PROGRAM BIMBINGAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA.

(1)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan dalam Bidang Bimbingan dan Konseling

OLEH:

SRI MURNI

NIM. 1201020

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

BELAJAR SISWA

Oleh SRI MURNI

S.Pd Universitas Pendidikan Indonesia, 2014

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana UPI Bandung

© Sri Murni 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

(4)

Sri Murni, 2014

Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... KATA PENGANTAR ... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... vii DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN...

A. Latar Belakang Penelitian... B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Peneitian... C. Tujuan Penelitian... D. Manfaat Penelitian ...

BAB II BIMBINGAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA...

A. Bimbingan dan Konseling

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling... 2. Tujuan Bimbingan dan Konseling... B. Motivasi Belajar...

1. Motif dan Motivasi... 2. Pengertian Motivasi Belajar... 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar... 4. Ciri-ciri Motivasi Belajar ... C. Bimbingan Belajar ...

1. Pengertian Bimbingan Belajar ... 2. Tujuan Bimbingan Belajar ... 3. Tahap-tahap Bimbingan Belajar ... D. Program Bimbingan Belajar... 1. Pengertian Program Bimbingan Belajar... 2. Prinsip-prinsip Dalam Pengembangan Program ... 3. Jenis-jenis Layanan Dalam Program Bimbingan dan Konseling... E. Program Bimbingan untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa ... F. Penelitian Yang Relevan ... G. Asumsi ...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...

A. Metode dan Desain Penelitian ... B. Populasi dan Sampel Penelitian ... C. Definisi Operasional ... D. Prosedur Penelitian ... E. Teknik Pengumpulan Data ...

I iii iv vii ix xiii xiv 1 1 7 9 9 11 11 13 13 13 15 17 19 22 22 25 27 29 29 31 33 36 40 41 41 43 43 44 44 47 47


(5)

Sri Murni, 2014

Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

F. Pengembangan Instrumen ... G. Prosedur Pengolahan Data ... H. Pengembangan Program Bimbingan Belajar...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...

A. Deskripsi Hasil Penelitian... 1. Gambaran Umum Motivasi Belajar Siswa Kelas XI SMA Kartika

XIX-2 Bandung Tahun Pelajaran 2013/2014... 2. Gambaran Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen Sebelum

Mengikuti Program Bimbingan ... 3. Gambaran Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen Setelah Mengikuti Program Bimbingan Belajar... 4. Gambaran Motivasi Belajar Siswa Kelas Kontrol ... 5. Efektivitas pelaksanaan bimbingan untuk meningkatkan motivasi

belajar siswa ...

B. Program Bimbingan untuk Motivasi Belajar Siswa Kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung ...

C. Pembahasan Hasil Uji Coba Program Bimbingan untuk Motivasi Belajar Siswa Kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung...

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI...

A. Kesimpulan ... B. Rekomendasi ...

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

48 53 58 61 61 61 62 67 72 80 84 107 116 116 119 120


(6)

Sri Murni, 2014

Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

DAFTAR TABEL

hal Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Sebelum Validasi...

Tabel 3.2 Kisi-kisi penilaian uji kelayakan program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa... Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian setelah validasi ... Tabel 3.4 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban ... Tabel 3.5 Penyebutan Kategorisasi Hasil Perolehan Skor ... Tabel 3. 6 Interpretasi kategori Motivasi Belajar ... Tabel 4.1 Gambaran umum motivasi belajar siswa kelas XI SMA

Kartika XIX-2 Bandung Tahun Pelajaran 2013/2014 ... Tabel 4.2 Gambaran umum aspek motivasi belajar siswa kelas XI

SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Pelajaran 2013/2014 ... Tabel 4.3 Gambaran motivasi belajar siswa sebelum mengikuti

program bimbingan pada aspek mempunyai tanggung

jawab pribadi ... Tabel 4.4 Gambaran motivasi belajar siswa sebelum mengikuti

program bimbingan pada aspek menetapkan nilai yang

ingin dicapai ... Tabel 4.5 Gambaran motivasi belajar siswa sebelum mengikuti

program bimbingan pada aspek bekerja kreatif ... Tabel 4.6 Gambaran motivasi belajar siswa sebelum mengikuti

program bimbingan pada aspek berusaha mencapai

cita-cita ... Tabel 4.7 Gambaran motivasi belajar siswa sebelum mengikuti

program bimbingan pada aspek melakukan antisipasi ... Tabel 4.8 Gambaran motivasi belajar siswa sebelum mengikuti

program bimbingan pada aspek melakukan kegiatan

sebaik-baiknya ... Tabel 4.9 Gambaran motivasi belajar siswa setelah mengikuti

program bimbingan pada aspek mempunyai tanggung

jawab pribadi ... Tabel 4.10 Gambaran motivasi belajar siswa setelah mengikuti

program bimbingan pada aspek menetapkan nilai yang

ingin dicapai ... Tabel 4.11 Gambaran motivasi belajar siswa setelah mengikuti

49 50 52 53 55 56 61 63 64 65 66 67 67 68 69 70


(7)

Sri Murni, 2014

Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

program bimbingan pada aspek bekerja kreatif ... Tabel 4.12 Gambaran motivasi belajar siswa setelah mengikuti

program bimbingan belajar pada aspek berusaha mencapai

cita-cita ... Tabel 4.13 Gambaran motivasi belajar siswa setelah mengikuti

program bimbingan pada aspek melakukan antisipasi ... Tabel 4.14 Gambaran motivasi belajar siswa setelah mengikuti

program bimbingan pada aspek melakukan kegiatan

sebaik-baiknya ... Tabel 4.15 Gambaran pre-test motivasi belajar pada aspek tanggung

jawab pribadi ... Tabel 4.16 Gambaran post-test motivasi belajar pada aspek tanggung

jawab pribadi ... Tabel 4.17 Gambaran pre-test motivasi belajar pada aspek

menetapkan nilai yang ingin dicapai ... Tabel 4.18 Gambaran post-test motivasi belajar pada aspek

menetapkan nilai yang ingin dicapai ... Tabel 4.19 Gambaran pre-test motivasi belajar pada aspek bekerja

kreatif ... Tabel 4.20 Gambaran post-test motivasi belajar pada aspek bekerja

kreatif... Tabel 4.21 Gambaran pre-test motivasi belajar pada aspek berusaha

mencapai cita-cita ... Tabel 4.22 Gambaran post-test motivasi belajar pada aspek berusaha

mencapai cita-cita ... Tabel 4.23 Gambaran pre-test motivasi belajar pada aspek

melakukan antisipasi ... Tabel 4.24 Gambaran post-test motivasi belajar pada aspek

melakukan antisipasi ... Tabel 4.25 Gambaran pre-test motivasi belajar pada aspek

melakukan kegiatan sebaik-baiknya ... Tabel 4.26 Gambaran post-test motivasi belajar pada aspek

melakukan kegiatan sebaik-baiknya ... Tabel 4.27 Hasil normalitas Kolmogrorov-smirnova dan shapiro-will...

71 72 72 73 74 75 76 77 77 78 79 79 80 81 81 82 83


(8)

Sri Murni, 2014

Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

Daftar Gambar

Gambar 1 Hasil normalitas posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 84 Gambar 2 Hasil normalitas pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 84


(9)

Sri Murni, 2014

Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 SK Pengangkatan Pembimbing Tesis Lampiran 2 Surat Izin Penelitian

Lampiran 3 Surat Keterangan telah Mengadakan Penelitian Lampiran 4 Hasil Validitas dan Reliabilitas Instrumen Lampiran 5 Satuan Layanan (setelah validasi)

Lampiran 6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas dan Uji-t Pretest-posttest Lampiran 7 Dokumentasi


(10)

Sri Murni, 2014

ABSTRAK

Sri Murni.1201020 Program Bimbingan untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Penelitian Kuasi-Eksperimen Terhadap Siswa XI SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014).

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan program bimbingan yang efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain nonequivalent pre-post test control group quasi experiment dengan teknik nonrandom-purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan inventori, wawancara dan studi dokumentasi. Penelitian ini dimulai dengan mengembangkan hipotesis program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan divalidasi dengan desain pre-posttest quasi-experimental. Hasil utama penelitian menunjukkan bahwa program bimbingan teruji efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014. Keefektifan program didukung dengan temuan berikut bahwa setelah mengikuti program, sebagian besar siswa mengalami peningkatan pada aspek tanggung jawab pribadi , menetapkan target belajar yang ingin dicapai, kemampuan untuk bekerja secara kreatif, kemampuan berusaha mencapai apa yang diinginkan, kemampuan untuk mengantisipasi pencapaian pembelajaran dan kemampuan melakukan setiap kegiatan dengan sebaik-baiknya. Hasil penelitian ini memberikan rekomendasi kepada guru pembimbing untuk lebih memperhatikan usaha pemberian motivasi belajar kepada seluruh siswa agar mendorong mereka mencapai prestasi belajar yang lebih baik. Bagi pihak yang akan mengaplikasikan program ini, dua panduan tambahan tersedia yaitu deskripsi program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan panduan untuk melaksanakan program tersebut.


(11)

Sri Murni, 2014

ABSTRACT

Sri Murni. 1201020. Guidance Program for Increasing Students’ Learning Motivation (A Quasi-Experiment to the Grade XI Students of SMA Kartika XIX-2 Bandung, Academic Year 2013/2014)

The present study is aimed at developing effective guidance program for

increasing student’s learning motivation. The present study applies quantitative

research approach with nonequivalent pre-posttest control group quasi-experimental design, and nonrandom-purposive sampling technique. The data were collected using inventory, interview, and documentary study.The study was started with developing a hypothetical guidance program for increasing student learning motivation, and validated with pre-posttest quasi-experimental design. The study comes up with the main finding that the tested guidance program is proven to be effective for increasing learning motivation of grade XI, SMA Kartika XIX-2 Bandung, academic year 2013/2014.The program effectiveness is supported by the following substantial findings that after attending the program most of the students have increased personal responsibility, decision of learning targets, ability to work creatively, ability to achieve what they want, ability toanticipate learning achievements, and ability to do each activity as good as possible. It is recommended that the teacher-counselors should pay more attention to the efforts of giving learning motivation for all students in order to encourage them in attaining better learning achievements. For those people who will apply the program, two supplement booklets are provided, i.e. the description of the tested guidance program for increasing student learning motivation, and a guideline for applying the program.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari “Guidance” dan “Counseling” dalam bahasa Inggris. Istilah ini mengandung arti : (1) mengarahkan (to direct), (2) memandu (to pilot), (3) mengelola (to manage), dan (4) menyetir (to steer). Sunaryo (dalam Yusuf, S & Nurihsan, J. 2005: 6) mengemukakan bimbingan sebagai “proses membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal”, sedangkan Natawidjaja (1987: 37) mengartikan bimbingan sebagai proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat dan kehidupan pada umumnya.

Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa bimbingan merupakan upaya pemberian bantuan untuk memfasilitasi individu dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal.

ASCA (American School Counselor Association) mengemukakan bahwa konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada konseli, konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu konselinya mengatasi masalah-masalahnya” (Yusuf, S & Nurihsan, J. 2005: 8). Berdasarkan berbagai pengertian tersebut, konseling diartikan sebagai proses pemberian bantuan yang bersifat rahasia, yang dilakukan oleh konselor kepada konseli untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh konseli agar memperoleh kebahagian dalam hidupnya.

Dari beberapa pengertian bimbingan dan konseling yang dikemukan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara


(13)

berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapatkan keahlian untuk itu, dengan tujuan agar indivisu dapat memahami dirinya, lingkungan, dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk mengembangkan potensi dirinya secara optimal.

Siswa Sekolah Menengah Atas merupakan remaja yang sedang mengalami perkembangan intelektual. Bloom (dalam Makmum, A. S. 2007: 102) menyatakan bahwa taraf kematangan dan kesempurnaan IQ seseorang mencapai 92% nya sejak usia 13 tahun. Maksudnya tingkat kematangan intelektual pada usia remaja berubah secara signifikan yang ditandai dengan adanya eksplorasi kematangan intelektual. Tahapan ekplorasi kematangan intelektual bisa dikembangkan melalui pendidikan yang dimanifestasikan dengan luasnya wawasan informasi dan kapasitas berfikir individu. Dengan demikian, masa remaja merupakan masa yang penuh potensi dalam menentukan keberhasilan akademik.

Menurut Hurlock, E.B. (1980: 207-208) masa remaja merupakan salah satu perkembangan manusia yang menarik perhatian untuk dibicarakan, karena masa remaja mengalami berbagai permasalahan yang harus dihadapi. Masa remaja juga sering disebut sebagai masa transisi dari masa kanak-kanak menjadi masa dewasa.

Siswa merupakan pribadi-pribadi yang sedang berada dalam proses berkembang ke arah kematangan. Masing-masing siswa memiliki karakteristik pribadi yang unik, dalam arti terdapat perbedaan individu diantara mereka. Contohnya hal-hal yang menyangkut aspek kecerdasan, emosi, sosialbilitas, sikap, kebiasaan dan kemampuan penyesuaian diri. (Yusuf, S & Nurihsan, J. 2011: 157).

Salah satu perkembangan masa remaja adalah mengembangkan kemampuan intelektual. Perkembangan intelektual yang harus dimiliki remaja yaitu kemampuan menghadapi dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat, tepat dan efektif, memiliki inisiatif yang tinggi dan kemampuan untuk memperoleh atau menggunakan pengetahuan


(14)

dalam menyelesaikan masalah serta mampu menetapkan tujuan yang ingin dicapai. Kemampuan intelektual tidak akan berkembang apabila siswa tidak memiliki motivasi belajar yang tinggi.

Motivasi merupakan dorongan dasar yang menggerakkan seseorang untuk bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri individu yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya. Motivasi siswa untuk mencapai prestasi yang tinggi harus memiliki motivasi belajar yang tinggi.

Motivasi merupakan kekuatan, dorongan dan keinginan yang terdapat dalam diri siswa yang menyebabkan siswa bertindak. Motivasi belajar yang tinggi mendorong siswa untuk fokus untuk mencapai prestasi belajar yang optimal. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi dalam menghadapi permasalahan akan melakukan alternatif-alternatif yang positif untuk memecahkan setiap masalah yang mereka hadapi, contohnya siswa bertanggung jawab terhadap dirinya dan akan terus belajar bersungguh-sungguh. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Keefe dan Jenkins (dalam Zenzen, T.G: 2002) menyatakan “motivation, as it relates to students, is very important. Students who have high motivation to achieve generally do well academically. Students with low motivation do

not do well academically”. Maksudnya jika dikaitkan dengan siswa motivasi merupakan faktor penting yang menentukan kemampuan akademis siswa. siswa yang memiliki motivasi yang tinggi akan bagus secara akademis, sementara siswa dengan motivasi yang rendah akan memiliki kemampuan akademis yang rendah pula.

Ramdani (2011) menyatakan bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi pada umumnya memperoleh hasil akademik yang baik, dan begitu juga sebaliknya, siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah pada umumnya memperoleh hasil akademik yang kurang baik. Senada dengan hal tersebut, Hamalik, O. (2012: 179) menjelaskan juga


(15)

bahwa motivasi sangat penting dan menentukan kegiatan dalam belajar, karena suatu kelompok yang mempunyai motivasi akan lebih berhasil ketimbang kelompok yang tidak punya motivasi. Uno, H. B. (2012: 30) juga menjelaskan bahwa seseorang yang mempunyai motif tinggi cenderung untuk berusaha menyelesaikan tugasnya secara tuntas, tanpa menunda-nunda pekerjaannya. Hal yang membuat seorang siswa berusaha mencapai prestasi yang lebih tinggi dan mengikuti proses belajar mengajar secara lebih mendalam banyak berkaitan dengan faktor motivasi terutama motivasi untuk berprestasi, sedangkan motivasi masing-masing siswa dapat bervariasi. Kuat lemahnya motivasi tergantung pada besarnya harapan yang ingin dicapai, kuatnya dasar yang menimbulkan motivasi, serta besarnya kepuasaan yang diinginkan (Rivai, V: 2003)

McClelland (dalam Zaenal, 2000) mengungkapkan bahwa

“Motivasi mempunyai kontribusi 65% terhadap prestasi belajar”. Sementara itu menurut Bigge and Hunt dalam Rivai, V. (2003) mengartikan motivasi berprestasi sebagai dorongan untuk berperilaku tertentu dalam menyelesaikan tugas dengan suatu standar keunggulan yang hasilnya dapat dievaluasi. Banyak dijumpai seseorang yang memiliki intelegensi tinggi tetapi prestasi yang dicapainya rendah, akibat kemampuan yang dimilikinya kurang berfungsi secara optimal. Salah satu faktor pendukung agar kemampuan intelektual anak dapat berfungsi secara optimal adalah adanya motivasi yang tinggi dalam dirinya. Dalam arti, apapun kondisi dan sistem dalam proses belajar mengajar, seluruh siswa hendaknya selalu berusaha meningkatkan motivasi untuk meraih prestasi yang gemilang.

Prestasi belajar merupakan suatu hal yang harus diraih oleh setiap siswa, bagi siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi, mereka akan belajar dengan tekun untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. Sedangkan siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah mereka cendrung sulit untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal.


(16)

Siswa yang berprestasi rendah menunjukkan potensi dan kemampuannya kurang optimal, prestasi belajar menurun. Karakteristik siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah diantaranya; mudah merasa kecewa dan berputus asa, tidak berani menghadapi kenyataan, tidak mau berusaha, mudah bosan dan jenuh dalam belajar, suka memberontak, kurang percaya diri dan mudah terpengaruh. Rendahnya motivasi belajar siswa ditunjukkan dengan prestasi yang tidak stabil. Siswa cenderung mengabaikan tugas yang diberikan oleh guru, siswa menunjukkan kurang kesadaran dan dorongan dari dalam diri sendiri untuk mencapai prestasi yang optimal.

Menurut Umaniyah (2008: 73) Individu yang memiliki motivasi belajar yang rendah memiliki beberapa ciri yaitu kurang memiliki tanggung jawab pribadi dalam mengerjakan aktivitasnya, memiliki program dalam kegiatan tetapi tidak berdasarkan pada rencana dan tujuan yang realistik serta lemah dalam pelaksanaannya, cenderung bersikap apatis dan tidak percaya diri, sering ragu dalam mengambil keputusan, tindakannya tidak berdasarkan tujuan, tidak memiliki sikap inovatif dan kreatif dalam belajar, tidak giat dalam menyelesaikan tugas sekolah, tidak memanfaatkan waktu dalam belajar sehingga memperoleh hasil belajar yang kurang optimal.

Berdasarkan wawancara dengan guru pembimbing di SMA Kartika XIX-2 Bandung (2013) menunjukkan ada beberapa indikator siswa memiliki motivasi belajar yang rendah, diantaranya; sikap siswa yang asal naik kelas dan asal lulus, siswa kurang bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas, siswa memiliki cara belajar yang kurang efektif sehingga tidak mampu menguasai materi pelajaran dengan baik, memiliki sikap apatis dan tidak percaya diri, ragu dalam mengambil keputusan, tidak memahami tujuan dalam setiap tindakannya, kurang disiplin dalam belajar, tidak mengikuti pelajaran yang diberikan guru dan tidak memanfaatkan waktu luang untuk belajar.


(17)

Permasalahan-permasalahan yang terjadi di SMA Kartika XIX-2 Bandung menunjukkan bahwa siswa sulit untuk mengembangkan prestasi belajarnya dengan baik. Bimbingan dan konseling memiliki peranan yang sangat penting dalam pendidikan dalam mendukung pencapaian proses belajar mengajar dengan memfasilitasi siswa agar mereka mampu mencapai perkembangannya secara optimal. Salah satu perkembangan siswa di sekolah adalah tercapainya perkembangan akademik yang optimal terutama mengembangkan motivasi belajar siswa. Bimbingan yang dapat diberikan untuk membantu siswa mengembangkan motivasi belajar adalah dengan memberikan bimbingan belajar kepada siswa, karena dengan bimbingan belajar dapat membantu para siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah belajar yang meliputi kebiasaan belajar, mengembangkan motivasi belajar, cara belajar yang efektif dan menyelesaikan tugas-tugas Nurihsan, J. (2003: 21).

Bimbingan belajar diarahkan untuk meningkatkan motivasi belajar pada siswa di sekolah. Guru pembimbing membantu siswa sukses dalam belajar, meraih prestasi dan mampu menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan pendidikan. Menurut Sukardi, D.K et al (2008: 464) bimbingan belajar merupakan bimbingan yang tepat untuk membantu siswa dalam menemukan cara belajar yang tepat, mengatasi kesulitan belajar dan cara mengatur waktu dalam belajar khususnya ditujukan untuk mengembangkan potensi diri siswa agar mereka mampu menemukan dan menciptakan cara belajar yang tepat.

Bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa disusun dalam rancangan program bimbingan dan konseling yang direncanakan secara sistematis, terarah dan terpadu sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Selain untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, bimbingan belajar juga bertujuan untuk membantu siswa mengatasi masalah dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti ingin mengangkat masalah


(18)

(Penelitian Kuasi Eksperimen di SMA Kartika XIX-2 Bandung pada Tahun Ajaran 2013/2014).

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian

Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan siswa, untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan tertentu. Interaksi ini disebut interaksi pendidikan, yaitu saling pengaruh antara pendidik dengan siswa. Dalam saling mempengaruhi ini peranan pendidik lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih berpengalaman, lebih banyak menguaisai nilai-nilai, pengetahuan dan keterampilan.

Sekolah merupakan suatu lingkungan formal tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar secara terencana dan terorganisasi. Kegiatan di sekolah bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan positif dalam diri siswa menuju kedewasaannya. Oleh karena itu, sekolah tidak hanya bertanggung jawab dalam mengembangkan aspek intelektual siswa saja melainkan juga bertanggung jawab dalam menumbuhkan, mendorong, membina dan mengembangkan kepribadian siswa dalam mencapai prestasi. Menurut Kartadinata (1983: 150) sekolah tidak hanya menekankan kepada pengembangan kemampuan kognitif, tetapi juga menekankan kepada pengembangan kepribadian sebagai sesuatu yang terintegrasi dan utuh.

Dalam lingkungan sekolah pengembangan motivasi belajar untuk meraih tujuan pendidikan yang secara langsung supaya siswa meraih prestasi yang optimal. Motivasi belajar merupakan hal penting yang harus diperhatikan dan dimiliki oleh setiap siswa di sekolah. Motivasi belajar membantu siswa mampu mendorong tingkah lakunya untuk mencapai prestasi yang tinggi, mampu mengelola dirinya sendiri, mengembangkan kreativitas, memiliki cara belajar yang efektif dan mampu menanggung resiko. Siswa yang kurang memiliki motivasi akan mengahambat proses belajar dan sikap persaingan belajar dalam mencapai prestasi di sekolah.


(19)

Usaha untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dapat dilaksanakan dalam memberikan intervensi dalam bentuk pelayanan bimbingan dan konseling.

Bimbingan dan konseling merupakan proses bantuan yang diberikan kepada siswa yang dilakukan secara berkesinambungan agar siswa dapat memahami dirinya dan dapat bertindak secara wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat serta kehidupan pada umumnya dan mampu mencapai perkembangan yang optimal. Bimbingan yang dapat diberikan untuk membantu siswa mengembangkan motivasi belajar ialah dengan bimbingan belajar, karena bimbingan belajar merupakan bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu dalam menghadapi dan memecahkan permasalahan belajar.

Mengingat pentingnya program bimbingan belajar di sekolah sesuai dengan kebutuhan siswa, tuntutan lingkungan masyarakat dan kebijakan lembaga untuk membantu siswa mencapai kompetensi akademik, maka masalah utama dalam penelitian ini adalah, “seperti apa program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014?” Secara lebih rinci masalah utama tersebut diuraikan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Gambaran umum motivasi belajar siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

2. Program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa XI SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014. 3. Gambaran hasil efektivitas program bimbingan belajar untuk

meningkatan motivasi belajar siswa XI SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014


(20)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan dalam penelitian ini secara umum adalah untuk menghasilkan program layanan bimbingan belajar yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan sebagai berikut.

1. Bagaimana gambaran umum motivasi belajar siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014?

2. Seperti apa rumusan program hipotetik bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014?

3. Bagaimana hasil efektivitas program bimbingan belajar terhadap peningkatan motivasi belajar siswa XI SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014?

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai berikut. 1. Manfaat Teoritis

a) Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan teori tentang pelaksanaan bimbingan belajar dan motivasi belajar.

b) Guna memperkaya cakupan ilmu pengetahuan dalam

pengembangan program pelayanan BK di sekolah.

c) Sebagai sumber informasi pendidikan bagi mahasiswa program studi BK program pasca sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. 2. Manfaat Praktis `

a) Siswa

Diharapkan siswa dapat memperoleh prestasi belajar yang tinggi melalui bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.


(21)

b) Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Memberikan inovasi baru dalam peningkatan mutu dan potensi guru dalam meningkatkan profesionalitasnya sebagai pendidik yang handal, khususnya yang terkait dengan pengetahuan dan pemahaman siswa tentang motivasi belajar.

c) Bagi Sekolah

Mengembangkan kualitas pendidikan untuk anak didik dan memberikan sumbangan positif terhadap kemajuan sekolah untuk mengembangkan wawasan serta ilmu pengetahuan dalam layanan bimbingan belajar di sekolah terkait dengan motivasi siswa.

d) Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan kajian untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut tentang perbaikan kegiatan pemberian layanan guna meningkatkan mutu kualitas layanan bimbingan yang diberikan. Khususnya dalam penggunaan layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.


(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan dan analisis data hasil penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experiment. Penelitian quasi eksperimen merupakan metode penelitian untuk mencari perlakukan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi terkendali dengan pendekatan kuantitatif Sugiyono, (2008: 72). Rancangan Quasi-Experimental dengan desain nonequivalent pre-test and post test control group design, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol di seleksi tanpa prosedur acak. Kedua kelompok tersebut sama-sama memperoleh pretes dan postes, akan tetapi kelompok eksperimen saja yang diberikan treatment (Creswell, 2010). Desain penelitiannya diilustrasikan sebagai berikut:

Kelas eksperimen : O X O

---

Kelas kontrol : O O

Keterangan:

O = angket awal atau angket akhir skala motivasi belajar pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

X = Perlakuan model pembelajaran dengan bimbingan klasikal. --- = Subjek tidak dipilih secara acak.

Tingkat Motivasi belajar siswa diukur sebanyak dua kali yaitu sebelum perlakuan (pretes) dan setelah perlakuan (postes). Pretes bertujuan melihat kesetaraan kemampuan awal kedua kelompok. Postes bertujuan melihat bagaimana pengaruh program bimbingan belajar yang diberikan terhadap peningkatan motivasi belajar siswa, dan melihat apakah terdapat peningkatan pada motivasi belajar siswa antara kedua kelompok tersebut.


(23)

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam adalah seluruh subjek penelitian (Arikunto, 2006: 130). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung yang terdaftar pada semester 2 Tahun Ajaran 2013/2014.

2. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling purvosive. Teknik sampling purvosive merupakan cara mengambil sampel dari anggota populasi secara penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugioyono, 2010: 85). Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah semua siswa yang ada di kelas XI-IPS.1 SMA Kartika XIX-2 Bandung. Kelas XI-IPS.1 dipilih berdasarkan pertimbangan guru bimbingan dan konseling dimana dikelas tersebut hasil belajar siswa sangat beragam dan banyak nilainya dibawah rata-rata.

C. Definisi Operasional

Menghindari terjadinya interpretasi yang berbeda-beda dan kerancuan pemahaman tentang aspek-aspek yang menjadi variabel penelitian, maka berikut penjelasan definisi operasional:

a. Program bimbingan belajar

Program bimbingan belajar adalah serangkaian rencana kegiatan yang dilakukan peneliti sebagai upaya membantu siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 supaya mendapatkan penyesuaian yang baik dalam belajar, sehingga setiap peserta didik dapat belajar dengan efektif dan efisien sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan mencapai perkembangan yang optimal.

Natawidjaja, R. dalam Winkel (1991: 67) mengartikan bimbingan sebagai pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan


(24)

secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga individu sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan ketentuan, keadaan keluarga, dan masyarakat. Bimbingan belajar adalah bimbingan untuk membantu siswa dalam mengembangkan diri, sikap, dan kebiasaan belajar yang tepat bagi dirinya sendiri dalam belajar.

Selanjutnya Suherman, AS.U. (2007: 59) menjelaskan program bimbingan dan konseling di sekolah merupakan serangkaian aktivitas layanan bimbingan dan konseling di sekolah, yang akan menjadi pedoman bagi setiap personel dalam pelaksanaan dan pertanggungjawabannya.

Dalam program bimbingan terdapat beberapa komponen yang meliputi susunan secara formal untuk melayani para peserta didik, tenaga pendidik dan kependidikan lainnya. Supaya program berjalan dengan baik dapat dilakukan evaluasi terhadap program, proses serta hasil. Oleh karena itu, program bimbingan yang akan disusun harus dengan perencanaan yang matang, termasuk program bimbingan belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini. Program bimbingan yang digunakan dalam penelitian ini adalah program bimbingan dan konseling untuk meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga peserta didik memiliki kebiasaan belajar yang baik, motivasi belajar yang tinggi dan memiliki keterampilan belajar yang efektif.

Struktur program dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Rasional program, b) Kompetensi yang dikembangkan c) Dasar dan landasan operasional, d) Deskripsi kebutuhan, e) Visi dan Misi Program, f) Tujuan program, g) Komponen program, h) Personel yang terlibat, i) Mekanisme kerja antar personel, j) Rencana operasional, k) Pengembangan tema dan topik, l) Pengembangan satuan layana, m)Waktu pelaksanaan, n) Sarana dan prasarana, o) Evaluasi dan tindak lanjut.


(25)

b. Motivasi belajar

Motivasi belajar merupakan daya penggerak dalam diri siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 dalam mengikuti kegiatan belajar untuk mencapai taraf prestasi belajar yang setinggi mungkin demi penghargaan kepada diri sendiri. Motivasi belajar pada penelitian ini merujuk pada konsep motivasi yang dikemukan oleh McClelland.

Aspek-aspek motivasi yang akan dikembangkan menjadi indikator yaitu: mempunyai tanggung jawab pribadi, menetapkan nilai yang ingin dicapai, bekerja kreatif, berusaha mencapai cita-cita, melakukan antisipasi dan melakukan setiap kegiatan dengan sebaik-baiknya.

Yang termasuk mempunyai tanggung jawab pribadi yaitu; a) Ketekunan dalam belajar (siswa memiliki kesungguhan dan tekad dalam mencapai prestasi belajarnya), b) Bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan oleh guru, c) Puas dengan pekerjaan sendiri (menunjukkan pada seberapa jauh seorang siswa menyukai pekerjaannya). Menetapkan nilai yang ingin dicapai yaitu; a) menetapkan nilai yang ingin dicapai dan b) berusaha menguasai pelajaran secara tuntas. Berkerja kreatif; a) menampilkan suatu yang bervariasi dalam belajar dan b) mencari alternatif untuk menyelesaikan setiap tugas secara tuntas.

Selanjutnya berusaha mencapai cita-cita yaitu: a) menetapkan cita-cita yang ingin dicapai dan b) ulet dalam belajar (tidak putus asa disertai kemauan keras dalam berusaha mencapai tujuan dan cita-cita. Melakukan antisipasi yaitu; a) persiapan belajar yang matang dan b) mengantisipasi apabila menemui kesulitan yang mungkin terjadi. Melakukan setiap kegiatan dengan sebaik-baiknya yaitu; a) membuat jadwal kegiatan belajar dan menataatinya, b) teliti dalam mengerjakan


(26)

semua tugas yang diberikan oleh guru dan c) memiliki buku paket dan alat tulis yang lengkap untuk belajar.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dirinci sebagai berikut:

1. Studi pendahuluan, kegiatan yang dilakukan yaitu studi literatur berdasarkan teori-teori yang berkaitan dengan motivasi belajar dan studi empiris berdasarkan fakta di lapangan tentang gambaran motivasi belajar siswa serta deskripsi mengenai pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SMA Kartika XIX-2 Bandung.

2. Penyusunan program hipotetik berdasarkan gambaran yang telah diperoleh dari lapangan.

3. Judgement (penimbangan penilaian) program untuk mengetahui kelayakan program hipotetik. Judgement ini dilakukan oleh pakar dan praktisi BK.

4. Revisi program, yang dilakukan atas dasar judgement oleh pakar dan praktisi BK sehingga diperoleh hasil program akhir.

5. Melaksanakan eksperimen. Pelaksanaan eksperimen meliputi tahapan prosedur yang tepat, yang terdiri dari:

a) Mengadministrasikan Pretest.

b) Memberikan Treatment (perlakukan) untuk kelompok eksperimen. c) Mengadminstrasikan Posttest.

6. Mengorganisasikan dan menganalisis data, aktivitas utama yang diperlukan dalam penyimpulan eksperimen yaitu pengkodean data, analisis data dan penulisan hasil eksperimen.

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Inventori

Inventori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Inventori Motivasi Belajar yang diberikan kepada siswa Sekolah Menengah Atas. Melalui inventori ini dapat digambarkan seberapa besar motivasi belajar siswa dan


(27)

dideskripsikan efektivitas perlakuan yang telah diberikan. Oleh karena itu, inventori diberikan pada subyek penelitian yang mengalami masalah dalam motivasi belajar pada waktu sebelum (prates) dan sesedah (pascates) diberikan perlakuan. Inventori diberikan kepada kelompok ekperimen dan kelompok kontrol.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap guru bimbingan dan konseling untuk mengetahui visi dan misi sekolah SMA Kartika XIX-2 Bandung, program tahunan bimbingan dan konseling terutama dukungan sistem untuk mengetahui dukungan unsur sekolah terhadap kegiatan bimbingan dan konseling, keadaan sosial-ekonomi dan pola asuh orangtua siswa dapat mempengaruhi semangat belajar siswa, serta layanan bimbingan yang telah diberikan guru bimbingan dan konseling untuk memotivasi siswa dalam belajar terutama siswa kelas XI.

3. Studi Dokumentasi

Dokumentasi yaitu informasi dari bermacam-macam sumber tertulis yang ada pada responden atau tempat dimana responden bertempat tinggal atau melakukan kegiatan sehari-hari. (Sukardi, 2004: 81).

Teknik pengumpulan data dengan cara studi dokementasi dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data seperti nilai rapor. Data lain seperti identifikasi masalah yang dialami siswa, data motivasi belajar siswa, dan data nilai akademik.

F. Pengembangan Instrumen 1.Kisi-kisi Instrumen

Alat pengumpulan disusun berdasarkan kisi-kisi instrumen agar peneliti dapat menyusun kisi-kisi instrumen agar peneliti dapat menyusun instrumen dengan tepat. Jadi, instrumen penelitian adalah suatu alat yang


(28)

digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati Sugiono (2008: 102).

Berdasarkan kisi-kisi instrumen dalam penelitian dapat dirinci sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kisi-kisi instrumen penelitian dan pengembangan program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

(Sebelum Uji Coba)

Aspek Indikator No Pernyataan

1. Mempunyai tanggung jawab pribadi

a. Ketekunan dalam belajar berarti siswa memiliki kesungguhan dan tekad dalam mencapai prestasi belajarnya.

1,2,3,4 4

b. Bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan oleh guru

5,6,7,8 4

c. Puas dengan pekerjaan sendiri berarti menunjukkan pada seberapa jauh seorang siswa menyukai pekerjaannya.

9,10,11,12 4

2. Menetapka n Nilaiyang ingin

dicapai

a. Menetapkan nilai yang ingin dicapai

13,14,15,16 4

b. Berusaha menguasai pelajaran secara tuntas

17,18,19,20 4

3. Bekerja kreatif

a. Menampilkan suatu yang bervariasi dalam belajar

21,22,23,24 4

b. Mencari alternatif untuk menyelesaikan secara tugas

25,26,27,28 4

4. Berusaha mencapai cita-cita

a. Menetapkan cita-cita yang ingin dicapai

29,30,31,32 4

b. Ulet dalam belajar berarti tidak putus asa disertai kemauan keras dalam berusaha mencapai tujuan dan cita-cita.

33,34,35,36 4

5. Melakukan antisipasi

a. Persiapan belajar yang matang 37,38,39,40 4 b. Mengantisipasi apabila menemui

kesulitan yang mungkin terjadi

41,42,42,44, 4 6. Melakukan setiap kegiatan dengan sebaik-baiknya

a. Membuat jadwal kegiatan belajar dan mentaatinya

45,46,47,48 4

b. Teliti dalam mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh guru

49,50,51,52 4

c. Memiliki buku paket dan alat tulis yang lengkap untuk belajar


(29)

Tabel 3.2

Kisi-kisi Penilaian Uji Kelayakan Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Variabel Aspek Indikator

Program bimbingan belajar

Landasan penyusunan program

1. Rasional

2. Dasar dan Landasan Operasional 3. Deskripsi Kebutuhan

4. Visi dan Misi Bk di Sekolah 5. Tujuan Program

Proses penyusunan program

1. Komponen Program

a. Layanan dasar bimbingan b. Layanan responsif

c. Layanan perencanaan individual

d. Dukungan sistem 2. Personel yang dilibatkan

3. Mekanisme kerja antar personel yang terlibat

a. Alur kerja antar personel b. Alur kerjasama antar personel 4. Rencana Operasional

5. Pengembangan tema dan topik 6. Evaluasi dan tindak lanjut

2.Penimbang (Judgement) instrumen

Penimbang terhadap konstruk, materi/isi dan redaksional dilakukan agar diperoleh instrumen yang layak dipakai. Dari dua aspek motivasi belajar 14 indikator, dikembangkan sebanyak 74 pernyataan. Instrumen penelitian dikembangkan oleh tiga orang penimbang untuk dikaji secara rasional dari segi kontruk, isi, dan redaksi pernyataan, serta ditelaah kesesuaian setiap butir pernyataan dengan dimensi-dimensi dan indikator yang akan diungkap.

Penimbang instrumen terdiri dari Prof. Dr. Juntika Nurihsan, M.Pd., Dr. Euis Farida, M.Pd. dan Dr. Ilfiandra, M.Pd. Ketiganya merupakan dosen/ pakar yang ahli dalam bidang instrumen penelitian dan


(30)

bimbingan dan konseling. Setelah setiap dosen memberikan pertimbangan, diperoleh 56 yang layak dari 74 butir pernyataan yang disusun.

Terhadap pernyataan yang menurut penimbang perlu perbaikan secara kontruk dan bahasa peneliti lakukan revisi sesuai saran yang diberikan. Langkah berikutnya sebelum melakukan uji coba instrumen, dilakukan uji keterbacaan kepada beberapa orang siswa. Uji keterbacaan dilakukan untuk mengetahui tingkat keterbacaan dari item pernyataan. Setelah uji keterbacaan maka untuk pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami kemudian direvisi sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat dipahami oleh siswa SMA kelas XI sehingga instrumen layak untuk diujicobakan.

3.Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen

Uji validitas dilakukan bertujuan untuk menunjukkan tingkat kesahihan instrumen yang akan digunakan dalam mengumpulkan data penelitian. Uji validitas diuji cobakan pada siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

Pengujian validitas butir item yang dilakuan dalam penelitian ini yaitu pengujian validitas kontruk seluruh item yang terdapat dalam angket yang mengungkapkan bagaimana motivasi belajar siswa. Uji validitas butir item dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian dapat digunakan untuk mengukur apa yang akan diukur (Sugiyono, 2010: 177).

Langkah uji validitas butir pernyataan (item) dilakukan dengan menggunakan teknik koefisien biserial (Ɣpbi), Djali & Mulyono, P. (2008: 90). Dalam perhitungan validitas butir pernyataan digunakan bantuan Ms Excel 2007 (terlampir). Pengujian validitas dilakukan terhadap 56 item pernyataan dengan jumlah subjek 30 siswa SMA Kartika XIX-2 Bandung (tidak ada ketetapan tentang jumlah sampel


(31)

untuk uji coba. Dari 56 item diperoleh 51 item yang valid dan 5 item yang tidak valid, item yang tidak valid terdiri dari 1,9,11,12, dan 16.

Setelah diuji validitas setiap item selanjutnya instrumen tersebut diuji tingkat reliabelitasnya. Reliabilitas berhubungan dengan masalah ketepan atau konsistensi instrumen. Reliabilitas berarti bahwa instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen telah teruji ketepatannya. Instrumen yang dipercaya atau reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Dalam pengujian reliabilitas instrumen digunakan rumus statistika KR-20 Djali & Mulyono, P. (2008: 93), dan dalam pengujian relibilitas digunakan bantuan perangkat lunak MS Excel 2007 (terlampir). Berdasarkan data tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa nilai realibilitas motivasi belajar sebesar 0.957 berada kategori sangat tinggi, artinya instrumen ini mampu menghasilkan skor-skor pada setiap item dengan konsisten.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Penelitian dan Pengembangan Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

(Sesudah Validasi)

Aspek Indikator No Pernyataan

1. Mempunyai tanggung jawab pribadi

a. Ketekunan dalam belajar berarti siswa memiliki kesungguhan dan tekad dalam mencapai prestasi belajarnya.

1, 2, 3 3

b. Bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan oleh guru

4,5, 6, 7 4

c. Puas dengan pekerjaan sendiri berarti menunjukkan pada seberapa jauh seorang siswa menyukai pekerjaannya.

8 1

2. Menetapkan Nilai yang ingin dicapai

a. Menetapkan nilai yang ingin dicapai

9, 10,11 3

b. Berusaha menguasai pelajaran secara tuntas

12, 13, 14, 15 4 3. Bekerja

kreatif

a. Menampilkan suatu yang bervariasi dalam belajar


(32)

b. Mencari alternatif untuk menyelesaikan tugas secara tugas

20, 21, 22, 23 4 4. Berusaha

mencapai cita-cita

a. Menetapkan cita-cita yang ingin dicapai

24, 25, 26, 27 4 b. Ulet dalam belajar berarti tidak

putus asa disertai kemauan keras dalam berusaha mencapai tujuan dan cita-cita.

28, 29, 30, 31 4

5. Melakukan antisipasi

a. Persiapan belajar yang matang 32, 33, 34, 35 4 b. Mengantisipasi apabila menemui

kesulitan yang mungkin terjadi

36, 37, 38, 39 4 6. Melakukan setiap kegiatan dengan sebaik-baiknya

a. Membuat jadwal kegiatan belajar dan mentaatinya

40, 41, 42, 43 4 b. Teliti dalam mengerjakan semua

tugas yang diberikan oleh guru

44, 45, 46, 47 4 c. Memiliki buku paket dan alat tulis

yang lengkap untuk belajar

48, 49, 50, 51 4

G. Prosedur Pengolahan Data 1. Penyeleksian Data

Penyeleksian data bertujuan untuk memilih data yang memadai untuk diolah berdasarkan kelangkapan jawaban, baik identitas maupun jawaban. Jumlah angket yang terkumpul harus sesuai dengan jumlah angket yang disebarkan.

2. Penyekoran

Penyekoran instrumen dalam penelitian disusun dalam bentuk skala ordinal. Skala ordinal adalah skala yang menunjukkan perbedaan tingkat subjek secara kuantitatif (Furqon, 2011: 8). Skala ordinal didasarkan pada peringkat yang diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang terendah atau sebaliknya.

Tabel 3.4

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

Jawaban alternative Pemberian skor

Ya 1


(33)

3. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan pengolahan data dari data yang sudah terkumpul. Diharapkan pengolahan data tersebut dapat diperoleh gambaran yang konkrit dan akurat dari responden penelitian. Dalam penelitian ini memiliki tujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang motivasi belajar siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung tahun pelajaran 2013/2014. Data yang diperoleh akan menjadi landasan dalam penyusunan program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Gambaran umum sumber karakteristik data penelitian yaitu motivasi belajar siswa yang akan disusun menjadi program bimbingan, dalam penyusunan program bimbingan terlebih dahulu dilakukan pengelompokan data menjadi tiga kategori motivasi belajar tinggi, sedang dan rendah dengan menggunakan rumus presentase sebagai berikut:

100

%

N

F

P

Bungin, B. (2005: 172) Keterangan :

P = persentase

F = jumlah responden yang menjawab per kategori N = banyaknya responden

Sebelum dilakukan penghitungan presentase langkah yang dilakukan adalah menginterpretasi skor motivasi belajar siswa ke dalam beberapa kategori. Untuk menentukan kategorisasi motivasi belajar siswa maka diperlukan adanya penghitungan skor rerata (mean) dan standar deviasi yang diperoleh dengan rumus :

N fx M  


(34)

M = mean

f = frekuensi x = nilai

N = jumlah responden

Mencari varians: 1 2 1           n x x Vx Keterangan: x

V = varians 1

x = skor

x = rata-rata

Standar deviasi

 

 

1

2 1 2 1    

n n x x n v SD x Keterangan: x

v = varians 1

x = skor

n = jumlah sampel SD = standar deviasi

Untuk menentukan kategorisasi tinggi, sedang dan rendah diperlukan mean dan standar deviasi sebagai patokan dalam kategorisasi sebagai berikut:

Tabel 3.5

Penyebutan Kategorisasi Hasil Perolehan Skor


(35)

mean - 1 SD s.d. mean + 1 SD Sedang

mean - 3 SD s.d. mean - 1 SD Rendah

Tabel 3.6

Interpretasi Skor Kategori Motivasi Belajar Siswa

Kategori Skor Interpretasi

Tinggi mean + 1 SD s.d. mean + 3 SD Siswa pada kategori tinggi telah

mencapai tingkat motivasi belajar yang optimal yang ditunjukkan pada setiap aspek yaitu: siswa memiliki dorongan yang tinggi dalam diri untuk mempunyai

tanggung jawab pribadi,

menentapkan nilai yang ingin dicapai, bekerja kreatif, berusaha mencapai cita-cita, melakukan antisipasi dan melakukan kegiatan dengan sebaik-baiknya.

Sedang mean - 1 SD s.d. mean + 1 SD Siswa pada kategori sedang telah

mencapai tingkat motivasi belajar yang cukup optimal yang ditunjukkan pada setiap aspek yaitu: mempunyai tanggung jawab pribadi, menentapkan nilai yang ingin dicapai, bekerja kreatif, berusaha mencapai cita-cita, melakukan antisipasi dan melakukan kegiatan dengan


(36)

sebaik-baiknya.

Rendah mean - 3 SD s.d. mean - 1 SD Siswa pada kategori rendah belum

mencapai tingkat motivasi belajar yang optimal pada setiap aspek yaitu: siswa memiliki dorongan yang rendah dalam diri untuk mempunyai tanggung jawab pribadi, menentapkan nilai yang ingin dicapai, bekerja kreatif, berusaha mencapai cita-cita, melakukan antisipasi dan melakukan kegiatan dengan sebaik-baiknya.

Berdasarkan tabel 3.6 di atas, menunjukkan bahwa dari hasil penelitian siswa kelas XI IPS. 1 SMA Kartika XIX-2 Bandung membutuhkan upaya pemberian layanan bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu berupa layanan dasar, layanan responsif, layanan perencanaan individual dan dukungan sistem. Pemberian layanan dalam penelitian ini berdasarkan kualifikasi dari interpretasi skor kategori motivasi belajar siswa.

Untuk menjawab rumusan masalah penelitian berkaitan dengan efektivitas layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Pelajaran 2013/2014, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi statistik, yaitu uji normalitas dengan menggunakan data skor rata-rata pretest dan posttest dari kelas eksperimen.

a. Uji Normalitas Data

Sebelum mengetahui efektivitas program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2


(37)

Bandung Tahun Pelajaran 2013/2014 terlebih dahulu dilakukan uji normalitas yang berguna untuk mengetahui kenormalan data sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan kolmogorov-smirnova dan Shapiro-Wilk dengan taraf signifikansi yang digunakan sebagai aturan untuk menerima atau menolak pengujian normalitas atau tidaknya suatu distribusi adalah ɑ = 0,05 dengan menggunakan perangkat lunak SPSS version 20.0 for windows.

b. Uji Efektivitas program

Selanjutnya analisis efektivitas program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Uji efektifitas model menggunakan uji-t dilakukan dengan menggunakan SPSS 20.0 for Windows. Apabila t-hitung lebih besar dari t-tabel maka dapat dikatakan

program bimbingan belajar efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

Untuk menentukan efektivitas program bimbingan belajar dilakukan uji-t dengan interval kepercayaan 95% ɑ = (1- 0,95) = 0,05. Selanjutnya dalam perhitungan pengolahan data statistik peneliti menggunakan program komputer SPSS 20,0 for windows.

H. Pengembangan Program Bimbingan Belajar 1. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan dilaksanakan dengan melakukan wawancara dengan guru bimbingan dan konseling, guru mata pelajaran dan siswa SMA Kartika XIX-2 Bandung untuk mengetahui bagaimana motivasi belajar siswa di sekolah. Kemudian peneliti juga mengumpulkan data-data siswa kelas XI terkait dengan hasil belajar siswa dan memberikan instrument motivasi belajar yang telah divalidasi dilakukan uji empirik untuk melihat profil dan perencanaan desain program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar.


(38)

Perumusan perencanaan didasarkan kepada hasil proses identifikasi yang telah dilakukan, hal-hal yang perluu diperhatikan dalam proses perencanaan dalam penelitian ini antara lain; a) identifikasi target populasi layanan, b) isi pokok program yang berisi tujuan dan ruang lingkup program, c) organisasi program layanan atau pengorganisasian layanan bimbingan, d) penempatan dan pengembangan staf dan e) penyediaan dan fasilitas demi terselengaranya layanan bimbingan.

Selanjutnya setelah teridentifikasi permasalahan motivasi belajar secara faktual dan terkini, maka perlu dikumpulkan berbagai inforrmasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan layanan bimbingan belajar yang akan diberikan kepada siswa.

3. Desain Program

Desain program layanan bimbingan melalui teknik layanan bimbingan responsive untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Pedoman teoritik program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung disusun secara sistematis sebagai berikut; a) rasional, b) dasar dan landasan operasional, c) deskripsi kebutuhan, d) tujuan program, e) visi dan misi program, f) komponen program, g) personel yang dilibatkan, h) mekanisme kerja antar personel yang terlibat, i) rencana operasional (action plan), j) pengembangan tema dan topik, k) evaluasi dan tindak lanjut.

4. Penimbang (Judgment) Validasi Program Hipotetik

Validasi program bimbingan dapat dilakukan dengan beberapa orang pakar atau tenaga ahli untuk menilai program yang telah dirancang. Penimbang validasi program dilakukan oleh Dr. Amin Budiamin, M.Pd. dan Prof. Dr. Juntika Nurihsan, M.Pd. keduanya merupakan dosen bimbingan dan konseling dan guru bimbingan dan konseling SMA Kartika XIX-2 Bandung. Hasil validasi progam merupakan pedoman untuk melakukan revisi dan perbaikan untuk menyusun program


(39)

bimbingan belajar yang tepat dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

5. Uji Coba Program

Uji coba program dilakukan dengan Rancangan Quasi-Experimental dengan desain nonequivalent pre-test and post test control group design, desain ini kelompok ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara acak (random). Program yang dirancang dan yang sudah divalidasi oleh beberapa orang pakar kemudian dilakukan uji coba atau memberikan perlakuan atau treatment kepada responden yang menjadi kelas eksperimen.

6. Revisi

Revisi program ini dilakukan, apabila peniliti dalam pemakaian kondisi nyata terdapat kekurangan dan kelemahan.

7. Finalisasi

Program bimbingan melalui teknik layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yang telah dilakukan uji coba dinyatakan efektif atau signifikan.


(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Bimbingan dan Konseling merupakan suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada individu pada umumnya dan siswa pada khususnya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutu individu atau siswa tersebut. Tanpa adanya bimbingan dan konseling disekolah maka apa yang menjadi tujuan siswa tidak akan tercapai dengan sempurna. Masing-masing siswa mempunyai masalah atau kendala yang dapat mengganggu kegiatan belajarnya yang akan menghambat langkah hidupnya dalam meraih cita-citanya. Dalam dunia pendidikan Bimbingan dan konseling sangat diperlukan, guna membantu siswa menemukan jati dirinya, mengenal dirinya, dan mampu merencanakan masa depannya.

Layanan bimbingan belajar merupakan layanan bimbingan dan koseling yang memungkinkan siswa mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi pelajaran yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, sesuai perkembangan ilmu, teknologi dan kesenian. Tanpa adanya layanan bimbingan belajar sulit bagi siswa untuk memahami apalagi mengembangkan sikap dan kebiasaan yang berkaitan dengan pembalajaran yang nantinya akan menghambat prestasi yang dimilikinya serta menghambat cita-cita yang diimpikannya. Selain itu layanan bimbingan belajar juga bertujuan untuk membantu siswa agar dapat menyesuaikan diri dengan baik dalam situasi belajar serta dapat mengembangkan kemampuannya secara optimal dalam kegiatan belajar.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bagian terdahulu dapat disimpulkan secara umum kategori motivasi belajar siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 berada pada kategori sedang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa setelah mengikuti program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Pelajaran 2013/2014 secara umum motivasi siswa mengalami peningkatan.


(41)

Aspek mempunyai tanggung jawab pribadi berada dalam kategori sedang dengan presentase (68,67%), artinya siswa telah mampu melaksanakan kegiatan belajar dengan baik dan tepat waktu, siswa menunjukkan mampu bertanggung jawab dengan apa yang telah dikerjakan. Aspek menetapkan nilai yang ingin dicapai berada pada kategori tinggi dan sedang, pada kategori tinggi dengan presentase (43,37%) dan pada kategori sedang dengan presentase (45,78%), artinya siswa telah mampu menunjukkan bahwa siswa mampu membuat target yang ingin dicapai dalam belajar, mampu belajar dengan optimal. Selanjutnya pada aspek berkerja kreatif berada pada kategori sedang dengan presentasi (69,88%), artinya siswa mampu melaksanakan kegiatan belajar dengan baik dan memiliki cara yang berbeda dengan orang lain atau setiap siswa memiliki cara belajar sendiri. Pada aspek berusaha mencapai cita-cita berada pada kategori sedang dengan presentase (54,22%), artinya siswa cukup mampu mencapai cita-citanya dengan baik dan bersemangat dalam belajar baik itu dalam proses belajar mengajar ataupun dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Aspek melakukan antisipasi berada dalam kategori sedang dengan perolehan presentase (62,65%), artinya siswa mampu mengantisipasi setiap menemukan kesukaran atau kegagalan dalam belajar. Kemudian yang terakhir aspek melakukan kegiatan dengan sebaik-baiknya berada pada kategori sedang dengan perolehan presentase (66,27%), artinya siswa menunjukkan mampu melakuakan setiap kegiatan belajar dengan baik dan mampu mempersiapkan diri untuk mengikuti kegiatan belajar dengan sebaik-baiknya.

Penyusunan program bimbingan belajar dilakukan berdasarkan hasil analisis data awal bagaimana gambaran umum motivasi belajar siswa, kemudian program yang telah disusun diuji cobakan kepada siswa yang menjadi responden penelitian. Selanjutnya setelah program diuji cobakan kepada siswa dalam beberapa kali pertemuan dengan materi yang sesuai kebutuhan siswa, maka hasil penelitian terlihat bahwa: (1) sebagian besar siswa mampu mempunyai tanggung jawab pribadi setelah mengikuti program

129 116


(42)

bimbingan belajar, (2) terdapat peningkatan pada aspek menetapkan nilai yang ingin dicapai setelah mengikuti program bimbingan belajar, (3) sebagian besar siswa mampu bekerja kreatif setelah mengikuti program bimbingan belajar, (4) sebagian besar siswa mampu berusaha mencapai cita-cita setelah mengikuti program bimbingan belajar, (5) siswa mampu melakukan antisipasi setelah mengikuti program bimbingan belajar, dan (6) siswa mampu melakukan setiap kegiatan dengan sebaik-baiknya setelah mengikuti program bimbingan belajar.

Hasil analisis tentang efektivitas program bimbingan belajar menunjukkan bahwa intervensi atau perlakuan yang diberikan kepada siswa mempengaruhi peningkatan motivasi belajar siswa, dan terjadi perbedaan yang signifikan antara hasil pretest dengan hasil posttest. Dengan kata lain program bimbingan belajar terbukti efektif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rekomendasi dari hasil penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Guru pembimbing hendaknya lebih memperhatikan pemberian motivasi belajar kepada seluruh siswa secara merata pada saat proses pembelajaran sehingga mampu memberikan dorongan positif yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Siswa hendaknya meningkatkan motivasi dalam belajar sehingga mampu mengembangkan potensi akademik yang dimiliki dengan optimal.

3. Bagi sekolah agar dapat mengembangkan kualitas pendidikan untuk anak didik dan memberikan sumbangan positif terhadap kemajuan sekolah untuk mengembangkan wawasan serta ilmu pengetahuan dalam layanan bimbingan belajar di sekolah terkait dengan motivasi siswa.


(43)

4. Bagi peneliti selanjutnya sebagai bahan kajian untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut tentang perbaikan kegiatan pemberian layanan guna meningkatkan mutu kualitas layanan bimbingan yang diberikan. Khususnya dalam penggunaan layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.


(44)

Daftar Pustaka

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitia: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Aritonang, K. T. (2008). Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Balajar Siswa. Jurnal Pendidikan Penabur No.10/Tahun ke 7/ Juni 2008.

Ardhan, W. (1992). Atribusi Terhadap Sebab-sebab Keberhasilan dan Kegagalan Kaitannya dengan Motivasi untuk Berprestasi. Jurnal Forum Penelitian IKP Malang, Tahun 4 No. 1 hlm. 79-98.

Atkinson, J. W. (1966). A Theory of Achievement Motivation. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Bahri, S. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Bungin, B. (2005), Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana

Creswell, J.W. (2010). Reserch Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Chaplin. J.P. (2005). Kamus Lengkap Psikologi. Terjemahan Kartini Kartono. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Dimiyati dan Mujiono. (2002). Belajar dan Pembelajarn. Jakarta: Rineka Cipta

Djali & Mulyono, P. (2008). Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PT. Grasindo

Faqih, A. Sekilas Tentang Motivasi Berprestasi.

http://psikologi.net/artikel/arsip/motivasi berprestasi.doc Furqon. (2011). Statistik Terapan Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Gibson. (1993). Organisisi: Perilaku, Srtuktur, Proses. Jakarta: Erlangga. Hamalik, O. (2012). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algensindo.

Hamalik, O. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hamalik, O. (2009). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan


(45)

Handoko, M. (1992). Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta: Kanisius.

Hamdu, G & Agustina, L. (2011). Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPA Di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 12 No.1 April 2011

Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pedekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Diterjemahkan oleh: Dra. Istiwidayanti & Drs. Soedjarwo. Jakarta: Erlangga.

Kartadinata, S. (1983). Kontribusi Iklim Kehidupan Keluarga dan Sekolah terhadap Adekasi Penyesuaian Diri. Tesis FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Kartadinata, S et al. (2002). Bimbingan Sekolah Menengah. Bandung: CV Maulana.

Koeswara, E (1995). Teori Motivasi dan Penelitiannya. Bandung: Angkasa Lutan, R. (1986). Buku Materi Pokok Pengelolaan Interaksi Belajar

Mengajar Intrakurikuler, Kokurikuler, dan Ekstrakurikuler. Jakarta: Universitas Terbuka Depdikbud.

Makmum, A.S. (2007). Psikologi Kependidikan, Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Makmum, A. S. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Marliani, R. (2007). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia

Mangal, S.K and Uma, M. (2008). Diagnostic Testing and Remedial Teaching in Social Studies. New Delhi: Mudrak.

Mappeasse. M.Y. (2009). Pengaruh Cara dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Programmable Logic Controller (PLC). Jurnal Medtek, Volume 1 Nomor 2

McClelland, et al. (1953). The Achievment Motive. New York: Hasted Press McClelland, D. C. (1961). The Achieving Sociaty. New York: New

JerseynVan Nostrand Reinhold

McClelland, D. C. (1985). Human Motivation. Illinois: Scott, Foresman & Company.


(46)

Mussen, et al. (1984). Chli Development and Personality. Haper & Row, Inc. Alih Bahasa: FX. Budiayanto, et al. Cetakan II tahun 1994. Copyright dalam bahasa indonesia. 1989. Jakarta: Arcan

Mudjiran, et al. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Padang:UNP.

Munandar, S.M. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI Press Natawidjaja, R. (1987). Pendekatan-pendekatan Penyuluhan Kelompok.

Bandung: Diponegoro

Nurihsan, J. (2003). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Bandung: Mutiara.

Nurihsan, J. (2006). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama

Purwanto, N. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Prayitno & Amti, E. (2004). Ilmu Pendidikan: Jurnal Kajian Teori dan Praktik Kependidikan. Jakrta: Ghalia Indonesia.

Prayitno & Amti, E. (2004). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdikbud

Ramdani, W. (2011). Program Bimbingan Belajar untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Siswa. Skripsi FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Rakhmat, J. (1996). Psikologi Komunikasi. Edisi ke Sepuluh. Bandung: Rosdakarya

Rasimin. (2001). Motivasi Dalam Belajar. Jakarta:Depdiksud

Rivai, V. (2003). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Rola, F. (2006). Hubungan Konsep Diri dengan Motivasi Berprestasi Pada Remaja. http://library.usu.ac.id/download/fks.

Rod, P. (2005). Intoduction to Psychology. 7th edition (dalam bahasa Indonesia). Belmont: Thompson Learning

Saifuddin, A. (2010). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


(47)

Sardiman, A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Salahudin, A. (2010). Bimbingan dan Konseling. Bandung: CV Pustaka Setia Slameto. (2001). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukardi, M. (2008). Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara

Sukardi, D.K et al. (2008). Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Sukardi, D.K. (2008). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Sukardi, D.K. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarya: Bumi Aksara

Suryabrata, S. (1981). Psikologi Balajar. Jakarta: Depdikbud

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suherman, AS.U. (2007). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bekasi: Madani.

Sukardi, D.K. (2002). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukmadinata, N.S. (2005). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sukmadinata, N.S. (2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Surakhmad, W. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito Sugiyono. (1999). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfa Beta Syah, M. (2003). Psikologi Konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy. Syah, M. (2004). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:


(48)

Umniyah. (2008). Motivasi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta: CV. Rajawali.

Umar & Sartono. (1998). Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung: Pustaka Setia

Uno, H.B. (2012). Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Walgito, B. (2004). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi

Weiner, B. (1985). Atribute on Theory, Achievement and Educational Process. Review of educational Research.

Willis, S. (1992). Problema Remaja. Bandung: Angkasa

Winkel, W.S. (1991). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grafindo

Yanti, S et al. (2013). Hubungan Antara Kecemasan Dalam Belajar Dengan Motivasi Belajar Siswa. Padang: Jurnal Ilmiah Konseling Volume 2 Nomor 1 Januari 2013 FIP UNP

Yusuf, A.M. (1996). Teknik Analisa Data. Padang: FIP UNP. .

Yusuf, A.M. (2011). Asesmen dan Evaluasi Pendidikan. Padang: UNP. Yusuf, S. (2009). Program Bimbingan & Konseling di Sekolah. Bandung:

Rizqi Press

Yusuf, S. & Nurihsan, J. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rosdakarya.

Yusuf, S. & Nurihsan, J. (2011). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rosdakarya.

Zaenal. (2000). Motivasi dalam Strategi Pembelajaran dengan Pendekatan

‘ARCS’. Surakarta: Fakultas Agama Islam Universitas

Muhammadiyah.

Zenzen, T.G. (2002). Achievement Motivation. Stout: University of Wisconsin


(1)

Sri Murni, 2014

Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Bagi peneliti selanjutnya sebagai bahan kajian untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut tentang perbaikan kegiatan pemberian layanan guna meningkatkan mutu kualitas layanan bimbingan yang diberikan. Khususnya dalam penggunaan layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.


(2)

Sri Murni, 2014

Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Pustaka

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitia: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Aritonang, K. T. (2008). Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Balajar Siswa. Jurnal Pendidikan Penabur No.10/Tahun ke 7/ Juni

2008.

Ardhan, W. (1992). Atribusi Terhadap Sebab-sebab Keberhasilan dan Kegagalan Kaitannya dengan Motivasi untuk Berprestasi. Jurnal

Forum Penelitian IKP Malang, Tahun 4 No. 1 hlm. 79-98.

Atkinson, J. W. (1966). A Theory of Achievement Motivation. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Bahri, S. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Bungin, B. (2005), Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana

Creswell, J.W. (2010). Reserch Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,

dan Mixed. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Chaplin. J.P. (2005). Kamus Lengkap Psikologi. Terjemahan Kartini Kartono. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Dimiyati dan Mujiono. (2002). Belajar dan Pembelajarn. Jakarta: Rineka Cipta

Djali & Mulyono, P. (2008). Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PT. Grasindo

Faqih, A. Sekilas Tentang Motivasi Berprestasi. http://psikologi.net/artikel/arsip/motivasi berprestasi.doc

Furqon. (2011). Statistik Terapan Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Gibson. (1993). Organisisi: Perilaku, Srtuktur, Proses. Jakarta: Erlangga.

Hamalik, O. (2012). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Hamalik, O. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik, O. (2009). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan


(3)

Sri Murni, 2014

Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Handoko, M. (1992). Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta: Kanisius.

Hamdu, G & Agustina, L. (2011). Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPA Di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian

Pendidikan Vol. 12 No.1 April 2011

Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pedekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Diterjemahkan oleh: Dra. Istiwidayanti & Drs.

Soedjarwo. Jakarta: Erlangga.

Kartadinata, S. (1983). Kontribusi Iklim Kehidupan Keluarga dan Sekolah

terhadap Adekasi Penyesuaian Diri. Tesis FIP UPI Bandung: tidak

diterbitkan.

Kartadinata, S et al. (2002). Bimbingan Sekolah Menengah. Bandung: CV Maulana.

Koeswara, E (1995). Teori Motivasi dan Penelitiannya. Bandung: Angkasa

Lutan, R. (1986). Buku Materi Pokok Pengelolaan Interaksi Belajar

Mengajar Intrakurikuler, Kokurikuler, dan Ekstrakurikuler.

Jakarta: Universitas Terbuka Depdikbud.

Makmum, A.S. (2007). Psikologi Kependidikan, Perangkat Sistem

Pengajaran Modul. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Makmum, A. S. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Marliani, R. (2007). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia

Mangal, S.K and Uma, M. (2008). Diagnostic Testing and Remedial

Teaching in Social Studies. New Delhi: Mudrak.

Mappeasse. M.Y. (2009). Pengaruh Cara dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Programmable Logic Controller (PLC). Jurnal

Medtek, Volume 1 Nomor 2

McClelland, et al. (1953). The Achievment Motive. New York: Hasted Press

McClelland, D. C. (1961). The Achieving Sociaty. New York: New JerseynVan Nostrand Reinhold

McClelland, D. C. (1985). Human Motivation. Illinois: Scott, Foresman & Company.


(4)

Sri Murni, 2014

Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mussen, et al. (1984). Chli Development and Personality. Haper & Row, Inc. Alih Bahasa: FX. Budiayanto, et al. Cetakan II tahun 1994. Copyright dalam bahasa indonesia. 1989. Jakarta: Arcan

Mudjiran, et al. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Padang:UNP.

Munandar, S.M. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI Press

Natawidjaja, R. (1987). Pendekatan-pendekatan Penyuluhan Kelompok. Bandung: Diponegoro

Nurihsan, J. (2003). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Bandung: Mutiara.

Nurihsan, J. (2006). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar

Kehidupan. Bandung: Refika Aditama

Purwanto, N. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Prayitno & Amti, E. (2004). Ilmu Pendidikan: Jurnal Kajian Teori dan

Praktik Kependidikan. Jakrta: Ghalia Indonesia.

Prayitno & Amti, E. (2004). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdikbud

Ramdani, W. (2011). Program Bimbingan Belajar untuk Meningkatkan

Motivasi Berprestasi Siswa. Skripsi FIP UPI Bandung: Tidak

diterbitkan

Rakhmat, J. (1996). Psikologi Komunikasi. Edisi ke Sepuluh. Bandung: Rosdakarya

Rasimin. (2001). Motivasi Dalam Belajar. Jakarta:Depdiksud

Rivai, V. (2003). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Rola, F. (2006). Hubungan Konsep Diri dengan Motivasi Berprestasi Pada Remaja. http://library.usu.ac.id/download/fks.

Rod, P. (2005). Intoduction to Psychology. 7th edition (dalam bahasa

Indonesia). Belmont: Thompson Learning

Saifuddin, A. (2010). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


(5)

Sri Murni, 2014

Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sardiman, A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Salahudin, A. (2010). Bimbingan dan Konseling. Bandung: CV Pustaka Setia

Slameto. (2001). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukardi, M. (2008). Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara

Sukardi, D.K et al. (2008). Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Sukardi, D.K. (2008). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan

Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Sukardi, D.K. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarya: Bumi Aksara

Suryabrata, S. (1981). Psikologi Balajar. Jakarta: Depdikbud

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suherman, AS.U. (2007). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bekasi: Madani.

Sukardi, D.K. (2002). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan

Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukmadinata, N.S. (2005). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sukmadinata, N.S. (2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Surakhmad, W. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito

Sugiyono. (1999). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfa Beta

Syah, M. (2003). Psikologi Konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Syah, M. (2004). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(6)

Sri Murni, 2014

Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Umniyah. (2008). Motivasi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta: CV. Rajawali.

Umar & Sartono. (1998). Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung: Pustaka Setia

Uno, H.B. (2012). Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang

Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Walgito, B. (2004). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi

Weiner, B. (1985). Atribute on Theory, Achievement and Educational

Process. Review of educational Research.

Willis, S. (1992). Problema Remaja. Bandung: Angkasa

Winkel, W.S. (1991). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grafindo

Yanti, S et al. (2013). Hubungan Antara Kecemasan Dalam Belajar Dengan Motivasi Belajar Siswa. Padang: Jurnal Ilmiah Konseling Volume 2

Nomor 1 Januari 2013 FIP UNP

Yusuf, A.M. (1996). Teknik Analisa Data. Padang: FIP UNP. .

Yusuf, A.M. (2011). Asesmen dan Evaluasi Pendidikan. Padang: UNP.

Yusuf, S. (2009). Program Bimbingan & Konseling di Sekolah. Bandung: Rizqi Press

Yusuf, S. & Nurihsan, J. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rosdakarya.

Yusuf, S. & Nurihsan, J. (2011). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rosdakarya.

Zaenal. (2000). Motivasi dalam Strategi Pembelajaran dengan Pendekatan

‘ARCS’. Surakarta: Fakultas Agama Islam Universitas

Muhammadiyah.

Zenzen, T.G. (2002). Achievement Motivation. Stout: University of Wisconsin