembelajaran, ada yang bersifat positif maupun negative. Sikap positif siswa dapat ditunjukan dengan prestasi belajar siswa yang baik. Prestasi belajar merupakan salah satu indikator dari berhasil tidaknya proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan di sekolah.


(13)

SMK merupakan sekolah menengah kejuruan yang berusaha mencetak lulusan yang siap untuk bekerja dan bersaing dalam dunia kerja. Maka dari itu sekolah dituntut untuk meningkatkan kualitas lulusannya agar siap menghadapi dunia kerja. Salah satu hal yang perlu ditingkatkan adalah hasil belajar yang diraih

oleh siswa terutama dalam mata pelajaran produktif.. “Mata pelajaran produktif

adalah segala mata pelajaran yang bersifat kejuruan yang dapat membekali pengetahuan teknik dasar keahlian kejuruan”. (Depdikbud, 1999:3)

Mata pelajaran produktif merupakan kelompok mata diklat yang berfungsi membekali peserta didik, agar memiliki kompetensi kerja sesuai Standar kompetensi Nasioanal Indonesia (SKKNI) maka sangat perlu dan penting dikuasi oleh siswa.

Masih rendahnya nilai UAS produktif siswa di SMK Profita Bandung, dapat terlihat pada tabel berikut:

Tabel 1. 1

Data Nilai Rata-Rata UAS Mata Pelajaran Produktif Kelas X, XI, XII Adm. Perkantoran Tahun ajaran 2012-2013

di SMK Profita Bandung

Kelas Nama Mata Pelajaran Nilai Rata-rata KKM

X A

P 1

Teknologi Informasi 77,76

75

Korespodensi 62,82

Kearsipan 61,71

X A

P 2 Teknologi Informasi 75,46

Korespodensi 66,46


(14)

Kelas Nama Mata Pelajaran Nilai Rata-rata KKM XI A P 1

Menangani Surat 60,29

75

Melakukan Pertemuan 55,33

Kearsipan 77,09

Melakukan Prosedur Adm 46,44

Menangani Penggandaan Dokumen 81,04

XI A

P 2

Menangani Surat 64,38

Melakukan Pertemuan 58,86

Kearsipan 77,5

Melakukan Prosedur Adm 67,02

Menangani Penggandaan Dokumen 75,81

Kelas Nama Mata Pelajaran Nilai Rata-rata KKM

XII AP

1

Kearsipan 64,16

75

Membuat Dokumen 72,88

Pengelolaan Kas Kecil 77,53

M. Aplikasi Presentasi 85

M. Perjalanan Bisnis 53,93

XII AP

2

Kearsipan 65,07

Membuat Dokumen 77,34

Pengelolaan Kas Kecil 77,95

M. Aplikasi Presentasi 85

M. Perjalanan Bisnis 62,78

(Sumber: Guru Produktif SMK Profita Bandung, data yang telah diolah)

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa siswa yang memperoleh nilai di bawah standar nilai KKM (kriteria ketuntasan minimal), hal tersebut menunjukkan bahwa masih rendahnya prestasi belajar yang diperoleh khususnya pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran.


(15)

Rendahnya hasil prestasi belajar siswa tersebut diduga dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut Muhibbin Syah (2008:144), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa, yaitu:

1) Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa)

Aspek fisiologis (Tonus jasmani, mata dan telinga).

Aspek psikologi (Intelegensi, sikap, minat, bakat dan motivasi). 2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa)

Lingkungan sosial (Keluarga, guru dan staf, masyarakat, teman dan sebagainya).

Lingkungan non sosial (Rumah, sekolah, peralatan, alam, dan sebagainya).

3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.

Berdasarkan teori di atas diketahui bahwa banyak sekali faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Di lihat dari faktor eksternal guru merupakan salah satu faktor yang diduga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Salah satu tugas utama guru adalah mengajar, artinya guru harus bisa menciptakan suasana belajar yang efektif dan efisien sehingga dapat menimbulkan semangat belajar siswa yang seanjutnya dapat mendorong peningkatan prestasi belajar siswa. Seperti yang dikemukakan Reni Akbar (2004:181) bahwa “Dalam proses belajar di sekolah, faktor guru dan cara


(16)

mengajarnya merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan

belajar siswa”.

Menurut Cece Wijaya (1991:189) “Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah menumbuhkan kreativitas guru”.

Kreativitas guru dalam proses belajar mengajar mempunyai peranan penting dalam meningkatkan mutu hasil belajar siswanya, seperti dikemukakan oleh Khusnul Khotima (2007) yang menyatakan bahwa :

Kreativitas guru dalam proses belajar mengajar mempunyai peranan penting dalam peningkatan mutu hasil belajar siswanya. Guru merupakan faktor eksternal sebagai penunjang pencapaian hasil belajar yang optimal. Dalam hal ini yang dimaksud adalah kreativitas guru dalam proses belajar mengajar. Salah satunya adalah seorang guru harus mempunyai kreativitas dalam proses belajar mengajar.

Dalam proses belajar dan mengajar, kreativitas dalam pembelajaran merupakan bagian dari suatu sistem yang tak terpisahkan dengan terdidik dan pendidik. Peranan kreativitas guru dalam membantu proses belajar mengajar, mencakup apek-aspek yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif.

Adapun peranan lain dari kreativitas dikemukan oleh Sri Narwanti (2009:10):

Kreativitas sangat diperlukan bagi guru dalam memecahkan permasalahan- permasalahan dalam pembelajaran yang bisa menghambat keberhasilan proses pembelajaran. Kreativitas juga sangat diperlukan bagi guru agar mampu menyajikan pembelajaran yang menyengkan, mampu membuat siswa termotivasi untuk belajar.

Begitu besarnya pengaruh seorang guru terhadap hasil (prestasi) belajar siswa, maka guru harus dapat menciptakan suatu proses belajar mengajar yang kreatif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang baik. Namun pada


(17)

implementasinya guru masih menggunakan metode yang ceramah yang mempunyai banyak kekurangan, diantaranya; materi yang dikuasai siswa terbatas hanya pada apa yang telah dikuasai guru. Penyampaian ceramah yang tidak dibarengi dengan peragaan dan contoh-contoh hanya bersifat verbalistik dan membosankan. Kemampuan guru berbicara dan bertutur kata-kata yang tidak baik, acap kali menjemukan dan membosankan siswa, sehingga siswa menjadi tidak memperhatikan materi pembalajaran, mengantuk atau mengobrol dengan teman sebangkunya. Dengan metode ceramah, sangat sukar untuk mengetahui apakah siswa sudah mengerti dan sudah mengerti dan sudah memahai dengan apa yang disampaikan guru. (Slamet Priyadi, 2011)

Dari pernyatan di atas dapat dilihat bahwa metode ceramah kurang efektif bagi peningkatan prestasi siswa, oleh karena itu guru dituntut agar mampu mengembangkan kreatifitasnya dalam mengajar.

Berkaitan dengan masalah di atas, penulis menyadari bahwa guru dituntut untuk lebih kreatif dalam proses belajar mengajar agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, penulis menyadari perlu adanya pengkajian mengenai “Hubungan kreativitas mengajar guru dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif di SMK Profita Bandung”.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka penulis merumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut :


(18)

1. Bagaimana tingkat kreativitas mengajar guru di SMK Profita Bandung?

2. Bangaimana tingkat prestasi belajar siswa di sekolah SMK Profita Bandung?

3. Adakah hubungan tingkat kreativitas mengajar guru dengan tingkat prestasi belajar siswa di SMK Profita Bandung?

1.3 Maksud dan Tujuan penelitian

Maksud penelitian merupakan alasan mengapa penelitian ini dilakukan. Adapun maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan kreativitas mengajar guru dengan prestasi belajar.

Untuk itu, adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan gambaran tingkat kreativitas mengajar guru

pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di SMK Profita Bandung.

2. Untuk mendeskripsikan gambaran tingkat prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di SMK Profita Bandung.

3. Mengetahui hubungan kreativitas mengajar guru dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di Smk Profita Bandung.


(19)

1.4 Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkaan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan yang berkaitan dengan teori yang ada di dalamnya yakni dalam bidang pendidikan juga sebagai referensi bagi para penulis lainnya yang akan mengkaji atau mengembangkan teori tersebut lebih lanjut.

2. Secara Praktis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadikan sumbangan pengetahuan bagi sekolah, khususnya bagi guru untuk senantiasa meningkatkan kemampuan dan keterampilannya dalam mengajar, sehingga prestasi belajar siswa dapat optimal.


(20)

Fitriyah, 2014

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian dari hubungan kreativitas mengajar guru dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas X, XI, XII di SMK Profita Bandung terdiri dari Variabel X dan Variabel Y. Adapun yang menjadi variabel X adalah kreativitas mengajar guru. Sedangkan yang menjadi variabel Y adalah prestasi belajar siswa.

Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah siswa siswi kelas X, XI, XII AP SMK Profita Bandung tahun ajaran 2012/2013.

3.2 Desain Penelitian 3.2.1 Metode Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian, peneliti terlebih dahulu harus menentukan metode penelitian yang akan digunakan. Hal ini merupakan salah satu langkah dalam melakukan penelitian yang akan membawa peneliti pada suatu kesimpulan penelitian yang merupakan pemecahan masalah dari rumusan masalah yang diteliti oleh peneliti.

Langkah-langkah atau prosedur-prosedur dalam penelitian disebut sebagai metode penelitian. Dalam metode penelitian terdapat beberapa alat dan teknik tertentu yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Menurut Sugiyono (2007 : 1) mengatakan bahwa pengertian metode adalah :


(21)

Cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga terjangkau penalaran manusia. Empiris berarti cara yang dilakukan dapat diamati oleh indra manusia sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei eksplanasi (eksplanatory survey). Metode penelitian survei eksplanasi (eksplanatory survey) yaitu metode penelitian yang digunakan dalam populasi besar maupun kecil, akan tetapi data yang digunakan adalah data sampel yang diambil dari populasi tersebut sehingga ditemukan deskripsi dari hubungan-hubungan antar variabel.

Objek telahan dalam penelitian survei eksplanasi (eksplanatory survey) adalah untuk menguji kebenaran hubungan-hubungan antar variabel yang dihipotesiskan. Hipotesis itu sendiri menggambarkan hubungan-hubungan antar variabel serta untuk mengetahui apakah suatu variabel dipengaruhi atau tidak dipengaruhi oleh variabel yang lainnya.

Dengan menggunakan penelitian survei eksplanasi (eksplanatory survey), peneliti melakukan pengamatan untuk mengetahui gambaran antar dua variabel yaitu variabel kreativitas mengajar guru dan variabel prestasi belajar siswa. Apakah terdapat hubungan kreativitas mengajar guru dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas X, XI, XII di SMK Profita Bandung.


(22)

Fitriyah, 2014

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Operasional variabel merupakan kegiatan menjabarkan variabel menjadi bentuk yang lebih sederhana yaitu berupa indikator. Penelitian ini terdiri dari Variabel X dan Variabel Y. Dalam penelitian ini yang menjadi Variabel X adalah kreativitas mengajar guru dan yang menjadi Variabel Y adalah prestasi belajar siswa.

3.2.2.1 Operasionalisasi Variabel Kreativitas Mengajar Guru

Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menemukan hubungan-hubungan baru dalam membuat kombinasi-kombinasi kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam berpikir sehingga dapat menciptakan sesuatu yang baru. Dalam hal ini sesuatu yang baru tidak berarti sebelumnya tidak ada, akan tetapi suatu yang baru ini dapat berupa sesuatu yang belum dikenal sebelumnya.

Adapun dimensi kreativitas guru menurut Utami Munandar, (1992 : 64) adalah adalah keterampilan berfikir lancar, keterampilan berfikir luwes (fleksible), keterampilan berpikir rasional, keterampilan memperinci atau mengelaborasi, keterampilan menilai (mengevaluasi).

Tabel 3. 1

Operasional Variabel Kreativitas Guru

Dimensi Indikator Skala No

Item 1. Keterampilan

berfikir lancar

a. Usaha dalam mencetuskan banyak gagasan terhadap materi ajar.

b. Kemampuan dalam

menjawab pertanyaan siswa.

Ordinal 1


(23)

c. Kemampuan dalam

memberikan metode

pembelajaran kreatif dalam proses belajar mengajar.

d. Kemampuan untuk

menggunakan lebih dari satu metode dalam menjelaskan materi.

3

4

2. Keterampilan berfikir luwes (fleksible),

a. Kemampuan untuk

menghasilkan variasi gagasan terhadap materi ajar

b. Kemampuan dalam

menghasilkan jawaban atau pertanyaan yang bervariasi. c. Kemampuan melihat masalah

pembelajaran dari sudut pandang yang berbeda.

d. Kemampuan mencari banyak alternatif dalam suatu pembelajaran Ordinal 5 6 7 8 3. Keterampilan berpikir rasional,

a. Kemampuan dalam

melahirkan

ungkapan-ungkapan yang baru dan unik dalam proses pembelajaran.

b. Kemampuan dalam

melahirkan cara-cara yang

unik dalam proses

pembelajaran. Ordinal 9 10 4. Keterampilan memperinci atau mengelaborasi a. Kemampuan

mengembangkan gagasan

dalam pembelajaran.

b. Kemampuan untuk

mengembangkan materi dan situasi pembelajaran lebih menarik. Ordinal 11 12 5. Keterampilan menilai (mengevaluasi)

a. Kemampuan untuk

menentukan patokan

penilaian dalam proses belajar mengajar.


(24)

Fitriyah, 2014

b. Kemampuan dalam

mengambil keputusan dalam situasi tertentu pada proses pembelajaran

c. Kemampuan dalam

mengaplikasikan gagasan-gagasan yang dicetuskan.

14

15

Sumber : Utami Munandar (1992 : 64)

3.2.2.2 Operasionalisasi Variabel Prestasi Belajar

Variabel prestasi belajar peserta didik dalam penelitian ini dapat diukur dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru. Berhasil atau tidaknya peserta didik dalam mencapai prestasi belajar yang optimal bergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Dimensi yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar peserta didik adalah nilai UAS Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran tahun ajaran 2012/2013.

Tabel 3. 2

Operasional Variabel Prestasi Belajar

Dimensi Indikator Skala

Hasil belajar yang dinilai dari ranah kognitif

Nilai Ujian Akhir Sekolah (UAS) kelas X, XI, XII pada Mata pelajaran produktif

tahun ajaran

2012/2013


(25)

3.3 Jenis dan Sumber Data

Sumber data merupakan segala sesuatu yang dapat memberikan keterangan mengenai suatu data. Sumber data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini terdiri dari sumber data primer dan sumber data sekunder.

1. Sumber data primer merupakan sumber data yang diperoleh penulis secara langsung dari objek penelitian melalui penyebaran angket dan lembar tes kreativitas mengajar guru yang diberikan pada siswa kelas X, XI, XII AP SMK Profita Bandung.

2. Sumber data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh penulis secara tidak langsung dengan objek penelitian. Sumber data sekunder dalam penelitian yaitu buku-buku literatur, hasil observasi, maupun laporan-laporan dari SMK Profita Bandung.

3.4 Populasi dan Sampel

Uep dan Sambas (2009 : 131) menyatakan pendapat bahwa :

“Populasi (population atau universe) adalah keseluruhan elemen, atau

unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki ciri atau karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian

dalam suatu penelitian (pengamatan)”.

Pendapat lain dari menurut S. Margono (2009 : 118) menyatakan bahwa :

“Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang

lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi, populasi berhubungan dengan data,


(26)

Fitriyah, 2014

Dapat dikatakan bahwa populasi merupakan keseluruhan atas objek/subjek berupa orang atau benda yang memiliki karakteristik tertentu dan yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian.

Dalam penelitian ini yang akan menjadi populasi adalah siawa kelas X, XI, XII program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Profita tahun ajaran 2012/2013. Adapun rincian mengenai jumlah populasi tersebut dirinci dalam tabel berikut ini:

Tabel 3. 3 Populasi Penelitian

Siswa kelas X, XI, XII Program Keahlian Administrasi Perkantoran Pada SMK Profita Bandung

Tahun Pelajaran 2012/2013

No. Kelas Jumlah Siswa

1. X AP 1 49

2. X AP 2 46

3. XI AP 1 45

4. XI AP 2 42

5. XII AP 1 43

6. XII AP 2 41

Jumlah 266

Berdasarkan data pada tabel di atas, jumlah populasi siswa kelas X , XI, XII bidang keahlian administrasi perkantoran pada SMK Profita Bandung berjumlah 266 siswa.

Dalam suatu penelitian, terkadang tidak semua unit populasi dapat dijadikan sebagai objek penelitian karena adanya keterbatasan waktu, tenaga, dan


(27)

biaya yang dikeluarkan oleh peneliti. Oleh karena itu, peneliti pun diperbolehkan untuk mengambil sebagian objek dari populasi penelitian. Dengan catatan, sebagian objek penelitian yang diambil dapat mewakili dari populasi penelitian. Sebagian objek penelitian yang diambil dari populasi penelitian tersebut disebut dengan sampel penelitian.

Uep dan Sambas (2009 : 131) menyatakan pendapat bahwa “sampel

adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu

sehingga dapat mewakili populasinya”.

Sementara itu, menurut S. Margono (2009 : 121) bahwa “sampel adalah

sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh (monster) yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu”.

Teknik sampling merupakan teknik dalam pengambilan sampel penelitian dari suatu populasi. Teknik sampling yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simple random sampling (sampel acak sederhana). Teknik simple random sampling (sampel acak sederhana) yaitu sebuh metode seleksi terhadap unit-unit populasi, unit-unit tersebut diacak seluruhnya. Masing-masing unit atau unit satu dengan unit lainnya memiliki peluang yang sama untuk dipilih (Uep dan Sambas, 2011 : 140).

Untuk menentukan sampel penelitian menurut Suharsismi Arikunto (2002: 112) apabila subjek yang akan diteliti kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjek besar, dapat diambil antara 10 – 15% atau 20 – 25% atau lebih.


(28)

Fitriyah, 2014

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data jumlah siswa kelas X, XI, XII administrasi perkantoran pada SMK Profita Bandung sebanyak 266 siswa. Maka pengambilan sample dalam penelitian ini di ambil dari populasi dengan menggunakan teknik simple random sampling. Alasan peneliti menggunakan teknik ini dikarenakan sampelnya refresentatif atau mewakili populasi, dan proposional dengan prosesnya yang sederhana. Untuk menentukan ukuran sampel yang refresentatif untuk pengujian hipotesis, maka digunakan cara penentuan ukuran sampel yang maximum, menurut Harun Al Rasyid (1999: 49) dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

= Konstansta yang diperoleh dari distribusi normal E = Bound of Error yang dikehendaki

n = Ukuran sampel yang dicari ni = Sampel asumsi

N = Ukuran Populasi

Dengan rumus penentuan ukuran sampel di atas, penulis dalam penelitian ini menggunakan taraf nyata (α) = 0,05, bound of error yang dikehendaki (E) =


(29)

10%, ukuran populasi (N) = 266. Dengan demikian ukuran sampel penelitian dapat dihitung sebagai berikut:

=

=

Dengan demikian penulis dalam penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 149,36 yang dibulatkan menjadi 149. Guna mendapatkan jumlah sampel yang respresentatif, selanjutnya sampel tersebut dalam penyebarannya dibagikan secara proporsional.

Untuk menghitung besarnya proporsi dari setiap kelas yang terpilih sebagai sampel maka digunakan rumus sebagai berikut:

(Harun Al-Rasyid, 1994: 80) Keterangan:

n1 : Banyaknya sampel masing-masing unit

2

2


(30)

Fitriyah, 2014

n0 : Banyaknya sampel yang diambil dari seluruh unit

N1 : Banyaknya populasi dari masing-masing unit

∑N : Jumlah populasi dari seluruh unit 27

XI Ap 2 24

Dengan demikian hasil perhitungan keseluruhan dapat diperhatikan pada tabel berikut ini:

Tabel 3.4

Alokasi Sampel Minimal

Kelas Jumlah Siswa

per Kelas

Jumlah Alokasi Sampel

X AP 1 49 27

X AP 2 46 26

XI AP 1 45 25

XI AP 2 42 24

XII AP 1 43 24

XII AP 2 41 23

Jumlah 266 149

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa jumlah sampel yang akan diambil di SMK Profita Bandung sebanyak 149. Dimana penyebaran


(31)

sampel akan dilakukan pada tiap-tiap kelas administrasi perkantoran di SMK Profita Bandung.

3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Dalam melakukan suatu penelitian, peneliti membutuhkan data-data yang diperlukan yang kemudian akan diolah untuk menguji hipotesis. Untuk mengumpulkan data-data tersebut, peneliti membutuhkan teknik serta alat dalam pengumpulan data. Adapun teknik dan alat pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Angket

Angket adalah salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya, dan harus diisi oleh responden. Dalam menyusun angket, terdapat beberapa prosedur yang harus dilakukan, diantaranya :

1. Menyusun kisi-kisi angket atau daftar pertanyaan.

2. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif-alternatif jawaban. 3. Pada responden hanya diperlukan tanda check list (√) pada setiap alternatif

jawaban yang telah disediakan secara tepat.

4. Menetapkan scoring pada setiap item-item pertanyaan. Dalam penelitian ini setiap jawaban dari responden diberi nilai dengan menggunakan skala


(32)

Fitriyah, 2014

3.6 Pengujian Instrumen Penelitian

Instrumen sebagai alat pengumpulan data perlu dilakukan uji kelayakan, karena akan menjamin bahwa data yang dikumpulkan tidak bias. Instrumen yang baik harus memiliki persyaratan, yaitu valid dan reliabel. Instrumen yang valid adalah alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) bahwa data tersebut valid. Sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama dan akan menghasilkan data yang sama. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel.

Uji coba instrumen penelitian dilakukan dengan melakukan uji coba angket terhadap 20 responden. Data angket dan lembar tes yang terkumpul, kemudian secara statistik dihitung validitas dan reliabilitasnya. Sesuai dengan variabel yang akan diteliti, angket yang diujicobakan terdiri atas angket untuk mengukur kreativitas mengajar guru. sedangkan untuk variabel prestasi belajar diukur melalui nilai rata-rata UAS mata pelajaran produktif.

3.6.1 Uji Validitas

Pengujian validitas instrumen digunakan untuk mengukur ketepatan suatu alat ukur. Pengujian validitas instrumen yaitu menggunakan teknik korelasi

product moment dari Karl Pearson dengan rumus sebagai berikut :


(33)

(Sumber : Sambas Ali Muhidin, 2010 : 26)

Keterangan :

rx,y = Koefisien korelasi antara variabel X dan Variabel Y, dua variabel yang

dikorelasikan

X = Skor untuk pertanyaan yang dipilih Y = Skor total

N = Jumlah responden

X

= Jumlah skor dalam distribusi X

Y

= Jumlah skor dalam distribusi Y

2

X

= Jumlah kuadrat pada masing-masing skor X

2

Y

= Jumlah kuadrat pada masing-masing skor Y

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian menurut Sambas Ali Muhidin (2010 : 26) adalah sebagai berikut :

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan atau menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.


(34)

Fitriyah, 2014

6. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir atau item angket dari skor-skor yang diperoleh. Gunakan tabel pembantu perhitungan korelasi. Untuk membuat tabel pembantu perhitungan korelasi, perhatikan unsur-unsur yang ada pada rumus korelasi yang digunakan. Unsur-unsur tersebut selanjutnya akan digunakan sebagai judul kolom pada tabel. 7. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n -2. 8. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai

tabel r. Kriterianya : 1. Jika nilai hitung rxy > nilai tabel r, maka dinyatakan

valid.

2. Jika nilai hitung rxy≤ nilai tabel r, maka dinyatakan

tidak valid.

Perhitungan uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan bantuan

Microsoft Excel. Setelah diperoleh nilai rxy kemudian dibandingkan dengan nilai

rtabel dengan dk = n - 2 dimana n = 20 (dk = 20 -2 = 18 = 0,444) dengan taraf nyata

(α) = 0,05 pada tingkat kepercayaan 95 %. Jika rhitung > rtabel maka item tersebut

dinyatakan valid dan sebaliknya jika rhitung < rtabel maka item tersebut dinyatakan

tidak valid. Setelah rhitung tersebut dibandingkan dengan rtabel, selanjutnya cari

thitung dikarenakan jenis penelitian ini merupakan penelitian sampel. Jika dalam

instrumen penelitian dinyatakan valid, maka item tersebut dapat digunakan dalam kuesioner penelitian.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Pengujian alat pengumpulan data yang kedua adalah pengujian reliabilitas instrumen. Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika

pengukurannya konsisten dan cermat akurat. “Uji realiabilitas instrumen

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat


(35)

123). Pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan Koefisien Alfa (α) dari Cronbach dengan rumus sebagai berikut :

r11 = .

Dimana rumus varians :

(Sumber : Sambas Ali Muhidin, 2010 : 31)

Keterangan :

r11 : Reliabilitas instrumen/koefisien/korelasi alpha

k : Banyaknya bulir soal

Σσi2 : Jumlah varians bulir σ2

: Varians total

ΣX : Jumlah soal N : Jumlah responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas instrumen penelitian menurut Sambas Ali Muhidin (2010 : 31) adalah sebagai berikut :

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan atau menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi responden pada tabel pembantu.

6. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total. 7. Menghitung nilai koefisien alfa.

N =


(36)

Fitriyah, 2014

8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n – 2. 9. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai

tabel r.

Kriterianya : 1. Jika nilai hitung r11 > nilai tabel r, maka dinyatakan reliabel.

2. Jika nilai hitung r11≤ nilai tabel r, maka dinyatakan tidak

reliabel.

Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen angket dan

lembar tes adalah Koefisien Alfa (α) dari Cronbach. Setelah diperoleh nilai r11,

kemudian dibandingkan dengan nilai rtabel dengan dk = n - 2 dimana n = 20 (dk =

20 -2 = 18 = 0,444) dengan taraf nyata (α) = 0,05 pada tingkat kepercayaan 95 %.

Jika rhitung > rtabel maka item tersebut dinyatakan reliabel dan sebaliknya jika rhitung

< rtabel maka item tersebut dinyatakan tidak reliabel. Setelah rhitung tersebut

dibandingkan dengan rtabel, selanjutnya dilakukan pengujian dengan uji t. Jika

kriterianya thitung > ttabel maka item tersebut reliabel dan sebaliknya jika thitung < ttabel

maka item tersebut dinyatakan tidak reliabel.

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi sebuah infomasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian.

“Terdapat tujuan dari dilakukannya teknik analisis data, antara lain : 1)

mendeskripsikan data, dan 2) membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi, atau karakteristik populasi berdasarkan data

yang diperoleh dari sampel (statistik)” (Uep dan Sambas, 2011 : 159).

Untuk mencapai kedua tujuan teknik analisis data di atas, maka terdapat beberapa langkah atau prosedur yang perlu dilakukan menurut Uep dan Sambas (2011 : 159) sebagai berikut :


(37)

1. Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui instrumen pengumpulan data. 2. Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian

instrumen pengumpulan data.

3. Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut variabel-variabel yang diteliti.

4. Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk penelitian.

5. Tahap pengujian kualitas data, yaitu menguji validitas dan reliabilitas instrumen pengumpulan data.

6. Tahap mendeskripsikan data, yaitu tabel frekuensi dan atau diagram, serta berbagai ukuran tendensi sentral, maupun ukuran dispersi. Tujuannya memahami karakteristik data sampel penelitian.

7. Tahap pengujian hipotesis, yaitu tahap pengujian terhadap proposisi-proposisi yang dibuat apakah proposisi tersebut ditolak atau diterima, serta bermakna atau tidak. Atas dasar pengujian hipotesis inilah selanjutnya keputusan dibuat.

Teknik analisis data dalam penelitian dibagi menjadi dua macam, yaitu teknik analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial.

3.7.1 Teknik Analisis Deskriptif

Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) menggunakan teknik analisis deskriptif. Teknik analisis deskriptif adalah analisis penelitian secara deskriptif yang dilakukan melalui statistik deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskriptifkan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi atau penarikan kesimpulan karena seluruh anggota populasi dilibatkan dalam penelitian sehingga kesimpulan yang dibuat adalah untuk populasi itu sendiri.

Analisis data ini untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan masalah no.1 dan no.2, maka teknik analisis


(38)

Fitriyah, 2014

data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yaitu untuk mengetahui gambaran tingkat kreativitas mengajar guru dan gambaran tingkat prestasi belajar siswa. Untuk mendeskripsikan data dapat melalui tabel, grafik, diagram, presentase, frekuensi, perhitungan mean, median atau modus.

Langkah kerja analisis data deskriptif

1. Editing, yaitu pemeriksaan terhadap angket yang telah diisi dan dikumpulkan oleh responden

2. Skoring, yaitu pemberian skor atau bobot terhadap item-item angket berdasarkan pola skoring. Di bawah ini merupakan pola skoring:

No Alternatif Jawaban Bobot

Positif Negatif

1 Sangat Setuju/Selalu/Sangat Positif 5 1

2 Setuju/Sering/Porsitif 4 2

3 Ragu-ragu/Kadang-kadang/Netral 3 3

4 Tidak Setuju/Hampir Tidak Pernah/Negatif 2 4

5 Sangat Tidak Setuju/Tidak Pernah/Sangat Negatif 1 5

(Sumber: Sugiyono, 2002:105)

3. Tabulasi atau perekapan data hasil skoring ke dalam tabel seperti berikut:

Responden Skor Item Total

1 2 3 ….. N

1 2

……

N

4. Data yang diperoleh kemudian diolah, maka diperoleh rincian skor dan kedudukan responden berdasarkan urutan angket yang masuk untuk masing-masing variabel X dan Y, untuk itu penulis menggunakan langkah-langkah seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2002:81) sebagai berikut :


(39)

Skor Kriterium = Skor Tertinggi x Jumlah Butir x Jumlah Responden SK = ST X JB X JR

Skor kriterium/skor ideal adalah skor yang ditetapkan dengan asumsi bahwa setiap responden pada setiap pernyataan memberi jawaban dengan skor tertinggi (Sugiyono, 2006:204).

b. Membandingkan jumlah skor hasil angket dengan jumlah skor kriterium, Untuk mencari jumlah skor hasil angket dengan rumus:

∑Xi= X1+X2+X3……+Xn

Keterangan :

Xi = Jumlah skor hasil angket variabel X

X1– Xn= Jumlah skor angket masing-masing responden

c. Membuat daerah kategori kontinum d. Menghitung selisish skor kontinum

Langkah-langkahnya sebagai berikut:

Menentukan kontinum tertinggi dan terendah Maksimum: K = ST x JB x JR

Minimum : K = SR x JB x JR

Menentukan selisih skor kontinum dari setiap tingkatan dengan rumus:

Ket:

R : Rentang/selisih skor kontinum N : Banyaknya daerah kontinum


(40)

Fitriyah, 2014

e. Memasukan jumlah skor hasil angket ke daerah skor kontinum

Penelitian ini menggunakan data dalam bentuk skala ordinal seperti yang dijelaskan dalam operasional variabel. Sedangkan pengujian hipotesis menggunakan teknik statistik parametrik yang menuntut data dalam bentuk interval, dengan demikian data ordinal yang ada harus diubah terlebih dahulu ke dalam bentuk skala interval. Maka untuk menaikan tingkat pengukuran ordinal ke interval digunakan Method of Successive Intervals (MSI).

Sambas dan Maman (2007: 70) mengungkapakan bahwa untuk mengubah data ordinal menjadi interval dapat menggunakan bantuan Microsoft

Excel.

Langkah-langkah untuk mentransformasikan data tersebut adalah sebagai berikut:

a. Sebelumnya download terlebih dahulu Succ97

b. Input skor yang diperoleh pada lembar kerja (worksheet) Excel.

c. Setelah mendownload buka Microsoft Excel kemudian munculkan

Analaize dengan cara klik Office Buttom, kemudian pilih Option. Pada Add-Ins pilih Analize TootalPack. Setelah itu akan muncul “Analize” pada

Tab “Add-Ins

d. Klik “Analize”, lalu klik “Successive Interval” pada Menu Analize, hingga

muncul kotak dialog “Method of Successive Interval”.

e. Klik “Drop Down” untuk mengisi Data Range pada kotak dialog Input,


(41)

f. Pada kotak dialog tersebut, kemudian sheck list (√) Input Label in first now.

g. Pada Option Min Value isikan/pilih 1 dan Max Value isikan/pilih 5.

h. Masih pada Option, tentukan Cell Output, hasilnya akan ditempatkan di

sel mana. Lalu klik “OK”.

3.7.2 Teknik Analisis Inferensial

Uep dan Sambas (2011 : 185) menyatakan bahwa :

Analisis statistik inferensial, yaitu adalah data dengan statistik, yang digunakan dengan tujuan untuk membuat kesimpulan yang berlaku umum. Dalam praktik penelitian, analisis statistika inferensial biasanya dilakukan dalam bentuk pengujian hipotesis. Statisika inferensial berfungsi untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel bagi populasi.

Statistik inferensial meliputi statistik parametrik yang digunakan untuk data interval dan data ratio serta statistik non-parametrik yang digunakan untuk data nominal dan data ordinal. Dalam penelitian ini digunakan analisis parametrik karena data yang digunakan adalah data interval. Hal ini bermaksud guna menjawab pertanyaan pada no. 3 pada rumusan masalah, yaitu adakah hubungan kreativitas mengajar guru dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas X, XI, XII SMK Profita Bandung.

Langkah kerja analisis data inferensial (analisis korelasi) meliputi : 1. Melakukan editing data, yaitu memeriksa kelengkapan jawaban

responden, meneliti konsistensi jawaban, dan menyeleksi keutuhan kuesioner sehingga data siap diproses.


(42)

Fitriyah, 2014

2. Melakukan input data (tabulasi), berdasarkan skor yang diperoleh

responden.

3. Menghitung jumlah skor yang diperoleh oleh masing-masing responden 4. Menghitung nilai koefisien korelasi rank spearman , yaitu dengan cara

mengkorelasikan skor-skor pada masing-masing variabel. 5. Menghitung nilai uji statistik t (jika penelitian sampel)

6. Menentukan titik kritis atau nilai tabel ρ atau nilai tabel t, pada derajat bebas (db = N – k – 1) dan tingkat signifikansi 95% atau α = 0,05.

7. Membandingkan nilai hitung ρ atau nilai hitung t dengan nilai ρ atau nilai t yang terdapat dalam tabel.

8. Membuat kesimpulan. Kriteria kesimpulan : Jika nilai hitung ρ atau t lebih besar dari nilai tabel ρ atau t, maka item angket dinyatakan signifikan.

Penelitian ini ada yang menggunakan data dalam bentuk skala ordinal seperti yang dijelaskan dalam operasional variabel. Sedangkan dalam pengujian hipotesis menggunakan teknik statistik parametrik yang menuntut data minimum dalam skala bentuk interval. Dengan demikian, data dalam skala ordinal terlebih dahulu harus diubah ke dalam bentuk data interval dengan menggunakan Methode

Succesive Interval (MSI).

Langkah kerja yang dapat dilakukan untuk merubah jenis data ordinal ke data interval melalui methode of succesive intervals adalah :

1. Perhatikan banyaknya (frekuensi) responden yang menjawab (memberikan) respon terhadap alternatif (kategori) jawaban yang tersedia.


(43)

2. Bagi setiap bilangan pada frekuensi oleh banyaknya responden (n), kemudian tentukan proporsi untuk setiap alternatif jawaban responden tersebut.

3. Jumlahkan proporsi secara beruntun sehingga keluar proporsi kumulatif untuk setiap alternatif jawaban responden

4. Dengan menggunakan Tabel Distribusi Normal Baku, hitung nilai z untuk setiap kategori berdasarkan proporsi kumulatif pada setiap alternatif jawaban responden tadi.

5. Menghitung nilai skala (scale value) untuk setiap nilai z dengan menggunakan rumus: SV = (Density at lower limit dikurangi Density at upper limit) dibagi (Area under upper limit dikurangi Area under lower limit).

6. Melakukan transformasi nilai skala (transformed scale value) dari nilai skala ordinal ke nilai skala interval, dengan rumus:Y = SVi + |SVMin|. Dengan catatan, SV yang nilainya kecil atau harga negatif terbesar diubah menjadi sama dengan satu (=1).

Methode Succesive Interval (MSI) dapat dioperasikan dengan salah satu program tambahan pada Microsoft Excel, yaitu Program Succesive Interval. Langkah kerja yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Input skor yang diperoleh pada lembar kerja (worksheet) Excel.


(44)

Fitriyah, 2014

3. Klik “Statistic” pada menu Add-In hingga muncul kotak dialog “Succesive

Interval”.

4. Klik “Drop Down” untuk mengisi Data Range pada kotak dialog Input,

dengan cara memblok skor yang akan diubah skalanya.

5. Pada kotak dialog tersebut, kemudian check list (√) Input Label in First

Now.

6. Pada Option Min Value isikan/pilih 1 dan Max Value isikan/pilih 5. 7. Masih pada Option, check list (√ ) Display Summary.

8. Selanjutnya pada Output, tentukan Cell Output, hasilnya akan ditempatkan

di sel mana. Lalu klik “OK”.

3.8 Pengujian Persyaratan Analaisis Data

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan analisis data. Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu harus dilakukan beberapa pengujian. Untuk penelitian populasi pengujian yang dilakukan yaitu Uji Homogenitas, Uji Normalitas, dan Uji Korelasi.

3.8.1 Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk kepentingan akurasi data dan keterpercayaan terhadap hasil penelitian. Uji asumsi homogenitas merupakan uji perbedaan dua kelompok, yaitu dengan melihat perbedaan antara varians kelompoknya. Dengan demikian pengujian homogenitas varians ini mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen.


(45)

Dalam penelitian ini, pengujian homogenitas menggunakan uji Barlett, dengan kriteria yang digunakannya adalah apabila > nilai tabel , maka H0

menyatakan varians skornya homogen ditolak, dalam hal lainnya diterima. Berikut rumus nilai hitung (Sambas & Uep, 2011:96) diperoleh dengan rumus:

Dimana:

Si2 : Varians tiap kelompok data

dbi : Derajat kebebasan tiap kelompok (n-1)

B : Nilai Barlett = (Log S2gab)(∑db)

S2gab : Varians gabungan =

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varians adalah sebagai berikut:

1. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.

2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan dengan model tabel sebagai berikut:

Tabel 3. 5

Model Tabel Uji Barlett

Sampel db= n-1 Si2 Log Si2 Db.Log Si2 Db. Si2

1 2 3


(46)

Fitriyah, 2014 …. …. ∑

3. Menghitung varians gabungan

4. Menghitung log dari varians gabungan 5. Menghitung nilai Barlett

6. Menghitung nilai X2

7. Menentukan nilai dan titik kritis 8. Membuat kesimpulan

3.8.2 Uji Normalitas

Dilakukannya uji normalitas adalah untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data. Dengan mengetahui suatu distribusi data normal maka akan berkaitan dengan pemilihan pengujian statistik yang akan digunakan.

“Dalam penelitian ini akan digunakan pengujian normalitas dengan uji

Liliefors. Kelebihan dari Liliefors test adalah

penggunaan/perhitungannya yang sederhana, serta cukup kuat (power

full) sekalipu dengan ukuran sampel kecil” (Harun Al Rasyid, 2005).

Langkah-langkah pengujian normalitas dengan uji Liliefors test menurut Sambas Ali Muhidin (2010 : 93) adalah sebagai berikut :

1. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada beberapa data.

2. Periksa data, berapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).

3. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

4. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi). 5. Hitung nilai z untuk mengetahui theoritical proportion pada tabel z. 6. Menghitung theoritical proportion.


(47)

7. Bandingkan empirical proportion dengan theoritical proportion,kemudian carilah selisih terbesar titik observasinya.

8. Buat kesimpulan, dengan kriteria uji, tolak H0 jika D > D (n,α).

Berikut adalah tabel distribusi pembantu untuk melakukan pengujian normalitas data :

Tabel 3. 6

Distibusi Pembantu Dalam Pengujian Normalitas Data

X F fk Sn (Xi) Z F0 (Xi) Sn(Xi) – F0(Xi) [Sn(Xi) – F0(Xi)]

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

(Sumber : Sambas Ali Muhidin, 2010 : P94) Keterangan :

Kolom 1 : Susunan data dari kecil ke besar. Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul.

Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. Fomula, fki = fi + fkisebelumnya.

Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formula, Sn(Xi) = fki : n.

Kolom 5 : Nilai z. Fomula, Z =

Di mana : = ΣXidan S =

Kolom 6 : Theoretical Proportion (tabel z) : Proporsi Kumulatif Luas Kurva

Normal Bakudengan cara melihat nilai z pada tabel distribusi normal.

Xi– X S


(48)

Fitriyah, 2014

Kolom 7 : Selisih Empirical Proportion dengan Theoretical Proportion dengan cara selisih kolom (4) dan kolom (6).

Kolom 8 : Nilai mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif. Nilai yang paling besar pada kolom (8) adalah D hitung.

Selanjutnya menghitung D tabel pada α = 0,05 dengan cara Kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria :

 D hitung < D tabel, maka H0 : diterima, artinya data berdistribusi normal.

 D hitung ≥ D tabel, maka H1 : ditolak, artinya data tidak berdistribusi normal.

3.8.3 Uji Korelasi

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi. Tujuan dilakukannya analisis korelasi antara lain:

1. Untuk mencari bukti terdapat tidaknya hubungan (korelasi) antar variabel

2. Bila sudah ada hubungan, untuk melihat besar kecilnya hubungan antar variabel, dan

3. Untuk memperoleh kejelasan dan kepastian apakah hubungan tersebut berarti (meyakinkan/signifikan) atau tidak berarti (tidak menyakinkan).

Uji korelasi atau analisis korelasi yaitu teknik untuk menentukan sampai sejauh mana hubungan antar dua variabel. Untuk mengetahui korelasinya menggunakan rumus korelasi Rank Spearman (Uji Korelasi Rank Spearman) yaitu:


(49)

(Ating S. dan Sambas Ali M, 2010: 87)

Dimana:

Keterangan:

rs = Koefisien korelasi rank spearman ∑x2

= Jumlah ranking yang sama pada variabel x

∑y2

= Jumlah ranking yang sama pada variabel y

∑d2

= Jumlah hasil pengurangan antar rangking yang terdapat pada variabel x dan variabel

N = Banyaknya data t = Jumlah rank kembar

untuk mengetahui tinggi rendahnya derajat hubungan antara variabel X dengan variabel Y, maka dibandingkan harga koefisien rank spearman yang telah diperoleh (r2) dengan batas-batas nilai r (korelasi) sebagai berikut:

TabelTabel 3. 7

Klasifikasi Guilford Tentang Batas Nilai r (Korelasi)

Besar rxy Interprestasi

0,00 - < 0,20

≥ 0,20 - < 0,40

Hubungan sangat lemah (diabaikan, dianggap tidak ada) Hubungan rendah


(50)

Fitriyah, 2014 ≥ 0,40 - < 0,70

≥ 0,70 - < 0,90

≥ 0,90 - ≤ 1,00

Hubungan sedang/cukup Hubungan kuat/tinggi

Hubungan sangat kuat/tinggi

Sumber: Sambas Ali M. (2010:84)

3.9 Pengujian Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara atas suatu masalah dalam penelitian yang perlu diuji kebenarannya secara empiris. Dan dalam hal ini pengujian tersebut bertujuan apakah hipotesis tersebut dapat diterima atau ditolak.

“Hipotesis merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya, atau

merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan penelitian. Hipotesis dalam penelitian kuantitatif dapat berupa hipotesis satu variabel dan hipotesis dua atau lebih variabel yang dikenal sebagai hipotesis kausal” (Bambang dan Lina, 2010 : 76).

Diterima atau tidaknya suatu hipotesis tergantung dari pengujian yang dilakukan, yaitu berupa pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur atau langkah-langkah dalam menguji suatu hipotesis dan yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu keputusan apakah hipotesis tersebut dapat diterima atau ditolak.

Alat yang digunakan untuk mengetahui hubungan Variabel X dengan Variabel Y, yang di mana untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan variabel-variabel tersebut pada penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis korelasi. Pengujian dengan menggunakan analisis korelasi dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :


(51)

H0 : ρ = 0 : Tidak ada hubungan yang signifikan Variabel X dengan

Variabel Y

H1 : ρ≠ 0 : Ada hubungan yang signifikan Variabel X dengan

Variabel Y

2. Menentukan taraf kemaknaan atau nyata α (level of significance α).

Taraf kemaknaan atau nyata α (level of significance α) ditetapkan α = 5%

3. Menggunakan statistik uji yang tepat.

Dalam penelitian ini menggunakan statistik uji t dengan rumus sebagai berikut :

t = ρ

4. Menghitung nilai statistik uji berdasarkan data yang dikumpulkan. 5. Membuat kesimpulan.


(52)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis di SMK Profita Bandung yang berjudul hubungan kreativitas mengajar guru dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perantoran, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Tingkat kreativitas mengajar guru di SMK Profita Bandung dinilai masih berada dalam kategori sedang, sehingga hal tersebut perlu ditingkatkan. Dari hasil pengolahan data yang penulis lakukan di SMK Profita Bandung, didapat beberapa dimensi, yaitu (1) Keterampilan berpikir luwes; (2) Keterampilan berpikir rasional; (3) Keterampilan memperinci atau mengelaborasi, dan (4) Keterampilan menilai secara keseluruhan berada pada kategori sedang.

b. Tingkat prestasi belajar siswa pada penelitian ini yang terlihat dari segi hasil belajar siswa di SMK Profita Bandung ini, dinilai masih masuk ke dalam kategori rendah. Hasil pengolahan data untuk prestasi belajar yang diukur melalui hasil belajar siswa yaitu nilai rata-rata UAS kelas X, XI, XII pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran masih berada pada kategori rendah. Artinya prestasi belajar siswa di SMK Profita Bandung belum optimal sehingga perlu ditingkatkan.


(53)

c. Berdasarkan hasil analisis yang penulis lakukan, terdapat hubungan positif antara tingkat kreativitas mengajar guru dengan tingkat prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas X, XI, dan XII SMK Profita Bandung.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis, serta melihat hasil penelitian ini, maka saran yang dapat dikemukakan mengenai hubungan kreativitas mengajar guru dengan prestasi belajar siswa sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian di SMK Profita Bandung menunjukan tingkat kreativitas mengajar guru dinilai dalam kategori sedang. Oleh karena itu seorang guru harus memiliki wawasan yang luas, dengan cara banyak membaca referensi buku, browsing di internet, atau dengan cara bertukar pikiran dengan sesama guru.

2. Berdasarkan hasil penelitian di SMK Profita Bandung menunjukan tingkat prestasi belajar siswa dinilai masih rendah. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu meningkatkan kreativitas dalam mengajarnya, seperti meningkatkan metode belajar yang menarik, sehingga dalam proses belajar mengajar berlangsung siswa lebih aktif dan bersemangat dalam belajar.

3. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, kreativitas mengajar guru mempunyai hubungan terhadap prestasi belajar siswa. Oleh karena itu SMK Profita Bandung harus mempertahankan beberapa dimensi


(54)

kreativitas mengajar guru dan meningkatkan beberapa indikator yang masih rendah.


(55)

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku Buku :

Akbar, Reni. (2004). Hawadi, Aksererasi. Jakarta: PT Grasindo.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Cece Wijaya, A. Tambrani Rusyan. (1991). Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Margono, S. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Muhidin, Sambas Ali dan Maman. (2007). Analisis Korelasi, Regresi dan

Jalur dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Muhidin, Sambas Ali dan Uep Tatang Sontani. (2011). Desain Penelitian

Kuantitatif. Bandung: Karya Adhika Utama.

Muhidin, Sambas Ali. (2010). Statistika 1: Pengantar Untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama

________ (2010). Statistika 2: Pengantar Untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama

Munandar, S.C Utami. (1992). Mengembangkan Bakat Dan Kreativitas anak

Sekolah. Jakarta: Gramedia.

________ (2002). Kreativitas dan Keberbakatan; Strategi Mewujudkan

Potensi Kreatif dan Keberbakatan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

________ . (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Narwati, Sri. (2009). Creative Learning. Yogyakarta: Familia.

Purwanto, Ngalim. (2011). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

________ (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sagala, Syaiful. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran (Untuk Membantu


(56)

Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rieneka Cipta.

Sudjana, Nana (1991). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

________ . (2009). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

________ (2007). Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi Dengan

Metode r&d. Bandung: Cv Alfabeta

________ (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Surya, Mohamad. (2003). Pengukuran Prestasi Belajar. Bandung: IKIP Syah, Muhibbin. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

________ (2011). Psikologi Belajar dengan pendekatan baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offist.

Usman, Uzer. (2002). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Wiratha, I. M. (2006). Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

________ (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka. B. Sumber Skripsi :

Dedi Sukirto. (2012). Pengaruh Kreativitas Guru terhadap Hasil Belajar

Mata Pelajaran Produktif pada Siswa Jurusan administrasi Perkantoran

SMK Bisnis di Kota Cimahi. Skripsi FPEB UPI. UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Fitri Wati Jatnika. (2012) Pengaruh Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi

Profesional Guru terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Kelas X di SMKN 1 Bandung. Skripsi FPEB UPI. UPI


(57)

Rizqi Novita Ayu. (2007). Pengaruh Kreativitas Guru dalam Mengajar

terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di

SMK Pasundan 3 Bandung. Skripsi FPEB UPI. UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Khusnul Khotima. (2006). Pengaruh Kreativitas Guru dan Fasilitas Belajar

terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMKN2 Semarang. Skripsi

Manajemen. Universitas Negeri Semarang: Tidak diterbitkan.

C. Sumber Internet :

Basuki, Heru. (2010). Teori-teori mengenai kreativitas. (online). Tersedia http://v-class.gunadarma.ac.id. Diakses 15 November 2012.

Priyadi, Slamet. (2011). Kelebihan dan kekurangan metode ceramah

.(online). Tersedia

http://denmaspriyadi.blogspot.com/2011/09/kelebihan-dan-kekurangan-metode-ceramah.html Diakses 5 Agustus 2013


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis di SMK Profita Bandung yang berjudul hubungan kreativitas mengajar guru dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perantoran, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Tingkat kreativitas mengajar guru di SMK Profita Bandung dinilai masih berada dalam kategori sedang, sehingga hal tersebut perlu ditingkatkan. Dari hasil pengolahan data yang penulis lakukan di SMK Profita Bandung, didapat beberapa dimensi, yaitu (1) Keterampilan berpikir luwes; (2) Keterampilan berpikir rasional; (3) Keterampilan memperinci atau mengelaborasi, dan (4) Keterampilan menilai secara keseluruhan berada pada kategori sedang.

b. Tingkat prestasi belajar siswa pada penelitian ini yang terlihat dari segi hasil belajar siswa di SMK Profita Bandung ini, dinilai masih masuk ke dalam kategori rendah. Hasil pengolahan data untuk prestasi belajar yang diukur melalui hasil belajar siswa yaitu nilai rata-rata UAS kelas X, XI, XII pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran masih berada pada kategori rendah. Artinya prestasi belajar siswa di SMK Profita Bandung belum optimal sehingga perlu ditingkatkan.


(2)

c. Berdasarkan hasil analisis yang penulis lakukan, terdapat hubungan positif antara tingkat kreativitas mengajar guru dengan tingkat prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas X, XI, dan XII SMK Profita Bandung.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis, serta melihat hasil penelitian ini, maka saran yang dapat dikemukakan mengenai hubungan kreativitas mengajar guru dengan prestasi belajar siswa sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian di SMK Profita Bandung menunjukan tingkat kreativitas mengajar guru dinilai dalam kategori sedang. Oleh karena itu seorang guru harus memiliki wawasan yang luas, dengan cara banyak membaca referensi buku, browsing di internet, atau dengan cara bertukar pikiran dengan sesama guru.

2. Berdasarkan hasil penelitian di SMK Profita Bandung menunjukan tingkat prestasi belajar siswa dinilai masih rendah. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu meningkatkan kreativitas dalam mengajarnya, seperti meningkatkan metode belajar yang menarik, sehingga dalam proses belajar mengajar berlangsung siswa lebih aktif dan bersemangat dalam belajar.

3. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, kreativitas mengajar guru mempunyai hubungan terhadap prestasi belajar siswa. Oleh karena itu SMK Profita Bandung harus mempertahankan beberapa dimensi


(3)

95

kreativitas mengajar guru dan meningkatkan beberapa indikator yang masih rendah.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku Buku :

Akbar, Reni. (2004). Hawadi, Aksererasi. Jakarta: PT Grasindo.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Cece Wijaya, A. Tambrani Rusyan. (1991). Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Margono, S. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Muhidin, Sambas Ali dan Maman. (2007). Analisis Korelasi, Regresi dan

Jalur dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Muhidin, Sambas Ali dan Uep Tatang Sontani. (2011). Desain Penelitian

Kuantitatif. Bandung: Karya Adhika Utama.

Muhidin, Sambas Ali. (2010). Statistika 1: Pengantar Untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama

________ (2010). Statistika 2: Pengantar Untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama

Munandar, S.C Utami. (1992). Mengembangkan Bakat Dan Kreativitas anak

Sekolah. Jakarta: Gramedia.

________ (2002). Kreativitas dan Keberbakatan; Strategi Mewujudkan

Potensi Kreatif dan Keberbakatan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

________ . (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Narwati, Sri. (2009). Creative Learning. Yogyakarta: Familia.

Purwanto, Ngalim. (2011). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

________ (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sagala, Syaiful. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran (Untuk Membantu


(5)

95

Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rieneka Cipta.

Sudjana, Nana (1991). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

________ . (2009). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

________ (2007). Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi Dengan

Metode r&d. Bandung: Cv Alfabeta

________ (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Surya, Mohamad. (2003). Pengukuran Prestasi Belajar. Bandung: IKIP Syah, Muhibbin. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

________ (2011). Psikologi Belajar dengan pendekatan baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offist.

Usman, Uzer. (2002). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Wiratha, I. M. (2006). Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

________ (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka.

B. Sumber Skripsi :

Dedi Sukirto. (2012). Pengaruh Kreativitas Guru terhadap Hasil Belajar

Mata Pelajaran Produktif pada Siswa Jurusan administrasi Perkantoran

SMK Bisnis di Kota Cimahi. Skripsi FPEB UPI. UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Fitri Wati Jatnika. (2012) Pengaruh Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi

Profesional Guru terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Kelas X di SMKN 1 Bandung. Skripsi FPEB UPI. UPI


(6)

Rizqi Novita Ayu. (2007). Pengaruh Kreativitas Guru dalam Mengajar

terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di

SMK Pasundan 3 Bandung. Skripsi FPEB UPI. UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Khusnul Khotima. (2006). Pengaruh Kreativitas Guru dan Fasilitas Belajar

terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMKN2 Semarang. Skripsi

Manajemen. Universitas Negeri Semarang: Tidak diterbitkan.

C. Sumber Internet :

Basuki, Heru. (2010). Teori-teori mengenai kreativitas. (online). Tersedia http://v-class.gunadarma.ac.id. Diakses 15 November 2012.

Priyadi, Slamet. (2011). Kelebihan dan kekurangan metode ceramah

.(online). Tersedia

http://denmaspriyadi.blogspot.com/2011/09/kelebihan-dan-kekurangan-metode-ceramah.html Diakses 5 Agustus 2013


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KREATIVITAS GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA) JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK TUNAS KARYA BATANG KUIS TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 2 25

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG.

0 0 50

PENGARUH MANAJEMEN KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG.

0 1 46

HUBUNGAN GAYA KOMUNIKASI GURU DENGAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI KELAS XI SMK NEGERI 11 BANDUNG.

0 2 69

PENGARUH DISIPLIN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI KELAS XI SMK PASUNDAN 1 BANDUNG.

1 12 55

PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI 1 CIANJUR.

0 0 51

PENGARUH KOMUNIKASI INTERAKSIONAL GURU DENGAN SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI 3 BANDUNG : Studi Perspektif Siswa terhadap Komunikasi Interaksional Guru dengan Siswa.

0 1 63

PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI KELAS X SMK NEGERI 11 BANDUNG.

0 0 41

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK SANGKURIANG 1 CIMAHI.

1 3 44

PENGARUH FASILITAS, MOTIVASI BELAJAR, DAN KREATIVITAS GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF SISWA KELAS X JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NEGERI 1 SUKOHARJO.

0 0 1