BUDAYA MELANGGAR LALU LINTAS DALAM METOD

FENOMENA BUDAYA MELANGGAR LALU LINTAS
MENGENAI METODE PENYEBRANGAN JALAN DI
SEKITAR KAMPUS UNIVERSITAS PENDIDIKAN
INDONESIA

LAPORAN PENELITIAN
diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Sosial dan Budaya
Dosen Pengampu : Prof. Dr. M. Abdul Somad, M.Pd.
Asep Dahliyana, S.Pd., M.Pd.

disusun oleh :

Yogi
Ghazi Humam Fauzan
Toni Kurrokhmat
Qori Zulia Rahma
Romy Oktapiana
Oriza Agtia Putra

1405910
1500039

1500220
1500465
1504098
1505402

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan
segala kenikmatan kepada kita semua, baik kenikmatan hidayatul islam wal
hidayatul iman maupun kenikmatan berupa kesehatan dan kelapangan sehingga
kami dapat menyelesaikan penulisan laporan penelitian yang berjudul “Fenomena
Budaya Melanggar Lalu Lintas Mengenai Metode Penyebrangan Jalan di Sekitar
Kampus Universitas Pendidikan Indonesia”.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahlimpahkan kepada junjungan dan
panutan kita semua, nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga kepada
para keluarganya, shahabatnya, dan semua yang mengikutinya dengan baik.
Tak lupa ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. M.
Abdul Somad, M.Pd. dan Bapak Asep Dahliyana, S.Pd., M.Pd. selaku dosen
pengampu Mata Kuliah Pendidikan Sosial dan Budaya yang telah membimbing
(setelah Allah subhanahu wa ta’ala), sehingga kami dapat menyusun laporan
penelitian ini.
Ada beberapa hal yang akan dipaparkan dalam laporan ini mengenai hasil
penelitian yang telah kami lakukan, diantaranya tingkat kesadaran dan
implementasinya akan peraturan dalam penyebrangan jalan oleh pejalan kaki.
Namun tentunya laporan yang telah kami susun ini tidak lepas dari berbagai
kekurangan, dan besar harapan kami teruntuk pembaca sekiranya dapat
memberikan masukan-masukan yang membangun.

Bandung, 1 Desember 2016

Penyusun

i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................... ii
DAFTAR DIAGRAM.......................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Peraturan atau Undang-undang Mengenai Penyebrangan Jalan..............3
B. Manfaat Menyebrang Melalui Zebra Cross dan Tingkat Realisasi
Penyebrang Jalan akan Peraturan tersebut.................................................3
C. Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Kecelakaan Saat Menyebrang
Jalan.....................................................................................................................4

BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian................................................................................................ 6

B. Partisipan..............................................................................................................6
C. Sampel Penelitian................................................................................................6
D. Instrumen Penelitian.......................................................................................... 6
E. Prosedur Penelitian.............................................................................................7

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan.................................................................................................................9
B. Pembahasan....................................................................................................... 11

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ii

A. Kesimpulan....................................................................................................... 13
B. Saran................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 14
LAMPIRAN..................................................................................... 15

DAFTAR DIAGRAM


Diagram 4.1.................................................................................................................... 9
Diagram 4.2.................................................................................................................... 9
Diagram 4.3.................................................................................................................. 10
Diagram 4.4.................................................................................................................. 10
Diagram 4.5.................................................................................................................. 11

iii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman, hampir setiap detik kehidupan kita tidak lepas
dari teknologi, kendaraan bermotor misalnya. Setiap jalan yang kita lihat tentunya
tidak pernah sepi dari kendaraan bermotor. Namun di samping itu, terdapat
masalah yang sebenarnya mesti kita perhatikan, yakni kecelakaan lalu lintas, baik
dilihat dari pihak berkendara maupun dari pejalan kaki.
Kecelakaan saat menyebrang jalan contohnya. Ironi ketika melihat saudara
kita tertabrak kendaraan dan akhirnya terluka, atau bahkan sampai merenggut

nyawa. Menurut Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Kota Depok Komisaris Sutomo,
beliau mengatakan bahwa minimnya infrastruktur membuat pejalan kaki rentan
menjadi korban kecelakaan di sejumlah lokasi. Sejak Januari hingga Agustus 2016,
di Depok terjadi 37 kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pejalan kaki sebagai
korban. Jumlah korban mencapai 46 orang, dua di antaranya meninggal, 37 luka
berat, dan sisanya luka ringan.
Tentunya bukan hanya minimnya infrastrukur saja yang menjadi penyebab
kecelakaan saat menyebrang jalan, namun bisa juga diakibatkan oleh
ketidakpedulian pejalan kaki akan aturan dalam menyebrang jalan. Oleh karena
itu, penyusun merasa terpanggil guna membahas fenomena budaya melanggar lalu
lintas mengenai metode penyebrangan jalan di sekitar kampus Universitas
Pendidikan Indonesia yang memang ini merupakan hal besar namun dianggap
kecil oleh pejalan kaki.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, timbul masalah-masalah sebagai berikut :

1

2


1. Apa saja peraturan atau undang-undang mengenai penyebrangan jalan?
2. Apa manfaat menyebrang jalan melalui Zebra Cross?
3. Apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan saat
menyebrang jalan dan bagaimana solusinya?
4. Bagaimana tingkat kesadaran dari penyebrang jalan akan aturan tersebut?

C. Tujuan
Berdasarkan masalah yang ada, dalam penyusunan laporan observasi ini,
penyusun bertujuan untuk :
1. Mengetahui peraturan atau undang-undang mengenai penyebrangan
jalan.
2. Mengetahui Manfaat Menyebrang Melalui Zebra Cross dan Tingkat
Realisasi Penyebrang Jalan akan Peraturan tersebut
3. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan saat
menyebrang jalan.
4. Mengetahui tingkat kesadaran dari penyebrang jalan akan aturan tersebut.
5. Mengetahui

solusi


menyebrang jalan.

yang

dapat

menanggulangi

kecelakaan

saat

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Peraturan atau Undang-undang Mengenai Penyebrangan Jalan
Pejalan kaki yang menyeberang jalan tidak pada tempatnya memang perlu
ditertibkan karena risiko mendapat kecelakaan sangat tinggi. Namun, tak banyak
Zebra Cross maupun jembatan penyeberangan yang tersedia bagi pejalan kaki,

termasuk di tempat-tempat yang arus lalu lintas sangat padat. Karena faktor
tersebut, penyebrang jalan akhirnya mencoba mengambil jalan pintas guna
menyebrang jalan.
Tentunya pihak pemerintah menginginkan warga negaranya selamat berlalu
lintas khususnya dalam menyebrang jalan. Oleh karena itu, pemerintah membuat
peraturan mengenai penyebrangan jalan yang diatur dalam Undang-undang
Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan, pejalan kaki yang
menyeberang sembarangan bisa ditilang. Jika kedapatan menyeberang tak di
jembatan penyeberangan atau Zebra Cross, pihak berwajib akan memberikan
sanksi tilang berupa denda sebesar Rp 250.000,00. Namun tetap kita pahami
bahwa itu semua adalah untuk kita semua agar disiplin dalam menyebrang jalan
yang akhirnya dapat menjadi sebab selamatnya kita dari kecelakaan saat
menyebrangi jalan tersebut.

B. Manfaat Menyebrang Melalui Zebra Cross dan Tingkat Realisasi
Penyebrang Jalan akan Peraturan tersebut
Zebra Cross merupakan salah satu fasilitas yang melengkapi tata tertib lalu
lintas dijalanan. Tujuan adanya fasilitas ini adalah untuk menjamin

keamanan


para penyeberang jalan. Tetapi tidak semua jalanan pun tersedia fasilitas tersebut,
yang menyebabkan masih banyak penyebrang jalan yang seenaknya menyebrang.

3

4

Zebra Cross adalah simbol yang menandakan perlidungan terhadap para
pejalan kaki yang hendak menyeberang, penyebrang jalan yang menggunakan
fasilitas ini memiliki hak yang khusus untuk didahulukan dan diberi kesempatan
untuk berjalan.
Namun jika tidak menggunakan zebracross saat menyebrang, muncul resiko
yang menanti, yaitu tertabrak dengan kendaraan yang sedang melintas. Menurut
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Kota Depok Komisaris Sutomo, beliau
mengatakan, minimnya infrastruktur membuat pejalan kaki rentan menjadi korban
kecelakaan di sejumlah lokasi. Sejak Januari hingga Agustus 2016, di Depok
terjadi 37 kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pejalan kaki sebagai korban.
Jumlah korban mencapai 46 orang, dua di antaranya meninggal, 37 luka berat, dan
sisanya luka ringan.

Kecelakaan yang tentunya tidak diinginkan bisa dicegah dan diminimalisir
dengan budaya tertib berlalu-lintas menggunakan fasilitas seperti Zebra Cross
ini. Memang belum banyak orang yang mengerti dan menyadari fungsi dan
kegunaan fasilitas tersebut. Maka diperlukan pengenalan atau sosialisasi yang
lebih efektif guna menanggulangi hal tersebut.

C. Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Kecelakaan Saat Menyebrang
Jalan
Ada banyak

faktor

yang

menyebabkan

terjadinya kecelakaan

saat

menyebrangi jalan, diantaranya :
1. Tidak menggunakan fasilitas Zebra Cross saat menyebrang.
Karenanya tidak ada kekhususan lagi untuk didahulukan menyebrang,
sehingga kemungkinan tertabrak kendaraan sangat besar.
2. Tidak menengok ke samping kanan dan ke samping kiri saat
menyebrang.
Sangat rawan terjadi kecelakaan jika kita tidak menengok terlebih

5

dahulu.
3. Tidak memberi isyarat menyebrang jalan kepada pengguna kendaraan.
Akibatnya pengendara kendaraan tidak mengetahui bahwa penyebrang
tersebut akan menyebrang, sehingga rentan tertabrak.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah dengan membuat suatu survei yang
menitikberatkan pada bagaimana tingkat pemahaman pejalan kaki akan peraturan
dalam menyebrangi jalan dan bagaimana tingkat realisasi mereka terhadap aturan
tersebut. Kami memberikan suatu angket yang berisikan beberapa poin pertanyaan
yang akan dipaparkan selanjutnya pada bab ini. Selanjutnya, kami akan
mempersentasekan hasil survei dan akan menarik kesimpulan dari hasil penelitian
yang telah dilakukan.

B. Partisipan
Partisipan yang terlibat dalam penetitian ini adalah penyusun yang berstatus
sebagai mahasiswa tingkat dua pada Program Studi Pendidikan Teknik Mesin.

C. Sampel Penelitian
Dalam penelitian yang penyusun lakukan, kami mengambil sebanyak tiga
puluh orang yang terdiri mahasiswa dan pedagang untuk dijadikan sebagai sasaran
penelitian.

D. Instrumen Penelitian
Instrumen/ alat pengumpul data yang kami pergunakan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan angket. Angket yang dimaksud adalah sebagai
berikut :
1. Apakah anda tahu tentang aturan wajibnya menyebrang pada Zebra
Cross?

6

7

a) Ya, saya mengetahui

b) Tidak, saya tidak mengetahui

2. Apakah anda merasa terbantu dengan adanya Zebra Cross saat
menyebrangi jalan raya?
a) Ya, saya sangat terbantu

b) Biasa saja

c) Tidak

3. Apakah anda merasa aman jika menyebrang jalan raya melalui Zebra
Cross?
a) Ya, saya sangat aman

b) Biasa saja

c) Tidak

4. Apakah anda selalu menyebrang jalan raya pada Zebra Cross?
a) Ya, selalu

b) Kadang-kadang

c) Tidak pernah

5. Apakah anda pernah menyebrang jalan raya tidak pada Zebra Cross?
a) Ya, selalu

b) Kadang-kadang

c) Tidak pernah

6. Apakah anda menegur jika ada orang yang menyebrang jalan tidak pada
Zebra Cross?
a) Ya, selalu

b) Kadang-kadang

c) Tidak pernah

7. Apakah anda mulai sekarang akan menyebrang di jalan raya pada Zebra
Cross?
a) Ya, diusahakan

b) Tidak janji

c) Tidak mau

E. Prosedur Penelitian
Setelah penyusun membuat angket untuk penelitian ini, kami menjadwalkan
melakukan penelitian dengan menyebar angket pada hari Rabu, 23 November
2016. Setelah mempersiapkan angket, kami segera menyebar angket tersebut

8

kepada tiga puluh orang dari kalangan mahasiswa dan pedagang. Kemudian
setelah mendapatkan data hasil survei, kami akan melakukan analisis dan
mempersentasekan hasil survei tersebut.

BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan
Berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan terhadap tiga puluh orang
dengan menggunakan survei melalui angket, kami mendapati hasil survei yang
bervariasi. Hal ini bisa kita lihat pada diagram di bawah ini,

Pada Diagram 4.1, menunjukkan
bahwasanya
3,3%

hampir

semua

atau

sekitar 93,3% objek penelitian kami
ini

menyadari

memahami

akan

atau
adanya

bahkan
aturan

menyebrang jalan melalui Zebra

93,3%

Cross. Adapun sekitar 3,3% dari
mereka

mungkin

belum

sempat

mendapatkan informasi akan aturan
ini.

Diagram 4.1

Pada
meninjau

Diagram

4.2,

kebermafaatan

yang
Zebra

Cross, sekitar 70% dari mereka
30%

menyadari

adanya

manfaat

menyebrang jalan melalui Zebra
70%

Cross. Disamping lebih aman, juga
penyebrang jalan juga diprioritaskan
dalam menyebrang jalan.

Diagram 4.2
70%

9

10

Pada Diagram 4.3, sebanyak 40%
penyebrang jalan merasa aman dalam

13%

menyebrang
40%

Cross,

melalui

Zebra

adapula

yang

jalan

namun

menganggapnya biasa saja karena

46,6%

mungkin belum tergerak merasakan
manisnya taat pada aturan. Akan
tetapi,

Diagram 4.3

hal

terheran adalah ketika

yang

membuat

empat

kami
orang

menganggap menyebrang jalan melalui Zebra Cross itu dianggap suatu yang tidak
aman, entah apa alasannya.
Pada Diagram 4.4, membahas tentang
bagaimana

aktivitas

keseharian

penyebrang jalan saat menyebrangi
13,3%

jalan

raya,

hasilnya

cukup

mengejutkan. Sekitar 86 % dari tiga
puluh orang yang kami survei, mereka
86,6%

menyatakan

kadang-kadang

dalam

menyebrang jalan melalui Zebra Cross.
Artinya bahwa mereka sebenarnya
mengetahui aturan penyebrangan jalan,
Diagram 4.4

namun mereka kadang-kadang dalam

menaatinya. Hal ini menunjukan tingkat kesadaran penyebrang jalan masih jauh
dari yang diharapkan.

70%

11

Pada

Diagram

4.5,

meninjau

aktivitas keseharian penyebrang saat
3,3%
6,6%

menyebrangi jalanan yang bukan pada
tempatnya, hasilnya sangat mengejutkan,
sesuai dengan pembahasan diagram 4.4

90%

diatas.

Kadang-kadang

dimana

saja,

berarti

menyebrang
menunjukkan

bahwasannya mereka sebenarnya tahu
aturan, hanya saja mereka tidak taan
pada aturan tersebut

Diagram 4.5

B. Pembahasan
Dalam pembahasan ini, kami menitikberatkan pada dua poin pembahasan.
Pertama meninjau pengetahuan penyebrang jalan terhadap aturan penyebrangan
jalan dan bagaimana tingkat kesadaran mereka akan aturan penyebrangan jalan
tersebut. Atas pertolongan dari Allah subhanahu wa ta’ala, penjelasan lebih lanjut
akan dibahas dibawah ini.
Oleh karena tujuan utama penyusun membuat penelitian ini adalah untuk
mengetahui tingkat kesadaran penyebrang jalan akan aturan penyebrangan jalan,
kami mencoba membahas inti permasalahan yang tertera pada Diagram 4.1 dan
Diagram 4.4. Dalam Diagram 4.1 yang membahas mengenai pengetahuan
penyebrang jalan akan aturan menyebrang melalui Zebra Cross, sekitar 93,3%
penyebrang jalan mengetahui adanya aturan menyebrang jalan, dan hanya
segelintir saja yang tidak mengetahui. Setelah mengetahui tingkat pengetahuan
penyebrang jalan pada aturan, kami mencoba meninjau tingkat kesadaran mereka
terhadap aturan tersebut yang terkandung dalam Diagram 4.4.

12

Dalam Diagram 4.4, secara mengejutkan sekitar 86,6% penyebrang jalan
menyatakan kadang-kadang menyebrang jalan melalui Zebra Cross. Hal ini tentu
menunjukkan bahwasannya mereka sebenarnya mengetahui aturan penyebrangan
jalan, namun mereka masih melakukan pelanggaran dengan menyebrang jalan
dimana saja. Padahal kebanyakan dari mereka mengetahui manfaat menyebrang
melalui Zebra Cross yang tentunya lebih aman, namun mungkin dikarenakan
terburu-buru atau zebra cross terlalu jauh, akhirnya mereka nekad menyebrang
jalan dimana saja, juga tentunya ini sebagai masukan kepada pemerintah guna
memfasilitasi penyebrang jalan dengan memperbanyak Zebra Cross maupun
jembatan penyebrangan.
Oleh karena banyak fenomena kecelakaan saat menyebrangi jalan, penyusun
sedikit memberikan solusi yang mungkin dapat menjadi faktor terhindarnya dari
kecelakaan saat menyebrangi jalan, diantaranya :
1. Sebaiknya menggunakan fasilitas Zebra Cross saat menyebrang.
Karenanya dengan kita menyebrang menggunakan fasilitas Zebra Cross,
maka pengendara kendaraan akan mendahulukan atau memprioritaskan
penyebrang jalan untuk menyebrang.
2. Terlebih dahulu menengok ke samping kanan dan ke samping kiri saat
menyebrang.
Dengan kita menengok kondisi sekitar terlebih dahulu, maka akan
membuat kita tenang saat menyebrang.
3. Memberi isyarat menyebrang jalan kepada pengguna kendaraan.
Memberikan isyarat baik berupa lambaian tangan kepada pengendara
agar pengendara paham maksud kita akan menyebrangi jalan dan sekaligus
salah satu cara yang efektif untuk menghalau kendaraan yang melintas,
4. Pemerintah segera membenahi infrastruktur jalan, khususnya Zebra
Cross ataupun jembatan penyebrangan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasar hasil temuan dan pembahasan, penyusun dapat menarik kesimpulan
bahwasannya sebagian besar objek penelitiani, mereka menyadari akan adanya
aturan tentang penyebrangan di jalan raya yakni harus melalui Zebra Cross.
Mereka juga mengetahui banyak manfaat dari menyebrang melalui Zebra Cross,
tetapi banyak dari kalangan mereka yang sengaja melanggar aturan ini yang ini
semakin menunjukan tingkat kesadaran hukum penyebrang jalan harus
ditingkatkan lagi.
Ketersediaan fasilitas penyebrangan jalanpun merupakan salah satu faktor
penyebrang jalan nekad melanggar. Mungkin dikarenakan Zebra Cross yang
jaraknya terlalu jauh, atau bahkan minimnya sarana penyebrangan yang lainnya
seperti jembatan penyebrangan jalan. Tentu hal tersebut menjadi bahan
pertimbangan.

B. Saran
Tidak banyak saran yang dapat penyusun berikan, adapun saran penyusun
adalah sebagai berikut
1. Perlunya bagi kita selaku pengguna jalan atau lebih khusus penyebrang
jalan untuk sadar akan aturan yang berlaku, karena aturan dibuat adalah
demi keselamatan kita juga.
2. Perlunya membiasakan untuk disiplin dalam segala aspek kehidupan,
diantaranya dalam menyebrang jalan.
3. Perlunya pemerintah memfasilitasi penyebrang jalan dengan memberikan
sarana penyebrangan jalan yang memadai dan proporsional.

13

DAFTAR PUSTAKA

Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan. Lembaran Negara RI Tahun 2009. Sekretariat
Negara. Jakarta.
Nugrahanti, Amanda Putri. (2016, 27 Agustus). Pejalan Kaki Bertaruh Nyawa di
Jalan Margonda. Harian Kompas [Online], halaman 27. Tersedia: http://
www.kompas.com [1 Desember 2016].

14

LAMPIRAN

15