PENGGUNAAN MEDIA SEEK-SHAKE DALAM MENINGKATKAN PERBENDAHARAAN KATA BENDA PADA SISWA TUNARUNGU.

(1)

Sri Lestari, 2013

Penggunaan Media Seek-Shake Dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Benda Pada Siswa Tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGGUNAAN MEDIA SEEK-SHAKE DALAM MENINGKATKAN

PERBENDAHARAAN KATA BENDA PADA SISWA TUNARUNGU”

Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Terhadap Siswa Kelas Dasar di SLB B-C Nike Ardilla Bandung

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Luar Biasa

Oleh SRI LESTARI

0609086

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

Sri Lestari, 2013

Penggunaan Media Seek-Shake Dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Benda Pada Siswa Tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

Sri Lestari 0609086

“PENGGUNAAN MEDIA SEEK-SHAKE DALAM MENINGKATKAN

PERBENDAHARAAN KATA BENDA PADA SISWA TUNARUNGU”

Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Terhadap Siswa Kelas Dasar di SLB B-C Nike Ardilla Bandung

Disetujui dan disahkan oleh Pembimbing :

Pembimbing I

Dr. Sima Mulyadi, M.Pd NIP. 1960 0214 1982 03 1 003

Pembimbing II

Dr. Nia Sutisna, M.Si NIP. 1957 0131 1986 03 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Luar Biasa FIP UPI

Drs. Sunaryo, M.Pd Nip. 1956 0722 1985 03 1 001


(3)

Sri Lestari, 2013

Penggunaan Media Seek-Shake Dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Benda Pada Siswa Tunarungu


(4)

Sri Lestari, 2013

Penggunaan Media Seek-Shake Dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Benda Pada Siswa Tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi pengalaman peneliti sendiri sebagai guru kelas rendahnya kemampuan anak tunarungu dalam pemahaman kata benda pada kegiatan pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan media Seek Shake sebagai media pembelajaran Bahasa Indonesia dalam meningkatkan perbendaharaan kata benda pada siswa tunarungu. Penelitian ini dilakukan di SLB B-C Nike Ardilla Kota Bandung dengan subjek penelitian siswa tunarungu kelas dasar sebanyak tiga orang. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang terdiri dari dua siklus.

Hasil yang didapat berdasarkan pengamatan peneliti sebagai guru, menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran Seek Shake sangat efektif untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Media pembelajaran Seek Shake dapat dijadikan bahan masukan sebagai alternatif bagi guru dalam meningkatkan perbendaharaan kata benda pada proses pembelajaran.

Media Seek Shake dianggap dapat dijadikan media pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan perbendaharaan kata benda, hal ini dikarenakan siswa lebih antusias serta aktif dalam menerima pembelajaran di dalam kelas dengan menggunakan media Seek Shake.

Atas dasar tersebut disarankan guru untuk menggunakan media pembelajaran yang variatif serta tepat dalam menyajikan pembelajaran di dalam kelas. Hal ini untuk menghindari kejenuhan siswa dalam menerima pembelajaran yang sifatnya monoton. Sehingga guru dituntut untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan di dalam kelas guna tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Kata Kunci : Perbendaharaan kata benda, Media Seek Shake, dan Anak


(5)

Sri Lestari, 2013

Penggunaan Media Seek-Shake Dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Benda Pada Siswa Tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

HALAMAN

KATA PENGANTAR ………. i

ABSTRAK ………..………..……… ii

UNGKAPAN TERIMA KASIH ………. iii

DAFTAR ISI ………. v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GRAFIK ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...………..…. 1

B. Sasaran Tindakan …….………..…….…... 4

C. Identifikasi Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ………..……..………… 5

E. Hipotesis Tindakan ……….. 5

F. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ……… 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR A. Deskripsi Teori ...………..………..… 7

1. Definisi Media Pembelajaran ... 7

2. Media Edukatif Seek Shake ... 10

3. Perbendaharaan kata ... 12

4. Definisi anak tunarungu ... 13


(6)

Sri Lestari, 2013

Penggunaan Media Seek-Shake Dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Benda Pada Siswa Tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Karakteristik anak tunarungu ... 16

B. Kerangka Pemikiran …….………..…….………... 17

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ...………..………..…. 19

B. Setting Penelitian …….………...…….………... 21

C. Siklus Tindakan ...………..………..…… 23

D. Variabel Penelitian ...………..………. 24

E. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas ... 25

F. Kriteria Keberhasilan PTK ... 25

G. Subjek Penelitian ... 25

H. Sumber Data ... 26

I. Instrumen Pengumpulan Data ...………..……… 26

J. Teknik pengolahan data ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ...………..………..…... 32

1. Pretest ... 32

2. Siklus I ... 34

3. Siklus II ... 36

B. Pembahasan ……….…….………..…….………... 40

C. Peningkatan Perbendaharaan Kata Benda ... 41


(7)

Sri Lestari, 2013

Penggunaan Media Seek-Shake Dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Benda Pada Siswa Tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan ...………..………..…. 45

B. Implikasi ………….…….………..…….………... 46

DAFTAR PUSTAKA …………..……… 47

DAFTAR LAMPIRAN ……….. 48


(8)

1

Sri Lestari, 2013

Penggunaan Media Seek-Shake Dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Benda Pada Siswa Tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi dan kehidupan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Maka dari itu, komunikasi memegang peranan penting dalam perkembangan peradaban manusia dari waktu ke waktu. Komunikasi mulai diperoleh manusia sejak lahir. Alat dalam manusia berkomunikasi adalah dengan menggunakan bahasa. Bahasa diciptakan sedemikian rupa agar manusia dapat berinteraksi dan saling bertukar informasi.

Dengan berbahasa, manusia dapat bersosialisasi antara satu dengan lain, baik dalam bertukar pikiran, bertegur sapa, serta dalam memahami perasaan orang lain. Hal itu dilakukan secara lisan maupun tulisan. Komunikasi tak lepas dari perbendaharaan kata yang dimiliki seseorang. Perbendaharaan kata itu sendiri dapat diperoleh melalui interaksi dengan lingkungan, baik melalui membaca maupun dengan pembiasaan yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, perbendaharaan kata merupakan modal dasar manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan serta sebagai media atau alat untuk menguasai berbagai ilmu pengetahuan.

Komunikasi menjadi media bagi manusia dalam berinteraksi. Komunikasi pula yang memungkinkan individu membangun suatu kerangka rujukan dan menggunakannya sebagai panduan untuk menafsirkan situasi apapun yang dihadapinya. Melalui komunikasi juga, manusia memungkinkan mempelajari dan menerapkan strategi untuk mempengaruhi situasi problematika yang akan di masuki.

Agar komunikasi dapat terhubung dengan baik, diperlukan keterampilan dalam berkomunikasi, diantaranya meliputi keterampilan mendengarkan, berbicara dan menulis, yang dipelajari manusia sejak kanak-kanak secara bertahap.

Kemampuan membaca pada tiap anak berbeda-beda. Terlebih bagi anak tunarungu yang menderita gangguan atau hambatan pendengaran. Hal ini


(9)

2 disebabkan karena informasi yang disampaikan pada anak tunarungu kurang dapat ditiru oleh anak tunarungu. Anak tunarungu sangat bergantung pada sisa pendengaran yang ada serta daya penglihatan atau visual yang mereka miliki untuk dapat mengerti komunikasi dua arah.

Adanya gangguan pendengaran yang diderita anak tunarungu menyebabkan perolehan bahasa anak melalui pembelajaran terhambat. Hal ini berdasarkan pengalaman peneliti sebagai guru kelas di SLB B-C Nike Ardilla Kota Bandung selama mengajar di kelas.

Berdasarkan pengalaman peneliti di lapangan selama proses kegiatan belajar mengajar, peneliti menemukan ada beberapa faktor yang menyebabkan minimnya pemerolehan bahasa anak, di antaranya : 1) kurangnya pemanfaatan media pembelajaran yang digunakan guru dalam kegiatan belajar-mengajar sehingga anak tunarungu kurang responsive akan pembelajaran yang diberikan; 2) model pembelajaran yang digunakan guru cenderung monoton sehingga perolehan bahasa anak tunarungu kurang berkembang secara optimal; 3) kurangnya guru memanfaatkan sumber belajar sehingga kegiatan belajar-mengajar terpaku hanya di ruang kelas; dan 4) minimnya literatur sehingga guru anak tunarungu mengalami kemiskinan dalam hal wawasan dan pengetahuan.

Akibat kerusakan organ pendengaran yang dialami anak tunarungu, sehingga dalam proses komunikasi pun anak tunarungu mengalami hambatan. Hambatan-hambatan ini dapat diminimalisasikan dengan strategi yang digunakan dalam melatih bagaimana anak tunarungu dapat menjalankan hidupnya sehingga ia dapat hidup adaptif sesuai dengan potensi yang dimiliki.

Berdasarkan faktor yang menyebabkan rendahnya perolehan perbendaharaan kata dalam komunikasi pada anak tunarungu sebagaimana diuraikan di atas, maka dari hasil diskusi dengan rekan sejawat dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor utama yang menyebabkan rendahnya pengembangan berbahasa anak tunarungu disebabkan karena kurangnya guru memanfaatkan media pembelajaran yang mampu merangsang imajinasi anak tunarungu untuk berpikir secara konkrit. Keadaan ini menjadi salah satu faktor malasnya anak tunarungu dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.


(10)

3 Disaat anak lainnya berlatih mengucap, mengeja bahkan membaca dengan cara meniru. Lain halnya dengan anak tunarungu, karena hambatan yang dimiliki dalam mendengar menjadikan anak tunarungu mengalami kesulitan dalam meniru kata demi kata dalam pengucapan. Oleh karena itu, peran guru sebagai fasilitator penting dalam mengatasi masalah yang menjadi hambatan anak dalam memperoleh pembelajaran di dalam kelas.

Media pembelajaran yang dipergunakan guru selama ini cenderung apa adanya, sehingga kurang merangsang daya fikir anak tunarungu dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas. Fenomena tersebut apabila tidak segera dibenahi maka akan berdampak negatif pada perkembangan kemampuan berbahasa bagi anak tunarungu. Oleh karena itu, peneliti berusaha memodifiksasi media pembelajaran sehingga melahirkan inovasi dalam proses mengajar.

Pada prinsipnya terdapat bermacam-macam media pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca pada anak tunarungu, salah satunya yang dianggap efektif adalah melalui pembelajaran media edukatif Seek Shake. Media pembelajaran Seek Shake mampu merangsang daya fikir serta merangsang perbendaharaan kata. Melalui pemanfaatan media permainan edukatif Seek Shake, memungkinkan persepsi visual anak tunarungu menjadi lebih terangsang sehingga dalam keterampilan membaca mengalami peningkatan secara signifikan. Selain itu, pembelajaran dengan memanfaatkan media permainan edukatif Seek Shake lebih efektif dan efisien karena kegiatan belajar mengajar dapat dilakukan sambil bermain, sehingga dalam diri anak terjadi proses belajar tetapi tidak seperti belajar (learning how to unlearn). Artinya, anak tunarungu diajak untuk bermain sambil mengendalikan perilakunya ke arah kegiatan belajar-mengajar.

Mengacu pada uraian dan pemikiran di atas, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul: “Penggunaan Media Seek Shake Dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Benda Pada Siswa Tunarungu Di Kelas Dasar SLB B-C Nike Ardilla Kota Bandung”.


(11)

4 Adapun sasaran tindakan dalam penelitian ini adalah 3 (tiga) orang siswa SDLB tunarungu yang saat ini berada di kelas 3 SDLB.

Lokasi yang dijadikan penelitian adalah di SLB B-C Nike Ardilla Kota Bandung beralamat di Jalan Kali Cipamokolan Soekarno – Hatta Kecamatan Rancasari Kota Bandung Kode Pos 40292.

C. Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Riduwan (Nurbani, 2009:6) menyatakan, “Identifikasi masalah pada umumnya mendeteksi, melacak, menjelaskan aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dengan variabel yang akan diteliti”.

Adapun identifikasi masalah pada penelitian ini adalah:

a. Kurang berfungsinya indera pendengaran pada anak tunarungu merupakan faktor utama yang menyebabkan minimnya pemahaman kosa kata.

b. Pada umumnya anak tunarungu mengalami keterlambatan dalam belajar, sehingga mereka kurang dapat berfikir kreatif dan cenderung malas menerima pelajaran yang monoton.

c. Proses pembelajaran oleh guru dirasakan belum optimal, dikarenakan metode/teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru belum sesuai dengan hasil yang diharapkan.

d. Dalam proses pembelajaran, guru menerapkan pembelajaran yang bersifat tradisional (konvensional) sehingga pembelajaran yang diterima siswa kurang dapat memicu daya fikir mereka.

e. Penggunaan media edukatif Seek Shake dapat digunakan untuk meningkatkan perbendaharaan kata benda pada siswa tunarungu.

2. Rumusan Masalah

Menurut Nazir (1983 : 43) bahwa rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai titik tolak dalam merumuskan hipotesis penelitian.


(12)

5 Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, dapat dikemukakan permasalahan pokok yang menjadi dasar perumusan masalah penelitian yaitu “Apakah penggunaan media Seek-Shake dapat meningkatkan perbendaharaan kata benda pada siswa tunarungu?”

D. Hipotesis Tindakan

Menurut Arikunto (2002 : 64) “Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.” Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : “Penggunaan Media Edukatif Seek Shake dapat meningkatkan perbendaharaan kata benda pada siswa tunarungu.”

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan penelitian

a. Tujuan Umum

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media Seek Shake dalam meningkatkan perbendaharaan kata benda pada siswa tunarungu.

b. Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui bagaimana perbendaharaan kata benda pada siswa tunarungu sebelum menggunakan media permainan edukatif Seek-Shake.

2) Untuk mengetahui bagaimana perbendaharaan kata benda pada siswa tunarungu setelah menggunakan media permainan edukatif Seek-Shake.

2. Kegunaan Penelitian

Penulis berharap hasil dari penelitian ini ada kegunaannya, diantaranya yaitu:


(13)

6 a. Secara keilmuan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

media pembelajaran yang bervariasi bagi anak tunarungu.

b. Memberikan masukan pada pihak sekolah dan guru SLB spesialisasi tunarungu khususnya, tentang peranan media permainan edukatif Seek Shake untuk meningkatkan perbendaharaan kata benda pada anak berupa rangsang visual karena media ini dilengkapi dengan fasilitas berupa sensor getar dan lampu yang dapat membuat anak lebih tertarik dan terpacu untuk dapat menyelesaikan kepingan puzzle pada media permainan ini.


(14)

Sri Lestari, 2013

Penggunaan Media Seek-Shake Dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Benda Pada Siswa Tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research atau classroom research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas (Arikunto 2006:19).

Karakteristik penelitian tindakan kelas, salah satunya ditunjukkan dengan adanya siklus dimana dalam tiap siklusnya terdiri dari empat langkah, yaitu :

1. Perencanaan (planning) adalah merencanakan program tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan perbendaharaan kata benda pada siswa. 2. Tindakan (acting) adalah pembelajaran yang dilakukan peneliti sebagai

upaya peningkatan perbendaharaan kata benda.

3. Pengamatan (observing) adalah pengamatan terhadap siswa selama pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi (reflection) adalah kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan hasil yang diperoleh dari pengamatan sehingga dapat dilakukan revisi terhadap proses belajar mengajar selanjutnya.


(15)

Sri Lestari, 2013

Penggunaan Media Seek-Shake Dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Benda Pada Siswa Tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

20 Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dalam tiga siklus ini dapat dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3.1

Permasalahan 1 : Pembelajaran bahasa

Indonesia dalam pemahaman kata benda

PBM menggunakan Media Edukatif SEEK SHAKE

Observasi/ Pengamatan Pengumpulan Data Perencanaan 1 Pembelajaran bahasa Indonesia

dalam mengenal kata benda

Refleksi 1

SIKLUS I

Perencanaan 2 Peningkatan siswa dalam

pemahaman kata benda

Pelaksanaan Tindakan 2 Menganalisis peningkatan yang

dihasilkan dalam siklus sebelumnya SIKLUS 2

Observasi/ Pengamatan Pengumpulan Data

Refleksi 2

Perencanaan 3 Peningkatan siswa dalam

pemahaman kata benda selanjutnya

Lanjutan Siklus berikutnya bila diperlukan


(16)

Sri Lestari, 2013

Penggunaan Media Seek-Shake Dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Benda Pada Siswa Tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

21 Model Penelitian Tindakan Kelas

B. Setting Penelitian

Setting dalam penelitian ini meliputi : tempat penelitian, waktu penelitian, dan siklus PTK sebagai berikut.

1. Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada kelas dasar di SLB B-C Nike Ardilla Kota Bandung dalam mata pelajaran bahasa indonesia. Tujuan dipilihnya SLB B-C Nike Ardilla sebagai tempat penelitian karena kurangnya modifikasi media pembelajaran yang ada serta meningkatkan proses pembelajaran khususnya perbendaharaan kata benda pada siswa tunarungu kelas dasar di SLB B-C Nike Ardilla Kota Bandung.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada awal tahun ajaran baru 2012/ 2013, yaitu bulan Juli sampai dengan Agustus 2012. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena Penelitian Tindakan Kelas memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di dalam kelas.

a. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan Juli s.d Agustus 2012. Adapun pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada jam mata pelajaran bahasa Indonesia setiap minggu dilanjutkan bulan Agustus pada minggu ke 1 dan 2.

b. Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus, setiap siklus dilakukan dua kali penelitian.

1) Pelaksanaan siklus I dilakukan setiap hari kamis sesuai jadwal pelajaran bahasa Indonesia yaitu pada tanggal 19 dan 26 Juli 2012. 2) Pelaksanaan siklus II pada tanggal 02 dan 09 Agustus 2012.


(17)

Sri Lestari, 2013

Penggunaan Media Seek-Shake Dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Benda Pada Siswa Tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

22 c. Mata pelajaran yang diteliti yaitu mata pelajaran bahasa Indonesia.

Adapun penataan ruang tersebut dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan: = Pengamat = Guru (Peneliti) = Papan Tulis = Siswa 1 = Siswa 2 = Siswa 3

Gambar 3.2

Pengaturan Ruang Penelitian Berdasarkan posisi duduk siswa dan guru


(18)

Sri Lestari, 2013

Penggunaan Media Seek-Shake Dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Benda Pada Siswa Tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

23

C. Siklus Tindakan

PTK ini dilaksanakan melalui tahap dua siklus untuk melihat peningkatan perbendaharaan kata benda pada anak dalam mengikuti pelajaran bahasa Indonesia melalui penggunaan media Seek Shake. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai seperti apa yang telah diselidiki.

Secara lebih rinci, penelitian tindakan kelas untuk siklus pertama dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Perencanaan

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut :

a. Membuat skenario pembelajaran

b. Membuat lembar observasi untuk melihat kondisi belajar mengajar di kelas ketika menggunakan metode konvensional yaitu metode pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran.

Dalam pembelajaran metode konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan dan kemudian menggunakan metode pengayaan kosakata (Djamarah :1996)

c. Menyiapkan alat bantu mengajar yang diperlukan untuk menunjang pembelajaran bahasa Indonesia sebagai upaya peningkatan


(19)

Sri Lestari, 2013

Penggunaan Media Seek-Shake Dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Benda Pada Siswa Tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

24 perbendaharaan kata benda. Alat bantu mengajar berupa media edukatif Seek Shake.

d. Mendesain 2 alat evaluasi untuk siswa, yaitu : 1) Keaktifan anak dalam kegiatan belajar mengajar. 2) Kemampuan anak dalam mengeja kata benda.

2. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah dilaksanakan.

3. Observasi

Pada tahap ini dilaksanakan proses obervasi terhadap tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.

4. Refleksi

Hasil yang didapatkan dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisa dalam tahap ini. Dari hasil observasi, guru dapat merefleksi diri dengan melihat data observasi apakah kegiatan yang telah dilakukan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengenal kata benda atau tidak.

D. Variable Penelitian

Variabel merupakan suatu atribut atau ciri-ciri mengenai sesuatu yang diamati dalam penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah subjek yang sifatnya berhubungan, yang satu mempengaruhi yang lainnya.

Adapun variabel dalam penelitian ini, terdiri dari dua variabel yaitu :

1. Variabel bebas, yaitu “variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat” (Sugiyono, 2008 : 39). Dalam hal ini yang menjadi variabel bebas adalah media edukatif Seek-Shake, yaitu suatu alat yang sengaja didisain untuk meningkatkan


(20)

Sri Lestari, 2013

Penggunaan Media Seek-Shake Dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Benda Pada Siswa Tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

25 perbendaharaan kata benda dengan cara menyusun puzzle gambar benda-benda yang ada di lingkungan kelas yang dilakukan pada media dan ketika susunan gambar tersebut benar, maka media tersebut akan bergetar dan mengeluarkan cahaya. Dalam prakteknya setelah pekerjaan anak benar, maka guru menjelaskan lebih lanjut tentang gambar benda tersebut, terutama terkait nama dan benda konkritnya.

2. Variabel terikat, adalah “variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas” (Sugiyono, 2008 : 39). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah kemampuan dalam pemahaman perbendaharaan kata benda.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pemahaman kata benda adalah kemampuan anak untuk menyebutkan nama benda dan menunjukkan benda konkritnya dengan benar. Karena itu subyek penelitian dianggap sudah menguasai atau memahami kata benda yang ada di sekitarnya jika anak dapat menyebutkan nama benda dan menunjukkan benda konkritnya.

E. Persiapan PTK

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat sebelum PTK dilaksanakan untuk memberi perlakuan dalam PTK. Agar PTK ini terarah, RPP disusun dengan mengacu pada kurikulum yang berlaku di SLB. Adapun Kurikulum yang digunakan yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dalam hal ini mengarah pada standar kompetensi (SK) : (3) Menirukan kata, dan kalimat sederhana dan kompetensi dasar (KD) : (3.1) Membaca beberapa kata sederhana; (3.2) Membaca kalimat sederhana.

Selain itu, peneliti juga membuat perangkat pembelajaran berupa : (1) Lembar Kerja Siswa; (2) Lembar pengamatan penelitian; (3) Lembar Evaluasi.


(21)

Sri Lestari, 2013

Penggunaan Media Seek-Shake Dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Benda Pada Siswa Tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

26 Hasil pretest ditemukan bahwa kemampuan anak dalam pemahaman kosa kata benda yang ada di kelas rata-rata adalah 5 kata benda. Dalam penelitian ini, penelitian dianggap berhasil apabila subyek penelitian rata-rata mampu menguasai atau memahami paling sedikit 10 kata benda yang ada di lingkungan terdekat anak, yaitu ruang kelas.

G. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yaitu siswa kelas Dasar yaitu sebanyak 3 orang siswa tunarungu, masing-masing siswa tersebut duduk di kelas 3 SDLB B sebanyak 3 orang siswa di SLB B-C Nike Ardilla Kota Bandung yang terdiri dari 3 siswa perempuan.

H. Sumber Data

Adapun data yang peneliti peroleh ini terdiri dari beberapa sumber, yaitu siswa, guru dan teman sejawat sebagai kolaborator.

1. Siswa

Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar berupa peningkatan perbendaharaan kosa kata terutama kata benda dalam proses belajar mengajar.

2. Guru

Untuk melihat tingkat keberhasilan serta efektifitas penggunaan media Seek-Shake dalam proses kegiatan belajar mengajar.

I. Instrumen Pengumpulan Data 1. Alat pengumpulan data

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, observasi, wawancara dan diskusi.


(22)

Sri Lestari, 2013

Penggunaan Media Seek-Shake Dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Benda Pada Siswa Tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

27 Tes dalam penelitian ini dipergunakan untuk mendapatkan data tentang perbendaharaan kata benda.

b. Observasi

Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu obyek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang diamati.

Observasi dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktifitas siswa dalam menggunakan media pembelajaran Seek-Shake serta peningkatan perbendaharaan kata benda selama Proses Belajar Mengajar (PBM) berlangsung.

c. Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini dipergunakan untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan penelitian dalam menggunakan media pembelajaran Seek-Shake.

d. Diskusi

Diskusi dilakukan antara guru, teman sejawat dan kolaborator dalam merefleksi hasil siklus PTK.

Dalam penelitian ini digunakan beberapa tes untuk merekam data yang dibutuhkan dalam penelitian. Tes tersebut digunakan untuk menghimpun data tentang penguasaaan atau pemahaman kata benda pada subyek penelitian. Tes dilakukan secara lisan dengan meminta anak untuk menyebutkan dan menunjukkan benda-benda yang ada di kelas. Jawaban dianggap benar dan


(23)

Sri Lestari, 2013

Penggunaan Media Seek-Shake Dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Benda Pada Siswa Tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28 mendapat nilai 1, jika anak dapat menyebutkan nama benda dan menunjukkan benda konkritnya. Jika anak hanya dapat menyebutkan bendanya tanpa menunjukkan benda konkritnya, atau dapat menunjukkan benda konkritnya tanpa menyebutkan nama bendanya, maka jawaban subjek penelitian dianggap salah dan mendapat nilai 0.

J. Teknik Pengolahan Data

Adapun teknik pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Data hasil belajar diambil dengan memberikan tes kepada siswa

2. Data tentang situasi belajar mengajar pada saat dilaksanakan tindakan diambil dengan menggunakan lembar observasi.

3. Data tentang refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi di kelas diambil dari hasil diskusi observasi dan guru sebagai peneliti

4. Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan di dapat dari skenario pembelajaran dan lembar observasi.

1. Prosedur Tindakan Pada Siklus I

Prosedur tindakan pada siklus ini terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

a. Perencanaan (planning)

Pada tahap ini, peneliti membuat rencana pembelajaran yang matang untuk mencapai pembelajaran yang diinginkan oleh peneliti. Dalam siklus pertama, peneliti mempersiapkan proses pembelajaran bahasa Indonesia dalam pengenalan kata benda yang ada di kelas dengan langkah-langkah: (1) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sesuai Standar Kompetensi Kompetensi Dasar untuk SDLB B; (2) menyiapkan literatur yang sesuai dengan pelajaran yang sedang berlangsung; (3) menyiapkan media


(24)

Sri Lestari, 2013

Penggunaan Media Seek-Shake Dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Benda Pada Siswa Tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

29 pembelajaran Seek Shake dalam Proses Belajar Mangajar (PBM). Anak dibimbing dalam menggunakan media Seek Shake ; (4) menyusun instrumen tes dan nontes. Instrumen tes yaitu soal kinerja beserta penilaiannya. Instrumen nontes yaitu berupa lembar observasi, lembar wawancara, dan dokumentasi.

b. Tindakan (acting)

Langkah tindakan ini merupakan pelaksanaan dari rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Tindakan yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar mengenai perbendaharaan kata benda pada siklus I sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Tindakan yang dilakukan dalam tahap ini terdiri atas :

1) Pendahuluan atau persiapan

Langkah awal tahap ini adalah guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran dan memberikan apersepsi berupa kegiatan tanya jawab mengenai benda yang ada di dalam kelas. Tujuan kegiatan apersepsi ini adalah untuk menggali pemahaman siswa mengenai benda di sekitar. Kemudian guru memberikan penjelasan mengenai kegiatan belajar mengajar yang hendak dilaksanakan yaitu pembelajaran bahasa Indonesia mengenai kata benda yang ada di dalam kelas dengan menggunakan media Seek Shake.

Setelah guru menjelaskan tentang media Seek Shake, siswa mulai menggunakan media ini dengan bimbingan guru. Siswa diminta memperhatikan guru dalam menggunakan alat berupa pemasangan puzzle yang berhubungan dengan gambar beberapa buah benda yang ada di dalam kelas. Setelah kepingan tersusun rapi, media akan memberi reaksi berupa getaran serta pencahayaan pada bagian mata pada media Seek Shake. Setelah


(25)

Sri Lestari, 2013

Penggunaan Media Seek-Shake Dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Benda Pada Siswa Tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

30 itu, guru membimbing siswa dalam mengucap dan mengeja kata sesuai dengan gambar yang tertera dalam puzzle. Hal ini dapat menarik siswa untuk mencobanya lagi.

a)Inti atau pelaksanaan

Pada tahap ini, guru menunjuk salah satu siswa untuk menggunakan media Seek Shake dan menyebutkan nama benda serta menuliskan nama benda yang dimaksud. Siswa diminta mengikuti perintah guru untuk mengucap huruf demi huruf dan mengucap kata secara keseluruhan mengenai kata benda yang ada di dalam kelas. Hal ini dilakukan secara berulang dan bergantian agar pemahaman anak dalam mengenal kata benda mengalami peningkatan.

b)Penutup atau akhir

Guru bersama siswa melaksanakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Pada akhir pembelajaran, guru memberikan tugas lanjutan yang bertujuan mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan siswa dalam mengenal kata benda yang terdiri dari dua suku kata setelah proses pembelajaran di kelas menggunakan media Seek Shake.

c)Pengamatan (observasi)

Peneliti serta kolaborator mengamati kinerja siswa selama pembelajaran berlangsung yaitu observasi tentang keaktifan dan keantusiasan siswa. Hasil kerja siswa diobservasi pada jam pelajaran berdasarkan pertanyaan dalam soal kinerja yang diberikan oleh guru.


(26)

Sri Lestari, 2013

Penggunaan Media Seek-Shake Dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Benda Pada Siswa Tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

31 Peneliti menganalisa hasil pengamatan terhadap kinerja siswa dan hasil kerja siswa. Analisa kinerja siswa meliputi sejauh mana siswa aktif mengikuti kegiatan pembelajaran dan sejauh mana siswa antusias terhadap kegiatan mengenal kata benda dengan menggunakan media Seek Shake. Analisa hasil kerja siswa dilakukan dengan menentukan rata-rata nilai kelas. Hasil analisa digunakan sebagai kajian dan bahan pembanding terhadap hasil siklus kedua.

2. Prosedur Tindakan Pada Siklus II

Siklus kedua ini dilakukan sebagai usaha peningkatan kemampuan siswa dalam mengenal kata benda dengan media edukatif seek shake. Hasil pembelajaran pada siklus kedua ini diharapkan lebih baik dibanding dengan hasil pembelajaran pada siklus pertama. Siklus kedua ini juga melalui langkah-langkah yang sama dengan siklus pertama.

a. Perencanaan

Pada siklus kedua ini, peneliti membuat rencana pembelajaran yang bagian-bagiannya sama dengan rencana pembelajaran siklus pertama. Peneliti juga kembali melakukan diskusi dengan kolaborator tentang kegiatan apa saja yang harus dilakukan dan apa saja yang harus diperbaiki, sesuai dengan hasil refleksi.

b. Tindakan

Pada tahap ini, tindakan dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat pada tahap perencanaan.

c. Pengamatan


(27)

Sri Lestari, 2013

Penggunaan Media Seek-Shake Dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Benda Pada Siswa Tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32 d. Refleksi

Kegiatan refleksi dilaksanakan sama dengan kegiatan refleksi pada siklus I.


(28)

45

Sri Lestari, 2013

Penggunaan Media Seek-Shake Dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Benda Pada Siswa Tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dalam peningkatan perbendaharaan kata benda pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas dasar SLB B-C Nike Ardilla, maka peneliti membuat kesimpulan bahwa penggunaan media Seek Shake ternyata efektif dalam proses belajar mengajar dengan pokok bahasan perbendaharaan kata benda pada siswa tunarungu SDLB. Selain guru dapat memberikan variasi dalam pembelajaran, kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan karena selama ini pembelajaran terkesan monoton dan membosankan bagi siswa.

Hal ini terbukti dengan adanya perubahan ke arah yang lebih baik dalam kemampuan perbendaharaan kata benda pada anak tunarungu setelah menggunakan media Seek Shake. Perbendaharaan kata benda pada ketiga subjek dalam pembelajaran selama dua siklus mengalami peningkatan yang signifikan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan media Seek Shake dapat meningkatkan perbendaharaan kata benda pada siswa tunarungu kelas dasar di SLB B-C Nike Ardilla Kota Bandung.


(29)

45

Sri Lestari, 2013

Penggunaan Media Seek-Shake Dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Benda Pada Siswa Tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Implikasi

Penelitian ini telah menunjukkan bahwa Media Pembelajaran sangat penting untuk digunakan sebagai alat pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus. Penggunaan Media Seek Shake terbukti berhasil meningkatkan perbendaharaan kata benda pada siswa tunarungu di SLB B-C Nike Ardilla Kota Bandung. Proses belajar mengajar berlangsung kondusif dan menyenangkan.

Selain dari pada itu, hasil penelitian ini memberikan beberapa implikasi, antara lain : 1) Implikasi terhadap perencanaan dan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SK-KD SDLB B Tunarungu (2) Implikasi terhadap pengembangan dan penyusunan RPP dan Silabus dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam hal mengenal kata benda, 3) Implikasi terhadap penggunaan variasi dalam proses belajar mengajar guru terhadap siswa dengan menggunakan media pembelajaran yang mampu memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan perbendaharaan kata benda pada siswa tunarungu.

Para tenaga hendaknya dapat lebih memodifikasi media pembelajaran agar suasana kelas menjadi lebih hidup dan pembelajaran di dalam kelas berlangsung menyenangkan karena selama ini Anak Berkebutuhan Khusus terkesan malas untuk berangkat sekolah. Hal ini dikarenakan kejenuhan yang dialami selama pembelajaran berlangsung. Untuk itu ada baiknya guru berperan aktif sebagai fasilitator dalam pendidikan dengan mengaplikasikan media pembelajaran yang tepat, efektif serta efisien guna meningkatkan motivasi siswa dalam proses belajar.


(30)

Sri Lestari, 2013

Penggunaan Media Seek-Shake Dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Benda Pada Siswa Tunarungu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto. (1997). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.. Budiman, R. (2006) Media Pembelajaran. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Standar Kompetensi SDLB-B (Tunarungu). Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas.

Nurdiana, J. (2007) Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Departemen Pendidikan Nasional. Online. Tersedia dalam: http://permanarian16.blogspot.com/.../definisi-dan-klasifikasi-tunarungu.html.

Rakhmat, J. (2008). Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya Somad, P. (2012). Definisi dan Klasifikasi Tunarungu.

Somantri, S (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : PT. Refika Aditama Sunanto, dkk. (2006). Penelitian dengan Subjek Tunggal. Bandung: UPI Press.

Sunanto, J. (2006) Pengantar Penelitian Dengan Subyek Tunggal. Bandung: : Departemen Pendidikan Nasional.

Tursina, D. (2011). SEEK SHAKE PUZZLE. Tugas Akhir Produk Desain ITENAS Bandung: Tidak diterbitkan.


(1)

Sri Lestari, 2013

Penggunaan Media Seek-Shake Dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Benda Pada Siswa Tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

30 itu, guru membimbing siswa dalam mengucap dan mengeja kata sesuai dengan gambar yang tertera dalam puzzle. Hal ini dapat menarik siswa untuk mencobanya lagi.

a)Inti atau pelaksanaan

Pada tahap ini, guru menunjuk salah satu siswa untuk menggunakan media Seek Shake dan menyebutkan nama benda serta menuliskan nama benda yang dimaksud. Siswa diminta mengikuti perintah guru untuk mengucap huruf demi huruf dan mengucap kata secara keseluruhan mengenai kata benda yang ada di dalam kelas. Hal ini dilakukan secara berulang dan bergantian agar pemahaman anak dalam mengenal kata benda mengalami peningkatan.

b)Penutup atau akhir

Guru bersama siswa melaksanakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Pada akhir pembelajaran, guru memberikan tugas lanjutan yang bertujuan mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan siswa dalam mengenal kata benda yang terdiri dari dua suku kata setelah proses pembelajaran di kelas menggunakan media Seek Shake.

c)Pengamatan (observasi)

Peneliti serta kolaborator mengamati kinerja siswa selama pembelajaran berlangsung yaitu observasi tentang keaktifan dan keantusiasan siswa. Hasil kerja siswa diobservasi pada jam pelajaran berdasarkan pertanyaan dalam soal kinerja yang diberikan oleh guru.


(2)

Sri Lestari, 2013

Penggunaan Media Seek-Shake Dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Benda Pada Siswa Tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

31 Peneliti menganalisa hasil pengamatan terhadap kinerja siswa dan hasil kerja siswa. Analisa kinerja siswa meliputi sejauh mana siswa aktif mengikuti kegiatan pembelajaran dan sejauh mana siswa antusias terhadap kegiatan mengenal kata benda dengan menggunakan media Seek Shake. Analisa hasil kerja siswa dilakukan dengan menentukan rata-rata nilai kelas. Hasil analisa digunakan sebagai kajian dan bahan pembanding terhadap hasil siklus kedua.

2. Prosedur Tindakan Pada Siklus II

Siklus kedua ini dilakukan sebagai usaha peningkatan kemampuan siswa dalam mengenal kata benda dengan media edukatif seek shake. Hasil pembelajaran pada siklus kedua ini diharapkan lebih baik dibanding dengan hasil pembelajaran pada siklus pertama. Siklus kedua ini juga melalui langkah-langkah yang sama dengan siklus pertama.

a. Perencanaan

Pada siklus kedua ini, peneliti membuat rencana pembelajaran yang bagian-bagiannya sama dengan rencana pembelajaran siklus pertama. Peneliti juga kembali melakukan diskusi dengan kolaborator tentang kegiatan apa saja yang harus dilakukan dan apa saja yang harus diperbaiki, sesuai dengan hasil refleksi.

b. Tindakan

Pada tahap ini, tindakan dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat pada tahap perencanaan.

c. Pengamatan


(3)

Sri Lestari, 2013

Penggunaan Media Seek-Shake Dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Benda Pada Siswa Tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32 d. Refleksi

Kegiatan refleksi dilaksanakan sama dengan kegiatan refleksi pada siklus I.


(4)

45

Sri Lestari, 2013

Penggunaan Media Seek-Shake Dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Benda Pada Siswa Tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dalam peningkatan perbendaharaan kata benda pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas dasar SLB B-C Nike Ardilla, maka peneliti membuat kesimpulan bahwa penggunaan media Seek Shake ternyata efektif dalam proses belajar mengajar dengan pokok bahasan perbendaharaan kata benda pada siswa tunarungu SDLB. Selain guru dapat memberikan variasi dalam pembelajaran, kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan karena selama ini pembelajaran terkesan monoton dan membosankan bagi siswa.

Hal ini terbukti dengan adanya perubahan ke arah yang lebih baik dalam kemampuan perbendaharaan kata benda pada anak tunarungu setelah menggunakan media Seek Shake. Perbendaharaan kata benda pada ketiga subjek dalam pembelajaran selama dua siklus mengalami peningkatan yang signifikan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan media Seek Shake dapat meningkatkan perbendaharaan kata benda pada siswa tunarungu kelas dasar di SLB B-C Nike Ardilla Kota Bandung.


(5)

45

Sri Lestari, 2013

Penggunaan Media Seek-Shake Dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Benda Pada Siswa Tunarungu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Implikasi

Penelitian ini telah menunjukkan bahwa Media Pembelajaran sangat penting untuk digunakan sebagai alat pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus. Penggunaan Media Seek Shake terbukti berhasil meningkatkan perbendaharaan kata benda pada siswa tunarungu di SLB B-C Nike Ardilla Kota Bandung. Proses belajar mengajar berlangsung kondusif dan menyenangkan.

Selain dari pada itu, hasil penelitian ini memberikan beberapa implikasi, antara lain : 1) Implikasi terhadap perencanaan dan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SK-KD SDLB B Tunarungu (2) Implikasi terhadap pengembangan dan penyusunan RPP dan Silabus dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam hal mengenal kata benda, 3) Implikasi terhadap penggunaan variasi dalam proses belajar mengajar guru terhadap siswa dengan menggunakan media pembelajaran yang mampu memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan perbendaharaan kata benda pada siswa tunarungu.

Para tenaga hendaknya dapat lebih memodifikasi media pembelajaran agar suasana kelas menjadi lebih hidup dan pembelajaran di dalam kelas berlangsung menyenangkan karena selama ini Anak Berkebutuhan Khusus terkesan malas untuk berangkat sekolah. Hal ini dikarenakan kejenuhan yang dialami selama pembelajaran berlangsung. Untuk itu ada baiknya guru berperan aktif sebagai fasilitator dalam pendidikan dengan mengaplikasikan media pembelajaran yang tepat, efektif serta efisien guna meningkatkan motivasi siswa dalam proses belajar.


(6)

Sri Lestari, 2013

Penggunaan Media Seek-Shake Dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Benda Pada Siswa Tunarungu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto. (1997). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.. Budiman, R. (2006) Media Pembelajaran. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Standar Kompetensi SDLB-B (Tunarungu). Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas.

Nurdiana, J. (2007) Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Departemen Pendidikan Nasional. Online. Tersedia dalam:

http://permanarian16.blogspot.com/.../definisi-dan-klasifikasi-tunarungu.html.

Rakhmat, J. (2008). Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya Somad, P. (2012). Definisi dan Klasifikasi Tunarungu.

Somantri, S (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : PT. Refika Aditama Sunanto, dkk. (2006). Penelitian dengan Subjek Tunggal. Bandung: UPI Press.

Sunanto, J. (2006) Pengantar Penelitian Dengan Subyek Tunggal. Bandung: : Departemen Pendidikan Nasional.

Tursina, D. (2011). SEEK SHAKE PUZZLE. Tugas Akhir Produk Desain ITENAS Bandung: Tidak diterbitkan.