FAKTOR FAKTOR KOMPONEN DALAM KEGIATAN PE

FAKTOR-FAKTOR/KOMPONEN DALAM KEGIATAN PESERTA DIDIK

I.

Sifat dan Hakekat Peserta didik

Pengertian peserta didik
Menurut Toto Suharto (2006: 123) peserta didik adalah makhluk Allah yang terdiri
dari aspek jasmani dan rohani yang belum tercaapi taraf kematangan, baik fisik, mental,
intelektual, maupun psikologinya. Oleh karena itu, ia senantiasa memerlukan bantuan,
bimbingan dan arahan pendidik agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal dan
membimbingnya menuju kedewasaan. Potensi dasar yang dimiliki peserta didik, kiranya
tidak akan berkembang secara maksimal tanpa melalui proses pendidikan
Peserta didik bersetatus sebagai pendidik subjek didik. Pandangan modern cendrung
menyebut demikian oleh karena peserta didik (tanpa pandang usia) adalah subjek atau pribadi
yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya. Selaku pribadi yang memiliki ciri khas dan
otonomi, ia ingin mengembangkan diri (mendidik diri) secara terus-menerus guna
memecahkan masalah-masalah hidup yang dijumpai sepanjang hidupnya.
Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:
a) Individu yang memilki potensi fisik dan psikis yang khas, sehinnga merupakan insan
yang unik.

Anak sejak lahir telah memiliki potensi-potensi yang ingin dikembangkan dan
diaktualisasikan.

Untuk

mengaktualisasikannya

membutuhkan

bantuan

dan

bimbingan.
b) Individu yang sedang berkembang.
Yang dimaksud dengan perkembangan disini ialah perubahan yang terjadi
dalam diri peserta didik secara wajar, baik ditunjukkan kepada diri sendiri maupun
kearah penyesuaian dengan lingkungan.
Sejak manusia lahir bahkan sejak masih dalam kendungan ia berada dalam
proses perkembangan. Proses perkembangan ini melalui rangkaian yang bertingkatPengantar Ilmu Pendidikan_PGSD UNJ


1

tingkat. Tiap tingkatan (fase) mempunyai sifat-sifat khusus. Tiap fase berbeda dengan
yang lainnya. Anak yang berada dalam fase bayi berbeda dengan fase remaja, dewasa,
dan orang tua. Perbedaan-perbadaan ini meliputi perbedaan minat, kebutuhan,
kegemaran, emosi, intelegensi dan sebagainya. Perbedaan tersebut harus diketahui
oleh pendidik pada masing-masing tingkat perkembangan tersebut. Atas dasar itu
pendidikan dapat mengatur kondisi strategi yang relevan dengan kebutuhan peserta
didik.
c)

Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
Dalam proses perkembangannya peserta didik membutuhkan bantuan dan
bimbingan. Bayi yang baru lahir secara badani dan hayati tidak terlepas dari ibunya,
seharusnya setelah ia tumbuh berkembang menjadi dewasa ia sudah dapat hidup
sendiri. Tetapi kenyataannya untuk perkembangan kebutuhan hidupnya, ia masih
menggantungkan diri sepenuhnya kepada orang dewasa, sepanjang ia belum dewasa.
Hal ini menunjukkan bahwa pada diri peserta ada dua hal yang menggejala:
• Keadaannya yang tidak berdaya menyebabkan ia membutuhkan bantuan. Hal ini

menimbulkan kewajiban orang tua untuk membantunya.
• Adanya kemampuan untuk mengembangkan dirinya, hal ini membutuhkan
bimbingan. Orang tua berkewajiban untuk membimbingnya. Agar bantuan dan
bimbingan itu tercapai hasil mak harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan
anak.

d) Individu yang memiliki kemampuan yang mandiri.
Dalam perkembangan peserta didik ia mempunyai kemampuan untuk
berkembang ke arah kedewasaan. Pada diri anak ada kecendrungan untuk
memerdekakan diri. Hal ini menimbulkan kewajiban pendidik dan orang tua (si
pendidik) untuk setapak demi setapak memberikan kebebasan dan pada akhirnya
mengundurkan diri. Jadi pendidik tidak boleh memaksakan agar peseta didik berbuat
menurut pola yang dikehendaki pendidik. Ini dimaksud agar peserta didik
memperoleh kesempatan memerdekakan diri dan bertanggung jawab sesuai dengan
kepribadiannya sendiri. Pada saat ini si anak telah dapat berdiri sendiri dan
bertanggung jawab sendiri.
Pengantar Ilmu Pendidikan_PGSD UNJ

2


Mengingat pentingnya pendidikan itu merupakan bimbingan terhadap peserta
didik dan agar supaya bimbingan tersebut tidak bertentangan dengan kodrat anak,
maka pendidik perlu memahami sifat-sifat peserta didik atau segala sesuatu tentang
peserta didik, baik pada peserta didik pada umumnya maupun pada peserta didik
khusus dirumah, disekolah dan diperkumpulan pemuda. Ilmu yang dapat membantu
usaha pemahaman tersebut anatara lain. Paedologi, psikologi anak, psikologi pemuda,
psikologi perkembangan, psikologi pendidikan dan lain-lain.
Langeveld menyatakan bahwa anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk
kecil. Oleh karena itu anak mempunyai sifat kodrati kekanakan yang berbeda dengan
oarang dewasa. Anak mempunyai sifat tergantung dan tidak berdaya sehingga
memerlukan pertolongan dan bimbingan dalam rangka mengembangkan diri baik
jasmani maupun rohaninnya.
Sebagai manusia, anak pun memiliki potensi untuk menjadi besar (individu
yang sedang berkembang). Perubahan ini dialamianak sejak lahir, bahkan sejak masih
dalam kandungan anak mengadakan aktivitas yang terus meningkat fase demi fase
sesuai dengan kebutuhannya. Perkembangan pada setiap fase, (bayi, anak, remaja, dan
orang dewasa) memiliki tanda dan karakteristik yang berbeda. Perbedaan inilah yang
harus diketahui dan dipahami oleh pendidik. Sehingga pendidik dapat mengatur
kondisi dan peserta didik agar mendapat hasil yang optimal dalam kegiatan
pendidikan yang dilaksanakannya.

Misalnya, dalam hubungan dalam pelaksanaan pendidikan yang perlu
diperhatikan bahwa pendidik harus mampu mengusahakan agar peserta didik
mempunyai dorongan/ keinginan (motivasi) yang cukup kuat untuk mengikuti
kegiatan pendidikan. Memang untuk mengikuti kegiatan pendidikan yang ideal
peserta didik memiliki motivasi internal/intrinsik yang cukup besar sehingga tampak
minat positif peserta didik terhadap kegiatan pendidikan yang dilaksanakan, tetapi
apabial motivasi ini rendah ataupun belum muncul yang disebabkan berbagai faktor,
hendaknya pendidik dapat berperan aktif memberikan semangat dan dorongan
(motivasi eksternal/ektrinsik) dengan berbagai cara agar motivasi internal peserta
didik dapat muncul.


Sifat-sifat umum peserta didik
Pengantar Ilmu Pendidikan_PGSD UNJ

3

1. Anak bukan miniatur orang dewasa, pandangan kuno berpendapat bahawa anak
adalah orang dewasa dalam bentuk kecil (miniatur). Pandangan yang keliru ini telah
disanggah oleh J.J Rousseau, dimana ia berpendapat bahawa anak bukan miniaturnya

orang dewasa, tetapi anak adalah anak yang berlainan sekali dengan alam orang
dewasa.
2. Peserta didik mengikuti face-face/ periode-periode perkembangan tertentu.
Perkembangan

dari

lahir

sampai

kedewasaan

mengikuti

periode-periode

perkembangan tertentu.

3. Peserta didik mempunyai pola perkembangan sendiri.

Walaupun

didalam

perkembangan

peseta

didik

mengikuti

face-face

perkembangan umum, tetapi tiap individu mempunyai pola perkembangan yang
berbeda. Misalnya tiap anak mempunyai tempo dari irama perkembangannya sendiri.

4. Tugas perkembangan.
Peserta didik harus melaksanakan tugas perkembangan, yaitu tugas yang harus
diselesaikan oleh individu didalam tiap-tiap face perkembangannya

Havighurst mengemukakan tugas perkembangan pada masa bayi dan kanak-kanak (06 tahun) sebagai berikut:


Belajar berjalan



Belajar makan makanan padat



Belajar bercakap-cakap.



Belajar mengusai pembungan kotoran tubuh.



Memperoleh jaminan kebebasan ekonomi




Memilih dan mempersiapkan suatu pekerjaan
Pengantar Ilmu Pendidikan_PGSD UNJ

4



Mempersiapkan diri untuk perkawinan dan kehidupan keluaraga.



Memperkembangkan kecakapan-kecakapan intelektual dan pengertian yang
perlu bagi seseorang warga negara yang cakap



Menginginkan dan mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab dalam

masyarakat



Memperoleh beberapa nilai dan sistematik sebagai pedoman bertingkah laku

5. Kebutuhan peserta didik
Peserta didik mempunyai macam-macam kebutuhan, pemenuhan kebutuhan
ini merupakan syarat yang penting bagi perkembangan kepribadian yang sehat.
Macam-macam kebutuhan tadi antara lain kebutuhan rasa sayang, kebutuhan rasa
aman, kebutuhan rasa harga diri,kebutuhan kebebasan, kebutuhan sukses, dan
kebutuhan ingin tahu.

L.J Cronbach mengemukakan sebagai berikut:


Kebutuhan efeksi (kasih sayang)




Kebutuhan diterima oleh orang tua.



Kebutuhan untuk dapat diterima oleh kawan sekelompok sebaya.



Kebutuhan independence.



Kebutuhan harga diri.

Maslow mengemukakan kebutuhan manusia secara hierarchis.


Kebutuhan biologis.



Kebutuhan rasa aman.
Pengantar Ilmu Pendidikan_PGSD UNJ

5



Kebutuhan rasa kasih sayang.



Kebutuhan rasa harga diri.



Kebutuhan self realisasi.

Sedangkan untuk masa anak sekolah (6-12 tahun) Robert J. Havighurst
mengemukakan developmental sebagai berikut:


Mempelajari kecakapan-kecakapan

jasmaniah

yang dibutuhkan

untuk

permaianan sehari-hari.


Membentuk sikap yang baik terhadap diri sendirisebagai makhluk yang
tumbuh



Belajar bergaul dengan teman sebaya



Mempelajari peranan sosial laki-laki atau wanita.



Memperkembangan kecakapan dasar dalam menulis,membaca dan berhitung.



Memperkembangkan pengertian yang perlu untuk kehidupan sehari-hari



Memperkembangkan kata hati, kesusilaan danukuran-ukuran nilai



Mencapai kebebasan abadi



Memperkembangkan sikap terhadap lembaga atau kelompok sosial

Tugas perkembangan masa remaja (13-18 tahun)


Bergaul dengan teman sebaya didalam pergaulan konstruktif



Mencapai peranan sosial sebagai pria dan wanita



Menyenangi tubuh sendiri dan mempergunakan secar efektif

Pengantar Ilmu Pendidikan_PGSD UNJ

6



Mencapai kebebasan emosional dari pada orang tua atau orang dewasa lainnya

6. Perbedaan individual
Setiap anak merupak pribadi tersendiri atau pribadi unik setiap anak berbeda.
Di dunia ini tidak ada dua orang anak yang benar-benar sama . walaupun mereka anak
kembar. Perbedaan individual (individual differnces) ini disebabkan karena perbedaan
faktor indogeen (pembawaan) dan exsogeen (lingkungan). Perbedaan tersebut
meliputi segi jasmaini intelegensi, sosial, bakat, minat, lingkungan, dan lainlain.dalam hubungannya dengan perbedaan intelegensi terdapat penggolongan
berdasarkan tingkat IQ (Intelegensi Quuotixent).

Adanya perbedaan individual ini mempunyai nilai yang besar bagi “kemajuankemajuan dalam banyak lapangan hidup manusia justru ditimbulkan oleh orang-orang
yang mempunyai pendirian, kesanggupan dan pikiran yang orisinil yang lain dari pada
yang lain. Inisiatif perseorangan yang mencapai jalan-jalan baru sering membawa
kebahagiaan kepada umat manusia, walupun pada mulanya mereka kadang-kadang
ditentang oleh orang lain.

Menngingat perbedaan individual , ini merupakan kenyataan yang bersifat
kodrat, dan perbedaaan individual tersebut mempunyai nilai yang penting untuk
kemajuaan kebudayaan manusia maka usaha pendidikan perlu memperhatikan adanya
perbedaan individual tersebut. Pendidikan tidak boleh menyam ratakan semua anak
didik, pendidik harus dapat melayani atau menyesuaikan pada perbedaan individual
tersebut, sehingga setiap anak dapat merealisasikan dirinya sesuai dengan
individualitetnya.

7. Anak sebagai keseluruhan

Pengantar Ilmu Pendidikan_PGSD UNJ

7

Sesuai dengan hakekat manusia sebagai makhluk monopluralis, maka pribadi
anak didik itu walaupun terdiri dari banyak segi tetapi merupakan satu kesatuan atau
satu keseluruhan. Anak merupakan satu kesatuan raga dan jiwa (cipta rasa dan rasa)
dalam segala tindakannya manusia itu bersikap sebagai suatu keseluruhan bila
seseorang berfikir tentang sesuatu, maka didalam proses itu tidak hanya orang tua
atau lembaga lain. Disini anak tidak menggantungkan diri secara kodrat tetapi
menggantungkan diri sebagai kebetulan.
8. Anak makhluk aktif dan kreatif
Anak merupakan mahluk yang memiliki aktivitet sendiri (swadaya) dan
kreativitet sendiri (daya cipta), sehingga di dalam proses pendidikan kita tak boleh
memandang anak sebagai obyek pasif yang dikenai sesuatu tetapi sebagai subyek
aktif dan kreatif, yang bereaksi terhadap lingkungan secara selektif.

Hakekat Peserta Didik
Peserta didik adalah makhluk yang berada dalam proses perkembangan dan
pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing, mereka memerlukan bimbingan dan
pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya.
Didalam pandangan yang lebih modern anak didik tidak hanya dianggap sebagai
objek atau sasaran pendidikan, melainkan juga mereka harus diperlukan sebagai
subjek pendidikan, diantaranya adalah dengan cara melibatkan peserta didik dalam
memecahkan masalah dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan pengertian ini,
maka anak didik dapat dicirikan sebagai orang yang tengah memerlukan pengetahuan
atau ilmu, bimbingan dan pengarahan.
Dasar-dasar kebutuhan anak untuk memperoleh pendidikan, secara kodrati
anak membutuhkan dari orang tuanya. Dasar-dasar kodrati ini dapat dimengerti dari
kebutuhan-kebutuhan dasar yang dimiliki oleh setiap anak dalam kehidupannya,
dalam hal ini keharusan untuk mendapatkan pendidikan itu jika diamati lebih jauh
sebenarnya mengandung aspek-aspek kepentingan, antara lain :
1)

Aspek Paedogogis.
Pengantar Ilmu Pendidikan_PGSD UNJ

8

Dalam aspek ini para pendidik mendorang manusia sebagai animal
educandum, makhluk yang memerlukan pendidikan. Dalam kenyataannya manusia
dapat dikategorikan sebagai animal, artinya binatang yang dapat dididik,
sedangkan binatang pada umumnya tidak dapat dididik, melainkan hanya dilatih
secara dresser. Adapun manusia dengan potensi yang dimilikinya dapat dididik dan
dikembangkan kearah yang diciptakan.
2)

Aspek Sosiologi dan Kultural.
Menurut ahli sosiologi, pada perinsipnya manusia adalah moscrus, yaitu
makhlik yang berwatak dan berkemampuan dasar untuk hidup bermasyarakat.

3)

Aspek Tauhid.
Aspek tauhid ini adalah aspek pandangan yang mengakui bahwa manusia
adalah makhluk yang berketuhanan, menurut para ahli disebut homodivinous
(makhluk yang percaya adanya tuhan) atau disebut juga homoriligius (makhluk
yang beragama).

II.

Hakekat, tanggung jawab dan kewibawaan pendidik

Pengertian pendidik
Yang dimaksud dengan pendidik ialah orang yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peseta didik mengalami pendidikannya
dalam tiga lingkungan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
masyarakat. Sebab itu bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang tua, guru,
pemimpin program pembelajaran, latihan, dan masyarakat/ organisasi.
Secara umum dikatakan bahwa setiap orang dewasa dalam masyarakat dapat menjadi
pendidik, karena setiap orang dewasa mempunyai ciri memiliki rasa tanggung jawab
termasuk rasa tanggung jawab untuk mendidik anak yang belum dewasa untuk mencapai
tingkat kedewasaan (kematangan dari berbagai aspek).
Dalam masyarakat, orang yang memiliki pribadi dewasa susila mempunyai pula
tanggungjawab tertentu terhadap orang lain(orang yang belum dewasa) orang yang dewasa
Pengantar Ilmu Pendidikan_PGSD UNJ

9

susila yang karenakodratinya mempunyai tanggung jawab mendidik adalah orang tua,
sedangkan orang dewasa susila lainnya yang dapat dimasukkandalam kelompok ini adalah
guru, konselor,administrator sekolah, tokoh agama,pemimpin pemerintahan dan pemimpn
organisasi( sutari Imam Barnadib,1986), diman mereka semua mempunyai tanggung jawab
utuk membawa peserta didik maupun pengikutnya kearah pencapaian tujuan yang
diharapkan.
Sebagai pendidik maupun seorang pemimpin seorang pemimpin tentunya harus
memiliki karakteristik atau sifat-sifat yang khas dan diperlukan, dalam melaksanakan tugas
mendidik, yaitu antara lain kematangan diri, kematangan sosial dan kematangan profesional
(kemampuan mendidik: memiliki sikap cinta, kasih sayang, perhatian, pengetahuan tentang
latar belakang peserta didik dan perkembangsnnya, kecakapan dalam menggunakan cara-cara
mendidiki).
Sebagai seorang pendidik yang bertanggung jawab moral berarti ia sadar akan
tugasnya (mendidik) dan mau melaksanakan tugas tersebut sebaik-baiknya agar tujuan
pendidikan disini bukan hanya pada dirinya sendiri, tetapi juga terhadap peserta didik,
masyarakat dan Tuhan. Pendidik sadar semua aspek kehidupan yang berkaitan dengan fungsi
tugasnya menilai perbuatannya dan meminta pertanggungjawabnya.
Selain tanggung jawab, agar tugas yang diemban seorang pendidik dapat dilaksanakan
dengan lancar idealnya seorang pendidik memiliki kewibawaan (gezag). Yang dimaksud
kewibawaan disini segala perkataan dan perbuatan yang benar didengar, dipatuhi, dituruti,
dan dipercaya tanpa adanya paksaan.
Tugas dan Tanggung Jawab Pendidik.
Tugas-tugas dari seorang pendidik adalah :
1) Membimbing peserta didik, dalam artian mencari pengenalan terhadap anak didik
mengenai kebutuhan, kesanggupan, bakat, minat dan sebagainya.
2) Menciptakan situasi untuk pendidikan, yaitu ; suatu keadaan dimana tindakantindakan pendidik dapat berlangsung dengan baik dan hasil yang memuaskan
3) Seorang penddidik harus memiliki pengetahuan yang diperlukan, seperti pengetahuan
keagamaan, dan lain sebagainya. Seperti yang dikemukakan oleh Imam al-Ghazali,
Pengantar Ilmu Pendidikan_PGSD UNJ

10

bahwa tugas pendidik adalah menyempurnakan, membersihkan, menyempurnakan
serta membaha hati manusia untuk Taqarrub kepada Allah SWT.
Sedangkan tanggung jawab dari seorang pendidik adalah :
1)

Bertanggung moral.

2)

Bertanggung jawab dalam bidang pedidikan.

3)

Tanggung jawab kemasyarakatan

4)

Bertanggung jawab dalam bidang keilmuan.

Pengertian kewibawaan (Gezag)
Gezag berasal dari kata zeggen yang berarti “berkata”. Siapa yang perkataannya
mempunyai kekuatan mengikat terhadap orang lain, berarti mempunyai kewibawaan atau
gezag terhadap orang lain. Pendidik harus dimiliki kewibawaan (kekuasaan batin mendidik)
dan menghindari penggunaan kekusaan lahir, yaitu kekuasaan yang semata-mata didasarkan
kepada unsur wewenang jabatan. Kewibawaan justru merupakan sesuatu pancaran batin yang
dapat menimbulkan pada pihak lain sikap untuk mengakui, menerima, dan menuruti dengan
penuh pengertian atas kekuasaan tersebut. Fungsi dari wibawa pendidikan, yaitu membawasi
anak ke arah pertumbuhannya yang kemudian dengan sendirinya mengakui wibawa orang
lain dan mau menjalankannya juga. Bentuk yang paling sederhana dalam hubungan
kewibawaan barulah timbul bila si anak dapat mengerti bahasa untuk menerima petunjukpetunjuk tentang apa yang diperbolehkan dan apa yang tidak diperbolehkan oleh pendidik.
Kewibawaan guru atau pendidik-pendidik
Guru atau pendidik-pendidik lain menerima jabatannya sebagai pendidik bukan dari kodrat
(dari Tuhan), melainkan dari pemerintah. Ia ditunjuk, ditetapkan, dan diberi kekuasaan
sebagai pendidik oleh negara atau masyarakat. Maka dari itu, kewibawaan yang ada padanya
pun berlainan dengan kewibawaan orang tua.
Kewibawaan guru atau pendidik lainnya, yang karena jabatan, juga memiliki dua sifat :
a. Kewibawaan pendidikan

Pengantar Ilmu Pendidikan_PGSD UNJ

11

Guru atau pendidik karena jabatan atau berkenaan dengan jabatanmnya sebagai pendidik,
telah diserahi sebagian dari tugas orang tua untuk mendidik anak-anak. Selain itu, guru atau
pendidik karena jabatan menerima kewibawaannya sebagian lagi dari pemerintah yang
mengangkat mereka. Kewibawaan pendidikan yang ada pada guru ini terbatas oleh
banyaknya anak-anak yang diserahkan kepadanya, dan setiap tahun berganti murid.
b. Kewibawaan pemerintah
Selain memiliki kewibawaan pendidikan, guru atau pendidik karena jabaatan juga
mempunyai kewibawaan memrintah. Mereka telah diberi kekuasaan (gezag) oleh pemerintah
atau instansi yang mengangkat mereka.
Faktor-faktor yang digunakan dalam penggunaan
Bagaimana kewibawaan timbul?
Kewibawaan mendidik hanya dimiliki oleh mereka yang sudah dewasa. Yang
dimaksud adalah kedewasaan rohani yang ditopang kedewasaan jasmani. Kedewasaan
jasmani tercapai bila individu telah mencapai puncak perkembangan jasmani yang
optimal:jadi telah mencapai proporsi yang sudah mantap. Kedewasaan rohani tercapai bila
individu telah memiliki cita-cita hidup dan pandangan hidup yang tetap. Cita-cita dan
pandangan hidup ini dijalaninya kedalam dirinya dan selanjutnya berusaha untuk direalisir
dalam bentuk tingkah laku dan perbuatan. Sebagai pendidik, realisasi cita-cita dan pandangan
hidupnya secara konkret berlangsung melalui aktifitas statusnya sebagai orang tua maupun
sebagai pendidik. Orang dewasa adalah orang yang mamapu mempertanggung jawabkan
segenap aktivitas yang bertalian dengan statusnya. Yang dimaksud dengan bertanggung
jawab ialah kemampuan untuk menyatukan diri dengan norma-norma hidup dan meragakan
dalam hidupnya. Bagi orang yang telah dewasa bila melanggar norma ia bersedia menerima
tuntutan hukum atas dirinya. Pendidik adalah pendukung norma-norma (pendukung
kewibawaan). Dia mempunyai tugas untuk mentranformasikan noram-norma atau
kewibawaan itu kepada peserta didik. Persoalannya ialah mengapa pendidik (sang dewasa)
memiliki kewibawaan di mata peserta didik. Intinya adalah karena peserta didik
membutuhkan sesuatu (perlindungan, bantuan, bimbingan, dan seterusnya) bdari pendidik,
dan pendidik bersedia dengan rela memenuhinya. Sepanjang antara peserta didik dengan

Pengantar Ilmu Pendidikan_PGSD UNJ

12

pendidiknya terdapat suasana hubungan gayung bersambut kata berjawab maka selama itu
pula terdapat pengakuan akan adanya kewibawaan pendidik oleh peserta didik.
Bagaimana memelihara kewibawaan?
Ibarat cahaya lampu bagaimanapun juga suatu kewibawaan dapat memudar jika tidak
dirawat dan dibina. Ada tiga sendi kewibawaan yang menurut M. J. Langeveld harus dibina
(Langveld, 1955: 42-44) yaitu kepercayaan, kasih sayang, dan kemampuan.
• Kepercayaan
Pendidik harus percaya bahwa dirinya bisa mendidik dan juga harus percaya bahwa
peserta didik dapat dididik.
• Kasih sayang
Kasih sayang mengandung dua makna yakni penyerahan diri kepada yang disayangi dan
pengendalian terhadap yang disyangi. Dengan adanya sifat penyerahan diri maka pada
pendidik timbul kesediaan untuk berkorban yang dalam bentuk konkretnya berupa
pengabdian dalam kerja. Pengendalian terhadap yang disayangi dimaksudkan agar peserta
didik tidak berbuat sesuatu yang merugikan dirinya.
• Kemampuan
Kemampuan mendidik dapat dikembangkan melalui beberapa cara, antara lain pengkajian
terhadap ilmu pengetahuan kependidikan, mengambil manfaat kerja dan lain-lain.
Bagaiamana kewibawaan ditarnsformasikan?
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pentranformasian (pengoperan)
kewibawaan:
• Untuk dapat mengikuti kewibawaan maka peserta didik harus mengerti tentang
kewibawaan. Hal ini dapat diperoleh dengan perantaraan pergaulan dengan pendidik.
• Pendidik harus menyadari bahwa ia hanyalah sekedar penghantar kewibawaan (gezag

drager) dan dirinya bukan kewibawaan itu sendiri. Sebagaimana diketahui bahwa
tujuan pendidikan ialah menuruti kewibawaan yang dibawakan oleh pendidik dan
Pengantar Ilmu Pendidikan_PGSD UNJ

13

bukannya menuruti pendidiknya. Oleh sebab itu, pendidik secara berangsur-angsur
harus melepaskan diri dari ikatannya dengan peseta didik. Dikatakan mendidik adalah
membimbing untuk melepaskan.

KESIMPULAN

Pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan dalam bidang mendidik. Secara khusus
pendidikan dalam persepektif pendidikan islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab
terhadap perkembangan seluruh potensi peseta didik. Kalau kita melihat secara fungsional
kata pendidik dapat di artikan sebagai pemberi atau penyalur pengetahuan, keterampilan.

Pengantar Ilmu Pendidikan_PGSD UNJ

14

DAFTAR PUSTAKA



http://rumahmakalah.wordpress.com/2009/05/18/hakekat-pendidik-danpeserta-didik/



http://insanakrozi.blogspot.com/2010/02/makalah-hakikat-pesertadidik.html

• Umar Tirtorahardjo dan La Sulo, Pengantar Pendidikan, Jakarta: Dirjen
Dikti Depdikbud, 1994
• Tim dosen unj (DR. Theresia K., Drs. Arifin Maksum, Dra. Zulela M.S.,
MPd, Dra. Maratun N., MPd)

Pengantar Ilmu Pendidikan_PGSD UNJ

15