PELAKSANAAN DEMOKRASI PADA MASA REFORMAS

PELAKSANAAN DEMOKRASI PADA MASA REFORMASI (1998 - SEKARANG)

Menurut Arti kata dalam bahasa Indonesia Pengertian Reformasi adalah
perubahan secara drastis untuk perbaikan (bidang sosial, politik atau agama) dalam
suatu masyarakat atau negara.
Munculnya reformasi disebabkan oleh krisis ekonomi dan politik di Asia,
ketidakpuasan masyarakat Indonesia terhadap pemerintahan Soeharto dan adanya
para demonstran yang menginginkan diadakannya reformasi total, peristiwa
Trisakti yang menyebabkan presiden Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya.
Ciri-ciri Pelaksanaan Demokrasi Pada Masa Reformasi
Masa demokrasi pancasila pada Era Reformasi berusaha menembalikan
perimbanan kekuatan antara lembaga Negara,antara eksekutif, legeslatif dan
yudikatif. Berlangsung mulai dari Mei 1998 sampai dengan sekarang. Pada masa
ini peran partai politik kembali menonjol dan menjadi nafas baru buat indonesia.
Ciri-ciri demokrasi Pancasila masa Reformasi :
1.
Mengutamakan musyawarah mufakat.
2.
Mengutamakan kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara.
3.
Tidak memaksakan kehendak pada orang lain.

4.
Selalu diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5.
Adanya rasa tanggung jawab dalam melaksanakan keputusan hasil
musyawarah.
6.
Dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati yang luhur.
7.
Keputusan dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Than Yang
Maha Esa, berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
8.
Penegakan kedaulatan rakyat dengan memperdayakan pengawasan sebagai
lembaga negara, lembaga politik dan lembaga swadaya masyarakat.
9.
Pembagian secara tegas wewenang kekuasaan lembaga Legislatif, Eksekutif
dan Yudikatif.
10. Penghormatan kepada beragam asas, cirri, aspirasi dan program parpol yang
memiliki partai.
11. Adanya kebebasan mendirikan partai sebagai aplikasi dari pelaksanaan hak
asasi manusia.

Kelebihan dan Kekurangan Pelaksanaan Demokrasi pada Masa Reformasi
KELEBIHAN :
• Berhasil menata kehidupan ketatanegaraan dengan amandemen UUD 1945.
• Mendorong warganegara meningkatkan kapasitas pribadinya; misalnya meningkatkan kesadaran politik, meningkatkan pengetahuan pribadi dll.

• Kebebasan bicara dan berpendapat mulai berjalan.
• Lebih mudah diterapkan dalam masyarakat yang lebih kompleks.
• Menjamin stabilitas politik.
• Penegakan hukum dan diplomasi antar bangsa.
• Terbukanya pintu informasi yang begitu lebar, sehingga banyak manfaat
yang dapat dipetik.
• Jumlah partai politik tidak dibatasi.
• Politisasi birokrat.
• Membangun klientelisme ekonomi.
KEKURANGAN :
• Masyarakat yang terlalu bebas, dan mengartikan kebebasan dengan boleh
berbuat sebebas-bebasnya. Akibatnya : banyak demo yang berakhir rusuh,
pilkada yang berakhir rusuh.
• Kebijakan pemerintah yang tidak menguntungkan publik tidak dapat
dikontrol langsung oleh rakyat, tetapi harus melalui DPR.

• Masih banyak pemaksaan yang dilakukan pihak - pihak tertentu.
• Pendidikan politik rakyat masih rendah.
• Masih adanya diskriminasi dalam pengambilan keputusan.
• KKN
• Lemahnya stabilitas keamanan (konflik kebangsaan).
• Banyak orang/masyarakat yang salah tafsir mengenai reformasi.
Demokrasi Indonesia saat ini telah dimulai dengan terbentuknya DPR –MPR hasil
Pemilu 1999 yang telah memilih presiden dan wakil presiden sertaterbentuknya
lembaga lembaga tinggi yang lain. Masa reformasi berusaha membangun kembali
kehidupan yang demokratis antara lain dkeluarkannya :


Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok pokok reformasi.



Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang
Referandum.




Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang
bebas dari KKN.



Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan
Presiden dan Wakil Presiden RI.



Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV.

Amandemen terhadap UUD 1945 telah dilaksanakan oleh MPR melalui 4 tahap.
Tahap kesatu mencakup 9 pasal, disahkan pada 19 oktober 1999. Tahap kedua
mencakup 25 pasal, disahkan pada 18 agustus 2000. tahap ketiga mencakup 32
pasal, disahkan pada 9 november 2001. Tahap keempat mencakup 13 pasal,
disahkan apda 10 agustus 2002.
Tujuh Kunci Pokok Sistem Pemerintahan Menurut Undang - Undang Dasar
1945 Sebelum Amandemen:

• Indonesia adalah negara berdasar atas hukum yang dicantumkan dalam
penjelasan.
• Sistem konstitualisme, artinya dalam penyelengaraan pemerintahan negara
berdasarkan Undang Undang Dasar yang mengatur mekanisme pembagian
kekuasaan.
• Kedaulatan berada di tangan rakyat yang sepenuhnya dilakukan oleh MPR.
Oleh karena itu MPR dan DPR yang memilih presiden.
• Presiden adalah penyelenggara pemerintah tertinggi dibawah MPR, sehingga
presiden adalah bertanggung jawab pada MPR.
• Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.
• Menteri negara ialah pembantu presiden dan tidak bertanggung jawab
terhadap DPR. Jadi, presiden memiliki hak kewenangan mutlak untuk
mengangkat dan memberhentikan seorang menteri.
• Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas. Maksudnya, karena kata tidak
tak terbatas dikatakan terbatas tapi sebenarrnya tidak terbatas dan dikatakan
tidak terbatas, tetapi dibatasi oleh hukum dan konstitusi.
Tujuh Kunci Pokok Sistem Pemerintahan Menurut Undang - Undang Dasar
1945 Setelah Amandemen :



Indonesia adalah negara hukum, yang dicantumkan dalam batang tubuh
pada pasal 1 ayat 3.

• Sistem konstitualisme, artinya dalam penyelengaraan pemerintahan negara
berdasarkan Undang Undang Dasar yang mengatur mekanisme pembagian
kekuasaan.
• Kedaulatan berada di tangan rakyat. Oleh karena itu, saat ini pemilihan
Presiden dilakuka langsung oleh rakyat.
• Presiden adalah penyelenggara pemerintahan, bukan tertinggi dan bukan
dibawah MPR.
• Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.
• Menteri negara ialah pembantu presiden dan tidak bertanggung jawab
terhadap DPR. Jadi, presiden memiliki hak kewenangan mutlak untuk
mengangkat dan memberhentikan seorang menteri.
• Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas. Maksudnya, karena kata tidak
tak terbatas dikatakan terbatas tapi sebenarrnya tidak terbatas dan dikatakan
tidak terbatas, tetapi dibatasi oleh hukum dan konstitusi.
Pelaksanaan Pemilu 1999 - 2009 (Reformasi)
1. Pemilu 1999
a. Sistem Pemilu

Pemilu 1999 merupakan pemilu pertama pada masa reformasi. Pemungutan suara
dilaksanakan pada tanggal 7 Juni 1999 secara serentak di seluruh wilayah
Indonesia. Sistem Pemilu 1999 sama dengan Pemilu 1997 yaitu sistem
perwakilan berimbang (proporsional) dengan stelsel daftar.
b. Asas Pemilu
Pemilu 1999 dilaksanakan dengan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan
adil.
c. Peserta Pemilu 1999
Peserta Pemilu tahun 1999 diikuti oleh 48 Partai Politik
2. Pemilu 2004 (DPRD)
a. Sistem Pemilu
Pemilu 2004 dilaksanakan dengan sistem yang berbeda dari pemilu-pemilu
sebelumnya. Pemilu untuk memilih Anggota DPR dan DPRD (termasuk
didalamnya DPRD).
b. Asas Pemilu
Pemilu 2004 dilaksanakan dengan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan
adil.
c. Peserta Pemilu 2004

i.

Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD tahun 2004 diikuti oleh 24
partai.
ii.
Pemilu Tahun 2004.
Peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun 2004 putaran I (pertama)
sebanyak 5 (lima) pasangan, adalah sebagai berikut:
Karena kelima pasangan calon presiden dan wakil presiden peserta Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden putaran I (pertama) belum ada yang memperoleh
suara lebih dari 50%, maka dilakukan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran
II (kedua), dengan peserta dua pasangan calon presiden dan wakil presiden yang
memperoleh suara terbanyak.
No. Nama Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Putaran I :
• H. Wiranto, SH. dan Ir. H.Salahuddin Wahid.
• Hj. Megawati Soekarnoputri dan K. H. Ahmad Hasyim Muzadi.
• Prof. Dr. H. M. Amien Rais dan Dr. Ir. H. Siswono Yudo Husodo.
• H. Susilo Bambang Yudhoyono dan Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla.
• Dr. H. Hamzah Haz dan H. Agum Gumelar, M.Sc.
No. Nama Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Putaran II :
• Hj. Megawati Soekarnoputri dan K. H. Ahmad Hasyim Muzadi.
• H. Susilo Bambang Yudhoyono dan Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla.

Pasangan H. Susilo Bambang Yudoyono dan Drs. Muhammad Yusuf Kalla
akhirnya terpilih sebagai presiden dan wakil presiden untuk masa bakti 2004
- 2009.
3. Pemilu 2009
Pemilu 2009 merupakan pemilu ketiga pada masa reformasi yang diselenggarakan
secara serentak pada tanggal 9 April 2009 untuk memilih 560 Anggota DPR, 132
Anggota DPD, serta Anggota DPRD (DPRD Provinsi maupun DPRD Kabupaten/
Kota) se-Indonesia periode 2009-2014. Sedangkan untuk memilih presiden dan
wakil presiden untuk masa bakti 2009-2014 diselenggarakan pada tanggal 8 Juli
2009 (satu putaran).
a. Sistem Pemilu
Pemilu 2009 untuk memilih Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD
Kabupaten/Kota dilaksanakan dengan sistem perwakilan berimbang (proporsional)
dengan sistem daftar calon terbuka. Kursi yang dimenangkan setiap partai politik
mencerminkan proporsi total suara yang didapat setiap parpol. Asas Pemilu.

Pemilu 2009 dilaksanakan dengan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan
adil.
b. Peserta Pemilu
1) Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD Tahun 2009 diikuti oleh 44 partai, 38

partai merupakan partai nasional dan 6 partai merupakan partai lokal Aceh.
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2009 diikuti oleh 3 (tiga) pasangan calon,
yaitu :
a) Hj. Megawati Soekarnoputri dan H. Prabowo Subianto (didukung oleh PDIP,
Partai Gerindra, PNI Marhaenisme, Partai Buruh, Pakar Pangan, Partai Merdeka,
Partai Kedaulatan, PSI, PPNUI).
b) Dr. Susilo Bambang Yudhoyono dan Prof. Dr. Boediono (didukung oleh Partai
Demokrat, PKS, PAN, PPP, PKB, PBB, PDS, PKPB, PBR, PPRN, PKPI, PDP,
PPPI, Partai Republikan, Partai Patriot, PNBKI, PMB, PPI, Partai Pelopor, PKDI,
PIS, Partai PIB, Partai PDI).
c) Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla dan H. Wiranto, S.IP (didukung oleh Partai
Golkar, dan Partai Hanura)
Akibat Pelaksanaan Demokrasi Masa Reformasi (1998 – Sekarang)
Pada zaman reformasi ini pelaksanaan demokrasi mengalami suatu pergeseran
yang mencolok walaupun sistem demokrasi yang dipakai yaitu demokrasi
pancasila tetapi sangatlah mencolok dominasi sistem liberalcontohnya aksi
demonstrasi yang besar-besaran di seluru lapisan masyarakat. Memang pada
zaman reformasi peranan presiden tidak mutlak dan lahirnya sistem multi partai
sehingga peranan partai cukup besar, akan tetapidalam melaksanakan pemungutan
suara juga pernah menggunakan voting berarti peranan demokrasi pancasila

belumlah terealisasi. Dengan melihat hal tersebut diatas maka kesimpulan daripada
pelaksanaan demokrasi di Indonesia belum mencapai titik yang pasti danmasih
belajar untuk memulai demokrasi pancasila yang sudah dilakukan selama 40 tahun
sampai sekarang masih belum bisa dilaksanakan secara baikdan benar.
-

Hasil Amandemen
Presiden dan wapres merupakan satu instusi penyelenggara kekuasaan
eksekutifnegara yang tertinggidibawah UUD.
Presiden dan wapres dipilihlangsung olehrakyat, karena itusecara politik tidak
bertanggung jawab kepada MPR, melainkan bertanggungjawab kepada rakyat.
Presiden dan wapres dipertanggung jawabkan secara hukum apabila melakukan
pelanggaran hukum dan konstitusi.
Para mentri adalah pembantu rakyat.
Untuk membatasi kekuasaan presiden yang kedudukannya dalam sistem
pemerintahan presidensial sangat kuat sesuai kebutuhan untuk menjamin stabilitas

pemerintah, maka ditentukan pula masa jabatan presiden 5 tahunan dan tidak boleh
dijabat oleh orang yang sama lebih dari 2 masa jabatan.
-

-

-

-

Dampak Reformasi Bagi Rakyat Indonesia :
Pemerintahan orde baru jatuh dan muncul era reformasi. Namun reformasi dan
keterbukaan tidak diikuti dengan suasana tenang, aman, dan tentram dalam
kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Konflik antar kelompok etnis bermunculan
di berbagai daerah seperti Kalimantan Barat. Konflik tersebut dilatarbelakangi oleh
masalah-masalah sosial, ekonomi dan agama.
Rakyat sulit membedakan apakah sang pejabat bertindak sebagai eksekutif atau
pimpinan partai politik karena adanya perangkapan jabatan yang membuat pejabat
bersangkutan tidak dapat berkonsentrasi penuh pada jabatan publik yang
diembannya.
Banyak kasus muncul ke permukaan yang berkaitan dengan pemberian batas
yang tegas pada teritorial masing-masing wilayah, seperti penerapan otonomi
pengelolaan wilayah pengairan.
Pemerintah tidak lagi otoriter dan terjadi demokratisasi di bidang politik
(misalnya: munculnya parpol-parpol baru), ekonomi (misalnya: munculnya badanbadan umum milik swasta, tidak lagi melulu milik negara), dan sosial (misalnya:
rakyat berhak memberikan tanggapan dan kritik terhadap pemerintah).
Peranan militer di dalam bidang politik pemerintahan terus dikurangi (sejak
2004, wakil militer di MPR/DPR dihapus).
orde baru:
Pemilu-Pemilu berikutnya dilangsungkan pada tahun 1977, 1982, 1987, 1992, dan
1997. Pemilu-Pemilu ini diselenggarakan dibawah pemerintahan Presiden
Soeharto. Pemilu-Pemilu ini seringkali disebut dengan Pemilu Orde Baru. Sesuai
peraturan Fusi Partai Politik tahun 1975, Pemilu-Pemilu tersebut hanya diikuti dua
partai politik dan satu Golongan Karya. Pemilu-Pemilu tersebut kesemuanya
dimenangkan oleh Golongan Karya.
Berikut adalah tanggal-tanggal diadakannya pemungutan suara pada Pemilu
periode ini.
1. 2 Mei 1977
Pemilihan Umum Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah 1977 diselenggarakan secara serentak pada tanggal 2 Mei 1977 untuk
memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) serta anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Tingkat I Propinsi maupun DPRD Tingkat II
Kabupaten/Kotamadya) se-Indonesia periode 1977-1982.
Pemilihan Umum ini diikuti 2 partai politik dan 1 Golongan Karya, yaitu:
1. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
2. Golongan Karya (Golkar)
3. Partai Demokrasi Indonesia (PDI)
Sebagai pemenang mayoritas hasil pemilihan umum ini adalah Golongan Karya.
2. 4 Mei 1982
Pemilihan Umum Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah 1982 diselenggarakan secara serentak pada tanggal 4 Mei 1982 untuk
memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) serta anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Tingkat I Propinsi maupun DPRD Tingkat II
Kabupaten/Kotamadya) se-Indonesia periode 1982-1987.
Pemilihan Umum ini diikuti 2 partai politik dan 1 Golongan Karya, yaitu:
1. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
2. Golongan Karya (Golkar)
3. Partai Demokrasi Indonesia (PDI)
Sebagai pemenang mayoritas hasil pemilihan umum ini adalah Golongan Karya.
3. 23 April 1987
Pemilihan Umum Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah 1987 diselenggarakan secara serentak pada tanggal 23 April 1987 untuk
memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) serta anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Tingkat I Propinsi maupun DPRD Tingkat II
Kabupaten/Kotamadya) se-Indonesia periode 1987-1992.
Pemilihan Umum ini diikuti 2 partai politik dan 1 Golongan Karya, yaitu:
1. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
2. Golongan Karya (Golkar)
3. Partai Demokrasi Indonesia (PDI)
Sebagai pemenang mayoritas hasil pemilihan umum ini adalah Golongan Karya.
4. 9 Juni 1992
Pemilihan Umum Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah 1992 diselenggarakan secara serentak pada tanggal 9 Juni 1992 untuk
memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) serta anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Tingkat I Propinsi maupun DPRD Tingkat II
Kabupaten/Kotamadya) se-Indonesia periode 1992-1997.
Pemilihan Umum ini diikuti 2 partai politik dan 1 Golongan Karya, yaitu:

1. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
2. Golongan Karya (Golkar)
3. Partai Demokrasi Indonesia (PDI)
Sebagai pemenang mayoritas hasil pemilihan umum ini adalah Golongan Karya.
5. 29 Mei 1997
Pemilihan Umum Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah 1997 diselenggarakan secara serentak pada tanggal 29 Mei 1997 untuk
memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) serta anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Tingkat I Propinsi maupun DPRD Tingkat II
Kabupaten/Kotamadya) se-Indonesia periode 1997-2002. Pemilihan Umum ini
merupakan yang terakhir kali diselenggarakan pada masa Orde Baru.
Pemilihan Umum ini diikuti 2 partai politik dan 1 Golongan Karya, yaitu:
1. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
2. Golongan Karya (Golkar)
3. Partai Demokrasi Indonesia (PDI)
Sebagai pemenang mayoritas hasil pemilihan umum ini adalah Golongan Karya.
Pemilu ini diwarnai oleh aksi golput oleh Megawati Soekarnoputri, yang tersingkir
sebai Ketua Umum PDI yang tidak diakui rezim pemerintah waktu itu.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124