PENGARUH PROSES PENGADAAN KEPALA SEKOLAH DAN PENDUKUNG SUMBER DAYA TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH : Studi Deskriptif Analitik pada SMP Negeri di Kabupaten Majalengka.

(1)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Kisi-kisi penelitian 80

2. Rangkuman hasil Perhitungan Validitas X1 86

3. Rangkuman hasil Perhitungan Validitas X2 87

4. Rangkuman Hasil Perhitungan Validitas Y 88

5. Rangkuman hasil Ujicoba Reliabilitas 93

6. Masa Kerja Responden 97

7. Kualifikasi Pendidikan Kepala Sekolah 97

8. Tabel Konsultasi Kriteria Kecenderungan Umum 99

8. Distribusi frekuensi Variabel X 1 99

9. Konsultasi Kriteria kecenderungan Umum 99

10. Konsultasi Hasil Perhitungan WMS 100

11. Kecenderungan Responden rata-rata indikator variabel X1 101

12. Distribusi Frekuensi Variabel X2 112

13. Kecenderungan Responden terhadap Indikator variabel X2 114

14. Distribusi Frekuensi variabel Y 124

15. Kecenerungan Responden terhadap indikator variabel Y 125

16. Tabel Interpretasi Koefisien Nilai R 139

17. Rangkuman hasil analisis korelasi X1, X2, Y 140 18. .Hasil Ringkasan ANOVA untuk uji signifikansi 141


(2)

Halaman

1. Manajemen Sekolah sebagai proses 21

2. Alur Proses Pemilihan Tenaga Kerja 54

3. Histogram Proses Pengadaan Kepala Sekolah 100 5. Histogram Pendukung Sumber Daya 113

6. Histogram Kinerja Kepala Sekolah 124

7. Korelasi antara Variabel X1,X2 dan Y 154

DAFTAR LAMPIRAN


(3)

1. Instrumen Penelitian 179 2. Tabel Induk Uji Validitas-Reliabilitas 198 3. tabel Penolong Perhitungan Validitas butir item 208 4. Tabel Penolong Perhitungan manual validitas 214 5. Pengujian Persyaratan Analisis; Uji normalitas, homogenitas 226

8. Kumpulan Perhitungan SPSS 233

9. Rekapitulasi data responden Variabel X1X2Y 240

DAFTAR ISI


(4)

KATA PENGANTAR ii

UCAPAN TERIMA KASIH iv

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah Penelitian 12

C. Hipotesis Penelitian 14

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 15

E. Kerangka Pikir Penelitian 17

F. Sistematika Penulisan 18

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kinerja Kepala Sekolah

1. Kepala Sekolah 19

2. Pengertian Kinerja 26

3. Indikator Kinerja Kepala Sekolah 31

B. Proses Pengadaan Kepala Sekolah

1. Manajemen Sumber Daya 34

2. Perencanaan Sumber Daya 35

3. Rekrutmen 40

3.1 Tujuan Rekrutmen 42

3.2 Hal-hal yang Mempengaruhi Rekrutmen 43 3.3 Tujuan Rekrutmen dan Pemilihan Tenaga Kerja Baru 44

4. Seleksi 58

4.1 Tujuan Seleksi 59


(5)

5. Proses Pengadaan Kepala Sekolah di Majalengka 62

C. Pendukung Sumber Daya 66

D. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan 70

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan yang Digunakan 73

B. Definisi Operasional Variabel 74

C. Populasi dan Sampel 76

D. Teknik Pengumpulan Data 78

E. Uji Coba Instrumen 83

a. Uji Validitas 84

b. Uji Reliabilitas 85

F. Hasil uji Coba Validitas 86

G. Hasil Ujicoba Perhitungan Reliabilitas 89

H. Prosedur Pengolahan Data 90

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian 96

B. Pembahasan Hasil Penelitian 155

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan 168

B. Rekomendasi 172

DAFTAR PUSTAKA 176

BIOGRAFI PENULIS 179


(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terjadi perubahan tatanan bernegara yang sangat mendasar setelah terjadinya Reformasi Pemerintahan tahun 1998. Pemerintahan sentralistik yang berlangsung selama Orde Baru bergeser berubah menjadi pemerintahan dengan sistem desentralisasi. Dengan sistem ini maka ruang partisipasi masyarakat di tingkat bawah / daerah menjadi semakin terbuka. Terjadi pelimpahan wewenang pemerintahan, yang semula ditangani seluruhnya oleh pemerintah pusat, kepada pemerintahan di daerah. Ini dikuatkan dengan adanya Undang-undang Otonomi Daerah dan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Salah satu urusan pemerintahan yang dilimpahkan adalah bidang pendidikan.

Dalam bidang pendidikan, Pemerintah pusat menyusun kebijakan nasional tentang pendidikan. Ini dibuat untuk menjadi acuan atau standar bagi pemerintahan di daerah (provinsi dan kabupaten/kota) dalam rangka pencapaian standar mutu pendidikan seperti yang diamanatkan oleh undang-undang. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional diantaranya mengatur tentang perlunya standar nasional pendidikan. Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 menetapkan 8 (delapan) standar nasional pendidikan yang meliputi : 1) Standar Isi, 2) Standar Proses, 3) Standar Kompetensi Lulusan, 4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, 5) Standar Sarana dan Prasarana,


(7)

6) Standar Pembiayaan, 7) Standar Pengelolaan, dan 8) Standar Penilaian Pendidikan.

Dengan ditetapkannya kedelapan standar nasional tersebut makin memperjelas arah pembangunan bidang pendidikan. Arah dimaksud adalah untuk memperoleh Sumber Daya Manusia Indonesia yang bermutu yang mampu bersaing / kompetitif dalam era globalisasi sekarang dan akan datang. Untuk mencapai tujuan itu diperlukan pegelolaan pendidikan yang baik dan terencana, jelas dan terukur keberhasilannya. Sejalan dengan itu Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional 2005-2009 menyebut kebijakan pembangunan pendidikan menitikberatkan pada program; a) pemerataan dan perluasan pendidikan, b) peningkatan mutu, relevansi dan daya saing keluaran pendidikan dan c) peningkatan tata kelola, akuntabilitas dan citra publik pengelolaan pendidikan.

Sumber daya manusia yang berkualitas akan menggerakan organisasi/ lembaga pendidikan untuk mewujudkan, mempertahankan dan mengembangkan kegiatan manajemen yang efektif dan efisien. Manusia adalah penggerak dalam organisasi, tanpa manusia sebagai sumber daya maka organisasi tidak akan berfungsi. Kondisi itu menunjukkan bahwa manusia sebagai faktor sentral yang harus memberdayakan sumber daya lainnya. Hal ini termasuk sumber daya manusia sendiri dalam rangkaian kegiatan manajemen sumber daya manusia. Dalam kedudukannya sebagai faktor sentral berarti sumber daya lainnya tidak dapat menjalankan fungsinya tanpa sumber daya manusia. Menurut Nawawi (2005:48) Sumber daya lainnya (sumber daya pendukung) untuk menggerakkan


(8)

organisasi di dalam bidangnya masing-masing sekurang-kurangnya terdiri dari Sumber Daya Material, Sumber Daya Finansial, Sumber Daya Teknologi, Sumber Daya Informasi.

Tenaga pendidik dan tenaga kependidikan merupakan Salah satu faktor kunci keberhasilan pembangunan pendidikan. Tenaga pendidik ( guru) merupakan ujung tombak dan pelaku terdepan di lapangan dalam kegiatan pembelajaran. Sebagai sebuah sistem dalam organisasi, tiga komponen utama terlibat didalamnya yaitu; 1) Input, 2) Proses, dan 3) Output (Engkoswara, 1987:16). Dalam konteks ini, guru yang bermutu / berkualitas, sebagai faktor input, akan mampu melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu. Pada akhirnya guru tersebut akan dapat melahirkan output yang bermutu pula. Kualitas guru yang dikehendaki menurut Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen adalah guru yang memenuhi standar kualifikasi dan kompetensi tertentu. Begitupun hal ini berlaku bagi Tenaga Kependidikan seperti kepala sekolah sebagaimana tertuang dalam Permendiknas nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Kepala Sekolah.

Kepala sekolah memulai karirnya sebagai guru. Berbagai keterampilan (skills) yang membantunya berhasil di dalam kelas akan berguna pula dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggungjawabnya yang berkaitan dengan kepala sekolah (principalship). Menurut Seyfarth (1983:47) Kepala sekolah harus diseleksi atas dasar bukti keberhasilan kinerja sebelumnya atau potensi atas keberhasilan kinerja yang mencakup delapan bidang, meliputi : 1) Organization of the school setting, 2) Resource and logistic management, 3) Staff supervision, 4)


(9)

Staff evaluation, 5) Staff development, 6) Student discipline and safety, 7) Instructional improvement and accountability, 8) Spokesperson or symbolic agent of both school and district.

Kepala Sekolah memiliki peran kunci dalam pengelolaan di tingkat satuan pendidikan atau sekolah. Dalam pengelolaan sekolah peran kepala sekolah sangat penting. Kepala sekolah berperan sebagai edukator, pemimpin (leader), manajer (manager), administrator, supervisor, motivator dan sekaligus inovator di sekolahnya. Demikian kompleks peran yang diemban oleh kepala sekolah. Karena itu menjadi kepala sekolah tidaklah mudah. Kepala sekolah harus memiliki kemampuan / capability, kualifikasi, dan kompetensi yang memadai di bidangnya.

Menurut Permendiknas nomor 13 tahun 2007 tentang standar kepala Sekolah/Madrasah dinyatakan bahwa untuk diangkat sebagai kepala sekolah/madrasah, seseorang wajib memenuhi standar kepala sekolah/madrasah yang berlaku secara nasional. Standar yang harus dipenuhi adalah standar kualifikasi dan kompetensi kepala sekolah. Kualifikasi yang dipersyaratkan diantaranya: 1). kualifikasi akademik sarjana S-1 atau diploma D-IV, 2). usia setinggi-tingginya 56 tahun, 3). pengalaman mengajar minimal 5 tahun dengan pangkat serendah-rendahnya III/c. Selain itu, guru calon kepala sekolah harus memiliki sertifikat pendidik. Sedangkan kompetensi yang dipersyaratkan bagi calon kepala sekolah menyangkut dimensi kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi dan kompetensi sosial.


(10)

Setelah semua persyaratan kompetensi dan kualifikasi dipenuhi dan menjadi kepala sekolah, maka terhadap kepala sekolah tersebut harus dilakukan pembinaan untuk menjaga komitmen yang bersangkutan terhadap pekerjaannya. Untuk itu diperlukan penilaian atas kinerjanya. Performance appraisal diperlukan untuk melihat kecenderungan kepala sekolah atas komitmen dan tanggungjawab atas proses, pelaksanaan dan hasil pekerjaannya

Memperhatikan persyaratan kualifikasi dan kompetensi yang ada, maka tidak setiap guru dapat menjadi kepala sekolah. Kalaupun berbagai syarat tersebut dapat dipenuhi tidak otomatis guru tersebut dapat diangkat menjadi kepala sekolah. Hal ini dikarenakan keterbatasan ”kursi” bagi jabatan kepala sekolah yang sangat sedikit dan tidak setiap tahun tersedia.

Ketidakseimbangan antara guru yang berhak mendapat promosi jabatan kepala sekolah dengan ketersediaan lowongan jabatan kepala sekolah atau antara ”supply and demand’ jabatan yang tersedia dengan pelamar calon kepala sekolah, mengharuskan dilakukannya suatu proses kegiatan atau mekanisme untuk dapat menjaring dan menseleksi guru calon kepala sekolah. Kegiatan tersebut perlu dilakukan secara benar, adil, transparan dan tidak diskriminatif sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Untuk memperoleh kepala sekolah terbaik sesuai dengan kebutuhan yang tersedia maka perlu dilakukan perencanaan yang matang. Langkah perencanaan ini penting karena sekolah adalah juga merupakan suatu organisasi tepatnya sekolah adalah organisasi jasa yang ”committed to teaching and learning” atau seperti dinyatakan oleh Hoy dan Miskel (2005:33) sekolah merupakan learning


(11)

organization. Agar pengelolaan organisasi sekolah dan sumber daya organisasi berjalan dengan baik maka harus dilakukan penataan administrasi kelembagaan secara efisien dan efektif untuk mencapai produktivitas yang tinggi.

Dalam mengimplementasikan kegiatan Manajemen SDM diperlukan Perencanaan.. Kegiatan manajemen SDM dan Perencanaannya harus dilaksanakan secara terintegrasi di dalam suatu lembaga / organisasi. Perencanaan SDM harus menunjang perwujudan kegiatan dan pencapaian tujuan manajemen SDM. Kegiatan perencanaan SDM akan tidak bermakna jika tidak dilakukan sebagai kegiatan untuk membantu para manajer / pimpinan organisasi untuk memperoleh SDM yang memiliki kemampuan sesuai dengan jenis dan sifat pekerjaan yang menjadi tugas pokok unit kerjanya masing-masing. Unsur SDM dalam organisasi kependidikan adalah tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.

Kegiatan penataan organisasi, khususnya organisasi di lingkungan dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Majalengka, dan penataan sumber daya manusia dalam kaitan pengadaan kepala sekolah adalah dengan memberi kesempatan kepada guru-guru yang memenuhi persyaratan untuk mengajukan lamaran, merekrutnya, dan melakukan seleksi terhadapnya. Perencanaan stratejik dalam rekrutmen dan seleksi yang efektif dapat memberi dampak terhadap kinerja kepala sekolah.

Siagian (2008:41) menyebutkan pengertian perencanaan sebagai pengambilan keputusan sekarang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa depan. Dalam konteks perencanaan sumber daya manusia, khususnya jabatan kepala sekolah, yang menjadi fokus perhatian ialah langkah-langkah tertentu yang


(12)

diambil untuk menjamin bagi organisasi tersedia calon kepala sekolah yang tepat pada waktu yang tepat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Bentuk kegiatan tersebut diwujudkan dalam kegiatan Proses Pengadaaan Kepala Sekolah.dengan demikian kegiatan ini tidak lain merupakan bentuk perencanaan, perekrutan, pemilihan/ seleksi, dan pengangkatan kepala sekolah.

Nawawi (2005: 43) mengemukakan pengertian perencanaan SDM sebagai rangkaian kegiatan peramalan (prediksi atau estimasi) kebutuhan atau permintaan (demand) tenaga kerja di masa depan pada sebuah organisasi yang mencakup pendayagunaan SDM yang sudah ada dan pengadaan tenaga kerja baru yang dibutuhkan. Kegiatan perencanaan SDM diantaranya mencakup: a) analisis pekerjaan, b) rekrutmen c) seleksi, d) pelatihan dan pengembangan, e) penempatan, dan f) perencanaan karir.

Menurut Castetter (1996:86) rekrutmen merupakan bagian dari administrasi personel ” ... the activities in personal administration designed to make available the numbers and quality of personal needed to carry on the work of the school system”. Jelas bahwa rekrutmen merupakan kegiatan administrasi pegawai/personil yang dirancang untuk memenuhi jumlah dan kualitas pegawai yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan yang ada dalam sistem sekolah.

Kegiatan rekrutmen merupakan bagian tidak terpisahkan dari kegiatan seleksi bahkan keduanya seolah tidak terpisahkan, dilakukan berurutan. Siagian (2008:102) menyatakan secara konseptual, langkah yang mengikuti rekrutmen adalah seleksi. Dengan pengertian ini maka rekrutmen merupakan kegiatan satu paket dengan seleksi yang dilakukan secara berurutan.


(13)

Mengenai seleksi, Castetter (1996: 133) berpendapat :” selection is one decision making process in which one individual is chosen over another to fill a position on the basis of how well characteristic of the individual match the requirements of the position.” Maknanya seleksi merupakan suatu keputusan melakukan proses dimana seorang individu dipilih untuk mengisi posisi dengan dasar karakteristik kesesuaian individu dengan persyaratan jabatan.

Pendapat ini sejalan dengan Simamora (1995 :202 ) yang menyatakan “Selection (seleksi) adalah proses pemilihan dari sekelompok pelamar, orang atau orang-orang yang paling memenuhi kriteria seleksi untuk posisi jabatan yang tersedia berdasarkan kondisi yang ada saat ini yang dilakukan oleh perusahaan“.

Dalam pelaksanaannya seleksi dapat dilakukan melalui mekanisme tes atau teknik lain yang dilakukan secara transparan. Nawawi (2003 : 316) menyatakan “ Seleksi berarti proses memilih atau menyaring pekerja / anggota organisasi baru yang akan direkrut dengan melakukan tes dan / atau teknik lainnya yang relevan”.

Rekrutmen dan seleksi seharusnya dilakukan secara terbuka / transparan karena para pelamar telah mengetahui tentang persyaratan kualifikasi dan kompetensi yang diinginkan. Ketika keputusan akhir tentang seleksi harus diungkapkan atau diumumkan maka atas hasil yang diperoleh tidak akan menimbulkan keraguan atau kesangsian dari pihak / peserta lain yang gagal.

Keunggulan kepala sekolah yang terpilih melalui rekrutmen dan seleksi harus dapat dibuktikan. Artinya calon terpilih dan dinyatakan lulus setelah melewati serangkaian tahapan atau mekanisme seleksi juga terpilih karena


(14)

kompetensinya. Keunggulannya tidak terbatas dari kemampuannya menjawab soal-soal tes tertulis atau wawancara yang dilakukan selama seleksi tetapi didukung oleh kompetensi profesionalnya yang ditampakkan selama perjalanan karir kedinasannya. Kemampuannya secara akademis mendapatkan pengakuan dari rekan sejawatnya dalam kegiatan profesi. Kemampuanya berkomunikasi dapat diketahui dari aktivitas sosial kemasyarakatan yang dilakukannya baik dalam lingkungan tempat tinggalnya maupun pergaulannya yang luas dengan berbagai kalangan. Kemampuan manajerial dan kepemimpinannya dapat dilihat dari pengalamannya selama menjadi guru dan melalui pengalaman tour of duty berbagai tugas tambahan di sekolah tempat asalnya. Dengan kata lain calon kepala sekolah terpilih adalah guru yang memiliki kualifikasi dan kompetensi lebih dari standar minimal. Kompetensinya meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.

Di lapangan, masih ada calon kepala sekolah terpilih dan kemudian diangkat serta ditempatkan di lingkungan dinas pendidikan kabupaten Majalengka adalah guru yang – bahkan - belum memiliki ”jam terbang” dalam berbagai penugasan diluar tugas pokoknya mengajar. Padahal berbagai pengalaman kependidikan seperti menjadi wakil kepala sekolah, pembantu kepala sekolah, pembina ekstrakurikuler, aktivitas dalam organisasi profesi seperti MGMP, penghargaan prestasi kependidikan / kemasyarakatan adalah unsur-unsur yang menunjang calon kepala sekolah selain hasil tes tulis dan wawancara. Seyfarth (2002: 64) menyatakan : “Most principals begin their career as teachers. Many of the skill that help one succeed in the classroom are useful in carrying out the


(15)

responsibilities associated with the principalship”. Kebanyakan para kepala sekolah memulai karirnya sebagai guru, .banyak dari keterampilan yang membantu seseorang berhasil di dalam kelas barmanfaat untuk melakukan tanggungjawab pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan kepala sekolah. Manakala calon kepala sekolah terpilih / lulus hanya mengandalkan hasil seleksi yang berlangsung singkat tapi tidak memperhatikan pengalaman dan kinerjanya selama menjadi guru dapat berakibat buruk bagi kinerja kepemimpinannya kelak. Juga dapat menimbulkan kekurangpercayaan dikalangan guru / karyawan tempatnya bekerja. Seyfarth menegaskan kembali : ”Principals should be selected on the basis of demonstrated evidence of successful previous performance” .

Berdasarkan peraturan Peraturan Bupati nomor 22 tahun 2008 tentang Pedoman Pengadaan Kepala Sekolah di Lingkungan Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Majalengka tercantum dengan jelas mekanisme rekrutmen dan seleksi yang harus dilakukan dan ditempuh calon kepala sekolah sehingga terpilih dan diangkat menjadi kepala sekolah. Khusus bagi guru yang mempunyai dedikasi dan prestasi luar biasa dapat dipertimbangkan diusulkan diangkat langsung menjadi kepala sekolah tanpa melalui proses seleksi calon kepala sekolah. Dokumen Perbup tersebut juga merupakan gambaran tentang bentuk perencanaan pengadaaan kepala sekolah yang dibuat oleh pemerintah.

Proses Pengadaan Kepala Sekolah harus didukung oleh sumber daya yang baik. Pendukung sumber daya yang diharapkan mencakup empat hal yaitu : Sumber Daya Material, Sumber Daya Finansial, Sumber Daya Teknologi,dan


(16)

Sumber Daya Informasi (Nawawi 2005: 20). Sumber Daya Material meliputi sumber daya alat dan bahan yang diperlukan untuk mendukung proses pengadaan kepala sekolah. Sumber daya Finansial adalah dukungan pengadaan biaya kegiatan pelaksanaan/ operasional dan personal pendukungnya. Sumber daya teknologi dan Sumber daya Informasi diperlukan agar informasi rekrutmen dan seleksi calon kepala sekolah mendapatkan perhatian luas dari yang berkepentingan.

Kepala sekolah harus selalu meningkatkan pembelajaran dan pendidikannya. Hal ini untuk menunjang keberhasilan kinerjanya. Peter Jarvis (1983:27) menyatakan ”In order to be master of branch of learning it is essential for a practioner / professional to continue his learning after education and some professions have institutionalized education.” Dengan demikian, kepala sekolah akan menunjukkan dirinya sebagai personal yang berkualitas, menunjukkan prestasi dalam bidangnya, dan menunjukkan hasil kerja atas pekerjaan dan tanggungjawabnya. Untuk mengetahui keberhasilan kinerja demikian, dilakukan pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja merupakan alat manajemen yang digunakan untuk meningkatkan mutu pengambilan keputusan dan untuk menilai pencapain tujuan dan sasaran (goal and objectives).

Peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan sekitar proses pengadaan yang telah dibuat. Juga melihat lebih jauh tentang pendukung sumber daya di dalamnya dan meneliti keterkaitan keduanya terhadap kinerja kepala sekolah. Apakah kedua hal tersebut memberikan kontribusi signifikan terhadap keberhasilan/ pencapaian kinerja kepala sekolah.


(17)

B. Rumusan Masalah Penelitian

Kepala sekolah memegang peranan penting dalam fungsi pengelolaan sekolah. Kepala sekolah harus mengetahui dan memahami benar tugas-tugas pengelolaan sekolah. Kepala sekolah juga mempengaruhi kualitas proses pembelajaran di sekolah. Kepala sekolah harus menguasai organisasi sekolah, memahami pengelolaan sumber daya dan logistik sekolah, bidang pengawasan, evaluasi, pengembangan, menjamin keamanan dan kedisiplinan siswa didik, peningkatan dan tanggungjawab pengajaran, dan menjadi simbol sekolah/lembaganya. Kepala Sekolah harus memahami fungsi dan perannya baik sebagai leader, manager maupun administrator selain fungsi supervisor, kemampuan wirausaha (enterpreneurship) dan sebagai inovator di sekolahnya. Keberhasilan atas kinerjanya dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Dengan otonomi daerah yang berlaku saat ini, kabupaten / kota berwenang untuk merencanakan kebutuhan akan kepala sekolah yang berkualitas, memiliki kompetensi dan keterampilan yang dibutuhkan sesuai ketentuan. Proses pengadaan kepala sekolah menjadi sangat penting mengingat dampak yang dirasakan dengan diperolehnya kepala sekolah melalui proses tersebut. Dalam penelitian ini proses pengadaan kepala sekolah mencakup kegiatan perencanaan berupa penetapan formasi calon kepala sekolah, analisis jabatannya, rekrutmen, seleksi dan pengangkatan calon kepala sekolah. Selain itu, pendukung sumber daya yang menyertai kegiatan pengadaan kepala sekolah dapat menunjang keberhasilan pencapaian tujuan pengadaan dimaksud. Kedua hal tersebut patut


(18)

diduga memberikan pengaruh terhadap kinerja kepala sekolah di tempatnya bertugas.

Proses pengadaan, rekrutmen dan seleksi yang dilaksanakan dengan benar akan menghasilkan calon yang tepat, memenuhi standar kualifikasi dan kompetensi. Terpenuhinya standar-standar tersebut memberikan jaminan bahwa calon kepala sekolah dimaksud akan mampu bekerja dengan baik. Keberhasilannya diukur dengan memperhatikan kinerjanya sebagai kepala sekolah. Peneliti melihat adanya keterkaitan erat antara proses pengadaan kepala sekolah dan pendukung sumber dayanya terhadap keberhasilan kinerja seorang kepala sekolah. Maka peneliti merumuskan masalah yang akan ditelitinya sebagai berikut : Seberapa pengaruh proses pengadaan kepala sekolah dan pendukung sumber daya terhadap kinerja kepala sekolah ?

Permasalahan utama tersebut dirinci sebagai berikut :

1. Bagaimana deskripsi proses pengadaan kepala sekolah SMP Negeri di Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Majalengka.

2. Bagaimana deskripsi pendukung sumber daya dalam proses pengadaan kepala sekolah SMP Negeri di Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Majalengka

3. Bagaimana deskripsi kinerja kepala sekolah khususnya dalam bidang manajerial dan kepemimpinannya di SMP Negeri di kabupaten Majalengka


(19)

4. Seberapa besar kontribusi proses pengadaan kepala sekolah terhadap kinerja kepala sekolah SMP Negeri di Kabupaten Majalengka

5. Seberapa besar kontribusi pendukung sumber daya pengadaan kepala sekolah terhadap kinerja kepala sekolah SMP di Kabupaten Majalengka 6. Seberapa besar kontribusi proses pengadaan kepala sekolah dan

pendukung sumber daya secara bersama-sama / simultan terhadap kinerja kepala sekolah SMP Negeri di Kabupaten Majalengka.

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah atau sub masalah yang diajukan oleh peneliti. Hipotesis dijabarkan dari landasan teori dan atau tinjauan pustaka. Melalui penelitian ilmiah hipotesis diuji kebenarannya, dan diperoleh hasil apakah hipotesis ditolak atau diterima.

Hipotesis mayor penelitian ini adalah bahwa Kinerja Kepala Sekolah dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh proses pengadaan dan pendukung sumber daya. Sedangkan hipotesis minornya dirumuskan sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara Proses pengadaan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Kepala Sekolah SMP Negeri di Kabupaten Majalengka ( X1).

2. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara Pendukung sumber daya terhadap Kinerja Kepala Sekolah SMP Negeri di Kabupaten Majalengka (X2)


(20)

3. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara Proses pengadaan Kepala Sekolah dan Pendukung sumber daya secara bersama-sama terhadap Kinerja Kepala Sekolah SMP Negeri di lingkungan Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Majalengka (Y).

D. Tujuan dan manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi bagi pengetahuan tentang pengembangan sumber daya manusia khususnya di lingkungan Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Majalengka dimasa depan.

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menggali dan melakukan kajian terhadap berbagai teori tentang pengembangan sumber daya manusia (Human Resources Developement) dan manajemen personil. Dari temuan hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi dan perbaikan kegiatan serupa dimasa datang.

Secara khusus penelitian ini bertujuan :

1. Mengetahui deskripsi proses pengadaan kepala sekolah SMP di lingkungan Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Majalengka


(21)

2. Mengetahui deskripsi sistem pendukung (supporting system) sumber daya dalam pelaksanaan pengadaan kepala sekolah SMP di lingkungan Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Majalengka 3. Mengetahui deskripsi kinerja kepala sekolah SMP di lingkungan Dinas

Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Majalengka 4. Mengetahui besar kontribusi / pengaruh Proses pengadaan Kepala Sekolah

terhadap Kinerja Kepala Sekolah SMP di lingkungan Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga kabupaten Majalengka.

5. Mengetahui besar konstribusi / pengaruh Pendukung sumber daya terhadap Kinerja Kepala Sekolah SMP Negeri di lingkungan Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga kabupaten Majalengka. 6. Mengetahui besar konstribusi / pengaruh antara Proses pengadaan Kepala

Sekolah dan pendukung sumber daya secara bersama-sama terhadap Kinerja Kepala Sekolah SMP Negeri di lingkungan Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga kabupaten Majalengka.

2 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan penelitian ini diantaranya : Pertama, dari segi ilmiah, kegiatan ini merupakan kajian teori tentang kinerja kepala sekolah,perencanaan, manajemen personil dan sumber daya pendidikan serta implementasinya di tingkat lembaga Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Majalengka,

Kedua, dari segi praktis, kegiatan ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan serta bahan evaluasi untuk pengambilan keputusan dan


(22)

kebijakan di lingkungan Dinas Pendidikan terutama berkaitan dengan kegiatan proses pengadaan kepala sekolah dan pendukung sumber daya serta pengaruhnya terhadap kinerja kepala sekolah.

E. Kerangka Pikir

Gambaran permasalahan yang muncul dan upaya mencari tahu seberapa pengaruh proses pengadaan kepala sekolah dan pendukung sumber daya terhadap kinerja kepala sekolah SMP, maka secara sederhana dapat digambarkan dalam bentuk alur pikir penelitian berupa kerangka pikir sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

Pendukung (Supporting) Sumber Daya (X 2 )

Proses pengadaan Kepala Sekolah ( X

1)

Kinerja kepala sekolah

( Y )

Sumber daya material / tenaga Sumber Daya finansial Sumber Daya Informasi

Formasi lowongan Analisis jabatan Rekrutmen seleksi penetapan pengangkatan

R x1 y

R x2 y Rx1x2y


(23)

F. Sistematika Penulisan

Penulisan tugas akhir berupa tesis ini berpedoman pada buku panduan penulisan karya ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2007. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut :

Bab I Membahas latar belakang masalah, rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, hipotesis penelitian, paradigma penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Dalam bab ini diungkapkan kajian pustaka mengenai Perencanaan Sumber Daya Manusia, pengertian rekrutmen dan seleksi, kepala sekolah, pendukung sumber daya dan kinerja kepala sekolah. Kajian pustaka dideskripsikan untuk mendukung dan memberi bobot keilmuan dalam substansi penulisan tesis. Adapun teori-teori yang dideskripsikan adalah : Konsep perencanaan dalam administasi pendidikan, Konsep manajemen personil terutama tentang rekrutmen dan seleksi, Konsep perkepalasekolahan ( principalship) dan indikator kinerja kepala sekolah. Bab III Tentang Metode Penelitian yang membahas tentang prosedur penelitian,

pelaksanaan penelitian, desain lokasi dan subyek populasi/sampel penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian dan pengujian validitas, reliabilitas instrumen, teknik pengumpulan data dan analisisnya. Bab IV Hasil Penelitian yang memuat deskripsi dan pengolahan atau analisis data

hasil penelitian serta pembahasannya.

Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi, menyajikan kesimpulan akhir dari penelitian dan rekomendasi atas hasil analisis temuan penelitian.


(24)

(25)

(26)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Yang Digunakan

Pendekatan penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode ini berlandaskan filsafat positivistivisme sehingga disebut juga metode positivistik. Melalui pendekatan ini berusaha menjelaskan penyebab fenomena sosial melalui pengukuran objektif dan analitis numerikal. Metode kuantitatif menggunakan data penelitian berupa angka-angka yang dianalisis secara statistik.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu dan peneliti melakukan pengumpulan data menggunakan kuesioner / angket. Sugiyono (2006:12) menyebut penelitian demikian sebagai metode survey. Sedangkan Kerlinger (2000:660) menyatakan penelitian survey mengkaji populasi yang besar maupun kecil dengan menyeleksi serta mengkaji sampel yang dipilih dari populasi untuk menemukan insidensi, distribusi dan interelasi relatif dari variabel-variabel sosiologis dan psikologis.

Penelitian survey dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam namun generalisasi yang dihasilkan bisa akurat bila menggunakan sampel yang representatif.

Penelitian ini termasuk deskriptif korelasional, berusaha menjawab pertanyaan tentang apa dan bagaimana keadaan suatu fenomena dan melaporkan sebagaimana keadaaanya (Ibnu Hadjar, 1999:274). Pendapat senada dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (1996, 12) “Pendekatan deskriptif adalah


(27)

penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan atau menggambarkan variabel masa lalu dan sekarang (sedang terjadi).” Sedangkan menurut Rusefendi (1998) “penelitian deskriptif adalah penelitian mengenai status sekarang dari subjek yang sedang kita pelajari.”

Penelitian deskriptif dapat memberikan gambaran yang lebih mendalam tentang gejala-gejala sosial tertentu atau berupa aspek kehidupan tertentu dalam masyarakat yang diteliti. Penelitian ini dapat mengungkapkan secara hidup kaitan antara berbagai gejala sosial, sesuatu hal yang tidak dapat dicapai oleh penelitian yang bersifat merangkum. Dengan demikian, bila ditinjau dari bagaimana variabel-variabel yang diteliti akan menjelaskan fenomena yang ada dan hubungan antara variabel-variabel secara bersama-sama. Variabel tersebut adalah variabel bebas dan variabel terikat. Dalam hal yang sama menurut Surahmad (1980 :78) menyatakan :

Penyelidikan deskriptif ialah menuturkan dan menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi yang dialami, suatu hubungan, kegiatan, pandangan, sikap yang nampak, atau suatu proses yang sedang berlangsung, pengaruh yang sedang bekerja, kelainan yang sedang muncul, kecenderungan yang nampak, pertentangan yang meruncing dan sebagainya.

Variabel-variabel yang ditentukan dideskripsikan terlebih dulu, selanjutnya dikorelasikan antara variabel bebas dengan variabel terikat, baik sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama.

B. Definisi Operasional Variabel

Untuk memudahkan pengumpulan data dan pengukurannya, variabel-variabel penelitian ini akan dijelaskan definisi operasionalnya, sebagai berikut :


(28)

1. Proses Pengadaan Kepala Sekolah (

X

1 )

Proses pengadaan Kepala Sekolah merupakan serangkaian kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhan kepala sekolah untuk mengisi kekosongan yang terjadi. Tahapan-tahapan perencanaan ini diantaranya melakukan penetapan formasi, analisis jabatan, rekrutmen, seleksi, pengangkatan dan penempatan kepala sekolah. Dalam penelitian ini menitikberatkan pada kegiatan perencanaan rekrutmen dan seleksi kepala sekolah.

2. Variabel Pendukung Sumber Daya (

X

2 )

Variabel pendukung mencakup sumber daya material, sumber daya finasial, sumber daya manusia/ tenaga, sumber daya teknologi dan sumber daya informasi Dalam peneltian ini pendukung yang mendapatkan sorotan lebih dalam adalah sumber daya manusia / tenaga dan logistik.

3. Variabel Kinerja Kepala Sekolah (

Y

)

Unjuk kerja atau kinerja kepala sekolah diukur dengan mendasarkan pada keterampilan dasar yang harus dikuasai kepala sekolah sesuai dimensi kompetensi yang harus dikuasai. Kompetensi dimaksud meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi, dan kompetensi sosial. Dalam penelitian ini pelaksanaan perannya sebagai manajer dan sebagai pemimpin di sekolah mendapatkan perhatian lebih mendalam.


(29)

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Riduwan dan Akdon, 2007:237). Dalam penelitian ini akan dipilih sekelompok subyek untuk mewakili seluruh anggota kelompok dari ukuran yang lebih besar yang menjadi sasaran generalisasi / kesimpulan yang akan diperoleh. Sekelompok besar subyek penelitian ini disebut populasi subjek atau populasi penelitian, sedangkan bagian dari kelompok yang mewakili kelompok besar itu disebut sampel subjek atau sampel penelitian.

Sedangkan Sudjana (1992: 6) menyatakan populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung atau pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Dengan demikian populasi merupakan keseluruhan dari karakteristik hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah para kepala sekolah SMP se-kabupaten Majalengka. Menurut data Dinas pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga tahun 2009, jumlah kepala SMP seluruhnya 79 orang terdiri dari 64 SMP Negeri, 5 SMP Negeri Satu Atap, dan 10 SMP Swasta. Dalam penelitian ini target populasi adalah pada kepala sekolah SMP Negeri yang berjumlah 64. Berdasarkan karakeristiknya dapat dikatakan bahwa populasi para kepala sekolah ini termasuk populasi yang homogen.


(30)

Sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik, yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono 2006: 57). Atau merupakan sebagian yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara-cara tertentu (Sudjana, 1996:161). Dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian yang diambil dari populasi sebagai sumber data dan mewakili seluruh populasi.

Dalam pengambilan sampel, teknik yang digunakan adalah probability sampling. Teknik ini memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sedangkan caranya dengan Single Random Sampling yaitu cara pengambilan sampel dari anggota populasi yang dianggap homogen.dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata dalam anggota populasi tersebut.

Gay dalam Rusefendi (1998: 67) menyebutkan bahwa untuk penelitian deskriptif, sampel minimum adalah 10% dari populasi, sedangkan untuk populasi yang lebih kecil 20%. Pendapat lain dikemukakan oleh Surahmad (1980 : 54) “Untuk pedoman umum saja dapat dikatakan bila populasi cukup homogen terhadap populasi dibawah 100 dapat digunakan sampel sebesar 50 % dan diatas seribu sebesar 15 %. Untuk jaminan ada baiknya sampel selalu ditambah sedikit lagi dari jumlah matematik tadi".

Penentuan jumlah sampel untuk populasi lebih dari 1000 dirumuskan sebagai berikut :

S = 15% + 1000 - n ( 50% - 15% ) 1000 - 100


(31)

Sedangkan dalam penelitian ini berpedoman pada rumus dari Taro Yamane yang dikutip oleh Riduwan (2007 : 65 ) yaitu : n =

1 2 .d 2+ N

N

dimana : n = Jumlah sample, N = Jumlah populasi, d = presisi yang ditetapkan.

Berdasarkan ketentuan tersebut, maka dengan jumlah populasi 64 dan dengan pertimbangan bahwa Kepala SMP tidak melalui proses seleksi yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan tetapi melalui usulan dari yayasan, dan presisi yang ditetapkan sebesar 10%, maka ditetapkan jumlah sampelnya sebanyak :

: n =

1 2 .d 2+ N

N

: n = 39,024 40( tan)

1 ) 2 01 , 0 .(. 64

64

2 + = = pembula

Untuk selanjutnya derajat signifikansi dalam penelitian ini ditetapkan sebesar 0,05 atau 95%.

D.. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data melalui penyebaran angket berupa kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui ( Suharsimi Arikunto,


(32)

kuesioner adalah “daftar pertanyaan yang didistribusikan melalui pos untuk diisi dan dikembalikan atau dapat juga dijawab dibawah pengawasan peneliti”. Data yang diperoleh dari responden dapat berupa ; apa yang diketahui, apa yang disukai atau yang tidak disukai, apa yang diharapkan atau yang tidak diharapkan, apa yang dirasakan atau dipikirkan, apa yang diinginkan atau yang dibutuhkan.

Kuesionernya berupa kuesioner tertutup sehingga responden tinggal memilih jawaban yang disediakan, baik menyangkut jawaban tentang dirinya sendiri maupun jawaban tentang orang lain. Kuesioner tertutup yang akan digunakan adalah kuesioner yang memberikan pilihan jawaban dengan cara memberi tanda silang ( X ) pada kolom yang disediakan. Pilihan jawaban responden itu memberikan gambaran tentang sikap responden terhadap pernyataan yang ada sesuai keadaan dan pengalaman yang dimiliki. Dengan demikian maka alat pengumpul datanya berupa skala Likert yang menggambarkan pernyataan sikap : (A) Selalu, diberi skor 5, (B) Sering, diberi skor 4, (C) Kadang-kadang, diberi skor 3, (D) Hampir tidak pernah diberi skor 2, dan (E) Tidak Pernah, diberi skor (1). Atau skala sikap yang serupa: (A) Sangat Setuju, diberi skor 5 (B) Setuju, diberi skor 4 (C) Kurang setuju, diberi skor 3 (D) Tidak Setuju, diberi skor 2 (E) Sangat Tidak Setuju, diberi skor 1. Instrumen ini dikonsultasikan lebih dahulu kepada lima orang kepala sekolah senior untuk dimintakan pertimbangan atas ketepatan bahasa dan sasaran permasalahan yang diinginkan sebelum disebarkan kepada responden selain kepada pembimbing.

Untuk memperoleh validitas instrumen dilakukan dengan pengukuran validitas luar (face validity) yaitu dengan menguji alat ukur dan atau prosedur


(33)

pengukuran menggunakan akal sehat (common sense) dan pengalaman untuk menilai memadai tidaknya. Untuk mengukur validitas seperti ini adalah dengan cara menengok kembali definisi konseptual dari konsep yang berkaitan. Apabila definisi tersebut menyiratkan satu rentangan indikator-indikator yang tepat maka bisa dikatakan ukuran tersebut sahih. Selain itu untuk mendapatkan penilaian validitas atas instrumen penelitian ini adalah dengan memeriksakannya kepada ahlinya yang dalam hal ini adalah kepada dosen pembimbing penelitian. Disamping itu dilakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen dengan mengambil beberapa sampel penelitian untuk melakukan uji coba instrumen. .

Instrumen penelitian terdiri atas tiga jenis angket ; untuk mengukur variabel Proses pengadaan Kepala Sekolah Rencana (X1) dan variabel Sistem Pedukung Sumber Daya (X2) serta variabel Kinerja Kepala Sekolah ( Y ). Agar penyusunan instrumen penelitian terarah maka dibuat kisi-kisi instrumen sebagai berikut :

KISI-KISI PENELITIAN

PROSES PENGADAAN KEPALA SEKOLAH DAN PENDUKUNG SUMBER DAYA TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH

No Variabel Indikator Sub Indikator No

Item 1 Proses

pengadaan Kepala Sekolah ( X1 )

1. Ketepatan Prosedur

1.1 Mendasarkan pada landasan hukum dan peraturan yang ada

1.2Mendasarkan pada rencana pengembangan personil

1.3 Mendasarkan pada analisis kebutuhan dan analisis jabatan

1,2 3, 4 5, 6,


(34)

1.4 Mendasarkan pada proses /tahapan kegiatan yang telah dibuat

1.5 Mendasarkan pada kriteria yang ditetapkan 7, 8,9 10,11, 12 13,14 2. Efektivitas 2.1 Menyampaikan pengumuman /

menyebarluaskan kegiatan 2.2 Membuka / menerima pendaftaran 2.3 Melakukan penyaringan awal

2.4 Menyampaikan informasi tentang jenis tes

2.5 Menetapkan sumber dan metode kegiatan

2.6 Memberikan jaminan mutu pelaksanaan tes

2.7 Melaksanakan sesuai ketentuan dan peraturan yang ada

2.8 Mengundang kerjasama dengan lembaga independen

2.9 Menetapkan hasil seleksi 3.0 Mengumumkan hasil seleksi

15, 16 17, 18, 19,20 21 22,23 24,25, 26 27,28 29,30 31, 32. 2 Pendukung

Sumber Daya ( X2)

1 Kecukupan Sumber Daya Material / logistik

1.1 Memiliki rencana pengembangan 1.2 Memiliki fasilitas pembelajaran 1.3 Memiliki lingkungan yang aman 1.4 Memiliki pedoman penyelenggaran 1.5 Memiliki Standar Operasional

Pelaksanaan

1.6 Memiliki mekanisme pengambilan keputusan 1, 2 3,4 5, 6 7,8, 9, 10


(35)

1.7 Memiliki Sumber Informasi 11,12 2. Kecukupan

Sumber Daya Manusia

2.1 Memiliki tenaga penguji profesional 2.2 Memiliki lembaga penguji profesional 2.3 Memiliki susunan kepanitiaan

2.4 Memiliki standar mutu pelaksanaan 2.5 memiliki standar kelulusan

13,14, 15 16,17, 18,19, 20,21, 22, 23,24 3. Kecukupan Sumber Daya Finansial

3.1 Memiliki sumber pembiayaan dari APBD

25, 26,27, 28 3 Kinerja

Kepala Sekolah ( Y )

1.Merencanakan Program

1.1 Menyusun visi, misi, dan program sekolah

1.2 Menyusun program kurikulum 1.3 Menyusun program bimbingan 1.4 Menyusun program supervisi

1.5 Menyusun program sarana prasarana 1.6 Menyusun program keuangan sekolah 1.7 Menyusun program hubungan

masyarakat

1.8 Menyusun organisasi kepegawaian 1.9 Menyusun rencana pemberdayaan

sumber daya 1.10 Menyusun laporan

1, 2,3 4,5,6 7,8 9 10,11, 12,13, 14 15,16 17,18 19 2. Mengorganisasi kan Program

2.1 Melaksanakan visi,misi dan program sekolah

2.2 Melakukan pengaturan kerja (job description) guru dan karyawan 2.3 Melakukan pengarahan, pembinaan

dan koordinasi kerja

20, 21 22,23, 24,25


(36)

2.4 Mengadakan pengembangan staf personil

2.5 menunjukkan kepribadian yang kuat 2.6 Mengikuti perkembangan IPTEK/ IT 2.7 Melakukan / mengelola PBM/BK 2.8 Mengelola administrasi kesiswaan,

ketenagaan, keuangan, sarana prasarana.

2.9 Melakukan pembaruan

2.11 Melakukan pengaturan suasana dan lingkungan kerja

2.12 Melakukan penataan lingkungan, sarana prasarana sekolah

2.13 Melakukan supervisi dan bimbingan 2.14 melakukan program tindak lanjut 2.13 mengembangkan kewirausahaan

26, 27,28 29,30 31 32,33, 34 35 36 37 38 39, 40

Jumlah 100

E. Uji Coba Instrumen

Bertujuan untuk mengetahui butir-butir pertanyaan atau pernyataan yang dapat dipakai, perlu diperbaiki atau tidak dipakai. Langkah-langkah uji coba instrumen adalah :

1. Butir-butir pertanyaan / pernyataan diteliti lebih dahulu dengan memperhatikan penulisan dan redaksi kalimatnya serta kesesuaian dengan cakupan variabel yang akan diukur.

2. Melakukan konsultasi kepada beberapa kepala sekolah yang dianggap mengetahui tentang kesesuaian pernyataan instrumen dengan variabel


(37)

yang diuji. Konsultasi juga dilakukan terhadap dosen pembimbing untuk memperoleh pertimbangan (judgment experts).

3. Dilakukan uji coba kepada beberapa kepala sekolah yang dianggap memiliki kesamaan karakteristik dengan responden yang akan diuji. 4. Melakukan pengolahan data hasil uji coba untuk mengetahui vaiditas dan

reliabilitasnya.

a. Uji Validitas Instrumen

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid, yaitu dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono 2006:173). Arikunto (1996: 158) menyatakan sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan, dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Validitas menujukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang akan diukur dalam suatu penelitian. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Untuk menghitung validtas instrumen digunakan uji korelasi menggunakan rumus Koefisien Korelasi Pearson Product Moment :

{

2 2

}{

2 2

}

)

(

)

(

)

)(

(

Y

Y

n

X

X

n

Y

X

XY

n

r

=

Dimana :


(38)

r xy = koefisien korelasi n = jumlah responden

Y = Jumlah skor total seluruh item / soal X = Jumlah skor tiap item / soal

Setelah nilai korelasi (r xy ) diperoleh, lalu nilai r xy tersebut dibandingkan dengan nilai r tabel dengan kaidah :

- Jika r hitung > r tabel, maka alat ukur / instrumen penelitian tersebut dikatakan valid

- Jika r hitung < r tabel maka alat ukur penelitian tersebut tidak valid. Rumus yang disebutkan di atas digunakan dengan memanfaatkan alat bantu Program SPSS versi 12.00 untuk pengolahan, pengujian dan analisis data.

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas menujuk pada pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya / handal untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Untuk mengetahui reliabel tidaknya suatu instrumen digunakan teknik belah dua (split half) (Sugiyono, 2006 : 185).

Rumus yang digunakan dari Spearman Brown :

r

1 =

rb

rb

+

1

2

( Sugiyono : 2006 : 278 )


(39)

r 1 = reliabilitas internal seluruh instrumen

r b = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua.

Dengan ketentuan bahwa setelah diperoleh r 1 dibandingkan dengan harga rho. Apabila nilai r1 lebih besar dari tabel rho maka instrumen tersebut dianggap reliabel.

Alat bantu SPSS versi 12.00 juga digunakan untuk pengolahan, pengujian dan analisis data mengetahui reliabilitas instrumen tersebut.

F. Hasil Uji Coba Validitas Instrumen

a. Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Proses pengadaan Kepala Sekolah (X1) Instrumen variabel Proses pengadaan Kepala Sekolah (X1) berupa kuesioner terdiri dari 32 item pernyataan. Hasil ujicoba digambarkan dalam tabel berikut ini :

Rangkuman Hasil Perhitungan Validitas Variabel Proses pengadaan Kepala sekolah (X1)

(Signifikansi 0,05)

No item r hitung r tabel Keputusan

1 0.51 0,349 Valid

2 0.647 0,349 Valid

3 0.378 0,349 Valid

4 0.488 0,349 Valid

5 0.447 0,349 Valid

6 0.509 0,349 Valid

7 0.547 0,349 Valid

8 0.569 0,349 Valid

9 0.658 0,349 Valid

10 0.643 0,349 Valid

11 0.402 0,349 Valid

12 0.473 0,349 Valid


(40)

14 0.519 0,349 Valid

15 0.657 0,349 Valid

16 0.581 0,349 Valid

17 0.602 0,349 Valid

18 0.557 0,349 Valid

19 0.514 0,349 Valid

20 0.543 0,349 Valid

21 0.572 0,349 Valid

22 0.317 0,349 tidak valid

23 0.58 0,349 Valid

24 0.467 0,349 Valid

25 0.552 0,349 Valid

26 0.452 0,349 Valid

27 0.545 0,349 Valid

28 0.585 0,349 Valid

29 0.373 0,349 Valid

30 0.704 0,349 Valid

31 0.358 0,349 Valid

32 0.524 0,349 Valid

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh data satu item penyataan dalam variabel X1 dinyatakan tidak valid yaitu pada butir nomor 22. Setelah melakukan konsultasi dengan pembimbing, item tersebut masih dapat dipergunakan dengan revisi yang disarankan untuk analisis data berikutnya.

b. Hasil Ujicoba Instrumen Variabel Pendukung Sumber Daya (X2)

Instrumen Xz terdiri dari pernyataan berjumlah 28 item / butir. Rangkuman hasil pengolahan menggunakan SPSS versi 12.00 digambarkan sebagai berikut :

Rangkuman Hasil Perhitungan Validitas Variabel Pendukung Sumber Daya (X2)

Signifikansi 0,05

No item r hitung r tabel Keputusan

1 0.673 0,374 Valid

2 0.306 0,374 tidak valid

3 0.325 0,374 tidak valid

4 0.41 0,374 Valid


(41)

6 0.452 0,374 Valid

7 0.573 0,374 Valid

8 0.573 0,374 Valid

9 0.371 0,374 Valid

10 0.554 0,374 Valid

11 0.65 0,374 Valid

12 0.613 0,374 Valid

13 0.441 0,374 Valid

14 0.525 0,374 Valid

15 0.561 0,374 Valid

16 0.309 0,374 Valid

17 0.706 0,374 Valid

18 0.719 0,374 Valid

19 0.761 0,374 Valid

20 0.471 0,374 Valid

21 0.701 0,374 Valid

22 0.547 0,374 Valid

23 0.647 0,374 Valid

24 0.471 0,374 Valid

25 0.516 0,374 Valid

26 0.552 0,374 Valid

27 0.54 0,374 Valid

28 0.7 0,374 Valid

Berdasarkan data pada tabel di atas, diperoleh 2 item yang dinyatakan tidak valid yaitu pada item nomor 2 dan 3. Kedua item tersebut direvisi dan tetap dipakai lagi dalam analisis data selanjutnya.

c. Hasil Ujicoba Variabel Kinerja Kepala Sekolah (Y)

Kuesioner dalam variabel Kinerja Kepala Sekolah terdiri dari 40 item. Kesimpulan yang didapat adalah 4 item/butir soal yang dinyatakan tidak valid yaitu item nomor 3, 4, 7, dan 40. Item direvisi dengan pertimbangan ahli dari pembimbing I dan II dan selanjutnya tetap digunakan dalam analisis data berikutnya.

Rangkuman Hasil Perhitungan Validitas Variabel Kinerja Kepala Sekolah (Y)

Signifikansi 0,05

No item r hitung r tabel Keputusan

1 0.342 0,312 Valid


(42)

3 0.266 0,312 tidak valid

4 0.195 0,312 tidak valid

5 0.521 0,312 Valid

6 0.657 0,312 Valid

7 0.289 0,312 tidak valid

8 0.424 0,312 Valid

9 0.684 0,312 Valid

10 0.654 0,312 Valid

11 0.371 0,312 Valid

12 0.622 0,312 Valid

13 0.556 0,312 Valid

14 0.51 0,312 Valid

15 0.554 0,312 Valid

16 0.548 0,312 Valid

17 0.495 0,312 Valid

18 0.495 0,312 Valid

19 0.416 0,312 Valid

20 0.49 0,312 Valid

21 0.588 0,312 Valid

22 0.389 0,312 Valid

23 0.51 0,312 Valid

24 0.431 0,312 Valid

25 0.483 0,312 Valid

26 0.822 0,312 Valid

27 0.667 0,312 Valid

28 0.567 0,312 Valid

29 0.653 0,312 Valid

30 0.751 0,312 Valid

31 0.545 0,312 Valid

32 0.404 0,312 Valid

33 0.427 0,312 Valid

34 0.48 0,312 Valid

35 0.657 0,312 Valid

36 0.468 0,312 Valid

37 0.484 0,312 Valid

38 0.739 0,312 Valid

39 0.819 0,312 Valid

40 0.23 0,312 tidak valid

G. Hasil Ujicoba Perhitungan Reliabilitas Instrumen

Dengan menggunakan penghitungan teknik belah dua (split half) membagi skor item/butir soal ganjil dan genap dengan statistik koefisien korelasi Spearman


(43)

Brwon diperoleh harga r1 untuk Variabel Proses pengadaan Kepala Sekolah (X1) sebesar 0,888. Selanjutnya harga r1 tersebut dibandingkan dengan harga tabel rho. Dengan tingkat signifikansi 0,05 dan n = 40 diperoleh harga sebesar 0.312 dengan demikian maka Variabel Proses Pengadaan Kepala Sekolah (X1) dapat dinyatakan reliabel. Karena 0,888 > 0,312 .

Sementara untuk Variabel Pendukung Sumber Daya (X2) diperoleh nilai sebesar 0,891. Kemudian harga r1 tersebut dibandingkan dengan tabel rho. Dengan tingkat signifikansi 0,05 dan nilai n = 40 maka diperoleh harga sebesar 0,312. Dengan demikian maka Variabel Pendukung Sumber Daya (X2) dapat dinyatakan reliabel karena 0,891 > 0,312 .

Sedangkan untuk Variabel Kinerja kepala Sekolah (Y) diperoleh nilai sebesar 0,791. Selanjutnya harga tersebut dibandingkan dengan tabel rho. Dengan tingkat signifikansi 0,05 dan n = 40 diperoleh harga sebesar 0,312 . Dengan demikian Variabel Kinerja Kepala Sekolah (Y) dinyatakan reliabel karena 0,791 > 0,312 .

Rangkuman Hasil Ujicoba Reliabilitas Instrumen (n=40, Signifikansi 0,05)

Variabel n r 1

r

tabel kesimpulan

Proses pengadaan Kepala Sekolah (X1) 40 0,888 0,312 Reliabel

Pendukung Sumber Daya (X2) 40 0,891 0,312 Reliabel

Kinerja Kepala Sekolah (Y) 40 0,791 0,312 Reliabel

H. Prosedur Pengolahan data


(44)

kabupaten Majalengka. Berikutnya, beberapa waktu kemudian dilakukan pengumpulan angket. Setelah angket terkumpul dilakukan pengolahan data. Pengolahan data merupakan tahap paling penting dalam penelitian. Dalam pelaksanaannya akan dibantu dengan program SPSS (Statistical Package for Social Studies ) versi 12,0 for Windows..

Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam tahap pengolahan data diantaranya : 1. Menyeleksi dan memeriksa jawaban responden sesuai dengan kriteria

yang telah ditetapkan dan mencatatkannya dalam data mentah penelitian. 2. Menentukan skor tiap responden sesuai bobot nilai yang telah ditetapkan 3. Melakukan analisis secara deskriptif untuk mengetahui kecenderungan

data. Dalam tahap ini dihitung nilai rata-rata, median, standar deviasi dan varians masing-masing variabel. Untuk mengetahui kecenderungan umum jawaban responden terhadap setiap Variabel digunakan rumus sebagai berikut :

P = x100%

Xid

X

Keterangan :

P = Prosentase skor rata-rata yang dicari X = Skor rata-rata setiap variabel

X id = Skor ideal setiap variabel

Setelah didapatkan hasilnya kemudian dikonsultasikan dengan kriteria yang telah ditetapkan sebagaimana dikemukakan oleh Nugraha (1999 :69) yaitu :


(45)

70% - 79 % = Cukup Baik 60% - 69 % = Sedang 50% - 59 % = Rendah 40% - 49 % = Rendah Sekali

Selain itu dilakukan juga deskripsi variabel penelitian berdasarkan indikator dan sub indikatornya. Ini dilakukan untuk lebih mempertajam analisis data.

4. Melakukan penghitungan untuk mengetahui hubungan antara variabel X1 dengan variabel Y, dan variabel X2 dengan variabel Y dengan menggunakan teknik korelasi. Disini digunakan rumus Korelasi Pearson Product Moment :

{

2 2

}{

2 2

}

)

(

)

(

)

)(

(

Y

Y

n

X

X

n

Y

X

XY

n

r

=

( Sugiyono : 2006 : 213).

Setelah itu dilakukan penghitungan nilai determinasinya masing-masing dengan mengkuadratkan koefisien korelasi yang telah ditentukan.

5. Melakukan penghitungan berikutnya untuk mengetahui hubungan antara variabel X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap variabel Y menggunakan rumus korelasi ganda (multiple correlation) sebagai berikut

r yx

1

x

2 =

2 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 x x x rx ryx ryx yx yx

r

r

r

− − +

( Sugiyono, 2006 : 218) Dimana :


(46)

r

yx1x2 = Korelasi antar variabel X1 dengan X 2 secara bersama-sama terhadap variabel Y

r yx1 = Korelasi Product Moment antara X1 dengan Y r y x2 = Korelasi Product Moment antara X2 dengan Y r x1x2 = Korelasi Product Moment antara X1 dengan X2

6. Menghitung Regresi dilakukan untuk mencari hubungan fungsional antara variabel. Disini digunakan uji regresi linier dan uji regresi ganda. Analisis regresi menurut Sudjana (1996:310) adalah untuk mempelajari cara bagaimana data yang terdiri dari dua atau lebih variabel berhubungan yang dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik yang nenyatakan hubungan fungsional antara variabel-variabel tersebut.

• Rumus regresi linear sederhana :

Y

= a + b X (Sudjana, 1996 : 312)

Dimana :

Y

= Subjek dalam variable terikat yang diprediksikan

a = harga

Y

bila X = 0 (harga kosntan)


(47)

+ ) maka menunjukkan kenaikan/ peningkatan, sedangkan bila b ( -) maka menunjukkan penurunan.

X = subjek pada variable bebas yang mempunyai nilai tertentu.

• Regresi ganda untuk mencari hubungan fungsional antara variabel X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap variabel Y. Rumus regresi ganda :

Y

= a + b1 X1 + b2 X 2 (Sugiyono, 2006 : 250). Dimana :

Y

= harga variabel Y yang diperkirakan

a = koefisien intersep (harga konstan apabila X1 dan X2 sama )

b1 = koefisien regresi untuk harga X1 yang menunjukkan perubahan akan terjadi pada Y apabila X2 konstan

b2 = koefisien regresi untuk harga X2 yang menunjukkan perubahan akan terjadi pada Y apabila X2 bertambah 1 satuan dan X1 konstan.


(48)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan tujuan penelitian ini, dapat dirumuskan kesimpulan hasil penelitian dari beberapa temuan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil analisis deskriptif mengenai kecenderungan responden atas Proses Pengadaan Kepala Sekolah menunjukkan kategori baik. Sedangkan hasil analisis dengan teknik perhitungan rata-rata maka diperoleh kesimpulan bahwa proses pengadaan kepala sekolah secara umum memiliki klasifikasi sangat baik. Proses pengadaan kepala sekolah diukur dengan indikator ketepatan prosedur dan efektivits. Sub indikator yang memiliki kategori sangat baik adalah rencana pengembangan personil, analisis kebutuhan dan analisis jabatan, mendasarkan pada kriteria yang ditetapkan. Sub indikator yang termasuk kategori baik adalah mendasarkan pada landasan hukum yang ada dan proses/ tahapan yang telah dibuat. Pada indikator efektivitas, sub indikator yang memiliki kategori sangat baik adalah menyampaikan pengumuman kegiatan, membuka / menerima pendaftaran, menyampaikan informasitentang jenis tes, menetapkan sumber dan metode kegiatan memberikan jaminan mutu kegiatan, mentapkan hasil seleksi dan mengumumkan hasil seleksi. Sedangkan sub indikator yang memiliki kategori baik diantaranya melakukan penyaringan awal, melaksanakan sesua ketentuan yang ada, dan mengundang kerjasama dengan lembaga independen. Dari kedua indikator proses pengadaan kepala


(49)

sekolah yang dideskripsi menjadi 15 sub indikator diperoleh perbandingan bahwa kegiatan melakukan penyaringan awal menempati posisi terendah dan posisi tertinggi ada pada sub indikator mendasarkan pada analisis kebutuhan dan analisis jabatan.

2. Dari hasil analisis deskriptif mengenai kecenderungan responden atas Pendukung Sumber Daya memiliki kategori baik. Sedangkan berdasarkan analisis deskriptif menggunakan teknik perhitungan rata-rata, secara umum juga menghasilkan kategori baik. Pendukung sumber daya diukur dengan tiga indikator yaitu kecukupan sumber daya material/logistik, kecukupan sumber daya manusia dan kecukupan sumber daya finansial. Pada indikator kecukupan sumber daya material/logistik diperoleh kesimpulan bahwa sub indikator yang memiliki kategori sangat baik adalah memiliki fasilitas pembelajaran, lingkungan yang aman, pedoman penyelenggaraan,standar opersional pelaksanaan. Sedangkan sub indikator yang memiliki kategori baik yaitu memiliki rencana pengembangan, memiliki mekanisme pengambilan keputusan dan memilki sumber informasi. Pada indikator kecukupan sumber daya manusia, sub indikator yang termasuk kategori sangat baik adalah memiliki tenaga penguji profesional, memiliki lembaga penguji profesional dan memiliki standar kelulusan. Sub indikator yang termasuk kategori baik adalah memiliki susunan kepanitiaan dan memiliki standar mutu pelaksanaan. Pada indikator kecukupan sumber daya finansial dengan subb indikator memiliki sumber pembiayaan dari APBD termasuk kategori sangat baik. Jika dibandingkan antara tiap sub indikator maka sub indikator mekanisme pengambilan


(50)

keputusan menempati posisi paling rendah. Posisi paling tinggi ditempati oleh sub indikator memiliki lingkungan yang aman.

3. Berdasarkan hasil analisis deskriptif, kecenderungan rata-rata responden terhadap kinerja kepala sekolah termasuk kategori baik. Sedangkan menurut perhitungan rata-rata WMS diperoleh kesimpulan bahwa secara umum kinerja kepala sekolah termasuk kategori sangat baik. Kinerja kepala sekolah diukur dengan indikator merencanakan program dan mengorganisasikan program. Indikator merencanakan progam dirinci menjadi sepuluh sub indikator. Sub indikator yang memiliki klasifikasi sangat baik diantaranya menyusun program kurikulum, program bimbingan, program supervisi, program hubungan masyarakat, organisasi kepegawaian, dan rencana pemberdayaan sumber daya. Yang termasuk kategori baik meliputi sub indikator menyusun visi, menyusun program sarana dan prasarana, dan menyusun program keuangan sekolah. Pada indikator mengorganisasikan program, sub indikator yang memiliki kategori sangat baik adalah melakukan pengaturan kerja, melakukan pengarahan dan pembinaan, mengikuti perkembangan IPTEK, melakukan / mengelola PBM-BK, mengelola administrasi sekolah, melakukan penataan lingkungan sekolah, melakukan supervisi dan bimbingan dan melakukan program tindak lanjut. Sedangkan yang memiliki kategori baik diantaranya melaksanakan visi, mengadakan pengembangan staf, menunjukkan kepribadian kuat, melakukan pembaruan, dan melakukan pengaturan suasana lingkungan kerja. Dari perbandingan indikator, diperoleh kesimpulan bahwa sub indikator melakukan pengembangan staf dan pembaruan merupakan yang terendah, sedangkan sub


(51)

indikator menyusun organisasi kepegawaian dan melakukan program tindak lanjut menempati posisi tertinggi.

4. Proses Pengadaan Kepala Sekolah (X1) memiliki kontribusi positif dan terhadap tinggi rendahnya Kinerja Kepala Sekolah. Dengan demikian makin baik proses pengadaan kepala sekolah dilaksanakan maka akan semakin baik kinerja kepala sekolah. Besarnya kontribusi proses pengadaan kepala sekolah terhadap kinerja kepala sekolah sebesar r = 0,7882 = 62%. Dengan demikian, berdasarkan temuan penelitian ini, hipotesis pertama yang menyatakan ”terdapat hubungan positif dan signifikan antara proses pengadaan kepala sekolah terhadap kinerja kepala sekolah SMP Negeri di kabupaten Majalengka”, dapat diterima.

5. Pendukung Sumber Daya (X2) memiliki kontribusi positif dan signifikan terhadap tinggi rendahnya Kinerja Kepala Sekolah. Dengan demikian makin baik pendukung sumber daya dalam proses pengadaan kepala sekolah maka akan semakin baik kinerja kepala sekolah. Besarnya kontribusi pendukung sumber daya terhadap kinerja kepala sekolah sebesar r = 0,5162 = 27%.dari temuan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang menyatakan ” terdapat hubungan positif dan signifikan antara pendukung sumber daya terhadap kinerja kepala sekolah SMP Negeri di kabupaten Majalengka ” dapat diterima.

6. Proses Pengadaan Kepala Sekolah (X1) dan Pendukung Sumber Daya (X2) secara bersama-sama memberi kontribusi terhadap Kinerja Kepala Sekolah.(Y) Dengan demikian makin baik kegiatan proses pengadaaan kepala sekolah dan pendukung sumber daya maka akan semakin baik kinerja kepala sekolah.


(52)

Besarnya kontribusi kedua variabel secara simultan sebesar R = 0,7932 = 0,629 = 63 %. Berdasarkan temuan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan ” terdapat hubungan positif dan signifikan antara proses pengadaaan kepala sekolah dan pendukung sumber daya terhadap kinerja kepala sekolah SMP di kabupaten Majalengka” dapat diterima. Besaran kontribusi 63% berarti terdapat sisa sebesar 37 % yang dapat dipenuhi oleh faktor lain. Diantara faktor lain tersebut adalah pelatihan dan pengembangan, pemberian kompensasi, iklim kerja, lingkungan kerja, motivasi dan kemampuan, dan lain-lain.

B. Rekomendasi

Berdasarkan temuan hasil penelitian di atas, beberapa hal perlu direkomendasikan untuk bahan kebijakan :

a. Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga kabupaten Majalengka.

1. Berdasarkan hasil penelitian yang terungkap dalam analisis deskriptif diperoleh bahwa proses pengadaan kepala sekolah telah berjalan dengan sangat baik. Namun masih ada kegiatan yang menunjukkan angka yang rendah yaitu pada dimensi melakukan penyaringan awal.dan mengundang kerjasama dengan lembaga independen serta melaksanakan sesuai ketentuan dan peraturan yang ada. Untuk itu upaya yang dapat dilakukan bagi peningkatannya diantaranya :

a. menyampaikan sosialisasi lebih awal secara lengkap dan jelas disertai kriteria penyaringan sehingga calon pelamar dapat


(53)

b. Melakukan tahapan kegiatan sebagaimana yang tercantum dalam pedoman pengadaan kepala sekolah secara konsisten, karena melakukan perubahan secara mendadak dapat mengundang resiko yang tidak kecil.

c. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga profesional lain selain LPMP misalnya unsur perguruan tinggi. Rekomendasi yang dikeluarkan oleh lembaga profesional seharusnya menjadi patokan utama (first opinion) pengambilan keputusan kemudian dikuti pertimbangan lain.

2. Pendukung sumber daya, berdasarkan hasil analisis deskriptif secara umum menunjukkan kategori sangat baik. Namun demikian terdapat dimensi dalam pendukung sumber daya yang masih rendah seperti memiliki mekanisme pengambilan keputusan dan memiliki rencana pengembangan. Ini perlu diperbaiki dan ditingkatkan lagi dengan beberapa upaya diantaranya :

a. Menggunakan Perbup tentang Pedoman Pengadaan Kepala Sekolah secara benar dan konsisten. Mekanisme pengambilan keputusan yang telah dibuat harus diikuti dengan baik. Pengambilan keputusan yang terlalu mempertimbangkan kepentingan di luar profesionalisme akan berdampak pada rendahnya kepercayaan publik.

b. Perlu dibuat rencana pengembangan yang lebih jelas mengenai arah ke depan dan lanjutan dari proses pengadaan kepala sekolah. Perlu


(54)

dibentuk wadah yang dapat menampung guru yang memiliki potensi, kualifikasi dan kompetensi tetapi terhalang karena keterbatasan formasi. Guru yang gagal mengikuti seleksi perlu diberi perhatian.

3. Berdasarkan hasil analisis deskriptif, kinerja kepala sekolah secara umum termasuk kategori sangat baik. Tetapi ditemukan bahwa masih terdapat dimensi kegiatan yang menunjukkan angka yang rendah. Dimensi tersebut diantaranya menyusun laporan, mengadakan pengembangan staf/personil, melakukan pembaruan. Upaya untuk meningkatkannya dapat berupa :

a. Memberikan bimbingan teknis tentang penyusunan laporan yang baik dan benar. Perlu ada standar pembuatan laporan administrasi yang standardized form mengikuti standar baku berlaku nasional. b. Mengikutsertakan kepala sekolah dalam berbagai pelatihan,

workshop dan seminar di tingkat provinsi atau nasional. Juga lebih memberdayakan lembaga MKS bagi terbentuknya excellence board untuk pengembangan wawasan keilmuan antar sesama kepala sekolah.

c. Memberikan pengertian kepala sekolah tentang pentingnya pengembangan staf/personil. Ini dapat dilakukan melalui kegiatan pembinaan dan koordinasi yang dilakukan dinas pendidikan kabupaten.


(55)

b. Lembaga Independen /Perguruan Tinggi

Berdasarkan temuan penelitian, diperoleh bahwa pada proses pengadaan kepala sekolah, kerjasama dengan lembaga independen masih perlu ditingkatkan lagi. Agar kerjasama ini makin bermanfaat secara profesional, maka lembaga independen perlu :

a.Meningkatkan akuntabilitas proses pengujian dan kerahasiaan alat/ instrumen pengujian.

b.Menjaga dan meningkatkan profesionalisme personal lembaga penguji dari kemungkinan upaya-upaya intervensi pihak-pihak tertentu.

c. Peneliti lain yang akan melakukan penelitian lanjutan dapat mengkaji dan meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah. Ini akan memperkaya wawasan dan kontribusi keilmuan untuk kemanfaatan bidang pendidikan.


(56)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (1996). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta

Attwood, Margaret. & Dimmock, Stuart. (1999). Manajemen Personalia. Bandung : Penerbit ITB.

Bernard, John & Russell, A Joyce. (1998).Human Resources Management; an Experiental Approach. Singapore: A Division at the Mc Grow Hill Comp. Castetter, William B.(1996). The Human Resource Function in Educational

Administration. New York : Longman.

Darma, Agus (2002) Standar Kompetensi Kepala Sekolah,

(http//www.pwndidikan.net)

Dale, Margaret.(2003). Successful Recruitment and Selection A Practical Guide for Managers terj. Jakarta : PT. Bhuana Ilmpu Populer

Drucker, Peter F. (1997). Managing in a Time of Great Change. Terjemahan. Jakarta : PT Alex Mediacomputindo.

Dyah, K (2001). Manajemen Sistem Pengembangan Sumber Daya Dosen Sebagai Penjamin Mutu di Perguruan Tinggi. Disertasi. Bandung: SPS UPI. Tidak Diterbitkan.

Engkoswara. (1987). Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pengembangan LPTK.

Flippo, Edwin B.(1984). Personel Management 6th edition.Jilid 1 (terjemhn). Jakarta : Penerbit Erlangga.

Gibson. (1985). Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses. Jakarta : Erlangga.

Gibson,et.al. (1985) Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses.terj.Jakarta: Penerbit Bina Rupa Aksara.

Hadjar, Ibnu. (1999). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Perkasa.


(1)

b. Lembaga Independen /Perguruan Tinggi

Berdasarkan temuan penelitian, diperoleh bahwa pada proses pengadaan

kepala sekolah, kerjasama dengan lembaga independen masih perlu

ditingkatkan lagi. Agar kerjasama ini makin bermanfaat secara profesional,

maka lembaga independen perlu :

a.Meningkatkan akuntabilitas proses pengujian dan kerahasiaan alat/

instrumen pengujian.

b.Menjaga dan meningkatkan profesionalisme personal lembaga

penguji dari kemungkinan upaya-upaya intervensi pihak-pihak

tertentu.

c.

Peneliti lain yang akan melakukan penelitian lanjutan dapat mengkaji dan

meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah. Ini

akan memperkaya wawasan dan kontribusi keilmuan untuk kemanfaatan

bidang pendidikan.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (1996).

Prosedur Penelitian

:

Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta

Attwood, Margaret. & Dimmock, Stuart. (1999).

Manajemen Personalia

. Bandung :

Penerbit ITB.

Bernard, John & Russell, A Joyce. (1998).

Human Resources Management; an

Experiental Approach

. Singapore: A Division at the Mc Grow Hill Comp.

Castetter, William B.(1996).

The Human Resource Function in Educational

Administration

. New York : Longman.

Darma,

Agus

(2002)

Standar

Kompetensi

Kepala

Sekolah,

(http//www.pwndidikan.net)

Dale, Margaret.(2003).

Successful Recruitment and Selection A Practical Guide for

Managers

terj. Jakarta : PT. Bhuana Ilmpu Populer

Drucker, Peter F. (1997).

Managing in a Time of Great Change

. Terjemahan. Jakarta

: PT Alex Mediacomputindo.

Dyah, K (2001). Manajemen Sistem Pengembangan Sumber Daya Dosen Sebagai

Penjamin Mutu di Perguruan Tinggi. Disertasi. Bandung: SPS UPI. Tidak

Diterbitkan.

Engkoswara. (1987).

Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan

. Jakarta : Depdikbud

Dirjen Dikti Proyek Pengembangan LPTK.

Flippo, Edwin B.(1984).

Personel Management 6th edition.Jilid 1

(terjemhn). Jakarta

: Penerbit Erlangga.

Gibson. (1985).

Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses

. Jakarta : Erlangga.

Gibson,et.al. (1985)

Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses

.terj.Jakarta: Penerbit Bina

Rupa Aksara.

Hadjar, Ibnu. (1999). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam

Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Perkasa.


(3)

Hersey dan Blanchard ( 1982).

Management of Organizational Behavior, Utilizing

Human Resource

, New Jersey: Englewood Cliffs Prentice Hall Inc.

Hidayat, A. (2005).

Pengaruh pelaksanaan Rekrutmen dan Seleksi Kepala Sekolah

terhadap Kinerja Kepala SMP dan SMA PGRI se kabupaten dan kota

Bandung.

Tesis. UPI bandung. Tidak dipublikasikan.

Hoy, Weyne K & Miskel, Cecil G. (2005).

Educational Administration Theory,

Research, and Practice 7

th

edition.

Boston : Mc Graw Hill

Jarvis, Peter. (1983

). Professional education

. London, Canberra: Crown Helm.

Kerlinger, Fred N. (2000).

Foundation of Behavioral Research

, Holt Rinehart.

Koontz (1980).

Management

. 7

th

ed.Mc Graw Hill.

LAN (2000).Akuntabilitas dan Good Governance.Modul Sosialisasi Sistem AKIP.

Lipham, James M. et.al. (1985).

The Principalship; Concepts, Competencies and

Cases.

New York & London : Longman.

Lipham, James M dan Hoeh. (1974).

The Principalship, Foundation and

Function

.New York: Harper and Row Publishers.

Manullang,M. & Manullang, Marihot AMH. (2008).

Manajemen Personalia

.

Cet.keempat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Mangkunegara, Anwar P. (2001).

Manajemen Sumber Daya Manusia

. Bandung: PT

Remaja RosdaKarya.

Mitchell,T.R Dan Larson (1987).

People and Organization: An Introduction to

Organization Behavior.

Singapore: Mc Graw Hill Inc.

Miner, John B dan Mary g. Miner.(1973).

Personnel and Industrial Relations, a

Managerial

Approach.2

nd

ed.New York: Macmillan comp.

Miftah Thoha (1993).

Perilaku Organisasi: Konsep dan Aplikasinya.

Jakarta: PT Raja

Grafindo.


(4)

Nasution

dan

Thomas.

(2001).

Buku

Penuntun

Membuat

Tesis,

Skripsi,Disertasi,Makalah.

Jakarta : Bumi Aksara.

Nawawi,Hadari.(2003).

Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang

Pemerintahan

. Yogyakarta : Gadjah Mada UP.

---. (2005).

Perencanaan SDM Untuk Organisasi Profit yang Kompetitif

.

Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Nugraha, Rahmat (1999).

Pengaruh Manajemen Pembelajaran terhadap Motivasi

Belajar Peserta Kursus Staf dan Pimpinan di Divisi Pelatihan PT Telkom

Bandung.Tesis. Bandung : UPI. Tidak diterbitkan.

Riduwan. (2007).

Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula.

Bandung : Alfabeta.

Riduwan dan Sunarto. (2007).

Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan,

Sosial,Ekonomi, Komunikasi dan Bisn

is. Bandung: Alfabeta.

Riduwan dan Akdon. (2007).

Rumus dan data dalam Analisis Statistika untuk

Penelitian.

Bandung. Alfabeta.

Robbins, Stephen. (1983:362).

Organizational Behavior

. Alih Bahasa.

Jakarta:Kelompok Gramedia.

Russeffendi, H.E.T (1998).

Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan . Bidang

Non-Eksakta Lainnya.

Semarang: IKIP Semarang Press.

Sallis, Edward. (1993). Kogan-page.

Management Series, Total Quality Mangement

in Education.

London : Kogan Page Limited.

Schuller, Randall.S. (1987).

Personnel and Human Resource Management

. New

York: West Publishing Company.

Schuller, Randall & Jackson,Susan E. (1996),

Personnel and Human Resource

Management

. New York University: West Publishing Company.


(5)

Sedarmayanti. (2001).

Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja.

Bandung:

Penerbit CV Mandar Maju

Seyfarth. John T..(2002).

Human Resources Management for Effective Schools

.3

rd

edition. Boston : A Pearson Education Company.

Siagian, Sondang P. (2008 ).

Manajemen Sumber Daya Manusia

. Jakarta : Bumi

Aksara.

Sikula, Andrew. (1981).

Personnel Administration and Human Resource

Management.

New York : A Weley Trans Edition by John Wiley and Sons

Inc.

Simamora, Henry. (1995).

Manajemen Sumber Daya Manusia

. Yogyakarta : STIE.

Singarimbun, M. dan Effendi Sofian. (1989).

Metode Penelitian Survai

.

Jakarta:LP3ES

Sudjana (1996).

Metode Statistika

. Edisi ke-6. Bandung : Penerbit Tarsito.

Sugiyono,. (2006).

Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R & D.

Bandung.: CV. Alfabeta

--- (2006).

Statistika untuk Penelitian

. Bandung: CV Alfabeta

Sukamti,Umi.(1989).

Manajemen Personalia / Sumber Daya Manusia,

Jakarta. :

P2LPTK, Dikti Depdikbud.

Surahmad, Winarno. (1980).

Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode, Teknik

.

Bandung : Tarsito

Sururi dan Suharto, Nugraha. (2007).

Belajar SPSS for Windows untuk Mengelola

Data penelitian.

Bandung : Dewa Ruchi.

Sutermeister, Robert A. (1976).

People and Productivity.

New York: Mc Graw Hill.

Wahjosumidjo, (2002).

Kepemimpinan Kepala Sekolah; Tinjauan Teoritik dan


(6)

Wahyudi, B. (1996).

Manajemen Sumber Daya Manusia

. Bandung: Sulita.

Winardi (1983

). Manajemen Perilaku Organisasi

.Jakarta : Pranada Media.

…………Undang-undang Republik Indonesia no.20 tahun 2003 tentang

Sistem

Pendidikan Nasional,

Jakarta : BP Cipta Jaya.

... ... Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2004

tentang RPJMN Tahun 2004–

2009

………… Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 13 tahun 2007

tentang

standar kualifikasi dan kompetensi kepala sekolah / madrasah

………… Permendiknas nomor 12 tahun 2007

tentang standar kualifikasi dan

kompetensi pengawas sekolah / madrasah

………… Undang-undang nomor 22 tahun 1999

tentang Pemerintahan Daerah

………… Peraturan Pemerintah nomor 25 tahun 2000

tentang Kewenangan

Pemerintah Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom

...

Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang

Guru

...

Peraturan Bupati Majalengka Nomor 22 tahun 2008 tentang

Pedoman

Pengadaan Kepala Sekolah di Lingkungan Dinas Pendidikan Kebudayaan

Pemuda dan Olahraga Kabupaten Majalengka