ARTI SEBUAH IMPLEMENTASI DALAM KEPEMIMPI (1)

IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN
“ARTI SEBUAH IMPLEMENTASI DALAM KEPEMIMPINAN”

TUGAS

disusun oleh
Nuzla Abidin 10.12.5104
Huzaima

10.12.5154

Mustakim

10.12.5109

Dede Putra

10.12.5090

JURUSAN SISTEM INFORMASI
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AMIKOM
YOGYAKARTA
2013

:: IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN::

ARTI SEBUAH IMPLEMENTASI DALAM KEPEMIMPINAN
a. Pengertian Kepemimpinan
Pengertian kepemimpinan dari akar kata “pimpin” kita mengenal kata
“pemimpin” dan “kepemimpinan”. “kepemimpinan” ditafsirkan sebagai hubungan yang
erat seorang dan sekelompok manusia karena adanya kepentingan bersama hubungan itu
ditandai oleh tingkah laku yang tertuju dan terbimbing dari manusia yang seorang itu.
Manusia atau orang ini biasanya disebut yang memimpin atau pemimpin, sedangkan
kelompok manusia yang mengikutinya disebut yang dipimpin.
Di dalam konsep (manhaj) 2

Islam, pemimpin merupakan hal yang sangat

final dan fundamental. Ia menempati posisi tertinggi dalam bangunan masyarakat Islam.
Dalam kehidupan berjama'ah, pemimpin ibarat kepala dari seluruh anggota tubuhnya.Ia

memiliki peranan yang strategis dalam pengaturan pola (minhaj) dan gerakan
(harakah). Kecakapannya dalam memimpin akan mengarahkan ummatnya kepada tujuan
yang ingin dicapai, yaitu kejayaan dan kesejahteraan ummat dengan iringan ridho Allah
(QS.2:207).
Dalam bangunan masyarakat Islami, pemimpin berada pada posisi yang
menentukan terhadap perjalanan ummatnya. Apabila sebuah jama'ah memiliki seorang
pemimpin yang prima, produktif dan inovatif dalam pengembangan dan pembangkitan
daya juang dan kreativitas amaliyah, maka dapat dipastikan perjalanan ummatnya akan
mencapai titik keberhasilan. dan sebaliknya, manakala suatu jama'ah dipimpin oleh orang
yang memiliki banyak kelemahan, baik dalam hal keilmuan, manajerial, maupun dalam
hal pemahaman dan nilai tanggung jawab, serta lebih mengutamakan hawa nafsunya

:: IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN::
dalam pengambilan keputusan dan tindakan, maka dapat dipastikan, bangunan jama'ah
akan mengalami kemunduran, dan bahkan mengalami kehancuran (QS. 17 : 16)
Oleh karena itulah, Islam memandang bahwa kepemimpinan memiliki posisi yang
sangat strategis dalam terwujudnya masyarakat yang berada dalam Baldatun Thoyyibatun
Wa Robbun Ghofur (QS. 34 : 15), yaitu masyarakat Islami yang dalam sistem
kehidupannya menerapkan prinsip-prinsip Islam. Begitu pentingnya kepemimpinan atau
imam dalam sebuah jama'ah atau kelompok, sampai-sampai Rasulullah bersabda yang

maksudnya:
"Apabila kamu mengadakan perjalanan secara berkelompok, maka tunjuklah salah
satunya sebagai imam (pemimpin perjalanan)."
Pemimpin pun menjadi salah satu pilar penting dalam upaya kebangkitan ummat.
Islam yang telah dikenal memiliki minhajul hayat (konsep hidup) paling teratur dan
sempurna dibandingkan konsep-konsep buatan dan olahan hasil rekayasa dan imajinasi
otak manusia, telah menunjukkan nilainya yang universal dan dinamis dalam penyatuan
seluruh komponen ummat (QS. 21 : 92).
Demikian juga jika kita lihat dalam sejarah Islam (Tarikh Islam) mengenai
pentingnya kedudukan pemimpin dalam kehidupan ummat muslim. Kita lihat dalam
sejarah, ketika Rasulullah saw. wafat, maka para shahabat segera mengadakan
musyawarah untuk menentukan seorang khalifah. Hingga jenazah Rasulullah pun harus
tertunda penguburanya selama tiga hari. Para shahabat ketika itu lebih mementingkan
terpilihnya pemimpin pengganti Rasulullah, karena kekhawatiran akan terjadinya ikhlilaf
(perpecahan) di kalangan ummat muslim kala itu. Hingga akhirnya terpilihlah Abu Bakar
sebagai khalifah yang pertama setelah Rasulullah saw. wafat.

:: IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN::
Apabila kita kaitkan masalah yang terjadi dalam dinamika kepemimpinan kita saat
ini sangat ironis sekali dimana untuk menduduki sebuah kursi jabatan kepemimpinan

berbagai cara mereka tempuh. Pemimpin-pemimpin “karbit” kerap bermunculan ke
panggung politik. Partai tidak lagi menjadi proses pendidikan untuk menjadi pemimpin,
partai hanya dijadikan kendaraan politik semata dengan uang sebagai motor
penggeraknya. tidak jarang juga kepopuleran menjadi indikator penting sebagai salah satu
yang dipaksakan.
Tidak berhenti disitu permasalahan lain dari kepemimpinan kita adalah kurang
tegas

dalam

memimpin

sehingga

masyarakat

menjadi

bingung


dengan

pola

kepemimpinan yang berkembang. ditambah lagi dengan bumbu-bumbu politik pencitraan
yang menjadi landasan dalam bertindak. Sehingga jika permasalahan muncul
membutuhkan waktu yang sangat lama untuk segera diantisipasi dan ditanggulangi.
Hal-hal lain yang juga mulai berkembang yaitu paradigma berpikir tentang
seorang pemimpin. kecenderungan yang terjadi dalam pola kepemimpinan kita adalah
menganggap dirinya sebagai “raja” yang harus disembah dan dipuja-puja. Ketika para
pemimpin datang berkunjung maka blokade-blokade jalan dilakukan dengan dalih
pengamanan yang bisa dianggap terlalu berlebihan.
b. Permasalahan kepemimpinan dan tantangan masa depan
Menjadi pemimpin tidak mudah. Lebih sulit lagi menjadi pemimpin yang baik.
Sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka tidak layak menjadi
seorang pemimpin. Hanya bermodalkan ambisi yang besar dan menjadi modal satusatunya. Untuk melihat bagimana kondisi kepemimpinan Indonesia saat ini, ada salah
satu pendapat yang dilontarkan oleh Ketua DPR-RI saat sidang dilangsungkan pada tahun
1992. Salah satu poin menarik (dalam Opini Faturochman di Kompas 15/9/1992) dari

:: IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN::

ketua DPR-RI Kharis Suhud dikatakan antara lain, bahwa ada penurunan keteladanan
kepemimpinan yang terjadi sekarang.
Apa gerangan tiba-tiba seorang pemimpin dan wakil rakyat yang duduk di
lembaga legislatif berujar seperti demikian. Tentu perkataan ini tidak langsung secara
tiba-tiba dikatakan olehnya dalam sidang terhormat dan ini mungkin sudah melewati
proses yang panjang hingga terlontar kalimat seperti itu. Bagimana dengan kondisi saat
ini? Sepertinya pendapat ini masih relevan dengan kondisi kepemimpinan yang terjadi
dalam bangsa ini meskipun “usianya” telah 18 tahun yang lalu diucapkan.
Hal ini cukup beralasan mengingat permasalahan yang terjadi di bangsa ini seperti
korupsi, penggunaan kekuasaan untuk kepentingan tertentu, kasus kekerasan dan tindak
terororisme dan sampai pada etika anggota dewan yang sangat tidak beralasan menonton
video porno saat sidang berlangsung, hal ini sangguh menampar wajah bangsa. kejadian
seperti ini seperti tidak kunjung usai untuk segera dituntaskan.
Ditambah lagi mulai semakin maraknya aksi-aksi demo menolak kepemimpinan
yang terjadi akhir-akhir ini semakin memperkuat indikasi bahwa ada sesuatu yang tidak
diinginkan masyarakat dari sosok seorang pemimpin. Statement-statment mengenai
“krisis kepercayaan” yang mulai berkembang di masyarakat mulai diangkat dalam
diskusi-diskusi yang dilakukan stasiun televisi. Lagi-lagi ini memperkuat bahwa krisis
kepemimpinan mulai menjadi eforia gunung es yang sewaktu-waktu akan meledak dan
akan menimbulkan terulangnya kembali reformasi yang terjadi beberapa tahun yang lalu.

Peristiwa ini masih merupakan sekelumit masalah yang sebenarnya masih banyak terjadi
di dalam masyarakat dan semoga menjadi cerminan para pemimipin yang ada di negeri
ini, akan tetapi sebuah harapan sangat dibutuhkan lahirnya sosok seorang pemimpin yang
berani, tegas dan bijaksana untuk memimpin bangsa ini.

:: IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN::
Selain itu, tantangan terberat bagi seorang pemimpin, menurut Locke adalah
menanamkan visi yang sudah dikembangkan kepada anggota organisasi. Ini merupakan
hal esensial yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin kepada anggota-anggotanya
sehingga segenap anggota dapat mengerti dan memahami visi yang menjadi tujuan
organisasi atau perusahaan yang mereka ikuti.terutama dalam tataran pemerintahan,
dengan mengetahui visi maka segenap tindakan para anggota menuju ke arah tercapainya
visi tersebut. tidak hanya itu, pemimpin mempunyai kewajiban lain yaitu menghidupkan
dan memberi energi pada visi agar dapat menjadi roh seluruh anggota organisasi
c. Solusi pemecahan
Karena pemimpin merupakan sesuatu yang tidak dibawa lahir, maka dari itu
sistem pendidikan akan membawa andil besar dalam menjawab kebutuhan pemimpin
yang mengerti setiap masalah yang terjadi dan dapat memberikan kontribusi dalam
penyelesaiannya.
Sehingga seorang pemimpin seharusnya dapat membuka mata dan pikiran agar

setiap masalah yang berkembang dapat diatasi dengan baik. Untuk mewujudkan hal ini
maka dibutuhkan seorang pemimpin untuk mau belajar tidak hanya dalam lingkup
pendidikan resmi atau formal namun juga pendidikan non formal. bahwa tantangan
seorang pemimpin semakin kompleks dan rumit untuk itu seorang pemimpinan sekarang
tidak cukup lagi hanya mengandalkan pada bakat atau keturunan.
Pemimpin zaman sekarang harus belajar, harus membaca, harus mempunyai
pengetahuan mutakhir dan pemahamannya mengenai berbagai soal yang menyangkut
kepentingan orang-orang yang dipimpin. Selain itu, pemimpin juga harus memiliki
kredibilitas dan integritas, dapat bertahan, serta melanjutkan misi kepemimpinannya.

:: IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN::
Kalau tidak, pemimpin itu hanya akan menjadi suatu karikatur yang akan menjadi cermin
atau bahan tertawaan dalam kurun sejarah kelak dikemudian hari.

“VISIONARY LEADERSHIP”
SALAH SATU IMPLEMENTASI GAYA KEPEMIMPINAN
Bicara tentang lingkungan bisnis (apapun jenis dan bentuknya) di masa mendatang,
bisa dikatakan sebagai lingkungan yang penuh dengan ketidakpastian. Ini pula yang jadikan
rencana strategis manajemen kurang atau tidak efektif. Dalam pelaksanaan rencana strategis,
sering pimpinan puncak di buat puyeng sekaligus kecewa oleh parameter yang tidak jelas dan

itu jadi pemicu lingkungan yang selalu berubah dalam tempo yang relatif pendek. Sehingga
target dan upaya pengembangan manajemen susah dicapai dan di realisasi, karna misi yang
dijalankan sudah tidak cocok lagi dan Visi manajemen pun jadi kadaluarsa. Dari sinilah
dibutuhkan “Visionary Leadership” untuk mengendalikan gejolak ketidakpastian itu.
Ngutip dari kesimpulan Nanus dan Jakson dari nalar para futurist bahwa karakteristik
organisasi umumnya di masa depan, antara lain seperti ini:
 Karyawan/pegawai dalam kelompok kerja punya berketrampilan tinggi
 Produk yang ditawarkan sarat dengan inovasi
 Manajemen terstimulasi oleh tehnologi informasi
 Manajemen memiliki tujuan ganda yang melayani kepentingan stakeholder yang
beragam.

:: IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN::
Batas formal pelimpahan wewenang dan tanggung jawab menjadi kabur dengan
berkembangnya bentuk dan macam kerjasama.
Umumnya di tingkat manajemen puncak, gaya kepemimpinan yang bisa di terapkan
antara lain: charismatic, strategic dan visionary leadership. Model kepemimpinan
Charismatic dapat kita liat dari para negarawan seperti Bung Karno, Pak Harto, JF Kennedy,
Mahatma Gandhi dan lain-lain, mereka memiliki visi jauh ke depan dan rencana tindakannya
di sampaikan secara oratorik, mengetahui kemampuan dirinya dan memanfaatkannya dalam

pola memimpin keseharian.
Model Kepemimpinan Strategic, merupakan gaya yang lebih rasional dengan
menggunakan acuan prediksi SWOT nya. Ini cocok untuk manajemen yang melakukan
perencanaan formal dan dana yang terbudget (strategic allocative planning). Sedangkan
Visionary Leadership memiliki cakupan yang sedikit beda. Yaitu kemampuan untuk
menyatakan visi kepemimpinannya secara realistis, dapat meyakinkan dan menuntun tujuan
masa depan lebih baik dari hari ini. Selalu konsisten dan fokus pada pencapaian visi, tidak
kaku untuk masalah anggaran terutama untuk menumbuhkan sistem yang inovatif.
Salah satu contoh pada skala nasional, Ciputra (property Indonesia) sukses mengantar
imperium perusahaannya menjadi perusahaan kelas atas untuk katagori property
development, karna memiliki visi realistis dan terfokus.
Seorang Visionary Leader mesti punya kemampuan merumuskan dan menjual visi
serta mengelola organisasinya secara professional. Tapi hal ini belum bisa dikatakan cukup,
pemimpin harus mengupayakan mendapat respek (Credibility) dan kepercayaan (Trust) dari
karyawan untuk merealisasi visi yang telah ditetapkan. Dan yang perlu di garis bawahi lagi
bahwa pemimpin mesti memiliki integritas, kompeten, konsistensi, loyal dan terbuka.
Pemimpin Visioner mesti mampu menstimuli motivasi karyawan professionalnya untuk
menghasilkan karya nyata secara inovatif. Mampu mengakomodir ego dan kepentingan

:: IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN::

individu dan kelompok untuk merealisasi visi organisasi. Pemimpin visioner harus sensitive
juga terhadap hubungan perseorangan (individual consideration) dengan memberikan
perhatian, membimbing memberi nasehat bukan menghujat, bila ingin merangsang budaya
kerja inovatif, penilaian kerja dan tidak lagi hanya menekankan pada tanggung jawab dan
deviasi dari target atau standart performance. Yang jelas seorang Visionary Leader perlu
memiliki Human skill (keahlian pendekatan manusiawi) yang tinggi, mampu memecahkan
konflik yang timbul antar anggota, mendengarkan segala keluhan, memberikan umpan balik
yang seimbang dan mampu oral persuation.
Disamping itu perlu juga memiliki ketrampilan khusus yang sifatnya sangat kritis, ini
aku kutip dari White, Hodgson dan Crainer, :


Difficult Learning: proses belajar yang rumit dan sulit bisa merangsang kreativitas.
Untuk mendorong kemampuan mengidentifikasi apa yang belum diketahui dan yang
belum di dapat cara pemecahannya.



Maximizing Energy: upaya memaksimalkan energy bukan diartikan ‘begadang’
untuk kerja keras, tetapi dapat mengambil keputusan yang berkualitas. Harus bisa
keluar dari mindset ‘statusquo’ yang sifatnya kompromistis.



Resonant Simplicity:

berlogika secara sederhana menjadi keunggulan dalam

bersaing, yang tidak muluk” tapi susah direalisasi


Multiple Focus: artinya tidak hanya focus pada kegiatan yang sesuai dengan rencana
strategis saja, tapi juga yang non strategis.



Mastering Inner Sense: bahwa berprediksi itu tidak hanya mengandalkan logika dan
rasio dari data” saja tapi kadang juga perlu ilmu dari dalam diri (inner sense) terutama
untuk membuat keputusan cepat dalam kondisi yang tidak menentu.