HUBUNGAN GAYA KOMUNIKASI GURU DENGAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI KELAS XI SMK NEGERI 11 BANDUNG.

(1)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

HUBUNGAN GAYA KOMUNIKASI GURU DENGAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI KELAS XI SMK NEGERI 11

BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Skripsi dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Manajemen Perkantoran

Oleh : Dea Sekar Komala

NIM 0906360

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

LEMBAR HAK CIPTA

HUBUNGAN GAYA KOMUNIKASI GURU DENGAN

BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATA PELAJARAN

PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI KELAS XI

SMK NEGERI 11 BANDUNG

Oleh

Dea Sekar Komala 0906360

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Dea Sekar Komala 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN GAYA KOMUNIKASI GURU DENGAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI KELAS XI SMK NEGERI 11

BANDUNG

Oleh : Dea Sekar Komala

NIM 0906360

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I,

Drs. H. Ade Sobandi, M.Pd.,M.Si.

NIP. 195704011984031003

Pembimbing II,

Sambas Ali Muhidin, S.Pd., M.Si.

NIP. 197406272001121001

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran FPEB UPI,

Dr. Rasto, M.Pd.


(4)

i

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

HUBUNGAN GAYA KOMUNIKASI GURU DENGAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI KELAS XI SMK NEGERI 11

BANDUNG

Oleh:

Dea Sekar Komala 0906360

Skripsi ini dibimbing oleh:

Drs. H. Ade Sobandi, M.Pd.,M.Si. dan Sambas Ali Muhidin, S.Pd., M.Si.

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 11 Bandung. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah masih belum optimalnya kemampuan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan gaya komunikasi guru dengan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas XI SMK Negeri 11 Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah

eksplanatory survey (survei eksplanasi). Selanjutnya, teknik pengumpulan data

yang digunakan dengan cara studi kepustakaan, studi lapangan, penyebaran angket dan lembar tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan analisis korelasi sederhana.

Berdasarkan hasil penelitian di SMK Negeri 11 Bandung, diperoleh informasi bahwa : gaya komunikasi guru tidak memiliki hubungan dengan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas XI SMK Negeri 11 Bandung.

Saran yang diajukan bagi sekolah adalah : Pertama, guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang nyaman dan pemilihan metode mengajar yang dapat membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran. Kedua, guru harus sebagai fasilitator dalam membimbing dan mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi dan penyedia sumber belajar.


(5)

ii

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

RELATION THE TEACHERS' COMMUNICATION STYLES WITH CREATIVE THINKING OF STUDENTS IN THE SUBJECTS OF PRODUCTIVE OFFICES ADMINISTRATIVE IN CLASS XI SMK NEGERI

11 BANDUNG By:

Dea Sekar Komala 0906360

This Script is guided by:

Drs. H. Ade Sobandi, M.Pd.,M.Si. and Sambas Ali Muhidin, S.Pd., M.Si. The research was conducted at SMK Negeri 11 Bandung. Issues that were examined in this study is still not optimal ability to think creatively in the subjects of productive office administration. The purpose of this study is to find out is there a relationship with the teachers' communication styles creative thinking of students in the subjects of productive offices administrative in class XI SMK Negeri 11 Bandung. The research method used is explanatory survey. Furthermore, data collection techniques used by library research, field studies, distributing questionnaires and test sheets. The data analysis technique used is the simple correlation analysis.

Based on the results of the study in SMK Negeri 11 Bandung, obtained information that : the teachers’ communication style has no relationship to the creative thinking of students in the subjects of productive office administrative in class XI SMK Negeri 11 Bandung.

Suggestions put forward for the school are : first, teachers must be able to create a comfortable learning environment and the selection of teaching methods that can make students actively in the learning process. Second, the teacher must be a facilitator in guiding and developing students' creative thinking abilities using a variety of learning strategies and learning resource providers.


(6)

viii

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2. Perumusan Masalah ... 9

1.3. Maksud Penelitian ... 9

1.4. Tujuan Penelitian ... 9

1.5. Kegunaan Hasil Penelitian ... 10

1.5.1. Kegunaan Teoretik ... 10

1.5.2. Kegunaan Praktis ... 11

BAB II KERANGKA TEORETIS ...12

2.1. Kajian Pustaka ... 12

2.1.1. Konsep Komunikasi ... 12

2.1.1.1. Pengertian Komunikasi ... 12

2.1.1.2. Fungsi dan Tujuan Komunikasi ... 14

2.1.1.3. Unsur-unsur Komunikasi ... 16

2.1.1.4. Efektivitas Komunikasi ... 17

2.1.1.5. Gaya Komunikasi ... 20

2.1.1.6. Hambatan Komunikasi ... 24


(7)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2.1.2.1. Pengertian Kreativitas ... 26

2.1.2.2. Pengukuran Kreativitas ... 28

2.1.2.3. Ciri-ciri Berpikir Kreatif ... 29

2.1.2.4. Teori Berpikir Kreatif ... 34

2.1.2.5. Hambatan Berpikir Kreatif ... 38

2.1.3. Kajian Penelitian Terdahulu ... 39

2.2. Kerangka Pemikiran... 42

2.3. Hipotesis ... 47

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN...48

3.1. Objek Penelitian ... 48

3.2. Desain Penelitian ... 48

3.2.1. Metode Penelitian ... 48

3.2.2. Operasional Variabel ... 50

3.2.2.1. Operasional Variabel Gaya Komunikasi Guru ... 50

3.2.2.2. Operasional Variabel Berpikir Kreatif Siswa ... 52

3.2.3. Jenis dan Sumber Data ... 54

3.2.4. Populasi dan Sampel Penelitian ... 55

3.2.5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 59

3.2.6. Pengujian Instrumen Penelitian ... 61

3.2.6.1. Uji Validitas ... 62

3.2.6.2. Uji Reliabilitas ... 64

3.2.7. Teknik Analisis Data ... 66

3.2.7.1. Teknik Analisis Deskriptif ... 67

3.2.7.2. Teknik Analisis Inferensial ... 72

3.2.8. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 75

3.2.8.1. Uji Normalitas ... 76

3.2.8.2. Uji Homogenitas ... 78

3.2.9. Pengujian Hipotesis ... 79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...81


(8)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4.1.1. Gambaran Variabel Hasil Penelitian ... 81

4.1.1.1. Variabel Gaya Komunikasi Guru ... 81

4.1.1.1. Variabel Berpikir Kreatif Siswa ... 95

4.1.2. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 107

4.1.2.1. Uji Normalitas ... 107

4.1.2.2. Uji Homogenitas ... 108

4.1.3. Pengujian Hipotesis ... 110

4.2. Pembahasan... 112

4.2.1. Gaya Komunikasi Guru pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran di Kelas XI SMK Negeri 11 Bandung ... 112

4.2.2. Berpikir Kreatif Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran di Kelas XI SMK Negeri 11 Bandung ... 114

4.2.3. Hubungan Gaya Komunikasi Guru dengan Berpikir Kreatif Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran di Kelas XI SMK Negeri 11 Bandung ... 117

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ...120

5.1. Kesimpulan ... 120

5.2. Rekomendasi ... 121

DAFTAR PUSTAKA ...124

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...127


(9)

xi

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas XI AP SMK Negeri 11 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 1.2 Kegiatan Ekstrakurikuler Siswa Kelas XI AP SMK Negeri 11

Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 2.1 Ciri-ciri Kemampuan Berpikir Kreatif . Error! Bookmark not defined. Tabel 2.2 Dikotomi Mental ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.1 Operasional Variabel Gaya Komunikasi Guru .. Error! Bookmark not

defined.

Tabel 3.2 Operasional Variabel Berpikir Kreatif Siswa .... Error! Bookmark not

defined.

Tabel 3.3 Populasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.4 Penyebaran Proporsi Sampel ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.5 Jumlah Item Angket dan Lembar Tes untuk Uji Coba ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 3.6 Kriteria Penafsiran Deskripsi Gaya Komunikasi Guru ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 3.7 Kriteria Penafsiran Deskripsi Berpikir Kreatif Siswa ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 3.8 Tabel Distribusi Pembantu Dalam Pengujian Normalitas Data ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 3.9 Model Tabel Uji Barlett ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.1 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Variabel Gaya

Komunikasi Guru ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.2 Kriteria Penafsiran Deskripsi Dimensi Penciptaan Suasana Kelas ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.3 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Penciptaan


(10)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Suasana Kelas ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.4 Kriteria Penafsiran Deskripsi Dimensi Pemberian Tugas kepada Siswa ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.5 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Pemberian Tugas kepada Siswa ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.6 Kriteria Penafsiran Deskripsi Dimensi Sikap Guru dalam Diskusi Kelas ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.7 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Sikap Guru dalam Diskusi Kelas ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.8 Kriteria Penafsiran Deskripsi Dimensi Penetapan Aturan dalam Kelas ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.9 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Penetapan Aturan dalam Kelas ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.10 Kriteria Penafsiran Deskripsi Dimensi Metode Mengajar ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.11 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Metode

Mengajar ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.12 Kriteria Penafsiran Deskripsi Dimensi Kedekatan Guru kepada Siswa ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.13 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Kedekatan Guru kepada Siswa ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.14 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Variabel Berpikir Kreatif Siswa ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.15 Kriteria Penafsiran Deskripsi Dimensi Kemampuan Berpikir Lancar (Fluency) ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.16 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Kemampuan Berpikir Lancar (Fluency) ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.17 Kriteria Penafsiran Deskripsi Dimensi Kemampuan Berpikir Luwes (Flexibility) ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.18 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Kemampuan


(11)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berpikir Luwes (Flexibility) ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.19 Kriteria Penafsiran Deskripsi Dimensi Kemampuan Berpikir Original (Originality) ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.20 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Kemampuan Berpikir Original (Originality) ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.21 Kriteria Penafsiran Deskripsi Dimensi Kemampuan Berpikir

Memerinci (Elaboration) ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.22 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Dimensi Kemampuan Berpikir Memerinci (Elaboration) ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.23 Kriteria Penafsiran Deskripsi Dimensi Kemampuan Berpikir Menilai (Evaluation)... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.24 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap DimensiKemampuan (Evaluation)... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.25 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.26 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas .... Error! Bookmark not defined.


(12)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Williams tentang Perilaku Kognitif Afektif di Dalam Kelas. ... 36 Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2.3 Model Kausalitas Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not

defined.

Gambar 4.1 Tanggapan Responden terhadap Variabel Gaya Komunikasi Guru ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.2 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Penciptaan Suasana Kelas ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.3 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Pemberian Tugas

kepada Siswa ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.4 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Sikap Guru dalam

Diskusi Kelas ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.5 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Penetapan Aturan dalam Kelas ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.6 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Metode Mengajar .. Error!

Bookmark not defined.

Gambar 4.7 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Kedekatan Guru

kepada Siswa ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.8 Tanggapan Responden terhadap Variabel Berpikir Kreatif Siswa ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.9 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Kemampuan Berpikir Lancar (Fluency) ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.10 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Kemampuan Berpikir Luwes (Flexibility) ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.11 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Kemampuan Berpikir Original (Originality) ... Error! Bookmark not defined.


(13)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.12 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Kemampuan Berpikir Memerinci (Elaboration) ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.13 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Kemampuan Berpikir Menilai (Evaluation) ... Error! Bookmark not defined.


(14)

xvi

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. Lampiran 2 Profil SMK Negeri 11 Bandung ... Error! Bookmark not defined. Lampiran 3 Probability Sampling ... Error! Bookmark not defined. Lampiran 4 Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. Lampiran 5 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. Lampiran 6 Data Hasil Penyebaran Angket ... Error! Bookmark not defined. Lampiran 7 Data Ordinal dan Data Interval ... Error! Bookmark not defined. Lampiran 8 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. Lampiran 9 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. Lampiran 10 Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. Lampiran 11 Frekuensi Bimbingan ... Error! Bookmark not defined.


(15)

1

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

SMK Negeri 11 Bandung merupakan Sekolah Menengah Kejuruan yang memiliki kompetensi keahlian dalam bidang Bisnis dan Manajemen serta Teknologi Informasi dan Komunikasi. Sebagai salah satu lembaga pendidikan kejuruan, SMK Negeri 11 Bandung terus berupaya untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan profesional serta berdisiplin kerja yang tinggi sehingga para lulusannya mampu bersaing dalam era global.

Seperti dalam Undang-Undang Republik Indonesia mengenai Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 15 dikatakan bahwa : “Pendidikan Kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu”.

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan manusia yang di mana dengan pendidikan dapat menciptakan suatu manusia yang memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam membangun dan mengembangkan kemajuan masyarakat dan negaranya di berbagai aspek bidang. Maka dari itu, diperlukan adanya peningkatan dalam kualitas pendidikan demi sumber daya manusia yang berkualitas dan kemajuan negara yang lebih baik.


(16)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) terus melakukan upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan sehingga menghasilkan lulusan yang produktif dan kreatif.


(17)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Di dalam proses pembelajaran, siswa dituntut aktif dalam segala kegiatan pembelajaran di sekolah. Adanya keaktifan belajar dari siswa dapat mendorong siswa untuk meningkatkan kemampuan belajarnya dan salah satu kemampuan belajar tersebut adalah kemampuan berpikir kreatif.

Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu kemampuan yang perlu dimiliki oleh siswa. Jika siswa mampu berpikir kreatif, selain dapat memecahkan suatu permasalahan dengan berbagai alternatif jawaban, menemukan ide-ide atau gagasan-gagasan dalam pembelajaran, tidak menutup kemungkinan siswa akan dapat menghasilkan suatu karya-karya yang baru.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh J.C. Coleman dan C.L. Hammen (1974 : 425) bahwa “Berpikir kreatif merupakan cara berpikir yang menghasilkan sesuatu yang baru – dalam konsep, pengertian, penemuan, karya seni”.

Adanya kemampuan berpikir kreatif akan membantu siswa dalam proses pembelajaran di sekolah maupun hubungan sosial di lingkungan masyarakat. Untuk proses pembelajaran di sekolah, adanya kemampuan berpikir kreatif siswa ditunjukkan pada aktivitas belajar di kelas. Namun, kemampuan berpikir kreatif siswa dapat ditunjukkan apabila guru dapat memotivasi dan mendorong siswa untuk dapat aktif dan kreatif selama proses pembelajaran.

Kemampuan berpikir kreatif siswa dalam belajar dapat ditunjukkan dengan keterlibatannya dalam berbagai macam kegiatan, diantaranya :

 Kemampuan siswa dalam bertanya;  Kemampuan siswa dalam menjawab;


(18)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

 Kemampuan siswa mengidentifikasi masalah;

 Kemampuan siswa dalam mencari berbagai macam alternatif jawaban terhadap suatu masalah;

 Kemampuan siswa dalam mengembangkan suatu gagasan;

 Kemampuan siswa dalam memerinci setiap detail dari suatu objek menjadi lebih menarik, dsb.

Apabila dari kemampuan-kemampuan di atas dapat ditunjukkan oleh siswa dalam proses pembelajaran, maka proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil serta dapat menciptakan manusia-manusia yang berprestasi yang berguna bagi masyarakat sekitar.

Pada mata pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran di tingkat pendidikan SMK merupakan mata pelajaran yang tidak hanya menyangkut pada materi-materi dan konsep-konsep belajar administrasi perkantoran. Tetapi bagaimana dari materi dan konsep tersebut dapat diaplikasikan secara langsung oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, untuk dapat mengaplikasikan materi dan konsep administrasi perkantoran, diperlukan kemampuan berpikir kreatif siswa sehingga materi dan konsep tersebut dapat teraplikasikan dengan baik di kehidupan sehari-hari dan yang nantinya akan bermanfaat bagi siswa sendiri maupun bagi masyarakat luas.

Pola berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran masih belum terlihat. Hal ini menjadikan mata pelajaran produktif administrasi perkantoran sama saja dengan mata pelajaran umum yang hanya menyangkut pada materi dan konsep tanpa adanya aplikasi nyata dari materi dan


(19)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

konsep tersebut. Hal tersebut terlihat dari salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri di Bandung yang kemudian akan dijadikan lokasi dalam penelitian ini.

Aktifitas pembelajaran dan kemampuan berpikir kreatif siswa di SMK Negeri 11 Bandung masih terlihat belum optimal. Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua prodi administrasi perkantoran di SMK Negeri 11 Bandung pada tanggal 5 Maret 2013, mengatakan bahwa dalam proses pembelajaran rata-rata siswa cenderung pasif. Dari jumlah siswa rata-rata kelas XI AP sekitar 35-39 orang per kelas. Hal ini dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :

Tabel 1.1

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Kelas XI AP SMK Negeri 11 Bandung Tahun Pelajaran 2012/2013

Kemampuan Kelas

XI AP 1 XI AP 2 XI AP 3 XI AP 4

Kemampuan bertanya 7 6 7 6

Kemampuan menjawab 8 8 7 7

Kemampuan mengemukakan berbagai macam ide atau gagasan

5 4 4 3

Kemampuan mengembangkan

ide atau gagasan 4 3 3 4

Kemampuan mengidentifikasi 3 4 4 3

Kemampuan memerinci suatu

masalah 4 3 4 3

Sumber : Hasil wawancara (5 Maret 2013)

Dari tabel 1.1 di atas, terlihat bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa kecenderungan aktif berada pada kemampuan bertanya dan kemampuan menjawab. Sedangkan untuk kemampuan mengemukakan berbagai macam ide atau gagasan, kemampuan mengembangkan ide atau gagasan, kemampuan


(20)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mengidentifikasi dan kemampuan memerinci suatu masalah, siswa masih cenderung pasif. Dengan kata lain, kemampuan berpikir kreatif siswa belum dikembangkan secara optimal.

Selain itu, berdasarkan pada hasil analisis dan wawancara pada beberapa siswa kelas XI AP, siswa kelas XI AP mempunyai kelompok belajar masing-masing pada setiap mata pelajaran, terutama pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran. Akan tetapi, siswa kelas XI AP kurang memanfaatkan adanya kelompok belajar yang mereka miliki. Adanya kelompok belajar baru dimanfaatkan ketika guru mata pelajaran, khususnya administrasi perkantoran menugaskan siswa-siswa untuk mengerjakan tugas secara kelompok. Pada kelompok belajar tersebut hanya membahas tugas yang telah diberikan oleh guru mata pelajaran. Padahal dalam kelompok belajar, selain membahas tugas mata pelajaran, siswa juga dapat memanfaatkan kelompok belajar untuk saling berbagi pengalaman belajar atau saling bertukar pikiran atas berbagai kegiatan belajar maupun kegiatan di organisasi sekolah untuk mengembangkan kreativitas siswa. Adanya pengaruh kelompok belajar terhadap prestasi belajar siswa pun tidak terlalu signifikan. Bahkan bisa dibilang dengan ada atau tidaknya kelompok belajar yang dimiliki siswa tidak begitu mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Sedangkan pada kegiatan keorganisasian, seperti ekstrakurikuler, rata-rata siswa kelas XI AP tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Padahal ada beberapa kegiatan ektrakurikuler yang diwajibkan untuk semua siswa mengikuti kegiatan tersebut. Rata-rata siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler hanya 7-10 orang per kelas. Hal ini dapat terlihat dalam tabel di bawah ini :


(21)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Tabel 1.2

Kegiatan Ekstrakurikuler Siswa

Kelas XI AP SMK Negeri 11 Bandung Tahun Pelajaran 2012/2013

Kelas Jumlah

XI AP 1 10 siswa

XI AP 2 7 siswa

XI AP 3 7 siswa

XI AP 4 6 siswa

Sumber : Siswa kelas XI AP SMK Negeri 11 Bandung

Pada tabel 1.2 di atas, terlihat bahwa siswa masih pasif dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Siswa menganggap bahwa kegiatan ekstrakurikuler hanya sebagai kegiatan ekstra selain proses belajar di kelas dan bukan kegiatan yang wajib dilakukan bagi siswa. Padahal terdapat beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh siswa. Kegiatan keorganisasian seperti ekstrakurikuler, diharapkan dapat mengembangkan bakat kreativitas siswa baik dibidang olahraga, seni, teknik, bahasa, dan lain sebagainya selain proses belajar mengajar di kelas. Selain itu, dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler siswa juga diharapkan dapat saling berbagi pengalaman belajar dan bertukar pikiran dengan siswa lain dan guru pembina ekstrakurikuler.

Guilford (1967) mengemukakan :

Kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan.


(22)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Mengenai kemampuan berpikir kreatif siswa yang masih belum optimal dikarenakan guru mempersepsi bahwa siswa didikannya harus memiliki tingkat IQ tinggi, bukan kemampuan berpikir kreatif. Hal ini didukung oleh pernyataan Getzels dan Jackson (1962) bahwa “guru lebih menyukai siswa dengan kecerdasan tinggi daripada siswa yang kreatif”.

Siswa yang memiliki kecerdasan yang tinggi atau memiliki kemampuan berpikir yang kreatif, hal ini tergantung bagaimana cara guru mengajar dan mendidik siswanya. Sebagaimana dikatakan oleh Utami Munandar (2009 : 12) :

Penelitian menunjukkan bahwa perkembangan optimal dari kemampuan berpikir kreatif berhubungan erat dengan cara mengajar. Dalam suasana non-otoriter, ketika belajar atas prakarsa sendiri dapat berkembang, karena guru menaruh kepercayaan terhadap kemampuan anak untuk berpikir dan berani mengemukakan gagasan baru dan ketika anak diberi kesempatan untuk bekerja sesuai dengan minat dan kebutuhannya, dalam suasana inilah kemampuan berpikir kreatif dapat tumbuh dengan subur.

Tugas utama dari seorang guru dalam bidang pendidikan adalah mengajar dan mendidik. Namun dalam mengajar, guru tidak hanya sekedar menyampaikan materi dan konsep dari suatu mata pelajaran. Tetapi bagaimana membangun komunikasi yang efektif dan efisien antara guru dan siswa sehingga antara guru dan siswa memiliki pola pikir yang sama dan siswa dapat memahami materi dan konsep yang disampaikan oleh guru. Kemampuan gaya komunikasi dari seorang guru akan menentukan berhasil atau tidaknya suatu proses pendidikan dan pembelajaran.


(23)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Jourdan (1984 : 74) bahwa “Bidang pendidikan, misalnya, tidak bisa berjalan tanpa dukungan komuniksi, bahkan pendidikan hanya bisa berjalan melalui komunikasi”.

Adanya cara komunikasi yang efektif dan efisien antara guru dan siswa, maka guru akan mengetahui dengan baik latar belakang siswa, sikap dan kepribadian siswa, bahkan pola berpikir dari siswa tersebut. Sehingga apabila guru telah mengetahui pola berpikir dari siswanya, guru akan dapat dengan mudah mendidik dan mengontrol serta mengembangkan pola berpikir kreatif siswa menjadi lebih baik. Komunikasi yang dilakukan oleh guru pun harus dilakukan dengan benar dan tepat serta memperhatikan maksud komunikasi yang dilakukan antara guru dan siswa. Sehingga pada akhirnya akan mencapai tujuan yang diinginkan dari proses pembelajaran. Pawit M. Yusup (1990 : 3) mengatakan bahwa :

Komunikasi dirancang secara khusus untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan, yaitu dalam rangka upaya mendewasakan anak (manusia) (Sikun Pribadi, 1979) supaya bisa hidup mandiri (Langeveld, 1978) dikemudian hari.

Dari penelitian ini, sikap guru dalam proses pembelajaran di sekolah adalah membangun gaya komunikasi guru yang efektif, yang berhubungan dengan kemampuan berpikir kreatif siswa.

Berangkat dari fenomena di atas, maka diperlukan upaya memahami dan memecahkan masalah belum optimalnya kemampuan berpikir siswa di kelas XI SMK Negeri 11 Bandung. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan suatu penelitian dengan judul : “Hubungan Gaya Komunikasi Guru dengan


(24)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berpikir Kreatif Siswa pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran di Kelas XI SMK Negeri 11 Bandung “.

1.2. Perumusan Masalah

Masalah pokok dalam penelitian ini menyangkut gaya komunikasi guru dan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di SMK Negeri 11 Bandung.

Dalam penelitian ini masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana efektivitas gaya komunikasi yang diterapkan oleh guru pada

mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas XI SMK Negeri 11 Bandung ?

2. Bagaimana tingkat berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas XI SMK Negeri 11 Bandung ?

3. Adakah hubungan gaya komunikasi guru dengan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas XI SMK Negeri 11 Bandung ?

1.3. Maksud Penelitian

Maksud penulis mengadakan penelitian dengan maksud memperoleh data atau informasi guna memecahkan permasalahan mengenai hubungan gaya komunikasi guru dengan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas XI SMK Negeri 11 Bandung.


(25)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 1.4. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan judul yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui efektivitas gaya komunikasi yang diterapkan oleh guru pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas XI SMK Negeri 11 Bandung.

2. Mengetahui tingkat berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas XI SMK Negeri 11 Bandung.

3. Mengetahui hubungan gaya komunikasi guru dengan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas XI SMK Negeri 11 Bandung.

1.5. Kegunaan Hasil Penelitian

Setelah tujuan penelitian yang telah dikemukakan di atas tercapai, maka dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi mereka yang tertarik dengan kajian ini. Adapun kegunaan yang ingin dicapai yaitu berupa kegunaan teoretik dan kegunaan praktis.

1.5.1. Kegunaan Teoretik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, terutama pihak-pihak yang langsung berhubungan dengan gaya komunikasi guru dan berpikir kreatif siswa. Secara khusus, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :


(26)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

 Memberikan kontribusi yang mendalam terhadap pengembangan ilmu mengenai efektivitas gaya komunikasi.

 Memberikan kontribusi yang mendalam terhadap pengembangan ilmu mengenai kemampuan berpikir kreatif.

 Dapat menjadi sumber referensi bagi penelitian selanjutnya dalam bidang yang sama.

1.5.2. Kegunaan Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan berguna :

1. Bagi siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dalam proses pembelajaran pada pelajaran produktif administrasi perkantoran.

2. Bagi guru sebagai masukan untuk dapat memilih gaya komunikasi yang baik dan tepat kepada siswa terhadap proses pembelajaran di kelas pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran.

3. Bagi sekolah sebagai masukan untuk dapat terus meningkatkan kualitas peserta didik sehingga dapat menghasilkan lulusan yang produktif dan kreatif.


(27)

48

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Objek penelitian dari hubungan gaya komunikasi guru dengan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas XI SMK Negeri 11 Bandung terdiri dari Variabel X dan Variabel Y. Adapun yang menjadi Variabel X adalah gaya komunikasi guru. Sedangkan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif siswa.

Penelitian dilakukan di SMK Negeri 11 Bandung yang beralamat di Jalan Budhi Cilember Bandung. SMK Negeri 11 Bandung merupakan sekolah yang memusatkan kompetensi siswa pada bidang Bisnis dan Manajemen serta Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI AP SMK Negeri 11 Bandung tahun ajaran 2012/2013.

3.2. Desain Penelitian 3.2.1. Metode Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian, peneliti terlebih dahulu harus menentukan metode penelitian yang akan digunakan. Hal ini merupakan salah satu langkah dalam melakukan penelitian yang akan membawa peneliti pada suatu


(28)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kesimpulan penelitian yang merupakan pemecahan masalah dari rumusan masalah yang diteliti oleh peneliti.

Langkah-langkah atau prosedur-prosedur dalam penelitian disebut sebagai metode penelitian. Dalam metode penelitian terdapat beberapa alat dan teknik tertentu yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Menurut Sugiyono (2007 : 1) mengatakan bahwa pengertian metode adalah :

Cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga terjangkau penalaran manusia. Empiris berarti cara yang dilakukan dapat diamati oleh indra manusia sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei eksplanasi (eksplanatory survey). Metode penelitian survei eksplanasi (eksplanatory survey) yaitu metode penelitian yang digunakan dalam populasi besar maupun kecil, akan tetapi data yang digunakan adalah data sampel yang diambil dari populasi tersebut sehingga ditemukan deskripsi dari hubungan-hubungan antar variabel.

Objek telaahan dalam penelitian survei eksplanasi (eksplanatory survey) adalah untuk menguji kebenaran hubungan-hubungan antar variabel yang dihipotesiskan. Hipotesis itu sendiri menggambarkan hubungan-hubungan antar variabel serta untuk mengetahui apakah suatu variabel dipengaruhi atau tidak dipengaruhi oleh variabel yang lainnya.


(29)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dengan menggunakan penelitian survei eksplanasi (eksplanatory survey), peneliti melakukan pengamatan untuk mengetahui gambaran antar dua variabel yaitu variabel gaya komunikasi guru dan variabel berpikir kreatif siswa. Apakah terdapat hubungan antara gaya komunikasi guru dengan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas XI SMK Negeri 11 Bandung.

3.2.2. Operasional Variabel

Operasional variabel merupakan kegiatan menjabarkan variabel menjadi bentuk yang lebih sederhana yaitu berupa indikator. Penelitian ini terdiri dari Variabel X dan Variabel Y. Dalam penelitian ini yang menjadi Variabel X adalah gaya komunikasi guru dan yang menjadi Variabel Y adalah berpikir kreatif siswa.

3.2.2.1. Operasional Variabel Gaya Komunikasi Guru

Gaya komunikasi guru merupakan cara guru dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada siswa baik secara verbal maupun nonverbal. Komunikasi yang dilakukan berupaya untuk mendidik para peserta didiknya agar dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Adapun dimensi gaya komunikasi guru menurut Wubbless (dalam Lisda Yuniawati, 2011 : 58) adalah : (1) penciptaan suasana kelas; (2) pemberian tugas kepada siswa; (3) sikap guru dalam diskusi kelas; (4) penetapan aturan dalam kelas; (5) metode mengajar; dan (6) kedekatan guru dengan siswa.


(30)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1

Operasional Variabel Gaya Komunikasi Guru

Dimensi Indikator Skala

1. Penciptaan suasana kelas

1. Penciptaan lingkungan fisik kelas yang kondusif

2. Penataan ruang belajar sebagai sentra belajar

3. Penciptaan atmosfir belajar yang kondusif

4. Penetapan strategi pembelajaran 5. Pemanfaatan media dan sumber

belajar

6. Penilaian hasil belajar

Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 2. Pemberian tugas

kepada siswa

1. Kejelasan dan ketegasan tugas 2. Penjelasan mengenai

kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi 3. Diskusi tugas antara guru-siswa 4. Kesesuaian tugas dengan

kemampuan dan minat siswa 5. Kebermaknaan tugas bagi siswa

Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 3. Sikap guru dalam

diskusi kelas

1. Memusatkan perhatian 2. Memperjelas masalah atau

pendapat

3. Memperjelas pandangan peserta didik

4. Mengingatkan kontribusi peserta didik

5. Mendistribusikan partisipasi peserta didik

6. Menutup diskusi

Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal 4. Penetapan aturan 1. Peraturan dinyatakan dengan Ordinal


(31)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dalam kelas kalimat positif

2. Peraturan dibuat sedikit

3. Peraturan harus bisa ditegakkan 4. Peraturan perlu dibuat bersama

siswa

5. Peraturan harus memuat konsekuensi

Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal

5. Metode mengajar 1. Membangkitkan motif, minat atau gairah belajar siswa

2. Menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa

3. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya

4. Merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut,

melakukan eksplorasi dan inovasi 5. Mendidik murid dalam teknik

belajar sendiri dan cara

memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi

6. Meniadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan

menggantinya dengan pengalaman yang nyata dan bertujuan

7. Menanamkan dan

mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang

diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam

kehidupan sehari-hari. Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal

6. Kedekatan guru kepada siswa

1. Adanya keterbukaan sehingga guru dan siswa saling jujur dan membuka diri satu sama lain 2. Adanya sikap saling menjaga,

saling membutuhkan serta saling berguna bagi pihak lain

3. Adanya saling ketergantungan satu sama lain

4. Adanya kebebasan

5. Adanya sikap saling memenuhi kebutuhan Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal


(32)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 3.2.2.2. Operasional Variabel Berpikir Kreatif Siswa

Berpikir kreatif siswa merupakan suatu kemampuan untuk dapat menemukan ide-ide, gagasan-gagasan, atau suatu penemuan baru dengan berbagai macam alternatif jawaban dalam pemecahan masalah pada proses pembelajaran di sekolah. Dalam hal ini siswa diharapkan dapat mengubah pola berpikir konvergen menjadi pola berpikir divergen. Sehingga siswa tidak akan merasa jenuh pada pelajaran. Dimensi berpikir kreatif siswa menurut Guilford (Utami Munandar, 1992 : 64) adalah : (1) kemampuan berpikir lancar (fluency); (2) kemampuan berpikir luwes (flexibility); (3) kemampuan berpikir original (originality); (4) kemampuan berpikir memerinci (elaboration); dan (5) kemampuan berpikir menilai (evaluation).

Tabel 3.2

Operasional Variabel Berpikir Kreatif Siswa

Dimensi Indikator Skala

1. Kemampuan berpikir lancar (fluency)

1. Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau jawaban

2. Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal 3. Selalu memikirkan lebih dari satu

jawaban

Interval

Interval Interval

2. Kemampuan berpikir

luwes (flexibility)

1. Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi 2. Dapat melihat suatu masalah dari

sudut pandang yang berbeda 3. Mencari banyak alternatif atau arah

Interval Interval Interval


(33)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

yang berbeda

4. Mampu mengubah cara pendekatan atau pemikiran

Interval

3. Kemampuan berpikir original (originality)

1. Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik

2. Memikirkan cara-cara yang tak lzim untuk mengungkapkan diri 3. Mampu membuat

kombinasi-kombinasi yang tak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur

Interval Interval Interval

4. Kemampuan berpikir memerinci

(elaboration)

1. Mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk

2. Menambah atau merinci detail-detail dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih menarik

Interval

Interval

5. Kemampuan berpikir menilai (evaluation)

1. Menentukan patokan penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu pernyataan benar atau suatu tindakan bijaksana

2. Mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka 3. Tidak hanya mencetuskan gagasan

tetapi juga melaksanakannya

Interval

Interval Interval

3.2.3. Jenis dan Sumber Data

Sumber data merupakan segala sesuatu yang dapat memberikan keterangan mengenai suatu data. Sumber data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini terdiri dari sumber data primer dan sumber data sekunder.

1. Sumber data primer merupakan sumber data yang diperoleh penulis secara langsung dari objek penelitian melalui penyebaran angket dan lembar tes


(34)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

berpikir kreatif yang diberikan pada siswa kelas XI AP SMK Negeri 11 Bandung.

2. Sumber data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh penulis secara tidak langsung dengan objek penelitian. Sumber data sekunder dalam penelitian yaitu buku-buku literatur, hasil observasi, maupun laporan-laporan dari SMK Negeri 11 Bandung.

3.2.4. Populasi dan Sampel Penelitian

Uep dan Sambas (2009 : 131) menyatakan pendapat bahwa :

Populasi (population atau universe) adalah keseluruhan elemen, atau unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki ciri atau karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan).

Pendapat lain dari menurut S. Margono (2009 : 118) menyatakan bahwa :

“Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi, populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya”.

“Pengertian lain, menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek

penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai, tes, atau peristiwa-peristiwa

sebagai sumber data yang memiliki krakteristik tertentu di dalam suatu penelitian” (Hadari, Nawawi, 1983 : 141).

Dapat dikatakan bahwa populasi merupakan keseluruhan atas objek/subjek berupa orang atau benda yang memiliki karakteristik tertentu dan yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian.


(35)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini yang akan menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas XI AP SMK Negeri 11 Bandung tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 146 orang yang meliputi 4 kelas. Gambaran mengenai jumlah populasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.3 Populasi Penelitian

Siswa Kelas XI AP SMK Negeri 11 Bandung Tahun Pelajaran 2012/2013

No. Kelas Jumlah Siswa

1. XI AP 1 35

2. XI AP 2 35

3. XI AP 3 37

4. XI AP 4 39

Jumlah 146

Sumber : Ketua Prodi Administrasi Perkantoran SMK Negeri 11 Bandung

Dalam suatu penelitian, terkadang tidak semua unit populasi dapat dijadikan sebagai objek penelitian karena adanya keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya yang dikeluarkan oleh peneliti. Oleh karena itu, peneliti pun diperbolehkan untuk mengambil sebagian objek dari populasi penelitian. Dengan catatan, sebagian objek penelitian yang diambil dapat mewakili dari populasi penelitian.


(36)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sebagian objek penelitian yang diambil dari populasi penelitian tersebut disebut dengan sampel penelitian.

Uep dan Sambas (2009 : 131) menyatakan pendapat bahwa “sampel adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu

sehingga dapat mewakili populasinya”.

Sementara itu, menurut S. Margono (2009 : 121) bahwa “sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh (monster) yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu”.

Teknik sampling merupakan teknik dalam pengambilan sampel penelitian dari suatu populasi. Teknik sampling yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simple random sampling (sampel acak sederhana). Teknik simple

random sampling (sampel acak sederhana) yaitu sebuah metode seleksi terhadap

unit-unit populasi, unit-unit tersebut diacak seluruhnya. Masing-masing unit atau unit satu dengan unit lainnya memiliki peluang yang sama untuk dipilih” (Uep dan Sambas, 2011 : 140).

Untuk menentukan besarnya sampel dari populasi yang ada, digunakan rumus Slovin menurut Bambang dan Lina (2010) sebagai berikut :

n =

Keterangan :

n = ukuran sampel N = ukuran populasi


(37)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(tingkat kesalahan yang diambil dalam sampling ini adalah sebesar 10%)

Berdasarkan rumusan di atas, maka dapat dihitung besarnya sampel sebagai berikut :

n =

=

= 59,35 ≈ 60

Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh ukuran sampel yaitu sebesar 60. Dengan kata lain, responden dalam penelitian ini yaitu berjumlah 60 siswa kelas XI AP SMK Negeri 11 Bandung tahun pelajaran 2012/2013.

Dari jumlah sampel tersebut kemudian ditentukan jumlah masing-masing dari tiap kelas secara proporsional dengan rumus menurut Al-Rasyid (1994) :

n1 =

x n

0

Keterangan :

n1 = banyaknya sampel masing-masing unit

n0 = banyaknya sampel yang diambil dari seluruh unit

NI = banyaknya populasi dari masing-masing unit

ΣN = Jumlah populasi dari seluruh unit

Berdasarkan rumusan di atas, maka diperoleh sampel dari masing-masing kelas sebagai berikut :

Tabel 3.4

Penyebaran Proporsi Sampel

No. Kelas Jumlah


(38)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. XI AP 1 35 35/146x60 14

2. XI AP 2 35 35/146x60 14

3. XI AP 3 37 37/146x60 15

4. XI AP 4 39 39/146x60 17

Jumlah Seluruh Siswa 146 60

Berdasarkan hasil perhitungan proporsi sampel di atas, maka dihasilkan sampel sebanyak 60 orang yang tersebar secara proporsional di kelas AP. Untuk kelas XI AP 1 sebaran sampel secara proporsional sebanyak 14 orang responden, kelas XI AP 2 sebaran sampel secara proporsional sebanyak 14 orang responden, kelas XI AP 3 sebaran sampel secara proporsional sebanyak 15 orang responden dan kelas XI AP 4 sebaran sampel secara proporsional sebanyak 14 orang responden.

Karena setiap responden memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sebagai sampel penelitian, maka dari setiap proporsi sampel penelitian akan dapat mewakili dari tiap-tiap kelas yang dipilih melalui cara pengundian (terlampir).

3.2.5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Dalam melakukan suatu penelitian, peneliti membutuhkan data-data yang diperlukan yang kemudian akan diolah untuk menguji hipotesis. Untuk mengumpulkan data-data tersebut, peneliti membutuhkan teknik serta alat dalam pengumpulan data. Adapun teknik dan alat pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :


(39)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Tes adalah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Dalam teknik ini, tes yang diberikan yaitu berupa tes essay (essay

test). S. Margono (2009 : 170) menyatakan bahwa “Tes essay (essay test)

yaitu tes yang menghendaki agar testee memberikan jawaban dalam bentuk uraian atau kalimat-kalimat yang disusun sendiri”.

Tes kemampuan berpikir kreatif dalam penelitian ini berupa tes essay dari mata pelajaran produktif administrasi perkantoran kelas XI AP. Di mana dalam tes essay ini diharapkan dapat melihat sejauh mana kemampuan berpikir kreatif yang dimiliki oleh siswa kelas XI AP dari mata pelajaran produktif administrasi perkantoran. Dalam menyusun soal tes essay, terdapat beberapa prosedur yang harus dilakukan, diantaranya :

1. Menyusun kisi-kisi soal tes essay.

2. Merumuskan soal-soal pertanyaan tes essay.

3. Menetapkan scoring pada setiap bulir soal tes essay. Dalam penelitian ini setiap jawaban dari responden diberi bobot nilai sesuai dengan kriteria penilaian tes essay (terlampir). Adapun penetapan scoring yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Penilaian indikator dan dimensi

a. Memberikan bobot nilai pada setiap bulir soal berdasarkan kriteria penilaian tes essay per indikator dari dimensi berpikir kreatif.


(40)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

b. Menjumlahkan bobot nilai dari tiap-tiap indikator berdasarkan dimensi berpikir kreatif.

c. Penetapan skor pada tiap-tiap dimensi berpikir kreatif. 2. Penilaian bulir soal

a. Menjumlahkan skor dari tiap-tiap dimensi berpikir kreatif pada tiap bulir soal.

b. Penetapan skor pada tiap bulir soal dari penjumlahan skor tiap-tiap dimensi berpikir kreatif.

2. Angket

Angket adalah salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya, dan harus diisi oleh responden. Dalam menyusun angket, terdapat beberapa prosedur yang harus dilakukan, diantaranya :

1. Menyusun kisi-kisi angket atau daftar pertanyaan.

2. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif-alternatif jawaban. 3. Pada responden hanya diperlukan tanda check list (√) pada setiap alternatif

jawaban yang telah disediakan secara tepat.

4. Menetapkan scoring pada setiap item-item pertanyaan. Dalam penelitian ini setiap jawaban dari responden diberi nilai dengan menggunakan skala


(41)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 3.2.6. Pengujian Instrumen Penelitian

Instrumen sebagai alat pengumpulan data perlu dilakukan uji kelayakan, karena akan menjamin bahwa data yang dikumpulkan tidak bias. Instrumen yang baik harus memiliki persyaratan, yaitu valid dan reliabel. Instrumen yang valid adalah alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) bahwa data tersebut valid. Sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama dan akan menghasilkan data yang sama. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel.

Uji coba instrumen penelitian dilakukan dengan melakukan uji coba angket dan lembar tes terhadap 20 orang responden. Data angket dan lembar tes yang terkumpul, kemudian secara statistik dihitung validitas dan reliabilitasnya. Sesuai dengan variabel yang akan diteliti, angket dan lembar tes yang diujicobakan terdiri atas angket untuk mengukur gaya komunikasi guru dan lembar tes untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa. Penyebaran jumlah item angket dan lembar tes pada masing-masing variabel tampak pada tabel berikut :

Tabel 3.5

Jumlah Item Angket dan Lembar Tes untuk Uji Coba

No. Variabel Jumlah

Item Angket

Jumlah Item

Lembar tes Jumlah

1. Gaya Komunikasi Guru 34 - 34

2. Berpikir Kreatif Siswa - 7 7


(42)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sumber : Hasil pembuatan angket dan lembar tes, 2013

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa jumlah item angket yang akan diujicobakan sebanyak 34 item dan jumlah item lembar tes yang akan diujicobakan sebanyak 7 item. Sehingga untuk total seluruh item berjumlah 41 item yang akan diujicobakan.

3.2.6.1. Uji Validitas

Pengujian validitas instrumen digunakan untuk mengukur ketepatan suatu alat ukur. Pengujian validitas instrumen yaitu menggunakan teknik korelasi

product moment dari Karl Pearson dengan rumus sebagai berikut :

] ]

(Sumber : Sambas Ali Muhidin, 2010 : 26) Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara Variabel X dan Y

N : Jumlah responden X : Skor Variabel X Y : Skor Variabel Y

ΣX : Jumlah skor Variabel X

ΣY : Jumlah skor Variabel Y X2 : Kuadrat skor Variabel X Y2 : Kuadrat skor Variabel Y

Σ X2

: Jumlah kuadrat skor Variabel X rxy =


(43)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Σ Y2

: Jumlah kuadrat skor Variabel Y

Σ XY : Jumlah hasil kali skor Variabel X dengan skor Variabel Y

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian menurut Sambas Ali Muhidin (2010 : 26) adalah sebagai berikut :

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan atau menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.

6. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir atau item angket dari skor-skor yang diperoleh. Gunakan tabel pembantu perhitungan korelasi. Untuk membuat tabel pembantu perhitungan korelasi, perhatikan unsur-unsur yang ada pada rumus korelasi yang digunakan. Unsur-unsur tersebut selanjutnya akan digunakan sebagai judul kolom pada tabel. 7. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n -2. 8. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai

tabel r. Kriterianya : 1. Jika nilai hitung rxy > nilai tabel r, maka dinyatakan

valid.

2. Jika nilai hitung rxy≤ nilai tabel r, maka dinyatakan

tidak valid.

Perhitungan uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan bantuan

Microsoft Excel. Setelah diperoleh nilai rxy kemudian dibandingkan dengan nilai rtabel dengan dk = n - 2 dimana n = 20 (dk = 20 -2 = 18 = 0,444) dengan taraf nyata (α) = 0,05 pada tingkat kepercayaan 95 %. Jika rhitung > rtabel maka item tersebut

dinyatakan valid dan sebaliknya jika rhitung < rtabel maka item tersebut dinyatakan


(44)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dikarenakan jenis penelitian ini merupakan penelitian sampel. Jika dalam instrumen penelitian dinyatakan valid, maka item tersebut dapat digunakan dalam kuesioner penelitian.

3.2.6.2. Uji Reliabilitas

Pengujian alat pengumpulan data yang kedua adalah pengujian reliabilitas instrumen. Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. “Uji realiabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya” (Uep dan Sambas, 2011 : 123). Pengujian reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan

Koefisien Alfa (α) dari Cronbach dengan rumus sebagai berikut :

r11 =

[

]

.

[

]

Dimana rumus varians :

(Sumber : Sambas Ali Muhidin, 2010 : 31)

Keterangan :

r11 : Reliabilitas instrumen/koefisien/korelasi alpha

k : Banyaknya bulir soal

Σσi2

: Jumlah varians bulir

σ2

: Varians total

N


(45)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ΣX : Jumlah soal

N : Jumlah responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas instrumen penelitian menurut Sambas Ali Muhidin (2010 : 31) adalah sebagai berikut :

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan atau menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi responden pada tabel pembantu.

6. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total. 7. Menghitung nilai koefisien alfa.

8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n – 2. 9. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai

tabel r.

Kriterianya : 1. Jika nilai hitung r11 > nilai tabel r, maka dinyatakan reliabel.

2. Jika nilai hitung r11≤ nilai tabel r, maka dinyatakan tidak

reliabel.

Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen angket dan

lembar tes adalah Koefisien Alfa (α) dari Cronbach. Setelah diperoleh nilai r11,

kemudian dibandingkan dengan nilai rtabel dengan dk = n - 2 dimana n = 20 (dk =

20 -2 = 18 = 0,444) dengan taraf nyata (α) = 0,05 pada tingkat kepercayaan 95 %. Jika rhitung > rtabel maka item tersebut dinyatakan reliabel dan sebaliknya jika rhitung


(46)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

< rtabel maka item tersebut dinyatakan tidak reliabel. Setelah rhitung tersebut

dibandingkan dengan rtabel, selanjutnya dilakukan pengujian dengan uji t. Jika

kriterianya thitung > ttabel maka item tersebut reliabel dan sebaliknya jika thitung < ttabel

maka item tersebut dinyatakan tidak reliabel.

3.2.7. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi sebuah infomasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian.

“Terdapat tujuan dari dilakukannya teknik analisis data, antara lain : 1)

mendeskripsikan data, dan 2) membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi, atau karakteristik populasi berdasarkan data

yang diperoleh dari sampel (statistik)” (Uep dan Sambas, 2011 : 159).

Untuk mencapai kedua tujuan teknik analisis data di atas, maka terdapat beberapa langkah atau prosedur yang perlu dilakukan menurut Uep dan Sambas (2011 : 159) sebagai berikut :

1. Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui instrumen pengumpulan data. 2. Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian

instrumen pengumpulan data.

3. Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut variabel-variabel yang diteliti.

4. Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk penelitian.

5. Tahap pengujian kualitas data, yaitu menguji validitas dan reliabilitas instrumen pengumpulan data.

6. Tahap mendeskripsikan data, yaitu tabel frekuensi dan atau diagram, serta berbagai ukuran tendensi sentral, maupun ukuran dispersi. Tujuannya memahami karakteristik data sampel penelitian.


(47)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

7. Tahap pengujian hipotesis, yaitu tahap pengujian terhadap proposisi-proposisi yang dibuat apakah proposisi tersebut ditolak atau diterima, serta bermakna atau tidak. Atas dasar pengujian hipotesis inilah selanjutnya keputusan dibuat.

Teknik analisis data dalam penelitian dibagi menjadi dua macam, yaitu teknik analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial.

3.2.7.1. Teknik Analisis Deskriptif

Penelitian yang dilakukan pada sampel dari populasi penelitian menggunakan teknik analisis deskriptif. Teknik analisis deskriptif adalah analisis penelitian secara deskriptif yang dilakukan melalui statistik deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskriptifkan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil peneitian. Karena anggota yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah sampel, maka kesimpulan yang dibuat adalah untuk sampel, tetapi dapat mewakili dari seluruh anggota populasi.

Teknik analisis data deskriptif ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah, yaitu pada rumusan masalah no. 1 dan no. 2. Dalam teknik analisis deskriptif ini yaitu untuk mengetahui efektivitas gaya komunikasi guru dan tingkat berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di kelas XI SMK Negeri 11 Bandung.

Yang termasuk dalam teknik analisis deskriptif pada penelitian ini antara lain penyajian data dalam bentuk tabel, diagram, kategori, persentase, frekuensi.


(48)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Langkah kerja analisis data deskriptif meliputi :

1. Melakukan editing data, yaitu memeriksa kelengkapan jawaban

responden, meneliti konsistensi jawaban, dan menyeleksi keutuhan kuesioner sehingga data siap diproses.

2. Melakukan input data (tabulasi), berdasarkan data yang diperoleh

responden.

3. Menghitung frekuensi data yang diperoleh.

4. Menyajikan data yang sudah diperoleh, baik dalam bentuk tabel ataupun grafik.

5. Melakukan analisis berdasarkan data yang sudah disajikan.

Dalam penelitian ini data yang disajikan berbentuk skala ordinal dan interval yang sebelumnya dijelaskan dalam operasional variabel.

Langkah-langkah membuat gambaran variabel penelitian untuk data kategori adalah :

1. Masukan tabulasi data yang sudah terkumpul ke dalam sebuah tabel pembantu, kemudian hitung jumlah perolehan skor masing-masing responden.

2. Tentukan ukuran variabel yang akan digambarkan.

 Ukuran variabel gaya komunikasi guru adalah efektivitas gaya komunikasi guru (Efektif – Cukup Efektif - Kurang Efektif– Tidak Efektif)

 Ukuran variabel berpikir kreatif siswa adalah tingkat berpikir kreatif siswa (Tinggi – Sedang – Rendah)


(49)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Buatlah tabel distribusi frekuensi data terkumpul dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menghitung skor maksimum ideal (SkorMaks) yang diperoleh responden,

yaitu hasil perkalian antara alternatif jawaban skor terbesar dengan banyaknya jumlah item instrumen angket.

b. Menghitung skor minimum ideal (SkorMin) yang diperoleh responden,

yaitu hasil perkalian antara alternatif jawaban skor terkecil dengan banyaknya jumlah item instrumen angket.

c. Menghitung rentang skor (R), yaitu hasil selisih skor maksimum ideal dengan skor minimum ideal, dibagi dengan banyaknya ukuran variabel (n) yang telah ditentukan pada point b, sehingga: R = (SkorMaks - SkorMin) / n

d. Menentukan rentang skor pada masing-masing kategori atau ukuran. e. Menghitung frekuensi data, yaitu dengan melakukan tally terhadap data

yang diperoleh untuk dikelompokan pada kategori atau ukuran yang sudah ditentukan.

f. Menghitung persentase perolehan data untuk masing-masing kategori, yaitu hasil bagi frekuensi pada masing-masing kategori dengan jumlah responden, dikali seratus persen.

1) Variabel Gaya Komunikasi Guru

Peneliti ingin menggambarkan variabel gaya komunikasi guru. Ukuran yang ditentukan ada empat macam yaitu efektif – cukup efektif


(1)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas gaya komunikasi guru pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran di SMK Negeri 11 Bandung cukup efektif, tetapi masih belum optimal. Hal ini terlihat dari skor persentase terendah pada dimensi sikap guru dalam diskusi kelas. Maka dari itu penulis menyarankan agar guru memperhatikan kemampuan siswa dalam melaksanakan diskusi kelas, agar guru dapat mengetahui sejauh mana kompetensi yang dimiliki oleh siswa. Sehingga guru dapat menyesuaikan gaya komunikasi yang cocok kepada siswa terhadap kegiatan diskusi kelas yang akan dilaksanakan. Dan pada akhirnya siswa akan memahami materi yang disampaikan dalam diskusi kelas. Selain itu, guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang nyaman dan pemilihan metode mengajar yang dapat membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran.

2. Berpikir kreatif siswa merupakan salah satu aspek dalam pengembangan kreativitas. Maka guru perlu meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Salah satu caranya adalah dengan membuat siswa turut aktif dalam proses pembelajaran di kelas seperti kegiatan diskusi, presentasi, pemberian soal tes di tiap akhir pembelajaran atau mengadakan sebuah permainan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Sehingga siswa akan merasa terbuka wawasannya dan berusaha untuk mengembangkan pemikirannya dalam melaksanakan tugasnya. Guru harus sebagai fasilitator dalam membimbing dan mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi dan penyedia sumber belajar.


(2)

123

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Sekolah perlu dapat memfasilitasi baik sarana maupuan prasarana yang dapat mendukung pengembangan kemampuan berpikir kreatif siswa dan segala aktivitas guru di dalam proses pembelajaran agar mencapai tujuan pembelajaran serta menghasilkan siswa yang kreatif dan inovatif.

4. Penelitian ini masih belum mencapai hasil berpikir kreatif siswa secara utuh. Oleh karena itu, dalam penelitian selanjutnya yang akan meneliti berhubungan dengan variabel berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran produktif administrasi perkantoran, untuk instrumen tes berpikir kreatif harus berdasarkan pada standar kompetensi mata pelajaran produktif administrasi perkantoran. Selain itu, dalam penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan variabel lainnya yang berhubungan dengan kemampuan berpikir kreatif siswa dan menggunakan instrumen yang berbeda, yang mungkin dapat mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa secara utuh.


(3)

124

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Ali, Mohamad. (1985). Penelitian Kependidikan Prosedur & Strategi. Bandung : Angkasa.

Barnawi & Mohammad Arifin. (2012). Etika & Profesi Kependidikan. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2005). Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoretis Psikologis. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Hunsaker, Philip L. (2001). Training In Management Skills. New Jersey : Prentice Hall. Inc

Komala, Lukiati. (2009). Ilmu Komunikasi Perspektif, Proses, dan Konteks. Bandung : Widya Padjadjaran.

Margono, S. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Muhammad, Arni. (2009). Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara.

Muhidin, Sambas Ali. (2010). Statistika 1 Pengantar Untuk Penelitian. Bandung : Karya Adhika Utama.

_________________. (2010). Statistika 2 Pengantar Untuk Penelitian. Bandung : Karya Adhika Utama.

Munandar, Utami. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta.

Munandar, S.C.U. (1992). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta : Gramedia.

Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi. Jakarta : RajaGrafindo Persada.


(4)

125

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Rohim, H. Syaiful. (2009). Teori Komunikasi Perspektif, Ragam, dan Aplikasi. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Semiawan, Conny R., et al. (2010). Dimensi Kreatif Dalam Filsafat Ilmu. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Sontani, Uep Tatang dan Sambas Ali Muhidin. (2011). Desain Penelitian Kuantitatif. Bandung : Karya Adhika Utama.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi dengan Metode R&D. Bandung : CV. Alfabeta.

Supriadi, Dedi. (2001). Kreativitas, Kebudayaan & Perkembangan IPTEK. Bandung : Alfabeta.

Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran UPI. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers.

Widjaja, H.A.W. (2010). Komunikasi, Komunikasi & Hubungan Masyarakat. Jakarta : Bumi Aksara.

Yusuf, Pawit M. (2010). Komunikasi Instruksional Teori dan Praktik. Jakarta : Bumi Aksara.

Yusup, Pawit M.. (1990). Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi instruksional. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Karya Tulis :

Somantri, Mohamad Tatang. (2002). Pengaruh Komunikasi Pendidikan Terhadap Keberhasilan Pelaksanaan Dharma Pendidikan Di Institut Teknologi Bandung. Tesis Magister pada Program Studi Ilmu Sosial Bidang Kajian Utama Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran Bandung : tidak diterbitkan.

Yuniawati, Lisda. (2011). Gaya Komunikasi Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Warnasari Dalam Berkomunikasi Dengan Peserta Didik. Jurusan Ilmu Komunikasi Unikom Bandung : tidak diterbitkan.


(5)

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sumber Internet :

Brilliantiririn. (2012). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Siswa Berfikir Kreatif Di SMP Negeri 42 Palembang.

[Online]. Tersedia :

http://brilliantiririn.wordpress.com/2012/04/23/pengaruh-pembelajaran- berbasis-masalah-terhadap-kemampuan-siswa-berfikir-kreatif-di-smp-negeri-42-palembang-2/ [23 Januari 2013]

Indrawati, Indah. (2011). Pengaturan Kondisi Kelas dan Iklim Belajar Murid. [Online]. Tersedia : http://indhatugas.blogspot.com/2011/01/pengaturan-kondisi-kelas-dan-iklim.html [21 Mei 2013]

Muhidin, Sambas Ali. (2013). Contoh Penyusunan Teknik Analisis Data. [Online]. Tersedia : http://sambas.staf.upi.edu/2013/01/22/contoh-penyusunan-teknik-analisis-data/ [6 Maret 2013]

___________________. (2013). Methode Succesive Interval (MSI). [Online]. Tersedia : http://sambas.staf.upi.edu/2013/01/16/methode-succesive-interval-msi/ [6 Maret 2013]

Munasco, Dedzuel. (2012). Berpikir Kreatif. [Online]. Tersedia :

http://www.basmalahspecialclass.com/2012/04/berpikir-kreatif.html#axzz2IZq8dZgV. [21 Januari 2013]

Partha. (2012). Metode Pemberian Tugas, Proyek, dan Pengajaran Beregu Dalam Pembelajaran Matematika. [Online]. Tersedia : http://partha31.wordpress.com/2012/01/14/metode-pemberian-tugas-proyek-dan-pengajaran-beregu-dalam-pembelelajaran-matematika/ [21 Mei 2013]

Ramadhani, Kurnia. (2013). Pengelolaan Hubungan Komunikasi Guru dan Siswa.

[Online]. Tersedia :

http://kurnia- ramadhani.blogspot.com/2013/05/pengelolaan-hubungan-komunikasi-guru.html [21 Mei 2013]

Santosa, Duwi. (2013). Ciri-ciri Berpikir Kreatif. [Online]. Tersedia : http://www.galeripustaka.com/2013/03/ciri-ciri-berpikir-kreatif.html [10 April 2013]

[Online]. Tersedia : http://www.sarjanaku.com/2013/04/pengertian-metode-pembelajaran-macam.html [21 Mei 2013].


(6)

127

Dea Sekar Komala, 2013

Hubungan Gaya Komunikasi Guru Dengan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Produktif Administrasi Perkantoran Di Kelas XI SMK Negeri II Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Wibowo, S. Agung. (2010). Tentang Peraturan Kelas. [Online]. Tersedia : http://agung1971.wordpress.com/2010/04/08/tentang-peraturan-kelas/ [21 Mei 2013]


Dokumen yang terkait

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG.

0 0 50

HUBUNGAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK PROFITA BANDUNG.

0 1 57

PENGARUH MANAJEMEN KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG.

0 1 46

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG.

0 0 57

PENGARUH DISIPLIN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI KELAS XI SMK PASUNDAN 1 BANDUNG.

1 12 55

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SISWA KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK PASUNDAN 1 BANDUNG.

0 4 55

PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI 1 CIANJUR.

0 0 51

PENGARUH KOMUNIKASI INTERAKSIONAL GURU DENGAN SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI 3 BANDUNG : Studi Perspektif Siswa terhadap Komunikasi Interaksional Guru dengan Siswa.

0 1 63

PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN DI KELAS X SMK NEGERI 11 BANDUNG.

0 0 41

HUBUNGAN KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF MELAKUKAN PROSEDUR ADMINISTRASI PERKANTORAN KELAS XI JURUSAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN 2015/2016.

0 0 16