PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN MAJALENGKA.

(1)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA

TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF

ADMINISTRASI DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN

MAJALENGKA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Administrasi Pendidikan

Oleh

Irim Juanda Rukmana 0802742

DEPARTEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015


(2)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA


(3)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN

MAJALENGKA

LEMBAR HAK CIPTA

Oleh :

Irim Juanda Rukmana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana departemen administrasi pendidikan

© Irim Juanda Rukmana Universitas Pendidikan Indonesia

September 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainya tanpa ijin dari penulis


(4)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembimbing II

Dr. Asep Suryana, M.Pd 19720321 1990011002

LEMBAR PENGESAHAN IRIM JUANDA RUKMANA

(0802742)

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMNISTRASI DI SMP NEGERI

SE-KECAMATAN MAJALENGKA

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I

Dr. Taufani Chusnul Kurniatun, M.Si NIP. 19680407 1998022001

Mengetahui,

Ketua Departemen Administrasi Pendidikan

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Endang Herawan, M.Pd NIP. 19600810 198603 1 001


(5)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Pengaruh Pengawasan Melekat oleh Kepala Tata Usaha terhadap Kinerja Staf Administrasi di SMP Negeri se-Kecamatan Majalengka

Irim Juanda Rukmana 0802742

Penelitian yang dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri se-Kecamatan Majalengka ini didasarkan pada masalah pokok, yaitu rendahnya kinerja staf administrasi tata usaha sekolah di SMP Negeri se-Kecamatan Majalengka. Hal ini diindikasikan dengan budaya/etos kerja dan komitmen pegawai dalam melaksanakan tugas belum optimal. Permasalahan di atas diduga disebabkan oleh pelaksanaan pengawasan yang belum diimplementasikan secara optimal.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh data secara jelas dan aktual tentang bagaimana gambaran pengaruh pengawasan melekat terhadap kinerja staf administrasi di SMP Negeri se-Kecamatan Majalengka.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif serta ditunjang dengan studi kepustakaan. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh staf administrasi di SMP Negeri se-Kecamatan Majalengka, dengan jumlah sampel sebanyak 61 pegawai. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa angket, dokumentasi dan wawancara. Dengan menggunakan teknik pengolahan data yaitu : 1) Weighted

Means Score (WMS); 2) Uji Normalitas (Chi Kuadrat); dan 3) Analisis Korelasi

dengan rumus Pearson Product Moment.

Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah pengawasan yang dilakukan di SMP Negeri se-Kecamatan Majalengka berada pada kategori sangat baik. Sementara itu, untuk kinerja staf administrasi di SMP Negeri se-Kecamatan Majalengka berada pada kategori sangat baik. Adapun tingkat hubungan pengawasan melekat berpengaruh sedang terhadap kinerja staf administrasi. Hasil penelitian juga membuktikan bahwa pengawasan melekat tidak hanya satu-satunya variabel yang mempengaruhi kinerja, tetapi terdapat beberapa variabel lain di luar variabel pengawasan melekat yang mempengaruhi kinerja staf administrasi yang memeperlukan penelitian lebih lanjut, antara lain sumber daya, penghargaan, struktur dan job design.

Pengawasan melekat hendaknya dilakukan oleh setiap kepala tata usaha secara efektif. Dengan melakukan pengawasan melekat, kepala tata usaha dapat mengetahui secara langsung tingkat kinerja dari masing-masing staf administrasi tata usaha. Sehingga apabila terdapat kekurangan atau kelemahan dari kinerja stafnya, dapat segera dilakukan tindak lanjut untuk memperbaiki kinerja dari staf tersebut.


(6)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Attached Supervision influence by the Head of Administration of the Administration Staff Performance in Secondary Schools throughout the

District Majalengka Irim Juanda Rukmana

0802742

Research conducted in junior high schools throughout the District Majalengka is based on the fundamental issue, namely the low performance of the administrative staff at the junior high school administrators throughout the District Majalengka State. This is indicated by the culture / work ethic and commitment of employees to carry out tasks not optimal. The above problems allegedly caused by the implementation of the monitoring that has not been implemented optimally.

The aim of this study is to obtain a clear and actual data about how the image of the influence of the inherent supervision of the performance of administrative staff in SMP se-District of Majalengka.

This research was conducted by using descriptive method with quantitative approach and supported with literature study. As for the population in this study are all administrative staff in SMP se-District of Majalengka, with a total sample of 61 employees. Data collection techniques used in the form of a questionnaire, documentation and interviews. By using data processing techniques, namely: 1) Weighted Means Score (WMS); 2) Normality Test (Chi Square); and 3) Correlation Analysis of the formula Pearson Product Moment.

The conclusion of this research is conducted surveillance in SMP se-District of Majalengka are in very good category. Meanwhile, for the performance of administrative staff in Secondary Schools throughout the District Majalengka are in very good category. The level of control inherent effect relationship was on the performance of the administrative staff. The results also prove that the monitoring is attached not only the only variables that affect performance, but there are some other variables beyond the control variables that affect performance inherent administrative staff memeperlukan further research, among other resources, awards, structure and job design.

Inherent supervision should be done by each head of administration effectively. By monitoring attached, the head of administration can directly determine the performance level of each administrative staff administration. So if there are deficiencies or weaknesses of the performance of its staff, follow-up can be done to improve the performance of the staff.


(7)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ...viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Metode Penelitian ... 10

E. Manfaat/Signifikansi Penelitian ... 11

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 11

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Kajian Pustaka ... 12

1. Konsep Pengawasan ... 12

2. Konsep Dasar Supervisi ... 14

3. Perbedaan Pengawasan dan Supervisi ... 17

4. Pengertian Pengawasan Melekat ... 18

5. Tujuan Pengawasan Melekat ... 19

6. Kendala Pelaksanaan Pengawasan Melekat ... 22

B. Konsep Kinerja Staf Administrasi ... 19

1. Pengertian Kinerja ... 24

2. Penilaian Kinerja ... 25

3. Tujuan Penilaian Kinerja ... 27


(8)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Sasaran Penilaian Kinerja ... 32

6. Prinsip Dasar Penilaian Kinerja ... 33

C. Kerangka Pikir Penelitian ... 34

D. Hipotesis Penelitian ... 37

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 40

1. Lokasi Penelitian ... 40

2. Subyek Populasi dan Sampel ... 40

B. DesainPenelitian ... 41

C. Metode dan Pendekatan.. ... 42

D. Definisi Operasional ... 43

E. Instrumen Penelitian ... 49

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 51

1. Validitas Instrumen ... 51

2. Reliabilitas Instrumen ... 55

G. Proses Pengumpulan Data ... 58

H. Proses Pengolahan dan Analisis Data ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 69

1. Analisis Data... 69

2. Hasil Pengolahan Data ... 70

a. Kecenderungan Umum Variabel X dan Variabel Y ... 70

b. Uji Normalitas Distribusi Data ... 85

c. Pengujian Hipotesis ... 87

B. Pembahasan ... 93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 102


(9)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA... 107 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 110 DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(10)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

No Nama Gambar Halaman

2.1 Perbedaan Pengawasan dan Supervisi 17

2.2 Perbedaan Supervisi dan Inspeksi 18

3.1 Populasi Penelitian 41

3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian 49

3.3 Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban dari Likert Variabel X dan Y

51

3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel X (Pengawasan Melekat)

53

3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Y (Kinerja Staf)

54

3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel X (Pengawasan Melekat)

57

3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Y (Kinerja Staf Administrasi)

58

3.8 Konsultasi Hasil Perhitungan WMS 62

3.9 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

67

4.1 Rekapitulasi Jumlah Angket yang Dapat Diolah 70

4.2 Tabel Konsultasi WMS 71

4.3 Hasil Perhitungan WMS Variabel X (Pengawasan Melekat)

72

4.4 Hasil Perhitungan WMS Variabel Y (Kinerja Staf) 78 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Variabel X dan Y 87


(11)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA


(12)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

No Nama Gambar Halaman

2.1 Elemen-Elemen Kunci Sistem Penilaian Kinerja 30

2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian 36

2.3 Paradigma Penelitian 39

4.1 Grafik WMS Variabel X (Pengawasan Melekat) 77

4.2 Grafik WMS Variabel Y (Kinerja Staf) 85

4.3 Grafik Distribusi Data Variabel X (Pengawasan Melekat)

86

4.4 Grafik Distribusi Data Variabel Y (Kinerja Staf) 87


(13)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal.

A. Instrumen Penelitian... 110

1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 110

2. Angket... 112

3. Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen ... 118

B. Pengolahan Data ... 125

1. Data Responden Variabel X (Pengawasan Melekat) ... 125

2. Data Responden Variabel Y (Kinerja Staf) ... 128

3. Kecenderungan Umum Skor Responden terhadap Variabel X dan Y ... 131

4. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku Variabel X dan Y ... 134

5. Uji Normalitas... 139

6. Pengujian Hipotesis Penelitian... 145 C. Tabel-Tabel

D. Surat-Surat

E. Catatan Bimbingan Skripsi F. Daftar Riwayat Hidup


(14)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan memiliki peranan yang amat menentukan dalam meningkatkan kualitas manusia seutuhnya yaitu sebagai modal dasar untuk pembangunan bangsa dan negara secara berkelanjutan. Proses pendidikan merupakan upaya sadar manusia yang tidak pernah ada hentinya. Namun, tampaknya harus kita sadari sedini mungkin, bahwa dengan mengesampingkan pendidikan, sama artinya dengan menanam bom waktu kehancuran bangsa pada beberapa dekade ke depan. Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 berbunyi pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dari UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 tersebut dapat dikemukakan bahwa pendidikan merupakan tonggak kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga dipandang sebagai katalisator yang dapat menunjang faktor-faktor lain terutama sangat berpengaruh dalam membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dalam pembangunan suatu bangsa. Untuk mewujudkan semua itu diperlukan sumber daya manusia yang dapat mengeloa secara tepat. Secara nyata mereka adalah para tenaga kependidikan yang memiliki peran yang sangat penting


(15)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam mewujudkan tujuan organsiasi pendidikan yang pada gilirannya memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Peran penting sumber daya manusia seutuhnya yaitu sebagai modal dasar untuk melaksanakan manajemen sekolah dengan meningkatkan efisiensi, mutu, dan pemerataan pendidikan. Efisiensi pendidikan diperoleh melalui profesionalisme sumber daya manusia dalam mengelola sumber daya yang ada dan segala kepentingan sekolah. Oleh sebab itu sumber daya yang ada harus dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin dalam rangka peningkatan efisiensi pengelolaan.

Sumber daya manusia dalam proses pembelajaran di sekolah terdapat suatu subsistem/komponen yang saling berkaitan. Satu diantara subsistem/komponen tersebut adalah tenaga administrasi sekolah (TAS). Tenaga Administrasi Sekolah merupakan salah satu bagian daripada tenaga kependidikan yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari efektifitas program sekolah. Tenaga Administrasi Sekolah/ Madrasah merupakan non teaching staff dikenal dengan sebutan staf tata usaha (TU) yang bertugas sebagai pendukung berjalannya proses pendidikan di sekolah melalui layanan administratif guna terselenggaranya proses pendidikan yang efektif dan efisien di sekolah. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 39 ayat 1 telah dipaparkan bahwa “Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.”


(16)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan lampiran Permendiknas No. 24 Tahun 2008, secara lengkap Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah ini terdiri dari Kepala Tenaga Administrasi SD/MI/SDLB; Kepala Tenaga Administrasi SMP/MTS/SMPLB; Kepala Tenaga Administrasi SMA/MA/SMK/MAK/SMALB; Pelaksana Urusan Administrasi Kepegawaian; Pelaksana Urusan Administrasi Keuangan; Pelaksana Urusan Administrasi Sarana dan Prasarana; Pelaksana Urusan Administrasi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat; Pelaksana Urusan Administrasi Persuratan dan Pengarsipan; Pelaksana Urusan Administrasi Kesiswaan; Pelaksana Urusan Administrasi Kurikulum; Pelaksana Urusan Administrasi Umum untuk SD/MI/SDLB; Penjaga Sekolah/Madrasah; Tukang Kebun; Tenaga Kebersihan; Pengemudi; dan Pesuruh.

Tenaga Administrasi Sekolah/ Madrasah dalam hal ini menempati peran penting sebagai tenaga kependidikan dengan tugasnya yang bukan hanya sekedar membantu sekolah dalam urusan administrasi melainkan meliputi beberapa kegiatan penting dalam pengembangan kualitas sekolah seperti pengelolaan, pengembangan, pengawasan dan pelayanan teknis. Dengan kata lain Tenaga Administrasi Sekolah ini bertugas bertugas sebagai pendukung berjalannya proses pendidikan di sekolah melalui layanan administratif guna terselenggaranya proses pendidikan yang efektif dan efisien di sekolah.

Peran dan kinerja Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) mempunyai nilai berharga dalam menunjang tugas-tugas di sebuah instansi. Sayangnya, sekarang ini mutu dan kinerja TAS masih rendah. TAS dalam kesehariannya dapat berperan sebagai administrator ketika di sekolah, mungkin berperan sebagai kepala rumah


(17)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tangga ketika di rumah, berperan sebagai anggota ketika rapat di suatu organisasi, berperan sebagai pemain dalam salah satu cabang olah raga, dan sebagainya. Peranan itu dapat saling mendukung dan dapat pula saling bertentangan. Peranan memiliki harapan-harapan (Getzel, 1958). Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa administrasi tata usaha di Sekolah Menengah Pertama (SMP) menurut temuan peneliti masih belum baik dan kepala tata usaha mengeluhkan hal ini. Ketika peneliti melakukan wawancara kepada para kepala tata usaha, adapun kekurangan dan kelemahan yang harus ditingkatkan oleh staf administrasi yaitu terdapat dalam indikator inisiatif khususnya memberikan ide/gagasan untuk kemajuan lembaga. Hal ini membuktikan bahwa staf administrasi belum mampu memberikan sumbangan ide atau gagasan guna kemajuan lembaga. Memberikan ide/gagasan oleh staf administrasi sekolah mutlak harus dilakukan demi pengembangan tata usaha sekolah kedepannya.

Selain indikator memberikan ide/gagasan yang dinilai kurang oleh kepala tata usaha yaitu pemberian saran dari staf administrasi kepada kepala tata usaha sekolah mengenai sesuatu yang ada hubungannya dengan pelaksanaan tugas. Pelaksanaan tugas kepala tata usaha sekolah sangat banyak sehingga memerlukan saran dari staf administrasi sekolah agar tugas administrasi dapat dilakukan secara efektif dan efisien.

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa staf administrasi sekolah SMP belum memfungsikan TAS sebagaimana mestinya. Pelaksanaan pekerjaan kurang sesuai dengan prosedur kerja, pelayanan kurang baik terhadap masyarakat sesuai dengan bidang tugasnya, kurang bertanggung jawab terhadap setiap kegiatan yang dilakukan, kurang membuat rencana kegiatan/rencana kerja dalam melaksanakan


(18)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pekerjaan, kurang memanfaatkan waktu kerja sebaik mungkin, kurang menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, dll.

Peran dan kinerja tenaga administrasi sekolah dipertegas dengan adanya fenomena di lapangan (Wahyudi Joko, 2007:4) menunjukkan bahwa kompetensi tenaga administrasi sekolah masih rendah, antara lain : a) masih banyak tenaga administrasi sekolah yang belum mempunyai kemampuan, kecakapan atau keahlian yang memadai untuk mengerjakan tugas-tugas mereka dengan baik dan memuaskan; b) mutu dan kinerja tata usaha sekolah masih rendah; c) masih rendahnya disiplin, loyalitas dan tanggung jawab tenaga administrasi sekolah dalam menjalankan tugas-tugas mereka sebagai tenaga administrasi sekolah; d) masih belum mencerminkannya pelayanan prima yang diberikan kepada siswa, orang tua dan masyarakat; e) masih belum nampak kecerdasan emosional, spritual dan bahkan juga kecerdasan intelektual sebagai tenaga administrasi sekolah dalam memecahkan berbagai permasalahan serta dalam berinteraksi dilingkungan sekolah.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, banyak upaya yang dilakukan oleh kepala tata usaha sekolah dalam rangka mengatasi permasalahan staf administrasi sekolah, salah satu tindakan nyata yang dilakukan oleh sekolah yaitu dengan melakukan pengawasan. Dalam sebuah organisasi pengawasan memiliki peran penting untuk memastikan agar setiap pekerjaan yang dilakukan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Maman Ukas (2004 : 337) yang mengemukakan pengawasan adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan untuk memantau, mengukur dan bila perlu melakukan


(19)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perbaikan atas pelaksanaan pekerjaan sehingga apa yang telah direncakan dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Pengawasan merupakan fungsi terakhir dari fungsi manajemen, seperti yang dikemukakan Terry (1960) yang dikutip oleh Husaini Usman (2008 : 44) menyatakan bahwa fungsi-fungsi manajemen ialah Planning (perencanaan),

Organizing (pengoorganisasian), Actualizing (aktualisasi) dan Controlling

(pengawasan). Sebagai salah satu fungsi manajemen, mekanismen pengawasan di dalam suatu organisasi memang mutlak diperlukan. Pelaksanaan suatu rencana atau program tanpa diiringi dengan suatu sistem pengawasan yang baik dan bekesinambungan, jelas akan mengakibatkan lambatnya atau bahkan tidak tercapainya sasaran dan tujuan yang telah ditentukan.

Pengawasan dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan, penyimpangan, ketidaksesuaian, penyelewengan dan lainnya yang tidak sesuai dengan tugas dan wewenang yang telah ditetapkan. Karena pada dasarnya pegawai dalam sebuah organisasi memiliki sifat dan karakter yang berbeda, seperti yang dikemukakan oleh McGregor (1960) mengenai teori X dan teori Y yang menjelaskan bahwa manusia memiliki sifat yang berbeda, yaitu teori X yang menandakan bahwa manusia memiliki sifat negatif dan teori Y yang menandakan bahwa manusia memiliki sifat positif.

Dalam sebuah organisasi, pegawai yang termasuk ke dalam teori Y memiliki perilaku yang positif yang mampu membantu organisasi dalam mencapai tujuannya. Sebaliknya, pegawai yang termasuk ke dalam teori X dapat


(20)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menyebabkan menurunnya performa organisasi, bahkan dapat menyebabkan entropi terhadap organisasi tersebut.

Pegawai yang termasuk ke dalam teori X memberikan isyarat kepada pimpinan agar dapat memberikan perhatian lebih terhadap pegawai yang bersangkutan, salah satunya yaitu dengan melakukan pengawasan. Pengawasan adalah bentuk pengendalian dalam suatu pekerjaan. Pengawasan dilakukan agar suatu pekerjaan yang dilakukan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

Salah satu bentuk pengawasan yang dilakukan oleh organisasi untuk memastikan agar semua kegiatan yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik yaitu dengan melakukan pengawasan melekat. Pengawasan melekat merupakan serangkaian kegiatan pengendalian yang dilakukan oleh atasan langsung terhadap bawahannya agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Pelaksanaan pengawasan melekat diatur dalam Instruksi Presiden Nomor 15 Tahun 1983 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan dan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1989 dijelaskan bahwa pengawasan melekat adalah serangkaian kegiatan yang bersifat sebagai pengendalian yang terus menerus, dilakukan oleh atasan langsung terhadap bawahannya, secara preventif atau represif agar pelaksanaan tugas bawahan tersebut berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana kegiatan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.


(21)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengawasan melekat memungkinkan pimpinan dapat memantau setiap pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya secara langsung, sehingga jika terjadi kesalahan dalam pekerjaan dapat segera dilakukan tindakan perbaikan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitan yang dilakukan oleh Dian Rusdiana (2012) yang berjudul “Pengaruh Pengawasan Melekat terhadap Kinerja Staf Administrasi di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam”, Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pengawasan melekat (Variabel X) terhadap kinerja staf administrasi (Variabel Y) di PPPPTK IPA tergolong cukup kuat. Hal ini dapat digambarkan dari perolehan angka koefisien korelasi sebesar 0,46. Pengawasan melekat memberikan kontribusi sebesar 0,46. Pengawasan melekat memberikan kontribusi 21, 16 % dalam peningkatan kinerja staf administrasi dan 78, 84 % di pengaruhi oleh factor lain, seperti sumber daya, penghargaan, struktur, dan job design. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa semakin efektif mekanisme pengawasan yang dilakukan, maka akan semakin kondusif perilaku pegawai.

Untuk mengetahui fenomena terkait pengawasan melekat, penulis melakukan studi pendahuluan pada sekolah menengah pertama se-kabupaten majalengka. Studi pendahuluan dilakukan dengan menggunakan metode dokumentasi dan wawancara. Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa kepala tata usaha sekolah akan secara konsisten dan bersungguh-sungguh dalam menjalankan pengawasan melekat (waskat) serta menindaklanjuti dengan langkah-langkah yang perlu diambil guna mencegah penyimpangan dari peraturan


(22)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perundangan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing, data tersebut diperoleh dari Rencana Strategis (Renstra) Sekolah 2014-2019. Sedangkan dari hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala tata usaha sekolah, pengawasan melekat di SMP Negeri Se-Kabupaten Majalengka permasalahan yang timbul dalam hal pengawasan melekat adalah banyaknya pekerjaan administrasi sekolah sehingga kepala tata usaha sekolah sulit untuk mengawasi setiap pekerjaan staf karena pekerjaannya yang banyak.

Berdasarkan pada hasil studi pendahuluan diatas, belum jelas benar bagaimana pengaruh pengawasan melekat terhadap kinerja staf administrasi. Untuk itu, penulis tertarik untuk mengangkat penelitian dengan judul “Pengaruh Pengawasan Melekat oleh Kepala Tata Usaha terhadap Kinerja Staf Administrasi di SMP Negeri se-Kecamatan Majalengka”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah berhubungan dengan cakupan atau ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini. Mohammad Ali (1987 : 36) berpendapat bahwa “rumusan masalah pada hakekatnya merupakan generalisasi deskripsi ruang lingkup masalah penelitian dalam pembatasan dimensi variabel yang tercakup didalamnya.” Sesuai dengan permasalahan penelitian yaitu: “Pengaruh pengawasan melekat oleh kepala tata usaha terhadap kinerja staf administrasi di SMP Negeri se-kecamatan majalengka”. Maka peneliti merumuskan masalah penelitian dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengawasan melekat oleh kepala tata usaha di SMP Negeri se-Kecamatan Majalengka?


(23)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagaimana kinerja staf administrasi di SMP Negeri se-Kecamatan Majalengka? 3. Bagaimana pengaruh pengawasan melekat oleh kepala tata usaha terhadap

kinerja staf administrasi di SMP Negeri se-Kecamatan Majalengka?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara jelas mengenai pengaruh pengawasan melekat oleh kepala tata usaha terhadap kinerja staf administrasi di SMP Negeri se-Kecamatan Majalengka

2. Tujuan khusus

Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah meliputi beberapa hal sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui gambaran pengawasan melekat oleh kepala tata usaha di SMP Negeri se-Kecamatan Majalengka.

b. Untuk mengetahui gambaran kinerja staf administrasi di SMP Negeri se-Kecamatan Majalengka.

c. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pengawasan melekat oleh kepala tata usaha terhadap kinerja staf administrasi di SMP Negeri se-Kecamatan Majalengka.

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang ditunjang oleh studi kepustakaan.


(24)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode deskriptif adalah suatu kegiatan penelitian dengan cara menganalisis kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat sekarang, sehingga mampu memberikan gambaran mengenai hal-hal yang ditelitinya.

Pendekatan kuantitatif merupakan suatu pendekatan yang dilakukan dalam penelitian dengan cara mengukur indikator tiap-tiap variabel penelitian sehingga dapat diketahui gambaran dan hubungan antar variabel penelitian melalui teknik perhitungan statistik.

Sedangkan studi kepustakaan digunakan untuk mencari informasi-informasi mengenai sesuatu hal yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti.

E. Manfaat/Signifikansi Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain : 1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

dalam pengembangan ilmu Administrasi Pendidikan khususnya mengenai konspe pengawasan melekat disuatu lembaga.

2. Secara praktis, sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran bagi peningkatan kinerja staf administrasi di SMP Negeri se-Kecamatan Majalengka.


(25)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Struktur Organisasi Skripsi

Adapun struktur organisasi skripsi ini adalah sebagai berikut.

1. Bab I merupakan Pendahuluan yang berisi Latar Belakang Penelitian; Rumusan Masalah; Tujuan Penelitian; Metode Penelitian; Manfaat/Signifikansi Penelitian dan Struktur Organisasi Skripsi.

2. Bab II berisi Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian 3. Bab III berisi Metode Penelitian

4. Bab IV berisi Hasil Penelitian dan Pembahasan


(26)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang menjadi tempat penelitian ini yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri yang berada di Kecamatan Majalengka. SMP Negeri di Kecamatan Majalengka sejumlah 5 sekolah yaitu : SMP Negeri 1, SMP Negeri 2, SMP Negeri 3, SMP Negeri 4 dan SMP Negeri 6.

2. Subyek Populasi dan Sampel

Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen di mana penyelidik tertarik. Populasi adalah seluruh unit-unit yang darinya sampel dipilih. Populasi dapat berupa organisme, orang atau sekelompok orang, masyarakat, organisasi, benda, objek, peristiwa, atau laporan yang semuanya memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik dan tidak secara mendua. Hakikat spesifik dari populasi bergantung pada masalah penelitian.

Adapun populasi dalam penelitian ini yakni seluruh staf administrasi yang ada di SMP Negeri se-Kecamatan Majalengka yang berjumlah 61 orang.


(27)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No Sekolah Populasi

1 SMP Negeri 1 13

2 SMP Negeri 2 12

3 SMP Negeri 3 17

4 SMP Negeri 4 6

5 SMP Negeri 5 12

Jumlah 61

Karena populasi penelitian 61 pegawai dan dibawah 100 pegawai maka peneliti memutuskan untuk mengambil semua populasi untuk dijadikan data penelitian sehingga tidak menggunakan sampel.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. Rencana itu merupakan suatu skema menyeluruh yang mencakup program penelitian. Dalam desain penelitian, terangkum paparan mengenai hal-hal yang akan dilakukan oleh peneliti, mulai dari penulisan hipotesis dan implikasi operasional tersebut sampai pada analisis akhir terhadap data.

Adapun desain yang digunakan pada penelitian ini yaitu Desain Korelasional Kuantitatif. Desain korelasional kuantitatif berusaha untuk menyelidiki nilai-nilai dari dua atau lebih variabel dan menguji atau menentukan hubungan-hubungan (relations) atau antarhubungan-antarhubungan (inter-relationships) yang ada di antara mereka di


(28)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam satu lingkungan tertentu. Karakteristik utama penelitian korelasional meliputi pengobservasian nilai-nilai dari dua atau lebih variabel dan menentukan ada tidaknya hubungan antara variabel tersebut.

Pemilihan desain penelitian ini didasarkan pada beberapa alasan yakni, pengumpulan data dalam tahap penelitian cepat dan dapat menyediakan sumber yang kaya, tidak dapat memanipulasi variabel karena memanipulasi variabel yang diteliti tidak mungkin atau tidak etis, dan berhubungan secara alamiah variabel terjadi atau ingin melihat bagaimana variabel terjadi secara alamiah berhubungan dengan dunia nyata.

C. Metode dan Pendekatan

Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Artinya data yang dikumpulkan berupa angka-angka yang berasal dari instrumen (angket) dan disertai data penunjang dari hasil wawancara, pengamatan langsung (observasi) ataupun studi dokumentasi bila diperlukan. Sedangkan metode yang digunakan yakni metode deskriptif yang bertujuan menggambarkan realita empirik di balik fenomena yang terjadi di lapangan.

Sugiyono (2012: 14) mengungkapkan bahwa:

Metode penelitian dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.


(29)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Definisi Operasional 1. Pengaruh

Pengaruh merupakan suatu keadaan yang menunjukkan keterkaitan antara suatu hal dengan yang lainnya sehingga salah satu hal dipengaruhi oleh hal lain atau sebaliknya, baik yang bersifat positif maupun negatif (Sunaengsih, 2008: 53).

Kata “pengaruh” dalam penelitian ini diartikan sebagai keterikatan yang erat antara perencanaan karier terhadap kinerja pegawai.

2. Pengawasan Melekat

Menurut Hadari Nawawi (1993 : 15) pengawasan melekat sebagai pelaksana fungsi control dalam manajemen dapat diartikan sebagai Proses

pemantauan, pemeriksaan dan evaluasi atasan langsung “terhadap pekerjaan” dan “hasil kerja” bawahannya, agar dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan wewenang dan penyimpangan dari ketentuan-ketentuan, peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan.

Victor M. Situmorang dan Jusuf Juhir (1994 :72) mengemukakan pengertian pengawasan melekat sebagai proses pemantauan, pemeriksaan dan evaluasi yang dilakukan secara efektif dan efisien oleh pimpinan atau atasan organisasi kerja terhadap sumber kerja untuk mengetahui berbagai kekurangan dan kelemahan, supaya dapat diperbaiki atau diusulkan oleh pimpinan yang berwenang


(30)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada jenjang yang lebih tinggi demi tercapainya tujuan yang sudah dirumuskan sebelumnya.

Apabila dilihat dari beberapa pengertian dari para ahli mengenai pengawasan melekat diatas, dapat disimpulkan bahwa pengawasan melekat adalah adalah proses pemantauan, pemeriksaan dan evaluasi yang dilakukan secara efektif dan efisien oleh kepala tata usaha “terhadap pekerjaan” dan “hasil kerja” terhadap staf tata usaha untuk mengetahui berbagai kekurangan dan kelemahannya agar dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan wewenang dan penyimpangan dari ketentuan-ketentuan, peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan tercapainya tujuan yang sudah dirumuskan sebelumnya.

Adapun proses pelaksanaan pengawasan melekat dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu sebagai berikut :

a. Pemantauan

Pemantauan menurut Charles E. Watson (1985) dalam bukunya yang berjudul Management Development Through Training mengatakan :

Pemantauan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengecek penampilan dan aktifitas yang sedang dilaksanakan; kegiatan pengumpulan data yang relevan secara sistematis dan kontinyu yang berkaitan dengan proses tertentu tanpa mengadakan pertimbangan terhadapnya.

Pemantauan merupakan tahapan pertama yang dilakukan oleh pimpinan dalam melakukan pengawasan melekat. Dalam hal ini pimpinan memantau seluruh aspek pekerjaan yang dilakukan oleh pegawasai.


(31)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pemantauan yang dilakukan oleh pimpinan mencakup beberapa komponen, yaitu : kehadiran pegawai, penampilan pegawai, pelaksanaan kegiatan ketika berada di kantor maupun ketika sedang melaksanakan dinas di luar, dan hubungan kerjasama antar pegawai.

b. Pemeriksaan

Menurut Mulyadi (2002 : 40) pemeriksaan adalah :

Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan tentang kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

Pemeriksaan merupakan salah satu tindakan yang dilakukan pimpinan dalam melakukan pengawasan melekat. Tindakan pemeriksaan dilakukan dengan membandingkan laporan hasil kegiatan pegawai dengan standar yang telah ditetapkan.

c. Evaluasi

Menurut Arikunto (2004 : 1) evaluasi adalah “Kegiatan untuk

mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.”


(32)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kegiatan evaluasi dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang pelaksanaan kegiatan pegawai dengan melakukan penilaian, yaitu mengenai pelaksanaan pekerjaan, kedisiplinan pegawai dan tanggung jawab pegawai. d. Tindak Lanjut

Tindak Lanjut merupakan langkah terakhir dan terpenting dalam pelaksanaan pengawasan melekat. Hadari Nawawi (1993 : 26) mengungkapkan pentingnya tindak lanjut dalam pelaksanaan pengawasan melekat, yaitu sebagai berikut :

Tujuan pengawasan melekat tidak berakhir pada diperolehnya temuan-temuan oleh atasan langsung dari hasil pemantauan, pemeriksaan atau evaluasinya terhadap bawahannya. Temuan-temuan itu hanya akan bermanfaat bagi tujuna pengawasan melekat bilaman diiringi dengan tindak lanjut oleh atasan yang mengemban fungsi pengawasan melekat.

Tindak lanjut ini merupakan langkah nyata yang diambil untuk memperbaiki setiap kesalahan, kekurangan dan penyimpangan yang dilakukan oleh pegawai dalam melaksanakan pekerjaan. Tindak lanjut dilakukan berdasarkan dari hasil tindakan pemantauan, pemeriksaan, dan evaluasi yang dilakukan oleh atasan langsung terhadap bawahannya.

3. Kinerja Staf Administrasi

Menurut Sedarmayanti (2001:50) bahwa: “Kinerja merupakan terjemahan dari performance yang berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja,


(33)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Gomes (1999 : 159-160), kinerja sering dihubungkan dengan tingkat produktivitas yang menunjukkan resiko input dan output dalam organisasi. Kinerja bahkan dapat dilihat dari sudut performansi dengan memberikan penekanan pada nilai efisiensi yang dikaitkan dengan kualitas output yang dihasilkan oleh para pegawai berdasarkan beberapa standar yang telah ditetapkan sebelumnya oleh organisasi yang bersangkutan.

Sehingga kinerja dalam penelitian ini adalah performansi dengan memberikan penekanan pada nilai efisiensi yang dikaitkan dengan kualitas kerja, ketepatan waktu, inisiatif, kemampuan dan komunikasi berdasarkan beberapa standar yang telah ditetapkan sebelumnya oleh organisasi yang bersangkutan. a. Kualitas Kerja

Wilson dan Heyel (1987 : 101) mengatakan bahwa “Quality of Work

(kualitas kerja) menunjukkan sejauh mana mutu seorang pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya meliputi ketepatan, kelengkapan, dan kerapian.”

Kualitas kerja dalam penelitian ini menunjukkan sejauhmana mutu pekerjaan yang dilakukan oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya, meliputi pelaksanaan pekerjaan, pelayanan terhadap masyarakat dan tanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan.

b. Ketepatan Waktu

Gregory dan Van Horn (1963) yang dikutip oleh Owusu Ansah (2007 :


(34)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ketersediaan informasi pada saat yang diperlukan atau kualitas informasi yang baik dilihat dari segi waktu.”

Ketepatan waktu dalam penelitian ini adalah tingkat kesesuaian waktu penyelesaian pekerjaan atau tugas yang dilakukan oleh pegawai dengan waktu kyang telah ditetapkan.

c. Inisiatif

Secara singkat inisiatif adalah melakukan sesuatu dengan benar tanpa harus diperintah. Inisiatif dalam penelitian ini adalah mengembangkan dan memberdayakan kreatifitas daya pikir pegawai, untuk menuangkan ide atau gagasan yang baru yang pada gilirannya diharapkan dapat berdaya guna dan bermanfaat bagi lembaga.

d. Kemampuan

Menurut Kridalaksana (1995 : 95) menyatakan kemampuan adalah :

Kesanggupan dalam menguasai pengetahuan dan keterampilan dengan mempelajari secara sadar, terencana dan bertujuan, sehingga memiliki kecakapan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Dalam penelitian ini kemampuan yaitu mengerahkan semua pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, agar setiap pekerjaan yang dilakukan dapat terselesaikan dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan.

e. Komunikasi

Effendy (1989 :214) mengemukakan mengenai tujuan komunikasi yang dilakukan dalam suatu organisasi, yaitu :


(35)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Komunikasi di suatu organisasi yang dilakukan pimpinan, baik dengan para karyawan maupun dengan khalayak yang ada kaitannya dengan organisasi, dalam rangka pembinaan kerja sama yang serasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.

Komunikasi dalam sebuah lembaga penting untuk dilakukan, agar setiap kegiatan yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik, sebagai usaha dalam mencapai tujuan dan sasaran lembaga. Komunikasi dalam lembaga terjalin dengan harmonis, baik antara pegawai yang ada di lingkungan lembaga maupun dengan pihak di luar lembaga.


(36)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Instrumen Penelitian

Instrumen peneltian merupakan alat bantu bagi peneliti untuk mengumpulkan data. Kualitas instrumen akan menentukan kualitas dan kuantitas data yang dikumpulkan untuk kemudian dianalisis dan diinterpretasi.

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan mengikuti Skala Likert. Skala

Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Kisi-kisi instrumen penelitian mengacu pada Dian Rusdiana (2012 : 129-130) dalam skripsinya yang berjudul pengaruh pengawasan melekat terhadap kinerja staf administrasi di pusat pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan ilmu pengetahuan alam.

Tabel 3.2

Kisi – kisi Instrumen Penelitian

Variabel Dimensi Indikator No Item

Pengawasan Melekat (Variabel X)

Pemantauan Kehadiran staf Penampilan staf Perilaku staf Kegiatan staf Kerjasama staf

1 2 3 4,5 6,7 Pemeriksaan Pelaksanaan pekerjaan

Absensi staf

8,9,10 11 Evaluasi Menilai pelaksanaan pekerjaan 12,13


(37)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menilai tanggungjawab staf Menilai kedisiplinan staf

14 15,16 Tindak Lanjut Memberi arahan

Memberi solusi

Meningkatkan hubungan kerjasama

Memperbaiki kompetensi staf

17,18,19 20,21,22 23,24 25 Kinerja Staf (Variabel Y)

Kualitas Kerja Pelaksanaan pekerjaan

Pelayanan terhadap masyarakat Tanggungjawab 1,2,3,4 5 6,7,8,9,10 Ketepatan Waktu

Rencana kegiatan/rencana kerja Pemanfaatan waktu

Ketepatan waktu penyelesaian tugas

11 12 13

Inisiatif Pemberian ide/gagasan Pemberian arahan

Tindakan penyelesaian masalah Inisiatif untuk bertanya

14 15 16,17,18 19 Kemampuan Kemampuan yang dimiliki

Keterampilan yang dimiliki Kemampuan memanfaatkan sumber day

20 21 22

Komunikasi Komunikasi intern (ke dalam) organisasi

Komunikasi ekstern (ke luar) organisasi

Kerjasama dalam pelaksanaan kerja

23, 24

25


(38)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jawaban dari setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.


(39)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3

Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban dari Likert Variabel X dan Y

Sumber: Sugiyono (2012: 135)

F. Proses Pengembangan Instrumen 1. Validitas Instrumen

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas dilakukan di sekolah menengah pertama negeri 6 majalengka.

Validitas adalah sejauh mana perbedaan dalam skor pada suatu instrumen (item-item dan kategori) respons yang diberikan kepada satu variabel khusus mencerminkan kebenaran perbedaan antara individu-individu, kelompok-kelompok, atau situasi-situasi dalam karakteristik (variabel) yang diketemukan untuk ukuran.

Bailey (Silalahi, 2009: 244) mengemukakan validitas mengandung dua bagian:

“(1) bahwa instrumen pengukuran adalah mengukur secara aktual konsep dalam

pertanyaan, dan bukan beberapa konsep lain; dan (2) bahwa konsep dapat diukur secara

Alternatif Jawaban Skor Pernyataan

SL : Selalu 4

SR : Sering 3

KD : Kadang-kadang 2


(40)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akurat.” Oleh sebab itu, instrumen pengukur dikatakan valid atau sahih apabila mengukur apa yang hendak diukur dan mampu mengungkap data tentang karakteristik gejala yang diteliti secara tepat.

Validitas berhubungan dengan ketelitian dan kecermatan. Suatu instrumen pengukur dikatakan teliti atau cermat jika memiliki kemampuan menunjukkan secara cermat dan teliti ukuran besar atau kecilnya gejala yang ingin diukur.

Adapun rumus yang dipergunakan untuk pengujian validitas instrumen ini adalah rumus yang ditetapkan oleh Pearson yang dikenal dengan korelasi Product

Moment.

(Arikunto, 2002: 162) Keterangan:

n = Jumlah responden

= Jumlah perkalian X dan Y = Jumlah skor tiap butir = Jumlah skor total

= Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan = Jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan

Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus:

2 2



2 2

) ( . . ) ( . ) ).( ( . . Yi i Y n Xi i X n Yi Xi Yi Xi n rxy            ² 1 2 r n r thitung   


(41)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA


(42)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mana:

t = Nilai t h itu n g

r = Koefisien korelasi hasil r h itu n g

n = Jumlah responden

Distribusi (Tabel t) untuk = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2). Kaidah keputusan: Jika thitung> ttabel berarti valid, sebaliknya jika thitung< ttabel berarti tidak valid.

Dari perhitungan hasil uji coba angket yang telah dilakukan, maka validitas setiap item untuk kedua variabel diperoleh hasil sebagai berikut.

a) Validitas Variabel X (Pengawasan Melekat)

Dari hasil uji coba instrumen penelitian variabel X diperoleh kesimpulan bahwa 25 item alat ukur dinyatakan valid sebagai item.

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel X (Pengawasan Melekat)

No. Item r hitung t hitung t tabel Keterangan No. Item

1 0,55758 2,68672 1,746 Valid 1

2 0,4712 2,136882 1,746 Valid 2

3 0,45982 2,071216 1,746 Valid 3

4 0,42293 1,866906 1,746 Valid 4

5 0,55741 2,685564 1,746 Valid 5

6 0,49886 2,302396 1,746 Valid 6

7 0,67518 3,661263 1,746 Valid 7

8 0,48091 2,19403 1,746 Valid 8

9 0,74599 4,480694 1,746 Valid 9

10 0,88749 7,703517 1,746 Valid 10


(43)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

12 0,58818 2,90913 1,746 Valid 12

13 0,53059 2,5039 1,746 Valid 13

14 0,79821 5,300415 1,746 Valid 14

15 0,57141 2,785114 1,746 Valid 15

16 0,61209 3,09613 1,746 Valid 16

17 0,81849 5,698514 1,746 Valid 17

18 0,81849 5,698514 1,746 Valid 18

19 0,55053 2,637864 1,746 Valid 19

20 0,58655 2,89687 1,746 Valid 20

21 0,54038 2,568912 1,746 Valid 21

22 0,55538 2,671418 1,746 Valid 22

23 0,72381 4,195961 1,746 Valid 23

24 0,63062 3,250259 1,746 Valid 24

25 0,47246 2,144276 1,746 Valid 25

b) Validitas Variabel Y (Kinerja Staf)

Dari hasil uji coba instrumen penelitian variabel Y diperoleh kesimpulan 27 item alat ukur dinyatakan valid sebagai item.

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Y (Kinerja Staf)

No. Item r hitung t hitung t tabel Keterangan No. Item

1 0,51627 2,41127 1,746 Valid 1

2 0,42083 1,85563 1,746 Valid 2

3 0,42083 1,85563 1,746 Valid 3

4 0,6145 3,11565 1,746 Valid 4

5 0,42198 1,86178 1,746 Valid 5

6 0,45133 2,02311 1,746 Valid 6

7 0,52703 2,48061 1,746 Valid 7

8 0,67322 3,64174 1,746 Valid 8

9 0,5674 2,75625 1,746 Valid 9

10 0,51772 2,42051 1,746 Valid 10


(44)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

12 0,62685 3,21818 1,746 Valid 12

13 0,59656 2,97323 1,746 Valid 13

14 0,57906 2,84103 1,746 Valid 14

15 0,8433 6,27633 1,746 Valid 15

16 0,481 2,19457 1,746 Valid 16

17 0,41231 1,81029 1,746 Valid 17

18 0,61181 3,09382 1,746 Valid 18

19 0,52703 2,48061 1,746 Valid 19

20 0,50685 2,35187 1,746 Valid 20

21 0,61181 3,09382 1,746 Valid 21

22 0,41231 1,81029 1,746 Valid 22

23 0,42303 1,86742 1,746 Valid 23

24 0,45133 2,02311 1,746 Valid 24

25 0,51627 2,41127 1,746 Valid 25

26 0,5674 2,75625 1,746 Valid 26

27 0,51772 2,42051 1,746 Valid 27

2. Reliabilitas Instrumen

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

Satu pengukuran adalah reliabel atau andal jika pengukuran tidak berubah bila konsep yang diukur kembali konstan dalam nilai. Reliabilitas atau keandalan adalah ketepatan atau akurasi instrumen pengukur. Bordens dan Abbott (Silalahi, 2009: 237)

mendefinisikan reliabilitas sebagai berikut, “The reliability of a measure concerns its ability to produce similar results when repeated measurements are made under


(45)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keandalan suatu alat berarti mempelajari korespondensi atas hasil dari suatu alat ukur jika dilakukan pengukuran ulang dengan menggunakan alat ukur yang sama untuk mengukur gejala yang sama pada responden yang sama.

Dalam penelitian ini, langkah-langkah pengujian reliabilitas angket mengikuti pendapat Akdon dan Hadi (2004: 151) sebagai berikut.

a) Menghitung total skor setiap responden.

b) Menghitung korelasi Product Moment dengan rumus:

Keterangan:

b

r = Koefisien korelasi = Jumlah skor item

= Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah responden

c) Menghitung reliabilitas seluruh item dengan rumus Spearman Brown berikut.

d) Mencari r tabel apabila dengan α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2)

e) Membuat keputusan dengan membandingkan r11 dengan rtabel . Dengan kaidah pengambilan keputusan sebagai berikut.

Jika r11 > rtabel berarti butir item instrumen reliabel, dan r11 < rtabel berarti butir item instrumen tidak reliabel.

2 2



2 2

) ( . . ) ( . ) ).( ( ) ( Y Y n X X n Y X XY n rb            b b r r r   1 . 2 11


(46)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan cara perhitungan seperti di atas, hasil uji reliabilitas instrumen untuk variabel X dan Y adalah sebagai berikut.

1) Reliablitas Variabel X (Pengawasan Melekat)

Secara terperinci hasil perhitungan reliabilitas variabel X dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel X (Pengawasan Melekat)

No. Item r hitung r 11 r tabel Keterangan

1 0,55758 0,71596 0,468 Reliabel

2 0,4712 0,64056 0,468 Reliabel

3 0,45982 0,62997 0,468 Reliabel

4 0,42293 0,59445 0,468 Reliabel

5 0,55741 0,71582 0,468 Reliabel

6 0,49886 0,66565 0,468 Reliabel

7 0,67518 0,8061 0,468 Reliabel

8 0,48091 0,64948 0,468 Reliabel

9 0,74599 0,85452 0,468 Reliabel

10 0,88749 0,94039 0,468 Reliabel

11 0,7445 0,85354 0,468 Reliabel

12 0,58818 0,74069 0,468 Reliabel 13 0,53059 0,69332 0,468 Reliabel 14 0,79821 0,88778 0,468 Reliabel 15 0,57141 0,72726 0,468 Reliabel 16 0,61209 0,75938 0,468 Reliabel 17 0,81849 0,90018 0,468 Reliabel 18 0,81849 0,90018 0,468 Reliabel 19 0,55053 0,71012 0,468 Reliabel


(47)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

20 0,58655 0,7394 0,468 Reliabel

21 0,54038 0,70162 0,468 Reliabel 22 0,55538 0,71414 0,468 Reliabel 23 0,72381 0,83978 0,468 Reliabel 24 0,63062 0,77347 0,468 Reliabel 25 0,47246 0,64173 0,468 Reliabel

2) Reliabilitas Variabel Y (Kinerja Staf)

Secara terperinci hasil perhitungan reliabilitas variabel Y dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Y (Kinerja Staf Administrasi)

No. Item r hitung r 11 r tabel Keterangan

1 0,51627 0,680973 0,468 Reliabel

2 0,42083 0,592372 0,468 Reliabel

3 0,42083 0,592372 0,468 Reliabel

4 0,6145 0,761225 0,468 Reliabel

5 0,42198 0,593506 0,468 Reliabel

6 0,45133 0,621957 0,468 Reliabel

7 0,52703 0,690271 0,468 Reliabel

8 0,67322 0,804698 0,468 Reliabel

9 0,5674 0,724003 0,468 Reliabel

10 0,51772 0,682232 0,468 Reliabel

11 0,42303 0,594544 0,468 Reliabel

12 0,62685 0,770632 0,468 Reliabel

13 0,59656 0,747304 0,468 Reliabel

14 0,57906 0,733425 0,468 Reliabel

15 0,8433 0,914988 0,468 Reliabel


(48)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

17 0,41231 0,583883 0,468 Reliabel

18 0,61181 0,759157 0,468 Reliabel

19 0,52703 0,690271 0,468 Reliabel

20 0,50685 0,672727 0,468 Reliabel

21 0,61181 0,759157 0,468 Reliabel

22 0,41231 0,583883 0,468 Reliabel

23 0,42303 0,594544 0,468 Reliabel

24 0,45133 0,621957 0,468 Reliabel

25 0,51627 0,680973 0,468 Reliabel

26 0,5674 0,724003 0,468 Reliabel

27 0,51772 0,682232 0,468 Reliabel

G. Proses Pengumpulan Data

Data merupakan bahan penting yang digunakan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan atau menguji hipotesis dan mencapai tujuan penelitian. Oleh karena itu, data dan kualitas data merupakan pokok penting dalam penelitian karena menentukan kualitas hasil penelitian. Data diperoleh melalui proses pengumpulan data. Pengumpulan data dapat didefinisikan sebagai satu proses mendapatkan data empiris melalui responden dengan menggunakan metode tertentu (Silalahi, 2009: 280).

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yakni secara tidak langsung dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner atau angket dengan tipe pertanyaan dan jawaban tertutup.

Kuesioner atau angket merupakan satu mekanisme pengumpulan data yang efisien bila peneliti mengetahui secara jelas apa yang disyaratkan dan bagaimana mengukur variabel yang diminati. Satu kuesioner atau angket adalah satu set tulisan tentang pertanyaan yang diformulasi supaya responden mencatat jawabannya. Pemilihan teknik pengumpulan data melalui kuesioner atau angket dengan pertanyaan dan jawaban tertutup


(49)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membantu responden membuat putusan cepat melalui penentuan satu pilihan di antara satu set alternatif. Juga membantu peneliti memudahkan mengkode kategori respons yang akan digunakan untuk analisis data.

Sebagai data penunjang lainnya, peneliti melakukan wawancara untuk memperoleh informasi dan observasi atau pengamatan langsung.

H. Proses Pengolahan dan Analisis Data

Dalam proses analisis data, peneliti mengolah dan mengorganisasi data mentah ke dalam bentuk yang sesuai, terutama untuk diolah dengan menggunakan komputer, menyajikannya dalam berbagai bagan atau gambar untuk meringkas segi-segi atau ciri-cirinya dan menginterpretasi atau memberi makna teoritis dan hasil. Jadi, analisis data berkenaan dengan pemilihan alat statistik yang digunakan dan penyajiian temuan-temuan.

Pengolahan data merupakan suatu langkah yang sangat penting dan mutlak dilaksanakan untuk membuat data penelitian menjadi berarti. Setelah data diolah maka dapat ditarik kesimpulan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Mochammad Ali (1985: 151)

bahwa “Pengolahan data merupakan satu langkah yang sangat penting dalam kegiatan

penelitian, terutama dinginkan generalisasi dan kesimpulan tentang berbagai masalah yang

diteliti.” Pengolahan data ini perlu dilakukan dengan tujuan untuk mengartikan sebuah data menjadi sebuah pendapat sehingga akhirnya dapat ditarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan

Langkah-langkah pengolahan data adalah sebagai beikut.


(50)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan dan penyeleksian data yang diperoleh dari responden melalui angket. Dengan begitu dapat diketahui data yang terkumpul layak atau tidak layak untuk diolah. Sedangkan klasifikasi data dimaksudkan untuk memudahkan pengolahan data selanjutnya karena data telah dikelompokkan sesuai dengan variabel-variabel yang bersangkutan.

Dalam tahap ini dilakukan hal-hal sebagai berikut.

a) Pemeriksaan jumlah angket. Jumlah angket yang terkumpul dipastikan mendekati dengan jumlah angket yang disebar.

b) Memeriksa keutuhan jumlah lembaran angket. Jumlah lembaran tiap angket dipastikan tidak ada yang hilang.

c) Memeriksa angket yang dapat diolah. Angket yang tidak terisi secara penuh tentunya tidak dapat diolah.

d) Mengelompokkan angket-angket tersebut berdasarkan variabel yang bersangkutan, kemudian memberikan skor pada tiap alternatif jawaban yang dipilih.

2. Menghitung Kecenderungan Variabel X dan Y

Teknik perhitungan ini digunakan untuk mencari gambaran kecenderungan variabel X dan Y sekaligus untuk menentukan kedudukan setiap item atau indikator, maka digunakan uji statistik sesuai dengan penelitian ini yaitu menggunakan Weighted Means

Scores (WMS) sebagai berikut.

Keterangan:

N X


(51)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu X = Jumlah rata-rata yang dicari

X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban yang dikali bobot nilai untuk setiap alternatif/kategori)

N = Jumlah responden

Adapun langkah-langkah dalam pengelolaan WMS adalah sebagai berikut. a) Memberi bobot untuk setiap alternatif jawaban yang dipilih.

b) Menghitung jumlah responden setiap item dan kategori jawaban

c) Menunjukkan jawaban responden untuk setiap item dan langsung dikalikan dengan bobot alternatif jawaban itu sendiri.

d) Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada masing-masing kolom.

e) Menentukan kriteria pengelompokkan WMS untuk skor rata-rata setiap kemungkinan jawaban.

f) Menentukan kriteria untuk setiap item dengan menggunakan tabel konsultasi hasil perhitungan WMS .

Tabel 3.8

Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

Sumber: Anugrah (2007: 92)

Rentang Nilai Kriteria Penafsiran Variabel X dan Variabel Y

3,01 – 4,00 Selalu Sangat Baik

2,01 – 3,00 Sering Baik

1,01 – 2,00 Kadang-kadang Kurang Baik 0,01 – 1,00 Tidak Pernah Sangat Kurang Baik


(52)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Mengubah Skor Mentah menjadi Skor Baku

Untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku digunakan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (Sunaengsih, 2008: 78) sebagai berikut.

Keterangan:

i

T = Skor baku yang dicari

X = Skor responden

X = Rata-rata skor responden

S = Standar deviasi

Dalam menggunakan rumus di atas perlu ditempuh langkah-langkah sebagai berikut.

a) Menyajikan distribusi skor mentah variabel penelitian. b) Menentukan skor tertinggi dan terendah.

c) Menentukan rentang (R) yaitu skor tertinggi dikurangi skor terendah dengan rumus: R = St - Sr

d) Menentukan banyaknya kelas interval (bk) dengan menggunakan rumus Sturgess: BK = 1 + (3,3) log n

e) Menentukan panjang kelas interval (i) dengan rumus: S

X X Ti 5010 

BK R i


(53)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f) Membuat tabel penolong untuk mencari harga-harga yang diperlukan dalam menghitung rata-rata dan simpangan baku (standar deviasi).

g) Mencari rata-rata (X ) dengan rumus:

h) Mencari simpangan baku (standar deviasi) dengan rumus: √

i) Mengubah skor mentah menjadi skor baku, dengan rumus:

4. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui dan menentukan teknik statistik apa yang digunakan pada pengolahan data selanjutnya. Apabila penyebaran datanya normal maka akan digunakan statistik parametrik, namun apabila penyebaran datanya tidak normal maka akan digunakan teknik statistik non parametrik, rumus yang digunakan dalam pengujian distribusi ini yaitu rumus Chi Kuadrat (X²):

(Akdon dan Hadi, 2005: 171) Keterangan:

fi Xi fi X

.

   

   

S X X Ti 50 10


(54)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu X² = Chi Kuadrat

= Frekuensi

= Frekuensi yang diharapkan

Langkah-langkah yang ditempuh dalam menggunakan formulasi ini adalah sebagai berikut.

a) Membuat tabel distribusi frekuensi untuk memberikan harga-harga yang digunakan dalam:

1) Menentukan skor tertinggi dan skor terendah 2) Menentukan rentang (R)

3) Menentukan banyaknya kelas interval 4) Menentukan panjang kelas

5) Mencari rata-rata hitung (X )

6) Menentukan simpangan baku (standar deviasi) b) Menentukan batas bawah dan batas atas interval. c) Mencari Z untuk batas kelas dengan rumus:

X (Akdon dan Hadi, 2005: 169) Keterangan:

Z = Skor batas kelas distribusi X = Rata-rata unruk distribusi


(55)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu S = Simpangan baku untuk distribusi

d) Mencari luas daerah antara O – Z dari tabel kurva normal dan O – Z dengan menggunakan angka-angka pada batas kelas.

e) Mencari luas tiap interval dengan mencari selisih luas O – Z kelas interval. Dengan cara mengurangkan angka-angka O – Z yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi baris ketiga dn begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang paling tengah ditambahkan dengan angka baris berikutnya.

f) Mencari frekuensi yang diharapkan diperoleh dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden (n).

g) Mencari frekuensi hasil penelitian diperoleh dengan cara melihat setiap kelas interval pada tabel distribusi frekuensi.

h) Mencari Chi Kuadrat (X²) dengan memasukkan harga-harga ke dalam rumus: ∑

(Akdon dan Hadi, 2005: 171)

Keterangan:

X² = Chi Kuadrat = Frekuensi


(1)

104

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Membuat analisis kinerja dari waktu yang lalu secara berkesinambungan dan periodik, baik kinerja karyawan maupun kinerja organisasi.

b. Membuat evaluasi kebutuhan pelatihan dari para karyawan melalui audit keterampilan dan pengetahuan sehingga dapat mengembangkan kemampuan dirinya. Atas dasar evaluasi kebutuhan pelatihan itu dapat menyelenggarakan program pelatihan dengan tepat.

c. Menentukan sasaran dari kinerja yang akan datang dan memberikan tanggung jawab perorangan dan kelompok sehingga untuk periode selanjutnya jelas apa yang harus diperbuat oleh karyawan, mutu dan baku yang harus dicapai, sarana dan prasarana yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja karyawan.

d. Menemukan potensi karyawan yang berhak memperoleh promosi, dan kalau mendasarkan hasil diskusi antara karyawan dengan pimpinannya itu untuk menyusun suatu proposal mengenai sistem bijak (merit system) dan sistem promosi lainnya, seperti imbalan (yaitu reward system recommendation).

Dengan mengetahuinya sasaran-sasaran evaluasi maka kepala tata usaha diharapkan mampu mengevaluasi hasil kerja stafnya dari hasil temuan di lapangan. Proses pemantauan dan pemeriksaan sudah barang tentu menjadi tolok ukur dalam proses evaluasi dan menilai apa saja yang harus diperbaiki. Mengingat sangat krusialnya proses evaluasi ini, kepala tata usaha tentunya


(2)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

harus bersikap objektif agar pengambilan keputusan pun dapat mewakili kepentingan keseluruhan staf yang dipimpinnya.

2. Saran terhadap implementasi kinerja staf administrasi

Secara keseluruhan implementasi kinerja staf administrasi di SMP Negeri se-Kecamatan Majalengka sudah tergolong sangat baik, namun masih terdapat kekurangan dan kelemahan yang harus diperbaiki dan ditingkatkan. Adapun kekurangan dan kelemahan yang harus ditingkatkan oleh staf administrasi yaitu terdapat dalam indikator memberikan ide/gagasan untuk kemajuan lembaga. Hal ini membuktikan bahwa staf administrasi belum mampu memberikan sumbangan ide atau gagasan guna kemajuan lembaga.

Memberikan ide/gagasan oleh staf administrasi sekolah mutlak harus dilakukan demi pengembangan tata usaha sekolah kedepannya sesuai. Untuk meningkatkan implementasi kinerja staf administrasi salah satunya untuk meningkatkan sumbangan ide/gagasan staf administrasi adalah diadakannya pelatihan. Sesuai dengan pendapat Robinson dalam M. Saleh Marzuki (1992 : 28) mengemukakan manfaat latihan sebagai berikut :

a. Pelatihan sebagai alat untuk penampilan/kemampuan individu atau kelompok dengan harapan memperbaiki performance organisasi. b. Keterampilan tertentu diajarkan agar karyawan dapat melaksanakan


(3)

106

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Pelatihan juga dapat memperbaiki sikap-sikap terhadap pekerjaan, terhadap pimpinan atau karyawan.

d. Manfaat lain daripada pelatihan adalah memperbaiki standar keselamatan.

Dengan mengetahuinya manfaat pelatihan maka kepala tata usaha hendaknya memberikan kesempatan kepada staf administrasi sekolah untuk mengikuti pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan. Karena faktanya ide maupun saran dari para staf mempunyai peranan penting guna mendorong kemajuan lembaga. Kepala tata usaha belum tentu tahu persis keadaan stafnya, sehingga seyogiyanya kepala tata usaha mampu mendengar masukan yang disampaikan guna pengembangan dan kemajuan lembaga yang menaunginya. e. Saran bagi para mahasiswa/peneliti yang tertarik meneliti tentang pengawasan

melekat terhadap kinerja staf

Selanjutnya, bagi para mahasiswa yang tertarik meneliti tentang pengawasan melekat terhadap kinerja staf, hendaknya mengkaji secara mendalam mengenai permasalahan yang terjadi dari kedua variabel tersebut. Kemudian, peneliti yang akan datang hendaknya mampu meneliti faktor-faktor lain yang mampu meningkatkan pengawasan melekat dan kinerja staf, sehingga bermanfaat guna pengembangan disiplin ilmu administrasi pendidikan ke depannya.


(4)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. (2001). Manajemen SDM Perusahaan. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Akdon dan Hadi, S. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung : Dewa Ruchi.

Ali, M. (1985). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung : Angkasa.

Anugrah, M. (2007). Kontribusi Kecerdasan Emosional Kepala Sekolah (Primal Leadership) terhadap kemampuan dalam Manajemen Perubahan di

Sekolah Menengah Atas Plus Muthahhari Bandung. Skripsi Sarjana pada

FIP UPI. Bandung : tidak diterbitkan.

Arikunto, Suharsini. (2004). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Effendy. (1989). Kamus Komunikasi. Bandung : Mandar Maju.

Gomes, F.C. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. (Edisi 2) Yogyakarta: ANDI.

_________. (1999). Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi 3. Yogyakarta : Andi Offset.

Harahap, Sofyan Syafri. (2004). Analisis Krisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Hariwung. (1989). Sipervisi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.


(5)

108

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1989 tentang Pedoman Pengawasan Melekat Kridalaksana, H. (1995). Metode Penelitian. Jakarta : Gramedia.

Mangkuprawira, S. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Bogor: Ghalia Indonesia.

Mulyadi. (2002). Auditing (Edisi keenam). Jakarta : Salemba Empat.

Nawawi, Hadari. (1993). Pengawasan Melekat Di Lingkungan Aparatur Pemerintah (cetakan ketiga). Jakarta: Erlangga.

Rusdiana, D. (2012). Pengaruh Pengawasan Melekat Terhadap Kinerja Staf Administrasi di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan

Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: tidak

diterbitkan.

Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung : Mandar Maju.

___________. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi, dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: PT. Refika Aditama. Silalahi, U. (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT. Refika Aditama. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sunaengsih, C. (2008). Pengaruh Kompetensi Profesional Guru dalam Mengajar terhadap Keberhasilan Belajar Siswa di SMP Negeri Wilayah Kecamatan

Lembang Kabupaten Bandung Barat. Bandung : tidak diterbitkan.


(6)

Irim Juanda Rukmana, 2015

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT OLEH KEPALA TATA USAHA TERHADAP KINERJA STAF ADMINISTRASI DI SMP SE-KECAMATAN MAJALENGKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik

Victor, M. Situmorang, dan Jusuf Juhir. (1994). Aspek Hukum Pengawasan Melekat. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Watson. Charles E. (1985). Management Development Though Training. Massachusett: Addison Wesley Publishing Company.

Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Willson and Heyyel. (1987). Hand Book Of Moern Office Management and Administration Service. New Jersey : Mc Graw Hill Inc.