peranan INTERNAL CONTROL DALAM PERBANKAN

INTERNAL CONTROL DALAM PERBANKAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Mata Kuliah : AUDITING PERBANKAN SYARIAH
DISUSUN
O
L
E
H
Kelompok 2
SEMESTER VI A Perbankan Syariah
1. AGUNG PRAYOGA
2. ANDRI WIBOWO
3. ANNISA
4. AYU IRMAYANTI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
JAM’IYAH MAHMUDIYAH
TAHUN 2017

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT,

karena atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah
Auditing Perrbankan Syariah

Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari beberapa pihak, untuk itu melalui kata pengantar ini penulis
mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Dan tidak pula
penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Auditing
Perrbankan Syariah. Sebagai bantuan dan dorongan serta bimbingan yang telah
diberikan kepada penulis dapat diterima dan menjadi amal sholeh dan diterima
Allah sebagai sebuah kebaikan. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi
penulis dan semua pembaca pada umumnya.

Tanjung pura 22 maret 2018

Penyusun
kelompok 2

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalh.............................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Pengertian Internal Control Dalam Perbankan................................................2
B. Prinsip Internal Control...................................................................................2
C. Aplikasi Internal Control Dalam Perbankan....................................................3
D. Penilaian internal control bank auditor............................................................4
E. Kedudukan Internal Control Dalam Proses Permeriksaan...............................5
F. Proses Audit......................................................................................................7
BAB III PENUTUP................................................................................................11
A. Kesimpulan....................................................................................................11
DAFTAR PUSAKA...............................................................................................12

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam teori akuntansi dan organisasi, pengendalian intern
atau internal control didefinisikan sebagai suatu proses, yang

dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem teknologi
informasi, yang dirancang untuk membantu organisasi mencapai
suatu

tujuan

atau

objektif

tertentu.

Pengendalian

intern

merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan
mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia berperan penting
untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan
melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud (seperti

mesin dan lahan) maupun tidak (seperti reputasi atau hak
kekayaan intelektual seperti merek dagang).
Untuk menjaga agar sistem internal control ini benar-benar
dapat dilaksanakan, maka sangat diperlukan adanya internal
auditor atau bagian pemeriksaan intern. Fungsi pemeriksaan ini
merupakan

upaya

tindakan

penyimpangan-penyimpangan

pencegahan,
melalui

penemuan

pembinaan


dan

pemantauan internal control secara berkesinambungan. Bagian
ini harus membuat suatu program yang sistematis dengan
mengadakan observasi langsung, pemeriksaan dan penilaian
atas pelaksanaan kebijakan pimpinan serta pengawasan sistem
informasi akuntansi dan keuangan lainnya.

B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pengertian Internal Control Dalam Perbanka
Prinsip Internal Control
Aplikasi Internal Control Dalam Perbankan
Penilaian internal control bank auditor

Kedudukan Internal Control Dalam Proses Permeriksaan
Proses Audit

1

2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Internal Control Dalam Perbankan
Pengertian Internal Control Dalam Perbankan berbagai macam usaha
pengendalian yang di temuh pihak perbankan untuk mencapai sasaran-sasaran
tertentu. Sasaran tersebut antara lain adalah :


Untuk menjaga dan pengamanan harta bank dan berkas-berkas yang ada dari
pencurian maupun kegunaan yang dilakukan secara tidak benar.




Untuk mendorong terciptanya operasi/kegitan usaha yang efisien dalam
pemakaian segala bentuk sumber dana dan daya yang ada.



Untuk mendorong terciptanya data akutansi yang telitidan sebagai dasar
pengembalian keputusan maupun sebagai sarana untuk menyusun laporan
keuangan.1
Pengendalian internal dalam perbankan sangat penting dilakukan karena

adanya berbagai resiko tanggung jawab manajeman dalam penjagaan dan
pengamanan assets bank terutama yang berbentuk monetary assets, yang mudah
dimanipulasikan baik oleh pihak intern/ekstern.
Dengan

adanya

internal

perbankan


yang

baik,

tentunya

akan

mempermudah internal auditor dan eksternal auditor di dalam menjalankan
tugasnya mengadakan audit. Selain itu , sistem pengendalian internl pada bank
yang baik tentunya akan membuat berbagai kesalahan-kesalahan yang terjadi
dapat di ungkapan dan di selesakain secara tuntas.

B. Prinsip Internal Control
Internal control terdiri dari dua unsur, yaitu Accounting Control dan
Administrative Control. Accounting Control

adalah rencana organisasi dan


prosedur terutama menyangkut langsung dengan pengamanan harta milik dan
administrasi keuanmpanan harta kekayaan yang ada. Secara tegas, accounting
control meliputi sistem pemberian wewenang (authorization) dan sistem
persetujuan (approval) perusahaan antara tugas-tugas penyimpanan harta
1 Boyton, William C, Raymond N. Jhonson, 2006 “Morern auditing”,
jhon willes and ine. Hal 87

3

kekayaan dan tugas-tugas pencatatan, pengawasan fisik atas kekayaraan yang
bersangkutan. Sedangkan administrative control yaitu meliputi rencana organisasi
dan semua cara dan prosedur yang terutama menyangkut efisiensi usaha dan
ketaatan terhadap kebijaksanaan pimpinan perusahaan dan pada umumnya tidak
berhubungan langsung dengan catatan-catatan keuangan.

C. Aplikasi Internal Control Dalam Perbankan
a. Division of Duties
Division of Duties dalam kegiatan perbankan ini dapat berupa pemisahan
fungsi-fungsi administif, operasionil dan fungsi penyimpanan. Disamping itu
pembagian wewenang ini juga dapat dibedakan dari tingkatan jabatan yang ada,

contoh pemisahan antara teller, casir, cs dll.
b. Dual Control
Dual control dapat diartikan sebagai kegiatan pengecekan kembali atas
suatu pekerjaan yang telah dilakukan oleh petugas sebelumnya.
c. Joint Custody/Dual Custody
Pengaplikasian dual custody adalah seperti 2 pemegang kunci pada safe
deposit box atau pada strong room juga menggunakan 2 kunci yang dipegang oleh
orang yang berbeda dan untuk membukanya harus menggunakan 2 kunci tersebut.
d. Mandatory Vacation
Mandatory vacation adalah mandat atau perintah untuk libur pada
karyawan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apabila ada
kesalahan pada salah satu karyawan. Dan karyawan yang libur dilarang keras
untuk mengunjungi kantor yang bersangkutan.
e. Number Control
Number control adalah penomoran unik untuk setiap transaksi maupun
setiap karyawan. Hal ini dilakukan agar mempermudah dalam pengecekkan setiap
kegiatan. Untuk data maupun dokumen biasanya menggunakan nomor urut, agar
dapat diketahui apabila adanya kecurangan pada note maupun transaksi. Misalnya
ada nota yang satu penomorannya terlompati, hal itu perlu dicermati ulang.2
f. Outside Activities of Bank Personel


2 Ibid hal 89

4

outside activities of bank personel yaitu kegiatan personel diluar
pekerjaannya. Pemantauan tersebut perlu dilakukan karena untuk menghindari self
dealing. Sebagai contoh, seorang personel mempunyai aktivitas membantu disalah
satu perusahaan. Dan saat perusahaan tersebut akan mengajukan pinjaman
terhadap bank, maka personel tersebut akan sulit dalam objectivitas karena calon
debiturnya adalah kegiatan sampingan personel tersebut.
g. Rotation of Duty Assignment
Yaitu rolling personel dalam satu perusahaan. Misalnya tahun 2009
personel A bekerja di cabang Yogyakarta, dan pada tahun 2010, personel A
dipindahkan pada cabang Semarang. Hal ini dilakukan dengan tujuan penguasaan
suatu posisi, yang dikhawatirkan akan menjadi peluang seseorang berbuat curang.

D. Penilaian internal control bank auditor
Auditor akan memperoleh pengetahuan tentang proses penilaian risiko
oleh manajemen dengan memanfaatkan kuesioner dan diskusi dengan manajemen
untuk menentukan bagaimana manajemen mengidentifikasi risiko-risiko yang
relevan dengan pelaporan keuangan, mengevaluasi signifikansi dan kemungkinan
terjadinya risiko itu, serta memutuskan tindakan apa ynag diperlukan untuk
menangani risiko itu.
Penilaian resiko manajemen berhubungan erat dengan penilaian resiko
auditor. Manajemen menilai resiko sebagai bagian dari merancang dan
mengoperasikan pengendalian internal untuk memperkecil kesalahan dan
kecurangan. Auditor menilai resiko untuk memutuskan bukti yang dibutuhkan
dalam audit. Aktivitas Pengendalian (control activities) Kebijakan dan prosedur
yang membantu memastikan bahwa tindakan yang perlu telah diambil untuk
mengatasi resiko dalam pencapaian sasaran hasil entitas. Dibagi menjadi lima
bagian :3
1. Pemisahan tugas yang memadai, mencegah baik kecurangan maupun
kekeliruan yang terutama penting bagi auditor. Pemisahan tugas ini tergantung
pada ukuran organisasi / perusahaan.
 Pemisahan penyimpanan aktiva dari akuntansi;

108

3 Abdul Halim, 2003 “Auditing” jilid I, UPP AMP YKNP, Yogyakarta hal

5

 Pemisahan otorisasi transaksi dari penyimpanan aktiva terkait;
 Pemisahan tanggung jawab operasional dari tanggung jawab pencatatan;
 Pemisahan tugas TI dari departemen pemakai.
2. Otorisasi yang sesuai atas transaksi dan aktivitas. Setiap transaksi harus
disahkan dengan benar jika kendali diharapkan untuk memuaskan. Otorisasi
umum adalah manajemen menetapkan kebijakan untuk diikuti oleh organisasi.
Otorisasi khusus adalah manajemen menetapkan kebijakan kasus per kasus
(berlaku bagi transaksi individual).
3. Dokumen dan catatan yang memadai, untuk memberikan jaminan yang wajar
bahwa semua aset dikendalikan dengan baik dan semua transaksi dicatat
dengan tepat. Kriteria rancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang
sesuai, harus :
 Bernomor urut;
 Disiapkan pada waktu transaksi berlangsung atau segera sesudah itu;
 Cukup sederhana dan dapat dipahami;
 Dirancang untuk berbagai penggunaan;
 Dibuat dengan cara yang mendorong persiapan yang benar
4. Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan, penggunaan pencegahan fisik.
Contoh : penggunaan gudang persediaan untuk menjaga terhadap pencurian.
5. Pemeriksaan independen atas kinerja, verifikasi internal atau pemeriksaan
independen.4

E. Kedudukan Internal Control Dalam Proses
Permeriksaan
Fungsi dan Kedudukan Unit Audit Internal Unit Audit Internal dirancang
untuk memberikan keyakinan memadai mengenai keandalan pelaporan keuangan,
kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, pengelolaan risiko,
efektivitas dan efisiensi operasi serta untuk menjaga aktiva perusahaan di setiap
level organisasi. Kegiatan Unit Audit Internal berfungsi memberikan keyakinan
(assurance) dan konsultasi yang bersifat independen dan objektif kepada
Perseroan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan nilai dan kinerja operasional
4 Ibid hal 110

6

Perseroan melalui pendekatan sistematis, dengan cara mengevaluasi sistem
pengelolaan Perseroan, agar dapat memberikan nilai tambah melalui rekomendasi
untuk perbaikan. Unit Audit Internal bertanggung jawab langsung kepada Direktur
Utama. Unit Audit Internal ditetapkan pengangkatannya oleh Direksi Perseroan
dan disetujui oleh Dewan Komisaris melalui Keputusan Dewan Komisaris tanggal
15 Agustus 2011.Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Audit Internal. Berikut tugastugas yang menjadi tanggung jawab Unit Audit Internal:5
1.

Menyusun dan melaksanakan rencara dan anggaran Aktivitas Audit
Internal Tahunan berdasarkan prioritas risiko sesuai dengan tujuan
Perseroan.

2.

Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di
seluruh bidang kegiatan Perseroan.

3.

Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian internal dan sistem
manajemen risiko sesuai dengan kebijakan Perseroan.

4.

Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan
yang diperiksa pada semua tingkat manajemen, serta membuat laporan
tertulis hasil audit setiap bulan dan menyampaikan laporan tersebut kepada
Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan Komite Audit.

5.

Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut
perbaikan yang telah disarankan.

6.

Bekerja sama dan berkomunikasi langsung dengan Komite Audit.
Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang
dilakukan.

7.

Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Unit Audit Internal mengacu kepada

Piagam Unit Audit Internal ditetapkan berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris
tanggal 15 Agustus 2011. Struktur isi dari Piagam Unit Audit Internal tersebut,
sebagai berikut:
1.

Maksud dan Tujuan

2.

Ruang Lingkup Kegiatan

3.

Struktur dan Keanggotaan

5 Ikatan komite audit indonesia 2009. “peranan komite audit dalam
auditing proses” jakarta. Hal 115

7

4.

Persyaratan Auditor Internal

5.

Tugas dan Tanggung Jawab

6.

Wewenang

7.

Kemandirian Fungsional

8.

Penetapan dan Pembaharuan Piagam

9.

Lain-lain
Dalam melakukan aktivitas audit internal, Unit Audit Internal menyusun

prioritas objek audit tahunan dalam rencana audit internal dan memfokuskan pada
unit usaha yang memiliki pengaruh signifikan terhadap laporan keuangan
konsolidasi.
Evaluasi Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Unit Audit Internal
senantiasa melakukan evaluasi terhadap efektivitas pengendalian internal pada
semua level, dalam menerapkan kebijakan, prosedur, pengawasan internal serta
manajemen risiko untuk memastikan bahwa Perseroan telah berjalan sesuai
dengan ketentuan yang ada. Unit Audit Internal dibentuk untuk mengevaluasi
pelaksanaan pengendalian internal yang menjadi salah satu dasar bagi Manajemen
untuk menentukan perbaikan dan penyempurnaan sehingga memungkinkan
Manajemen menjalankan kegiatan operasional Perseroan secara efektif dan
efisien.6

F. Proses Audit
Auditing adalah proses yang sistematis untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti transaksi terkait dengan kejadian ekonomi perusahaan untuk
memperoleh derajat hubungan antara data yang diperoleh dan kriteria yang telah
disusun sebelumnya, serta mengkomunikasikan hasilnya dengan pihak yang
berkepentingan.
Menurut Mulyadi & Kanaka Puradiredja (1998) definisi auditing adalah
proses sistematis untuk mempelajari dan mengevaluasi bukti secara obyektif
mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan
tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya
kepada pemakai yang berkepentingan.
6 Ibid hal 117

8

Tujuan menyeluruh dari suatu audit laporan adalah untuk menyatakan
pendapat apakah laporan keuangan klien telah menyajikan secara wajar, dalam
senua hal yang material sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum (GAAP). Proses diagonostik untuk membuat pertimbangan tentang akun
yang mungkin mengandung salah saji yang material serta memperoleh bukti
tentang penyajian yang wajar dalam laporan keuangan melibatkan sejumlah
langkah.
ini berfokus pada tujuh langkah pokok yang diperlukan dalam perencanaan dan
pelaksanaan audit laporan keuangan:7
1. Memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri
2. Mengindefikasi asersi laporan keuangan yang relevan
3. Membuat keputusan tentang jumlah yang material bagi para pengguna
laporan keuangan
4. Membuat keputusan tentang komponen risiko audit
5. Memperoleh bukti melalui prosedur audit, termasuk prosedur untuk
memahami pengendalian intern, melaksanakan pengujian pengendalian, dan
melaksanakan pengujian substantif
6. Menetapkan bagaimana menggunakan bukti untuk mendukung suatu
pendapat audit, komunikasi kepada klien lain, serta jasa bernilai tambah
7. Mengkomunikasikan temuan-temuan.
Ada 3 jenis audit yang umumnya dilakukan, yaitu:
 Audit Keuangan
Audit keuangan menguji reliabilitas dan integritas catatan akuntansi (baik
informasi keuangan maupun operasional).
 Audit Sistem Informasi
Audit sistem informasi menilai pengendalian umum dan aplikasi pada suatu
SIA untuk mengukur kepatuhan dengan prosedur kebijakan pengendalian
internal serta efektivitasnya dalam menjaga aset.
 Audit Manajerial atau Operasional

7 Ataina hudayati, 2000. “kunci sukses komite audit”. Jurnal akutansi
dan auditing indonesia, FE Universitas islam indonesia, yogyakarta. Hal 78

9

Audit operasional/manajerial memusatkan perhatian pada penggunaan
sumber daya yang ekonomis dan efisien serta pencapaian tujuan dan sasaran
perusahaan.
Umumnya semua jenis audit akan mengikuti urutan aktivitas yang sama yang bisa
dibagi menjadi 4 langkah, yaitu :
a.

Perencanaan Audit
· Menentukan cakupan dan tujuan
· Organisasi tim audit
· Mempelajari operasi usaha
· Mempelajari hasil audit sebelumnya
· Identifikasi faktor resiko
· Menyiapkan program audit

b.

Pengumpulan bukti audit
· Observasi aktivitas operasional
· Mempelajari dokumen
· Diskusi dengan karyawan dan kuesioner
· Pengujian fisik atas aset
· Konfirmasi dengan pihak ketiga
· Mengukur ulang kinerja prosedur
· Memeriksa dokumen sumber
· Pengujian analitis dan sampling

c.

Evaluasi bukti audit
· Mengukur Kualitas pengendalian Intern
· Mengukur reliabilitas informasi
· Mengukur kinerja operasi
· Mempertimbangkan kebutuhan bukti -tambahan
· Mempertimbangkan faktor resiko
· Mempertimbangkan faktor materialitas
· Dokumentasi temuan audit

d. Komunikasi hasil audit
· Formulasi kesimpulan audit
· Membuat rekomendasi bagi manajemen

10

· Mempresentasikan hasil audit kepada –manajemen

11

Adapun 3 pengklasifikasian prosedur audit serta tujuan masing-masing adalah
sebagai berikut:


Prosedur untuk memperoleh pemahaman: untuk memperoleh pemahaman
tetang bisnis dan industri klien berikut faktor2 yg dapat mempengruhi
risiko bawaan pad asersi lap.keuangan.



Pengujian Pengendalian: untuk memperoleh bukti audit tetang efektifitas
rancangan dan operasi kebijakan dan prosedur struktur pengendalian
intern.



Pengujian Substantif: untuk memberikan bukti meliputi bukti tentang
kelayakan asersi lap.keuangan klien.8



8 Ibid hal 79

12

ww

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian Internal Control Dalam Perbankan berbagai macam usaha
pengendalian yang di temuh pihak perbankan untuk mencapai sasaran-sasaran
tertentu. Sasaran tersebut antara lain adalah :


Untuk menjaga dan pengamanan harta bank dan berkas-berkas yang ada dari
pencurian maupun kegunaan yang dilakukan secara tidak benar.



Untuk mendorong terciptanya operasi/kegitan usaha yang efisien dalam
pemakaian segala bentuk sumber dana dan daya yang ada.

Untuk mendorong terciptanya data akutansi yang telitidan sebagai dasar
pengembalian keputusan maupun sebagai sarana untuk menyusun laporan
keuangan
Internal control terdiri dari dua unsur, yaitu Accounting Control dan
Administrative Control.
Penilaian internal control bank auditor Auditor akan memperoleh
pengetahuan

tentang

proses

penilaian

risiko

oleh

manajemen

dengan

memanfaatkan kuesioner dan diskusi dengan manajemen untuk menentukan
bagaimana manajemen mengidentifikasi risiko-risiko yang relevan dengan
pelaporan keuangan, mengevaluasi signifikansi dan kemungkinan terjadinya
risiko itu, serta memutuskan tindakan apa ynag diperlukan untuk menangani
risiko itu

13

DAFTAR PUSAKA
Boyton, William C, Raymond N. Jhonson, “Morern auditing”, jhon willes and
ine. 2006.
Abdul Halim, “Auditing” jilid I, UPP AMP YKNP, Yogyakarta 2003.
Ikatan komite audit indonesia. “peranan komite audit dalam auditing proses”
jakarta. 2009.
Ataina hudayati,. “kunci sukses komite audit”. Jurnal akutansi dan auditing
indonesia, FE Universitas islam indonesia, yogyakarta. 2000.

14