IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN VALUE TIME PIE DALAM MENINGKATKAN MOTIASI BELAJAR PADA PELAJARAN PKN : PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA PELAJARAN PKN DIKELAS X-5 DI SMA CONGGEANG SUMEDANG.

(1)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN VALUE TIME PIE DALAM UPAYA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA

PEMBELAJARAN PKN DI SMA CONGGEANG-SUMEDANG (Penelitian Tindakan Kelas X-5 di SMA Conggeang-Sumedang)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyusunan Dan Penulisan Skripsi

Program Studi PKn Tahun 2013

Disusun oleh LILIS APRIYANI

0900961

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PEMBELAJARAN PKN DI SMA CONGGEANG-SUMEDANG (Penelitian Tindakan Kelas X-5 di SMA Conggeang-Sumedang)

Oleh Lilis Apriyani

Sebuah skripsi yang diaukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

©Lilis Apriyani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian , dengan dicetak ulang, dfoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin penulis.


(3)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN VALUE TIME PIE DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN

DI SMA CONGGEANG-SUMEDANG (PENELITIAN TINDAKAN KELAS X-5 CONGGEANG-SUMEDANG)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING : Pembimbing I

Prof.Dr.H Aim Abdulkarim,M.Pd NIP. 19590714 1986011 001

Pembimbing II

Dr. Hj. Kokom Komalasari, M.Pd NIP. 19721001 200112 2001

Diketahui oleh,

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Prof.Dr.H.Sapriya ,M.Ed NIP. 19630820 198803 1 001


(4)

Tempat : Gedung FPIPS UPI Bandung Panitia ujian terdiri dari :

1. Ketua :

Prof.Dr.H.Karim Suryadi, M.Si NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekretaris :

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed NIP. 19630820 198803 1 001

3. Penguji : 3.1

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed NIP. 19630820 198803 1 001 :3.2

Dra. Iim Siti Masyitoh, M.Si NIP.1962012 198608 2 001

: 3.3

Dr. Hj.Komala Nurmalina, M.Pd NIP. 13034502500


(5)

ABSTRAK

Lilis Apriyani (0900961) Implementasi Model Pembelajaran Value Time Pie dalam Meningkatkan Motiasi Belajar Pada Pelajaran Pkn (Penelitian Tindakan Kelas Pada Pelajaran Pkn dikelas X-5 di SMA Conggeang Sumedang).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan pembelajaran Pkn, ,Proses pelaksanaan, keunggulan, kendala dan upaya serta bagaimana peningkatan motivasi setelah penerapan model pembelajaran value time pie dalam pelajaran Pkn.Kamma mengemukakan bahwa “Model pembelajaran Value Time Pie” adalah suatu ilustrasi grafik yang menghendaki perkiraan berdasarkan % (persentase) memberikan pemahaman pada siswa tentang bagaimana cara mereka memanfaatkan waktu dengan benar. Dengan demikian bahwa model pembelajaran ini sangat penting untuk menumbuhkan kreativitas dan nilai yang harus dijunjung tinggi oleh siswa sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar . Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif, Sedangkan metode yang digunakannya adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun teknik dalam pengumpulan data dilaksanakan melalui observasi, dokumentasi, literature dan catatan lapangan. Penelitian dilakukan di SMA Conggeang-Sumedang dengan subjek penelitian siswa kelas X-5.Hasil penelitian yang penulis peroleh adalah (1) Perencanaan Value Time Pie dengan penyusunan silabus dan RPP sehingga proses pembelajaran dalam menganalisis nilai dan adanya perubahan tingkah laku yang menjalin komunikasi yang interaktif ; (2). Pelaksanaan model pembelajaran Value Time Pie siswa menilai berdasarkan pilihannya dipersentasekan kemudian diakumulasikan dan dibuat diagram pie, selain menilai siswa dapat mengembangkan potensinya dalam berpendapat sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa ;(3) Peningkatan motivasi setelah menggunakan model pembelajaran value time pie adanya perubahan aktivitas dan minat belajar pada proses pembelajaran PKn dan adanya perubahan tingkah laku yang berasaskan pada nilai-norma; (4). Keunggulan model value time pie dapat menilai pilihannya berdasarkan keyakinannya dan mengungkapkan pendapatnya sehingga adanya perubahan aktivitas belajar dan mampu meningkatkan motivasi pada pelajaran Pkn, kendala yang dihadapi guru sulit mengalokasikan waktu dan mengoptimalkan perannya sebagai fasilitator pendorong dan pembimbing. Upaya guru berusaha dapat mengalokasian waktu dengan baik dan dapat mengoptimalkan perannya sebagai pendidik agar proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik sesuai tujuan pembelajaran PKn.


(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GRAFIK ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

1. Teoritik ... 7

2. Praktis ... 7

E. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Tinjauan Umum Pendidikan Kewarganegaraan ... 9

1. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan ... 9

a Pengertian Pkn ... . 9

b.Fungsi dan Tujuan ... 14

2. Ruang Lingkup Pembelajaran PKn ... 18

B. Pendekatan Klarifikasi Nilai dalam PKn ... 19

1. Esensi Nilai dalam Pkn dan Klarifikasi Nilai dalam PKn ... 19

2. Pendidikan Nilai Berbasis Pkn ... 22

3. Strategi Pelajaran Pkn ... 24

C. Model Pelajaran Value Time Pie ... 26

1. Hakikat dan Jenis Pembelajaran Klarifikasi Nilai Value Time Pie ... 26

2. Langkah-langkah Pembelajaran Value Time Pie ... 31

3. Keunggulan dan kelemahan klarifikasi nilai ... 33

D. Tinjauan tentang Motivasi Belajar... 35

1. Pengertian Motivasi dan Motivasi belajar ... 35


(7)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 41

A. Lokasi dan Subjek Penelitian... 41

1.Lokasi Penelitian ... 41

2.Subjek Penelitian ... 41

B. Desain Penelitian ... 42

1. Kerangka Penelitian ... 42

a. Tahap Perencanaan Tindakan ... 45

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan I ... 46

c. Tahap Pelaksanaan Pengamatan ... 47

d. Refleksi ... 47

C. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 51

a.Pendekatan Penelitian ... 51

b.Metode penelitian ... 55

D. Definisi Operasional ... 56

a.Pengertian Model Pembelajaran Value Time Pie ... 56

b.Pengertian Motivasi ... 57

c.Pengertian Motivasi Belajar ... 57

d.Pengertian Pkn ... 57

E. Instrumen Penelitian ... 57

F. Teknik Pengumpulan Data ... 58

1. Observasi ... 58

2. Angket atau Kuesioner ... 59

3. Study Dokumentasi ... 60

4. Study Literatur ... 61

G. Analisis Data ... 61

1. Analisis Data Kualitatif ... 62

2. Analisis Data Kuantitatif ... 64

H. Tahap Penelitian ... 65

1. Persiapan Penelitian ... 65

2. Perizinan Penelitian ... 65

3. Pelaksanaan Penelitian ... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67

A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ... 67

1. Profil Sekolah... . 67

2. Visi dan Misi Sekolah ... 67

a. Visi Sekolah ... 67

b. Misi Sekolah ... 67

3. Keadaan Fasilitas Sekolah . ... 68


(8)

1. Pelaksanaan Observasi Awal ... 71

a.Hasil Observasi Awal ... 73

b.Rencana Tindakan ... 74

2. Hasil Penelitian ... 75

a.. Tindakan I ... 75

1) Rencana Tindakan I ... 75

2) Deskripsi Penelitian Tindakan I ... 75

3) Observasi ... 79

4) Refleksi ... 80

a.Refleksi Tindakan I ... 101

b.Temuan Penelitian siklus II ... 102

b. Tindakan II ... 102

1) Rencana Tindakan II ... 102

2) Deskripsi Penelitian Tindakan II ... 103

3) Observasi ... 107

4) Refleksi ... 108

a.Refleksi Tindakan II ... 129

b.Temuan Penelitian siklus II ... 130

c.. Tindakan III ... 130

1) Rencana Tindakan III ... 131

2) Deskripsi Penelitian Tindakan III ... 131

3) Observasi ... 135

4) Refleksi ... 135

C. Analisis Pelaksanaan Tindakan kelas Model value Time Pie ... 177

1. Perencanaan Value Time Pie meningkatkan Motivasi belajar ... 177

2. Proses pelaksanaan Model value time Pie dalam Pkn ... 182

3. Peningkatan motivasi setelah dieteapkan value time pie ... 186

4. Keunggulan, kendala Upaya model value Time pie ... 192

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 197

A. Kesimpulan ... 197

1. Kesimpulan Umum ... 197

2. Kesimpulan Khusus ... 197

B. Saran ... 199

1. Bagi Guru ... 199

2. Bagi Siswa ………. 200

3. Bagi Sekolah ………. 200


(9)

DAFTAR PUSTAKA ... 201 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 205


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran Pkn sampai saat ini masih dianggap mata pelajaran yang tidak disukai dan membosankan oleh sebagian siswa.Tidak dipungkiri bahwa pembelajaran Pkn disekolah kurang menggebirakan. Berdasarkan Pra Penelitian dikelas X-5 SMA Conggeang-Sumedang diperoleh fakta bahwa pembelajaran Pkn masih mengalami banyak kelemahan dan kendala yang dihadapi. Berdasarkan pengamatan dan wawancara pada guru dan sebagian siswa terdapat masalah-masalah yang memerlukan pemecahan dan kebosanan pada mata pelajaran Pkn disebabkan beberapa hal diantaranya sebagai berikut

Pertama dilihat dari komponen guru pembelajaan Pkn yang jarang masuk kelas sehingga bagaimana meningkatkan motivasi jika gurunya tidak pernah masuk kelas materi pembelajaran metode dan sumber belajar pun tidak akan tersampaikan sehingga siswa merasa jenuh dan bosan dengan pembelajaran Pkn. Selain itu guru Pkn tidak membuat perencanaan pembelajaran baik itu penyusunan silabus maupun Rencana Pelaksana Pembelajaran (RPP) jarang menerapkan Model pembelajaran yang menarik keterbatasan dari sarana prasarana yang digunakan sehingga pembelajaran seringkali tidak sesuai pada pencapaian. Dalam pelaksanaannya juga guru lebih mementingkan aspek pengetahuan saja (knowledge) sedangkan aspek-aspek lainnya kurang diperhatikan .penggunaan metode ceramah yang sering digunakan hal ini menimbulkan aktivitas siswa hanya sebatas penalaran saja,sedangkan nilai-nilai dan makna yang terkandung dalam materi kurang didapatkan siswa.


(11)

Kedua, dilihat dari komponen siswa, sebagian besar siswa kurang menyukai dan merespon mata pelajaran Pkn, ini terlihat ketika mengikuti proses pembelajaran sebagian besar siswa bersikap pasif begitu juga dalam mengikuti diskusi. Sebagian siswa terkesan acuh dan kurang berpartisipasi aktif. Hanya siswa tertentu saja yang aktif bertanya, menjawab, menanggapi atau mengemukakan gagasannya. Suasana kelas ribut serta konsentrasi siswa kurang sehingga materi kurang ditangkap oleh siswa. Hasil wawancara dengan siswa dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Pkn membuat mereka bosan dan tidak menarik karena metode kurang menarik bahkan monoton.

Dari sekian banyak permasalahan, peneliti lebih memfokuskan pada masalah kurangnya motivasi belajar siswa. Mengingat Pendidikan merupakan dasar upaya pembinaan manusia,disini peranan pendidik sebagai guru dan staf pendidikan yang ada di indonesia harus terus berupaya dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Guru harus berupaya membina dan mengembangkan potensi siswa, untuk mewujudkannya maka dalam pelaksanaaan proses pembelajaran harus sesuai dengan program pembelajaran yang sesuai dengan tujuan sistem pendidikan Nasional berdasarkan perkembangan pendidikan saat ini. salah satu pembelajaran itu adalah melalui pengajaran pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Pkn).

Hal Ini ditegaskan dalam (Depdiknas,2003:2) yang dikutip Ine kusuma (2010:12) bahwa Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (citizhenship) yaitu :

Sebagai salah satu mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosiokultural, bahasa, usia dan suku bangsa dapat menjadikan warga negara indonesia cerdas, terampil, dan berkharakter yang diamatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. “

Melalui mata Pelajaran Pkn dapat dikembangkan berbagai kemampuan dasar warga negara seperti : berpikir kritis, rasional, kreatif, dapat


(12)

mengambil keputusan dengan cepat, menghormati orang lain, berpartisipasi aktif dan bertanggung jawab dalam ucapannya, disiplin dalam melakukan sesuatu, berpikir demokratis sesuai pada karakter bangsa Indonesia. Namun dalam pembelajaran PKn itu sendiri ternyata berdasarkan beberapa penelitian dilapangan yaitu adanya suatu kesan yang ditangkap oleh siswa ternyata pelajaran Pkn itu cenderung kurang menarik dari segi materi, pembawaan pembelajarannnya monoton dan membosankan. metode pembelajarannya yang cenderung doktriner membuat siswa menjadi jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran.

Kesan para siswa tersebut tentu bukan tidak beralasan kesan itu muncul karena kurang menyentuhan kebutuhan siswa dalam hal penyajiannya gaya mengajar guru kurang menarik dimana kelas hanya berfokus pada guru sebagai sumber ilmu pengetahuan, dan model ceramah menjadi pilihan utama strategi pembelajaran walaupun sesekali pernah menggunakan metode pembelajaran yang lain sehingga tidak membangkitkan minat belajar siswa. Kondisi seperti ini dapat menyebabkan proses belajar mengajar kurang menyenangkan. Selain itu pula sebagai pendidik harus senantiasa memotivasi siswa dalam proses pembelajarannnya. Karena motivasi merupakan hal yang sangat penting yang harus dimiliki oleh siswa dalam kehidupannya terutama dalam belajar.

Adapun pengertian motivasi menurut Woldkowski (1985) yang dikutip Suciati (2003:14) yakni sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi arah ketahanan pada tingkah laku tersebut. Sedangkan menurut Cropley (1985) yang dikutip Suciati (2003:14) Motivasi yaitu sebagai tujuan yang ingin dicapai melalui perilaku tertentu. Adapun macam-macam motivasi menurut Sardiman (2003:86) yakni :


(13)

setiap individu sudah ada dorongan dalam melakukan sesuatu. Motivasi instrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya beraktivitas dalam belajar berdasarkan dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkait dengan aktivitas belajarnya.

b.Motivasi ekstrinsik yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik juga dapat dikatakan sebagai motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secar mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

Motivasi memiliki andil dalam menentukan keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran Pkn siswa sebaiknya bukan hanya sebagai pendengar saja, akan tetapi siswa dituntut untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran agar memotivasi mereka untuk lebih giat lagi dalam belajar dan lebih berprikir kritis dan dapat menyikapi setiap adanya masalah yang timbul dengan mengeluarkan pendapat-pendapatnya.Selain itu juga harus ditunjang dengan kemampuan dan upaya guru dalam proses belajar mengajarnya karena semakin tinggi motivasi dalam belajar yang sesuai antara guru dan siswannya dapat menimbulkan semangat tinggi dalam mencapai keberhasilan yang tinggi dan bermutu.

Melihat beberapa permasalahan dikelas mengenai motivasi belajar siswa , harus dilaksanakan Penelitian Tindakan kelas yang dijadikan salah satu cara mengatasi permasalahan guru ketika mengajar dikelas. Penelitian tindakan kelas penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerjasama dalam rangka etika yang disepakati bersama Rapport dan Hopkins yang dikutip Wiriaatmadja (2005: 4). Sedangkan menurut Kemmis (1983) yang dikutip Wiriatmadja penelitian tindakan yaitu sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu khususnya pendidikan. Penelitian Tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam


(14)

sebuah kelas secara bersama. Tujuan utama PTK adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, bukan untuk menghasilkan pengetahuan.

Untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran bukanlah hal yang mudah, karena seorang guru harus dapat bersikap tegas, cerdas, dan berhati-hati dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa. Dalam proses ,pembelajaran adalah dengan menciptakan suasana pembelajaran yang menarik perhatian siswa, berpusat pada siswa, bermanfaat, demokratis dan menyenangkan. Hal itu dapat diwujudkan melalui penggunaan metode pembelajaran Values Time Pie dalam proses pembelajaran.

Model Pembelajaran Values Time Pie yang merupakan bagian dari VCT ( Value Clarification Technique ) untuk menumbuhkan dan meningkatkan kreativitas belajar siswa dalam pembelajaran Pkn. Mengingat para tenaga pelajar ( guru ) masih jarang yang menggunakan model pembelajaran Values Time Pie ini dalam proses pembelajaran. Karena model pembelajaran ini dapat memberikan pemahaman pada siswa tentang bagaimana cara mereka memanfaatkan waktu dengan benar, bagaimana menilai suatu permasalahan yang ada, bagaimana mereka telah memliki tanggung jawab, bagaimana sebaiknya menggunakan waktu sebagai seorang siswa yang “baik”,sebagai anggota keluarga yang “baik” tahu sebagai seorang warga negara yang baik.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang :“IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN VALUS TIME PIE DALAM UPAYA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PEMBELAJARAN PKN KELAS X DI SMA 1 CONGGEANG KAB.SUMEDANG (Penelitian Tindakan Kelas X di Sma 1 Conggeang ).


(15)

B.Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

a) Bagaimana merencanakan pembelajaran Value Time Pie dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa?

b) Bagaimana melaksanakan pembelajaran Pkn model pembelajaran value time pie dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa ? c) Bagaimnan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Pkn setelah

menerapkan model value time pie ?

d) Bagaimana kendala dan keunggulan pembelajaran Value Time Pie dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa ?

C.Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Secara Umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sebenarnya Implementasi Model Pembelajaran Valus Time pie dalam upaya meningkatkan Motivasi belajar siswa pada Mata Pelajaran Pkn. 2. Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahuai perencanaan pembelajaran Pkn dalam meningkatkan motivasi belajar siswa

2) Untuk mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran value time pie dalam meningkatkan motivasi belajar siswa

3) Untuk mengetahui bahwa penerapan model pembelajaran value time pie dapat menumbuhkan motivasi belajar

4) Untuk mengetahui kendala dan keunggulan pembelajaran value time pie dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa


(16)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian pada dasarnya dapat diperoleh setelah melalui kegiatan penelitian, apabila dalam penelitian berhasil, maka penelitian memiliki manfaat sebagai berikut :

a. Secara Teoritis

Dalam penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sarana untuk mengembangkan disiplin ilmu dan memberikan wawasan keilmuan bagi penulis baik secara langsung maupun tidak langsung memberikan sumbangan pemikiran yang diharapkan dunia pendidikan khususnya pada jurusan PKn UPI bandung.

b. Secara Praktis

a) Dapat menambah pengetahuan tentang model pembelajaran PKn yang baik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

b) Model pembelajaran Values Time Pie dapat digunakan dan dimanfaatkan sebagai solusi pada mata pelajaran Pkn dalam meningkatkan motivasi belajar siswa

c) Siswa diharapkan mempunyai motivasi belajar, belajar aktif dan mampu mengemukakan pendapatnya, baik dilingkungan kelas, sekolah dan lingkungan masyarakat.

d) Guru diharapkan bisa jadi fasilitator yang baik dalam proses pembelajaran, dan juga model penelitian ini bisa dijadikan sebagai sebuah referensi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi dalam menyelesaikan permasalahan yang ada pada mata pelajaran Pkn.


(17)

e) Untuk jurusan Pkn diharapkan dapat bermanfaat sebagai referensi dalam memperbaiki Proses Belajar Mengajar (PBM) agar tidak monoton dan dapat melatih keterampilan belajarnya

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika Penulisan didalam penyusunan skripsi ini meliputi lima bab yaitu: BAB I : Mengenai pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian, sistematika penulisan

BAB II: Mengenai tinjauan pustaka. Pada bab ini diuraikan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan fokus penelitian serta teori-teori yang memiliki hubungan dalam mendukung penelitian penulis. BAB III : Mengenai mekanisme dan proses model value time pie pada

pembelajaran Pkn

BAB IV: Mengenai analisis hasil penelitian. Dalam bab ini penulis menganalisis hasil temuan data tentang proses value time pie pada pembelajaran Pkn

BAB V : Mengenai kesimpulandan saran. Dalam bab ini penulis berusaha mencoba memberikan dan perrmasalan yang telah diidentifikasi serta pembahasanya dalam skripsi.


(18)

(19)

(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat melakukan penelitian guna memperoleh data penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di SMA 1 Conggeang , yang terletak dijalan raya Conggeang No.218 Cibeureuyeuh Conggeang-Sumedang. Alasan pemilihan lokasi penelitian ini adalah:

a. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada observasi awal terlihat bahwa motivasi siswa pada saat pembelajaran PKn berlangsung masih rendah.

b. Adanya keterbukaan dari pihak sekolah terutama guru mata pelajaran PKn terhadap penelitianyang akan dilaksanakan.

2. Subjek Penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Conggeang dengan subjek penelitiannya adalah Guru PKn dan siswa/siswi kelas X-5 di SMA Negeri 1 Conggeang.

Subjek penelitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 215) bahwa: Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley dinamakan “Social Situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut dapat dinyatakan sebagai objek penelitian yang ingin difahami secara lebih mendalam “apa yang terjadi” di dalamnya.

Sedangkan subjek penelitian yang menjadi sampel penelitiannya seperti yang dikemukakan oleh Nasution (2003: 32) bahwa:

Dalam penelitian kualitatif yang dijadikan sampel hanyalah sumber yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa, manusia, situasi yang diobservasi. Sering sampel dipilih secara "purposive" bertalian dengan purpose atau tujuan tertentu. Sering pula responden diminta untuk menunjuk orang lain yang dapat memberikan informasi kemudian responden ini diminta pula menunjuk orang lain dan seterusnya. Cara ini lazim disebut "snowball sampling" yang dilakukan secara serial


(21)

Dari pendapat beberapa tokoh tersebut penulis dapat menyimpulkan subjek penelitian kualitatif adalah sumber yang dapat memberikan informasi dipilih secara purposive bertalian dengan purpose atau tujuan tertentu. Oleh karena itu, subjek yang diteliti akan ditentukan langsung oleh peneliti berkaitan dengan masalah dan tujuan peneliti. Akan tetapi, ada juga subjek yang ditentukan secara khusus dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk dijadikan sample penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan sample purposive, sehingga besarnya jumlah sampel ditentukan oleh pertimbangan informasi.

Dalam pengumpulan data, responden di dasarkan pada ketentuan atau kejenuhan data dan informasi yang diberikan. Jika beberapa responden yang dimintai keterangan diperoleh informasi yang sama, maka itu sudah dianggap cukup untuk proses pengumpulan data yg diperlukan sehingga tidak perlu meminta keterangan dari responden berikutnya.

Dari uraian tersebut dan hasil observasi pra penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-5 di SMA 1 Negeri Conggeang sebanyak 22 orang dengan narasumber/subjek yang diteliti akan ditentukan langsung oleh peneliti berkaitan dengan masalah dan tujuan peneliti, Tatang Mukhtar S.pd sebagai tenaga pengajar pelajaran PKn Kelas X-5 di SMA 1 Conggeang, Dalam penyebaran angket, peneliti mengambil 22 siswa.

B. Desain Penelitian

1. Kerangka penelitian

Desain adalah penelitian dimulai dengan pemilihan subjek kemudian narasumber, metode-metode yang berhubungan dengan pengumpulan data dan penulisan kualitatif

a. Pemilihan topik

Pemilihan topik dalam penelitian ini adalah mengenai rencana pembelajaran, proses pembelajaran pada mata pelajaran Pkn, peneliti ingin mengetahui sejauh mana kompetensi guru pkn dan proses dan hasil


(22)

pembelajaran siswa selama proses belajar mengajar dan apa saja media yang digunakan oleh guru. Dalam pemilihan topic ini peneliti mempunyai kesanggupan dan mengetahui pokok masalah. Selain itu peneliti mengambil ini karena menarik minat peneliti itu sendiri karena dalam proses pembelajaran itu sangat menentukan pencapaian tujuan dari suatu pembelajaran tersebut

Penelitian tindakan kelas dilakukan dengan menjabatani kesenjangan antara teori dan praktek proses belajar sehingga dalam pelaksanaannya perlu tahapan-tahapan tertentu ada 4 yang harus dilakukan diantaranya : rencana, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Hal ini sejalan dengan prosedur penelitian tindakan kelas menurut Suharsimi (2010 :16) yaitu 1. Perencanaan, 2. Pelaksanaan, 3. Pengamatan dan 4. Refleksi. Adapun model dan penjelasan dapat dilihat pada gambar berikut :


(23)

Gambar 3.2 “Alur Pelaksanaan dalam Penelitian Tindakan Kelas Model Siklus” (Suharsimi Arikunto, 2010:16)

Proses pennelitian seperti yang dilaksanakan dengan Gambar (3.1) meliputi tahapan- tahapan. Tahap 1 sebelum peneliti melaksanakan tindakan terlebih dahulu direncanakan secara seksama jenis tindakan yang akan dilakukan.

Perencanaan

SIKLUS 1 Refleksi

Pengamatan

Perencanaan

Pelaksanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS III

Pengamatan

Rencana Selanjutnya

Pelaksanaan Refleksi

Pelaksanaan Refleksi


(24)

Tahap 2 setelah rencana disusun secara matang, baru tindakan dilaksanakan. Tahap 3 bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibatb yang ditimbulkannya.Tahap 4 berdasarkan hasil pengamatan, peneliti kemudian melakukan refleksi atau tindakan yang telah dilakukan. Jika hasil refleksi dilakukan, maka rencana tindakan perlu disempurnakan lagi agar tindakan yang dilaksanakan berikutnya tidak sekedar mengulang dari apa yang telah diperbuat sebelumnya. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan oleh peneliti sebanyak tiga siklus dan setiap siklus terdiri dari empat tahapan.

Siklus 1

Kegiatan yang dilakukan pada Siklus 1 antara lain : a. Tahap Perencanaan Tindakan (Planning)

Keberhasilan suatu tindakan akan ditentukan dengan perencanaan yang matang. Oleh karena itu, pada tahap ini dilakuakan beberapa kegiatan yaitu : (1). Perangkat pembelajaran yang terdiri atas : rencana pelaksanaan pembelajaran, media karton, lembar obserasi. (2). Setelah dilakukan tindakan dan dilihat hasil belajarnya maka dilakukan refleksi untuk memperbaiki perencanaan tindakan selanjutnya (replaning). Adapun perencanaan tindakan pada Siklus ke 1 adalah sebagai berikut :

1). Perencanaan yang dilakukan meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang memuat Kompetensi Dasar (KD) yaitu mendeskripsikan kedudukan warga Negara dan pewarganegaraan Indonesia dengan metode pembelajaran Value Time Pie

2). Membuat lembar observasi, berupa lembar observasi aktivitas siswa digunakan sebagai alat observasi untuk melihat perubahan tingkah laku setiap siswa pada proses belajar mengajar

3). Sebelum tindakan siklus satu dilaksanakan, guru menyiapkan buku sumber pelajaran yang dibutuhkan oleh siswa dan guru menyiapkan karton dan sejenis alat tulis seperti jangka, spidol untuk digunakan


(25)

sebagai media pembelajarannya. Penyediaan kartos dan model pembelajaran value time pie diharapakan agar siswa lebih interaktif untuk menumbuhkan minat siswa terhadap pembelajaran PKn sehingga akan meningkatkan motivasi belajar siswa lebih tinggi. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)

Kegiatan yang menjadi perhatian dalam PTK adalah tindakan yang dilakukan untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya. 1. Wayan Sukaryana (1999:38) mengatakan bahwa: “ tahap pelaksanaan Tindakan merupakan langkah yang peting karena tahap ini merupakan aktualisasi dari semua rencana yang sudah disusun”. Adapun tahap pelaksanaan tindakan dikelas adalah sebagai berikut :

1. Guru menyiapkan alat pembelajaran berupa karton, spidol , jangka sebagai media pembelajarannya untuk lebih diperhatikan dan dipahami oleh siswa selama proses pembelajaran

2. Kemudian membahas mengenai topik konsep atau materi sebagai berikut :

a.Kedudukan warga Negara yang diatur Undang-undang 1945

b.Persyaratan menjadi WNI dan penyebab hilangnya status kewarganegaraan

c.Asas kewarganegaraan yang berlaku secara umum

3. Setelah membahas mengenai materi tersebut maka setiap siswa harus memilih materi yang benar-benar siswa minati dan materi yang paling siswa sukai namun harus berdasarkan alasan yang jelas dalam memilih setiap materi yang paling siswa suka dan tidak sukai.

4. Setelah menemukan mana materi yang paling diminati maka setiap siswa harus member presentase dari setiap materi yang paling disukai dengan yang tidak disukai.

5. Setelah selesei maka didiskusikan setiap siswa harus mengungkapkan beberapa pendapatnya dari materi yang paling disukai sampai materi yang paling tidak disukai sehingga terjalin komunikasi yang interaktif antar semua siswa.


(26)

6. Jika sudah didiskusikan maka keseluruhan pendapat siswa diakumulasikan dengan membuat diagram pie dengan memberikan setiap presentase dari keseluruhan pendapat siswa. Sehingga dapat menyimpulkan dengan baik siswa lebih tertarik kepada materi yang ada.

c. Tahap Pelaksanaan Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan melihat minat siswa dan aktivitas siswa serta guru ketika melaksanakan pembelajaran pada setiap tindakan menggunakan model pembelajaran Value Time Pie.

Kegiatan ini dilaksanakan untuk melihat kesesuaian perilaku yang ditunjukan oleh guru dan siswa dengan criteria perilaku dalam belajar dengan menggunkan media yang menarik dengan model pembelajaran Value Time Pie.

d. Refleksi

Dalam kegiatan ini, dilakukan analisis dan evaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan pada siklus ke 1 kegiatan ini dimaksudkan untuk menganalisis berbagai temuan serta untuk mengetahui ketecapaian tujuan dalam setiap tindakan, selain itu refleksi dilaksanakan pula untuk mendapat kejelasan dan gambaran dalam merancang dan memperbaiki perencanaan pembelajaran siklus ke II

Siklus II

Kegiatan yang dilaksanakan pada Siklus kedua antara lain : a. Tahap Perencanaan Tindakan (Planning)

Berdasarkan hasil refleksi yang dilaksanakan pada siklus I, maka dibuat rencana siklus II. Adapun perencanaan tindakan siklus ke II yaitu :

1).Menentukan materi mana yang akan dipelajari dengan menggunakan model pembelajaran Value Time Pie dengan membuat rencana tindakan yang meliputi Rencana Pelaksanaan pembelajaran yang memuat kompetensi dasar yaitu : Menganalisis persamaan kedudukan warga


(27)

2).Membuat lembar observasi, berupa lembar observasi aktivitas siswa digunakan sebagai alat observasi untuk melihat perubahan tingkah laku setiap siswa pada proses belajar mengajar Serta alat observasi untuk melihat kemampuan dan perubahan tingkah laku siswa pada proses belajar mengajar.

b. Tahap pelaksanaan Tindakan (action)

Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus kedua ini harus berdasarkan perencanaan yang telah dibuat dari hasil refleksi siklus ke satu. Adapun tahap pelaksanaan tindakan pada siklus ke dua ini yaitu :

1). Guru memulai pembelajaran dengan mengulang materi yang diberikan kepada pertemuan sebelumnya kemudian mengaitkan materi yang akan dibahas pada pertemuan sekarang.

2). Guru memberikan materi mengenai persamaan kedudukan warga Negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 3). Kemudian guru menerangkan dan membahas materi tersebut dari

beberapa sub pokok yang ada yaitu :

a.Menunjukan persamaan kedudukan warga Negara dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara

b.Mendeskripsikan landasan persamaan kedudukan warga Negara dalam kehidupan bermasyarkat berbangsa dan bernegara

c.Memberikan contoh perilaku yang menampilkan persamaan kedudukan warga Negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

4). Setelah guru mengajar materi tersebut dalam pelaksanaannya setiap siswa membuat lingkaran besar dan didalamnya dibuat dua lingkaran kecil. Kemudian setiap siswa harus memilih mana materi yang siswa sukai dan tidak sukai diisi pada kedua lingkaran kecil yang dibuat setiap siswa lingkaran kecil pertama materi yang disukai siswa sedangkan lingkaran kecil yang kedua diisi materi yang tidak disukai siswa.


(28)

5) Setelah siswa memilih dan mengisi materi sudah diisi dalam lingkaran. Maka setiap siswa harus bias mempresentase nilai kemudian didiskusikan bersama. Setiap pendapat siswa diakumulasikan sehingga membuat diagram pie.

6). Perwakilan dari siswa kedepan untuk mempuat diagram pie dan dapat mengakumulasikan setiap pendapat temannya

d. Refleksi

Dalam kegiatan ini, dilakukan analisis dan evaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan pada siklus ke II kegiatan ini dimaksudkan untuk menganalisis berbagai temuan serta untuk mengetahui ketecapaian tujuan dalam setiap tindakan, selain itu refleksi dilaksanakan pula untuk mendapat kejelasan dan gambaran dalam merancang dan memperbaiki perencanaan pembelajaran siklus selanjutnya.

Siklus III

Kegiatan yang dilakukan pada siklus ke III antara lain : a. Tahap Perencanaan Tindakan (Planning)

Berdasarkan hasil refleksi yang dilaksanakan pada akhir siklus II, maka dibuat rencana siklus ke III. Adapun perencanaan tindakan pada siklus ketiga adalah sebagai berikut :

1).Menentukan materi mana yang akan dipelajari dengan menggunakan model pembelajaran Value Time Pie dengan membuat rencana tindakan yang meliputi Rencana Pelaksanaan pembelajaran yang memuat kompetensi dasar yaitu : Menganalisis persamaan kedudukan warga Negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan Negara

2).Membuat lembar observasi, berupa lembar observasi aktivitas siswa digunakan sebagai alat observasi untuk melihat perubahan tingkah laku setiap siswa pada proses belajar mengajar Serta alat observasi untuk melihat kemampuan dan perubahan tingkah laku siswa pada proses


(29)

b. Tahap pelaksanaan Tindakan (action)

Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus kedua ini harus berdasarkan perencanaan yang telah dibuat dari hasil refleksi siklus ke satu. Adapun tahap pelaksanaan tindakan pada siklus ke dua ini yaitu :

1).Guru memulai pembelajaran dengan mengulang materi yang diberikan kepada pertemuan sebelumnya kemudian mengaitkan materi yang akan dibahas pada pertemuan sekarang.

2).Guru memberikan materi mengenai menghargai persamaan kedudukan warga Negara tanpa membedakan ras, agama, gender, golongan, budaya dan suku

3).Kemudian guru menerangkan dan membahas materi tersebut dari beberapa sub pokok yang ada yaitu :

a. Menunjukan persamaan kedudukan warga negra tanpa membedakan ras, agama, gender, golongan, budaya dan suku

b. Mengidentifikasi ciri ras, agama, gender, golongan, budayadan suku secara garis besar

c. Menghargai persamaan kedudukan warga Negara tanpa membedakan ras, agama, gender, golongan, budaya dan suku. 4). Setelah guru mengajar materi tersebut dalam pelaksanaannya setiap

siswa membuat lingkaran besar dan didalamnya dibuat dua lingkaran kecil. Kemudian setiap siswa harus memilih mana materi yang siswa sukai dan tidak sukai diisi pada kedua lingkaran kecil yang dibuat setiap siswa lingkaran kecil pertama materi yang disukai siswa sedangkan lingkaran kecil yang kedua diisi materi yang tidak disukai siswa.

5) Setelah siswa memilih dan mengisi materi sudah diisi dalam lingkaran. Maka setiap siswa harus bias mempresentase nilai kemudian didiskusikan bersama. Setiap pendapat siswa diakumulasikan sehingga membuat diagram pie.

6). Perwakilan dari siswa kedepan untuk mempuat diagram pie dan dapat mengakumulasikan setiap pendapat temannya


(30)

c. Refleksi

Refleksi pada siklus ketiga dilakukan setelah usai penelitian tindakan dan observasi terakhir, tujuannya adalah untuk melihat sejauh mana tingkat motivasi siswa terhadap pemlajaran pkn setelah diterapkannya model pembelajaran Value Time Pie . selain itu berdasarkan refleksi pada siklus ketiga peneliti dapat membandingkan tingkat kemajuan pada siklus 1, 2 dan siklus 3 sehingga dapat diambil suatu kesimpulan apakah dengan model pembelajaran value time pie dapat meningkatkan motivasi belajar atau tidak, apabila hasil kesimpulannya belum sesuai maka maka dilaksanakan lagi siklus selanjutnya dan jika dalam kesimpulannya belum sesuai maka dilaksanakan lagi siklus selanjutnya dan jika dalam kesimpulannya sudah sesuai cukup dengan tiga siklus.

2. Maksud penelitian

Penelitian dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang proses pembelajaran dan hasil belajar yang dilkasanakan oleh guru mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA Negeri 1 Conggeang, untuk mengetahui bagaimana kondisi pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di SMA negeri 1 Conggeang, untuk mengetahui kendala yang terjadi ketika mengikuti proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.

C.Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan maksud peneliti dapat mendeskripsikan secara jelas dan rinci serta mendapat data mendalam dan fokus penelitian tentang Implementasi model pembelajaran value time pie dalam meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran PKn. Penelitian kualitatif menurut Denzin dan Lincoln (Moleong,2007:5)

“penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Dengan berbagai karakteristik khas yang dimiliki, penelitian kualitatif memiliki keunikan tersendiri sehingga berbeda dengan penelitian kuantitatif.”


(31)

Sedangkan menurut Creswell (1998) yang dikutip Satori (2009:24) mengemukakan bahwa :

“qualitative research is an inquiry process of understanding based on distict methological traditions of inqury that explore social or human problem. The research builds a complex, holistic picture, analizes words, reports detailed views of impormants and conducts the study in natural setting.”

“penelitian kualitatif adalah suatu proses inqury tentang pemahaman berdasarkan pada tradisi-tradisi metodologis terpisah, jelas pemeriksaan bahwa menjelajah suatu masalah soasial atau manusia. Peneliti membangun suatu kompleks, gambaran holistik, meneliti kata-kata, laporan-laporan memerinci pandangan-pandangan dari penutur asli, dan melakukan studi di suatu pengaturan yang alami.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang alamiah dengan didasari fakta dan laporan-laporan yang terperinci sehingga dapat meneliti kata-kata sesuai dengan kenyataan yang ada dimasyarakat.

Beda halnya dengan pendapat Endang Danial (2009:60) penelitian kualitatif yaitu :

“Peneliatian kualititatif adalah pendekatan yang menyatakan bahwa ilmu tidak terbatas pada yang empirik, sensual, konkrit saja. Tetapi meliputi keseluruhan objek kajian. Seperti keyakinan, pemikiran, kemauan, persepsi suatu subjek, yang utuh tidak dapat dipisahkan karena bisa jadi akan mengurangi esensi kajian itu, jika dipisahkan atau tidak dibahas secara utuh.

Adapun Langkah-langkah yang dilakukan dalam sebuah penelitian kualitatif menurut Miles dan Huberman (1992:20) yang dikutip Satori (2009:38) yakni :

1. Tahap pengumpulan data 2. Tahap reduksi data 3. Tahap penyajian data 4. Tahap penarikan kesimpulan

Penelitian kualitatif lebih bersifat esplorasi pemecahan masalah dalam sehari-hari atau praktik terbaik yang dilakukan suatu institusi agar ditemukan


(32)

makna dibalik semuanya adanya fakta yang riil. Adapun tujuan umum menurut Sarwono (2003) yang dikutip Satori (2009:39) yaitu : mengembangkan pengertian konsep-konsep yang pada akhirnya menjadi teori tahap ini dikenal sebagai grounded theory research.

Adapun karakteristik dari penelitian Kualitatif menurut Bogdan dan Biklen Moleong (2000:4) yaitu :

1. Latar alamiah (the natural setting) sebagai sumber, dan peneliti sebagai instrumen kunci (key instrument) dimana peneliti tidak mengelola atau melakukan perlakuan terhadap latar penelitian tetapi merekam apa adanya sementara kehadiran peneliti sebagai instrument kunci berusaha melakukan pendekatan menciptakan suasana tidak merasa asing dengan lingkungan sekitar sehingga proses yang diteliti tetap berjalan natural sebagaimana mestinya.

2. Bersifat deskriptif dimana proses pengumpulan data diambil dari hasil wawancara, dokumentasi dan pengamatan data tersebut diperoleh dari sumber data direkam dan ditarik warnanya.

3. Lebih mementingkan proses daripada hasil yaitu orientasi penelitian melihat bagaimana prosesnya sehingga pelaksanaan dan proses pengumpulan data bersifat fleksibel tidak tergantung pada waktu, jenis dan jumlah serta target perencanaan tertentu. 4. Menggunakan analisis induktif dimana peneliti tidak menggali

data atau bukti untuk membuktikan atau menyangkal suatu hipotesis yang menjadi acuan sebelum melakukan penelitian. 5. Mengungkapkan makna adalah tujuan esensial dimana

mengungkap makna dibalik peristiwa yang terjadi.

Penelitian ini tidak hanya mengungkap fakta-fakta secara riil namun peneliti berusaha mengungkap kejadian yang ada dengan mengamati dan menganalisis gejala-gejala yang terjadi secara mendalam dan sedetil-detilnya bagaimana peristiwa itu terjadi.

Pemilihan pendekatan kualitatif yang dilakukan peneliti dikarenakan pada observasi awal peneliti menemukan permasalahan yakni adanya ketidak seimbangan antara siswa yang aktif dan pasif dengan persepsi yang berbeda-beda dalam menilai pembelajaarn PKn, dan masih ditemukannya lemah dalam motivasi belajar siswa dikelas X-5 SMA 1 Conggeang. Argumentasi dalam


(33)

proses pembelajaran PKn berlangsung yang hanya didominasi oleh siswa-siswa yang aktif, Serta masih pasifnya guru dalam menentukan model atau metode pembelajaran untuk menciptakan suasana kelas yang kreatif dan menyenangkan. Oleh karena itu, dengan penedekatan kualitatif peneliti memperoleh gambaran dari permasalahan yang terjadi secara rinci, baik itu berupa kata-kata, gambar, maupun prilaku, maka dari itu peneliti akan melakukan penelitian mengenai implementasi model pembelajaran value time pie dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn di SMA 1 Conggeang.

Dengan penelitian kualitatif, peneliti sendiri dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama. Sugioyo (2012: 222) juga menyatakan, bahwa:

Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi mendapatkan fokus penelitian, memilih informasi sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.

Mengingat dalam proses penelitian ini, pengukuran tingkat motivasi siswa peneliti tidak hanya menggunakan penelitian Tindakan kelas namun juga menggunakan angket yang akan dipersentasekan berupa nilai/angka supaya datanya dapat dibuktikan kebenarannya secara keseluruhan. Oleh karena itu, disamping menggunakan penedakatan kualitatif, peneliti juga menggunakan pendekatan kuantitatif.

Sugyono (2012: 7) menjelaskan pendekatan kuantitatif merupakan “data kuantitatif berbentuk angka-angka dan analisis menggunakan statistik”. Penggunaan pendekatan kuantitatif disini sifatnya hanya statistik sederhana yang mana digunakan untuk mengetahui tingkat persentasi persepsi siswa dan lembar pedoman observasi dengan fokus penelitian siswa yang digunakan untuk melihat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dari tiap hasil pembelajaran


(34)

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Arikunto (2006:91) mengartikan penelitian tindakan kelas yaitu suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas. Sedangkan menurut Wiriatmadja (2006:13) yang kutip Taniredja dkk. (2010:16) mendefinisikan Penelitian tindakan kelas (PTK) yakni bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran mereka dan belajar dari pengalaman sendiri . adapun Penelitian Tindakan Kelas menurut Rapport (1970) dalam Hopkins (1993) yang dikutip Kunandar (2012:46) yakni Penelitian untuk membantu sesesorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membatu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerjasama dalam kerangka etika yang disepakati mereka.

Adapun karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Kunandar (2008:58) yakni :

1. On the job problem oriented (masalah yang akan diteliti adalah masalah riil atau nyata yang muncul dari dunia kerja peneliti atau yang ada dalam kewenangan tau tanggung jawab peneliti) 2. Problem solving oriented (berorientasi pada pemecahan

masalah)

3. Improvement-oriented (berorientasi pada peningkatan mutu) 4. Ciclus (siklus) konsep tindakan (action) dalam PTK diterapkan

melalui urutan yang terdiri dan beberapa tahap berdaur ulang (cyclical)

5. Action oriented dalam PTK selalu didasarkan pada adanya tindakan (treatment) tertentu untuk memperbaiki PBM di kelas 6. Pengkajian terhadap dampak tindakan

7. Specifics contextual aktivitas PTK dipicu oleh permasalahan praktis yang dihadapi guru dalam PBM di kelas

8. Participatory (collaborative) PTK dilaksanakan secara kolaboratif dan cermitra dengan pihak lain, seperti teman sejawat.

9. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi 10.Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa

siklus, dalam satu siklus terdiri dari tahapan perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation) dan refleksi (reflection) dan selanjutnya diulang kembali dalam beberapa siklus.


(35)

Disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu tindakan bagi Guru untuk dapat mengorganisasikan proses belajar secara praktis dengan berbagai masalah yang terjadi didalam kelas sehingga proses pembelajaran dapat terlaksana secara baik.

Analisis penulis menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penulis menemukan masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran dan diharapakan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Selain itu juga dengan diterapkannnya berbagai Model Pembelajaran bervariasi khususnya Model Pembelajaran Value Time Pie diharapkan dapat mencapai berbagai tujuan yang diinginkan seperti penegelolaan kelas yang dinamis dan kondusif serta media pembelajaran dan sumber belajar yang memadai.

D. Definisi Operasional

a. Pengertian Model Pembelajaran Value Time Pie

Menurut Kamma (2000:146) menjelaskan bahwa model pembelajaran Value time itu :

“Model pembelajaran value Time pie adalah suatu ilustrasi grafik yang menghendaki perkiraan berdasarkan % (persentase) memberikan pemahaman pada siwa tentang bagaimana cara mereka memanfaatkan waktu dengan benar, bagaimana mereka akan menggunakan waktu sebagai seorang siswa yang baik sebagai anggota keluarga yang baik dan sebagai warga negara yang baik.

b. Pengertian motivasi

Menurut Mitchell yang dikutip Winardi (2003:23) motivasi mewakili proses-proses psikologis yang menyebabkan timbulnya, diarahkannnya dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela yang diarahkan pada tujuan tertentu. Sedangkan Motivasi Menurut Sardiman (2004:73) yakni :

Motif diartikan sebagai daya uang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu dikatakan sebagai penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melalukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan. Berdasarkan motif tersebut maka motivasi diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.


(36)

c. Pengertian motivasi belajar

Motivasi belajar menurut sardiman (2004:75) yaitu suatu stimulus yang dapat menggetarkan faktor untuk lebih semangat, merasa senang dalam proses pembelajaran. Motivasi dalam belajar mempunyai peranan yang penting bagi siswa dan guru seperti yang dikemukakan oleh Dimyanti (2002:85) mengenai pentingnya motivasi belajar adalah untuk :

1. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir 2. Menginformasikan tentang kekuatan untuk usaha belajar

3. Mengarahkan kegiatan belajar 4. Membesarkan semangat belajar

5. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja yang berkesinambungan.

d. Pengertian PKn

Menurut Chreshore yang dikutip Rahmat dkk.(2009: 4) mendefinisikan Pkn :

“Pendidikan kewarganegaraan merupakan bidang studi yang bersifat multifaset dengan konteks lintas bidang keilmuan namun secara filsafat keilmuan ia memiliki ontology pokok ilmu politik khususnya konsep “political democracy” untuk aspek “duties and rights of citizen” .

E. Instrumen Penelitian

Dalam Penelitian Tindakan Kelas menggunakan metode Kualitatif-Kuantitatif yang berperan sebagai intrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri. Penelitian yang bertujuan untuk mengukur gejala akan menggunakan instrument penelitian. Jumlah instrument yang akan digunakan tegantung variable yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, jumlah variabel yang diteliti 2 instrumen yaitu observasi dan angket.

Lembar observasi, dalam lembar observasi ini peneliti harus berperan sebagai instrument penelitian dalam melakukan tindakan kelas dai mulai awal pembelajaran, inti pembelajaran sampai akhi pembelajaran yang dilakukan oleh observer yaitu Tatang Mukhtar. S.pd


(37)

Setelah Penelitian tindakan kelas dilakukan penyebaan angket oleh peneliti dengan jumlah siswa 22 Orang , laki-laki 8 orang dan perempuan berjumlah 14 orang (instrumen terlampir).

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Ketiga teknik ini digunakan diharapkan dapat memperoleh data dan informasi yang diperlukan.

1. Observasi

Observasi menurut Satori (2009:90) yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap subjek (partner penelitian) dimana sehari-hari mereka berada dan biasa melakukan aktifitasnya. Sedangkan menurut Alwasilah C. (2003:211) yang dikutip Satori (2009:104) mendefinisikan observasi sebagai penelitian atau pengamatan sistematis dan terencana yang diniati untuk perolehan data yang dikontrol validitas dan reliabilitasnya. Beda halnya dengan pendapat Syaodih N (2006:220) yang dikutip Satori (2009:105) yakni observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.

Adapun manfaat observasi diungkapkan M.Q Patton (1980:729-126) yang dikutip Satori (2009:107) yaitu :

1. Dengan berada dilapangan peneliti lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi, jadi ia dapat memperoleh pandangan yang holistic atau menyeluruh.

2. Pengalaman langsung memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep-konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discouery.

3. Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain, khusunya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap “biasa’ dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara.

4. Peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.


(38)

5. Peneliti dapat menemukan hal-hal diluar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komperhensif 6. Dalam lapangan peneliti tidak hanya dapat mengadakan

pengamatan akan tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, misalnya merasakan suasana situasi sosial, dengan berda secara pribadi dalam lapangan peneliti mempunyai kesempatan mengumpulkan data yang kaya, yang dapat dijadikan dasar untuk memperoleh data yang lebih banyak, lebih terinci dan lebih cermat. Berdasarkan manfaat observasi yang telah dipaparkan, dalam observasi ini dilakukan untuk mendapatkan data mengenai 1). Model pembelajaran bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan di SMA 1 Conggeang 2). Pelaksanaan pembelajaran bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan di SMA 1 Conggeang . kegiatan observasi ini dilakukan berulang kali sampai diperoleh semua data yang diperlukan terutama berkaitan dengan model pembelajaran dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dilakukan berulang kali untuk dimaksudkan supaya yang diamati akan terbiasa dengan kehadiran peneliti sebagai informan berprilaku apa adanya.

2. Angket atau Kuesioner (Questionnaires)

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan selain wawancara dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui angket. Angket dalam penelitian ini disebarkan kepada siswa/siswi kelas X-5 di SMA Conggeang-Sumedang untuk memperoleh data mengenai proses pembelajaran dan tingkat motivasi siswa terhadap mata pelajaran Pkn.

Kuesioner menurut Sugiyono (2012: 142) adalah “merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.

Lebih lanjut Arikunto (2010: 195) membagi kuesioner atas beberapa jenis, bergantung pada sudut pandang yakni sebagai berikut.

a.Dipandang dari cara menjawab, maka ada:

1.Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.

2.Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.


(39)

1.Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya. 2.Kuosioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang

orang lain.

c. Dipandang dari bentuknya maka ada:

1.Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuosioner tertutup.

2.Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuosioner terbuka.

3.Check list, sebuah daftar, di mana responden tinggal membubuhkan tanda check ( pada kolom yang sesuai.

4.Rating scale, (skala bertingkat), yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju.

Untuk mendukung akurasi data dan hasil penelitian, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner sebagai pengumpul data. Adapun kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup. Berdasarkan dari bentuknya, peneliti menggunakan kuesioner rating scale atau skala bertingkat. Angket siswa ini untuk mengetahui sejauh mana perhatian dan pendapat siswa mengenai pembelajaran Pkn dari mulai perencanaan sampai proses pembelajarannya. Angket pada umumnya meminta keterangan fakta yang diketahui responden atau juga mengenai aspek sikap.

3. Study Dokumentasi

Penelitian yang menggunakan penelitian kualitatif membutuhkan jenis data primer dan data sekunder. Dalam hal ini studi dokumentasi termasuk kedalam jenis data sekunder yakni berupa dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk menunjang data penelitian seperti yang dijelaskan oleh McMillan dan Schumacher (2001:42) yang dikutip Satori (2009:146) mengartikan dokumen yaitu :

Dokumen yaitu rekaman kejadian masa lalu yang ditulis atau dicetak, dapat berupa catatan anekdotal, surat, buku harian dan dokumen-dokumen. Dokumen kantor termasuk lembar internal, komunikasi bagi publik yang beragam, file siswa yang beragam dan statistik pengajaran. Beda halnya dengan pendapat Guba dan linclon (Moleong, 2006: 216-217) memberikan definisi tentang dokumen yaitu : setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang peneliti. Adapun pengertian studi dokumentasi menurut Satori


(40)

(2009:149) yakni : Pengumpulan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan peneliti lalu ditelaah secara instens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian.

Dalam penelitian ini yang dijadikan sumber informasi yaitu dokumen sekolah SMA 1 Conggeang berupa Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang merupakan pedoman bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran khususnya pada pelajaran Pendidikan kewarganegaraan (PKn) selain itu juga data pendukung mengenai kondisi umum sekolah, keadaan siswa, guru, pegawai, serta data prasarana dan dokumen lain yang berhubungan dengan fokus penelitian.

4.Studi Literatur

Studi litelatur adalah teknik penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari dan mengkaji buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh data atau sumber-sumber informasi teoritis tentang masalah yang diteliti. Teknik ini memperkuat landasan peneliti serta melengkapi hasil penelitian yang peneliti lakukan.

Dengan menggunakan teknik tersebut, peneliti berusaha mencari data berupa pengertian-pengertian, teori-teori, dan uraian-uraian yang dikemukan oleh para ahli sebagai landasan teoritis, khususnya mengenai masalah-masalah yang relevan dengan penelitian ini. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tambahan yang menunjang masalah yang diteliti.

G. Analisis Data

Data yang diperoleh setelah wawancara secara mendalam, studi dokumentasi, ditunjang dengan analisis yang akurat dan seksama untuk diberi makna dan selanjutnya mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat abstraksi.

Moleong (2000:190) mengatakan bahwa abtraksi merupakan usaha untuk membuat rangkuman yang inti, proses dan pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijaga sehingga berada didalamnya. Langkah selanjutnya adalah


(41)

penyusunannya dalam satuan-satuan ini dikatagorikan pada langkah berikutnya.

Tahap akhir dari analisis data ini adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Setelah selesei tahapan ini mulailah tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementara menjadi teory subtantif dengan menggunakan beberapa metode tertentu. Proses analisis data dimulai dengan menelaah, memeriksa seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, dirangkum dan difokuskan pada hal-hal penting.

Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data (display data) dan mengambil keputusan. Menurut bodgan dan Biklen (Moleong, 2006:248) mengemukakan bahwa analisis data kualitatif yaitu upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya dari satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain 1. Analisis Data Kualitatif

Analisis data ini dilakukan dalam satu proses, proses pelaksanaan dimulai sesudah meninggalkan lapangan. Sebab jika pelaksanaan analisis baru dimulai ketika penelitian selesei maka akan sangat merepotkan penulis

Adapun pendapat Milles dan Hubberman (1992:16) analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut berulang dan terus-menerus. Masalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan merupakan rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul


(42)

Gambar 3.2

Komponen-komponen Analisis Data

Sumber: Miles dan Huberman (Sugiyono 2012: 247).

Dengan mengacu pendapat di atas, maka proses analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Tiga jenis kegiatan utama analisis data merupakan proses siklus dan interaktif. Peneliti harus siap bergerak bolak-balik diantara kegiatan reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan / verifikasi untuk lebih memperjelas kegiatan analisis data penelitianHal ini juga sesuai yang dikemukakan Nasution (1998:129) langkah-langkah yang bisa diikuti dalam menaganalisis data kualitatif diantara sebagai berikut :

a kategorisasi dan interpestasi Data

semua data yang diperoleh terlebih dahulu dikatagorikan bedasarkan penelitian. Kemudian peneliti menginterpestasikan data yang telah dikumpulkan. Ada beberapa hal yang dilakuakn peneliti yaitu :

1). Mendeskripsikan peencanaan pelaksanaan penelitian 2). Mendeskripsikan pelaksanaan tindakan setiap siklus b. Reduksi data

Data yang diperoleh dari lapangan ditulis dalam bentuk uaian yang terperinci. Laporan ini akan terus betumpuk jika tidak segera dianalisis

Pengumpulan data

Reduksi data

Kesimpulan: Penarikan/verifikasi

Penyajian data


(43)

yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema atau polanya sehingga lebih mudah dikendalikan. Data yang direduksi member gambaran yang lebih tajam. Tentang hasil pengamatan juga mempemudah peneliti untuk mencari kembali data yang diperoleh jika diperlukan,

c.Display data

Data yang bertumpuk dan laporan yang tebal sulit dilihat hubungan detailnya. Sulit juga melihat gambaran kseluruhannya untuk mengambil kesimpulan yang tepat . oleh karena itu untuk melihat gambaran keseluruhannya maka harus diusahakan membuat berbagai macam matrik, grafik, network dan cart.

a. Mengambil kesimpulan dan verifikasi

Sejak mula peneliti berusaha mencari makna data yang dikumpulkannya untuk mencari pola, tema hubungan persamaan hal-halyang sering timbul hipotesis dan sebagainya. Jadi dari data yang diperoleh sejak awal peneliti mencoba mengambil kesimpulan akan tetapi akan betambahnya data maka kesimpulan itu lebih “Grounded”. Jadi kesimpulan harus senantiasa di verifikasi selam penelitian berlangsung. Ketiga macam kegiatan tersebut diatas saling berkaitan satu sama lain selama penelitian berlangsung.

2. Analisis Data Kuantitatif

Sedangkan analisis data Kuantitatif digunakan untuk mengetahui tingkat kecerdasan emosional siswa dalam kehidupan sehari-hari yang dilihat dari angket yang telah diisi oleh para siswa, yang kemudian dihitung melalui data kuantitatif yaitu dengan mencari rata-rata. Dalam hal ini penganalisisan dilakukan yaitu dengan memanfaatkan dan membandingkan hasil penelitian peneliti , observasi, observer, dan hasil wawancara siswa.

Setelah data dianalisis dilanjutkan dengan proses pengolahan data dimulai dengan menelaah seluruh data yang dari pedoman observasi atau pengamatan angket. Setelah data diperoleh sudah terkumpul , kemudian langkah selanjutnya adalah menyusun dalam unit-unit dan dikatagorikan


(44)

Sedangkan data kuantitatif yaitu menganalisis hasil observasi aktivitas siswa dengan cara menghitung persentase setiap katagori untuk setiap tindakan. Adapun cara menghitungnya yaitu sebagai berikut :

Analisis data dengan menggunakan instrumeent penelitian yaitu dengan cara frekuensi dibagi dengan jumlah responden dikali 100%, seperti yang dikemukakan oleh sudjana (2001:19) adalah sebagai berikut:

P = F X 100% N

Presentase aktivitas siswa = Perolehan skor X 100% Seluruh aktivitas

Setelah dihitung kemudian hasilnya Disesuaikan dengan Kategori sebagai berikut :

>75,01% : Sangat Baik 50,01%-75% : Baik

25,01%-50% : Cukup 0%-25% : Kurang


(45)

H. Tahap Penelitian 1. Persiapan Penelitian

Dalam tahap ini, peneliti mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian di antaranya fokus permaslahan dan objek penelitian. Selanjutnya peneliti mengajukan judul dan proposal skripsi sesuai dengan apa yang akan diteliti. Setelah proposal penelitian disetujui oleh pembimbing skripsi maka peneliti melakukan pra penelitian sebagai upaya menggali gambaran awal dari subjek dan lokasi penelitian.

2. Perizinan Penelitian

Perizinan penelitian ini bertujuan agar peneliti dapat dengan mudah melakukan penelitian sesuai dengan objek serta subjek penelitian.

Adapun perizinan tersebut ditempuh dan dikeluarkan oleh:

a. Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada Ketua Jurusan PKn FPIPS UPI untuk mendapatkan surat rekomendasi untuk disampaikan kepada Dekan FPIPS UPI.

b. Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada Pembantu Dekan 1 atas nama Dekan FPIPS UPI untuk mendapat surat rekomendasi untuk disampaikan kepada Rektor UPI. c. Dengan membawa surat rekomendasi dari UPI, peneliti meminta izin

penelitian kepada Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sumedang dan Badan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang untuk disampaikan kepada Kepala Sekolah SMA 1 Conggeang-Sumedang

d. Setelah mendapatkan izin Kepala Sekolah SMA 1 Conggeang-Sumedang , kemudian peneliti melakukan penelitian di tempat yang telah ditentukan, yaitu SMA 1 Conggeang-Sumedang.

3. Pelaksanaan Penelitian

Tahap ini merupakan inti dari penelitian yang dilakukan, peneliti mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah disusun untuk memecahkan fokus masalah.


(46)

a. Menghubungi Kepala Sekolah dan Wakasek Kesiswaan SMA 1 Conggeang untuk meminta informasi dan meminta izin melaksanakan penelitian.

b. Menghubungi tenaga pengajar PKn

c. Menghubungi siswa kelas X-5 sebagai subjek penelitian

d. Membuat catatan yang diperlukan dan dianggap penting yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.


(47)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, diperoleh kesimpulan umum yaitu penerapan model pembelajaran value time pie telah mampu meningkatkan motivasi belajar siswa pada proses pembelajaran Pkn dikelas X-5 SMA Conggeang-Sumedang.

Selain kesimpulan umum diatas, peneliti juga menemukan kesimpulan khusus yaitu sebagai berikut :

1. Perencanaan pembelajaran dilakukan dengan membuat penyusunan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam penyusunan RPP peneliti mengalami kesulitan menemukan metode yang sesuai dengan materi pembelajaran dan guru mitra sendiri sebelum melakukan pembelajaran tidak membuat (RPP ). Materi yang yang dibelajarkan “ Menghargai kedudukan warga Negara dalam berbagai aspek kehidupan” adapun format obsevasi digunakan untuk mengukur motivasi dan aktivitas siswa selama pembelajaran . Dengan perencanaan yang baik maka dalam proses pembelajaran value time pie dalam menganalisis nilai dapat meningkatkan motivasi serta perubahan tingkah laku dengan kemampuan berpendapat agar menjalin komunikasi yang interaktif dan dapat menumbuhkan nilai estetika atau nilai etika .

2. Pelaksanaan pembelajaran Pkn dengan model pembelajaran value time pie terdiri atas kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup yang dilakukan pada tiga siklus. Berdasarkan langkah-langkah perencanaan pembelajaran materi ”menghargai kedudukan warga negara dalam berbagai aspek kehidupan”. Setiap siswa dibelajarkan untuk menilai berdasakan pilihan dan keyakinannya sehingga penilaian


(48)

tersebut diakumulasikan dengan membuat diagram pie. Proses pembelajaran value time pie yang dilakukan sudah cukup maksimal. namun, dalam pengalokasian waktu kurang maksimal karena materi terlalu banyak, sedangkan model pembelajaran value time pie memakan waktu yang cukup banyak. Disamping itu guru belum mampu manjadi fasilitator siswa dengan baik. Hasil pengamatan aktivitas siswa menunjukan adanya perubahan tingkah laku dan minat belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yang menumbuhkan kreativitas dalam menilai baik nilai material, nilai vital maupun nilai rohani siswa.

3. Berdasarkan hasil pengamatan berupa format observasi, data angket dan hasil tindakan persiklus adanya peningkatan motivasi belajar siswa setelah diterapkannnya model pembelajaran value time pie pada pembelajaran PKn di kelas X-5. Hal tersebut telihat dengan adanya perubahan aktivitas dan minat belajar siswa pada proses pembelajaran PKn, dalam peningkatan tingkah laku yang dikatagorikan baik yang menitikberatkan pada aturan dan norma. Peningkatan motivasi belajar siswa dalam pelajaran PKn diharapkan mampu meningkatkan pencapaian tujuan pembelajaran PKn

4. Keunggulan dari model pembelajaran value time pie yaitu (a) Siswa dapat menilai materi yang dibelajarkan baik dari yang mereka sukai maupun tidak sukai dengan cara mempersentasekan namun harus berdasarkan alasan yang jelas ;(b) Setiap siswa dapat mengemukakan pendapatnya dan dapat mempertanggungjawabkan berdasarkan penilainnya ;(c) model value time pie merupakan model pembelajaran nilai, model ini membuat siswa dapat memfokuskan pada penilaian dan dapat menumbuhkan nilai-norma yang baik kepada siswa dengan memanfaatkan waktu dengan benar.

Kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan model pembelajaran value time pie adalah : (a) Guru mengalami kesulitan


(49)

menerima dan menghargai temannya berpendapat dan peneliti pun belum mengetahui karakteristik siswa ;(b) guru sulit memotivasi lebih jauh siswa untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran value time pie ;(c) Guru mengalami kesulitan dalam pengalokasian waktu.

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut dalam penerapan model pembelajaran value time pie adalah (a) Mengoptimalkan perannya sebagai fasilitator, mendorong dan membimbing serta membangun suasana kelas yang menyenangkan namun demokratis dengan menciptakan pembelajaran yang interaktif ; (b) Guru berusaha memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam berpendapat selain itu mendorong siswa untuk lebih giat dalam proses pembelajaran Pkn; (c) Guru memberikan penjelasan secara akurat dengan bahasa yang dapat dimengerti siswa sehingga siswa dapat mengetahui langkah-langkah pembelajaran dan dalam pengalokasian waktu harus lebih diperhatikan.

B. SARAN

1. Bagi Guru

a. Guru sebelum memulai pembelajaran harus menyiapkan perencanaan pembelajaran silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

b. Guru harus lebih mengoptimalkan perannya sebagai fasilitator dan mengalokasikan waktu dengan baik untuk membangun susasana kelas yang menyenangkan

c. Guru sebaiknya lebih mendorong minat belajar siswa dengan menggali kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat dan bertanya sehingga dalam proses pembelajaran tidak hanya mengandal ceramah .


(50)

2. Bagi Siswa

a. Harus lebih memotivasi diri untuk belajar PKn lebih giat selain itu dalam kemampuan mengemukakan pendapat yang sudah dimiliki siswa diharapkan tumbuhkembang dengan cara melatih diri untuk lebih aktif agar dapat membangun suasana pembelajaran yang interaktif dan lebih menyenangkan.

b. Harus lebih menumbuhkan nilai-norma yang baik dalam mengemukakan pendapat dari segi bahasa dan ketika teman sedang berpendapat harus mengahargainya.

3. Bagi sekolah

Pihak sekolah hendaknya lebih meningkatkan dukungan terhadap pelaksanaan pembelajaran PKn dengan menggunkan model pembelajaran value time pie. Dukungan tersebut dapat berupa penyediaan sarana dan prasarana, media yang dapat mendukung terlaksananya proses pembelajaran , dan pemberian peluang kepada guru untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan profesi seperti pelatihan,diklat, dan sebagainya

4. Bagi Jurusan PKn

Jurusan PKn sebaiknya mensosialisasikan mengenai karakteristik model pembelajaraa value time pie beserta fungsinya melalui simulasi agar mahasiswa PKn yang nantinya akan menjadi pendidik dapat memahami dan mengembangkan model pembelajan value time pie 5. Bagi Peneliti selanjutnya

a. Dalam penelitian dengan menggunakan model pembelajaran value time pie, sebaiknya peneliti harus benar-benar menyiapakan bahan materi yang akan dibelajarkan dengan baik dan sesui dengan model pembelajaran value time pie

b. Dalam penelitian yang bertujuan untuk melihat kemampuan menilai dan mengemukakan pendapat, sebaiknya peneliti menyiapkan alat ukur yang relevan baik secara lisan maupun


(51)

DAFTAR PUSTAKA

Anni, Chatarina Tri. (2006). Psikologi Belajar Semarang: UPT UNNES Press As’ad. (1987). Psikologi Industri.Yogyakarta : Liberty

Cheppy (1988). Pendidikan Moral Dalam Beberapa Pendekatan, Jakarta : PT Rineka Cipta

Creswell, W. Jhon. (2012). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mix. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Danial, Endang. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan.

Dimyanti dan Mujiono (2002) Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta

Djahiri.A Kosasih (1996) Dasar-Dasar Umum Metodologi dan Pengajaran Nilai Moral PVCT, Bandung : Laboraturium PKN-FPIPS

Djahiri.A Kosasih (1985) Strategi Pengajaran Afektif-Nilai-Moral VCT dan Games dalam VCT. Bandung : Lab PMPKN FPIPS IKIP Bandung Hamalik, Oemar (1995). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi

Aksara

Hamid Darmadi (2007). Dasar Konsep Pendidikan Moral. Bandung : Alfabeta

Hasan, Alwi, dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka

Ine Kusuma (2010).Pendidikan Nilai. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Kamma, A.Hakam (2000). Pendidikan Nilai, Bandung : MKDU Press Kunandar (2011). Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : PT


(52)

Mulyana, E (2002) Kurikukulum Berbasis Kompetensi . Bandung : Rosdakarya

Mulyasa ( 2010). Praktik Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : PT Ramaja Rosdakarya

M.Surya (2004) Belajar dan Pembelajaran . Bandung : Rosdakarya Nasution. S (1996). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung : Tarsito

Prayitno. Elida (1989). Motivasi dalam Belajar . Jakarta : FKIP IKIP Padang

Pusat Bahasa Depdiknas (2002) Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta : Balai Pustaka

Rahmat,Dkk (2009). Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Bandung : Laboraturium Pendidikan Kewarganegaraan Sapriya dan Udin (2003) Pendidikan Kewarganegaraan : Model

Pengembangan Materi dan Pembelajaran. Bandung : Laboraturium Pkn-FPIPS UPI

Sardiman (2004). Interaksi dan Motivasi belajar Mengajar, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Satori. C,Komariah.A (2009) Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Alfabeta

Suciati (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta

Somantri (2001). Jurnal Civicus, Bandung : Lab Pkn FPIPS UPI Sudjana (2001) Metode & Teknik Pembelajaran Partisipatif .Bandung:

Falah Production

Suharsimi Arikunto (1996), Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : PT Rineka Cipta


(1)

199

Lilis Apriyani, 2013

Implementasi Model Pembelajaran Value Time Pie dalam Meningkatkan Motiasi Belajar Pada Pelajaran Pkn (Penelitian Tindakan Kelas Pada Pelajaran Pkn dikelas X-5 di SMA Conggeang Sumedang)

menerima dan menghargai temannya berpendapat dan peneliti pun belum mengetahui karakteristik siswa ;(b) guru sulit memotivasi lebih jauh siswa untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran value time pie ;(c) Guru mengalami kesulitan dalam pengalokasian waktu.

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut dalam penerapan model pembelajaran value time pie adalah (a) Mengoptimalkan perannya sebagai fasilitator, mendorong dan membimbing serta membangun suasana kelas yang menyenangkan namun demokratis dengan menciptakan pembelajaran yang interaktif ; (b) Guru berusaha memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam berpendapat selain itu mendorong siswa untuk lebih giat dalam proses pembelajaran Pkn; (c) Guru memberikan penjelasan secara akurat dengan bahasa yang dapat dimengerti siswa sehingga siswa dapat mengetahui langkah-langkah pembelajaran dan dalam pengalokasian waktu harus lebih diperhatikan.

B. SARAN

1. Bagi Guru

a. Guru sebelum memulai pembelajaran harus menyiapkan perencanaan pembelajaran silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

b. Guru harus lebih mengoptimalkan perannya sebagai fasilitator dan mengalokasikan waktu dengan baik untuk membangun susasana kelas yang menyenangkan

c. Guru sebaiknya lebih mendorong minat belajar siswa dengan menggali kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat dan bertanya sehingga dalam proses pembelajaran tidak hanya mengandal ceramah .


(2)

200

2. Bagi Siswa

a. Harus lebih memotivasi diri untuk belajar PKn lebih giat selain itu dalam kemampuan mengemukakan pendapat yang sudah dimiliki siswa diharapkan tumbuhkembang dengan cara melatih diri untuk lebih aktif agar dapat membangun suasana pembelajaran yang interaktif dan lebih menyenangkan.

b. Harus lebih menumbuhkan nilai-norma yang baik dalam mengemukakan pendapat dari segi bahasa dan ketika teman sedang berpendapat harus mengahargainya.

3. Bagi sekolah

Pihak sekolah hendaknya lebih meningkatkan dukungan terhadap pelaksanaan pembelajaran PKn dengan menggunkan model pembelajaran value time pie. Dukungan tersebut dapat berupa penyediaan sarana dan prasarana, media yang dapat mendukung terlaksananya proses pembelajaran , dan pemberian peluang kepada guru untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan profesi seperti pelatihan,diklat, dan sebagainya

4. Bagi Jurusan PKn

Jurusan PKn sebaiknya mensosialisasikan mengenai karakteristik model pembelajaraa value time pie beserta fungsinya melalui simulasi agar mahasiswa PKn yang nantinya akan menjadi pendidik dapat memahami dan mengembangkan model pembelajan value time pie 5. Bagi Peneliti selanjutnya

a. Dalam penelitian dengan menggunakan model pembelajaran value time pie, sebaiknya peneliti harus benar-benar menyiapakan bahan materi yang akan dibelajarkan dengan baik dan sesui dengan model pembelajaran value time pie

b. Dalam penelitian yang bertujuan untuk melihat kemampuan menilai dan mengemukakan pendapat, sebaiknya peneliti menyiapkan alat ukur yang relevan baik secara lisan maupun tulisan.


(3)

Lilis Apriyani, 2013

Implementasi Model Pembelajaran Value Time Pie dalam Meningkatkan Motiasi Belajar Pada Pelajaran Pkn (Penelitian Tindakan Kelas Pada Pelajaran Pkn dikelas X-5 di SMA Conggeang Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Anni, Chatarina Tri. (2006). Psikologi Belajar Semarang: UPT UNNES Press

As’ad. (1987). Psikologi Industri.Yogyakarta : Liberty

Cheppy (1988). Pendidikan Moral Dalam Beberapa Pendekatan, Jakarta : PT Rineka Cipta

Creswell, W. Jhon. (2012). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mix. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Danial, Endang. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan.

Dimyanti dan Mujiono (2002) Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta

Djahiri.A Kosasih (1996) Dasar-Dasar Umum Metodologi dan Pengajaran Nilai MoralPVCT, Bandung : Laboraturium PKN-FPIPS

Djahiri.A Kosasih (1985) Strategi Pengajaran Afektif-Nilai-Moral VCT dan Gamesdalam VCT. Bandung : Lab PMPKN FPIPS IKIP Bandung

Hamalik, Oemar (1995). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara

Hamid Darmadi (2007). Dasar Konsep Pendidikan Moral. Bandung : Alfabeta

Hasan, Alwi, dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka

Ine Kusuma (2010).Pendidikan Nilai. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Kamma, A.Hakam (2000). Pendidikan Nilai, Bandung : MKDU Press

Kunandar (2011). Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : PT Indeks


(4)

Mulyana, E (2002) Kurikukulum Berbasis Kompetensi . Bandung : Rosdakarya

Mulyasa ( 2010). Praktik Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : PT Ramaja Rosdakarya

M.Surya (2004) Belajar dan Pembelajaran . Bandung : Rosdakarya

Nasution. S (1996). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung : Tarsito

Prayitno. Elida (1989). Motivasi dalam Belajar . Jakarta : FKIP IKIP Padang

Pusat Bahasa Depdiknas (2002) Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta : Balai Pustaka

Rahmat,Dkk (2009). Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Bandung : Laboraturium Pendidikan Kewarganegaraan

Sapriya dan Udin (2003) Pendidikan Kewarganegaraan : Model Pengembangan Materi dan Pembelajaran. Bandung : Laboraturium Pkn-FPIPS UPI

Sardiman (2004). Interaksi dan Motivasi belajar Mengajar, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Satori. C,Komariah.A (2009) Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Alfabeta

Suciati (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta

Somantri (2001). Jurnal Civicus, Bandung : Lab Pkn FPIPS UPI

Sudjana (2001) Metode & Teknik Pembelajaran Partisipatif .Bandung: Falah Production

Suharsimi Arikunto (1996), Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : PT Rineka Cipta


(5)

Lilis Apriyani, 2013

Implementasi Model Pembelajaran Value Time Pie dalam Meningkatkan Motiasi Belajar Pada Pelajaran Pkn (Penelitian Tindakan Kelas Pada Pelajaran Pkn dikelas X-5 di SMA Conggeang Sumedang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2012). Metode Penelititan Kuatitatif, Kualitatif dan R&D (Metode Penelitian dan pengembangan). Bandung : Alfabeta

Sukmadinata, Nana Saodih (2003). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Syamsudin Makmun, Abin (2005). Perencanaan Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset

Wayan Sukaryana (1999). PTK (Classroom action resersh). Jakarta : Depdikbud

Winardi. 2002. Motivasi dan Permotivasian dalam Manajemen : Jakarta :PT. Raja

Grafindo Persada.

Wiriaatmadja, Rochiati ( 2005) . Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Wuryan, Syaiffulah (2008). Ilmu Kewarganegaraan (civics), Bandung : Laboraturium

Sumber Skripsi :

Asep Kurnia .2010. Penerapan Model pembelajaran Tandur dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa.

Kania Umi Zakiah. 2012. Penerapan Media CD Interaktif dalam Pembelajaran pendidikan Kewarganegaraa untuk meningkatkan kecerdasan Emosional siswa.


(6)

Novi Novarita. 2006. Penerapan model pembelajaran sikap untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa pada pelajaran pendidikan Kewarganegaraan

Wiwin Windari. 2012.Perapan pendekatan problem based learning dalam pelajaran Pknuntuk meningkatkan civicresponsibility siswa kelas X-4 di SMAN 1 Gegesik.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN KELAS X SMA AR-RAHMAN MEDAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 2 26

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS X SMA AR-RAHMAN HELVETIA MEDAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 2 24

PENERAPAN MODEL PELAJARAN TALKING STICK DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS X DI SMA NEGERI 1 BLANGPEGAYON TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 3 24

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS X DI SMA SANTA MARIA MEDAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 1 45

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS X SMA NEGERI 1 BERASTAGI TAHUN PELAJARAN 2013-2014.

0 2 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLESNON EXAMPLES DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PPKNKELAS X SMA NEGERI 5 MEDAN TAHUN PELAJARAN 2013-2014.

0 2 25

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS X SMA NEGERI 1 PAKKAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

0 1 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS X SMA NEGERI 1 RAYA KAHEAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

0 1 17

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PROSES PEMBELAJARAN PKn KELAS X SMA Implementasi Pendidikan Karakter Pada Proses Pembelajaran PKn Kelas X SMA (Studi Kasus Di SMA Muhammadiyah 4 Kartasura Tahun Pelajaran 2011/2012).

0 2 16

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PROSES PEMBELAJARAN PKn KELAS X SMA Implementasi Pendidikan Karakter Pada Proses Pembelajaran PKn Kelas X SMA (Studi Kasus Di SMA Muhammadiyah 4 Kartasura Tahun Pelajaran 2011/2012).

0 2 16