Presentasi Tentang Diabetes Melitus
Laporan Kasus
Diabetes Melitus tipe II dengan
Abses Mandibula
Oleh:
Rahmah Wartania P
Pembimbing:
dr. Agus Yuwono, Sp.PD
Bagian SMF Penyakit Dalam
FK UNLAM/ RSUD Ulin Banjarmasin
P
E
N
D
A
H
U
L
U
A
N
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit gangguan
metabolik yang ditandai dengan hiperglikemi. Kelainan
ini akibat gangguan sekresi insulin oleh sel β pancreas,
resistensi insulin, atau keduanya.
Kriteria DM
GDP > 126 mg/dL dan
GD2PP >200 mg/dL
Diperkirakan 246
juta orang di dunia
menyandang
diabetes.
Komplikasi DM
Akut:
- KAD
- HONK
- Hipoglikemia
Kronik:
- Mikroangiopati
- Makroangiopati
- Neuropati
diduga
Abses
Laporan Kasus
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Nama
: Ny. WR
Umur
: 44 tahun
Warga negara
: Indonesia
Suku bangsa
: Banjar
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: Kawin
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Alamat
: Jl. A. Yani Km. 2,5 RT. 11 NO. 5 Banjarmasin
Masuk Rumah Sakit : 12 November 2011.
No. RMK
: 96 29 84
•
Keluhan utama :
Bengkak di Mandibula Sinistra
•
Riwayat Penyakit Sekarang :
Os datang dengan keluhan bengkak di bawah telinga sampai belakang. Sebelumnya os
mengalami sakit gigi dan bengkak. Sakit gigi dan bengkak sudah ± 2 minggu yang lalu,
kemudian bengkak bertambah besar sejak 3 hari yang lalu dan lokasinya sampai ke bawahbelakang telinga.. Os mengonsumsi obat sakit gigi selama sakit namun sakit tidak berkurang.
Bengkak bertambah besar dan nyeri. Os tidak bisa makan karena nyeri saat menelan, os juga
tidak leluasa membuka mulut karena rasa nyeri. Os mengaku pendengaran di sebelah kirinya
berkurang. Os mengaku ada riwayat demam, sekitar 5 hari, demam bersifat naik turun, turun
saat diberikan obat penurun demam, namun menurut pasien suhu tidak pernah normal,
demam terutama pada siang hari. Tidak ada menggigil. Os menyangkal adanya batuk dan
sesak napas. Os mengaku sering pusing. Nyeri dada dirasakan hilang timbul, tidak menjalar,
terasa panas di dada bagian depan. Os dibawa ke rumah sakit karena menurut keluarga os
kurang bereaksi terhadap lingkungan sekitar dan os mengeluh sangat nyeri. Os mengaku sering
buang air kecil setiap malam dan sering merasa haus. Os mengeluh mual dan muntah,
muntahan kadang berupa air bercampur dengan lendir, darah (-). Nyeri perut (-). BAK di batas
normal, tidak ada nyeri kencing, tidak ada rasa panas, dan kencing berwarna kekuningan. BAB
masih normal namun sedikit- sedikit.
• Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien mengaku menderita kencing manis 3 tahun yang lalu, pasien
jarang datang ke tenaga kesehatan untuk mengontrol kadar GD dan
tidak menggunakan obat anti diabetes oral secara rutin, pasien juga
menderita hipertensi, asma (-), asam urat (-), penyakit ginjal (-).
• Riwayat Penyakit Keluarga:
Pasien mengaku adanya penyakit kencing manis dan hipertensi,
asma (-), asam urat (-), penyakit ginjal (-).
• Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Tampak lemah
Kesadaran : Komposmentis GCS : 4-5-6
BB: 58 kg TB: 162 cm
• Tanda vital
Tekanan darah: 140/70 mmHg
Suhu : 37 oC RR: 20 x/menit
•
•
•
•
•
Nadi : 136 x/menit
Pemeriksaan Fisik
Kepala dan leher
Kepala: tidak ada deformitas, rambut berwarna hitam, lebat. Wajah asimetris.
Mata : Konjungtiva pucat(-), sklera ikterik (-),tidak ada edema palpebrae.
Telinga: Simetris, tidak ada deformitas, serumen minimal, nyeri tekan dikiri.
Hidung: Bentuk normal dan simetris, PCH (-), epistaksis (-), deformitas (-)
Mulut :Bentuk normal dan simetris, mukosa bibir agak basah, tidak sianotik,lidah/
faring/laring susah dievaluasi karena mulut susah digerakkan karena terasa sakit.
• Leher : Pulsasi vena jugularis tidak tampak, tekanan vena jugularis sulit
dievaluasi, Terdapat benjolan kemerahan, permukaan rata, berbatas
tegas, berukuran ±15 cm x 15 cm, lunak, terfiksasi, nyeri tekan (+), teraba
hangat.
• Pemeriksaan thoraks
Dinding dada : simetris, atrofi otot dada (-)
Pemeriksaan paru
Inspeksi : Gerakan napas simetris
Palpasi : fremitus raba simetris
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara napas vesikuler, ronkhi tidak ada, wheezing tidak ada
Pemeriksaan jantung
Inspeksi : iktus (-), pulsasi jantung (-), voussure cardiaque (-)
Palpasi : iktus (+) ICS V linea midklavikula, suara yang teraba (-), getaran /
Perkusi : batas kanan ICS II-IV linea parasternalis dekstra, batas atas ICS II
parasternalis sinistra, batas bawah ICS V linea midklavikula
sinistra
Auskultasi : S1 dan S2 tunggal, reguler, bising (-), murmur (-), S3 gallop (-)
thrill (-)
linea
Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : tampak datar, lunak, venektasi (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani, nyeri ketuk (-)
Palpasi : supel, tonus otot tidak menurun, turgor cepat
kembali, tidak ada nyeri tekan,
H/L/M tidak teraba, murphy
sign (-).
Pemeriksaan ekstremitas
Akral hangat, tidak ada edema pada ekstremitas superior
ataupun pada ekstremitas inferior, tidak ada parese.
Hasil Lab
12 November 2011
Hasil
Darah Lengkap
Hb
Leukosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
RDW-CV
MCV
MCH
MCHC
Kimia Darah
GDP
Kolesterol Total
Albumin
Total Protein
SGOT
SGPT
Ureum
Kreatinin
13,5 g/dL
17,1 ribu/uL
4,58 jt/uL
40,7 %
267 ribu/uL
13,7%
89,0 fl
29,4 pg
33,1 pg
236 mg/dL
154 mg/dL
4 g/dL
7,4 g/dL
23 U/I
25 U/I
12,0 mg/dL
0,5 mg/dL
2 Januari 2012
28 Desember 2011
Darah Lengkap
Hb
Leukosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
RDW-CV
MCV
MCH
MCHC
Granulosit %
Limfosit %
MID%
Hasil
9,7 g/dL
7,5 ribu/uL
3,59 jt/uL
31,4 %
253 ribu/uL
17,4%
87,7 fl
27 pg
30,8 pg
47,6
44,8
7,6
Hasil
Darah Lengkap
Hb
Leukosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
RDW-CV
MCV
MCH
MCHC
Limfosit %
11,6 g/dL
9,3 ribu/uL
4,08 jt/uL
36 %
320 ribu/uL
17%
88,3 fl
28,4 pg
32,2 pg
21,8
Urinalisa 28/12/11
Hasil Kultur
Hasil
Urinalisa
Warna-kekeruhan
BJ
pH
keton
protein-albumin
glukosa
bilirubin
darah samar
nitrit
urobilinogen
leukosit
Urinalisa (Sedimen)
Leukosit
Eritrosit
Epithel
Bakteri
Kristal
Lain-lain
Kuning keruh
1,025
6,0
Neg
Neg
Neg
Neg
Neg
Neg
0,2
+3
15-20
1-2
+1
Neg
Neg
Caox 2+
Hasil Kultur
- 22 Nov : Enterobacter cloacea
- 15 Des : Proteus mirabilis
22n
ov
15des
2
RADIOLOGIS
1
-THORAKS FOTO
-Cor dalam batas normal, kedua sudut
kostofrenikus dan kardiofrenikus tajam,
pinggang jantung normal.
-Pada pulmo tampak peningkatan corakan
bronkovaskular, hilus normal, terdapat deviasi
trakea ke kanan (1), tidak ada penarikan
jantung, sela iga normal.
-Muskuloskeletal tidak ditemukan emfisema
subkutis, tidak ditemukan fraktur maupun
kelainan lainnya.
-Terdapat bayangan opak di leher bagian atas.
Bayangan opak homogen berbatas tegas tepi
reguler (2)
Pada foto panoramik, didapatkan gangren pulpa dan missing (+)
• Hasil FNAB PA
• Makroskopik
– Dilakukan FNAB- dengan 2 puncture pada lesi colli, batas tak tegas,
keras, kemerahan, hanya didapatkan sedikit sampel.
• Mikroskopik
– Menunjukkan apusan sedikit sel-sel yang terdiri dari sel – sel radang
kronik limfosit dan beberapa sel atipik. Tak didapatkan sel ganas pada
sediaan ini.
• Kesimpulan
– FNA-B Colli
– Radang Kronik dengan sel atipik
Pengobatan yang Didapat Selama di Rawat di RSUD Ulin
• IVFD NaCl 0,9% + drip
sohobion
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
•
Inf. Metronidazole
Inj. Cefotaxime
antibiotik
Inj. Ceftazidine
Inj. Fosfomycin
Inj. Merosan
Inj. Ranitidin
Inj. Ondansentron
simptomatis
Inj. Ketorolac
Inj. Novorapid
insulin
Inj. Levemir
Fleet Enema
simptomatis
Dulcolax supp
PO:
–
–
–
–
–
–
–
Metformin 500mg
Glibenclamid
Clindamycin 500mg
Aspilet
MST
Tramadol 500 mg
Laxadin syr
OHO
antibiotik
simptomatik
Daftar Masalah
Abses
Diabetes
Mandibula
Melitus Tipe II
PEMBAHASAN
Diabetes Melitus tipe II uncontrolled
Analisis
Monitoring
Abses Mandibula
Analisis
Monitoring
Abses Mandibula dan Diabetes
Melitus
• Korelasi ini berdasarkan pada status glikemik
pasien diabetes dan komplikasi klasik yang
biasa terjadi pada diabetes seperti retinopati,
nefropati, neuropati, penyakit makrovaskular
dan mekanisme penyembuhan luka
berpengaruh terhadap pembentukan infeksi
dan terjadinya abses.
• Adanya kontrol yang buruk pada pasien
diabetes akan meningkatkan risiko komplikasi
diabetes.
Abses Mandibula dan Diabetes
Melitus
• Beberapa mekanisme yang telah disebutkan
diatas dapat dibagi menjadi:
– Fungsi Sel
– Perubahan dalam Penyembuhan Luka
– Mekanisme inflamasi
– Sitokin Pro-Inflamasi
Skema Korelasi antara DM dengan Abses
Penatalaksanaan
Diabetes Melitus
• Pilar Utama Pengendalian
DM:
–
–
–
–
Edukasi
Diet
Olahraga
Obat - obatan
Abses Mandibula
• Antibiotika
– Antibiotika terhadap kuman
aerob dan anaerob harus
diberikan. Dapat diberikan
ceftriakson dengan
metronidazol. Sebelum
menunggu hasil kultur.
• Insisi dan Perawatan abses
• Pada pasien ini, penatalaksanaan sudah sesuai
dengan penyakit, diberikan antibiotik untuk
mengatasi absesnya dan diberikan insulin
serta obat anti diabetes oral untuk membantu
mengontrol kadar glukosa darah. Selain kedua
obat utama yang diberikan, juga diberikan
obat simptomatik sesuai gejala yang
dikeluhkan pasien.
Follow Up
Tanda Vital
RR
Suhu
Nadi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Kadar Glukosa Darah
GD2PP
GDP
GDS
Kadar Glukosa Terendah
GDS= 163 md/dL
GDP= 47 mg/dL
GD2PP = 70 mg/dL
Kadar Glukosa Tertinggi
GDS= 209 md/dL
GDP= 290 mg/dL
GD2PP = 361 mg/dL
Prognosis
Diabetes Melitus
Abses Mandibula
Bergantung Pada
PENGENDALIAN KADAR GLUKOSA
DARAH SESUAI TARGET
(GDP
Diabetes Melitus tipe II dengan
Abses Mandibula
Oleh:
Rahmah Wartania P
Pembimbing:
dr. Agus Yuwono, Sp.PD
Bagian SMF Penyakit Dalam
FK UNLAM/ RSUD Ulin Banjarmasin
P
E
N
D
A
H
U
L
U
A
N
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit gangguan
metabolik yang ditandai dengan hiperglikemi. Kelainan
ini akibat gangguan sekresi insulin oleh sel β pancreas,
resistensi insulin, atau keduanya.
Kriteria DM
GDP > 126 mg/dL dan
GD2PP >200 mg/dL
Diperkirakan 246
juta orang di dunia
menyandang
diabetes.
Komplikasi DM
Akut:
- KAD
- HONK
- Hipoglikemia
Kronik:
- Mikroangiopati
- Makroangiopati
- Neuropati
diduga
Abses
Laporan Kasus
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Nama
: Ny. WR
Umur
: 44 tahun
Warga negara
: Indonesia
Suku bangsa
: Banjar
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: Kawin
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Alamat
: Jl. A. Yani Km. 2,5 RT. 11 NO. 5 Banjarmasin
Masuk Rumah Sakit : 12 November 2011.
No. RMK
: 96 29 84
•
Keluhan utama :
Bengkak di Mandibula Sinistra
•
Riwayat Penyakit Sekarang :
Os datang dengan keluhan bengkak di bawah telinga sampai belakang. Sebelumnya os
mengalami sakit gigi dan bengkak. Sakit gigi dan bengkak sudah ± 2 minggu yang lalu,
kemudian bengkak bertambah besar sejak 3 hari yang lalu dan lokasinya sampai ke bawahbelakang telinga.. Os mengonsumsi obat sakit gigi selama sakit namun sakit tidak berkurang.
Bengkak bertambah besar dan nyeri. Os tidak bisa makan karena nyeri saat menelan, os juga
tidak leluasa membuka mulut karena rasa nyeri. Os mengaku pendengaran di sebelah kirinya
berkurang. Os mengaku ada riwayat demam, sekitar 5 hari, demam bersifat naik turun, turun
saat diberikan obat penurun demam, namun menurut pasien suhu tidak pernah normal,
demam terutama pada siang hari. Tidak ada menggigil. Os menyangkal adanya batuk dan
sesak napas. Os mengaku sering pusing. Nyeri dada dirasakan hilang timbul, tidak menjalar,
terasa panas di dada bagian depan. Os dibawa ke rumah sakit karena menurut keluarga os
kurang bereaksi terhadap lingkungan sekitar dan os mengeluh sangat nyeri. Os mengaku sering
buang air kecil setiap malam dan sering merasa haus. Os mengeluh mual dan muntah,
muntahan kadang berupa air bercampur dengan lendir, darah (-). Nyeri perut (-). BAK di batas
normal, tidak ada nyeri kencing, tidak ada rasa panas, dan kencing berwarna kekuningan. BAB
masih normal namun sedikit- sedikit.
• Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien mengaku menderita kencing manis 3 tahun yang lalu, pasien
jarang datang ke tenaga kesehatan untuk mengontrol kadar GD dan
tidak menggunakan obat anti diabetes oral secara rutin, pasien juga
menderita hipertensi, asma (-), asam urat (-), penyakit ginjal (-).
• Riwayat Penyakit Keluarga:
Pasien mengaku adanya penyakit kencing manis dan hipertensi,
asma (-), asam urat (-), penyakit ginjal (-).
• Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Tampak lemah
Kesadaran : Komposmentis GCS : 4-5-6
BB: 58 kg TB: 162 cm
• Tanda vital
Tekanan darah: 140/70 mmHg
Suhu : 37 oC RR: 20 x/menit
•
•
•
•
•
Nadi : 136 x/menit
Pemeriksaan Fisik
Kepala dan leher
Kepala: tidak ada deformitas, rambut berwarna hitam, lebat. Wajah asimetris.
Mata : Konjungtiva pucat(-), sklera ikterik (-),tidak ada edema palpebrae.
Telinga: Simetris, tidak ada deformitas, serumen minimal, nyeri tekan dikiri.
Hidung: Bentuk normal dan simetris, PCH (-), epistaksis (-), deformitas (-)
Mulut :Bentuk normal dan simetris, mukosa bibir agak basah, tidak sianotik,lidah/
faring/laring susah dievaluasi karena mulut susah digerakkan karena terasa sakit.
• Leher : Pulsasi vena jugularis tidak tampak, tekanan vena jugularis sulit
dievaluasi, Terdapat benjolan kemerahan, permukaan rata, berbatas
tegas, berukuran ±15 cm x 15 cm, lunak, terfiksasi, nyeri tekan (+), teraba
hangat.
• Pemeriksaan thoraks
Dinding dada : simetris, atrofi otot dada (-)
Pemeriksaan paru
Inspeksi : Gerakan napas simetris
Palpasi : fremitus raba simetris
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara napas vesikuler, ronkhi tidak ada, wheezing tidak ada
Pemeriksaan jantung
Inspeksi : iktus (-), pulsasi jantung (-), voussure cardiaque (-)
Palpasi : iktus (+) ICS V linea midklavikula, suara yang teraba (-), getaran /
Perkusi : batas kanan ICS II-IV linea parasternalis dekstra, batas atas ICS II
parasternalis sinistra, batas bawah ICS V linea midklavikula
sinistra
Auskultasi : S1 dan S2 tunggal, reguler, bising (-), murmur (-), S3 gallop (-)
thrill (-)
linea
Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : tampak datar, lunak, venektasi (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani, nyeri ketuk (-)
Palpasi : supel, tonus otot tidak menurun, turgor cepat
kembali, tidak ada nyeri tekan,
H/L/M tidak teraba, murphy
sign (-).
Pemeriksaan ekstremitas
Akral hangat, tidak ada edema pada ekstremitas superior
ataupun pada ekstremitas inferior, tidak ada parese.
Hasil Lab
12 November 2011
Hasil
Darah Lengkap
Hb
Leukosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
RDW-CV
MCV
MCH
MCHC
Kimia Darah
GDP
Kolesterol Total
Albumin
Total Protein
SGOT
SGPT
Ureum
Kreatinin
13,5 g/dL
17,1 ribu/uL
4,58 jt/uL
40,7 %
267 ribu/uL
13,7%
89,0 fl
29,4 pg
33,1 pg
236 mg/dL
154 mg/dL
4 g/dL
7,4 g/dL
23 U/I
25 U/I
12,0 mg/dL
0,5 mg/dL
2 Januari 2012
28 Desember 2011
Darah Lengkap
Hb
Leukosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
RDW-CV
MCV
MCH
MCHC
Granulosit %
Limfosit %
MID%
Hasil
9,7 g/dL
7,5 ribu/uL
3,59 jt/uL
31,4 %
253 ribu/uL
17,4%
87,7 fl
27 pg
30,8 pg
47,6
44,8
7,6
Hasil
Darah Lengkap
Hb
Leukosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
RDW-CV
MCV
MCH
MCHC
Limfosit %
11,6 g/dL
9,3 ribu/uL
4,08 jt/uL
36 %
320 ribu/uL
17%
88,3 fl
28,4 pg
32,2 pg
21,8
Urinalisa 28/12/11
Hasil Kultur
Hasil
Urinalisa
Warna-kekeruhan
BJ
pH
keton
protein-albumin
glukosa
bilirubin
darah samar
nitrit
urobilinogen
leukosit
Urinalisa (Sedimen)
Leukosit
Eritrosit
Epithel
Bakteri
Kristal
Lain-lain
Kuning keruh
1,025
6,0
Neg
Neg
Neg
Neg
Neg
Neg
0,2
+3
15-20
1-2
+1
Neg
Neg
Caox 2+
Hasil Kultur
- 22 Nov : Enterobacter cloacea
- 15 Des : Proteus mirabilis
22n
ov
15des
2
RADIOLOGIS
1
-THORAKS FOTO
-Cor dalam batas normal, kedua sudut
kostofrenikus dan kardiofrenikus tajam,
pinggang jantung normal.
-Pada pulmo tampak peningkatan corakan
bronkovaskular, hilus normal, terdapat deviasi
trakea ke kanan (1), tidak ada penarikan
jantung, sela iga normal.
-Muskuloskeletal tidak ditemukan emfisema
subkutis, tidak ditemukan fraktur maupun
kelainan lainnya.
-Terdapat bayangan opak di leher bagian atas.
Bayangan opak homogen berbatas tegas tepi
reguler (2)
Pada foto panoramik, didapatkan gangren pulpa dan missing (+)
• Hasil FNAB PA
• Makroskopik
– Dilakukan FNAB- dengan 2 puncture pada lesi colli, batas tak tegas,
keras, kemerahan, hanya didapatkan sedikit sampel.
• Mikroskopik
– Menunjukkan apusan sedikit sel-sel yang terdiri dari sel – sel radang
kronik limfosit dan beberapa sel atipik. Tak didapatkan sel ganas pada
sediaan ini.
• Kesimpulan
– FNA-B Colli
– Radang Kronik dengan sel atipik
Pengobatan yang Didapat Selama di Rawat di RSUD Ulin
• IVFD NaCl 0,9% + drip
sohobion
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
•
Inf. Metronidazole
Inj. Cefotaxime
antibiotik
Inj. Ceftazidine
Inj. Fosfomycin
Inj. Merosan
Inj. Ranitidin
Inj. Ondansentron
simptomatis
Inj. Ketorolac
Inj. Novorapid
insulin
Inj. Levemir
Fleet Enema
simptomatis
Dulcolax supp
PO:
–
–
–
–
–
–
–
Metformin 500mg
Glibenclamid
Clindamycin 500mg
Aspilet
MST
Tramadol 500 mg
Laxadin syr
OHO
antibiotik
simptomatik
Daftar Masalah
Abses
Diabetes
Mandibula
Melitus Tipe II
PEMBAHASAN
Diabetes Melitus tipe II uncontrolled
Analisis
Monitoring
Abses Mandibula
Analisis
Monitoring
Abses Mandibula dan Diabetes
Melitus
• Korelasi ini berdasarkan pada status glikemik
pasien diabetes dan komplikasi klasik yang
biasa terjadi pada diabetes seperti retinopati,
nefropati, neuropati, penyakit makrovaskular
dan mekanisme penyembuhan luka
berpengaruh terhadap pembentukan infeksi
dan terjadinya abses.
• Adanya kontrol yang buruk pada pasien
diabetes akan meningkatkan risiko komplikasi
diabetes.
Abses Mandibula dan Diabetes
Melitus
• Beberapa mekanisme yang telah disebutkan
diatas dapat dibagi menjadi:
– Fungsi Sel
– Perubahan dalam Penyembuhan Luka
– Mekanisme inflamasi
– Sitokin Pro-Inflamasi
Skema Korelasi antara DM dengan Abses
Penatalaksanaan
Diabetes Melitus
• Pilar Utama Pengendalian
DM:
–
–
–
–
Edukasi
Diet
Olahraga
Obat - obatan
Abses Mandibula
• Antibiotika
– Antibiotika terhadap kuman
aerob dan anaerob harus
diberikan. Dapat diberikan
ceftriakson dengan
metronidazol. Sebelum
menunggu hasil kultur.
• Insisi dan Perawatan abses
• Pada pasien ini, penatalaksanaan sudah sesuai
dengan penyakit, diberikan antibiotik untuk
mengatasi absesnya dan diberikan insulin
serta obat anti diabetes oral untuk membantu
mengontrol kadar glukosa darah. Selain kedua
obat utama yang diberikan, juga diberikan
obat simptomatik sesuai gejala yang
dikeluhkan pasien.
Follow Up
Tanda Vital
RR
Suhu
Nadi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Kadar Glukosa Darah
GD2PP
GDP
GDS
Kadar Glukosa Terendah
GDS= 163 md/dL
GDP= 47 mg/dL
GD2PP = 70 mg/dL
Kadar Glukosa Tertinggi
GDS= 209 md/dL
GDP= 290 mg/dL
GD2PP = 361 mg/dL
Prognosis
Diabetes Melitus
Abses Mandibula
Bergantung Pada
PENGENDALIAN KADAR GLUKOSA
DARAH SESUAI TARGET
(GDP