KEPADATAN POPULASI LALAT BUAH (Bactrocera dorsalis Hendel.) PADA BUAH CABAI (Capsicum annum L.)
KEPADATAN POPULASI LALAT BUAH (Bactrocera dorsalis Hendel.) PADA BUAH
CABAI (Capsicum annum L.)
Eka Nayla Putri, Jasmi, Yosmed Hidayat
Program Studi Pendidikan Biologi
STKIP PGRI Sumatera Barat
Email: [email protected]
ABSTRACT
Bactrocera dorsalis can caused destroy on chilliescurls. Chilies are attacked will easily decay and
fall, it may cause harm if chilies attacked in totally. The higher populations of B. dorsalis can increased
percentage of attacks. Therefore, this research was done to deter mine population density of B. dorsalis in
chillies (Capsicum annuum L.), in order to determine the appearance of B. dorsalis as well as population
density B. dorsalis in chilies. This research was conducted on October 2016. Criteria curly chili pieces
collected in this research was determined by purposive sampling chilli curls mature and with damage to
different criteria. Population density calculation performed on B. dorsalis that emerged during the
maintenance process. The results showed the imago of B. dorsalis derived from chili mature and frizzy halfbaked detected at day 9. On day 9 and 10 imago B. dorsalis that appears is 18 individuals/fruit. B. dorsalis
that appears has increase at day 11 by 23 individuals/fruit and day 12 as many as 24 individuals/fruit. While
on day 13 B. dorsalis appear 10 individuals/fruit. The population density of B. dorsalis in chilies is 1.55
individual/fruit, on chilies curly mature is 1.7 / fruit while chilies curly half-baked is 1.4 individuals/fruit.
Based on the results of this research wecan concluded that B. dorsalis population densities was found is 1.55
individual/fruit.
Keywords: population density, chili curly, Bactrocera dorsalis
PENDAHULUAN
Lalat
buah
merupakan
serangga
kelompok insekta yang memanfaatkan buahbuahan dalam siklus hidupnya, tubuh berukuran
kecil sampai sedang yang biasanya mempunyai
sayap berpita (Borror dkk., 1992). Organisme ini
terdapat pada berbagai macam sayuran buah dari
famili Cucurbitaceae seperti pare, ketimun, labu
siam dan famili Solanaceae seperti terung dan
cabai. Spesies lalat buah yang umum ditemukan
pada famili Solanaceae yaitu Bactrocera dorsalis
(Herlinda dkk., 2008).
B. dorsalis merupakan salah satu jenis
serangga pada beberapa jenis buah-buahan, larva
lalat buah ini memakan bagian dalam buah
sehingga mengakibatkan pembusukkan dan
akhirnya gugur (Putra, 1997). B. dorsalis
menyebabkan kerusakan pada buah yang masih
muda, mengkal dan matang. Gejala awal terlihat
dari adanya titik hitam pada bagian buah karena
aktivitas lalat buah yang memasukan telurnya
pada buah. Telur tersebut akan menetas dan
berkembang di dalam buah. Larva yang terdapat
didalam buah menimbulkan kerusakan dari dalam,
buah menjadi berwarna kuning pucat dan layu
(Meilin, 2014). Sebagian buah yang terserang
akan mudah gugur sebelum kematangan yang
diinginkan, hal ini akan menyebabkan kerugian
apabila terserang dalam jumlah yang sangat
banyak.
Cabai merupakan tanaman perdu dari
famili Solanaceae. Tanaman cabai memiliki
variasi tipe pertumbuhan dan bentuk buah yang
berbeda. Masyarakat umumnya hanya mengenal
beberapa jenis cabai salah satunya adalah cabai
keriting (Capsicum annum L.) Cabai keriting
memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin
yang baik sehingga banyak digunakan untuk
keperluan rumah tangga dan industri makanan
(Harpenas dkk., 2009). Informasi tentang serangan
B. dorsalis pada buah cabai telah dilaporkan
sebelumnya yang menunjukkan bahwa serangan
B. dorsalis pada pertanaman cabai tidak hanya
pada buah yang sudah matang tetapi juga
menyerang buah yang masih mengkal (Herlinda
dkk., 2007). Sehubungan dengan uraian diatas
maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kemunculan imago B. dorsalis pada buah cabai
keriting serta untuk mengetahui kepadatan
populasi lalat buah B.dorsalis pada buah cabai
keriting.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini telah dilaksanakan pada
bulan Oktober 2016. Buah cabai dikoleksi
dikorong Koto Bangko Kenagarian Sungai Sirah
Kuranji Hulu Kecamatan Sungai Geringging dan
proses pemeliharaan buah cabai di Laboratorium
Zoologi STKIP PGRI Sumatera Barat. Penentuan
sampel buah cabai dengan metode purposive
sampling yaitu cabai keriting matang dan cabai
keriting mengkal dengan kriteria kerusakan yang
berbeda.
Perhitungan
kepadatan
populasi
dilakukan pada B. dorsalis yang muncul selama
proses rearing dilakukan.
Kerja
di
laboratorium
kotak
pemeliharaan disusun rapat, Setelah itu
pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat
kemunculan imago. Imago lalat buah B. dorsalis
yang muncul dikoleksi dan dimasukkan kedalam
botol yang berisi alkohol 70% dan beri label,
kemudian lakukan penghitungan imago B.
dorsalis.
Pengukuran suhu dilakukan dalam ruang
laboratorium dengan menggunakan termometer.
Termometer digantungkan salah satu sisi ruangan,
kemudian dibiarkan selama 15 menit, lalu
diangkat dan dicatat suhunya. Pengukuran suhu
dilakukan untuk menentukan suhu ruangan
laboratorium. Untuk mengetahui kelembaban
udara maka digunakan alat higrometer.
Higrometer diletakkan pada salah satu sisi
ruangan, kemudian dibiarkan selama 15 menit,
lalu diangkat dan dicatat kelembabannya.
Pengukuran kelembaban dilakukan untuk
mengetahui kelembaban udara dalam ruangan
laboratorium.
Analisis
data
bertujuan
untuk
menghitung kepadatan populasi B. dorsalis yang
ditemukan. analisis data menggunakan rumus
sebagai berikut:
1. Perhitungan kepadatan populasi B. dorsalis
merujuk pada Suin (2002), yang telah
dimodifikasi.
�� =
Jumlah individu
Buah
2. Perhitungan uji t pada penelitian ini merujuk
pada Sudjana (2005), yang telah dilakukan
modifikasi
t=�
�1 − �2
1
1
+
�1 �2
dengan � 2 =
(� 1 − 1) �12 + (� 2 − 1)�22
�1 + �2 − 2
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kemunculan B. dorsalis pada buah cabai
keriting muncul hari pengamatan ke-9 sampai
dengan hari ke-13. Imago pada hari ke-9 dan ke10 imago muncul 18 individu yang berasal dari
cabai matang dan mengkal, selanjutnya imago
yang muncul pada hari ke-11 dan ke-12
mengalami peningkatan 23-24 individu, pada hari
ke-13 imago muncul sedikit yaitu 10
individu/buah. B. dorsalis yang muncul setiap hari
pengamatan tidak muncul secara bersamaan dan
memiliki jumlah yang berbeda-beda. Hal ini
dipengaruhi oleh B. dorsalis yang meletakkan
telurnya pada buah cabai tidak bersamaan. Buah
cabai yang telah membusuk diduga larva yang ada
dalam buah sudah aktif memakan daging buah.
Menurut Meilin (2014), B. dorsalis menimbulkan
kerusakan pada buah cabai karena aktivitas lalat
betina yang meletakan telurnya pada buah,
sebagian buah yang terserang akan membusuk
akibat larva lalat terdapat didalam buah.
Imago B. dorsalis muncul juga
dipengaruhi oleh siklus hidupnya. Mengacu pada
Putra (1997), bahwa larva melewati tiga instar
dalam waktu 7-10 hari. Selanjutnya larva akan
berkembang menjadi pupa. Menurut Wahyono
(2004), masa pupa membutuhkan waktu 7-9 hari
tergantung dengan keadaan lingkungan. Informasi
tentang kemunculan Bactrocera telah dilaporkan
sebelumnya oleh Deni (2016), melaporkan bahwa
kemunculan imago B. cucurbitae pada 10 buah
yang diamati tidak muncul secara bersamaan
disebabkan saat lalat betina meletakkan telurnya
tidak secara bersamaan sehingga kemunculan
imago akan berbeda.
Siklus hidup Bactrocera dari telur sampai
imago berlangsung selama kurang lebih 27 hari
(Siwi, 2005). Selain itu siklus hidup Bactrocera
juga berlangsung 23-34 hari (Rosmaini dkk.,
2014). Pada pengamatan yang telah dilakukan
kemunculan imago B. dorsalis dari buah cabai
keriting dapat berkembang menjadi imago dalam
13 hari. Karena sebelumnya tahap larva sudah
aktif dalam daging buah dan cepat mengalami
masa pupa sampai menjadi imago.
14
13
12
12
12
11
Kriteria buah
cabai keriting
11
10
10
Jumlah Individu
Tabel 1. Kepadatan populasi B. dorsalis pada
buah cabai keriting mengkal dan
matang
8
8
6
6
6
4
4
Jumlah
individu
Kepadatan
populasi
Buah matang
51
1,7
Buah mengkal
42
1,4
Total
93
3,1
Rata-rata
1,55
2
0
9
10
11
12
13
waktu pengamatan (hari)
Gambar 1. Diagram Kemunculan imago B.
dorsalis pada buah cabai keriting mengkal dan
matang yang diperoleh dari Korong Koto Bangko
Nagari Sungai Sirah Kuranji Hulu Kecamatan
Sungai Geringging Kabupaten Padang Pariaman
mengkal=
matang=
Kepadatan populasi B. dorsalis yang
diperoleh dari hasil pengamatan buah cabai
keriting rata-rata 1,55 individu/buah bila ditinjau
dari kepadatan populasi B. dorsalis pada cabai
keriting mengkal dan matang. Jumlah imago B.
dorsalis pada masing-masing buah cabai keriting
memiliki jumlah yang berbeda-beda, imago B.
dorsalis diduga meletakkan telur dalam jumlah
yang berbeda sehingga menyebabkan imago pada
masing-masing buah cabai tidak sama banyak.
Mengacu pada Kardinan (2003) satu individu
Bactrocera betina mampu meletakkan telur 1-10
butir sebanyak satu kali dalam satu buah secara
berkelompok, dalam sehari mampu meletakkan
sampai 40 butir telur pada inangnya sedangkan
Menurut Putra (1997), bahwa Bactrocera betina
mampu meletakkan telur berkisar antara 2-15
butir setiap periode. Setiap Bactrocera betina
mampu meletakkan telur sekitar 800 butir selama
masa peletakan telur. Menurut Tariyani dkk
(2013) banyak atau sedikitnya Bactrocera pada
satu buah berhubungan dengan besar kecilnya
buah yang diserang. Buah yang berukuran besar
menyediakan tempat dan ketersediaan pakan yang
besar untuk larva lalatsehingga dapat meletakkan
telur dalam jumlah yang banyak.
Kepadatan populasi B. dorsalis pada
buah cabai keriting matang lebih tinggi dari pada
buah cabai keriting mengkal hal ini Menurut Kalie
(1992) dalam Herlinda dkk (2007) tingkat
kerusakan buah cabai matang lebih tinggi dari
pada yang mengkal, karena buah yang matang
mengeluarkan aroma ekstraksi ester, asam organik
dan tekstur lebih lunak sehingga mengundang B.
dorsalis untuk datang meletakan telur. Populasi B.
dorsalis pada buah caba keritingi dapat
dipengaruhi jumlah telur yang diletakkan oleh
lalat betina kedalam buah cabai. Menurut Tariyani
dkk (2013) selain jumlah telur yang diletakkan
dalam buah kepadatan populasi juga tergantung
pada kelolosan hidup dari larva hingga menjadi
imago.
Selama pengamatan kemunculan imago,
B. dorsalis berkembang pada suhu ruang 270C 290C dan kelembaban 69-78%. Pada suhu dan
kelembaban tersebut perkembangan imago yang
muncul tidak terlalu lama karena pada hari ke 9
sudah terjadi kemunculan imago. Menurut Ginting
(2009) B. dorsalis akan cepat berkembang pada
suhu 25-30 0C, dan Kelembaban antara 62-90%.
SIMPULAN DAN SARAN
Imago B. dorsalis muncul pada hari
pengamatan ke-9 sampai dengan hari ke-13.
Kepadatan populasi B.dorsalis pada buah cabai
keriting rata-rata 1,55 individu/buah. Disarankan
kepada para petani untuk memusnahkan buah
cabai yang telah busuk, karena didalam buah ratarata terdapat B. dorsalis. Untuk penelitian
selanjutnya disarankan untuk menghitung
kepadatan lalat buah dilapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Borror, Tripleton & Johnson. 1992. Pengenalan
Pelajaran
Serangga
(Terjemahan
Soetiyono). Gajah Mada University Press:
Yogyakarta
Deni F. S. 2016. Kepadatan Populasi Lalat Buah
Bactrocera cucurbitae Pada Buah Pare
(Momordica charantia L.). Skripsi. Padang:
Program Studi Pendidikan Biologi
Ginting, R. 2009. Keanekaragaman Lalat Buah
(Diptera: Tephritidae) di Jakarta, Depok,
dan Bogor sebagai Bahan Kajian
Penyusunan Resiko Hama. Tesis. Bogor:
Institut Pertanian Bogor.
Harpenas, Asep & R. Dermawan. 2009. Budidaya
Cabai Unggul. Swadaya: Jakarta.
Herlinda, S., Zuroaidah, Yulia, P., Sunar, S., &
Triani, A. 2008. Spesies Lalat Buah yang
Menyerang Sayuran Solanaceae dan
Cucurbitaceae di Sumatera Selatan.
Hortikultura 18(2):212-220.
Herlinda, S. R. Mayasari., T, Adam., & Y,
Pujiastuti. 2007. Populasi Dan Serangan
Lalat Buah Bactrocera dorsalis (Hendel)
(Diptera: Tephritidae) Serta Potensi
Parasitoidnya Pada Pertanaman Cabai
(Capsicum annuum L.). Kongres Ilmu
Pengetahuan Wilayah Indonesia Bagian
Barat. 1-13.
Kardinan, A. 2003. Tanaman Pengendali Lalat
Buah. AgroMedia Pustaka: Jakarta
Meilin, A. 2014. Hama Dan Penyakit Pada
Tanaman Cabai serta Pengendaliannya.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian:
Jambi
Putra, N. S. 1997. Hama Lalat Buah dan
Pengendaliannya . Kanisius: Yogyakarta
Rosmaini E., Elviansyah., Swaluddin.2014.
Identifikasi
Lalat
Buah
Kabupaten
Simalungun.
Belawan:
Balai
besar
Karantina Pertanian
Siwi, S. S. 2005. Eko-Biologi Hama Lalat Buah.
Bogor : Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan
Bioteknologi
dan
Sumberdaya Genetik Pertanian.
Suin, N. M. 2002. Metode Ekologi. Universitas
Andalas
Sudjana.
2005.
Bandung.
Metode
Statistika .Tarsito:
Tariyani., J. A. Patty., & V. G. Siahaya. 2013.
Identifikasi Lalat Buah (Bactrocera Spp)
Di Chili, Bitter Melon, Jambu dan Jambu
Bol Di Kota Ambon. Agrologia 2 (1): 7385.
Wahyono.,T. Tarigans, N. 2004. Perbanyakan
lalat
buah
(Bactrocera
dorsalis)
dilaboratorium. Temu Teknis Nasional
Tenaga Fungsional pertanian: Bogor
CABAI (Capsicum annum L.)
Eka Nayla Putri, Jasmi, Yosmed Hidayat
Program Studi Pendidikan Biologi
STKIP PGRI Sumatera Barat
Email: [email protected]
ABSTRACT
Bactrocera dorsalis can caused destroy on chilliescurls. Chilies are attacked will easily decay and
fall, it may cause harm if chilies attacked in totally. The higher populations of B. dorsalis can increased
percentage of attacks. Therefore, this research was done to deter mine population density of B. dorsalis in
chillies (Capsicum annuum L.), in order to determine the appearance of B. dorsalis as well as population
density B. dorsalis in chilies. This research was conducted on October 2016. Criteria curly chili pieces
collected in this research was determined by purposive sampling chilli curls mature and with damage to
different criteria. Population density calculation performed on B. dorsalis that emerged during the
maintenance process. The results showed the imago of B. dorsalis derived from chili mature and frizzy halfbaked detected at day 9. On day 9 and 10 imago B. dorsalis that appears is 18 individuals/fruit. B. dorsalis
that appears has increase at day 11 by 23 individuals/fruit and day 12 as many as 24 individuals/fruit. While
on day 13 B. dorsalis appear 10 individuals/fruit. The population density of B. dorsalis in chilies is 1.55
individual/fruit, on chilies curly mature is 1.7 / fruit while chilies curly half-baked is 1.4 individuals/fruit.
Based on the results of this research wecan concluded that B. dorsalis population densities was found is 1.55
individual/fruit.
Keywords: population density, chili curly, Bactrocera dorsalis
PENDAHULUAN
Lalat
buah
merupakan
serangga
kelompok insekta yang memanfaatkan buahbuahan dalam siklus hidupnya, tubuh berukuran
kecil sampai sedang yang biasanya mempunyai
sayap berpita (Borror dkk., 1992). Organisme ini
terdapat pada berbagai macam sayuran buah dari
famili Cucurbitaceae seperti pare, ketimun, labu
siam dan famili Solanaceae seperti terung dan
cabai. Spesies lalat buah yang umum ditemukan
pada famili Solanaceae yaitu Bactrocera dorsalis
(Herlinda dkk., 2008).
B. dorsalis merupakan salah satu jenis
serangga pada beberapa jenis buah-buahan, larva
lalat buah ini memakan bagian dalam buah
sehingga mengakibatkan pembusukkan dan
akhirnya gugur (Putra, 1997). B. dorsalis
menyebabkan kerusakan pada buah yang masih
muda, mengkal dan matang. Gejala awal terlihat
dari adanya titik hitam pada bagian buah karena
aktivitas lalat buah yang memasukan telurnya
pada buah. Telur tersebut akan menetas dan
berkembang di dalam buah. Larva yang terdapat
didalam buah menimbulkan kerusakan dari dalam,
buah menjadi berwarna kuning pucat dan layu
(Meilin, 2014). Sebagian buah yang terserang
akan mudah gugur sebelum kematangan yang
diinginkan, hal ini akan menyebabkan kerugian
apabila terserang dalam jumlah yang sangat
banyak.
Cabai merupakan tanaman perdu dari
famili Solanaceae. Tanaman cabai memiliki
variasi tipe pertumbuhan dan bentuk buah yang
berbeda. Masyarakat umumnya hanya mengenal
beberapa jenis cabai salah satunya adalah cabai
keriting (Capsicum annum L.) Cabai keriting
memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin
yang baik sehingga banyak digunakan untuk
keperluan rumah tangga dan industri makanan
(Harpenas dkk., 2009). Informasi tentang serangan
B. dorsalis pada buah cabai telah dilaporkan
sebelumnya yang menunjukkan bahwa serangan
B. dorsalis pada pertanaman cabai tidak hanya
pada buah yang sudah matang tetapi juga
menyerang buah yang masih mengkal (Herlinda
dkk., 2007). Sehubungan dengan uraian diatas
maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kemunculan imago B. dorsalis pada buah cabai
keriting serta untuk mengetahui kepadatan
populasi lalat buah B.dorsalis pada buah cabai
keriting.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini telah dilaksanakan pada
bulan Oktober 2016. Buah cabai dikoleksi
dikorong Koto Bangko Kenagarian Sungai Sirah
Kuranji Hulu Kecamatan Sungai Geringging dan
proses pemeliharaan buah cabai di Laboratorium
Zoologi STKIP PGRI Sumatera Barat. Penentuan
sampel buah cabai dengan metode purposive
sampling yaitu cabai keriting matang dan cabai
keriting mengkal dengan kriteria kerusakan yang
berbeda.
Perhitungan
kepadatan
populasi
dilakukan pada B. dorsalis yang muncul selama
proses rearing dilakukan.
Kerja
di
laboratorium
kotak
pemeliharaan disusun rapat, Setelah itu
pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat
kemunculan imago. Imago lalat buah B. dorsalis
yang muncul dikoleksi dan dimasukkan kedalam
botol yang berisi alkohol 70% dan beri label,
kemudian lakukan penghitungan imago B.
dorsalis.
Pengukuran suhu dilakukan dalam ruang
laboratorium dengan menggunakan termometer.
Termometer digantungkan salah satu sisi ruangan,
kemudian dibiarkan selama 15 menit, lalu
diangkat dan dicatat suhunya. Pengukuran suhu
dilakukan untuk menentukan suhu ruangan
laboratorium. Untuk mengetahui kelembaban
udara maka digunakan alat higrometer.
Higrometer diletakkan pada salah satu sisi
ruangan, kemudian dibiarkan selama 15 menit,
lalu diangkat dan dicatat kelembabannya.
Pengukuran kelembaban dilakukan untuk
mengetahui kelembaban udara dalam ruangan
laboratorium.
Analisis
data
bertujuan
untuk
menghitung kepadatan populasi B. dorsalis yang
ditemukan. analisis data menggunakan rumus
sebagai berikut:
1. Perhitungan kepadatan populasi B. dorsalis
merujuk pada Suin (2002), yang telah
dimodifikasi.
�� =
Jumlah individu
Buah
2. Perhitungan uji t pada penelitian ini merujuk
pada Sudjana (2005), yang telah dilakukan
modifikasi
t=�
�1 − �2
1
1
+
�1 �2
dengan � 2 =
(� 1 − 1) �12 + (� 2 − 1)�22
�1 + �2 − 2
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kemunculan B. dorsalis pada buah cabai
keriting muncul hari pengamatan ke-9 sampai
dengan hari ke-13. Imago pada hari ke-9 dan ke10 imago muncul 18 individu yang berasal dari
cabai matang dan mengkal, selanjutnya imago
yang muncul pada hari ke-11 dan ke-12
mengalami peningkatan 23-24 individu, pada hari
ke-13 imago muncul sedikit yaitu 10
individu/buah. B. dorsalis yang muncul setiap hari
pengamatan tidak muncul secara bersamaan dan
memiliki jumlah yang berbeda-beda. Hal ini
dipengaruhi oleh B. dorsalis yang meletakkan
telurnya pada buah cabai tidak bersamaan. Buah
cabai yang telah membusuk diduga larva yang ada
dalam buah sudah aktif memakan daging buah.
Menurut Meilin (2014), B. dorsalis menimbulkan
kerusakan pada buah cabai karena aktivitas lalat
betina yang meletakan telurnya pada buah,
sebagian buah yang terserang akan membusuk
akibat larva lalat terdapat didalam buah.
Imago B. dorsalis muncul juga
dipengaruhi oleh siklus hidupnya. Mengacu pada
Putra (1997), bahwa larva melewati tiga instar
dalam waktu 7-10 hari. Selanjutnya larva akan
berkembang menjadi pupa. Menurut Wahyono
(2004), masa pupa membutuhkan waktu 7-9 hari
tergantung dengan keadaan lingkungan. Informasi
tentang kemunculan Bactrocera telah dilaporkan
sebelumnya oleh Deni (2016), melaporkan bahwa
kemunculan imago B. cucurbitae pada 10 buah
yang diamati tidak muncul secara bersamaan
disebabkan saat lalat betina meletakkan telurnya
tidak secara bersamaan sehingga kemunculan
imago akan berbeda.
Siklus hidup Bactrocera dari telur sampai
imago berlangsung selama kurang lebih 27 hari
(Siwi, 2005). Selain itu siklus hidup Bactrocera
juga berlangsung 23-34 hari (Rosmaini dkk.,
2014). Pada pengamatan yang telah dilakukan
kemunculan imago B. dorsalis dari buah cabai
keriting dapat berkembang menjadi imago dalam
13 hari. Karena sebelumnya tahap larva sudah
aktif dalam daging buah dan cepat mengalami
masa pupa sampai menjadi imago.
14
13
12
12
12
11
Kriteria buah
cabai keriting
11
10
10
Jumlah Individu
Tabel 1. Kepadatan populasi B. dorsalis pada
buah cabai keriting mengkal dan
matang
8
8
6
6
6
4
4
Jumlah
individu
Kepadatan
populasi
Buah matang
51
1,7
Buah mengkal
42
1,4
Total
93
3,1
Rata-rata
1,55
2
0
9
10
11
12
13
waktu pengamatan (hari)
Gambar 1. Diagram Kemunculan imago B.
dorsalis pada buah cabai keriting mengkal dan
matang yang diperoleh dari Korong Koto Bangko
Nagari Sungai Sirah Kuranji Hulu Kecamatan
Sungai Geringging Kabupaten Padang Pariaman
mengkal=
matang=
Kepadatan populasi B. dorsalis yang
diperoleh dari hasil pengamatan buah cabai
keriting rata-rata 1,55 individu/buah bila ditinjau
dari kepadatan populasi B. dorsalis pada cabai
keriting mengkal dan matang. Jumlah imago B.
dorsalis pada masing-masing buah cabai keriting
memiliki jumlah yang berbeda-beda, imago B.
dorsalis diduga meletakkan telur dalam jumlah
yang berbeda sehingga menyebabkan imago pada
masing-masing buah cabai tidak sama banyak.
Mengacu pada Kardinan (2003) satu individu
Bactrocera betina mampu meletakkan telur 1-10
butir sebanyak satu kali dalam satu buah secara
berkelompok, dalam sehari mampu meletakkan
sampai 40 butir telur pada inangnya sedangkan
Menurut Putra (1997), bahwa Bactrocera betina
mampu meletakkan telur berkisar antara 2-15
butir setiap periode. Setiap Bactrocera betina
mampu meletakkan telur sekitar 800 butir selama
masa peletakan telur. Menurut Tariyani dkk
(2013) banyak atau sedikitnya Bactrocera pada
satu buah berhubungan dengan besar kecilnya
buah yang diserang. Buah yang berukuran besar
menyediakan tempat dan ketersediaan pakan yang
besar untuk larva lalatsehingga dapat meletakkan
telur dalam jumlah yang banyak.
Kepadatan populasi B. dorsalis pada
buah cabai keriting matang lebih tinggi dari pada
buah cabai keriting mengkal hal ini Menurut Kalie
(1992) dalam Herlinda dkk (2007) tingkat
kerusakan buah cabai matang lebih tinggi dari
pada yang mengkal, karena buah yang matang
mengeluarkan aroma ekstraksi ester, asam organik
dan tekstur lebih lunak sehingga mengundang B.
dorsalis untuk datang meletakan telur. Populasi B.
dorsalis pada buah caba keritingi dapat
dipengaruhi jumlah telur yang diletakkan oleh
lalat betina kedalam buah cabai. Menurut Tariyani
dkk (2013) selain jumlah telur yang diletakkan
dalam buah kepadatan populasi juga tergantung
pada kelolosan hidup dari larva hingga menjadi
imago.
Selama pengamatan kemunculan imago,
B. dorsalis berkembang pada suhu ruang 270C 290C dan kelembaban 69-78%. Pada suhu dan
kelembaban tersebut perkembangan imago yang
muncul tidak terlalu lama karena pada hari ke 9
sudah terjadi kemunculan imago. Menurut Ginting
(2009) B. dorsalis akan cepat berkembang pada
suhu 25-30 0C, dan Kelembaban antara 62-90%.
SIMPULAN DAN SARAN
Imago B. dorsalis muncul pada hari
pengamatan ke-9 sampai dengan hari ke-13.
Kepadatan populasi B.dorsalis pada buah cabai
keriting rata-rata 1,55 individu/buah. Disarankan
kepada para petani untuk memusnahkan buah
cabai yang telah busuk, karena didalam buah ratarata terdapat B. dorsalis. Untuk penelitian
selanjutnya disarankan untuk menghitung
kepadatan lalat buah dilapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Borror, Tripleton & Johnson. 1992. Pengenalan
Pelajaran
Serangga
(Terjemahan
Soetiyono). Gajah Mada University Press:
Yogyakarta
Deni F. S. 2016. Kepadatan Populasi Lalat Buah
Bactrocera cucurbitae Pada Buah Pare
(Momordica charantia L.). Skripsi. Padang:
Program Studi Pendidikan Biologi
Ginting, R. 2009. Keanekaragaman Lalat Buah
(Diptera: Tephritidae) di Jakarta, Depok,
dan Bogor sebagai Bahan Kajian
Penyusunan Resiko Hama. Tesis. Bogor:
Institut Pertanian Bogor.
Harpenas, Asep & R. Dermawan. 2009. Budidaya
Cabai Unggul. Swadaya: Jakarta.
Herlinda, S., Zuroaidah, Yulia, P., Sunar, S., &
Triani, A. 2008. Spesies Lalat Buah yang
Menyerang Sayuran Solanaceae dan
Cucurbitaceae di Sumatera Selatan.
Hortikultura 18(2):212-220.
Herlinda, S. R. Mayasari., T, Adam., & Y,
Pujiastuti. 2007. Populasi Dan Serangan
Lalat Buah Bactrocera dorsalis (Hendel)
(Diptera: Tephritidae) Serta Potensi
Parasitoidnya Pada Pertanaman Cabai
(Capsicum annuum L.). Kongres Ilmu
Pengetahuan Wilayah Indonesia Bagian
Barat. 1-13.
Kardinan, A. 2003. Tanaman Pengendali Lalat
Buah. AgroMedia Pustaka: Jakarta
Meilin, A. 2014. Hama Dan Penyakit Pada
Tanaman Cabai serta Pengendaliannya.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian:
Jambi
Putra, N. S. 1997. Hama Lalat Buah dan
Pengendaliannya . Kanisius: Yogyakarta
Rosmaini E., Elviansyah., Swaluddin.2014.
Identifikasi
Lalat
Buah
Kabupaten
Simalungun.
Belawan:
Balai
besar
Karantina Pertanian
Siwi, S. S. 2005. Eko-Biologi Hama Lalat Buah.
Bogor : Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan
Bioteknologi
dan
Sumberdaya Genetik Pertanian.
Suin, N. M. 2002. Metode Ekologi. Universitas
Andalas
Sudjana.
2005.
Bandung.
Metode
Statistika .Tarsito:
Tariyani., J. A. Patty., & V. G. Siahaya. 2013.
Identifikasi Lalat Buah (Bactrocera Spp)
Di Chili, Bitter Melon, Jambu dan Jambu
Bol Di Kota Ambon. Agrologia 2 (1): 7385.
Wahyono.,T. Tarigans, N. 2004. Perbanyakan
lalat
buah
(Bactrocera
dorsalis)
dilaboratorium. Temu Teknis Nasional
Tenaga Fungsional pertanian: Bogor