RINGKASAN LITURGI 2011 dari GIOVANNI khu

RINGKASAN LITURGI
Tema Umum
1. Dasar ibadat umat kristiani
a. Beribadah dlm roh & kebenaran
 Gereja menjawab seperti Yesus:
Umat Kristiani beribadah dlm roh & kebenaran (bdk. Yoh 4:23-24).
“Kamu menyembah apa yg tidak kamu kenal, kami menyembah apa yg kami kenal, sebab
keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi saatnya akan datang & sudah tiba sekarang,
bhw penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dlm roh & kebenaran; sebab Bapa
menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh & barangsiapa menyembah
Dia, harus menyembah-Nya dlm roh & kebenaran.”
 Jadi ada visi baru:
@
Menjadikan diri sebagai pemakluman pujian cinta Allah.
@
Allah telah memanggil jemaat kepada kesucian dlm Kristus (Ef 1:4-6).
 Ef 1: 4-6
Sebab di dlm Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus & tak
bercacat di hadapan-Nya. Dlm kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus
untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dg kerelaan kehendak-Nya,
supaya

terpujilah
kasih karunia-Nya yg mulia, yg dikaruniakan-Nya kepada kita di dlm Dia, yg dikasihi-Nya.
 Kristen: tidak sama dg Yahudi karena Kurban, Altar, Kenisah Kristen mendapat makna baru
yeitu KRISTUS SENDIRI yg menjadi kurban. inilah beribadah dlm Roh.
b.Peran Kenisah, Kurban & Altar
 Kurban
 Kurban Kristus
• Kurban bukan lagi hewan, tapi Kristus sendiri (Ef 5:2; Ibr 9:14; 10:11-12).
• Kurban dari Roh (Ibr 9:14).
• Kurban tak bercela/bercacat.
• Kurban penghapus dosa.
 Kurban Umat Beriman
• Umat mempersembahkan tubuh sendiri sebagai kurban yg hidup, kudus, & berkenan pada
Allah (Rom 12:1).
• Kurban yg disertai dg doa & permohonan (ibadat) (Ibr 5:7; 13:15-16)
• Kurban disebut sebagai Liturgia (Ibr 8:2.6; Flp 2:17)
• Kematian para martir = kurban yg indah.
• St. Ignatius dari Antiokhia: “Aku adalah gandum Allah yg akan digiling oleh gigi-gigi
binatang buas agar aku boleh menjadi roti murni Kristus. Doakanlah aku kepada Kristus
agar binatang-binatang itu menjadi sarana menjadikan aku sebagai kurban bagi Allah.

1

 Altar
 Altar dipakai untuk mempersembahkan kurban pelunas dosa.
 Kristus menghimpun umat di sekeliling altar tubuh-Nya untuk menguduskan mereka.
 Rm 3:25: Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian (hilast-rion)
karena iman, dlm darah-Nya”. (H. Pidyarto O.Carm, dlm Devosi Ekaristi & Pedoman
Pastoral Adorasi Ekaristi Regio Jawa Plus, Regio Jawa Plus, 2008, hlm. 25)
• Hilast-rion = tutup tabut perjanjian, tempat Allah berbicara dg Israel (kel 25:21-22).
• Di atas tutup ini imam agung pada hari raya pendamaian harus memercikkan darah hewan
kurban penghapus dosa.
• Jadi tutup tabut itu menjadi altar tempat Tuhan menerima kurban penghapus dosa dari
manusia.
 Cæremoniale Episcoporum
• Tradisi dlm Liturgi Romawi yg menempatkan relikwi para martir atau orang kudus
lainnya di bawah altar hendaknya dilestarikan sedapat mungkin. Namun hal-hal berikut
ini harus diperhatikan:
• Relikwi tersebut haruslah cukup besar untuk dikenali sebagai bagian dari tubuh manusia;
karena itu relikwi yg sangat kecil dari satu atau lebih orang kudus tidak boleh
ditempatkan di bawah altar;

• Harus diperhatikan bhw relikwi tersebut otentik; lebih baik altar yg tipakai tidak memiliki
relikwi daripada dg relikwi namun diragukan otektisitasnya.
• Reliquari tidak boleh diletakkan di atas altar atau ditempatkan di dlm altar; reliquari
hendaklah diletakkan di bawah altar, bila bentuk altar memungkinkan.
 Kenisah
 Tirai kenisah Yerusalem yg robek menandai era baru dlm beribadah (Mrk 15:38)
 Kemusnahan Kenisah Yerusalem berhubungan dg “beribadah dlm Roh”, yg tidak dibangun
oleh tangan manusia (Mrk 14:5-8).
 Kenisah itu = tubuh Kristus sendiri (Yoh 2:21) yg bangkit mulia.
 Pusat ibadah umat perdana: Kristus segala-galanya.
 Gereja beribadah: ritual, tindakan, tanda tanda simbolik à menginterpretasikan imannya
akan Kristus yg menderita sengsara, wafat & bangkit.
 Jadi
 Kurban = Yesus yg dikurbankan di salib/altar; kekudusan hidup & pengungkapannya dlm
doa-doa.
 Altar = Kristus yg menghimpun persembahan diri umat & doa-doanya.
 Kenisah = Tubuh Kristus dlm dua dimensi: kepala & anggota.
 YESUS KRISTUS
 Seluruh ritus sakramental bertujuan
•menguduskan manusia

2

•& menjadikannya
•hidup selalu dlm Kristus.
2. Perkembangan dlm dunia Greco- Romano
a. Edik Milan
Akibat dari Edik Milan:
 segala unsur budaya Romawi & Yunani (Greco-Romani) masuk ke dlm bidang institusional
& ibadah.

Tanda, peralatan ibadah dipengaruhi oleh budaya Romawi, juga ritus kafir ikut
masuk.

Teks ibadat & Kitab Suci bahasa Yunani diganti dg bahasa Latin.

Bentuk doa disesuaikan dg mentalitas Romawi yg lebih yuridis & formal.

“Improvisasi” dlm doa yg merupakan ekspresi spontan dari penghayatan ibadat
rohani (Rom 8:15.26) menjadi hilang.


Muncul bentuk-bentuk upacara yg semarak meriah yg sebelumnya tidak dikenal.
 Perayaan ibadah tidak lagi di rumah-rumah & katakombe, tetapi di basilika yg besar &
mewah.
 Hirarki Gereja dibentuk menurut tingkatan martabat sesuai dg sistem hiraki kekaisaran
Romawi, lengkap dg atribut lahiriah.
 Belum ada altar sampai Abad III, tetapi memakai meja (1Kor 11:20.27) atau sarcofagus.
Sekarang muncul altar yg tidak boleh disentuh awam, terbuat dari marmer, dihiasi lilin &
kandelar semarak, dupa, dll.
b.Pentarchi
Awalnya ada Pentarchy (5 Patriarkat). Gereja Timur: pusat sekolah teologi di Aleksandria,
Antiokia, Konstantinopel, Yerusalem (Patriarkat)
 Patriarkat: pemimpin Gereja yg memiliki kesatuan legislatif, disiplin, otonomi pemilihan
uskup, liturgi sendiri.
 Abad V pembentukan struktural menjadi lebih tegas dlm hal doktrinal, kultur & sosial,
disesuaikan dg pola pemerintahan. Liturgi sangat inkulturatif.
 Konsili Nicea (425), Efesus (431), Konstantinopel (481): terjadi pertentangan teologi yg
sengit, & perpecahan.
 Rumpun Gereja Timur menerima hasil konsili periode empat abad pertama.
 Gereja Barat & Timur sudah mempunyai buku liturgi & manuskrip kuno.
 Dipengaruhi oleh tradisi dari Jerusalem yg menjadi pusat peziarahan.

 Corak dasar liturgi Gereja Barat & Timur sama: eskatologis, terutama dlm Ekaristi,
mengingatkan kesatuan apokaliptis surga & dunia.
 Nyanyian liturgi menggairahkan kepekaan akan Roh.
 Ikon sangat bernuansa Kerajaan Allah.
 Keterlibatan dlm madah surgawi para malaikat
c. Ciri teologi Liturgi Gereja Timur:
3

 Realitas Allah sebagai mysterium tremendum, fascinosum et impenetrabile (dahsyat,
mempesona, & tak terhampiri).
 Teoantropia: Selama perayaan liturgi Pribadi Ilahi berkarya dlm keilahian & kemanusiaanNya.
 Filantropia ilahi: Aktualisasi Cinta Ilahi di mana umat menerima cinta & keselamatan dari
Anak Allah & karunia Roh Kudus. Kristus satu-satunya filantropos (pencinta manusia).
 Pneumatologi: suatu “keajaiban besar”, pentekosta yg aktual.
 “Pemberian dari surga”: Karunia Allah untuk mengilahikan manusia lewat liturgi & tandatanda: gereja = tahta surgawi, dinding dilukis, mozaik, kaya akan simbol.
 Dimensi Parousia: pelaksanaan puncak akan akhir peristiwa keselamatan manusia, puncak
teoantropia & filantropia. Menampakkan teofania dlm tanda-tanda manusiawi.
 Tempat istimewa bagi Maria: memperkaya & menggambarkan lingkaran trinitas & kristologis
Liturgi.
 Liturgi adalah dasar kesatuan komunitas Gereja Lokal di bawah uskup. Ada Ekaristi plenaria.

d.Pengaruh latinitas(bahasa latin, budaya romawi) terhadap pembakuan liturgi
 Dlm Gereja Barat
• Liturgi sudah memakai bahasa Latin, dg bbrp kekecualian unsur2 tertentu.
• Sudah ada terjemahan dlm bahasa Slavia.
• Ada keberagaman, yg merupakan kekayaan liturgi lokal.
• Liturgi lokal saling mempengaruhi satu sama lain.
• Doa liturgis sebelum abad IV (biasanya dipimpin uskup/imam) bersifat improvisasi seusai
dg pola tradisional.
• Ditemukan “Tradisi Rasuli” (Apostolike Paradosis), sebagai model/pedoman doa dari
Hippolytus tahun 220.
• Dari tulisan Hippolytus (dlm bahasa Yunani) diketahui bhw dipakai rumusan doa yg
dipakai di provinsi2 gerejawi yg amat luas, baik di Barat maupun Timur, baik dlm bentuk
asli maupun terjemahan, dg berbagai macam tingkat penyesuaian dari naskah asli.
• Munculnya naskah teks liturgi yg tertulis barangkali disebabkan:

Munculnya pelbagai praktek liturgi yg berbeda-beda di berbagai tempat (skisma,
bidaah). Hippolytus mau menyampaikan yg sesuai dg tradisi para rasul.

Berakhirnya masa pemimpin2 kharismatis, yg berbicara dlm ilham Roh Kudus.
Mulai munculnya uskup2 dari golongan kurang terpelajar/budak (Paus Kalistus I), yg

tidak bisa berdoa spontan.
• Buku Traditio Apostolica memuat:

tahbisan uskup, imam & diakon,

pelantikan janda, lektor & subdiakon, pengudusan perawan,

Penerimaan katekumen, pembaptisan, krisma.

puasa, agape, ibadat harian.
• Untuk Ekaristi, ada bbrp petunjuk:
4

Umat menghaturkan persembahan. Dari sana diakon mengambil roti & anggur, &
menyerahkan kepada uskup.

Uskup mengucapkan Doa Syukur Agung meriah atas persembahan. Dibuka dgn
dialog spt sekarang ini. DSA mencakup ‘sebuah kisah institusi Ekaristi singkat,’
anamnesis, epiklese, & doksologi. Umat menjawab ‘Amin’.
• Untuk Ekaristi, ada bbrp petunjuk:


Doa syukur diucapkan atas roti, kemudian roti dipecah-pecah & dibagikan. Juga
anggur yg telah mjd Darah Kristus dibagikan kpd umat.
• 150 kemudian, Marius Victorinus mengutip sebagian kanon itu ke dlm bukunya dgn bahasa
Latin. Begitu sampai kepada kanon, dia melanjutkan dlm bahasa Yunani tanpa keterangan.
• 20 thn kemudianAmbrosius mengutip lagi sebagian kanon itu, kali ini dlm bahasa Latin.
• Senatus Populusque Romanus
• Jadi dpt disimpulkan dg pasti sekitar tahun 380 (Paus Damasus) bahasa Latin sudah masuk
ke jantung Ekaristi Romawi.
 Pembakuan Liturgi
•Akibatnya, mulailah masa pembakuan tata cara liturgi & keseragaman yg makin meluas.
Keanekaragaman kebiasaan setempat mulai menghilang, & dianggap “menyimpang”.
•Gubahan doa-doa liturgis oleh uskup atau imam disesuaikan dg pola tradisional. Gubahan ini
mulai dikumpulkan & semakin kaya.
•Pada abad VII, gubahan menjadi semakin berkurang, mulai dari Roma.
•Dibedakan doa-doa liturgi & non liturgis.
•Bbrp wilayah Gereja Barat mulai memiliki ritus sendiri:

Ritus Celtic: Irlandia (abad VI-IX)


Ritus Ambrosiana: (Milan, abad IV)

Ritus Mozarabic: Spanyol (Abad VI)

Ritus Gallia: Perancis (Abad VI)

Ritus Romawi
 Roh Pembaharuan
•Ibadat perlu diusahakan supaya dipahami oleh rakyat (bdk. 1Kor 14:15-17)
“Aku akan berdoa dg rohku (yaitu digerakkan oleh Roh Kudus), tetapi aku akan berdoa juga
dg akal budiku; … Sebab, jika engkau mengucap syukur dg rohmu saja, bagaimanakah
orang biasa yg hadir sebagai pendengar dapat mengatakan "amin" atas pengucapan
syukurmu? Bukankah ia tidak tahu apa yg engkau katakan? Sebab sekalipun pengucapan
syukurmu itu sangat baik, tetapi orang lain tidak dibangun olehnya.” (1Kor 14:15-17)
•Peralihan bahasa Yunani ke Latin yg dimengerti menjadi sarana pengajaran iman kepada
umat.
Bahasa berubah, tetapi:
kanon & unsur hakiki ibadat, susunan, tata bahasa, serta misteri yg dirayakan TETAP
•Dasar pembaharuan:



5

Pembaharuan tidak boleh sampai kehilangan kerangka dasar iman, baik dlm bahasa liturgi,
susunan, maupun tata ruang gereja.
Rumusan yg jelas, padat, singkat.
Memiliki bentuk yg kokoh & kuat.
Tidak melebih-lebihkan emosi & perasaan.
•Cenderung menekankan segi "akal budi”, Kebenaran Ajaran Gereja, dg susunan & gagasan
yg jelas & tidak berbelit-belit.
•Namun, kurang memungkinkan kebebasan daya imajinasi umat & kurang melibatkan
perasaan umat beriman yg aktual.
Tema Khusus
1. Liturgi Sakramen
a. Apa & bagaimana sakramen
• Sakramen = Sakramentum = Mysterion
 ETIMOLOGI:

Sumpah (setia) prajurit dlm dunia militer.

Uang jaminan.
 KITAB SUCI:

PL: Allah yg mewahyukan diri dlm sejarah & masa depan.

PB: Rencana keselamatan Allah yg terlaksana dlm yesus Kristus (bdk. Ef 1:9; Kol
Jadi Gereja Perdana memahaminya sebagai: RENCANA KESELAMATAN ALLAH &
PERWUJUDANNYA DLM SEJARAH
• Abad XII:
 Konsili Lyon (1274)
 Konsili Florens (1439)
 Konsili Trente (1547)

Disempitkan hanya kepada tujuh ritus (tujuh sakramen).

Menjadi tanda yg menunjuk kepada apa yg ditandakan.
• Pembaharuan Liturgi Abad XX

kesatuan tegangan antara yg tak kelihatan & yg kelihatan, yg ilahi & manusia,
transenden & historis sejarah keselamtan Allah.

Sakramen adl Gereja sendiri (SC 26) & sakramen Keselamatan Allah (LG 48, GS
45; SC 5).
b.Hubungan sakramen dg Yesus Kristus
YESUS KRISTUS ADALAH SAKRAMEN
LITURGI SAKRAMEN
Liturgi sakramen adalah perayaan kehadiran yesus Kristus scr sakramental dlm Gereja-Nya
menurut segi & simpul kehidupan konret manusia.
Sakramen-sakramen: Kehadiran Yesus Kristus & Misteri Penyelamatan-Nya
6

 PB menyebut bhw Yesus Kristus adalah satu-satunya mysterion (sakramen)
 Yesus adalah Allah yg hadir di tengah umat scr nyata, tdk spt dlm PL (dlm awan, sabda, para
nabi). Yesus adalah Imanuel (Mat 1:23).
 Kehadiran Yesus menjadi jelas dlm Gereja, yakni umat beriman yg percaya & berkumpul
karena panggilan-Nya.
 Ketujuh Sakramen sebagai perayaan liturgi Gereja menjadi tempat & tanda kehadiran yesus
Kristus & misteri penebusan-Nya.
2. Liturgi Harian
MAKNA & TEOLOGI LH
a.
Liturgi Harian sebagai Liturgi Kristiani
Liturgia Horarum; Doa Brevier (Breviarium); Doa Ofisi (Officium Divinum)
1) Mempunyai kedudukan yg sama dg Liturgi Sakramen & Liturgi Sabda.
2) Merupakan liturgi resmi Gereja: tindakan seluruh Gereja & ungkapan pelaksanaan hakikat asli
Gereja (bdk. SC 2)
3) Tindakan Gereja bersama Yesus Kristus
4) Gereja mengambil bagian dlm tugas imamat Yesus Kristus yg mempersembahkan diri-Nya
kepada Bapa dlm Roh Kudus.
5) Merupakan perayaan kenangan akan wafat & kebangkitan Kristus (Anamnese)
6) Umat mengalami pengudusan dari Allah & pemuliaan kepada Allah.
b.
Kekhususan Teologi Liturgi Harian
1) Mengungkapkan dimensi pokok hidup Gereja: ecclesia orans.
2) Kelanjutan doa jemaat di luar Perayaan Ekaristi
a. Pengudusan hari & waktu: seluruh hari & malam disucikan dg pujian kepada Allah (SC 84;
bdk. SC 88).
 Pengudusan hari dilihat dlm kerangka sejarah keselamatan Allah.
 Hari & waktu menunjuk pada peristiwa, di mana Kerajaan Allah tampil & dialami scr
historis à Mzm 19:2-3: “Langit menceritakan kemuliaan Allah, & cakrawala
memberitakan pekerjaan tangan-Nya: hari meneruskan berita itu kepada hari, & malam
menyampaikan pengetahuan itu kepada malam.”
 Maka semua hari menjadi baik: Ibadat harian menjadi doa pujian dlm waktu & tempat
tertentu akan tindakan penebusan Kristus, & yg kini hadir di tengah kita.
b. Doa pujian & permohonan:
Pujian atas karya & tindakan Allah yg telah terjadi, sekaligus juga pernyataan iman umat yg
berharap kepada Allah.

1.

Tema Praktis Pastoral
Sakramen
Pemahaman umum ttg ketujuh sakramen/pemahaman sendiri tentang ketujuh sakramen
a.
Sakramen Baptis: Kelahiran baru dlm Roh Kudus. Gereja purba merumuskan epiklesis
agar:
7

Roh Kudus hadir dlm air yg akan dicurahkan.
Orang yg dibaptis menjadi alter Christus, seperti & bersama Kristus
mempersembahkan kurban dirinya sendiri sebagai yg layak bagi Allah.
Sakramen Krisma: Seorang beriman menerima kepenuhan Roh & bertugas menjadi saksi
Kristus di tengah Gereja & dunia.
Sakramen Ekaristi: epiklesis dlm DSA memohonkan kehadiran Roh Kudus untuk
menyucikan persembahan agar menjadi Tubuh & Darah Kristus, epiklesis untuk kesatuan Gereja
sesudah konsekrasi.
Sakramen Tobat: (Yoh 20: 22-23: "Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa
orang, dosanya diampuni, & jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap
ada.“) Pengampunan dosa terjadi karena kuasa Roh Kudus.
Pengurapan orang sakit: Minyak pengurapan adalah lambang kekuatan Roh Kudus yg
menyembuhkan & menguatkan tubuh orang sakit yg merupakan kenisah Allah yg hidup dlm
persatuan dg Kristus.
Sakramen Imamat: Kekuatan Roh Kudus dinyatakan dlm wewenang yg diserahkan kepada
imam baru: tangan yg diurapi, penumpangan tangan Uskup di kepada imam.
Sakramen Perkawinan: Roh Kudus meneguhkan cinta suami isteri agar mampu dihayati
deperti Kristus sendiri yg mencintai Gereja-Nya (Ef 5:2a.25.33).



b.
c.

d.

e.

f.
g.

2.

8

Sakramentali
 Sakramentali Terarah & Bersumber pada Sakramen.
• Menandakan kurnia-kurnia rohani, yg diperoleh berkat doa permohonan Gereja (SC 60).
• Istilah sakramentali muncul abad XII (tulisan Petrus Lombardus).
• Berupa benda-benda suci (seperti rosario, medali, patung, skapulir, air suci, dsbnya) atau
tindakan-tindakan (seperti berkat seorang pastor atau uskup) yg mendatangkan rahmat &
kemurahan Tuhan bagi kita melalui doa-doa Gereja. (Mis.: air suci)
• Sakramentali mempunyai kemiripan dg sakramen.
• Perayaan sakramentali adalah perayaan kerinduan akan sakramen & terarah kepada
sakramen.
• Misteri yg dirayakan dlm sakramen semakin diperjelas, & disposisi umat bagi penerimaan
sakramen dipersiapkan scr optimal (pemberkatan air suci, tanda salib pada dahi
anak/katekumen).
 Sakramentali sebagai Doa Permohonan Gereja.
• Dibedakan dg sakramen menurut dayaguna atau akibat sakramentalnya.
• Dayaguna Sakramentali terjadi karena tindakan & usaha manusia/Gereja, karena permohonan
Gereja:
 Dayaguna sakramen tjd scr ex opere operato (berkat tindakan yg dilakukan oleh Kristus).
 Dayaguna sakramentali terjadi scr ex opere operantis. Allah memberkati & menguduskan
orang karena permohonan Gereja. à DOA PERMOHONAN GEREJA.
 Pelayan Sakramentali

• Biasanya Klerus, karena tahbisan.
• Dapat dilayani awam, karena imamat umum yg diperolehnya dlm sakramen Baptis & Krisma.
 Struktur Pokok Upacara Sakramentali
• Anamnese: Merupakan dasar seluruh perayaan, yakni kenangan akan karya keselamatan
Allah dlm Kristus à Merangkum PUJIAN & SYUKUR.
• Epiklese: memberikan orientasi doa permohonan Gereja à seruan akan kedatangan Roh
Kudus agar Roh Kudus memberkati & menguduskan.

9