PENGARUH PERBEDAAN PENETAPAN TARIF JASA KAMAR HOTEL TERHADAP PENDAPATAN JASA SEWA KAMAR : Studi Kasus pada The Cipaku Garden Hotel Bandung.

(1)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

196/UN40.FPEB.1.PL/2013

PENGARUH PERBEDAAN PENETAPAN TARIF JASA

KAMAR HOTEL TERHADAP PENDAPATAN JASA

SEWA KAMAR

(Studi Kasus pada The Cipaku Garden Hotel Bandung)

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian sidang Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi

Disusun Oleh: VIKA ROMIA TESSA

NIM. 1002847

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PERBEDAAN PENETAPAN TARIF JASA KAMAR

HOTEL TERHADAP PENDAPATAN JASA SEWA KAMAR

(Studi Kasus pada The Cipaku Garden Hotel Bandung)

Oleh Vika Romia Tessa

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Vika Romia Tessa 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

september 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)


(4)

Vika Romia tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar (studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PENGARUH PERBEDAAN PENETAPAN TARIF JASA KAMAR HOTEL TERHADAP PENDAPATAN JASA SEWA KAMAR

(Studi Kasus pada The Cipaku Garden Hotel Bandung) Oleh:

Vika Romia Tessa 1002847

Pembimbing I : Drs. Karli Soedijatno, M.Si., Ak

Pembimbing II : Denny Andriana, SE.,MBA., AK., CMA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antara penetapan tarif jasa sewa kamar Hotel dengan menggunakan metode

traditional costing dan metode activity based costing, dan pengaruh perbedaan

tenetapan tarif tersebut terhadap pendapatan sewa kamar. variabel-variabel yang digunakan adalah tarif sewa kamar dengan menggunakan metode traditional

costing, dan tarif sewa kamar yang dihitug dengan menggunakan metode activity based costing. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data sekunder untuk

menghitung tarif dengan metode activity based costing, melalui laporan laba rugi tahun, rincian biaya, dan tingkat hunian kamar.

Penelitian ini digolongkan dalam penelitian terapan dengan metode penelitian eksperimen. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling. Ada pun analisis statistik yang digunakan adalah uji beda dua sampel untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara penetapan tarif menggunakan metode traditional (X1) dan

metode activity based costing (X2) . Kemudian uji korelasi, untuk menguji tinggi

rendahnya pengaruh variabel (X1 dan X2) terhadap pendapatan sewa kamar (Y)

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap perhitungan tarif sewa kamar antara metode traditional dan metode Activity Based Costing. Sedangkan untuk pengaruh variabel X terhadap Y menunjukkan korelasi rendah.


(5)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ABSTRAK

ABSTRACT

DAFTAR ISI i

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 15

1.3 Tujuan Penelitian 15

1.4 Manfaat Penelitian 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGK PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka 17

2.1.1 Pengertian Hotel 17

2.1.1.1Pengertian Tarif 19

2.1.1.2Komponen Tarif 19

2.1.2 Pengertian Akuntansi Biaya dan Biaya 20

2.1.3 Klasifikasi Biaya 22


(6)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii

2.1.4 Harga Pokok Produksi 25

2.1.4.1Pengertian Harga Pokok Produksi 25

2.1.4.2Sistem Biaya Traditional 28

2.1.4.2.1 Konsep Dasar Sistem Biaya Traditional 28

2.1.4.2.2 Kelebihan Dan Kelemahan Sistem Biaya Traditional 29

2.1.5 Sistem Activity Based Costing 32

2.1.5.1Konsep Dasar Activity-Based costing (ABC) System 33 2.1.5.2Kelebihan Dan Kelemahan Activity Based Costing 37

2.1.6 Metode Perhitungan Penetapan Tarif Kamar 39

2.1.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tarif Kamar 45

2.1.8 Activity Based Costing Untuk Perusahaan Jasa 47

2.1.9 Konsep Pendapatan 48

2.1.9.1Definisi Pendapatan 48

2.1.9.2Sumber-sumber Pendapatan 50

2.1.9.3Pengukuran dan Pengakuan Pendapatan menurut SAK 51

2.2Kerangka Pemikiran 54

2.2.1 Penelitian Terdahulu 58

2.3Hipotesis 59

BAB III OBJEK dan METODE PENELITIAN


(7)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iii

3.2Metode Penelitian 62

3.2.1 Desain penelitian 62

3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel 64

3.2.3 Populasi dan Sample Penelitian 66

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data 68

3.2.5 Teknik Analisis Data 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian 75 4.1.1 Sejarah Singkat The Cipaku Garden Hotel 75 4.1.2 Perhitungan Harga Pokok Kamar Menggunakan Metode Traditional 76

4.1.3 Perhitungan Harga Pokok Kamar Menggunakan Metode Activity Based costing 81

4.1.4 Analisis Statistik 94

4.1.4.1 Uji Beda Dua Sampel 94

4.1.4.2 Uji Korelasi 98

4.1.4.2 Uji Korelasi Determinasi 98

4.2 Pembahasan 102

4.2.1 Penetapan Tarif Sewa Kamar Hotel 102

4.2.1.1 Penetapan Tarif Sewa Kamar dengan Metode Traditional 102


(8)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iv

4.2.2 Pendapatan Sewa Kamar Hotel 105 4.2.3 Analisis Perbandingan Penetapan Tarif Sewa Kamar Hotel dengan

Metode Traditional dan Metode Activity Based Costing 105 4.2.4 Pengeruh Perbedaan Tarif Sewa Kamar Hotel dengan Menggunakan

Metode Traditional Terhadap Pendapatan Sewa Kamar 108 4.2.5 Pengeruh Perbedaan Tarif Sewa Kamar Hotel dengan Menggunakan

Metode ABC Terhadap Pendapatan Sewa Kamar 109

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan 111

5.2 Saran 113


(9)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sektor pariwisata merupakan salah satu sumber andalan dalam memperoleh pendapatan nasional Negara, disamping pendapatan yang berasal dari sektor industri migas. Indonesia sebagai salah satu Negara di asia yang memiliki banyak objek wisata dan beranekaragam adat istiadat dari setiap daerah. Ternyata cukup dari memanfaatkan keberadaan objek wisata dan adat istiadat tersebut dapat menarik para wisatawan manca Negara datang berkunjung ke Indonesia.

Salah satu industri pariwisata adalah industri perhotelan. Hotel adalah suatu penginapan yang diwajibkan memenuhi aturan yang berlaku dalam memberikan pelayanan jasanya. Secara fisik hotel adalah suatu bangunan yang terdiri dari beberapa ruang yang dapat digunakan untuk tamu beberapa saat. Berbagai konsep mengenai perhotelan memberikan definisi yang berbeda-beda walaupun tujuannya sama, salah satu definisi hotel yang dikeluarkan oleh pemerintah menurunkan peraturan yang dituangkan melalui surat keputusan Menparpostel (Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi) No. KM 37/PW.340/MPPT-86. Tentang peraturan usaha dan pengelolaan hotel Bab I Pasal I ayar b (dalam Agus Sulastiono, 2006:6) dalam bukunya Manajemen Penyelenggaraan Hotel menyebutkan bahwa :


(10)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagaian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan, dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial”

Sedangkan pengertian akomodasi dalam surat keputusan tersebut adalah: ‘Akomodasi adalah wahana untuk menyediakan pelayanan jasa

penginapan yang dapat dilengkapai dengan pelayanan makan dan

minuman serta jasa lainnya.’

Tujuan dari setiap usaha perhotelan adalah mencari keuntungan dengan menyewakan fasilitas dan/atau menjual pelayanan kepada para tamunya dan, berdasarkan pengertiannya maka usaha atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah:

 Penyewaan Kamar

 Penjualan makan dan minuman

 Menyediakan pelayanan penunjang lain yang bersifat komersial

Dalam persaingan yang semakin ketat, perusahaan dituntut bersikap

responsive atas perubahan yang terjadi dilingkungannya. Perubahan yang

terjadi di lingkungan ekonomi, budaya, teknologi dan lainnya dapat mempengaruhi lingkungan pasar yang dihadapi oleh industri perhotelan. Perubahan lingkungan misalnya inflasi, penurunan daya beli konsumen, kenaikan harga barang-barang dalam mempengaruhi penjualan kamar hotel, dan nilai tukar terhadap rupiah. Oleh sebab itu industri perhotelan dituntut untuk cepat tanggap terhadap perubahan yang terjadi.


(11)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jika perubahan itu terjadi, perusahaan harus meninjau ulang dan merevisi pelaksanaan program, strategi atau bahkan sasarannya. Melalui strategi-strategi yang diterapkan oleh perusahaan, maka diharapkan perusahaan dapat terus bersaing dalam industrinya. Pembuatan strategi tersebut harus melewati rangkaian proses penentuan strategi sampai dengan implementasinya.

Data dari dinas kebudayaan dan pariwisata kota bandung, untuk pertumbuhan hotel berbintang dibandung memiliki tingkat pertumbuhan yang cukup baik dibandingkan daerah lainnya, berikut kalsifikasi perhotelan pada tabel 1.1.

Tabel 1.1

Data Jumlah Hotel Berbintang di Bandung Bintang 5 Bintang 4 Bintang 3 Bintang 2 Bintang 1

2009 6 15 26 15 10 72

2010 7 19 28 16 7 77

2011 9 18 29 22 6 84

2012 8 20 29 18 9 84

Hotel Berbintang

Tahun Total

Sumber:Dinas Kebudayaan dan pariwisata kota bandung,2012

Tabel 1.1 menunjukkan adanya peningkatan jumlah hotel berbintang di Kota Bandung pada setiap tahunnya. Sedangkan dari total keseluruhan jumlah hotel hingga tahun 2012 sebesar 273 hotel berbintang dan melati. Dari perkembangan industri ini menimbulkan persaingan yang semakin ketat, sehingga menuntut adanya inovasi atau pembaharuan dari segi pelayanan yang diberikan kepada pelanggan atau konsumen, sehingga hotel tetap memiliki pelanggan yang loyal.


(12)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengelola objek wisata dan industri perhotelan dituntut untuk dapat mengelolaan sumber daya atau sumber-sumber ekonomis yang dimilikinya secara efektif dan efisien. Pengelolaan ini diukur berdasarkan biaya produk atau jasa yang terjadi dalam memberikan pelayanan kepada konsumen. Jika penetapan biaya produksi secara akurat, maka manajeman perusahaan akan dapat menelusuri profitabilitas dimasing-masing produk atau jasa yang disediakan atau ditawarkan. Keputusan strategis dalam penentuan tarif jasa yang akan ditawarkan kepada konsumen, dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penilaian atau evaluasi atas operasionalisasi yang dilakukan perusahaan.

Semakin menjamurnya perusahaan jasa terutama dibidang pariwisata dan perhotelan, maka semakin ketat persaingan antar hotel. Keberhasilan dalam memenangkan persaingan tersebut ditentukan oleh beberapa hal yang sangat krusial, antara lain service, quality, dan price.

Diawali dari service, yakni kualitas atau ragam pelayanan yang disediakan pihak hotel terhadap pelayanannya misalnya, fasilitas kolam renang yang tersedia di hotel, restoran, fitness center, bar, spa, dan lain sebagainya. Quality merupakan kualitas pelayanan terhadap konsumen, hal ini lebih tertuju kepada kepuasan pelanggan atau konsumen, terhadap suatu jenis pelayanan. Salah satu contoh kualitas pelayanan yang disediakan oleh pihak hotel terhadap pelanggan atau konsumen antara lain kebersihan kolam renang yang selalu terjamin, rasa masakan yang sesuai dengan selera


(13)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konsumen, alat-alat kebugaran yang lengkap atau berfungsi dengan baik, dan keramahan karyawan hotel terhadap tamu hotel.

Selain quality dan service, price merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam menarik pelanggan. Price adalah jumlah nominal yang harus dibayar oleh konsumen atas pelayanan yang diberikan oleh pihak hotel. Jika ada perbandingan antara beberapa hotel dengan quality dan service yang sama dalam hal penentuan harga dan mengabaikan faktor loyalitas konsumen terhadap produsen atau penyedia jasa, maka konsumen akan cenderung memilih hotel yang lebih murah.

Untuk mengatasi hal tersebut maka perusahaan dituntut untuk bisa menjalankan manajemen perusahaan agar menjadi efisien dan kompetitif dalam bersaing. Semakin banyak perusahaan yang bergerak dibidang industri yang sama, maka tingkat persaingan akan semakin tinggi. Oleh karena itu diperlukan strategi-strategi dari manajemen perusahaan yang bisa memenangkan perusahaannya dalam suatu persaingan. Salah satu strategi yang digunakan adalah dengan menekan harga jual produk. Dengan harga jual yang semakin rendah maka tingkat penjualan produk yang ditawarkan akan semakin tinggi tanpa mengabaikan keuntunan yang diharapkan.

The Cipaku Garden Hotel merupakan hotel bintang 3 yang terletak di Jl. Cipaku Indah XI/2 Bandung. Hotel dengan konsep taman yang luas menyediakan restoran dengan pemandangan taman yang menyegarkan. Hotel ini merupakan salah satu dari beberapa hotel yang menawarkan kesejukan,


(14)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kealamian, dan keasrian alam Bandung. Motto dari The Cipaku Garden Hotel

a bland with nature provides comfortable hospitality and creativity”. Selain

karena lokasi yang asri, hotel ini juga dekat dengan beberapa tempat wisata favorit di Bandung antara lain kampung gajah, kampung daun, the peak, sapu lidi cafe, dan rumah mode. Selain itu fasilitas yang disediakan juga cukup memuaskan. Hotel ini menyediakan 87 kamar, Setiap kamar dilengkapi dengan televisi, shower, TV kabel, free welcome drink. Fasilitas Akomodasi, tempat rekreasi dan fasilitas olah raga seperti kolam renang indoor, kolam renang (anak), dan taman. Hotel ini menyediakan layanan hangat dan ramah standar internasional.

Tabel 1.2

Pendapatan per Departemen The Cipaku Garden Hotel Tahun 2009-2011

Departemen Pendapatan 2009 2010 2011

ROOM 4,303,767,573 7,274,265,687 8,118,037,939 F & B 2,875,515,255 3,431,596,155 5,426,709,321 LAUNDRY 17,846,833 26,622,674 34,842,478 SPORT & RECRATION 109,896,157 165,414,213 202,391,764 OTHER INCOME 92,367,420 140,005,408 179,240,432 TOTAL PROFIT 7,399,393,238 11,037,904,136 13,961,221,935

Sumber: Profit&Loss Summary

Berdasarkan tabel di atas, pendapatan dari room department memberikan kontribusi sebesar 58,2% di tahun 2009, 65,9% di tahun 2010, dan 58,1% di tahun 2011 lalu dari total pendapatan yang diterima. Terdapat sedikit penurunan terhadap pendapatan ditahun 2011, hal ini dapat menggambarkan bagaimana persaingan di industri perhotelan.


(15)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan wawancara dengan front Office manager The Cipaku Garden Hotel menjelaskan bahwa, penerapan strategi yang tepat dapat menghasilkan laba diatas rata-rata. Strategi harga pada hotel merupakan salah satu fungsi yang dilaksanakan oleh manajemen hotel. Aktivitas penentuan harga jual sangat strategis karena dengan harga jual yang kompetitif maka hotel akan dapat bertahan dalam persaingan, dan disisi lain juga memberikan keuntungan bagi kelangsungan operational hotel. Pihak-pihak yang terkait dalam penentuan tarif jasa hotel antara lain, Chef Accounting, Revenue

Manager, Income Auditor, dan Front Office Manager. Dalam hal ini Income Auditor sama halnya dengan auditor intern, namun income auditor juga

bertindak sebagai controller.

Penentuan harga jual yang kompetitif salah satu faktor strategis karena jika harga yang ditawarkan terlalu tinggi maka hotel akan mengalami kesulitan dalam memasarkan produknya. Namun disisi lain, bila harga yang ditawarkan terlalu rendah maka hotel akan mengalami kesulitan dalam menutup biaya operationalnya dengan sekaligus tidak dapat memberikan imbalan hasil (Return) yang diharapkan oleh para investor.

Pihak hotel bagian Accounting menjelaskan bahwa, penentuan tarif yang ditawarkan kepada pelanggan masih menggunakan sistem biaya traditional, tidak menggunakan metode Activity Based Costing. Selain itu dilihat dari biaya yang terjadi pada room department dengan mengitung biaya langsung antara lain gaji karyawan, makan karyawan, uniform. Sedangkan


(16)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

biaya tidak langsung untuk room department antara lain, laundry linen,

cleaning supplies, guest supplies, room amanities, printing & stationary, telephone. The cipaku garden hetel memiliki beberapa departemen, antara lain room department, food & beverage, laundry (house keeping) department, Administration&general, sales&marketing, POMEC (Property Operations Maintenance and Energy).

Pihak hotel, bagian marketing menjelaskan bahwa, untuk harga yang ditawarkan telah termasuk tax sebesar 21%, service charge sebesar 10% dan

breakfast untuk 2 orang. Lanjutnya, pendapatan dari service charge untuk

malam tahun baru bisa naik 200% dari hari biasa, hal ini dikarenakan, rata-rata tingkat hunian kamar pada masa itu sangat tinggi.

Hotel biasanya mempunyai beberapa kategori tarif kamar (rate

category). Rate category adalah suatu kategori tarif kamar yang didasarkan

kepada type kamar (seperti kamar standar, superior, dll), ukuran kamar, fasilitas kamar dan perjanjian. Setiap kategori kamar mempunyai tarif normal (normal rate/regular rate) dan tarif spesial. Petugas penerima tamu akan selalu berusaha terlebih dahulu menjual kamar dengan harga normal, kecuali kepada tamu yang sudah mempunyai perjanjian dengan hotel untuk mendapatkan diskon dari tarif normal yang berlaku. Tarif spesial (special

rate) adalah suatu tarif harga kamar yang diberikan kepada tamu rombongan


(17)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tingkat hunian kamar pada waktu-waktu tertentu. Menentukan tarif kamar normal dan diskon merupakan kebijaksanaan manajemen.

Pada masa tertentu hotel akan meningkatkan tarif kamar, salah satunya dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan baku yang terjadi di Food And

Beverage Department, peningkatan klasifikasi hotel, dan fasilitas yang

ditawarkan. Strategi yang diambil oleh pihak hotel dalam memperoleh pelanggan adalah dari tamu rombongan (group), hal ini berjalan dengan sangat baik karena pihak hotel bekerja sama dengan jasa tour and travel dan bergabung dalam www.agoda.web.id, www.booking.com, www.wego.com, dan www.rajakamar.com. Selain itu ditunjang juga dengan penyediaan beberapa fasilitas meeting package, glamour wedding and unique birthday

party, juga pemancingan dan saung sunda, dan beberapa saranan olah raga dan

rekreasi lainnya.

Mursyidi (2010:285) menyatakan bahwa, perhitungan harga pokok yang berkembang dalam dunia industri dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu kalkulasi harga pokok konvensional atau traditional dimana biaya overhead pabrik yang menggunakan tarif ditentukan dimuka berdasarkan sistem plant-wide dan departementalisasi dan kalkulasi harga pokok berdasarkan aktivitas (activity based costing), dimana biaya overhead pabrik dibebankan berdasarkan tarif ditentukan dimuka yang terkait dengan aktivitas produksi.


(18)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada mulanya sistem activity based costing berkembang pada perusahaan manufaktur yang memiliki teknologi tinggi, artinya biaya peralatan jauh lebih besar dibandingkan dengan biaya tenaga kerja, karena mekanisme proses produksi dapat dinyatakan serba otomatis (terkomputerisasi). Namun dapat juga diimplementasikan dalam perusahaan jasa misalnya, jasa telekomunikasi, rumah sakit, hotel, transportasi, atau perusahaan dagang dan distribusi. Sistem activity based costing diterapkan untuk mengidentifikasi keuntungan produk gabungan (product mixes), mengembangkan tingkat efisiensi, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. (Mursyidi,2010:291)

Activity based costing merupakan metodologi penelitian akuntansi

biaya yang memberikan definisi tentang proses, mengidentifikasi apa yang menjadi pemicu proses tersebut, menentukan biaya per-unit dari berbagai macam produk dan jasa, dan menciptakan berbagai macam laporan yang digunakan untuk menghasilkan aktivitas atau kinerja berdasarkan anggaran. Kelebihan utama pengaplikasian activity based costing adalah mencegah atau meminimalkan penyimpangan penetapan biaya produk yang dihasilkan dari alokasi biaya tidak langsung secara sembarang. Activity based costing dapat memberikan informasi yang lengkap mengenai biaya-biaya yang tidak digunakan untuk membuat suatu produk.

Cara kerja activity based costing difokuskan kepada aktivitas yang ada pada siklus produksi. Hal ini dikarenakan aktivitas yang mengkonsumsi


(19)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sumberdaya, kemudian produk atau jasa yang mengkonsumsi aktivitas. Oleh karena itu terdapat hubungan antara cost driver dengan aktivitas. Dengan menggunakan activity based costing maka pengalokasian terhadap sumberdaya akan lebih baik. Activity based costing menghubungkan sumberdaya yang dikonsumsi oleh aktivitas yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan produk atau jasa.

Analisis activity based costing membantu perusahaan untuk mengidentifikasi produk, harga maupun pelanggan yang menguntungkan (profitable) dan yang tidak menguntungkan (unprofitable). Kebijakan selanjutnya perushaaan dapat memutuskan apakah akan melanjutkan atau menghentikan unsur-unsur yang tidak menguntungkan tersebut. (Priyo Hari, 2005:2)

Perbedaan yang mendasar antara sistem kalkulasi harga pokok

trasitional dan sistem activity based costing adalah dalam hal perhitungan.

Dalam sistem traditional hanya mendasarkan pada unit produksi, sedangkan dalam sistem activity based costing menggunakan cost driver. Tabel 1.3 berikut ini memerikan gambaran tentang perbedaan antara activity based

costing dengan sistem traditional.

Tabel 1.3

Perbedaan antara Activity Based Costing dan sistem tradisional

Keterangan Activity Based Costing Siatem Tradisional

Dasar Alokasi Aktivitas Unit produksi, jam tenaga

kerja,dsb Fokus Pengukuran Cost, kualitas, skala produk,

data keuangan, dan waktu

Kinerja keuangan jangka pendek


(20)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Klasifikasi biaya Biaya variabel jangka pendek, biaya variable jangka panjang dan biaya tetap

Biaya variabel dan biaya tetap

Sumber: (tunggal 2000,lambert dan whitworth 1996)

Alokasi overhead berdasarkan aktivitas berimplikasi pada pengukuran biaya produk yang akurat. Pemanfaatan activity based costing mengurangi kemungkinan terlalu bervariasi selisih biaya produk dibandingkan dengan yang dianggarkan (biaya actual relative mendekati yang dianggarkan). Bagi perusahaan yang berproduksi massal, hal ini merupakan keuntungan tersendiri mengingat dampaknya pada penentuan harga jual produk yang tidak terlalu tinggi. (Priyo Hari, 2005:2).

Selain itu secara internal pemanfaatan activity based costing mendorong efektivitas pengendalian internal. Penganggaran biaya produk akan lebih tepat dikarenakan perusahaan mampu mendeteksi adanya pemborosan sehingga penganggaran yang berlebih (over budget) dapat dihindari lebih dini. Kemampuan untuk menghindari pemborosan ini mendorong perusahaan untuk menghasilkan produk yang lebih berkualitas. Secara teoritis, apabila biaya produk yang dianggarkan tetap sama, maka selisih yang ada dapat dimanfaatkan untuk menambah nilai (mutu) dari produk itu sendiri. (Priyo Hari, 2005:3).

Keunggulan lain activity based costing adalah kemampuan untuk membantu produksi secara tepat waktu. Produk dianggap mengkonsumsi aktivitas; dari deteksi yang dilakukan, memungkinkan adanya temuan


(21)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

aktivitas yang sesungguhnya tidak bernilai tambah. Apabila diperoleh temuan tersebut, paling tidak ada dua kemungkinan langkah yang diambil; pertama perusahaan akan mengganti dengan aktivitas yang bernilai tambah dan yang

kedua perusahaan akan mengeliminasi aktivitas tersebut. Apabila kemungkinan kedua yang dipilih selain dapat mengurangi biaya produk, hal ini berarti juga proses produksi dapat berjalan lebih singkat, sehingga produk dapat lebih cepat dipasarkan. (Priyo Hari,2005:3)

Tidak banyak orang yang memahami bahwa harga pokok produk atau jasa menggambarkan kemampuan suatu organisasi dalam memproduksi barang atau jasa. Semakin tinggi kemampuan mengelola biaya (cost), maka semakin baik produk atau jasa yang ditawarkan kepada pelanggan baik dari segi harga maupun kualitas. Pengendalian biaya akan lebih efektif bila biaya-biaya tersebut diklasifikasikan dan dialokasikan dengan tepat.

Penelitian tentang activity based costing sudah sering dilakukan, berikut beberapa hasil penelitian yang menjadi acuan dalam penulisan penelitian ini:

Odysseas dan Ioannis 2007, dalam international multidisciplinary

journal of tourism, dengan judul “cost accounting in greek hotel enterprises: an empirical approach” tujuan dari penulisannya adalah untuk memberikan wawasan tentang praktek akuntansi biaya di Yunani, dengan melakukan survei ke 85 perusahaan dari sektor hotel dengan menggunakan kuesioner. Hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa perusahaan hotel memiliki struktur biaya


(22)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tetap yang tinggi dan juga proporsi terhadap biaya tidaklangsung yang tinggi. Disimpulkan bahwa sebagian besar hotel menggunakan sistem akuntansi biaya

traditional. Namun, berdasarkan penerapan activity based costing sistem

dianggap lebih memuaskan, menurut analisis statistik, faktor yang sebagian besar mempengaruhi keputusan manajerial hotel didukung dengan sistem

Activity Based Costing termasuk struktur biaya, dan perhitungan biaya

perpelanggan.

Hyun, sang, dan young hoon kim 2010, dalam International CHRIE

Conference-Refereed Track, paper 2, dengan judul “menu analysis for coffee shop operation: using activity based costing” mengungkapkan bahwa “by applying Activity Based Costing (ABC) theory to original menu-engineering methods, manager of a business can be informed about the actual cost and contribution margin of each menu item. The result show that ABC can be an efficient method for maximizing overall profit of a coffee shop business.

Hasilnya dari penelitian menunjukkan bahwa ABC dapat menjadi metode yang efisien untuk memaksimalkan keuntungan keseluruhan bisnis coffee

shop.

Firda Nurfitriana, 2009 dalam skripsi berjudul “perbandingan laba per-pelanggan dalam implementasi metode traditional costing dengan activity

based costing”. Tujuan penelitian untuk mengetahui metode apa yang memberikan hasil analisis laba perpelanggan yang lebih baik. Penelitian dilakukan disebuah industri susu perah CV Sinar Mulya. Hasilnya secara


(23)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

statistik terdapat perbedaan yang signifikan dari laba perpelanggan denggunakan metode activity based costing dengan laba perpelanggan menggunakan traditional costing. Selain itu dengan menggunakan activity

based costing menunjukkan keserasian laba perpelanggan dibandingkan

dengan menggunakan traditional costing.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di industri jasa khususnya Hotel. Dalam penelitian ini penulis mengambil judul: “Pengaruh Perbedaan Penetapan Tarif Jasa Kamar

Hotel Terhadap Pendapatan Jasa Sewa Kamar (Studi Kasus pada The

Cipaku Garden Hotel Bandung)”.

1.1Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara tarif jasa sewa kamar dengan Metode Traditional Costing dengan Metode Activity Based


(24)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagaimana pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa sewa kamar dengan menggunakan Metode Traditional Costing dan Metode Activity Based

Costing terhadap pendapatan sewa kamar.

1.2Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab rumusan masalah yang dikemukaan di atas, yaitu:

1. Untuk mengetahui perbedaaan yang signifikan antara penetapan tarif jasa sewa kamar dengan menggunakan Metode Traditional Costing dan Metode Activity Based Costing.

2. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa sewa kamar dengan menggunakan Metode Traditional Costing dan Metode Activity

Based Costing terhadap pendapatan sewa kamar.

1.3 Manfaat Penelitian

Penulisan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya:


(25)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh pihak hotel sebagai bahan masukan untuk meningkatkan pengawasan dan menjadi informasi sebagai bahan pertimbangan untuk penerapan metode Activity Based

Costing dalam menentukan tarif jasa yang ditawarkan.

2. Kegunaan akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan atau referensi tambahan terhadap penelitian selanjutnya untuk mendukung perkembangan ilmu akuntansi, khususnya yang berkaitan dengan akauntansi biaya dan yang berkaitan dengan akuntansi perhotelan.


(26)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

61 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1Objek Penelitian

Pada penulisan ini, yang menjadi objek penelitian adalah tarif sewa kamar yang masih menggunakan sistem biaya traditional, dan tariff sewa kamar yang dihitung dengan menggunakan metode Activity Based Costing. Penelitian ini dilakukan di The Cipaku Garden Hotel yang berlokasi di Jalan Cipaku Indah XI/2 Bandung, yang merupakan hotel bintang 3. Penulis mengambil lokasi penelitiaan di hotel karena hotel merupakan salah satu industri yang bergerak di bidang jasa yang cukup kompleks dan menarik untuk diteliti.

Hotel dengan konsep taman yang luas menyediakan restoran dengan pemandangan taman yang menyegarkan. Hotel ini merupakan salah satu dari beberapa hotel yang menawarkan kesejukan, kealamian, dan keasrian alam Kota Bandung. Motto dari The Cipaku Garden Hotel “a bland with nature provides comfortable hospitality and creativity”. Hotel ini menyediakan 87 kamar, Setiap kamar dilengkapi dengan televisi, shower, TV kabel, free

welcome drink. Fasilitas Akomodasi, tempat rekreasi dan fasilitas olahraga


(27)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2Metode Penelitian 3.2.1 Desain penelitian

Metode penelitian berkaitan dengan prosedur dan teknik yang harus dilakukan dalam suatu penelitian untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah yang diteliti. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian dengan pendekatan kuantitatif, karena data yang digunakan berbentuk angka-angka.

Menurut Sugiyono (2012:8), jenis-jenis metode penelitian juga dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan dan tingkat kealamiahan (natural setting) objek yang diteliti. Berdasarkan tujuan, metode penelitian dapat diklasifikasikan menjadi penelitian dasar (basic research), penelitian terapan (applied research) dan penelitian kembangan (research dan

development). Selanjutnya berdasarkan tingkat kealamiahan, metode

penelitian dapat dikelompokkan menjadi metode penelitian eksperimen,

survey dan naturalistik.

Penelitian ini digolongkan dalam penelitian terapan (applied

research) dengan metode penelitian eksperimen. Menurut sugiyono

(2012:10) metode penelitian eksperimen merupakan penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu. Metode penelitian eksperimen menyajikan pengaruh penetapan metode activity


(28)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

based costing dalam penentuan tarif sewa kamar hotel.penelitian ini

digolongkan dalam penelitian komparatif dan klausal bila dilihat dari rumusan masalah yang diungkapkan. Menurut Sugiyono (2012:54) komparatif adalah suatu pertanyaan penelitian yang bersifat membandingkan keberadaan suatu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel berbeda, yakni pembandingan tarif sewa kamar hotel dengan menggunakan metode traditional dan metode Activity Based Costing. Sedangkan klausal menurut Sugiyono (2012:56) adalah hubungan yang bersifat sebab akibat, jadi ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (variabel yang dipengaruhi), dalam penelitian ini pengaruh metode traditional dan metode activity based

costing dalam menentukan tarif sewa kamar serta pengaruhnya terhadap

pendapatan sewa kamar.

Desain penelitian yang akan digunakan dalam suatu penelitian karya ilmiah berguna untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian dan juga turut menentukan tujuan penelitian yang ingin dicapai sehingga desain penelitian diperlukan dalam melaksanakan penelitian dari tahap awal hingga sampai pada tahap pelaporan hasil penelitian. Desain penelitian menyangkut metode atau pendekatan dan alasan metode tersebut digunakan dalam penelitian. Hal ini sesuai dengan Pedoman Penulisan Skripsi (2011:17) bahwa “desain penelitian merupakan rencana yang terstruktur berisi pendekatan yang dipakai untuk menjawab


(29)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjelaskan perbandingan antara variabel X1 dan X2 serta pengaruh antara

variabel X1 terhadap variabel Y dan pengaruh antara variabel X2 terhadap

variabel Y.

3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel

Pada dasarnya banyaknya variabel tergantung oleh sederhana atau kompleksnya penelitian. Menurut Sugiyono (2012:59), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkam oleh peneliti untuk dipelajari dan di tarik kesimpulan.

Sesuai dengan judul penelitian “Pengaruh Perbedaan Penetapan Tarif Jasa Kamar Hotel dengan Metode Traditional dan Metode Activity

Based Costing Implikasi Terhadap Pendapatan sewa kamar (Studi Kasus pada The Cipaku Garden Hotel Bandung)” maka variabel yang diungkap

dalam penelitian ini adalah: a. Variabel Bebas (X)

variabel bebas adalah suatu variabel independen atau variabel tidak terikat yang keberadaannya tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Menurut sugiyono 2012:59) variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menajdi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tarif sewa kamar hotel dengan metode traditional dan metode Activity


(30)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel dependen atau variabel tidak bebas yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel terikat atau independen. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono 2012:59). Variabel terikat dalam penlitian ini adalah pendapatan sewa kamar.

Untuk memahami lebih jelas lagi tentang penggunaan kedua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis membuat operationalsasi variabel dalam tabel dibawah ini:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator yang dianalisis Skala

Variabel Bebas (X): tarif sewa kamar hotel

X1 : tarif sewa

kamar hotel dengan Metode Traditional

X2 : tarif sewa

kamar hotel dengan Metode Activity Based Costing

Pengalokasian biaya kepada setiap jenis kamar, berdasarkan biaya yang dikeluarkan room departemen dibagi dengan jumlah kamar yang terjual/tingkat hunian kamar (Occupancy).

1) Mengidentifikasi biaya dan aktivitas yang terjadi. Termasuk biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost). Kemudian biaya tersebut di alokasikan kesetiap jenis


(31)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kamar berdasarkan persentase jumlah kamar disetiap jenis kamar.

2) Mengidentifikasi aktivitas biaya tidak langsung dan level aktivitasnya.

Pengalokasian biaya

berdasarkan aktifitas, yang dibagi menjadi empat kelompok:

a. Unit-level activity costs b. Batch-related activity costs c. Product-sustaining activity costs d. Facility-sustaining activity costs.

3) Mengidentifikasi cost driver. 4) Membebankan biaya Overhead 5) Kemudian menentukan tarif sewa kamar dengan Metode

Activity Based Costing.

Variabel

Terikat (Y): Pendapatan Sewa Kamar Hotel

Total pendapatan sewa kamar (room revenue)= tarif sewa kamar x tingkat hunian kamar (Occupancy)

Rasio

3.2.3 Populasi dan Sample Penelitian


(32)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang tersisi atas: objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh

peneliti unttuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Berdasarkan uraian di atas, yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah tarif kamar, laporan realisasi biaya atau rincian biaya per-departemen, tingkat hunian kamar tahun 2011, dan laporan pendapatan atau laporan laba rugi The Cipaku Garden Hotel Tahun 2009-2011.

Sedangkan menurut Sugiyono (2012: 116), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk memudah penelitian, maka perlu ditetapkan sampel yang merupakan sebagian dari jumlah populasi dengan memperlihatkan keabsahan dari sampel yang diambil.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling, yakni teknik pengambilan sampel yang tidak member peluang/kesempatan sama bagi setiap unsure anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono,2012:120).

Berdasarkan uraian di atas, maka sampel yang dipilih dan digunakan dalam penelitian ini adalah data mengenai perhitungan unit cost pada harga sewa kamar hotel yang ditawarkan 2011 untuk penetapan tarif sewa kamar tahun 2012, biaya per-departemen, tingkat hunian kamar, dan laporan laba rugi tahun 2011. Komponen biaya yang digunakan dalam biaya pokok dengan metode Activity Based Costing sama dengan yang digunakan dengan metode


(33)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

traditional costing, yang membedakan adalah dalam hal pembebanan

biayanya.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa wawancara dengan pihak hotel dan observasi langsung ke perusahaan, sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah telaah dokumen. Telaah dokumen merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati dokumen-dokumen perusahaan yang sesuai dengan objek yang diteliti. Misalnya struktur organisasi dan job description dari masing-masing bagian di kartawan.

3.2.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk analisi data dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Menurut Sugiyono (2012:206), statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Tetapi bila penelitian


(34)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan pada sampel, maka analisisnya dapat menggunakan statistik deskriptif maupun inferensial. Penelitian inferensial merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel danhasilnya diberlakukan untuk populasi. Pada statistik inferensial terdapat statistik parametrisb dan non parametris. Dalam penelitian ini digunakan juga statistik parametris, karena ststistik parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui tatistik atau menguji ukuran populasi melalui sampel. Tahap analisis data dan pengelolaan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Mendapatkan data rincian biaya selama tahun 2011.

2. Mendapatkan tarif jasa sewa kamar yang diterapkan pada tahun 2011 dengan metode traditional.

3. Menghitung tarif jasa sewa kamar dengan metode Activity Based

Costing untuk tahun 2011 sesuai dengan prosedur dibawah ini:

a. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas yang terkait dengan penyewaan kamar.

b. Menentukan biaya atas kegiatan-kegiatan atau aktifitas-aktifitas. Dasar biaya yang digunakan sama dengan dasar biaya yang digunakan dengan metode traditional, yang nantinya akan dibandingkan, serta digolongkan ke dalam jenis biaya langsung dan tidak langsung

c. Mengelompokan aktivitas-aktivitas yang memiliki karakteristik yang sejenis dalam beberapa set yang relevan (kelompok aktivitas).


(35)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Menentukan kelompok homogen (homogenous cost pools) dan cost

driver dari hasil pengelompokkan aktivitas.

e. Menghitung tarif biaya yang masing-masing pool

f. Pembebanan biaya pada tiap type kamar yang terdapat di hotel. 4. Melakukan uji statistik untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang

signifikan antara tarif jasa sewa kamar hotel yang diterapkan dengan metode traditional dengan metode Activity Based Costing. Serta menguji pengaruh penerapan tarif jasa sewa kamar dengan menggunakan metode traditional dan metode Activity Based Costing terhadap pendapatan sewa kamar (room revenue).

Adapun rancangan pengujian hipotesis yang akan dilakukan antara lain: 1) Uji beda Dua sampel

Menurut Sugiyono (2012:211), bentuk hipotesis ada tiga yaitu: hipotesis deskriptif, komaratif, dan asosiatif. Dalam hipotesis komparatif dibedakan menjadi dua, yaitu komparatif untuk dua sampel dan lebih dari dua sampel. Hipotesis komparatif merupakan dugaan ada tidaknya perbedaan secara signifikan nilai-nilai dua kelompok atau lebih. Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen bila datanya berbentuk interval atau rasio, digunakan t-test dua sampel. Uji t digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara penetapan tarif sewa kamar hotel dengan menggunakan metode traditional dan Activity Based Costing. Untuk itu


(36)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diperlukan alat taksir untuk mengetest ada tidaknya perbedaan yang mencakup antara kedua metode tersebut.

Rumus t-test yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi adalah sebagai berikut:

ℎ� �� = X1 − X2 �12 �1−1 +�22(�2−1)

�1+�2−2

1

�1+

1

�2

(Danang Sunyoto,2012:9)

Keterangan: X1= rata-rata sample 1 X2= rata-rata sampel 2 S12= varians sampel 1

S22= varians sampel 2 n1= jumlah populasi 1

n2= jumlah populasi 2

dimana s :

s = (Xi−X) 2

� −1

Tingkat signifikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar

0,95 (95% atau α=0,05), dengan dk = n – 1. Dalam ilmu sosial tingkat

signifikan sebesar 95% atau α=0,05 sudah lazim digunakan karena nilainya

cukup kuat mewakili perbedaan antara variabel-variabel yang di uji. Selanjutnya membandingkan t hitung dengan t tabel untuk pengujian hipotesis. Apabila t hitung lebih kecil atau sama dengan t tabel maka hipotesis: terdapat perbedaan yang signifikan antara perhitungan tarif sewa


(37)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kamar dengan metode traditional dan metode Activity Based Costing ditolak. Dan apabila t hitung lebih besar dari pada t tabel maka hipotesis : terdapat perbedaan yang signifikan antara perhitungan tarif sewa kamar dengan metode traditional dan metode Activity Based Costing diterima.

H0 =tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara perhitungan tarif

sewa kamar dengan metode traditional dan metode activity based

costing

Ha= terdapat perbedaan yang signifikan antara perhitungan tarif sewa kamar dengan metode traditional dan metode activity based

costing

2) Uji korelasi

Tujuan uji korelasi adalah untuk menguji apakah dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat mempunyai hubungan yang kuat ataukah tidak kuat. Dalam penelitian ini terdapat data interval dan sumber yang sama dan berskala rasio. Untuk itu teknik korelasi yang digunakan adalah korelasi pearson product moment.

Rumus Koefisien Korelasi Pearson:

� =

( 2)( 2)

� = � � �−( �)( �

� �2− � 2 � �2− � 2

Dimana: r : koefisien korelasi pearson Xi : Skor Variabel bebas


(38)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yi : Skor Variabel tergantung

n : Ukuran Sampel (Sugiyono ,2012:248)

Setelah menghitung koefisien korelasi parsialmaka selanjutnya dilakukan pengujian kriteria. Kriteria pengujian yang dipakai dalam penelitian ini berpedoman pada ketentuan pemberian interprestasi terhadap koefisien korelasi. Adapun pedoman tersebut adalah nilai koofisien korelasi paling kecil -1 dan paling besar +1. Jika r = koofisien korelasi, nilai r dapat dinyatakan secara matematis sebagai berikut:

-1 ≤ 0 ≤ 1 Dimana:

Tabel 3.2

Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisiensi Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1000 Sangat Kuat (Sugiyono ,2012:248)

3) Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui tinggi rendahnya pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya. Koefisien determinasi merupakan kuadrat dari koefisien korelasi (�2).


(39)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hal ini muncul dari anggapan bahwa semakin tinggi derajat hubungan yang ada cenderung diakibatkan oleh adanya pengaruh dari salah satu. Sehingga kecenderungannya, semakin kuat derajat hubungan akan semakin kuat pula pengaruh yang ada. Adapun rumus koefisien determinasi menurut Sugiyono (2012:215) adalah sebagai berikut :

��= �2 × 100%

Keterangan : KD = Koefisien Determinasi

�2 = Koefisien Korelasi yang dikuadratkan. 5. Menarik kesimpulan berdasarkan uji statistik di atas.


(40)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

75 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1Hasil Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat The Cipaku Garden Hotel

Hotel Cipaku Indah Bandung didirikan pada tanggal 27 September 1983 dalam bentuk CV atas nama Hendro Wibowo beserta putrinya, Luciana Wibowo. Namun sebelum berdirinya CV Cipaku Indah Bandung. Bapak Hendro mendirikan kolam renang terlebih dahulu. Melihat banyaknya pemakai jasa kolam renang maka didirikanlah sebuah hotel yang dekat dengan lokasi kolam renang.

Hotel Cipaku Indah Bandung didirikan diatas tanah seluas 3,5 hektar, dengan modal yang terbatas pihak hotel hanya membangun 32 kamar yang terdiri dari 15 buah family room dan 17 standard room. Untuk bangunan Hotel Cipaku Indah Bandung ini dirancang sendiri oleh pemiliknya karena beliau seorang arsitek. Bentuk bangunan Hotel Cipaku Indah Bandung di design dengan menonjolkan tradisi Indonesia terutama tradisi Yogyakarta, yang dapat dilihat dari bentuk bangunan kamarnya.

Hotel Cipaku Indah Bandung beberapa kali mengadakan perbaikan dan penambahan kamar tahun 1987 penambahan sejumlah 27 kamar, yaitu 4 buah suit room, 5 buah economy room, dan 18 kamar, pada tahun yang sama CV Cipaku Indah Bandung berubah menjadi Perseroan Terbatas


(41)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan nama PT Cipaku Indah. Penambahan kamar dilakukan lagi pada tahun 1989 dari beberapa kali renovasi dan perluasan yang dilakukan, luas bangunan Hotel Cipaki Indah Bandung menjadi sekitar 7900m2. Usaha perbaikan yang dilakukan pemilik maka pada tanggal 3 Juni 1991 Hotel Cipaku Indah dinyatakan memenuhi syarat Hotel Bintang 2 (**) . Dengan berjalannya waktu, Hotel Cipaki Indah berkembang dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas-fasilitas yang menunjang operational hotel dan tanggal 19 Maret 1998 Hotel Cipaku Indah Bandung predikat hotelnya meningkat dari bintang 2 (**) menjadi bintang 3(***) dan pada tahun 2008 Hotel Cipaku Indah mendapatkan piala penghargaan sebagai hotel terbaik 1 bintang (***) dari Pemkot Bandung Dinas Pariwisata.

Pada tanggal 1 Maret 2008 Hotel Cipaku Indah Bandung berganti nama menjadi The Cipaku Garden Hotel.

4.1.2 Perhitungan Harga Pokok Kamar Menggunakan Metode Traditional

Perhitungan harga pokok kamar pada Hotel Cipaku dilakukan untuk setiap bagian atau unit yang menghasilkan Jasa. Biaya-biaya yang diperhitungkan sebagai harga pokok kamar merupakan biaya-biaya yang terjadi pada bagian atau unit penghasil jasa maupun biaya hasil alokasi daribagian atau unit yang bersifat umum. Biaya-biaya dari bagian atau unit yang sifatnya umum ini proses pembebanannya dilakukan dengan cara alokasi. Biasanya alokasi biaya-biaya tersebut didasarkan kontribusi


(42)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendapaan masing-masing bagian atau unit penghasilan jasa kamar terhadap total pendapatan jasa kamar.

Jenis kamar di Hotel Cipaku Garden, antara lain:

1. Economy room, yang berjumlah 5 kamar dengan luas sebesar 28m2 2. Standard room, yang berjumlah 31 kamar dengan luas sebesar

28m2

3. Superior room, yang berjumlah 32 kamar dengan luas sebesar

29m2

4. Deluxe room, yang berjumlah 15 kamar dengan luas sebesar 51m2 5. Jr.Executive room, yang berjumlah 1 kamar dengan luas sebesar

75m2

6. Executive room, yang berjumlah 3 kamar dengan luas sebesar 75m2

Tabel 4.1

Room Rate The Cipaku Garden Hotel

Tahun 2011

Room Type Room Rate (Rp) Economy Room 345,000

Standard Room 460,000

Superior Room 575,000

Deluxe Room 675,000

Jr. Executive Room 775,000

Executive Room 955,000

Sumber: The Cipaku Garden Hotel

Untuk jumlah kamar tersedia untuk dijual dan jumlah hari untuk menginap disetiap jenis kamar selama tahun 2011 pada Hotel Cipaku dapat dilihat pada tabel berikut:


(43)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.2

Jumlah kamar tersedia untuk djual

Jenis Kamar

Jumlah Kamar

Jumlah Kamar Setahun

Persentase Kamar Setahun

(1) (1) x 365 Hari

Economy 5 1825 6%

Standard 31 11315 36%

Superior 32 11680 37%

Deluxe 15 5475 17%

Jr. Executive 1 365 1%

Executive 3 1095 3%

Jumlah 87 31755 100%

Sumber: The Cipaku Garden Hotel

Untuk jumlah hari hunian kamar Hotel Cipaku selama tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3

Jumlah Hari Hunian Kamar The Cipaku Garden Hotel tahun 2011

Bulan Room Type Total

Economy Standard Superior Deluxe Jr. Executive Executive

Januari 71 337 526 242 14 35 1224

Februari 62 385 545 246 12 23 1273

Maret 44 397 463 234 13 21 1171

April 80 364 555 241 17 18 1276

Mei 161 717 582 214 11 20 1704

Juni 86 424 664 306 18 44 1541

Juli 102 641 685 391 19 39 1877

Agustus 41 425 488 235 19 21 1230

september 116 508 616 443 45 43 1771

Oktober 58 681 735 173 8 17 1672

November 108 416 439 234 12 18 1227

Desember 104 725 656 288 20 25 1818

Jumlah 1032 6019 6954 3246 208 324 17783

Sumber: The Cipaku Garden Hotel

Berdasarkan pada kedua tabel diatas, perhitungan dari proses pembebanan biaya dan penentuan harga jual untuk masing-masing jenis


(44)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kamar di The Cipaku Garden Hotel dapat dijelaskan melalui perhitungan sebagai berikut:

a) Tingkat hunian kamar (occupancy) masing-masing jenis kamar selama tahun 2011

Tabel 4.4

Occupancy rate The Cipaku Garden Hotel Tahun 2011

Room Type Jumlah Kamar Terjual (1) Jumlah Kamar Tersedia (2) Occupancy Rate

Economy Room 1032 1825 56.55%

Standard Room 6019 11315 53.19%

Superior Room 6954 11680 59.54%

Deluxe Room 3246 5475 59.29%

Jr. Executive Room 208 365 56.99%

Executive Room 324 1095 29.59%

Total 17783 31755 56.00%

Sumber: Data Diolah

b) Penjualan jasa kamar Hotel untuk masing-masing jenis kamar selama tahun 2011

Tabel 4.5

Gambaran Pendapatan Penjualan Jasa Kamar The Cipaku Garden Hotel Tahun 2011

Room Type Jumlah Kamar Terjual (1) Room Rate (Rp) (2) Room Revenue (1)x(2)

Economy Room 1032 345,000 356,040,000

Standard Room 6019 460,000 2,768,740,000

Superior Room 6954 575,000 3,998,550,000

Deluxe Room 3246 675,000 2,191,050,000

Jr. Executive Room 208 775,000 161,200,000

Executive Room 324 955,000 309,420,000

Total 17783 3,785,000 9,785,000,000


(45)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c) Persentase pendapatan dari masing-masing jenis kamar terhadap pendapatan dari penjualan jenis kamar secara keseluruhan selama tahun 2011

Tabel 4.6

Persentase Pendapatan Penjualan Jasa Kamar The Cipaku Garden Hotel 2011

Room Type

Room Revenue

(1)

Total Room Revenue

Persentase Revenue

(1):(2) x 100%

Economy Room 356,040,000 4%

Standard Room 2,768,740,000 28%

Superior Room 3,998,550,000 9,785,000,000 41%

Deluxe Room 2,191,050,000 22%

Jr. Executive Room 161,200,000 2%

Executive Room 309,420,000 3%

Total 9,785,000,000 9,785,000,000 100%

Sumber: Data Diolah

Dari hasil perhitungan diatas, diperoleh persentase alokasi pendapatan pada setiap jenis kamar terhadap pendapatan penjualan jasa kamar secara keseluruhan. Hasil perhitungan tersebut dalam analisa selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk mengalokasikan pengeluaran biaya-biaya dengan dasar alokasi pendapatan.

Alokasi berdasarkan pendapatan adalah biaya yang didasarkan pada besarnya persentase terhadap jenis kamar terdapat total pendapatan suatu jenis kamar. Jadi, setiap jenis kamar akan menanggung beban biaya aktivitas jasa (harga pokok kamar) sebesar nilai persentase pendapatan yang diperoleh kamar itu sendiri terhadap perolehan pendapatan jasa kamar secara keseluruhan.


(46)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.7

Harga Pokok Produk/Jasa The Cipaku Garden Hotel Tahun 2011

Elemen Biaya Economy Standard Superior Deluxe Jr. Executive Executive

Biaya Langsung 103,605,679 805,688,089 1,163,556,024 637,583,481 46,908,312 90,039,516 Biaya Operational

4% x 2,808,208,680 102,180,339

28% x 2,808,208,680 794,603,955

41% x 2,808,208,680 1,147,548,576

22% x 2,808,208,680 628,812,021

2% x 2,808,208,680 46,262,978

3% x 2,808,208,680 88,800,810

HPP 205,786,018 1,600,292,044 2,311,104,600 1,266,395,502 93,171,290 178,840,326

Jumlah Kamar Terjual 1032 6019 6954 3246 208 324

Harga Pokok Kamar 199,405 265,873 332,342 390,140 447,939 551,976

Sumber: Data diolah dan terlampir

4.1.3 Perhitungan Harga Pokok Kamar dengan Metode Activity Based Costing System

Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam menghitung harga pokok Kamar dengan menggunakan metode Activity Based Costing , antara lain:

1. Mengidentifikasi biaya dan aktivitas yang terjadi.

Mengidentifikasi biaya termasuk dalam biaya langsung atau direct cost dan biaya tidak langsung atau indirect cost. Kemudian biaya tersebut dialokasikan ketiap jenis kamar dari economy, standard, superior,

deluxe, Jr.Executive, executive. Biaya langsung terjadi pada

departemen kamar sedangkan biaya tidak langsung terjadi pada departemen lain selain departemen kamar.


(47)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Aktivitas yang terjadi departemen kamar ialah aktivitas pelayanan kamar. Pengalokasian biaya langsung berdasarkan persentase jumlah kamar yang ada tiap jenis kamar. Berikut perincian biaya langsung yang dialokasikan ke tiap jenis kamar the cipaku garden hotel.

Table 4.8

Alokasi Biaya Langsung ke Tiap Jenis Kamar Tahun 2011 Biaya Langsyng Room

Departemen

Persentase Alokasi

Total

Economy Standard Superior Deluxe Jr. Executive Executive

6% 36% 37% 17% 1% 3%

Gaji Karyawan 64,127,471 397,590,322 410,415,816 192,382,414 12,825,494 38,476,483 1,115,818,000 Makanan Karyawan 9,099,368 56,416,080 58,235,954 27,298,103 1,819,874 5,459,621 158,329,000 Seragam Karyawan 501,149 3,107,126 3,207,356 1,503,448 100,230 300,690 8,720,000 Total Biaya Langsung

73,727,989 457,113,529 471,859,126 221,183,966 14,745,598 44,236,793 1,282,867,000 Sumber: Data Diolah

2. Mengidentifikasi aktivitas biaya tidak langsung dan level aktivitasnya. Tabel 4.9

Identifikasi Aktivitas dan Level Aktivitas

No Aktivitas Level Aktivitas

1 Aktivitas penginapan Unit Level

2 Aktivitas laundry Unit Level

3 Aktivitas pemberian makan pagi Unit Level

4 Aktivitas listrik Facility Level

5 Aktivitas air Facility Level

6 Aktivitas penyusutan Facility Level 7 Aktivitas pemasaran Facility Level


(48)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8 Aktivitas penggajian Facility Level 9 Aktivitas Pemeliharaan Facility Level

3. Mengidentifikasi Cost Driver.

a. Aktivitas penginapan untuk dapat mengalokasikan dapat berdasarkan jumlah tamu yang menginap dan jumlah kamar yang terjual. Tetapi dengan mengingat bahwa biaya-biaya meningkat jika jumlah kamar terjual, maka yang dapat dijadikan sebagai cost

driver adalah jumlah kamar terjual.

b. Aktivitas laundry meliputi pencucian handuk, seprai, dan selimut. Untuk dasar pengalokasian dapat berdasarkan jumlah kamar yang ada dan jumlah kamar terjual. Tetapi pencucian tersebut hanya dilakukan setelah kamar terjual, maka yang dapat dijadikan cost

driver adalah jumlah kamar terjual.

c. Aktivitas pemberian makan pagi ditelusuri secara langsung dengan tarif full breakfast buffet sebesar Rp50,500,-/orang. Untuk dasar pengalokasian dapat berdasarkan jumlah tamu yang menginap dan jumlah kamar yang terjual. Tapi peningkatan biaya pada pemberian makan pagi tergantung pada jumlah tamu yang menginap, maka yang dijadikan cost driver adalah jumlah tamu yang menginap. d. Aktivitas listrik untuk dasar pengalokasian berdasarkan jumlah

kamar terjual, maka cost driver yang tepat adalah jumlah kamar terjual.


(49)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Aktivitas air untuk dasar pengalokasian berdasarkan jumlah kamar terjual, maka cost driver yang tepat adalah jumlah kamar terjual. f. Aktivitas penyusutan untuk dasar pengalokasian dapat berdasarkan

jumlah kamar tersedia dan jumlah kamar terjual. Tetapi aktiva tetap dan peralatan hotel yang disusutkan digunakan untuk semua kamar yang ada, maka, cost driver yang tepat adalah jumlah kamar tersedia.

g. Aktivitas pemasaran dapat dialokasikan berdasarkan jumlah kamar tersedia dan jumlah kamar terjual. Tetapi karena pemasaran dilakukan dengan tujuan untuk menjual semua kamar yang tersedia, maka cost driver yang tepat adalah jumlah kamar tersedia. h. Aktivitas penggajian untuk dasar pengalokasian berdasarkan jumlah jam kerja, maka cost driver yang tepat adalah jumlah jam kerja.

i. Aktivitas pemeliharaan meliputi pemeliharaan gedung dan peralatan hotel dapat dialokasikan berdasarkan jumlah kamar tersedia dan jumlah kamar terjual. Tetapi pemeliharaan gedung dan peralatan hotel tidak hanya dilakukan pada kamar yang terjual, maka cost driver yan tepat adalah jumlah kamar tersedia.


(50)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.10

Cost Pool dan Cost Driver

Cost Pool Cost Driver

Unit Level Activity Pool I

Aktivitas penginapan Aktivitas laundry Aktivitas listrik Aktivitas air

Jumlah kamar terjual Jumlah kamar terjual Jumlah kamar terjual Jumlah kamar terjual

Pool II

Aktivitas pemberian makan pagi Jumlah tamu menginap

Facility Level Activity Pool III

Aktivitas pemasaran Jumlah kamar tersedia

Pool IV

Aktivitas pemeliharaan Aktivitas penyusutan

Jumlah luas lantai Jumlah luas lantai

Pool V

Aktivitas penggajian Jumlah jam kerja

4. Membebankan biaya overhead.

Biaya overhead dibebankan ke berbagai aktivitas dan dikelompokkan ke beberapa cost pool yang sama. Untuk biaya yang berasal dari departemen kamar langsung dibebankan 100% ke kamar, tetapi untuk biaya berasal dari departemen penunjang departemen kamar hanya dibebankan 45% dilihat dari room revenue dan sisanya 55% dibebankan ke aktivitas diluar aktivitas yang berhubungan dengan harga pokok kamar seperti sewa ruangan (meeting package) .


(1)

111

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.2.5 Pengaruh Perbedaan Tarif Sewa Kamar Hotel dengan Menggunakan Metode Activity Based Costing terhadap Pendapatan Sewa Kamar

Berdasarkan nilai koefisien korelasi antara tarif sewa kamar hotel dengan metode activity based costing terhadap pendapatan sewa kamar hotel menunjukan adanya korelasi yang sedang. Hal ini menunjukkan apabila tarif sewa kamar hotel meningkat maka pendapatan sewa kamar akan menurun. Mahalnya tarif sewa kamar akan mempengaruhi minat para konsumen untuk datang ke hotel. Sedangkan korelasi rendah, hal ini dapat dilihat dari pendapatan departemen lain yang juga menghasilkan pendapatan. Dalam prakteknya, The Cipaku Garden Hotel tidak hanya menyedikan layanan penyewaan kamar saja, melainkan memiliki fasilitas pendukung yang memberikan pendapatan yang juga mempengaruhi tingkat occupancy hotel. Penetapan tarif dengan metode activity based costing menggambarkan biaya yang terserap oleh layanan yang diberikan sehingga memiliki pengaruh terhadap pendapatan. Activity based costing dinilai mampu mengukur secara cermat biaya-biaya yang dikeluarkan dari setiap aktivitas untuk menghasilkan tarif yang tepat untuk setiap type kamar yang ditawarkan. Sehinga konsumen membayar tarif sewa kamar sesuai dengan fasilitas dan pelayanan yang diterimanya.


(2)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 111

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil pengujian hipotesis Uji beda dua sampel dengan

menggunakan uji t menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap perhitungan tarif sewa kamar dengan metode traditional dan metode Activity Based Costing. Hal ini dikarenakan pemakaian dasar biaya (cost driver) diantara metode Trasitional dan metode Activity Based Costing tersebut sama, yang membedakan hanyalah pembebanan biayanya saja. Selain itu beberapa biaya memiliki pemicu biaya (cost driver) yang sama dengan metode traditional yakni jumlah kamar yang terjual. Hal ini juga dikarenakan sulitnya menentukan pemicu biaya pada perusahaan jasa, karena jasa yang dihasilkan bukan berbentuk barang, namum berbentuk pelayanan. 2. Dari hasil uji korelasi dilakukan untuk melihat pengaruh metode

Traditional (X1)dan Metode Activity based Costing (X2) terhadap pendapatan (Y).Dilihat dari hasil perhitungan statistik dibandingkan dengan pedoman interpretasi koefisien korelasi. Hasil perbandingan tersebut menunjukkan adanya hubungan Variabel X1 terhadap Y1


(3)

112

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menunjukkan korelasi Rendah sedangkan Variabel X2 terhadap Variabel Y2 menunjukan korelasi sedang. Secara internal dapat dilihat pemanfaatan activity based costing mendorong efektifitas pengendalian internal sehingga penganggaran biaya akan lebih tepat. Beberapa pertimbangan dalam penetapan tarif sewa kamar tersebut salah satunya dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan baku, peningkatan klasifikasi hotel, dan fasilitas ditawarkan.

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, seta kesimpulan diatas, maka peneliti membarikan saran, untuk peneliti selanjutnya yang tertarik dalam permasalahan yang serupa, sebaiknya melakukan penelitian dengan sampel hotel 4 (****) ataupun hotel bintang 5 (*****) yang mana aktivitasnya lebih beragam dan lebih kompleks, dan dapat menganalisis pengaruh hasil informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan. Selain itu, disarankan untuk lebih cermat dalam mengidentifikasi aktivitas pemilihan pemicu biaya (cost driver) lebih ditelusuri lagi sehingga didapatkan pemicu biaya yang benar-benar akurat. Dimungkinkan untuk penelitian dihotel dengan melihat costumer profitability dan time driven (waktu sebagai pemicu).


(4)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Agus Sulastiono. (2005). Manajemen Penyelenggara Hotel. Bandung: Alfabeta Ahmed Riahi Belkaoui. (2006). Accounting Theory-Edisi Lima. Jakarta: Salemba

Empat

Bambang Soetopo. (2009). Akuntansi Perhotelan. Jakarta: Esensi Erlangga Group Cooper, R., &Kaplan,R. (1991). “Profit Priorities From Activity-Based Costing”.

Harvard business Review ,pp. 130-135

Carter, William K. and Usry,Milton F. (2004). Akuntansi Biaya edisi 13. Jakarta: Salemba Empat

Danang Sunyoto, (2012). Prosedur Uji Hipotesis untuk Riset Ekonomi.Bandung: Alfabeta

Dejnega, Oleg. (2011). “Method Time Driven Activity Based Costing”Literatur Review. Volume VI/Issue 1 (15)/Spring, pp. 7-14

Dwi Prastowo Darminto dan Aji Suryo. (2005). Analisis laporan keuangan hotel. Yogyakarta: Andi

Garrison, Ray H. Eric W Noreen. (2000).manajerial Accounting.Jakarta: Salemba Empat.

Godfrey, et all. (2010).accounting theory 7th edition. Australia: John Wiley & Sons Australia. Ltd

Hajiha, Zohreh., Safir, Samad. (2011). “Implementation of Time Driven Activity -Based Costing System And Costomer Profitability Analysis In The

Hospitallity Industry: Evidence From Iran”. Economics and Finance Review. Vol.1 (8) pp, 57-67

Harry Suharman. 2007. “Activity Based Costing Mengatasi Kelemahan Sistem Traditional”. Jurnal Akutansi dan Keuangan. Vol.3 No.2: 45-54.

Hansen, Don R and Maryanne M Mowen. (2004). Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat


(5)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Herdi S. Darmo Soewirjo. (2003). Teori dan Praktek Akuntansi Perhotelan. Yogyakarta: Andi

Ikatan Akuntansi Indonesia. (2012). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat

Islahuzzaman. (2011). Activity Based Costing, teori dan aplikasi. Bandung: Alfabeta

Mulyadi. (2005). Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. Hanke, John E

Mulyadi. (2003). Activity Based Costing “Sistem Informasi Biaya untuk Pengurangan Biaya Edisi 6”. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YPKN

Mursyidi. (2010). Akuntansi Biaya – Convensional costing, just in time, dan Activity-Based Costing. Bandung: Refika Aditama

Kang, Hyun-oh., Lee, Sang-mook.,& Young Hoon Kim.(2010). “Menu Analysis for Coffee Shop Operation: Using Activity-Based Costing” international CHRIE Conference-Refereed Track. Paper 2

Kieso, et all. (2007) Akuntansi Intermediate jilid 2 edisi 12. Jakarta: Erlangga Lambert, Don dan John Whitworth, 1996, How ABC can Help Service

Organization. CMA Management. ABI/INFORM. Hal:24-28

Pavlatos, Odysseas. & Paggios, Loannis. (2007). “Cost Accounting In Greek Hotel Enterprieses: An Empirical Approach”. Tourismos:An International Multidisciplinary jurnal. Volume 2, Number2, Autumn 2,pp. 39-59

Priyo Hadi Adi. (2005). “Implementasi Activity Based Costing Terhadap Kinerja

Perusahaan”. Jurnal Ekonomi dan bisnis. Vol. XI No.2 :101-118 Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta Supriyono. (2002). Akuntansi Manajemen. Yogyakarta : STIE YKPN Tunggal, Amin Widjaja. 2000. Activity Based Costing. Jakarta: Harvarindo

Wiyasha, IMB. (2007). “Akuntansi Manajemenuntuk Hotel dan Restoran”. Yogyakarta: Andi


(6)

Vika Romia Tessa, 2013

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar

(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)

Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu