PEMEROLEHAN KATA ANAK USIA LIMA TAHUN MELALUI PENCERITAAN DONGENG DI TK AISYIYAH PILANG MASARAN Pemerolehan Kata Anak Usia Lima Tahun Melalui Penceritaan Dongeng di TK Aisyiyah Pilang Masaran Sragen.

(1)

1

PEMEROLEHAN KATA ANAK USIA LIMA TAHUN MELALUI PENCERITAAN DONGENG DI TK AISYIYAH PILANG MASARAN

SRAGEN

NASKAH PUBLIKASI

disusun oleh Arifin Ainur Rohman

S 200 100 002

PROGRAM STUDI MAGISTER PENGKAJIAN BAHASA PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015


(2)

2

NASKAH PUBLIKASI BERJUDUL

PEMEROLEHAN KATA ANAK USIA LIMA TAHUN MELALUI PENCERITAAN DONGENG DI TK AISYIYAH PILANG MASARAN

SRAGEN

Yang dipersiapkan dan disusun oleh ARIFIN AINUR ROHMAN

Telah disetujui dan disahkan oleh Pembimbing pada tanggal 8 Maret 2015

Pembimbing I, Pembimbing II,


(3)

4

Pemerolehan Kata Anak Usia Lima Tahun Melalui Penceritaan Dongeng di Tk Aisyiyah Pilang Masaran Sragen

Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh

Arifin Ainur Rohman

Program Studi Magister Pengkajian Bahasa

Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan pemerolehan ragam kata anak usia lima tahun saat menceritakan kembali dongeng yang didengar (2) Mendeskripsikan pemerolehan kelas kata anak usia lima tahun saat menceritakan kembali dongeng yang didengar.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, rekam, dan catat. Uji validitas dari sumber data menggunakan teknik triangulasi. Analisis data menggunakan metode padan.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pemerolehan kata pada setiap anak berbeda antara satu dengan yang lain. pemerolehan kata anak sudah mencakup hampir seluruh kelas kata yang ada. Dari sepuluh kelas kata yang ada, sebagian besar kosakata anak sudah mencakup nomina, verba, adjektiva, adverbia, pronomina, numeralia, preposisi, dan. konjungsi. Kelas kata nomina menempati posisi terbanyak yang dikuasai anak. Hal itu berbanding terbalik dengan kelas kata interjection yang tidak ditemukan sama sekali dalam tuturan anak-anak yang diteliti.


(4)

5 PENDAHULUAN

Pemerolehan bahasa atau Language Acquisition adalah proses penguasaan bahasa oleh anak secara alami pada waktu belajar bahasa ibunya (Native Language). Pemerolehan bahasa dan perkembangan bahasa mendasari kemampuan mengajarkan bahasa dan sastra Indonesia kepada siswa di sekolah taman kanak-kanak. Chomsky (dalam Dhieni 2005: 23) menyatakan bahwa individu dilahirkan dengan alat penguasaan bahasa (Languange Acquisition Device) dan menemukan sendiri cara kerja bahasa tersebut. Anak dalam memperoleh bahasa tanpa disadari atau dipelajari secara langsung tanpa mengenyam pendidikan formal, sebaliknya dalam memperolehnya dari bahasa yang dituturkan masyarakat di sekitarnya.

Taman kanak-kanak merupakan tempat kanak-kanak dalam pendidikan formal. Taman kanak-kanak dianggap sebagai tempat yang tepat untuk tumbuh kembang kemampuan berbahasa anak. Perkembangan bahasa anak TK terlihat dari minat yang tinggi pada huruf-huruf dan angka-angka, sudah dapat mengingat kembali pengertian berdasarkan kata-kata. Program pengembangan keterampilan berbicara di taman kanak-kanak banyak memberi kesempatan anak untuk berbicara, menceritakan pengalamannya secara sederhana. Anak dibiasakan untuk bertanya, menjawab pertanyaan, dan mengekspresikan keinginannya.

Hal tersebut sesuai dengan tujuan pengembangan berbahasa anak usia 5-6 tahun menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 58 Tahun 2009, yang menyebutkan bahwa tingkat pencapaian perkembangan bahasa anak usia 5-6 tahun yang berhubungan dengan keterampilan berbicara anak adalah anak mampu berbicara secara lisan, memiliki pembendaharaan kata, dan memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekspresikan ide pada orang lain

Dongeng merupakan media untuk menyampaikan pesan-pesan moral tanpa terasa menggurui, sehingga anak-anak menjadi senang dengan cerita-cerita yang disampaikan. Melalui dongeng, pesan-pesan moral yang disampaikan akan cepat masuk dalam alam bawah sadar sang anak sehingga tanpa disuruh anak akan mencontoh dan mengaplikasikan nilai-nilai moral yang disampaikan dalam dongeng.


(5)

6

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian yang dilakukan bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan pemerolehan jumlah kata anak usia lima tahun saat menceritakan kembali dongeng yang didengar (2)Mendeskripsikan pemerolehan kelas kata anak usia lima tahun saat menceritakan kembali dongeng yang didengar.

LANDASAN TEORI

1. Hakikat Pemerolehan Bahasa

Pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa adalah proses yang berlangsung di dalam otak seseorang kanak-kanak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dari pembelajaran bahasa (language learning). Pembelajaran bahasa berkaitan dengan proses-proses yang terjadi pada waktu seorang kanak-kanak mempelajari bahasa kedua, setelah dia memperoleh bahasa pertamanya. Jadi, pemerolehan bahasa berkenaan dengan bahasa pertama. Namun, banyak juga yang menggunakan istilah pemerolehan bahasa untuk bahasa kedua, seperti Nurhadi dan Roekhan (dalam Chaer 2003: 167).

2. Pemerolehan Morfologi

Hakikat morfologi menurut Chaer (2008: 3) adalah ilmu yang mengenai bentuk-bentuk dan pembentukan kata. Menurut Ramlan (2001: 21) morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Dengan kata lain, morfologi mempelajari seluk-beluk kata. 3. Jenis-jenis kata dalam Morfologi

1) Verba/kata kerja

Kata kerja merupakan semua kata yang menyatakan perbuatan atau laku (Rohmadi, 2010: 177). Berdasarkan ragamnya kata kerja terdapat dua jenis yaitu kata kerja aktif dan kata kerja pasif .

2) Nomina/kata benda

Menurut Rohmadi (2010: 173) Nomina merupakan nama benda atau segala sesuatu yang dibendakan. Menurut wujudnya kata benda


(6)

7

dibagi menjadi dua macam yakni kata benda kongkrit dan kata benda abstrak.

3) Adjectiva/kata sifat

Kata sifat ialah kata yang menyatakan sifat atau keadaan suatu benda atau sesuatu yang dibendakan (Rohmadi, 2010: 187). Keadaan atau sifat tersebut misalnya tentang keadaan, watak, lama, baru, tinggi, rendah, panas, dingin, dan sebagainya.

4) Prononima/kata ganti

Menurut Rohmadi (2010: 191) kata ganti ialah segala kata yang dipakai untuk menggantikan kata benda atau kata yang dibendakan. Kata ganti dibedakan atas enam kelompok, yaitu kata ganti orang, kata ganti mempunya, kata ganti petunjuk, kata ganti penghubung, kata ganti penanya, kata ganti tak tentu.

5) Numeralia/kata bilangan

Kata bilangan ialah kata yang menyatakan jumlah suatu benda, jumlah kumpulan, atau menunjukkan urutan tempat suatu benda dalam seretan nama-nama benda lain (Rohmadi, 2010: 217).

6) Adverbia/Kata keterangan

Menutut Rohmadi (2010: 227) kata keterangan Merupakan kata yang menerangkan kata bukan benda. Menurut macamnya kata terdiri atas: a. Keterangan menurut bentuknya terdiri atas kata keterangan asal atau

dasar dan keterangan bentukkan.

b. Kata keterangan menurut artinya terdiri atas kata keterangan tempat, keadaan, jumlah, dan modalitas

7) Conjuction/Kata sambung

Kata sambung merupakan kata yang menghubungkan kata dengan kata yang lain, menghubungkan bagian kalimat dengan bagian kalimat yang lain atau menghubungkan kalimat dengan kalimat yang lain.


(7)

8 8) Preposisi/kata depan

Kata depan merupakan kata yang merangkaikan kata-kata yang berbeda jabatannya atau bagian-bagian kalimat dalam suatu kalimat (Rohmadi, 2010: 239) . kata depan digolongkan menjadi tiga.

9) Artikula/kata sandang

Kata sandang ialah kata yang menentukan kata benda atau membatasi kata benda yang fungsinya menentukan benda dan mensubstansitifkan suatu kata.

10) Interjection/kata seru

Kata seru merupakan kata yang mengungkapkan semua perasaan atau maksud seseorang dalam bentuk semacam kalimat sempurna. Fungsi kata seru ialah menambah kejelasan maksud atau tujuan suatu kalimat. 4. Dongeng pada Anak Usia Dini

Poerwadarminto (1985: 357) mendefinisikan dongeng adalah Cerita terutama tentang kejadian zaman dahulu yang aneh-aneh atau cerita yang tak terjadi. Jadi, dongeng merupakan cerita yang dibuat tentang hal-hal aneh yang merupakan kejadian yang tidak sesunggguhnya terjadi.

Manfaat mendongeng bagi anak, antara lain.

1) Meningkatkan kemampuan berbahasa dan berkomunikasi.

2) Anak lebih mengenal lingkungannya, mengenal karakter dan budi pekerti baik-buruk.

3) Mendongeng dapat merangsang dan menumbuhkan imajinasi serta daya fantasi anak secara wajar.

4) Sebagai sarana untuk membangun karakter anak. 5) Membantu memperluas wawasan anak.

METODE PENELITIAN

Jenis metode yang digunakan berupa kualitatif deskriptif. Waktu penelitian dilaksanakan bulan September 2013 hingga Desember 2013. Informan penelitian ini adalah siswa TK Aisyiyah Pilang Masaran Sragen yang terdiri 10 siswa berusia lima tahun. Objek penelitian ini adalah pemerolehan kata anak usia


(8)

9

lima tahun. Data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemerolehan kata dari kesepuluh anak TK Aisyiyah Pilang Masaran Sragen melalui rekaman handphone dan dilengkapi catatan lapangan. Sumber data dalam penelitian ini adalah sepuluh anak TK Aisyiyah Pilang Masaran Sragen.

Dalam penelitian ini menggunakan sumber data berupa kata yang terbitkan oleh sepuluh anak TK Aiyiyah Pilang Masaran Sragen melalui rekaman dan dilengkapi catatan lapangan sebagai bahan kajian untuk mengetahui pemerolehan kata. Selanjutnya, bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data Menurut Lofland dan Lofland (dalam Moleong 2009: 157) sumber data utama penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan. Kata-kata dan tindakan orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau perekaman video/audio tapes, dan pengambilan foto.

Sudaryanto (1993: 133) disebut metode simak atau penyimakan karena memang berupa penyimakan, yaitu menyimak penggunaan bahasa. Pencatatan pada kartu data menggunakan jenis transkripsi ortografis, yaitu transkripsi dengan ejaan. Pengumpulan data dimulai dengan melakukan perekaman pada anak usia lima tahun kemudian pencatatan dengan menandai kalimat yang teridentifikasi dalam tataran morfologi. Hasil pencatatan yang berupa data dan penelitian disimpan dalam kartu data.

Penelitian ini menggunakan metode analisis padan dengan alat penentunya adalah mitra wicara. Metode padan dipilih sebagai metode analisis data karena metode ini adalah metode analisis data yang alat penentunya berada di luar, terlepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan atau diteliti. Uji keabsahan atau validitas data pada penelitian ini menggunakan trianggulasi data, yaitu pengecekan data dari beberapa sumber melalui berbagai cara dan waktu. Dengan demikian, trianggulasi yang digunakan adalah trianggulasi sumber, dan trianggulasi teknik.


(9)

10 HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian pemerolehan bahasa anak-anak TK Aisyiyah Pilang Masaran Sragen mencakup (1) Mendeskripsikan pemerolehan jumlah kata anak usia lima tahun saat menceritakan kembali dongeng yang didengar (2) Mendeskripsikan pemerolehan kelas kata anak usia lima tahun saat menceritakan kembali dongeng yang didengar. Berikut pendeskripsian dari masing-masing hasil penelitian.

1. Pemerolehan Jumlah Kata Setiap Anak TK Aisyiyah Pilang

Hasil penelitian mengenai pemerolehan kata yang dihasilkan pada pengamatan terhadap 10 anak kelompok usia yaitu usia usia 4-5 tahun. Pada bagian ini, hasil penelitian akan menjelaskan pemerolehan bahasa anak-anak TK Aisyiyah Pilang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen mencakup pemerolehan kata. Selama ini hasil penelitian mengenai pemerolehan kata pada anak usia TK atau prasekolah bervariasi. Hal ini karena perkembangan pemerolehan kata anak banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal.

Menurut Dulay (dalam Chaer 2003: 257) mendefinisikan kualitas lingkungan bahasa sangat penting bagi seorang pembelajar untuk dapat berhasil dalam mempelajari bahasa baru atau bahasa kedua. Kemampuan berbicara dan memahami sebuah bahasa oleh anak diperoleh melalui rangsangan dari lingkungan luar (Chaer 2003:223). Jadi, disimpulkan bahwa perkembangan kosakata anak juga tergantung pada masukan-masukan yang diterima anak dari luar.

Hal inilah yang menyebabkan terjadinya perbedaan dalam pemerolehan kata pada setiap anak. Adapun pemerolehan kata bahasa Indonesia pada sepuluh anak usia 4-5 tahun di TK Aisyiyah Pilang Masaran Sragen sebagaimana terlihat dalam tabel berikut ini.


(10)

11

Tabel Pemerolehan Kata Anak Usia Lima Tahun TK Aisyiyah Pilang Masaran Sragen

Nama L/P Usia Kelas Kata Jumlah

Kata V N Adj Pro Num Adv Kon Pre Art Int

Alif L 4 th 3 11 - 1 2 4 1 4 1 - 27

Anggil L 4 th 8 10 - 1 - 2 2 2 2 - 27

Lanu L 5 th 7 13 1 1 - 2 1 2 2 - 29

Liyana P 4 th 6 11 1 1 - 1 1 1 2 - 24

Nadin P 5 th 1 8 - 1 - 1 1 1 1 - 14

Putri P 5 th 7 10 1 1 1 1 1 1 2 - 25

Ridwan L 5 th 10 11 - 1 1 2 1 2 2 - 30

Sela P 5 th 5 10 1 1 - 2 2 2 1 - 24

Tea P 5 th 3 5 - 1 - - 1 1 1 - 12

Yolan P 4th 9 7 1 1 1 1 - - 1 - 21

Keterangan:

V : verba Adv : adverbial N : nomina Kon : konjungsi Adj :adverbial Pre : preposisi Pro : prononima Art: artikulasi Num : numeralia Int: interjeksi

Berdasarkan tabel tiga diketahui bahwa pemerolehan kosakata bahasa Indonesia pada setiap anak berbeda antara satu dengan yang lain. pemerolehan kosakata bahasa Indonesia yang dikuasai Alif sebanyak 27 kata, Anggil 27 kata, Lanu 29 kata, Liyana 24 kata, Nadin 14 kata, Putri 25 kata, Ridwan 30 kata, Sela 24 kata , Tea 12 kata, dan Yolan 21 kata. Dari hasil tersebut diketahui bahwa pemerolehan kosakata bahasa Indonesia anak laki-laki lebih banyak daripada anak perempuan. Alif memperoleh 27 kata, Anggil 27 kata, Lanu 29 kata, dan Ridwan 30 kata, sedangkan anak perempuan menunjukkan pemerolehan kata yang lebih sedikit, Liyana memperoleh 24 kata, Nadin 14 kata, Putri 25 kata, Sela 24 kata, Tea 12 kata, dan Yolan 21 kata.


(11)

12

2. Pemerolehan Kelas Kata yang Dikuasai Anak TK Aisyiyah Pilang Dalam penelitian ini kelas kata nomina menempati jumlah terbanyak yang dikuasai anak dengan perolehan 96 kata. Verba dengan perolehan 56 kata, adverbial dengan 16 kata. Preposisi dengan perolehan 15 kata. Artikula memperoleh 14 kata, sedangkan konjungsi 11 kata. Prononima dengan perolehan 10 kata. Adjectiva 5 kata dan yang terakhir numeralia dengan 4 kata. Pada kelas kata interjection anak-anak TK Aisyiyah Pilang belum menghasilkan.

Tabel Kelas Kata Bahasa Indonesia

yang Dikuasai Anak TK Aisyiyah Pilang Masaran Sragen No Subjek

Penelitian

L/P Usia Kelas Kata

1 Alif L 4 th V-N-Adj-Pro-Num-Adv-Kon-Pre-Art 2 Anggil L 4 th V-N-Adj-Pro-Adv-Kon-Pre-Art 3 Lanu L 5 th V-N-Adj-Pro-Adv-Kon-Pre-Art 4 Liyana P 4 th V-N-Adj-Pro-Adv-Kon-Pre-Art 5 Nadin P 5 th V-N-Pro-Adv-Kon-Pre-Art

6 Putri P 5 th V-N-Adj-Pro-Num-Adv-Kon-Pre-Art 7 Ridwan L 5 4h V-N-Pro-Num-Adv-Kon-Pre-Art 8 Sela P 5 th V-N-Adj-Pro-Adv-Kon-Pre-Art 9 Tea P 5 th V-N-Pro-Kon-Art

10 Yolan P 4 th V-N-Adj-Pro-Num-Adv- Art

Keterangan:

V: Verba Adv: adverbial N: nomina Kon: konjungsi Adj:adverbial Pre: preposisi Pro: prononima Art: artikulasi Num: numeralia Int: interjeksi

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa mayoritas anak usia lima tahun sudah menguasai hampir semua kelas kata bahasa Indonesia. Mulai dari


(12)

13

kelas kata nomina, verba, adjektiva, adverbia, pronomina, numeralia, preposisi, konjungsi, sampai dengan interjeksi. Dari sepuluh anak yang diteliti, dua diantaranya menguasai dengan baik Sembilan kelas kata dala tuturannya. Lima anak menguasai delapan kelas kata dalam tuturannya, tujuh anak menguasai tujuh kelas kata dalam tuturannya, sedangkan satu anak menguasai lima kelas kata dalam tuturannya. Dari penelitian ini juga diketahui bahwa kelas kata interjection tidak ditemukan dari tuturan anak usia 5 tahun di TK Aisyiyah Pilang Masaran Sragen.

SIMPULAN

Pemerolehan kata pada anak usia lima tahun di TK Aisyiyah Pilang Masaran Sragen berbeda antara satu dengan yang lain. Perbedaan itu salah satunya kondisi lingkungan keluarga yang berbeda-beda dari anak. Di samping itu, perbedaan masukan (input) yang diterima masing-masing anak juga turut berpengaruh dalam jumlah kata yang dikuasai anak. Jumlah kata yang dihasilkan Ridwan tertinggi dibandingkan teman-temannya yakni 30 kata. Lanu menghasilkan 29 kata, sedangkan Alif dan Anggil masing-masing 27 kata. Sementara Putri menghasilkan 25 kata. Liyana dan Sela masing-masing menghasilkan 24 kata. Yolan menghasilkan 21 kata dan Nadin menghasilkan 14 kata. Jumlah kata yang paling sedikit dikuasai oleh Tea dengan 12 kata.

Sementara itu, dari segi penguasaan terhadap kelas kata, dapat disimpulkan bahwa kosakata anak sudah mencakup hampir seluruh kelas kata yang ada. Dari sepuluh kelas kata yang ada, sebagian besar kosakata anak sudah mencakup nomina, verba, adjektiva, adverbia, pronomina, numeralia, preposisi, dan. konjungsi. Dari hasil penelitian ini, kelas kata nomina menempati posisi terbanyak yang dikuasai anak. Hal itu berbanding terbalik dengan kelas kata interjection yang tidak ditemukan sama sekali dalam tuturan anak-anak yang diteliti. Kelas kata nomina menempati jumlah terbanyak yang dikuasai anak dengan perolehan 96 kata. Verba dengan perolehan 56 kata, adverbial dengan 16 kata. Preposisi dengan perolehan 15 kata. Artikula memperoleh 14 kata, sedangkan konjungsi 11 kata. Prononima dengan perolehan 10 kata. Adjectiva 5


(13)

14

kata dan yang terakhir numeralia dengan 4 kata. Pada kelas kata interjection anak-anak TK Aisyiyah Pilang belum menghasilkan.

SARAN

1. Bagi orangtua disarankan dapat membangun hubungan komunikasi yang intensif dengan anak untuk membantu pertumbuhan kosakata anak sebagai bekal supaya anak dapat terampil berbahasa.

2. Bagi guru TK disarankan dapat membantu meningkatkan penguasaan anak terhadap penguasaan kata anak didik.

3. Bagi peneliti lain yang ingin memperdalam penelitian ini dapat meneliti mengenai hubungan variabel usia, jenis kelamin, atau kondisi lingkungan keluarga terhadap penguasaan kata anak secara lebih mendalam agar pengetahuan tentang perkembangan pemerolehan bahasa pada anak tidak berhenti, peneliti lain perlu melanjutkannya.


(14)

15

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Dhieni, Nurbiana. 2005. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Moeleong, Lexy J. 2009. Metodologi Peneltian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Rohmadi, Muhammad dkk. 2010. Morfologi. Surakarta: Yuma Pustaka.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa, Pengantar Penelitian Wacana Kebudayaan Secara Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.


(1)

10 HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian pemerolehan bahasa anak-anak TK Aisyiyah Pilang Masaran Sragen mencakup (1) Mendeskripsikan pemerolehan jumlah kata anak usia lima tahun saat menceritakan kembali dongeng yang didengar (2) Mendeskripsikan pemerolehan kelas kata anak usia lima tahun saat menceritakan kembali dongeng yang didengar. Berikut pendeskripsian dari masing-masing hasil penelitian.

1. Pemerolehan Jumlah Kata Setiap Anak TK Aisyiyah Pilang

Hasil penelitian mengenai pemerolehan kata yang dihasilkan pada pengamatan terhadap 10 anak kelompok usia yaitu usia usia 4-5 tahun. Pada bagian ini, hasil penelitian akan menjelaskan pemerolehan bahasa anak-anak TK Aisyiyah Pilang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen mencakup pemerolehan kata. Selama ini hasil penelitian mengenai pemerolehan kata pada anak usia TK atau prasekolah bervariasi. Hal ini karena perkembangan pemerolehan kata anak banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal.

Menurut Dulay (dalam Chaer 2003: 257) mendefinisikan kualitas lingkungan bahasa sangat penting bagi seorang pembelajar untuk dapat berhasil dalam mempelajari bahasa baru atau bahasa kedua. Kemampuan berbicara dan memahami sebuah bahasa oleh anak diperoleh melalui rangsangan dari lingkungan luar (Chaer 2003:223). Jadi, disimpulkan bahwa perkembangan kosakata anak juga tergantung pada masukan-masukan yang diterima anak dari luar.

Hal inilah yang menyebabkan terjadinya perbedaan dalam pemerolehan kata pada setiap anak. Adapun pemerolehan kata bahasa Indonesia pada sepuluh anak usia 4-5 tahun di TK Aisyiyah Pilang Masaran Sragen sebagaimana terlihat dalam tabel berikut ini.


(2)

11

Tabel Pemerolehan Kata Anak Usia Lima Tahun TK Aisyiyah Pilang Masaran Sragen

Nama L/P Usia Kelas Kata Jumlah

Kata V N Adj Pro Num Adv Kon Pre Art Int

Alif L 4 th 3 11 - 1 2 4 1 4 1 - 27

Anggil L 4 th 8 10 - 1 - 2 2 2 2 - 27

Lanu L 5 th 7 13 1 1 - 2 1 2 2 - 29

Liyana P 4 th 6 11 1 1 - 1 1 1 2 - 24

Nadin P 5 th 1 8 - 1 - 1 1 1 1 - 14

Putri P 5 th 7 10 1 1 1 1 1 1 2 - 25

Ridwan L 5 th 10 11 - 1 1 2 1 2 2 - 30

Sela P 5 th 5 10 1 1 - 2 2 2 1 - 24

Tea P 5 th 3 5 - 1 - - 1 1 1 - 12

Yolan P 4th 9 7 1 1 1 1 - - 1 - 21

Keterangan:

V : verba Adv : adverbial N : nomina Kon : konjungsi Adj :adverbial Pre : preposisi Pro : prononima Art: artikulasi Num : numeralia Int: interjeksi

Berdasarkan tabel tiga diketahui bahwa pemerolehan kosakata bahasa Indonesia pada setiap anak berbeda antara satu dengan yang lain. pemerolehan kosakata bahasa Indonesia yang dikuasai Alif sebanyak 27 kata, Anggil 27 kata, Lanu 29 kata, Liyana 24 kata, Nadin 14 kata, Putri 25 kata, Ridwan 30 kata, Sela 24 kata , Tea 12 kata, dan Yolan 21 kata. Dari hasil tersebut diketahui bahwa pemerolehan kosakata bahasa Indonesia anak laki-laki lebih banyak daripada anak perempuan. Alif memperoleh 27 kata, Anggil 27 kata, Lanu 29 kata, dan Ridwan 30 kata, sedangkan anak perempuan menunjukkan pemerolehan kata yang lebih sedikit, Liyana memperoleh 24 kata, Nadin 14 kata, Putri 25 kata, Sela 24 kata, Tea 12 kata, dan Yolan 21 kata.


(3)

12

2. Pemerolehan Kelas Kata yang Dikuasai Anak TK Aisyiyah Pilang Dalam penelitian ini kelas kata nomina menempati jumlah terbanyak yang dikuasai anak dengan perolehan 96 kata. Verba dengan perolehan 56 kata, adverbial dengan 16 kata. Preposisi dengan perolehan 15 kata. Artikula memperoleh 14 kata, sedangkan konjungsi 11 kata. Prononima dengan perolehan 10 kata. Adjectiva 5 kata dan yang terakhir numeralia dengan 4 kata. Pada kelas kata interjection anak-anak TK Aisyiyah Pilang belum menghasilkan.

Tabel Kelas Kata Bahasa Indonesia

yang Dikuasai Anak TK Aisyiyah Pilang Masaran Sragen No Subjek

Penelitian

L/P Usia Kelas Kata

1 Alif L 4 th V-N-Adj-Pro-Num-Adv-Kon-Pre-Art 2 Anggil L 4 th V-N-Adj-Pro-Adv-Kon-Pre-Art 3 Lanu L 5 th V-N-Adj-Pro-Adv-Kon-Pre-Art 4 Liyana P 4 th V-N-Adj-Pro-Adv-Kon-Pre-Art 5 Nadin P 5 th V-N-Pro-Adv-Kon-Pre-Art

6 Putri P 5 th V-N-Adj-Pro-Num-Adv-Kon-Pre-Art 7 Ridwan L 5 4h V-N-Pro-Num-Adv-Kon-Pre-Art 8 Sela P 5 th V-N-Adj-Pro-Adv-Kon-Pre-Art 9 Tea P 5 th V-N-Pro-Kon-Art

10 Yolan P 4 th V-N-Adj-Pro-Num-Adv- Art

Keterangan:

V: Verba Adv: adverbial N: nomina Kon: konjungsi Adj:adverbial Pre: preposisi Pro: prononima Art: artikulasi Num: numeralia Int: interjeksi

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa mayoritas anak usia lima tahun sudah menguasai hampir semua kelas kata bahasa Indonesia. Mulai dari


(4)

13

kelas kata nomina, verba, adjektiva, adverbia, pronomina, numeralia, preposisi, konjungsi, sampai dengan interjeksi. Dari sepuluh anak yang diteliti, dua diantaranya menguasai dengan baik Sembilan kelas kata dala tuturannya. Lima anak menguasai delapan kelas kata dalam tuturannya, tujuh anak menguasai tujuh kelas kata dalam tuturannya, sedangkan satu anak menguasai lima kelas kata dalam tuturannya. Dari penelitian ini juga diketahui bahwa kelas kata interjection tidak ditemukan dari tuturan anak usia 5 tahun di TK Aisyiyah Pilang Masaran Sragen.

SIMPULAN

Pemerolehan kata pada anak usia lima tahun di TK Aisyiyah Pilang Masaran Sragen berbeda antara satu dengan yang lain. Perbedaan itu salah satunya kondisi lingkungan keluarga yang berbeda-beda dari anak. Di samping itu, perbedaan masukan (input) yang diterima masing-masing anak juga turut berpengaruh dalam jumlah kata yang dikuasai anak. Jumlah kata yang dihasilkan Ridwan tertinggi dibandingkan teman-temannya yakni 30 kata. Lanu menghasilkan 29 kata, sedangkan Alif dan Anggil masing-masing 27 kata. Sementara Putri menghasilkan 25 kata. Liyana dan Sela masing-masing menghasilkan 24 kata. Yolan menghasilkan 21 kata dan Nadin menghasilkan 14 kata. Jumlah kata yang paling sedikit dikuasai oleh Tea dengan 12 kata.

Sementara itu, dari segi penguasaan terhadap kelas kata, dapat disimpulkan bahwa kosakata anak sudah mencakup hampir seluruh kelas kata yang ada. Dari sepuluh kelas kata yang ada, sebagian besar kosakata anak sudah mencakup nomina, verba, adjektiva, adverbia, pronomina, numeralia, preposisi, dan. konjungsi. Dari hasil penelitian ini, kelas kata nomina menempati posisi terbanyak yang dikuasai anak. Hal itu berbanding terbalik dengan kelas kata interjection yang tidak ditemukan sama sekali dalam tuturan anak-anak yang diteliti. Kelas kata nomina menempati jumlah terbanyak yang dikuasai anak dengan perolehan 96 kata. Verba dengan perolehan 56 kata, adverbial dengan 16 kata. Preposisi dengan perolehan 15 kata. Artikula memperoleh 14 kata, sedangkan konjungsi 11 kata. Prononima dengan perolehan 10 kata. Adjectiva 5


(5)

14

kata dan yang terakhir numeralia dengan 4 kata. Pada kelas kata interjection anak-anak TK Aisyiyah Pilang belum menghasilkan.

SARAN

1. Bagi orangtua disarankan dapat membangun hubungan komunikasi yang intensif dengan anak untuk membantu pertumbuhan kosakata anak sebagai bekal supaya anak dapat terampil berbahasa.

2. Bagi guru TK disarankan dapat membantu meningkatkan penguasaan anak terhadap penguasaan kata anak didik.

3. Bagi peneliti lain yang ingin memperdalam penelitian ini dapat meneliti mengenai hubungan variabel usia, jenis kelamin, atau kondisi lingkungan keluarga terhadap penguasaan kata anak secara lebih mendalam agar pengetahuan tentang perkembangan pemerolehan bahasa pada anak tidak berhenti, peneliti lain perlu melanjutkannya.


(6)

15

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Dhieni, Nurbiana. 2005. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Moeleong, Lexy J. 2009. Metodologi Peneltian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Rohmadi, Muhammad dkk. 2010. Morfologi. Surakarta: Yuma Pustaka.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa, Pengantar

Penelitian Wacana Kebudayaan Secara Linguistik. Yogyakarta: Duta


Dokumen yang terkait

Penggunaan Kalimat Majemuk Bertingkat Bahasa Indonesia Anak Usia Taman Kanak-Kanak Melalui Media Gambar: Tinjauan Psikolinguistik

0 64 15

Pemerolehan Kosa Kata Bahasa Indonesia pada Anak Usia 2—3 Tahun melalui Permainan dan Nyanyian

0 51 88

Pemerolehan Kosa Kata Bahasa Indonesia Pada Anak Usia 2—3 Tahun Melalui Permainan Dan Nyanyian

10 107 88

Pemerolehan Sintaksis Anak Usia Lima Tahun melalui Penceritaan Kembali Dongeng Nusantara

1 5 12

PEMEROLEHAN KATA ANAK USIA LIMA TAHUN MELALUI PENCERITAAN DONGENG DI TK AISYIYAH PILANG MASARAN SRAGEN Pemerolehan Kata Anak Usia Lima Tahun Melalui Penceritaan Dongeng di TK Aisyiyah Pilang Masaran Sragen.

0 4 17

PENDAHULUAN Pemerolehan Kata Anak Usia Lima Tahun Melalui Penceritaan Dongeng di TK Aisyiyah Pilang Masaran Sragen.

0 3 5

PEMEROLEHAN KALIMAT ANAK USIA 6-7 TAHUN MELALUI PENCERITAAN KEMBALI CERITA UPIN DAN IPIN_BASIKAL BARU PEMEROLEHAN KALIMAT ANAK USIA 6-7 TAHUN MELALUI PENCERITAAN KEMBALI CERITA UPIN DAN IPIN_BASIKAL BARU DI SD NEGERI BAKIPANDEYAN 01 BAKI SUKOHARJO TAHUN

0 0 14

PEMEROLEHAN SINTAKSIS ANAK USIA LIMA TAHUN MELALUI PENCERITAAN KEMBALI DONGENG Pemerolehan Sintaksis Anak Usia Lima Tahun Melalui Penceritaan Kembali Dongeng Nusantara Yang Didengar.

0 1 13

PENDAHULUAN Pemerolehan Sintaksis Anak Usia Lima Tahun Melalui Penceritaan Kembali Dongeng Nusantara Yang Didengar.

0 7 5

PEMEROLEHAN SINTAKSIS ANAK USIA LIMA TAHUN MELALUI PENCERITAAN KEMBALI DONGENG Pemerolehan Sintaksis Anak Usia Lima Tahun Melalui Penceritaan Kembali Dongeng Nusantara Yang Didengar.

0 1 21